kebudayaan islam kelompok 3

32
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami “Kelompok 3” dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Kebudayaan Islam", yang mmenurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari budaya-budaya Islam terutama di Indonesia dan mengenal lebih jauh seberapa besarnya budaya Islam yang ada di dunia ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi “Kelompok 3”. Akhir kata, Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati. 0

Upload: arnalord

Post on 03-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami Kelompok 3 dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Kebudayaan Islam", yang mmenurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari budaya-budaya Islam terutama di Indonesia dan mengenal lebih jauh seberapa besarnya budaya Islam yang ada di dunia ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Kelompok 3. Akhir kata, Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.

Banjamasin, 23 Oktober 2014Kelompok 3

BAB I

PDNDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ajaran-ajaran Islam yang diyakini oleh umat Islam mengandung nilai-nilai Islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam mengembangkan kebudayaan Islam. Disamping itu, ajaran-ajaran Islam juga dapat membumikan ajaran utama ( yang sebagai syariah) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi dibandingkan dengan mahluk lainnya.Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi.Dengan adanya akal budilah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju.Apabila dikaitkan dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di gunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa lalu untuk menjalankan peradaban modern. Kebudayaan Islam digunakan sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tentang kebudayaan Islam agar kita sebagai umat Islam dapat tahu betul bagaimana sebenarnya kebudayaan Islam yang sesungguhnya.Kami sangat mengerti akan pentingnya kebudayaan Islam pada kehidupan modern ini. Tentng bagaimana pelaksanaan dari kebudayaan Islam dan mana yang bukan kebudayaan Islam. Dan pada makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan Islam.

B. Rumusan Masalah

dalam makalah ini kami membahas tentang :1. Pengertian kebudayaan 2. Konsep kebudayaan dalam Islam

3. Sejarah peradaban Islam4. Peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam5. Nilai-nilai Islam dalam budaya indonesiaTujuan

1. Untuk mengetahui kebudayaan Islam.

2. Untuk mengetahui konsep kebudayaan Islam.

3. Untuk mengetahui sejarah peradaban Islam.

4. Untuk mengetahui peninggalan Islam.

5. Untuk mengetahui Islam dalam kebudayaan Indonesia.BAB II

PEMBAHASANA. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya menjadi lima aspek yaitu Kehidupan Spritual, Bahasa dan Kesustraan, Kesenian, Sejarah, Ilmu Pengetahuan.

Hubungan Islam dan budaya, Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam bukunya Filsafat Kebudayaan menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan.

Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk berbudaya . Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama.

B. KONSEP KEBUDAYAAN DALAM ISLAMSecara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi,cipta rasa, karsa, dan karya manusia. Kebudayan pasti tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Kebudayaan yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang menjadi peradaban. dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkappada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri. disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban Islam.

Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkanpersoalannya sendiri, disini sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai rasul adalah menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.

Mengawali tugas utamanya, nabi meletakkan dasar-dasarkebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah arab, kemudian tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.C. SEJARAH PERADABAN ISLAMKata peradaban (al-hadharat, civilisation) seringkali didentikkan dengan kata kebudayaan (al-tsaqafah, culture). Dalam bahasa Arab, selain disebut sebagai al- hadharat, peradaban terkadang juga disebut dengan al-tamaddun. Karena itu tidaklah mengherankan apabila masyarakat madani kemudian diterjemahkan menjadi masyarakat beradab atau civil society. Peradaban mencakup aspek material maupun immaterial. Aspek material dicontohkan oleh piramida dan patung Spinx Mesir, istana Al-Hamra, kastil Eropa abad pertengahan, atau gedung WTC yang telah runtuh, sementara aspek immaterial dicontohkan oleh ajaran Islam, ajaran Budha, filsafat Yunani, konfusianisme, kapitalisme, atau sosialisme.

Manusia adalah makhluk yang berakal (al-hayawan al nathiq), sehingga ia mampu berpikir secara progresif dalam membentuk peradabannya. Manusia telah bergerak secara progresif dari jaman batu ke jaman logam, sampai akhirnya ke jaman silikon. Setiap jaman dimana manusia hidup mesti memiliki peradabannya sendiri-sendiri. Kecanggihan peradaban tidaklah bisa dinilai secara absolut. Suatu peradaban manusia bisa jadi sangat canggih pada masanya, namun ternyata dinilai kuno oleh generasi sesudahnya. Demikianlah seterusnya, baik dalam aspek material maupun immaterial. Dalam aspek material, kaum Aad, kaum tsanud, dan bangsa mesir Firaun telah mampu membangun gedung-gedung tinggi dan kokoh, sebagaimana manusia saat ini telah mampu membangun gedung-gedung pencakar langit. Dalam aspek immaterial, setiap generasi telah menciptakan sistem filsafat dan pemikirannya sendiri-sendiri, tanpa bisa diklaim bahwa yang muncul belakangan lebih canggih daripada yang sebelumnya, sebagaimana diyakini oleh Hegel dengan konsep filsafat sejarahnya.

Sejauh yang dicatat oleh sejarah, kebudayaan atau peradaban besar telah muncul di Cina, India, Babilonia, Mesopotamia, Yunani, Inka, Persia, Romawi, Arab, dan Eropa. Jadi, peradaban besar telah muncul baik di timur (Cina, India, Babilonia,Mesopotamia, Persia, dan Arab) maupun di barat (Yunani, Inka, Eropa). Dalam perkembangan peradaban, suatu fenomena yang perlu dihadapi dengan serius ialah benturan peradaban (clash of civilisation, istilah yang dipopulerkan oleh Huntington).

Dalam segi peradaban umat manusia, Islam telah hadir lengkap dengan nilai-nilai universalnya, da;am upaya memberikan pencerahan terhadap umat manusia pada kurun waktu yang panjang, yakni mulai dari jaman Rasulullah SAW sampai sekarang dan pada area yang sangat luas mulai dari Mekkah sampai hampir seluruh belahan dunia. Dalam perjalanan sejarahnya, peradaban Islam seringkali mengalami pasang surut, baik dalam bidang keilmuan, sosial budaya, agama, ekonomi, dan politk khususnya menyangkut masalah kekuasaan.

Di dalam memahami sejarah peradaban Islam, perlu mengetahui pembabakan berdasarkan periodesasi historis, yaitu : periode klasik dan modern.

a. PERIODE KLASIK

Merupakan awal pembabakan peradaban Islam. Periode ini dimulai ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi rasul. Dalam periode ini terdapat tiga fase penting, yaitu :

1) Fase penciptaan komunitas baru sebagai hasil transformasi nilai-nilai Islam yang semula berbentuk kesukuan menjadi masyarakat bercorak Islam.

Dalam fase ini embrio format negara Islam berkembang sejak Rasulullah SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Pada masa ini terjadi banyak pengembangan sekaligus perubahan baik dalam bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi dan terutama bidang politik. Pada masa ini pula embrio kegemilangan ilmu pengetahuan dan sastra Islam yang terinspirasi dari Al Quran serta seni arsitektur muncul, seperti adanya ijtihad hukum syariah pada masa Umar dan pembukuan Al Quran pada masa Utsman yang bersamaan dengan munculnya ilmu-ilmu kebahasaan dan bacaan al quran.

2) Fase dimana nilai-nilai Islam dijadikan sebagai dasar istitusi kenegaraan dan elit perkotaan.

Dalam fase ini, nilai-nilai Islam mengandung ajaran utama sebagai syariah yang yang berperan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran dalam Islam3) Fase yaitu peranan masyarakat Islam dalam mengubah mayoritas masyarakat Timur Tengah menjadi komunitas yang kokoh berlandaskan monotheistik.

Ciri yang paling menonjol di dalam fase ketiga ini adalah terjadinya ekspansi kekuasaan Bani Umayyah yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Timur Tengah sampai ke perbatasan Tiongkok. Dalam catatan sejarah, keberhasilan ini melebihi kekuasaan yang dicapai Romawi pada masa kejayaannya.

Sejarah perkembangan Islam, termasuk di dalamnya norma, doktrin, dan peradaban masyarakatnya, sesungguhnya tidak berkembang mandiri, linier, dan normatif melainkan berliku-liku dan tidak lepas dari kondisi sosial politik yang mengitarinya. Oleh karena itu pembahasan terhadap Islam tidak dapat dilepaskan dari konteks ini. Berikut adalah realitas dinamika-dinamika perkembangan Islam :

b. PERIODE MODERN

Periode transformasi modern peradaban Islam secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fase, dan sekaligus memperlihatkan beberapa gambaran umum yang berlaku di seluruh kawasan muslim, di antaranya :

1) Fase pertama, merupakan periode antara akhir abad 18 sampai awal abad 20, yang ditandai dengan hancurnya sistem kenegaraan muslim dan dominasi teritorial dan komersial Eropa. Dalam fase ini elit politik, agama, dan kesukuan masyarakat muslim berusaha menetapkan pendekatan keagamaan dan ideologi baru bagi perkembangan internal masyarakat mereka.

2) Fase kedua, yaitu fase pembentukan nasional yang berlangsung setelah Perang Dunia I sampai pertengahan abad 20. Dalam fase ini kalangan elit negeri-negeri muslim berusaha membawakan identitas politik modern terhadap masyarakat mereka dan berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta perubahan nasional.

3) Fase ketiga, ialah fase konsolidasi negara-negara nasional di seluruh kawasan muslim. Fase yang berlangsung pasca Perang Dunia II ini ditandai dengan pertentangan antara kecenderungan terhadap perkembangan yang tengah berlangsung dan peran utama Islam.

Sangat penting mempelajari sejarah dakwah Islam di Indonesia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat Yusuf ayat 111 bahwa mempelajari sejarah tedapat ibrah (pelajaran). Dengan mempelajari sejarah di masa lampau, kita dapat mengambil pelajaran untuk masa yang akan datang, membuat perencanaan atau konsep yang lebih baik khususnya untuk dakwah di tanah air kita, Indonesia. Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Bahasa merupakan nilai tertinggi dari dari suatu kebudayaan. Suatu bangsa dipengaruhi nilai tertentu jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai tersebut. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab ( bahasa Al Quran) contohnya kata ibarat yang kata dasarnya dari ibrah ini yang bermakna pelajaran dan masih banyak lagi bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia sudah dipengaruhi oleh budaya Islami.

D. PENINGGALAN-PENINGGALAN KEBUDAYAAN ISLAM1. Lukisan Kehidupan IslamPada waktu Islam telah berkembang luas dan Arab muslim telah bercampur baur dengan berbagai bangsa lain, terbukalah mata mereka melihat kearah seni budaya lama dan kemudian dikembangkan dengan jiwa agama. Demikian ufuk seni menjadi lebar meluas dalam pandangan mereka dan akhirnya mereka pun berhasil menciptakan seni budaya baru yang tidak menyimpang dari garis Islam. di mana menurut anggapan mereka, bahwa yang demikian sama halnya dengan menyembah patung. Karena itu, dasar atau motif dari seni rupa mereka yaitu annabatiyah (tumbuh-tumbuhan) dan al-handasiyah (gambar berdasarkan ilmu ukur).

Setelah Arab muslim menguasai negeri-negeri Syam dan Persia, mereka melahirkan aliran khusus dalam seni bangunan yang sesuai dengan tata hidup mereka. Muncullah bangunan-bangunan mereka dengan gaya khas Arabnya yang berwujud pada bentuk pilar, busur, kubah, ukiran lebah bergantung, wajah menara menjulang tinggi. Penonjolan seni bangunan Arab muslim pertama kalinya pada masjid-masjid. Tipe masjid Quba yang dibangun Rasul menjadi dasar umum bagi segala masjid Islam. lalu lintas jamaah haji ke Mekkah dan Madinah tiap-tiap tahun, di mana mereka melakukan ibadah sembahyang dalam masjid-masjid kota dan desa yang dilaluinya telah menyebabkan tipe masjid-masjid Hijaz menjadi contoh.

2. Al-Khithabah

Al-khithabah (seni pidato) merupakan kepandaian khusus dan menjadi syarat utama bagi seseorang pemimpin atau kepala kabilah. Karena itu, khithabah telah menjadi suatu kalangan mereka para khuthaba yang mahir berpidato dalam bahasa yang indah (bayan). Demikian pula, seni pidato berkembang pesat lagi dalam kalangan orang Arab muslim di zaman permulaan Islam, oleh karena Dakwah Islamiyah memerlukan para khathib yang petah lidahnya dan memiliki teknik tinggi serta bahasa balaghah dalam berpidato. Karena itu, kecuali Rasul sendiri yang memang seorang khathib ciptaan Allah, juga para sahabat dan para panglima perang semuanya adalah singa podium yang ulung.

Perbedaan khithabah zaman Jahiliyah dengan khithabah zaman permulaan Islam, yaitu bahwa khithabah terakhir ini telah terpengaruh benar dengan uslub Quran yang bernilai balaghah dan hikmah, bahkan para khuthtbah telah menjadi khithabah-khithabahnya penuh dengan ayat-ayat al-quran yang digodok menjadi satu kesatuan yang padu. Pengaruh seni khithabah setelah Islam dalam jiwa menjadi hebat dan mendalam dengan sebab kebangkitan Arab dan kemenangan-kemenangan mereka dalam berbagai medan perang, hal mana menambahkan kebanggan mereka serta bertambah tinggi nilai dirinya yang mengakibatkan tambah halus rasa balaghahnya. Pada saat itu, nilai khithabah dalam kalangan mereka menjadi tinggi sekali, telah sampai pada derajat yang belum pernah dicapai oleh bangsa apapun sebelumnya, juga tidak pernah oleh bangsa Yunani dan Romawi.

Orang Arab pada permulaan Islam adalah bangsa yang paling banyak memiliki khtahib yang sanggup berpidato dengan seni bahasa yang jarang ada bandingannya. Karena para khalifah para gubernur dan para panglima pada umumnya semuanya khuthaba yang mahir, bahkan juga para ulama dan para ahli zuhud. Ini tidak heran, karena orang Arab memiliki khayal yang kaya sekali dan mempunyai jiwa perasa yang sangat tajam. Kalau kita memperhatikan hasil-hasil dari dakwah Islamiyah dan kemenangan-kemenangan perang akan kita dapati hal yang ajaib sekali yaitu pengaruhnya khithabah dari para khuthaba.

Satu pemberontakan dapat dipatahkan dengan satu pidato yang berhikmah. Umpamanya pada waktu penduduk Madinah hendak membangkitkan revolusi berdarah pada waktu wafatnya Rasul, maka Khalifah Abu Bakar dapat mendinginkan mereka dengan satu khithabah pendek yang berbunyi:

Saudara-saudara!Kalau Muhammad telah meninggal maka sesungguhnya Allah tetap hidup, tidak akan mati. Muhammad hanyalah seorang Rasul, di mana sebelumnya telah berlalu rasul-rasul. Apakah kalau dia meninggal atau terbunuh, lantas kamu menjadi kafir kembali?.

3. Seni BahasaUnsur yang tidak baik yang terdapat dalam syair Jahiliyah, telah dibersihkan dari syair pada permulaan Islam, seperti ashabiyah, caci maki, hasut fitnah, cabul, dan sebagainya.

Para penyair di zaman ini mendapat bimbingan Al-quran:Yang menjadi pengikut para penyair, adalah kaum petualang. Tidaklah engkau lihat, bahwa mereka bertualang di lembah-lembah? Mereka berkata yang tidak dikerjakannya. Kecuali mereka yang beriman dan beramal salih, senantiasa berzikir kepada Allah. Mereka itu mendapat kemenangan setelah ditindas. Kaum penindas akan mengetahui ke tempat mana mereka akan di halau. (QS. Asy-Syuara [26]: 224-227).

Ayat-ayat ini adalah untuk mencela para penyair Jahiliyah yang tiada bermoral dan untuk membimbing para penyair muslim. Rasul sendiri menganjurkan umat untuk menjadi penyair, terutama untuk membela dakwah dan membangkitkan semangat jihad:

Sesungguhnya keindahan bahasa adalah sihir, dan sesungguhnya syair adalah kata berkhidmat. (Al-hadits).

Syair-syair di zaman ini banyak terpengaruh dengan Uslub Quran. Tema dari syair-syair di zaman ini yaitu jihad, memuja Rasul, memaki musuh Islam, kebesaran Islam, surge dan neraka. Syair juga digunakan untuk menafsirkan makna dan kandungan Al-quran dan Hadits. Para penyair yang terkemuka pada zaman ini antara lain yaitu Hassan bin Tsabit, Abdullah bin

Malik, Kaab bin Malik dan Kaab bin Zubair.

4. Seni BangunanSeni bangunan Islam terbagi dalam tiga bidang besar yaitu:

a. Imarah Madaniyah (bangunan sipil) yang menjelma dalam bentuk kota-kota dan gedung-gedung khusus.

b. Imarah Diniyah (bangunan agama) yang berwujud dalam masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya.

c. Imarah Harbiyah (bangunan militer) yang bersemi dalam benteng-benteng dan menara-menara pertahanan.

Bangunan-bangunan Arab adalah sangat sederhana. Di Mekkah hanya sedikit sekali bangunan dan yang terpenting bangunan Kabah. Rumah orang-orang kaya terbikin dari batu, sementara rumah-rumah rakyat banyak terbuat dari batu merah. Pada umumnya rumah-rumah terbikin satu tingkat dengan pekarangan yang luas dan bersumur di dalamnya. Setelah Daulah Islamiyah meluas di zaman Khalifah Umar dan tanah Hijaz menjadi makmur dan kaya, berdatanganlah ke Madinah para ahli seni bangunan (arsitek) dari luar Jazirah Arab dan seni bangunan memuncak kemajuannya. Waktu itu, para pembesar Arab muslim di Mekkah dan Madinah membangun gedung-gedung batu yang lebar besar yang diperindah dengan marmar. Kata orang, istana Saidina usman yang terbesar di antaranya

Menurut Masudi dalam buku sejarahnya, bahwa para sahabat di masa Khalifah Usman telah membangun rumah-rumah gedung besar, baik di Madinah, Kaufah, Fusthath, Iskandariah atau kota-kota lainnya. Khas seni bangunan Arab dengan menara, kubah, pilar dan ukiran lebah bergantung yang semuanya mengarah ke pohon kurma yang mereka cintai, karena kurma adalah makanan pokok mereka.

5. Pembangunan Masjid

Selama masa permulaan Islam (masa Rasul dan Khulafaur Rasyidin), sesuai dengan kebutuhan kaum muslimin telah banyak didirikan masjid-masjid, baik dalam kota-kota ataupun dalam desa-desa, apalagi bila disadari bahwa fungsi masjid tidak saja sebagai tempat sembahyang, tapi masjid pada permulaan Islam adalah pusat kegiatan ibadat, politik, ekonomi dan kebudayaan.

Di antara masjid-masjid yang dibangunkan di masa ini, yaitu:

a. Masjid QubaPada hari pertama Rasul datang di Madinah, beliau sampai pada satu tempat di luar Yasrib, yang bernama Quba. Di tempat inilah Rasul beristirahat empat hari yaitu hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Dan di tempat inilah beliau membangun sebuah masjid pertama dalam Islam yang dinamakan masjid Quba. Masjid Quba ini dibangun pada tanggal 12 Rabiulawal 1 HIjriyah (28 Juni 622 M) secara gotong royong, di mana Rasul sendiri bersama para sahabat turut mengangkat batu. Batu pertama diangkat oleh Rasul, kemudian berturut-turut Abu Bakar, Umar dan usman. Masjid Quba tidak begitu besar, tapi arsitekturnya menjadi model bagi masjid-masjid yang dibangun kemudiannya.

b. Masjid MadinahUntuk mendirikan masjid Madinah, Rasul memilih sebidang tanah kepunyaan dua anak yatim. Sekalipun wali dari anak-anak yatim tersebut ingin menyerahkan cuma-cuma tanah tersebut, namun Rasul tetap membelinya. Masjid didirikan sangat sederhana. Tembok dindingnya batu bara, sementara atapnya terdiri dari daun kurma yang dicampur dengan tanah liat. Di samping masjid dibangun ruangan tertutup untuk para fakir miskin kaum muslimin. Masjid diberi pintu dua, yaitu pintu Aisyah dan pintu Atiqah. Setelah perang Khaibar, nabi sendiri memperbesar masjid ini, kemudian berturut-turut diperbesar lagi oleh Khalifah Umar dan Khalifah Usman, malahan oleh Khalifah Usman diperindah dengan batu-batu berukir dan batu akik berwarna.

Pada zaman Rasul dan Khulafaur Rasyidin, masjid Madinah ini menjadi kantor besar Negara yang di dalamnya diurus segala urusan pemerintahan. Masjid tidak saja menjadi ekonomi dan sosial. Rasul menerima duta-duta luar negeri dalam masjid, sebagaimana mengurus urusan-urusan Negara lainnya. Di atas mimbar masjid Rasul berpidato membentangkan urusan-urusan politik dan agama. Demikian pula para khalifah sesudahnya, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan. Tidak pernah masjid memisahkan urusan agama dengan urusan politik, seperti halnya dengan gereja.

Selain masjid Nabawi, di kota Madinah banyak didirikan masjid-masjid selama masa permualan Islam diantaranya yaitu masjid al-Qiblatain, masjid Fatah, masjid Salman, masjid Saiyidina Ali, masjid Ijabah, masjid Rayah, masjid Suqya, masjid Fadikh, masjid Bani Quraizah dan masjid Afr. Sebagian dari masjid-masjid ini sudah tak ada lagi sekarang.

c. Masjid Al-AtiqDalam membuat rencana pembangunan kota Fusthath, termasuk sebuah masjid Jami yang berdiri di tengah-tengahnya. Demikian kehendak panglima Angkatan Perang Islam yang menaklukkan Mesir, Amr bin Ash. Masjid yang dinamakan masjid Al-Atiq ini akhirnya lebih terkenal dengan namanya sendiri yaitu Jami Amr bin Ash.

d. Masjid-masjid di sekitar MekkahSelain masjid Haram dengan Kabah di dalamnya, dalam kota Mekkah dan sekitarnya juga terdapat masjid-masjid lainnya yang dibangunkan di zaman permulaan Islam, antaranya yaitu masjid Rayah, masjid Mukhtaba, masjid Abi Qubais, masjid Haras, masjid Ijabah, masjid Al-Baiah, masjid Nakar, masjid Al-Kibasyi, masjid Khaif, masjid Dab, masjid namrah, masjid Al-Hiyallah, masjid Jaranah dan masjid Fathah. Dan sebagaian dari masjid-masjid ini sudah tidak ada lagi.E. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIAIslam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam lahirdan berkembang dari negeri arab, maka Islam yang masuk ke indonesia tidakterlepas dari budaya arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah Islam ke Indonesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran Islam dan manabudaya arab. Masyarakat awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang arab dengan perilaku ajaran Islam. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh orang arab itu semua mencerminkan ajaran Islam, bahkan hingga kini budaya arab masih melekat pada tradisi masyarakat indonesia dalam perkembangan dakwah Islam di indonesia, para daimendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan olehpara wali ditanah jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka. lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai Islam sudah menjadi bagian yang tidakdapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara adat dan dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Al-Quran atau Arab sudah banyakmasuk kedalam bahasa daerah bahkan kedalam Bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam.Agama Islam muncul pada Abad ke-6 M kemudian masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan mulai berkembang pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang sangat beraneka ragam. Peninggalan-peninggalan itu antara lain sebagai berikut:

1. Kaligrafi

Kaligrafi adalah salah satu karya kesenian Islam yang paling penting. Kaligrafi Islam yang muncul di dunia Arab merupakan perkembangan seni menulis indah dalam huruf Arab yang disebut khat. Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dari ayat-ayat suci Al-quran. Tulisan tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk gambar, misalnya binatang, daun-daunan, bunga atau sulur, tokoh wayang dan sebagainya. Contoh kaligrafi antara lain yaitu kaligrafi pada batu nisan, kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon dan kaligrafi bentuk hiasan.

2. Kraton

Kraton atau istana dan terkadang juga disebut puri, merupakan badari kota atau pusat kota dalam pembangunan. Kraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai tempat tinggal raja beserta keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan cukup banyak kraton sesuai dengan perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh kraton yaitu kraton Cirebon (didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah tahun 1636), Istana Raja Gowa (Sulawesi Selatan), Istana Kraton Surakarta, Kraton Yogyakarta, dan Istana Mangkunegaran.

3. Batu Nisan

Batu nisan berfungsi sebagai tanda kubur. Tanda kubur yang terbuat dari batu bentuknya bermacam-macam. Pada bangunan batu nisan biasanya dihiasi ukir-ukiran dan kaligrafi. Kebudayaan batu nisan diduga berasal dari Perancis dan Gujarat. Di Indonesia, kebudayaan tersebut berakulturasi dengan kebudayaansetempat(India).Beberapa batu nisan peninggalan sejarah di Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Batu Nisan Malik as-SalehBatu nisan ini dibangun di atas makam Sultan Malik as-Saleh di Lhokseumawe, Aceh Utara. Sultan Malik as-Saleh adalah raja pertama dari kerajaan Samudra Pasai.

b. Batu Nisan Ratu NahrasiyahBatu nisan ini dibangun di atas makam ratu Samudra Pasai bernama Nahrasiyah. Ia meninggal pada tahun 1428. Nisan itu dihiasi kaligrafi yang memuat kutipan Surat Yasin dan Ayat Kursi.

c. Batu Nisan Fatimah binti MaimunBatu nisan ini dibuat sebagai tanda makam seorang wanita Islam yang bernama Fatimah binti Maimun. Batu nisan ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.

d. Batu Nisan Sultan HasanuddinBatu nisan ini dibangun di atas makam raja Makasar. Makam Sultan Hasanuddin berada dalam satu kompleks dengan pemakaman raja-raja Gowa dan Tallo.

Pada makam tersebut, dibuat cungkup berbentuk kijing. Cungkup itu terbuat dari batu berbentuk prisma. Kemudian batu itu disusun berbentuk limas. Bangunan limas terpasang dengan alas berbentuk kubus dan di dalamnya terdapat ruangan. Pada ruangan inilah terdapat makam beserta batu nisan.

4. Seni PahatSeni pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan masjid Mantingan (Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.

5. Seni PertunjukanDi antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun iringan rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.

6. Tradisi atau UpacaraTradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan (tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.

7. Karya SastraPengaruh Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan India yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India. Karya sastra masa Islam banyak sekali macamnya, antara lain sebagai berikut.

a. Babad, ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.

b. Hikayat, ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.

c. Syair, ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan Gurindam Dua Belas.

d. Suluk, ialah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu manusia menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian suluk yang artinya perjalanan. Alasannya, karena para sufi sering mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam arti karangan prosa maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan dengan tindakan zikir dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya: Suluk Sukarsah, Suluk Wijil, Suluk Malang Semirang.

BAB III

PENUTUPA. KESIMPULAN Kebudayaan Islam ialah cara berpikir dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. Dasar dari kebudayaan Islam adalah kitab Allah (Al-quran) dan Sunnah Rasul-Nya. Adapun peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam yaitu seperti lukisan kehidupan Islam, Al-khithabah, seni bahasa, seni bangunan, dan pembangunan masjid. Sedangkan peninggalan kebudayaan Islam di Indonesia ialah seperti kaligrafi, kraton, batu nisan, bentuk masjid, seni pahat, seni pertunjukan, tradisi atau Upacara dan karya sastra.

B. SARAN

Sebaiknya laporan ini dibuat dengan mengunakan buku referensi yang lebih banyak, agar laporan bisa menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKAAmbary, Hasan Muarif, Menemukan Peradaban, Jakarta: Logos Wacana.

Ilmu,1998.Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Pijper, G.F., Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, Jakarta: Universitas Indonesia, 1985.

Ambarazmi, Kebudayaan Islam di Indonesia ,http://ambarazmi.wordpress.com/2012/11/11/kebudayaan-Islam-di-indonesia/Mansoer, H. Hamdan dkk. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI.Samantho, Ahmad Y. 2007. Iptek Dari Sudut Pandangan Dunia Islam. Bayt al-Hikmah Institute.Soleh, A Khudori. 2007. Dinamika Perkembangan Islam: Sebuah Pengantar. Malang : Lembaga Kajian al-Quran dan Sains (LKQS) Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.Yahya, Harun. MENGAPA DARWINISME BERTENTANGAN DENGAN AL QURAN. www.harunyahya.com SHAPE \* MERGEFORMAT

1