kebulatan 3asaadsafdsfddf
DESCRIPTION
dfdfdfdsfdsfdfdfTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pemgukuran Kebulatan”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk persentasi mata kuliah Metrologi Industri.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Pekanbaru, November 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
PENGUKURAN KEBULATAN................................................................................................1
A. Pengertian.................................................................................................................1
B. Persyaratan Pengukuran Kebulatan.........................................................................4
C. Alat Ukur Kebulatan..................................................................................................6
D. Komponen Utama Alat Ukur Kebulatan....................................................................8
E. Makna Grafik dan Parameter Kebulatan.................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Simbol Pengukuran kebulatan............................................................................2Gambar 2. Contoh Aplikasi Simbol Kebulatan Dalam Gambar Teknik..............................2Gambar 3. Kesalahan Pengukuran Kebulatan Pada Mikrometer.........................................4Gambar 4. Alat Ukur Kebulatan Jenis Sensor Putar............................................................7Gambar 5. Alat Ukur Kebulatan Jenis Meja Putar...............................................................7Gambar 6. Prinsip Pengubah Isyarat Sensor........................................................................9Gambar 7. Lingkaran Referensi.........................................................................................12
iii
PENGUKURAN KEBULATAN
A. Pengertian
Pengukuran kebulatan merupakan pengukuran yang ditujukan untuk
memeriksa kebulatan suatu benda, atau dengan kata lain untuk mengetahui
apakah suatu benda benar-benar bulat atau tidak, jika dilihat secara teliti
dengan menggunakan alat ukur. Pengukuran kebulatan merupakan salah
satu dari tipe pengukuran yang tidak berfungsi menurut garis. Kebulatan
dan diameter adalah dua karakter geometris yang berbeda, meskipun
demikian keduanya saling berkaitan. Ketidakbulatan akan mempengaruhi
hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran diameter tidak selalu
akan menunjukkan ketidakbulatan.
Sebuah benda yang berbentuk silinder pada dasarnya dalam setiap
tempat punya perbedaan jari-jari. Dengan menggunakan alat ukur dial
indicator pada benda ukur poros hasil proses bubut/plat bubut, serta alat
bantu V Block dan dial stand kita dapat melakukan pengukuran kebulatan
untuk memeriksa kebulatan benda tersebut. Dial indicator dapat digunakan
untuk mengukur perubahan ketinggian pada permukaan suatu benda. Jadi
dapat diketahui benda tersebut memiliki permukaan yang rata atau tidak.
Dengan memanfaatkan prinsip yang sama, sebuah bendayang berbentuk
silinder dapat diperiksa kebulatannya. Dengan menetapkan suatu titik pada
sisi silinder sebagai acuan (titik nol) kemudian melakukan pengukuran
terhadap titik lain dapat diketahui apakah terjadi pelekukan atau
penggundukan yang mempengaruhi kebukatan benda tersebut dan
seberapa besar nilainya.
1
Adapun contoh penggunaan simbol pada gambar :
O b/c d
O e/f
Keterangan:
O = Simbol toleransi dari karakter produk (O) = kebulatanb = Tolernsi yang diperbolehkanc = Panjang bahan yang terkena toleransid = Benda / posisi acuane = Toleransi umumf = Toleransi khusus ( hanya untuk bagian tertentu )
Dalam mesin-mesin atau peralatan teknis, banyak sekali ditemukan
komponen-komponen yang mempunyai penampang bulat, baik berupa
2
Gambar 1 . Simbol Pengukuran kebulatan
Gambar 2. Contoh Aplikasi Simbol Kebulatan Dalam Gambar Teknik
poros, bantalan, roda gigi dengan dimensi kecil seperti halnya pada jam
tangan sampai dengan komponen yang berdimensi besar.
Komponen dengan kebulatan ideal amat sulit dibuat, dengan
demikian kita harus mentolerir adanya ketidak bulatan dalam batas-batas
titik sesuai dengan tujuan atau fungsi dari komponen itu. Kebulatan
mempunyai peranan penting dalam hal :
Membagi beban sama rata
Menentukan umur komponen
Menentukan kondisi suaian
Menentukan ketelitian putaran
Mempelancar pelumasan
Saat kebulatan dibicarakan, selain penyebab dan cara
penanggulangan ketidakbulatan, pasti akan mengait dengan cara mengukur
kebulatan dan bagaimana cara menyatakan harga ketidakbulatan, karena
sampai saat ini ada beberapa definisi mengenai parameter kebulatan.
Ketidakbulatan merupakan salah satu jenis kesalahan bentuk dan
umumnya amat berkaitan dengan beberapa kesalahan bentuk lainnya
seperti :
Kesamaan sumbu atau konsentrisitas (concentricity)
Kelurusan (straightness)
Ketegaklurusan (perpendicularity)
Kesejajaran (parallelism)
Kesilindrikan (clindricity)
3
Kebulatan dapat diukur dengan cara sederhana yang meskipun tidak memberikan
hasil yang memuaskan dapat kita terima untuk mempertimbangkan kualitas
geometrik dari komponen yang tidak menuntut persyaratan yang tinggi. Alat ukur
kebulatan dibuat sesuai dengan persyaratan pengukuran kebulatan, dan pada
beberapa jenis mampu digunakan pula untuk mengukur berbagai kesalahan
bentuk.
B. Persyaratan Pengukuran Kebulatan
Kebulatan dan diameter adalah dua karakter geometris yang berbeda,
meskipun demikian keduanya saling berkaitan, ketidakbulatan akan
mempengaruhi hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran
diameter tidak selalu akan menunjukkan ketidakbulatan. Sebagai contoh,
penampang-penampang poros dengan dua tonjolan beraturan (ellips) akan
dapat diketahui kebulatannya bila diukur dengan sensor dengan posisi
bertolak belakang (180o), misalnya dengan mikrometer. Akan tetapi
mikrometer tidak dapat menunjukkan ketidakbulatan bila digunakan untuk
mengukur penampang poros dengan jumlah tonjolan beraturan ganjil
(3,5,7, dst). Tonjolan ganjil dengan jumlah dibawah 10 tidak dapat
dilakukan pengukuran dengan dial indicator, karena akan mempengaruhi
dari jarak ukur dari titik pusat dan juga ada beberapa bagian tidak dapat
disentuh oleh jarum pengukur dial indicator.
4
Gambar 3 . Kesalahan Pengukuran Kebulatan Pada Mikrometer
Pengukuran kebulatan dari poros tersebut adalah dengan cara
meletakkan pada blok V dan kemudian memutarnya dengan menempelkan
sensor jam ukur diatasnya, hal ini merupakan cara klasik untuk
mengetahui kebulatan. Bila penampang poros berbentuk ellips maka jarum
ukur tidak dapat menunjukkan penyimpangan yang berarti. Hal ini
menunjukkkan bahwa sewaktu benda ukur diputar diatas blok V terjadi
perpindahan pusat benda ukur, sehingga jarak perpindahan sensor jam
ukur akan dipengaruhinya.
Cara pengukuran harus disesuaikan berdasarkan pengalaman, yaitu
dari jenis proses pembuatan komponen yang bertendensi untuk
menghasilkan produk dengan ciri kebulatan tertentu dan di lain pihak cara
yang dipilih dapat menjamin kualitas fungsional yang diinginkan.
Sementara ini, dengan kemajuan teknologi, peralatan teknis semakin
menuntut ketelitian atas cara pengukuran komponennya antara lain
kebulatan. Kebulatan hanya bisa diukur dengan cara tertentu yang
menuntut persyaratan sebagai berikut :
1. Harus ada sumbu putar dan dianggap sebagai sumbu referensi.
2. Lokasi sumbu putar harus tetap dan tidak dipengaruhi oleh profil
kebulatan benda ukur.
3. Pengukuran harus bebas dari sumber-sumber yang dapat
menyebabkan ketidaktelitian.
4. Hasil pengukuran diperlihatkan dalam bentuk grafik polar (lingkaran) guna menentukan harga parameter kebulatan.
5
C. Alat Ukur Kebulatan
Berdasarkan putarannya, maka alat ukur dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu :
1. Jenis dengan sensor putar.
2. Jenis dengan meja putar.
Ciri dari kedua jenis tersebut adalah :
Jenis dengan sensor putar :
Spindel (poros utama) yang berputar hanya menerima beban
yang ringan dan tetap. Dengan demikian ketelitian yang tinggi
bisa dicapai dengan membuat konstruksi yang cukup ringan.
Meja untuk meletakkan benda ukur tidak mempengaruhi
sistem pengukuran. Benda ukur yang besar dan panjang tidak
merupakan persoalan.
Jenis dengan meja putar :
Karena sensor tidak berputar, maka berbagai pengukuran
dengan kebulatan dapat dilaksanakan, misalnya konsentris,
kelurusan, kesejajaran, dan ketegaklurusan.
Pengukuran kelurusan bisa dilakukan dengan menambahkan
peralatan untuk menggerakkan sensor dalam arah transversal
(vertikal) tanpa harus mengubah posisi spindel.
Berat benda ukur terbatas, karena keterbatasan kemampuan
spindel untuk menahan beban. Penyimpangan letak titik berat
ukur relatif terhadap sumbu putar dibatasi.
Alat pengatur posisi dan kemiringan benda ukur terletak pada
meja. Oleh sebab itu, pengaturan secara cermat supaya sumbu
objek ukur berimpit dengan sumbu putar, hanya mungkin
dilakukan sewaktu meja dalam keadaan tak berputar.
6
D. Komponen Utama Alat Ukur Kebulatan
7
Gambar 4. Alat Ukur Kebulatan Jenis Sensor Putar
Gambar 5. Alat Ukur Kebulatan Jenis Meja Putar
Beberapa hal mengenai komponen utama alat ukur kebulatan
adalah sebagai berikut :
Spindel : merupakan komponen terpenting, dimana ketelitian
putaran harus dijaga setinggi mungkin (merupakan satu-
satunya sumbu referensi). Oleh sebab itu perencanaan bantalan
spindel merupakan kunci dari keberhasilan alat ukur.
Bantalan Kering : bantalan dengan sedikit pelumasan.
Biasanya berupa bola bajayang ditumpu pada mangkuk plastik
untuk menahan beban aksial.
Bantalan Peluru : mampu menahan beban aksial dan radial,
sehingga posisi spindel dapat horizontal maupun vertikal.
Bantalan Hidrodinamik : berupa bantalan setengah bola.
Dalam keadaan diamterjadi kontak metal dengan metal.
Biasanya digunakan untuk jenis sensor putar.
Bantalan Udara : udara tekan dialirkan ke dalam ruang
bantalan, sehingga terjadi lapisan udara yang mampu menahan
beban yang berat.
Bantalan Hidrostatik : pada jenis ini minyak pelumas ditekan
masuk kedalam ruang bantalan, dengan demikian selalu ada
lapisan minyak baik dalam keadaan berputar maupun diam.
8
Sensor : sensor berupa batang dengan jarum dari Tungsten
Carbide. Geometri ujung jarum dibuat berbentuk tembereng
dengan tebal dan jari-jari tertentu (6 mm). Ujung jarum sengaja
tidak dibuat vervebtuk bola dengan diameter kecil untuk
menghindari jarum mengikuti profil kekasaran permukaan.
Untuk suatu kecepatan putaran tertentu, tekanan pengukuran
dan arah penekanan sensor dapat diatur disesuaikan dengan
berat benda ukur dan letak permukaan yang diukur.
Gambar 6. Prinsip Pengubah Isyarat Sensor
Pengubah : umumnya pengubah alat ukur menggunakan
prinsip transformator dengan perubahan induktansi, yaitu
perubahan posisi inti akibat perubahan posisi batang sensor
melalui suatu mekanisme khusus.
Pencatat : untuk menghindari gesekan antara pena pencatat
dengan kertas serta untuk mempertipis garis, grafik dibuat
pada kertas elektrosensitif. Selama grafik berlangsung, pena
yang diberi muatan listrik akan memancarkan bunga api
sehingga menimbulkan bekas pada kertas elektrosensitif. Perlu
diingat bahwa kecepatan putaran kertas grafik dibuat sama
dengan kecepatan putaran benda ukur. Kecepatan pemutaran
tersebut dibatasi karena ada dua kendala mekanik yaitu :
9
- Jarum sensor harus selalu menekan benda ukur. Apabila
kecepatan pemutaran terlalu tinggi, akibat dari tonjolan
pada benda ukur, jarum tersebut akan meloncat.
- Pena pencatat harus dapat mengikuti kecepatan
perubahan isyarat tanpa terjadi loncatan atau kelambatan.
Sentering dan Laveling : sumbu obyek ukur (bagian benda
ukur yang akan diukur kebulatannya) dapat disatukan dengan
sumbu putar dengan cara menggeserkan (sentering) dan
kemudian mengatur kemiringan (laveling). Pengaturan ini
dilaksanakan dengan menempelkan sensor pada obyek ukur
dan meja putar sampai salah satu tombol sentering menempati
posisi yang segaris (berhadapan) dengan arah gerakan sensor.
Pengukuran Kelurusan dan Berbagai Kesalahan Bentuk :
pengukuran kelurusan dapat dilaksanakan dengan tanpa
memutar benda ukur melainkan dengan menggerakkan sensor
dalam arah vertikal, dan untuk mempermudah analisis
diperlukan jenis pencatat linear. Dengan memindahkan lokasi
sensor serta dengan mengubah posisi sensor maka berbagai
pengukuran kesalahan bentuk dapat dilaksanakan.
E. Makna Grafik dan Parameter Kebulatan
Untuk lebih memahami analisis kebulatan, terlebih dahulu perlu
mengetahui grafik hasil pengukuran sebagai berikut :
1. Profil kebulatan bukanlah merupakan pembesaran penampang.
2. Efek pembesaran terhadap bentuk profil kebulatan.
3. Posisi pembuatan grafik dapat ditentukan sekehendak.
4. Adanya hubungan sudut posisi antara benda ukur dan profil
kebulatan.
10
5. Efek kesalahan sentering.
Parameter kebulatan adalah suatu harga yang dapat dihitung
berdasarkan profil kebulatanrelatif terhadap lingkaran referensinya.
Menurut standar Inggris, Amerika dan Jepang, ada empat macam
lingkaran referensi, yaitu :
1. Lingkaran Luar Minimum (Minimum Circumcribed Circle)
Lingkaran terkecil yang mungkin dibuat diluar profil kebulatan
tanpa memotongnya. Ketidakbulatan sama dengan jarak radial dari
lingkaran tersebut kelekukan yang paling dalam.
2. Lingkaran Dalam Maksimum (Maximum Inscribed Circle)
Lingkaran terbesar yang mungkin dibuat dalam profil
kebulatan tanpa memotongnya. Ketidakbulatan sama dengan jarak
radial dari lingkaran tersebut ketonjolan yang paling tinggi.
3. Lingkaran Daerah Minimum (Minimum Zone Circle)
Dua buah lingkaran kosentris yang melingkupi profil kebulatan
sedemikian rupa sehingga jarak radial antara kedua lingkaran
tersebut adalah yang paling kecil. Titik tengah dari lingkaran
daerah minimum disebut dengan MZC atau Minimum Zone Center.
Ketidakbulatan merupakan seslisih dari jari-jari kedua lingkaran
tersebut dan dinamakan MRZ atau Minimum Radial Zone.
4. Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle)
Merupakan lingkaran yang ditentukan berdasarkan profil
kebulatan sedemikian rupa sehingga kuadrat jarak dari sejumlah
titik dengan interval sudut yang sama pada profil kebulatan ke
lingkaran referensi adalah yang paling kecil. Titik tengah lingkaran
kuadrat terkecil dinamakan LSC atau Least Square Center. Jarak
11
radial harga mutlak rata-rata antara profil kebulatan dengan
lingkaran kuadrat terkecil disebul MLA atau Mean Line Average.
12
Gambar 7. Lingkaran Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Rochim,Taufiq.2006.Spesifikasi,Metrologi,&Kontrol Kualitas Geometrik.Bandung:ITB.
13