identifikasi habitat lebah (apis dorsata) penghasil madu pelawan di desa kacung kecamatan kelapa...
Post on 07-Jul-2018
263 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
1/29
1
LAPORAN STUDI LAPANG (BIO 210)
IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata )
PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG
KECAMATAN KELAPA KABUPATEN BANGKA BARAT
Disusun Oleh:Kelompok IV
FITRIYANI (203 1211 008)
MELDA TRISNAWATY SARAGIH (203 1211 015)
MIRZA KURNIA (203 1211 017)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2014
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
2/29
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi habitat lebah
penghasil madu pelawan di hutan Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten
Bangka Barat. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi jenis
vegetasi yang menjadi habitat lebah madu hutan dan sebagai masukan kepada
instansi terkait dalam rangka pengelolaan habitat dan pengembangan potensi
lebah madu hutan di Kabupaten Bangka Barat. Penelitian ini dilakukan dengan
metode direct interview untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik pohon
yang dijadikan sebagai tempat lebah madu hutan bersarang dan metode sistematik
sampling dengan jarak antar jalur 10 meter untuk melakukan pengamatan pada
setiap tingkat pertumbuhan suatu vegetasi. Hasil penelitian habitat lebah madu
hutan ( Apis dorsata ) di Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat yaitu
karakteristik jenis-jenis pohon yang dijadikan sebagai pohon habitat lebah
penghasil madu. Jenis-jenis pohon yang seringkali dijadikan sebagai habitat lebah
penghasil madu pelawan yaitu jenis pelempang putih, pules dan mentepung. (140
kata )
Kata kunci: Apis dorsata, habitat, vegetasi, pelawan, madu
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
3/29
3
HALAMAN PENGESAHAN
IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata ) PENGHASIL
MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN
KELAPA KABUPATEN BANGKA BARAT
Disusun Oleh:
FITRIYANI (2031211008)
MELDA TRISNAWATY SARAGIH (2031211015)
MIRZA KURNIA (2031211017)
Balunijuk, JUNI 2014
Menyetujui,
Henny Helmi, S.Si,. M.Si Nur Annis Hidayati, M.Sc.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
4/29
4
Ketua Jurusan Biologi Pembimbing
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kemudahan bagi penyelesaian Laporan Studi Lapang ini.
Tema yang dipilih dan dilaksanakan sejak April 2014 ini ialah Identifikasi Habitat
Lebah ( Apis dorsata) Penghasil Madu Pelawan di Desa Kacung Kecamatan
Kelapa Kabupaten Bangka Barat.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ketua Jurusan Biologi,
Ibu Henny Helmi, S.Si., M.Si serta kepada Ibu Nur Annis Hidayati, M.Sc. selaku
dosen pembimbing. Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan
kepada penyusun bernilai ibadah dan mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT
Amin.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan
ini di masa mendatang. Penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua.
Balunijik, Juni 2014
Penulis
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
5/29
5
DAFTAR ISIABSTRAK ................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..…………………………………………………… 1
Tujuan ……………. ………………………………………...…….. 2
Manfaat …………….…………………………………………….. 2
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………... 3
METODE STUDI LAPANG
Waktu dan Tempat ……………………………………….. …….. 10
Alat dan Bahan ……………………………………………… ….. 10
Cara Kerja ………………………………………………….. ……. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ………………………………………………………............ 12
Pembahasan ……………………………………………….... …... 16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ………………………………………………………. 22
Saran ………………………………………………………………. 22
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 24
LAMPIRAN
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
6/29
6
DAFTAR TABEL
Hasil pengamatan faktor-faktor lingkungan .................................................... 12
Jenis tumbuhan di sekitar habitat lebah madu ................................................ 13
Lanjutan jenis tumbuhan disekitar habitat lebah madu ................................... 14
Hasil Perhitungan Keanekaragaman Jenis (H’) untuk Ketiga Teknik pada
Tingkat Semai dan Pancang ........................................................................... 15
Hasil Perhitungan Kemerataan Jenis (e) untuk Ketiga Teknik pada Tingkat
Semai dan Pancang ......................................................................................... 15
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
7/29
7
DAFTAR GAMBAR
Titik pengamatan vegetasi .............................................................................. 17
Teknik Sunggau ............................................................................................... 22
Teknik Alami ................................................................................................... 22
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
8/29
8
PENDAHULUAN
Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
hayati dari lebah madu. Kondisi Indonesia sangat potensial bagi perkembangan
lebah madu. Beberapa potensi yang mendukung keberadaan lebah di Indonesia
adalah melimpahnya flora berbunga sebagai sumber pakan lebah, terdapat jenis-
jenis lebah utama yang menghasilkan madu serta kondisi agroklimat tropis yang
mendukung perkembangan lebah.
Makhluk hidup memiliki habitat guna mendukung kehidupannya, yaitu
satu kesatuan kawasan yang dapat menjamin segala keperluan hidupnya baik
untuk memenuhi kebutuhan makanan, air, udara, garam mineral, tempat
berlindung, berkembang biak maupun tempat untuk mengasuh anak-anaknya.
Habitat yang sesuai bagi satu jenis makhluk hidup belum tentu sesuai untuk jenis
lainnya karena setiap jenis menghendaki kondisi habitat yang berbeda-beda
(Sarwono 2001).
Lebah madu merupakan serangga polinator pada berbagai jenis tumbuhan.
Kunjungan lebah madu pada tumbuhan adalah untuk mendapatkan makanan.
Ketersediaan makanan merupakan faktor penting dari keberadaan koloni pada
suatu habitat. Makanan dari lebah madu adalah polen dan nektar tumbuhan yang
dikumpulkan oleh lebah pekerja dari berbagai spesies tumbuhan berbunga. Oleh
karena itu, dibutuhkan vegetasi tumbuhan di sekitar sarang lebah madu yang
berfungsi seabagai penghasil makanan bagi lebah madu.
Lebah madu pelawan adalah lebah yang mengambil nektar bunga pelawan
(Tristaniopsis merguensis). Jenis lebah madu yang ditemukan adalah Apis
dorsata. Lebah jenis ini dikenal memiliki sifat yang liar dan sensitif jika diganggu
oleh musuhnya.
Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat merupakan
daerah penghasil madu pelawan. Habitat dari madu ini terletak di hutan Desa
Kacung. Penelitian habitat lebah madu di Desa Kacung belum pernah dilakukan.
Pengungkapan data tentang habitat lebah madu pelawan tersebut nantinya dapat
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
9/29
9
dimanfaatkan sebagai acuan dasar tentang identifikasi habitat lebah ( Apis dorsata)
penghasil madu pelawan selanjutnya sehingga penelitian ini perlu dilakukan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat lebah penghasil
madu pelawan di Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dasar untuk mengetahui
habitat lebah penghasil madu pelawan di Desa Kacung Kecamatan Kelapa
Kabupaten Bangka Barat.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
10/29
10
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi lebah madu
Lebah madu adalah serangga sosial yang kaya manfaat. Semua yangdihasilkan oleh lebah madu dikenal berkhasiat untuk kesehatan. Dalam klasifikasi
dunia binatang, lebah dimasukkan dalam ordo Hymenoptera yang artinya “sayap
bening”. Dalam ordo ini terdapat 100.000 species serangga, termasuk lebah,
tawon, semut dan rayap (Jacobus 2009).
Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk
koloni. Dari 20.000 spesies lebah yang dikenali hanya lebah madu yang
menghasilkan madu (Rusfidra 2006). Menurut Sarwono (2001) famili Apidae
merupakan jenis lebah penghasil madu sejati, yang paling penting sebagai
penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis.
Menurut Hasanuddin (2003), klasifikasi lebah madu adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Species : Apis dorsata
Lebah hutan ( Apis dorsata) adalah lebah madu yang hidupnya masih liar.
Lebah madu ini masih sulit dibudidayakan karena selain sifatnya yang liar, agresif
dan sensitif. Lokasi tempat sarangnya sering berada di tempat yang sangat tinggi.
Sarangnya bisa ditemukan tergantung di cabang pohon, loteng, atau bukit batu
yang terjal. Satu koloni menghuni sebuah sisiran yang ukurannya bisa sangat
besar. Pada satu pohon bisa terdapat 5 – 10 koloni. Produk utama Apis dorsata
adalah madu. Madu yang dihasilkan dinamakan madu hutan (Murtidjo 1991).
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
11/29
11
B. Morfologi dan Anatomi Lebah Madu
1. Morfologi (struktur eksternal)
Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak
mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya
adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung kitin dan menutupi organ
dalam (Jacobus 2009).
2. Anatomi (Struktur Internal)
Anatomi lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem
penginderaan, dan sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu
berturut-turut adalah: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus,
usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu
meliputi indera penglihat, indera pencium dan indera peraba. Dalam hal sistem
reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada
lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan
1000-2000 sel telur per hari (Sarwono 2001).
C.
Lebah sebagai serangga eusosial
Menurut Suranto (2004) pembagian lebah sebagai serangga eusosial
adalah sebagai berikut :
1.
Ratu Lebah (Queen Bee)
Ratu lebah bertugas untuk memimpin koloni lebah, selain itu
jugabertanggung jawab untuk meneruskan kelangsungan hidup koloni lebah yaitu
dengan cara bertelur sepanjang hidupnya. Ratu lebah sanggup bertelur 1500-2000
butir setiap harinya. Ratu lebah sanggup hidup hingga 3-5 tahun.2. Lebah pekerja
Lebah pekerja biasa disebut juga sebagai lebah betina. Lebah inilah yang
memiliki tanggung jawab pekerjaan sepanjang hidupnya. Lebah pekerja
mempunyai tanggung jawab pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan umur
lebah pekerja tersebut:
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
12/29
12
a. Lebah Perawat ( Nurse Bee)
Sesaat setelah keluar dari kepompong lebah pekerja menjadi lebah perawat
dimana lebah ini khusus merawat ratu lebah dan anak-anaknya atau larva. Ketika
berumur 3-10 hari mereka bertanggung jawab untuk memproduksi royal jelly,
serta memberi makan sang ratu dengan royal jelly, bee pollen dan madu.
b.
Lebah Pencari (Scouts Bees)
Ketika lebah berusia sekitar 2 minggu lebah pekerja menjadi lebah
pencari. Lebah pencari adalah lebah pekerja yang mencari sumber-sumber pollen
dan nektar. Ketika mereka menemukan sumber makanan yang terbaik, mereka
akan kembali ke sarang dan menginformasikannya kepada lebah pengumpul.
Kemudian lebah pengumpul pergi untuk mengumpulkan makanan tersebut.
c. Lebah Pengumpul (Collector Bees)
Setelah lebah pekerja berusia sekitar 3 minggu lebah ini menjadi lebah
pengumpul. Ketika mengumpulkan pollen dari bunga-bunga, lebah pengumpul
hanya akan mengunjungi tipe bunga yang sama hingga semua pollen habis
terkumpul. Pada saat lebah mengumpulkan pollen, ia juga mencampurkannya
dengan sedikit madu dari mulutnya dan kemudian membentuk gumpalan pollen
yang akan disimpan dalam kantong yang terdapat di kaki lebah.
3. Lebah Jantan ( Drones)
Lebah pejantan adalah satu-satunya lebah jantan yang terdapat di sarang
lebah dan hanya bertugas untuk membuahi sang ratu lebah. Enam belas hari
setelah ratu lebah yang baru terlahir, ia terbang ke tempat lebah jantan yang telah
menunggu kedatangannya. Setelah membuahi sang ratu, lebah jantan ini
kemudian mati.
D. Teknik Penangkapan Lebah Madu
Penangkapan lebah penghasil madu pelawan dilakukan dengan beberapa
teknik yang diantaranya adalah teknik suar dan teknik sunggau. Biasanya lebah
juga dapat menghasilkan madu pelawan dengan teknik alami tanpa adanya
bantuan tangan manusia untuk membuat sarang dari lebah tersebut. Teknik suar
adalah suatu teknik untuk memancing lebah madu dengan kayu yang sudah mati,
dimana posisi kayu dimiringkan dengan kemiringan sekitar 45o agar lebah dapat
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
13/29
13
membuat sarangnya. Teknik sunggau adalah suatu teknik yang dilakukan untuk
memancing adanya lebah madu dengan kayu yang tumbang secara alami atau
dengan kayu yang dipotong sebagian akarnya agar dapat tumbang dengan
kemiringan kayu sekitar 45o C tetapi kayu tersebut masih hidup. Teknik alami
adalah suatu teknik dimana lebah madu membuat sarangnya pada kayu yang
masih hidup dan menjulang keatas tanpa adanya teknik pancingan (Jacobus 2009).
E. Pakan Lebah Madu
Sumber pakan lebah madu adalah tanaman berbunga yang mengandung
nektar dan tepung sari bunga ( pollen) (Sihombing 1997).
1.
Nektar
Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “
Necterifier ” tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang bervariasi.
Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Disamping
itu, dalam nektar terdapat zat-zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, ratinosa,
serta turunan karbohidratl ain. Zat-zat lain yang juga terdapat namun jumlahnya
sangat sedikit yaitu; asam-asam organik, resin, protein, garam dan mineral.
Konsentrasi gula nektar bervariasi mulai dari 5 % sampai 70 % atau lebih
tergantung dari keadaan iklimnya, jenis tanaman serta faktor lainnya. Nektar juga
mengandung air dari 40 – 80% (Rusfidra 2006).
2.
Pollen (Tepung Sari)
Pollen atau tepung sari diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh antenna
sebagai sel kelamin jantan tumbuhan. Pollen dimakan oleh lebah madu terutama
sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat dan serta sedikit mineral (Rusfidra
2006).
F.
Madu Pelawan
Lebah-lebah madu yang ada di bangka ini bukan lebah ternakan, bukan
madu sintetis akan tetapi cairan madu tersebut langsung diperoleh dari sarang-
sarang lebah yang berada di sekitar hutan-hutan liar pulau Bangka yang langsung
disaring, diperas kemudian dimasukkan dalam botol seketika. Jadi madu ini
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
14/29
14
bersifat alami yang terbebas dari cemaran fermentasi, pestisida, pupuk serta polusi
yang dapat merusak khasiat dari madunya (Jacobus 2009).
Menurut Rusfidra (2006) madu pelawan ini bersumber dari lebah liar Apis
dorsata yang menghisap dari sari bunga pohon pelawan (T. merguensis) yang
merupakan pohon langka tidak ditemukan di Pulau Jawa. Di Kalimantan terdapat
pohon pelawan tetapi tidak memiliki madu jadi hanya ditemukan di hutan-hutan
liar Pulau Bangka, Sumatra, serta dipanen hanya sekali dalam setahun
dikarenakan kelangkaan madu jenis ini harganya bisa mencapai 3-6x lipat.
Madu Pelawan ini mempunyai citra rasa tersendiri dengan rasa yang pahit
mempunyai khasiat yang tinggi dibandingkan dengan jenis madu liar lainnya.
Reaksi yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi madu pelawan adalah aliran
darah dan otot terasa hangat memperingankan kerja nafas, jantung dan ginjal serta
stamina tubuh semakin terasa kuat (Jacobus 2009).
Menurut Suranto (2004) lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki
kadar air yang lebih tinggi yaitu sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah
sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka sehingga langsung terpengaruh
iklim. Madu hutan merupakan produk organik karena dipanen langsung dari
hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia.
G. Klasifikasi Pohon Pelawan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : MyrtaceaeGenus : Tristaniopsis
Spesies : T. merguensis (Griff.) Peter G. Wilson & J.T. Waterhouse
(Sarwono 2001).
Tristaniopsis merguensis memiliki karakterisitik batang yang khas yaitu
batang yang berwarna merah dan kulit mengelupas. Nektar bunga T. merguensis
merupakan makanan bagi lebah yang menghasilkan madu pahit atau sering
disebut madu pelawan. T. merguensis hidup tersebar di selatan Myanmar, selatan
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
15/29
15
Thailand, Malaysia, Sumatra, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka, Jawa Barat
dan Kalimantan. T. merguensis ini dapat hidup di daerah dataran rendah,
pegunungan sampai ketinggian 1300 mdpl, serta di sepanjang aliran sungai daerah
berbatu (Jumar 2000).
H.
Habitat Lebah Madu
Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara umum lebah
bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di
daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah
tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun
karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah
tidak produktif pada musim dingin (Suranto 2004.
Pada faktor biotik, keberadaan sarang lebah tersebut dipengaruhi oleh jenis-jenis
tumbuhan yang berada di sekitar habitat sarang lebah tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa
dengan banyaknya jumlah dan jenis tumbuhan akan dapat menutupi sarang lebah dari
sinar matahari langsung dan gangguan dari hewan lain ataupun manusia ( Sarwono
2001).
Menurut Jacobus (2009) sel sarang atau sisir merupakan tempat lebah
tersebut berkelompok. Sel sarang atau sisir tersebut digunakan sebagai tempat
penyimpanan makanan dan tempat telur atau pemeliharaan keturunannya. Jumlah
makanan yang tersimpan dalam sarang tergantung pada kondisi flora, cuaca,
jumlah lebah perkoloni dan jenis lebah.
I.
Analisa Vegetasi
Untuk mengetahui susunan dan komposisi suatu vegetasi dilakukan
analisis vegetasi. Analisis vegetasi menurut Asrianny et al (2009) adalah suatu
cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur)
vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah
bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks
nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi
dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu
komunitas tumbuhan.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
16/29
16
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tentang identifikasi habitat lebah penghasil madu pelawan
dilaksanakan mulai tanggal 26 – 27 April 2014. Pengambilan sampel dilakukan di
hutan Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, GPS (Global
Positioning System), kamera, lux meter, meteran dan termohigrometer. Bahan
yang digunakan adalah hutan di Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten
Bangka Barat.
Cara Kerja
Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi/survei dan wawancara
dimana lokasi ditentukan secara purposive sampling . Habitat atau tempat sarang
lebah madu dicari di sekitar hutan Desa Kacung. Habitat yang diamati adalah
sarang lebah madu dengan teknik suar, sunggau dan alami. Pada setiap habitat
sarang lebah penghasil madu pelawan, faktor lingkungan berupa suhu udara,
kelembaban dan intensitas cahaya diukur dan dicatat. Kemudian dari sarang lebah
madu berada, ditarik garis lurus dengan panjang 10 meter dan diamati tumbuhan
apa yang terdapat di sepanjang garis tersebut. Penarikan garis lurus dilakukan
dengan empat titik pada setiap habitat sarang lebah penghasil madu pelawan
berada. Data yang telah dikumpulkan diolah dan ditabulasi untuk mengidentifikasihabitat lebah penghasil madu pelawan dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
17/29
17
Pengamatan vegetasi tumbuhan pada habitat lebah madu di Desa Kacung
Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat menggunakan empat titik
pengamatan pada masing-masing teknik dengan ukuran sepanjang 10 m.
U
Titik 3 10 m
10 m 10 m
Titik 2 Titik 4
Titik 1 10 m
S
Gambar 1. Titik pengamatan vegetasi
Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis digunakan Indeks
Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener dan Kemerataan Jenis ( Evenness)
dihitung untuk mengetahui derajat kemerataan jenis pada lokasi. Penelitian Indeks
Kesamaan jenis digunakan untuk mengetahui kesamaan antar lokasi pengamatan
berdasarkan jenis tumbuhan yang ditemukan di sekitar habitat lebah madu. Rumus
Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener adalah H’ = -∑ [(ni/N) LN (ni/N)] dan
rumus kemerataan jenis ( Evenness) adalah E = ∑H’/LN(s). Dimana H’ adalah
Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener , ni adalah jumlah individu jenis ke-i, N
adalah total seluruh individu, E adalah indeks kemerataan jenis ( Evenness) dan s
adalah jumlah jenis tumbuhan.
W EEWSarang lebah
madu
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
18/29
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Faktor-faktor lingkungan seperti titik koordinat, suhu udara, kelembaban,
dan intensitas cahaya yang diukur di lokasi penelitian di Desa Kacung Kecamatan
Kelapa Kabupaten Bangka Barat berbeda pada masing-masing titik pengamatan
dan sangat berpengaruh terhadap habitat lebah penghasil madu pelawan. Selain
faktor lingkungan, faktor lain yang mempengaruhi habitat lebah madu pelawan
adalah jenis tumbuhannnya yang berfungsi sebagai sumber pakan lebah tersebut.
Keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan tersebut sangat berpengaruh
terhadap habitat lebah penghasil madu pelawan.
Jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan pada seluruh lokasi penelitian di
Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat sangat beranekaragam.
Pada teknik Suar ditemukan sebanyak 7 jenis tumbuhan dengan jumlah sebanyak
267, pada teknik Sunggau ditemukan sebanyak 13 jenis dengan jumlah sebanyak
154 sedangkan pada teknik alami ditemukan sebanyak 17 jenis dengan jumlah
sebanyak 98.
Faktor lingkungan seperti faktor abiotik (suhu, kelembaban dan intensitas
cahaya) dan faktor biotik (tumbuh-tumbuhan) sangat berpengaruh terhadap habitat
lebah penghasil madu pelawan. Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan
faktor lingkungan abiotik dan biotik yang ditemukan pada saat penelitian.
Tabel 1. Hasil pengamatan faktor – faktor lingkungan
Teknik Titik Suhu Kelembaban Intensitas
Koordinat UdaraoC Cahaya
Sunggau S 010 53’ 208’’ 35 85% 0.24
E 105031’760’’
Suar S 01053’302’’ 31 86% 0.6
E 105031’806’’
Alami S 01053’197” 40 82% 0.27
E105031’668”
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
19/29
19
Tabel 2. Jenis tumbuhan di sekitar habitat lebah madu pada tingkat semai
Tingkat Nama
Tumbuhan
Teknik
Tota
l
Suar Sunggau Alami
Titik Titik Titik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Semai
Dial 2 2
Jaring tikus 3 3
Kantung
semar 50 50
Karet 1 1
Kekalai
1
5
1
1 26
Kelammerah 4 4
Kelangas 1 1
Keramunting 2 2
Kerantung 1 2 6 2 11
Lais 1 1
Lementi 1 1
Lemeteng 1 4 5
Mekubin 1 1
Melap 100 100
Melenteng 2 2
Mengkelek 3 3
Mentangur 3 4 6 2 7 2 4 28
Mentangur
Prit 5 9 14
Mesala 1 1
Pandan 1 1
Pelangas 1 1
Reman 2 2
Rumput teki 2 2Saberbubu 5 5
Sapet 12 6 7 25
Sepiding 100 2 2 104
Uber 5 35 4 44
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
20/29
20
Tabel 2. Lanjutan jenis tumbuhan di sekitar habitat lebah madu
Tingkat Nama
Tumbuhan
Teknik
TotalSuar Sunggau Alami
Titik Titik Titik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pancang
Kekalai 3 3
Melenteng 10 10
Mentangur 6 2 1 1 10
Mentangur
prit 1 1 1
Pelangas 3 3
Pelawan 21 21
Pelempang 2 2
Reman 3 3
Seruk 1 1
Sepiding 21 21
Uber 3 3
Pohon Seruk 1 1
Total Jumlah 4 263 0 0 54 23 54 23 22 37 28 11 519
Total 267 154 98
Suatu vegetasi akan memiliki keanekaragaman jenis yang berpengaruh
terhadap keadaan habitat lebah madu pelawan. Berikut ini merupakan
keanekaragaman jenis vegetasi di sekitar habitat lebah madu pelawan.
Tabel 4. Hasil Perhitungan K eanekaragaman Jenis (H’) untuk Ketiga Teknik pada
Tingkat Semai dan Pancang
Teknik Keanekaragaman Jenis (H')
Semai Pancang
Suar 0.60 0
Sunggau 0.54 0.60
Alami 0.46 0.64
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
21/29
21
Suatu vegetasi akan memiliki kemerataan jenis yang berpengaruh terhadap
keadaan habitat lebah madu pelawan. Berikut ini merupakan kemerataan jenis
vegetasi di sekitar habitat lebah madu pelawan.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Kemerataan Jenis (E) untuk Ketiga Teknik pada
Tingkat Semai dan Pancang
Teknik Kemerataan Jenis (E)
Semai Pancang
Suar 0.31 0
Sunggau 0.22 0.34
Alami 0.17 0.36
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa habitat sarang lebah yang
ditemukan di Desa Kacung Kecamatan Kelapa merupakan habitat sarang lebah
madu alami. Jenis lebahnya adalah lebah Apis dorsata atau lebah hutan.
Sarang lebah madu Apis dorsata tersebut ditemukan berada pada pohon
yang sudah mati dan ada juga pada pohon yang masih hidup. Habitat hidup lebah
madu yang ditemukan dilakukan dengan 3 teknik, dimana dengan 2 teknik
pancingan yaitu teknik suar dan teknik sunggau sedangkan 1 lagi dengan teknik
alami. Teknik sunggau adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memancing
adanya lebah madu dengan kayu yang tumbang secara alami atau dengan kayu
yang dipotong sebagian akarnya agar dapat tumbang dengan kemiringan kayu
sekitar 45o tetapi kayu tersebut masih hidup, teknik ini ini dijumpai di Desa
Kacung pada titik koordinat S 01o 53’ 208’’ E 105031’760’’. Teknik suar adalah
suatu teknik untuk memancing lebah madu dengan kayu yang sudah mati, dimana
posisi kayu dimiringkan dengan kemiringan sekitar 45o agar lebah dapat
membuat sarangnya, teknik ini berada pada titik koordinat S 01053’302’’ E
105031’806’’. Teknik alami adalah suatu teknik dimana lebah madu membuat
sarangnya pada kayu yang masih hidup dan menjulang keatas tanpa adanya teknik
pancingan, teknik ini berada pada titik koordinat S 01053’197” E105031’668”.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
22/29
22
Gambar 1. Teknik Sunggau Gambar 2. Teknik Alami
Lebah madu Apis dorsata pada teknik sunggau ditemukan pada pohon
pelempang putih yang tumbang tetapi masih hidup dimana arah sarang lebah
madu pada teknik ini yaitu ke arah utara, pada teknik suar lebah madu ini
ditemukan pada pohon mentepung dengan arah sarangnya yaitu ke arah barat
sedangkan pada teknik alami ditemukan pada pohon pules dengan arah sarangnya
yaitu ke arah selatan. Diduga arah sarang lebah pada masing-masing teknik
tersebut mengarah pada sumber pakan lebah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi keberadaan sarang lebah pada habitat tersebut, dimana faktor
tersebut dibagi menjadi faktor biotik (tumbuh-tumbuhan) dan faktor abiotik (suhu
udara, kelembaban dan intensitas cahaya).
Menurut Suranto (2004), salah satu syarat hidup lebah adalah adanya
tumbuhan. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di
daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah kutub tidak ada tumbuhan yang
menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah dapat berkembang biak
dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai sumber
pakan tersedia terus. Menurut Sihombing (1997) berbagai sumber tanaman
disekitar habitat diketahui sebagai sumber pakan lebah, yang meliputi tanaman
buah-buahan dan bunga-bungaan. Selain memanfaatkan sumber pakan yang ada
disekitar habitat, lebah madu juga mampu mengambil nektar dan serbuk sari dari
tumbuhan di luar habitat. Jarak jangkau antara koloni lebah madu dengan sumber
pakan yang efisien adalah kurang dari 750 meter (Sihombing 1997).
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
23/29
23
Berdasarkan perbedaan jumlah jenis tumbuhan, pada teknik suar
ditemukan paling banyak jumlah jenisnya dengan jumlah 267, sementara pada
teknik alami ditemukan paling sedikit jumlah jenisnya dibandingkan dengan
vegetasi pada habitat teknik lainnya. Sedangkan berdasarkan perbedaan jenis,
diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan pada habitat lebah madu alami
(17 jenis) lebih tinggi dibandingkan dengan teknik sunggau (13 jenis) dan pada
teknik suar (7 jenis).
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa vegetasi pada teknik suar memiliki
jumlah jenis tumbuhan yang paling banyak. Hal ini disebabkan karena struktur
tanah disekitar teknik suar lebih baik, tidak terlalu kering dan tidak terlalu
tergenang air, sehingga diperkirakan kondisi seperti itu tempat yang cocok untuk
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan tersebut. Sementara vegetasi pada habitat teknik
Sunggau tidak terlalu banyak dikarenakan kondisi lingkungan yang lembab dan
tergenang air sehingga memungkinkan hanya tumbuh-tumbuhan air yang mampu
hidup dengan baik pada habitat ini sedangkan vegetasi pada habitat teknik alami
yang paling sedikit, hal ini dikarenakan kondisi lingkungan yang sedikit lembab
dan sedikit kering. Tingginya keragaman tumbuhan pada habitat lebah madu
alami dibandingkan dengan teknik lainnya bisa disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang mendukung. Semakin banyaknya jenis tumbuhan pada habitat
lebah madu maka semakin baik pula kondisi habitat lebah madu tersebut.
Tumbuh-tumbuhan tersebut selain sebagai pelindung sarang lebah madu juga
dapat digunakan sebagai sumber nektar bagi madu tersebut.
Hasil perhitungan keanekaragaman secara keseluruhan pada masing-
masing teknik pengamatan memiliki keanekaragaman yang rendah. Terlihat
adanya perbedaan antara habitat pada teknik suar, sunggau dan alami. Nilai indekskeanekaragaman Shannon-Wiener pada tingkat semai dan tingkat pancang
tertinggi adalah pada teknik suar (0,60) dan pada teknik alami (0,64). Menurut
Asrianny et al (2008) H’< 1 keanekaragaman rendah, H’ 1-3 tingkat
keanekaragaman sedang dan H’> 3 keanekaragam tinggi. Odum (1971)
menyatakan semakin tinggi nilai keanekaragamannya semakin tinggi juga tingkat
keanekaragamannya, namun sebaliknya jika nilai H’ semakin rendah maka tingkat
keanekaragamannya semakin rendah juga.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
24/29
24
Kemerataan jenis ( Evenness) dihitung untuk mengetahui derajat
kemerataan jenis pada lokasi penelitian (Odum 1971). Jika nilai kemerataan jenis
(e)semakin mendekati satu maka tingkat persebarannya semakin merata dan
begitu sebaliknya jika mendekati nol maka tingkat kemerataanya rendah. Pada
tingkat semai teknik yang memiliki kemerataan jenis tertinggi adalah teknik suar
(0.31) kemudian teknik sunggau (0.22) dan yang terakhir teknik alami (0.17).
Sedangkan pada tingkat pancang kemerataan jenisnya tidak terlalu berbeda karena
teknik alami (0.36) dan teknik sunggau (0.34) sedangkan teknik Suar tidak ada.
Adanya perbedaan tingkat kemerataan disetiap habitat pada teknik-teknik tersebut
dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan beserta kondisi lingkungan yang berbeda.
Perbedaan dari tingkat keanekaragaman dan kemerataan tumbuhan pada
setiap habitat di masing-masing teknik juga mempengaruhi keberadaan sarang
pada suatu habitat. Hal ini diduga karena dengan semakin tingginya tingkat
keanekaragaman dan tingkat kemerataan tumbuhan pada suatu habitat
memungkinkan untuk lebah madu membuat sarang pada tempat tersebut. Dimana
semakin tingginya tingkat keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan
tersebut dapat memberikan nektar yang banyak. Pada teknik suar ditemukan
jumlah jenis tumbuhan paling banyak sehingga menyebabkan lebah madu
membuat sarang yang lebih besar dibandingkan dengan teknik lainnya. Hal ini
diduga karena ketersediaan nektar di sekitar teknik suar lebih banyak.
Lebah madu ( Apis dorsata) menghisap nektar bunga pohon pelawan (T.
merguensis). T. merguensis merupakan tumbuhan penghasil nektar yang
dimanfaatkan sebagai makanan bagi lebah yang menghasilkan madu pelawan. T.
merguensis ditemukan dalam jumlah sedikit dan hanya ditemukan di satu habitat
yaitu pada teknik sunggau dengan jumlah 21 batang. Tumbuhan ini memilikiindeks keanekaragaman (0,18) dan indeks kemerataan (0,10). Terlihat bahwa
sedikitnya jumlah dari pohon pelawan disekitar habitat lebah tersebut, meskipun
demikian lebah madu ( Apis dorsata) tetap mencari nektar bunga pohon pelawan
diluar habitatnya sehingga dapat menghasilkan madu pelawan.Hasil pengamatan
dilapangan menunjukan bahwa sebaran pohon pelawan di sekitar teknik sunggau
terlihat lumayan jauh berkisar antara 7-10 m.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
25/29
25
Faktor – faktor abiotik yang mempengaruhi habitat lebah madu adalah
faktor suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya. Suhu yang di temukan pada
habitat lebah madu dengan teknik suar, sunggau, dan alami adalah 41 oC, 40oC,
dan 31oC. Hal tersebut membuktikan bahwa lebah madu hidup pada suhu yang
sangat tinggi dan panas. Sarwono (2001) mengatakan habitat yang cocok untuk
lebah madu dicirikan dengan suhu ideal tempat yang cocok bagi lebah adalah
sekitar 26oC, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 oC
lebah masih bisa beraktifitas. Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka,
jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya. Menurut
(Sumoprastowo dan Suprapto 1993) pertumbuhan lebah madu dapat hidup tanpa
air sedikitpun dalam tubuhnya dan bertahan di suhu sekitar 100oC sampai -270oC.
Murtidjo (1991) mengatakan bahwa lebah madu A. dorsata dapat dipelihara baik
di dataran tinggi, maupun dataran rendah. Menurut Murtidjo (1991), pada
temperatur 20°C lebah madu mulai aktif dalam usahanya memperoleh nektar dan
pollen, namun waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh nektar dan pollen
relatif pendek, sedangkan pada temperatur sekitar 30°C lebah sangat aktif mencari
nektar atau pollen namun waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif
lama. Menurut Suranto (2004), suhu sarang harus 35o
C selama sepuluh bulan
pada tahun tersebut.
Kelembaban habitat lebah madu dari teknik suar, sungau dan alami adalah
86%, 85%, dan 82%. Artinya habitat lebah madu dapat bertahan pada kelembaban
yang tinggi yang memungkinkan keadaan tersebut dalam keadaan yang lembab.
Menurut Sarwono (2001) lokasi lebah biasanya terdapat pada suhu udara 20-34oC
dengan kelembaban 70-80% yang jauh dari bau dan asap yang menyengat.
Menurut Jumar (2000) kandungan air dalam tubuh lebah sangat bervariasi,umumnya berkisar antara 50-90% dari berat tubuh. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa kelembaban habitat lebah madu pada masing-masing teknik
sangat mendukung sesuai dengan literatur dengan kelembaban yang tinggi yaitu
86% pada teknik alami, 85% pada teknik sunggau dan 82% pada teknik suar.
Perbedaan kelembaban dari ketiga habitat lebah tersebut tidak terlalu berbeda
karena pada habitat lebah pada masing-masing teknik menunjukkan tempat yang
banyak digenangi air tawar di sekelilingnya. Menurut Sumoprastowo (1993) lebah
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
26/29
26
akan berusaha menyeimbangkan kandungan air dalam tubuhnya untuk bertahan
hidup pada kelembaban yang rendah. Kelembaban juga berpengaruh pada
kemampuan bertelur dan pertumbuhan serangga.
Intensitas cahaya dari habitat lebah madu yang ditemukan pada teknik suar,
sunggau dan alami adalah 0,6, 0,24 dan 0,27. Artinya keadaan intensitas cahaya
yang ditempati lebah madu pelawan sangat rendah sehingga matahari tidak masuk
kedalam habitat tersebut. Sarang lebah madu membutuhkan tempat yang tidak
terlalu menyengat matahari tetapi cukup untuk menghangatkan sarang lebah. Hal
tersebut diduga terjadi karena keadaan semai dan pancang yang mengelilingi
habitat dari lebah madu pelawan sehingga cahaya matahari sangat rendah
kemungkinan untuk menembus habitat tersebut. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa habitat lebah madu akan sangat berpengaruh terhadap faktor – faktor
lingkungan berupa faktor abioktik dan biotik seperti yang telah diketahui. Hasil
dari penelitian ini dibuat sebagai acuan dasar untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
Potensi Apis dorsata sangat terkait dengan konservasi hutan, karena hutan
sebagai habitat berbagai jenis tanaman hutan yang bunganya merupakan sumber
pakan lebah (nektar). Disamping itu, lebah hutan menjadi agen penyerbukan
(polinator) bagi tanaman hutan. Proses saling ketergantungan antara lebah dengan
hutan memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dalam konteks ini, lebah hutan
dapat berfungsi sebagai agen penyelamat hutan sebab keberadaan lebah hutan
sangat tergantung pada hutan. Oleh karena itu diperlukan kesadaran masyarakat
untuk menjaga hutan. Bagi hutan di Desa Kacung, keberadaan Apis dorsata juga
menjadi faktor penting karena jika tanpa lebah hutan maka proses keberlanjutan
jenis vegetasi akan berkurang secara sistemik seiring hilangnya polinator .Berdasarkan hasil pengamatan habitat yang paling baik sebagai tempat
bersarang lebah madu untuk konservasi yaitu pada pohon pules, vegetasi
tumbuhan yang banyak dan faktor lingkungan seperti suhu yang rendah,
kelembaban yang tinggi dan intensitas cahaya yang sedang.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
27/29
27
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Keberadaan habitat lebah penghasil madu pelawan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor biotik seperti tumbuh-tumbuhan dimana tingkat
keanekaragaman dan tingkat kemerataan tumbuhan serta jumlah pohon pelawan
yang terdapat pada habitat sangat mempengaruhi habitat lebah madu pelawan.
Saran
Untuk mendapatkan data tentang habitat lebah madu pelawan di Desa
Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat diperlukan penelitian yang
lebih lanjut tentang identifikasi lebah (Apis dorsata) penghasil madu pelawan di
Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat. Selain itu juga
diharapkan agar penelitian ini menjadi acuan dasar bagi peneliti selanjutnya. Oleh
karena itu kritik dan saran penyusun harapkan agar dapat memperbaiki dan
menambah data informasi di masa mendatang.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
28/29
28
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Henny Helmi,
M. Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Ibu Nur Annis Hidayati, M. Sc selaku Dosen
Pembimbing, Bapak Budi Afriyansyah, M. Si dan Bapak Yanto selaku Pemandu
jalan yang turut mendampingi kami di lapangan dan semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian laporan studi lapang ini.
-
8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…
29/29
DAFTAR PUSTAKA
Asrianny et al . 2009.Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Liana (Tumbuhan
memanjat) pada Hutan Alam di Hutan Pendidikan Universitas
Hasanuddin. Jurnal Perennial , 5 (1) : 23-30
Jacobus. 2009. Lebah Madu Hasil Ikutan dan Ternak Harapan. Mustang,
Jakarta.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Murtidjo. 1991. Memelihara Lebah Madu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Odum PE. 1971. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: University Press
Rusfidra A. 2006. Tanaman Pakan Lebah Madu.
http://www.bunghatta.info/content.php.article.141.2. [16 Mei 2014].
Sarwono B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogjakarta: Gajah
Mada University Press,
Siswowijoto A. 1991. Bahan Kuliah Lebah Madu ( Apis cerena L). Bandung :
PAU Bidang Hayati ITB.
Sumoprastowo, R. M., supranto, R. A. 1993. Beternak Lebah Madu Modern.
Jakarta: Bhratara
Suranto. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal . Jakarta: Agromedia Pustaka
http://www.bunghatta/http://www.bunghatta/
top related