jurnal asep
Post on 13-Jan-2015
423 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGARUH KESADARAN MEREK DAN PERSEPSI
KUALITAS TERHADAP EKUITAS MEREK (SURVEI PADA
PENGGUNA JAMU TOLAK ANGIN DI FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA)
Asep Nurani JamilFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Email : asep.nuranee@Yahoo.com
Setyo Ferry WibowoFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Email : setyoferry@yahoo.com
Agung Kresnamurti RPFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Email : ak_prabu@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims:1) clearly about Brand awareness, Perceived quality and Brand equity on Faculty of Economy at State University of Jakarta. 2) totest the influence of brand awarenesson brand equity. 3) to test the influence of perceived quality on brand equity. And the 4) is to test the simultaneously the influence between brand awarenessand perceived qualityto brand equity. Population of the research are jamu Tolak Angin users in Faculty of Economy, State University of Jakarta. Sampling totaled 82 respondents using nonprobability sampling method. While part of nonprobability sampling used was purposive sampling. The research was carried out quantitatively, descriptive and causal research design, and usesurveymethods. Analysis of the research was conducted using SPSS 17 for data processing. The results of the t test shows the brandawareness and brand equity significantly influence and perceived quality and brand equity are also significantly influence. The results of F test simultaneously indicates brand awareness and perceived qualityinfluencing significantly to brand equity and the result of determination analysis in this study shows the variations in the value of brand equity that is described in the variable brand awareness and perceived quality by 60.6%. While the remaining 39,4% are influenced or explained by other variables that are not included in this research model.
Keywords: brand awareness, perceived quality, brand equity
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial
bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan
tersebut.Banyaknya perusahaan ini menciptakan adanya suatu persaingan bisnis,
perusahaan dapat menjadi pemenang dalam persaingan bisnisnya apabila
perusahaan mampu menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. Jika perusahaan
dapat menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya pastinya perusahaan tersebut
akan mendapatkan keuntungan yang besar pula.
Dalam dunia usaha yang semakin kompeten, membuat para perusahaan
harus bisa menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan tantangan tersebut
sebagai peluang untuk bisa bertahan dimasa yang akan datang. Pihak perusahaan
harus lebih aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar
dapat terjual sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat mempertahankan
pangsa pasarnya. Produk yang sukses dipasar adalah produk yang mampu
memperbesar pangsa dan jumlah pelanggan serta mempertahankan pelanggan
yang sudah ada.
Konsumen dapat memilih produk-produk yang beredar bebas di pasaran
pada saat ini.Baik itu produk-produk kebutuhan sehari-hari sampai dengan
produk-produk yang berupa barang tersier (mewah).Oleh karena itu, persaingan
merek yang terjadi di pasaran amat ketat.Apalagi untuk mempertahankan
kesetiaan konsumen terhadap sebuah merek, bukanlah hal yang mudah.Persaingan
perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut
fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu
memberikan citra khusus bagi pemakainya.
Dewasa ini dalam bidang kesehatan banyak orang mencari solusi masalah
kesehatannya pada produk-produk herbal yang dinilai lebih aman, praktis, dan
murah dibandingkan mereka harus pergi ke dokter atau membeli obat-obatan
kimia dari apotik atau rumah sakit yang dinilai lebih mahal dan memilki efek
samping. Itu sebabnya mulai banyak bermunculan perusahaan produk-produk
herbal atau jamu yang dikemas dengan praktis dan higienis mengikuti pola hidup
2
masyarakat. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat herbal
atau jamu.
Banyaknya produk perusahaan jamu yang menawarkan varians produk
yang sama membuat persaingan semakin ketat. Suatu kewajaran jika perusahaan
yang berada pada hyper competition pada saat seperti ini menyiapkan berbagai
kegiatan untuk mempertahankan diri agar tetap dapat eksis di pasar.Sehingga
setiap perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya dengan sangat serius agar
dapat memenangkan persaingan tersebut. Salah satu fungsi yang menjadi
perhatian PT. SIDOMUNCUL dalam hal ini produk jamu Tolak Angin adalah
ekuitas merek
Tabel di bawah ini menunjukkan grafik persaingan dua merek teratas Jamu
Masuk Angin Kemasan versi Top Brand Index dari Tahun 2010-2012.
Tabel 1.Top Brand Index
Merk 2010 2011 2012
Antangin 46,4% 49,6% 48,0%
TolakAngin 45,8% 45,4% 42,5%Sumber: www. topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2011
Dari Tabel 1 diatas Antangin terlihat selalu berada diurutan teratas
mengalahkan Tolak Angin dari kurun waktu tahun 2010 – 2012, Sedangkan
menurut majalah SWA pada tahun 2008 belanja iklan Tolak Angin lebih besar
daripada Antangin seperti tergambar dalam Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.Gambaran Singkat Persaingan antara Tolak Angin dan Antangin Tahun 2008Atribut Tolak Angin AntanginProdusen Sido Muncul Deltomed Laboratories
Positioning Mengobati masuk angin danmemelihara daya tahan tubuh
Masuk angin dan gejala-gejalanya
Belanja iklan
(2006) Rp 18.059.000.000(2007) Rp 53.684.000.000(2008) Rp 42.092.000.000
(2006) Rp 16.422.000.000(2007) Rp 19.119.000.000(2008) Rp 24.380.000.000
DominasiPasar
Bentuk cair Bentuk tablet
Produk Tolak Angin (cair, kapltet dan serbuk), Tolak Angin Extra Hangat (cair), Permen Tolak Angin, Tolak Angin Anak-anak
Antangin tablet dan cair
Sumber : Majalah SWA, edisi 25/2008.
3
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Kesadaran Merek dan
Persepsi Kualitas Terhadap Ekuitas Merek Jamu Tolak Angin”.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan kesadaran merek terhadap
ekuitas merek.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan persepsi kualitas terhadap
ekuitas merek.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan kesadaran merek dan
persepsi kualitas secara bersamaan terhadap ekuitas merek.
KAJIAN TEORI
Kesadaran Merek
Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu, Durianto, et.al (dalam Hutami, 2011:16).Dalam kasus ini
adalah pelanggan dan perusahaan.
Kesadaran merek berada pada rentang antara perasaan yang tak pasti
terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan yakin bahwa produk
tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk yang bersangkutan. Rentang
ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pengenalan merek, brand recall, dan top of
mind. Pengenalan merek adalah tingkat minimal dari brand awareness yang
diperoleh dari pengingatan kembali melalui bantuan.Brand recalldiperoleh
dengan pengingatan kembali sebuah merek dalam suatu kelas produk tanpa
bantuan.
Persepsi Kualitas
Menurut Aaker (2008:124), Perceived quality adalah persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan pelanggan. Karena perceived
quality merupakan persepsi dari pelanggan, maka perceived quality tidak dapat
4
ditentukan secara obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting
bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda
terhadap suatu produk atau jasa.
Sedangkan Menurut Durianto,et.al (2004:15), terdapat dimensi-dimensi
yangmempengaruhi kualitas suatu produk, antara lain:
1. Performance, yaitu karakteristik operasional produk yang utama.
2. Features, yaitu elemen sekunder dari produk atau bagian tambahan dari
produk.
3. Conformance with specifications, yaitu tidak ada produk yang cacat.
4. Reliability, yaitu konsistensi kinerja produk.
5. Durability, yaitu daya tahan sebuah produk.
6. Serviceability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan sehubungandengan
produk.
7. Fit and finish, yaitu menunjukkan saat munculnya atau dirasakannyakualitas
produk.
Ekuitas Merek
Brand equity is the added value endowed on products and series it may
reflected in the way consumer thing, feel, and act with respect to the brand as well
as in the price market share and profitability the brand command (Kottler and
Keller 2012:265). Dalam arti bebas, Ekuitas merek adalah nilai tambah yang
diberikan pada produk dan jasa nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen
berfikir merasa dan bertindak terhadap merek harga, pangsa pasar dan
profitabilitas yang dimiliki perusahaan.
Ekuitas merek merupakan aset tak berwujud yang penting, yang memiliki
nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan. (Kottler dan Keller 2007: 335).
Aaker (dalam Ferrinadewi, 2008:168), mendefinisikan bahwa: “brand equity atau
ekuitas merek sebagai sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan
merek,namanya dan simbol, yang menambah ataumengurangi nilai produk atau
jasa bagi perusahaan atau bagi pelanggannya”.
5
Ekuitas merek berbasis pelanggan adalah perbedaan dampak dan
pengetahuan merek pada tanggapan konsumen terhadap pemasaran merek itu.
(Kottler dan Keller 2007: 335).
Dimensi dari customer based-brand equity (CBBE)atauekuitas merek
berbasis pelanggan menurut Aaker, (dalam Teleghani 2011:6) yaitu:
1. preferensi merek (brand preference)
2. niat beli(purchase intention)
Tulba dan Hassan juga menambahkan (dalam Mishra, 2011:35)
”Customer-based brand equity has been thought of as a prerequisite for brand
preference, which in turn affects consumers’ intention to purchase”. Atau dengan
kata lain, ekuitas merek berbasis pelanggan telah dianggap sebagai prasyarat
untuk preferensi merek, yang pada gilirannya mempengaruhi niat konsumen untuk
membeli.
Tong dan Hawley (dalam Mishra, 2011:35) menyatakan “Brand
preference (BPR) is recognized as denominations of willingness to pay a price
premium“. Dalam arti bebas, Preferensi merek (BPR) diakui sebagai denominasi
kesediaan untuk membayar harga premium.
Hellier (dalam Ardhanari, 2008:61) preferensi merek adalah tingkatan
dimana konsumen menghendaki jasa yang diberikan oleh perusahaannya sekarang
ini sebagai perbandingan pada jasa yang disediakan oleh pearusahaan laindengan
rangkaian pertimbangannya.
Hellier (dalam Puspitaningrum, 2006:15) mendefinisikan brand
preference sebagai segala sesuatu dimana konsumen lebih memilih brand dari
suatu produk berdasarkan pengalaman pertamanya didalam menggunakan brand
tersebut dibandingkan dengan brand lain yang sejenis.
Niat beli adalah tahap sebelum keputusan pembelian dalam proses
pengambilan keputusan pembelian (Kottler, 2012:192) Sedangkan, menurut
Heijden (dalam Julianto, 2003:48) Purchase Intention Adalah bagian dari
keinginan pada diri konsumen untuk melakukan pembelian.
6
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, selanjutnya kerangka
pemikiran tersebut dijabarkan dalam bentuk gambar kerangka pemikiran berikut
ini:
H1
H2
H3
Gambar 1 Model PenelitianSumber: Data diolah peneliti, 2013
Hipotesis
Menurut Malhotra dan Birks (2007:54) “A hypothesis is an unproven
statement or proposition about a factor or phenomenon that is of interest to the
researcher”.Hipotesis merupakan sebuah pernyataan yang belum terbukti atau
bagian mengenai sebuah faktor atau fenomena yang menarik bagi
peneliti.Berdasarkan kerangka teori di atas, maka perumusan hipotesis disusun
sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh kesadaran merek secara signifikan terhadap ekuitas
merek.
H2: Terdapat pengaruhpersepsi kualitas secara signifikan terhadapekuitas
merek.
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran merek dan persepsi
kualitas secara bersama-sama terhadapekuitas merek.
7
Kesadaran Merek(X1)
Persepsi Kualitas(X2)
Ekuitas Merek(Y)
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan deskriptif, menurut
Malhotra (2009:93) tujuan desain deskriptif adalah untuk mendeskripsikan
sesuatu yaitu penelitian yang dirancang untuk membantu pembuat keputusan
dalam menentukan, mengevaluasi dan memilih alternative terbaik dalam
memecahkan masalah.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Malhotra (2009:196) metode survei yaitu struktur kuesioner yang
diberikan kepada sampel dari suatu populasi dan dirancang untuk mendapatkan
informasi yang spesifik dari responden. Berdasarkan dimensi waktu, Penelitian ini
menggunakan studi lintas-seksi (cross-sectional) yaitu pengumpulan data dan
informasi kepada responden yang dilakukan hanya satu kali (Malhotra, 2009:95).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa D3 Manajemen
Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.Jenis populasi yang
digunakan adalah populasi finite. Populasi finite adalah populasi yang jumlahnya
terbatas atau diketahui. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel peneliti
menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:95). Teknik penarikan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2008:99) purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Untuk menentukan ukuran sampel, penelitian ini menggunakan rumus
Slovin dikarenakan populasinya bersifat finite(dapat dihitung). Rumus Slovin
sebagai berikut :
Keterangan :
n= Jumlah sampel
8
N = Jumlah populasi
e= Tingkat toleransi kesalahan
Maka bila dihitung dengan rumus Slovin dengan standar error sebesar 5%, N =
maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah adalah sebanyak :
n= 102
1+102 (0.05 )2
¿ 102
1+102 (0.05 )2
¿81.28
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin tersebut, maka
ukuran besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 81.28,
yang dibulatkan menjadi 82 responden.
Agar instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan, maka instrumen tersebut perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya.Teknik pengujian validitas menggunakan Bivariate Pearson
dengan kriteria nilai r hitung lebih besar dari 0,361.
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen penelitian untuk
dapat mengukur suatu variabel secara berulangkali dan mampu menghasilkan
informasi atau data yang sama atau sedikit sekali bervariasi. Perhitungan uji
reliabilitas menggunakan Uji Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai Cronbach’s
Alphalebih besar dari 0,6.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner, data
tersebut diolah dan dianalisis. Pengujian hipotesis dengan pengolahan daa untuk
uji validitas dan reliabilitas menggunakan software program SPSS (Statistical
Package for Social Science) versi 17.0.
Untuk mengukur adanya pengaruh dimensi-dimensi Kesadaran Merek dan
Persepsi Kualitas Jamu Tolak Angin yaitu Kesadaran Merek (X1) Persepsi
Kualitas(X2), terhadap Ekuitas Merek (Y) dengan menggunakan regresi linier
berganda dengan model :
Y = a + b1X1 + b2X2 +e
Dimana :a = konstanta
9
b1b2 = koefisien regresi
X1dan X2 = Variabel Independen
Y = Variabel Dependen
e = error term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Kesadaran Merek (X1) terdiri dari 3 dimensi, yaitu: Top of mind,
brand recall, brandRecognition. Dalam dimensi Top of mind ada 61% responden
yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju dan 39 % yang
menyatakan setuju dan sangat setuju. Dalam dimensi brand recall ada 53 %
responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju dan 47
% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari dimensi brand recognition
ada 38 % responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup
setuju dan 62 % yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari penjelasan
diatas variable kesdaran merek Tolak Angin di mata konsumen rendah.
Variabel Persepsi Kualitas (X2) terdiri dari 5 dimensi, yaitu: Performance,
Comformance with specifications, Realibilty, Durability, Fit and Finnnish.Dalam
dimensi Performance, ada 62% responden yang menyatakan sangat tidak setuju,
tidak setuju dan cukup setuju, dan 38% yang menyatakan setuju dan sangata
setuju.Dalam dimensi Comformance with specifications, ada 49% yang
menyatakan sangat tidak setuju,tidak setuju dan cukup setuju dan 51%responden
yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dalam dimensi Realibity, ada
45%responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju
dan 55% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dalam dimensi durability
ada 41% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup
setuju dan 59% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dalam dimensi Fit
and Finnish ada 30% responden yang menyatakan sangattidak setuju, tidak setuju,
cukup setuju dan 70% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari
penjelasan diatas variable persepsi kualitas Tolak Angin di mata konsumen baik.
Variabel Ekuitas Merek (Y) terdiri dari dua dimensi, yaitu: Brand
Preferences dan Purchase IntentionsDalam dimensi Brand Preferences, ada 48%
responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju Dan
10
52% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari dimensi Purchase
Intentions,ada 40% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju,
cukup setuju, dan 60% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari
penjelasan di atas variable ekuitas merek Tolak Angin di mata konsumen cukup
baik.
Uji Validitas
Uji validitas menggunakan tiga puluh (n=30) responden sebagai sampel uji
coba. Perhitungan uji validitas ini menggunakan Bivariate Pearson dengan
kriteria bahwa data akan valid jika nilai r hitung lebih dari r tabel (0,361).
Tabel 3.Uji Validitas Variabel Kesadaran Merek (X1)
Sumber : data diolah peneliti
Tabel 4. Uji
Validitas Variabel Persepsi Kualitas (X2)No r hitung r table Keterangan
9 0.568 0.361 Valid
10 0.500 0.361 Valid
11 0.473 0.361 Valid
12 0.733 0.361 Valid
13 0.569 0.361 Valid
14 0.608 0.361 Valid
15 0.685 0.361 Valid
11
No r hitung r table Keterangan
1 0.435 0.361 Valid
2 0.604 0.361 Valid
3 0.654 0.361 Valid
4 0.781 0.361 Valid
5 0.668 0.361 Valid
6 0.823 0.361 Valid
7 0.378 0.361 Valid
8 0.536 0.361 Valid
16 0.697 0.361 Valid
17 0.756 0.361 Valid
18 0.573 0.361 Valid
19 0.635 0.361 Valid
20 0.523 0.361 Valid
Sumber : data diolah penelit
Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa
semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r
tabel (r tabel= 0,361).
Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada Tabel4, dapat dilihat bahwa
semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r
tabel (r tabel= 0,361).
Tabel 5. Uji Validitas Variabel Ekuitas Merek (Y)NO r hitung r table Keterangan21 0.606 0.361 Valid22 0.558 0.361 Valid23 0.491 0.361 Valid24 0.727 0.361 Valid25 0.715 0.361 Valid26 0.622 0.361 Valid27 0.466 0.361 Valid
Sumber : data diolah peneliti
Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada Table 5, dapat dilihat bahwa
semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r
tabel (r tabel= 0,361).
Uji Reliabilitas
Setelah melakukan validitas, maka selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas dengan teknik Uji Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai Cronbach’s
Alphalebih dari 0,6.
Tabel 6. Uji ReliabilitasNo Variabel Nilai alpha Keterangan1 Kesadaran merek 0.756 Reliabel2 Persepsi kualitas 0.844 Reliabel
12
3 Ekuitas merek 0.702 ReliabelSumber : data diolah peneliti
Berdasarkan hasil uji realibilitas Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa
ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
melebihi 0,6.
Uji Asumsi Dasar
Uji Normalitas
Data dapat dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi variabelnya
lebih besar dari 0.05.
Tabel 7. Uji NormalitasTests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
X1 .081 82 .200* .972 82 .066
X2 .089 82 .165 .977 82 .155
Y .091 82 .092 .983 82 .358
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan menggunakan SPSS 17.0, ketiga
variabel yaitu: Kesadaran Merek (X1), Persepsi Kualitas (X2), dan Ekuitas Merek
(Y) memiliki nilai signifikansi 0.200(X1), 0.165(X2), dan 0.092(Y). Karena nilai
signifikansi ketiga variabel tersebut melebihi dari α = 0.05, maka dapat dikatakan
data ketiga variabel tersebut berdistribusi normal.
Uji Linearitas
Table 8. Uji Linearitas antara X1 dengan Y
13
Suatu variabel dapat dikatakan linear jika nilai signifikansinya kurang dari
0,05. Berdasarkanhasil linearitas pada tabel 8 diketahui nilai signifikansi pada
linearity sebesar 0,000. Jadi, dapat disimplkan bahwa antara variabel X1 dan Y
memiliki hubngan yang linear, hal ini karena nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dibandingkan 0,05. Begitu pula seperti yang ditunjukkan dalam tabel 9 hasil
dari uji linearitas yang dilakukan pada X2 terhadap Y memiliki nilai uji linearitas
sebesar 0.000. Karena nilai ini lebih kecil dari 0.05, maka variabel X2 dinyatakan
terdapat hubungan linear dengan variabel Y.
Uji Multikolinearitas
14
ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Y * X1
Between Groups
(Combined) 514.357 20 25.718 3.292 .000
Linearity 302.805 1 302.805 38.761 .000
Deviation from Linearity
211.552 19 11.134 1.425 .149
Within Groups 476.533 61 7.812
Total 990.890 81
Tabel 9. Uji Linearitas antara X2 dengan Y
ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Y * X2
Between Groups
(Combined) 792.632 26 30.486 8.457 .000
Linearity 577.985 1 577.985 160.342
.000
Deviation from Linearity
214.647 25 8.586 2.382 .004
Within Groups 198.258 55 3.605
Total 990.890 81
Tabel 10. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error BetaToleranc
e VIF
1 (Constant
)
6.926 1.683 4.116 .000
X1 .126 .059 .181 2.126 .037 .685 1.459
X2 .354 .046 .662 7.758 .000 .685 1.459
a. Dependent Variable: Y
Variabel yang mengalami multikolinearitas adalah jika nilai VIF lebih dari 5.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya
multikolinearitas karena nilai VIF kurang dari 5.
Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas dapat terjadi jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedasitas.
Tabel 11. Uji HeterokedastisitasCorrelations
X1 X2
Unstandardized Residual
Spearman's rho Kesadaran Merek Corelation Coefficient
1.000 .588** .039
Sig. (2-tailed) . .000 .728
N 82 82 82
Persepsi Kualitas Correlation Coefficient
.588** 1.000 .011
Sig. (2-tailed) .000 . .920
N 82 82 82
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
.039 .011 1.000
Sig. (2-tailed) .728 .920 .
N 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
15
Analisis Regresi
Pengujian Hipotesis
H1 : Kesadaran Merek berpengaruh terhadap Ekuitas Merek
Hasil pengujian hipotesis pertama dengan nilai signifikan yang di hasilkan
sebesar 0.000 yang dimana nilai 0.000 ≤ 0.005 atau nilai t hitung untuk variabel
X1 adalah 4.113. Karena nilai t hitung 5.933 > t tabel 1.984723, maka artinya ada
pengaruh variabel kualitas produk terhadap loyalitas konsumen.
H2 : Persepsi Kualitas berpengaruh terhadap Ekuitas Merek
Hasil pengujian hipotesis kedua dengan nilai signifikan yang di hasilkan
sebesar 0.000 yang dimana nilai 0.000 ≤ 0.005. atau nilai t hitung untuk variabel
X2 adalah 10. 582 Karena nilai t hitung 10.582> t tabel 1.984723 maka artinya ada
pengaruh antara variabel kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen.
H3 : Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas berpengaruh terhadap Ekuitas
Merek
Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan nilai F hitung adalah 60.717. Karena
nilai signifikasi sebesar 0,000 dimana nilai sig < 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai F
hitung 60.717> F tabel 3.0908187,maka artinya terdapat pengaruh secara simultan
antara variabel Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas terhadap Ekuitas
Merek.Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Merek dan
Persepsi Kualitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Ekuitas Merek.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Kesadaran merek konsumen terhadap Jamu Tolak Angin cukup baik,
Namun ada juga responden yang memberikan respon negatif karena
tingkat kesadaran mereknya kurang, sehingga harus lebih ditingkatkan.
16
Tolak Angin cukup mendapatkan persepsi secara kualitas yang baik
dari para konsumenya. Kualitas yang diberikan yang baik telah
memenuhi keinginan para konsumen Namun banyak responden yang
masih merasa tidak yakin dengan kinerja atau khasiat dari Tolak Angin
untuk mengobati masuk angin.
2) Secara empiris variabel Kesadaran Merek berpengaruh signifikan
terhadap Ekuitas Merekjamu Tolak Angin, Karena nilai sig uji t <
0,05.
3) Secara empiris variabel Persepsi Kualitas berpengaruh signifikan
terhadap Ekuitas Merekjamu Tolak Angin. Karena nilai sig uji t <
0,05.
4) Secara empiris kedua variabel independen yaitu Kesadaran Merek dan
Persepsi Kualitas juga memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu Ekuitas Merek. Karena nilai sig uji t < 0,05. Dan
variasi nilai Ekuitas Merek yang dijelaskan oleh variabel Kesadaran
Merek dan Persepsi Kualitas sebesar 58,3%.
Saran
Dalam meningkatkan dan mempertahankan kesadaran merek, persepsi
kualitas dan ekuitas merek Jamu Tolak Angin, sebaiknya PT Sidomuncul harus
terus melakukan perbaikan dan pengembanganproduk Jamu Tolak Angin Cair,
dengan cara menambah variasi warna yang berbeda disetiap kemasan tolak angin,
memperbaiki gaya penulisan logo, melakukan promosi melalui even-even yang
diadakan di kota-kota besar, dapat juga menciptakan desain kemasan yang unik
dan orisinil yang tidak sama dengan produsen jamu masuk angin lainnya, seperti
menambahakan Tube atau semacam pipa kecil yang bisa dibuka tutup agar tidak
perlu menggunting saat membuka keamasan dan juga tidak mudah tumpah.
Penambahan varian warna dan rasa disesuaikan dengan target marketnya seperti
warna merah muda dengan rasa buah strawberry untuk anak-anak.
Melakukan riset lebih mendalam untuk menyempurnakan racikan jamu
Tolak Angin dapat juga menambahkan ramuan yang mampu mengobati masuk
17
angin secara cepat dan tidak menyebabkan kantuk saat di konsumsi. Mengawasi
proses produksi agar kualitas produknya sesuai dengan spesifikasi yang menjadi
standar industri, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kecacatan pada saat
produksi, menjaga kealamian bahan-bahannya agar dapat mengurangi efek
samping yang ditimbulkan. Menambah komposisi bahan pengawet alami agar
masa kadaluarsa produk jamu tolak angin lebih tahan lama. Dari segi fit and
finnish, Sidomuncul dapat meningkatkan persepsi kualitas produknya dengan
caramenjaga dan meningkatkan mutu baik dari komposisi bahan-bahannya
maupun dari segi proses produksinya
Sebaiknya penelitian selanjutnya memperbanyak jumlah sampel dalam
penelitian untuk keragaman data yang akan meningkatkan nilai representatif.
Tempat penelitian juga dilakukan di tempat-tempat umum seperti di Mall, agar
memiliki keseragaman data populasinya sehingga data yang di terima lebih baik
lagi. Menambahkan referensi terbaru serta menambahkan review penelitian
terdahulu yang memiliki 3 (tiga) variabel yang di uji (kesadaran merek dan
persepsi kualitas terhadap ekuitas merek) dalam penelitiannya, sehingga hasil
penelitian bisa lebih dipertanggungjawabkan. Peneliti menambahkan variabel lain
yang mempengaruhi ekuitas merekdan tidak hanya dilihat dari satu atau dua
variabel seperti kesadaran merek dan persepsi kualitas saja, tetapi variabel atau
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Aaker, David A. 2008. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari suatu Merek. Terjemahan oleh Aris Ananda. Cetakan Ketiga. Jakarta: Mitra Utama.
Ardhanari, M. 2008.”Customer Satisfaction Pengaruhnya Terhadap Brand Preference dan Repurchase Intention Private Brand”.Jurnal RisetEkonomi dan Bisnis, 8 (2), pp: 58-69.
Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak, 2004, Strategi Menaklukkan PasarMelalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Cetakan Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
18
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kotler, Philip. 2006. Marketing Management 12e. Pearson International Edition.
Kotler, Philips, dan Gary Amstrong, 2012. Principle Of Marketing, Fourteenth Edition, New Jersey: Pearson, Prentice Hall
Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Limited
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Limited
Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan, Edisi Keempat,Jakarta: Indeks
Malhotra, N.K. and Birks, D.F. (2006) Marketing research: An applied Approach. Updated 2nd European edition. FT Prentice Hall. Financial times
Mishra, Pallabi dan biplap datta. 2011.“Perpetual Asset Management of Customer-Based Brand Equity-The PAM Evaluator” India, Journal of Social Sciences 3(1):34-43.
Prasetyo, bambang dan Miftahul janah (2005)Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi, Jakarta, P T. Raja Grafindo Persada, 45.
Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.
Taleghani, Mohamad and Meysam Almasi. 2011. “Evaluate the Factors Affecting Brand Equity from the Perspective of Customers Using Aaker's Model”.Kuwait chapter of Arabian journal of business and management review, vol. 1, No.4.
19
top related