jam tangan
Post on 09-Feb-2016
71 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pemasaran pastinya tidak terlepas dengan transaksi jual dan beli.
Dimana penentuan harga produk berperan penting selama proses berlangsung
untuk mengetahui nilai produk. Untuk menentukan harga yang relevan maka
produsen seharusnya tidak hanya memperhatikan bahan mentah yang diperlukan
namun juga harus memperhatikan harga dari faktor faktor produksi lainnya seperti
tempat, biaya pembelian mesin produksi dan lain sebagainya. Sehingga dapat
menentukan harga output yang relevan dengan biaya input yang dikeluarkan
untuk memproduksi suatu produk.
Dimana definisi biaya produksi menurut Sadono Sukirno adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Produsen yang dengan
benar mengaplikasikan teori biaya produksi maka mereka mempunyai peluang
yang besar dalam proses pemasaran yang terjadi. Ketika harga output tidak sesuai
dengan harga yang dibutuhkan untuk memenuhi faktor produksi maka produsen
tersebut akan mengalami kerugian yang menjadikan mereka kalah dalam
persaingan pemasaran. Maka dari itu perhitungan faktor produksi sangat
dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan pemasaran.
Mahasiswa sangat membutuhkan ketepatan waktu dalam melaksanakan
aktivitas hariannya sehingga membutuhkan jam tangan. Jam tangan telah menjadi
kebutuhan yang cukup penting bagi mahasiswa namun harga jam tangan dengan
kualitas yang baik masih cukup mahal. Saat ini ada usaha jam SEMART yang
berfokus untuk memenuhi kebutuhan jam tangan dan jam dinding yang unik,
edukatif dan mengandung seni nilai budaya indonesia pada mahasiswa dengan
harga yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dianalisa dalam survei biaya produksi usaha jam
SEMART yaitu:
a. Berapa proyeksi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pengusaha SEMART?
b. Berapa proyeksi pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha SEMART?
c. Berapa proyeksi laba dan rugi pada usaha SEMART?
d. Bagaimana analisis Break Event Point (BEP) pada usaha SEMART?
1.3 Tujuan Survei
a. Mengghitung proyeksi pengeluaran yang dikeluarkan oleh usaha
SEMART
b. Mengghitung proyeksi pendapatan yang diperoleh oleh usaha SEMART
c. Mengghitung proyeksi laba dan rugi pada usaha SEMART
d. Mengetahui analisis Break Event Point (BEP) pada usaha SEMART
1.4 Manfaat Survei
Manfaat dari adanya survei biaya produksi adalah:
a. Bagi mahasiswa:
a) Sebagai sarana dalam mengimplementasikan ilmu Dasar Ilmu
Ekonomi.
b) Menambah pengalaman mahasiswa dalam mengumpulkan data primer.
c) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengolah data primer.
d) Melatih mahasiswa menyajikan data secara benar.
b. Bagi pembaca:
a) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara
menghitung biaya investasi.
b) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara
menghitung biaya operasional.
c) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara
menghitung Break Event Point (BEP)
d) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara
menghitung laba dan rugi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa.
Biaya produksi menurut perusahaan adalah semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang
yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Menurut Suherman Rosyidi, biaya produksi dapat didefinisikan sebagai
semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Dengan
kata lain biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan atau memproduksi output. Faktor produksi
yang diperhitungkan adalah barang ekonomi yang tersedianya adalah langka
sehingga untuk mendapatkannya harus dilakukan pengorbanan.
Adapun bentuk pengorbanan yang paling jelas adalah pembelian yaitu
nilai dari faktor produksi yang harus ditetapkan harganya. Besarnya biaya
produksi untuk setiap output itu tergantung sepenuhnya pada dua hal yaitu
berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan input; dan efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam
mempergunakan inputnya.
Pengertian Biaya Produksi dalam pelayanan kesehatan yaitu sejumlah
input yang dikelola untuk menghasilkan output. Untuk bidang pelayanan
kesehatan Output atau produk bisa berupa jasa pelayanan atau bisa juga
berupa barang. Di sektor kesehatan misalnya Rumah Sakit dan Puskesmas,
produk yang dihasilkan berupa jasa pelayanan kesehatan. Untuk
menghasilkan pelayanan pengobatan di Rumah Sakit, diperlukan sejumlah
input (faktor produksi) yang antara lain berupa obat, alat kedokteran, tenaga
dokter, perawat, gedung dan sebagainya. Dengan demikian biaya pelayanan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dapat dihitung dari nilai (jumlah unit X
harga) obat, alat kedokteran, tenaga dokter, perawat, listrik, gedung dan
sebagainya yang digunakan untuk menghasilkan pelayanan kesehatan.
2.2 Klasifikasi Biaya Produksi
Untuk keperluan analisis biaya dikelompokkan menurut beberapa
kriteria. Ada pengelompokkan yang didasarkan atas pengaruhnya pada
perubahan skala produksi, atau pengelompokkan atas lama penggunaan.
Bahkan kadang – kadang biaya dikelompokkan menurut fungsi / aktivitas,
sumber, langsung tak langsung dan sebagainya. Pengelompokkan komponen
biaya tersebut ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis dan menghasilkan
beberapa istilah biaya :
a. Berdasar Pengaruh Pada Perubahan Skala Produksi
Dalam kaitannya dengan perubahan skala produksi, biaya dapat
dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable
cost).
1) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang secara relative tidak
dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini harus tetap
dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah pelayanan diberikan atau
tidak. Contoh biaya tetap adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai
dari peralatan kedokteran, nilai tanah dan sebagainya. Nilai gedung
dimasukkan dalam biaya tetap karena biaya gedung yang digunakan
tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun.
2) Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variable adalah biaya yang volumenya dipengaruhi oleh
banyaknya output (produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya
variable adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya
pemeliharaan dan sebagainya.
b. Berdasar Lama Penggunaan Obyek
Disamping dikelompokkan menurut pengaruhnya terhadap
perubahan skala produksi, biaya juga dikelompokkan berdasar lama
penggunaannya. Dalam kaitan ini biaya dibedakan dalam biaya investasi,
biaya operasional dan biaya pemeliharaan.
1) Biaya Investasi (Invesment Cost)
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat
berlangsung dalam waktu yang relative lama. Biasanya batasan waktu
untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari 1 (satu) tahun. Batas satu
tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan bahwa anggaran direncanakan
dan direalisir untuk satu tahun. Biaya investasi ini biasanya
berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur
fisik dan kapasitas produksi. Contoh yang termasuk dalam biaya
investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian
mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya.
2) Biaya Operasional (Operasional Cost)
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam suatu proses produksi dan
memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relative singkat
(kurang dari satu tahun). Contoh yang termasuk dalam biaya
operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air,
listrik dan sebagainya.
3) Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mempertahankan nilai suatu barang investasi agar terus berfungsi.
Misalnya biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan dan
sebagainya. Antara biaya operasional dan pemeliharaan dalam praktek
sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan.
c. Berdasarkan Fungsi / Aktivitas / Sumber
Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi / aktivitas pelayanan dan
dikaitkan dengan unit cost. Konsep biaya langsung (direct cost) dan biaya
tak langsung (indirect cost) sering digunakan ketika menghitung biaya
satuan (unit cost). Dalam suatu unit usaha misalnya di Rumah Sakit
terdapat 2 (dua) jenis unit kegiatan yaitu unit produksi seperti rawat jalan,
rawat inap dan sebagainya serta unit penunjang seperti misalnya instalasi
gizi, bagian administrasi, bagian keuangan dan sebagainya. Mengingat ada
unit penunjang maka untuk menghitung biaya satuan rawat inap, biaya
yang dihitung bukan saja biaya yang ada di unit produksi yang secara
langsung berkaitan dengan pelayanan (output), tetapi harus dihitung juga
biaya yang ada di unit penunjang meskipun biaya di unit penunjang tidak
secara langsung berkaitan dengan pelayanan.
1) Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya – biaya yang dikeluarkan pada unit – unit yang langsung
melayani pasien disebut biaya langsung yaitu pada unit IRD, Rawat
Inap, Rawat Jalan, dan Poli-poli yang langsung menangani pasien. Di
Rumah Sakit, yang termasuk biaya langsung seperti biaya yang
dikeluarkan untuk unit rawat inap dan rawat jalan baik berupa gaji
pegawai, obat – obatan, gedung, kendaraan dan sebagainya.
2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya yang dikeluarkan di system penunjang disebut sebagai
biaya tak langsung misalnya yang ada pada unit IPS, Rekam
Medis,Kantin dan bagian-bagian yang tidak menangani pasien secara
langsung. Yang termasuk biaya tak langsung misalnya biaya yang
dikeluarkan untuk honor Satpam, penggunaan listrik, telpon, air, alat
tulis kantor, pemeliharaan gedung, alat, kendaraan dan sebagainya.
2.3 Konsep BEP
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian
sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian.
Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Dalam melakukan analisa Break Even, digunakan asumsi dasar sebagai
berikut:
a. Biaya dapat diklasifikasikan ke dalam komponen biaya variabel dan biaya
tetap.
b. Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi
atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.
c. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan
volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan
berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
d. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode yang dianalisa.
e. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat
dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan
penjualan antara masing – masing produk (sales mix) akan tetap konstan.
2.4 Gambaran Usaha SEMART
SEMART merupakan produk jam cerdas yang akan mengusung nilai
pendidikan, lingkungan dan budaya dari beberapa daerah di Indonesia sehingga
bisa menjadi alat edukasi dan identitas bangsa Indonesia ini. Usaha jam SEMART
dirintis oleh satu kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Ailangga. Awal mula program ini adalah Program Kreativitas Mahasiswa
kemudian usaha ini dilanjutkan hingga menjadi usaha.
SEMART merupakan alat edukasi dan promosi yang didesain sesuai
dengan stylish anak-anak muda Indonesia sebagai sasaran utama. Edukasi yang
diberikan dalam hal pendidikan, budaya dan lingkungan sehingga kami juga
mengambil sasaran komunitas pecinta pendidikan, budaya dan lingkungan. Dalam
hal pendidikan kami mengusung jam berdesain tentang matematika, fisika dan
kimia dimana angka yang dipakai bukan angka arab tetapi menggunakan hitungan
matematis, logis dan berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Sebagai
contoh: untuk angka 1 bisa diganti dengan 7-3x2. Sedangkan dalam hal budaya
kami menampilkan desain yang berhubungan dengan budaya tiap daerah yaitu
aksara jawa, batik, wayang tari-tarian dan bahasa tiap daerah di Indonesia. Saat ini
SEMART telah memproduksi empat jenis produk, tiga adalah jam tangan dan satu
jenis produk jam dinding. Sasaran utama pemasaran produk SEMART adalah
mahasiswa dan masyarakat Surabaya.
BAB III
METODE SURVEI
3.1 Jenis Metode Survei
Survey biaya produksi dilakukan secara indepth interview terhadap produsen
“SEMART “ di kampus Universitas Airlangga mengenai biaya yang dikeluarkan
serta pendapatan yang didapat selama proses produksinya, survei ini dilakukan
untuk mengetahui dan menganalisis unsur-unsur biaya produksi yang terkait dan
menentukan biaya produksi serta BEP dari usaha “SEMART” ini.
3.2 Instrumen Survei
Instrumen yang digunakan untuk melakukan survey ini berupa panduan
wawancara, selain itu pertanyaan lanjutan juga dilakukan agar didapat informasi
yang akurat dan mendalam. Daftar pertanyaan terdiri dari 7 poin yang bersifat
terbuka yang berisi tentang jenis bahan-bahan produksi yang dibutuhkan beserta
harganya dan pendapatan yang dihasilkan. Instrumen survey ini dilampirkan pada
bagian akhir dari laporan.
3.3 Pelaksanaan Survei
Survei supply maksimal ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Mei 2013
Waktu : 18.00 – 19.30 WIB
Tempat : Student Centre Kampus C Universitas Airlangga
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proyeksi Pengeluaran
Rincian komponen biaya produksi usaha SEMART adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Biaya Investasi
No Jenis Biaya Masa Jumlah Harga satuan Total Deprisiasi / bln
Gunting Besi 2 th 2 Rp50,000.00 Rp100,000.00 Rp 4,166.67
Obeng 2 th 2 Rp50,000.00 Rp100,000.00 Rp 4,166.67
Box Plastik
Besar
2 th 4 Rp30,000.00 Rp120,000.00 Rp 5,000.00
Box Plastik
kecil
2 th 4 Rp20,000.00 Rp 80,000.00 Rp 3,333.33
Pengasah
gunting
3 th 1 Rp50,000.00 Rp 50,000.00 Rp 1,388.89
TOTAL Rp 450,000.00 Rp 18,055.56
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dalam menjalankan usahanya
produsen SEMART telah mengeluarkan sejumlah biaya investasi pada tahun ke-0
untuk memulai usahanya. Biaya investasi yag dikeluarkan adalah Rp
450,000.00. selain itu, produsen juga menanggung biaya depresiasi yang harus
dibayarkan setiap bulan sebesar Rp 18,055.56. biaya depresiasi dihitung dari
total biaya yang digunakan untuk membeli barang investasi dan dibagi masa
penggunaannya.
Usaha SEMART tidak memasukan variable tempat produksi dan tempat
penjualan karena produksi SEMART dilakukan di rumah produsen dan penjualan
produk SEMART dilakukan dengan system pemesanan langsung maupun melalui
website sehingga tidak membtuhkan tempat penjualan.
Tabel 2. Klasifikasi Biaya Investasi
No Jenis Fixed cost Variabel
cost
Direct cost Indirect
cost
1. Gunting Besi
2. Obeng
3. Box Plastik besar
4. Box Plastik kecil
5 Pengasah Gunting
Tabel 2 menjeaskan klasifikasi biaya investasi yang telah dikeluarkan oleh
usaha SEMART. Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa seluruh biaya
investasi yang dikeluarkan dalam usaha SEMART ditinjau dari perubahan skala
produksi merupakan biaya tetap (fixed cost) karena biaya ini tidak tergantung pada
jumlah jam yang akan diproduksi.
Biaya Barang investasi usaha SEMART ditinjau dari fungsi produksi
termasuk ke dalam biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya tidak langsung
adalah biaya yang tidak berhubungan langsng dengan barang produksi sehingga
niainya tidak dapat dihitung perunit produksi. Misalnya biaya untuk membeli
gunting, sebanyak apapun pelat yang berhasil dipotongnya biaya gunting tetap
dan tidak dapat dihitung nilainya per unit pelat yang berhasil dipotongnya.
SEMART memproduksi empat jenis poduk yang menggunakan biaya
operasional dan jumlah operasional yang berbeda. Jenis produk yang diproduksi
oleh SEMART yaitu jam tangan simple style, moderate style, executive style, dan
jam dinding. Rincian biaya operasional setiap jenis produk dapat diihat pada tabel
3, 4, 5 dan 6.
Tabel 3. Rincian Biaya Operasional Jam Tangan Simple Style
No Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total
Jam tangan polos 25 Rp 15,000.00 Rp 375,000.00
Baterai 25 Rp 10,000.00 Rp 250,000.00
Pelat stainlesstell 25 Rp 4,000.00 Rp 100,000.00
kotak kemas 25 Rp 1,000.00 Rp 25,000.00
lem 2 Rp 5,000.00 Rp 10,000.00
biaya proosi Rp 50,000.00
cetak design Rp 25,000.00
transportasi 20 Rp 5,000.00 Rp 100,000.00
TOTAL Rp 935,000.00
Tabel 3 berisi biaya operasional dari tiap jenis barang yang digunakan
memproduksi jam tangan SEMART simple style. Biaya operasional setiap barang
berbeda dan jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang diproduksi.
Misalnya pelat stainlessstel, jumlah pelat satinlesstell yang dibutuhkan akan
bertambah jika jumah produksi jam tangan simple style ditambah.
Tabel 4. Rincian Biaya Operasional Jam Tangan Moderate Style
N
o
Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total
jam tangan polos 15 Rp40,000.00 Rp 600,000.00
Baterai 15 Rp10,000.00 Rp 150,000.00
Pelat stainlesstell 15 Rp 4,000.00 Rp 60,000.00
kotak kemas 15 Rp 1,000.00 Rp 15,000.00
lem 2 Rp 5,000.00 Rp 10,000.00
biaya promosi Rp 50,000.00
cetak design Rp 15,000.00
transportasi 10 Rp 5,000.00 Rp 50,000.00
TOTAL Rp 950,000.00
Tabel 4 berisi rincian biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh produsen
untuk memproduksi jam tangan moderate style. Total biaya operasional yang
dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi jam tangan simple style dan
moderate style berbeda karena ada perbedaan harga bahan baku yang digunaka
untuk memproduksinya. Total biaya operasional yang dikeluarkan oleh produsen
juga berbeda untuk memproduksi jam tangan executive style dan jam dinding.
Rincian biaya operasional jam tangan executive style dan jam dinding dapat
dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.
Tabel 5. Rincian Biaya Operasional Jam Tangan Executive Style
No Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total
Jam tangan polos 10 Rp 110,000.00 Rp1,100,000.00 Baterai 10 Rp 10,000.00 Rp 100,000.00 kotak kemas 10 Rp 1,000.00 Rp 10,000.00 biaya promosi Rp 50,000.00 Pelat stainlesstell 10 Rp 4,000.00 Rp 40,000.00 lem 1 Rp 5,000.00 Rp 5,000.00 cetak design Rp 10,000.00 transportasi 10 Rp 5,000.00 Rp 50,000.00
TOTAL Rp 1,365,000.00
Tabel 6. Rincian Biaya Operasional Jam Dinding
No
Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total
Jam dinding polos 10 Rp20,000.00 Rp200,000.00 Baterai 10 Rp 2,000.00 Rp 20,000.00 kotak kemas 10 Rp 3,000.00 Rp 30,000.00 biaya promosi Rp 50,000.00 lem 5 Rp 5,000.00 Rp 25,000.00 ATK Rp 20,000.00 cetak design Rp 50,000.00 transportasi 5 Rp 5,000.00 Rp 25,000.00 TOTAL Rp 420,000.00
Penyediaan bahan baku operasional dilakukan oleh produsen dengan
melakukan pemesanan setiap bulan. Pengeluaran biaya operasional podusen
SEMART ditinjau dari perubahan skala produksi ada yang termasuk ke dalam
biaya tidak tetap (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Contohnya jam
tangan polos termasuk biaya operasioal tidak tetap karena biaya yang dikeluarkan
untuk membeli bahan baku jam tangan polos akan meningkat apabila jumlah
produksi jam tangan di tambah. Biaya pembelian jam tangan polos sebagai bahan
baku dipengaruhi oleh jumah produk yang di produksi. Apabila jumlah produk
meningkat maka biaya pembelian jam tangan polos sebagai bahan baku juga akan
meningkat mengikuti perubahan jumlah produksi. Sementara itu, biaya promosi
termasuk ke dalam biaya operasional tetap karena biaya yang dikeluarkan oleh
produsen untuk promosi sama setiap bulannya dan tidak dipengruhi oleh jumlah
barang yang diproduksi.
Apabila ditinjau dari segi fungsi produksi maka ada beberapa bahan baku
operasional termasuk ke dalam biaya langsung ( direct cost) dan ada yang masuk
ke dalam biaya tidak langsung ( indirect cost). Misalnya jam tangan polos
termasuk ke dalam biaya langsung karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli
langsung dikeluarkan oleh produsen dan dapat dihitung biaya yang dikeluarkan
oleh produsen tiap unitnya. Sementara itu, ATK termasuk ke dalam biaya tidak
langsung karena biaya yang dikeluarkan oleh produsen tidak dapat dihitung
perunit produksi.
Secara lebih terperinci klasifikasi biaya operasional berdasarkan perubahan
skala produksi maupun fungsi produksi, disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Klasifikasi Biaya Operasional
No Jenis Fixed cost Variabel
cost
Direct cost Indirect
cost
1. Jam tangan polos
2. Jam Dinding Polos
3. Pelat stainless stell
6. Baterai
7. Lem
8. Kotak kemas
9. Biaya promosi
10 Transportasi
11 ATK
Peralatan yang digunakan oleh produsen dalam melakukan proses
produksi termasuk dalam barang yang sederhana yaitu gunting dan obeng.
Peralatan produksi ini tidak membutuhkan perawatan yang sulit, hanya perlu
mengasah gunting yang digunakan apabila guntig sumpah mulai tumpul.
Perawatan gunting yaitu pengasahan dilakukan sendiri oleh produsen sehingga
tidak membutuhkan biaya perawatan . Sehingga biaya perawatan dalam usaha ini
adalah Rp.0,-
Setelah mengetahui secara rinci jumlah biaya investasi, biaya opersional
dan biaya maintenance, maka dapat ditentukan jumlah biaya produksi untuk usaha
SEMART ini setiap bulannya, yaitu sebesar Rp 3.688.055,56 /bulan. Secara
matematis total biaya produksi yang dikeluarkan tiap bulan ditunjukkan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Biaya Produksi /bln : Biaya Depresiasi investasi + Biaya Operasional+ Biaya
Perawatan
: Rp 18.055,56+ (Rp 935,000.00 + Rp 950,000.00 + Rp 1,365,000.00 + Rp 420,000.00 ) + Rp. 0,-
: Rp 3.688.055,56
Biaya operasional pada perhitungan ada empat karena produsen SEMART
memproduksi empat jenis produk dengan biaya operasional yang berbeda
sehingga untuk menghitung biaya operasional tiap bulan dilakukan dengan
menambah biaya operasional tiap jenis produk dalam satu bulan.
4.2 Proyeksi Pendapatan
Produsen SEMART memperoleh pendapatan melalui penjualan produk.
Adapun rincian pendapatan produsen SEMART dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Rincian Biaya Pendapatan
No Jenis Barang Harga Jual
Jumlah
/Bulan Total
Proporsi pendapata
n
Simple Style Rp 50,000.00 25 Rp 1,250,000.00
25,25%
Moderate Style Rp 90,000.00 15 Rp 1,350,000.00
27,27%
Executive Stye Rp 190,000.00 10 Rp 1,900,000.00 38,38%
Jam Dinding Rp 45,000.00 10 Rp 450,000.00
9,09%
TOTAL Rp 4,950,000.00 100%
4.3 Proyeksi Laba Rugi
Setiap usaha pasti menginginkan laba. Untuk itu dilakukan perhitungan
proyeksi laba usaha. Adapun perhitungan proyeksi laba usaha SEMART adalah
sebagai berikut :
Tabel 9. Rincian Proyeksi Laba Rugi Untuk Semua Jenis Produk Per Bulan
No Keterangan Jumlah (Rp)1 Pendapatan
Rp 4,950,000.00 2 (-) Biaya Operasional Rp 3,670,000.00
Laba Kotor Rp 1.280.000,00
1 (-) Biaya Depresiasi Investasi
Rp 18,055.56
Laba sebelum Maintenance Rp 1.261.944,561 (-) Biaya Beban
Maintenance Rp -
Laba bersih/ bln Rp 1.261.944,56
Berdasarkan tabel 9 dapt diketahui bahwa setiap bulan usaha SEMART
memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.261.944,56 apabila seluruh produknya
terjual dalam satu bulan.
4.4 Analisis BEP (Break Event Point)
Usaha SEMART memiliki beberapa jenis produk yang memiliki harga yang
berbeda sehingga penghitungan BEP Totalnya menggunakan rumus BEP
multiproduk yaitu :
BEP Total = TF
Bobot kontribusi Margin
Atau
BEP Total = TF
(1−VC /P ) X Wi
Keterangan :
TF : total Fixed Cost tiap bulan
VC : Variable cost
P : Harga Jual
Wi : Proporsi Hasil penjualan
Sehingga untuk menghitung BEP Usaha SEMART maka harus dihitung total
Fixed cost tiap bulan yang dikeluarkan yaitu :
Biaya Depresiasi investasi Rp 18,055.56
Biaya Promosi tiap Bulan Rp 200.000,00
Total Rp 218.055,66
Setelah diketahui biaya tetap maka dilanjutkan dengan menghitung biaya
variable per unit untuk tiap jenis produk , yaitu :
Simple Style : Total Variable cost/ Jumlah
:Rp 885.000,00/ 25
:Rp 35.400,00
Moderate Style : Total Variable cost/ Jumlah
: Rp 900.000,00/ 15
: Rp 60.000,00
Executive Style : Total Variable cost/ Jumlah
: Rp 1,315,000.00 /10
: Rp 131.500,00
Jam Dinding : Total Variable cost/ Jumlah
: Rp 380.000/10
: Rp 38.000,00
Jumlah produk yang dijual tiap bulan yaitu :
Tabel 10. Jumlah Penjualan Produk/ bulan
Jenis Jumlah Perbandingan
Simple Style 25 5
Moderate Style 15 3
Executive Style 10 2
Jam Dinding 10 2
Jumlah 60 12
Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa jumlah penjualan semua produk
selama satu bulan adalah 60 buah. Dengan perbandingan produk simple :
moderate: executive: jam dinding sebesar 5: 4 : 3 : 2 :2. Maka analisis BEP total
dapat kita hitung sebagai berikut :
Tabel 11. Analisis Bobot Kontribusi
Jenis produk
Biaya variable/unit
Harga jual
VC/P 1-VC/P
Jumlah Proporsi Bobotkontribusi
simple 35400 50000 0,70 0,30 25 0,42 0,13moderate 60000 90000 0,66 0,34 15 0,25 0,08
Executive 131.500 190000 0,69 0,31 10 0,16 0,05Jam dinding
38000 45000 0,84 0,16 10 0,17 0,03
Jumlah 1 0,29
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa total bobot kontribusi seluruh produk
adalah 0,29 Sehingga BEP Total dapat dihitung dengan rumus BEP total multiple
produk.
BEP Total= TF
Bobot kontribusi Margin
BEP Total = 218.055,56
0,2 9
BEP total = Rp. 751.915,72
Namun rumus BEP total agak sulit untuk dipahami karena hanya
mencantumkan total biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk
berproduksi sehingga agar lebih mudah maka BEP unit dan Harga dapat dihitung
menggunakan BEP biaya produksi asumsi Rata-rata yaitu :
BEP Harga : Total Biaya produksi per bulan / Jumlah Produksi
: Rp 3.688.055,56/ 60
: Rp 61.467,5
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa usaha SEMART akan mecapai
titik impas apabila berhasi menjual seluruh produknya dengan harga Rp 61.467,5.
Pada kondisi ini usaha SEMART tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Setelah mengetahui BEP Harga rata-rata maka dihitung BEP Unit penjualan, yaitu
:
BEP Unit : Total Biaya per bulan / Harga Jual Rata-rata
BEP Unit : Rp 3.688.055,56/ Rp 93.750,00
: 39,3 Unit
: 40 Unit
Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui bahwa usaha
SEMART akan mencapai titik impas setelah menjual sebanyak 40 produk dengan
rincian julah tiap jenis produknya sebagai berikut:
Simple Style : 5/12 * 40 =16,6 unit 17 Unit
Moderate style : ¼ * 40 = 10 unit
Executive Style : 1/6 * 40 = 6,6 Unit 7 Unit
Jam Dinding : 1/6 * 40 = 6,6 Unit 7 Unit
Usaha SEMART akan mencapai BEP setelah berhasil menjual 40 produk
dengan rincian penjualan tiap jenis produk untuk simple style sebanyak 17 unit,
moderate style sebanyak 10 unit, executive style sebanyak 7 unit dan jam Dinding
sebanyak 7 unit.
4.5 Analisis Kelayakan Usaha
Suatu usaha pasti ingin menilai usahanya layak untuk dilanjutkan atau tida.
Salah satu cara paling mudah untuk menilai kelayakan usaha adalah dengan
menghitung kelyakan usaha ekonomis salah satu caranya adalah dengan B/C
Ratio, yaitu membandingkan total pendapatan dengan total pengeluaran
B/C (Benefit Cost Ratio) = Pendapatan
total Biaya produksi per bulan
B/C (Benefit Cost Ratio) = Rp 4,950,000.00Rp 3.688 .055,56
= 1,34
Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha diketahui bahwa nilai B/C usaha
SEMART adalah 1,34 , nilai ini berada diatas angka 1 sehingga usaha ini
menghasilkan keuntungan sebesar :
Keuntungan :1,34- 1
: 0,34
Presentasi : 0,34
1x 100%
: 34%
Menurut perhitungan presentasi keuntungan diketahui bahwa usaha ini
memperoleh keuntungan sebesar 34 % setiap bulannya. Sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan oleh produsen.
BAB V
PENUTUP
top related