ii - kaltimprov.go.id · bab iii akuntabilitas kinerja 3.1 tindak lanjut hasil evaluasi tahun...
Post on 10-May-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
IKHTISAR EKSEKUTIFPenyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi salah
satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola
pemerintahan yang baik, dimana instansi pemerintah melaporkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang
terukur ini juga menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi
pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga
kinerjanya bisa terus ditingkatkan. Akuntabilitas merupakan salah satu
aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen
pemerintahan. Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat
visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas
atas perumusan perencanaan strategis organisasi sehingga
menggambarkan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat
diukur, diuji dan diandalkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tahun
2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomer 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga
merupakan bagian dari siklus Sistem AKIP, maka kategori capaian
indikator kinerja dibagi dalam kategori pencapaian sesuai target sebesar
100%, melampaui/melebih target >100% dan tidak mencapai target
<100%.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2017 ditetapkan 19 (sembilan belas) sasaran dengan 25
(duapuluh lima) indikator sasaran dan mengacu pada 5 (lima) misi yang
ingin diwujudkan dalam tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut :
iii
Misi pertama terdiri dari 5 sasaran dengan 5 indikator sasaranMisi kedua terdiri dari 8 sasaran dengan 11 indikator sasaranMisi ketiga terdiri dari 1 sasaran dengan 1 indikator sasaranMisi kedua terdiri dari 3 sasaran dengan 5 indikator sasaranMisi ketiga terdiri dari 2 sasaran dengan 2 indikator sasaran
Pencapaian target Sasaran Renstra Tahun 2017
No. SasaranJumlah
IndikatorSasaran
Tingkat Pencapaian
Melampaui target(>100%)
Sesuai Target(100%)
BelumMencapai
Target(<100%)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %1 Sasaran 1 1 - - - - 1 99,352 Sasaran 2 1 - - - - 1 97,453 Sasaran 3 1 - - - - 1 80,354 Sasaran 4 1 - - - - 1 99,775 Sasaran 5 1 - - - - 1 98,556 Sasaran 6 1 1 103,91 - - - -7 Sasaran 7 1 - - - - 1 97,898 Sasaran 8 2 - - - - 2 87,299 Sasaran 9 1 - - - - 1 99,97
1011
Sasaran 10 3 3 219,17 - - - -11 Sasaran 11 2 - - 1 100 1 86,8912 Sasaran 12 1 - - - - 1 82,0313 Sasaran 13 1 1 106 - - - -14 Sasaran 14 1 1 102,94 - - - -15 Sasaran 15 2 - - 1 100 1 95,8616 Sasaran 16 1 - - - - 1 98,9817 Sasaran 17 2 - - 1 100 1 99,3618 Sasaran 18 1 - - - - 1 94,6219 Sasaran 19 1 1 118,81 - - - -
Jumlah 25 7 130,17 3 100 15 93,72Keterangan : Pengukuran dilakukan di Triwulan 4
- Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,35% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 2 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 97,45% atau Belum mencapai
target.
- Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 80,35% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,77% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 5 terdiri dari 1 indikator dengan dengan nilai 98,55% atau Belum
mencapai target.
iv
- Sasaran 6 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 103,91% atau
melampaui/melebihi target.
- Sasaran 7 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 97,89% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 8 terdiri dari 1 indikator dengan dengan nilai 87,29% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 9 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,97% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 10 terdiri dari 3 indikator dengan rata-rata realisasi persentase
sebesar 219,17% atau melampaui/melebihi target.
- Sasaran 11 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 93,45% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 12 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 82,03% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 13 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 106% atau
melampaui/melebihi target.
- Sasaran 14 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 102,94% atau
melampaui/melebihi target.
- Sasaran 15 terdiri dari 2 indikator dengan rata-rata realisasi persentase
sebesar 97,93% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 16 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 98,98% atau Belum
mencapai target.
- Sasaran 17 terdiri dari 2 indikator dengan rata-rata realisasi persentase
sebesar 99,68% atau belum mencapai target.
- Sasaran 18 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 94,62% atau belum
mencapai target.
- Sasaran 19 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 118,81% atau
melampaui/melebihi target.
Rata rata capaian kinerja dari hasil pengukuran kinerja masih terlihat adanya
kekurang berhasilan yang ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran di bawah
seratus persen. Hal tersebut akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki pelaksanaan
kerja di masa mendatang.
v
DAFTAR ISIHalaman
Kata Pengantar iRingkasan Eksekutif iiDaftar Isi vDaftar Tabel vi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 11.2 Maksud dan Tujuan 21.3 Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan Timur 21.4 Gambaran umum kondisi daerah 5
1.4.1 Aspek Geografi dan Demografi 51.4.2 Aspek Kesejahtreraan Rakyat 81.4.3 Aspek Pelayanan Umum 111.4.4 Aspek daya Saing Daerah 12
1.5 Struktur Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 121.6 Permasalahan Utama Pembangunan Provinsi Kaltim 161.7 Keragaman SDM Pemerintah Provinsi Kaltim 16
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja2.1 Reformasi Birokrasi dan manajemen Perubahan di
Prov.Kaltim18
2.2 Inovasi dalam Reformasi Birokrasi dan PengelolaanKinerja Pemerintah Prov.Kaltim
20
2.3 Rencana Strategis Pemerintah Prov.Kaltim 202.3.1 Visi dan Misi 202.3.2 Tujuan 232.3.3 Sasaran 242.3.4 Strategi, Arah Kebijakan daerah, Program dan
Indikator Kinerja dalam RPJMD 2013-201827
2.3.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 382.4. Indikator Kinerja Utama 402.5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 41
2.5.1 Program untuk Pencapaian Sasaran 432.6 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 44
2.6.1 Rencana Anggaran Tahun 2017 45
BAB III Akuntabilitas Kinerja3.1 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Sebelumnya 483.2 Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur.51
3.3 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017 523.4 Evaluasi dan Analisis Realisasi Kinerja 573.5 Realisasi Anggaran 152
BAB IV Penutup4.1 Simpulan 1594.2 Strategi Peningkatan Kinerja 160
LAMPIRAN1. Pengukuran Kinerja Tahun Tahun 20172. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Prov.Kaltim3. Matrik RPJMD 2013-20184. Pernyataan Telah Direviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur Tahun Anggaran Tahun 20185. Penghargaan-penghargaan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Wilayah Administratif Provinsi KalimantanTimur Tahun 2017
5
Tabel 1.2 Jumlah, Kepadatan, dan Laju PertumbuhanPenduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
8
Tabel 1.3 Nilai PDRB dari Sektor, Lapangan Usaha untukTiap Kabupaten/Kota di Kaltim, Tahun 2016
10
Tabel 1.4 Indeks Pembangunan Manusian (IPM) ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2011 – 2016
11
Tabel 1.5 Komposisi PNS dilingkungan Pemerintan ProvinsiKalimantan Timur berdasarkan Jenjang Pendidikandan Jenis Kelamin
17
Tabel 2.1 Matrik Hubungan antara Misi dan Tujuan 24
Tabel 2.2 Matrik Hubungan antara Tujuan dan Sasaran 26
Tabel 2.3 Penentuan Strategi 28
Tabel 2.4 Perumusan Arah Kebijakan Pembangunan 32
Tabel 2.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur
38
Tabel 2.6 Indikator Kinerja Utama 40
Tabel 2.7 Rencana Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2017
41
Tabel 2.8 Program Untuk Pencapaian Sasaran 43
Tabel 2.9 Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2017
44
Tabel 2.10 Realisasi Belanja Daerah Provinsi KalimantanTimur Tahun Anggaran 2017 (Sebelum DilakukanAudit BPK RI)
46
Tabel 2.11 Alokasi per Sasaran Pembangunan TahunAnggaran 2017
46
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
vii
Tabel 3.1 Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2016 dan Tahun 2017
51
Tabel 3.2 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017 53
Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur
Tahun 2017 Per Triwulan
55
Tabel 3.4 Opini Penegelolaan Keuangan Daerah Tahun 2016 120
Tabel 3.5 Acuan Nilai Persepsi Interval SKM dan Nilai Kinerja
Unit Pelayanan
128
Tabel 3.6 Instansi /Lembaga Yang Melaksanakan Survei
Kepuasan Masyarakat (SKM)
128
Tabel 3.7 Hasil Evaluasi akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2013-2017
136
Tabel 3.8 Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja
Pemerintah Daerah (LKPPD) di 9 Kabupaten/Kota
137
Tabel 3.9 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 151
Tabel 3.10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Per 31 Desember 2017 dan 2016
153
Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017 154
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar BelakangUntuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja
pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan
pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi
daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen
masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan
dan pelaporan kinerja pemerintah daerah. Penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan dengan
mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, dimana pelaporan
capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Mengacu kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah menjadi acuan disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2017, sebagai pertanggungjawaban atas
pelaksanaan pencapaian kinerja sebagaimana disepakati dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Perjanjian kinerja dimaksud telah
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
2
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan dana baik dari APBD
maupun sumber dana lainnya serta mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah tahun 2017 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2013-2018.
1.2 Maksud dan TujuanLaporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 tahun dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja juga menjadi
alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.
Selain itu, Laporan Kinerja menjadi salah satu alat untuk mendapatkan
masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam
Laporan Kinerja, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan
pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini,
Laporan Kinerja sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk
meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.
1.3 Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan TimurProvinsi Kalimantan Timur selain sebagai suatu kesatuan administrasi,
juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah
administrasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956
dengan Gubernur yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu Karesidenan dari
Propinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat pulau terbesar di
Nusantara ini, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi 3 (tiga)
provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
3
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 tentang Perpanjangan
Pembentukan Daerah Tk. II di Kalimantan menjadi Undang-Undang, meliputi :
1. Daerah Tingkat II Kutai
2. Kotapraja Balikpapan
3. Kotapraja Samarinda
4. Daerah Tingkat II Berau
5. Daerah Tingkat II Bulongan
Dalam perkembangan lebih lanjut sesuai ketentuan Undang Undang
Nomor 5 Tahun 1974 dibentuk 2 Kota Administratif berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
1989, yakni :
1. Kota Administratif Bontang (berada di Kabupaten Kutai)
2. Kota Administratif Tarakan (berada di Kabupaten Bulungan)
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Kalimantan Timur dalam mengelola administrasi pemerintahan dan
pembangunan di daerah, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yaitu :
Wilayah Utara berkedudukan di Kota Tarakan meliputi Kabupaten Berau,
Kabupaten Bulungan dan Kotif Tarakan)
Wilayah Selatan berkedudukan di Kota Balikpapan meliputi Kotamadya
Balikpapan, Kabupaten Kutai dan Kabupaten Pasir.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan dirubah
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
maka struktur Pemerintahan wilayah Pembantu Gubernur dihapuskan serta
Kota Administratif Bontang dan Tarakan ditingkatkan statusnya menjadi
Daerah Otonom.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997,
Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2002 serta Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007 mengenai pemekaran
Kabupaten dan Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
4
Kalimantan Timur dari 6 (enam) Kabupaten/Kota bertambah menjadi 14 (empat
belas) Kabupaten/Kota, yaitu :
1. Kabupaten Paser.
2. Kabupaten Berau.
3. Kabupaten Bulungan.
4. Kabupaten Kutai Kartanegara.
5. Kabupaten Kutai Barat.
6. Kabupaten Kutai Timur.
7. Kabupaten Malinau.
8. Kabupaten Nunukan.
9. Kabupaten Penajam Paser Utara.
10. Kabupaten Tana Tidung.
11. Kota Samarinda.
12. Kota Balikpapan.
13. Kota Tarakan.
14. Kota Bontang.
Pasca diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2012 tentang
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2013 tentang Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu di Provinsi Kalimantan
Timur, maka wilayah Provinsi Kalimantan Timur saat ini terdiri dari 7
Kabupaten dan 3 Kota yaitu :
1. Kabupaten Paser, ibukotanya Tana Paser.
2. Kabupaten Berau ibukotanya Tanjung Redeb.
3. Kabupaten Kutai Kartanegara, ibukotanya Tenggarong.
4. Kabupaten Kutai Barat, ibukotanya Sendawar.
5. Kabupaten Kutai Timur, ibukotanya Sangatta.
6. Kabupaten Penajam Paser Utara, ibukotanya Penajam.
7. Kabupaten Mahakam Ulu, ibukotanya Ujoh Bilang.
8. Kota Samarinda, ibukotanya Samarinda.
9. Kota Balikpapan, ibukotanya Balikpapan.
10. Kota Bontang, ibukotanya Bontang.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
5
1.4 Gambaran Umum Kondisi Daerah1.4.1 Aspek Geografi dan Demografi
Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting, mendasar
dan saling menunjang satu sama lain yang menentukan keberhasilan
pembangunan. Kondisi geografi akan memberikan gambaran tentang
ketersediaan sumber daya alam, luas lahan, mineral dan bahan tambang yang
terkandung di dalamnya, hingga fisiografi lahan beserta flora dan fauna yang
berada di atasnya. Sedangkan, kondisi demografi merupakan gambaran
tentang ketersediaan sumber daya manusia, baik ditinjau dari aspek kualitas
maupun kuantitasnya dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan.
1) Luas dan batas wilayah administrasi
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), memiliki luas wilayah sekitar
12.734.692 ha atau sekitar 75,53% dari total luas wilayah Indonesia, terdiri dari
daratan seluas 12.638.931 Ha dan perairan darat seluas 193.071 Ha. Dari segi
administrasi pemerintahan, provinsi terluas ke tiga di Indonesia ini terdiri atas
10 daerah, yang terbagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten (Berau, Kutai
Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser,Penajam Paser Utara, dan
Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) kota (Balikpapan, Bontang dan Samarinda).
Adapun pembagian wilayah administratif Kaltimmenurut Kabupaten/Kota
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan TimurTahun 2017
No. Kabupaten/Kota LuasDaratan (Ha)
JumlahKecamatan
JumlahDesa/Kelurahan
(1) (2) (3) (4) (5)1. Kabupaten Berau 2.163.497 13 1102. Kabupaten Kutai Kartanegara 2.559.005 18 2373. Kabupaten Kutai Timur 3.096.435 18 1364. Kabupaten Kutai Barat 1.349.556 16 1945. Kabupaten Paser 1.103.079 10 1446. Kabupaten Penajam Paser Utara 291.895 4 547. Kabupaten Mahakam Ulu 1.938.738 5 508. Kota Balikpapan 51.124 6 349. Kota Bontang 16.299 3 15
10. Kota Samarinda 69.264 10 59Kalimantan Timur 12.638.893 103 1.032
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bappeda Provinsi Kalimantan Timur (2017)
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
6
Berdasarkan data pada tabel di atas (Tabel 1.1.), Kabupaten terluas di
Provinsi Kalimantan Timur adalah Kabupaten terluas di Kaltim adalah
Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dengan luas sebesar 3.096.435 Ha atau
24,50% dari total luas wilayah provinsi, sedangkan Kabupaten dengan luas
terkecil adalah Kabupaten Penajam Paser Utara(PPU) yang hanya memiliki
luas sebesar 291.895 Ha atau 2,31% dari total luas wilayah Kaltim. Sedangkan
untuk luas wilayah perkotaan, total luas wilayah 3 kota di Kaltim (Balikpapan,
Bontang dan Samarinda) hanya memiliki proporsi wilayah sebesar 1,08% saja
Berdasarkan tinjauan aspek kartografis dan kewilayahan, batas wilayah
administratif Kaltim adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Utara;
2. Sebelah Barat : Negara Bagian Serawak Malaysia, Provinsi
Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah;
3. Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Selatan; dan
4. Sebelah Timur : Selat Makasar dan Laut Sulawesi.
2) Kondisi Geografis
Secara geografis, posisi Kaltim terletak antara 40 24’ Lintang Utara
(LU) dan 20 25’ Lintang Selatan (LS), 1130 44’ Bujur Timur (BT) dan
1190 000 Bujur Timur (BT). Geo-strategis Kaltimpada dasarnya
menguntungkan dan sekaligus menantang bagi upaya pembangunan,
karena merupakan satu dari 13 provinsi di Indonesia yang mempunyai
wilayah perbatasan antar negara, yaitu dengan negara Malaysia.
Selain itu, posisi Kaltim berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI) II dari Laut Sulawesi ke Samudra Hindia melalui Selat Makasar
dan Selat Lombokyang memiliki potensi perekonomian sangat
strategis. ALKI berperan dalam memperlancar transportasi kapal-
kapal dagang yang melintasi wilayah kepulauan Indonesia. Manfaat
dari tersedianya jalur laut tersebut bagi Indonesia sangat besar, yaitu
dapat meningkatkan hubungan dagang baik dengan negara-negara
Afrika, Asia, dan Pasifik. Bagi Kaltim, posisi ALKI II sangat bernilai
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
7
strategis baik ditinjau aspek ekonomi maupun politis karena akan
membuka peluang berkembangnya pelabuhan besar dan berstandar
internasional yang dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah
dan nasional daerah khususnya dan nasional pada umumnya.
3) Topografi
Berdasarkan kelerengan atau kemiringan lahan dan ketinggian tempat,
karakteristik topografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh lahan-lahan
dengan kelerengan di atas 40 persen dan ketinggian kurang dari 500 meter
dpl. Kondisi demikian akan mempunyai pengaruh sangat besar dalam rangka
pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Lahan datar (0-2%) di Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya hanya
terdapat di daerah pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar yang luasnya
sekitar 10,70 persen dari total wilayah. Sedangkan lahan dengan tingkat
kelerengan landai (2-15%) luasnya mencapai 16,16 persen. Sisanya, lahan
berbukit dengan tingkat kelerengan > 15% dengan luasnya mencapai sekitar
73,14 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Pengembangan tanaman pangan hanya mungkin dilakukan di daerah
yang datar hingga landai atau wilayah dengan kemiringan 0-15 persen.
Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan yang lebih tinggi (>15 persen)
hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan konservasi.
4) Demografi
Demografi merupakan ilmu yang dapat menggambarkan dan
mempelajari segala persoalan-persoalan kependudukan suatu wilayah dari
segi kuantitas, distribusi hingga komponen-komponen perubahannya. Kondisi
demografi di Provinsi Kalimantan Timur sangat kompleks mengingat wilayah
geografis yang begitu luas namun jumlah penduduk yang bisa dibilang belum
tinggi. Selain itu distribusi penduduk yang menyebar tidak merata menimbulkan
tantangan tersendiri dalam membuat kebijakan kependudukan agar
pembangunan dirasakan setiap lapisan masyarakat.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
8
Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Penduduk selama
kurun empat tahun terakhir 2012-2016. Jumlah penduduk Kalimantan Timur
dalam angka 2017 mencapai 3.501.232 jiwa telah bertambah hampir 110.446
ribu jiwa setiap tahunnya dengan pertumbuhan 2010-2016 sebesar 2,34% dan
2015=-2016 sebesar 2,18%. Pertumbuhan penduduk terbesar pda di
Kabupaten Kutai Timur (2010-2016: 4,40%; 2015-2016 : b4,21%)
Jumlah penduduk, Kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan
menurut kabupaten/kota tahun 2017 pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk MenurutKabupaten/Kota Tahun 2017
No. Kabupaten/ Kota JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk
(%)
LajuPertumbuhan
Penduduk
1 Paser 248.037 22,35 0,802 Kutai Barat 158.085 11,53 0,723 Kutai Kartanegara 662.481 25,49 1,124 Kutai Timur 415.553 13,38 0,495 Berau 211.512 9,73 1,556 Penajam Paser Utara 166.055 56,80 4,127 Balikpapan 618.128 1.201,69 1,118 Samarinda 763.729 1.065,87 1, 089 Bontang 173.770 1.065,16 5,79
10 Mahakam Ulu 24.381 1,25 0,37Jumlah Total 3 441.731 27,03 1,38
Sumber : Badan Pusat Statistik Prov.Kaltim (Kalimantan Timur Dalam Angka 2017.)
1.4.2 Aspek Kesejahteraan MasyarakatAspek kesejahteraan masyarakat memberikan gambaran dan hasil
analisis terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, mencakup kesejahteraan
dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial dan seni budaya dan olahraga.
1) Kondisi Ekonomi Daerah
Kondisi ekonomi suatu daerah adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan
ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
9
periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur mengalami distorsi
akibat tingginya ketergantungan pada harga pasar global, khususnya untuk
komoditi batu bara. Berkembanganya sektor hulu tidak diimbangi denga sektor
hilir. Tumpuan ekokomi Kaltim pada sektor pertambangan dan penggalian
pada tabun 2016 sebesar 43,34%; industri pengolahan sebesar 20,51%;
konstruksi sebesar 8,35%; Pertanian, Kehutanan, dan perikanan sebesar
8,06% serta pedagangan besar dan eceran, mobil dan sepeda motor sebesar
5,55%. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 mengalami kontraksi sebesar -
0,38%. Namun pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi sampai dengan
triwulan III sebesar 3,68%. Hal ini sangat dipengaruhi harga komoditas
batubara yag membaik. Kondisi ketergantungan ekonomi terhadap harga
komoditas ini harus menjadi pendorong pelaksanaan upaya transformasi
ekonomi Kalimantan Timur dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Komposisi PDRB Kalimantan Timur Tahun 2016 di sektor tambang
sebesar 43,34%, disusul oleh sektor industry pengolahan sebesar 20,51%.
Untuk Kabupaten/Kota Kontribusi sektor tambang terbesar berada di
Kabupaten Kutai Timur sebesar 79,23% dan Paser sebesar 71,31%.
Sedangkan untuk industri pengolahan terbesar berada di wilayah Bontang
83,96%, dan Balikpapan sebesar 47,62%. Rendahnya nilai industrialisasi dan
pengohanan menjadi indikasi belum berprosesnya hilirisasi baik dari sektor
tambang maupun dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
10
Tabel 1.3
Nilai PDRB dari Sektor, Lapangan Usaha untuk Tiap Kabupaten/Kotadi Kaltim, Tahun 2016
No. Kabupaten/ Kota Nilai PDRB(Rp.Miliar)
A B C LPE
1 Paser 37.191,46 12,56% 71,31% 4,51% -4,792 Kutai Barat 21.989,39 15,20% 46,95% 5,93% -0,723 Kutai Kartanegara 127.831,32 12,70% 64,68% 3,90% -1,714 Kutai Timur 94.921,97 8,67% 79,23% 2,98% -1,075 Berau 30.788,95 11,38% 60,36% 3,90% -1,76 Penajam Paser Utara 7.557,11 21,42% 29,78% 16,57% -0,277 Mahakam Ulu 2.105,99 77,23% 7,68% 0,56% 3,388 Balikpapan 79.650,21 0,98% 0,05% 47,62% 4,769 Samarinda 52.266,34 1,83% 12,45% 8,33% 0,2310 Bontang 53.935,81 0,89% 0,87% 83,96% -1,49
Kalimantan Timur 507.073,76 8,06% 43,34% 20,51% -0,38Sumber Data : Kalimantan Timur Dalam Angka 2017, BPS Prov.KaltimKeterangan : A : Sektor pertanian, perikanan dan kehutanan
B : Sektor pertambangan dan penggalianC : Sektor industri pengolahan
Mahakam Ulu merupakan Kabupaten yang PDRB-nya paling rendah
dengan sektor pertanian paling dominan (produktivitas/nilai tambah sangat
rendah). Kutai Kartanegara dan Kutai Timur merupakan penyumbang PDRB
terbesar Kaltim dengan ekonomi didominasi oleh sektor pertambangan dan
penggalian (Sektor B), diikuti oleh Balikappan dan Bontang dengan ekonomi
sekor indutri pengolahan.
PDRB Kalimantan TimurHarga Berlaku Harga Konstan 2010
- Turun dari Rp.519,13Trilyun menjadi Rp.507,07trilyun untuk periode 2013-2016.
- Pertumbuhan negatif -15,1%selama periode 2013-2016
- Pertumbuhan negatif -2,3%selama empat tahunterakhirKontribusi PDRB tertinggi empat tahun terakhir :- Kabupaten Kutai Kartanegara di atas 25%- Kutai Timur dengan angka rata-rata 18,0%- Kabupaten Paser dikisaran 7%- Berau pada kisaran 6%
Kabupaten Paser mengalami laju pertumbuhan negatif tertinggiyaitu mencapai (-4,79%), demikian pula dengan Kutaikartenegara, Kutai Timur, Berau, dan Bontang yang diketahuisebagai daerah penghasil tambang dan kegiatan perkebunankelapa sawit tertinggi.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
11
2) Indeks Pembangunan Manusia
Indeks pembangunan manusia atau Human Development Index (HDI)
yang diperkenalkan oleh United Nations Development Programes (UNDP)
sejak tahun 1990 adalah sebuah indeks komposit untuk mengukur
keberhasilan atau kinerja suatu negara/wilayah dalam bidang pembangunan
manusia. Dengan IPM, kita bisa melakukan analisis pembandingan pencapaian
pembangunan manusia antar wilayah. IPM sendiri dibangun melalui
pendekatan tiga dimensi dasar yang mencakup Angka Harapan Hidup
(kesehatan), Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah (pendidikan) dan
Daya Beli Per Kapita (standar hidup layak/ekonomi).
Tabel 1.4
Indeks Pembangunan Manusian (IPM) Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 – 2016
Uraian Tahun Ket2013 2014 2015 2016
IPM 73,21 73,82 74,17 74,59
Pada periode 2013 hingga 2015, IPM di Provinsi Kalimantan Timur
mengalami tren peningkatan di setiap tahunnya. IPM tahun 2013 sudah
mencapai 73,21. Di tahun-tahun berikutnya, IPM terus mengalami kenaikan
hingga terakhir tahun 2015 angka IPM Provinsi Kalimantan Timur mencapai
74,17, dan tahun 2016 angka IPM Provinsi Kalimantan Timur mencapai 74,59.
1.4.3 Aspek Pelayanan UmumPada bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan
perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur, baik pada urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.
Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang harus
diselenggarakan oleh pemerintah daerah karena berkaitan dengan pelayanan
dasar. Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Provinsi Kalimantan
Timur memang sudah mulai ada perbaikan, namun masih perlu adanya
peningkatan terutama sarana prasarana penunjang pendidikan.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
12
1.4.4 Aspek Daya Saing DaerahDaya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan
unggulan daerah. Suatu daya saing (competitivness) merupakan salah satu
faktor keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
berkelanjutan. Pada aspek daya saing daerah memberikan gambaran
tentang kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim
berinvestasi dan sumberdaya manusia. Indikator yang mengambarkan aspek
daya saing daerah.
1.5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Kalimantan TimurSebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam
menjalankan otonominya, didukung dengan Organisasi Perangkat Daerah
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur,
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Lain Provinsi Kalimantan Timur, Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah
Povinsi Kalimantan Timur.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan urusan yang
menjadi kewenangan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib adalah urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat
sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan yang
diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselenggarakan yang terkait
dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (Core Competence) yang
menjadi kekhasan daerah.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
13
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah sebagai berikut :
No. Perangkat DaerahA. Sekretariat Daerah, yang membahawahi :
1 Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat,mengkoordinasikana Biro Pemerintahan, Perbatasan dan Otonomi Daerahb Biro Hukumc Biro Kesejahteraaan Rakyat
2. Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan,mengkoordinasikana Biro Perekonomianb Biro Administrasi Pembangunanb Biro Infrastruktur
3. Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasikana Biro Organisasib Biro Hubungan Masyarakat.c Biro Umum.
No. Perangkat DaerahB. Sekretariat DPRDC. Dinas Daerah terdiri atas :
1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;2 Dinas Kesehatan;3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan
Perumahan Rakyat;4 Dinas Sosial;5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;6 Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan
Perlindungan Anak;7 Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura;8 Dinas Lingkungan Hidup;9 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa;10 Dinas Perhubungan;11 Dinas Komunikasi dan Informatika;12 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu;13 Dinas Pemuda dan olahraga;14 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;15 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;16 Dinas Kehutanan;17 Dinas Kelautan dan Perikanan;
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
14
18 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecildan Menengah (UKM);
19 Dinas Pariwisata;20 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;21 Dinas Perkebunan;22 Satuan Polisi Pamong Praja;
D. Lembaga Teknis Daerah terdiri atas :1 Inspektorat;2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;3 Badan Pendapatan Daerah.4 Badan Pengelolaan Keuanga Dan Aset Daerah5 Badan Kepegawaian Daerah;6 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;7 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah;8 Badan Penghubung9 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;10 Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
E. Rumah Sakit Daerah1 Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Syahrani;2 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Kanujoso Djatiwibowo;3 Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Mahakam;
F. Lembaga Lainnya1 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
16
1.6 Permasalahan Utama Pembangunan Provinsi Kalimantan TimurPermasalahan pembangunan daerah menjadi salah satu rujukan penting
dalam merumuskan berbagai kebijakan pembangunan. Permasalahan yang
dirumuskan dalam RPJMD merupakan inti dari berbagai permasalahan
sektoral yang digabung menjadi satu rumusan masalah pembangunan. Suatu
kebijakan pembangunan harus memiliki dasar rumusan permasalahan yang
relevan sehingga kebijakan publik memiliki pertimbangan matang sebagai
dasar penentuan prioritas pembangunan.
Prioritas pembangunan yang baik akan menciptakan agenda utama
pembangunan dan memberikan harapan baru bagi pemerintah dalam 5 (lima)
tahun periode RPJMD. Berdasarkan hasil analisis permasalahan
pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan pemerintahan serta
kesepakatan dari para pemangku kepentingan, maka diketahui terdapat lima
permasalahan utama pembangunan Provinsi Kalimantan Timur yaitu:
(1) Rendahnya daya saing SDM Provinsi Kalimantan Timur;
(2) Tranformasi ekonomi yang belum sepenuhnya mampu diunggulkan;
(3) Peningkatan aksesibilitas dan konektivitas wilayah melalui pembangunan di
bidang infranstruktur;
(4) Penurunan kualitas lingkungan hidup; dan
(5) Pemerintah yang belum mencapai kinerja yang prima dan akuntabel.
Kelima permasalahan utama tersebut menjadi pemicu utama belum
maksimalnya pembangunan daerah di Provinsi Kalimantan Timur yang ditandai
dengan belum meratanya kesejahteraan masyarakat. Agar rumusan kebijakan
untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan tidak menyimpang dari
substansinya maka perlu dipahami sumber/akar masalah dari setiap
permasalahan tersebut.
1.7. Keragaman SDM Pemerintah Provinsi KaltimPemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, memiliki kapasitas
SDM dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tahun 2014, jumlah PNS di
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebanyak 7.234 orang, dengan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
17
perimbangan laki-laki sebanyak 4.303 orang (59,48%) dan perempuan
sebanyak 2.931 orang (40,51%) yang menunjukkan perimbangan gender yang
baik.
Berdasarkan tingkat pendidikan PNS pada kantor pemerintah provinsi
(Pemprov) Kalimantan Timur, 14 orang (13 laki-laki dan 1 perempuan)
berpendidikan S-3, berpendidikan S2 sebanyak 759 orang, berpendidikan
S1/DIV sebanyak 2.189 orang, sedangkan berpendidikan SLTA2.450 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenjang pendidikan, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur memiliki keragaan sumber daya manusia yang baik.
Komposisi per jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.5
Komposisi PNS dilingkungan Pemerintan Provinsi Kalimantan Timurberdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin
No. JenjangPendidikan
Pegawai Negeri Sipil Jumlah TotalLaki-Laki Perempuan1 S3 13 1 142 S2 509 250 7593 S1 1.255 934 2 1984 D III 484 815 1 2995 D II/ D I 30 33 636 SLTA 1.634 816 2 4507 SLTP 205 40 2458 SD 173 42 215
Jumlah Total 4 303 2 931 7 234Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
18
Bab IIPerencanaan dan Perjanjian Kinerja
2.1. Reformasi Birokrasi dan Manajemen Perubahan di ProvinsiKalimantan TimurReformasi birokrasi merupakan strategi untuk menjawab menguatnya
desakan publik akan perbaikan kinerja instansi pemerintah dalam
penyediaan layanan publik. Sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025,
reformasi birokrasi merupakan perubahan besar dalam paradigma dan tata
kelola pemerintahan.
Reformasi birokrasi pemerintahan sangat mendesak untuk
dilaksanakan pada saat birokrasi telah dianggap sebagai sistem yang
menyebabkan jalannya pemerintahan dan pelayanan publik berjalan
tersendat, bertele-tele, in-efisien, organisasi yang terlalu besar dan kaku,
KKN, serta permasalahan birokrasi lainnya.
Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun kepercayaan
masyarakat (public trust building) dan menghilangkan citra negatif birokrasi
pemerintahan dengan membentuk aparatur negara yang profesional,
sedangkan sasaran reformasi birokrasi adalah terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan bebas KKN, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan
publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi melalui pembaharuan pola pikir (mid-set) dan pola budaya
(culture-set) pegawai negeri dalam pengelolaan urusan pemerintahan serta
sistem manajemen pemerintahan.
Ada 3 (tiga) sasaran utama dilakukannya reformasi birokrasi di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yakni:
1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN:
2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
19
Terwujudnya pemerintahan yang bersih (good governance) sebagai
sasaran reformasi birokrasi antara lain ditandai dengan kondisi birokrasi
yang akuntabel, transparan, efektif dan efisien.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga telah
melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah yang
menghasilkan regulasi, kebijakan, fasilitasi, dan evaluasi kebijakan di
bidang organisasi yang diharapkan dapat semakin mendorong proses
reformasi birokrasi secara signifikan. Melalui pelaksanaan program
tersebut, area perubahan yang dituju meliputi seluruh aspek manajemen
pemerintahan antara lain organisasi, tata laksana, SDM aparatur,
akuntabilitas, pelayanan publik, mind set dan culture set aparatur. Hal ini
juga menggambarkan upaya mendorong perubahan pola pikir dan budaya
kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Manajemen perubahan juga didorong melalui penataan regulasi di
tingkat Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, antara lain melalui
penyelelarasan produk hukum daerah. Hasilnya telah menunjukkan bahwa
tidak terdapat inkonsistensi antar berbagai produk perundangan daerah,
serta kinerja penyelesaian penyusunan peraturan gubernur sebagai amanat
Peraturan Daerah.
Aspek lain sebagai bagian dari komitmen untuk peningkatan
pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur juga mengembangkan penilaian pelayanan publik
melalui Citra Pelayanan Prima. Penilaian ini menjadi stimulus bagi unit-unit
pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan, utamanya adalah
hal visi/misi pelayanan, sistem dan prosedur pelayanan, sumber daya
manusia dan sarana-prasarana pelayanan. Selain itu, peningkatan kualitas
pelayanan juga telah dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengembangkan program sebagai
panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Upaya-upaya ini telah
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
20
menghasilkan peningkatan pelayanan publik, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh penilaian eksternal terhadap kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur .
2.2 Inovasi dalam Reformasi Birokrasi dan Pengelolaan KinerjaPemerintah Provinsi Kalimantan Timur .Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik, berbagai inovasi telah dikembangkan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu inovasi yang
dikembangkan adalah pengembangan teknologi informasi untuk
peningkatan kualitas perencanaan hingga monitoring dan evaluasi
pembangunan. Hal ini meliputi pengembangan RPJMD SIPPD Kaltim untuk
perencanaan dan pengembangan sistem aplikasi untuk monitoring dan
evaluasi yang mengintegrasikan si Monev.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan
rangkaian inovasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah
daerah, SIPPD Kaltim merupakan program aplikasi untuk menjaga
konsistensi antara perencanaan pembangunan tahunan yang diwujudkan
dalam penentuan rencana program dan kegiatan dengan program dan
kegiatan indikatif yang mendukung pencapaian sasaran dalam RPJMD.
Sistem aplikasi ini juga dikembangkan untuk meningkatkan akuntabilitas
penyelenggaraan pembangunan.
2.3 Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur2.3.1 Visi dan Misi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
merupakan kerangka pembangunan strategis Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan
yang memuat penjabaran visi, misi dan program gubernur, RPJMD
berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) serta memperhatikan baik RPJP maupun RPJM Nasional. Untuk
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
21
periode 2013-2018 RPJMD Provinsi Kalimantan Timur disahkan melalui
Perda Nomor 7 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
Sebagai penerjemahan kebijakan politik Gubernur sebagai Kepala
Daerah, RPJMD menjadi pijakan bagi perencanaan strategis baik SKPD
Provinsi maupun Kabupaten Kota, termasuk hingga ke level perencanaan
tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Gubernur yang
tertuang dalam RPJMD tersebut.
Visi :Terwujudnya Kalimantan Timur Sejahtera Yang Merata DanBerkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Energi RamahLingkungan.
Visi tersebut mengandung dua elemen utama pembangunan yaitu
mewujudkan Kaltim sejahtera yang merata dan berkeadilan yang
menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pada
pengembangan agroindustri dan berbasis energi ramah lingkungan.Elemen Visi Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan memandang
lebih jauh dibanding aspek kesejahteraan masyarakat itu sendiri,
pemerintah ingin mencapai adanya keseimbangan antara kesejahteraan
sosial dan ekonomi serta keharmonisan antara pembangunan sosial-
ekonomi dengan aspek lingkungan hidup yang kesemuanya diketahui
saling memengaruhi. Hal ini penting dilakukan karena pembangunan yang
hanya berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan
kesenjangan dalam masyarakat yang berakibat munculnya berbagai
ketimpangan sosial seperti kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup
yang merupakan dampak dari pembangunan ekonomi.
Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan merupakan komitmen untuk
melakukan transformasi ekonomi berbasis pemanfaatan sumberdaya alam
terbarukan dengan sistem pengelolaan yang berkelanjutan. Fokus ini
merupakan kebijakan yang diyakini dapat mewujudkan visi Provinsi
Kalimantan Timur Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan pada intinya
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
22
adalah pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat ini maupun masa datang
melalui pemerataan pembangunan ekonomi yang bertumpu pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebagai bagian dari
implementasi konsep pembangunan berkelanjutan.
Misi:1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri
dan Berdaya Saing Tinggi. Misi ini mengemban upaya untuk
meningkatkan. Sumber daya manusia Kalimantan Timur bersifat
komprehensif yang telah mempertimbangkan baik aspek jasmani
(sandang, pangan dan perumahan) maupun aspek rohani (pendidikan
mental dan spiritual) sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki,
lingkungan sosial maupun kultural daerah.
2. Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan BerbasisSumber Daya Alam dan Energi Terbarukan. Misi ini mengemban
upaya untuk mempersiapkan transformasi ekonomi menuju ekonomi
yang lebih seimbang antara ekonomi berbasis sumber daya alam tidak
terbarukan dengan sumber daya alam terbarukan secara sistematis
dibutuhkan untuk menjamin pembangunan keberlanjutan.
3. Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakatsecara Merata. Misi ini mengemban upaya untuk pemenuhan
infrastruktur dasar yang berkualitas guna mendukung pertumbuhan dan
kelancaran perekonomian masyarakat secara merata dengan tetap
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan, serta antisipasi bencana yang mengancam
keberadaan sumber daya potensial dan strategis.
4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional,Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik. Misi ini
mengemban upaya untuk Penyelenggaraan pemerintahan yang
bertanggung jawab, bersih, transparan, profesional, efektif, dan efisien.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
23
Misi ini mengemban tujuan peningkatan efektivitas layanan birokrasi
yang responsif, transparan, dan akuntabel, serta meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik
5. Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat sertaBerperspektif Perubahan Iklim. Misi ini mengemban upaya untuk
transformasi pembangunan menuju ekonomi hijau atau ekonomi yang
rendah karbon akan mewujudkan kondisi masyarakat yang lebih baik
dan berkeadilan sosial serta mengurangi resiko lingkungan dan
kerusakan ekologi.
2.3.2 TujuanMengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak
dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah, sebagai
berikut:
1. Misi Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri
dan Berdaya Saing Tinggi, dengan tujuan:
a. Meningkatkan kualitas SDM Kaltim
2. Misi Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis
Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, dengan tujuan:
a. Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan
masyarakat
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau
3. Misi Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat
secara Merata, dengan tujuan:
a. Menyediakan infrastruktur dasar yang berkualitas
4. Misi Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional,
Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik, dengan tujuan:
a. Merwujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
5. Misi Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta
Berperspektif Perubahan Iklim, dengan tujuan:
a. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
24
Tabel 2.1
Matrik Hubungan antara Misi dan TujuanMisi Tujuan Indikator
I MewujudkanKualitas SumberDaya ManusiaKaltim yang Mandiridan Berdaya SaingTinggi
1 Meningkatkankualitas SDM Kaltim
1 IPM
II Mewujudkan DayaSaing Ekonomiyang BerkerakyatanBerbasis SumberDaya Alam danEnergi Terbarukan
1 Meningkatkankesejahteraan danpemerataanpendapatanmasyarakat
1 TingkatKemiskinan
2 Meningkatkanpertumbuhanekonomi hijau
2 Pertumbuhanekonomidengan Migas
III MewujudkanInfrastruktur Dasaryang Berkualitasbagi Masyarakatsecara Merata
1 Menyediakaninfrastruktur dasaryang berkualitas
1 IndeksKepuasanlayananinfrastrukturdasar
IV Mewujudkan TataKelolaPemerintahan yangProfesional,Transparan danBerorientasi padaPelayanan Publik
1 Merwujudkan tatakelola pemerintahanyang baik
1 IndeksKepuasanMasyarakat
V MewujudkanKualitas Lingkunganyang Baik danSehat sertaBerperspektifPerubahan Iklim
Meningkatkankualitas lingkunganhidup
1 IndeksKualitasLingkungan
2.3.3 SasaranMengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak
dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, adalah sebagai
berikut :
1. Sasaran yang hendak dicapai Misi : Mewujudkan Kualitas Sumber
Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, dengan
sasaran:
a. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
b. Meningkatnya Angka Melek Huruf
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
25
c. Meningkatnya rata-rata lama sekolah
d. Meningkatnya angka harapan hidup
e. Meningkatnya pendapatan perkapita
2. Misi : Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis
Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, dengan sasaran:
a. Menurunnya tingkat kemiskinan
b. Menurunnya tingkat pengangguran
c. Meningkatnya daya beli masyarakat
d. Menurunnya Indeks Gini
e. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
f. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas
g. Tercapainya Swasembada pangan
h. Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan
3. Misi : Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat
secara Merata, dengan sasaran:
a. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
infrastruktur dasar
4. Misi : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional,
Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik, dengan sasaran:
a. Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN
b. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
c. Menigkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
5. Misi : Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta
Berperspektif Perubahan Iklim, dengan sasaran:
a. Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan
b. Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
26
Tabel 2.2
Matrik Hubungan antara Tujuan dan SasaranTujuan Sasaran
Uraian Indikator Uraian Indikator1 Meningkatkan
kualitas SDMKaltim
IPM 1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)
IPM
2 Meningkatnya harapanlama sekolah
Angka harapanlama sekolah(tahun)
3 Meningkatnya rata-ratalama sekolah
Angka rata-ratasekolah (tahun)
4 Meningkatnya angkaharapan hidup
Angka harapanhidup (tahun)
2 Meningkatkankesejahteraandan pemerataanpendapatanmasyarakat
TingkatKemiskinan
5 Menurunnya tingkatkemiskinan
Tingkat Kemiskinan(%)
6 Menurunnya tingkatpengangguran
TingkatPengangguran (%)
7 Meningkatnya standarhidup layak
Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)
8 Meningkatnya daya belimasyarakat
Tingkat Inflasi (%)Indeks tendensikonsumen
9 Menurunnya IndeksGini
Indeks Gini
3 Meningkatkanpertumbuhanekonomi hijau
PertumbuhanekonomidenganMigas
10Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas
Pertumbuhanekonomi denganmigas (%)Pertumbuhanekonomi tanpamigas (%)Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas
Share sektorpertanian dalam artiluas (%)Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas
12 Tercapaianyaswasembada pangan
Rasio pemenuhanberas (%)
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
Bauran energi baruterbarukan (%)
4 Menyediakaninfrastrukturdasar yangberkualitas
IndeksKepuasanlayananinfrastrukturdasar
14 Meningkatnyakepuasan masayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar
Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
27
5 Merwujudkantata kelolapemerintahanyang baik
IndeksKepuasanMasyarakat
15Terwujudnyapemerintah yang bersihdan bebas KKN
Indeks PersepsiKorupsiOpini BPK
16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik
Indeks KepuasanMasyarakat
17MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
PredikatAkuntabilitaskinerjaPredikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah
6 Meningkatkankualitaslingkungan hidup
IndeksKualitasLingkungan
18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan
Indeks KualitasLingkungan
19 Menurunnya tingkatemisi gas rumah kaca
Intensitas Emisi(ton CO2/PDRB US$ juta)
2.3.4 Strategi, Arah Kebijakan Daerah, Program dan Indikator KinerjaDalam RPJMD 2013 – 2018
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis
melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk
mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok
ukur kinerja.
2.3.4.1 Strategi
Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi, adalah sebagai berikut:
1. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Kualitas Sumber Daya
Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, yaitu:
a. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan
b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
c. Pengembangan ekonomi kerakyatan
2. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang
Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan,
yaitu :
a. Percepatan Pengentasan Kemiskinan
b. Peningkatan dan Perluasan Kesempatan kerja
c. Pengembangan ekonomi kerakyatan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
28
d. Percepatan transformasi ekonomi
e. Pengembangan agribisnis
f. Peningkatan Produksi Pangan
g. Pemenuhan Kebutuhan Energi ramah Lingkungan
3. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang
Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata,yaitu:
a. Peningkatan kualitas infrastruktur dasar
4. Strategi untuk mencapai misi: : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan
yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik,
yaitu :
a. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan
5. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang
Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim, yaitu :
a. Peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Tabel 2.3
Penentuan StrategiSasaran Indikator Kineja Strategi
1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)
1 IPM 1 Peningkatan kualitaspenyelenggaraan pendidikan
2 Meningkatnyaharapan lamasekolah
2 Angka harapanlama sekolah(tahun)
2 Peningkatan kualitaspelayanan kesehatan
3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah
3 Angka rata-ratasekolah (tahun)
3 Pengembangan ekonomikerakyatan
4 Meningkatnya angkaharapan hidup
4 Angka harapanhidup (tahun)
5 Menurunnya tingkatkemiskinan
5 Tingkat Kemiskinan(%)
6 Menurunnya tingkatpengangguran
6 TingkatPengangguran (%)
4 Percepatan PengentasanKemiskinan
7 Meningkatnyastandar hidup layak
7 Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)
5 Peningkatan dan PerluasanKesempatan kerja
8 Meningkatnya dayabeli masyarakat
8 Tingkat Inflasi (%) 6 Pengembangan ekonomikerakyatan
9 Indeks tendensikonsumen
7 Percepatan transformasiekonomi
9 Menurunnya IndeksGini
10 Indeks Gini 8 Pengembangan agribisnis
10 Meningkatnyapertumbuhan ekonomi
11 Pertumbuhanekonomi dengan
9 Peningkatan ProduksiPangan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
29
yang berkualitas migas (%)12 Pertumbuhan
ekonomi tanpamigas (%)
10 Pemenuhan KebutuhanEnergi ramah Lingkungan
13 Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas
14 Share sektorpertanian dalam artiluas (%)
15 Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas
12 Tercapaianyaswasembada pangan
16 Rasio pemenuhanberas (%)
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
17 Bauran energi baruterbarukan (%)
11 Peningkatan kualitasinfrastruktur dasar
14 Meningkatnyakepuasan masayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar
18 Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebas KKN
19 Indeks PersepsiKorupsi
12 Reformasi birokrasi dan tatakelola pemerintahan
20 Opini BPK16 Terwujudnya
peningkatan kualitaspelayanan publik
Indeks KepuasanMasyarakat
17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
21 PredikatAkuntabilitaskinerja
22 Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah
18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan
24 Indeks KualitasLingkungan
13 Peningkatan kualitaslingkungan hidup.
19 Menurunnya tingkatemisi gas rumah kaca
25 Intensitas Emisi(ton CO2/PDRB US$ juta)
2.3.4.2 Arah Kebijakan Daerah
1. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Pertama : Mewujudkan
Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing
Tinggi, adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kesadaran masyarakat
b. Perluasan Subsidi Pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia
wajib belajar
c. Peningkatan Relevansi dan mutu pendidikan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
30
d. Peningkatan kesempatan belajar anak
e. Peningkatan akses di bidang kesehatan
f. Peningkatan mutu di bidang kesehatan
g. Menjaga ekspektasi masyarakat melalui transparasi harga
h. Pengarusutamaan gender
2. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Kedua : Mewujudkan Daya
Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan
Energi Terbarukan, adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Kualitas Bantuan dan Perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin;
b. Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian bekerja
c. Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin
d. Penyediaan infrastruktur dasar bagi masyarakat miskin
e. Perluasan lapangan kerja
f. Peningkatan Kualitas tenaga kerja
g. Peningkatan daya saing tenaga kerja dan pengembangan
kesempatan kerja
h. Menjaga stabilitas harga dan efisiensi distribusi barang
i. Peningkatan investasi sektor UMKM
j. Menjaga ekspektasi masyarakat melalui transparasi harga
k. Peningkatan investasi daerah dengan menciptakan iklim investasi
yang berdaya saing global
l. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru
m. Peningkatan nilai tambah produk pertanian dalam arti luas (Integrasi
Proses Hulu Hilir)
n. Peningkatan ekspor produk olahan
o. Pengembangan ekowisata
p. Meningkatnya ekspor produk unggulan daerah
q. Penguatan mata rantai kawasan2 agribisnis
r. Penerapan Inovasi Teknologi Agrobisnis
s. Pengembangan industri pengolahan produk unggulan daerah
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
31
t. Peningkatan areal pertanian melalui cetak sawah dan optimasi
lahan;
u. Penerapan mekanisasi dan teknologi pertanian
v. Penyediaan tenaga kerja petani melalui program transmigrasi
w. Peningkatan infrastrutur pertanian
x. Peningkatan produktivitas pertanian
y. Perbaikan tata niaga produk pangan
z. Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan
aa.Peningkatan rasio elektrifikasi.
3. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Ketiga : Mewujudkan
Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata,
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur transportasi
b. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur dan transportasi di
kawasan Maloy, kawasan industri lainnya dan pusat pertumbuhan
c. Peningkatan konektivitas antar kawasan industri dan pusat
pertumbuhan
4. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Keempat : Mewujudkan
Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan
Berorientasi pada Pelayanan Publik, adalah sebagai berikut:
a. Standarisasi rencana dan prosedur tiga prioritas focus
b. Peningkatan kapasitas dan manajemen aparatur
c. Percepatan pencapaian target-target penyelenggaraan Reformasi
birokrasi (RB) dan tatakelola pemerintahan yang baik
5. Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Kelima : Mewujudkan
Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif
Perubahan Iklim, adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan tata kelola dan perijinan pemanfaatan hutan dan lahan
b. Meningkatkan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
tata ruang dan luas tutupan lahan.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
32
c. Penerapan konsep dan strategi pembangunan ekonomi (green
economy) yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
d. Pemanfaatan lahan-lahan terdegradasi
e. Meningkatkan kualitas udara, Perairan, dan lingkungan hidup
perkotaan
f. Penegakan hukum lingkungan.
g. Pengarusutamaan perubahan iklim dalam dokumen perencanaan
pembangunan
h. Penurunan emisi gas rumah kaca
Tabel 2.4
Perumusan Arah Kebijakan PembangunanTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 Meningkatkankualitas SDMKaltim
1 MeningkatnyaIndeksPembangunanManusia (IPM)
1 Peningkatankualitaspenyelenggaraanpendidikan
1 Peningkatankesadaranmasyarakat
2 Meningkatnyaharapan lamasekolah
2 Peningkatankualitas pelayanankesehatan
2 Perluasan SubsidiPendidikan bagiseluruh peserta didikdalam usia wajibbelajar
3 Meningkatnyarata-rata lamasekolah
3 Pengembanganekonomikerakyatan
3 PeningkatanRelevansi dan mutupendidikan
4 Meningkatnyaangka harapanhidup
4 Peningkatankesempatan belajaranak
5 Peningkatan akses dibidang kesehatan
6 Peningkatan mutu dibidang kesehatan
7 Menjaga ekspektasimasyarakat melaluitransparasi harga
8 Pengarusutamaangender
2 Meningkatkankesejahteraandan pemerataanpendapatanmasyarakat
5 Menurunnyatingkatkemiskinan
4 PercepatanPengentasanKemiskinan
1 Peningkatan KualitasBantuan danPerlindungan sosialbagi masyarakatmiskin
6 Menurunnyatingkatpengangguran
5 Peningkatan danPerluasanKesempatan kerja
2 Pemberdayaanmasyarakat dalamkemandirian bekerja
7 Meningkatnyastandar hiduplayak
8 Meningkatnyadaya belimasyarakat
6 Pengembanganekonomikerakyatan
3 Pemberdayaan usahaekonomi masyarakatmiskin
7 Percepatantransformasiekonomi
4 Penyediaaninfrastruktur dasarbagi masyarakatmiskin
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
33
9 MenurunnyaIndeks Gini
8 Pengembanganagribisnis
5 Perluasan lapangankerja
6 Peningkatan Kualitastenaga kerja
7 Peningkatan dayasaing tenaga kerjadan pengembangankesempatan kerja
8 Menjaga stabilitasharga dan efisiensidistribusi barang
9 Peningkatan investasisektor UMKM
10 Menjaga ekspektasimasyarakat melaluitransparasi harga
3 Meningkatkanpertumbuhanekonomi hijau
10 Meningkatnyapertumbuhanekonomi yangberkualitas
9 PeningkatanProduksi Pangan
1 Peningkatan investasidaerah denganmenciptakan ikliminvestasi yangberdaya saing global
10 PemenuhanKebutuhan Energiramah Lingkungan
2 Pengembanganpusat-pusatpertumbuhanekonomi baru
3 Peningkatan nilaitambah produkpertanian dalam artiluas (Integrasi ProsesHulu Hilir)
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalamarti luas
4 Peningkatan eksporproduk olahan
12 Tercapaianyaswasembadapangan
5 Pengembanganekowisata
13 Meningkatnyapemanfaatanenergi terbarukan
6 Meningkatnya eksporproduk unggulandaerah
7 Penguatan matarantai kawasan2agribisnis
8 Penerapan InovasiTeknologi Agrobisnis
9 Pengembanganindustri pengolahanproduk unggulandaerah
10 Peningkatan arealpertanian melaluicetak sawah danoptimasi lahan
11 Penerapanmekanisasi danteknologi pertanian
12 Penyediaan tenagakerja petani melaluiprogram transmigrasi
13 Peningkataninfrastrutur pertanian
14 Peningkatanproduktivitaspertanian
15 Perbaikan tata niagaproduk pangan
16 Peningkatan bauranenergi baru danterbarukan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
34
17 Peningkatan rasioelektrifikasi
4 Menyediakaninfrastruktur dasaryang berkualitas
14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadappelayananinfrastruktur dasar
11 Peningkatankualitasinfrastruktur dasar
1 Peningkatan kualitasdan kapasitasinfrastrukturtransportasi
2 Peningkatan kualitasdan kapasitasinfrastruktur dantransportasi dikawasan Maloy,kawasan industrilainnya dan pusatpertumbuhan
3 Peningkatankonektivitas antarkawasan industri danpusat pertumbuhan
5 Merwujudkan tatakelolapemerintahanyang baik
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN
12 Reformasi birokrasidan tata kelolapemerintahan
1 Standarisasi rencanadan prosedur tigaprioritas focus
16 Terwujudnyapeningkatankualitaspelayanan publik
2 Peningkatankapasitas danmanajemen aparatur
17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitaskinerja
3 Percepatanpencapaian target-targetpenyelenggaraanReformasi birokrasi(RB) dan tatakelolapemerintahan yangbaik
6 Meningkatkankualitaslingkungan hidup
18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan
13 Peningkatankualitas lingkunganhidup.
1 Perbaikan tata keloladan perijinanpemanfaatan hutandan lahan
19 Menurunnyatingkat emisi gasrumah kaca
2 Meningkatkan kualitasperencanaan,pemanfaatan danpengendalian tataruang dan luastutupan lahan.
3 Penerapan konsepdan strategipembangunanekonomi (greeneconomy) yangramah lingkungan danberkelanjutan
4 Pemanfaatan lahan-lahan terdegradasi
5 Meningkatkan kualitasudara, Perairan, danlingkungan hidupperkotaan
6 Penegakan hukumlingkungan.
7 Pengarusutamaanperubahan iklimdalam dokumenperencanaanpembangunan
8 Penurunan emisi gasrumah kaca
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
35
2.3.4.3 Program
Untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan program pembangunan, yatu:
1. Program untuk mencapai Misi Pertama: Mewujudkan Kualitas Sumber
Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, adalah
sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas
I Mewujudkan KualitasSumber DayaManusia Kaltim yangMandiri dan BerdayaSaing Tinggi
1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)
2 Meningkatnya harapanlama sekolah
1 Program Peningakatan MutuPendidik dan TenagaKependidikan
3 Meningkatnya rata-ratalama sekolah
2 Program wajib belajarpendidikan dasar sembilantahun
3 Program pendidikanmenengah
4 Program PeningkatanPendidikan danPengembangan Sumber DayaMasyarakat
4 Meningkatnya angkaharapan hidup
5 Program StandarisasiPelayanan Kesehatan
6 Program PelayananKesehatan Penduduk Miskin
2. Program untuk mencapai Misi Kedua: Mewujudkan Daya Saing Ekonomi
yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi
Terbarukan, adalah sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas
II MewujudkanDaya SaingEkonomi yangBerkerakyatanBerbasis SumberDaya Alam danEnergiTerbarukan
5 Menurunnya tingkatkemiskinan
7 Program PenanggulanganKemiskinan bidangPenanggulangan Bencana
8 Program PenanggulanganKemiskinan bidang Perumahandan Pemukiman
6 Menurunnya tingkatpengangguran
9 Program PengembanganKewirausahaan dan keunggulanKompetitif Usaha Kecil Menengah
10 Program peningkatan upayapenumbuhan kewirausahaan dankecakapan hidup pemuda
11 Program PengembanganKewirausahaan Kompetitif
12 Program Peningkatan KesempatanKerja
13 Program Pemberdayaan RemajaPutus Sekolah
7. Meningkatnyastandar hidup rakyat
14 Program pengendalian danevaluasi hasil pelaksanaan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
36
pembangunan daerah8 Meningkatnya daya
beli masyarakat15 Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri16 Program Peningkatan Sinergi
Kebijakan Ekomoni Daerah17 Program Pembangunan jalan Tol
9 Menurunnya IndeksGini
10 Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas
18 Program PengendalianPelaksanaan Investasi
19 Program Perencanaan danPengendalian Iklim PenanamanModal
20 Program Kemudahan Pelayanandan Percepatan Proses Perijinan
21 Program Penataan Struktur Industri22 Program Peningkatan dan
Pengembangan Industri23 Program Peningkatan Pemasaran
Hasil Produksi Peternakan24 Program Peningkatan Kerjasama
perdagangan25 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor26 Program Peningkatan daya saing
investasi sektor jalan dan jembatan27 Program Peningkatan daya saing
investasi sektor transportasi darat,laut, udara dan ASDP
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas
28 Program Perluasan KomoditasPerkebunan Non Sawit
29 Program Perluasan Kebun Sawit30 Program Peningkatan Produktivitas
Perkebunan31 Program Pengembangan Kawasan
dan Usaha Peternakan32 Program Pengembangan Produksi
Budidaya dan Penguatan DayaSaing Produk Perikanan
12 Tercapaianyaswasembada pangan
33 Program Peningkatan Produksipertanian tanaman pangan
34 Program Penerapan TeknologiPertanian tanaman pangan
35 Program Pengembangan danPengelolaan Jaringan Irigasi, Rawadan Jaringan Pengairan Lainnya
36 Program Peningkatan KetahananPangan
37 Program Peningkatan ProduksiPeternakan
38 Program pengembangan perikanantangkap
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
39 Program Diversifikasi Energi40 Program Pengusahaan
Ketenagalistrikan41 Program pengembangan
Ketenagalistrikan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
37
3. Program untuk mencapai Misi Ketiga: Mewujudkan Infrastruktur Dasar
yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata, adalah sebagai
berikut:Misi Sasaran Program Prioritas
III MewujudkanInfrastrukturDasar yangBerkualitas bagiMasyarakatsecara Merata
14 Meningkatnyakepuasan masyarakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar
42 Program Pembangunan Jalan danJembatan
43 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
44 Program pembukaan keterisolasianwilayah sektor jalan dan jembatan
45 Program pembukaan keterisolasianwilayah sektor transportasi darat,sungai, danau dan penyebrangan
46 Program pembukaan keterisolasianwilayah sector transportasi udara
47 Program sarana dan prasaranatelekomunikasi
48 Program Penyediaan danpengelolaan air baku
49 Program pengembangan kinerjapengelolaan air minum
50 Program peningkatan daya saingsektor sumberdaya air
51 Program pengendalian banjir
4. Program untuk mencapai Misi Keempat : Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada
Pelayanan Publik, adalah sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas
IV Mewujudkan TataKelolaPemerintahanyang Profesional,Transparan danBerorientasi padaPelayanan Publik
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN
52 Program penguatan kelembagaan53 Program pengembangan zona
integritas54 Program pencegahan dan
pemberantasan KKN55 Program peningkatan dan
Pengembangan PengelolaanKeuangan Daerah
56 Program peningkatan Sarana danPrasarana Daerah
16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik
57 Program peningkatan PelayananPublik
58 Program pembinaan danpengembangan aparatur
59 Program Integrasi aplikasi60 Program Pengembangan data statistik
dan spasial
17
MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
61 Program peningkatan kualitasmanajemen berbasis kinerja
62 Peningkatan Kinerja PemerintahanDaerah
63 Program Pendidikan politikmasyarakat
64 Program Pengembangan danpengelolaan penggunaan assetdaerah dalam pembangunan daerah
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
38
5. Program untuk mencapai Misi Kelima : Mewujudkan Kualitas
Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim,
adalah sebagai berikut:Misi Sasaran Program Prioritas
V MewujudkanKualitasLingkunganyang Baik danSehat sertaBerperspektifPerubahan Iklim
18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan
65 Program Pengelolaan DAS danRHL
66 Program Rehabilitasi Reklamasilahan Pasca tambang
67 Program mitigasi emisi gas rumahkaca
68 Program PengendalianPencemaran Lingkungan
69 Program PenyelenggaraanPenataan Ruang
70 Program Pengembangan KinerjaPengelolaan Persampahan
71 Program Penyehatan LingkunganPemukiman
72 Program Peningkatan Peran sertamasyarakat dalam pengelolaan LH
73 Program konservasi lahan dan air19 Menurunnya tingkat
emisi gas rumah kaca74 Program Pengarusutamaan
Perubahan Iklim dan greenekonomi dalam PerencanaanPembangunan Daerah
75 Program perlindungan atmosfir danperubahan iklim
2.3.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan tersebut di atas, ditetapkan
prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama
dengan sasarannya sebagai berikut.
Tabel 2.5
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah ProvinsiKalimantan Timur
Sasaran Strategis Strategi/Prioritas Pembangunan1 Meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
S1 Peningkatan akses dan mutupelayanan pendidikan
2 Meningkatnya harapan lamasekolah
3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah
4 Meningkatnya angka harapanhidup
S2 Peningkatan akses dan mutupelayanan Kesehatan
5 Menurunnya tingkat kemiskinan S3 Percepatan Pengentasan Kemiskinan6 Menurunnya tingkat
pengangguranS4 Peningkatan dan Perluasan
Kesempatan kerja
7 Meningkatnya standar hiduplayak S5 Pengendalian inflasi dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
39
8 Meningkatnya daya belimasyarakat
9 Menurunnya Indeks Gini
10 Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas
S6 Percepatan transformasi ekonomi
11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas
S7 Pengembangan agribisnis(Peningkatan Skala ProduksiPertanian)
12 Tercapaianya swasembadapangan
S8 Peningkatan Produksi Pangan
13 Meningkatnya pemanfaatan energiterbarukan
S9 Pengembangan energi baru terbarukan
14 Meningkatnya kepuasanmasayrakat terhadap pelayananinfrastruktur dasar
S10 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar
15 Terwujudnya pemerintah yangbersih dan bebas KKN
S11 Reformasi birokrasi dan tata kelolapemerintahan
16 Terwujudnya peningkatankualitas pelayanan publik
17 Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja
18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan S12 Peningkatan kualitas lingkungan hidup19 Menurunnya tingkat emisi gasrumah kaca
Kerangka pembangunan dalam konteks negara kesatuan mengandung arti
terdapatnya kesesuaian antara kerangka pembangunan di tingkat pusat
dengan pembangunan di daerah, dalam satu wadah bernama
pembangunan nasional. Karenanya, prioritas pembangunan di daerah
tertuang dalam RPJMD 2013-2018, yang dimaksud adalah:
1. Peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan;
2. Peningkatan akses dan mutu pelayanan Kesehatan;
3. Percepatan Pengentasan Kemiskinan;
4. Peningkatan dan Perluasan Kesempatan kerja;
5. Pengendalian inflasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;
6. Percepatan transformasi ekonomi;
7. Pengembangan agribisnis (Peningkatan Skala Produksi Pertanian) ;
8. Peningkatan Produksi Pangan;
9. Pengembangan energi baru terbarukan;
10.Peningkatan kualitas infrastruktur dasar;
11.Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan; dan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
40
12.Peningkatan kualitas lingkungan hidup.
2.4 Indikator Kinerja Utama (IKU)Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih
meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap
instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU
(Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan
dan sasaran strategis organisasi.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan
dengan Peraturan Provinsi Kalimantan Timur Nomor 57 Tahun 2015,
sebagai berikut:
Tabel 2.6
Indikator Kinerja UtamaSasaran Indikator Kineja
1 Meningkatnya IndeksPembangunan Manusia (IPM)
1 IPM
2 Meningkatnya harapan lamasekolah
2 Angka harapan lama sekolah(tahun)
3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah
3 Angka rata-rata sekolah (tahun)
4 Meningkatnya angka harapanhidup
4 Angka harapan hidup (tahun)
5 Menurunnya tingkat kemiskinan 5 Tingkat Kemiskinan (%)6 Menurunnya tingkat pengangguran 6 Tingkat Pengangguran (%)
7 Meningkatnya standar hidup layak7 Paritas daya beli/Purchasing
power parity (PPP)(Perkapita/perhari)
8 Meningkatnya daya beli masyarakat 8 Tingkat Inflasi (%)9 Indeks tendensi konsumen
9 Menurunnya Indeks Gini 10 Indeks Gini
10 Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas
11 Pertumbuhan ekonomi denganmigas (%)
12 Pertumbuhan ekonomi tanpamigas (%)
13 Pertumbuhan ekonomi nonmigas dan non batubara
11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas
14 Share sektor pertanian dalamarti luas (%)
15 Laju pertumbuhan Ekonomisektor pertanian dalam arti luas
12 Tercapaianya swasembada pangan 16 Rasio pemenuhan beras (%)13 Meningkatnya pemanfaatan energi
terbarukan17 Bauran energi baru terbarukan
(%)14 Meningkatnya kepuasan
masayrakat terhadap pelayananinfrastruktur dasar
18 Indeks Kepuasan layananinfrastruktur dasar
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
41
15 Terwujudnya pemerintah yangbersih dan bebas KKN
19 Indeks Persepsi Korupsi20 Opini BPK
16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik
21 Indeks Kepuasan Masyarakat
17 Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja
22 Predikat Akuntabilitas kinerja23 Predikat kinerja
Penyelenggaraan PemerintahDaerah
18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan
24 Indeks Kualitas Lingkungan
19 Menurunnya tingkat emisi gasrumah kaca
25 Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $ juta)
2.5 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) berisikan
perencanaan yang global dengan penjabaran hanya sampai kepada
Program hingga perlu dioperasionalisasikan dengan perencanaan yang
lebih mikro sampai penjabaran terakhir pada kegiatan-kegiatan namun
masih dalam satu rangkuman dari seluruh perencanaan pembangunan baik
untuk Kementrian /Lembaga di Pusat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di Daerah, perencanaan yang lebih mikro tadi disebut dengan
Rencana Kerja Perangkat (RKP) di Pusat dan RKPD di Daerah.
Penyusunan RKT berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN
& RB) Nomor 29 Tahun 2010 Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Adapun Rencana Kinerja Tahunan 2017 Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur berdasarkan Sasaran Strategis pembangunan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.7
Rencana Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target1 Meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia(IPM)
IPM Indeks 75,08
2 Meningkatnya harapanlama sekolah
Angka harapan lamasekolah (tahun)
Tahun 13,70
3 Meningkatnya rata-ratalama sekolah
Angka rata-rata sekolah(tahun)
Tahun 11,50
4 Meningkatnya angka Angka harapan hidup Tahun 73,85
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
42
harapan hidup (tahun)5 Menurunnya tingkat
kemiskinanTingkat Kemiskinan (%) Persen 6,10
6 Menurunnya tingkatpengangguran
Tingkat Pengangguran(%)
Persen 7,18
7 Meningkatnya standarhidup layak
Paritas dayabeli/Purchasing powerparity (PPP)(Perkapita/perhari)
Perkapita/perhari 11600
8 Meningkatnya daya belimasyarakat
Tingkat Inflasi (%) Persen 4+1
Indeks tendensikonsumen
Indeks 106.5
9 Menurunnya Indeks Gini Indeks Gini Indeks 0,32
10Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas
Pertumbuhan ekonomidengan migas (%)
Persen 0,5+1
Pertumbuhan ekonomitanpa migas (%)
Persen 1+1
Pertumbuhan ekonominon migas dan nonbatubara
- 4+1
11 Meningkatnya kontribusisektor pertanian dalamarti luas
Share sektor pertaniandalam arti luas (%)
Persen 9
Laju pertumbuhanEkonomi sektor pertaniandalam arti luas
- 4,87+1
12 Tercapaianyaswasembada pangan
Rasio pemenuhan beras(%)
Persen 75
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
Bauran energi baruterbarukan (%)
Persen 2,12
14 Meningkatnya kepuasanmasayrakat terhadappelayanan infrastrukturdasar
Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar
Indeks 6,8
15Terwujudnya pemerintahyang bersih dan bebasKKN
Indeks Persepsi Korupsi Indeks 5,80
Opini BPK Opini WTP
16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik
Indeks KepuasanMasyarakat
Indeks 83
17 Meningkatnya Kapasitasdan akuntabilitas kinerja
Predikat Akuntabilitaskinerja
Nilai/Predikat 78,00(BB)
Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah
Predikat Sangattinggi
18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan
Indeks KualitasLingkungan
Indeks 81,99
19 Menurunnya tingkat emisigas rumah kaca
Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $ juta)
(ton CO2/PDRBUS $ juta)-
1.800
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
43
2.5.1 Program untuk Pencapaian SasaranBerdasarkan visi, misi tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan
yang yang telah ditetapkan dalam RPJMD, maka upaya pencapaiannya
kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program
prioritas daerah. Adapun program-program prioritas untuk mendukung
masing-masing sasaran sebagai berikut :
Tabel 2.8
Program Untuk Pencapaian SasaranNo. Sasaran Didukung jumlah
Program1 Meningkatnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)-
2 Meningkatnya harapan lama sekolah 13 Meningkatnya rata-rata lama sekolah 34 Meningkatnya angka harapan hidup 25 Menurunnya tingkat kemiskinan 26 Menurunnya tingkat pengangguran 57 Meningkatnya standar hidup layak 38 Meningkatnya daya beli masyarakat 19 Menurunnya Indeks Gini -
10 Meningkatnya pertumbuhan ekonomiyang berkualitas
10
11 Meningkatnya kontribusi sektor pertaniandalam arti luas
5
12 Tercapaianya swasembada pangan 613 Meningkatnya pemanfaatan energi
terbarukan3
14 Meningkatnya kepuasan masayrakatterhadap pelayanan infrastruktur dasar
10
15 Terwujudnya pemerintah yang bersih danbebas KKN
5
16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik
4
17 Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitaskinerja
4
18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan
9
19 Menurunnya tingkat emisi gas rumahkaca
2
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
44
2.6 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2017 yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan, program dan
sasaran di Tahun 2017 menjadi tumpuan bagi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur untuk mewujudkan kinerja output ataupun outcome yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2017 berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi
Birokrasi dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja,Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 dijadikan acuan untuk mengukur
Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 dan
melaporkannnya dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP).
Tabel 2.9
Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab1 Meningkatnya
IndeksPembangunanManusia (IPM)
IPM Indeks 75,08 Disdik, Diskes, Ekonomi,Dinsos, Disnaker
2 Meningkatnyaharapan lamasekolah
Angka harapan lamasekolah (tahun)
Tahun 13,70 Dinas Pendidikan
3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah
Angka rata-ratasekolah (tahun)
Tahun 11,50 Dinas Pendidikan
4 Meningkatnyaangka harapanhidup
Angka harapan hidup(tahun)
Tahun 73,85 Dinas Kesehatan
5 Menurunnyatingkat kemiskinan
Tingkat Kemiskinan(%)
Persen 6,10 Ekonomi, BPPMD
6 Menurunnyatingkatpengangguran
TingkatPengangguran (%)
Persen 7,18 Dinas Sosial
7Meningkatnyastandar hiduplayak
Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)
Perkapita/perhari 11600 Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi
8 Meningkatnya dayabeli masyarakat
Tingkat Inflasi (%) Persen 4+1 Tim PengendaliInflasiDaerah
Indeks tendensikonsumen
Indeks 106.5 Dinsos, Disnaker,Disperindagkop
9 Menurunnya IndeksGini
Indeks Gini Indeks 0,32 Ekonomi, Dinsos
10 Meningkatnya Pertumbuhan Persen 0,5+1 Distamben, Pertamina
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
45
pertumbuhanekonomi yangberkualitas
ekonomi denganmigas (%)Pertumbuhanekonomi tanpa migas(%)
Persen 1+1 Dishut, Distan, Disbun,Disperindagkop
Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara
- 4+1 Dishut, Distan, Disbun,Disperindagkop
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas
Share sektorpertanian dalam artiluas (%)
Persen 9 Dishut, Distan, Disbun,Disperindagkop
Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas
- 4,87+1
12 Tercapaianyaswasembadapangan
Rasio pemenuhanberas (%)
Persen 75 DinasPertanian
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
Bauran energi baruterbarukan (%)
Persen 2,12 Distamben, PLNdanSwasta
14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar
Indeks Kepuasanlayanan infrastrukturdasar
Indeks 6,8 Dinas PU, DinasPerhubungan
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN
Indeks PersepsiKorupsi
Indeks 5,80 Biro Keuangan,Inspektorat
16 Terwujudnyapeningkatankualitas pelayananpublik
Opini BPK Opini WTPIndeks KepuasanMasyarakat
Indeks 83 Biro Organisasi
17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
PredikatAkuntabilitas kinerja
Nilai/Predikat 78,00(BB)
Biro Organisasi
Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah
Predikat Sangattinggi
BiroPemerintahan,Perbatasandan Otonomi Daerah
18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan
Indeks KualitasLingkungan
Indeks 81,99 BLH
19 Menurunnya tingkatemisi gas rumahkaca
Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $juta)
(ton CO2/PDRBUS $ juta)-
1.800 BLH, Kehutanan,Perkebunan, Distamben
2.6.1 Rencana Anggaran Tahun 2017Dari kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan Pendapatan
dan Pembiayaan (Pembiayaan netto) maka jumlah pendanaan yang
dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun Anggaran 2017 adalah
sebesar Rp 611.166.600.279,55 yang digunakan untuk membiayai Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci realisasi anggaran
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
46
Tabel 2.10
Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan TimurTahun Anggaran 2017 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI)
No. Uraian Rencana (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Langsung 4.310.929.042.291 4.004.368.028.593,98 92,89
2 Belanja Tidak Langsung 1.698.837.530.019 1.453.137.226.055,16 85,54
Jumlah 6.009.766.572,310 5.457.505.254.649,14 90,18Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahAlokasi anggaran belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan untuk
membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung
pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.11
Alokasi per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2017
No. Sasaran Anggaran %Anggaran
1 Meningkatnya Indeks PembangunanManusia (IPM)
- -
2 Meningkatnya harapan lama sekolah 11.751.250.000 98,86%3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah 28.540.855.875 98,34%4 Meningkatnya angka harapan hidup 150.000.000 64,20%5 Menurunnya tingkat kemiskinan 185.040.000 98,84%6 Menurunnya tingkat pengangguran 911.300.000 93,34%7 Meningkatnya standar hidup layak 1.766.050.000 98,37%8 Meningkatnya daya beli masyarakat 88.377.368.800 99,99%9 Menurunnya Indeks Gini - -
10 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yangberkualitas
456.662.626.237 96,88%
11 Meningkatnya kontribusi sektor pertaniandalam arti luas
1.308.650.000 97,55%
12 Tercapaianya swasembada pangan 21.007.280.000 79,43%13 Meningkatnya pengembangan dan
pemanfaatan energi terbarukan32.987.327.500 95,11%
14 Meningkatnya kepuasan masayrakatterhadap pelayanan infrastruktur dasar
304.348.728.971 95,52%
15 Terwujudnya pemerintah yang bersih danbebas KKN
3.930.450.000 84,12%
16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik
10.930.028.000 98,17%
17 Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitaskinerja
1.824.860.550 90,03%
18 Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan 62.067.461.143 2,52%19 Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca 707.900.000 92,35%
Jumlah Rp.1.537.457.177.076 90,79%Total Belanja Langsung Rp.4.310.929.042.291 85,54%
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
47
Pada tabel di atas, pada pos belanja langsung dibagi menjadi anggaran
yang digunakan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan
anggaran untuk belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah
anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar Rp.1.537.457.177.076,-
atau sebesar 85,54% dari total belanja langsung.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
48
Bab IIIAkuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tidak terlepas dari rangkaian
mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari
Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, tidak
terlepas dari pelaksanaan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari
berbagai piranti perencanaan pembangunan yang sudah dibuat tersebut,
hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan
pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen
pendukungnya.
Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya
terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti
pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah
kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana
kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan
berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat.
3.1 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Sebelumnya.Hasil Evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi terhadap Laporan Hasil Evaluasi atas
Implementasi Sistem AKIP Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi
Sistem AKIP Tahun Sebelumnya, dengan rincian penilaian tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas kinerja
No. Komponen Yang Nilai BobotNilai
2016 20171 2 3 4 5a. Perencanaan Kinerja 30% 25,33 25,35b. Pengukuran Kinerja 25% 18,84 18,90c. Pelaporan Kinerja 15% 12,46 12,47d. Evaluasi Kinerja 10% 7,27 7,31e. Capaian Kinerja 20% 13,46 13,47
Nilai Hasil Evaluasi 100% 77,36 77,50Tingkat Akuntabiltas Kinerja BB BB
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
49
2. Berdasarkan uraian di atas dalam rangka lebih mengefektifkan
penerapan budaya kinerja, kami merekomendasikan kepada
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memperhatikan dan
menindaklanjuti beberapa hal sebagai berikut :Rekomendasi Tindak Lanjut
1 Mendorong penerapan budayakinerja dengan menyelaraskanukuran-ukuran kinerja organisasi,proses bisnis yang mendasaripencapaian kinerja, kualitas dankapasitas SDM aparatur yangsesuai dengan kinerja yangdiharapkan.
1 Penyusunan PK sampai denganEs IV.
2 Melakukan Penyusunan CascadingKinerja sampai ke tingkat EselonIV
3 Penyusunan Rencana Aksi atasKinerja (sesuai dengan PK)
4 Penyusunan Indikator KinerjaIndividu sampai tingkat eselon IV
2 Optimalisasi pelaksanaanmonitoring dan evaluasi capaiankinerja secara periodik olehKepala Daerah/OPD danmemanfaatkan hasil pengukurancapaian kinerja sebagai dasarpemberian rerward andpunishment.
1. Pembangunan Aplikasi SiAKIP.2 Menyempurnakan sistem
monitoring dan evaluasi kinerjapertriwulan (E-SAKIP) denganselalu melakukan update datasecara actual.
3 Melakukan monitoring dan evaluasipencapaian kinerja berdasarkanperjanjian kinerja secara berkaladan menindaklanjuti atas hasilmonitoring evaluasi tersebut.
4 SAKIP (Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah)merupakan alat kontrol pimpinanyang tepat terhadap kinerjabawahan di lingkungan birokrasi.Manfaat SAKIP dapat mengukurkinerja pemerintah provinsi danSKPD, juga sebagai fungsimanajemen, promosi, mutasi, danrotasi. Selain itu menjadi outcomekeberhasilan pembangunanpemprov. dan SKPD bisa terukurtingkat efektifitas dan afisiensikinerja pegawai dan akuntabilitasmenjadi lebih baik untuk menjadidasar pemberian reward danpunishment.
5 Dalam rangka monitoring danevaluasi capaian Kinerjaberdasarkan Perjanjian Kinerjatelah dilakukan Asistensi terhadapCapaian Kinerja SKPD Pertriwulan.
3 Melakukan reviu terhadapprogram, kegiatan dan komponenanggaran dengan mengacu padapenyempurnaan tujuan dansasaran. Hasil Reviu harus dapat
1. Asistensi Keselarasan /Kesesuaian Indikator KinerjaRPJMD dengan Renstra SKPD.
2 melakukan evaluasi terhadapprogram dan kegiatan yang lebih
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
50
memastikan bahwa anggaranmemang dialokasikan hanyauntuk pencapaian sasaranstrategis pembangunan danpemilihan program/kegiatan yangmendukung tujuan dan sasaran.
fokus sasaran RPJMD.3 Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur telah membuat cascadingdari sasaran RPJMD sampai kesasaran Rencana Strategis SKPDsesuai dengan penjabaran visi danmisi RPJMD.
4 Melakukan Analisis Kajian danEvaluasi Program Kegiatan yangmendukung Sasaran RPJMDdengan memperhatikan keterkaitanProgram kegiatan pada RPJMD(Apakah berdampak atau tidakberdampak terhadap pencapaianprioritas pada RPJMD), Efisiensiterhadap biaya overhead, Programkegiatan Perangkat Daerah harusselaras dengan Program KegiatanRPJMD agar lebih fokus dalampencapaian kinerja.
4 Meningkatkan kualitas evaluasiAKIP Organisasi PerangkatDaerah oleh InspektoratProv.Kaltim sehingga dapatmendorong perbaikanimplementasi SAKIP olehPerangkat Daerah secarasignifikan.
1 Bimbigangan teknis evaluasiakuntabilitas kinerja instansipemerintah untuk auditor denganfasilitator dari Kementerian PANdan RB .
2 Melakukan Study banding(Benchmarking) untuk memperolehgambaran dalam (insight)mengenai kondisi kinerjaorganisasi sehingga dapatmengadopsi best practice untukmeraih sasaran yang diinginkan
5 Meningkatkan sinergitas dankerjasama dengan seluruhKabupaten dan Kota di Kaltimagar terwujud peningkatankualitas implementasi SAKIPyang merata di seluruh Kaltim.
1. Melakukan Coaching Clinic SAKIPpada Pemerintah Kabupaten danKota
2 Mendorong PemerintahKabupaten/Kota agarmeningkatkan implementasiSistem AKIP karena nilaiakuntabilitas kinerja Pemkab/kotajuga akan mendukung /mempengaruhi nilai akuntabilitaskinerja Pemprov. Untukmendorong meningkatkan SistemAKIP di Kabupaten/Kota telahdilakukan Pembinaan danPengawasan Sistem AKIP padaKabupaten/Kota.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
51
3.2 Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi KalimantanTimur.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan
instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang
dilakukan secara mandiri (self assessement) oleh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan
penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB) yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, untuk
pemenuhan target indikator internal mencerminkan pencapaian indeks
reformasi birokrasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dari 8
(delapan) area perubahan. Simpulan hasil Evaluasi adalah sebagai
berikut
Tabel 3.1
Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2016 dan Tahun 2017
Komponen Penilaian Bobot Nilai2016 2017
A Komponen Pengungkit1 Manajemen Perubahan 5,00 3,06 3,182 Penataan Peraturan Perundang-
undangan 5,00 2,29 2,29
3 Penataan dan PenguatanOrganisasi 6,00 2,16 2,32
4 Penataan Tatalaksana 5,00 2,58 2,755 Penataan Sistem Manajemen
SDM Aparatur 15,00 11,26 11,37
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,12 4,357 Penguatan Pengawasan 12,00 7,02 7,228 Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik 6,00 3,94 3,94
Total Kompenen Pengungkit(A)
60,00 36,43 37,42
B Komponen Hasil1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 10,56 10,522 Survei Internal Integritas 6,00 4,00 3,783 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 5,53 5,534 Opini BPK 3,00 3,00 3,005 Survei Ekternal Pelayanan Publik 10,00 7,68 7,68
Toal Komponen Hasil (B) 40,00 30,78 30,51Indeks Reformasi Birokrasi(A+B)
100,00 67,21 67,93
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
52
Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/38/RB.04/2017 hal Pelaksanaan Evaluasi Reformasi Birokrasi
Tahun 2017, Pemerintah Prov. Kaltim mendapat nilai 67,93 atau
dengan predikat “B”.
Target kinerja ini dimunculkan pada tahun 2017 untuk
mengukur sejauh mana perkembangan pelaksanaan Reformasi
Birokrasi Pmerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
dalam menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik adaptif, berintegrasi, berkinerja tinggi, bersih dan bebas
KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi dan
memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.
Harapannya tahun berikutnya hasil Indeks reformasi birokrasi ini
mengalami perkembangan dan peningkatan yang lebih baik mengenai
pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur.
3.3 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah
ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja
dengan realisasi kinerja. Adapun dalam memberikan penilaian tingkat
Realisasi kinerja setiap sasaran.
Penilaian atas capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2017 menggunakan kategori capaian kinerja dengan skala
ordinal, yaitu sebagai berikut :
No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja
1. >100 Memuaskan
2. 85 % - 100 % Sangat Baik
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
53
3. 70% - < 85% Baik
4. 55% - <70% Cukup
<55 % Kurang Baik
Keberhasilan pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan
antara target (rencana) dengan realisasi indikator kinerja utama (IKU) yang
menggambarkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis.
Indikator Kinerja harus dapat mengukur ketercapaian tujuan yang
telah dirumuskan dari suatu program/kegiatan yang dilakukan. Bila semua
indikator yang telah ditetapkan berhasil mencapai tingkat yang diinginkan,
maka memberi gambaran kualitas ketercapaian tujuan.
Analisis capaian IKU mengungkapkan keterkaitan capaian IKU
dengan capaian sasaran secara efektif dan efisien yang merupakan
pembanding antara realisasi dengan rencana tahun bersangkutan. Lebih
lanjut, penjelasan mengenai posisi kinerja terhadap pencapaian rencana
strategis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis tersebut.
Adapun rincian pengukuran Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017
Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
1 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia (IPM)
1IPM Indeks 75,08 74,59 99,35
2 Meningkatnyaharapan lamasekolah
2 Angka harapanlama sekolah(tahun)
Tahun 13,70 13,35 97,45
3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah
3 Angka rata-ratasekolah (tahun) Tahun 11,50 9,24 80,35
4 Meningkatnya angkaharapan hidup
4 Angka harapanhidup (tahun) Tahun 73,85 73,68 99,77
5 Menurunnya tingkatkemiskinan
5 Tingkat Kemiskinan(%) Persen 6,10 6,19 98,55
6 Menurunnya tingkatpengangguran
6 TingkatPengangguran (%) Persen 7,18 6,91 103,91
7 Meningkatnyastandar hidup layak
7 Paritas dayabeli/Purchasingpower parity (PPP)(Perkapita/perhari)
Perkapita/perhari 11600 11.355 97,89
8 Meningkatnya dayabeli masyarakat
8 Tingkat Inflasi (%) Persen 4+1 3,15 75,339 Indeks tendensi
konsumen Indeks 106.5 97,91 99,24
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
54
9 Menurunnya IndeksGini
10 Indeks Gini Indeks 0,32 0,33 96,97
10Meningkatnyapertumbuhan ekonomiyang berkualitas
11 Pertumbuhanekonomi denganmigas (%)
Persen 0,5+1 3,13 234,00
12 Pertumbuhanekonomi tanpamigas (%)
Persen 1+1 4,04 303,50
13 Pertumbuhanekonomi non migasdan non batubara(%)
- 4+1 5,24 120,00
11
Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam artiluas
14 Share sektorpertanian dalam artiluas (%)
Persen 9 7,96 86,89
15 Laju pertumbuhanEkonomi sektorpertanian dalam artiluas
- 4,87+1 5,7 100
12 Tercapaianyaswasembada pangan
16 Rasio pemenuhanberas (%) Persen 75 61,52 82,03
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
17 Bauran energi baruterbarukan (%) Persen 2 2,12 106
14 Meningkatnyakepuasan masyarakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar
Indeks Kepuasanlayananinfrastruktur dasar
Indeks 6,8 7,00 102,94
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebas KKN
18 Indeks PersepsiKorupsi Indeks 5,80 5,56 95,86
19Opini BPK Opini WTP WTP WTP
16 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan publik
21 Indeks KepuasanMasyarakat Indeks 83 80,56 98,98
17MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
22 PredikatAkuntabilitaskinerja
Nilai/Predikat
BB(78,00)
BB(77,50) 99,36
23 Predikat kinerjaPenyelenggaraanPemerintah Daerah
Predikat Sangattinggi Tinggi Tinggi
18 Meningkatnya IndeksKualitas Lingkungan
24Indeks KualitasLingkungan Indeks 81,99 82,64 94,62
19 Menurunnya tingkatemisi gas rumah kaca
25 Intensitas Emisi(ton CO2/PDRBUS $ juta)
(tonCO2/PDRB US $
juta)-
1.800 1,515 118,81
Berdasarkan deskripsi pada tabel di atas, dapat disampaikan bahwa
persentase capaian masing-masing IKU secara umum telah tercapai
dengan optimal berdasarkan kategori pencapaian kinerja yang telah
ditetapkan.
Pelaporan akuntabilitas kinerja harus menyajikan data dan informasi
yang relevan bagi pembuat keputusan agar dapat
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
55
menginterpretasikan tingkat keberhasilan/kegagalan secara lebih luas dan
mendalam. Analisis pencapaian kinerja meliputi uraian keterkaitan
pencapaian kinerja kegiatan dan program dengan kebijakan dalam
rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi, serta visi.
Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara
rencana dan realisasi kinerja untuk seluruh sasaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur Tahun 2017 Per TriwulanSasaran Indikator Kineja Satuan Target
TahunanTriwulan Target Realisasi %
CapaianKet.
1 MeningkatnyaIndeksPembangunanManusia (IPM)
1 IPM Indeks 75,08 Triwulan 1 74,17 74,17 100 AngkaKompositTriwulan 2 74,17 74,17 100
Triwulan 3 75,08 74,59 99,35Triwulan 4 75,08 74,59 99,35
2 Meningkatnyaharapan lamasekolah
2 Angka harapanlama sekolah(tahun)
Tahun 13,70 Triwulan 1 13,70 13,35 97.45Triwulan 2 13,70 13,35 97.45Triwulan 3 13,70 13,35 97.45Triwulan 4 13,70 13,35 97.45
3 Meningkatnyarata-rata lamasekolah
3 Angka rata-ratasekolah (tahun)
Tahun 11,50 Triwulan 1 9,15 9,15 100Triwulan 2 9,15 9,15 100Triwulan 3 11,50 9,24 80,35Triwulan 4 11,50 9,24 80,35
4 Meningkatnyaangka harapanhidup
4 Angka harapanhidup (tahun)
Tahun 73,85 Triwulan 1 73,65 73,65 100Triwulan 2 73,65 73,65 100Triwulan 3 73,85 73,68 99,77Triwulan 4 73,85 73,68 99,77
5 Menurunnyatingkat kemiskinan
5 TingkatKemiskinan (%)
Persen 6,10 Triwulan 1 6,10 6,19 98,55Triwulan 2 6,10 6,19 98,55Triwulan 3 6,10 6,19 98,55Triwulan 4 6,10 6,19 98,55
6 Menurunnyatingkatpengangguran
6 TingkatPengangguran(%)
Persen 7,18 Triwulan 1 7,50 7,50 100Triwulan 2 7,50 7,50 100Triwulan 3 7,18 6,91 103,91Triwulan 4 7,18 6,91 103,91
7 Meningkatnyastandar hiduplayak
7 Paritas dayabeli/PPP
Perkapita/perhari
11600 Triwulan 1 11,23 11,23 100Triwulan 2 11600 11.355 97,89Triwulan 3 11600 11.355 97,89Triwulan 4 11600 11.355 97,89
8 Meningkatnyadaya belimasyarakat
8 Tingkat Inflasi(%)
Persen 4+1 Triwulan 1 4+1 3,15 75,33Triwulan 2 4+1 3,15 75,33Triwulan 3 4+1 3,15 75,33Triwulan 4 4+1 3,15 75,33
9 Indeks tendensiKonsumen (%)
106.5 Triwulan 1 106.5 97,91 99,24Triwulan 2 106.5 97,91 99,24Triwulan 3 106.5 97,91 99,24Triwulan 4 106.5 97,91 99,24
9 Menurunnya IndeksGini
10 Indeks Gini Indeks 0,32 Triwulan 1 0,32 0,32 100Triwulan 2 0,32 0,33 96,97Triwulan 3 0,32 0,33 96,97Triwulan 4 0,32 0,33 96,97
10 Meningkatnyapertumbuhanekonomi yangberkualitas
11 Pertumbuhanekonomi denganmigas (%)
Persen 0,5+1 Triwulan 1 0,5+1 3,13 234,00Triwulan 2 0,5+1 3,13 234,00Triwulan 3 0,5+1 3,13 234,00Triwulan 4 0,5+1 3,13 234,00
12 Pertumbuhanekonomi tanpamigas (%)
Persen 1+1 Triwulan 1 1+1 4,04 303,50Triwulan 2 1+1 4,04 303,50Triwulan 3 1+1 4,04 303,50Triwulan 4 1+1 4,04 303,50
13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara
- 4+1 Triwulan 1 4+1 5,24 120,00Triwulan 2 4+1 5,24 120,00Triwulan 3 4+1 5,24 120,00Triwulan 4 4+1 5,24 120,00
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalamarti luas
14 Share sektorpertanian dalamarti luas (%)
Persen 9 Triwulan 1 9 7,96 86,89Triwulan 2 9 7,96 86,89Triwulan 3 9 7,96 86,89Triwulan 4 9 7,96 86,89
15 Lajupertumbuhanekonomi sektorpertanian dalamarti luas
- 4,87+1 Triwulan 1 4,87+1 5,7 100Triwulan 2 4,87+1 5,7 100Triwulan 3 4,87+1 5,7 100Triwulan 4 4,87+1 5,7 100
12 Tercapaianya 16 Rasio Persen 75 Triwulan 1 70,17 70,17 100
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
56
swasembadapangan
pemenuhanberas (%)
Triwulan 2 75 61,52 82,03Triwulan 3 75 61,52 82,03Triwulan 4 75 61,52 82,03
13 Meningkatnyapemanfaatanenergi terbarukan
17 Bauran energibaru terbarukan(%)
Persen 2 Triwulan 1 1,27 1,27 100Triwulan 2 2 2,12 106Triwulan 3 2 2,12 106Triwulan 4 2 2,12 106
14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadappelayananinfrastruktur dasar
18 IndeksKepuasanlayananinfrastrukturdasar
Indeks 6,8 Triwulan 1 6,21 6,21 100Triwulan 2 6,8 7,00 102,94Triwulan 3 6,8 7,00 102,94Triwulan 4 6,8 7,00 102,94
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN
19 Indeks PersepsiKorupsi
Indeks 5,80 Triwulan 1 5,58 5,58 100Triwulan 2 5,80 5,56 95,86Triwulan 3 5,80 5,56 95,86Triwulan 4 5,80 5,56 95,86
20 Opini BPK Opini WTP Triwulan 1 WTP WTP WTPTriwulan 2 WTP WTP WTPTriwulan 3 WTP WTP WTPTriwulan 4 WTP WTP WTP
16 Terwujudnyapeningkatankualitas pelayananpublik
21 IndeksKepuasanMasyarakat
Indeks 83 Triwulan 1 75 75 100Triwulan 2 75 75 100Triwulan 3 75 75 100Triwulan 4 83 80,56 98,98
17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
22 PredikatAkuntabilitaskinerja
Nilai/Kategori
(78,00)BB
Triwulan 1 77,36 77,36 100Triwulan 2 77,36 77,36 100Triwulan 3 77,49 77,49 100Triwulan 4 77,50 77,50 100
23 Predikat kinerjaPenyelenggaraan PemerintahDaerah
Predikat Sangattinggi
Triwulan 1 Tinggi Tinggi TinggiTriwulan 2 Tinggi Tinggi TinggiTriwulan 3 Tinggi Tinggi TinggiTriwulan 4 Tinggi Tinggi Tinggi
18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan
24 Indeks KualitasLingkungan
Indeks 81,99 Triwulan 1 81,97 81,97 100Triwulan 2 81,97 81,97 100Triwulan 3 81,99 82,64 94,62Triwulan 4 81,99 82,64 94,62
19 Menurunnya tingkatemisi gas rumahkaca
25 Intensitas Emisi(ton CO2/PDRBUS $ juta)
(tonCO2/PDRB US $
juta
1.800 Triwulan 1 1.738 1.738 100Triwulan 2 1.738 1.738 100Triwulan 3 1.800 1,515 118,81Triwulan 4 1.800 1,515 118,81
Beberapa IKU yang diuraikan di atas, penetapan target dan pengukuran
realisasi triwulan dilakukan dengan menggunakan proxy indicator karena
karakter indikator yang spesifik, termasuk tentang metode pengukuran
indikator. Indikator yang dimaksud dan penjelasan mengapa dipergunakan
proxy indicator adalah sebagai berikut:
1. Sebagian indikator merupakan indikator pada level outcome, dimana
pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, belum tentu akan
berkontribusi pada pencapaian target kinerja IKU secara langsung,
seperti IKU yang pertama.
2. Sebagian indikator mempergunakan data yang dihasilkan oleh
pengukuran secara periodik oleh lembaga di luar Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang biasanya
dilakukan sekali dalam setahun. Indikator yang masuk dalam kategori ini
adalah Indeks Pembangunan Manusia, Angka Harapan Lama Sekolah,
Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, Indeks Gini, Indeks
Kepuasan layanan infrastruktur dasar, Indeks Persepsi Korupsi, Opini
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
57
Pemeriksaan BPK, Indeks Kepuasan Masyarakat, Nilai Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah, dan Indeks Kualitas Lingkungan.
Proxy indicator yang dipakai adalah pencapaian sub-indikator yang
menjadi penyumbang IKU.
3.4. Evaluasi dan Analisis Realisasi KinerjaHasil pengukuran kinerja diatas dilakukan evaluasi dan analisis
pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan
mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah
ditargetkan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur secara bertahap dan
konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 19
(sembilan belas) sasaran strategis dan 25 (dua puluh lima) indikator kinerja
sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Perjanjian Kinerja Tahun
2017 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, penyajian untuk bab ini akan
disajikan per sasaran strategis adalah sebagai berikut :
I. Tujuan Meningkatnya kualitas SDM Kaltim
Tujuan Meningkatnya kualitas SDM Kaltim dijabarkan dalam 5 (lima)
sasaran Prioritas Pembangunan dengan 5 (lima) indikator.
Tujuan I SasaranMeningkatnya kualitasSDM Kaltim
1 Meningkatnya IndeksPembangunan Manusia (IPM)
2 Meningkatnya harapan lamasekolah
3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah
4 Meningkatnya angka harapanhidup
1. Sasaran Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Sasaran Meningkatnya Indeks pembangunan manusia (IPM)
merupakan komposit Indeks atau Indikator komposit (Composite
Indices) = istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih rumit
(complex), memiliki ukuran-ukuran yang multidimensional merupakan
gabungan dari sejumlah indikator, dari angka merupakan indikator
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
58
untuk mengukur pembangunan manusia yang terdiri atas angka
harapan hidup, rata-rata lama sekolah, dan pendapatan per kapita
atau indeks standar hidup layak, menggambarkan keberhasilan
pelaksanaan program-program di Bidang Pendidikan, Bidang
Kesehatan, dan bidang Ketenagakerjaan.
Indeks ini menjadi patokan sejauh mana pemerintah berhasil
membangun manusia dari aspek fisik (kesehatan), intelektualitas
(pendidikan), serta kesejahteraan ekonomi (pendapatan dan daya
beli). Aspek kesehatan diukur dengan rata-rata panjang umur
penduduk.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
1. IPM Indeks 75,08 74,59 99,35Perbandingan Realisasi Kinerja
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017
%Peningkatan/Penurunan
1. IPM Indeks 74,17 74,59 74,59 -Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
1. IPM Indeks 75,70 74,59 98,35Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
1. IPM Indeks 74,59 70,18 +Sumber : BPS, Data Nasional 2016 (metode baru)
Capaian pembangunan sumber daya manusia mengalami kenaikan
yang ditandai dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yaitu pada tahun 2015 adalah 74,17 pada tahun 2016 adalah
74,59 secara nasional pada tahun 2018 ditargetkan IPM Kaltim
mencapai 75,70. Dari empat komposit sebagai pembentuk Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI)
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
59
adalah pengukuran perbandingan dari angka harapan lama sekolah,
angka rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup, pendidikan dan
standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan
untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju,
negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk
mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas
hidup. Dukungan Pemerintah serta kerjsama dengan masyarakat
untuk menyadari pentingya peningkatan kualitas hidup masih perlu
diitingkat agar Indeks Pembagunan Manusia masih dapat ditingkatkan.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi
dasar pembangunan manusia:
hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan
hidup saat kelahiran
Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada
orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan
dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per
tiga).
standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural
dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.
Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan
penilaian di atas. Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan
Manusia yang lebih berfokus kepada kemiskinan.
Akan tetapi masih dijumpai banyak kekurangan dalam arti kemerataan
pelayanan pendidikan, kesehatan dan sasaran pelayanan, terlebih
bila ruang jangkauannya hingga ke daerah pedalaman dan/atau
perbatasan.
Permasalahan :1. Pengembangan layanan pendidikan, kesehatan dapat berpengaruh
terhadap capaian target sehingga berpengarauh pula terhadap
kinerja kelembagaan.
2. Karakteristik wilayah dan infrastruktur kurang mendukung
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
60
percepatan pelayanan menjadi penyebab disparitas terhadap
layanan.
Solusi :1. Peningkatan pendidikan secara baik terutama dalam rangka
memberikan beasiswa dan bosda kepada masyarakat untuk
memperoleh pendidikan yang layak.
2. Meningkatkan pendidikan secara bersama-sama agar masyarakat
Provinsi Kalimantan Timur mampu mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing secara nasional
bahkan internasional.
Upaya :1. Peningkatan pelayanan pendidikan/kesehatan secara baik
terutama dalam rangka memberikan beasiswa, bosda dan
pelayanan kesehatan masyarakat secara gratis kepada masyarakat
untuk memperoleh pendidikan yang layak.
2. Meningkatkan kondisi pemungkin (enabling condition) yang mampu
mendorong kesempurnaan capaian IPM;
3. Percepatan dan perluasan pembangunana ekonomi
4. Percepatan pengentasan kemiskinan
5. Percepatan pembanguan SDM, pendidikan, kesehatan dan daya
beli.
2. Sasaran Meningkatnya harapan lama sekolah
Meningkatnya Angka harapan lama sekolah merupakan sasaran misi
1 (satu) mewujudkan kualitas SDM Kaltim yang mandiri dan
berdaya saing tinggi yang harus diwujudkan pada bidang
pendidikan. Angka harapan lama sekolah pada tahun 2016 telah
mencapai angka 13,35 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun
memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus
SMA atau D1. harapan Lama Sekolah merupakan salah satu indikator
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
61
baru dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia untuk
mewujudkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai bekal
memasuki dunia usaha.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi2017
%Capaian
2 Angka harapanlama sekolah
Tahun 13,70 13,35 97,45
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
2 Angkaharapanlamasekolah
Tahun 13,18 13,50 13,35 -0,01
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
2 Angka harapanlama sekolah
Tahun 14,00 13,35 95,36
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
2 Angka harapanlama sekolah
Tahun 13,35 12,72 +
Sumber : BPS, Data Nasional 2016 (metode baru)
Selain rata-rata lama sekolah, komponen IPM dari unsur pendidikan
adalah Harapan Lama Sekolah (HLS). HLS didefinisikan sebagai
lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh
anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS dapat digunakan
untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di
berbagai jenjang dan dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena
mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.
Angka harapan lama sekolah didefinisikan lamanya sekolah yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
62
mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap
bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang
penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang
sama saat ini. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk
berusia 7 tahun ke atas. Harapan lama sekolah digunakan untuk
mengetahui kondisi pembangunan system pendidikan di berbagai
jenjang yang ditunjukkan bentuk lamanya pendidikan yang diharapkan
dapat dicapai oleh setiap anak. Tahun 2017 Angka harapan lama
sekolah Provinsi Kalimantan Timur dengan target 13,70 realisasinya
sebesar 13,35 Tahun sehingga capaian 97,45%.
Permasalahan :1. Mengurangi kesenjangan di masyarakat.
2. Merevitalisasi fungsi sekolah, baik secara infrastruktur fisik maupun
nonfisik
3. Mengurangi eksklusivitas, rivalitas, serta diskriminasi di sekolah-
sekolah negeri yang merupakan barang publik
4. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi masih
minim sosialisasi dan harus dibenahi
Solusi :1. Peningkatan akses masyarakat pada layanan pendidikan
2. Pemerataan akses pendidikan,
3. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk pertama
kalinya menggunakan zonasi.
4. Sistem zonasi, menghilangkan dikotomi sekolah unggulan dan
nonunggulan
5. Pemerintah dalam memberikan bantuan/afirmasi yang lebih tepat
sasaran. Baik yang berupa sarana dan prasarana sekolah, maupun
peningkatan kapasitas tenaga pendidik dan kependidikan.
6. Meningkatkan kualitas pendidikan, zonasi saja tidak cukup. Harus
ada intervensi lain dari pemerintah, perbaikan infrastruktur dan
peningkatan kualitas gurunya,
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
63
Program/kegiatan unggulan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur untuk Meningkatnya Angka Harapan Lama
Sekolah adalah:
- Program Peningkatan mutu Pendidikan dan tenaga kependidikan
berdasarkan pada indikator kinerjanya capaiannya pada posisi on
track. Kedaan itu dapat terima, berdasarkan data statistik Pendidik
Kalimantan Timur 2014 hingga 2016, menunjukkan bahwa pendidik
yang telah berpendidikan sarjana meningkat jumlahnya dari tahun ke
tahunnya. Begitu juga dengan pendidik yang telah tersertifikasi
meningkat jumlahnya. Data tersebut juga menggambarkan pelibatan
dari pihak swasta dalam peningkatan mutu tenaga pendidiknya.
Pada tahun 2017, program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga
kependidikan merupakan kelanjutan dari pelaksanaan program
tahun 2016, sehingga kinerja OPD Pendidikan Kalimantan Timur
yang terwujud dalam menjaga konsistensi, keberlanjutan,
keseriusan, kegigihan dan melibatkan pihak Swasta dalam
melaksanakan beragam kegiatan untuk melaksanakan program
tahun ini.
3. Meningkatnya rata-rata lama sekolah.Meningkatnya rata-rata lama sekolah juga merupakan sasaran yang
hendak diwujudkan untuk mencapai misi 1 mewujudkan kualitas SDM
Kaltim yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Rata-rata lama sekolah
pada tahun terakhir 2016 mencapai 11.00 tahun atau telah
mengenyam pendidikan hingga kelas X (SMA Kelas 1) Mereka masuk
dalam kategori lulus SMP. Hal ini memberikan tugas khusus bagi
pemerintah untuk dapat meningkatkan pencapaian target pendidikan
12 tahun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM Kalimantan
Timur.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
64
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
3 Angka rata-ratalama sekolah
Tahun 11,50 9,24 80,35
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
3 Angkarata-ratalamasekolah
Tahun 9,15 11.00 9,24 -0,16
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
3 Angka rata-ratalama sekolah
Tahun 12 9,24 77
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
3 Angka rata-ratasekolah
Tahun 9,24 7.95 +
Angka rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan
formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk
berusia 25 tahun ke atas. diharapkan pada Tahun 2018 sudah tidak
ada lagi penduduk di Kalimantan Timur usia 25 tahun ke atas dengan
ijazah lulusan minimal SMP melainkan minimal lulusan SMA.
Pemerintah Kalimantan Timur terus berusaha untuk menaikkan
capaian pada tingkat SMA yang merupakan program Gubernur yakni
penuntasan Wajar Sembilan Tahun menjadi Wajar 12 Tahun. Untuk
itu Pemerintah Provinsi menyalurkan dana BOSDA bagi siswa SMA
dan SMK di Kalimantan Timur dengan anggaran dana sebesar 170
Miliar setiap tahun. Serta dengan adanya program peningkatan SDM
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
65
melalui beasiswa atau “Beasiswa Kaltim Cemerlang” yang disusun
berdasarkan 5 (lima) pilar pembangunan pendidikan nasional yakni:
1. Ketersediaan sarana pendidikan.
2. Kemampuan murid/orang tua mendapatkan akses terhadap sarana
pendidikan nasional.
3. Mutu pelayanan sarana pendidikan.
4. Kesetaraan dalam pendidikan.
5. Keterjaminan 4 pilar sebelumnya dapat berjalan dengan baik.
Dengan adanya 5 (lima) pilar di atas, maka Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Prov.Kaltim melalui Tim Beasiswa Kaltim Cemerlang
memberikan beasiswa kepada siswa-siswi berprestasi dari jenjang
SD/Mi, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan mahasiswa jenjang D3, sarjana,
magister, dokter spesialis sejumlah 2.994 orang se Kaltim termasuk
beasiswa bagi siswa-siswi dan mahasiswa yang tidak mampu, dengan
total anggaran sebesar Rp.51.106.800.000,-.
Permasalahan :1. Fluktuasi rasio guru dan murid yang belum mendukung bagi
kelancaran dan proses belajar mengajar yang berkualitas;
2. Disparitas infrastruktur pendidikan, terutama gedung dan peralatan
pendidikan antar kabupaten/kota;
3. Persoalan putus sekolah dan/atau masih adanya kurangnya minat
4. menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bukan hanya
dikarenakan faktor finansial, tetapi juga pola pikir.
5. Menjangkau siswa dari wilayah perbatasan.
Solusi :1. Penambahan dan pendistribusian guru bantu serta aplikasi
terhadap Program Sarjana Mendidik di wilayah 3 T (Terluar,
Terdepan, dan Tertinggal);
2. Koordinasi program dan capaian kinerja kabupaten/kota, termasuk
meminimalkan ketimpangan pendidikan antar wilayah;
3. Pemberian beasiswa dan jaminan pendidikan untuk siswa miskin
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
66
dan mahasiswa yangberasal dari keluarga tidak mampu;
4. Pelaksanaan kajian dan pengembangan strategi efektif untuk
menjawab akar masalah dari putus sekolah.
5. Penuntasan program Wajib Belajar 12 Tahun dengan mengalokasi
dana Bosda untuk siswa SMA dan SMK.
6. Pemberian beasiswa, bantuan siswa miskin, biaya pendidikan
mahasiswa, dan jaminan bagi siswa miskin untuk
pelajar/mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Program yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
untuk meningkatnya rata-rata lama sekolah adalah:
1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
berdasarkan pada indikator kinerjanya capaiannya. Keadaan itu
dapat diterima, berdasarkan data statistik Pendidikan Kalimantan
Timur 2014 hingga 2016, pertumbuhan penduduk dan kesadaran
berpendidikan dari masyarakat meningkat memberi sumbangan
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, Satuan
Pendidikan Dasar Negeri cenderung meningkat dan jumlahnya
lebih besar jika dibandingkan dengan Satuan Pendidikan Swasta,
begitu juga dengan jumlah siswanya satuan Pendidikan Negeri
lebih besar dibanding dengan siswa Satuan Pendidikan Swasta.
Selanjutnya, dapat pula tergambar pihak OPD Pendidikan serius,
gigih dan melibatkan pihak Swasta dalam melaksanakan berbagai
kegitan untuk mencapai program yang telah ditetapkan. Pada
tahun 2017, program wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun di kalimantan Timur merupakan kelanjutan dari program
tahun 2016, sehingga sinergi OPD Pendidikan Provinsi dengan
OPD Pendidikan Kabupatan/Kota dan pelibatan pihak Swasta
untuk menjaga konsistensi, keseriusan dan kegigihan dalam
melaksanakan beragam kegiatan untuk melaksanakan program
wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
67
2. Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Menengah pada umumnya berdasarkan pada
indikator kinerjanya capaiannya meskipun ditemukan untuk
pendidikan kejuruan ditemukan capaianya in progres. Keadaan itu
dapat diterima, berdasarkan data statistik Pendidikan Kalimantan
Timur 2014 hingga 2016, pertumbuhan penduduk dan kesadaran
berpendidikan dari masyarakat meningkat memberi sumbangan
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Selain itu tergambar pula
bahwa Satuan Pendidikan Menengah Negeri cenderung meningkat
dan jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan Satuan
Pendidikan Swasta, begitu juga dengan jumlah siswa satuan
Pendidikan Negeri lebih besar dibanding dengan siswa Satuan
Pendidikan Swasta. Selanjutnya, tergambar keseriusan pihak OPD
Pendidikan serius dan gigih dalam melaksanakan berbagai kegitan
untuk melaksnakan program yang telah ditetapkan. Pada tahun
2017, program pendidikan menengah di kalimantan Timur
merupakan kelanjutan dari program tahun 2016, sehingga kinerja
OPD Pendidikan Kalimantan Timur yang terwujud dalam menjaga
konsistensi, keberlanjutan, keseriusan dan kegigihan dalam
melaksanakan beragam kegiatan untuk meaksanakan program
pendidikan menengah tahun ini.
3. Program Peningkatan Pendidikan dan pengembangan Sumber
Daya Masyarakat
Program Peningkatan Pendidikan dan pengembangan sumber
daya masyarakat berdasarkan pada indikator kinerjanya
capaiannya. Kedaan itu dapat terima, terdapat kesadaran dari
masyarakat untuk berpendidikan tinggi karena pendidikan tinggi
merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah. Data statistik
Pendidikan Tinggi Kalimantan Timur 2014 hingga 2016,
Menunjukkan bahwa Perguruan Tinggi Negeri cenderung
meningkat dan jumlahnya masih lebih kecil jika dibandingkan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
68
dengan Perguruan Tinggi Swasta, meskipun demikian jumlah
mahasiswanya Perguruan Tinggi Negeri lebih besar dibanding
dengan Perguruan Tinggi Swasta, data tersebut bermakna
keseriusan pihak pemerintah dan swasta menangani pendidikan
tinggi. Selanjutnya OPD Pendidikan dan pihak swasta serius, dan
gigih dalam mendorong warga masyarakat untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi, dorongan itu dirupakan melalui pemberian
biasiswa bagi siswa terbaik di Kalimantan Timur untuk melanjutkan
ke Perguruan Tinggi untuk mencapai program yang telah
ditetapkan. Pada tahun 2017, program itu merupakan kelanjutan
dari program tahun 2016, sehingga kinerja OPD Pendidikan
Kalimantan Timur.
4. Meningkatnya angka harapan hidupAngka harapan Hidup tahun 2017 mencapai 73,68 angka ini dibawah
target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu 73.85 Capaian angka
harapan hidup ini telah melebihi target RPJMD. Banyak Faktor yang
mempengaruhi diantaranya adalah seperti Lingkungan, Pelayanan
Kesehatan , Keturunan dan Perilaku Masyarakat.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
4 Angka harapanhidup
Tahun 73,85 73,68 99,77
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
4 Angkaharapanhidup
Tahun 73,65 73,75 73,68 -0,1
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
4 Angka harapanhidup
Tahun 74,00 73,68 99,57
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
69
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
4 Angka harapanhidup
Tahun 73,68 70,9 +
Usia harapan hidup penduduk adalah rata-rata kesempatan atau
waktu hidup yang tersisa. Usia harapan hidup dapat diartikan pula
dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup
sampai umur tertentu.
Angka (Usia) Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan atau
ekspektasi dari usia bayi yang baru lahir mencapai kematiannya.
Idealnya Angka Harapan Hidu (AHH) dihitung berdasarkan data Age
Specific Death Rate yang tersusun dalam sebuah tabel kematian.
Angka Harapan Hidup merupakan sarana evaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya di suatu
negar. Dengan evaluasi tersebut pemerintah dapat meningkatkan
derajat kesehatan bagi para penduduknya. Apabila ditemukan Angka
Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah maka pemerintah harus
mengadakan lebih banyak program pembangunan, kesehatan, dan
program sosial lainnya seperti kesehatan lingkungan, kecukupan gizi
dan kalori, termasuk program pemberantasan kemiskinan. Sementara
peningkatan Angka Harapan Hidup menunjukkan bahwa bayi-bayi
telah terjamin kesehatan dan kemiskinan sudah diatasi lebih baik.
Sasaran meningkatnya angka harapan hidup memang meningkat,
tahun 2015 angka harapan hidup 73,62 dan kemudian pada tahun
2016 harapannya angka harapan hidup 73,75 meningkat. Peningkatan
angka harapan hidup merupakan hasil dari kinerja tinggi untuk
beberapa program di bidang kesehatan seperti pengadaan dan
peningkatan sarana Puskesmas/Puskesmas pembantu dan
jaringannya, pengadaan dan peningkatan sarana RS/RSJ/RSP/RSM,
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
70
program standarisasi pelayanan kesehatan. Sementara untuk
beberapa program lainnya bidang kesehatan seperti program
kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, program pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular, dan program pelayanan
kesehatan penduduk miskin bila ditingkatkan kinerjanya, angka
harapan hidup dapat diwujudkan peningkatannya.
Mengingat ada pemekaran wilayah provinsi Kaltim di tahun 2016
target 73,75. Meskipun demikian ternyata masih teridentifikasi faktor-
faktor penghambat yang dimungkinkan akan tetap dihadapi, seperti
keterbatasan sapras, tenaga medis dan obat-obatan. Disamping
yang bersifat konvensional, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi
pelayanan kesehatan dan peningkatan jumlah pusat pelayanan
maupun tenaga medis, maka juga dipertimbangkan penting untuk
terus mencari terobosan dan pendayagunaan potensi obat-obatan
lokal yang memang sangat besar.
Meningkatkan Umur Harapan Hidup masyarakat Kalimantan Timur
merupakan indikator yang ingin di capai oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur, dari data diatas terlihat terjadi peningkatan umur
harapan hidup pada tahun 2016 usia harapan hidup mencapai 73,75,
sedangkan umur harapan hidup Indonesia menurut sumber BPS pada
tahun 2015 mencapai 73,65 tahun. Jika dilihat dari data diatas
kalimantan timur telah melampaui capaian Nasional untuk peningkatan
usia harapan Hidup.
Selain faktor-faktor yang dapat meningkatkan angka harapan hidup,
ada juga faktor yang dapat menghambat laju angka harapan hidup
suatu negara seperti kematian bayi, wabah penyakit, bencana alam
dan lainnya. Disini pemerintah berperan penting dalam melayani
masyarakat khususnya dalam hal kesehatan, pelayanan masyarakat
seperti puskesmas harus ditingkatkan agar negara tersebut
memperoleh angka harapan hidup yang baik. Angka harapan hidup
yang baik akan memiliki masyarakat yang sehat, dan masyarakat
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
71
yang sehat akan memiliki masyarakat yang berkualitas
Permasalahan :1. Angkatan usia produktif saat ini sudah harus melakukan gaya hidup
sehat agar tidak terserang penyakit tidak menular ketika tua.
2. Terjadinya kesenjangan angka harapan hidup yang dimiliki
kelompok kaya dan miskin
3. Dipengaruhi oleh kondisi negara dan iklimnya.
Solusi :1. Melakukan gaya hidup sehat agar tidak terserang penyakit tidak
menular ketika tua.
2. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki seseorang maka semakin
tinggi pula angka harapan hidupnya
3. Peningkatan kondisi kesehatan, berkurangnya kesuburan, serta
perubahan pola dalam usia hidup di dunia menjadi penyebab
timbulnya pertambahan usia harapan hidup di seluruh dunia.
Upaya :1. Meningkatnya kualitas dan standar pelayanan kesehatan di
masyarakat.
2. Kompleksitas kehidupan modern yang terus dihadapi mayoritas
penduduk Indonesia ternyata tak berpengaruh terhadap usia
penduduk
3. Menambah pekerjaan bagi tenaga kesehatan karena angka
kelahiran bayi di Indonesia semakin tinggi
4. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/
Bimtek.
5. Peningkatan sarana & Prasarana di Puskesmas/fasilitas kesehatan
dasar.
6. Perlu dilakukan Advokasi dari Dinas Kesehatan Provinsi ke
Pemegang kebijakan di Kabupaten/Kota.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
72
7. Perlu ada regulasi terkait penempatan tenaga kesehatan baik
dokter, perawat, analis kesehatan, apoteker, tenaga Laboratorium,
tenaga kesling, promkes dan gizi.
8. Melakukan Promosi Kesehatan/Penyuluhan Kesehatan melalui
Media Massa, pameran-pameran, expo dan langsung pada
kelompok masyarakat
9. Monitoring dan pendampingan ke kabupaten/Kota
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk meningkatnya angka harapan hidup adalah :
1. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program standarisasi pelayanan kesehatan capaiannya dinyatakan
on progres, keadaan itu dapat diterima, dari 3 indikator ditemukan 1
indikator yaitu indikator angka kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup capainnya on track, sedang 2 indikator lainnya seperti
kematian balita per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup. Masalah yang ditemukan di lapangan,
bahwa budaya sehat dari masyarakat belum terbangun dengan
maksimal, balita yang kondisinya kritis baru dibawa ke rumasakit,
sehingga layanan pihak rumah sakit yang kurang maksimal dapat
menyebabkan kematian balita. Begitu juga dengan kondisi ibu yang
mempunyai penyakit bawaan seperti hipertensi dan diabetes yang
tidak selalu melapor dan melakukan pemeriksaan kesehatannya
dapat menjadi penyebab utama kematian ibu dan anak pada saat
persalinan. Pihak Rumah sakit telah melakukan berbagai upaya
standar seperti sosialisasi pelayanan kesehatan ibu hamil dan
perawatan terhadap balita melalui puskesmas yang merujuk
ataupun melalui posyandu di lingkungan tempat tinggalnya.
2. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Program pelayanan kesehatan penduduk miskin berdasarkan pada
indikator kinerjanya capaiannya pada program itu merupakan
kelanjutan dari program tahun 2016, selanjutnya, penyempurnaan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
73
sistem layanan mempermudah pengguna kartu jamkesprov dan
jamkesda mendapatkan pelayanan kesehatan pada unit pelayanan
kesehatan rujukan. Kinerja yang konsisten, keberlanjutan,
keseriusan, dan kegigihan dalam melaksanakan jamkseprov dan
jamkesda.
II. Tujuan Meningkatnya Kesejahteraan dan pemerataan pendapatan
masyarakat.
Tujuan Meningkatnya Kesejahteraan dan pemerataan pendapatan
masyarakat dijabarkan dalam 4 (empat) sasaran Prioritas
Pembangunan dengan 5 (lima) indikator.
Tujuan II SasaranMeningkatnyaKesejahteraan danpemerataanpendapatanmasyarakat
5 Menurunnya tingkat kemiskinan6 Menurunnya tingkat pengangguran7 Meningkatnya standar hidup layak8 Meningkatnya daya beli masyarakat9 Menurunnya Indeks Gini
6. Menurunnya tingkat kemiskinanSasaran untuk mengentaskan kemiskinan sebenarnya telah lama
menjadi perhatian bersama, pemerintah, swasta dan seluruh elemen
masyarakat juga menghendaki bahwa kemiskinan absolut harus
dihapus dari Indonesia termasuk Kalimantan Timur. Kesejahteraan
masyarakat akan menjadi tujuan akhir pembangunan dalam hal ini
merupakan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945.
kemiskinan tidak pernah beranjak, dan selalu saja menjadi
permasalahan yang tidak pernah tuntas untuk dibicarakan.Banyaknya
penduduk miskin yang terindikasi menjadi kontra dengan tujuan
pembangunan secara holistik. Oleh karenanya upaya yang dapat
dilakukan, selain mencoba mencarikan sumber perekonomian
alternatif, juga upaya meningkatkan nilai tambah produk primer
melalui hilirisasi. Untuk itu sinergi dan pemaduan program-program
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
74
pengentasan kemiskinan lintas sektor dan atau antar pemangku
kepentingan juga harus ditingkatkan.
Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian5 Tingkat
Kemiskinan% 6,10 6,19 98,55
Perbandingan Realisasi Kinerja
No. IndikatorKinerja Satuan
Realisasi2015
Realisasi2016
Realisasi2017
%Peningkatan/Penurunan
5 TingkatKemiskinan
% 6,23 6,11 6,19 1,3
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
5 TingkatKemiskinan % 6,00 6,19 96,93
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
5 TingkatKemiskinan % 6,19 10,12 -
Sumber : Badan Pusat Statistik Maret 2016
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral
dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan, dll.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan
absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
75
satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan
tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah
persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per
hari untuk laki laki dewasa).
Menurunkan tingkat kemiskinan merupakan salah satu dari
tujuan pembangunan secara umum, pengentasan kemiskinan dan
keterbelakangan absolut dapat dilakukan secara bertahap, dengan
mengintervensi berbagai program yang berkaitan langsung dengan
masyarakat yang menjadi obyek pengentasan kemiskinan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Secara teoritis kemiskinan
absolut merupakan suatu kondisi dimana masyarakat yang tidak
mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan
hidup, dengan kondisi tersebut masyarakat betul-betul dalam
keterbatasan untuk bisa survive. Sementara itu kemiskinan relatif
adalah kondisi yang disebabkan oleh kesenjangan pendapatan antar
golongan masyarakat.
Dengan adanya dua definisi tersebut maka kemiskinan
merupakan suatu yang kontra dengan pembangunan, karena tujuan
pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan
perkapita masyarakat dalam jangka panjang, mengurangi
kesenjangan pendapatan antar golongan dengan melakukan
pemerataan dalam distribusi pendapatan. Keberhasilan untuk
menurunkan tingkat kemiskinan dan mengurangi gap pendapatan
antar golongan itulah yang dijadikan indikator keberhasilan
pembangunan dibidang ekonomi.
Anggaran yang besar yang tercermin dari APBD dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukan merupakan jaminan dalam
menurunkan tingkat kemiskinan, akan tetapi ketepatan program-
program dalam perencanaan dan implementasi serta intensitas
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
76
pengawasan secara kontinue akan dapat membantu secara gradual
untuk menuntaskan permasalahan kemiskinan tersebut.
Sasaran menurunnya tingkat kemiskinan mempunyai tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan, dalam evaluasi kali ini terdapat
beberapa indicator yang tidak dilaksanakan karena adanya
penyesuaian kewenangan menurut Undang-undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah. Selain itu beberapa program juga
terkendala dengan kebijakan efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah
Kaltim, karena menyesuaikan dengan kondisi anggaran yang ada dan
pemerintah lebih fokus memberikan perhatian pada program prioritas.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka diperoleh
informasi capaian dari program pengentasan kemiskinan yang telah
dilakukan terkait penduduk miskin yang memiliki akses pelayanan
kesehatan 100 persen sudah terlayani, karena jumlah penduduk
miskin tahun 2017 menurut data BPS sejumlah 220.170 jiwa.
Sementara itu jumlah peserta JKN/KIS untuk penerima bantun iuran
(PBI) sebesar 807.188 jiwa, artinya penduduk miskin yang
mendapatkan layanan kesehatan sudah termasuk didalamnya. Pada
Tahun 2014 system jaminan kesehatan telah terintegrasi dengan
BPJS, maka seluruh masyarakat miskin yang datang berobat di
fasilitas layanan kesehatan wajib mendapatkan pelayanan.
Sementara itu bila dilihat dari program penanggulangan
kemiskinan bidang pemberdayaan masyarakat telah mencapai 80%.
Indikator yang digunakan adalah masyarakat miskin pedesaan yang
berdaya melakukan usaha ekonomi melalui agrobisnis dan Teknologi
Tepat Guna (TTG) dengan melihat banyaknya pos pelayanan
teknologi yang digunakan/dibangun. Meskipun pada tahun 2017 ini
program penanggulangan kemiskinan bidang pemberdayaan
masyarakat bukan merupakan program prioritas, sehingga tidak ada
alokasi dana khusus seperti tahun sebelumnya. Akan tetapi program
dan kegiatan tetap dilaksanakan berupa kegiatan monitoring dan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
77
evaluasi pelaksanaan program tahun sebelumnya yaitu pembinaan 15
Posyantek, yang telah berhasil mencapai penanggulangan bidang
kemiskinan bidang pemberdayaan tahun 2016. Pada tahun 2016
targetnya adalah jumlah penduduk miskin yang berdaya dan
melakukan usaha ekonomi melalui agrobisnis TTG, usaha ekonomi
masyarakat dan program PNPM namun pada tahun 2017 berubah
indikatornya menjadi posyantek.
Permasalahan :1. Masalah social, suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial.
2. Terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada
3. Terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.
Solusi :1. Pemberian bantuan kesetiap kab/kota berupa kucuran dana guna
mendukung perencanaan masyarakat dalam pengembangan
daerahnya dan juga program pemerintah berupa pemberdayaan
dan pengentasan kemiskinan di perkotaan.
2. Pembangunan infrastruktur untuk mendorong akses terhadap
layanan publik yang lebih baik;
3. Sinergi program pengentasan kemiskinan dengan pengembangan
sektor ekonomi unggulan;
4. Hilirisasi sektor primer dan pencarian sumber ekonomi alternatif;
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Menurunnya tingkat kemiskinan adalah:
1. Program unggulan untuk menurunkan kemiskinan yakni program
penanggulangan kemiskinan bidang penanggulangan bencana,
dengan indicator jumlah desa/kelurahan tangguh bencana.
Sementara itu
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
78
2. Pprogram prioritas penanggulangan kemiskinan bidang sarana dan
prasarana dasar pemukiman dengan dua indikator, yang pertama
adalah jumlah rumah tangga miskin yang memilki rumah layak huni
dan jumlah perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
yang dibantu jalan lingkungannya.
7. Menurunnya tingkat pengangguranPengangguran merupakan permasalahan ekonomi yang cukup pelik
untuk dituntaskan, karena menyangkut dari dua sisi permintaan dan
penawaran tenaga kerja. Perekonomian sebenarnya menginginkan
terjadinya full employment pada semua faktor produksi. Bekerjanya
faktor produksi termasuk didalamnya tenaga kerja dalam kondisi full
employment sangat sulit untuk dilaksanakan. Sehingga terjadi
kecenderungan ada faktor produksi yang tidak dimanfaatkan sehingga
menimbulkan terjadinya pengangguran.
Hal-hal yang dipertimbangkan sebagai faktor-faktor penghambat,
adalah: keterbatasan lapangan kerja, rendahnya kemampuan/
keterampilan SDM dan jiwa kewirausahaan. Bertitik tolak dari
faktor-faktor tersebut di atas, maka upaya-upaya yang dapat
dilakukan guna mencapai target yang telah ditetapkan, antara lain
adalah memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, serta
meningkatkan kapasitas SDM melalui berbagai bentuk pelatihan
kerampilan. atu hal penting terkait dengan pengangguran adalah
pentingnya pengaturan demografis, baik di tingkat provinsi maupun
khususnya kabupaten/kota.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
6 TingkatPengangguran
% 7,18 6,91 103,91
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
79
Perbandingan Realisasi Kinerja
No. IndikatorKinerja Satuan
Realisasi2015
Realisasi2016
Realisasi2017
%Peningkatan/Penurunan
6 TingkatPengangguran
% 7,50 7,95 6,91 -13,1
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
6 TingkatPengangguran
% 7,00 6,91 101,30
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
6 TingkatPengangguran
% 7,50 5,50 +
Sumber : Badan Pusat Stastik Agustus 2016
Pengangguran dan kemiskinan merupakan suatu fenomena
yang saling berkorelasi satu sama lain. Artinya apabila pengangguran
meningkat maka kemiskinan meningka pula. Untuk memenuhi
kebutuhan maka seseorang harus mempunyai sumber penghasilan
yang diperoleh dari bekerja. Penyebab pengangguran biasanya
disebabkan oleh berkurangnya kesempatan kerja, pesaingan dalam
meraih peluang kerja atau berkurangnya permintaan karena terjadinya
penurunan produksi.
Hasil capaian tahun 2017 sasaran menurunnya tingkat
pengangguran berdasarkan target lama menunjukkan bahwa tingkat
pengangguran masih berada sedikit di atas target, akan tetapi bila
disandingkan dengan target baru maka capaiannya melampui, karena
target baru tingkat pengangguran ditentukan sebesar 7,18 dan
realisasi jauh lebih baik yakni sebesar 6,91. Dengan demikian terdapat
perbedaan hasil capaian bila dibandingkan dengan kedua target
tersebut.
Meskipun Kaltim sudah mampu untuk beranjak dari
keterpurukan dengan pengalaman pertumbuhan ekonomi yang minus
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
80
selama dua tahun terakhir, namun pada tahun ini ekonomi Kaltim
tumbuh sebesar 3,68. Perbaikan kinerja ekonomi tersebut diharapkan
membawa dampak yang besar bagi peningkatan kesejahteraan
melalui penciptaan lapangan kerja yang luas. Hal ini pulalah yang
dapat dijadinya alasan mengapa pengangguran cenderung naik
dibanding tahun lalu (2016) yang mencapai 7,50.
Perbaikan layanan di bidang pendidikan baik itu berupa
beasiswa maupun keterjangkauan ke aksesnya masih sangat
dibutuhkan. Keberhasilan dalam menurunkan angka putus sekolah ini
salah satunya disebabkan oleh banyaknya beasiswa yang diberikan
dari program nasional, provinsi maupun daerah kabupaten/kota dan
tersebar merata kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Perbaikan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dapat
menjadi pendorong untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu
didalam dokumen perencanaan terdapat pula Dalam pembangunan
ekonomi sebenarnya diperlukan banyak sekali wirausaha-wirausaha
untuk menjadi pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menumbuhkan
kesempatan kerja secara mandiri sekaligus menumbuhkan
perekonomian. Guna mendorong masyarakat Kaltim agar dapat
menjadi pelaku bisnis dalam perekonomian masih perlu didorong dan
dimotivasi. Jiwa untuk menjadi wirausaha/produsen nampaknya masih
sangat terbatas sehingga berdampak pada ketersediaan barang dan
jasa yang tersedia di Kaltim. Secara umum banyak barang yang
dikonsumsi oleh masyarakat ke Kaltim berasal dari luar daerah bukan
dari hasil produksi Kaltim sendiri.
Permasalahan :1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan
Kerja
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
81
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam
seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak
seimbang
Solusi :1. Peningkatan Pelatihan sesuai kompetensi lowongan yang
dibutuhkan.
2. Membuka dan memperluas lapangan usaha secara efektif dan
efisien.
3. Peningkatan daya saing manusia menjadi modal dasar dalam
upaya penciptaan kesempatan kerja berbasis SDM yang
berkualitas.
Upaya :1. Menambah jumlah Paket Pelatihan sesuai dengan kebutuhan
Pasar Kerja.
2. Menambah jumlah paket dalam program Pemangangan.
3. Pemerintah mengadakan atau menyediakan lapangan kerja yang
tidak terlalu menuntut tingkat pendidikan khusus, melainkan
keterampilan. Dalam hal ini, pemerintah dapat menjalin kerjasama
dengan pihak-pihak swasta dan dengan investor asing.
4. Pemerintah mengubah sistem pendidikan Indonesia dan kurikulum
pendidikan, yaitu menerapkan pendidikan berbasiskan
entrepreneurship dan bisnis sejak pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan menengah. Apalagi di era modern ini dan
diterapkannya pasar bebas di beberapa kawasan dan bahkan
dapat dikatakan sudah mengglobal ini.
5. Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan
pelatihan khusus dan gratis. Ini diperlukan terkhusus untuk mereka
yang tidak sempat atau tidak mampu menimba ilmu di sekolah-
sekolah formal, sehingga merekapun dapat memiliki keterampilan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
82
khusus yang diperlukan. Dengan demikian, mereka memiliki modal
(Human Capital) untuk bekerja.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Menurunnya tingkat pengangguran adalah:
1. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha kecil dan menengah dengan indikator kinerja
jumlah wirausaha baru (WUB) telah melampaui target yang telah
ditentukan.
2. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda.
3. Program Pengembangan Kewirausahaan Kompetitif, berkaitan
dengan upaya meningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
melalui pelatihan kerja. dan keunggulan kompetitif serta
peningkatan kesempatan kerja, Program prioritas pengembangan
usaha kompetitif jumlah pencari kerja yang memiliki keterampilan
berwirausaha telah mencapai 100 persen
4. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, ketenagakerjaan yang
lakukan berkaitan dengan upaya meningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja melalui pelatihan kerja berkaitan dengan
upaya meningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui
pelatihan kerja. dan keunggulan kompetitif serta peningkatan
kesempatan kerja, Program peningkatan kesempatan kerja dengan
indikator persentase pencari kerja yang ditempatkan mencapai 80
persen
5. Program Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah, putus sekolah
disebabkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh orang
tua, kurangnya motivasi atau aksesibilitas menuju fasilitas
pendidikan yang tidak terjangkau, dengan indikator proporsi anak
putus sekolah yang berusaha sendiri. Bila dihubungkan dengan
program pendidikan, angka putus sekolah tahun ini lebih jauh lebih
baik karena capaian menunjukkan bahwa terjadi penurunan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
83
disemua kriteria pendidikan dari SD sampai SLTA yang angka
capaiannya hanya 50 pesen yakni program pemberdayaan remaja
putus sekolah.
8. Meningkatnya Standar Hidup LayakMeningkatnya Standar Hidup Layak menunjuk ke kualitas dan
kuantitas barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi orang.
Biasanya diukur oleh pendapatan nyata per orang, meskipun beberapa
pengukuran lain dapat digunakan.
Ide standar ini dapat berlawanan dengan kualitas hidup, yang
memperhitungkan tidak hanya standar hidup material, tetapi juga
faktor subyektif lainnya yang menyumbang bagi kehidupan seseorang,
seperti hiburan, keamanan, sumber budaya, kehidupan sosial,
kesehatan mental, dll. Cara yang lebih rumit untuk menghitung
kesejahteraan harus digunakan untuk membuat keputusan semacam
itu, dan seringkali hal ini bersangkutan dengan politik, dan oleh sebab
itu kontroversial.
Namun, masih tetap ada masalah meskipun hanya dengan
menggunakan jumlah rata-rata untuk membandingkan standar hidup
material, berlawanan dengan, misal, indeks Pareto. Standar hidup
mungkin juga hal yang subyektif. Sebagai contoh, negara dengan
kelas atas yang sangat kecil yang sangat kaya dan kelas rendah yang
sangat besar dan sangat miskin dapat memiliki rata-rata pendapatan
yang tinggi, meskipun kebanyakan penduduk memiliki "standar hidup
yang rendah". Ini mencerminkan masalah pengukuran kemiskinan,
yang juga cenderung relatif.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. IndikatorKinerja
Satuan Target Realisasi %Capaian
7 Paritas dayabeli/PPP
Perkapita/perhari
11.600 11.355 97,89
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
84
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
7 Paritasdayabeli/PPP
Perkapita/perhari
11.229 11.355 11.355 -
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No.IndikatorKinerja Satuan
TargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
7 Paritas dayabeli/PPP
Perkapita/perhari
11.800 11.355 96,23
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
7 Paritas dayabeli/PPP
Perkapita/perhari
11.355 13.120 -
Permasalahan :1. Dengan mengacu pada angka-angka tersebut serta besaran
pendapatan per kapita dan indikator pemerataan pendapatan yang
kita miliki, tampak jelas kesejahteraan buruh di negara kita masih
jauh lebih rendah dibandingkan dengan kesejahteraan buruh di
negara sekawasan yang perekonomiannya setara.
2. Pemerintah tidak secara eksplisit mengungkapkan konsep upah
hidup layak. Pemerintah hanya mengenal upah minimum yang
dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak sebagaimana
tertuang dalam UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
Solusi :
Pemanfaatan teknologi akan membuat kinerja perusahaan menjadi
lebih efisien dan lebih menguntungkan.
Upaya :Begitu luas ladang usaha kecil dan menengah (UKM) yang bisa
digarap oleh mereka yang tersingkir dari pekerjaannya. Selain
pengangguran akan terkurangi, perekonomian nasional akan ikut
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
85
menggeliat dengan bertambahnya pengusaha berstatus small is
beautiful (kecil tapi indah) ini.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya Standar Hidup Layak adalah:
1. Program Pengendalian dan Evaluasi hasil Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
2. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
3. Program Peninantaan Sinergi Kebijakan Ekonomi Daerah.
9. Meningkatnya daya beli masyarakatPeningkatan daya beli masyarakat dimaksudkan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat agar seluruh kebutuhan dapat dipenuhi
minimal kebutuhan dasar masyarakat.
Capaian kinerja yang digambarkan oleh Program prioritas penguatan
koordinasi tim pengendali inflasi daerah dengan jumlah kelompok
komoditi yang dapat dijaga kestabilan.
Naik turunnya daya beli masyarakat tergantung dari
pendapatan masyarakat dan harga barang itu sendiri. Pemerintah
Kaltim sangat menyadari pentingnya menjaga daya beli masyarakat,
karena bila daya beli masyarakat melemah, maka aktivitas
perekonomian juga akan melambat. Dampaknya akan tercipta
stagnasi ekonomi yang dapat membuat peredaran uang tidak berjalan
dengan baik dan aktivitas perdagangan menjadi tidak menarik. Untuk
mengatasi hal tersebut maka diperlukan kebijakan untuk memperbaiki
tingkat upah dan pendapatan masyarakat untuk mempertahankan sisi
permintaan dan selain itu juga dibutuhkan kestabilan dalam harga
barang, dari sisi penawaran dapat diidentifikasi dari ketersediaan dan
distribusi kebutuhan pokok yang baik dapat mencegah terjadinya
inflasi agar masyarakat tidak mengalami penekanan daya belinya.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
86
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
8 Tingkat Inflasi % 4+1 3,15 75,339 Indeks tendensi
konsumenIndeks 106.5 97,91 99,24
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
8 Tingkat Inflasi % 4,89 3,39 3,15 -7,089 Indeks
tendensikonsumen
Indeks 105.90 106.20 97,91 -8,47
Sumber : BPS Angka release 2015Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
8 Tingkat Inflasi % 4+1 3,15 75,339 Indeks tendensi
konsumenIndeks 106,8 97,91 91,68
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
8 Tingkat Inflasi % 3,15 3,61 -9 Indeks tendensi
konsumenIndeks 97,91 105,49 -
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dalam mengevaluasi capaian meningkatnya daya beli
masyarakat terdapat dua indikator impact yang digunakan untuk
mengatasi permasalahan ini, yang pertama adalah tingkat inflasi dan
indeks tendensi konsumen. Pada tahun 2017 ini perhitungan
pendapatan perkapita berdasarkan paritas daya beli tidak digunakan
lagi diganti dengan indeks tendensi konsumen. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa inflasi Kaltim sangat terkendali karena jauh lebih
rendah dari yang ditargetkan, artinya pemerintah berhasil
mengendalikan inflasi.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
87
inflasi secara umum diartikan sebagai kondisi terjadinya
peningkatan harga kebutuhan pokok secara umum, yang dapat
disebabkan oleh menurunkan jumlah produksi sehingga terbatas
dipasaran, juga bisa disebkan lambatnya pasokan barang karena
keterlambatan proses pengiriman (distribusi) sementara permintaan
tetap atau cenderung meningkat, dan hal-hal lain yang dapat memicu
kenaikan harga. Sebenarnya Kaltim sangat rawan terhadap inflasi
karena Provinsi ini bukan daerah produksi melainkan daerah
konsumen artinya Kaltim masih banyak tergantung dari daerah lain
untuk memenuhi barang kebutuhan pokoknya.
Selanjutnya bila evaluasi berdasarkan capaian indeks
tendensi konsumen Kaltim masih optimis karena angkanya masih
diatas 100 yang mengindikasi bahwa daya beli masyarakat tetap stabil
bahkan cenderung terjadinya kenaikan permintaan akibat peningkatan
pendapatan.
Permasalahan :1. Keterbatasan lapangan kerja
2. Penurunan daya beli masyarakat ini terlihat dari anjloknya
pertumbuhan sektor bisnis.
3. Penurunan daya beli masyarakat ini juga menyebabkan harga-
harga relatif tidak banyak bergejolak.
4. Penurunan daya beli ini menciptakan kurva demand yang
menurun, itu menyebabkan harga-harga relatif tidak mengalami
gejolak. Sehingga dalam tiga tahun terakhir, inflasi kita relatif
rendah.
Solusi :
1. Lapangan pekerjaan baru yang mulai didominasi oleh pekerjaan
setengah menganggur, hingga inflasi pangan yang masih relatif
tinggi, bakal menggerus daya beli masyarakat.
2. Pemerintah perlu memerhatikan kebijakan dalam rangka
meningkatkan daya beli masyarakat karena hal tersebut dinilai
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
88
sangat penting sebagai upaya untuk melesatkan kinerja ritel yang
saat ini dinilai sedang melesu.
3. Peningkatan tingkat penghasilan yang setara untuk memenuhi
biaya kebutuhan hidup.
Strategi :1. Menahan laju penurunan penjualan,
2. Meminimilisasi penurunan perolehan laba usaha, dan
3. Mengamankan keuangan usaha.
Upaya :
1. Optimalisasi Penjualan
mengoptimalkan penjualan, yaitu dengan melakukan promosi yang
efektif dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk
meminimilasi penurunan penjualan akibat dari menurunya daya beli
masyarakat
Optimalisasi Sumber Daya yang Tersedia
mengoptimalkan penjualan, bahkan bisa saja tanpa disadari
kemampuan menjual dari pegawai penjualan sudah tertinggal jauh
dari ekpetasi konsumen, oleh karena itu sangat diperlukan untuk
mengevaluasi seluruh sumber daya yang tersedia
2. Pengurangan Biaya (Cost Reduction)
Proses produksi terlebih dulu, maka dengan adanya penurunan
omzet berakibat terjadinya kapasitas menganggur. Kapasitas
menganggur akan berakibat beban biaya tetap per satuan produk
menjadi lebih besar. Adakalanya biaya tenaga kerja langsung yang
ada di produksi bukan berdasarkan output produksi, sehingga
beban tenaga kerja per satuan produk menjadi lebih besar.
3. Terobosan (Breakthrough)
Berpikir out the box, bisa menelorkan inovasi terobosan yang bisa
jadi membawa perusahaan keluar dari situasi sulit, dan bahkan
bisa juga berdampak posotif pada bisnis jangka panjang. Inovasi
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
89
terobosan bisa saja sangat simpel dan tidak membutuhkan
pembiayaan yang beresiko tinggi.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya daya beli masyarakat adalah:
Program Pembangunan Jalan Tol.
Pada Program Prioritas pembangunan jalan tol dengan indikator
outcome Ketersediaan jalan tol (%), diperoleh hasil bahwa dari target
40% pada tahun 2017 telah dilampaui dengan capaian 73.78%. Target
tersebut adalah target capaian untuk bagian yang merupakan
tanggungjawab Pemerintah Provinsi sepanjang 22 km dari sekitar 90
km panjang jalan tol yang direncanakan. Permasalahan klasik yang
dihadapi pada program ini adalah keterbatasan anggaran dan masalah
pembebasan lahan. Capaian program dapat terukur pada triwulan ke
IV.
10. Menurunnya Indeks GiniKetimpangan pendapatan penduduk dalam suatu wilayah yang
semakin tinggi akan berdampak buruk bagi kesejahteraan. Gini
Ratio adalah angka yang dapat menggambarkan tentang ketimpangan
pendapatan tersebut. Gini Rasio Kaltim tahun 2017 mencapai 0,32
angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
mencapai 0,315 dan juga masih berada dibawah angka nasional
yang mencapai 0,391 Kesenjangan pendapatan hendaknya menjadi
perhatian khusus, karena berdampak pada pemerataan hasil
pembangunan yang dapat dinikmati masyarakat.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
10 Indeks Gini Indeks 0,32 0,33 96,97Perbandingan Realisasi Kinerja
No. IndikatorKinerja
Satuan Realisasi2015
Realisasi2016
Realisasi2017
%Peningkatan/Penurunan
10 IndeksGini
Indeks 0,32 0,315 0,33 4,8
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
90
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
10 Indeks Gini Indeks 0,32 0,33 96,97Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
10 Indeks Gini Indeks 0,33 0,391 -Sumber : Badan Pusat Statistik
Indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk
distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa
merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi.
Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi
yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan
atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang
timpang sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua
orang lain tidak memiliki apa-apa.
Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang
menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh.
Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0
menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau
setiap orang memiliki pendapatan yang sama.
Permasalahan :1. Belum optimalnya pengembangan usaha pada sektor produktif.
2. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada masyarakat
ekonomi lemah
3. Ketimpangan dalam distribusi asset
4. Masih besarnya pekerja di sektor formal dengan tingkat
pendapatan yang rendah dan tiadanya jaminan kepastiaan usaha
di masa depan.
Solusi :1. Pengembangan ekonomi kerakyatan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
91
2. Pengembangan ekonomi strategis berbasis potensi lokal dan
kearifan lokal.
3. Harus ada kebijakan untuk meridistribusi asset agar golongan tidak
mampu bisa memperoleh asset sebagai modalnya untuk berusaha.
4. Meminimalkan bertambahnya pekerja di sektor formal, dalam
mendorong pertumbuhan sektor produksi (pertanian dan industri)
sehingga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Upaya :Distribusi pendapatan dikatakan makin merata bila nilai Koefisien Gini
mendekati nol (0), sedangkan makin tidak merata suatu distribusi
pendapatan maka nilai Koefisien Gini-nya makin mendekati satu.
III. Tujuan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau
Tujuan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dijabarkan dalam
4 (empat) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 6 (enam) indikator.
Tujuan III SasaranMeningkatkanpertumbuhanekonomi hijau
10 Meningkatnya pertumbuhan ekonomiyang berkualitas
11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas
12 Tercapaianya swasembada pangan
13 Meningkatnya pemanfaatan energiterbarukan
10. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitasIndikator yang umum dipakai untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas
(migas) maupun tanpa migas. Provinsi Kalimantan Timur merupakan
daerah yang memiliki ketergantungan sumber daya alam tak terbarui
cukup tinggi sehingga analisis pada PDRB baik secara total (dengan
migas+batubara) maupun partial tanpa adanya migas maupun batubara
(non migas dan non migas+batubara) akan memberikan gambaran
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
92
lebih proporsional jika dihubungkan dengan analisis mikro
kesejahteraan masyarakat.
Realisasi Kinerja Tahun 2017
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
11 Pertumbuhanekonomi denganMigas
% 0,5+1 3,13 234,00
12 Pertumbuhanekonomi nonmigas
% 1+1 4,04 303,50
13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara
- 4+1 5,24 120,00
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
11 Pertumbuhanekonomidengan Migas
% -1,28 -0,38 3,13 924
12 Pertumbuhanekonomi nonmigas
% -1,48 -1,52 4,04 366
13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara
- 3,45 1,52 5,24 245
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
11 Pertumbuhanekonomi denganMigas
% 0,5+1 3,13 234,00
12 Pertumbuhanekonomi nonmigas
% 1+1 4,04 303,50
13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara
- 4+1 5,24 120,00
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
93
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
11 Pertumbuhanekonomi denganMigas
% 3,13 5,19 -
12 Pertumbuhanekonomi nonmigas
% 4,04 5,06 -
13 Pertumbuhanekonomi nonmigas dan nonbatubara
- 5,24 4,7 +
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan fakta-fakta seperti diuraikan di atas, upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas selama tahun
2017 belum dapat terwujud dengan baik. Dukungan ketersediaan
infrastruktur jalan mempunyai hubungan dengan capaian kinerja nilai
realisasi investasi.
Meskipun tingkat capaian kinerja telah mencapai status yang baik dan
tinggi, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dampak belum
tercapainya target investasi, kondisi aktual pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas belum dapat dicapai secara mantap, dan cenderung
beresiko menurun. Oleh karena, indikator penentu yang mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (pengembangan berbagai
industri) justru program-programnya dihentikan. Jika kebijakan
pembangunan tahun 2017 ini terus berlanjut, maka pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas dan transformasi ekonomi sulit diwujudkan.
Kegiatan industrialisasi merupakan faktor kunci yang menentukan
untuk melakukan transformasi ekonomi, dengan modal yang dimiliki
oleh Kalimantan Timur berupa kebun kelapa sawit yang cukup luas.
Program hilirisasi produk kelapa sawit (CPO) menjadi produk-produk
turunannya sangat memerlukan proses dan kegiatan industri yang
beragam.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
94
Permasalahan :1. Belum optimalnya hubungan pemerintah daerah terhadap iklim
investasi yang kondusif.
2. Struktur ekonomi masih didominasi sektor pertambangan & industri
pengolahan migas.
3. Pusat pertumbuhan ekonomi yang terpusat pada kabupaten/kota
yang memiliki keunggulan SDA dan infrastruktur dasar yang relatif
baik.
4. Belum adanya produk yang mampu berperan sebagai pengganti
migas dan batubara sebagai komoditi utama yang menopang
perekonomian Kaltim dan mampu bersaing dengan daerah lain
akibat tingginya cost produksi sebagai akibat belum didukung oleh
infrastruktur yang ada.
5. belum maksimalnya hasil produk hilirisasi komoditi unggulan yang
mampu berperan sebagai pengganti migas dan batubara sebagai
komoditi utama yang menopang perekonomian Kaltim, dan
mampu bersaing dengan daerah lain akibat tingginya cost produksi
sebagai akibat belum didukung oleh infrastruktur yang ada.
6. Anjloknya pasar komuditas batubara yang selama ini menjadi
andalan Kalimantan Timur berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi daerah ini meskipun sektor lain masih berjalan.
7. belum maksimalnya hasil produk hilirisasi komoditi unggulan yang
mampu berperan sebagai pengganti migas dan batubara sebagai
komoditi utama yang menopang perekonomian Kaltim, dan
mampu bersaing dengan daerah lain akibat tingginya cost produksi
sebagai akibat belum didukung oleh infrastruktur yang ada.
Solusi :1. Percepatan transformasi ekonomi
2. Lebih mengarahkan Struktur ekonomi berbasis SDA terbarukan.
3. Pembangunan ekonomi Kalimantan Timur yang saling terkait
antara hulu dan hilir dengan komoditas unggulan.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
95
4. Pengembangan perekonimian rakyat dan/atau sektor yang
didukung oleh pelaku ekonomi yang lebih luas (pertanian).
5. Memfasilitasi infrastruktur melalui koordinasi dengan instansi terkait
dan mendorong tumbuhnya komoditi pengganti migas dan
batubara.
6. Koordinasi pembangunan infrastruktur melalui investasi terkait
dengan pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya
komoditi pengganti migas dan batu bara.
7. Menggali secara optimal komoditas lain sebagai tulang punggung
bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
8. Koordinasi pembangunan infrastruktur melalui investasi terkait
dengan pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya
komoditi pengganti migas dan batu bara.
Upaya :1. Melakukan diversifikasi produk dari hasil kehutanan, perkebunan,
pertanian dan perikanan sebagai produk unggulan darah.
2. Melakukan penumbuhan dan diversifikasi produk/komoditi
unggulan daerah serta peningkatan dan penguatan SDM.
3. Peran swasta dan BUMD sangat diperlukan untuk membantu
memulihkan perekonomian. Masih diperlukan usaha yang
maksimal untuk mencapai tingat realisasi investasi yang diinginkan
karena tambahan investasi akan dapat menumbuhkan
perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Tambahan
investasi harus ditanamakan pada sector yang dapat mendorong
perekonomian bebasis non migas dan non batubara dan
menyerap tenaga kerja yang banyak.
4. Melakukan koordinasi dengan distributor dan instansi teknis terkait.
5. Melakukan penumbuhan dan diversifikasi produk /komoditi
unggulan daerah serta peningkatan dan penguatan SDM.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
96
6. Pengembangan sektor industri untuk komoditi non migas, terutama
hilirisasi CPO dan komoditi pertanian lainnya untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas
adalah :
1. Program Pengendalian Pelaksanaan Investasi
2. Program Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman
Modal
3. Program Kemudahan Pelayanan dan Percepatan Prodes Perijinan
4. Program Penataan Struktur Industri
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Industri
6. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
7. Program Peningkatan Kerjsama perdagangan
8. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
9. Program Peningkatan daya saing investasi sektor jalan dan
jembatan
10.Program Peningkatan daya Saing investasi sektor transportasi
darat, laut, udara dan ASDP
11. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luasDalam hal ini adalah pertanian pangan, perkebunan,
perikanan dan kelautan, peternakan serta kehutanann, yang sejatinya
memang menyangkut kehidupan masyarakat lokal yang luas.
Berdasarkan data capaian terlihat bahwa secara umumpertanian
berbasis pertanian dala marti luas telah menunjukkan capaian
target. Hanya saja dikarenakan kontribusinya tidak cukup besar,
maka belum mampu untuk menggantikan peran dari sektor ekonomi
utama, yaitu pertambangan dan pengolahannya. Bilamana
transformasi ekonomi ke arah SDA terbaharui yang dicanangkan
Kaltim akan dapat penuh terjadi pada tahun 2030, maka berbagai
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
97
upaya harus dimulai sejak sekarang. Beberapa upaya yang dapat
direkomendasikan adalah antara lain terpenting adalah
pengembangan agribisnis dan agroindustri.
Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian14 Share sektor
pertanian dalam artiluas
% 9 7,96 86,89
15 Laju pertumbuhanekonomi sektorpertanian dalam artiluas
- 4,87+1 5,7 100
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
14 Share sektorpertaniandalam artiluas
% 7,62 8,06 7,96 -1,24
15 Lajupertumbuhanekonomisektorpertaniandalam artiluas
- 4,59+1 4,73+1 5,7 100.00
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
14 Share sektorpertanian dalamarti luas
% 10,00 7,96 78.20
15 Laju pertumbuhanekonomi sektorpertanian dalamarti luas
- 5,00+1 5,7 100.00
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
14 Share sektorpertanian dalamarti luas
% 7,96 13,92 -
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
98
15 Lajupertumbuhanekonomi sektorpertanian dalamarti luas
- 5,7 13,6 -
Sumber : BPS Triw.III,2017Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan
yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman,
hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit,
pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan
untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat
semusim.
Sektor petanian ini menjadi penyelamatan perekonomian nasional
karena justru pertumbuhannya meningkat sebagai potensi
sumberdayanya yang besar dan beragam, pangsa terhadap
pendapatan nasional cukup besar, besarnya penduduk yang
menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan.
Sasaran pembangunan untuk meningkatkan kontribusi sektor
pertanian dalam arti luas didukung oleh empat (4) program dengan 15
indikator kinerja. Secara umum sasaran ini dapat dicapai dengan baik
sesuai target yang telah ditetapkan, tetapi ada tiga indikator capaian
pembangunan dari tiga program prioritas yang tidak lagi dilaksanakan
pada tahun 2017 ini, yaitu: (1) Program Pengembangan Kawasan dan
Usaha Peternakan (Jumlah Kawasan Peternakan), (2) Program
Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dan (3)
Program Peningkatan dan Pengembangan Industri Olahan non migas.
Dihilangkannya tiga program prioritas tersebut di atas akan
berdampak terhadap menurunnya kontribusi sektor pertanian dalam arti
luas untuk menyumbang PAD, karena Program Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan merupakan
penyumbang devisa yang cukup besar. Sedangkan Program
Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan (Jumlah Kawasan
Peternakan) merupakan pendukung sistem pertanian terpadu yang
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
99
sangat cocok bagi agroekosistem Kalimantan Timur. Demikian pula
dengan Program Peningkatan dan Pengembangan Industri Olahan
non migas merupakan program yang sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian yang dihasilkan di
Kalimantan Timur, agar kita tidak hanya menjual produk bahan mentah
hasil pertanian.
Berdasarkan evaluasi kinerja seperti diuraikan di atas, meskipun
capaian kinerjanya sasaran ini telah on track, tetapi target yang
ditetapkan masih rendah potensinya untuk dapat mendongkrak
peningkatan PAD dan memutar roda pembangunan daerah. Sehingga
konstribusi sektor pertanian dalam arti luas terhadap
pertumbuhan/kemampuan ekonomi daerah belum bermakna
(signifikan), harus terus ditingkatkan dan diperlukan upaya-upaya
terobosan yang kreatif dari OPD yang bertanggung jawab.
Permasalahan :1. Masih rendahnya produk sektor pertanian
2. Kurang maksimalnya kontribusi sektor pertanian terhadap
perekonomian.
Solusi :1. Pengembangan agribisnis
2. Pertanian dengan sentra bisnis.
3. Pengembangan agroindustri.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas
adalah:
1. Program Perluasan Komoditas Perkebunan Non Sawit
2. Program Perluasan Kebun Sawit
3. Program Peningkatan Produktivitas Perkebunan
4. Program Pengembnagan Kawasan san Usaha Peternakan
5. Program Pengembangan produksi Budidaya dan Penguatan Daya
Saing Produk Perikanan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
100
12. Tercapainya Swasembada panganSwasembada beras merupakan status yang diupayakan
terwujud di Provinsi Kalimantan Timur sejak lama, tetapi hingga saat
ini belum dapat dicapai. Produksi padi di Provinsi Kalimantan Timur
dilakukan baik pada lahan kering (ladang) maupun lahan basah
(sawah). Berdasarkan dukungan teknologi hingga saat ini, agro-
ekosistem sawah mendapat dukungan teknologi lebih maju
dibandingkan dengan ladang. Sehingga produksi padi sawah lebih
banyak berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan meskipun
produksi padi masih belum mencapai swasembada untuk tingkat
Provinsi, dan masih di bawah target produksi yang ditetapkan.
Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian16 Rasio pemenuhan
beras % 75 61,52 82,03
Perbandingan Realisasi Kinerja.No. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
16 Rasiopemenuhanberas
% 70,15 50 61,52 23,04
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
16 Rasiopemenuhanberas
% 85,00 61,52 72,38
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi2017
RealisasiNasional
Ket.(+/-)
16 Rasiopemenuhan beras % 61,52 171,32 -
Pangan adalah hak asasi manusia. Orientasi dalam mengkonsumsi
pangan telah bergeser dari perhatian pada komoditas menjadi
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
101
perhatian pada nutrisi dan gizi. Kebutuhan nutrisi oleh tubuh hanya
dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi beraneka ragam pangan.
Untuk meningkatkan ketahanan pangan perlu memperhatikan sumber
daya, kelembagaan dan budaya lokal, yang salah satunya dilakukan
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
beranekaragam pangan atau memperbaiki pola konsumsinya dengan
prinsip gizi seimbang guna membentuk sumber daya manusia yang
sehat, aktif, dan produktif.
Ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di suatu
wilayah belum menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan
dan gizi. Kebutuhan pangan untuk konsumsi rumah tangga merupakan
hal pokok dalam kelangsungan hidup. Untuk itu, selain
ketersediaannya juga perlu diperhatikan pola konsumsi rumah tangga
atau keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi,
sehingga dapat memenuhi standar gizi yang dianjurkan. Pola
konsumsi pangan rumah tangga dipengaruhi oleh pola makan
sebagian besar penduduk, Ketersediaan bahan pangan, dan tingkat
pendapatan.
Secara umum terdeteksi bahwa, faktor pembatas yang dominan
adalah pengaruh iklim dan motivasi petani serta kualitas lahan dan
sumber daya manusia berkualitas (teknologi modern). Pengaruh dari
Iklim karena pengairan kita adalah tadah hujan maka pertanian
terutama hanya mungkin menanam padi dengan baik bilamana curah
hujan tersedia cukup. Motivasi petani naik dan turun dipengaruhi oleh
banyak faktor, terutama harga komuditi beras dan ketersediaan
lapangan kerja alternatif. Peranan pemerintah dalam pengelolaan
hanya terbatasi sebagai fasilitator dan dinamisator dari stakeholder
yang ada.
Berdasarkan indikator kinerja yang digunakan, sasaran
swasembada beras pada tahun 2017 mempunyai dua makna,
berdasarkan indikator target yang ditetapkan maka capaian kinerja
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
102
telah melampaui target, namun berdasarkan fakta aktual capaian
swasembada pangan berdasarkan jumlah penduduk dan konsumsi
beras per kapita maka capaian kinerja masih status on progress
(57,82%) – dan kecenderungan produksi padi Kalimantan Timur terus
menurun sejak tahun 2010 (BPS Kaltim, 2016). Upaya peningkatan
produksi padi secara konvensional hanya mungkin dilakukan dengan
melakukan perluasan lahan sawah dengan dukungan mekanisasi
pertanian, menyediakan dukungan irigasi yang cukup, dan
memperkuat kegiatan penyuluhan pertanian. Atau melalui upaya
terobosan dengan memberikan subsidi output kepada petani padi,
agar mereka semangat berproduksi dan berlomba-lomba untuk
menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas lahan
sawahnya.
Permasalahan :Belum tercapainya swasembada secara aktual di Kalimantan Timur,
disebabkan oleh belum terpenuhinya prasyarat yang diperlukan,
antara lain luas lahan sawah, infrastruktur irigasi, dan penyuluhan.
Solusi :Perlu adanya koordinasi yang lebih intens dengan instansi yang
berwenang tentang irigasi pertanian
Upaya Peningkatan Produksi antara lain :1. Perkembangan kawasan
2. Meningkatkan penggunaan pupuk oleh petani
3. Peningkatan penggunaan bibit unggul
4. Perlindungan lahan pertanian
5. Perbaikan prasarana irigasi
6. Mekanisasi Pertanian
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
untuk Tercapainya swasembada beras adalah:
1. Program Peningkatan Produksi pertanian tanaman pangan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
103
2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian tanaman
pangan
3. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
5. Program Peningkatan produksi Peternakan
6. Program pengembangan perikanan tangkap
13. Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan.Sasaran ini pada dasarnya pada saat program MP3EI (Master-
Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi) digulirkan digagas guna
mengatasi kebutuhan enerji yang terus meningkat, sementara
deposit energi berasal dari bahan bakar fosil semakin menipis. Oleh
karenanya ke depan Sasaran ini tetap saja relevan untuk
dipertahankan, karena menyangkut salah satu kebutuhan pokok
masyarakat
Sumber energi alternatif salah satunya dari alam yang dapat
berupa tenaga air, uap air, angin, matahari, panas bumi, pasang surut
air laut, gelombang laut, nuklir, sampai pemanfaatan sampah organik
menjadi biomassa.
Kawasan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai sumber daya
alam melimpah dan beraneka ragam. Dengan pemanfaatan SDA
sebagai energi yang ramah lingkungan sudah sebijaknya menjadi
prioritas utama dalam pengembangan sumber energi alternatif.
Ketersediaan sinar matahari dan angin sebagai alternatif penghasil
energi merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Dengan berbagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan energi
terbarukan inilah yang akan menopang aktivitas manusia di masa
depan dengan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
104
Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian17 Bauran energi baru
terbarukan % 2 2,12 106
Perbandingan Realisasi Kinerja .No. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
17 Bauranenergi baruterbarukan
% 1,01 1,27 2,12 70,9
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
17 Bauran energi baruterbarukan % 3,00 2,12 70,67
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
17 Bauran energibaru terbarukan % 2,12 7,7 _
Sumber : BPS, semester I/2017
Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) hingga kini masih belum
maksimal. Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), bauran pemanfaatan sumber energi masih dikuasai
oleh energi fosil.
Situasi yang ada ini jelas terkait dengan belum membaiknya situasi
pasar global produk SDA khususnya industri tambang batubara Kaltim
yang merupakan kontributor utama PDB Kaltim.
Indikator utama capaian kinerja sasaran ini adalah ratio elektrifikasi
dan presentase desa berlistrik. Pemerataan desa berlistrik kualitasnya
harus tetap ditingkatkan agar dapat mendukung kualitas kehidupan
masyarakat di pedesaan.
Permasalahan :1. Pemenuhan energi masih bergantung pada energi berbasis fosil.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
105
2. Belum berkembangnya energi yang berbasis sumber non fosil.
3. Kurang optimalnya pengembangan energy alternative pengganti
BBM.
Solusi :1. Pemenuhan dan pemberdayaan energi yang ramah lingkungan
2. Mendorong pengembangan sumber energi alternatif, sampai
pemanfaatan sampah organik menjadi biomassa.
Upaya :Pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan harus
tetap dilakukan,agar antisipasi terhadap masalah energi di masa
mendatang dapat diantisipasi secara bertahap.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan adalah:
1. Program Diversifikasi Energi
2. Program pengusahaan Ketenagalistrikan
3. Program pengembangan Ketenagalistrikan
IV. Tujuan Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas
Tujuan Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas dijabarkan
dalam 1 (satu) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 1 (satu) indikator.
Tujuan II SasaranMenyediakanInfrastruktur Dasaryang Berkualitas
14Meningkatnya kepuasan masayrakatterhadap pelayanan infrastrukturdasar
14. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayananinfrastruktur dasarMengingat pentingnya ketersediaan infrastruktur dasar dalam
mendukung program pembangunan lainnya di tengah kendala
geografis wilayah dan warga masyarakat yang tersebar hingga ke
pedalaman, maka telah direkomendasikan untuk lebih selektif dan
realistik dalam penetapan program, disamping kepentingan untuk
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
106
membangun koordinasi yang lebih baik antar tingkat pemerintahan dari
pusat hingga ke kabupaten/kota.
Sasaran ini dimaksudkan untuk menyediakan infrastruktur dasar
yang berkualitas bagi masyarakat. Dalam kaitan ini upaya-upaya
yang dapat diusulkan adalah peningkatan kuantitas/dan kualitas
infrastruktur, serta pemerataan sarana-prasarana fisik, tidak terkecuali
di wilayah-wilayah terpencil.
Realisasi Kinerja Tahun 2017.No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian18 Indeks kepuasan
layananinfrastruktur dasar
Indeks 6,8 7,00 102,94
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
18 Indekskepuasanlayananinfrastrukturdasar
Indeks 6,21 7,00 7,00 -
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
18 Indeks kepuasanlayananinfrastrukturdasar
Indeks 7,00 7,00 100
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
18 Indekskepuasanlayananinfrastrukturdasar
Indeks 7 7,0 +
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
107
Berdasarkan sasaran yang akan dicapai yaitu meningkatnya
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur dasar,
terdihat ada peningkatan kinerja yang dilihat dari indeks tingkat
kepuasan layanan infrastruktur dasar yang meningkat dari 5,90 pada
tahun 2014 menjadi 6,21 pada tahun 2015, bahkan telah melewati
target yang ditetapkan yaitu 6,00.
Meskipun demikian tetap saja masih dijumpai beberapa faktor
penghambat, antara lain: masalah konflik lahan bagi pengembangan
jaringan jalan/jembatan baru atau prasarana transportasi lainnya,
agar terbangun koneksivitas antar wilayah, Kesulitan juga masih
dijumpai dalam peningkatan kualitas pelayanannya, meski secara
umum dirasakan telah ada perbaikan yang cukup signifikan.
Indeks kepuasan layanan infrastruktur ini merupakan ukuran
umpan balik untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atas
pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Provinsi serta
memberikan gambaran perspektif masyarakat secara obyektif,
komprehensif dan kredibel baik pembangunan fisik maupun aspek
manfaatnya.
Pemerintah Provinsi pada tahun 2017 melakukan survey Indeks
Kepuasan Layanan Infrastruktur (IKLI) terhadap masyarakat di 10
Kab/Kota.
Secara umum dengan adanya penilaian indeks kepuasan layanan
infrastrukur ini, telah menggambarkan bahwa masyarakat merasa
terbantu dengan produk/output pembangunan infrastruktur saat
ini karena sudah lebih baik dari sebelumnya walaupun ketersediaan
serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Untuk itu Pemerintah
Provinsi terus berupaya melakukan percepatan pembangunan
infrastruktur agar hasilnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
108
Permasalahan :1. Permasalahan klasik yang dihadapi adalah masalah keterbatasan
anggaran (APBD) yang sangat terkait dengan kondisi ekonomi
Kalimantan Timur.
2. Kendala pembebasan lahan, menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh dalam percepatan pembangunan infrastruktur jalan di
Kalimantan Timur
3. Penetapan skala prioritas pembangunan infrastruktur, hendaknya
menjadi perhatian dalam penetapan program prioritas, yang
disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang tersedia.
4. Masih diperlukan teknik pengumpulan data yang akurat, khususnya
untuk program yang terkait dengan non fisik (misalnya jumlah
penumpang, barang dll).
Solusi :1. Kebutuhan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur masih
sangat tinggi, dan upaya-upaya yang telah dilakukan dari sisi
kualitas sudah cukup baik, tetapi dari aspek kuantitas masih cukup
jauh dari kebutuhan masyarakat.
2. Keberhasilan pembangunan infrastruktur sangat tergantung kepada
ketersediaan anggaran, pembebasan lahan, dan batasan
kewenangan pemerintahan. Oleh karena itu, pembanguan
infrastruktur tidak boleh terlepas dari upaya bersama antara
pemerintah daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi), pemerintah pusat,
dan swasta.
3. Secara umum kinerja pembangunan infrastrukur berbasiskan Misi 3
sesuai dengan evaluasi pada tahun ke-4 RPJMD Kaltim terlihat
masih “belum memuaskan”, karena potensi keberhasilan maksimal
hanya 59%. Hal ini didasarkan pada akumulasi 17 indikator dari 13
program yang termasuk berhasil (hijau) baru terdapat 10 indikator.
4. Mengingat bahwa infrastruktur adalah salah satu faktor yang
menentukanpertumbuhan dan pemerataan ekonomi, maka skala
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
109
prioritas pembangunan infrastruktur, hendaknya diberikan kepada
pembangunan yang mendukung mengembangan sentra-sentra
ekonomi yang merata (jalan, tarnsportasi dan telekomunikasi)
Upaya :1. Untuk mengatasi permasalahan anggaran dan pembebasan lahan,
diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara pemerintah
daerah (provinsi, kota dan kabupaten) dengan pemerintah pusat
termasuk dengan swasta, khsusunya dalam memberikan prioritas
pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu dan membuka isolasi
wilayah-wilayah terpencil.
2. Kondisi geografis dan luas wilayah yang sangat besar di
Kalimantan Timur, memerlukan perlakuan khusus dibidang
pembangunan infrastruktur, sehingga pemberian prioritas
pembangunan tidak dapat didasarkan hanya pada populasi jumlah
penduduk akan tetapi terlebih kepada pemerataan pembangunan
dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
3. Pendataan hasil-hasil pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan,
transportasi dan telekomunikasi) termasuk pendataan kebutuhan
pembangunan infrastruktur yang akurat sangat diperlukan, agar
supaya penetapan skala prioritas yang dilakukan lebih akurat.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
infrastruktur dasar adalah:
1. Program pembangunan jalan dan jembatan
indikator outcome Penyediaan Jalan dengan Kapasitas Daya
Mampu diatas 10 Ton (%). Capaian sementara baru 10.73% dari
target 30.60% yang dicanangkan. Meskipun demikian, dibanding
tahun sebelumnya mengalami kenaikan 4%. Secara fisik,
pembangunan tahun ini baru terealisasi sepanjang 4 km dan
secara keseluruhan baru terealiasai 113 km dari kebutuhan
keseluruhan sepanjang 1.050 km. Kebutuhan infrastruktur jalan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
110
dengan kapasitas daya tampung di atas 10 ton di Kalimantan Timur
sangat tinggi dan hal ini memerlukan penanganan semua pihak
termasuk Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kemampuan Pemerintah Provinsi sangat terbatas dari sisi
pendanaan, sehingga jika tidak dibantu melalui pendanaan lainnya
akan sulit untuk diwujudkan. Selanjutnya capaian program secara
keseluruhan dapat terukur pada akhir triwulan ke IV.
2. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
indikator outcome Tingkat Kemantapan jalan (%), diperoleh hasil
bahwa dari target kemantapan jalan 86.01%, baru tercapai 51.66%.
Capaian ini justru lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya
yaitu 64.54%. Menurunnya tingkat kemantapan jalan ini disebabkan
adanya kerusakan jalan akibat pemanfaatan jalan pada tahun
berjalan (dan tahun-tahun sebelumnya), sehingga mengurangi
persentase kemantapan jalannya. Dalam hal ini persentase jalan
yang mengalami kerusakan lebih besar dari jalan yang
direhabilitasi pada tahun 2017 ini. Akibatnya, secara keseluruhan
persentase kemantapan kelihatan menurun dibanding tahun 2016.
Capaian program tahun 2017 dapat terukur pada triwulan ke IV.
3. Program pembukaan keterisolasian wilayah sektor jalan dan
jembatan
indikator outcome Jumlah kecamatan yang belum terakses sarana
dan prasarana transportasi jalan dan jembatan, diperoleh capaian
bahwa terdapat 8 kecamatan yang belum dapat terakses dari target
7 kecamatan. Capaian ini mengalami peningkatan dibanding
kondisi pada tahun 2016 (terdapat 10 kecamatan) yang berarti
pada tahun 2017 terdapat 2 (dua) kecamatan yang dapat dibuka
aksesnya
4. Program pembukaan keterisolasian wilayah sektor transportasi
darat, sungai danau dan penyebrangan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
111
indikator outcome Jumlah kecamatan yang belum terakses sarana
dan prasarana transportasi darat, sungai, danau dan peyebrangan,
dapat dijelaskan bahwa dari target 7 kecamatan yang belum dapat
terakses, dicapai tersisa 6 kecamatan. Dari 15 kecamatan pada
tahun 2013, tersisa 6 kecamatan yang belum terakses transportasi
sungai/penyeberangan yaitu Kecamatan Tabang, Kecamatan
Kembang Janggut, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Busang,
Kecamatan Tanjung Harapan dan Kecamatan Mook Manor Bulant.
Untuk 9 kecamatan yang sudah terakses jalur sungai dengan
perahu yang bersandar di dermaga rakyat adalah Kecamatan
Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Sandaran,
Kecamatan Long Pahangai, Kecamatan Long Apari, Kecamatan
Long Bagun, Kecamatan Tering, Kecamatan Long Hubung dan
Kecamatan Laham. Untuk Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan
Muara Wis, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Sandaran untuk
jalan darat ada subsidi ongkos angkut dengan Bus DAMRI dari
APBN. Untuk itu perlu mengusulkan kegiatan ini ke APBN.
5. Program pembukaan keterisolasian wilayah sektor transportasi
udara.
indikator outcome jumlah kecamatan yang belum terakses sarana
dan prasarana transportasi udara, diperoleh capaian bahwa
terdapat 1 (satu) kecamatan yang belum terakses transportasi
udara. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Long Apari.
Program prioritas ini saat ini kewenangannya berada dibawah
Pemerintah Pusat (Kementerian Perhubungan), sehingga akan sulit
untuk dituntaskan dengan APBD. Langkah terbaik yang harus
dilakukan adalah mengusulkan dan mendorong Pemerintah Pusat
untuk segera menganggarkan melalui APBN.
6. Program Sarana dan prasarana telekomunikasi
indikator outcome Ibukota kecamatan yang terlayani jaringan
telekomunikasi, diperoleh capaian bahwa sejak tahun 2016 seluruh
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
112
ibukota kecamatan di Kalimantan Timur telah terjangkau jaringan
telekomunikasi. Dan sejak tahun 2016 juga, pengerjaan
pembangunan menara telekomunikasi telah diambil oleh
Pemerintah Pusat. Peran Kominfo Provinsi dapat memberikan
masukan daerah / wilayah mana saja yang belum ter cover jaringan
telekomunikasi / blankspot. Untuk selanjutnya target dapat
dipersempit menjadi desa/kelurahan yang dapat terjangkau
telekomunikasi.
7. Program penyediaan dan pengelolaan air baku
Program Penyediaan dan pengelolaan air baku dengan indikator
Kapasitas air baku (liter/detik), diperoleh capaian bahwa dari target
260 L/detik, baru tercapai 80 L/detik. Hal ini sangat terkait dengan
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy dan
Sekerat, dimana target 260 L/detik tersebut, termasuk di dalamnya
untuk keperluan layanan KEK Maloy dan Sekerat. Mengingat KEK
tersebut masih dalam tahap pengerjaan, maka adalah sangat wajar
jika capaian tahun 2017 belum dapat memenuhi target tersebut.
Capaian program tahun 2017 dapat terukur pada triwulan ke IV.
8. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum
indikator prosentase cakupan layanan air minum, diperoleh capaian
cakupan layanan air minum 68% dari target 47% yang
dicanangkan, dengan jumlah debit air baku yang dapat disalurkan
adalah 80 liter/detik. Capaian ini 21% melebihi target dan juga lebih
tinggi dari capaian tahun 2016. Capaian program dapat terukur
secara lengkap pada triwulan ke IV
9. Program peningkatan daya saing sektor sumberdaya air
indikator outcome persentase penyediaan air baku kawasan
industri, diperoleh capaian hanya 2% dari 30% yang ditargetkan.
Rendahnya capaian ini juga terkait dengan pembangunan kawasan
industry (KEK) Maloy yang masih on-progress. Target 30%
tersebut termasuk target penyediaan air baku untuk Maloy dan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
113
Sekerat. Pada program ini juga telah dicapai target presentase
peningkatan jumlah bendungan untuk pengembangan irigasi dan
air baku sebesar 2%. Capaian program dapat terukur pada triwulan
ke IV
10.Program pengendalian banjir
indikator outcome luas genangan banjir, hingga saat ini luas
genangan banjir adalah tersisa 418 Ha dari target 440 Ha yang
dicanangkan. Capaian ini sudah melampaui target sebagaimana
yang diprogramkan. Capaian lebih lanjut terkait program ini dapat
terukur pada triwulan ke IV
V. Tujuan Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Tujuan Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dijabarkan
dalam 3 (satu) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 5 (lima) indikator.
Tujuan V Sasaran
Mewujudkan tatakelolapemerintahanyang baik
15 Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebasKKN
16 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayananpublik
17 Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitaskinerja
15. Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKNPenyelenggaraan pemerintahan khususnya di Indonesia
telah mengacu pada paradigma good governance yaitu tata kelola
pemerintahan yang baik yang kemudian juga merupakan acuan
bagi setiap daerah untuk mewujudkannya.Untuk mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik, maka pemerintah berprinsip pada
keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi
supremasi hukum dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat
menjamin kelancaran, serta keserasian dan keterpaduan tugas dan
fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Di
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
114
samping itu, untuk mewujudkan good governance harus melibatkan
peran masyarakat yang mempunyai hak untuk mencari, memperoleh,
dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Komitmen tentang Pemerintahan yang bersih merupakan
impian yang ingin diwujudkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah kepada
semua pihak atau kepada semua stakeholder, wujud tersebut misalnya
paling tidak bagaimana mengurangi terhadap praktek korupsi di dalam
penyelenggarakan pemerintahan. Komitmen tersebut telah dimuat
dalam RPJMD tahun 2013-2018 yang merupakan sasaran yang ingin
dicapai.
Berdasarkan Skor skala terbaru yang dikeluarkanolehTranparency International Indonesia(TII) adalah 0-100 dan dari
hasil survei IPK tahun 2014 Provinsi Kalimantan Timur berada pada
skala 4,90.
Kondisi Awal RPJMD pada tahun 2013, untuk Indeks Persepsi
Korupsi telah ditetapkan targetnya sebesar 5,20, namun realisasi
capaianya setelah setahun kemudian (2016) diperoleh sebesar 5,58.Indeks Persepsi Korupsi / Corruption Perception Indeks (CPI)
Indeks persepsi korupsi merupakan hasil pengukuran yang pertama
kali dikeluarkan pada tahun 1995, yang dikenal baik sebagai alatTransparency International (TI).
Sejalan dengan misi mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang
Profesional, Transparan, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik
menjadi misi ke-4 dalam RPJMD 2013-2018, penilaian atas laporan
keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh pihak eksternal yang
dalam hal ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Penilaian oleh lembaga eksternal ini menjadi komponen penting untuk
menilai sejauh manakah penilaian yang obyektif bisa dilakukan
terhadap akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah terutama dari
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
115
segi keuangan. Hal ini menjadi bagian yang menguatkan akuntabilitas
pada aspek pencapaian kinerja yang sudah diuraikan dalam sasaran
ke-15 sebelumnya. Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan
mendasarkan pada UU No. 15 tahun 2004 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik setiap
tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan
Realisasi Angaran, Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan
Keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara
bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat
(TMP), Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan yang terbaik adalah
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Untuk sasaran ke-15 ini, realisasi atas target kinerja yang ditetapkan
menunjukkan realisasi kinerja yang sangat berhasil. Pada tahun 2015,
target kinerjanya adalah Indeks Persepsi Korupsi dan pemeriksaan
dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Kemudian pada tahun 2015 yang merupakan tahun kedua
pelaksanaan RPJMD telah dicapai IPK sebesar 5,58 dari target yang
ditetapkan sebesar 5,70. Selanjutnya pada tahun 2016 merupakan
tahun ketiga dari pelaksanaan RPJMD dan data menunjukkan bahwa
diperoleh capaian IPK sebesar 5,58 dari target sebesar 6,30. Dari data
tersebut merupakan hasil yang dikeluarkan oleh lembaga TII untuk
Provinsi Kalimantan Timur.
Usaha-usaha yang dilakukan lebih menitik beratkan pada
tatakelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang bebas
korupsi dan KKN. Sistem online merupakan sebuah alternatif yang
dapat diekspolorasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Pelayanan yang berbasis online selain memberikan kemudahan-
kemudahan pada pelayanan publik, paling tidak dapat memutus mata
rantai praktek-praktek korupsi, dan pungli sehingga praktek korupsi
dapat diminimalisir
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
116
Keinginan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk
mewujudkan Good Governance dan Clean Government, yang bebas
KKN bukan saja hanya sebatas retorika semata, akan tetapi niat baik
tersebut ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Kalimantan Timur. Adapun usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur dapat terlihat pada Program
Pengembangan Zona Integritas untuk Menuju Wilayah Bebas Korupsi
(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di
Lingkungan Instansi Pemerintah dengan menetapkan beberapa OPD
yang menjadi pilot project (Proyek Percontohan). Kemudian Upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi lainnya terus dilakukan oleh
Pemerintah Prov. Katlim, salah satunya adalah koordinasi tindak lanjut
pengaduan masyarakat yang disampaikan ke Aparat Penegak Hukum
(APH) baik Kepolisian Daerah maupun ke Kejaksanaan Tinggi, hal
tersebut dilakukan karena adanya Instruksi Presiden untuk Tim
Pengawal, Pengamanan Pemerintah Daerah (TP4D) sehingga oleh
Menko Polhukam membuat surat Nomor B.158/Menko/Polhukam/
HK.04.04.1/10/2015 Tgl 21 Oktober 2015 Yang ditujukan kepada
Gubernur di seluruh Indonesia, yang intinya agar Gubernur mengambil
inisiatif awal untuk membentuk sentra TP4D diwilayah masing-masing,
dan selanjutnya Gubernur meneruskannya kepada Bupati dan
Walikota agar segera membentuk Sentra TP4D di daerah masing-
masing.Usaha lainnya diakhir-akhir ini berdasarkan Peraturan Presiden
No. 87 Thn. 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar
(Satgas Saberpungli) dan Instruksi Mendagri No. 180/3935/SJ Tgl. 24
Oktober 2016 tentang Pengawasan Pungutan Liar Dalam
Penyelenggaraan Pemda serta Surat Edaran Mendagri No.
700/4277/SJ Tgl. 11 November 2016 tentang Pembentukan Unit
Satgas Pemberantasan Pungli Tingkat Provinsi dan Kab/Kota,
Pemerintah Prov. Kaltim telah membentuk Satgas Saberpungli melalui
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
117
Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 356/K.585/2016 Tgl. 2
November 2016 tentang Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih
Pungutan Liar (Satgas Saberpungli) di Provinsi Kalimantan Timur yang
melibatkana instansi terkait diantaranya adalah : Kepolisian Daerah,
Kejaksaan Tinggi, Pemerintah Daerah, Polisi Militer TNI, Kanwil
Kemenkunham, Badan Intelijen Negara Daerah, Ombudsman
Perwakilan
Realisasi Kinerja Tahun 2017.No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian19 Indeks Persepsi
KorupsiIndeks 5,80 5,56 95,86
20 Opini BPK Opini WTP WTP WTPPerbandingan Realisasi Kinerja
No. IndikatorKinerja
Satuan Realisasi2015
Realisasi2016
Realisasi2017
%Peningkatan/Penurunan
19 IndeksPersepsiKorupsi
Indeks 5,58 5,58 5,56 0,4
20 Opini BPK Opini WTP WTP WTP -Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
19 Indeks PersepsiKorupsi
Indeks 6,00 5,56 92,67
20 Opini BPK Opini WTP WTP 100Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
19 Indeks PersepsiKorupsi
Indeks 5,56 3,71 -
20 Opini BPK Opini WTP WTP +Sumber : Komisi Pemberantasan Korupsi
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat Opini BPK)
merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
118
akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
efektivitas sistem pengendalian intern.
Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini
audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap
memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan
keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini
berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan,
perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip
akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada
kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 terdapat 4
(empat) jenis Opini yang diberikan oleh BPK RI atas Pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Pemerintah:
(1) Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)WTP menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa,menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisikeuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
(2) Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)WDP menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksamenyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisikeuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untukdampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
(3) Opini tidak wajar (Adversed Opinion)Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yangdiperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasilusaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
(4) Pernyataan menolak memberikan opini (Disclaimer of Opinion)Menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat ataslaporan keuangan, jika bukti audit tidak untuk membuatkesimpulan. (Sumber : bpk.go.id)
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
119
Pada tahun 2016 penilaian Opini Pengelolaan Keuangan Daerah
baru diaudit oleh BPK pada tahun 2017. Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan menerapkan akuntansi
berbasis Akrual sebagai pelaksanaan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010. Adapun Upaya yang dilakukan untuk
Pencapaian Opini WTP atas LKPD Pemprov Kaltim tahun 2015
merupakan upaya yang telah dicapai oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur dalam penyajian Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah, BPK yaki bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh
adalah cukup dan tepat sebagai dasar untuk menyatakan opini BPK.
Namun ada beberapa penekanan yang diberikan oleh BPK
terutama pada Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur bahwa pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur menerapkan akuntansi berbasis Akrualpertama kali sebagai
pelaksanaan PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP. Pemerintah
Provinsi Kaltim tidak menyajikan kembali Laporan Keuangan Tahun
2015 berbasis Kas menuju akrual menjadi Laporan Keuangan Tahun
2015 berbasis aktual. Dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan penerapan akuntansi berbasis akrual disajikan pada
Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran
laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan
terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun solusi :dengan
Melakukan kerjasama dengan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan
Timur terkait pelaksanaan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual dan melakukan perubahan
system aplikasi pada SIMDA Keuangan dan SIMDA Barang yang
berbasis Akrual serta selalu melakukan pembinaan terhadap OPD di
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
120
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terkait penerapan
Akuntansi Berbasis Akrual.
Pada tahun 2017 yang merupakan evaluasi tahun keempat
RPJMD 2013-2018 hasil audit BPK tahun 2016 dari 10 Kabupaten/
Kota dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ditambah
Provinsi Kalimantan Timur sendiri masih tetap sama pada penilaian
tahun sebelumnya yaitu terdapat 9 kabupaten/kota yang mendapat
penilaian WTP termasuk Provinsi Kalimanatan Timur sendiri dan 1
Kabupaten yakni Kabupaten Berau yang mengalami perubahan
menjadi WDP dan tidak bias mempertahankan, padahal tahun
sebelumnya WTP. Kemudian Kabupaten Penajam Paser Utara yang
sebelumnya mendapat penilaian WDP maka tahun 2016 meningkat
menjadi WTP sementara KabupatenMakaham Ulumasih belum ada
peningkatan sejak tahun 2014 yang lalu hingga sekarang ini masih
(Disclaimer of Opinion)Tanpa Memberikan Opini. Untuk jelas
jelasnya gambaran penilaian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4Opini Penegelolaan Keuangan Daerah Tahun 2016
No Provinsi/Kabupaten/kota Opini1. Kalimantan Timur WTP (Unqualified Opinion)2. Kabupaten Berau WDP(Qualified Opinion)3. Kabupaten Kutai Kartanegara WTP (Unqualified Opinion)4. Kabupaten Paser WTP (Unqualified Opinion)5. Kota Balikpapan WTP (Unqualified Opinion)6. Kota Samarinda WTP (Unqualified Opinion)7. Kota Bontang WTP (Unqualified Opinion)8. Kabupaten Kutai Timur WTP (Unqualified Opinion)9. Kabupaten Kutai Barat WTP (Unqualified Opinion)10 Kabupaten Penajam Paser Utara WTP (Unqualified Opinion)
11 Kabupaten Mahakam Ulu Tanpa MemberikanOpini(Disclaimer of Opinion)
Sumber : Inspektorat Prov. Kaltim
Adapun usaha yang dilakukan untuk mempertahankan opini WTP
tersebut terus dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan Aparat
Pengawasan dan OPD dalam hal penerapan Akuntansi Berbasis
Akrual melalui sosialisasi, bimtek dan diklat terkait Akuntansi
Berbasis Akrual dengan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
121
ataupun lembaga-lembaga lainnya dan mengadaan perubahan
Aplikasi Pengelolaan Keuangan dan Barang yang berbasis akrual,
baik Simda Keuangan dan Simda Barang yang telah dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, serta mendorong dan
mengingatkan kepada semua OPD dilingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur agar dalam membuat laporan yang sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, dan membuka jalur
kaonsultasi dan pemberian saran/advis oleh Inspektorat Provinsi
Kalimantan Timur dalam rangka pembinaan terhadap OPD, dengan
melakukan perbaikan penatausahaan persediaan, melakukan proses
perbaikan / inventarisasi asset yang dimiliki terutama pendataan atas
tanah, koordinasi dengan instansi terkait dan melakukan
pengamanan secara persuasive atas tanah yang dikuasi oleh Pihak
Ketiga dan melakukan proses inventarisasi dan perbaikan data atas
peralatan dan mesin yang dimiliki serta penerapan kiat-kiat menuju
WTP yang telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur.
Opini WTP,WDP dan Disclaimer merupakan opini bergensi artinya
prestasi yang harus diraih setiap tahunnya. Usaha-usaha untuk
mewujudkan WTP merupakan suatu keharusan yang dilakukan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui pembenahaan
Laporan Keuangan Daerah, Pengawasan Internal melalui sistem
administrasi yang terintegrasi, penguatan perangkat hukum serta
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (tepat waktu,
kelengkapan, dll) hingga tahun 2016 selalu menunjukkan
peningkatan terhadap prestasi yang bergensi ini. Pada tahun 2014
dari 10 Kabupaten/Kota terdapat 6 dan ditambah 1 Provinsi sehingga
jumlahnya 7 yang mendapat opini WTP sementara terdapat 3 yang
WDP dan 1 Disclaimer. Pada tahun 2016 Evaluasi tahun III terdapat
peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mendapatkan predikat opini
WTP yakni ada 9 dan WDP 1 kabupaten dan 1 kabupaten yang
masih Disclaimer. Disclaimer ini dikarenakan sebuah kabupaten yang
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
122
memang baru berkembang, sebagai dari pemekaran wilayah
Kalimantan Timur, namun pembinaan untuk menuju WTP tetap
dilakukan.
Permasalahan :1. penatausahaan aset disebabkan masalah bukti kepemilikan,
pencatatan pada saat pengadaan sehingga menyulitkan perbaikan
dalam penatausahaan aset saat ini.
2. di Kabupaten/Kota relatif mirip dengan yang terdapat di provinsi
yaitu terkait penatausahaan aset.
Solusi :1. Pensertifikatan dan pengamanan aset : Telah dialokasikan
anggaran untuk proses pensertifikatan, pengaman aset secara fisik
berupa pemasangan plank/papan nama Pemprov. Kaltim dan
Patok Tanda Batas.
2. Inventarisasi Barang Aset Daerah : Meningkatkan intensitas
koordinasi dengan Perangkat Daerah.
3. Rehab Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah : melakukan
opname fisik terhadap bangunan, asrama mahasiswa kalimantan
timur (AMKT), rumah dinas/guest house di komplek pemrumahan
pemprov Jl.MT. Haryono (Rawa Indah) yang tidak memiliki
induk/tercatat pada pengguna barang
4. Penghapusan, Penilaian, Penjualan dan Penyusunan
Regulasi2017 Pengelolaan Aset Daerah : 1) Melakukan koordinasi
dengan Perangkat Daerah; 2) Melakukan koordinasi denga DJKN
dan KPKNL selaku mitra kerja; 3) Membuat SK Tim Penghapusan;
4) Persiapan dokumen pengajuan penilaian terhadap aset yang
akan dihapuskan.
Upaya :1. Meningkatkan pengetahuan Aparat Pengawasan dan OPD dalam
hal penerapan Akuntansi Berbasis Akrual melalui sosialisasi,
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
123
bimtek dan diklat terkait Akuntansi Berbasis Akrual dengan BPKP
Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur ataupun lembaga-lembaga
lainnya.
2. Mengadaan perubahan Aplikasi Pengelolaan Keuangan dan
Barang yang berbasis akrual, baik Simda Keuangan dan Simda
Barang yang telah dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur.
3. Mendorong dan mengingatkan kepada semua OPD dilingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar dalam membuat
laporan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual.
4. Melakukan perbaikan penatausahaan persediaan, melakukan
proses perbaikan / inventarisasi asset yang dimiliki terutama
pendataan atas tanah, koordinasi dengan instansi terkait dan
melakukan pengamanan secara persuasive atas tanah yang
dikuasi oleh Pihak Ketiga dan melakukan proses inventarisasi dan
perbaikan data atas peralatan dan mesin yang dimiliki serta
penerapan kiat-kiat menuju WTP yang telah dicanangkan oleh
Bapak Gubernur.
Program yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk
sasaran Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN adalah:
1. Program penguatan kelembagaan
bertujuan untuk memberikan kemudahan-kemudahan kepada
masyarakat sebagai pengguna jasa layanan dari pemerintah.
Dengan adanya Program penguatan kelembagaan PTSP tersebut,
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat
bahwa apa yang dilakukan pemerintah saat ini benar-benar sesuai
dengan tugas fungsinya untuk melayani masyarakat.
2. Program pengembangan zona integritas
Program ini bertujuan untuk menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)/Wilayah Birokrasi Bebas Melayani (WBBM) dengan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
124
mekanisme penilaian dan penetapan WBK/WBBM, bobot indikator
proses sebagai syarat penilaian unit kerja berpredikat WBK,
penilaian kegiatan pencegahan dan evaluasi dan pelaporan. OPD
utama yang bertanggungjawab untuk Program pengembangan
zona integritas ini adalah Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur.
3. Program pencegahan dan pemberantasan KKN
dimaksudkan untuk menurunkan kasus KKN dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Pada tahun 2016 jumlah pengaduan masyarakat yang ditangani
sebanyak 9. pengaduan, dari pengaduan tersebut telah
ditindaklanjuti dengan dilakukan pemeriksaan atas kebenarannya
dan terdapat 9 pengaduan yang terbukti dan 3 pengaduan yang
tidak terbukti. Dari 9 pengaduan yang terbukti tersebut adalah
masalah kepegawaian berdasarkan PP 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS.
4. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
untuk mewujudkan tranparansi pengelolaan keuangan untuk
menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang merupakan
predikat yang harus dicapai oleh setiap daerah yang
mengharuskan kepada setiap daerah untuk memberikan kinerja
yang baik dalam Sistem Pengendalian Internal Pengelolaan
Keuangan, Tertib Administrasi dalam pengelolaan aset daerah
yang harus di tunjukkan dalam kinerjanya setiap tahunnya.
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Daerah.
16. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
IKM merupakan suatu ukuran untuk mengetahui tingkat kinerja unit
pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya.
Berdasarkan komponen standar pelayanan pendidikan yang mengacu
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
125
pada UU No. 25 Tahun 2009, ada 14 komponen dasar untuk
pelayanan publik seperti dasar hukum, persyaratan, sistem
mekanisme dan prosedur, jangka waktu penyelesaian, biaya atau tarif
produk pelayanan, sarana dan prasarana, penanganan pengaduan,
saran, dan masukan, jumlah pelaksana, kompetensi pelaksana,
jaminan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan (Maklumat
Pelayanan), komitmen untuk memberikan rasa aman, resiko keragu-
raguan serta evaluasi kinerja pelaksana. Semua elemen masyarakat
harus bersinergi untuk mengawasi dan mensosialisasikan mengenai
pentingnya layanan publik. Beberapa hal harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas layanan publik seperti perbaikan regulasi,
administrasi serta perbaikan birokrasi agar terwujudnya kualitas
layanan publik yang baik.
Salah satu fungsi yang dilakukan pemerintah adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Program peningkatan pelayanan
publik yang merupakan program prioritas yang di muat dalam RPJMD
tahun 2013-2018.
Dalam pelayanan publik ada 3 faktor yang harus diperhatikan untuk
mendapat kepuasan yaitu pertama Sistem dan prosedurnya yang jelas
(SOP), kedua meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya yang
memberikan pelayanan publik (etika pelayanan) ketiga meningkatan
dan memperbaiki sarana dan prasarana (fasilitasi-fasilitas yang
nyaman), dengan memperbaiki hal tersebut dapat memberikan
kenyamanan serta kepuasan masyarakat, untuk itu mendapatkan
informasi yang akurat dapat dilakukan melalui penelitian atau survei
berkenaan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM).
Sasaran ini ditetapkan sesuai dengan tugas utama aparatur sipil
negara sebagai abdi negera dan abdi masyarakat. Kepuasan
masyarakat atas pelayanan aparatur adalah bagian dari refleksi
keberhasilan. Oleh karenanya pada evaluasi Sasaran ini memiliki
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan adalah Indeks
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
126
Kepuasan Masyarakat yang untuk tahun 2015 realisasi sebesar
76,65 dan pada tahun 2016 yaitu pada angka 75 dengan target 80.
Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian21 Indeks Kepuasan
MasyarakatIndeks 83 80,56 97,06
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
21 IndeksKepuasanMasyarakat
Indeks 76,65 75 80,56 7,41
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
21 Indeks KepuasanMasyarakat Indeks
85(sangat
baik)
80,56 94,78
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
21 Indeks KepuasanMasyarakat
Indeks 80,56 85 -
Kegunaan untuk mengetahui tingkat kinerja masing masing unit
pelayanan instansi pemerintah, juga diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara obyektif dan
periodik terhadap perkembangan kinerja unit pelayanan publik.
Berdasarkan Target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2013-2018,
pada tahun 2017 telah ditetapkan target yang ingin dicapai Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur
sebesar rata-rata 80,56 yang merupakan angka akumulasi dari
beberapa SKPD yang melakukan riset tentang Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM).
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
127
Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik,
Biro Organisasi telah melakukan :
1. Mensosialisasikan UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
2. Adanya memberikan motivasi dengan pemberian penghargaan dari
Ombudsman RI tentang kepatuhan menjalankan UU No.25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik.
Adapun Indikator penilaian IKM terdiri dari
1. Prosedur Pelayanan,
2. Persyaratan Pelayanan,
3. Kejelasan petugas pelayananan,
4. Kedisiplinan petugas pelayanan,
5. Tanggung jawab petugas pelayanan,
6. Kemampuan petugas pelayanan,
7. Kecepatan pelayanan,
8. Keadilan mendapatkan pelayanan,
9. Kesopanan dan keramahan petugas,
10.Kewajaran biaya pelayanan,
11.Kesesuaian biaya pelayanan,
12.Kepastian jadwal pelayanan,
13.Kenyamanan lingkungan,
14.Keamanan pelayanan.
Pada tahun 2017 merupakan evaluasi tahun keempat RPJMD 2013-
2018 Provinsi Kalimantan Timur, dalam meningkatan kualitas
pelayanan publik Biro Organisasi sebagai lembaga yang diberikan
amanah untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan melakukan SurveiKepuasan Masyarakat (SKM) untuk mengetahui sejauhmana sudah
dilakukan oleh lembaga yang langsung berhadapan dengan
masyarakat dalam memberikan pelayanan.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
128
Dari hasil pelaksanaan survei SKM yang dilaksanakan pada 17
(tujuhbelas) unit pelayanan dimaksud, berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, rata-rata unit pelayanan masuk dalam kategori “BAIK” dan
Peningkatan Mutu Pelayanan menjadi sangat baik. Namun usaha
perbaikan tetap harus dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan, adapun target yang ditetapkan pada tahun 2017 sebesar
83 target ini ditentukan dari rata-rata dari perangkat daerah yang
melakukan Survei Kepuasan Masyarakat. Berdasarkan Hasil evaluasi
kinerja pelayanan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui
Survey Kepuasan Masyarakat adalah 80.56 dengan range interval
antara 2,51 – 3,25 sehingga dikategorikan “BAIK”.
Adapun nilai persepsi Interval SKM Nilai Persepsi, Interval SKM, Mutu
Pelayanan sebagai mana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5Acuan Nilai Persepsi Interval SKM dan
Nilai Kinerja Unit Pelayanan
NILAIPESEPSI
NILAI INTERVALIKM
MUTUPELAYANAN
KINERJAUNIT
PELAYANAN1 1,00 – 1,75 D Tidak baik2 1,76 – 2,50 C Kurang baik3 2,51 – 3,25 B Baik4 3,26 – 4,00 A Sangat baik
Sumber Biro Organisasi Setda Prov.KaltimHasil perhitungan menunjukkan bahwa nilaisementara rata-rata SKM
Provinsi Kaltim tahun 2017 adalah sebesar 80,56 Berikut OPD yang
melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat
Tabel 3.6
Instansi /Lembaga Yang MelaksanakanSurvei Kepuasan Masyarakat (SKM)
No. Instansi IKM Ket1 RSUD A. WahabSjahranie 92,45 SANGAT BAIK2 RSJD AtmaHusada Mahakam 87,57 SANGAT BAIK3 RSUD dr. KanujosoDjatiwibowo 77,34 BAIK4 DinasPerpustakaan&Kearsipan Daerah 70,93 BAIK5 DinasLingkunganHidup 83,81 BAIK6 DinasKesehatan 78,79 BAIK7 UPTD LaboratoriumKesehatan 79,52 BAIK8 UPTD BKMOM 80,18 BAIK
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
129
9 UPTD JAMKESPROV 74,33 BAIK10 DinasTenagaKerjadanTransmigrasi 79,33 BAIK11 UPTD PengembanganProduktifitas Daerah 80,42 BAIK12 UPTD PemeliharaanInfrastruktur Wilayah I & II 83,04 SANGAT BAIK13 UPTD Labkeswan&Kesmavet 85,53 SANGAT BAIK14 UPTD Pembibitan&InseminasiBuatan 73,87 BAIK15 UPTD BalaiPengujiandanSertifikasiMutuBarang
(BPSMB)79,37 BAIK
16 UPT BadanPendapatan Daerah di PPU 80,63 BAIK17 UPT BadanPendapatan Daerah di
KutaiKertanegara82,55 BAIK
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat Provinsi Kaltim 80,56Sumber Biro Organisasi Setda Prov.KaltimAspek lainnya ketersedian data juga tidak kalah pentingnya dengan
aspek pembangunan lainnya, karena ketersediaan data sangat
menunjang dasar baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi. Adapun keberhasilan dari Pengembangan data statistik dan
spasialPemerintah Provinsi Kalimantan Timur patut berbangga,
pasalnya pada peringatan Hari Informasi Geospasial yang jatuh pada
tanggal 17 Oktober 2016, Kalimantan Timur mendapatkan anugerah
Bhumandala Award sebagai daerah yang berhasil menerapkan
Simpul Jaringan terbaik 1 tahun 2016 untuk kategori pemerintah
provinsi. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Bapak
Bambang Brodjonegoro Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas didampingi Bapak Priyadi Kardono selaku
Kepala Badan Informasi Geospasial kepada Gubernur Kalimantan
Timur, Dr. H. Awang Faroek Ishak di Kantor Badan Informasi
Geospasial, Cibinong, Bogor. “Bhumandala Award” ini diberikan ke
beberapa daerah sebagai apresiasi kami atas komitmen tinggi
pemerintah daerah dalam pengembangan simpul jaringan informasi
geospasial-nya. Hasil penilaiannya meliputi beberapa aspek, baik
teknis, kelembagaan, maupun sumber daya manusia, dan
dilaksanakan oleh Tim Independen yang terdiri dari BIG dan
Universitas” ujar Priyadi Kardono, Kepala Badan Informasi
Geospasial. Pada tahun ini 2017 Bappeda telah banyak menghimpun
berbagai data serta IGT(Information Geospacial Thematic sebagai
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
130
penmenuhan terhadap keperluan Tingkat ketersediaan data dan
informasi perencanaan pembangunan.
Peningkatan professional Aparatur Sipil Negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan terutama pada aspek pelayanan
kepada masyarakat juga menjadi perhatian pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur. Usaha-usaha ini ditunjukkan adanya beberapa
program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kapasitas
Aparatur Sipil Negara baik dalam peningkatan jejang pendidikan
dengan memberikan bantuan beasiswa, Penyusunan Rencana
Pembinaan Karier PNS, Penyusunan Formasi dan Pengadaan
Pegawa,i Penempatan PNS, Pemberian Penghargaan bagi PNS yang
berprestasi serta Proses Penanganan Kasus-kasus Pelanggaran
Displin PNS. Dari beberapa kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa
komitmen untuk Peningkatan professional Aparatur Sipil Negara
dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama pada aspek
pelayanan publik memang sangat dibutuhkan saat ini, karena aparatur
yang tidak professional selalu menjadi sorotan masyarakat dalam
memberikan pelayanan.
Pengintegasi berbagai aplikasi dalam mempermudah dan
memperlancar proses administrasi serta pelayanan kepada
masyarakat merupakan suatu fakta bahwa pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur telah mengikut perkembangan teknologi diera digital
ini, (technology minded), karena jika pemerintah tidak mengikuti
perkembangan teknologi serta berinovasi dalam menciptakan berbagai
aplikasi bahkan bisa diintegrasikan dengan aplikasikan, tentu saja
akan mempermudah dan memperlancar proses administrasi serta
pelayanan kepada masyarakat.
Permasalahan :1. Masih ada sebagian perangkat daerah yang belum/tidak
mengalokasikan biaya untuk melaksanakan Survey Kepuasan
Masyarakat/IKM.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
131
2. Masih ada sebagian perangkat daerah yang belum melaporkan
secara tertib/berkala hasil survey Kepuasan Masyarakat/IKM
kepada Gubernur Kalimantan Timur
Solusi :
1. Peningkatan atas pelayanan publik terus didorong oleh pemerintah
daerah untuk membangun kepercayaan masyarakat
2. Wilayah birokrasi juga menjadi problematika dimana pelayanan
publik harus melakukan interaksi yang baik antara pemberi layanan
dengan penerima layanan.
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
adalah:
1. Program peningkatan pelayanan publik
Dalam pelayanan publik ada 3 faktor yang harus diperhatikan untuk
mendapat kepuasan yaitu pertama Sistem dan prosedurnya yang
jelas (SOP), kedua meningkatkan kapasitas sumber daya
manusianya yang memberikan pelayanan publik (etika pelayanan)
ketiga meningkatan dan memperbaiki sarana dan prasarana
(fasilitasi-fasilitas yang nyaman), dengan memperbaiki hal tersebut
dapat memberikan kenyamanan serta kepuasan masyarakat, untuk
itu mendapatkan informasi yang akurat dapat dilakukan melalui
penelitian atau survei berkenaan Indek Kepuasan Masyarakat
(IKM).
2. Program pembinaan dan pengembangan aparatur
Aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan faktor
yang sangat penting, karena aparatur yang berkualitas akan sangat
mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan
kapasitas Aparatur Sipil Negara baik dalam peningkatan jejang
pendidikan dengan memberikan bantuan beasiswa, Penyusunan
Rencana Pembinaan Karier PNS, Penyusunan Formasi dan
Pengadaan Pegawai Penempatan PNS, Pemberian Penghargaan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
132
bagi PNS yang berprestasi serta Proses Penanganan Kasus-kasus
Pelanggaran Displin PNS.
3. Program integrasi aplikasi
untuk mengintegrasikan aplikasi pada seluruh OPD dan
Kabupaten/Kota Sampai dengan Tahun 2015 Program Integrasi
Aplikasi belum dapat dilaksanakan dikarenakan tidak
teranggarkannya mengingat terlalu besarnya pembiayaan yang
diperlukan, namun hasil FGD dengan OPD terkait yakni Dinas
Komunikasi dan Informasi menjelaskan bahwa untuk membangun
Prorgam Integrasi Aplikasi terlebih dahulu membangun jaringannya
yaitu jaringan Fiber Optic terlebih dahulu, yang kemudian baru di
dapat diterapkannya Integrasi Aplikasi di berbagai OPD dan
Kabupaten/Kota. Sedangkan untuk pembangunan Fiber Optic baru
direncanakan pada tahun 2016. Oleh karena capaian kinerja belum
dapat terlihat.
4. Pengembangan data statistik dan spasial.
data statistik dan spasial, program ini telah menetapkan capaian
kinerja tahun 2016 sebesar 88 % yang merupakan peningkatan
dari tahun sebelumnya (86%).
17. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerjaAkuntabilitas merupakan kewajiban Instansi Pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan, menerangkan keberhasilan atau
kegagalan suatu instansi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya kepada atasannya atau pemberi amanah dan stakeholder
lainnya yang diwujudkan dalam sebuah dokumen Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP), yang yang menggambarkan tentang
manajemen kinerja sebuah Perangkat Daerah.
Realisasi Kinerja Tahun 2017No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian22 Predikat
Akuntabilitas KinerjaNilai/
Kategori78
(BB)77,50(BB)
99,36
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
133
23 Predikat KinejaPenyelenggaraanPemerintah Daerah
Predikat SangatTinggi
Tinggi -
Perbandingan Realisasi KinerjaNo. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
22 PredikatAkuntabilitasKinerja
Nilai/Kateg
ori
75,14(BB)
77,36(BB)
77,50(BB)
0,2
23 PredikatKinejaPenyelenggaraanPemerintahDaerah
Predikat
Tinggi Tinggi Tinggi -
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. IndikatorKinerja Satuan
TargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
22 PredikatAkuntabilitasKinerja
Nilai/Kategori
80(BB)
77,50(BB)
96,88
23 Predikat KinejaPenyelenggaraan PemerintahDaerah
Predikat SangatTinggi
Tinggi Tinggi
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
22 PredikatAkuntabilitasKinerja
Nilai/Kategori
77,50(BB)
80,01 -
23 Predikat KinejaPenyelenggaraanPemerintahDaerah
Predikat Tinggi SangatTinggi
-
Keterkaitan antara sasaran, program prioritas serta indikator kinerja
(Outcome) sebuah capaian yang tidak terpisahkan satu sama lain atau
berdiri sendiri tetapi harus ada kesinambungan antara sasaran,
program prioritas serta indikator kinerja (Outcome) sehingga dalam
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
134
mengevaluasi akan lebih mudah. Berdasarkan target yang telah
ditetapkan dalam RPJMD 2013-2018. IKU yang telah ditetapkan
adalah Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan Daerah serta Kinerja
Pemerintah Daerah sendiri. Berdasarkan angka capaian yang
diperoleh, telah berada pada tahun 2017 (77,50), atau lebih tinggi dari
capaian tahun 2016 (77,36) atau bahkan target yang ditetapkan untuk
2016 (76,00).
Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan predikat tersebut melalui berbagai bimbingan teknis
kepada setiap OPD baik melalui penyusunan Renstra, perencanaan,
pengukuran, evaluasi maupun pelaporan. Namun satu hal yang sangat
penting, karena kita berada di era kemajuan teknologi yang semakin
canggih maka dalam menanganan data dan informasi pengelolaan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebaiknya
terintegrasi dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi (e-SAKIP)
Pada tahun 2017 yang merupakan evaluasi capaian kinerja RPJMD
2013-2018 Provinsi Kalimantan Timur pada tahun IV dengan sasaran
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja dengan indikator
Program peningkatan kualitas manajemen berbasis kinerja serta
indikator outcome Predikat akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi
yang merupakan hasil penilaian tahun sebelumnya dengan target 82
dan berhasil dicapai sebesar 82,15 atau dengan nilai hurup A ini
menunjukkan suatu usaha maksimal dalam meningkatkan
akuntabilitas kinerja, karena yang menjadi dasar penilaian terdapat
beberapa komponen seperti Perencanaan Kinerja,Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal, Capaian Kinerja. Untuk predikat
yang akan diperoleh pada tahun 2017 belum dapat diketahui
dikarenakan penilaian tersebut dilakukan oleh Tim penilai dari pusat
hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2013-2018
untuk tahun pertama 2014 melalui Biro Organisasi ditetapkan 72 (B+)
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
135
sedangkan capaiannya masih tetap sama (70,97(B+),ini artinya bahwa
kinerja akuntabilitas sudah memenuhi keinginan dari misi dari RPJMD
gubernur, namun predikat tersebut hendaknya dapat lebih ditingkatkan
kepada yang lebih tinggi lagi. Pada tahun 2015 hasil evaluasi AKIP
oleh Kementerian PAN dan RB nilai akuntabilias kinerja 75,14, dan
Pada tahun 2016 yang merupakan evaluasi capaian kinerja
RPJMD 2013-2018 denga nilai akuntabiatkis kinerja 77,36 dengan
sasaran Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja dengan
indikator Program peningkatan kualitas manajemen berbasis kinerja
serta indikator outcome Predikat akuntabilitas kinerja pemerintah
provinsi yang ada peningkatan tahun 2017 dengan nilai akuntabilitas
kinerja 77,50 dengan target 78 (BB).
Secara keseluruhan Target dan Realisasi Nilai/Predikat
Akuntabilitas Kinerja Instansi dalam RPJMD telah ditetapkan : Tahun
Tahun 2015 dengan target B+ (74,00) dengan Realisasi BB (75,14)
Tahun 2016 dengan target BB (76,00) dengan realisasi BB (77,36)
Tahun 2017 dengan target BB (78,00) dengan realisasi BB (77,50).
Dengan adanya perubahan regulasi dalam pemberikan penilaian
berdasarkan : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi Sistem AKIP telah dilakukan beberapa
perubahan antara lain :
Perubahan Bobot Penilaian :
ASPEK SEMULA MENJADI PERUBAHAN1. Perencanaan Kinerja 35 % 30 % Turun 5 %2. Pengukuran Kinerja 20% 25% Naik 5%3. Pelaporan Kinerja 15% 15% Tetap4. Evaluasi Kinerja 10% 10% Tetap5. Capaian Kinerja 20% 20% Tetap
Total 100% 100%Perubahan Pengkategorian Nilai :
NO. KATEGORI SEMULA MENJADI INTERPRETASI1 AA 85 - 100 90 – 100 Sangat2 A 75 – 85 80 – 90 Memuaskan3 BB 65 – 75 70 – 80 Sangat baik4 B 60 - 65 60 - 70 Baik
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
136
Hasil Evaluasi terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun 2016 oleh Kementerian Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2017, pada Program
Peningkatan kualitas manajemen berbasis Kinerja dengan indikator
predikat akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi menunjukan adanya
peningkatan dari target yang ditetapkan 78 menjadi 77,50 dengan
predikat BB dengan dasar penilaian sebagai berikut :
Tabel 3.7
Hasil Evaluasi akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahPemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2013 - 2017
Komponen Yang dinilai Bobot Nilai Bobot Nilai Ket2013 2014 2015 2016 2017
a. Perencanaan Kinerja 35 25,04 25,25 30 24,86 25,33 25,35
b. Pengukuran Kinerja 20 13,41 14,01 25 18,40 18,84 18,90
c. Pelaporan Kinerja 15 12,10 11,70 15 12,16 12,46 12,47
d. Evaluasi Kinerja 10 7,31 7,31 10 6,26 7,27 7,31
e. Capaian Kinerja 20 12,89 12,70 20 13,46 13,46 13,47
Nilai Hasil Evaluasi 100 70,75 70,97 100 75,14 77,36 77,50Tingkat Akuntabilitas Kinerja B B BB BB BB
Sumber : Biro Organisasi Setda Prov. Kaltim 2017
Pada Tahun 2016 Pemerintah Provinsi telah menetapkan Predikat
Peningkatan Kinerja Pemerintahan Daerah dengan target “Sangat
Tinggi yang akan dicapai dalam tahun 2017 yang dibagi dalam 4
triwulan. Adapun pada triwulan I telah dilakukan penyusunan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang kemudian pada
Triwulan II telah dilakukan verifikasi dan validasi data pendukung
Tahun 2016 selanjutnya pada triwulan III dilakukan Proses evaluasi
Tim Pusat terhadap LPPD Provinsi Kaltim tahun 2016, Proses evaluasi
Timda terhadap LPPD Kab/Kota Tahun 2016.
Berdasarkan data yang diperoleh sampai dengan Triwulan III tahun
2017 Peningkatan Kinerja Pemerintahan Daerah, dari target yang
ditetapkan sebesar 70 % dengan capaian 55,56 %, ini artinya masih
belum tercapai sepenuhnya. Dari 9 Kab/Kota yang dilakukan evaluasi
pada tahun 2017 atas LPPD Tahun 2016, ada 5 Kab/Kota yang
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
137
memperoleh katagori Sangat Tinggi (ST), yaitu Kota Balikpapan, Kota
Bontang, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten
Berau, sedangkan 4 Kab/Kota yang memperoleh katagori Tinggi (T),
yaitu Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Panajam
Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Barat. Terkait dengan Kabupaten
Mahakam Ulu tidak dilakukan evaluasi karena masih dalam status
daerah otonomi baru. Untuk lebih rinci mengenai hasil penilaian
Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPPD) di 9
Kabupaten/Kota terlihat pada table berikut ini :
Tabel. 3.8
Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah(LKPPD) di 9 Kabupaten/Kota
No Kabupaten /Kota Predikat1. Kota Balikpapan Sangat tinggi2. Kota Bontang Sangat tinggi3. Kota Samarinda Sangat tinggi4. Kabupaten Kutai Kartanegara Sangat tinggi5. Kabupaten Berau Sangat tinggi6. Kabupaten Paser Tinggi7. Kabupaten Kutai Timur Tinggi8. Kabupaten Panajam Paser Utara Tinggi9. Kabupaten Kutai Barat Tinggi
Sumber : Inspektorat Prov. Kaltim 2017Memperhatikan dari tabel di atas tidak terdapat perubahan dari data
sebelumnya, 5 Kabupaten/Kota yang berpredikat Sangat Tinggi dan 4
Kabupaten yang berpredikat Tinggi sementara ada 1 kabupaten yang
belum dilakukan penilaian. Adapun Upaya yang telah dilakukan
adalah melakukan koordinasi dan pembinaan dengan Pemda
Kab/Kota agar terus meningkatkan LKPD-nya. Kemudian diharapkan
pada tahun 2018 kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam
Ulu sudah dapat dilakukan evaluasi.
Permasalahan :A. Penerapan manajemen kinerja: (Bappeda, Biro Organisasi,
Inspektorat)
1. Perencanaan kinerja
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
138
a. Perlu penyempurnaan pada orientasi hasil dan cascade IKU
b. Terdapat beberapa kegiatan yang tidak terkait dengan
Sasaran Strategis
2. Performance based organization (Organisasi Berbasis Kinerja)
a. Kualitas evaluasi program fokus pada output dan
penyerapan anggaran
b. E-performance belum dimanfaatkan dengan optimal
3. Evaluasi kinerja berkelanjutan
Tindak lanjut atas rekomendasi tahun lalu dan penyempurnaan
yang dilakukan belum cukup mempunyai daya ungkit
mewujudkan budaya kinerja
B. LPPD
1. Masih terdapat data pendukung yang belum sinkron antara
data dari Perangkat Daerah Provinsi dengan Perangkat
Daerah Kabupaten/ Kota yang dibutuhkan dalam pengisian
Indikator Kinerja Kunci (IKK)
2. Masih terdapat data – data ekstrem pada LPPD Kabupaten/
Kota yang dipakai sebagai data agregasi pada lampiran III IKK
Provinsi.
3. Pergantian personil / pejabat yang menangani LPPD di
masing-masing PD dan Kabupaten/ Kota.
Solusi :A. SAKIP
1. Asistensi Penyusunan Laporan Kinerja dan Perjanjian Kinerja.
2. Pembangunan Aplikasi SiAKIP.
3. Asistensi Keselarasan / Kesesuaian Indikator Kinerja RPJMD
dengan Renstra SKPD.
4. Asistensi Indikator Kinerja Utama
5. Penyusunan Indikator Kinerja Individu sampai tingkat eselon IV
6. Penyusunan Rencana Aksi atas Kinerja (sesuai dengan PK)
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
139
7. Melakukan Coaching Clinic SAKIP pada Pemerintah
Kabupaten dan Kota
8. Melakukan Penyusunan Cascading Kinerja sampai ke tingkat
Eselon IV
9. Penyusunan PK sampai dengan Es IV.
10.Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja
berdasarkan Perjanjian Kinerja secara berkala
11.Peningkatan upaya fasilitasi/pendampingan penerapan Sistem
AKIP di Pemprov. Kaltim bekerjasama dengan Kementerian
PAN dan RB
B. LPPD
1. Menekankan kembali kepada OPD Provinsi untuk menjaga
kualitas data pendukung yang dibutuhkan dalam pengisian
IKK dengan melakukan sinkronisasi data dengan pihak
Kabupaten/ Kota melalui Instansi terkait sekaligus
melakukan pembinaan kepada Pejabat dan staf yang
berkompeten menyusun data LPPD.
2. Melakukan Bimbingan Teknis kepada pejabat/ staf yang
menangani LPPD baik di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota.
3. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terkait dengan data
agregasi yang diperlukan dalam pengisian Indikator Kinerja
Kunci LPPD Provinsi
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintahan adalah:
1. Program peningkatan kualitas manajemen berbasis kinerja
Tuntutan untuk mewujudkan good governance sudah menjadi
salah satu isu penting di Indonesia sejak beberapa tahun lalu,
didahului oleh krisis finansial yang terjadi pada tahun 1997-1998,
kemudian meluas menjadi krisis mutidimensi. Krisis tersebut telah
mendorong arus balik yang menuntut perbaikan atau reformasi
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
140
dalam penyelenggaraan negara termasuk birokrasi
pemerintahannya.
2. Peningkatan Kinerja Pemerintahan Daerah
menargetkan predikat kinerja penyelenggaraan pemerintah dengan
prestasi Tinggi, dari hasil evaluasi Kemendargri target tersebut
memperoleh prestasi Tinggi
3. Program Pendidikan politik masyarakat
perkembangan demokrasi di daerah selain dari itu IDI dimaksudkan
terutama sebagai instrumen perencanaan pembangunan politik di
Indonesia pada umumnya dan di Daerah pada khususnya. Indeks
Demokrasi Indonesia (IDI) menyoroti tiga aspek penting dalam
dinamika demokrasi nasional, aspek demokrasi yaitu 1.kebebasan
sipil (civil liberty), yang terdiri atas empat variable yaitu
1).Kebebasan berkumpul dan berserikat, 2). Kebebasan
berpendapat 3) Kebebasan berkeyakinan dan 4). kebebasan dari
Dikriminasi. Kemudian II. hak-hak politik (political rights) yang
terdiri atas empat variable yaitu 1). Hak Memilih dan Dipilih 2).
Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
Pemerintah. Dan III. Lembaga-lembaga Demokrasi (institution
democracy) yang terdiri 1). Pemilu yang Bebas dan Adil 2).
Peranan DPRD. 3).Peranan DPRD 4). Peranan Partai Politik
Peranan Birokrasi Pemerintah Daerah 5).Peralihan yang
Independen.
4. Program Pengembangan dan pengelolaan penggunaan asset
daerah dalam pembangunan daerah.
VI. Tujuan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
Tujuan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dijabarkan dalam 2
(dua) sasaran Prioritas Pembangunan dengan 2 (dua) indikator.
Tujuan VI SasaranMeningkatkan 18 Meningkatnya Indeks Kualitas
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
141
kualitas lingkunganhidup
Lingkungan19 Menurunnya tingkat emisi gas rumah
kaca
18. Meningkatnya Indeks Kualitas LingkunganKualitas lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang penting di
tengah meningkatnya tekanan yang berpotensi mengubah kondisi
lingkungan, baik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun
peningkatan jumlah penduduk. Selama ini data-data kualitas
lingkungan hidup yang ada cukup sulit untuk dipahami oleh
masyarakat awam. Sementara pemahaman akan kualitas lingkungan
hidup sangat penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan
(stakeholder) melakukan aksi nyata dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karenanya Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengembangkan suatu indeks
lingkungan yang meberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi
lingkungan pada periode tertentu. Melalui indeks ini akan mendorong
proses pengambilan kebijakan yang lebih cepat dan tepat.
Upaya pencegahan, penanggulangan dan pengendalian kerusakan
sumberdaya alam dan lingkungan, perubahan terhadap keseimbangan
lingkungan menuju keseimbangan baru yang mampu meningkatkan
arus manfaat dan sekaligus menurunkan risiko ke sistem sosial atau
masyarakat. Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan suatu
keadaan yang lebih baik, berkualitas, seimbang, harmonis, dan
masyarakat yang sejahtera. Kegiatan pembangunan dan aktivitas
manusia pasti akan menimbulkan dampak terhadap kualitas
lingkungan hidup, karena semua kegiatan akan membutuhkan ruang
dan/atau merubah fisik lanskap dan/atau menghasilkan limbah.
Bagaimana pembangunan mampu mempertahankan dan bahkan
meningkatkan kualitas lingkungan dan sekaligus kualitas hidup
manusia secara berkelanjutan adalah tantangan yang harus dihadapi.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
142
Dampak pembangunan terhadap kondisi lingkungan hidup dapat
diukur atau dinilai utamanya berdasarkan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKL). Pemahaman IKL (atau Environmental Quality Index/EQI)
adalah metoda pengkuantitatifan dan penetapan secara numerik
kinerja lingkungan. Secara garis besar IKLH dapat dinilai dengan tiga
indikator utama, yaitu: kualitas dara, kualitas air, dan tutupan
lahan/hutan.
Realisasi Kinerja Tahun 2017.
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
24 Indeks kualitaslingkungan Indeks 81,99 77,58 94,62
Perbandingan Realisasi Kinerja.No. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
24 Indekskualitaslingkungan
Indeks 81,97 83,19 77,58 -6,7
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir PeriodeRPJMD
No. Indikator Kinerja SatuanTargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
24 Indeks kualitaslingkungan Indeks 82,00 77,58 94,61
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RealisasiNasional
No. IndikatorKinerja Satuan Realisasi
2017RealisasiNasional
Ket.(+/-)
24 Indeks kualitaslingkungan Indeks 77,58 68,50 -
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup
Dalam peraturan daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah daerah tahun
2013 – 2018 antara lain dinyatakan bahwa sasaran pengarusutamaan
pembangunan berkelanjutan adalah terpeliharanya kualitas lingkungan
hidup yang ditujukan dengan membaiknya Indek Kualitas Lingkungan
Hidup dalam 5 tahun ke depan, dengan nilai Indeks kualiatas Lingkung
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
143
hidup tahun 2013 dengan nilai 74,04 sedangkan target tahun 2018
mencapai 82 dengan sasaran serta target kegiatan per tahun, dimana
berdasarkan hasil pengukuran Indek Kualitas Lingkungan (IKLH) pada
tahun 2014 mencapai 75,24 dari target yang ditetapkan 78,29, pada
tahun 2015 mencapai 81,97 dari target 79,24 sedangkan pada tahun
2016 mencapai 83,19 dari target 81,98. pada tahun 2017 mencapai
77,58 dari target 81,99.
Untuk mengukur kualitas lingkungan umumnya dilakukan secara
parsial berdasarkan media, yaitu air, udara, dan tutupan hutan
sehingga sulit untuk menilai apakah kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah bertambah baik atau sebaliknya. Salah satu cara untuk
mereduksi banyak data dan informasi adalah dengan menggunakan
indeks.
Dengan adanya indeks kualitas lingkungan, terutama yang
berbasis daerah, diharapkan dapat menjadi masukan bagi para
pengambil keputusan baik di tingkat pusat maupun daerah untuk
menentukan arah kebijakan pengelolaan lingkungan di masa depan.
Untuk Penghitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2017 berpedoman pada perhitungan :
1. Kualitas Udara SO2 30 %NO2
2. Kualitas Air Sungai TSS 30 %DOBODCODTotal FosfatFecal ColiTotal Coliform
3. Tutupan Hutan Luas Hutan 40%NO INDIKATOR PARAMETER BOBOT
Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi saat ini masih
mengakibatkan kerugian bagi perikehidupan masyarakat, tidak hanya
dari sisi ekonomi namun juga hingga merenggut jiwa manusia. Upaya
mengurangi laju kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
144
lingkungan terus dilakukan tidak saja oleh pemerintah namun
dilakukan pula oleh semua elemen masyarakat dan mengembangkan
alat ukur sederhana yang disebut dengan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH).
Perhitungan IKLH untuk setiap provinsi dilakukan dengan
m e n g gunakan formula sebagai berikut:
IKLH provinsi = (IPAx 30 %) + (IPU*30%)+ (ITH*40%)
Dimana :
IKLH provinsi = Indeks Kualitas Lingkungan Hidup tingkat provinsi
IPA = Indeks Pencemaran Air Sungai
IPU = Indeks Pencemaran Udara
ITH = Indeks Tutupan Hutan
Dari data yang ada di BLH Prov. Kaltim maka didapatkan :
a. Indeks Pencemaran Air (IPA), dihitung menggunakan KEPMEN LH
NO. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu
Air, engan penghitungan metoda indeks pencemaran. IPA = (hasil
pemantauan pada Sungai Mahakam).
b. Indeks pencemaran Udara IPU) , dihitung dengan formula :
(IP NO2 + IP SO2)IPU = ----------------------
2c. Indeks Tutupan Lahan (ITH) dihitung dengan formula :
Luas Tutupan Hutan (LTH)Persentase TH =
Luas Wilayah Administrasi (LWH)
Keterangan :ITH = Indeks Tutupan HutanLTH = Luas Tutupan HutanLWH = Luas Wilayah ProvinsiKategori Indeks Kualitas Lingkungan Hidup :Unggul X > 90Sangat Baik 82 < X ≤ 90Baik 74 < X ≤ 82Cukup 66 ≤ X ≤ 74Kurang 58 ≤ X < 66
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
145
Sangat Kurang 50 ≤ X < 58Waspada X < 50
Dari hasil perhitungan IKLH tahun 2017, realisasi 77,58 yaitu dalam
katagori sangat baik , namun masih ada kendala dalam perhitungan
dari indeks tutupan hutan (ITH) data menghitung ITH adalah
membandingkan luas tutupan hutan dengan luas wilayah administrasi.
Yang menjadi kendala data untuk luas tutupan hutan provinsi
Kalimantan Timur belum ada publikasinya :
1. Semakin meningkatnya pembangunan yang memanfaatkan
sumberdaya alam sebagai modal pembangunan seperti
meningkatnya pemanfaatan lahan akibat dari exsplaitasi hutan,
batu bara, perkebunan dan kegiatan oleh masyarakat.
2. Laju exsploitasi sumberdaya alam lebih tinggi jika di bandingkan
dengan upaya rehabilitasinya .
3. Tidak tersedianya data di masing-masing sektor yang akurat
terkait dengan perhitungan indeks Kualitas Lingkungan itu sendiri
4. Data-data yang digunakan dalam perhitungan Indek Kualitas
Lingkungan itu hanya data pemantauan dan monitoring kulaitas
lingkungan (Air, Udara dan Lahan) belum memasukkan data-data
dari sektor lain.
Disamping itu tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup itu tidak
hanya menjadi tanggung jawab BLH saja tetapi juga tanggung jawab
semua sektor yang terlibat. sehingga kedepan perlu ditingkatkan
koordinasi dan sinkronisasi program dalam pengelolaan lingkungan
hidup di Kalimantan Timur.
Permasalahan :Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan (IKLH) dapat dihitung diakhir
tahun (selesai kegiatan yang dilaksanakan) karena merupakan
perhitungan indeks yang dihitung dari indeks pencemaran udara, air
dan tutupan lahan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
146
Solusi :Melakukan kegiatan yang dilakukan untuk perhitungan indeks kualitas
lingkungan hidup (IKLH)
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan adalah:
1. Program Pengelolaan DAS dan RHL
2. Program Rehabilitasi dan Reklamsi lahan pasca tambang
3. Program mitigasi emisi gas rumah kaca
4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan
5. Program Penyelenggaraan Penantaan ruang
6. Program Pengembangan kinejra pengeloaan persampahan.
7. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman
8. Program Peningkatan Peran serta masyarkat dalam pengelolaan
LH
9. Program Konservasi lahan dan air.
19. Menurunnya tingkat emisi gas rumah kacaKualitas lingkungan hidup sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan
hidup manusia. Dengan melestarikan lingkungan hidup maka
pembangunan daerah akan tetap berlanjut dan serasi dengan daya
dukungan lingkungannya. Tersedianya berbagai potensi sumber daya
alam seperti sumber daya hutan, lahan, dan mineral di Provinsi
Kalimantan Timur menyebabkan usaha kehutanan, perkebunan,
pertanian, dan pertambangan menjadi salah satu sektor unggulan
dalam menunjang perekonomian daerah, namun demikian
pendayagunaan potensi sumber daya alam harus memperhatikan
batas kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan agar
tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup.
Kegiatan pembangunan senantiasa diiringi dengan upaya
pencegahan, penanggulangan dan pengendalian kerusakan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
147
sumberdaya alam dan lingkungan, termasuk pengurangan emisi
sebagai salah satu indikator penting yang harus dicapai.
Pengurangan emisi sebagai salah satu indikator penting yang harus
dicapai. Penurunan emisi merupakan bagian dari upaya mendukung
program global dan sekaligus kontribusi Kaltim sebagai provinsi
pelopor program-program mengatasi dampak perubahan iklim
mendukung komitmen Nasional dalam penurunan emisi global.
Realisasi Kinerja Tahun 2017.No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian
25 Intensitas emisi (tonCO2/PDRB US
$ juta)
1.800 1.515 118,81
Perbandingan Realisasi Kinerja.No. Indikator
KinerjaSatuan Realisasi
2015Realisasi
2016Realisasi
2017%
Peningkatan/Penurunan
24 Intensitasemisi
(tonCO2/PDRBUS $ juta)
1.738 1.384 1.515 9,5
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
No. IndikatorKinerja Satuan
TargetAkhir
RPJMD
Realisasi2017
TingkatPencapaian
24 Intensitasemisi
(tonCO2/PDRB US
$ juta)
1.650 1.515 108,91
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi2017
RealisasiNasional
Ket.(+/-)
24 Intensitas emisi (tonCO2/PDRBUS $ juta)
1.515 512,08 +
Sumber : Bappenas Tahun 2016
Komitmen ditingkat nasional maupun ditingkat provinsi untuk
menurunkan tingkat emisi GRK harus dipantau dan dievaluasi, apakah
arah dan capaian sejauh ini menuju penurunan emisi 26% secara
nasional dan penurunan emisi 19% di tingkat provinsi pada tahun
2020. Terlebih lagi, Kaltim juga telah berkomitmen untuk mengurangi
emisi karbon dari kegiatan ekonominya melalui strategi pertumbuhan
rendah karbon (low carbon growth strategy). Untuk mengetahui
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
148
besarnya capaian maupun terimplementasinya strategi pertumbuhan
rendah karbon, tingkat emisi harus diprediksi, diestimasi, dihitung atau
bahkan diukur.
Beberapa metoda telah dikembangkan untuk mengetahui tingkat
emisi dari satu kegiatan, dari satu daerah maupun dari satu negara
dalam kurun waktu tertentu (satu tahun misalnya). IPCC telah merilis
perangkat lunak untuk menginventarisasi emisi GRK sejak 2006.
Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 61 dan 71 tahun
2011 untuk menurunkan emisi GRK dan menginventarisasi GRK.
Aturan-aturan tersebut juga didukung oleh beberapa metoda
perhitungan yang lebih rinci sesuai sektor/kegiatan yang ternyata
memilki karateristik emisi GRK sendiri-sendiri.
Karakteristik emisi suatu kegiatan merupakan faktor emisi untuk
mendapatkan nilai emisi GRK suatu kegiatan. Secara langsung nilai
emisi GRK didapat dari perkalian antara volume kegiatan dengan
faktor emisi satu kegiatan. Faktor emisi dari kegiatan produksi amonia
misalnya akan berbeda dengan faktor emisi untuk pembakaran
sampah atau faktor emisi dari kegiatan penanaman pohon. Secara
tidak langsung nilai emisi dapat dihitung dari perubahan cadangan
karbon yang dimiliki satu obyek (makhluk hidup atau yang sudah mati)
dalam kurun waktu tertentu. Misalnya ketika setelah satu tahun satu
area tegakan hutan primer berubah menjadi lahan terbuka oleh
kegiatan pertambangan atau berubah menjadi ladang tradisional
masyarakat adat.
Pelaksanaan kegiatan penurunan emisi GRK di Kalimantan
Timur berdasarkan Peraturan Gubernur Kaimantan Timur No. 54 tahun
2012 dan No.39 tahun 2014 tentang RAD Penurunan Emisi GRK.
Kedua Peraturan Gubernur ini dibedakan oleh karena dibentuknya
Provinsi Kalimantan Utara yang kemudian merubah BAU Baseline,
Target penurunan dan Aksi Mitigasi yang disepakati di Kalimantan
Timur.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
149
Emisi GRK tahun 2015 dihitung berdasarkan perhitungan BAU
emisi semua sektor dalam dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD
GRK) Kaltim kemudian di kurangi besarnya penurunan emisi yang
terpantau termasuk pantauan melalui kegiatan PEP (Pemantauan
Evaluasi dan Pelaporan) emisi GRK pada tahun 2016 target adalah
2.000 Juta ton/CO2eq, maka intensitas GRK tahun 2015 adalah 1.738
Ton CO2/PDRB USD Serta realisasi tahun 2017 adalah 1,515 Ton
CO2/PDRB USD denbgan target 1.800 Ton CO2/PDRB USD.
Pelaksanaan kegiatan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
(PEP) RAD GRK memerlukan dokumentasi dan informasi yang benar
dari berbagai pihak khususnya lingkup Pemerintah Provinsi dan
didukung oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Bappeda/BLH dan Tim
PEP telah berupaya mengumpulkan dengan mengirimkan surat
kepada masing-masing instansi baik di SKPD Provinsi maupun
Kabupaten/Kota.
Kesesuaian Format Laporan PEP dengan data dari Laporan
kinerja dan dokumen pendukung. Meskipun fomat dalam Pedoman
umum dan teknis sudah disederhanakan, tetapi tetap saja untuk
mengisinya diperlukan pengetahuan dan usaha yang maksimal.
Perubahan format juga menyebabkan apa yang sudah kita kerjakan
selama ini perlu disesuaikan atau dihitung ulang agar kesinambungan
dan kebenaran data dapat diverifikasi dan diakui. Pada sosialisasi
PEP, data masukan utama untuk PEP adalah LAKIP dan LKPJ.
Namun informasi yang tercantum pada dokumen LAKIP maupun LKPJ
sifatnya sangat umum, yaitu pada tingkat program dan tidak sampai
pada detail program dan kegiatannya (termasuk anggaran dan rincian
aktifitas kegiatan) yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan inti
maupun pendukung sebagaimana tertuang pada RAD GRK. Hal ini
menyebabkan kesulitan dalam menurunkan data ke tingkat detail
seperti pada format laporan PEP. Sebagai contoh, untuk kegiatan
rehabilitasi lahan tidak ada informasi mengenai jenis tanaman dan
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
150
banyaknya tanaman yang ditanam dalam 1 hektar lahan, sementara
dua informasi ini dibutuhkan dalam pengisian formulir laporan PEP.
Hal lain yang sangat krusial adalah belum adanya mekanisme
pendokumentasian data terkait penurunan emisi yang berhasil dicapai
melalui pelaksanaan program kegiatan pada kurun waktu tertentu di
tiap SKPD. Kondisi ini dialami oleh semua tingkatan mulai dari SKPD
pada lingkup Pemprov Kaltim hingga ke Pemerintah Kabupaten/Kota.
Hal ini menyebabkan inventarisasi data yang dilakukan tidak dapat
maksimal sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan :Intensitas emisi dapat dihitung akhir tahun dikarenakan perhitungan
intensitas emisi, datanya diperoleh dari beberapa sektor lahan,energi
dan limbah
Solusi :secara berkala menghitung intensitas emisi dari beberapa sektor, yaitu
sektor lahan,limbah dan energi
Program yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur untuk Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca adalah:
1. Program Pengarusutamaan Perubahan Iklim dan green ekonomi
dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Program perlindungan atmosfir dan perubahan iklim.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi
anggaran untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih
dari 100%. Terlihat bahwa mayoritas dari 19 sasaran, menunjukkan
pencapaian yang sama atau lebih dari 100%, yaitu sebanyak 4 sasaran,
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Sebagai contoh, untuk
sasaran Menurunnya tingkat pengangguran, telah mencapai kinerja
sebanyak 103,91%, namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak
93,34% dari total anggaran yang dialokasikan. Capaian serupa juga bisa
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
151
dilihat dari pencapaian sasaran Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas, meningkat, dengan pencapaian kinerja sebanyak 219,17%,
namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak 96,88%. Banyaknya
sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya yang efisien
menunjukkan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi
ataupun sangat tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip effektif dan
efisiensi sejalan dengan prinsip pemerintahan yang baik, yang salah
satunya adalah pengelolaan sumber daya anggaran yang efisien dalam
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
Tabel 3.9
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No. Sasaran% Capaian
Kinerja(≥100%)
%PenyerapanAnggaran
TingkatEfesiensi
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya Indeks PembangunanManusia (IPM) 99,35 - -
2 Meningkatnya Angka Harapan LamaSekolah 97,45 98,86% (1,41)
3 Meningkatnya rata-rata lamasekolah 80,35 98,34% (17,99)
4 Meningkatnya angka harapan hidup 99,77 64,20% 35,575 Menurunnya tingkat kemiskinan 98,55 98,84% (0,29)6 Menurunnya tingkat pengangguran 103,91 93,34% 10,577 Meningkatnya Standar Hidup Layak 97,89 98,37% (0,48)8 Meningkatnya daya beli masyarakat 87,29 99,99% 12,709 Menurunnya Indeks Gini 99,24 - -
10 Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas 219,17 96,88% 122,29
11 Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas 93,45 97,55% (4,10)
12 Tercapaianya swasembada pangan 82,03 79,43% 2,60
13 Meningkatnya pengembangan danpemanfaatan energi terbarukan 106 95,11% 10,89
14Meningkatnya kepuasan masyarakatterhadap pelayanan infrastrukturdasar
102,94 95,52% 7,42
15 Terwujudnya pemerintah yangbersih dan bebas KKN 97,93 84,12% 13,81
16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan public 98,98 98,17% 0,81
17 Meningkatnya Kapasitas dan 99,68 90,03% 9,65
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
152
akuntabilitas kinerja
18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan 94,62 2,52% 92,10
19 Menurunnya tingkat emisi gas rumahkaca 118,81 92,35% 26,46
3.5 Realisasi Anggaran3.5.1 Anggaran dan Realisasi APBD 2017
Perhitungan APBD tahun 2017 sebelum Audit BPK menunjukan
bahwa pendapatan asli daerah Rp. 4.167.589.517.079,35 sedangkan
belanja terealisasikan sebesar 110,11% dan terdapat Surplus (defisit)
anggaran sebesar Rp. 611.166.600.279,55 serta SILPA senilai Rp.
526.815.543.160,88
Pencapaian target pendapatan daerah telah memenuhi target yaitu
99,16% menunjukan Kinerja yang bagus dari seluruh SKPD yang
memiliki sumber- sumber bagi penerimaan daerah. Di lain pihak
realisasi belanja sebesar 90,81%. Selengkapnya anggaran dan realisasi
APBD 2017 disajikan pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
153
8.223.730.774.720,45 8.154.749.005.919,47 99,16 7.985.727.918.251,11
4.167.589.517.079,35 4.588.752.896.231,47 110,11 4.029.364.843.886,11
3.275.137.315.000,00 3.505.578.072.170,90 107,04 3.127.250.928.432,7919.564.525.000,00 16.659.010.036,91 85,15 19.435.790.560,00
212.334.202.383,35 208.807.497.552,48 98,34 167.385.377.650,74660.553.474.696,00 857.708.316.471,18 129,85 715.292.747.242,58
4.047.511.428.349,00 3.555.558.173.688,00 87,85 3.946.626.961.365,00
4.024.646.840.474,00 3.533.009.585.813,00 87,78 3.941.626.961.365,00
824.929.219.037,00 609.621.646.540,00 73,90 690.750.462.589,001.341.252.323.437,00 1.101.073.440.281,00 82,09 2.154.070.924.824,00
714.906.576.000,00 714.906.576.000,00 100,00 80.402.179.000,001.143.558.722.000,00 1.107.407.922.992,00 96,84 1.016.403.394.952,00
7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 100,00 5.000.000.000,00
7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 100,00 5.000.000.000,00
15.364.587.875,00 15.048.587.875,00 97,94 0,00
12.132.987.875,00 11.816.987.875,00 97,40 0,003.231.600.000,00 3.231.600.000,00 100,00 0,00
8.629.829.292,10 10.437.936.000,00 120,95 9.736.113.000,00
2.882.000.000,00 3.026.436.000,00 105,01 3.004.418.000,005.747.829.292,10 7.411.500.000,00 128,94 6.731.695.000,00
6.009.766.572.310,00 5.457.505.254.649,14 90,81 5.293.741.507.697,40
4.984.215.317.185,00 4.519.152.944.490,54 90,67 3.720.676.880.409,42
1.698.837.530.019,00 1.453.137.226.055,16 85,54 875.033.041.094,072.244.936.273.166,00 2.114.335.484.435,38 94,18 1.997.496.406.815,351.035.431.514.000,00 947.492.734.000,00 91,51 844.687.442.500,00
5.010.000.000,00 4.187.500.000,00 83,58 3.459.990.000,00
1.019.251.255.125,00 938.335.384.758,60 92,06 1.571.814.627.287,98
730.300.000,00 575.185.000,00 78,76 37.280.106.944,00220.471.157.025,00 186.434.736.886,08 84,56 127.373.774.389,98133.550.034.200,00 107.332.292.504,52 80,37 139.562.806.456,00658.767.296.000,00 639.850.921.049,00 97,13 1.251.513.058.461,00
5.732.467.900,00 4.142.249.319,00 72,26 16.084.881.037,00
6.300.000.000,00 16.925.400,00 0,27 1.250.000.000,00
6.300.000.000,00 16.925.400,00 0,27 1.250.000.000,00
2.825.130.802.690,00 2.781.546.332.856,00 98,46 2.307.500.831.162,00
2.104.010.195.500,00 2.072.374.423.000,00 98,50 1.446.352.403.000,00
2.104.010.195.500,00 2.072.374.423.000,00 98,50 1.446.352.403.000,00
721.120.607.190,00 709.171.909.856,00 98,34 861.148.428.162,00
718.688.328.230,00 707.828.791.230,00 98,49 859.596.236.500,002.432.278.960,00 1.343.118.626,00 55,22 1.552.191.662,00
(611.166.600.279,55) (84.302.581.585,67) 13,79 384.485.579.391,71
611.166.600.279,55 611.118.124.746,55 99,99 226.681.020.887,84
611.166.600.279,55 611.118.124.746,55 99,99 226.681.020.887,84
611.166.600.279,55 611.118.124.746,55 99,99 226.681.020.887,84
0,00 526.815.543.160,88 0,00 611.166.600.279,55
PEMBIAYAAN NETTO
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)
7 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
7 . 1 . 1 Penggunaan SiLPA
SURPLUS / (DEFISIT)
7 PEMBIAYAAN
6 . 2 . 1 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya6 . 2 . 3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
6 . 1 . 1 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
6 . 2 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN
6 TRANSFER
6 . 1 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN
5 . 3 BELANJA TAK TERDUGA
5 . 3 . 1 Belanja Tak Terduga
5 . 2 . 4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan5 . 2 . 5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
5 . 2 . 2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin5 . 2 . 3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
5 . 2 BELANJA MODAL
5 . 2 . 1 Belanja Modal Tanah
5 . 1 . 5 Belanja Hibah5 . 1 . 6 Belanja Bantuan Sosial
5 . 1 . 1 Belanja Pegawai5 . 1 . 2 Belanja Barang dan Jasa
5 BELANJA
5 . 1 BELANJA OPERASI
4 . 3 . 1 Pendapatan Hibah - LRA4 . 3 . 3 Pendapatan Lainnya - LRA
4 . 2 . 4 . 3 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kota - LRA
4 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LRA
4 . 2 . 4 Bantuan Keuangan - LRA
4 . 2 . 4 . 2 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten - LRA
4 . 2 . 2 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - LRA
4 . 2 . 2 . 3 Dana Penyesuaian - LRA
4 . 2 . 1 . 3 Dana Alokasi Umum (DAU) - LRA4 . 2 . 1 . 4 Dana Alokasi Khusus (DAK) - LRA
4 . 2 . 1 . 1 Bagi Hasil Pajak - LRA4 . 2 . 1 . 2 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam - LRA
4 . 2 PENDAPATAN TRANSFER - LRA
4 . 2 . 1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - LRA
4 . 1 . 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - LRA4 . 1 . 4 Lain-lain PAD Yang Sah - LRA
4 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah - LRA4 . 1 . 2 Pendapatan Retribusi Daerah - LRA
4 PENDAPATAN - LRA
4 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMURLAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DECEMBER 2017 DAN 2016
ANGGARAN2017
REALISASI2017
REALISASI2016
NO. URUT URAIAN (%)
Tabel. 3.10
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
154
Anggaran dan Realisasi menurut Sasaran dan Program
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang
dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian
sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.11
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
No. Sasaran Program Prioritas Anggaran
Pagu Realisasi %
1 MeningkatnyaIndeksPembangunanManusia (IPM)
0,00%
Rata - rata Capaian 0,00%
2 MeningkatnyaAngka Harapanlama Sekolah
1 Program PeningkatanMutu Pendidik danTenaga Kependidikan
11.751.250.00011.617.681.541 98,86%
Rata - rata Capaian 11.751.250.000 1.617.681.541 98,86%
3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah
2 Program wajib belajarpendidikan dasarsembilan tahun
3 Program pendidikanmenengah
181.434.055.875177.804.240.593
98,00%
4 Program PeningkatanPendidikan danPengembanganSumber DayaMasyarkat
47.106.800.00046.946.843.660
99,66%
Rata - rata Capaian 28.540.855.875 24.751.084.253 98,34%
4 Meningkatnya angkaharapan hidup
5 Program standarisasipelayanan kesehatan
150.000.000 96.303.609 64,20%
6 Program PelayananKesehatan PendudukMiskin
Rata - rata Capaian 150.000.000 96.303.609 64,20%
5 Menurunnya tingkatkemiskinan
7 ProgramPenanggulanganKemiskinan bidangPenanggulanganBencana
185.040.000 182.893.700 98,84%
8 ProgramPenanggulanganKemiskinan bidangPerumahan danPermukiman
Rata - rata Capaian 185.040.000 182.893.700 98,84%
6 Menurunnya tingkatpengangguran
9 ProgramPengembanganKewirausahaan danKeunggulan Kompetitif,Usaha kecil menengah
205.650.000 180.155.000 87,60%
10 Program peningkatanupaya penumbuhankewirausahaan dankecakapan hiduppemuda
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
155
11 ProgramPengembanganKewirausahaanKompetitif
205.650.000 180.155.000 87,60%
12 Program PeningkatanKesempatan Kerja
500.000.000 490.262.950 98,05%
13 ProgramPemberdayaanRemaja Putus Sekolah
Rata - rata Capaian 911.300.000 850.572.950 93,34%
7 MeningkatnyaStandar HidupLayak
14 Program Pengendaliandan Evaluasi hasilPelaksanaanPembangunan Daerah
1.232.000.0001.217.187.670
98,80%
15 Program PeningkatanEfisiensi PerdaganganDalam Negeri
150.000.000 149.290.360 99,53%
16 Program PeningkatanSinergi KebijakanEkonomi Daerah
384.050.000 370.789.568 96,55%
Rata - rata Capaian 1.766.050.000 1.737.267.598 98,37%
8 Meningkatnya dayabeli masyarakat
17 ProgramPembangunan jalanTol
288.377.368.800288.340.795.665
99,99%
Rata - rata Capaian 88.377.368.800 88.340.795.665 99,99%
9 Menurunnya IndeksGini
Rata - rata Capaian 0 0 0
10 Meningkatnyapertumbuhanekonomi yangberkualitas
18 Program PengendalianPelaksanaan Investasi
288.400.000 284.220.040 98,55%
19 Program Perencanaandan PengembanganIklim PenanamanModal
359.300.000 358.187.144 99,69%
20 Program KemudahanPelayanan danPercepatan ProsesPerijinan
304.700.000 293.727.800 96,40%
21 Program PenataanStruktur Industri
201.200.000 195.967.050 97,40%
22 Program Peningkatandan PengembanganIndustri
748.800.000 741.750.220 99,06%
23 Program PeningkatanPemasaran HasilProduksi Peternakan
137.000.000 136.833.000 99,88%
24 Program PeningkatanKerjasamaPerdagangan
136.750.000 136.746.580 100,00%
25 Program Peningkatandan PengembanganEkspor
43.250.000 43.250.000 100,00%
26 Program peningkatandaya saing investasisektor jalan danjembatan
132.487.542.000129.448.683.319
97,71%
27 Progam peningkatandaya saing investasisektor transportasidarat, laut, udara danASDP
321.955.684.237310.773.222.274
96,53%
Rata - rata Capaian 456.662.626.237 42.412.587.427 96,88%
11 Meningkatnyakontribusi sektorpertanian dalam arti
28 Program PerluasanKomoditasPerkebunan Non Sawit
458.400.000 434.205.059 94,72%
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
156
luas 29 Program Perluasankebun Sawit
- - 0,00%
30 Program PeningkatanProduktivitasPerkebunan
59.950.000 55.390.000 92,39%
31 ProgramPengembanganKawasan dan UsahaPeternakan
137.000.000 135.075.745 98,60%
32 ProgramPengembanganproduksi Budidaya danPenguatan Daya saingProduk Perikanan
653.300.000 651.932.500 99,79%
Rata - rata Capaian 1.308.650.000 1.276.603.304 97,55%
12 Tercapaianyaswasembadapangan
33 Program PeningkatanProduksi pertaniantanaman pangan
44.950.000 39.898.999 88,76%
34 Program PeningkatanPenerapan TeknologiPertanian tanamanpangan
155.000.000 144.389.000 93,15%
35 ProgramPengembangan danPengelolaan JaringanIrigasi, Rawa danJaringan PengairanLainnya
19.914.330.00015.626.568.343
78,47%
36 Program PeningkatanKetahanan Pangan
893.000.000 874.467.320 97,92%
37 Program Peningkatanproduksi Peternakan
- - 0,00%
38 Programpengembanganperikanan tangkap
- - 0,00%
Rata - rata Capaian 21.007.280.000 6.685.323.662 79,43%
13 Meningkatnyapemanfaatan energiterbarukan
39 Program DiversifikasiEnergi
32.710.327.50031.099.923.160
95,08%
40 Program pengusahaanKetenagalistrikan
- - 0,00%
41 ProgrampengembanganKetenagalistrikan
277.000.000 273.956.388 98,90%
Rata - rata Capaian 32.987.327.500 1.373.879.548 95,11%
14 Meningkatnyakepuasanmasayrakatterhadap pelayananinfrastruktur dasar
42 ProgramPembangunan Jalandan Jembatan
67.245.343.20065.506.160.711
97,41%
43 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalandan Jembatan
42.801.728.77142.713.327.292
99,79%
44 Program pembukaanketerisolasian wilayahsektor jalan danjembatan
13.490.000.00012.877.383.809
95,46%
45 Program pembukaanketerisolasian wilayahsektor transportasi,darat, sungai, danaudan penyebrangan
- - 0,00%
46 Program pembukaanketerisolasian wilayahsektor transportasiudara
- - 0,00%
47 Program sarana danprasaranatelekomunikasi
- - 0,00%
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
157
48 Program Penyediaandan pengelolaan airbaku
48.335.000.00048.297.197.375
99,92%
49 Programpengembangan kinerjapengelolaan air minum
86.280.000.00082.668.835.327
95,81%
50 Program peningkatandaya saing sektorsumberdaya air
6.523.600.0006.179.929.380
94,73%
51 Program pengendalianbanjir
39.673.057.00032.464.800.555
81,83%
Rata - rata Capaian 304.348.728.971 90.707.634.449 95,52%
15 Terwujudnyapemerintah yangbersih dan bebasKKN
52 Program penguatankelembagaan
- - 0,00%
53 Programpengembangan zonaintegritas
103.300.000 102.707.046 99,43%
54 Program pencegahandan pemberantasanKKN
1.515.000.0001.479.085.750
97,63%
55 Program Peningkatandan pengembanganPengelolaanKeuangan Daerah
12.312.150.00010.136.757.531
82,33%
56 Program PeningkatanSarana da PrasaranaDaerah
- - 0,00%
Rata - rata Capaian 3.930.450.000 11.718.550.327 84,12%
16 Terwujudnyapeningkatankualitas pelayananpublik
57 Program peningkatanpelayanan publik
507.500.000 340.225.060 67,04%
58 Program pembinaandan pengembanganaparatur
8.902.328.0008.873.508.736
99,68%
59 Program integrasiaplikasi
- - 0,00%
60 Pengembangan datastatistik dan spasial
1.520.200.0001.515.761.490
99,71%
Rata - rata Capaian 10.930.028.000 10.729.495.286 98,17%
17 MeningkatnyaKapasitas danakuntabilitas kinerja
61 Program peningkatankualitas manajemenberbasis kinerja
124.750.000 118.860.350 95,28%
62 Peningkatan KinerjaPemerintahan Daerah
- - 0,00%
63 Program Pendidikanpolitik masyarakat
1.700.110.5501.524.119.970
89,65%
64 ProgramPengembangan danPengelolaanpenggunaan assetdaerah dalampembangunan daerah
- - 0,00%
Rata - rata Capaian 1.824.860.550 1.642.980.320 90,03%
18 MeningkatnyaIndeks KualitasLingkungan
65 Program PengelolaanDAS dn RHL
157.087.399.000 - 0,00%
66 Program RehabiltiasiReklamsi Lahan PascaTambang
509.500.000 439.304.950 86,22%
67 Program mitigasi emisigas rumah kaca
49.000.000 48.538.000 99,06%
68 Program PengendalianPencemaranLingkungan Hidup
30.000.000 28.200.000 94,00%
69 ProgramPenyelenggaraanPenataan Ruang
3.317.700.0003.259.446.306
98,24%
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
158
70 ProgramPengembanganKinerja PengelolaanPersampahan
867.612.143 110.538.431 12,74%
71 Program PenyehatanLingkunganPemukiman
- - 0,00%
72 Program PeningkatanPeran sertamasyarakat dalampengelolaan LH
133.250.000 126.470.800 94,91%
73 Program Konservasilahan dan air
73.000.000 72.083.400 98,74%
Rata - rata Capaian 62.067.461.143 .084.581.887 2,52%
19 Menurunnya tingkatemisi gas rumahkaca
74 ProgramPengarusutamaanPerubahan Iklim dangreen ekonomi dalamPerencanaanPembangunan Daerah
200.000.000 192.603.126 96,30%
75 Program perlindunganatmosfir danperubahan iklim
507.900.000 461.140.960 90,79%
Rata - rata Capaian 707.900.000 653.744.086 92,35%
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
159
Bab IV
Penutup
4.1 Simpulan
Gambaran tentang kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
selama tahun 2017 telah tergambar pada Bab III Akuntabilitas Kinerja.
Laporan Kinerja Tahun 2017 ini adalah tahun kedua pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tanggal 17 Juni 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan
Timur 2013-2018. Penyusunan Laporan Kinerja ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dan sasaran strategis melalui
pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016
dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Terlepas dari pencapaian kinerja yang terus membaik, apabila
dilakukan pembandingan dengan Angka Nasional maupun Angka Provinsi
lain yang ada di Indonesia, Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur
masih akan terus ditingkatkan dan menjadi fokus pembangunan pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018, isu
strategis yang pertama disusul dengan Rencana daya saing SDM Kaltim,
Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah dan fluktuatif, belum meratanya
pelayanan infrastruktur yang berkualitas, belum terrwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik dan belum terciptanya kualitas lingkungan hidup
yang baik dan sehat.
Terkait dengan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja,
kekurangan yang terjadi dalam periode 2013-2018 telah dicatat dan
akan dievaluasi sebagai bahan untuk menyusun kebijakan operasional
guna memperbaiki kinerja tahun-tahun mendatang. Sasaran organisasi
yang belum tercapai seratus persen akan dievaluasi agar kendala yang
dihadapi dapat dicari solusinya sedini mungkin, sehingga seluruh sasaran
organisasi pada masa selanjutnya dapat dicapai dengan lebih baik.
Laporan Kinerja Pemprov.Kaltim (LKj IP) Tahun 2017
160
Hambatan-hambatan yang mempengaruhi kelancaran implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja sampai saat ini sebagai berikut :
1. Mekanisme pengumpulan data kinerja belum sepenuhnya dapat
diandalkan sehingga dukungan data faktual kurang lengkap guna
memenuhi target indikator sasaran organisasi yang pada gilirannya
berakibat pengukuran kinerja kurang maksimal.
2. Keterbatasan SDM evaluator kinerja yang memahami dengan baik
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja.
4.2 Strategi Peningkatan Kinerja
Strategi yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
1. Memperbaiki sistem pengumpulan data kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas data kinerja dalam sistem pelaporan secara
berkala dengan mengolah, menganalisis, dan mengukur data kinerja
yang telah disampaikan selanjutnya melakukan perekapan,
pemantauan dan reviu terhadap pertanggungjawaban kinerja PD, serta
meningkatkan kualitas reviu atas laporan kinerja Pemda maupun PD.
2. Menyelenggarakan pelatihan dan asistensi bagi SDM aparatur
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja, untuk mempercepat
terwujudnya pemerintahan yang berkinerja tinggi dan akuntabel, serta
meningkatkan kapasitas evaluator dalam melaksanakan evaluasi kinerja
atas program pembangunan.
3. Menyempurnakan kualitas rumusan sasaran strategis dan indikator
kinerja terkait dalam sasaran strategis organisai dengan membangun
dari bawah indikator kinerja yang akan di evaluasi.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasran PembangunanPemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target2017
Kondisi Tahun laluRealisasiKinerja2017
Ket
2013 2014 2015 20161 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 Meningkatkan
kualtias SDMKaltim
1 Meningkatnya Indeks PembangunanManusia (IPM)
1 IPM 75,08 73,21 73,82 74,17 74,59 74,59
2 Meningkatnya harapan lama sekolah 2 Angka harapan lama sekolah 13,70 12,85 13,17 13,18 13,50 13,353 Meningkatnya rata-rata lama
sekolah3 Angka rata-rata sekolah 11,50 8,87 9,04 9,15 11,00 9,24
4 Meningkatnya angka harapan hidup 4 Angka harapan hidup 73,85 73,52 73,62 73,65 73,75 73,682 Meningatanya
Kesejahteraan danpemerataanpendapatanmasyarakat
5 Menurunnya tingkat kemiskinan 5 Tingkat Kemiskinan 6,10 6,06 6,42 6,23 6,11 6,196 Menurunnya tingkat pengangguran 6 Tingkat Pengangguran 7,18 7,94 7,54 7,50 7,95 6,917 Meningkatnya Standar hidup layak 7 Paritas daya beli/purchasing power
parity (PPP) (perkapita/perhari) 11600 10981 11019 11229 11355 11.355
8 Meningkatnya daya beli masyarakat 8 Tingkat Inflasi 4+1 9,65 7,66 4,89 3,39 3,159 Indeks tendensi konsumen 106.5 112,29 111,73 105,90 106,20 97,91
9 Menurunnya Indeks Gini 10 Indeks Gini 0,32 0,37 0,33 0,32 0,315 0,333 Meningkatkan
pertumbuhanekonomi hijau
10
Meningkatnya pertumbuhan ekonomiyang berkualitas
11 Pertumbuhan ekonomi denganmigas 0,5+1 2,25 1,57 -1,28 -0,38 3,13
12 Pertumbuhan ekonomi tanpa migas 1+1 5,45 3,74 -1,48 -1,52 4,0413 Pertumbuhan ekonomi non migas
dan non batubara 4+1 5,99 5,73 3,45 1,52 5,24
11Meningkatnya kontribusi sektorpertanian dalam arti luas
14 Share sektor pertanian dalam artiluas 9 5,65 7,11 7,62 8,06 7,96
15 Laju pertumbuhan ekonomi sektorpertanian dalam arti luas 4,87+1 6,44+1 6,72+1 4,59+1 4,73+1 5,7
12 Tercapaianya swasembada pangan 16 Rasio pemenuhan beras 75 72,00 71,22 70,17 50,00 61,5213 Meningkatnya pengembangan dan
pemanfaatan energi terbarukan17 Bauran energi baru terbarukan 2 0,02 0,50 1,01 1,27 2,12
4 MenyediakanInfrastruktur Dasaryang Berkualitas
14 Meningkatnya kepuasan masyarakatterhadap pelayanan infrastrukturdasar
18 Indeks Kepuasan layananinfrastruktur dasar 6,8 5,00 5,90 6,21 7,00 7,00
5 Mewujudkan tatakelolapemerintahan yangbaik
15 Terwujudnya pemerintah yang bersihdan bebas KKN
19 Indeks Persepsi Korupsi 5,80 5,20 4,90 5,58 5,58 5,5620 Opini BPK WTP WDP WTP WTP WTP WTP
16 Terwujudnya peningkatan kualitaspelayanan publik
21 Indeks Kepuasan Masyarakat 83 68 72,16 76,65 75 80,56
17Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja
22 Predikat Akuntabilitas kinerja BB(78,00) 70,75 70,97 75,14 77,37 BB
(77,50)23 Predikat kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah DaerahSangattinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
6 Meningkatkankualitas lingkunganhidup
18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan
24 Indeks Kualitas Lingkungan 81,99 74,07 78,29 81,97 83,19 82,64
19 Menurunnya tingkat emisi gas rumahkaca
25 Intensitas Emisi 1.800 1,500 1,611 1,738 1.384 1,515
:
:
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
Target Tahun
2.018 2014 2014 2014 2014 20141. Indeks Pembangunan
Manusia73,21 76 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMURRENCANA STRATEGISTAHUN 2013 S/D 2018
No.
Meningkatkan Kualitas SDM KaltimTujuan 1
Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing TinggiMISI
KondisiAwal 2013Indikator
1. Indeks PembangunanManusia
73,21 76 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5
2013 2014 2015 2016 2017 2018
4 5 6 7 8 9 10 11 12 131. Meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)1. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)73,21 73,82 74,17 74,46 75,08 75,70
2. Meningkatnya Harapan LamaSekolah
2. Harapan Lama Sekolah(tahun)
12,85 13,71 13,18 13,50 13,70 14,00PeningkatanKompetensi guru
1 Program Peningkatan MutuPendidik dan TenagaKependidikan
2 Program wajib belajarpendidikan dasar sembilan
3 Program pendidikan menengahPeningkatanKesempatan belajarmasyarakat
4 Progam Pennan Pendian danPengembnaan SumberDayaMansrakat
5 Program StandarisasiPelayanan Kesehatan
6 Program Pelayanan KesehatanPenduduk Miskin
Ket
Strategi
Sasaran
KebijakanUraian
12,00
73,62 73,65 73,75 73,85 74,00 Peningkatan mutudi bidangkesehatan
11,00 11,50
Cara Mencapai Tujuan dan sasaran
Program
Perluasan SubsidiPendidikan bagiseluruh persertadidik dalam usiawajib belajar
9,04 9,15
Realisasi Target
Peningkatan aksesdan mutuPelayananKesehatan
Peningkatan aksesdan mutupelayananpendidikan
21
8,87
73,52
3. Angka rata - rata LamaSekolah tahun)
4. Meningkatnya angka harapanhidup
4. Angka Harapan Hidup (AHH)
Indikator
3. Meningkatnya rata-rata lamasekolah
:
:
TargetTahun2.018 2014 2011
1. Tingkat Kemiskinan6,06 6,00 5,20-5,40 5,80-
6,00
2014 2015 2016 2017 2018
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13Pemberdayaanusaha ekonomimasyarakat miskin
7 Program PenanggulanganKemiskinan bidangPenanggulangan Bencana
PenyediaanInfrastruktur dasarbagi masyarakatmiskin
8 Program PenangulanganKemiskinan bidang Perumahandan Pemukiman
9 Program PengembanganKewirausahaan danKeunggulan Kompetitif,
KetSasaran
ProgramUraian
1
Arah Kebijakan
5. Tingkat Kemiskinan
Tujuan 2
IndikatorTarget Tahun
2
Cara Mencapai Tujuan dan sasaran
Strategi
Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan
KondisiAwal 2013
IndikatorNo.
Meningkatkan Kesejahteraan dan Pemerataan pendapatan masyarakat
5. Menurunnya tingkatkemiskinan
Menurunnya tingkatpengangguran
5,75 5,35 5,15 5,00Percepatan
PengentasanKemiskinan
Target TahunKondisiAwal 2013
MISI
6,06 6,00
6. 6.
Peningkatan danPerluasan
Kesempatan kerja a
PeningkatanKualitas tenagakerja
6,00 5,11Tingkat Pengangguran 8,90 8,00 7,00 6,50 9 Program PengembanganKewirausahaan danKeunggulan Kompetitif,
10 Program Peningkatan UpayaPenumbuhan Kewirasuahaandan kecakapan hidup pemuda
11 Program PengembanganKewirausahaan Kompetitif
12 Program PeningaktanKesempatan Kerja
13 Program PemberdayaanRemaja Putus Sekolah
PeningkatanKestabilan hargadan efisiensidistribusi barang
14 Program pengendalian danevaluasi hasil pelaksanaanpembangunan daerah
PenguatanKerjasamaperdagangandengan daerahpemasokkomoditas panganstrategis
15 Program PeningkatanEfisiensiPerdagangan Dalam Negeri
Penguatan peranPemda dalamfungsi stabilisasiharga
16 Program Peningkatan SinergiKebijakan Ekonomi Daerah
8. Tingkat Inflasi
9,65 7,66 4,89 5+1 4+1 4+1
9. Indeks Tendensi Konsumen 112,29 111,73 105,9 106,2 106,5 106,8
Meningkatnya daya belimasyarakat
Menurunnya tingkatpengangguran
11.229 11.450
6. 6.
Peningkatan danPerluasan
Kesempatan kerja a
PeningkatanKualitas tenagakerja
Peningkatan dayasaing tenaga kerjadan pengembangankesempatan kerja
6,00 5,11
Meningkatnya Standar HidupLayak
PengendalianInflasi danPemberdayaanEkonomimasyarakat
Tingkat Pengangguran 8,90 8,00
Program Pembangunan jalan tol17
Paritas daya beli/PPP 10.981 11.019
8. PengendalianInflasi danPemberdayaanEkonomimasyarakat
PeningkatanEfisiensi distribusibarang dan jasaantara pusatkegiatan nasional(PKN)
7,00 6,50
11.600 11.8007. 7
:
:
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
Target Tahun
2014 2014 2014 2014 20141. Pertumbuhan ekonomi
dengan Migas 2,25 0,5+1 5,50-6,00 5,50-6,00 5,50-6,00 5,50-6,00
2013 2014 2015 2016 2017 20184 5 6 7 8 9 10 11 12 13
18 Program PengendalianPelaksanaan Investasi
19 Program Perencanaan danPengembangan IklimPenanaman Modal
20 Program KemusahanPelayanan dan PerceptanProses Perijinan
Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas
Pertumbuhan ekonomidengan migas (%)
Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan
TargetTahun2018
2
No. IndikatorKondisi
Awal20013
Indikator
0,5 +1
Cara Mencapai Tujuan dan sasaran
Meningkatkan pertumbuhan ekopnomi hijau
KetSasaran
Tujuan 3
-1,28 0,2+1
Realisasi
12 Pertumbuhan ekonomi tanpamigas (%)
5,45 3,74
2,25 1,5711
Arah KebijakanTarget StrategiUraian
110.
MISI
Peningkataninvestasi daerah
Program
-1,48 1+1 1+1 1+1
Percepatantransformasiekonomi
0,5 +1
Peningkatan nilaitambahan produkpertanian dalam artiluas (IntegrasiProses Hulu Hilir)
20 Program KemusahanPelayanan dan PerceptanProses Perijinan
21 Program Penataan StrukturIndustri
22 Program Peningkatan danPengembangan Industri
23 Program PeningkatanPemasaran hasil ProduksiPeternakan
24 Program PeningkatanKerjasama Perdagangan
25 Program Peningkatan danPengembangan ekspor
26 Program Peningkatan dayasaing investasi sektor jalan danjembatan
27 Program peningkatan dayasaing investasi sektortransportasi darat, laut, udaradan ASDP
Meningkatnya kontribusisektor pertanian dalam artiluas
14 28 Program Perluasan KomoditasPerkebunan Non Sawit.
29 Program Perluasan KebunSawit
30 Program PeningkatanProduktivitas Perkebunan
31 Program PengembanganKawasan dan UsahaPeternakan
32 Program PengembanganProduksi Budidaya danPenguatan daya Saing produksiPerikanan
Meningkatnya pertumbuhanekonomi yang berkualitas
13 Pertumbuhan ekonomi nonmigas dan non batubara (%)
15 Laju Pertumbuhan EkonomiSektor Pertanian dalm artiluas
Pertumbuhan ekonomidengan migas (%)
Peningkatanekspor produkunggulan daerah
0,5 +1
6,44+1
Pengembanganagribisnis(Peningkatan SkalaPoduksi Pertanian)
9,00 10,0011
-1,28 0,2+1
5,99 3,73
12 Pertumbuhan ekonomi tanpamigas (%)
5,45 3,74
2,25 1,571110. Peningkataninvestasi daerah
-1,48 1+1 1+1 1+1
Percepatantransformasiekonomi
Pembangunanprasarana jalan danprasaranatransportasi untukmendukungkawasan srategisProvinsi (KSP)Maloy dan KSP lain
0,5 +1
Peningkatan nilaitambahan produkpertanian dalam artiluas (IntegrasiProses Hulu Hilir)
Peningkatan eksporproduk olahan
3,45 4+1 4+1 4+1
Penguatan matarantai kawasan2agribisnis
Share Sektor Pertaniandalam arti luas (%)
5,65 7,11 7,62 8,00
6,72+1 4,59+1 4,73+1 4,87+1 5,00+1
PeningkatanProduksi Padi,palawija danhortikultura
33 Program Peningkatan Produksipertanian tanaman pangan
Penerapanmekanisasi danteknologi pertanian
34 Program PeningkatanPenerapan Teknologi Pertaniantanaman pangan
Peningkataninfrastruturpertanian
35 Program Pengembangan danPengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan PengairanLainnya
12 Tercapaianya swasembadapangan
16 Rasio pemenuhan beras (%) 72,00 71,00 70,15 72,50 75,00 85,00 PeningkatanProduksi Pangan
Peningkataninfrastruturpertanian
35 Program Pengembangan danPengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan PengairanLainnya
Peningkatanproduktivitas
36 Program PeningkatanKetahanan Pangan
Intensifikasi danekstensifikasi
37 Program Peningkatan produksiPeternakan
ntensifikasi danekstensifikasipoduksi ikan
38 Program pengembanganperikanan tangkap.
Penyiapan regulasiuntuk mendorngpengembanganEBT
39 Program Diversifikasi Energi.
40 Program pengusahaan listrikketenagalistrikan
41 Program pengembanganketenagalistrikan
PemenuhanKebutuhan Energiramah Lingkungan
Peningkatan rasioelektrifikasi
13 MeningkatnyaPengembangaan danpemanfaatan energiterbarukan
17 Bauran energi baruterbarukan (%)
2,120,02 0,5 1,01 1,62 3,00
12 Tercapaianya swasembadapangan
16 Rasio pemenuhan beras (%) 72,00 71,00 70,15 72,50 75,00 85,00 PeningkatanProduksi Pangan
::
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
Target Tahun
2014 2014 2014 2014 20141. Indeks Kepuasan Layanan
Infrastruktur dasar5,00 7,00 21 21 21 21 21
2013 2014 2015 2016 2017 2018
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 Meningkatnya kepuasan
masyarakat terhadappelayanan infrastruktur dasar
18 Indeks Kepuasan LayananInfrastruktur dasar
Peningkatankualitasinfrastruktur dasar
Peningkatankualitas dankapasitas prsaranajalan dan jembatan
Indikator
No. IndikatorKondisi
Awal20013
Cara Mencapai Tujuan dan sasaran
Program
21
Menyediakan Infrastrukut Dasar yang BerkualtiasMewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata
Tujuan 4
Uraian Arah Kebijakan
Ket
Sasaran
TargetTahun2018
Strategi
5,90
MISI
6,80 7,006,21 6,50
Realisasi Target
5,004 5 6 7 8 9 10 11 12 13
42 Program Pembangunan Jalandan Jembatan.
43 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan danJembatan.
44 Program pembukaanketerisolasian wilayah sektorjalan dan jembatan.
45 Program pembukaanketerisolasian wilayah sektortransportasi darat, sungai,danau dan penyebrangan
46 Program pembukaanketerisolasian wilayah sektortransportasi udara
47 Program sarana dan prasaranatelekomunikasi.
48 Program Penyediaan danpengelolaan air baku.
49 Program Pengembangan kinerjapengelolaan air minum
50 Program peningkatan dayasaing sektor sumberdaya air.
Pengendalian banjirdan daya rusak air
51 Program pengendalian banjir
14 Meningkatnya kepuasanmasyarakat terhadappelayanan infrastruktur dasar
18 Indeks Kepuasan LayananInfrastruktur dasar
Peningkatankualitasinfrastruktur dasar
Peningkatankualitas dankapasitas prsaranajalan dan jembatan
Peningkatankonektivitaskawasanpedalaman danperbatasan
Peningkatankapasitas air bakudan air minum
215,90 6,80 7,006,21 6,505,00
:
:
1. Indeks KepuasanMasyarakat (IKM)
68 85
2013 2014 2015 2016 2017 2018
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13Terwujudnya pemerintahyang bersih dan bebas KKN.
19 52 Program penguatankelembagaan
53 Program pengembangan zonaintegritas.
Program
2
Realisasi Target
Indeks Persepsi Korupsi
Indikator
Ket
Strategi
Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan sasaran
No. IndikatorKondisi
Awal20013
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Uraian Arah Kebijakan
MISI Mewujudkan Tata Kelola Pemeritahahn yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik
TargetTahun2018
151
Tujuan 5
5,20 4,90 5,58 5,70 5,80 6,00
Reformasi birokrasidan tata kelolapemerintahan
Restrukturisasiorganisasi dan
peningkatan kinerjaAparatur
53 Program pengembangan zonaintegritas.
54 Program pencegahan danpemberantasan KKN
20 Opini BPK WTP WDP WTP WTP WTP WTP 55 ProgramPeningkatan danPengembangan PengelolaanKeuangan daerah
56 ProgramPeningkatan Sarana danPrasarana Daerah
57 Program peningkatanpelayanan publik.
58 Program pembinaan danpengembangan aparatur.
59 Program integrasi apliksi60 Pengembangan data statistik
dan spasial22 Predikat Akuntabilitas kinerja 70,75 (B+) 70,97 (B+) 75,14
(BB)76,00(BB)
78,00(BB)
80,00 (A) 61 Program peningkatan kualitasmanajemen berbasis kinerja.
62 Peningkatan KinerjaPemerintahan Daerah.
63 Program Pendidikan politikmasyarakat
Perbaikanpengelolaanpendapatan danbelanja daerah
64 Program Pengembangan danpengelolaan penggunaan asetdaerah dalam pembangunandaerah
Indeks Persepsi Korupsi15 5,20 4,90 5,58 5,70 5,80 6,00
Reformasi birokrasidan tata kelolapemerintahan
Restrukturisasiorganisasi dan
peningkatan kinerjaAparatur
16 Terwujudnya peningkatankualitas pelayanan publik
Indeks KepuasanMasyarakat (IKM)
68 (baik)21 72,16 (baik) 76,65(baik)
80(sangat
baik)
83(sangat
baik)
85(sangat
baik)
17 Meningkatnya Kapasitas danakuntabilitas kinerja
23 Predikat KinerjaPenyelenggaraan PemerintahDaerah
Tinggi (2-3) Tinggi (2-3) Tinggi (2-3) SangatTinggi (3-
4)
SangatTinggi (3-
4)
SangatTinggi (3-
4)
:
:
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun
TargetTahun2014 2014 2014 2014
1 Indeks Kualitas lingkungan 74,07 82,00 5,28 5,28 5,28 5,28
2013 2014 2015 2016 2017 2018
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1365 Program
Pengelolaan DASdan RHL
66 ProgramRehabilitasi Reklamasi lahanPasca Tambang
Ket
2
Strategi ProgramRealisasi Target
Indikator Arah Kebijakan
Mewujudakan Kualtias Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berspektif Perubahan Iklim
Sasaran
KondisiAwal20013
TargetTahun2018
Tujuan 6
No. Indikator
Meningkatkan Kualitas Lingkungan hidup
MISI
Peningkatankualitas danpemanfaatanpengendalian lahan
1
Uraian
Cara Mencapai Tujuan dan sasaran
Peningkatankualitas lingkungan
hidup
81,99 82,0018 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan
Indeks Kualitas Lingkungan24 74,07 78,29 81,97 81,98
66 ProgramRehabilitasi Reklamasi lahanPasca Tambang
67 Program mitigasiemisi gas rumah kaca
68 Program PengendalianPencemaran Lingkungan
Pengendalianpembangunanwilayah sesuaiperencanaan tataruang wilayah
69 ProgramPenyelenggaraanPenataan Ruang
70 ProgramPengembanganKinerja PengelolaanPersampahan
71 ProgramPenyehatan LingkunganPemukiman
72 Program Peningkatan Peranserta
Pencegahandegradasi kualitas
73 Programkonservasi lahan dan air
74 Program PengarusutamaanPerubahan Iklim dan greenekonomi dalam PerencanaanPembangunan Daerah
75 Program perlindungan atmosfirdan perubahan iklim
Peningkatankualitas danpemanfaatanpengendalian lahan
Peningkatankualitas lingkungan
hidup
81,99 82,00
1.800 1.6501.783
Peningkatankualitas udara,Perairan, danlingkungan hidupperkotaan
Penurunanemisi gas rumahkaca
18 Meningkatnya Indeks KualitasLingkungan
Indeks Kualitas Lingkungan24 74,07 78,29 81,97 81,98
2.00019 Menurunnya tingkat emisi gasrumah kaca
Intensitas Emisi (tonCO2/PDRB US $ juta)
25 1.500 1.611
Lampiran
Sejalan dengan pelaksanaan pembangunan mewujudkan Visi dan MisiKaltim Maju 2018, maka pada tahun 2016 dan 2017 Pemerintah ProvinsiKalimantan Timur, juga mendapat berbagai penghargaan dari Pemerintah,lembaga independen sebagai bentuk pengakuan pihak lain serta cerminankeberhasilan pembangunan Kalimantan Timur. Berikut beberapa prestasi danpenghargaan yang diperoleh baik penghargaan selaku Gubernur, WakilGubernur maupun yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).1. Penghargaan pendidikan dwidja praja nugraha dari Presiden RI, 2016
2. Penghargaan akuntabilitas kinerja pemerintahan terbaik pertama dari
kantor menteri negara pendayagunaan aparatur negara & reformasi
birokrasi 8 tahun berturut-turut tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014
2015, dan 2016 (dengan nilai bb – sangat baik)
3. Penghargaan juara pertama “bhumandala award” dari badan informasi
geospasial tahun 2016
4. Penghargaan inovasi administrasi negara award dari LAN RI dan menteri
PAN & RB RI tahun 2016
5. Penghargaan top it and top telco 2016, dari kementerian riset dan dikti ri
dan kementerian kominfo RI bekerjasama dengan majalah itech
top related