grand design kependudukan sebagai kebijakan dalam
Post on 02-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN SEBAGAI KEBIJAKAN
DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Saratri Wilonoyudho
Anggota Dewan Riset Daerah Jawa Tengah
Ketua Koalisi Kependudukan Jawa Tengah.
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
KAB/KOTA
Suatu rumusan perencanaan pembangunan kependudukan daerah untuk jangka waktu 35 tahun
ke depan dan dijabarkan setiap 5 (lima) tahunan yang berisi tentang kecenderungan parameter pembangunan kependudukan, isu-isu penting
pembangunan kependudukan dan program-program pembangunan kependudukan yang meliputi
pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga,
penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk dan penataan adminsirasi serta database
penduduk.
•Terwujudnya pembangunan berwawasan kependudukan yang
berdasarkan pada pendekatan hak asasi manusia untuk
meningkatkan kualitas penduduk dalam rangka mencapai
pembangunan berkelanjutan
•Pencapaian windows of opportunity melalui pengelolaan kuantitas
penduduk dengan cara pengendalian angka kelahiran, penurunan
angka kematian, dan pengarahan mobilitas penduduk
•Pencapaian penduduk yang berkualitas melalui pembangunan
keluarga yang bercirikan ketahanan sosial, ekonomi, budaya tinggi,
cerdas dan berkarakter serta mampu merencanakan sumber daya
keluarga secara optimal
•Pembangunan data base kependudukan melalui pengembangan
sistem informasi data kependudukan yang akurat, dapat dipercaya,
dan terintegrasi.
TUJUAN GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
Isu Kependudukan
5 Aspek
GDPK
25 TAHUN
Pelaksana GDPK
Oleh OPD
Pengendalian
Oleh Tim Dal
Monitoring dan Evaluasi
HUBUNGAN GDPK DGN RPJMD/RENSTRA
RPJMD/ RENSTRA
Isu Strategis Kependudukan
adalah kondisi kependudukan terkait
situasi pembangunan (sosial, ekonomi,
politik, pertahanan keamanan, daya
dukung alam dan daya tampung
lingkungan) yang harus diperhatikan atau
dikedepankan karena dampaknya yang
signifikan bagi daerah atau masyarakat di
masa yang akan datang
1. Perubahan mendasar dinamika kependudukan : - transisi epidemiologi (perubahan pola penyakit) - transisi demografi - transisi pendidikan 2. Perkembangan IPTEK yang membuka cakrawala baru pandangan hidup manusia (konsep kespro, KB, kesetaraan gender, pemberdayaan dan pembangunan berkelanjutan) 3. Kebijakan pasaran bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi 4. Perubahan lingkungan 5. Demokratisasi dan reformasi pemberdayaan dan kemitraan
TANTANGAN GLOBAL
merupakan pengintegrasian dan penyerasian arah, strategi dan kebijakan yang dapat menjadi landasan dan acuan bagi perumusan program atau kegiatan operasional untuk mengatasi permasalahan kependudukan di kabupaten/kota serta mengintegrasikannya dengan dokumen perencanaan pembangunan yang lainnya dalam tahapan dua puluh lima tahunan
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
1. Aspek Pengendalian Kuantitas Penduduk
2. Aspek Peningkatan Kualitas Penduduk
3. Aspek Penataan dan PersebaranMobilitas Penduduk
4. Aspek Pembangunan Keluarga
5. Aspek Data Base dan Informasi Penduduk
5 ASPEK PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
PARAMETER PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
1. Pengendalian Kuantitas Penduduk meliputi ; Jumlah, Struktur umur
penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), Total Fertility Rate (TFR),
Contraseptive Parevalensi Rate ( CPR ), Age Spesific Parevalensi Rate (
ASFR ), Pendewasaan Usia Perkawinan
2. Peningkatan Kualitas Penduduk ; a). Kualitas Pendidikan meliputi ;
lama sekolah, angka partisipasi sekolah, angka melek huruf, b). Kualitas
kesehatan meliputi ; angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka
kecukupan gizi, angka kematian kasar, angka harapan hidup, c). Kualitas
kesejahteraan ekonomi meliputi ; income per kapita, daya beli atau
pengeluaran penduduk , angka pengangguran, tingkat kesenjangan ( gini
ratio )
3. Penataan Persebaran dan Mobiltas Penduduk meliputi ;
Perpindahan Penduduk keluar dan perpindahan penduduk masuk,
urbanisasi
PARAMETER PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
4. Pembangunan Keluarga meliputi ; Keluarga miskin ( Pra S, KS 1 ),
Tingkat Perceraian, KDRT, Narkoba, Kenakalan Ramaja, Jumlah anak
dalam keluarga, Indeks Pembangunan Gender
5. Manajemen Data Base dan Informasi Penduduk meliputi ;
kepemilikan identitas seperti, e’KTP, akte Kelahiran, akte nikah, kartu
keluarga, ketersediaan data dan informasi penduduk yang update dan
telah menjadi sumber pendukung dalam pengambilan keputusan oleh
pemangku kebijakan, kemampuan penduduk mengakses data dan
informasi penduduk melalui IT
• Secara operasional untuk setiap periode atau tahapan 5 (lima) tahunan perlu disusun semacam peta jalan (road-map) yang mencakup tentang tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, dan program yang perlu dilakukan dalam upaya pelaksanaan pembangunan kependudukan ke depan berfungsi sebagai acuan setiap sektor serta pemerintah daerah dalam penyusunan langkah-langkah kegiatan untuk mendukung upaya pembangunan kependudukan serta dibuat untuk mengetahui sejauh mana sasaran-sasaran pembangunan kependudukan telah dapat dicapai,
ROAD MAP PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN SELAMA 2010-2035
TATACARA DAN TAHAPAN PENYUSUNAN GDPK
Langkah Penyusunan
Kabupaten/Kota
A Pembentukan Tim Penyusun GDPK Tingkat Provinsi melalui Keputusan Gubernur dan Kabupaten/Kota melalui Kepwal atau Kepbup
B Pertemuan Penentuan Parameter GDPK diikuti oleh seluruh Tim Penyusun
C Workshop masing-masing Pokja Tim Penyusunan 1) Pokja Kuantitas Penduduk, 2) Pokja Peningkatan Kualitas Penduduk, 3) Pokja Penataan persebaran dan Mobilitas Penduduk, 4) Pokja Pembangunan Keluarga dan 5) Pokja Panataan Manajemen Data Base dan Informasi Penduduk
D Seminar ( presentasi masing masing tim pokja dibahas oleh seluruh tim penyusun)
E Penyusunan Naskah Draft GDPK masing masing Aspek (Pokja )
F Penyusunan Draft Grand Design Pembangunan Kependudukan (gabungan semua pokja)
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD
13
Rancangan teknokratik RPJMD adalah rancangan
dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang
disiapkan oleh pemerintah Daerah dengan
sepenuhnya
menggunakan pendekatan teknokratik sebelum
terpilihnya Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD
merupakan bagian dari persiapan penyusunan
RPJMD
Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD
diselesaikan paling lambat sebelum penetapan
Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih
Hasil rancangan teknokratik RPJMD disajikan
dengan sistematika paling sedikit
memuat:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi Daerah;
c. gambaran keuangan Daerah; dan
d. permasalahan dan isu strategis Daerah
e. Rancangan agenda kebijakan pembangunan
daerah
Ps. 41 – 46
Permendagri No.
86/2017
Pemetaan
Potensi dan
Masalah
Diseminasi
RPJMD &
Renstra
Pemetaan
Indikator
Kinerja
Penyusunan
Studi
Pendahuluan
Rancangan
Teknokratik - Pengumpulan & Pengolahan data sekunder
- Evaluasi Kinerja
- FGD OPD - FGD
Kab/Kota - Lap Hasil
Pemetaan
- Workshop Internal Bappeda & OPD
- FGD/Desk indikator Kinerja Daerah & OPD
- Substansi per sektor
- FGD pakar / stakeholder
- Policy paper cross cutting issues
- FGD stakeholder
- FGD Task Force
- Desk OPD
TAHAP I. PENYUSUNAN RANC TEKNOKRATIK
TAHAPAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN UNTUK PENYUSUNAN RANC TEKNOKRATIK
Penyusunan
Policy Paper
14
1 2
3
4 5
Penyusunan
Rancangan Awal
RPJMD
Penyusunan
Rancangan
RPJMD
Musrenbang
RPJMD
Penyusunan
Ranc Akhir
RPJMD
Penyusunan &
Penetapan Perda
RPJMD
TAHAP II. PENYUSUNAN RPJMD 2018 - 2023
TAHAPAN YANG AKAN DILAKSANAKAN UNTUK PENYUSUNAN RPJMD 2018 – 2013
RPJMD 2018 –
2023 (Paling Lambat 6 Bulan
Setelah Gub Terpilih
Dilantik)
15
1. PENDAHULUAN
2. GAMBARAN UMUM
3. GAMBARAN KEUANGAN
DAERAH
4. PERMASALAHAN DAN ISU
STRATEGIS DAERAH
RANC. TEKNOKRATIK RPJMD
1. PENDAHULUAN
2. GAMBARAN UMUM
3. GAMBARAN KEUANGAN
DAERAH
4. PERMASALAHAN DAN ISU
STRATEGIS DAERAH
5. VISI, MISI, TUJUAN, DAN
SASARAN
6. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN
DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
7. KERANGKA PENDANAAN DAN
PROGRAM PERANGKAT
DAERAH
8. KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
9. PENUTUP
SISTEMATIKA RPJMD
16
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
5,34 5,11
5,27 5,47
5,28 5,13
6,03
5,56
5,01 4,88
5,02 5,06
2012 2013 2014 2015 2016 2017 (TWIII)
Jateng Nasional
4,42
7,99 8,22
2,73 2,36
3,71 4,3
8,38 8,36
3,35 3,02
3,61
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jateng Nasional
Pengangguran (TPT)
5,63 6,02
5,68
4,99 4,63 4,57
6,14 6,25 5,94
6,18
5,61 5,5
2012 2013 2014 2015 2016 2017(Agst)
Jateng Nasional
Perkembangan Tingkat Kemiskinan
14,98 14,44 13,58 13,32 13,19
12,23
11,66 11,46 10,96 11,13 10,7 10,12
2012 2013 2014 2015 2016 2017(sept)
Jateng Nasional
CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PROV JATENG
T.2018:
5,9-6,2% T.2018:
4,5±1
T.2018:
4,13% T.2018:
10,4-
9,93%
17
106,37
101,42 100,65
102,03
99,35
103,48
2012 2013 2014 2015 2016 2017(des)
68,02
68,78
69,49
69,98
68,31
68,9
69,55
70,18
2013 2014 2015 2016
Jateng Nasional
0,387
0,37 0,38
0,357 0,365
0,406 0,414
0,402 0,394 0,391
2013 2014 2015 2016 2017 (sept)
Jateng Nasional2012 2013 2014
0,6355
0,6305
0,6272
NTP Jateng IPM
Indeks Gini Indeks Williamson
T.2018:
103,27
T.2018:
71,59
T.2018:
0,337
T.2018:
0,69%
18
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan proyeksi hasil Sensus
Penduduk tahun 2010:
• Jumlah penduduk Jawa Tengah tahun
2016 sebanyak 34,019 Jt jiwa, terdiri dari
laki-laki sebanyak 16.871,2 ribu jiwa
(49,59%), dan perempuan sebanyak
17.147,9 ribu jiwa (50,41%), dengan rasio
jenis kelamin sebesar 98,39.
• Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
sebesar 69,7%, dan non produktif (0-14
tahun dan +65 tahun) sebesar 30,3%.
• Rasio ketergantungan sebesar 43,56%.
Jumlah penduduk usia produktif yang lebih
banyak dibandingkan penduduk usia non
produktif mengindikasikan bahwa Jawa
Tengah telah terjadi bonus demografi.
PENDUDUK JAWA TENGAH
Kunci keberhasilan memanfaatkan Bonus Demografi:
Peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, investasi, ketersediaan lapangan kerja, penurunan dan menjaga angka fertilitas
19
Lingkungan Global
1. pemulihan perekonomian global yang
diprediksikan semakin membaik secara
moderat, meskipun bisa dikatakan belum pulih
sepenuhnya
Pertumbuhan ekonomi negara maju dan pasar dagang
mulai stabil
Gejolah harga minyak dunia
Kebijakan ekonomi dan moneter AS (suku bunga Fed
Rate dan tax policy)
2. pergeseran peran ekonomi Kawasan Asia
Pasifik dalam perekonomian global
Kerjasama perdagangan negara-negara Asia Pasifik
yang terus menguat
3. stabilitas politik global yang dinamis
Kebijakan perdagangan AS (America First dan penarikan
keanggotaan AS dari TPP)
Ketegangan politik di Korea Utara dan Timur Tengah
4. keterbukaan pasar ASEAN dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah
diimplementasikan sejak tahun 2016
5. perkembangan teknologi informasi yang sangat
cepat dengan menembus batas-batas negara
Lingkungan Nasional
1. kebhinekaan bangsa Indonesia dari
segi geografis, etnis, ras, budaya,
dan agama
Keberagaman sebagai modal sosial
Keberagaman juga rentan
2. kebijakan pembangunan nasional di
Jawa Tengah
Proyek strategis nasional
3. bonus demografi
Indonesia mengalami bonus demografi
Peluang percepatan pertumbuhan
ekonomi karena struktur penduduk usia
produktif lebih tinggi
Suplai tenaga kerja, kualitas SDM,
tabungan
LINGKUNGAN STRATEGIS
20
Isu Global (SDG’s)
1. Kemiskinan
2. Pangan dan Gizi
3. Kesehatan
4. Pendidikan
5. Gender
6. Air bersih dan sanitasi
7. Energi
8. PE & kesempatan kerja
9. Infrastruktur
10. Kesenjangan
11. Kota dan Permukiman
12. Produksi & konsumsi
berkelanjutan
13. Perubahan iklim
14. Sumberdaya kelautan
15. Ekosistem daratan
16. Masy inklusif & damai, akses
keadilan, & membangun
kelembagaan
17. Kemitraan global
Isu Nasional (RPJMN)
1. Stabilitas politik dan
keamanan
2. Tata kelola birokrasi
efektif dan efisien
3. Pemberantasan
koperasi
4. Pertumbuhan ekonomi
5. Percepatan
pemerataan dan
keadilan
6. Keberlanjutan
pembangunan
7. Peningkatan kualitas
SDM
8. Kesenjangan antar
wilayah
9. Percepatan
pembangunan kelautan
Isu Daerah (RPJPD)
1. Sosial budaya
dan kehidupan
beragama
2. Ekonomi
3. Iptek
4. Sarpras
5. Politik dan Tata
Pemerintahan
6. Keamanan dan
Ketertiban
7. Hukum dan
Aparatur
8. Wilayah dan Tata
Ruang
9. SD Alam dan LH
Isu Daerah (RPJMD)
1. Kemiskinan
2. Pengangguran
3. Infrastruktur
4. Kedaulatan
Pangan
5. Kedaulatan
Energi
6. Tata Kelola
Pemerintahan
,
Demokratisasi
dan
Kondusivitas
Daerah
ISU GLOBAL, NASIONAL, DAERAH
21
ISU STRATEGIS
Kemiskinan 1
Penduduk miskin Jateng Maret 2018 sebanyak 11,32 %.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
Kondisi Saat Ini, antara lain
• Kemiskinan lebih tinggi di perdesaan, petani, nelayan &
UMK;
• Rendahnya kesempatan kerja, berusaha dan permodalan;
• Tingginya RTLH & kawasan kumuh di kota & desa.
• Belum Sinergi, fokus, konsistensi dan keberlanjutan.
Daya saing ekonomi 2
PE tahun TW I 2018 sebesar 5,41%. Tantangan kedepan, antara lain
• Kat daya saing produk UMKM dan IKM di pasar
global;
• Kat peluang investasi;
• Memperkuat pondasi ekonomi menghadapi pasar
global;
Kualitas dan daya saing sumberdaya manusia 3
IPM Tahun 2017, sebesar 70,52.
Permasalahan dalam hal ini antara lain
• Bonus Demografi akan menjadi beban berat
apabila sistem dik, kes & kesejahteraan tdk
ditangani secara sistematik;
• Kualitas SDM masih rendah.
• Melemahnya pemahaman budaya bangsa &
sendi “kebinekatunggalikaan” serta banyaknya
kasus kekerasan.
Ketahanan Pangan dan Energi 4
Tantangan, antara lain
• Ketersediaan dan ketercukupan pangan
utama,
• Kat keberagaman konsumsi pangan masy,
• Penyediaan energi untuk industri
(terutama pasokan bagi pusat PE);
• Pemanfaatan EBTyang masih rendah.
Kesenjangan Wilayah 5
Indeks Williamson Th 2016 sebesar 0,6
Tantangan kedepan, antara lain
• Masih ada daerah yang masuk kategori relatif
tertinggal
• Menghubungkan daerah tertinggal dgn pusat
pertumbuhan
• Penyediaan akses jalan, jembatan & transportasi
publik
• Penyediaan sarana dasar (rumah layak huni)
Pengelolaan SDA & LH 6
Isu Penting, antara lain
• Pertambangan
illegal
• Kerusakan hutan
dan lahan
• Bencana.
• Perubahan
iklim
• Kerusakan
ekosistem
darat & laut
Tata Kelola Pemerintahan 7
22
DAYA SAING SDM Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Membangun
sumberdaya
manusia yang
berkualitas dan
berdaya saing
1. Indeks
Pembangunan
Manusia
2. Indeks
Pembangunan
Gender
1. Meningkatnya kualitas
tingkat pendidikan
masyarakat;
2. Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat;
1. Rata-rata lama sekolah (tahun)
2. Harapan lama sekolah (tahun)
3. Usia harapan hidup (tahun)
2. Tingkat
Pengangguran
Terbuka (%)
2. Meningkatnya serapan dan
produktivitas tenaga kerja
1. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (%)
2. Tingkat produktivitas tenaga
kerja (Rp/kapita)
1. Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan melalui: a) peningkatan keterjangkauan biaya pendidikan dengan program sekolah gratis untuk pendidikan menengah dan khusus; b) pengembangan kurikulum berbasis skill, knowledge, attitude; c) pengembangan learning culture; d) penguatan pendidikan kejuruan dan vokasi standar nasional dan/atau standar internasional; e) peningkatan distribusi prasarana dan sarana pendidikan dengan mendorong pendirian sekolah menengah di setiap
kecamatan dan vocation boarding school; f) meningkatkan kualitas, dan distribusi pendidik dan tenaga pendidik; g) meningkatkan manajemen mutu penyelenggaraan pendidikan; h) mengoptimasi peran lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam mendukung pengembangan pendidikan; i) mengefektifkan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam membangun strategi peningkatan kualitas pendidikan; j) pengembangan teknologi informasi dalam mendukung pengembangan pendidikan; k) peningkatan pengembangan pendidikan khusus dan inklusi; l) peningkatan literasi masyarakat terutama anak usia sekolah; m) pengembangan nilai-nilai budaya terutama pada anak usia sekolah;
23
2. Meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif melalui upaya: a) peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat, antara lain dengan
pemanfaatan SIM RS Rujukan Online, b) peningkatan dan pemerataan prasarana dan sarana kesehatan, c) peningkatan upaya penerapan paradigma sehat, d) peningkatan kualitas dan distribusi tenaga kesehatan, e) pembudayaan/pemassalan olahraga;
3. Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak, serta pembangunan keluarga, dengan membangun gerakan perubahan cara pandang masyarakat tentang hak perempuan, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak.
4. Mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, kualifikasi, dan berdaya saing tinggi melalui:
a) penguatan program pendidikan link and match berbasis demand-driven; b) mendorong peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja berbasis kompetensi
(standar, pelatihan, sertifikasi); c) sertifikasi kompetensi berstandar nasional dan/atau internasional bagi lulusan pendidikan
vokasi; d) memperluas lapangan kerja dengan pengembangan industri padat karya; e) memperluas akses informasi pendidikan kejuruan dan vokasi dalam mendukung demand
tenaga kerja ke depan; f) mendorong pengembangan wirausaha, termasuk wirausaha pemuda; g) mendorong kebijakan pengembangan pusat-pusat ekonomi baru; h) mengembangkan budaya inovatif; i) mendorong kebijakan afirmatif untuk pemanfaatan tenaga kerja lokal.
24
Indikator Pengendalian Penduduk & KB
INDIKATOR Satuan Target
2019
Target
2020
Target
2021
Target
2022
Target
2022 Ket
Persentase provinsi dan
kabupaten/kota yang
memiliki kebijakan
pengendalian kuantitas
penduduk
% 8,33 16,67 25,00 33,33 41,67 RKPD-
RPJMD
Persentase penggunaan
kontrasepsi jangka
panjang (MKJP)
% 28,90 29,35 29,65 30,00 30,35 RKPD-
RPJMD
Unmetneed KB % 11,35 11,00 10,70 10,30 10,00 RKPD-
RPJMD
Persentase organisasi
masyarakat/mitra kerja
dalam program KB tingkat
daerah provinsi yang aktif
% 100 100 100 100 100 RKPD-
RPJMD
Persentase kelompok
tribina yang aktif % 92 92,10 92,15 92,20 92,25
RKPD-
RPJMD
Persentase UPPKS yang
aktif % 89,75 89,90 90,00 90,10 90,20
RKPD-
RPJMD
TFR % 2,20 2,18 2,17 2,16 2,15 Renstra
CPR % 77,00 77,25 77,50 77,75 80,00 Renstra
% Keluarga Pra
Sejahtera % 18,8 17,3 15,9 14,6 11,7
Renstra
25
LEDAKAN PENDUDUK
DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN :
MITOS ATAU
KENYATAAN?
Benarkah Sbg Window of Opportunity ?
• Investment in youth must be made early enough to create the conditions for this bonus to occur. Otherwise, a large, uneducated, unhealthy, unskilled, and underemployed workforce creates a burden to society and threatens its stability.”
• (World Bank, 2004; Mason, 2003)
MALAPETAKA ?
• “Without the right policy environment, countries will be too slow to adapt to their changing age structure and, at best, will miss an opportunity to secure high growth. At worst, where an increase in the working-age population is not matched by increased job opportunities, they will face costly penalties, such as rising unemployment and perhaps also higher crime rates and political instability.”
Remaja
Jumlah Penduduk Remaja Jateng 2010
Total Penduduk
Masalah Mutu Penduduk di Jawa Tengah
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2010 (BPS)
• Belum/tdk pernah sekolah : 8,13 % • Tidak ada ijazah SD : 18,91 % • Tamat SD/MI: 34,55 % • Tamat SMP/MTs : 18,11 % • Tamat SMA : 10,48 % • Tamat Dipl/PT : 4,93 % • Buta Huruf: 8,98 %
Penduduk Umur 15 th+ yang Bekerja di Jawa Tengah
• Tahun 2012
• Tamat SD ke bawah sebesar : 9.013.849 (55,87 %)
• Tamat SLTP : 3.061.738 (18,97 %)
• Tamat SMA + : 4.057.303 ( 25,14 %)
• Total 16.132.890
Jateng 2016
• jumlah AK 16.986.776 orang,
• penganggur terbuka sebanyak 1.022.728 orang (6,02 %).
• pekerja tidak penuh ada sekitar 5.012.947 orang,
• setengah penganggur 1.452.446 orang dan yang bekerja paruh waktu ada 3.560.501 orang.
Jenis Pekerjaan
• Buruh/karyawan : 4,49 juta (28 %).
• Berusaha dibantu buruh tidak tetap : 3,37 juta (24%).
• Pekerja Keluarga : 2,85 juta (17,90 %).
• Ini artinya pekerja di Jateng SDM nya rendah ?
• PMA (modal asing) 30 % dan PMDN (modal dalam negeri) hanya 9 %. Artinya pengusaha dalam negeri belum berdaya.
Jawa (Jateng) Menjadi Pulau Kota ?
• Mutu SDM tidak menolong jika daya dukung
lingkungan rendah
• Kedungsepur,
• Jabodetabek,
• Gerbangkertasusila,
• Bandung Raya, dst sambung menyambung dan menyatu ?
KESESAKAN
PEMUKIMAN
Kerusakan Lingkungan di Jateng
• Di sepanjang pantura Jateng, 68.000 mangrove hanya 38 % yang tergolong masih baik (Kompas,13/10/2010, BLH Prov.Jateng).
• Dengan wilayah abrasi 2.415,615 hektar di Jateng, maka lebih dari 1.000 KK terkena dampak karena kehilangan rumah dan tambak.
Kerusakan Lingkungan di Jateng
• Lahan Hutan Kritis di Jawa Tengah mencapai 615 ribu Ha. Dinas Kehutanan Jateng mencatat, saat ini Jawa Tengah memiliki 1,4 juta hektar lahan hutan, yang terdiri dari 742 ribu hektar lahan hutan Negara dan 660 ribu lahan hutan rakyat. Lahan kritis itu tersebar di berbagai daerah di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Setiap tahun ada sekitar 1.300 pohon yang dicuri dan mayoritas tanaman jati.
top related