karakteristik kebudayaan islam
Post on 15-Jan-2016
297 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan warisan rohani yang agung,
yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia
selama dalam beberapa abad yang lalu.Warisan yang telah memberi pengaruh
besar pada masa lampau bahkan terlebih lagi pada masa yang akan datang.
Hal ini karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar
kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama
dan kebudayaan yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. kepada umat
manusia melalu wahyu Allah SWT.,sudah begitu berpadu sehingga tidak
dapat lagi terpisahkan.
Kebudayaan sebagai hasil cipta manusia yang didasarkan kepada
metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti
yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang.Namun
hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu
erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang
sekarang menguasai dunia. Perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu
dengan yang lain sebenarnya merupakan hal yang sangat mendasari,yang
sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak
belakang.
Sistem ekonomi yang merupakan dasar kebudayaan barat mengakibatkan
timbul aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada dimuka bumi ini
tunduk kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang
yang ingin menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni,
filsafat, cara berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran
ini tidak terbatas hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa
filsafat Barat telah pula membuat pola-pola atas dasar kemanfaatan materi ini
semata-mata.Sungguh pun aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
2
sudah begitu tinggi dengan daya ciptanya yang besar sekali,namun
perkembangan pikiran di Barat itu telah membatasinya pada batas-batas
keuntungan materi.
Kebudayaan Islam lahir atas dasar yang bertolak belakang dengan dasar
kebudayaan Barat. Ia lahir atas dasar rohani yang mengajak manusia
supaya pertama sekali dapat menyadari hubungannya dengan alam dan
tempatnya dalam alam ini dengan sebaik-baiknya. Kalau kesadaran demikian
ini sudah sampai ke batas iman, maka imannya itu mengajaknya supaya
ia tetap terus-menerus mendidik dan melatih diri, membersihkan hatinya
selalu, mengisi jantung dan pikirannya dengan prinsip-prinsip yang lebih
luhur, prinsip-prinsip harga diri, persaudaraan, cinta kasih, kebaikan dan
berbakti. Atas dasar prinsip-prinsip inilah manusia hendaknya
menyusun kehidupan ekonominya. Cara bertahap demikian ini adalah dasar
kebudayaan Islam, seperti wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi
Muhammad, yakni mula-mula kebudayaan rohani, dan sistemkerohanian
disini ialah dasar sistem pendidikan serta dasar pola-pola etik (akhlak).
Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata
hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses realisasidiri
dari roh ilahi.
Manusia sebagai pelaku kebudayaaan itu sendiri merupakan satu-satunya
makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki
kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam menganalisis
suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu pada kaitannya manusia tidak
mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut
manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada
masa lalu.KebudayaanIslam merupakan kajian yang sangat luas. Seperti yang
dijelaskan dalam makalah ini, bahwa kebudayaan Islam sangat erat kaitannya
dengan perkembangan peradaban umat Islam.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
3
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penyusun membatasi
permasalahan yang dirumuskan sebagai pertanyaan penyusunan makalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran konsep umum manusia dan kebudayaan?
2. Bagaimana konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam?
3. Bagaimana perkembangan kebudayaanIslam?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah dalam makalah ini, maka dapat
ditetapkan tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui gambaran konsep umum manusia dan kebudayaan.
2. Mengetahui konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam.
3. Mengetahui perkembangan kebudayaan Islam.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan di atas maka diharapkan kita dapat memperoleh
manfaat yang begitu besar seperti:
1. Dapat mengetahui konsep manusia dan kebudayaan kemudian
memberitahukan informasi kepada orang lain.
2. Dapat mengetahui konsep manusia dan kebudayaan dalam islam
kemudian memberitahukan informasi kepada orang lain.
3. Dapat mengetahui perkembangan kebudayaan islam kemudian
memberitahukan informasi kepada orang lain.
4. Dapat mengambil keputusan mengenai kebudayaan yang dapat kita
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Umum Manusia dan Kebudayaan
1. Konsep Umum Manusia
Aliran materialisme mempunyai pemikiran bahwa materi atau zat
merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena
proses material ini, sementara manusia juga dianggap juga ditentukan
oleh proses-proses material ini. Sedangkan aliran idealisme beranggapan
bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang
sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian.
Aliran realisme klasik beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan
yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk
kejiwaan/kerohanian, dan aliran teologis membedakan manusia dari
makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.Di samping itu,
beberapa ahli telah berusaha merekonstruksikan kedudukan manusia di
antara makhluk lainnya. Juga berusaha membandingkan manusia dengan
makhluk lainnya.
Dari hasil perbandingan tersebut ditemukan bahwa semua makhluk
mempunyai dorongan yang bersifat naluriah yang termuat dalam gen
mereka. Sementara yang membedakan manusia dari makhluk lainnya
adalah kemampuan manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan.
Pengetahuan manusia jauh lebih berkembang daripada pengetahuan
makhluk lainnya, sementara melalui perasaan manusia mengembangkan
eksistensi kemanusiaannya.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
5
2. Konsep Umum Kebudayaan
a) Pengertian Kebudayaan
Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa:
“budaya“ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang
“kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Selain itu,
Banyak sekali ditemukan definisi tentang kebudayaan, diantaranya :
1) Iih Abdurochim dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar
Antropologi Indonesia”, mengatakan bahwa kebudayaan adalah
sesuatu yang diciptakan manusia baik dahulu maupun sekarang
yang konkrit maupun yang abstrak.
2) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
3) H. Agus Salim menjelaskan bahwa kebudayaan adalah
persatuan dari kata “budi dan daya” menjadi kata dan makna
yang sejiwa, tidak dapat dipisahkan antara makna yang satu
dengan yang lainnya: budi yang mengandung makna, akal,
pikiran, pengertian, faham, pendapat, ikhtiar, perasaan, dan daya
yang mengandung makna tanaga, kakuatan, kesanggupan.
4) E.B. Tylor dalam bukunya yang berjudul “primitive culture”,
mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga berguna dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
6
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan sangat luas ruang lingkupnya, namun pada garis
besarnya kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua bagian, antara
lain :
1) Kebudayaan in-material, seperti ilmu pengetahuan, kesenian,
bahasa, politik,dan lain sebagainya.
2) Kebudayaan material, seperti pakaian, komputer, piano, benang,
dan lain sebagainya.
b) Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-
unsur besar dan unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari satu
keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur kebudayaan
dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut :
1) Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerja sama antara
para anggota masyarakat dalam upaya menguasai alam
sekelilingnya.
2) Organisasi ekonomi.
3) Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang utama).
4) Organisasi kekuatan.
Disamping itu, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang bersifat
universal (cultural universal), karena dapat dijumpai pada setiap
kebudayaan yang ada di dunia ini.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
7
C.Kluckhohn, seorang antropolog, telah menguraikan ulasan
para sarjana mengenai itu yang disederhanakan menjadi tujuh. Tujuh
unsur yang dianggapnya sebagai cultural universal adalah sebagai
berikut :
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata alat-alat prodiksi,
dan alat-alat transportasi).
2) Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, dan sistem distribusi.
3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,
sistem hukum, dan sistem perkawinan).
4) Bahasa (lisan dan tulisan).
5) Kesenian (seni rupa, seni suara, dan seni gerak).
6) Sistem pengetahuan.
7) Religi (sistem kepercayaan).
c) Fungsi Kebudayaan
Menurut Koetjaraningrat,kebudayaan yang beraneka ragam
sifat, jenis, dan coraknya itu, paling sedikit mempunyai tiga wujud,
yaitu :
1) Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan,
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai yang
sangat perlu untuk tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan.
Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan buruk, manusia terpaksa
melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
8
hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang cara bertindak dan
berlaku dalam pergaulan hidup.
Manusia, bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan
kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan pribadi disebut habit.
Habit yang dijadikan kebisaan yang teratur oleh seseorang,
kemudian dijadikan dasar hubungan antara orang-orang tertentu
sehingga tingkah laku atau tindakan masing-masing dapat diatur dan
itu semuanya menimbulkan norma dan kaidah. Kaidah yang timbul
dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu saat
dinamakan adat-istiadat (custom). Adat-istiadat yang mempunyai
akibat hukum disebut hukum adat.
Berlakunya kaidah dalam suatu kelompok manusia bergantung
pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk tentang cara-cara
seseorang untuk berlaku dan bertindak. Artinya, kebudayaan
berfungsi selama anggota masyarakat menerimanya sebagai petunjuk
perilaku yang pantas.
d) Penetrasi Budaya
Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat
terjadi dengan dua cara:
1) Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,
masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak
mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
9
2) Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan
merusak. Contohnya, masuknya kebudayaanBarat keIndonesia
pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak
keseimbangan dalam masyarakat
B. Konsep Manusia dan Kebudayaan dalam Islam
1. Konsep Manusia dalam Islam
Konsep manusia dalam Islam dapat dipahami dengan mengetahui
proses penciptaan serta dimensi-dimensinya. Sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 12-16:
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
10
Artinya:
“Dan sesungguhnya kami telah menviptakan manusia dari suatu
sari pati (berasal) dari tanah.kemudian kami jadikan sari pati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air
mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang. lalu tulan belulang itu kami bungkus dengan daging.
kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. kemudian, sesudah itu,
Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat.”
Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa menurut Al-Qur’an manusia
terdiri dari dua unsur utama yaitu dari unsur tanah yang kemudian
berproses menjadi manusia secara sempurna dan unsur ruh yang Allah
tiupkan kepada bentuk ciptaan yang telah sempurna yang tercipta dari
tanah. Unsur yang pertama merupakan unsur jasmaniah-hewaniah (fisikal
material) manusia, sedang unsur yang kedua adalah unsur rohaniah
manusia.
Dalam Al Qur’an juga ditunjukkan dimensi-dimensi manusia yang
mencakup :
a. Al Bahsyar mencakup dimensi biologi-reproduksi
b. Al Insan mencakup dimensi intelektual Peradaban dan dimensi sosial
masyarakat serta simensi religious spiritual.
c. Bani Adam dan Zuriyah Adam mencakup dimensi Historis manusia
yang berasal dari satu keturunan yaitu Adam.
Konsepsi manusia juga dapat dipahami melelui pemahaman
manusia tentang kodrat manusia yang disimpulkan pada tiga pokok
pembahasan yaitu:
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
11
a. Sifat ketergantungan sebagai kodrat manusia
Seperti yang terdapat dalam Q.S. Al-Alaq (96) : 2 yang
berbunyi:
Artinya: “(Rabb) menciptakan manusia sebagai ‘Alaq’.”
Dimana kata ‘Alaq’ mengandung makna yaitu ketergantungan
manusia terhadap sang Pencipta dan sifat ketertgantungan ini
mencakup ketergantungan terhadap rubbubiyah (pemeliharaan) Tuhan
kepada manusia dan pemeliharaan Tuhan lewat perantara manusia
dan alam semsta.
b. Kodrat manusia berupa sifat keutamaannya
Sebagaimana yang terkandung dalam Q.S. At Tin(95) : 4 dan
Q.S.Al Isra (17) :70 bahwa sifat keutamaan manusia antara lain
adalah manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya dan telah
dilebihkan dengan kelebihan yang sempurna dibanding dengan
kebanyakan makhluk yamg telah diciptakan. Ungkapan kekhususan
bagi manusia yaitu memiliki kemampuan akal, memahami dan
memiliki bentuk yang tegak lurus.Faktor utama yangmenjadi tolak
ukur kemuliaan dan keutamaan manusia adalah kualitas unsur
rohaniahnya.
c. Kodarat manusia menjadi Hamba Allah
Dari Q.S Az-Zariyat (51) : 56 yang berbunyi,
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
12
Dari ayat ini dapat dilihat bahwa tujuan penciptaan jin dan
manusia adalah untuk menyembah Allah dan menjadi Hambah Allah.
salah satu wujud keutamaan dan kemuliaan manusia adalah fungsi
penghambaannya kepada Allah, artinya keberadaan manusia di atas
bumi semata-mata hanya beribadah kepada Allah.
Selain itu sebagai ciptaan Allah, manusia diberi kedudukan
sebagai khalifah diatas bumi.dimana manusia yang telah diberikan
dan diteguhkan kedudukannya di bumi sebagai khalifah memiliki tiga
tugas utama:
1) Memelihara hubungannya dengan yang memberikan kedudukan
sebagai khalifah, yaitu Allah.
2) Menciptakan suatu kehidupan tatanan sosial masyarakat yang
harmonis, seimbang, dan berkeadilan baik dari sudut sosial-
ekonomi, sosial-pilitik, sosial-budaya.
3) Memelihara lingkungan hidup dan keseimbangan serta keserasian
alam semesta(bumi) sebagai kekhalifahan manusia.
Secara umum seorang khalifah bertugas dan bertanggung jawab
memakmurkan bumi dengan mewujudkan bayang-bayang kehidupan
surgawi di bumi sebagaimana telah dirasakan oleh khalifah pertama
demikian pula tercipta hubungan manusia yang baik antara manusia dan
sesamanya serta antara manusia dan alam semesta (bumi) sebagai
wilayah kekhalifaan manusia.
2. Konsep Kebudayaan dalam Islam
A.l.Kroeber dan Clide Kluckhan telah mengumpukan kurang lebih
161 defenisi tentang kebudayaan (Musa Asy’arie/1992-1993).Secara
garis besarnya defenisi kebudayaan sebanyak itu dikelompokkan ke
dalam enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang
masing-masing pembuat defenisi.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
13
a. Pertama, menggunakan pendekatan deskritip dengan menekankan
pada sejumlah isi yang terkandung di dalmnya seperti defenisi yang
dipakai oleh Tylor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang
amat kompleks meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat istiadat, dan berbagi kemampuan serta kebiasaan yang
diterima manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Kedua, menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada
warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti defenisi yang dipakai
oleh Pork dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu
masyarakat adalah sejumlah totalitas dan organisasi serta warisan
sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi
oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa.
c. Ketiga, menggunakan pendekatan normative seperti defenisi yang
dipakai oleh Rolph Linton (Linton/1945:27) yang menegaskan bahwa
kebudayaan suatu masyarakat adalah suatu pandangan hidup dari
sekumpulan ide-ide dan kebiasaan-kebiasaan yang mereka pelajari,
mereka miliki kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
d. Keempat, menggunakan pendekatan psikologi yang diantaranya
menekankan pada aspek penyesuaian diri (adjustment) dan proses
belajar seperti defenisi yang dipakai oleh Kluckhon yang menegaskan
bahwa kebudayaan terdiri dari semua kelangsungan proses suatu
masyarakat.
e. Kelima, menggunakan pendekatan structural dengan menekankan
pada aspek pola dan organisasi kebudayaan seperti defenisi yang
dipakai oleh Turney yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah
pekerjaan dan kesatuan aktivitas sadar manusia yang berfungsi
membentuk pola umum dan melangsungkan penemuan-penemuan
baik yang material maupun nonmaterial.
f. Keenam, menggunakan pendekatan genetic yang memandang
kebudayaan sebagai suatu produk, alat-alat, benda-benda ataupun ide
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
14
dan symbol. Termasuk dalam kelompok ini adalah defenisi yang
dibuat oleh Bidney yang menyatakan bahwa kebudayaan dapat
dipahami sebagai proses dinamis dan produk dari pengolahan diri
manusia dan lingkungannya untuk pencapaian akhir individu dan
masyarakat.
Dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang defenisi
kebudayaan menunjukkan bahwa kebudayan itu merupakan sesuatu
persoalan yang sangat luas.Namun esensinya adalah bahwa kebudayaan
itu melekat dalam diri manusia.Artinya bahwa manusialah sebagai
pencipta kebudayaan itu. Dari penjelasan di atas, kebudayaan dapat
dilihat dari dua sisi yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan
kebudayaan sebagai suatu produk.
Secara umum kebudayaan adalah istilah yang menunjukkan segala
hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk.
Kebudayaan merupakan wadah, hakikat manusia memperkembangkan
diri.Antara hakikat manusia dengan pengembangan diri (kebudayaan)
tersebut terjalin hubungan yang tidak dapat dipisahkan.Dalam
perkembangannya, kebudayaan sering dipengaruhi oleh banyak fakor,
seperti tempat, waktu, dan kondisi masyarakat, sehingga lahir suatu
bentuk kebudayaan khusus, seperti kebudayaan Islam, kebudayaan
Timur, dan kebudayaan Barat.
(Ensiklopedi Indonesia: 1705). Kebudayaan lahir dari olah akal-
budi, jiwa atau hati nurani manusia.Oleh karena itu, kebudayaan yang
mencerminkan nila-nilai kehidupan tersebut juga disebut
peradaban.Kebudayaan atau peradaban yang dipengaruhi oleh nilai-nilai
ajaran Islam disebut kebudayaan atau peradaban Islam.
Dalam ajaran Islam, aktivitas kehidupan manusia dalam bentuk
oleh akal-budi nuraninya harus di bimbing oleh wahyu.Akal budi nurani
manusia memiliki keterbatasan dan dipengaruhi oleh pengalama, baik
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
15
pengalaman pribadi maupun masyarakat. Sekalipun aktivitas akal budi
nurani manusia dalam bentuk kebudayaan atau peradaban tersebut
diyakini atau diharapkan memberikan kebaikan bagi masyarakat yang
melahirkan kebudayaan-peradaban tersebut, dalam pandangan
masyarakat lain belum tentu dinilai baik.
Oleh karena itu, sejak awal manusia dilahirkan, Allah Yang
Mahatahu akan keterbatasan manusia menurunkan wahyu sebagai
pembimbing arah olah akal budi nurani manusia tersebut, agar tidak
berkembang dan melahirkan kebudayaan-peradaban yang bertentangan
dengan nilai-nilai universal kemanusiaan yang dianggap menguntungkan
sekelompok masyarakat tertentu tetapi merugikan sekelompok
masyarakat lainnya.
Wahyu al-Qur’an sebagai wahyu terakhir yang diturunkan oleh
Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW menjadi petunjuk-
pembimbing dan menjaga nilai-nilai universalitas kemanusiaan tersebut
sekalipun memberikan toleransi perwujudan kebudayaan-peradaban
khusus.Al-Qur’an memandang kebudayaan itu suatu proses dan
meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan
merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal,
hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan.Karena itu, secara
umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta
rasa, karsa dan karya manusia.Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai
kemanusiaan namun bisa lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa
dan karya manusia yang berlandaskan nila-nilai tauhid.Islam sangat
menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang.Hasil olah
akal budi, rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah
peradaban.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
16
Dengan perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-
aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang
bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya senrdiri.
Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang
beradab atau peradaban Islam.
Kebudayaan itu akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti
selama masih ada kehidupan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan
aktivitas dan kreativitas manusia, baik dalam kontek hubungan dengan
sesamanya, maupun dengan alam lingkungannya akan selalu terkait
dengan kebudayaan orang lain. Di sini menunjukkan bahwa manusia
sebagai makhluk budaya dan makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa
hidup tanpa bantuan orang lain.
Allah mengutus para rasul dari jenis manusia dan kaumnya sendiri
karena yang akan menjadi sasaran dakwahnya adalah umat manusia.
Oleh sebab itu, misi utama kerasulan Muhammad S.A.W adalah untuk
memberikan bimbingan pada umat manusia agar dalam mengembangkan
kebudayaanya tidak melepaskan diri dari nilai-nilai Ketuhanan
sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus Allah SWT. untuk
menyempurnakan akhlak.” Artinya Muhammad S.A.W mempunyai tugas
pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan
kebudayaannya sesuai dengan petunjuk Allah SWT.
Sebelum nabi diutus bangsa Arab sudah cukup berbudaya tetapi
budaya yang dikembangkannya terlepas dari nila-nilai ketauhidan yang
bersifat universal.Landasan pengembangan kebudayaan mereka adalah
hawa nafsu.Mengawali tugas kerasulannya, beliau meletakkan dasar-
dasar kebudayaan Islam kemudian berkembang menjadi peradaban
Islam.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
17
Ketika dakwah Islam menyebar di luar Jazirah Arab, kemudian
tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit
yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang
kemudian menghasilkan kebudayaan Islam menjadi suatu peradaban
yang diakui kebenarannya secara universal.
Menurut M. Natsir, ada enam sumber kekuatan ajaran Islam. Untuk
mencapai suatu kebudayaan bersifat lokal menjadi suatu peradaban
manusia yang universal, yaitu:
1) Menghormati akal. Manusia muslim disuruh menggunakan akalnya
untuk mengamati dan memikirkan keadaan alam. Banyak ayat-ayat
Al-Qur’an menyatakan betapa pentingnya pengembangan akal bagi
kehidupan manusia. Dalam kaitan ini proses ijtihad menjadi sangat
penting bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
2) Kewajiban menuntut ilmu. Setiap muslim diwajibkan menuntut
ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.
3) Larangan taklid. Setiap orang dilarang mengikuti sesuatu perkara
yang ia tidak mempunyai pengetahuan tentang itu meskipun datang
dari para leluhurnya.
4) Mengambil inisiatif. Setiap muslim dikerahkan untuk mengambil
inisiatif keduniaan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi
masyarakat umum sekalipun bagi mereka yang tidak seagama, serta
mengadakan barang-barang kebutuhan yang tidak ada sebelumnya.
5) Menggunakan hak-hak keduniaan. Kaum muslimin disuruh
mencari ridho Allah SWT. atas nikmat yang diterimanya di dunia
ini dan menggunakan hak-hak itu sesuai dengan aturan agama.
6) Aktualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan nyata kaum
muslimin, dianjurkan untuk berhubungan dengan dunia luar,
berinteraksi dengan bangsa-bangsa untuk saling bertukar ilmu
pengetahuan.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
18
C. Perkembangan Kebudayaan Islam
Tradisi pemikiran dikalangan umat Islam berkembang seiring dengan
kemunculan Islam itu sendiri.Dalam konteks masyarakat Arab dimana Islam
lahir dan berkembang disana, kedatangan Islam lengkap dengan tradisi
keilmuannya.sebab masyarakat Arab praIslam belum mempunyai sistam
pengembangan pemikiran secara sistematis.
Pada awal perkembangan Islam, sistem pendidikan dan pemikiran
yang sistematis belum terselenggara karena ajaran Islam tidak diturunkan
sekaligus.namun, isyarat Islam sudah cukup jelas meletakkan fondasi yang
kokoh terhadap perkembangan imu dan pemikiran , sebagaiman terlihat pada
ayat yang pertama diturunkan yaitu suatu perintah untuk membaca dengan
nama Allah (Q.S.Al Alaq/96:1). Dalam kaitan itu dapat dipahami mengapa
proses pendidikan Islam berlangsung di rumah yaitu Darul Arqam. Ketika
masyarakat Islam telah terbentuk, maka pendidikan Islam dapat
diselenggarakan di masjid. Proses pendidikan pada kedua tempat tersebut
dilakukan dalam lingkaran besar yang disebut Halaqah.
Dengan menggunakan teoriyang dikembangkan oleh Harun Nasution
dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat
dikelompokkan kedalam tiga masa yang dijelaskan berikut.
1. Masa Klasik
Pada masa klasik lahir para ulama madzhab seperti Imam
Hambali,Imam Hanafi, Imam Syafi’I, dan Imam Malik. Sejalan dengan
itu lahir pula para filosof muslim seperti Al-Kindi (801 M), seorang
filosof pertama muslim. Diantara pemikirannya, ia berpendapat bahwa
kaum muslim hendaknya menerima filsafat sebagai bagian dari
kebudayaan Islam.
Selain Al-Kindi, lahir pula para filisof besar lainnya seperti Al-Rasi
(865 M) dan Al-Farabi (870 M). Mereka dikenal sebagai pembangun
agung sistem filsafat.Pada abad berikutnya lahir pula filosof agung Ibnu
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
19
Miskawaih (930 M).Pemikirannya yang terkenal tentang pendidikan
akhlak.Kemudian Ibnu Sina (1037 M), Ibnu Bajjah (1138 M), Ibnu Tufail
(1147 M), dan Ibnu Rusyd (1126 M).
2. Masa Pertengahan
Masa Pertengahan yaitu tahun 1250-1800 M. Dalam catatan
sejarah, pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran karena
filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan
akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dan dunia
dengan akhirat.Sebagai pemikir Islam kontemporer sering melontarkan
tuduhan kepada Al-Gazali yang pertama menjauhkan filsafat dengan
agama sebagaimana dalam tulisannya “Tahafutul Falasifah” (Kerancuan
Filsafat).Tuisan Al-Gazali dijawab oleh Ibnu Rusdi dengan tulisan
“Thafutu Tahaful” (Kerancuan DiAtas Kerancuan). Ini merupakan awal
kemunduran ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam.Sejalan dengan
perdebatan dikalangan para filosof muslim juga terjadi perdebatan
diantara para fuqoha(ahli fiqih) dengan para ahli teologi (ahli ilmu
kalam). Pemikiran yang berkembang saat itu adalah pemikiran dikotomis
antara agama dengan ilmu dan urusan dunia dan akhirat.
3. Masa Modern
Masa Modern yaitu tahun 1800 M sampai sekarang, dimana pada
masa ini masih mendapat pengaruh dari masa sebelumnya dimana terjadi
kemunduran Islam. Dimana titik kulminasinya adalah ketika para ulama
sudah mendekat kepada para penguasa pemerintahan, sehingga fatwa-
fatwa mereka tidak lagi diikuti oleh umatnya.
D. Nilai-Nilai Kebudayaan Islam
Bentuk kebudayaan yang sangat penting dan perlu memperoleh perhatian besar
dalam kehidupan social terutama dalam kehidupan masyarakat akademisi maupun
masyarakat intelektual yamg mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran intelektual
muslim adalah :
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
20
1. Berorientasi pada pengabdian dan kebenaran ilahi
Sebagaiman tujuan penciptaan manusia yakni untuk beribadah dan mengabdi
kepada Allah, karena itu seluruh aktivitas manusia dalam kehidupan harus
berorientasi pada pengabdian pada Allah. dimana untuk menciptakan pengabdian
tersebut manusia harus bertolak pada kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah. seperti
dalam firman-Nya pada Q.S.Al Baqarah :147 yang artinya “kebenaran itu adalah dari
Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-sekali termasuk orang-orang yang ragu”
2. Berpikir kritis dan inovatif
Berpikir kritis adalah berpikir secara obyektif dan analitis, sedangkan berpikir
inovatif adalah berpikir kedepan untuk menemukan pemikiran-pemikiran baru.
pemikiran seperti inilah yang mengantarkan kemajuan intelektual Islam pada masa
keemasannyadalam berbagai disiplin ilmu.
3. Bekerja keras
Manusia adalah makhlik social yang dianugerahi potensi besar dalam bentuk akal
budi, dan seluruh aktivitas kehidupan manusia dinilai oleh Allah. Anugerah tersebut
harus difungsikan secara optimal/ karena itu, dalam Q.S.Al-Qashah : 77, Allah
memerintahkan manusia berusaha meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, da n
dalam Q.S. Y usif :87 Allah melaranh berputus asaakan rahmat yang telah Allah
anugerahkan karena putus asa adalah sifat orang kafir.
4. Bersikap terbuka
Sikap terbuka berarti mau menerima masukan dan kebenaran yang datangdari
orang lain karena itu Rasulullah SAW memerintahkan vuntuk memerhatikan substnsi
perkataan orang dan bukan siapa yang mengatakannya. diman kemajuan akan lebih
mudah dicapai dengan sikap terbuka serta memanfaatkan pemikiran dan kemajuan
yang dicapai orang lain, sepanjang tetap sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang
ditetapkan Allah swt.
5. Jujur
Kehidupan intelektual mutlak diperlukan baik dalam bentuk pengakuan terhadap
kebenaran pemikiran orang lain maupun dalam bentuk pengakuan akan keberadaan
diri pribadi. kejujuran akan membimbing manusia dalam proses penemuan kebenaran
dan mengemukakan kebenaran secara obyektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya
kesalahan-kesalahan yang merugikan. oleh karena itu, Rasulullah SAW
mengingatkan, kebohongan merupakan pangkal terjadinya dosa.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
21
6. Adil
Adil adalah menempatkan sesuatu pada empatnya dimana adil menunjukkan
sikap proporsional dam mengambil keputusan dalam berbagai persoalan yang
berkaitan dengan banyak pihak yang berkepentingan. sebagaimana firman Allah
dalam Q.S.An-Nahl : 90, Allah swt memerintahkan berlaku adil, berbuat kebajikan,
member kepada kaum kerabat, melarang berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan.
7. Tanggung jawab
Tanggung jawab berarti kesediaan menanggung segala resiko atau konsekuensi
dari setiap perbuatan yang dilakukan, setiap perbuatan memiliki konsekuensi baik
atau buruk bergantung pada substansiperbuatannya. sebagaimanafirman Allah dalam
Q.S.Al-aqarah :286, Allah mengingatkan bahwa setiap manusia akan mendapat
pahala sebagai balasan (dari kebajikan) yang dilakukannya dan mendapa siksa
sebagai balasan (dari kejahatan) yang dilakukannya.
8. Ikhlas
Iklhas berarti murni, bersih dari segala unsure yang mengotori atau mencemari
nilai niat seseorang untuk berbuat sebagai wujud pengabdian dalam ketaatan pada
Allah. sebagaimana Firman Allah dalam Q.S.Al-Bayyinah:5 “ dan mereka
tidakdisuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatn kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…”
E. Mesjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam
Sejak awal berdirinya mesjid di zaman nabi berfungsi sebagai pusat peradaban.
Sekolah-sekolah dan universitas-universitas pun bermunculan justru dari mesjid, salah
satu contohnya mesjid Al-Azhar di mesir.
Di Indonesia disekitar tahun tujuh puluhan muncul kelompok yang sadar untuk
mengembangkan fungsi mesjid sebagaimana mestinya, terutama di kalangan kaum
intelektual muda. Dimulai dengan pesantren kilat pada awal tahun 1978, pengentasan
buta huruf Al-Qur’an tahun 1990-an.
Fungsi dan peranan masjid dari waktu ke waktu terus meluas seiring dengan laju
pertumbuhan umat Islam baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dan peningkatan
jumlah intelektual muslim yang sadar dan peduli terhadap peningkatan kualitas umat
Islam. Kondisi inilahyang mendorong terjadinya perluasan fungsi mesjid.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
22
Konsepsi tetntang mesjid sejak zaman Rasulullah hingga sekarang tidak akan pernah
berubah. Paradigma yang digunakan adalah Al-Qur’an sehingga kita akan berfikir
tentang konsep tujuan dan perlakuan terhadap masjid itu memiliki kesamaan. Dalam
syari’at Islam, masjid memiliki dua fungsi utama yaitu :
1. Sebagai pusat ibadah ritual
2. Sebagai pusat ibadah sosial
Dan titik sentralnya bahwa fungsi utama mesjid adalah sebagai pusat pembinaan
umat Islam.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil sebuah garis merah yang menjadi kesimpulan penulisan makalah
yaitu:
1. Konsep manusia dan kebudayaan melahirkan suatu keadaan hubungan
timbal balik. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyatayang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
2. Konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam merupakan sebuah
manivestasi keimanan dimana jika di dunia barat agama adalah bagian dari
kebudayaan tetapi dalam Islam, budaya didefinisikan oleh agama, islam
bukanlah hasil dari produk budaya. Islam justru membangun sebuah
budaya, sebuah peradaban. Peradaban yang berdasarkan Al Qur’an dan
Sunnah Nabi.
3. Perkembangan kebudayaan Islam yang dilandasi oleh semangatketuhanan
(tauhid) yang bersumber langsung dari Alquran dan sunnah mempunyai
kekuatan luarbiasa. Perkembangan kebudayaan Islam disebabkanproses
penyebaran Islam yang dilandasi dengan semangat
persatuan,perkembangan institusi negara, perkembangan ilmu
pengetahuan, dan perluasandaerah Islam.Namun, sejak 1800 M sampai
sekarang terjadi kemunduran Islam. Dimana titik kulminasinya adalah
ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintahan,
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
24
ajaran yang hakiki tidak lagi didengar umat sebagai dasar akidah dan
kebudayaan
B. Saran
Pada bagian penutup makalah ini, kami selaku penyusun dengan
pemahaman yang telah kami paparkan dalam makalah ini menyarankan agar
kita dapat memulai untuk meletakkan Islam sebagai pandangan hidup dalam
kehidupan keseharian kita. Karena merupakan hak Islam untuk penggunakan
pandangan hidupnya (dalam bahasa Al-Attas: ar-Ruyatul Al Islam Li Al-
Wujud) untuk mamahami setiap keberadaan, termasuk kebudayaan. Dengan
demikian kita telah berada dalam jalur yang tepat untuk membangun dan
melestarikan kebudayaan Islam dengan landasan konsep yang berasal dari
Islam pula.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
25
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Al-Kutb, Syahib. (____). Warisan Peradaban Islam.__ : __
Bahirulalami. (2010). Peradaban, diakses pada tanggal 30 oktober 2012,http://bahirulamali.student.umm.ac.id/2010/02/04/peradaban/
Direktori File UPI. (2012). Bagian 3 Manusia Dan Kebudayaan, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND...R.../SMI-3.pdf
Kebudayaan Islam. (2009). Pengertian Dan Makna Kebudayaan Islam, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http://prastputra.blogspot.com/2009/01/kebudayaan-islam_04.html
Rizqi, Yulia. (2012). Islam dan Kebudayaan, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http:// yulia-rizqi.blogspot.com/2012/06/islam-dan-kebudayaan.html
Rusdi.(2012). Makalah Kebudayaan Islam, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http:// rusditik.multiply.com/journal/item/15
Saputro, B.dkk. (2011). Kebudayaan dalam Perspektif Islam, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http:// T hoha.files.wordpress.com/.../kebudayaan-dalam- perspektif-islam.pdf
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. (2009). Pendidikan Agama Islam, Makassar: UNM, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http://jaririndu.blogspot.com/2011/11/bab-ipendahuluana.html
Yulianti, Fajar.dkk. (2010). Hubungan Kebudayaan Dengan Agama,Agama Dengan Masyarakat Dan Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Masyarakat Menolak Kebudayaan Baru. Makalah. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)
top related