kata pengantar - bandungkab.go.id bpbd tahun 2014.pdf · merupakan kebulatan kesepakatan bersama...
Post on 27-Feb-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas nikmat dan karunia yang
dilimpahkan kepada kita sehingga sampai saat ini kita masih dapat menjalankan tugas
dengan baik dan salah satunya adalah telah diselesaikannya Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014.
Dalam rangka terselenggaranya Pemerintah yang baik serta mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita – cita berbangsa dan bernegara
maka diterbitkan Undang – Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Tujuan penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah sebagai
wujud pertanggungjawaban kinerja yang terukur dan transparansi dalam menjalankan
pemerintahan yang baik. Selain itu merupakan evaluasi hasil pencapaian tujuan dan
sasaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014
sebagai penjabaran dari visi dan misi serta perencanaan strategik yang
mengidentifikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
sesuai dengan program dan kegiatan yang ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bandung ini dapat dijadikan bahan dalam peningkatan pelayanan kepada
masyarakat untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Bandung yang Repeh Rapih
Kertaraharja melalui pembangunan partisipatif yang berbasis religius, kultural dan
berwawasan lingkungan. Selain itu laporan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan, program/kegiatan dan merupakan perwujudan Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014.
Sebagai proses yang berkesinambungan dengan tahun sebelumnya maka isi
yang terkandung di dalam laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini
merupakan kebulatan kesepakatan bersama yang dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan secara bersama-sama pula oleh seluruh jajaran Badan
Penanggulangan bencana Daerah kabupaten Bandung. Kami sadar bahwa Laporan
Akuntabilitas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat konstruktif senantiasa kami nantikan untuk perbaikan atau penyempurnaan
dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas di tahun mendatang.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
2
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan bimbingan, sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Badan Penanggulangan bencana Daerah kabupaten Bandung tahun
2014 ini dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang diberikan.
Demikian laporan akuntabilitas ini disampaikan semoga bermanfaat khususnya
bagi Badan Penanggulangan bencana Daerah kabupaten Bandung dalam upaya
mewujudkan Good Governance dan juga bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Soreang, Maret 2015
KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN BANDUNG
TTD
M A R L A N, S.Ip.,M.Si
Pembina TK I
NIP. 19671223 198803 1 007
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
IKHTISAR EKSEKUTIF vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Gambaran Umum 6
1.2 Maksud dan Tujuan 6
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi 6
1.4 Struktur Organisasi BPBD 18
1.5 Kewenangan 18
1.6 Sistematika Penyajian 19
BAB II PERENCANAAN KINERJA 21
2.1 Rencana Strategik 21
2.2 Visi Misi BPBD Kabupaten Bandung 21
2.3 Tujuan dan Sasaran 24
2.4 Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja 24
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 29
A. Capaian Kinerja Organisasi 29
3.1 Kerangka Pencapaian 30
3.2 Analisis Capaian Kinerja 33
3.3 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, tahun lalu dan target RPJMD
34
B. Realisasi Anggaran 57
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 62
4.2 Saran 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
4
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pada tahun 2014 ini, Kantor Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bandung telah melaksanakan 21 (dua puluh satu) kegiatan
kesekretariatan dan 11 (sebelas) kegiatan pada bidang. Seluruh kegiatan tersebut
direncanakan sebagai bagian dari Rencana Kinerja Tahun 2014. untuk mencapai 9
(sembilan) sasaran atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai
kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penilaian sendiri ( self assessment ) atas realisasi
pelaksanaan Rencana Kinerja Tahun 2014, menunjukkan bahwa rata – rata
capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah 100 %.
Keberhasilan ini disumbangkan oleh 9 (sembilan) sasaran yang berhasil mencapai
tingkat capaian sasaran di atas 88 %. Beberapa sasaran yang dikategorikan
berhasil adalah sebagai berikut :
1. Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana
2. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana
3. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap
kecamatan
4. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana
5. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana
6. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana
7. Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
8. Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
9. Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Penyerapan pembiayaan untuk program kegiatan prioritas dengan anggaran
sebesar Rp.6.675.918.750,- dan terealisasi sebesar Rp.5.591.161.940 atau 83 %.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
5
Sasaran program dan kegiatan pada tahun anggaran 2014 dapat dilihat
pada table berikut ini :
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target Program Anggaran
(Rp.) Realisasi
(Rp.) Meningkatnya pelayanan data kebencanaan
Jumlah Kecamatan yang telah disusun data bencananya secara digital dan spasial
31 Kecamatan
Program pengembangan data /informasi
700.000.000 615.234.200
Meningkatnya pencegahan becana
Jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya
1 dokumen Program pengembangan data /informasi
300.000.000 280.715.000
Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana
Jumlah personil yang siap diturunkan pada tahapan pra, saat dan pasca bencana
250 orang Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
115.250.000,-
115.250.000
Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana
Persentase korban bencana yang diberikan bantuan stimulan
100% Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/ Sosial
400.000.000 48.046.100
Meningkatnya kapasitas personil yang memiliki kemampuan DaLA
Persentase ketersediaan personil kebencanaan yang handal
40 orang Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
200.000.000 188,500,000
Meningkatnya jangkauan pelayanan penanggulangan bencana
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi
100% Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar
520.750.000 506.130.000
Terbentuknya kelompok
Jumlah Kecamatan
20 kec. Program Pencegahan
1.050.000.000
1.026.952.390
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
6
masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan
yang terhubung dengan pusat informasi BPBD
dini dan penanggulangan korban bencana alam
Tersedianya peralatan yang digunakan saat tanggap darurat bencana
Jumlah Sarana dan Prasarana Evakuasi Dari Ancaman/ Korban Bencana Alam
746 satuan Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
2.499.418.750
1.923.255.750
Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana
100% Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
500.000.000 499.283.500
Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai perundang-undangan penanggulangan bencana
Jumlah wilayah yang terlaksanakannya Sosialisasi Perundang-undangan tentang Penanggulangan Bencana
31 Kecamatan
Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
200.000.000 197.295.000
Penyusunan Rumusan Kebijakan Bencana Daerah
3 jenis Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
190.500.000 190.500.000
Jumlah Anggaran 6.675.918.750
5.591.161.940
Secara keseluruhan Kantor Badan Penanggulangan bencana Daerah
Kabupaten Bandung tahun anggaran 2014 telah menganggarkan pembiayaan seluruh
kegiatannya sebesar Rp.10.578.288.055,- dengan realisasi penyerapan sebesar
Rp.9.308.737.745 ,- atau 88 %. Dari total anggaran tersebut, yang dialokasikan untuk
pelaksanaan kegiatan pendukung 9 (sembilan) sasaran strategis adalah
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
7
Rp.2.207.359.900,-. Alokasi ini pada dasarnya merupakan alokasi berbagai mata
anggaran yang relevan untuk membiayai input tiap kegiatan pendukung sasaran
strategis.
Jumlah alokasi anggaran di Tahun 2014 Program priorits SKPD
menyediakan anggaran sebesar Rp. 6.675.918.750,- dan terealisasi Rp.5.591.161.940,
untuk mencapai target seluruh indikator kinerja sasaran terealisasi sebesar 88% dan
rata-rata capaian kinerja di Tahun 2014 adalah 82,75%, sehingga Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dapat dinilai berhasil dan
berkinerja cukup baik sesuai target. Namun terlepas dari angka keberhasilan tersebut,
beberapa hal yang harus diperhatikan di tahun -tahun mendatang adalah:
(a) Persentase capaian kinerja indikator ‘Jumlah Kecamatan yang telah disusun data
bencananya secara digital dan spasial’ hanya mencapai 88%,capaian kinerja
indikator ini masih harus ditingkatkan sebagaimana standar optimal informasi data
kebencanaan , untuk meningkatkan jumlah cakupan wilayah kecamatan yang
terhubung dengan data informasi kebencanaan di Kabupaten Bandung
(b) Persentase korban bencana yang diberikan bantuan stimulan hanya tercapai 16 %
karena ada beberapa hal yang menjadi kendala internal. Maka pada tahun
berikutnya harus tercapai 100% untuk bantuan stimulan dalam bentuk barang
korban pasca bencana.
Memperhatikan dan menindaklanjuti SPM Bidang Kebencanaan,
Perubahan RPJMD Kabupaten Bandung dan Perubahan Renstra BPBD Kab. Bandung
2011–2015 serta menimbang orientasi pengukuran kinerja kepada SPM Bidang
Kebencanaan, bahwasanya untuk mencapai suatu indikator dalam SPM bisa jadi harus
didukung oleh satu atau lebih dari pada kegiatan dan/atau program; dan satu kegiatan
bisa jadi memiliki beberapa output yang merupakan cara untuk mencapai lebih dari
satu indikator kinerja.
Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bandung
menyarankan kepada seluruh instansi yang berwenang dan stakeholder terkait dalam
pembinaan perencanaan pembangunan, penganggaran dan evaluasi kinerja dapat
mengakomodir penyesuaian yang diperlukan sebagaimana tersebut di atas sebagai
upaya peningkatan akurasi pengukuran akuntabilitas kinerja dan keuangan SKPD
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan
perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang
memadai. LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat
pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas,
maka LAKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan
pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat.
Berangkat dari Rencana Strategis (Renstra) BPBD Kabupaten Bandung
tahun 2015-2020 yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2015-2020 serta
Rencana Kerja (Renja) BPBD Kabupaten Bandung tahun 2014 yang
penyusunannya berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung tahun 2014, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja,
Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Pelaksanaan penyusunan LAKIP BPBD
Kabupaten Bandung Tahun 2014 dengan memperhatikan kepada peraturan
perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu :
1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
9
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Intansi Pemerintah
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 Tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bandung;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 31 Tahun 2014 Tentang
Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2014;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 Tahun 2014 Tentang
Perubahan APBD Kabupaten Bandung Tahun 2014;
17. Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Penjabaran
APBD 2014;
18. Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung;
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
10
Penyusunan LAKIP Tahun 2014 berisi ikhtisar pencapaian sasaran
sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen
perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai
pencapaian sasaran Renstra, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai
dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan
capaian indikator kinerja, dengan demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi BPBD Kabupaten Bandung yang menjadi laporan kemajuan
penyelenggaraan instansi pemerintah oleh Kepala BPBD kepada Bupati
Bandung ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku
selanjutnya realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil
pencapaian sasaran pada tahun 2014.
BPBD merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan
daerah, maka BPBD memiliki tanggungjawab yang besar dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah baik mulai tahap perencanaan kebijakan daerah,
pengorganisasian, pelaksanaan hingga evaluasi, dengan demikian yang menjadi
output BPBD yakni berupa tindakan kebencanaan yang meliputi pencegahan dan
kesiapsiagaan, tanggap darurat bencana dan penyediaan logistik serta rehabilitasi
dan rekonstruksi bagi korban pasca bencana terjadi.
Kedudukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bandung dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bandung dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2010 tentang Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bandung. Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bandung Terletak di komplek Pemda Kabupaten Bandung Jl. Raya Soreang
KM.17 Soreang Kabupaten Bandung. selanjutnya dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya, berdasarkan Struktur Organisasi BPBD Kabupaten
Bandung Tahun 2014 didukung dengan jumlah pegawai 45 orang, terdiri atas
PNS 31 orang, dan Pegawai Harian Lepas (PHL) 12 orang.
Jumlah pegawai BPBD Kabupaten Bandung berdasarkan Tingkat
Pendidikan pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
11
Tabel 1.1.
Jumlah PNS dan PHL BPBD Kabupaten Bandung
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2014
No Pendidikan Status Kepegawaian
Jumlah PNS CPNS PHL
1 SD 0 0 0 0
2 SMP 0 0 1 1
3 SMA 11 0 7 18
4 D3 1 0 1 2
5 S1 14 0 3 17
6 S2 5 0 0 5
Jumlah 31 0 12 43
Dilihat dari tabel berdasarkan tingkat pendidikan tersebut di atas,
Pegawai BPBD Kabupaten Bandung sangat menunjang di dalam melaksanakan
tugas, pokok dan fungsinya di dalam menentukan tugas-tugas kebencanaan dan
mensinergikan program/kegiatan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah, dengan
tingkat pendidikan sebagaimana di atas.
Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten berdasarkan pangkat/golongan dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 1.2.
Pegawai BPBD Kabupaten Bandung
Berdasarkan Tingkat Golongan
Tahun 2014
Golongan Status Kepegawaian
Jumlah %
PNS CPNS 1 Gol I 0 0 0 0
2 Gol II 13 0 13 41,93
3 Gol III 13 0 13 41,93
4 Gol IV 5 0 5 16,12
Jumlah 31 0 31 100,00
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
12
Berdasarkan Tabel 1.2 pegawai BPBD Kabupaten Bandung berdasarkan golongan
terdiri atas, Golongan II sebanyak 41.93 %, Golongan III sebanyak 41,93% dan
Golongan IV sebanyak 16,12%, melihat komposisi tersebut, pagawai BPBD
banyak ditempati oleh golongan II Dan III, dilain sisi BPBD memerlukan
tambahan pegawai Golongan II dan III untuk tenaga administrasi dan tenaga
konseptor dalam hal ini Jabatan Fungsional Umum (JFU).
Di samping pendidikan formal, pegawai BPBD juga telah mengikuti
pendidikan dan latihan struktural, data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.3.
Data Pegawai Negeri Sipil BPBD KabupatenBandung
yang Telah Mengikuti Pendidikan dan Latihan Struktural
Tahun 2014
No Tingkat Golongan Jumlah
1 Adum/DiklatpimIV/Spada 7 Orang
2 Adumla/Spala -
3 Spama/Diklatpim III/Spadya 6 Orang
Diklatpim II/Spamen 1 Orang
Jumlah 14 Orang
Pegawai BPBD Kabupaten Bandung yang telah memperoleh jabatan
berdasarkan esselonering dapat dilihat pada tabel berikut:
Tebel 1.4.
Data Pegawai BPBD berdasarkan Esselon
Tahun 2014
No Tingkat Esselon Jumlah
1 II a 0
2 II b 1
3 III a 0
4 III b 4
5 IV a 9
Jumlah 14
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
13
Disamping dukungan sumber daya manusia, dukungan sarana/prasarana dalam
upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, BPBD memiliki sarana dan prasarana
sebagai mana berikut :
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan LAKIP BPBD Kabupaten Bandung Tahun 2014 adalah
sebagai penjabaran dari visi dan misi BPBD yang terwujud dalam tingkat
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tujuan penyusunan LAKIP BPBD Kabupaten Bandung Tahun 2014 adalah
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
BPBD dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban secara periodik.
1.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Sejak dibentuk pada tahun 2010 dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati
Bandung Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya dibantu oleh Unsur Pelaksana, yaitu :
a. Unsur Pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana.
b. Kepala Pelaksana mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas-tugas di bidang penanggulangan bencana secara terintegrasi
yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Pelaksana menyelenggarakan fungsi :
1. Penetapan rumusan kebijakan rencana dan program penanggulangan bencana.
2. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
3. Penetapan rumusan kebijakan pengomandoan penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
4. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
14
5. Penetapan rumusan kebijakan evaluasi dan pelaksanaan tugas penanggulangan
bencana.
6. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
7. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/
lembaga atau pihak ketiga di bidang penanggulangan bencana.
Unsur Pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh
Sekretariat Unsur Pelaksana, yaitu :
a. Sekretariat Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang Sekretaris
b. Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang
meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum,
kepegawaian, pengelolaan keuangan dan pengembangan pola kerjasama
penanggulangan bencana.
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris menyelenggarakan fungsi:
1. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan
kesekretariatan.
2. Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu.
3. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan
kerumahtanggaan.
4. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan
serta hubungan masyarakat.
5. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
keuangan Badan.
6. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan tugas Badan.
7. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas
Badan.
8. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan
penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan.
9. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
10. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
11. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
12.Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/
lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
15
d. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Penyusunan Program
2. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian
3. Sub Bagian Keuangan
(1). Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2). Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan
pengkoordinasian penyusunan rencana dan progran Badan.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan
pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja Badan.
b. Penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja
Badan.
c. Pelaksanaan penyusunan rencana strategis Badan.
d. Pelaksanaan Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
penunjang pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan
bencana.
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja dengan sub
unit kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2). Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas
pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan kerumahtanggaan.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan
administrasi umum, kepegawaian dan kerumahtanggaan.
b. Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah
dinas dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan.
c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
16
d. Pelaksanaan Pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumentasi dan
kearsipan kepala sub unit kerja di lingkungan Badan.
e. Penyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian administrasi
perjalanan dinas.
f. Pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan rapat-rapat dinas.
g. Pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat.
h. Pelaksanaan kepengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan ketertiban
kantor.
i. Pelaksanaan pngelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan
perundang-undangan.
j. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharaan data
dokumentasi kepegawaian Badan.
k. Fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier serta
disiplin pegawai di lingkungan Badan.
l. Penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai
di lingkungan Badan.
m. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
n. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
o. Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dengan sub unit kerja
lain di lingkungan Badan
(1). Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2). Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan
administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan administrasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan.
b. Pelaksanaan pengumpul, belanja dan pembiayaan Badan.
c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas.
d. Pelaksanaan Pengelolaan administrasi keuangan anggaran pendapatan dan
belanja.
e. Pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan daftar gaji serta
tambahan penghasilan bagi pegawnegeri sipil.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
17
f. Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
Badan
g. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan bahan
administrasi akuntansi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Badan.
h. Penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan Badan.
i. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja
pengelolaan keuangan dengan para kepala Bidang di lingkungan Badan.
j. Pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan tugas pengelolaan keuangan.
k. Pelaksanaan koordinasi teknis perumusan penyusunan rencana dan dukungan
anggaran pelaksanaan tugas Badan.
l. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
m. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
n. Pelaksanaan koordinasi pngelolaan keuangan dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Badan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung,
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh 3 Bidang, yaitu :
(1). Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
(2). Bidang Kedaruratan dan Logistik
(3). Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
(1). Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2). Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok
memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang
pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana
yang meliputi pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanganan bencana
secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan
Penanggulangan Bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
penaggulangan bencana.
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
18
c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
e. Penetapan rumusan kebijakan dan panduan pengetahuan dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
f. Penetapan rumusan kebijakan sistem peringatan bencana dan rencana untuk
keadaan darurat bencana.
g. Penetapan rumusan kebijakan pemberdayaan masyarakat, kemampuan
memobilisasi sumber daya, pemeliharaan sumber daya dan pelatihan personil.
h. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas pencegahan
dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
i. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pencegahan dan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, membawahi :
a. Seksi Pencegahan Bencana
b. Seksi Kesiapsiagaan Bencana
(1). Seksi Pencegahan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2). Kepala Seksi Pencegahan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanganan pencegahan bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Seksi Pencegahan Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pencegahan
bencana dan mitigasi pada prabencana.
b. Pelaksanaan bimbingan peningkatan pengetahuan pencegahan dan sikap
terhadap resiko bencana.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan dan panduan penanganan pencegahan
bencana.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan rencana dan program untuk keadaan
darurat bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
19
e. Pelaksanaan dan penyusunan bimbingan dan pembinaan serta pelatihan
penanggulangan dan pencegahan bencana.
f. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pencegahan bencana dan
mitigasi pada prabencana.
g. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pemberdayaan dan
peningkatan masyarakat terhadap pencegahan bencana dan mitigasi pada
prabencana.
h. Penyusunan dan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan
gladi/simulasi sistem dan mekanisme pencegahan dan dan mitigasi pada
prabencana.
i. Pelaksanaan pengawasanevaluasi terhadap perencanaan penyelenggaraan
sistem pengendali bencana
j. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bencana.
k. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
l. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
m. Pelaksanaan koordinasi penanganan pencegahan bencana dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Seksi Kesiapsiagaan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(2). Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanganan Kesiapsiagaan Bencana (3). Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi
Kesiapsiagaan Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan
kesiapsiagaan pada prabencana.
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan mekanisme sistem pencegahan dini
kebencanaan.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pemeliharaan sumberdaya dan
pelatihan personil.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan kem memobilisasi sumber daya.
e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan pada
prabencana serta pemberdayaan dan peningkatan masyarakat terhadap
kesiapsiagaan pada prabencana.
f. Penyusunan dan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan
gladi/simulasi sistem dan mekanisme kesiapsiagaan pada prabencana .
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
20
g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaksanaan koordinasi penanganan pencegahan bencana dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Bidang Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2). Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas pokok memimpin,
membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi
penanganan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan barang secara
adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik menyelenggarakan fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan darurat, pengumpulan dan
penyaluran uang dan barang.
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan kedaruratan, pengumpulan dan
penyaluran uang dan barang.
c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan kedaruratan, pengumpulan dan
penyaluran uang dan barang.
d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran
uang dan barang.
e. Penetapan rumusan kebijakan tanggap darurat dan panduan pengetahuan dan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
f. Penetapan rumusan kebijakan sistem peringatan belogistik yang meliputi
penyelenggaraan dapur umum, pendirian tenda-tenda penampungan untuk
pengungsian, darat dan air pencarian, penyelamatan dan pengungsian korban
serta harta benda, penyiapan air bersih, percepatan akselerasi bantuan darurat
dan pendirian tenda posko komando serta penyediaan tempat bermain, olah
raga, hiburan dan sarana informasi.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang logistik penanggulangn
bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
21
Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahkan :
a. Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
b. Seksi Logistik Penanggulangan Bencana
(1). Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi.
(2). Kepala Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan tanggap darurat penanganan penanggulangan
bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana operasional dan program tanggap darurat dan penanganan
pengungsian penanggulangn bencana.
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan dapur umum.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian tenda-tenda penampungan
sementara atau tenda-tenda keluarga.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan evakuasi para korban ke tempat yang
aman.
e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian posko komando di lokasi
bencana.
f. Penyusunan dan bahan rumusan kebijakan penyediaan tempat bermain, olah
raga, hiburan dan sarana informasi.
i. g. Pelaksanaan penanganan bencana alam tingkat lokal.
h. Penyusunan bahan rumusan kebijakan prosedur tetap penanganan bencana.
i. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
j. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
k. Pelaksanaan koordinasi tanggap darurat penanggulangn bencana dengan sub
unit kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Seksi Logistik Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(2). Kepala Seksi Logistik Penanggulangan Bencana mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan dukungan logistik penanggulangan bencana.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Seksi Logistik Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi :
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
22
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan dukungan
logistik penanggulangan bencana.
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyiapan logistik.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan pelaksanaan dapur
umum dan pendirian tenda-tenda.
e. Penyusunan bantuan rehabilitasi sosial kepada korban bencana.
f. Pelaksanaan bantuan bagi kelompok masyarakat atau lembaga sosial yang
memerlukan penanganan sosial penanggulangan bencana.
g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaksanaan koordinasi pelayanan logistik penanggulangan bencana dengan
sub unit kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2). Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas pokok
memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang
pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana
yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana secara adil dan setara
sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana.
d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana.
e. Penetapan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
23
f. Penetapan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
g. Penetapan rumusan kebijakan pembangunan prasarana dan sarana serta
kelembagaan pada wilayah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
h. Penetapan rumusan kebijakan pertumbuhan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban.
i. Penetapan rumusan kebijakan peningkatan peranserta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
j. Penetapan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana.
k. Penetapan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang terintegrasi
dalam program pembangunan daerah.
l. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
m. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang rehabilitasi dan
rekonstruksi penanggulangan bencana
Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, membawahi :
a. Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana
b. Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana
(1). Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2). Kepala Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan tanggap darurat penanganan rehabilitasi pasca bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan
rehabilitasi pasca bencana.
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan percepatan akselerasi bantua darurat
berupa sandang, lauk-pauk, famili kit, kid ware serta beras dan obat-obatan
serta makanan tambahan.
e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
24
f. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi tanggap darurat penanggulangn bencana dengan sub
unit kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(2). Kepala Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan
rekonstruksi pasca bencana.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penegakan aspek hukum dan ketertiban
pasca bencana.
e. Penyusunan bantuan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena
bencana.
f. Penyusunan bantuan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang
terintegrasi dalam program pembangunan daerah.
g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaksanaan koordinasi rekonstruksi penanggulangan bencana dengan sub
unit kerja lain di lingkungan Badan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung,
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Satuan Tugas
(1). Satuan Tugas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan kaji cepat bencana dan dampak
bencana.
(2). Satuan Tugas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kaji cepat bencana dan dampak bencana terhadap penilaian
kebutuhan dan penilaian kebutuhan dan penilaian kerusakan/ kerugian.
b. Pelaksanaan pemberian dukungan dan pendampingan terhadap Kepala
Pelaksana BPBD dalam penanganan tanggap darurat bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
25
c. Pelaksanaan analisa dan pengkajian terhadap jumlah korban dan kerusakan
sarana dan prasarana.
d. Pelaksanaan analisa dan pengkajian terhadap gangguan terhadap fungsi
pelayanan umum, pe terhadap meintahan dan kemampuan sumber daya.
e. Pelaksanaan pemberian saran terhadap upaya penanganan bencana.
f. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja dengan sektor dan instansi terkait
dalam penangana darurat bencana.
1.4. Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung
terdiri dari :
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, membawahkan :
a) Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
b) Sub. Bagian Keuangan
c) Sub. Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahkan :
a) Seksi Logistik Penanggulangan Bencana
b) Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
4. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, membawahkan :
a) Seksi Pencegahan Bencana
b) Seksi Kesiapsiagaan Bencana
5. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, membawahkan :
a) Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana
b) Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana
1.5. Kewenangan
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
26
dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung. Kantor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Terletak di komplek
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Jl. Raya Soreang KM.17 Soreang Kabupaten
Bandung. Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung,
untuk selanjutnya disingkat BPBD Kabupaten Bandung, merupakan Lembaga Teknis
Daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang
Kepala dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten
Bandung.
1.6. Sistematika Penyajian
Memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 TentangPetunjuk
Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP BPBD Kabupaten Bandung Tahun 2014 ini
disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini di sajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi8 serta permasalahan utama ( strategic
issued ) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II PERENCANAAN KINERJA,
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini di sajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional ( jika ada);
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
27
5. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efesiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen perjajian kinerja.
BAB IV PENUTUP.
Pada bab ini di uraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan di lakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
28
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIK DAN PENETAPAN KINERJA
2.1 Rencana Strategik
Perencanaan strategik merupakan suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5
(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Perencanaan Strategis yang disusun tersebut
mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang
meliputi: kebijaksanaan, program dan kegiatan yang realistis dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan
strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi
pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional,
global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena demikian, pendekatan perencanaan strategis
yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan
misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya
peningkatan akuntabilitas kinerjanya
Rencana Strategis BPBD Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015
merupakan Dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap
lima tahun (perencanaan jangka menengah) SKPD yang menggambarkan Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan pada BPBD. Renstra secara
sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan ke dalam bentuk
strategi kebijakan dan rencana yang terarah, efektif dan berkesinambungan
sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas
dan kemampuan anggaran pembiayaan.
2.2 Visi Misi BPBD Kabupaten Bandung
Visi merupakan suatu keadaan atau harapan yang harus diwujudkan
pada masa yang akan datang. Sebagai unsur yang bertugas membantu Sekretaris
Daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam menetapkan visinya harus mengacu kepada visi
Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung dengan tetap memperhatikan fungsi dan
tugas pokoknya.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
29
Memperhatikan Visi Kabupaten tersebut serta dengan memperhatikan perubahan
paradigma dan peranan perencana pada masa yang akan datang, maka Visi BPBD
Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 adalah :
”Terwujudnya Kabupaten Bandung Siaga dan Sabilulungan dalam
menghadapi bencana”.
Dalam mewujudkan visi tersebut, serta mendorong upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia di seluruh unsur organisasi, maka dirumuskan Misi
BPBD Kabupaten Bandung yang di dalamnya mengandung tujuan organisasi
serta sasaran yang ingin dicapai. Selain sebagai penjabaran dari visi, rumusan visi
tersebut juga menggambarkan tugas pokok dan fungsi BPBD
BPBD sebagai salah satu lembaga teknis daerah dari Pemerintah
Kabupaten Bandung, dalam menetapkan visinya, harus mengacu kepada Visi
Kabupaten Bandung dengan serta memperhatikan tugas pokok dan fungsinya.
Visi Kabupaten Bandung yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 11
Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2010 – 2015, yaitu “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang
Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintah yang Baik
dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, berlandaskan Religius, Kultural
dan berwawasan Lingkungan”.
Memperhatikan Visi Kabupaten tersebut, maka Visi BPBD Kabupaten
Bandung yang tertuang dalam Renstra BPBD Tahun 2010 - 2015 adalah
”Terwujudnya Kabupaten Bandung Siaga dan Sabilulungan dalam menghadapi
bencana”. Penjabaran makna dari Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya adalah Rencana kegiatan yang menjadi kenyataan.
2. Siaga dan Sabilulungan dalam Menghadapi Bencana adalah mekanisme untuk
mendekatkan pelayanan dasar kesiapan menghadapi bencana dengan
melibatkan seluruh elemen masyarakat khususnya di Kabupaten Bandung.
Agar Visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas
dan efisiensinya penanggulangan bencana yang profesional maka rumusan Misi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015
adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
3. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih dalam
penanggulangan bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
30
4. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi
bencana.
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan saat
tidak terjadi bencana maupun saat bencana.
Tabel 2.1
Perbandingan Visi dan Misi BPBD Kabupaten Bandung dengan
Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
Tahun 2010-2015
Visi Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2010 – 2015
“Mewujudkan Kabupaten Bandung
yang maju, Mandiri dan Berdaya Saing,
Melalui Tatakelola Pemerintahan Yang Baik
dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan
Berlandaskan Religius Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Visi BPBD Kabupaten Bandung tahun
2010 – 2015
”Terwujudnya Kabupaten Bandung
Siaga dan Sabilulungan dalam
menghadapi bencana”
Misi Misi
1. Meningkatkan Profesionalisme Birokrasi.
2. Meningkatkan Kualitas SDM (Pendidikan
dan Kesehatan), memantapkan Kesalehan
Sosial berlandaskan Iman dan Taqwa.
3. Memantapkan pemulihan Keseimbangan
Lingkungan Pembangunan Berkelanjutan.
4. Menggali, menumbuhkembangkan dan
melestarikan budaya sunda serta kearifan
lokal lainnya.
5. Memantapkan Pembangunan Perdesaan.
6. Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas
Infrastruktur serta Keterpaduan
pemanfaatan Tata Ruang Wilayah.
7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta,
pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan
daya saing daerah.
1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan
penanggulangan bencana.
2. Mengembangkan sarana dan
prasarana penanggulangan bencana.
3. Meningkatkan profesionalitas
aparatur dan masyarakat terlatih
dalam penanggulangan bencana.
4. Meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat dalam
mengantisipasi bencana.
5. Meningkatkan koordinasi dan
kerjasama lintas sektor dalam
pelaksanaan saat tidak terjadi bencana
maupun saat bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
31
2.3 Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Guna mewujudkan Misi tersebut, terdapat Tujuan Misi yang harus dicapai, yaitu :
1. Berkurangnya potensi kerugian dan korban akibat bencana
2. Tersedianya daya dukung yang memungkinkan pelaksanaan penanggulangan
bencana berjalan dengan efektif.
3. Efektifnya setiap penanggulangan bencana dengan berbasis masyarakat pada
daerah rawan bencana
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko dan mitigasi
bencana.
5. Meningkatnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan saat
tidak terjadi bencana maupun saat bencana.
b. Sasaran
Adapun sasaran dari tujuan misi yang akan dilaksanakan, yaitu :
1. Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana;
2. Meningkatnya jangkauan pelayanan penanggulangan bencana;
3. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana;
4. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan;
5. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana;
6. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana;
7. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana;
8. Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah;
9. Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan.
Tujuan dari pada misi yang diemban oleh BPBD Kabupaten Bandung
merupakan sesuatu yang akan dicapai dimasa yang akan datang. Perumusan
tujuan akan mengarahkan kepada perumusan sasaran, program dan kegiatan
dalam merealisasikan misi BPBD kabupaten Bandung. Untuk mewujudkan misi
BPBD Kabupaten Bandung, maka perlu dijabarkan kembali menjadi tujuan dan
sasaran strategis yang lebih operasional.
2.4 Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja
Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja
sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui
berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan Rencana Kinerja dilaksanakan
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
32
seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta
merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.
Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang
ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, Indikator Kinerja Sasaran,
dan Rencana Capaiannya; Program, Kegiatan, serta Kelompok Indikator
Kinerja dan Rencana Capaiannya. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif
dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan. Penetapan Indikator Kinerja harus didasarkan pada perkiraan
yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta
data pendukung yang harus di organisasi.
Berikut kami sampaikan Penetapan Kinerja yang akan dicapai pada
tahun 2014 adalah:
Misi I : Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana
Tujuan : Berkurangnya potensi kerugian dan korban akibat bencana dengan
sasaran meningkatnya kecepatan penanggulangan bencana;
Tabel 2.2
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target
Terselenggaranya
Pelayanan cepat
penanggulangan
bencana
Jumlah personil yang siap
diturunkan pada tahapan pra,
saat dan pasca bencana
250 orang
Meningkatnya
jangkauan pelayanan
penanggulangan
bencana
Persentase wilayah tanggap
darurat dan pasca bencana yang
bisa ditanggulangi
100 %
Kegiatan pengurangan risiko bencana maupun tanggap darurat bencana
harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan kebencanaan di Kabupaten
Bandung. Keterlibatan mereka sangat berpengaruh dalam keberhasilan merubah
paradigma masyarakat dan dunia usaha bahwa paradigma penanggulangan
bencana yang sekarang lebih mengutamakan kepada paradigma “preventif”
dibanding Paradigma “responsif”.
Misi II : Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana
Tujuan : Tersedianya daya dukung yang memungkinkan pelaksanaan
penanggulangan berjalan dengan efektif
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
33
Tabel 2.3
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target
Tersedianya perlengkapan
pendukung penanggulangan
bencana
Persentase bantuan logistik dan
peralatan untuk kebutuhan
korban bencana
100 %
Ketika terjadi bencana dan Bupati Bandung menyatakan tanggap darurat
bencana maka seluruh potensi sumber daya penanggulangan bencana di
Kabupaten Bandung harus segera dikerahkan. Selain itu, kebutuhan para korban
bencana harus segara dapat disusun berdasarkan kajian cepat dari para relawan
sehingga para korban dapat segera ditangani dan dipenuhi seluruh kebutuhan
dasar hidupnya. Kebutuhan para korban bencana harus selalu tersedia dan siap
didistribusikan dengan cepat terutama kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Penyediaan logistik/barang dan bahan bantuan untuk korban bencana merupakan
kewajiban pemerintah yang bisa dikerjasamakan dengan masyarakat maupun
pihak swasta. Pengawasan pemerintah dalam proses distribusi bahan bantuan
perlu dilakukan untuk menghindari ketidakmerataan dan munculnya berbagai
kepentingan pribadi maupun golongan ketika pemberian bahan bantuan.
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target
Terbentuknya kelompok
masyarakat penanggulangan
bencana di tiap kecamatan.
Jumlah Kecamatan yang siaga
bencana di Kabupaten Bandung 20
Menurut Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang disusun oleh
BNPB, Kabupaten Bandung menempati urutan keempat sebagai salah satu
kabupaten/kota yang rawan bencana di Indoneisa dan urutan ketiga di Provinsi
Jawa Barat. Dari 31 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Bandung, telah ditetapkan
16 kecamatan yang rawan bencana. Bencana yang sering terjadi di 16 kecamatan
tersebut adalah banjir, longsor dan angin puting beliung. Kesiapsiagaan di 16
kecamatan tersebut sangat diperlukan untuk mengurangi dampak bencana yang
Misi III : Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih
dalam penanggulangan bencana
Tujuan : efektifnya setiap penanggulangan bencana dengan berbasis
masyarakat pada daerah rawan bencana
Tabel 2.4
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
34
lebih besar. Tidak hanya di 16 kecamatan tersebut tetapi BPBD juga menargetkan
agar 15 kecamatan lainnya bisa meningkatkan kesiapsiagaannya sehingga pada
tahun 2015 seluruh kecamatan di Wilayah Kabupaten Bandung menjadi
kecamatan siaga bencana. Tahun 2014 BPBD menargetkan 20 kecamatan
menjadi kecamatan siaga bencana dan ini memerlukan dukungan seluruh
komponen masyarakat di wilayah tersebut dapat dilakukan dengan bersama-sama
membangun sebuah komunitas pengurangan risiko bencana dengan melakukan
kegiatan mitigasi secara struktural maupun non struktural.
sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target
Masyarakat di wilayah
rawan bencana Jumlah wilayah masyarakat yang
aktif berpartisipasi 31
Kegiatan pengurangan risiko bencana memerlukan dukungan seluruh
pemangku kepentingan kebencanaan di Kabupaten Bandung. Peran serta mereka
sangat berkontribusi terhadap keberhasilan kegiatan tersebut dengan memulai
dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar mereka dan berupaya terus menerus
untuk mewujudkan kehidupan yang selaras dengan bencana. Pemerintah dibantu
dengan para relawan harus konsisten memberikan informasi yang benar mengenai
penanggulangan bencana sehingga mampu memberdayakan seluruh golongan
masyarakat menjadi masyarakat yang selalu berupaya mengurangi risiko bencana
di lingkungannya masing-masing.
Misi V : Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam
pelaksanaan saat tidak terjadi bencana maupun saat bencana.
Tujuan : Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam
pelaksanaan saat tidak terjadi bencana maupun saat bencana,
yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD serta
berpedoman kepada RPJM Daerah.
Misi IV
: Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi bencana
Tujuan : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko dan mitigasi bencana
Tabel 2.5
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
35
Tabel 2.6
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target
Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana
Persentase ketersediaan produk hukum dalam upaya mendukung penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung
75
Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Jumlah personil kebencanaan yang memiliki keahlian penanggulangan bencana
250
Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
Persentase wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun sistem data dan informasi kebencanaan daerah
100
Terlaksananya tanggap darurat dan pemenuhan kebutuhan korban
Peresentase penanganan bencana 100
Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana
Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana
100
Dalam misi kelima ini difokuskan kepada pelayanan penanggulangan
bencana yang cepat, tepat dan terintegrasi sehingga mampu mengurangi
kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan. Faktor pendukung dalam mencapai
misi kelima ini adalah keberadaan produk hukum daerah baik dalam bentuk
peraturan daerah maupun peraturan lainnya serta personil kebencanaan yang
handal baik dari aparatur maupun masyarakat.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA BPBD
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dikatakan mampu
mengkomunikasikan capaian kinerja unit kerja secara jujur, objektif, akurat dan
transparan dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi, apabila dalam penyajiannya memenuhi prinsip-prinsip dalam
penyusunan LAKIP, yaitu pertama, Prinsip Lingkup Pertanggungjawaban, yang
mengandung pegertian bahwa hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan
lingkup kewenangan dan tanggungjawab masing-masing dan memuat baik mengenai
kegagalan maupun keberhasilan, kedua, Prinsip Prioritas, yang mengandung pengertian
bahwa yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi pengambilan
keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak
lanjutnya, ketiga, Prinsip Manfaat, yang mengandung pengertian bahwa manfaat
laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya dan laporan harus mempunyai
manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja.
Di samping itu pula bahwa, untuk dapat menjelaskan tentang capaian
akuntabilitas kinerja unit kerja BPBD, sesuai dengan format baru penyusunan LAKIP
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, secara sederhana Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bandung dapat dilihat secara langsung capaiannya pada setiap kegiatan sebagaimana
tertuang dalam format Pengukuran Kinerja Tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, pada tahun 2014
telah menetapkan 9 sasaran yang akan dicapai. Selanjutnya ke 5 sasaran diaplikasikan
menjadi 11 indikator kinerja. Dari 11 indikator kinerja pencapaiannya berhasil 10 dan
1 indikator kinerja tidak berhasil. Kriteria pencapaian indikator dinyatakan berhasil
adalah jika pencapaiannya melebihi 80%
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
37
Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan kegiatan
dipergunakan nilai disertai makna dari nilai tersebut, yaitu :
> 85 s.d. 100 = Memuaskan
> 75 s.d. 85 = Sangat Baik
> 65 s.d. 75 = Baik
> 50 s.d. 65 = Cukup Baik
> 30 s.d. 50 = Agak Kurang
0 s.d. 30 = Kurang
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis
pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai
sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif
untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang
menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.
Indikator Sasaran
Indikator Sasaran adalah alat ukur spesifik yang menggambarkan target atau
hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu
kegiatan yang dapat menunjukkan secara signifikan mengenai keberhasilan atau
kegagalan pencapaian sasaran. Indikator Sasaran dilengkapi dengan target kuantitatif
dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
Pada tahun anggaran 2014, Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah
menetapkan 9 sasaran yang akan dicapai. Ke sembilan sasaran tersebut selanjutnya
diukur dengan menganalisa 11 indikator kinerja.
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah tahun
2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing indikator kinerja terhadap target tahun 2014 sendiri dan terhadap target
2015. Adapun perlunya dibandingkan terhadap target 2015 agar tergambar sisa
target yang harus dicapai pada 1 tahun terakhir mengukur dengan kemampuan yang
ada pada saai ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut
dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
38
Tabel 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
No Sasaran
Capaian Indikator Kinerja
Uraian Target TA
2015 Target
TA 2014 Realisasi TA 2014
Persentase capaian terhadap target TA
2014
Persentase capaian terhadap target TA
2015
1. Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana
Persentase Personil yang siaga bencana tiap hari selama 24 jam
100 100 100 100 100
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi
100 100 100 100 100
2. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana
Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana
100 100 99,8 99,8 100
Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat
100 100 100 100 100
3. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan
Persentese ketersedian personil kebencanaan yang handal
40 orang personil
DAla
40 orang personil
DAla
100 100
4. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana
Jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya
1 dok dan 31 Kec
1 dok dan 31
Kec
94 31
5. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana
Jumlah Dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang disusun
1 dokumen Perbup ttg Rencana
Penanggulangan
Bencana Daerah
1 dok 1 dok 100 100
6. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana
Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung
1 Kec 31 Kec 31 Kec 100 100
7. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana
Persentase perbaikan sarana dan pmasyarakat pasca bencana
No Sasaran
8. Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
Cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah
9. Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan
Penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung dimulai dari kegiatan perencanaan
sampai kepada tahap implementasi. Kegiatan ini tidak pernah berhenti karena
kegiatan penanggulangan bencana merupakan sebuah siklus yang terus
menyesuaikan dengan keadaan. Siklus penanggulangan bencana dapat terlihat pada
gambar di bawah ini:
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana
100 48
Capaian Indikator Kinerja
Uraian Target TA
2015 Target
TA 2014 Realisasi TA 2014
Cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah
31 Kec 100 100
Jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan
40 orang petugas trauma healing
250 250
Penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung dimulai dari kegiatan perencanaan
sampai kepada tahap implementasi. Kegiatan ini tidak pernah berhenti karena
kegiatan penanggulangan bencana merupakan sebuah siklus yang terus
uaikan dengan keadaan. Siklus penanggulangan bencana dapat terlihat pada
gambar di bawah ini:
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
39
48 100
Capaian Indikator Kinerja
Realisasi TA 2014
Persentase capaian terhadap target TA
2014
Persentase capaian terhadap target TA
2015
100 88 100
250 98 250
Penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung dimulai dari kegiatan perencanaan
sampai kepada tahap implementasi. Kegiatan ini tidak pernah berhenti karena
kegiatan penanggulangan bencana merupakan sebuah siklus yang terus
uaikan dengan keadaan. Siklus penanggulangan bencana dapat terlihat pada
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
40
3.2 Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 terhadap tahun berjalan (tahun
2014) dari tabel 3.1 terdapat 3 indikator kinerja yang capaiannya di bawah 100%
yaitu :
1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban
bencana hanya mencapai 99,8 untuk bantuan logistik dan 77 % untuk peralatan
kebutuhan korban. dibanding rencana 100%, disebabkan program/ kegiatan
yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk logistik yang
tersedia pada BPBD terlaksana 99,8% dan untuk peralatan kebutuhan korban
bencana hanya 77% yang di dukung oleh kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana bagi korban bencana alam, Sisa anggaran sebesar Rp.576.163.000,-
tidak terserap disebabkan karena :
1) Sisa penawaran dari pihak ketiga
2) Gagal lelang dalam pengadaan ambulance
2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah
terealisasi 31 Kecamatan atau 94% tetapi pada pelaksanaanya terdapat beberapa
komponen pemetaan yang belum tercapai sesuai dengan Peraturan Kepala
BNPB Nomor 8 tahun 2011 tentang standarisasi data kebencanaan.
3. Indikator Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana
hanya mencapai 48% sangat rendah dibanding rencana yaitu 100% , hal ini
disebabkan karena program/ kegiatan yang mendukung indikator mengalami
beberapa kendala yaitu :
Hambatan dari tidak terserapnya anggaran sebesar Rp. 351.953.900,- atau
86% kegiatan ini karena beberapa alasan diantaranya :
a. Keterlamabatan dasar hukum mengenai pelaksanaan kegiatan dimaksud, dan
dasar hukum dalam bentuk Peraturan Bupati baru terbit pada triwulan ke IV
yaitu Peraturan Bupati nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/
Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
41
Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung. Perbup disahkan
pada tanggal 8 September 2014.
b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian tentang
penghitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana.
c. Proses kriteria dan besaran bantuan sosial yang lama, karena melibatkan
beberapa pihak luar seperti Dinas Pertasih, Pihak Kecamatan dan Desa.
3.4 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, tahun lalu dan
target RPJMD
Sasaran : Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
pelayanan cepat dalam penanggulangan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari
sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Sasaran Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana
Indikator Target
2014
Realisasi
2014
% capaian
tahun 2014
Realisasi capaian kinerja
(%)
2013 2012 2011
Persentase Personil yang siaga bencana tiap hari selama 24 jam
100 100 100 100 0 0
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi
100 100 100 100 100 0
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini ada 2 yaitu :
1. Indikator Persentase personil siaga bencana tiap hari selama 24 jam tercapai
100% pada tahun 2014 dan 2013, kegiatan yang mendukung indikator ini baru
dilaksanakan pada tahun 2013 berupa piket kebencanaan operator radio pusat
pengendalian operasional dan personil BPBD selama 24 jam, sehingga pada
tahun 2011 dan 2012 tidak tercapai.
2. Indikator Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa
ditanggulangi tercapai 100% pada tahun 2014 karena hanya melaksanakan 1 tahap
kegiatan tanggap darurat. Pada tahun 2012 dan 2013 juga tercapai 100%, seluruh
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
42
kejadian bencana telah ditanggulangi BPBD melalui bantuan biaya tidak
terduga Pemerintah Kabupaten Bandung.
Capaian kinerja tersebut selama tahun 2014 dicapai melalui program kegiatan :
1. Tanggap Darurat Tahap I
Telah dilaksanakan tanggap darurat bencana berdasarkan Keputusan Bupati
Bandung Nomor 360/ Kep.622-BPBD/ 2014 tentang Penetapan Status Keadaan
Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di
Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari,
Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah,
Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot,
Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung
Provinsi Jawa Barat, yang telah diputuskan pada tanggal 22 Desember 2014.
Pelaksanaan tanggap darurat ini berlangsung selama 7 (tujuh) hari terhitung
dari tanggal 23 Desember s/d 29 Desember 2014,
Jadi total untuk BTT Tahun anggaran 2014 adalah :
Tabel 3.3. Biaya Tidak Terduga Tanggap Darurat tahap I 2014
No. Dasar Pagu Anggaran Realisasi Pengembalia
n 1. Keputusan Bupati Bandung Nomor
360/ Kep.622-BPBD/ 2014 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
Rp.749.356.250 Rp.749.356.250 Rp.0,-
Jumlah Rp.749.356.250 Rp.749.356.250 Rp.0,-
Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan tanggap darurat bencana banjir, tanah
longsor dan puting beliung dari tanggal 23 Desember sampai dengan 29 Desember
2014, diantaranya yaitu :
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
43
a. Mobilisasi
b. Makanan Pengungsi dan personil
c. Honorarium relawan
Secara intensitas, kejadian bencana di Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2014
tidak sebesar kejadian bencana tahun 2013 karena pada tahun 2014 hanya terjadi 1 kali
tanggap darurat, sehingga personil yang diturunkan untuk penyelenggaraan
penanggulangan bencana tahun 2014 lebih kecil dari target yang ditetapkan dari 200
orang terealisasi sebesar 48 orang. Berkurangnya jumlah personil ini tidak berarti
menurunnya pelayanan penanggulangan bencana karena pada tahun 2014.
Tabel 3.4
Perbandingan Capaian Kinerja Pelayanan Tanggap Darurat Bencana
No. Uraian
Bencana Korban
BTT APBD (Rp.)
BNPB (Rp).
BPBD Provinsi
(Rp). 1 Tanggap
darurat 2012
Kebakaran di Maruyung Kec. Pacet
138 16.413.000 0 0
Kekeringan 117.974.400 Banjir dan Longsor 76.874 381.168.500 2 Tanggap
darurat 2013
banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Baleendah, Pacet, Margaasih, Cicalengka, Nagreg, Cileunyi, Solokanjeruk, Majalaya, Rancaekek, Pasirjambu, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Katapang, Margahayu, dan Kutawaringin
27.382 1.780.443.000 35.000.000 77.000.000
3 Tanggap darurat 2014
Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung
14.589 749.356.250 0 0
Jumlah 2.664.186.650 35.000.000 77.000.000,-
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
44
Analisis capaian kinerja pelayanan tanggap darurat bencana dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tanggap darurat tahun 2012
a) Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana kebakaran di Maruyung
Kejadian bencana kebakaran ini mendapat anggaran sebesar
Rp.61,413,000,- yang digunakan untuk belanja bahan baku dumlap (dapur
umum lapangan) bagi korban di pengungsian, membuka posko lapangan,
menyalurkan logistik.
Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut : Tabel 3.5
Indikator Tolak Ukur Kinerja
Target Realisasi
Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan dan waktu
Rp. 61,413,000 Rp. 61,413,000
Keluaran Terlaksananya upaya tanggap darurat melalui penyediaan dumlap.
100% 100%
Hasil Terpenuhinya kebutuhan makanan dan bantuan logistik bagi korban.
100% 100%
b). Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana kekeringan
Kejadian bencana kekeringan mendapat anggaran on call sebesar
Rp.117,974,400,-, yang digunakan untuk membiayai mobilisasi air bersih ke
wilayah kekeringan, demobilisasi, belanja langsung untuk honorarium personil
tanggap darurat kekeringan, visibilitas dan belanja ATK pendukung selama masa
tanggap darurat yaitu 7 (tujuh) hari.
Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :
Tabel 3.6
Indikator Tolak Ukur Kinerja
kuantitas kebutuhan Realisasi
Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan dan waktu
Rp.117,974,400
Keluaran
Tersedianya mobilisasi bahan bakar minyak :
Truk Quick responder Strada Triton
Toyota Hilux Toyota Kijang Minyak Pelumas untuk kendaraan
Pembelian Tandon Air Selang Hydrant
Selang Hydrant
Kran Air
3 unit 1 unit 1 unit 1 unit
3 unit 19 buah 1 buah
1 buah 19 buah
23 liter 20 liter 20 liter
20 liter
7 liter 5000 Liter
2.5" x 20 M 2.5" x 30 M
2.5 "
724,500
630,000 1,372,000
1,372,000 3,441,900
86,735,000
2,250,000 3,375,000 1,425,000
Personil 27 orang 27 orang 9,450,000
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
45
Visibilitas Demobilisasi
Alat Tulis Kantor
4 buah spanduk Pemeliharaan 3 unit truk dan upah supir
1,600,000 3,150,000
1,000,000
Hasil Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk tanggap darurat kekeringan di wilayah kekeringan
100%
c). Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor
Kejadian banjir dan longsor yang terjadi pada November 2012 mendapat
anggaran sebesar Rp.381,168,500,- yang digunakan untuk membiayai
mobilisasi belanja bahan bakar minyak, operasional dapur umum lapangan,
sewa alat berat dan uang lelah personil tanggap darurat banjir dan longsor yang
terjadi selama 7 (tujuh) hari yaitu tanggal 19-25 November 2012.
Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :
Tabel 3.7
Indikator Tolak Ukur Kinerja
kuantitas kebutuhan Realisasi
Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan dan waktu
Rp 381,168,500
Keluaran
Tersedianya mobilisasi bahan bakar minyak :
Solar Truk DUMLAP Solar kendaraan roda 4 Pertamax kendaraan roda 4 Mobilisasi air bersih Solar kendaraan exsavator Bbm premium genset
2 unit 10 unit 5 unit 2unit
3 unit 2 unit
25 liter 25 liter 25 liter 25 liter 45 liter 7 Liter
1,575,000 7,875,000 8,575,000 1,575,000 4,252,500
441,000
Personil Sewa alat berat Opersional Dumlap, belanja
bahan baku kegiatan : 1.Makanan pokok pengungsi
dan relawan 2. Air mineral 3. Gas elpiji 12 Kg
253 orang 3 unit
2 x 1
75 dus 8 tabung
253 orang 20 jam
3500 orang
89,600,000 10,200,000
245,000,000
7,875,000 4,200,000
Hasil Terpenuhinya kebutuhan dasar korban untuk tanggap darurat banjir dan longsor.
100%
Jumlah Total sumber dana on call tanggap darurat bencana dari APBD
Kabupaten Bandung pada tahun 2012 adalah :
BTT untuk tanggap darurat bencana kebakaran sebesar Rp. 61,413,000,-
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
46
BTT untuk tanggap darurat bencana kekeringan sebesar Rp. 117,974,400,-
BTT untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor sebesar Rp.381,168,500,-
Jumlah Rp.560,555,900
2. Tanggap darurat tahun 2013 a). Kegiatan Yang Dibiayai Bantuan Tidak Terduga (APBD Kabupaten
Bandung)
Terlaksana 4 tahap, diantaranya :
1. Tanggap darurat bencana banjir di Kecamatan Ciwidey, Soreang,
Kutawaringin, Margaasih, Pangalengan, Cangkuang, Banjaran, Dayeuhkolot,
Bojongsoang, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi dan Cicalengka berdasarkan
Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.130-BPBD/ 2013 tanggal 19 Februari
2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013.
Pelaksanaan tanggap darurat ini terhitung dari tanggal 07 Februari s/d
28 Februari 2013, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 649.620.500,- terealisasi
sebesar Rp.334.851.181,-. Sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah sebesar
Rp.314.769.319,-.
2. Tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Kecamatan Beleendah,
Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Cikancung, Cicalengka, Majalaya,
Rancaekek, Cileunyi, Ibun dan Kutawaringin berdasarkan Surat Bupati
Bandung Nomor : 360/ Kep.226-BPBD/ 2013 tanggal 03 April 2013 tentang
Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 untuk Biaya
Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor..
Pelaksanaan tanggap darurat ini berlangsung selama sepuluh hari
terhitung dari tanggal 27 Maret s/d 05 April 2013, dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 411.675.000,- terealisasi sebesar Rp.411.675.000,- atau terealisasi
100 %.
3. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep 237- BPBD tanggal 09 April
2013 tentang penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013
Untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kecamatan
Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Cikancung, Cicalengka,
Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Ibun dan Kutawaringin selama tujuh hari mulai
tanggal 06 April s/d 12 April 2013. Pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah
sebesar Rp.269.972.500,- dan terealisasi Rp. 269.972.500,- atau 100%.
4. Surat Pernyataan Status Darurat Bencana Banjir dan Longsor di
Kecamatan Cangkuang, Banjaran, Pameumpeuk, Baleendah, Dayeuhkolot,
Bojongsoang, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Cicalengka, Pacet, Ibun,
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
47
Katapang dan Kutawaringin Kabupaten Bandung terhitung mulai tanggal 23
April s/d 02 Mei 2013. Pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp.449.175.000,- dan terealisasi 100 %.
Jadi total untuk BTT Tahun anggaran 2013 adalah :
Tabel 3.8
No. Dasar Pagu Anggaran Realisasi Pengembalian
1. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.130-BPBD/ 2013 tanggal 19 Februari 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013.
Rp. 649.620.500,- Rp.334.851.181,- (52%)
Rp.314.769.319,-
2. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.226-BPBD/ 2013 tanggal 03 April 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor.
Rp. 411.675.000,- Rp.411.675.000,- (100%)
3. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep 237- BPBD tanggal 09 April 2013 tentang penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 Untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor
Rp.269.972.500,- Rp.269.972.500,- (100%)
4. Surat Pernyataan Status Darurat Bencana Banjir dan Longsor
Rp.449.175.000,- Rp.449.175.000,- (100%)
Jumlah Rp. 1.780.443.000 Rp. 1.465.673.681,- Rp.314.769.319,-
b). Bantuan Dari BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
Keputusan Bupati Bandung Nomor : 366/ 56/ BPBD/ 2013, tanggal 13
Desember 2013 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Banjir dan
longsor di Kabupaten Bandung. Penetapkan Status Tanggap Darurat dalam rangka
pena nganan bencana banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Baleendah, Pacet,
Margaasih, Cicalengka, Nagreg, Cileunyi, Solokanjeruk, Majalaya, Rancaekek,
Pasirjambu, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Katapang, Margahayu, dan Kutawaringin
Kabupaten Bandung yang berlangsung selama 7 (Tujuh) hari, terhitung sejak tanggal
16 sampai dengan 22 Desember 2013.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
48
Pagu anggaran untuk tanggap darurat ini adalah sebesar Rp. 35.000.000,- dan
terealisasi 100 %.
Secara rinci, pagu anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan sebagai
berikut :
a). Biaya Belanja Pegawai
- Biaya Pengganti Transfortasi / Uang Lelah sebanyak 100 orang
b). Biaya Belanja Mobilisasi
Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)
- Kendaraan Roda Empat, Pertamax
- Kendaraan Tangki Air, Solar
- Kendaraan Roda Dua, Pertamax
c). Biaya Belanja Kebutuhan Peralatan
- Sepatu Boat sebanyak 150 Pasang
- Jas Hujan 50 Stel
- Pembersih Lantai 1007 Botol
- Slaber sebanyak 1000 Buah
d). Biaya Belanja Bahan Kebutuhan Dasar
- Mie Instans sebanyak 355 Dus
- Makanan Bayi sebanyak 50 Dus
- Biskuit sebanyak 50 Dus
- Air Mineral 360 Dus
c). Bantuan yang dibiayai BPBD PROVINSI JAWA BARAT
Surat Pernyataan Darurat Kekeringan Dan Krisis Air Bersih di Wilayah Kabupaten Bandung nomor : 365/1511/ BPBD, tanggal 25 September 2013 menetapkan bahwa darurat kekeringan dan krisis air bersih terhitung tanggal 09 September s/d 09 Nopember 2013 meliputi 23 Kecamatan dan 54 Desa/Kelurahan diantaranya:
1) Kecamatan Cileunyi Desa Cibiru Hilir,
2) Kecamatan Cilengkrang Desa Jatiendah, Cipanjalu,
3) Kecamatan Bojongsoang Desa Cipagalo, Tegal Luar,
4) Kecamatan Margahayu Desa Margahayu Selatan,
5) Kecamatan Margaasih Desa Lagadar,
6) Kecamatan Katapang Desa Katapang, Pangauban,
7) Kecamatan Dayeuhkolot Desa Dayeuhkolot,
8) Kecamatan Banjaran Desa Banjaran wetan, Neglasari, Tarajusari,
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
49
9) Kecamatan Cicalengka Desa Cicalengka Wetan, Cicalengka Kulon, Narawita,
Kecamatan Nagreg Desa Bojong, Citaman,
10) Kecamatan Rancaekek Desa Sangiang, Linggar, Sukamanah, Jelegong,
11) Kecamatan Ciparay Desa Ciparay, Pakutandang, Bumiwangi, Manggungharja,
Mekarlaksana, Cikoneng, Kecamatan Pacet Desa Cikitu, Maruyung,
12) Kecamatan Paseh Desa Tangsimekar, Kecamatan Ibun Desa Ibun, Talun, Sudi,
Pangguh,
13) Kecamatan Soreang Desa Panyirapan, Pamekaran,
14) Kecamatan Pasirjambu Desa Cukanggenteng, Tenjolaya,
15) Kecamatan Ciwidey Desa Nengkelan, Sukawening,
16) Kecamatan Cangkuang Desa Cangkuang, Ciluncat,
17) Kecamatan Kutawaringin Desa Jelegong, Jatisari, Pameuntasan, Kutawaringin,
Gajahmekar,
18) Kecamatan Baleendah Kelurahan jelekong, Baleendah, Wargamekar,
19) Kecamatan Pangalengan Desa Margamekar,
20) Kecamatan Arjasari Desa Arjasari dan Patrolsari
Darurat kekeringan dan krisis air bersih ini terhitung mulai tanggal 09 September s/d 09
Nopember 2013, dengan pagu anggaran yang dikelola BPBD sebesar Rp. 77.000.000,-
(Tujuh Puluh Tujuh Juta Rupiah), yang digunakan untuk :
a). Monitoring dan Evaluasi ke beberapa wilayah di atas sebesar Rp. 15.000.000,-, dengan pelaksanaan : - Monitoring atas kegiataan pelaksanaan pemasangan Peralatan dan Perlengkapan
Sumur Pantek di Lokasi / Daerah yang terkena dampak rawan kekeringan dan
krisis air bersih;
- Memonitoring proses akhir pelaksanaan atas kegiatan pemasangan peralatan
dan perlengkapan sumur pantek, sumur artesis dangkal dan dalam di beberapa
wilayah.
b). Uang lelah upah pembuat sumur permukaan di beberapa wilayah tersebut di atas
sebesar Rp. 62.000.000,-
Pembuatan sumur permukaan dan kegiatan monitoring dan evaluasi dikelola
oleh BPBD Kabupaten Bandung dengan biaya dari BPBD Provinsi Jabar, sedangkan
BPBD Provinsi juga melaksanakan pembuatan sumur artesis dalam sebanyak 3 unit dan
sumur artesis dangkal sebanyak 2 unit.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
50
Sasaran : Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana. Indikator dan
capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.9. Sasaran Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana
Indikator Target
2014
Realisasi
2014
% capaian
tahun 2014
Realisasi capaian kinerja
(%)
2013 2012 2011
persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana
100 99,8 100 100 99,6 0
Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat
100 100 100 100 100 0
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini ada 2 yaitu :
1. Indikator persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban
bencana, indikator ini didukung 2 kegiatan yaitu Kegiatan Pengadaan logistik
dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan Pengungsi tercapai
99,8% dari target 100% pada tahun 2014, di 2012 tercapai sebanyak 99,6% dan
pada 2013 tercapai 100% meningkat 0,4% dan Kegiatan Pengadaan sarana dan
prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam tercapai 77%
dari target 100%, sarana prasarana dimaksud yaitu :
a. 19 unit alat angkutan air tidak bermotor
b. 2 buah HID Portable Searchlight
c. 11 unit tenda pengungsi
d. 5 unit flexible toilet
e. 207 satuan peralatan dapur
f. 62 unit alat komunikasi informasi
g. 3 unit alat ukur elektronik
h. 103 satuan perlengkapan vertical rescue
i. 338 satuan perlengkapan rescue
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
51
2. Indikator Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap
darurat tercapai 100%. Pada indikator ini, kegiatan yang mendukung adalah
dianggarkan dari biaya tidak terduga tanggap darurat bencana. Artinya adalah,
karena bencana tidak dapat ditargetkan kejadian dan korbannya, maka untuk
setiap korban yang terkena bencana pada saat tanggap darurat, target BPBD
mengenai kebutuhan mereka akan terpenuhi 100% setiap tahunnya.
Berdasarkan data rekapitulasi peristiwa bencana yang terjadi di wilayah
Kabupaten Bandung selama tahun 2014 hanya terjai 1 kali tanggap darurat yaitu
pada tanggal 23 - 29 Desember dengan korban dan kerugian pada 17 Kecamatan, 2
Kelurahan dan 25 Desa Kabupaten Bandung. Tercatat sebanyak 31 kejadian. Adapun
rincian kejadian bencana yang terjadi selama 2014 yakni, tanah longsor sebanyak 7
kejadian, banjir 12 kejadian, retakan tanah 3 kejadian, angin puting beliung 5
kejadian dan 4 kejadian lainnya. Bencana – bencana tersebut menimbulkan kerugian
materil maupun non materil diantaranya hilangnya tempat tinggal penduduk untuk
sementara waktu karena rumahnya terendam banjir maupun tertimbun longsoran
tanah atau hilangnya mata pencaharian karena rusaknya infrastruktur perekonomian.
Dengan kondisi tersebut, Para korban bencana tetap berhak menerima bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Pemenuhan kebutuhan para korban bencana
pada tahun 2014 tidak hanya disediakan oleh pemerintah tetapi juga dari individu
maupun kelompok masyarakat serta dari pihak swasta. Bantuan – bantuan tersebut
selalu direkapitulasi dan kemudian didistribusikan kepada para korban bencana yang
membutuhkan secara langsung ataupun melalui para relawan. Para pemberi bantuan
pada tahun 2014 diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah pusat melalui BNPB
2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
3. SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
4. Individu maupun kelompok masyarakat
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
52
Sasaran : Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di
tiap kecamatan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.10. Sasaran Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di
tiap kecamatan
Indikator Target 2014
Realisasi 2014
% capaian tahun 2014
Realisasi capaian kinerja (%)
2013 2012 2011
Ketersedian personil kebencanaan yang handal
40 orang 40 orang 100 110 100 0
Capaian indikator ketersediaan personil kebencanaan yang handal pada
tahun 2012 tercapai 100%; pada tahun 2013 tercapai 110% artinya melebihi target
sebesar 10% dan pada tahun 2014 tercapai 100%.
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh Kegiatan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat. Pada
tahun 2014 tercapai 100% yaitu sebanyak 40 orang tenaga yang handal dalam
menghitung kerusakan dan kerugian pasca becnana. Pada tahun 2012 kegiatan yang
mendukung indikator ini adalah pelatihan Tim dalam mendukung upaya
pengurangan risiko bencana tercapai 100% yaitu sebanyak 200 orang dan pada tahun
2013 tercapai 10 orang. Sehingga pada tahun 2014 BPBD telah melakukan pelatihan
kebencanaan kepada aparatur maupun masyarakat sebanyak 25 orang personil. Para
peserta pelatihan kemudian dikelompokan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ada
dua kelompok besar penanggulangan bencana yaitu Unit Cegah Siaga (UCS) yang
beperan aktif dalam melakukan pengurangan risiko bencana dalam fase pra bencana,
Tim Reaksi Cepat (TRC) yang lebih berperan dalam proses tanggap darurat bencana
dengan tugas pokoknya melakukan kajian cepat kebutuhan para korban bencana serta
menghitung kerusakan sementara akibat bencana.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
53
Untuk membentuk personil kebencanaan yang handal diperlukan pelatihan
penanggulangan bencana baik dari segi teori maupun implementasi di lapangan.
Oleh karena itu, BPBD telah melaksanakan beberapa kegiatan baik kegiatan internal
BPBD maupun dengan bekerja sama dengan lembaga lain. Pelatihan yang telah
dilaksanakan oleh BPBD diantaranya:
a. Pelatihan Damages and Losses Assesment (DaLA) yaitu pelatihan perhitungan
kerusakan dan kerugian pasca bencana bagi aparatur kecamatan.
b. Pelatihan penggunaan radio komunikasi dengan output jumlah kecamatan yang
terhubung dengan pusat informasi BPBD dan rambu evakuasi.
Sasaran : Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari
sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.11. Sasaran Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana
Indikator Target
2014
Realisasi
2014
% capaian
tahun 2014
Realisasi capaian kinerja
(%)
2013 2012 2011
Jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya
1 dok dan 31 Kec
1 dok dan 31 Kec
94 2 kec 1 kec 31
sketsa
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh 2 kegiatan yaitu :
1. Kegiatan penyusunan dan analisis data/ informasi perencanaan pembangunan
kawasan rawan bencana dengan output Sistem Informasi Geografis (bahasa
Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem
informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
54
yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Sistem ini
dapat diakses oleh 31 Kecamatan.
Kegiatan lainnya yaitu terlaksananya sosialisasi pengurangan resiko
bencana dan pelatihan radio komunikasi dengan peserta dari seluruh kecamatan
di Wilayah Kabupaten Bandung. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan
seluruh masyarakat dapat menjadi lebih siaga dalam menghadapi bencana
banjir, angin kencang, gerakan tanah dan lonsor. yang bertujuan untuk
merangsang masyarakat agar berperan aktif dalam penyelanggaraan
penanggulangan bencana dengan membentuk kelompok di tiap wilayah rawan
bencana.
2. Kegiatan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana, pada tahun 2014 terpetakan
wilayah rawan bencana di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Dayeuhkolot,
Baleendah dan Bojongsoang.
Adapun kendala yang dihadapi yaitu Kriteria teknis untuk kegiatan pemetaan
kawasan rawan bencana tidak sesuai perencanaan :
a) Tersusunnya peta rawan bencana se-Kabupaten Bandung per Kecamatan,
dalam hal ini Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang.
b) Tersusunnya Peta rawan bencana detail, tetapi sampai saat ini hasil
penyusunannya tidak sesuai dengan standarisasi peta.
Upaya yang dilakukan adalah :
Tersusunnya database kebencanaan harus sesuai standarisasi data BNPB
yaitu Peraturan Kepala BNPB nomor. 8 Tahun 2011 tentang Standarisasi
Data Kebencanaan
Pada tahun 2014 tercapai 94% atau 31 kecamatan dari tahun 2013 yang hanya
tercapai 2 kecamatan. Artinya meningkat mencapai 29 kecamatan. Pada tahun
2012 hanya 1 kecamatan yg dipetakan dan pada 2011 wilayah rawan masih
dalam bentuk sketsa sebanyak 31 kecamatan.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
55
Sasaran : Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana. Indikator dan capaian
kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.12. Sasaran Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan
bencana
Indikator Target 2014
Realisasi 2014
% capaian tahun 2014
Realisasi capaian kinerja (%)
2013 2012 2011
Jumlah Dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang disusun
1 dok 1 dok 100 3 dok 1 dok 0
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh kegiatan
penyusunan rumusan kebijakan bencana daerah yang pada tahun 2014 tercapai 1
dokumen yaitu terusunnya Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada
Pihak Ketiga/ Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung.
Pada tahun 2013 tercapai 3 dokumen yaitu :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung
2. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pembagian
Kewenangan, Tugas, Dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dalam
Penyelengaraan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Bandung
3. Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah.
Pada tahun 2012 tercapai 1 dokumen yaitu dokumen rencana kontijensi
bencana banjir.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
56
Sasaran : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan
bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan
bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran
utama masyarakat di wilayah rawan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari
sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.13. Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan
bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan
bencana
Indikator Target
2014
Realisasi
2014
% capaian
tahun 2014
Realisasi capaian kinerja
(%)
2013 2012 2011
Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung
31 kec 31 kec 100 100% 33% 0
Capaian indikator jumlah kecamatan yang siaga bencana pada tahun 2012
mencapai 33% ; pada tahun 2013 mencapai 100%, artinya meningkat sebesar 67%
dan pada tahun 2014 tercapai 100%.
Capaian indikator sasaran ini didukung oleh Kegiatan Pemantauan dan
penyebarluasan informasi potensi bencana alam. Output dari kegiatan ini adalah
terhubungnya 31 kecamatan dengan pusat informasi kebencanaan BPBD dan
tersedianya rambu evakuasi di wilayah rawan bencana, diantaranya :
a) 1 paket alat visual peraga kebencanaan
b) 1 paket sosialisasi pengurangan resiko bencana ke 31 kecamatan dan
bimbingan teknik radio komunikasi
c) 3 jenis perlatan peringatan dini masing-masing 90 unit speaker, amplifier
dan microphone
d) 3 jenis fasilitas perlengkapan jalan yaitu : 50 unit penunjuk arah jalur
evakuasi, 26 unit papan informasi dan 31 unit papan larangan
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
57
Selain itu ada juga sub kegiatan seperti sosialisasi pengurangan resiko
bencana yang dilakukan ke 31 kecamatan serta tersedianya TRC pada setiap
kecamatan di Kabupaten Bandung. Pada tahun 2014 tercapai 31 kecamatan juga
pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2012 hanya tercapai 10 kecamatan, artinya
meningkat pada 2013 sebanyak 21 kecamatan yang siaga bencana.
Sasaran : Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana, dengan sasaran utama
masyarakat di wilayah rawan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat
digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.14. Sasaran Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca
bencana
Indikator Target
2014
Realisasi
2014
% capaian
tahun 2014
Realisasi capaian kinerja
(%)
2013 2012 2011
Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana
100 % 48% 48% 90% 0 0
Capaian indikator sasaran ini didukung oleh Program perbaikan perumahan
akibat bencana alam/sosial dengan kegiatan Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah
akibat bencana sosial yang pada tahun 2014 hanya tercapai 48% , pada tahun 2013
tercapai 90% artinya mengalami penurunan sebesar 42%.
Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya bantuan stimulan untuk
korban pasca terjadi bencana. Wilayah yang mendapat bantuan stimulan yaitu
Kecamatan Pameungpeuk Desa Rancamulya sebanyak 40 Orang. Bentuk bantuan
untuk para korban bencana adalah berupa barang bahan material, seperti batu bata,
pasir, semen, genting dan lain sebagainya.
Hambatan dari tidak tercapainya kegiatan ini karena beberapa alasan
diantaranya :
1) Keterlamabatan dasar hukum mengenai pelaksanaan kegiatan dimaksud, dan
dasar hukum dalam bentuk Peraturan Bupati baru terbit pada triwulan ke IV
yaitu Peraturan Bupati nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
58
Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/ Masyarakat
Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Kabupaten Bandung. Perbup disahkan pada tanggal 8
September 2014.
2) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian tentang
penghitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana.
3) Proses kriteria dan besaran bantuan sosial yang lama, karena melibatkan
beberapa pihak luar seperti Dinas Pertasih, Pihak Kecamatan dan Desa.
Pelaksanaan pemberian bantuan sosial korban bencana pada tahun 2014
dilaksanakan dalam 2 (dua) jenis bantuan sosial, yaitu uang melalui cek tunai atau
transfer ke rekening tabungan korban bencana, sesuai dengan Peraturan Bupati
Bandung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian Hibah, Bantuan Sosial,
Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2011 Nomor 62) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Bupati Bandung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian
Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten Bandung
(Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2013 Nomor 4) dan Keputusan Bupati
Bandung Nomor 978/Kep.185-DPPK/2014 tentang Penetapan Penerima dan Besaran
Hibah dan Bantuan Sosial di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 berupa
bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan.
Selain itu bantuan lainnya yaitu bantuan sosial barang berupa material
bangunan, berdasar kepada Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak
Ketiga/Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah Kabupaten Bandung dan Keputusan Bupati Bandung Nomor 978-
5/Kep.603-BPBD/2014 tentang Penetapan Daftar Normatif Calon Penerima Bantuan
Sosial Barang yang diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat Akibat Bencana Alam
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
59
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Bandung
Tahun Anggaran 2014.
Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan berupa cek tunai atau transfer ke
rekening tabungan untuk korban bencana pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 2
(dua) tahap.
1. Tahap Pertama mengacu kepada Keputusan Bupati Bandung nomor 978/kep-391-
BPBD/2014Tanggal 22 Juli 2014 Tentang Penetapan Dan Besaran Hibah Dan
Bantuan Sosial Yang Tidak Dapat Direncanakan Sebelumnya Di Kabupaten
Bandung Tahun Anggaran 2014.
a. Jumlah pengajuan sebanyak14 (empat belas) penerima dengan total nilai
sebesar Rp. 87.500.000,- (DelapanPuluh Tujuh JutaLima Ratus Ribu Rupiah).
Terdiri atas1 (satu) kecamatan yaitu Kecamatan Majalaya Desa Neglasari;
b. Pelaksanaan Pembagian bantuan sosial berupa cek tunai langsung di Kantor
DPPK Kabupaten Bandung;
2. Tahap Kedua mengacu kepada Keputusan Bupati Bandung nomor 978.5/Kep-582
BPBD/2014 Tanggal 27 Nopember 2014 TentangPenetapan Dan Besaran Hibah
Dan Bantuan Sosial Yang Tidak Dapat Direncanakan Sebelumnya Di Kabupaten
Bandung Tahun Anggaran 2014.
a. Jumlah pengajuan sebanyak 102 penerima dengan total nilai sebesar
Rp.284.500.000,- (DuaRatusDelapan Puluh Empat Juta Lima Ratus Ribu
Rupiah), terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan14 (empat belas) desa,dari 102
berkas yang diajukan ke DPPK Kabupaten Bandung terdapat 9 (sembilan)
berkas yang tidak memenuhi persyaratan.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
60
Tabel 3.15.
Calon Penerima Bantuan Sosial Berdasarkan
Keputusan Bupati Bandung nomor 978.5/Kep-582 BPBD/2014
Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Pencairannya Kabupaten Bandung TA. 2014
No Uraian Anggaran
(Rp.) Keterangan
1 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban longsor kepada Dedi kp. Papalangon rt.01/rw.07 desa Ciporeat kec. Cilengkrang
1.000.000
Korban Bencana telah meninggal dunia
2 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban banjir kepada H. Jaenudin M RT.02/RW.08 Desa lebak Muncang Kec. Ciwidey
2.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
3 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban banjir kepada Ai Iyan Wiyanti RT.02/RW.08 Desa Lebak Muncang Kec. Ciwidey
3.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
4 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban banjir kepada Wawan S KP. Sukasari rt. 02/17 desa ciwidey kec. Ciwidey
1.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
5 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban banjir kepada Wawan Hermawan kp. Sukasari Rt. 02/17 Desa Ciwidey Kec. Ciwidey
1.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
6 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban banjir kepada Dadang Efendi kp. sukasari Rt. 02/17 Desa Ciwidey Kec. Ciwidey
1.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
7 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban angin putting beliung kepada Anis KP. Pasanggrahan RT.03/RW.11 Desa Nagreg Kendal Kec. Nagreg
1.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
8 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban angin putting beliung Kepada Rohim RT.01/RW.11 Desa Nagreg Kendal Kec. Nagreg
1.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
9 bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya korban angin putting beliung kepada Endang Suherman RT.08/RW.07 Desa Nagreg Kendal Kec. Nagreg
1.000.000
Persyaratan pencairan tidak lengkap
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
61
b. Pelaksanaan Pembagian dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 Desember
2014 di Kantor DPPK Kabupaten.
Sedangkanpelaksanaanbantuansosialkorbanbencanaberupa barang
material bangunan di Kabupaten Bandung TahunAnggaran
2014berdasarKeputusan Bupati Bandung Nomor 978-5/Kep.603-BPBD/2014
tentang Penetapan Daftar Normatif Calon Penerima Bantuan Sosial Barang
yang diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat Akibat Bencana Alam
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten
Bandung Tahun Anggaran 2014 tanggal 12 Desember 2014, dengan jumlah
korban bencana yang dibantu sebanyak 40 penerima yang berada di
Kecamatan Pameungpeuk Desa Rancamulya Kabupaten Bandung. Total
bahan bangunan dan jenisnya terurai pada tabel berikut ini.
Tabel 3.16.
Bantuan Sosial Berupa Bahan Bangunan Material
Kabupaten Bandung Tahun 2014
NO URAIAN VOL SATUAN 1 Bata Merah 805 buah 2 PasirPasang 3 m3 3 Semen PC 2 sack 4 Genteng 6539 buah 5 AsbesGelombang 14 lembar 6 balok Borneo 4 buah 7 Paku 90 Kg 8 KasoAlbasiah 5 m3 9 Reng 227 buah
10 PapanAlbasiah 4 m3 11 Seng 18 lembar 12 Bilik 37 lembar
Sasaran : Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah. Indikator dan capaian kinerja dari
sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
62
Tabel 3.17. Sasaran Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
Indikator Target 2014
Realisasi 2014
% capaian tahun 2014
Realisasi capaian kinerja (%)
2013 2012 2011
Persentase cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah
100 % 100% 100% 90% 50% 25%
Capaian kinerja dari terintegrasinya informasi kebencanaan daerah pada
tahun 2011 mencapai 25%; pada tahun 2012 mencapai 50%; pada tahun 2013 mencapai
90% da pada tahun 2014 tercapai 100% artinya meningkat sebesar 10%.
Program kegiatan yang mendukung terhadap capaian kinerja dimaksud selama
tahun 2014 dengan kinerja 100% adalah :
1. Melaksanakan aktivitas roll call ke seluruh Kecamatan Kabupaten Bandung/
31 Kecamatan setiap pagi dan malam dalam 1 hari. aktivitas ini dilakukan
oleh pusat pengendalian operasional BPBD dengan memantau cuaca pada
setiap wilayah. 31 Kecamatan melalui kasi trantib telah dilengkapi radio
komunikasi, guna mendistribusikan informasi cuaca dan kondisi wilayah
masing-masing.
2. Sistem informasi data kebencanaan juga telah disusun pada kegiatan
pemantauan dan penyebarluasan informasi kebencaaan yang dilengkapi
dengan seperangkat alat pemantau.
3. BPBD bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
/LAPAN) Bandung untuk mensosialisasikan informasi peringatan dini
kebencanaan berbasis satelit, yang dapat diakses oleh masyarakat umum.
Sasaran : Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan
Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran
ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
63
Tabel 3.18. Sasaran Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Indikator Target
2014
Realisasi
2014
% capaian
tahun 2014
Realisasi capaian kinerja
(%)
2013 2012 2011
Jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan
250 250 100% 100% 125% 0
Capaian indikator jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan pada tahun
2012 mencapai 125% atau melebihi target yang semula 200 orang, ternyata yang
mengikuti jadi 250 orang dalam 4 kali angkatan pelatihan. Pada tahun 2013 mencapai
100% dan pada tahun 2014 juga tercapai 100%
Program kegiatan yang mendukung indikator ini pada tahun 2014 adalah sub
kegiatan pemantauan dan penyebarluasan informasi dan data kebencanaan, dimana
terdapat pelatihan radio komunikasi dan pelatihan penggunaan sistem informasi
geografis.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
64
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pengukuran Pencapaian Sasaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian
sasaran dan pencapaian target Badan Penanggulangan bencana Daerah Kabupaten
Bandung.
Tingkat capaian kinerja yang dapat diperoleh pada tahun anggaran 2014 secara
umum mampu mencapai tujuan dan sasaran fungsional kegiatan secara optimal sesuai
masing-masing indikator kinerja khususnya pada indikator kinerja output/keluaran
sebagai bentuk langsung hasil kegiatan.
Anggaran BPBD pada tahun 2014 adalah, sebesar
Rp.10.578.288.055,- (Sepuluh Milyar Lima Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Dua
Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Lima Puluh Lima Rupiah) terealisasi sebesar
Rp.9.308.737.745,- ( Sembilan Milyar Tiga Ratus Delapan Juta Tujuh Ratus Tiga
Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh Lima Rupiah) atau pencapaian 88 %,
dengan rincian belanja :
a. Belanja tidak langsung sebesar Rp. 2.302.214.835,- ( Dua Milyar Tiga Ratus
Dua Juta Dua Ratus Empat Belas Ribu Delapan Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah)
dengan realisasi sebesar Rp. 2.188.857.683,- ( Dua Milyar Seratus Delapan
Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus
Delapan Puluh Tiga Rupiah).
b. Belanja langsung sebesar Rp. 8.276.073.220.- (Delapan Milyar Dua Ratus
Tujuh Puluh Enam Juta Tujuh Puluh Tiga Ribu Dua Ratus Dua Puluh Rupiah)
dengan realisasi sebesar Rp. 7.119.880.062,- (Tujuh Milyar Seratus Sembilan
Belas Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Ribu Enam Puluh Dua Rupiah ) yang
dijabarkan melalui 10 Program 32 Kegiatan yaitu sebagai berikut :
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
65
Tabel 3.19
Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Badang
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Bandung Tahun 2014
No. Urusan Program/ Kegiatan/
Sub Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran
Sebelum
Perubahan
Anggaran
Setelah
Perubahan Realisasi %
2 3 4 5
BELANJA 10.674.323.220 10.578.288.055 9.308.737.745 87,9
I BELANJA TIDAK
LANGSUNG 2.324.450.000 2.302.214.835 2.188.857.683 95
A BELANJA PEGAWAI 2.324.450.000 2.302.214.835 2.188.857.683 95
1 Gaji dan Tunjangan 1.823.705.000 1.713.466.000 1.613.170.010
94
2 Tambahan Penghasilan PNS 500.745.000 588.748.000 575.687.673 97,7
II BELANJA LANGSUNG 8.349.873.220 8.276.073.220 7.119.880.062 97,78
A Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran 900.694.470 900.694.470 892,662,622 99,1
1 Penyediaan Jasa Surat
Menyurat 1.800.000 1.800.000 1.800.000 100
2 Penyediaan jasa komunikasi
Sumber daya air dan listrik 28.800.000 28.800.000 24.258.622 84,23
3 Penyediaan jasa peralatan dan
perlengkapan kantor 20.000.000 20.000.000 20.000.000 100
4 Penyediaan jasa jaminan
pemeliharaan kesehatan PNS 50.000.000 50.000.000 50.000.000 100
5 Penyediaan jasa administrasi
keuangan 24.000.000 24.000.000 24.000.000 100
6 Penyediaan jasa kebersihan
kantor 31.514.600 31.514.600 31.514.600 100
7 Penyediaan alat tulis kantor 56.432.300 56.432.300 56.259.500 98
8 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan 40.157.000 40.157.000 40.157.000 100
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
66
No. Urusan Program/ Kegiatan/
Sub Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran
Sebelum
Perubahan
Anggaran
Setelah
Perubahan Realisasi %
9 Penyediaan komponen
instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor
15.119.890 15.119.890 15.119.890 100
10 Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor 334.556.280 334.556.280 331.238.700 99
11 Penyediaan peralatan rumah
tangga 6.250.000 6.250.000 6.250.000 100
12 Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan 13.680.000 13.680.000 13.680.000 100
13 Penyediaan makanan dan
minuman 77.040.000 77.040.000 77.040.000 100
14 Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah 142.245.000 142.245.000 142.245.000 100
15 Rapat-rapat kordinasi dan
konsultasi ke Dalam Daerah 58.500.000 53.100.000 53.100.000 100
B Program Peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
736.820.000 663,020,000 599.615.500 99.78
1 Pembangunan Gedung 400.000.000 400.000.000 336.831.000 99.82
2 Pengadaan Mebelair 88.250.000 88.250.000 88.015.000 99,7
3 Pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor 25.900.000 25.900.000 25.900.000 100
4 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional 222.670.000 148.870.000 148.869.500 99,9
C Program Peningkatan
Disiplin Aparatur 20.000.000 20.000.000 20.000.000 100
1 Pengadaan Pakaian Dinas
Beserta Perlengkapannya 20.000.000 20.000.000 20.000.000 100
D Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan
16.440.000 16.440.000 16.440.000 100
1 Penyusunan Pelaporan
Keuangan akhir tahun 16.440.000 16.440.000 16.440.000 100
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
67
No. Urusan Program/ Kegiatan/
Sub Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran
Sebelum
Perubahan
Anggaran
Setelah
Perubahan Realisasi %
III BELANJA LANGSUNG
URUSAN PROGRAM
A Program pengembangan
data/informasi 1.000.000.000 1.000.000.000 895.949.200 89,5
1 Penyusunan dan analisis
data/informasi perencanaan
pembangunan kawasan rawan
bencana
700.000.000 700.000.000 615.234.200 88
2 Pemetaan Kawasan Rawan
Bencana 300.000.000 300.000.000 280.715.000 94
B Program Peningkatan
Keamanan dan Kenyamanan 115.250.000 115.250.000 115.250.000 100
1 Pengendalian Keamanan
Lingkungan 115.250.000 115.250.000 115.250.000 100
C Program perbaikan
perumahan akibat bencana
alam/sosial
400.000.000 400.000.000 48.046.100 16
1 Fasilitasi dan stimulasi
rehabilitasi rumah akibat
bencana sosial
400.000.000 400.000.000 48.046.100 16
D Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan
200.000.000 200.000.000 188,500,000 99
1 Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Teknis
dan Masyarakat
200.000.000 200.000.000 188,500,000 94,25
E Program Perencanaan
Pengembangan Kota-Kota
Menengah dan Besar
520.750.000 520.750.000 506.130.000 97
1 Koordinasi Penanggulangan
dan Penyelesaian Bencana
Alam/ Sosial
520.750.000 520.750.000 506.130.000 97
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
68
No. Urusan Program/ Kegiatan/
Sub Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran
Sebelum
Perubahan
Anggaran
Setelah
Perubahan Realisasi %
F Program pencegahan dini
dan penanggulangan korban
bencana alam
4.439.918.750 4.439.918.750 3,837,286,640 86
1 Pemantauan dan
penyebarluasan informasi
potensi bencana alam
1.050.000.000 1.050.000.000 1.026.952.390
98.10
2 Pengadaan Sarana dan
Prasarana Evakuasi Dari
Ancaman/ Korban Bencana
Alam
2.499.418.750 2.499.418.750 1.923.255.750 77
3 Pengadaan Logistik dan Obat-
obatan bagi penduduk di
tempat penampungan
sementara
500.000.000 500.000.000 499.283.500 99.9
4 Sosialisasi Perundang-
undangan tentang
Penanggulangan Bencana
200.000.000 200.000.000 197.295.000 99.9
5 Penyusunan Rumusan
Kebijakan Bencana Daerah 190.500.000 190.500.000 190.500.000 100
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
69
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah disajikan pada bab-bab sebelumnya secara ringkas
disampaikan sebagai berikut : diawali memilah isu strategis yang berkaitan dengan
Tupoksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, menetapkan
visi dan misi yang sesuai dengan isu strategis, menetapkan target kinerja dan
menganalisis kinerja tersebut melalui pengukuran capaian kinerja. Analisis capaian
kinerja maupun akuntabilitas keuangan BPBD . Setelah dilaksanakan analisis tersebut
maka kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah mencapai kinerja dengan
hasil yangberagam disebabkan oleh beberapa kendala.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun dalam
rangka perwujudan pertanggungjawaban anggaran, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dan program yang
dipercayakan kepada BPBD.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) ini juga berperan sebagai alat
kendali, alat penilaian kualitas kinerja dan alat pendorong terwujudnya pemerintahan
yang baik.
Dari hasil pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bandung, yang meliputi capaian kinerja, analisis capaian
kinerja dan analisis akuntabilitas keuangan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung BPBD
telah menetapkan 9 (sembilan) sasaran didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan
target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015, serta Rencana
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
70
Strategis (Renstra) BPBD Tahun 2011-2015. Dari 9 (sembilan) yang ditetapkan dalam
Penetapan Kinerja Tahun 2014, terdapat 8 sasaran strategis yang berhasil dilaksanakan
dengan baik (100% atau lebih). Sedangkan 1 Sasaran lainnya belum sepenuhnya
dilaksanakan dengan baik. Beberapa permasalahan yang timbul dalam pencanpaian
target kinerja BPBD antara lain:
a. Belum optimalnya dukungan masyarakat Kabupaten Bandung dalam
pengurangan risiko bencana.
b. Belum adanya kesesuaian payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaan salah
satu kegiatan dalam hal ini mengenai penyaluran bantuan sosial dalam bentuk
barang material untuk korban pasca bencana yaitu keterlambatan terbitnya
Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/ Masyarakat
Akibat Bencana Alam yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Bandung, sehingga pelaksanaan penyaluran bantuan yang
dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama, menjadi terhambat.
c. Keterlambatan anggaran pada saat tanggap darurat menyebabkan prosedur
penyelenggaraan penanggulangan bencana terhambat dan berakibat pada kurang
optimalnya pelayanan kepada korban bencana
c. Gagal lelang pada salah satu sub kegiatan yang sudah tercantum dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran tahun 2014
Strategi pemecahan masalah yang ditempuh oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah pada tahun 2014 yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan kebencanaan. Untuk dasar hukum
pada kegiatan-kegiatan kebencanaan agar melakukan Peningkatan koordinasi antar
stakeholder dalam penanggulangan bencana daerah dengan membangun kerangka
regulasi yang jelas. Sedangkan untuk mengatasi keterlambatan anggaran tanggap
darurat , BPBD terus berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait. Kedepan juga perlu
dilaksanakan upaya-upaya yang lebih baik lagi dengan melakukan evaluasi dari
penetapan skala prioritas kegiatan Badan.
LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2014
71
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014 ini telah kami
susun secara objektif dengan mengacu kepada nilai-nilai transparansi dan akuntabel.
Namun demikian laporan masih memerlukan penyempurnaan-penyempurnaan lebih
lanjut di masa yang akan datang , oleh karena itu masukan-masukan positif bagi
penyempurnaan laporan ini tetap diperlukan agar tujuan penyusunan LAKIP dapat
tercapai lebih bail lagi.
top related