isi laporan kbs
Post on 04-Aug-2015
111 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin hari kebutuhan manusia semakin meningkat. Hal ini menyebabkan
manusia harus lebih aktif bergerak untuk memenuhi kebutuhan sebagai tuntutan
hidupnya baik dari segi ekonomi, sosial, politik maupun budaya. Akibatnya
manusia harus keluar dan memadati jalan – jalan untuk berusaha bergerak dari
satu tempat ke tempat lainnya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Kejadian
seperti ini biasa terjadi di kota – kota atau daerah – daerah yang menjadi pusat
pemenuhan kebutuhan manusia.
Semakin padat jalan – jalan oleh pengguna jalan tersebut, kemacetan jelas
tidak dapat dihindarkan karena kapasitas jalan yang sudah ada tidak bisa
menampung penggunan jalan yang terus meninggkat. Sehingga pemerintah harus
membuat solusi untuk mengatasi permasalahan seperti ini.
Lahan yang menyempit karena banyaknya bangunan – bangunan sipil dan
gedung membuat ide pelebaran jalan sebagai akses tambahan tidak bisa
direalisasikan. Oleh karena itu, pembangunan fly over menjadi solusi yang tepat
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hal tersebut karena fly over dapat
dibangun di atas jalan – jalan yang sudah ada dengan bangunan tampahan seperti
pilar yang mampu menopang berat jalan tersebut dan beban – beban lainnya.
Dalam pembangunan fly over terdapat banyak metode konstruksi yang dapat
dilakukan untuk membangunannya. Metode konstruksi yang digunakan
tergantung dari lamanya waktu yang tersedia, biaya yang ada dan lokasi yang
akan dibangun fly over tersebut.
Konstruksi dalam pembangunan fly over meliputi understructure (pondasi
dan pilar) dan upperstructure (girder atau box girder, lantai kendaraan dan
perkerasan). Konstruksi tersebut harus direncanakan secara cermat dan teliti untuk
menghindari kegagalan kemudian hari yang mengakibatkan runtuhnya bangunan
fly over tersebut.
Politeknik Negeri Bandung 1
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
1.2 Ruang Lingkup
Dalam penulisan laporan ini, penulis lebih menitikberatkan pada pembahasan
mengenai box girder yang merupakan bagian dari struktur atas bangunan fly over.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
1. mengetahui definisi dan jenis – jenis box girder,
2. mengetahui dasar pemilihan dari jenis – jenis box girder, dan
3. mengetahui kelebihan dan kekurangan pada setiap jenis box girder.
1.4 Sistematika Penulisan
Laporan ini tersusun secara sistematis terbagi dalam tiga bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan laporan, ruang
lingkup pembahasan, tujuan penulisan laporan dan sistematika penulisan
laporan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai definisi box girder, jenis – jenis box girder
dan permasalahan serta solusi pada box girder.
BAB III SIMPULAN
Bab ini menjelaskan mengenai simpulan dari isi laporan yang berjudul
Konstruksi Bangunan Sipil Pembahasan Box Girder.
Politeknik Negeri Bandung 2
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Box Girder
Girder adalah bagian struktur atas yang berfungsi menyalurkan beban berupa
beban kendaraan, berat sendiri girder dan beban – beban lainnya yang berada di
atas girder tersebut ke bagian struktur bawah yaitu abutment.
Box girder seperti pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 merupakan salah satu
girder yang mengalami pengembangan. Keunggulan utama box girder adalah
mampu menahan momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat
sendiri yang relatif ringan, karena adanya rongga ditengah penampang. Fungsi
dari rongga itu sendiri adalah sebagai diafragma yang digunakan untuk instalasi
listrik dan pipa serta untuk mempermudah perawatan. Box girder dapat diproduksi
dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah bentuk yang paling banyak
digunakan. Rongga ditengah box memungkinkan pemasangan tendon prategang
diluar penampang. Jenis girder ini biasanya dipakai sebagai bagian dari girder
segmental yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post-tensioning.
Analisa full-prestressing, suatu desain dimana pada penampang tidak
diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada
pertemuan segmen. Box girder ini digunakan untuk jembatan bentang-bentang
panjang.
Dalam pelaksanaan di lapangan box girder dapat digunakan single box girder
dan multi box girder tergantung perencana merencanakan pemasangan box girder
tersebut. Single box girder atau box girder tunggal adalah box girder yang hanya
membutuhkan 1 buah box girder untuk suatu lebar fly over, sedangkan multi box
girder digunakan lebih dari satu buah box girder untuk suatu lebar fly over.
Politeknik Negeri Bandung 3
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
(sumber : internet)
Gambar 2.1 Contoh single box girder
(sumber : internet)
Gambar 2.2 Contoh multi box girder
2.2 Jenis-jenis Box girder
Box girder memiliki beberapa jenis berdasarkan bahan utama dan bentuknya.
Masing-masing dari perbedaan tersebut, mencirikan sifat yang dominan terhadap
jenisnya sendiri. Berikut adalah penjelasan jenis – jenis box girder :
2.2.1 Box girder berdasarkan bahan utama
Perbedaan jenis box girder berdasarkan bahan utama yang digunakan
lebih menitikberatkan kepada bahan-bahan utama pembentuk dari box girder
itu sendiri. Meskipun tidak mutlak suatu jenis box girder hanya menggunakan
satu jenis bahan saja, namun bahan lain yang membentuk salah satu jenis dari
Politeknik Negeri Bandung 4
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
box girder tersebut, bukanlah bahan utama yang membentuk jenis box girder
itu sendiri, melainkan hanya bahan pendukung yang membantu dari jenis box
girder tersebut.
a. Concrete box girder
Concrete box girder seperti pada Gambar 2.3 adalah salah satu jenis dari
box girder yang dibentuk oleh campuran beton sebagai bahan utamanya.
Meskipun dalam pembuatannya girder jenis ini memerlukan tulangan. Tetapi
tulangan ini hanya berfungsi sebagai bahan pendukung yang membantu
struktur box girder untuk menahan beban tarik.
Box girder menggunakan beton di bagi menjadi dua yaitu box girder beton
bertulang dan box girder beton prategang. Biasanya bentang box girder beton
bertulang antara 60-100 ft (± 18-30 m) dan didesain sebagai struktur menerus
di atas pilar. Box girder beton prategang dalam desain biasanya lebih
menguntungkan untuk bentang segmental dengan panjang bentang ± 300 ft (±
100 m).
(sumber : internet)
Gambar 2.3 Contoh concrete box girder
Dasar pemilihan box girder berbahan beton adalah dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Politeknik Negeri Bandung 5
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
Adapun kelebihan box girder berbahan utama beton diantaranya :
1. Mampu menahan beban tekan yang tinggi
2. Ekonomis
3. Dapat dibuat bentang panjang
4. Cast in place
5. Cukup kuat terhadap faktor cuaca dengan catatan perawatan yang
benar.
Sedangkan kekurangan box girder berbahan utama beton diantaranya :
1. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan mutu beton. Contoh:
keretakan yang diakibatkan pada saat pelaksanaan.
2. Lemah terhadap gaya tarik yang besar.
b. Steel box girder
Box girder seperti pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 merupakan box
girder yang terbuat dari bahan dasar baja. Ditinjau dari kekuatan girder
dalam menahan beban tarik, jenis girder ini lebih baik dibandingkan dengan
girder yang terbuat dari concrete (beton).
(sumber : internet)
Gambar 2.4 Contoh steel box girder
Politeknik Negeri Bandung 6
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
(sumber : internet)
Gambar 2.5 Contoh steel box girder
Dasar pemilihan box girder berbahan utama baja adalah dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Adapun kelebihan box girder berbahan utama baja diantaranya :
1. Kuat terhadap gaya tarik
2. Pemasangan segmen girder mudah
3. Kemungkinan cacat sedikit
Sedangkan kekurangan box girder berbahan utama beton diantaranya :
1. Rentan terhadap faktor cuaca
2. Tidak bisa dibuat bentang menerus
3. Relatif mahal
2.2.2 Box girder berdasarkan bentuknya
Jenis box girder ini dibedakan berdasarkan bentuknya yaitu kotak dan
trapesium. Keduanya sangat mudah dibedakan secara sepintas, dilihat dari
penampang melintang dari masing-masing girder tersebut.
a. Rectangular box girder
Box girder seperti pada Gambar 2.6 merupakan jenis box girder yang
berbentuk kotak. Box girder ini dibedakan menjadi dua yaitu bersayap dan
tidak bersayap. Fungsi dari sayap itu sendiri adalah untuk memperbesar
Politeknik Negeri Bandung 7
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
dimensi lebar fly over. Biasanya box girder bersayap hanya menggunakan
satu buah box girder untuk dua jalur sedangkan box girder yang tidak
bersayap butuh lebih dari satu girder untuk dua jalur.
(sumber : internet)
Gambar 2.6 Contoh rectangular box girder
Adapun kelebihan dari box girder berbentuk kotak adalah bentuknya
lebih simpel sehingga penggunaan bahan pada saat pembuatan lebih sedikit
dari pada pembuatan dengan bentuk trapezium, sedangkan kekurangannya
adalah pada penempatanya kurang stabil sehingga mudah terguling.
b. Trapezoidal girder
Terlihat pada Gambar 2.7 yaitu jenis box girder yang bebentuk
trapesium. Seperti halnya box girder berbentuk kotak, box girder trapesium
ini juga ada yang memiliki dan tidak. Fungsi dari sayap sama seperti fungsi
pada box girder berbentuk kotak.
(sumber : internet)
Gambar 2.7 Contoh trapezoidal box girder
Politeknik Negeri Bandung 8
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
Kelebihan dari box girder berbentuk trapesium adalah penempatanya
lebih stabil sehingga tidak mudah terguling, sedangkan bentuknya lebih rumit
sehingga penggunaan bahan pada saat pembuatan lebih banyak dari pada
pembuatan dengan bentuk kotak,
2.3 Permasalahan dan Solusi
Permasalahan – permasalahan yang berkaitan dengan box girder merupakan
kelemahan terhadap kekuatan dari box girder tersebut. Oleh karena itu, pada saat
fabrikasi, mobilisasi sampai dengan pemasangan harus dikerjakan secara rapih
dan hati – hati dan sebisa mungkin meminimalisir kesalahan yang terjadi.
Sehingga hasil yang akan diperoleh menjadi baik dan sesuai dengan rencana.
Permasalahan – permasalahan yang ada pada box girder dapat dilihat pada Tabel
2.1
Tabel 2.1 Permasalahan dan solusi pada box girder
No Uraian Gambar Solusi
1 Retak pada box
girder
Lakukan
penggroutingan
pada bagian yang
retak.
2 Segmen box girder
tidak tersambung
Lakukan
penyambungan
dengan box girder
cor di tempat.
3 Ketidaktepatan
lubang tendon antar
segmen box girder
Lakukan
penggeseran tapi
tidak berlebihan
agar lubang
menjadi sejajar.
Politeknik Negeri Bandung 9
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
4 Kegagalan saat
stressing box girder
Perhatikan proses
stressing dengan
cermat.
5 Jarak antar tulangan
pada pembesian
Pemasangan
bendrat pada
tulangan harusnya
diikat dengan kuat
dan kencang agar
jarak tidak berubah
2.4 Contoh aplikasi box gorder pada fly over
Salah satu dari banyak contoh penggunaan box girder adalah pada Proyek
Pembangunan Fly Over Kampung Melayu - Tanah Abang. Penggunaan box
girder pada proyek ini seperti pada Gambar 2.8
(sumber : Laporan KP)
Gambar 2.8 Box Girder Trapesium
Pada proyek ini menggunakan box girder bentuk trapesium yang berbahan
dasar utama yaitu beton. Pemasangan box girder pada proyek ini dibagi menjadi
dua yaitu cor di tempat dan precast. Jumlah segmen box Girder adalah sebanyak
540 segmen, dengan dimensi 2,95 x 8,75 x 2,5 m. (Swara, dan Karunia ; 2012)
Politeknik Negeri Bandung 10
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
BAB III
SIMPULAN
Dari paparan diatas, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu
seperti tertera pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Simpulan
Definisi box girder
Box girder merupakan salah satu girder yang mengalami
pengembangan. Keunggulan utama box girder adalah
momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan
berat sendiri yang relatif ringan, karena adanya rongga
ditengah penampang.
Jenis – jenis box
girder
Berdasarkan
bahan
pembentuknya
Concrete box girder adalah salah satu
jenis dari box girder yang dibentuk
oleh campuran beton sebagai bahan
utamanya.
Steel box girder adalah box girder
yang terbuat dari bahan baja.
Berdasarkan
bentuknya
Rectangular box girder adalah box
girder dengan rongga tengah
berbentuk kotak. Box girder ini
dibedakan menjadi dua yaitu bersayap
dan tidak bersayap.
Trapezoidal girder adalah box girder
yang rongga tengahnya berbentuk
trapesium. Seperti halnya box girder
berbentuk kotak, box girder ini juga
ada yang memiliki sayap dan tidak.
Politeknik Negeri Bandung 11
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
Tabel 2.2 Simpulan (lanjutan)
Dasar pemilihan
jenis box girder
Concrete box
girder
1. Mampu menahan beban tekan
yang tinggi
2. Ekonomis
3. Dapat dibuat bentang panjang
4. Bisa dicetak di tempat
5. Cukup kuat terhadap factor cuaca
dengan syarat box girder
mendapatkan perawatan yang
benar.
Steel box girder
1. Kuat terhadap gaya tarik
2. Pemasangan segmen box girder
mudah
3. Kemungkinan cacat sedikit
Rectangular box
girder
Bentuknya lebih simpel sehingga
penggunaan bahan pada saat
pembuatan lebih sedikit dari pada
pembuatan dengan bentuk trapesium
Trapezoidal
girder
Kelebihan dari box girder berbentuk
trapesium adalah penempatanya lebih
stabil sehingga tidak mudah
terguling,
Permasalahan dan
Solusi
1
Masalah Retak pada box girder
Solusi Lakukan penggroutingan pada bagian
yang retak
2
Masalah Segmen girder tidak tersambung
Solusi Lakukan penyambungan dengan box
girder cor di tempat
Politeknik Negeri Bandung 12
Konstruksi Bangunan Sipil – Fly over
Tabel 2.2 Simpulan (lanjutan)
Permasalahan dan
Solusi
3
Masalah Ketidaktepatan lubang tendon antar
segmen box girder
Solusi Lakukan penggeseran tapi tidak
berlebihan agar lubang menjadi sejajar.
4
Masalah Kegagalan saat stressing box girder
Solusi Perhatikan proses stressing dengan
cermat.
5
Masalah Jarak antar tulangan pada pembesian
Solusi Pemasangan bendrat pada tulangan
harusnya diikat dengan kuat dan
kencang agar jarak tidak berubah
Politeknik Negeri Bandung 13
top related