jam tangan

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemasaran pastinya tidak terlepas dengan transaksi jual dan beli. Dimana penentuan harga produk berperan penting selama proses berlangsung untuk mengetahui nilai produk. Untuk menentukan harga yang relevan maka produsen seharusnya tidak hanya memperhatikan bahan mentah yang diperlukan namun juga harus memperhatikan harga dari faktor faktor produksi lainnya seperti tempat, biaya pembelian mesin produksi dan lain sebagainya. Sehingga dapat menentukan harga output yang relevan dengan biaya input yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Dimana definisi biaya produksi menurut Sadono Sukirno adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Produsen yang dengan benar mengaplikasikan teori biaya produksi maka mereka mempunyai peluang yang besar dalam proses pemasaran yang terjadi. Ketika harga output tidak sesuai dengan harga yang dibutuhkan untuk memenuhi faktor produksi maka produsen tersebut akan mengalami kerugian yang menjadikan mereka kalah dalam persaingan pemasaran. Maka dari itu perhitungan faktor

Upload: diga-prasiska

Post on 09-Feb-2016

71 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Administrasi biaya Poduksi

TRANSCRIPT

Page 1: Jam Tangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pemasaran pastinya tidak terlepas dengan transaksi jual dan beli.

Dimana penentuan harga produk berperan penting selama proses berlangsung

untuk mengetahui nilai produk. Untuk menentukan harga yang relevan maka

produsen seharusnya tidak hanya memperhatikan bahan mentah yang diperlukan

namun juga harus memperhatikan harga dari faktor faktor produksi lainnya seperti

tempat, biaya pembelian mesin produksi dan lain sebagainya. Sehingga dapat

menentukan harga output yang relevan dengan biaya input yang dikeluarkan

untuk memproduksi suatu produk.

Dimana definisi biaya produksi menurut Sadono Sukirno adalah semua

pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor

produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan

barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Produsen yang dengan

benar mengaplikasikan teori biaya produksi maka mereka mempunyai peluang

yang besar dalam proses pemasaran yang terjadi. Ketika harga output tidak sesuai

dengan harga yang dibutuhkan untuk memenuhi faktor produksi maka produsen

tersebut akan mengalami kerugian yang menjadikan mereka kalah dalam

persaingan pemasaran. Maka dari itu perhitungan faktor produksi sangat

dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan pemasaran.

Mahasiswa sangat membutuhkan ketepatan waktu dalam melaksanakan

aktivitas hariannya sehingga membutuhkan jam tangan. Jam tangan telah menjadi

kebutuhan yang cukup penting bagi mahasiswa namun harga jam tangan dengan

kualitas yang baik masih cukup mahal. Saat ini ada usaha jam SEMART yang

berfokus untuk memenuhi kebutuhan jam tangan dan jam dinding yang unik,

edukatif dan mengandung seni nilai budaya indonesia pada mahasiswa dengan

harga yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Page 2: Jam Tangan

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dianalisa dalam survei biaya produksi usaha jam

SEMART yaitu:

a. Berapa proyeksi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pengusaha SEMART?

b. Berapa proyeksi pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha SEMART?

c. Berapa proyeksi laba dan rugi pada usaha SEMART?

d. Bagaimana analisis Break Event Point (BEP) pada usaha SEMART?

1.3 Tujuan Survei

a. Mengghitung proyeksi pengeluaran yang dikeluarkan oleh usaha

SEMART

b. Mengghitung proyeksi pendapatan yang diperoleh oleh usaha SEMART

c. Mengghitung proyeksi laba dan rugi pada usaha SEMART

d. Mengetahui analisis Break Event Point (BEP) pada usaha SEMART

1.4 Manfaat Survei

Manfaat dari adanya survei biaya produksi adalah:

a. Bagi mahasiswa:

a) Sebagai sarana dalam mengimplementasikan ilmu Dasar Ilmu

Ekonomi.

b) Menambah pengalaman mahasiswa dalam mengumpulkan data primer.

c) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengolah data primer.

d) Melatih mahasiswa menyajikan data secara benar.

b. Bagi pembaca:

a) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara

menghitung biaya investasi.

b) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara

menghitung biaya operasional.

c) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara

menghitung Break Event Point (BEP)

d) Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana cara

menghitung laba dan rugi.

Page 3: Jam Tangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam

proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa.

Biaya produksi menurut perusahaan adalah semua pengeluaran yang

dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan

bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang

yang diproduksikan perusahaan tersebut.

Menurut Suherman Rosyidi, biaya produksi dapat didefinisikan sebagai

semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh

faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk

menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Dengan

kata lain biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang

dipergunakan untuk menghasilkan atau memproduksi output. Faktor produksi

yang diperhitungkan adalah barang ekonomi yang tersedianya adalah langka

sehingga untuk mendapatkannya harus dilakukan pengorbanan.

Adapun bentuk pengorbanan yang paling jelas adalah pembelian yaitu

nilai dari faktor produksi yang harus ditetapkan harganya. Besarnya biaya

produksi untuk setiap output itu tergantung sepenuhnya pada dua hal yaitu

berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mendapatkan input; dan efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam

mempergunakan inputnya.

Pengertian Biaya Produksi dalam pelayanan kesehatan yaitu sejumlah

input yang dikelola untuk menghasilkan output. Untuk bidang pelayanan

kesehatan Output atau produk bisa berupa jasa pelayanan atau bisa juga

berupa barang. Di sektor kesehatan misalnya Rumah Sakit dan Puskesmas,

produk yang dihasilkan berupa jasa pelayanan kesehatan. Untuk

menghasilkan pelayanan pengobatan di Rumah Sakit, diperlukan sejumlah

Page 4: Jam Tangan

input (faktor produksi) yang antara lain berupa obat, alat kedokteran, tenaga

dokter, perawat, gedung dan sebagainya. Dengan demikian biaya pelayanan

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dapat dihitung dari nilai (jumlah unit X

harga) obat, alat kedokteran, tenaga dokter, perawat, listrik, gedung dan

sebagainya yang digunakan untuk menghasilkan pelayanan kesehatan.

2.2 Klasifikasi Biaya Produksi

Untuk keperluan analisis biaya dikelompokkan menurut beberapa

kriteria. Ada pengelompokkan yang didasarkan atas pengaruhnya pada

perubahan skala produksi, atau pengelompokkan atas lama penggunaan.

Bahkan kadang – kadang biaya dikelompokkan menurut fungsi / aktivitas,

sumber, langsung tak langsung dan sebagainya. Pengelompokkan komponen

biaya tersebut ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis dan menghasilkan

beberapa istilah biaya :

a. Berdasar Pengaruh Pada Perubahan Skala Produksi

Dalam kaitannya dengan perubahan skala produksi, biaya dapat

dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable

cost).

1) Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang secara relative tidak

dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini harus tetap

dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah pelayanan diberikan atau

tidak. Contoh biaya tetap adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai

dari peralatan kedokteran, nilai tanah dan sebagainya. Nilai gedung

dimasukkan dalam biaya tetap karena biaya gedung yang digunakan

tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun.

2) Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variable adalah biaya yang volumenya dipengaruhi oleh

banyaknya output (produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya

variable adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya

pemeliharaan dan sebagainya.

Page 5: Jam Tangan

b. Berdasar Lama Penggunaan Obyek

Disamping dikelompokkan menurut pengaruhnya terhadap

perubahan skala produksi, biaya juga dikelompokkan berdasar lama

penggunaannya. Dalam kaitan ini biaya dibedakan dalam biaya investasi,

biaya operasional dan biaya pemeliharaan.

1) Biaya Investasi (Invesment Cost)

Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat

berlangsung dalam waktu yang relative lama. Biasanya batasan waktu

untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari 1 (satu) tahun. Batas satu

tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan bahwa anggaran direncanakan

dan direalisir untuk satu tahun. Biaya investasi ini biasanya

berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur

fisik dan kapasitas produksi. Contoh yang termasuk dalam biaya

investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian

mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya.

2) Biaya Operasional (Operasional Cost)

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam suatu proses produksi dan

memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relative singkat

(kurang dari satu tahun). Contoh yang termasuk dalam biaya

operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air,

listrik dan sebagainya.

3) Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)

Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk

mempertahankan nilai suatu barang investasi agar terus berfungsi.

Misalnya biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan dan

sebagainya. Antara biaya operasional dan pemeliharaan dalam praktek

sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan.

c. Berdasarkan Fungsi / Aktivitas / Sumber

Page 6: Jam Tangan

Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi / aktivitas pelayanan dan

dikaitkan dengan unit cost. Konsep biaya langsung (direct cost) dan biaya

tak langsung (indirect cost) sering digunakan ketika menghitung biaya

satuan (unit cost). Dalam suatu unit usaha misalnya di Rumah Sakit

terdapat 2 (dua) jenis unit kegiatan yaitu unit produksi seperti rawat jalan,

rawat inap dan sebagainya serta unit penunjang seperti misalnya instalasi

gizi, bagian administrasi, bagian keuangan dan sebagainya. Mengingat ada

unit penunjang maka untuk menghitung biaya satuan rawat inap, biaya

yang dihitung bukan saja biaya yang ada di unit produksi yang secara

langsung berkaitan dengan pelayanan (output), tetapi harus dihitung juga

biaya yang ada di unit penunjang meskipun biaya di unit penunjang tidak

secara langsung berkaitan dengan pelayanan.

1) Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya – biaya yang dikeluarkan pada unit – unit yang langsung

melayani pasien disebut biaya langsung yaitu pada unit IRD, Rawat

Inap, Rawat Jalan, dan Poli-poli yang langsung menangani pasien. Di

Rumah Sakit, yang termasuk biaya langsung seperti biaya yang

dikeluarkan untuk unit rawat inap dan rawat jalan baik berupa gaji

pegawai, obat – obatan, gedung, kendaraan dan sebagainya.

2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya yang dikeluarkan di system penunjang disebut sebagai

biaya tak langsung misalnya yang ada pada unit IPS, Rekam

Medis,Kantin dan bagian-bagian yang tidak menangani pasien secara

langsung. Yang termasuk biaya tak langsung misalnya biaya yang

dikeluarkan untuk honor Satpam, penggunaan listrik, telpon, air, alat

tulis kantor, pemeliharaan gedung, alat, kendaraan dan sebagainya.

2.3 Konsep BEP

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan

dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak

menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian

sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya

Page 7: Jam Tangan

menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup

biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup

biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian.

Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan

melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Dalam melakukan analisa Break Even, digunakan asumsi dasar sebagai

berikut:

a. Biaya dapat diklasifikasikan ke dalam komponen biaya variabel dan biaya

tetap.

b. Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi

atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.

c. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan

volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan

berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

d. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode yang dianalisa.

e. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat

dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan

penjualan antara masing – masing produk (sales mix) akan tetap konstan.

2.4 Gambaran Usaha SEMART

SEMART merupakan produk jam cerdas yang akan mengusung nilai

pendidikan, lingkungan dan budaya dari beberapa daerah di Indonesia sehingga

bisa menjadi alat edukasi dan identitas bangsa Indonesia ini. Usaha jam SEMART

dirintis oleh satu kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Ailangga. Awal mula program ini adalah Program Kreativitas Mahasiswa

kemudian usaha ini dilanjutkan hingga menjadi usaha.

SEMART merupakan alat edukasi dan promosi yang didesain sesuai

dengan stylish anak-anak muda Indonesia sebagai sasaran utama. Edukasi yang

diberikan dalam hal pendidikan, budaya dan lingkungan sehingga kami juga

mengambil sasaran komunitas pecinta pendidikan, budaya dan lingkungan. Dalam

hal pendidikan kami mengusung jam berdesain tentang matematika, fisika dan

kimia dimana angka yang dipakai bukan angka arab tetapi menggunakan hitungan

Page 8: Jam Tangan

matematis, logis dan berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Sebagai

contoh: untuk angka 1 bisa diganti dengan 7-3x2. Sedangkan dalam hal budaya

kami menampilkan desain yang berhubungan dengan budaya tiap daerah yaitu

aksara jawa, batik, wayang tari-tarian dan bahasa tiap daerah di Indonesia. Saat ini

SEMART telah memproduksi empat jenis produk, tiga adalah jam tangan dan satu

jenis produk jam dinding. Sasaran utama pemasaran produk SEMART adalah

mahasiswa dan masyarakat Surabaya.

Page 9: Jam Tangan

BAB III

METODE SURVEI

3.1 Jenis Metode Survei

Survey biaya produksi dilakukan secara indepth interview terhadap produsen

“SEMART “ di kampus Universitas Airlangga mengenai biaya yang dikeluarkan

serta pendapatan yang didapat selama proses produksinya, survei ini dilakukan

untuk mengetahui dan menganalisis unsur-unsur biaya produksi yang terkait dan

menentukan biaya produksi serta BEP dari usaha “SEMART” ini.

3.2 Instrumen Survei

Instrumen yang digunakan untuk melakukan survey ini berupa panduan

wawancara, selain itu pertanyaan lanjutan juga dilakukan agar didapat informasi

yang akurat dan mendalam. Daftar pertanyaan terdiri dari 7 poin yang bersifat

terbuka yang berisi tentang jenis bahan-bahan produksi yang dibutuhkan beserta

harganya dan pendapatan yang dihasilkan. Instrumen survey ini dilampirkan pada

bagian akhir dari laporan.

3.3 Pelaksanaan Survei

Survei supply maksimal ini dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 8 Mei 2013

Waktu : 18.00 – 19.30 WIB

Tempat : Student Centre Kampus C Universitas Airlangga

Page 10: Jam Tangan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proyeksi Pengeluaran

Rincian komponen biaya produksi usaha SEMART adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Biaya Investasi

No Jenis Biaya Masa Jumlah Harga satuan Total Deprisiasi / bln

  Gunting Besi 2 th 2 Rp50,000.00 Rp100,000.00 Rp 4,166.67

  Obeng 2 th 2 Rp50,000.00 Rp100,000.00 Rp 4,166.67

  Box Plastik

Besar

2 th 4 Rp30,000.00 Rp120,000.00 Rp 5,000.00

  Box Plastik

kecil

2 th 4 Rp20,000.00 Rp 80,000.00 Rp 3,333.33

  Pengasah

gunting

3 th 1 Rp50,000.00 Rp 50,000.00 Rp 1,388.89

  TOTAL Rp 450,000.00 Rp 18,055.56

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dalam menjalankan usahanya

produsen SEMART telah mengeluarkan sejumlah biaya investasi pada tahun ke-0

untuk memulai usahanya. Biaya investasi yag dikeluarkan adalah Rp

450,000.00. selain itu, produsen juga menanggung biaya depresiasi yang harus

dibayarkan setiap bulan sebesar Rp 18,055.56. biaya depresiasi dihitung dari

total biaya yang digunakan untuk membeli barang investasi dan dibagi masa

penggunaannya.

Usaha SEMART tidak memasukan variable tempat produksi dan tempat

penjualan karena produksi SEMART dilakukan di rumah produsen dan penjualan

produk SEMART dilakukan dengan system pemesanan langsung maupun melalui

website sehingga tidak membtuhkan tempat penjualan.

Page 11: Jam Tangan

Tabel 2. Klasifikasi Biaya Investasi

No Jenis Fixed cost Variabel

cost

Direct cost Indirect

cost

1. Gunting Besi

2. Obeng

3. Box Plastik besar

4. Box Plastik kecil

5 Pengasah Gunting

Tabel 2 menjeaskan klasifikasi biaya investasi yang telah dikeluarkan oleh

usaha SEMART. Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa seluruh biaya

investasi yang dikeluarkan dalam usaha SEMART ditinjau dari perubahan skala

produksi merupakan biaya tetap (fixed cost) karena biaya ini tidak tergantung pada

jumlah jam yang akan diproduksi.

Biaya Barang investasi usaha SEMART ditinjau dari fungsi produksi

termasuk ke dalam biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya tidak langsung

adalah biaya yang tidak berhubungan langsng dengan barang produksi sehingga

niainya tidak dapat dihitung perunit produksi. Misalnya biaya untuk membeli

gunting, sebanyak apapun pelat yang berhasil dipotongnya biaya gunting tetap

dan tidak dapat dihitung nilainya per unit pelat yang berhasil dipotongnya.

SEMART memproduksi empat jenis poduk yang menggunakan biaya

operasional dan jumlah operasional yang berbeda. Jenis produk yang diproduksi

oleh SEMART yaitu jam tangan simple style, moderate style, executive style, dan

jam dinding. Rincian biaya operasional setiap jenis produk dapat diihat pada tabel

3, 4, 5 dan 6.

Tabel 3. Rincian Biaya Operasional Jam Tangan Simple Style

No Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total

  Jam tangan polos 25 Rp 15,000.00 Rp 375,000.00

  Baterai 25 Rp 10,000.00 Rp 250,000.00

Page 12: Jam Tangan

  Pelat stainlesstell 25 Rp 4,000.00 Rp 100,000.00

  kotak kemas 25 Rp 1,000.00 Rp 25,000.00

  lem 2 Rp 5,000.00 Rp 10,000.00

  biaya proosi     Rp 50,000.00

  cetak design     Rp 25,000.00

  transportasi 20 Rp 5,000.00 Rp 100,000.00

  TOTAL Rp 935,000.00

Tabel 3 berisi biaya operasional dari tiap jenis barang yang digunakan

memproduksi jam tangan SEMART simple style. Biaya operasional setiap barang

berbeda dan jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah produk yang diproduksi.

Misalnya pelat stainlessstel, jumlah pelat satinlesstell yang dibutuhkan akan

bertambah jika jumah produksi jam tangan simple style ditambah.

Tabel 4. Rincian Biaya Operasional Jam Tangan Moderate Style

N

o

Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total

  jam tangan polos 15 Rp40,000.00 Rp 600,000.00

  Baterai 15 Rp10,000.00 Rp 150,000.00

  Pelat stainlesstell 15 Rp 4,000.00 Rp 60,000.00

  kotak kemas 15 Rp 1,000.00 Rp 15,000.00

  lem 2 Rp 5,000.00 Rp 10,000.00

  biaya promosi     Rp 50,000.00

  cetak design     Rp 15,000.00

  transportasi 10 Rp 5,000.00 Rp 50,000.00

  TOTAL Rp 950,000.00

Tabel 4 berisi rincian biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh produsen

untuk memproduksi jam tangan moderate style. Total biaya operasional yang

dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi jam tangan simple style dan

moderate style berbeda karena ada perbedaan harga bahan baku yang digunaka

untuk memproduksinya. Total biaya operasional yang dikeluarkan oleh produsen

Page 13: Jam Tangan

juga berbeda untuk memproduksi jam tangan executive style dan jam dinding.

Rincian biaya operasional jam tangan executive style dan jam dinding dapat

dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.

Tabel 5. Rincian Biaya Operasional Jam Tangan Executive Style

No Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total

  Jam tangan polos 10 Rp 110,000.00 Rp1,100,000.00   Baterai 10 Rp 10,000.00 Rp 100,000.00   kotak kemas 10 Rp 1,000.00 Rp 10,000.00   biaya promosi     Rp 50,000.00   Pelat stainlesstell 10 Rp 4,000.00 Rp 40,000.00   lem 1 Rp 5,000.00 Rp 5,000.00   cetak design     Rp 10,000.00   transportasi 10 Rp 5,000.00 Rp 50,000.00

 

  TOTAL   Rp 1,365,000.00

Tabel 6. Rincian Biaya Operasional Jam Dinding

No

Jenis Biaya Jumlah Harga satuan Total

  Jam dinding polos 10 Rp20,000.00 Rp200,000.00   Baterai 10 Rp 2,000.00 Rp 20,000.00   kotak kemas 10 Rp 3,000.00 Rp 30,000.00   biaya promosi     Rp 50,000.00   lem 5 Rp 5,000.00 Rp 25,000.00   ATK     Rp 20,000.00   cetak design     Rp 50,000.00   transportasi 5 Rp 5,000.00 Rp 25,000.00   TOTAL Rp 420,000.00

Penyediaan bahan baku operasional dilakukan oleh produsen dengan

melakukan pemesanan setiap bulan. Pengeluaran biaya operasional podusen

SEMART ditinjau dari perubahan skala produksi ada yang termasuk ke dalam

biaya tidak tetap (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Contohnya jam

tangan polos termasuk biaya operasioal tidak tetap karena biaya yang dikeluarkan

Page 14: Jam Tangan

untuk membeli bahan baku jam tangan polos akan meningkat apabila jumlah

produksi jam tangan di tambah. Biaya pembelian jam tangan polos sebagai bahan

baku dipengaruhi oleh jumah produk yang di produksi. Apabila jumlah produk

meningkat maka biaya pembelian jam tangan polos sebagai bahan baku juga akan

meningkat mengikuti perubahan jumlah produksi. Sementara itu, biaya promosi

termasuk ke dalam biaya operasional tetap karena biaya yang dikeluarkan oleh

produsen untuk promosi sama setiap bulannya dan tidak dipengruhi oleh jumlah

barang yang diproduksi.

Apabila ditinjau dari segi fungsi produksi maka ada beberapa bahan baku

operasional termasuk ke dalam biaya langsung ( direct cost) dan ada yang masuk

ke dalam biaya tidak langsung ( indirect cost). Misalnya jam tangan polos

termasuk ke dalam biaya langsung karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli

langsung dikeluarkan oleh produsen dan dapat dihitung biaya yang dikeluarkan

oleh produsen tiap unitnya. Sementara itu, ATK termasuk ke dalam biaya tidak

langsung karena biaya yang dikeluarkan oleh produsen tidak dapat dihitung

perunit produksi.

Secara lebih terperinci klasifikasi biaya operasional berdasarkan perubahan

skala produksi maupun fungsi produksi, disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Klasifikasi Biaya Operasional

No Jenis Fixed cost Variabel

cost

Direct cost Indirect

cost

1. Jam tangan polos

2. Jam Dinding Polos

3. Pelat stainless stell

6. Baterai

7. Lem

8. Kotak kemas

9. Biaya promosi

10 Transportasi

11 ATK

Page 15: Jam Tangan

Peralatan yang digunakan oleh produsen dalam melakukan proses

produksi termasuk dalam barang yang sederhana yaitu gunting dan obeng.

Peralatan produksi ini tidak membutuhkan perawatan yang sulit, hanya perlu

mengasah gunting yang digunakan apabila guntig sumpah mulai tumpul.

Perawatan gunting yaitu pengasahan dilakukan sendiri oleh produsen sehingga

tidak membutuhkan biaya perawatan . Sehingga biaya perawatan dalam usaha ini

adalah Rp.0,-

Setelah mengetahui secara rinci jumlah biaya investasi, biaya opersional

dan biaya maintenance, maka dapat ditentukan jumlah biaya produksi untuk usaha

SEMART ini setiap bulannya, yaitu sebesar Rp 3.688.055,56 /bulan. Secara

matematis total biaya produksi yang dikeluarkan tiap bulan ditunjukkan dengan

perhitungan sebagai berikut:

Biaya Produksi /bln : Biaya Depresiasi investasi + Biaya Operasional+ Biaya

Perawatan

: Rp 18.055,56+ (Rp 935,000.00 + Rp 950,000.00 + Rp 1,365,000.00 + Rp 420,000.00 ) + Rp. 0,-

: Rp 3.688.055,56

Biaya operasional pada perhitungan ada empat karena produsen SEMART

memproduksi empat jenis produk dengan biaya operasional yang berbeda

sehingga untuk menghitung biaya operasional tiap bulan dilakukan dengan

menambah biaya operasional tiap jenis produk dalam satu bulan.

4.2 Proyeksi Pendapatan

Produsen SEMART memperoleh pendapatan melalui penjualan produk.

Adapun rincian pendapatan produsen SEMART dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 16: Jam Tangan

Tabel 8. Rincian Biaya Pendapatan

No Jenis Barang Harga Jual

Jumlah

/Bulan Total

Proporsi pendapata

n

  Simple Style Rp 50,000.00 25 Rp 1,250,000.00

25,25%

  Moderate Style Rp 90,000.00 15 Rp 1,350,000.00

27,27%

  Executive Stye Rp 190,000.00 10 Rp 1,900,000.00 38,38%

  Jam Dinding Rp 45,000.00 10 Rp 450,000.00

9,09%

  TOTAL Rp 4,950,000.00 100%

4.3 Proyeksi Laba Rugi

Setiap usaha pasti menginginkan laba. Untuk itu dilakukan perhitungan

proyeksi laba usaha. Adapun perhitungan proyeksi laba usaha SEMART adalah

sebagai berikut :

Tabel 9. Rincian Proyeksi Laba Rugi Untuk Semua Jenis Produk Per Bulan

No Keterangan Jumlah (Rp)1 Pendapatan

Rp 4,950,000.00 2 (-) Biaya Operasional Rp 3,670,000.00

Laba Kotor Rp 1.280.000,00

1 (-) Biaya Depresiasi Investasi

Rp 18,055.56

Laba sebelum Maintenance Rp 1.261.944,561 (-) Biaya Beban

Maintenance Rp -

Laba bersih/ bln Rp 1.261.944,56

Berdasarkan tabel 9 dapt diketahui bahwa setiap bulan usaha SEMART

memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.261.944,56 apabila seluruh produknya

terjual dalam satu bulan.

Page 17: Jam Tangan

4.4 Analisis BEP (Break Event Point)

Usaha SEMART memiliki beberapa jenis produk yang memiliki harga yang

berbeda sehingga penghitungan BEP Totalnya menggunakan rumus BEP

multiproduk yaitu :

BEP Total = TF

Bobot kontribusi Margin

Atau

BEP Total = TF

(1−VC /P ) X Wi

Keterangan :

TF : total Fixed Cost tiap bulan

VC : Variable cost

P : Harga Jual

Wi : Proporsi Hasil penjualan

Sehingga untuk menghitung BEP Usaha SEMART maka harus dihitung total

Fixed cost tiap bulan yang dikeluarkan yaitu :

Biaya Depresiasi investasi Rp 18,055.56

Biaya Promosi tiap Bulan Rp 200.000,00

Total Rp 218.055,66

Setelah diketahui biaya tetap maka dilanjutkan dengan menghitung biaya

variable per unit untuk tiap jenis produk , yaitu :

Simple Style : Total Variable cost/ Jumlah

:Rp 885.000,00/ 25

:Rp 35.400,00

Moderate Style : Total Variable cost/ Jumlah

Page 18: Jam Tangan

: Rp 900.000,00/ 15

: Rp 60.000,00

Executive Style : Total Variable cost/ Jumlah

: Rp 1,315,000.00 /10

: Rp 131.500,00

Jam Dinding : Total Variable cost/ Jumlah

: Rp 380.000/10

: Rp 38.000,00

Jumlah produk yang dijual tiap bulan yaitu :

Tabel 10. Jumlah Penjualan Produk/ bulan

Jenis Jumlah Perbandingan

Simple Style 25 5

Moderate Style 15 3

Executive Style 10 2

Jam Dinding 10 2

Jumlah 60 12

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa jumlah penjualan semua produk

selama satu bulan adalah 60 buah. Dengan perbandingan produk simple :

moderate: executive: jam dinding sebesar 5: 4 : 3 : 2 :2. Maka analisis BEP total

dapat kita hitung sebagai berikut :

Tabel 11. Analisis Bobot Kontribusi

Jenis produk

Biaya variable/unit

Harga jual

VC/P 1-VC/P

Jumlah Proporsi Bobotkontribusi

simple 35400 50000 0,70 0,30 25 0,42 0,13moderate 60000 90000 0,66 0,34 15 0,25 0,08

Page 19: Jam Tangan

Executive 131.500 190000 0,69 0,31 10 0,16 0,05Jam dinding

38000 45000 0,84 0,16 10 0,17 0,03

Jumlah 1 0,29

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa total bobot kontribusi seluruh produk

adalah 0,29 Sehingga BEP Total dapat dihitung dengan rumus BEP total multiple

produk.

BEP Total= TF

Bobot kontribusi Margin

BEP Total = 218.055,56

0,2 9

BEP total = Rp. 751.915,72

Namun rumus BEP total agak sulit untuk dipahami karena hanya

mencantumkan total biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk

berproduksi sehingga agar lebih mudah maka BEP unit dan Harga dapat dihitung

menggunakan BEP biaya produksi asumsi Rata-rata yaitu :

BEP Harga : Total Biaya produksi per bulan / Jumlah Produksi

: Rp 3.688.055,56/ 60

: Rp 61.467,5

Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa usaha SEMART akan mecapai

titik impas apabila berhasi menjual seluruh produknya dengan harga Rp 61.467,5.

Pada kondisi ini usaha SEMART tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

Setelah mengetahui BEP Harga rata-rata maka dihitung BEP Unit penjualan, yaitu

:

BEP Unit : Total Biaya per bulan / Harga Jual Rata-rata

BEP Unit : Rp 3.688.055,56/ Rp 93.750,00

: 39,3 Unit

Page 20: Jam Tangan

: 40 Unit

Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui bahwa usaha

SEMART akan mencapai titik impas setelah menjual sebanyak 40 produk dengan

rincian julah tiap jenis produknya sebagai berikut:

Simple Style : 5/12 * 40 =16,6 unit 17 Unit

Moderate style : ¼ * 40 = 10 unit

Executive Style : 1/6 * 40 = 6,6 Unit 7 Unit

Jam Dinding : 1/6 * 40 = 6,6 Unit 7 Unit

Usaha SEMART akan mencapai BEP setelah berhasil menjual 40 produk

dengan rincian penjualan tiap jenis produk untuk simple style sebanyak 17 unit,

moderate style sebanyak 10 unit, executive style sebanyak 7 unit dan jam Dinding

sebanyak 7 unit.

4.5 Analisis Kelayakan Usaha

Suatu usaha pasti ingin menilai usahanya layak untuk dilanjutkan atau tida.

Salah satu cara paling mudah untuk menilai kelayakan usaha adalah dengan

menghitung kelyakan usaha ekonomis salah satu caranya adalah dengan B/C

Ratio, yaitu membandingkan total pendapatan dengan total pengeluaran

B/C (Benefit Cost Ratio) = Pendapatan

total Biaya produksi per bulan

B/C (Benefit Cost Ratio) = Rp 4,950,000.00Rp 3.688 .055,56

= 1,34

Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha diketahui bahwa nilai B/C usaha

SEMART adalah 1,34 , nilai ini berada diatas angka 1 sehingga usaha ini

menghasilkan keuntungan sebesar :

Keuntungan :1,34- 1

: 0,34

Page 21: Jam Tangan

Presentasi : 0,34

1x 100%

: 34%

Menurut perhitungan presentasi keuntungan diketahui bahwa usaha ini

memperoleh keuntungan sebesar 34 % setiap bulannya. Sehingga usaha ini layak

untuk dilanjutkan oleh produsen.

BAB V

PENUTUP