grand design pembangunan kependudukan kota binjai …

101
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI 2015-2040 GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI 2015-2040

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

GRAND DESIGN PEMBANGUNANKEPENDUDUKAN KOTA BINJAI

2015-2040

GRAND DESIGN PEMBANGUNANKEPENDUDUKAN KOTA BINJAI

2015-2040

Page 2: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Sambutan Walikota Binjai

Segala puji syukur kita panjatkan

kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa, atas rahmat-Nya,

sehingga penyusunan dokumen ini

dapat diselesaikan. Kerja Keras

semua pihak kerja yang secara

bertahap, berhasil menyelesaikan

dokumen acuan bagi Pembangunan

Kependudukan di Kota Binjai.

Masukan dari berbagai pihak telah

memberikan manfaat bagi

pelaksanaan pembangunan

kependudukan secara lintas sektor.

Bertitik tolak pada Undang Undang No. 52 Tahun 2009 tentang

Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, dimana

tersirat bahwa pembangunan adalah mencakup semua dimensi dan

aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan

pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan kondisi

ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan

daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi

mendatang sehingga menunjang kehidupan bangsa.

i

Page 3: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Bagi sebagian pengambil kebijakan, pertumbuhan penduduk yang

meningkat dianggap tidak merisaukan. Akan tetapi, bagi sebagian yang

lain, pertumbuhan penduduk yang meningkat dianggap sebagai salah

satu hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan secara luas.

Sebagai salah satu ilustrasi, perubahan jumlah penduduk akan

mempengaruhi demand yang kemudian harus dipatuhi oleh lainnya,

misalnya penyediaan kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang

dan papan.

Jumlah penduduk yang besar tidak akan menjadi kekuatan

pembangunan nasional apabila tidak disertai dengan penduduk yang

berkualitas dan memiliki daya saing karena penduduk yang berkualitas

tinggi akan mempercepat tercapainya pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Namun sebaliknya, penduduk dengan jumlah besar dengan laju

pertumbuhan yang sangat cepat dan berkualitas rendah akan menjadi

beban pembangunan dan memperlambat tercapainya kesejahteraan

rakyat karena tujuan pembangunan yang sebenarnya dimaksudkan

untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk itu sendiri. Kemajuan

suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kesehatan, pendidikan dan daya

beli keluarga dan penduduknya tidak hanya karena kekayaan sumber

daya alamnya.

Dalam skala kedaerahan ada dua aspek penting yang perlu dicatat.

Pertama adalah perubahan kewenangan pemerintahan daerah ( otonomi

daerah) yang menuntut adanya pemahaman dan komitmen pentingnya

pembangunan kependudukan berkelanjutan. Dan kedua, sejalan dengan

perubahan pemerintahan tersebut, maka kepada Organisasi Perangkat

Daerah (OPD), diharapkan mampu untuk menyusun, melaksanakan serta

melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan, termasuk di

dalamnya kebijakan kependudukan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut diatas, maka sudah sewajarnya Kota

Binjai merumuskan acuan bagi pembangunan kependudukan di masa

mendatang, yaitu dalam bentuk Grand Design Pembangunan

Kependudukan (GDPK) Tahun 2015-2040.

ii

Page 4: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) selain diperlukan

sebagai arah bagi kebijakan kependudukan di masa depan juga

diharapkan dapat sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJP) Kota Binjai, dalam konteks pelaksanaan dan kebijakan

diperlukan kerja sama antar instansi.

Atas kerjasama yang dibangun selama ini dan telah selesainya

penyusunan dokumen ini, saya mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak dan khususnya Tim Perumus Penyusunan Grand Design

Pembangunan Kependudukan Kota Binjai yang telah berkonstribusi

secara aktif. Semoga dokumen ini bermanfaat dalam rangka pencapaian

Visi dan Misi Kota Binjai.

Binjai, Desember 2019

2015

WALIKOTA BINJAI

MUHAMMAD IDAHAM

iii

Page 5: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040

PEMERINTAH KOTA BINJAI

DAFTAR ISI

SAMBUTAN WALIKOTA BINJAI ............................................... i

DADTAR ISI ............................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2. Dasar Hukum ....................................................................... 6

1.3. Visi ....................................................................................... 7

1.4. Misi ...................................................................................... 8

1.5. Arah Kebijakan ..................................................................... 9

1.6. Tujuan ................................................................................. 9

1.7. Sasaran ................................................................................ 10

1.8. Hubungan Grand Design Pembangunan Kependudukan

Kota Binjai dengan Dokumen Perencanaan Lain .................. 11

BAB II KONDISI GEOGRAFIS DAN KEWILAYAHAN .................. 13

2.1 Peta Kota Binjai ................................................................. . 13

2.2 Kewilayahan ...................................................................... . 13

2.3 Kondisi Geografis .............................................................. 15

BAB III KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI ............................ 16

3.1 Kuantitas Penduduk ............................................................... 16

3.1.1 Jumlah Penduduk ....................................................... 16

3.1.2 Kepadatan Penduduk .................................................. 17

3.1.3 Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) ................... 18

3.1.4 Penduduk Lanjut Usia (Lansia) .................................... 20

3.1.5 Perilaku Fertilitas ........................................................ 21

3.1.6 Keluarga Berencana ..................................................... 22

3.1.7 Program Pendewasaan Usia Kawin Pertama ............... 24

3.1.8 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun

2015-2040 ................................................................... 25

3.1.9 Proyeksi Angka Beban Ketergantugan Penduduk

Kota Binjai Tahun 2015-2040 ...................................... 33

iv

Page 6: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040

PEMERINTAH KOTA BINJAI

3.2 Kualitas Penduduk ................................................................. 35

3.2.1 Aspek Pendidikan ........................................................ 35

3.2.2 Aspek Kesehatan ......................................................... 37

3.2.3. Aspek Ekonomi .......................................................... 38

3.2.4. Proyeksi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kota Binjai Tahun 2015-2040 ..................................... 40

3.3 Persebaran dan Mobilitas Penduduk ........................................ 42

3.3.1 Persebaran dan Kepadatan Penduduk .......................... 42

3.3.2 Proyeksi Perkembangan Mobilitas Kota Binjai Tahun

2015 – 2040 .................................................................. 45

3.4 Pembangunan Keluarga ........................................................... 47

3.4.1 Proyeksi Indikator Pembangunan Keluarga

di Kota Binjai Tahun 2015-2040 ................................. 50

3.5 Pembangunan Manajemen Data Base Kependudukan .............. 51

3.5.1 Proyeksi Realisasi Indikator Data Base Administrasi

Kependudukan di Kota Binjai Tahun 2015-2040 .......... 54

BAB IV KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG .... 56

4.1 Kekuatan .................................................................................. 56

4.2 Kendala .................................................................................... 58

4.3 Tantangan ............................................................................... 59

4.4 Peluang ..................................................................................... 60

BAB V ISU STRATEGIS DAN ROADMAP KONDISI KEPENDUDUKAN

YANG DIINGINKAN ........................................................ 62

5.1 Roadmap Pengendalian Kuantitas Penduduk yang Diinginkan

dan Pokok-Pokok Pembangunan ............................................. 65

5.2 Roadmap Penataan Persebaran dan Mobilitas Penduduk

Yang Diinginkan dan Pokok – Pokok Pembangunan ................ 79

5.3 Roadmap Pembangunan Keluarga Yang diinginkan dan

Pokok Pokok Pembanganunan ................................................. 83

5.4 Roadmap Pembangunan Database Kependudukan Diinginkan

dan Pokok Pokok Pembangunan .............................................. 88

BAB VI PENUTUP .................................................................... 94

DADTAR PUSTAKA ................................................................. 95

v

Page 7: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

1

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mencapai sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang nasional

yakni terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang

maju dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir batin, dalam tata

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam suasana kehidupan bangsa

Indonesia yang serba serasi, selaras, dan seimbang serta

berkesinambungan dalam hubungannya antar sesama manusia,

manusia dengan masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya,

serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain dari itu sesuai dengan Visi Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Kota Binjai Tahun 2005-2025 bahwa Visi Pemerintah Kota

Binjai terwujudnya kota cerdas yang layak huni, berdaya saing dan

berwawasan lingkungan menuju binjai yang sejahtera.

Maka perlu diadakan upaya pembangunan kependudukan dan keluarga

berkualitas supaya terwujud keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk dalam

rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Pelaksanaan kebijakan kependudukan di Kota Binjai hingga saat ini

telah menunjukkan keberhasilannya, terutama jika dilihat dari sisi

kuantitas penduduk telah terjadi penurunan angka kelahiran total atau

Total Fertility Rate (TFR) dari 2,42 anak pada tahun 2010 menjadi 2,24

pada tahun 2015 dan penurunan pertumbuhan penduduk secara

konsisten selama periode 2010-2015 yakni turun dari 1,46 % priode

2010-2014 menjadi 1,22 % pada tahun 2014-2015.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat akan menjadi salah satu

hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan secara luas jika tidak

diiringi dengan peningkatan kualitas penduduknya. perubahan jumlah

penduduk akan mempengaruhi demand yang harus dipenuhi oleh sektor

lainnya, berupa penyediaan kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang,

pangan dan papan dan energi.

Page 8: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

2

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Ketersedian pangan yang tidak terpenuhi akibat dari peningkatan

jumlah penduduk yang tidak terkontrol menjadikan kekhawatiran yang

sangat serius bagi kelangsungan hidup penduduk.

Demikian juga halnya dengan kebutuhan dasar lainnya. Memang

hubungan antara keduanya tidak bersifat eksklusif karena ada beberapa

faktor lain yang mempengaruhi kompleksitas hubungan, yaitu teknologi

dan organisasi. Akan tetapi aspek kependudukan merupakan aspek

penting dalam pembangunan dan tidak dapat diabaikan.

Isu strategis lainnya yang terkait dengan perkembangan kuantitas

penduduk di Kota Binjai adalah perubahan komposisi penduduk,

khususnya menurut umur. Dengan tren perubahan komposisi

penduduk menurut umur di masa lalu, yang menjadikan Kota Binjai

saat ini telah mencapai tahap windows of opportunity (Jendela

Kesempatan). Hal ini hanya terjadi karena pengelolaan kuantitas

penduduk, khususnya fertilitas, dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Jika tidak, maka tahap tersebut tidak terjadi di Kota Binjai.

Tahap windows of opportunity ditandai dengan angka ketergantungan

yang paling rendah dalam perkembangan perubahan komposisi

penduduk menurut umur. Kondisi tersebut disertai dengan besarnya

jumlah penduduk usia produktif, menurunnya jumlah penduduk usia

anak-anak, dan meningkatnya jumlah penduduk lansia. Tahap ini

merupakan kesempatan yang hanya datang sekali dan harus direspons

dengan kebijakan yang memadai agar opportunity berubah menjadi

bonus demografi. Jika tahap ini terjadi dan tidak ada intervensi yang

tepat, maka kesempatan tersebut akan berubah menjadi bencana

(disaster).

Dengan cara berpikir tersebut, maka seharusnya jauh sebelum

terjadinya era bonus demografi telah disusun suatu arah dan

pentahapan pencapaian pembangunan kuantitas dan kualitas penduduk

yang mampu mendorong terealisasinya tahap pemanfaatan peluang

bonus demografi tersebut.

Selain persoalan yang terkait dengan pertumbuhan dan komposisi

penduduk, Kota Binjai masih dihadapkan pada masalah ketimpangan

distribusi penduduk antar kecamatan. Persoalan ketimpangan distribusi

penduduk pada dasarnya erat kaitannya dengan persoalan ekonomi,

pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Di satu pihak ketimpangan

distribusi penduduk melahirkan persoalan over-population yang

Page 9: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

3

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

ditunjukkan antara lain adanya kepadatan penduduk yang tidak sesuai

dengan tata ruang pemukiman dan tekanan perkembangan penduduk,

di pihak lain muncul persoalan optimalisasi sumber daya alam,

khususnya di daerah yang kaya sumber daya alam tetapi jumlah

penduduknya sedikit.

Persoalan kependudukan yang dihadapi Kota Binjai menjadi lebih

komplek karena selain masalah kuantitas dan mobilitas, juga

dihadapkan pada persoalan kualitas penduduk (terutama bidang

pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pemerataan ekonomi) yang

tergambar dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Permasalahan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk pada

akhirnya bukan hanya menggambarkan persoalan kependudukan, tetapi

lebih dari itu, persoalan tersebut merupakan permasalahan

pembangunan yang sedang dihadapi. Hal tersebut berkaitan juga

dengan pemikiran secara konseptual bahwa hubungan antara

kependudukan dan pembangunan ekonomi bersifat resiprokal (atau

timbal balik). Dari satu sisi, ketika variabel kependudukan diletakkan

sebagai variabel bebas, maka setiap intervensi untuk mengatasi

permasalahan kependudukan tersebut akan memberikan kontribusi

untuk mengatasi masalah pembangunan lainnya.

Perubahan lingkungan strategis, baik pada skala internasional,

nasional, maupun regional, menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi dinamika kebijakan kependudukan. Pada skala

internasional, kesepakatan hasil ICPD (International Conference on

Population and Development) di Kairo tahun 1994, serta SDGs

(Sustainable Development Goalds) dan juga kesepakatan internasional

lainya, telah menyebabkan perubahan orientasi kebijakan

kependudukan. Sebagai contoh, prinsip-prinsip ICPD yang belum

sepenuhnya tertuang dalam UU No. 10 Tahun 1992 menjadi salah satu

pertimbangan penting dilakukannya amandemen UU tersebut yang

kemudian menjadi UU No.52 Tahun 2009. Arah kebijakan

pembangunan kependudukan dan hasil ICPD yang menekankan

pentingnya hak dan kesehatan reproduksi telah mewarnai program

Keluarga Berencana pasca-ICPD.

Selain itu, komitmen untuk mengadopsi 20 tahun Plan of Action (PoA)

ICPD yang mencakup tujuan penting kebijakan kependudukan dan

pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam

Page 10: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

4

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development),

pendidikan, kesetaraan gender, penurunan kematian maternal, anak

dan bayi, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi,

termasuk Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. Kesepakatan

hasil SDGs sangat berpengaruh dalam mengarahkan pembangunan

kependudukan. Target yang tertuang dalam SDGs, menjadi rujukan

pokok penentuan indikator pencapaian pembangunan kependudukan

sampai dengan saat ini.

Bukan hanya dalam konteks pembangunan kependudukan, arah

kebijakan pembangunan secara umum juga sangat diwarnai dan

dipengaruhi oleh sasaran SDGs.

Dalam skala kedaerahan ada dua aspek penting yang perlu dicatat;

Pertama adalah perubahan kewenangan pemerintahan daerah (otonomi

daerah) yang menuntut adanya pemahaman dan komitmen pentingnya

pembangunan kependudukan berkelanjutan dari para pimpinan daerah,

termasuk Pemerintah Kota Binjai.

Kedua, sejalan dengan perubahan pemerintahan tersebut, maka

pemerintah Kota Binjai akan mampu untuk menyusun, melaksanakan,

serta melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan, termasuk

didalamnya kebijakan pembangunan kependudukan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut di atas, maka sudah sewajarnya

Pemerintah Kota Binjai merumuskan acuan bagi pembangunan

kependudukan di masa mendatang, berupa kebijakan umum dalam

bentuk Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK). Hal ini

merupakan tindak lanjut atau operasionalisasi Undang-Undang No. 52

Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 serta penjabaran

dari RPJP Provinsi Sumatera Utara 2005-2025 RPJPD Kota Binjai

dengan melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan

kebijakan kependudukan melalui pembentukan Kelompok Kerja

(working group).

Melalui Keputusan Walikota Binjai Nomor 188.45-434/K/Tahun 2018

tanggal 28 Juni 2018 Tentang Panitia Pelaksana Kegiatan Penyusunan

Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Binjai Tahun 2015-

2040, telah terbentuk lima kelompok kerja untuk menyusun GDPK yang

masing - masing bertanggung jawab untuk menyusun grand design

Page 11: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

5

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

termasuk roadmap pembangunan kependudukan, kelima kelompok

kerja tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kuantitas Penduduk

(Kelompok Kerja I)

2. Kelompok Kerja Bidang Peningkatan Kualitas Penduduk (Kelompok

Kerja II)

3. Kelompok Kerja Bidang Penataan Persebaran dan Pengaturan

Mobilitas Penduduk (Kelompok Kerja III)

4. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Keluarga (Kelompok Kerja IV)

5. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Database Kependudukan

(Kelompok Kerja V)

Kelima kelompok kerja tersebut telah bekerja secara maksimal dan telah

menghasilkan konsep grand design. Hasil dari kelima kelompok kerja

tersebut merupakan sumber utama dalam penyusunan GDPK

pembangunan kependudukan ini. Dengan kata lain dokumen GDPK ini

merupakan integrasi dan penyerasian hasil kerja dari kelima kelompok

kerja tersebut. Diharapkan dokumen GDPK ini dapat menjadi landasan

dan acuan bagi perumusan program atau kegiatan operasional untuk

mengatasi permasalahan kependudukan di Kota Binjai serta

mengintegrasikannya dengan dokumen pembangunan yang lainnya.

GDPK merupakan arahan kebijakan dalam tahapan lima tahunan

pembangunan kependudukan Kota Binjai dengan melihat target

pencapaian sampai dengan tahun 2040. Dengan demikian, dalam

dokumen ini dicantumkan pula roadmap yang berisi kebijakan yang

diperlukan untuk tiap lima tahunan sampai tahun 2040, sehingga dapat

diperoleh gambaran yang jelas berkenaan dengan upaya-upaya yang

perlu diambil oleh setiap OPD/sektoral/lembaga dalam mendukung

implementasi pembangunan kependudukan di Kota Binjai.

Selain itu, penyusunan GDPK juga memperhatikan beberapa dokumen

yang telah ada terlebih dahulu, misalnya Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Kota Binjai, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Binjai (RPJMD).

Diharapkan dengan menggunakan referensi tersebut, GDPK yang

dihasilkan merupakan dokumen yang komprehensif, akomodatif, dan

terstruktur.

Page 12: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

6

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

1.2. Dasar Hukum

Beberapa peraturan yang menjadi dasar dalam penyusunan Grand

Design Pembangunan Kependudukan adalah sebagai berikut :

1. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kota Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi

Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956

Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1092).

2. Undang - Undang No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan.

3. Undang - Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.

4. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

5. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

6. Undang - Undang No. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

7. Undang - Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

8. Undang-Undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir

Miskin.

9. Undang - Undang No. 35 tahun 2010 Tentang Narkotika.

10. Undang – Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

11. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan.

12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan

dan Organisasi Kementerian Negara.

13. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

14. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

15. Peraturan Presiden RI Nomor 153 Tahun 2014 Tentang Grand Design

Pembangunan Kependudukan.

16. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo

(Mebidangro).

Page 13: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

7

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

17. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86

Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta

tata cara perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah.

19. Perda Pemprov SU No. 12 Tahun 2008 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2005-2025.

20. Perda Kota Binjai Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Binjai Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Binjai Tahun 2013 Nomor 2,

Tambahan Lembaran Kota Binjai.

21. Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Binjai 2011-2030.

22. Perda Kota Binjai Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Binjai Tahun

2016 – 2021.

23. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Grand Design Pembangunan Kependudukan Sumatera Utara Tahun

2011-2035.

24. Keputusan Walikota Binjai Nomor 188.45-434/K Tahun 2018

Tanggal 28 Juni 2018 Tentang Panitia Pelaksana Kegiatan

Penyusunana Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota

Binjai Tahun 2015-2040.

1.3. Visi

“Tercapainya penduduk yang terkendali dan berkualitas sebagai

modal pembangunan untuk Terwujudnya Kota Cerdas Yang Layak

Huni, berdaya saing dan berwawasan lingkungan menuju binjai yang

sejahtera”. Penekanan visi pada pembangunan kependudukan adalah

jawaban kunci terhadap terjadinya “windows of opportunity” sehingga

Page 14: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

8

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

“bonus demografi” dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar

pembangunan.

1.4. Misi

1. Menempatkan aspek kependudukan sebagai titik sentral

pembangunan dan mengintegrasikan kebijakan kependudukan

kedalam kebijakan pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan

lingkungan hidup

2. Mendorong tercapainya jejaring (networking) kebijakan antar

pemangku kepentingan di daerah dalam membangun tata kelola

kependudukan untuk mendukung terciptanya pembangunan

berkelanjutan

3. Menciptakan sinkronisasi antar berbagai peraturan daerah dan

kebijakan pemerintah Kota Binjai tentang kependudukan

4. Memfasilitasi perkembangan kependudukan kearah yang seimbang

antara jumlah, struktur, dan persebaran penduduk dengan

lingkungan hidup, baik yang berupa daya dukung alam maupun

daya tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial dan

budaya

5. Mengintegrasikan pembangunan ekonomi secara sinergis antar

wilayah pertumbuhan dengan wilayah lainnya menjadi suatu sistem

wilayah pengembangan ekonomi yang mampu menarik gerak

keruangan penduduk yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau

6. Membangun potensi dan sinergisitas faktor kependudukan, baik

pada level individu, keluarga maupun masyarakat untuk

meningkatkan kualitas penduduk yang mendukung pembangunan

berkelanjutan

7. Membangun keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan

harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan gender serta mampu

merencanakan sumber daya keluarga dan jumlah anak yang ideal

yakni 2 anak.

8. Mewujudkan migrasi tenaga kerja internal, regional dan

internasional secara terarah, tertib, teratur, dan terlindungi

9. Membuka peningkatan partisipasi masyarakat dan transparansi

kebijakan dalam membangun tata kelola kependudukan yang

berpusat pada manusia, termasuk membangun sistem informasi dan

data base kependudukan yang transparan dan akuntabel.

Page 15: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

9

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

10. Membangun kesadaran, sikap, dan kebijakan bagi kesamaan hak

dan kewajiban antar kelompok, termasuk kesadaran gender bagi

terciptanya kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang demi

tercapainya tujuan pembangunan.

1.5. Arah Kebijakan

1. Pembangunan kependudukan yang menggunakan pendekatan hak

asasi sebagai prinsip utama

2. Pembangunan kependudukan yang mengakomodasi partisipasi

semua pemangku kepentingan, baik di daerah maupun masyarakat

3. Pembangunan kependudukan yang mendasarkan penduduk sebagai

titik sentral pembangunan, yaitu penduduk sebagai pelaku (subjek)

maupun penikmat (objek) pembangunan

4. Pembangunan kependudukan yang mampu menjadi bagian dari

usaha untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

5. Pembangunan kependudukan yang mampu menyediakan data dan

informasi kependudukan yang valid dan dapat dipercaya.

1.6. Tujuan

Tujuan utama pembangunan kependudukan adalah tercapainya

kualitas penduduk yang tinggi sehingga mampu menjadi faktor penting

dalam mencapai kemajuan bangsa dan masyarakat kota Binjai sendiri.

Hal itu dilakukan melalui pencapaian tujuan Pembangunan

Kependudukan.

Tujuan Pembangunan Kependudukan Kota Binjai tersebut dikaitkan

dengan isu-isu strategis daerah yang ada untuk penanganan secara

komprehensif yang disesuaikan dengan kondisi dan tipologi Kota Binjai.

Untuk itu diperlukan adanya landasan kerangka pikir sebagai acuan

umum guna mendapatkan permasalahan, isu-isu strategis, kebijakan

dan program kegiatan spesifik, dan tetap sinergis dengan tujuan

pembangunan secara umum baik secara nasional maupun wilayah serta

Daerah Kota Binjai. Berikut ini disajikan landasan kerangka pikir

penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan Provinsi

Sumatera Utara (Gambar 1.1).

Page 16: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

10

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

1.7. Sasaran

1. Terwujudnya pembangunan berwawasan kependudukan yang

berdasarkan pada pendekatan hak asasi manusia untuk

meningkatkan kualitas penduduk dalam rangka mencapai

pembangunan berkelanjutan

2. Pencapaian windows of opportunity melalui pengelolaan kuantitas

penduduk dengan cara pengendalian angka kelahiran, penurunan

angka kematian, dan pengarahan mobilitas penduduk

3. Pencapaian penduduk yang berkualitas melalui pembangunan

keluarga yang bercirikan ketahanan sosial, ekonomi, budaya tinggi,

cerdas dan berkarakter serta mampu merencanakan sumber daya

keluarga secara optimal

4. Pembangunan data base kependudukan melalui pengembangan

sistem informasi data kependudukan yang akurat, dapat dipercaya,

dan terintegrasi.

“Mencapai penduduk yang terkendali dan

berkualitas sebagai modal pembangunan untuk

Terwujudnya Kota Cerdas Yang Layak Huni, berdaya saing dan berwawasan lingkungan

menuju binjai yang sejahtera”

Peningkatan

Kualitas Penduduk

Pengendalian

Kuantitas Penduduk

Penataan Persebaran dan Pengaturan

Mobilitas Penduduk

Pembangunan

Keluarga

Pengembangan Sistem Informasi dan Data Base Kependudukan Yang Berkualitas dan Terintegrasi

Gambar 1.1. Tujuan Pembangunan Kependudukan Selama Tahun 2015-2040

Page 17: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

11

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

1.8. Hubungan Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Binjai

dengan Dokumen Perencanaan Lain

Grand Design Pembangunan Kependudukan adalah suatu dokumen

rumusan perencanaan pembangunan kependudukan daerah untuk

jangka waktu 25 tahun ke depan dan dijabarkan setiap 5 tahunan yang

berisi tentang kecenderungan parameter kependudukan, isu-isu penting

kependudukan dan program-program pembangunan kependudukan

yang meliputi pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas

penduduk, penataan persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk,

pembangunan keluarga, serta pembangunan manajemen data base dan

informasi kependudukan.

Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Binjai baik dalam

jangka panjang maupun jangka menengah adalah merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional, Pembangunan Sumatera Utara dan

Pembangunan Kota Binjai Tujuannya secara makro ialah tercapainya

kondisi kependudukan yang tinggi sehingga mampu menjadi faktor

penting dalam mencapai kemajuan masyarakat dan bangsa, khususnya

di Kota Binjai.

Oleh karena itu, Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Binjai

disusun dengan berpedoman kepada cita-cita bangsa dan masyarakat

Kota Binjai dalam mencapai kesejahteraannya melalui peningkatan

indeks pembangunan manusia yang berlandaskan pengembangan

pendidikan, kesehatan dan ekonomi melalui penyerasian kebijakan yang

meliputi pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas

penduduk, penataan persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk,

pembangunan keluarga, serta pembangunan manajemen data base dan

informasi kependudukan.

Sehubungan dengan hal tersebut maka disamping dokumen grand

design pembangunan kependudukan nasional tahun 2011-2035, grand

design pembangunan kependudukan Sumatera Utara Tahun 2011-2035,

maka grand design Pembangunan Kependudukan Kota Binjai Tahun

2015-2040 juga disusun dengan memperhatikan dokumen rencana

pembangunan lain yang telah ada masih berlaku seperti Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sumatera Utara,

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Binjai, Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Binjai, dan Rencana Strategis Kota Binjai dan

Page 18: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

12

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

lain sebagainya yang dipandang berhubungan dengan pembangunan

kependudukan. Secara skematis kerangka pikir perumusan Grand

Design Pembangunan Kependudukan Kota Binjai tersaji dalam gambar

berikut (Gambar 1.2)

Gambar 1.2. Kerangka Pikir Perumusan Grand Design Pembangunan

Kependudukan

Gambar 1.3. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2002-2025

CITA2

BANGSA KESEJAHTERAAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM

GDPK IPM

Pendidikan

Kesehatan

Ekonomi

1. Pengendalian

Kuantitas Penduduk

2. Peningkatan

Kualitas

Penduduk 3. Pembangunan

keluarga

4. Penataan

persebaran dan

pengaturan mobilitas

penduduk

5. Pembangunan

managemen

database dan

informasi

kependudukan

1. Program Pengendalian

Kuantitas

Penduduk

2. Program

Peningkatan Kualitas

Penduduk

3. Program

Pembangunan

keluarga

4. Program Penataan persebaran dan

pengaturan

mobilitas

penduduk

5. Program

Pembangunan

managemen

database dan

informasi

Kependudukan

Page 19: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

13

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

BAB II

KONDISI GEOGRAFIS DAN KEWILAYAHAN

2.1 Peta Kota Binjai

2.2 Kewilayahan

Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 km2 dikelilingi oleh Kabupaten Deli

Serdang. Batas area di sebelah Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, di

sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang, disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingai

Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kabupaten

Langkat.

Page 20: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

14

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Gambar 2.1. Luas Wilayah Kota Binjai

Binjai terdiri dari 5 (lima) kecamatan, 37 (tiga puluh tujuh) kelurahan dan

284 Lingkungan. Adapun komposisi dari setiap kecamatan adalah sebagai

berikut :

Kecamatan Binjai Selatan terdiri dari 8 (delapan) kelurahan : Tanah Merah,

Bhakti Karya, Tanah Seribu, Pujidadi, Binjai Estate, Rambung Barat,

Rambung Dalam dan Rambung Timur

Kecamatan Binjai Kota terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan : Berngam, Satria,

Tangsi, kartini, Setia, Binjai, Pekan Binjai

Kecamatan Binjai Timur terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan : Mencirim,

Tunggurono, Dataran Tinggi, Timbang Langkat, Tanah Tinggi, Sumber

Mulyorejo, Sumber Karya

Kecamatan Binjai Utara terdiri dari 9 (Sembilan) kelurahan : Pahlawan,

Jatinegara, Nangka, Jati Makmur, Kebun Lada, Damai, Cengkeh Turi, Jati

Karya, Jati Utomo

Kecamatan Binjai Barat terdiri 6 (enam) Kelurahan : Bandar Senembah,

Limau Mungkur, Limau Sundai, Payaroba, Sukamaju dan Sukaramai.

Page 21: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

15

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel. 2.1. Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan Menurut

Kecamatan di Kota Binjai Tahun 2015

KECAMATAN KELURAHAN LINGKUNGAN

(1) (2) (3)

Binjai Selatan 8 61

Binjai Kota 7 51

Binjai Timur 7 65

Binjai Utara 9 64

Binjai Barat 6 43

KOTA BINJAI 37 284

2.3 Kondisi Geografis

Secara geografis, Kota Binjai berada pada 3 31’ 40’’ – 3 40’ 2’’ Lintang

Utara dan 98 27’ 3’’ – 98 32’ 32’’ Bujur Timur dan terletak 28 m di atas

permukaan laut. Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan

2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan dan

musim kemarau biasanya ditandai dengan jumlah hari hujan pada tiap

bulan terjadinya musim.

Letak dan Geografis Kota Binjai, 2015

Letak Astronomis

3° 31' 40" - 3° 40' 2" Lintang Utara, 98° 27' 3" - 98° 32' 32" Bujur Timur

Luas Wilayah ± 90,23 km2

Tinggi di Atas Permukaan

Laut

± 28 m

Batas-batas-:

Utara

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli

Serdang

Timur Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Selatan

Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

Barat Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Page 22: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

16

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

BAB III

KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI

3.1. Kuantitas Penduduk

3.1.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Binjai berdasarkan hasil sensus penduduk tahun

2010 sebanyak 246.154 meningkat menjadi 264.687 jiwa pada Tahun

2015 (Hasil Proyeksi). Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk

periode 2010-2015 adalah 1,46% dan terjadi penurunan pada priode

2014-2015 menjadi 1,22% setiap tahun. Secara kecamatan, bahwa

Kecamatan Binjai Kota terjadi penurunan yang drastis yakni -0,51

dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 30.190 jiwa turun

menjadi 29.161 jiwa pada tahun 2015.

Tabel: 3.1. Laju Pertumbuhan Penduduk Binjai Jumlah Penduduk

dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kota Binjai 2010, 2014, dan 2015

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun

(%)

2010 2014 2015 2010-

2015

2014-

2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Binjai Selatan 48.423 52.575 53.493 2,01 1,66

Binjai Kota 30.190 29.427 29.161 -0,69 -0,51

Binjai Timur 53.926 57.616 58.394 1,60 1,33

Binjai Utara 70.392 75.058 76.034 1,55 1,29

Binjai Barat 43.233 46.814 47.605 1,94 1,60

Kota Binjai 246.154 261.490 264.687 1,46 1,22

Sumber : Kota Binjai Dalam Angka 2016

Dari data pada Kota Binjai Dalam Angka Tahun 2017 menunjukkan

bahwa penduduk Kota Binjai tahun 2015 ada sebanyak 264.687 jiwa

dengan komposisi penduduk laki-laki berjumlah 132.197 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan 132.490 jiwa dengan sexrasio 99,78 dan

jika dilihat dari wilayah kecamatan, terlihat bahwa proporsi penduduk

perempuan lebih banyak tinggal di kecamatan Binjai Kota dengan

sexrasio 95,87, Binjai Selatan 97,87, kecamatan Binjai Timur dengan

sexrasio 98,87. Sebaliknya, penduduk laki-laki yang lebih banyak di

Page 23: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

17

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

kecamatan Binjai Barat dengan rasio 103,86 dan kecamatan Binjai Utara

dengan sexrasio 101.87, Dari tabel berikut memperlihatkan penduduk

menurut jenis kelamin dan sek rasio penduduk Kota Binjai pada tahun

2015 sbb:

Tabel 3.2. Jumlah dan Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis

Kelamin Menurut Kecamatan di Kota Binjai, 2015

Kecamatan

Jenis Kelamin Rasio Jenis

Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

Binjai Selatan 26.459 27.034 53.493 97,87

Binjai Kota 14.273 14.888 29.161 95,87

Binjai Timur 29.031 29.363 58.394 98,87

Binjai Utara 38.181 37.853 76.034 101,87

Binjai Barat 24.253 23.352 47.605 103,86

Kota Binjai 132.197 132.490 264.687 99,78

Sumber : Kota Binjai Dalam Angka 2016

3.1.2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk KotaBinjai terus mengalami peningkatan seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tahun 2015, kepadatan

penduduk Kota Binjai sebesar 2.933 jiwa per km² dengan penduduk

terpadat di Kecamatan Binjai Kota, yaitu 7.078 jiwa per km², Kecamatan

Binjai Barat 4.384 jiwa per km². Selanjutnya, berdasarkan hasil sensus

penduduk 2010, kepadatan penduduk Kota Binjai Tahun 2000 sebesar

2.375 jiwa perkm2 dan pada tahun 2010 sebanyak 2.726 jiwa perkm2,

artinya selama kurun waktu lima belas tahun (2000-2015) telah terjadi

peningkatan jumlah kepadatan penduduk sebanyak 558 jiwa perkm2

atau sebanyak 37,2 jiwa perkm2 setiap tahunnya.

Page 24: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

18

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan

Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Binjai, 2015

Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan

Penduduk (jiwa/km2)

Km2 % Jiwa %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Binjai Selatan 29,96 33,2 53.493 20,21 1.785

Binjai Kota 4,12 4,57 29.161 11,02 7.078

Binjai Timur 21,7 24,05 58.394 22,06 2.691

Binjai Utara 23,59 26,14 76.034 28,73 3.223

Binjai Barat 10,86 12,04 47.605 17,98 4.384

Kota Binjai 90,23 100 264.687 100 2.933

Sumber : Kota Binjai Dalam Angka 2016

Kontribusi pertambahan penduduk dari aspek jumlah kelahiran bayi

(fertilitas) rata-rata per tahun sebanyak 5.259 jiwa sedangkan kontribusi

dari migrasi sebanyak 993 jiwa. Dari segi distribusi dan persebaran

terdapat Kecamatan Binjai Kota yang memiliki luas wilayah seluas 4,57%

dari luas wilayah Kota Binjai dihuni oleh penduduk sebanyak 29.11 jiwa

atau sekitar 11,02% dari jumlah penduduk Kota Binjai, sebaliknya di

Kecamatan Binjai Selatan yang luas wilayahnya 29,96 km2 atau 33,2%

dihuni oleh penduduk sebanyak 53.493 jiwa atau sebanyak 20,21 dari

jumlah penduduk Kota Binjai. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran

penduduk di Kota Binjai belum merata.

3.1.3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Rasio Ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan

antara banyaknya penduduk usia non produktif (umur di bawah 15

tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya penduduk yang

termasuk produktif (penduduk umur 15-64 tahun). Rasio ketergantungan

atau rasio beban tanggungan dalam batasan studi demografi sering

disebut sebagai “age dependency ratio”. Hal ini dikarenakan rasio ini lebih

merupakan perbandingan antara penduduk muda dan penduduk tua

dengan penduduk usia kerja.

Secara aspek ekonomi, rasio beban ketergantungan dapat menggambar-

kan banyaknya penduduk yang harus ditanggung oleh penduduk usia

kerja. Dengan memperhatikan kedua rasio ketergantungan tersebut,

Page 25: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

19

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

untuk usia muda dan usia lanjut, dapat diketahui kelompok umur mana

yang berkontribusi paling besar atau sedikit dalam rasio ketergantungan

total. Keadaan ini, diduga sebagai akibat meningkatnya kondisi

perekonomian yang semakin maju. Selaras dengan beberapa hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa semakin maju perekonomian suatu

Negara atau daerah semakin kecil rasio beban ketergantungan.

Selanjutnya, hal yang cukup menarik apabila ditelusuri dari struktur

umur. atau komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

merupakan komponen penting dalam demografi. Hampir semua

pembahasan mengenai masalah kependudukan melibatkan pembahasan

komponen umur dan jenis kelamin penduduk. Struktur umur penduduk

antar daerah satu dengan daerah lain tidak sama. Struktur penduduk

dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yakni kelahiran, kematian dan

migrasi. Ketiga variabel ini sering saling berpengaruh satu dengan yang

lain. Faktor-faktor sosial-ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi

struktur umur penduduk lewat ketiga variabel demografi di atas.

Menurut teori demografi dikatakan struktur penduduk umur muda,

apabila kelompok penduduk yang berumur di bawah 15 tahun jumlahnya

besar (lebih dari 35%), sedang besarnya kelompok penduduk usia 65

tahun ke atas lebih kurang 3%. Sebaliknya, suatu daerah atau negara

dikatakan berstruktur umur tua, apabila kelompok penduduk yang

berumur 15 tahun ke bawah jumlahnya kecil (kurang dari 35% dari

seluruh penduduk) dan persentase penduduk di atas 65 tahun sekitar

15% (Mantra, 1985).

Page 26: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

20

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.4. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok

Umur dan Kota Binjai Tahun 2015

Kelompok Umur Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0 - 4 13.299 12.798 26.097

05-09 12.666 11.890 24.556

10-14 11.894 11.345 23.239

15 - 19 12.401 12.257 24.658

20 - 24 12.346 12.422 24.768

25 - 29 11.280 11.458 22.738

30 - 34 10.414 10.304 20.718

35 - 39 9.838 10.047 19.885

40 - 44 8.858 9.121 17.979

45 - 49 8.007 8.378 16.385

50 - 54 7.090 7.136 14.226

55 - 59 5.561 5.828 11.389

60 - 64 3.699 3.678 7.377

65 + 4.844 5.828 10.672

Jumlah 132.197 132.490 264.687

Beban

Ketergantungan - - 47,40

Jika dilihat komposisi umur penduduk, ternyata di Kota Binjai sudah

memasuki bonus demografi. Hal ini ditunjukkan dari persentase

penduduk umur non produktif (di bawah 15 tahun) sebesar 73.892 jiwa

dan penduduk umur 65 tahun ke atas sebesar 10.672 dengan umur usia

produktif (15-64) sebanyak 180.123 jiwa sehingga angka depedency

rasionya adalah sebesar 47,40 Artinya setiap 100 penduduk usia

produktif hanya menanggung sekitar 47 penduduk yang usia non

produktif.

3.1.4. Penduduk Lanjut Usia (Lansia)

Selanjutnya, bila diperhatikan dinamika penduduk lanjut usia dengan

batasan 60 tahun ke atas, ternyata padatahun 2015 penduduk usia 60

tahun keatas (lansia)sekitar 18.049 jiwa (6,82 %)

Oleh karena itu dimasa-masa mendatang jika tidak diantisipasi akan

menimbulkan masalah-masalah seperti kerentanan penduduk usia

lanjut, beban ekonomis dan penyediaan panti-panti jompo. Untuk

mengantisipasi hal tersebut perlu bagi pemerintah atau swasta

Page 27: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

21

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

menciptakan lapangan kerja yang ideal bagi para lansia sehingga pada

akhir usia mereka masih potensil dan produktif seperti beternak unggas,

kerajinan tangan dan usaha rumah tangga lainnya. Disamping itu, upaya

yang telah dilaksanakan Dinas Sosial KotaBinjai dalam membina

penduduk lanjut usia melalui Proyek Penyantunan Lanjut Usia dan Anak

Terlantar dengan program bimbingan sosial dan keterampilan serta paket

Usaha Lanjut Usia disamping peningkatan prasarana panti perlu

ditingkatkan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah dengan peningkatan

pendapatan penduduk sehingga memiliki saving yang cukup guna

membiayai kebutuhan pada saat lansia.

3.1.5. Perilaku Fertilitas

Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau

sekelompok wanita. Angka fertilitas (kelahiran) sangat erat hubungannya

dengan tingkat kesehatan masyarakat, khususnya dengan bidang

keluarga berencana. Ukuran yang sering digunakan untuk melihat angka

fertilitas yang umum digunakan adalah angka kelahiran total (Total

Fertlity Rate = TFR). Mengacu ukuran TFR, maka berdasarkan Sensus

Penduduk 2010 angka TFR sebesar 2,42 anak yang diproyeksikan pada

tahun 2015 angka kelahiran total (TFR) Kota Binjai tahun 2015 adalah

2,24 anak, keadaan ini sudah mendekati kondisi ideal untuk

menciptakan Net Reproduction Rate (NRR=1) untuk menuju Penduduk

Tumbuh Seimbang (PTS) dan Penduduk Tanpa Pertumbuhan (PTP).

Perkembangan angka kelahiran atau angka TFR kota Binjai dari tahun

2010 sampai tahun 2015 adalah sbb :

Page 28: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

22

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Gambar 3.1. Perkembangan angka Kelahiran Total (Total Fertility

Rate/TFR) Kota Binjai dari tahun 2010 - 2015

Sumber : Sensus Penduduk Tahun 2010 dan Proyeksi

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keputusan untuk

mengupayakan penurunan fertilitas. Mengetahui faktor-faktor tersebut

sangat berguna dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan

penurunan fertilitas. Banyak studi empirik telah menunjukkan adanya

peranan faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Pada bahasan ini dicoba

untuk ditelusuri peranan keluarga berencana, umur perkawinan

pertama, budaya dan pendidikan.

3.1.6. Keluarga Berencana

Program Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah program untuk

membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga merencanakan

kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga

berkualitas. Dengan terbentuknya keluarga berkualitas maka generasi

mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat

melanjutkan pembangunan. Program Kependudukan dan Keluarga

Berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam mengendalikan

jumlah dan pertumbuhan sertastrukturumur penduduk juga diikuti

dengan peningkatan kualitas penduduk.

Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan

usia ideal hamil dan melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,

perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pemakaian alat kontrasepsi

akan mempengaruhi fertilitas wanita melalui status fekunditasnya

Page 29: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

23

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

(kemampuan melahirkan). Melalui pemakaian alat KB wanita dapat

mengatur panjang-pendeknya masa ekspose terhadap kehamilan.

Perkembangan program pengendalian kelahiran dengan menggunakan

cara-cara kontrasepsi (PIL, IUD, Kondom, Suntik, MOP, MOW) bagi

penduduk, tidak dapat terlepas dari pengetahuan, sikap dan praktek

Keluarga berencana. Adapun pengetahuan, sikap, dan praktek KB dari

seluruh penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi

penduduk seperti tingkat pendidikan, status ekonomi, daerah, desa

atau kota.

Berdasarkan Kota Binjai Dalam Angka Tahun 2016 menunjukkan bahwa

pemakaian kontrasepsi Peserta KB Aktif) di Kota Binjai adalah sebanyak

28.323 atau 73.43 % dari Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 38.574

pasangan, dengan persebaran peserta KB hampir merata disetiap

kecamatan, antara 71,82% dikecamatan Binjai Timur (terendah) dengan

74,67 % dikecamatan Binjai Barat (tertinggi).

Tabel : 3.5. Realisasi Pencapaian Target Akseptor Keluarga Berencana Baru Menurut Kecamatan di Kota

Binjai, 2015

Kecamatan

Pasangan Usia

Subur

Akseptor Aktif Akseptor

Baru Banyaknya Persentase

thd PUS

(1) (2) (3) (4) (5)

Binjai Selatan 7.482 5.555 74,24 1.584

Binjai Kota 4.656 3.414 73,32 841

Binjai Timur 8.067 5.794 71,82 944

Binjai Utara 11.550 8.468 73,32 1.212

Binjai Barat 6.819 5.092 74,67 1.021

Kota Binjai 38.574 28.323 73,43 5.602

Sumber : Kota Binjai Dalam Angka 2016

Sedangkan perkembangan peserta KB menurut Pemakaian alat

kontrasepsi menunjukan bahwa alat kontrasepsi Suntik KB adalah

alat/obat kontrasepsi yang paling umum dipakai oleh peserta KB di Kota

Binjai yakni sebanyak 11.954 atau 42,21 % dan yang kedua adalah

pengguna pil sebanyak 9.510 akseptor atau 33.58%. sedangkan peserta

KB yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

sebanyak 5.987 akseptor atau 21,14%.

Page 30: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

24

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel . 3.6. Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif Menurut

Kecamatan di Kota Binjai, 2015

Kecamatan Jumlah

PUS

Peserta KB Aktif

IUD MOW MOP KONDOM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Binjai Selatan 7.482 446 224 8 108

Binjai Kota 4.656 351 388 45 151

Binjai Timur 8.067 315 268 13 148

Binjai Utara 11.550 421 367 31 352

Binjai Barat 6.819 310 284 9 113

Kota Binjai 38.574 1.843 1.531 106 872

3.1.7. Program Pendewasaan Usia Kawin Pertama

Variabel umur pada waktu kawin pertama sangat dipengaruhi oleh

variabel pendidikan dan status ekonomi. Wanita yang berpendidikan

lebih tinggi yang otomatis status ekonominya tinggi pula akan menunda

saat perkawinannya, karena wanita-wanita tersebut akan lama

menghabiskan waktunya dibangku sekolah, dapat disimpulkan bahwa

wanita yang berpendidikan lebih tinggi dan status ekonomi lebih tinggi

pula akan menunda masa perkawinannya, sehingga peluang untuk

mempunyai anak yang lebih banyak akan berkurang dan dengan

sendirinya akan menekan tingkat fertilitas.

Di Kota Binjai pada tahun 2011 median rata-rata kawin pertama wanita

umur 21,51 tahun, sedangkan pada tahun 2015 umur 21,95 terjadi

kecenderungan kenaikan dalam pendewasaan usia kawin pertama.

Kecamatan Peserta KB Aktif

MKJP/% Implan Suntikan Pil Jumlah

(1) (7) (8) (9) (10) (11)

Binjai Selatan 623 2.392 1.754 5.555 1.301 23,42

Binjai Kota 333 1.146 1.000 3.414 1.117 32,72

Binjai Timur 274 2.808 1.968 5.794 870 15,02

Binjai Utara 787 3.443 3.067 8.468 1.606 18,97

Binjai Barat 490 2.165 1.721 5.092 1.093 21,47

Kota Binjai 2.507 11.954 9.510 28.323 5.987 21,14

Tabel Lanjutan

Page 31: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

25

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Kecenderungan peningkatan Usia kawin pertama ini ditandai dengan

terjadinya perubahan semakin mengecilnya persentase kawin pertama

pada kelompok umur muda yakni pada kelompok umur 10-16 dari

6,84% turun menjadi 2,67 %, dan kelompok umur 17-18 dari 15,92%

menjadi 8,23%, sedangkan pada kelompok umur 19-24 tahun terjadi

peningkatan dari 56,69% menjadi 71,96%. Dari tabel berikut

memperlihatkan perkembangan program usia kawin pertama di Kota

Binjai sbb :

Tabel : 3.7. Persentase Perempuan Usia 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama di

Kota Binjai, 2011 dan 2015

Usia Perkawinan Pertama 2011 2015

(1) (2) (3)

10-16 6,84 2,67

17-18 15,92 8,23

19-24 56,69 71,96

25-34 19,57 17,04

55+ 0,99 0,9

Rata-rata Usia Perkawinan pertama 21,51 21,95

Sumber : Kota Binjai Dalam Angka 2016

Walaupun kecenderungan umur kawin pertama wanita ini telah

menunjukkan peningkatan, tetapi tentunya rata-rata umur kawin

tersebut masihlah relatip muda. Dengan demikian program KB dalam

upaya penundaan usia kawin harus lebih ditingkatkan.

3.1.8 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2015-2040

Proyeksi jumlah penduduk merupakan perhitungan jumlah penduduk

(menurut komposisi umur dan jenis kelamin) dimasa yang akan datang

berdasarkan asumsi perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Hasil proyeksi dan asumsi diharapka dapat menjadi arah perencanaan

pembangunan ekonomi maupun pembangunan sektor lainnya. Proyeksi

mengenai jumlah serta stuktur penduduk merupakan persyaratan

minimal untuk rencana pembangunan. Hasil perhitungan proyeksi

penduduk Kota Binjai menunjukkan kenaikan, pada tahun 2015 jumlah

penduduk Kota Binjai sebesar 264.687 jiwa dan diperkirakan menjadi

308.228 jiwa pada tahun 2040.

Page 32: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

26

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Trend perkembangan jumlah penduduk Kota Binjai dari tahun 2015

sampai 2040 dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Proyeksi Penduduk Kota Binjai 2015-2040

264,687

279,302

290,871

299,297304,801

308,228

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Sedangkan angka laju pertumbuhan penduduk terjadi penurunan setiap

tahunnya periode 2015 – 2020 sebesar 1,22 % dan periode 2035-2040

menjadi 0,22 %, sehingga laju pertumbuhan penduduk selama periode

2015-2040 terjadi penurunan sebesar 1 %.

Trend perkembangan laju pertumbuhan penduduk Kota Binjai dari

tahun 2015 sampai dengan 2040 dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar : 3.3 Proyeksi Laju Pertumbuhan Penduduk

Kota Binjai 2015–2040

Selanjutnya, untuk melihat perubahan komposisi penduduk , dapat

diperhatikan perubahan gambaran piramida penduduk melalui siklus

kohor lima tahunan. Pola Piramida penduduk tahun 2015

menunjukkan pola yang tidak menggembung lagi atau menyerupai

Page 33: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

27

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

“Candi Borobudur”, tetapi sudah berubah lebih ramping menyerupai

“Candi Prambanan” hingga periode akhir proyeksi. Ini mengindikasikan

bahwa selama periode 2020-2040 penduduk di Kota Binjai disamping

akan mengalami penurunan pertumbuhan secara terus menerus, juga

akan ditandai dengan perubahan struktur penduduk yang ideal.

Dengan demikian pencapaian target jumlah penduduk tanpa

pertumbuhan tahun 2040 masih merupakan tantangan berat untuk

Kota Binjai.

Tabel 3.8. Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2015

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 13.299 12.772 26.071

5-9 12.667 11.998 24.665

10-14 11.894 11.276 23.170

15-19 12.401 11.867 24.268

20-24 12.346 12.080 24.426

25-29 11.279 11.170 22.449

30-34 10.413 10.506 20.919

35-39 9.838 9.967 19.805

40-44 8.858 9.035 17.893

45-49 8.006 8.321 16.327

50-54 7.091 7.444 14.535

55-59 5.561 5.790 11.351

60-64 3.700 3.894 7.594

65-69 2.224 2.605 4.829

70-74 1.470 1.933 3.403

75+ 1.150 1.832 2.982

Jumlah 132.197 132.490 264.687

Sumber : Kota Binjai Dalam Angka 2016

Gambar 3. 4. Piramida Penduduk Kota Binjai 2015

15 10 05 0.00 5.00 10.00 15.00

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

Perempuan Laki-laki

Page 34: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

28

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.9. Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2020

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 12.561 12.122 24.683

5-9 12.848 12.309 25.157

10-14 12.671 12.142 24.813

15-19 12.732 12.549 25.281

20-24 12.918 12.777 25.695

25-29 11.494 11.631 23.125

30-34 10.493 10.338 20.831

35-39 10.115 10.438 20.553

40-44 9.373 9.714 19.087

45-49 8.660 9.018 17.678

50-54 7.827 7.925 15.752

55-59 6.377 6.902 13.279

60-64 4.815 4.904 9.719

65-69 3.248 3.443 6.691

70-74 1.802 1.903 3.705

75+ 1.350 1.903 3.253

Jumlah 139.284 140.018 279.302

Sumber : Proyeksi Tim Penyusun GDPK

Gambar 3.5 Piramida Penduduk Kota Binjai 2020

Page 35: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

29

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.10 Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2025

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 11.804 11.495 23.299

5-9 12.096 11.691 23.787

10-14 12.793 12.584 25.377

15-19 13.503 13.453 26.956

20-24 13.178 13.078 26.256

25-29 11.965 11.977 23.942

30-34 10.631 10.501 21.132

35-39 10.131 10.480 20.611

40-44 9.588 10.107 19.695

45-49 9.124 9.625 18.749

50-54 8.437 8.550 16.987

55-59 7.022 7.690 14.712

60-64 5.514 5.834 11.348

65-69 4.226 4.612 8.838

70-74 2.645 2.643 5.288

75+ 1.661 2.233 3.894

Jumlah 144.318 146.553 290.871

Sumber : Proyeksi Tim Penyusun GDPK

Gambar 3.6 Piramida Penduduk Kota Binjai 2025

Page 36: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

30

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.11 Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2030

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 11.139 10.947 22.086

5-9 11.366 11.083 22.449

10-14 12.031 11.931 23.962

15-19 13.615 13.914 27.529

20-24 13.947 13.989 27.936

25-29 12.172 12.224 24.396

30-34 11.050 10.797 21.847

35-39 10.251 10.631 20.882

40-44 9.592 10.138 19.730

45-49 9.325 10.014 19.339

50-54 8.889 9.128 18.017

55-59 7.575 8.299 15.874

60-64 6.082 6.508 12.590

65-69 4.852 5.496 10.348

70-74 3.458 3.564 7.022

75+ 2.334 2.956 5.290

Jumlah 147.678 151.619 299.297

Sumber : Proyeksi Tim Penyusun GDPK

Gambar 3.7. Piramida Penduduk Kota Binjai 2030

Page 37: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

31

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.12. Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2035

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 10.613 10.523 21.136

5-9 10.736 10.560 21.296

10-14 11.316 11.312 22.628

15-19 12.807 13.193 26.000

20-24 14.041 14.438 28.479

25-29 12.873 13.065 25.938

30-34 11.235 11.018 22.253

35-39 10.663 10.936 21.599

40-44 9.716 10.290 20.006

45-49 9.338 10.055 19.393

50-54 9.100 9.508 18.608

55-59 7.994 8.867 16.861

60-64 6.577 7.033 13.610

65-69 5.371 6.143 11.514

70-74 3.994 4.273 8.267

75+ 3.173 4.040 7.213

Jumlah 149.547 155.254 304.801

Sumber : Proyeksi Tim Penyusun GDPK

Gambar 3.8. Piramida Penduduk Kota Binjai 2035

Page 38: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

32

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.13. Jumlah Penduduk Kota Binjai Tahun 2040

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 10.360 10.364 20.724

5-9 10.263 10.185 20.448

10-14 10.715 10.804 21.519

15-19 12.061 12.527 24.588

20-24 13.201 13.680 26.881

25-29 12.960 13.480 26.440

30-34 11.885 11.785 23.670

35-39 10.847 11.170 22.017

40-44 10.119 10.608 20.727

45-49 9.476 10.227 19.703

50-54 9.131 9.567 18.698

55-59 8.203 9.254 17.457

60-64 6.903 7.537 14.440

65-69 5.831 6.666 12.497

70-74 4.454 4.808 9.262

75+ 3.931 5.166 9.097

Jumlah 150.400 157.828 308.228

Sumber : Proyeksi Tim Penyusun GDPK

Gambar 3.9 Piramida Penduduk Kota Binjai 2040

Page 39: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

33

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

3.1.9. Proyeksi Angka Beban Ketergantungan Penduduk Kota Binjai Tahun 2015-2040

Angka beban ketergantungan (depedency ratio) adalah angka yang

menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif atas

penduduk usia non produktif. Keberhasilan penurunan angka beban

ketergantungan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan penurunan

angka kelahiran atau disebut Total Fertility Rate (TFR). Berdasarkan

Hasil Supas tahun 2015 Angka TFR Kota Binjai sudah berkisar 2,24

anak dan sejalan dengan keberhasilan program pengendalian

penduduk di Kota Binjai angka TFR pada Tahun 2040 akan mencapai

1,85 anak. Perkiraan perkembangan penurunan angka kelahiran Kota

Binjai dari tahun 2015 – 2040 dapat diperlihatkan dalam gambar

sebagai berikut :

Gambar 3.10. Proyeksi Angka Total Fertility Rate (TFR)

Kota Binjai Tahun 2015 –2040

Perkiraan angka beban ketergantungan penduduk Kota Binjai

menunjukkan penurunan secara signifikan terhadap keberhasilan

pengendalian jumlah penduduk. Angka beban ketergantunan pada

tahun 2015 setiap 100 penduduk usia produktif hanya menanggung

sekitar 47 orang penduduk usia non produktif. Angka ini suatu berkah

bagi daerah dimana jumlah tenaga kerja produktif sudah mulai

Page 40: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

34

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

melimpah dan tentunya hal ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai

kemajua pembangunan infrastruktur dan industri serta pemberdayaan

ekonomi penduduk. Angka beban ketergantungan ini akan mencapai

titik paling rendah pada tahun 2035 yaitu pada posisi 43,27 yang

artinya setiap 100 orang usia produktif hanya menanggung sekitar 43

orang. Sejalan dengan meningkatnya semua sektor terutama

pembangunan kesehatan, pendidikan dengan dampak meningkatnya

usia harapan hidup pada tahun 2040 , angka beban ketergantungan

mulai sedikit meningkat menjadi 43,57 atau sekitar 44. Angka beban

ketergantungan akan dapat dipertahan apabila angka kelahiran masih

bisa dikendalikan apabila rata rata jumlah anak masih sekitar 2

orang. Tren perkiraan angka beban ketergantingan penduduk Kota

Binjai yang berlansung dari tahun 2015 sampai tahun 2040

diperlihatkan sebagai berikut.

Gambar 3.11 Proyeksi Angka Beban Ketergantungan Penduduk

Kota Binjai 2015 – 2040

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Page 41: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

35

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

3.2. Kualitas Penduduk

3.2.1. Aspek Pendidikan

Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan

kehidupan bangsa, maka pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui

pendidikan, baik dalam pendidikan formal, non formal dan informal.

Untuk menghadapi persaingan global Kota Binjai ikut berperan

mewujudkan cita-cita dan tujuan pemerintah dalam membangun

sumber daya yang berkualitas.

Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem

pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut

memperhitungkan adanya perubahan penduduk, terutama usia muda

yang masih sekolah. Ukuran yang banyak digunakan disektor

pendidikan, seperti pertumbuhan jumlah murid, lebih menunjukkan

perubahan jumlah murid yang mampu ditampung disetiap jenjang

sekolah. Dengan demikian, naiknya persentase jumlah murid tidak

dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah.

Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya

jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan

ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk

sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau

malah semakin rendah.

Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan Pemerintah

Kota Binjai, karena pendidikan menjadi penentu yang paling utama

dari daya saing suatu daerah.

Page 42: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

36

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.14 Persentase Penduduk Usia 7–24 Tahun Menurut

Jenis Kelamin, Kelompok Umur Sekolah, dan

Partisipasi Sekolahdi Kota Binjai, 2015

Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur Sekolah

Partisipasi Sekolah

Tidak/Belum Pernah Sekolah

Masih

Sekolah

Tidak

Sekolah Lagi

(1) (2) (3) (4)

Laki-Laki

7‒12 - 100,0 -

13‒15 - 97,7 2,3

16‒18 0,2 76,8 23,1

19‒24 - 28,2 71,8

7‒24 - 70,4 29,6

Perempuan

7‒12 - 100 -

13‒15 1,4 98,6 -

16‒18 - 86,2 13,8

19‒24 - 38,1 61,9

7‒24 0,2 77,1 22,7

Laki-laki + Perempuan

7‒12 - 100 -

13‒15 0,9 97,2 1,8

16‒18 0,8 82,5 16,7

19‒24 - 36,5 23,5

7‒24 0,1 73,7 26,2 Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

Dari data Angka Partisipasi Sekolah Kota Binjai Tahun 2015, terlihat

bahwa penduduk usia 7-12 tahun yang mengikuti pendidikan SD

sebanyak 100%, baik bagi penduduk laki-laki maupun penduduk

perempuan, namun pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi

kecenderungan terjadinya peningkatan persentase partisipasi

penduduk perempuan terhadap dunia pendidikan mulai meningkat

dibandingkan dengan penduduk laki-laki, hal ini ditandai dengan data

partisipasi kelompok perempuan usia 13-15 yang mengikuti pendidikan

SLTP sebanyak 98,6%, sedangkan untuk kelompok laki-laki 97,7%,

dikelompok usia16‒18 tahun perempuan yang mengikuti pendidikan

SLTA sebanyak 86,2% sedangkan laki-laki hanya 76,8%, demikian pula

dengan kelompok usia 19‒24 tahun perempuan yang mengikuti

pendidikan tinggi sebanyak 38,1% sedangkan laki-laki hanya 28,2%.

Page 43: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

37

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Disamping itu data diatas menunjukkan masih banyak anak yang

tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi diatasnya

(putus sekolah). Hal ini disebabkan masih rendahnya minat dan

dorongan orang tua untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih

tinggi. Disamping masih terbatasnya kemampuan ekonomi masyarakat

yang berpenghasilan rendah.

Selanjutnya, rata-rata lama sekolah di Kota Binjai 10,28 tahun, yang

mencerminkan, secara rata-rata, penduduk Kota Binjai sudah

memasuki pendidikan sampai kelas satu SLTA atau baru

menyelesaikan pendidikan di SLTP dan dengan harapan lama sekolah

13,56.

Tabel : 3.15 Angka Harapan Hidup, Angka Harapan Lama Sekolah, RatarataLama Sekolah dan Indeks

Pembangunan Manusia Kota Binjai, 2010 –2015

Tahun Angka

Harapan Hidup

Harapan Lama

Sekolah

Rata-rata Lama

Sekolah IPM

(1) (2) (3) (4) (5)

2010 71,20 11,90 9,48 70,54

2011 71,25 11,92 9,61 70,85

2012 71,29 12,31 9,74 71,54

2013 71,34 12,63 9,75 72,02

2014 71,39 13,00 9,77 72,55

2015 71,59 13,56 10,28 73,81

Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

3.2.2. Aspek Kesehatan

Variabel penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk

ditandai dengan status gizi balita dan merupakan prasyarat dasar

untuk meningkatkan daya saing bangsa karena status gizi anak akan

mempengaruhi tingkat kesehatan fisik dan kecerdasan anak yang

akhirnya akan mempengaruhi tingkat produktivitas secara ekonomis.

Menurut data Kota Binjai Dalam Angka Tahun 2015 Kota Binjai masih

mengalami terjadinya kasus bayi lahir dengan status gizi kurang

sebanyak 32 bayi dan gizi buruk sebanyak 38 bayi.

Page 44: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

38

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Dari data pada tabel 3.16 dan 3.17 dibawah menunjukkan bahwa

Balita Gizi Kurang di Kota Binjai yang masih termasuk kategori tinggi

ada dikecamatan Binjai Kota sebanyak 15 kasus, Binjai Timur 11

kasus, sedangkan status gizi buruk tertinggi terdapat di Binjai Selatan

11 kasus, Binjai Utara 11 kasus dan Binjai Timur 10 kasus. Disamping

itu masih terdapat 3 orang bayi yang lahir pada tahun 2015 yang berat

badannya kurang dari 2.500 gram dari 5,795 bayi lahir hidup.

Tabel 3.16 Prevalensi Status Gizi Menurut Kecamatan di

Kota Binjai

Kecamatan Status Gizi

Lebih Baik Kurang Buruk

(1) (2) (3) (4) (5)

Binjai Selatan - - - 11

Binjai Kota - - 15 3

Binjai Timur - - 11 10

Binjai Utara - - 3 11

Binjai Barat - - 3 3

Kota Binjai - - 32 38

Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 3.17. Perkiraan Persalinan dan Jumlah Bayi Lahir Hidup

di Kota Binjai 2010-2015

Tahun

Perkiraan Berat Bayi Lahir

Hidup

Jumlah Persalinan

< 2.500

Gram

2.500

Gram

(1) (2) (3) (4)

2010 5.641 - 4.204 4.204

2011 5.452 3 5.653 5.656

2012 5.492 6 5.486 5.429

2013 5.536 - 5.534 5.534

2014 5.738 8 5.455 5.463

2015 5.795 3 5.265 5.268

Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

3.2.3. Aspek Ekonomi

Penduduk miskin di Kota Binjai yang berada diatas garis kemiskinan

setiap tahun terus mengalami perbaikan, dimana tahun tahun 2011

sebesar 7,0 %, tahun 2012 sebesar 6,72%, tahun 2013 sebesar 6,75%,

dan tahun 2014 menjadi sebesar 6,38 %. Secara umum penurunan

tingkat kemiskinan di Kota Binjai terjadi penurunan baik secara

Page 45: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

39

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

kumulatif maupun persentase seperti yang dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel. 3.18 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota

Binjai, 2011 – 2014

Tahun

Garis

Kemiskinan Penduduk Miskin

(rupiah) Jumlah Persentase

(1) (2) (3) (4)

2011 285.185 17.391 7,00

2012 295.265 17.200 6,72

2013 305.596 17.500 6,75

2014 310.384 16.720 6,38

Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

Menurut data yang ada bahwa PDRB Perkapita berdasarkan harga

yang berlaku tahun 2010 di Kota Binjai mencapai Rp. 20.073,67

dengan perkembangan terjadi peningkatan pada tahun 2013 menjadi

27.227,36 dan menjadi 31.914,70

Tabel 3.19 Perkembangan PDRB Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlakudan Harga Konstan ( Tahun

Dasar 2010), 2010-2015

Tahun Atas Dasar Harga

Berlaku Atas Dasar Harga

Konstan

(1) (2) (3)

2010 20.073,00 20.073,67

2011 22.025,54 22.025,54

2012 24.162,56 21.819,83

2013 27.227,36 23.352,48

2014* 29.230,22 23.841,40

2015** 31.914,70 24.826,32

Page 46: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

40

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.20. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Tahun Dasar 2010) di Kota Binjai (Rp. 000.000), 2011-2015

Lapangan Usaha Tahun

2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

248.085,1

253.018,6

243.758,6

244.003,7

244.682,6

Pertambangan dan

Penggalian

187.566,9

192162,3

196.409,1

200.494,4

204.361,3

Industri Pengolahan 641.942,7 656.812 692.438,1 718.787,2 746.816,0

Pengadaan Listrik dan Gas 8.041,3 8.519,0 8.983,2 9.766,9 10.402,5

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

5.226,2

5.838,2

6.524,8

7.296,6

8.112,3

Konstruksi 542.967,9 602.097,2 667.906,4 742.778,7 807.325,5

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.450.821,7

1.546.495,4

1.646.972,1

1.752.758,5

1.850.760,9

Transportasi dan Pergudangan

385.701,1

419.121,0

453.968,5

491.298,1

528.508,8

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

360.028,5

369.977,0

379.357,4

387.897,8

401.716,5

Informasi dan Komunikasi 117.204,3 132.018,9 148.640,1 167.190,3 187.680,3

Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

3.2.4. Proyeksi Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kota Binjai

Tahun 2015-2040

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI)

merupakan adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek

huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di seluruh

dunia.Indeks Pembangunan Manusia yang ditetapkan oleh UNDP

merupakan alat untuk mengukur kualitas serta kesejahteraan

penduduk, sebagai upaya melihat keberhasilan pembangunan suatu

negara maupun tingkat wilayah pemerintahan. IPM merupakan indikator

penting dalam melihat keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu,

pemerintah dan masyarakat harus berupaya untuk meningkatkan IPM

setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan,

Page 47: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

41

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

pengendalian penduduk (populasi), pengentasan kemiskinan, serta

peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan sangat

diperlukandalam rangka meningkatkan angka IPM. Dengan demikian

angka IPM perlu di proyeksikan sebagai bahan acuan perencaan

pembangunan kualitas penduduk kedepannya.

Perkembangan angka IPM Kota Binjai pada tahun 2010 sebesar 70,54

dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 73,81 dan diproyeksi sampai

tahun 2040 juga menunjukkan tren pengkatan. Hal tersebut dapat dilihat

dalam tabel proyeksi sebagai berikut :

Gambar 3.12 Proyeksi IPM Kota Binjai Tahun 2015 - 2040

Page 48: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

42

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

3.3. Persebaran dan Mobilitas Penduduk

3.3.1. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Kota Binjai dilihat dari persebarannya, Kecamatan Binjai

Utara merupakan daerah yang mempunyai penduduk paling banyak

jumlahnya yakni sebanyak 76.034 jiwa atau sekitar 28,73% dari jumlah

penduduk Kota Binjai menghuni pada wilayah seluas 23,59 km2 atau

sekitar 26,14 dari luas wilayah Kota Binjai, sementara di kecamatan

Binjai Kota jumlah penduduknya 28.161 jiwa atau 11,02% yang

menghuni wilayah seluas 4,12 atau sekitar 4,57% dari luas wilayah

Kota Binjai.

Sementara itu rata-rata kepadatan penduduk Kota Binjai setiap km2

adalah sebanyak 2.933 jiwa, dan daerah kecamatan yang paling padat

adalah kecamatan Binjai Kota dengan rata-rata kepadatannya 7.078

jiwa per km2 dan kecamatan yang rendah atau jarang kepadatan

penduduknya adalah kecamatan Binjai Selatan yang dihuni oleh rata-

rata 1.785 jiwa perkm2

Tabel : 3.21 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Binjai,

2015

Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah

Penduduk Kepadatan

Km2 % Jiwa % Penduduk

(jiwa/km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Binjai Selatan 29,96 33,2 53.493 20,21 1.785

Binjai Kota 4,12 4,57 29.161 11,02 7.078

Binjai Timur 21,7 24,05 58.394 22,06 2.691

Binjai Utara 23,59 26,14 76.034 28,73 3.223

Binjai Barat 10,86 12,04 47.605 17,98 4.384

Kota Binjai 90,23 100 264.687 100 2.933

Sumber : Binjai Dalam Angka Tahun 2016

Salah satu faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk dan

menjadi salah satu faktor yang mendorong perubahan kondisi sosial

ekonomi suatu wilayah adalah mobilitas penduduk. Mobilitas

penduduk yang tidak terkendali akan menyebabkan penurunan daya

dukung dan daya tampung lingkungan. Kepadatan penduduk dialami

oleh daerah perkotaan merupakan salah satu potret yang

Page 49: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

43

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

mencerminkan data jumlah penduduk yang besar menempati luas

daerah yang sangat terbatas.

Fenomena ini merupakan salah satu indikator ketidak merataan

persebaran penduduk cerminan banyaknya penduduk desa yang

pindah ke kota. Kepadatan penduduk yang tinggi berdampak pada

lingkungan hidup antara lain ketersediaan air bersih, ketersediaan

pangan, ketersediaan lahan, ketersediaan udara bersih, pencemaran

lingkungan dan pendidikan.

Mobilitas adalah proses gerak penduduk dari suatu wilayah menuju

wilayah lain dalam jangka waktu tertentu. Pelaku mobilitas penduduk

adalah orang yang melakukan mobilitas, terdiri dari mobilitas

penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas

penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status, dan salah

satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang yang

mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam

sektor non pertanian. Mobilitas penduduk horizontal, atau mobilitas

penduduk geografi adalah gerak (movement) penduduk yang melintas

batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu

tertentu.

Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas

penduduk horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang

mendasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and time

concept). Batas wilayah umumnya digunakan batas administratif,

misalnya propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, pedukuhan

(dusun). BPS mendefinisikan, seseorang disebut migran apabila orang

tersebut bergerak melintasi batas propinsi menuju ke propinsi lain, dan

lamanya tinggal di propinsi tujuan adalah enam bulan atau lebih.

Seseorang disebut juga migran walau berada di propinsi tujuan kurang

dari enam bulan, tetapi orang tersebut berniat tinggal menetap atau

tinggal enam bulan atau lebih di propinsi tujuan.

Dalam menganalisis mobilitas penduduk para ahli juga menggunakan

istilah Migrasi Internal, seperti transmigrasi yaitu perpindahan

penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya di Indonesia. Sebaliknya

urbanisasi, merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota,

umumnya terjadi pada penduduk pulau lain yang ingin memperoleh

Page 50: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

44

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

pekerjaan yang lebih baik di pulau Jawa. Migrasi penduduk antar

propinsi dan migrasi desa-kota merupakan perwujudan kebijakan

pembangunan dengan orientasi pada pertumbuhan ekonomi,

khususnya industri dan jasa yang umumnya berlokasi di kota-kota

besar termasuk di pulau Jawa.

Perubahan pola mobilitas sangat tergantung pada perkembangan

wilayah di suatu daerah. Jika wilayah-wilayah tersebut dapat

mengembangkan kewenangan (otonomi) yang lebih luas bagi

pembangunannya sendiri akan menjadi penarik bagi mobilitas

penduduk. Wilayah yang kaya akan sumberdaya alam, diharapkan

dapat menyeimbangkan mobilitas penduduk yang selama ini sangat

terpusat pada kota-kota besar. Kondisi ini tidak dapat terjadi secara

otomatis, tapi tergantung pada keberhasilan pengembangan wilayah

dan kota (permukiman).

Mobilitas penduduk sirkuler atau mobilitas penduduk non permanen

adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain

dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Pergerakan

penduduk dari satu tempat ke tempat lain, terkait dengan usaha untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk kebutuhan sosial

lainnya. Data mobilitas sirkuler sukar didapat, disebabkan para pelaku

mobilitas sirkuler tidak memberitahu kepergian mereka kepada kantor

desa di daerah asal, begitu juga dengan kedatangan mereka di daerah

tujuan.

Di Kota Binjai sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 setiap

tahunnya terjadi pertambahan penduduk yang disebabkan oleh

migrasi, dimana jumlah penduduk yang masuk atau Migrasi In lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang keluar atau

Migrasi Out, sehingga jumlah pertambahan penduduk selama enam

tahun dari tahun 2010-2015 adalah sebanyak 5.959 jiwa atau rata-rata

satu tahunnya sebanyak 993 jiwa (0,38%) dari jumlah penduduk Kota

Binjai.

Page 51: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

45

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.22 Migrasi Risen dan Migrasi Netto Kota Binjai,

2010 – 2015

Tahun Migrasi Masuk

Migrasi Keluar

Migrasi Netto

(1) (2) (3) (4)

2010 11.170 10,213 957

2011 11,341 10,370 972

2012 11,505 10,519 986

2013 11, 663 10, 664 999

2014 11,820 10,807 1,013

2015 11,986 10.959 1,027

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2016

3.3.2 Proyeksi Perkembangan Mobilitas Kota Binjai Tahun 2015-2040

Mobilitas penduduk merupakan pergerakan penduduk dari satu tempat

ke tempat lainnya. Adanya mobilitas karena banyaknya faktor faktor

yang mempengaruhi, antara lain untuk memperoleh sesuatu yang tidak

tersedia di daerah asalnya. Namun pada umumnya karena alasan

ekonomi.

Mobilitas penduduk ada yang bersifat sementara dan ada pula yang

bersifat permanen. Mobilitas penduduk yang sifatnya sementara disebut

mobilitas penduduk non permanen. Perkembangan mobilitas di Kota

Binjai menunjukkan bahwa migrasi masuk lebih besar dibanding

migrasi keluar. Pada tahuhn 2010 migrasi masuk 11.170 dan migrasi

keluarnya 10.113 orang, sehingga migrasi netto nya 957 orang.

Demikian juga pada tahun 2015 migrasi masuk sebanyak 11.986 orang

dan migrasi keluar 10.959 orang dan migrasi netto nya 1.027 atau

0,39% dari jumlah penduduk tahun 2015.

Page 52: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

46

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Gambar: 3.13. Proyeksi Persentase Migrasi Netto Kota Binjai

tahun 2015- 2040.

0.388 0.390

0.393

0.398

0.404

0.409

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Selanjutnya untuk melihat perkembangan angka kumulatif mobilitas

penduduk terhadap pola pertumbuhan penduduk kedepan yang

kaitannya dengan kontribusi migrasi masuk maupun migrasi keluar,

sangat perlu di gambarkan dalam proyeksikan tren perkembangannya.

Dengan adanya tren peningkatan angka perkembangan migrasi di Kota

Binjai mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2040, tentunya

bahwa Kota binjai merupakan wilayah yang masuk dalam kawasan

pembangunan Medan Binjai dan Deli Serdang akan menjadi wilayah

alternatif pemukiman dan sekaligus menjadi wilayah penyumbang

migrasi komuter bagi wilayah sekitarnya.

Gambar 3.14 Proyeksi Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar

Penduduk Kota Binjai Tahun 2015 – 2040

1,027 1,089 1,144 1,191 1,230 1,260

11,986 12,712 13,349 13,905 14,362 14,707

10,959 11,622 12,205 12,714 13,132 13,447

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Migrasi Netto Antar Kab/Kota - Migrasi Masuk - Migrasi Keluar

Page 53: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

47

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

3.4 Pembangunan Keluarga

Pembangunan keluarga ditujukan agar Terwujudya keluarga Indonesia

yang berkualitas berdasarkan perkawinan yang sah dan bertakwa

kepada Tuhan YME yang meliputi: Keluarga yang bertakwa kepada

Tuhan YME, yaitu keluarga berdasarkan pernikahan yang sah menurut

hukum negara dan agama, Keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri,

dan harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dengan

jumlah anak ideal (dua), Keluarga yang berketahanan sosial, keluarga

yang memiliki perencanaan sumber daya keluarga, keluarga

berwawasan nasional, yang mampu mengembangkan kepribadian dan

budaya bangsa Indonesia, Keluarga yang berkontribusi kepada

masyarakat yang mampu berperan serta dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan dan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya

serta keluarga. Hal ini tertuang dalam konsep pembangunan keluarga

dalam upaya untuk dapat mewujudkan keluarga sejahtera harus

mampu menjalankan 8 fungsi keluarga. Delapan fungsi keluarga

menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN )

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Agama, Benar adanya apabila agama itu menjadi pedoman

untuk bertindak baik. Hal itu tidak bisa dilepaskan jadi keluarga.

Agama akan mengajarkan tentang membimbing dan mengajarkan,

untuk menciptkan harmonis dalam keluarga.

2. Fungsi sosial budaya, menanamkan pada anggota keluarga sesuatu

yang baik dengan mengajarkan pola tingkah laku serta nilai dan

norma yang berlaku dalam masyarakat.

3. Fungsi cinta dan kasih sayang Bukan rahasia lagi bahwa pondasi

membangun keluarga atas dasar cinta dan kasih sayang. Cinta yang

begitu besar akan terlihat dalam keluarga. Rasa empati, dan juga

ingin membahagiakan keluarga jelas akan muncul disela-sela

kebersamaan.

4. Fungsi Perlindungan, Keluarga yang harmonis akan menciptakan

rasa yang aman di dalam keluarga. Rasa aman itu akan timbul

dengan sendirinya. Kebiasaan yang diciptakan keluarga, secara tidak

langsung akan membuat kita terbiasa dan nyaman berada di zona

itu.

5. Fungsi Reproduksi, Sebagaimana kodrat manusia, ialah menyukai

lawan jenis. Dan apabila sudah saling menyukai maka tinggal

Page 54: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

48

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

melanjutkan ke jenjang yang serius yakni pernikahan untuk

membuat keluarga.

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Sebagai makhluk sosial, tentu

kita wajib bersosialisasi. Sebagai keluarga, tentu kita memiliki

tetangga. Akrab dengan tetangga juga akan menambah keharmonisan

suatu keluarga. Fungsi lainnya ialah fungsi pendidikan

7. Fungsi ekonomi, Pembagian tugas ini seperti ayah yang mencari

nafkah dan ibu yang mengurus rumah tangga rumah. Semuanya

berkaitan dengan yang namanya ekonomi. Ibu mengatur keuangan

dirumah. Apabila tidak efiensi dalam mengurus kebutuhan rumah

juga akan menimbulkan ketidak harmonisan.

8. Fungsi lingkungan, agar keluarga mampu mengajarkan bagaimana

hidup di lingkungan yang aman, bersih dan sehat. Menjelaskan

bagaimana dampak apabila kita tidak menjaga lingkungan.

Sebagian keluarga di Kota Binjai dalam kondisi sangat rentan

(kemampuan keluarga melaksanakan fungsinya menjadi lemah)

terhadap kecepatan kemajuan dan perubahan perkembangan global

baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sehingga dampaknya

banyak terjadi berbagai tindakan dan kondisi yang melemahkan

penduduk sebagai sumber daya manusia yang mampu bersaing

ditengah penduduk dunia. Dari aspek pembangunan keluarga akan

mempunyai dampak terhadap kelangsungan ketahanan keluarganya,

hal ini terlihat salah satunya dari aspek angka perceraian yang terus

meningkat, Dari tahun 2011 jumlah kasus perceraian ada sebanyak

215 kasi dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 324 kasus

perceraian atau 33,6%. Data kasus perceraian dapat diperlihatkan

sebagai berikut :

Tabel : 3.23. Banyaknya Nikah, Talak, dan Cerai di Kota Binjai, 2015

Tahun Nikah Talak Cerai

(1) (2) (3) (4)

2011 2.480 72 215

2012 2.554 84 253

2013 2.526 85 266

2014 2.399 79 324

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2016

Page 55: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

49

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Demikian juga untuk aspek ekonomi keluarga, masih terjadi kondisi

jumlah keluarga pra sejahtera yang masih cukup banyak sekitar

11,6 % dari total jumlah keluarga, hal ini dapat dilihat dari tabel :

Tabel : 3.24. Jumlah Keluarga Pra-S dan KS-1 Kota Binjai

Tahun Jumlah Keluarga

Pra-S & KS-1 Jumlah Keluarga %

2016

7.338 63.384 11,6

Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2016

Sadangkan angka kemiskinan perkembangannya masih sangat

menghawatirkan dimana pada tahun 2010 ada 7,33% dan mengalami

penurunan menjadi 6,38% pada tahun 2014, namun pada tahun 2015

justru naik lagi menjadi 7,03% . Angka perkembangan penduduk

miskin di Kota Binjai dapat dilihat melalui grafik berikut:

Gambar 3.15 Perkembangan Persentase Jumlah Penduduk Miskin Kota Binjai, 2015

Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2016

Disamping itu terdapat keluarga yang termasuk penyandang masalah

sosial mulai dari anak terlantar, lansia terlantar, kekerasan dalam

rumah tangga, anak jalanan, ketergantungan narkoba, HIV/Aids,

eksploitasi anak, pekerja anak, penduduk berkebutuhan khusus dan

lain sebagainya yang jumlahnya masih cukup banyak.

Page 56: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

50

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel : 3.25. Balita, Anak terlantar, dan Anak jalanan,

Kota Binjai

Balita

Terlantar Anak Terlantar Anak Jalanan

Tahun

2016

62 1.761 145

Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2017

Oleh sebab itu pembangunan keluarga menjadi sangat penting sebagai

institusi atau unit terkecil tempat penduduk bersosialisasi yang harus

dijadikan parameter dan sasaran pembangunan kependudukan dan

sebagai indikator keberhasilannya adalah seberapa besar tingkat

kemampuan keluarga dapat melaksanakan fungsinya.

3.4.1 Proyeksi Indikator Pembangunan Keluarga Di Kota Binjai Tahun

2015-2040

Pembangunan keluarga sebagai upaya mewujudkan keluarga berkualitas

yang hidup dalam lingkungan yang sehat sekaligus untuk meningkatkan

kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram, dan harapan

masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan

kebahagiaan batin.Secara spesifik pembangunan keluarga dapat

meningkatkan terbangunnya Ketahanan Keluarga mulai dari Balita dan

Anak dalam mencapai memenuhi Hak Tumbuh Kembang Anak.

terbangunnya Ketahanan Keluarga Remaja dalam menyiapkan

Kehidupan Berkeluarga, meningkatnya kualitas Lansia dan

Pemberdayaan Keluarga Rentan sehingga mampu berperan dalam

Kehidupan Keluarga dan terwujudnya Pemberdayaan Ekonomi

Keluarga untuk meningkatkan Kesejahteraan Keluarga. Faktor utama

dalam meningkatkan kualitas dan keluarga yang sejahtera tentunya

bagaimana semua keluarga yang ada diwilayah pemerintahan

terpenuhinya kebutuhan dasar (basic need) kehidupan. Dengan kata lain

pembangunan harus memberi dampak dapat mengurangi dan

menurunkan angka penduduk miskin maupun keluarga pra sejahtera

setidaknnya dapat menurunkan angka ketidakmampuan para keluarga

untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat

berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan

Page 57: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

51

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

juga oleh kelangkaan dan minimnya sarana dan prasarana kebutuhan

dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan, ekonomi dan

pekerjaan

Dengan adanya angka proyeksi indikator pembangunan keluarga

diharapkan dapat memberikan masukan ke depan dalam rangka

mencapai keluarga berkualitas yang sejahtera dan bahagia. Tren

perkembangan indikator pembangunan keluarga di kota Binjai dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2040 sebagai berikut :

Gambar 3.16 Proyeksi Persentase Jumlah Penduduk Miskin,

Keluarga Pra Sejahtera dan Perceraian

Di Kota Binjai Tahun 2015-2040

3.5. Pembangunan Manajemen Data Base Kependudukan

Dalam pembangunan Kependudukan, Administrasi Kependudukan

sebagai suatu sistem merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Administrasi Pemerintahan dan Administrasi Negara dalam rangka

pemberian perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk, melalui

pelayanan publik dalam bentuk dokumen kependudukan (Kartu Tanda

Penduduk, Kartu Keluarga dan dokumen Akte-akte Catatan Sipil).

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang

Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan secara

Nasional dalam menyediakan Data Penduduk (Database

Kependudukan) yang terjamin akurasinya dan terkini, Pemerintah

mempunyai 3 (tiga) program strategis, yaitu :

1. Melaksanakan pemutakhiran Data Kependudukan

Page 58: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

52

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

2. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK)

3. Penerapan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik

Adapun tahapan pelaksanaan 3 (tiga) Program yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

a. Pemutakhiran Data Kependudukan

Dilaksanakan disemua Kecamatan dengan ketentuan sebagai

berikut :

Semua Kecamatan yang diprogramkan pemutakhiran data harus

selesai pada tahun 2020 akan dilakukan penerbitan dan

distribusi administrasi kependudukan kepada penduduk per

keluarga.

b. Penerbitan NIK

Dilaksanakan secara bertahap pada Tahun 2018 sampai dengan

Tahun 2020.

c. e-KTP di Kota Binjai dilakukan mengikuti jadwal yang dibuat oleh

pemerintah provinsi dan pusat yang target penyelesaiannya pada

akhir tahun 2020.

Adapun kendala-kendala dalam e-KTP sebagai berikut :

Peralatan e-KTP rusak.

Data tertahan di server kecamatan.

Kesalahan dalam pencetakan fisik e-KTP.

Data dasar (database kependudukan) adalah kumpulan berbagai jenis

data kependudukan yang tersimpan secara sistematik, terstruktur dan

saling berhubungan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras

dan jaringan komunikasi data untuk itu, diperlukan adanya penataan

Administrasi Kependudukan yang merupakan rangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui

Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil dan Pengelolaan Informasi

Administrasi Kependudukan.

Untuk mewujudkan database kependudukan yang akurat diperlukan 2

(dua) kegiatan yang paling mendasar yaitu:

1. Kegiatan pelayanan harian pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil termasuk e-KTP yang bertujuan agar semua

peristiwa kependudukan akibat LAMPID (Lahir, Meninggal,

Pindah dan Datang) tercatat dalam database kependudukan

Kabupaten/Kota. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan tanggung

Page 59: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

53

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

jawab dan kewajiban pemerintah melalui dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil dan para Camat dibawah koordinasi

Pemerintah Kota Binjai dan Provinsi.

2. Kegiatan konsolidasi dan pembersihan data ganda kependudukan

dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) online yang didukung dengan perekaman

sidik jari dan iris mata dalam perekaman e-KTP. Pelaksanaan

kegiatan ini merupakan tanggung jawab dan kewajiban Kementrian

Dalam Negeri melalui Direktorat Jendral Kependudukan dan

Pencatatan Sipil. Saat ini sedang dibangun sistem Administrasi

Kependudukan (SIAK) dalam kerangka Administrasi Kependudukan

yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut :

1. Sistem Pendaftaran Penduduk (Dafduk)

Pencatatan Biodata penduduk per keluarga

Pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan

Pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan

Pelaporan penduduk yang tidak dapat melapor sendiri.

2. Sistem Pencatatan Sipil (Capil)

Pencatatan Kelahiran

Pencatatan Lahir Mati

Pencatatan Perkawinan

Pencatatan Pembatalan Perkawinan

Pencatatan Perceraian

Pencatatan Pembatalan Perceraian

Pencatatan Kematian

Pencatatan pengangkatan, pengesahan dan pengakuan anak

Pencatatan perubahan nama dan perubahan status

kewarganegaraan

Pencatatan peristiwa penting.

Page 60: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

54

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 3.26. Rekapitulasi Kepemilikan Akte Kelahiran,

Kematian Perkawinan dan Perceraian Tahun 2013,

2014, dan 2015

NO Kecamatan

PENERBITAN AKTE

Kelahiran Kematian Perkawinan Perceraian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 2013 9.409 98 452 14

2 2014 8.741 134 521 10

3 2015 7.585 160 466 25

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, 2013

Adapun kendala yang menyebabkan masih rendahnya angka kepemilikan

administrasi kependudukan antara lain :

- Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya Akte tersebut sebagai bukti

legalitas administrasi kependudukan.

- Kurangnya sosialisasi tentang proses pengurusan administrasi kependudukan.

3.5.1. Proyeksi Realisasi Indikator Data Base Administrasi kependudukan

Di Kota Binjai Tahun 2015-2040

Administrasi kependudukan pada hakikatnya adalah tanggung jawab

pemerintah untuk memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap

status kependudukan setiap orang melalui pencatatan peristiwa

penting dan peristiwa kependudukan serta penerbitan

dokumen kependudukan.

Kementerian Dalam Negeri cq. Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, telah melakukan pendataan penduduk dengan

membangun database penduduk yang sistematik, terstruktur dan saling

berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras

dan jaringan komunikasi data. Untuk mendukung pendataan penduduk

tersebut telah disahkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang

Administrasi Kependudukan.

Kedepannya menjadi sangat penting ada sasaran cakupan yang harus

menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sistem data base

Page 61: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

55

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

kependudukan, grand design memproyeksikan indikator capaian yang

harus terealisasi sampai tahun 2040 sebagai berikut :

Tabel 3.27. Proyeksi Realisasi indikator Data Base Administrasi Kependudukan Di Kota Binjai tahun 2015-2040

NO REALISASI ADM

PENDUDUK 2019 2020 2025 2030 2035 2040

1 AKTE LAHIR 36,14 46,91 57,68 68,46 79,23 90,00

2 AKTE KAWIN 68,00 70,40 72,80 75,20 77,60 80,00

3 E- KTP 70,02 73,02 76,01 79,01 82,00 85,00

4 KARTU KELUARGA 88,82 90,06 91,29 92,53 93,76 95,00

Page 62: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

56

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

BAB IV

KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG

Semua indikator kuantitas penduduk, kualitas penduduk, pembangunan

keluarga, mobilitas penduduk dan juga pembangunan data base

memperlihatkan masih adanya berbagai kondisi yang dihadapkan pada

persoalan-persoalan untuk memeratakan hasil – hasil pembangunan.

Untuk itu perlu dibahas secara singkat mengenai kekuatan, kendala,

tantangan, dan peluang dalam upaya pembangunan kependudukan di Kota

Binjai.

4.1 Kekuatan

Dalam menentukan kebijakan Pembangunan Kependudukan di Kota

Binjai saat ini telah memiliki kekuatan antara lain ;

1. Dalam aspek kuantitas penduduk, angka kelahiran (Total Fertility

Rate/TFR) menunjukkan tren penurunan dari sekitar 2,42 anak

pada tahun 2010 menjadi 2,24 anak pada tahun 2015. Serta

memiliki penduduk struktur umur usia produktif (15-64 Thn)

sebesar 180.123 jiwa dan penduduk non produktif sebanyak 73.892

jiwa sehingga angka beban ketergantungan (depedencyratio) nya

sebesar 47. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif hanya

menanggung sekitar 47 penduduk. Disamping itu terjadi

peningkatan usia kawin pertama dari 19,4 tahun menjadi 22,1 tahun

pada tahun 2011 sekitar 21,51 tahun meningkat pada tahun 2015

menjadi umur 21,95 tahun.

2. Dari segi kualitas Penduduk tingkat Indek Pembangunan Manusia

(IPM) penduduk Kota Binjai Tahun 2015 menjadi 73,81 % naik dari

70,5 pada tahun 2010, dengan rata-rata lama bersekolah 10,8

tahun, angka kematian bayi Tahun 2015 telah mencapai 16,31per

100.000 serta angka harapan hidup Tahun 2015 sudah 71,59 tahun,

demikian pula tingkat pendapatan perkapita penduduk Kota Binjai

yang semakin meningkat serta tingkat partisipasi kaum perempuan

dalam bidang perekonomian semakin tinggi partisipasinya.

Page 63: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

57

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

3. Mobilitas penduduk Kota Binjai baik permanen maupun

nonpermanen (sirkuler), frekuensinya meningkat dan semakin lama

semakin cepat, dipengaruhi oleh tersedianya prasarana transport

dan komunikasi yang memadai dan modern serta lebih dipengaruhi

oleh pengembangan perekonomian pada bidang industri dan

pengolahan serta jasa, kemudian terdapat migrasi in (masuk) yang

cukup banyak, berarti setiap tahunnya menerima penduduk usia

produktif yang akan menjadi modal sumber daya manusia yang

potensial.

4. Dalam aspek Pembangunan Keluarga di Kota Binjai telah memiliki

data mikro keluarga sehingga dapat diketahui jumlah keluarga yang

telah sejahtera dan yang belum sejahtera. Saat ini terdapat keluarga

yang sejahtera sebanyak 88,40 % yang semakin lama semakin

meningkat. Dengan adanya Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera

(PPKS) yang secara rutin beroperasional dalam bimbingan pra nikah,

tentunya akan meningkatkan ketahanan dan kesiapan keluarga

mempunyai kemampuan menyejahterakan keluarganya tersebut

menjadi potensi yang cukup besar dalam dalam mewujudkan

keluarga berkulitas.

5. Dari segi data base dan informasi kependudukan sudah memiliki

berbagai sumber data baik dari hasil Sensus Penduduk, SDKI,

Susenas, hasil pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara

rutin/reguler, serta hasil sensus, survei dan data statistik rutin

sektor lainnya.

6. Dalam aspek dukungan lainnya adanya dukungan politis dan

dukungan operasional dari semua pihak baik dari Pemerintah Kota

Binjai termasuk lembaga legislatif, telah memberikan perhatian,

dorongan dan dukungan yang sangat besar dalam pembangunan

kependudukan di Kota Binjai dengan dituangkannya kedalam

RPJPD, RPJMD. Serta adanya jaringan kelembagaan sampai tingkat

lini lapangan dan partisipasi masayarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kependudukan seperti PPKBD, Sub PPKBD serta

kader PKK, kader KB dan tenaga serta kader lainnya.

Page 64: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

58

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

4.2. Kendala

Walaupun penyelenggaraan Pembangunan Kependudukan di Kota Binjai

yang telah memberikan dampak positif tidak terlepas dari kendala yang

dihadapi antara lain :

1. Jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan yang masih cukup tinggi

di Kota Binjai dan distribusinya masih kurang merata meskipun telah

terjadi penurunan fertilitas yang cukup bermakna dari tahun

sebelumnya.

2. Dampak desentralisasi dan otonomi daerah terhadap perkembangan

Pembangunan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

Pembangunan Keluarga mengakibatkan kurangnya terjadi saling

bersinergi tentang Visi dan Misi diantara Pemangku Kebijakan

Pembangunan Kependudukan (Pengendalian Kuantitas,

Pengembangan Kualitas, Penataan Mobilitas, Pembangunan Keluarga

dan Data Base Penduduk) serta Pemangku Kebijakan Pembangunan

lainnya.

3. Terjadinya pengalihan tugas tenaga lapangan program Kependudukan

dan KB serta jumlah yang berkurang mengakibatkan berkurangnya

kinerja program di lapangan.

4. Dalam Aspek Kualitas penduduk kendala/kelemahan yang masih

terjadi kasus gizi buruk dan gizi kurang, masih terdapat penduduk

usia13-16 tahun yang tidak bersekolah di tingkat SLTA. Dalam bidang

kesejahteraan masih terdapat penduduk miskin walaupun setiap

tahun terjadi penurunan.

5. Dalam aspek mobiltas penduduk masih terdapat berbagai

kendala/kelemahan, antara lain menjadi daerah yang angka migrasi

innya tinggi, artinya kemungkinan akan terjadi dampak dari

masuknya penduduk luar menjadi timbulnya masalah ekonomi, sosial

dan budaya.

6. Dari segi pembangunan keluarga masih terdapat keluarga yang

berada pada tahap keluarga pra sejahtera yakni keluarga yang belum

memiliki kemampuan dan ketahanan dalam memenuhi kebutuhan

dasar keluarga baik dari segi sandang, pangan, papan maupun

kebutuhan lainnya seperti pendidikan dan kesehatan, serta

Page 65: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

59

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

terjadinya kasus perceraian yang setiap tahunnya meningkat serta

masih terjadinya kasus anak yang menjadi korban kekerasan yang

masih tinggi.

7. Dalam bidang data base dan informasi kependudukan masih belum

adanya suatu sistem manajemen pengelolaan data dan informasi

kependudukan terintegrasi, akurat, dipercaya dan mudah diakses.

4.3. Tantangan

Disamping kekuatan dan kendala yang dihadapi, Pembangunan

Kependudukan di Kota Binjai, masih menghadapi berbagai tantangan,

antara lain :

1. Dalam aspek kuantitas, adanya dampak perkembangan pertumbuhan

penduduk yang tinggi di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan

Kabupaten Langkat dapat mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan penduduk Kota Binjai terutama di kecamatan yang

berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.

2. Dalam bidang kualitas, dengan angka beban keetergantungan yang

semakin membaik serta besarnya jumlah angkatan kerja , menjadikan

tingginya tingkat persaingan tenaga kerja yang mampu meningkatkan

SDM pada tingkat nasional maupun global.

3. Pada aspek penataan persebaran dan mobilitas, tantangan yang

dihadapi adalah masih adanya penduduk yang masuk (Migrasi In).

4. Tantangan yang dihadapi dari segi pembangunan keluarga, adalah

kecepatan perkembangan dan kemajuan global yang akan

menimbulkan semakin rentan untuk memenuhi kebutuhan dan

menjalankan fungsi keluarganya.

5. Dari aspek pelayanan pembangunan kependudukan dalam era

demokratisasi dan tuntutan hak asasi di satu sisi, serta di sisi lain

krisis ekonomi yang berkepanjangan yang mempengaruhi daya beli

masyarakat dan dukungan pemerintah yang masih terbatas.

6. Terbatasnya jumlah tenaga Penyelenggara Pembangunan

kependudukan baik dalam aspek pengendalian kuantitas penduduk

(tenaga lapangan KB, kader KB ), aspek kualitas penduduk (tenaga

Page 66: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

60

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

medis, guru), tenaga lainnya seperti tenaga pencacah administrasi

penduduk dan sebagainya untuk mengatasi masalah tersebut masih

sangat tergantung pada pemerintah pusat dan provinsi.

7. Seiring dengan berkembangnya pengaruh globalisasi dan informasi

dewasa ini, serta tumbuhnya nilai-nilai baru dalam pelaksanaan

demokrasi dan penegakan hak-hak azasi manusia, menimbulkan pula

tantangan baru dalam upaya memberikan pelayanan yang harus

semakin berkualitas, dan meningkatkan perhatian terhadap

pemenuhan dan hak-hak penduduk, serta semakin derasnya arus

informasi dan globalisasi akan berdampak pula terhadap masuknya

nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa,

yang akan mengancam ketahanan keluarga.

4.4. Peluang

Dalam melaksanakan pembangunan kependudukan, banyak peluang -

peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain :

1. Adanya Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Maka Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diberi

mandat untuk melaksanakan pengendalian penduduk, Keluarga

Berencana dan Pembangunan Keluarga secara nasional.

2. Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah yang mengatur Pembagian Urusan Pemerintah antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah

Kabupaten/kota memperjelas pembagian kewenangan pengelolaan

Program dalam bidang pengendalian penduduk dan pembangunan

keluarga dalam rangka pembangunan berwawasan kependudukan di

tingkat pusat, provinsi dan Kabupaten/kota, serta Peraturan dan

Perundang undangan lainnya yang mendukung terselenggaranya

pembangunan kependudukan di Kota Binjai.

3. Komitmen Pemerintah yang semakin tinggi terhadap pembangunan

Kependudukan menjadi bagian dari Prioritas nasional maupun daerah

dalam RPJPN dan RPJMN, RPJMD Provinsi, RPJPD Kota Binjai.

4. Perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang mendukung upaya

mewujudkan keluarga kecil berkualitas, serta menekankan kembali

Page 67: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

61

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

peran dan fungsi keluarga dalam upaya meningkatkan kualitas

penduduk dan keluarga melalui peningkatan pendidikan,

pengetahuan, status kesehatan, serta pendapatan keluarga. Sikap dan

perilaku yang kondusif masyarakat ini memberikan peluang bagi

upaya-upaya pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakan

keluarga dan meningkatkan kesejahteraannya, terutama dalam

memberikan peran dan kedudukan perempuan sebagai mitra sejajar

kaum pria dalam segala aspek kehidupan, baik sosial, politik, ekonomi

maupun budaya.

5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

pengembangan dalam memberikan peluang bagi upaya-upaya

peningkatan efektifitas dan efisiensi serta mutu pelayanan

pembangunan kependudukan. Selain itu perkembangan teknologi

informasi juga memberikan peluang mempermudah penyediaan dan

akses data base dan informasi, pengembangan jaringan informasi dan

komunikasi serta pemanfaatannya, termasuk penyediaan data mikro

keluarga bersekala nasional. Disamping itu, pengembangan teknologi

tepat guna yang mampu menyediakan perangkat yang dibutuhkan

bagi pembangunan berwawasan kependudukan.

6. Meningkatnya dukungan dan partisipasi para mitra kerja dalam

mendukung penyelenggaraan pembangunan kependudukan serta

sumbangan pemikiran dan kajian ilmiah dari Universitas/Perguruan

Negeri maupun swasta para Tokoh Lintas Agama dan para

Stakeholders lainnya.

7. Keberadaan pusat pelatihan dan penelitian berbagai program dalam

Pembangunan Kependudukan. Dukungan komitmen Internasional,

yaitu adanya dan disetujuinya oleh Pemerintah Indonesia berbagai

komitmen dan kesepakatan internasional.

8. Sudah masuknya Kota Binjai dalam era peluang bonus demografi

(peduduk usia produktif 15-64 tahun jumlahnya semakin besar)

dengan depedency ratio sebesar 47, yang diproyeksikan akan

berlangsung sampai dengan tahun 2040.

9. Peluang dalam mewujudkan penambahan kawasan - kawasan ekonomi

baru.

Page 68: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

62

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

BAB V

ISU STRATEGIS DAN ROADMAP KONDISI KEPENDUDUKAN

YANG DIINGINKAN

Kuantitas dan kualitas penduduk menjadi modal utama dalam menjamin dan

mempercepat proses terwujudnya tujuan pembangunan. Pembangunan

kependudukan dirasakan merupakan suatu hal yang sangat penting

terutama menyangkut karakteristiknya seperti pertumbuhan, kepadatan,

penyebaran, kematian dan kelahiran.

Pengetahuan tentang keadaan kependudukan sangat mempengaruhi

kebijakan yang akan ditempuh dalam berbagai bidang seperti

pendidikan, kesejahteraan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Hal ini sekaligus

menunjukkan bahwa masalah pembangunan tidak dapat terlepas dari

masalah kependudukan. Oleh karena itu strategi kebijakan pembangunan

harus berprinsip kepada integrasi kebijakan pembangunan kependudukan.

Prinsip mengenai integrasi kebijakan kependudukan ke dalam kebijakan

pembangunan harus menjadi prioritas, karena hanya dengan menerapkan

prinsip tersebut pembangunan kependudukan akan berhasil. Untuk itu

strategi pertama yang harus dilakukan adalah melakukan population

mainstreaming. Semua kebijakan pembangunan harus dilakukan dengan

mendasarkan pada prinsip people centered development untuk mencapai

pembangunan yang berwawasan kependudukan. Pelaksanannya harus

mendasarkan pada pendekatan hak asasi. Untuk itu langkah pertama adalah

melakukan capacity building untuk seluruh pemangku kepentingan, baik di

provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai ketingkat kecamatan, desa dan

kelurahan.

Langkah berikutnya adalah melakukan integrasi kebijakan kependudukan

dengan kebijakan pembangunan sejak tahap perumusan, implementasi

sampai dengan evaluasi dan monitoring. Dengan memerhatikan bahwa kondisi

dari semua aspek di kecamatan-kecamatan tidak homogen, maka disparitas

yang terjadi antar kecamatan, harus menjadi pertimbangan utama dalam

merumuskan strategi. Strategi yang dirumuskan tidak harus bersifat tunggal,

tetapi disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan di setiap daerah. Oleh

Page 69: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

63

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

karena itu, dalam menyusun strategi diperlukan mekanisme yang saling

melengkapi antara bottom-up dan top-down.

Demikian juga dengan keadaan di Kota Binjai hasil sensus penduduk 2010

menunjukkan bahwa jumlah penduduk mencapai 246.154 jiwa menjadi

264.687 jiwa pada tahun 2015 dengan jumlah perempuan lebih banyak yakni

sebanyak 132.490 jiwa sedangkan laki-laki hanya 132.197 jiwa. Berdasarkan

kewilayahan, daerah yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan

Binjai Kota, yaitu 7.078 jiwa per km², kecamatan Binjai Barat 4.384 jiwa per

km², sedangkan paling sedikit penduduknya adalah kecamatan Binjai Selatan

dengan 1.785 jiwa perkm2.

Keadaan tersebut mengisyaratkan bahwa jumlah penduduk menurut

kecamatan ternyata masih menunjukkan jumlah yang beragam. Tentunya hal

ini disebabkan oleh peranan faktor kelahiran, kematian dan migrasi yang

memang berbeda-beda di setiap kecamatan. Peranan ketiga faktor tersebut

tentunya juga terkait dengan kebijakan dan program-program yang dilakukan

oleh pemerintah Kota Binjai yang telah dijalankan sebagai komitmennya

dalam keupayaan pengendalian kependudukan. Dengan bertambahnya jumlah

penduduk, secara otomatis akan menjadi beban pemerintah dalam

menyediakan anggaran untuk kesehatan, pendidikan, pangan, sandang,

papan dan lainnya yang dapat terkait dengan kebutuhan rakyat. Jumlah

penduduk yang besar dapat menjadi potensi penggerak ekonomi yang kuat

jika penduduknya berkualitas, namun jumlah penduduk yang besar akan

menjadi beban pembangunan jika tidak berkualitas.

Mengacu kepada kenyataan tersebut, maka isu-isu strategis kependudukan di

Kota Binjai ke depan adalah menyangkut :

1. TFR 2,08 anak diperkirakan tercapai pada tahun 2020 diperkirakan

menurun menjadi 1,85 anak dan kondisi ini akan dipertahankan terus.

Untuk mencegah dampak negatif terhadap tujuan pengendalian penduduk

yang tumbuh seimbang.

2. Bonus demografi sedang terjadi di Kota Binjai dan diperkirakan akan

selesai selama kurun waktu 25 tahun ke depan atau sebelum tahun 2045

denganjumlahpenduduk usia angkatan kerja yang banyak, dapat menjadi

potensi memajukan Kota Binjai, tetapi juga dapat menjadi bumerang

apabila kualitas sumber daya manusia usia produktif itu rendah.

Page 70: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

64

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

3. Menghadapi jumlah penduduk Lansia yang semakin banyak, agar tidak

menjadi beban pembangunan

4. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan serta peningkatan mutu,

relevansi dan daya saing serta peningkatan manajemen pendidikan

5. Angka kematian bayi dan anak serta kematian maternal, kematian akibat

penyakit infeksi, penyakit kronis dan degeneratif serta Gizi kurang/buruk

dan berat badan bayi lahir.(Data dilengkapi)

6. Program KB yang memberikan kontribusi terhadap penurunan angka

kematian Ibu melahirkan

7. Ketersediaan Tenaga kerja dalam memenuhi tuntutan tenaga kerja yang

berkualitas khususnya dalam sektor ekonomi yang cepat

pertumbuhannya.(Data ditambahkan)

8. Laju pertumbuhan ekonomi membutuhkan investasi yang besar,

sedangkan kemampuan investasi pemerintah terbatas sehingga untuk

memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan peningkatan investasi dari

masyarakat dan dunia usaha.

9. Penataan persebaran penduduk dan penataan mobilitas penduduk non

permanent serta urbanisasi. (Data ditambah)

10.Membangun keluarga Kota Binjai yang berkualitas, terhindar dari

kerentanan dalam menghadapi berbagai kondisi lingkungan

11.Database kependudukan yang memiliki akurasi dan tingkat kepercayaan

yang tinggi serta dikelola dalam suatu system yang terintegrative, mudah

diakses

Tuntutan atas kebutuhan dasar seperti diatas maka diperlukan perumusan

“Grand Design Pembangunan Kependudukan” yang di desain untuk menjadi

acuan pembangunan kependudukan meliputi pengendalian kuantitas

penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penataan persebaran dan

pengaturan mobilitas penduduk, pembangunan keluarga, dan pembangunan

database kependudukan. Grand Design Pembangunan Kependudukan sangat

diperlukan untuk menghindari terjadinya ledakan penduduk dan masalah

kependudukan lainnya. Grand Design Pembangunan Kependudukan ini

Page 71: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

65

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

mencakup besaran-besaran yang harus diperhatikan dalam upaya untuk

mengatasi masalah kependudukan. Secara operasional, untuk setiap periode

atau tahapan 5 (lima) tahunan perlu disusun semacam peta jalan (road-map)

yang mencakup tentang tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan

kegiatan yang perlu dilakukan dalam upaya pelaksanaan pembangunan

kependudukan ke depan. Road-map ini diharapkan berfungsi sebagai acuan

setiap sektor serta pemerintah daerah dalam penyusunan langkah-langkah

kegiatan dalam mendukung upaya pembangunan kependudukan.

Road-map Grand Design Pembangunan Kependudukan ini mencakup kurun

waktu 2015 sampai dengan 2040 dengan periode lima tahunan. Road-map

dibuat untuk mengetahui sejauh mana sasaran-sasaran pembangunan

kependudukan telah dapat dicapai, baik yang mencakup pengendalian

kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penataan persebaran

dan pengaturan mobilitas penduduk, pembangunan keluarga, dan

pembangunan database kependudukan.Secara garis besar, tujuan road-map,

sasaran lima tahunan serta keterkaitan Grand Design dengan road-map tersaji

pada uraian berikut.

5.1 Road-map Pengendalian Kuantitas Penduduk yang Diinginkan dan

Pokok-Pokok Pembangunan

Dalam jangka panjang, kondisi kependudukan yang diinginkan adalah

tercapainya penduduk stabil dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

Untuk mencapai kondisi ini jumlah bayi yang lahir diharapkan sama

(seimbang) dengan jumlah kematian sehingga penduduk menjadi

stasioner. Indikator pencapaian penduduk tumbuh seimbang (PTS),

adalah angka kelahiran total (TFR) sama dengan 2,0 per perempuan atau

Net Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih=NRR) sebesar 1 per

perempuan. Dalam Grand Design ini TFR 2,1 diperkirakan tercapai pada

tahun 2020. Selanjutnya TFR diperkirakan menurun menjadi 2 dan NRR

menjadi 1 tahun 2023. Kondisi ini akan dipertahankan terus sampai

dengan tahun 2040 dan bahkan untuk kondisi yang tak terbatas

waktunya.

Patut dicermati bahwa TFR dan NRR tidak dimaksudkan untuk terus

menurun sampai dibawah 1,85 dan 0,89, karena kalau itu terjadi maka

pada jangka panjang penduduk Indonesia bisa mengalami penurunan

seperti fenomena yang terjadi di negara-negara maju yang TFR nya telah

Page 72: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

66

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

di bawah 1,5 per wanita dan bahkan ada yang di bawah 1 per wanita.

Penduduk yang terus menurun akibat fertilitas yang sangat rendah akan

mengakibatkan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) akan sangat besar

sehingga akan menyebabkan masalah tersendiri yang tidak kalah

peliknya.

Tidak kalah pentingnya adalah bahwa bonus demografi telah terjadi di

Kota Binjai dan akan selesai selama kurun waktu 10 tahun ke depan

atau pada tahun 2025. Bonus “ledakan” kaum muda dan angkatan kerja

produktif ini sangat krusial jika SDM yang tumbuh tidak berkualitas.

Bonus demografi terjadi saat mayoritas penduduk Kota Binjai adalah usia

angkatan kerja. Penduduk yang berada di usia angkatan kerja tersebut

dapat menjadi potensi bagi Kota Binjai menjadi kota yang maju, tetapi

juga dapat menjadi bumerang apabila kualitas sumber daya manusia usia

produktif itu rendah.

Modal untuk pembangunan adalah kualitas SDM. Salah satu tanda

bonus demografi adalah angka ketergantungan di bawah 50 persen,

artinya satu orang penduduk nonproduktif ditanggung oleh 1-2 orang

penduduk usia produktif. Berdasarkan kelompok umur, penduduk dapat

dibedakan atas tiga kategori, yaitu muda (0-14 tahun), menengah (15-64

tahun), dan tua (65 tahun keatas). Pengelompokan penduduk yang terkait

dengan kemampuan berproduksi secara ekonomi dapat diklasifikasikan

menjadi penduduk nonproduktif dan penduduk usia produktif.

Penduduk non produktif terdiri dari penduduk yang berumur 0-14 tahun

dan penduduk yang berumur 65 tahun. Kelompok penduduk usia

produktif adalah penduduk yang berumur 15-64 tahun. Angka beban

ketergantungan Kota Binjai sebesar 47 persen, yang artinya setiap 100

penduduk usia produktif menanggung sekitar 47 penduduk non

produktif. Hasil sensus dan proyeksi menunjukkan tren yang semakin

menurun yang berarti beban penduduk usia produktif semakin kecil

sehingga diharapkan tingkat kesejahteraan penduduk mengalami

peningkatan.

Keberhasilan pembangunan kependudukan dalam rangka menurunkan

angka fertilitas dan peningkatan usia harapan hidup selama ini telah

menghasilkan transisi demografi. Transisi demografi tersebut ditandai

dengan menurunnya angka kelahiran dan angka kematian dan disertai

Page 73: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

67

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

peningkatan angka harapan hidup. Hal tersebut telah mengubah struktur

umur penduduk yakni menurunnya proporsi penduduk usia di bawah

lima belas tahun yang diikuti dengan meningkatnya proporsi penduduk

usia produkstif (15-64 tahun) dan meningkatnya proporsi penduduk usia

tua (65 tahun ke atas) secara perlahan. Selanjutnya, kondisi tersebut

menyebabkan angka ketergantungan menurun yang disebut dengan

bonus demografi. Bonus demografi ini merupakan jendela peluang

(windows of opportunity) yang menjadi landasan untuk memicu

pertumbuhan ekonomi. Bonus demografi atau jendela peluang tersebut

telah terjadi dan hanya sekali saja dalam sejarah dan waktunya yang

sangat pendek, yaitu sekitar lima atau sepuluh tahun.

Oleh karena itu, saat ini adalah momentum yang harus dijadikan periode

investasi besar-besaran dibidang sumber daya manusia, khususnya

dibidang pendidikan. Agar tidak kehilangan momentum tersebut harus

dipastikan agar generasi muda memiliki kompetensi dan menjadi insan

yang produktif.

Dalam mewujudkan SDM tangguh dan berkualitas untuk menikmati

bonus demografi, peran serta pemerintah Kota Binjai sangat penting dan

relevan untuk bersinergi dan bekerjasama dengan pihak lain dalam

rangka mengembangkan SDM melalui penyediaan akses pendidikan dan

keterampilan yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik dan strategis

pembangunan di daerah.

Gambar : 5.1 Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut

Indikator dan Parameter Pengendalian Kuantitas

Penduduk Kota Binjai 2015-2040

ROADMAP 2015-2020

ROADMAP

2021-2025

ROADMAP

2026-2030

ROADMAP

2031-2035

ROADMAP

2036 - 2040

Terkendalin

ya jumlah

dan laju

pertumbuha

n penduduk

Tercapainy

a kondisi

penduduk

tumbuh

seimbang

(PTS)

Bertahan

nya kondisi

penduduk

tumbuh

seimbang

(PTS)

Tercapainya

kondisi

penduduk

tumbuh

seimbang

sebagai

prasyarat

penduduk

tanpa

pertumbuha

n (PTP)

Tercapainy

a kondisi

penduduk

tanpa

pertumbuh

an PTP)

Page 74: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

68

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 5.1. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut

Indikator dan Parameter Pengendalian Kuantitas

Penduduk Kota Binjai 2015 - 2040

Sumber : Tim Penyusun GDPK Kota Binjai

Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui pengaturan dua

komponen utama kependudukan, yaitu pengaturan fertilitas dan

penurunan mortalitas. Pengaturan fertilitas dilakukan melalui program

KB yang mengatur :

1) usia ideal perkawinan

2) usia ideal melahirkan

3) jarak ideal melahirkan

4) jumlah ideal anak yang dilahirkan.

Kebijakan pengaturan fertilitas melalui program KB pada hakikatnya

dilaksanakan untuk membantu pasangan suami istri mengambil

keputusan dan memenuhi hak-hak reproduksi yang berkaitan dengan hal

berikut :

(1) Pengaturan kehamilan yang diinginkan

(2) penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu

(3) peningkatan akses dan kualitas pelayanan

(4) peningkatan kesertaan KB pria

(5) promosi pemanfaatan air susu ibu.

Pengaturan fertilitas melalui program-program Keluarga Berencana juga

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Indikator/

Parameter

Periode Roadmap 2015-2040

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Laju Pertubuhan

Penduduk(%) 1.22 1,05 0,80 0,56 0,36 0,22

Total Fertlity Rate (Rata-rata wanita punya

anak)

2,24 2,08 1,93 1,85 1,85 1,85

Ontraception Prevalance Rate (Persentase Kesertaan KB)

50,01 56,00 75,00 75,00 75,00 75,00

Usia Kawin Pertama bagi

Wanita 21,95 22,19 22,39 22, 62 22,80 23,00

Page 75: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

69

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

(1) Pengintegrasian program pengendalian kuantitas dengan sektor

pembangunan lainnya

(2) Peningkatan akses dan kualitas KIE serta pelayanan kontrasepsi di

semua segmentasi sasaran wilayah

(3) Penyelenggaraan pelayanan KB harus berlandaskan Hak Asasi

Manusia

(4) Pelayanan kontrasepsi dilakukan sesuai dengan norma agama,

budaya, etika, dan hak-hak reproduksi

(5) Pendistribusian alat kontrasepsi bagi seluruh Pasangan Usia Subur

yang penyediaannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat

Selanjutnya, penurunan angka kematian bertujuan untuk mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas pada seluruh dimensinya.

Penurunan angka kematian ini diprioritaskan pada upaya (1) penurunan

angka kematian ibu hamil, (2) penurunan angka kematian ibu

melahirkan, (3) penurunan angka kematian pasca melahirkan, serta (4)

penurunan angka kematian bayi dan anak.

Upaya penurunan angka kematian diselenggarakan oleh pemerintah Kota

Binjai dan masyarakat melalui upaya-upaya proaktif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif sesuai peraturan perundang-undangan dan norma

agama. Di samping itu, upaya penurunan angka kematian difokuskan

pada (1) kesamaan hak reproduksi pasangan suami istri (pasutri), (2)

keseimbangan akses, kualitas KIE, dan pelayanan, (3) pencegahan dan

pengurangan risiko kesakitan dan kematian, serta (4) partisipasi aktif

keluarga dan masyarakat.

Untuk mencapai tahap yang diinginkan, maka strategi pengendalian

kuantitas penduduk perlu dilakukan adalah dengan mencapai

pertumbuhan penduduk yang terkendali dan pencapaian windows of

opportunity, maka pengendalian angka kelahiran sangat penting. Untuk

itu, diperlukan revitalisasi program KB di Kota Binjai. Dalam melakukan

revitalisasi program KB, pendekatan pelaksanaan program KB perlu

diubah orientasinya dari supply ke demand side approach. Strategi yang

dikembangkan adalah melakukan integrasi, desentralisasi, kemitraan,

dan pemberdayaan serta fokus pada penduduk miskin. Berikut adalah

penjelasan detailnya.

Page 76: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

70

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Integrasi, adalah implementasi program KB ke dalam program

pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi. Sementara itu,

desentralisasi, dilakukan melalui lima cara.

Pertama memberikan otoritas yang lebih besar kepada kecamatan

dalam implementasi program KB, salah satunya adalah

dengan memperkuat kelembagaan dengan

mendayagunakan Balai Penyuluhan dan Tenaga Penyuluh

KB. Tujuannya adalah melakukan sinkronisasi dan

menghindarkan overlap fungsi dan peran antara

pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Binjai.

Kedua melakukan pemberdayaan SDM di tingkat Kota yang

didukung oleh pemerintah provinsi dalam rangka capacity

building.

Ketiga memperkuat komitmen politik dalam pelaksanaan program

KB.

Keempat memperkuat infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan

program KB di tingkat kecamatan, desa/kelurahan.

Kelima menyelenggarakan kewenangan operasional yang diberikan

ke kab/kota termasuk di kota Binjai dalam rangka

mengembangkan program dan melaksanakannya

berdasarkan kondisi spesifik.

Sementara itu, strategi kemitraan dilakukan dengan cara memperkuat

kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Tujuan

strategi ini adalah untuk lebih mengembangkan keterlibatan pihak

swasta dan masyarakat sipil dalam pelaksanaan program KB.

Pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan kapasitas kelembagaan

untuk memperkuat jejaring antar pemangku kepentingan, baik secara

vertikal maupun horizontal.

Sejalan dengan program penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan

program KB difokuskan pada masyarakat miskin dengan cara

memberikan subsidi pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.

Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan

nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,

produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,

Page 77: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

71

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan

menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya,

berkepribadian, berkebangsaan, dan hidup layak (UU No. 52 Tahun 2008

Pasal 1 ayat 5).

Paling tidak ada tiga dimensi yang dapat dipakai sebagai landasan

peningkatan kualitas penduduk :

Pertama, dimensi kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan

penduduk dalam rangka menurunkan angka kematian dan

meningkatkan angka harapan hidup.

Kedua, dimensi pendidikan yakni meningkatkan kompetensi dan daya

kompetisi penduduk melalui pendidikan formal, non formal maupun

informal dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan secara

nasional, khsususnya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan

master plan pembangunan ekonomi, mengurangi kesenjangan pendidikan

menurut jenis kelamin melalui peningkatan akses perempuan untuk

memperoleh pendidikan.

Ketiga, dimensi ekonomi, yakni meningkakan status ekonomi penduduk

melalui perluasan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran.

Mengurangi kesenjangan ekonomi sebagai salah satu usaha untuk

menurunkan angka kemiskinan.

Selanjutnya, strategi peningkatan kualitas penduduk merupakan aspek

yang sangat penting dalam pembangunan kependudukan. Di samping itu,

strategi peningkatan kualitas penduduk merupakan bagian integral dari

strategi pengendalian kuantitas penduduk, pembangunan keluarga, dan

pengarahan mobilitas penduduk. Penduduk merupakan pelaku,

pelaksana, dan penikmat pembangunan.

Dengan kualitas yang tinggi, penduduk akan lebih banyak berperan

sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Selain itu, pembangunan

tidak hanya bergantung pada sumber daya alam dan teknologi, tetapi

justru lebih bergantung pada kualitas penduduknya. Dengan tersedianya

sumber daya manusia yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas,

maka tantangan di masa yang akan datang dapat diatasi dengan baik.

Kualitas sumber daya manusia yang ada sekarang masih perlu

Page 78: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

72

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

ditingkatkan agar tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu diupayakan tumbuhnya karakter

penduduk yang akan menjadi budaya "senang bekerja keras", persaingan

yang sehat, pengembangan motivasi di kalangan angkatan kerja muda

dan terdidik sehingga dapat menciptakan pekerjaan dari pada hanya

menanti pekerjaan dari sektor formal yang sangat terbatas. Program

"magang" atau "job trainning" perlu dilakukan dalam rangka

mempersiapkan angkatan kerja yang siap pakai.

Pembangunan kualitas penduduk ditentukan oleh tiga hal: pembangunan

ekonomi, pembangunan kesehatan, dan pendidikan. Oleh karena itu,

kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan kualitas penduduk tahun

2040 adalah penduduk yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak

mulia serta berkarakter. Kondisi inilah yang harus dicapai oleh seluruh

penduduk. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek

fisik dan nonfisik meliputi kesehatan, pendidikan, pekerjaan,

produktivitas,tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, dan kecerdasan.

Strategi di bidang kesehatan dilakukan untuk menurunkan angka

kematian bayi dan anak serta kematian maternal, dan mencegah

terjadinya penyakit penyakit infeksi, penyakit kronis dan degeneratif.

Untuk itu, strategi utama yang harus dilakukan adalah melakukan

pencegahan dan treatment penyakit infeksi, khususnya pada bayi dan

anak-anak. Di samping itu, sejalan dengan meningkatnya penyakit kronis

dan degenratif sebagai penyebab kematian orang dewasa, maka alokasi

sumber daya kesehatan harus juga diarahkan untuk pencegahan dan

treatment penyakit tersebut.

Sementara itu, strategi penurunan kematian maternal sangat erat

kaitannya dengan program KB sehingga strategi yang dijalankan untuk

pelaksanaan program KB juga akan memberikan kontribusi terhadap

penurunan angka kematian maternal. Hal tersebut harus ditopang

dengan pengembangan pelayanan prenatal maupun antenatal. Dari sisi

pendidikan, strategi yang harus dilakukan adalah memberikan akses

yang sebesar-besarnya kepada kelompok rentan, khususnya penduduk

miskin, untuk memperoleh pendidikan. Penurunan gender gap dalam hal

akses terhadap pelayanan pendidikan juga penting sebagai prioritas,

Page 79: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

73

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

khususnya untuk mengatasi masalah di berbagai daerah yang masih

lebar kesenjangan pendidikan antara laki-laki dan perempuannya.

Dari sisi ekonomi, salah satu tujuan dalam pembangunan ekonomi

adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian

dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi

yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa sebelumnya.

Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fisik barang-barang dan jasa-jasa

yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari

tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan

proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga dapat juga dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan

peningkatan hasil produksi dan pendapatan.

Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan

pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan

adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan

fundamental dalam struktur ekonomi suatu daerah. Dalam kondisi

tersebut di atas, pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat

kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat

output produksi yang dihasilkan, sementara pembangunan ekonomi lebih

bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga

terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi

input pada berbagai sektor perekonomian.

Pembangunan Kota Binjai telah memberikan hasil yang secara nyata

dirasakan oleh masyarakat, dengan makin meningkatnya kegiatan

perekonomian yang didukung oleh makin meningkatnya ketersediaan

prasarana dan sarana pembangunan, meningkatnya taraf kesejahteraan,

dan makin tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat, termasuk

pendidikan dasar dan kesehatan. Dalam pelaksanaan pembangunan

ekonomi, telah banyak kemajuan yang dicapai Kota Binjai yang

ditunjukkan, baik oleh PDRB non migas per kapita maupun laju

pertumbuhannya yang lebih tinggi dari rata-rata nasional, maupun taraf

kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan oleh beberapa indikator

seperti angka melek huruf, angka kematian bayi, dan usia harapan

hidup, yang lebih baik jika dibandingkan dengan angka rata-rata

nasional.

Page 80: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

74

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kondisi

ketenagakerjaan di Kota Binjai ditandai dengan besarnya jumlah tenaga

kerja di sektor industri dan pengolahan. Sektor industri dan pengolahan,

yang berperan sebagai penggerak percepatan laju pertumbuhan ekonomi

Kota Binjai yang 2040 memerlukan tenaga kerja dengan produktivitas

yang tinggi. Di Kota Binjai, kondisi tenaga kerja yang tersedia umumnya

belum memenuhi tuntutan tenaga kerja yang berkualitas, khususnya

dalam sektor ekonomi yang cepat pertumbuhannya. Dengan demikian,

untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai,

tantangannya adalah membentuk serta mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang produktif

dan berjiwa wiraswasta yang mampu mengisi, menciptakan, memperluas

lapangan kerja, dan kesempatan usaha.

Untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi dibutuhkan

investasi yang besar, sedangkan kemampuan investasi pemerintah

terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan

peningkatan investasi oleh masyarakat khususnya dunia usaha.

Sehubungan dengan itu, Kota Binjai harus mampu menarik dunia usaha

agar menanamkan modal untuk mengembangkan potensi berbagai

sumber daya pembangunan di wilayah ini. Oleh sebab itu, Kota Binjai

dihadapkan pada masalah untuk menciptakan iklim usaha yang menarik

bagi investasi masyarakat dan dunia usaha, tantangannya adalah

mengembangkan kawasan dan pusat pertumbuhan yang dapat

menampung kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan

sekaligus memenuhi fungsi sebagai pusat pelayanan.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Binjai selama tahun 2011 sampai

dengan 2015 sekitar 5,8%. Pertumbuhan ini relatif lebih tinggi

dibandingkan beberapa kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil sekitar 6,0% per tahun, maka

pendapatan perkapita Kota Binjai diperkirakan akan terus mengalami

peningkatan dari 27,45 juta hingga mencapai Rp 81,3 juta perjiwa pada

tahun 2040. Perekonomian Kota Binjai secara umum didominasi oleh

sektor konstruksi, perdangan, industri pengolahan, sektor pertanian,

hotel dan restauran; sektor jasa-jasa, serta sektor pengangkutan dan

komunikasi.

Page 81: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

75

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Akhir dari peningkatan kualitas penduduk adalah terwujud kualitas

penduduk atau masyarakat Kota Binjai yang beriman, maju, mandiri,

mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan adalah :

1). Terwujudnya penduduk atau masyarakat Kota Binjai yang beriman

yaitu masyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

masyarakat yang mengamalkan ajaran agamanya dengan sepenuh

hati, konsisten dan konsekuen, masyarakat yang memiliki sikap

yang kuat untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama

pemeluk agama dalam bingkai keluarga besar masyarakat

KotaBinjai.

2). Terwujudnya penduduk atau masyarakat Kota Binjai yang maju,

yaitu masyarakat yang berpengetahuan dan sadar akan supremasi

hukum serta selalu menggunakan nurani dan akal sehat dalam

mengambil keputusan, dapat mengikuti dan menyesuaikan diri

dengan perkembangan global, namun tetap mempertahankan

identitas masyarakat Kota Binjai yang majemuk.

3). Terwujudnya penduduk atau masyarakat Kota Binjai yang mandiri

serta percaya diri, yaitu masyarakat yang memiliki kemampuan

untuk memanfaatkan potensi daerah dan karenanya dapat

menetapkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan daerah

berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat itu sendiri.

4). Terwujudnya penduduk atau masyarakat Kota Binjai yang mapan

yaitu masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya

secara berimbang jasmani dan rohani, memiliki daya tahan terhadap

pengaruh luar yang bersifat merusak, mampu meningkatkan

kualitas kehidupannya termasuk lingkungan hidup yang semakin

layak dengan tingkat kesenjangan yang semakin kecil.

5). Terwujudnya penduduk atau masyarakat yang berkeadilan di dalam

kebhinekaan yaitu masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban

atau proporsional dalam lingkup masyarakat yang hidup secara

harmonis, sehingga tidak ada kelompok masyarakat yang merasa

terpinggirkan atau terlupakan.

Page 82: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

76

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan dalam bidang pendidikan

di Kota Binjai sebagai berikut ;

1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan

Targetnya adalah meningkatkan APK/APM/Melek huruf serta

meningkatnya rata-rata lama sekolah, pada setiap jenjang, jalur dan

jenis pendidikan memberikan kesempatan kepada semua penduduk

usia prasekolah dan usia sekolah, baik umum, kejuruan,

keagamaan, maupun pendidikan khusus, serta memberikan

keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat yang plularistik termasuk

dalam meningkatkan pemberian pendidikan dari wajib belajar 9

tahun menjadi wajib belar 12 tahun. Demikian pula perluasan

kesempatan belajar bagi Anak luar Biasa (ALB) dan Anak

Berkebutuhan khusus (ABK), pendidikan anak usia dini,

memperbanyak pendidikan informal dengan memberdayakan

perempuan yang berdaya saing global, melaksanakan Pendidikan

Menengah Universal (PMU) yang bekualitas, sekolah kejuruan serta

mengembangkan Pendidikan tinggi sesuai kebutuhan daerah dan

berdaya saing global.

2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing

Targetnya adalah meningkatkan mutu pelaksanaan kurikulum pada

setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan sehingga memberikan

dukungan yang berarti bagi bakal kehidupan peserta didik dimasa

depan, baik berkenaan dengan nilai-nilai budaya dan kearifan local

(daerah), budi pekerti, kecakapan hidup, dan jiwa entrepreneur,

iptek, kereatif, innovatif, olah raga dan seni, kesehatan dan

lingkungan hidup. Serta aspek-apsek pembentuk karakter

kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya. Dengan penyiapan

berbagai fasilitas, dan melakukan pemetaan dan kesejahteraan guru

mengembangkan dan meningkatkan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) di daerah yang berorientasi pada potensi daerah setempat

untuk memenuhi peluang pasar kerja tingkat daerah, nasional

maupun internasional.

3. Peningkatan Manajemen pendidikan

Targetnya agar meningkatkan kemampuan pengelolaan program

pembangunan pendidikan, baik yang diselanggarakan oleh

Page 83: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

77

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

pemerintah maupun masyarakat yang meliputi pengembangan

kurikulum, proses pembelajaran, kualifikasi dan kompetensi guru,

penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung proses edukasi.

4. Peningkatan Tata kelola, Akuntabilitas, dan pencitraan Publik

Targetnya adalah menciptakan proses perencanaan pembangunan

pendidikan lebih partisipasif, terkoordinasi, dan lebih menyeluruh

terhadap jalur, jenis dan kelembagaan satuan pendidikan.

Meningkatkan pembiayaan dan anggaran serta laporan dan

pertanggung jawabannya secara transparan pada setiap

penyelenggaraan satuan pendidikan. mensinerjikan kebijakan dan

mengatur batas-batas kewenangan penyelenggaraan evaluasi

pendidikan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan

lembaga satuan pendidikan serta meningkatkan kualitas, data dan

informasi pendidikan yang cepat, akurat dan dapat dipercaya.

5. Peningkatan Peran serta Masyarakat, dunia perusahaan, dan

stake holde

Targetnya adalah diarahkan pada kebersamaan memikul tanggung

jawab antara pemerintah, masyarakat dan peran serta didik sebagai

bagian dari subjek pembelajaran, yang dinamis, adaptif, dan penuh

inisiatif. merintis, membangun, dan mengembangkan inovasi-inovasi

pendidikan lebih bersifat antisipatif kearah peningkatan kualitas,

relevansi dan daya saing pendidikan.

Gambar 5.2 Roadmap Peningkatan Kualitas Penduduk yang diinginkan dan Pokok-Pokok Pembangunan

ROADMAP 2015-2020

ROAD MAP

2021-2025

ROAD MAP 2026-2030

ROAD MAP 2031-2035

ROAD MAP

2036-2040

Pencapaian

kualitas

pendidikan,

kesehatan

dan

ekonomi

penduduk

yang

mapan

Peningkatan

kualitas

pendidikan,

kesehatan

dan ekonomi

yang mapan

yang

didukung

terciptanya

good

governance

Pencapaian

kualitaspend

uduk

kreatif dan

inovatif

untuk

meningkatk

an kerja

produktif

Peningkata

nkualitas

penduduk

kreatif dan

inovatif

untuk

meningkat-

kan kerja

produktif

Terwujudnya

kualitas

penduduk

yang beriman,

maju,

mandiri,

mapan dan

berkeadilan di

dalam

kebhinekaan

Page 84: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

78

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 5.2 Roadmap Peningkatan Kualitas Penduduk yang

diinginkan dan Pokok-Pokok Pembangunan

Indikator /Parameter Periode Roadmap 2015-2040

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Pendidikan

- Lama Sekolah

(tahun)

- Angka Partisipasi

Sekolah Usia 19-24

Tahun (%)

10,28

36,5

12,2

37,5

13,4

38,5

14,9

39,5

15,9

40,5

17,0

41,5

Kesehatan

- Angka Kematian Bayi

(per 1000 lahir

hidup)

- Angka Kematian Ibu

(per 100.000 lahir

hidup)

- Angka harapan

Hidup (tahun)

- Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR)

16,31

-

71,59

3

14,87

-

72,10

2

13,72

-

72,95

1

12,90

-

73,75

0

12,01

-

74,50

0

11,08

-

75,00

0

Ekonomi

- Daya Beli (ribu

rupiah perkapita

pertahun)

- Pendapatan

Perkapita (juta

rupiah)

- Gini Rasio

633,33

27,45

0,252

645,1

38,60

0,283

653,8

49,10

0,277

662,5

59,90

0,272

671,3

70,8

0,266

680,0

81,63

0,261

Page 85: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

79

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

5.2 Roadmap Penataan Persebaran dan Mobilitas Penduduk yang

Dinginkan dan Pokok-Pokok Pembangunan

Menyangkut aspek mobilitas penduduk, kondisi yang diinginkan adalah

terjadinya persebaran penduduk yang lebih merata antar daerah

kecamatan sehingga konsentrasi penduduk terkendali. Demikian juga

halnya dengan urbanisasi, diharapkan agar penduduk tidak berbondong –

bondong datang keperkotaan yang pada gilirannya menimbulkan masalah

baru yang tidak kalah peliknya. Patut disadari bahwa urbanisasi tidak

semata-mata karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, tetapi juga

karena daerah – daerah dengan kategori urban semakin banyak

jumlahnya karena fasilitas dan hasil pembangunan yang merata. Kondisi

persebaran penduduk yang diinginkan adalah persebaran penduduk yang

merata dan pengaturan mobilitas sesuai dengan potensi daerahnya.

Diharapkan adanya penataan dan persebaran yang proporsial sesuai daya

dukung serta daya tampung alam dan lingkungan.

Dalam upaya pencapaian kondisi yang diinginkan yaitu terjadinya

persebaran penduduk yang lebih merata antar daerah kecamatan

sehingga konsentrasi penduduk terkendali maka strategi diperlukan

adalah :

Menumbuhkan kondisi kondusif bagi terjadinya migrasi internal yang

harmonis, melindungi penduduk yang terpaksa pindah karena

keadaan (pengungsi), memberikan kemudahan, perlindungan, dan

pembinaan terhadap para migrant dan keluarganya.

Menciptakan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan daya dukung

dan daya tampung lingkungan.

Mengendalikan kuantitas penduduk di suatu daerah/wilayah tertentu.

Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, melalui

penciptaan wirausaha baru.

Memperluas kesempatan kerja produktif.

Meningkatkan kualitas hubungan industrial yang harmonis.

Meningkatkan ketahanan dan pertahanan nasional.

Menurunkan angka kemiskinan dan mengatasi pengangguran.

Meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia.

Meningkatkan infrastruktur permukiman, meningkatkan daya saing

wilayah baru, meningkatkan kualitas lingkungan, dan meningkatkan

penyediaan pangan bagi masyarakat.

Page 86: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

80

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Untuk mencapai tujuan tersebut, pengarahan mobilitas penduduk perlu

dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut :

Mengupayakan peningkatan mobilitas non permanen dengan cara

menyediakan berbagai fasilitas sosial, ekonomi, budaya, dan

administrasi di beberapa daerah yang diproyeksikan sebagai daerah

tujuan mobilitas penduduk.

Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat melalui

peningkatan investasi berbagai sektor penanaman modal dalam dan

luar negeri.

Mendorong dan memfasilitasi meningkatnya pemberdayaan ekonomi

produktif masyarakat melalui peningkatan peran kelompok usaha kecil

menengah menjadi berkembang dan mandiri.

Untuk tujuan ini, perlu tiga pendekatan dalam kebijakan pengarahan

mobilitas penduduk yakni :

Meningkatkan promosi daerah-daerah tujuan baru sehingga penduduk

terangsang untuk melakukan perpindahan secara spontan.

Membuat regulasi yang menguntungkan dengan sasaran

menghambat/mengurangi minat penduduk luar yang tidak berkualitas

berpindah kedaerah Kota Binjai (mobilitas bukan sekadar pemindahan

kemiskinan). Penduduk miskin adalah tanggung jawab daerah

asal/kelahiran.

Kebijakan mobilitas harus memperhatikan perkembangan–perkembangan

spesifik daerah, misalnya kemungkinan dampak masuknya penduduk ke

daerah industry baru, cara mengantisipasi dan memitigasi kemungkinan

dampak negative, dampak bagi keseimbangan penduduk lokal dan

pendatang, serta kemungkinan marginalisasi penduduk lokal. Dengan

demikian, penting dirumuskan sebuah kebijakan lokal yang dapat

merespon hal-hal tersebut, misalnya melalui perda pengendalian

penduduk.

Berbicara tentang pengerahan penduduk, maka dalam jangka pendek

maupun menengah dan panjang, perlu dirumuskan beberapa sasaran

pengarahan mobilitas penduduk yang antara lain meliputi hal berikut :

Page 87: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

81

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

1. Pemodelan rekayasa sosial yang memungkinkan integrasi antara

penduduk pendatang dan penduduk asli

2. Pengembangan kebijakan lokal yang pro masyarakat asli tanpa

mengurangi hak hidup pendatang

3. Pengembangan regulasi yang memungkinkan adanya migration

selection berdasarkan kapasitas pendidikan dan keterampilan, aspek

politik, dan kelembagaan

4. Penguatan peran elemen masyarakat sipil (NGO, dan universitas)

dalam capacity building permukiman baru hasil kebijakan mobilitas

formal

5. Pengembangan forum komunikasi antar warga di daerah-daerah

tujuan mobilitas

6. Penguatan kelembagaan keluarga migran dalam konteks kebijakan

kesehatan reproduksi

7. Strategi pengembangan daerah penyangga perkotaan dan

pengembangan ekonomi perdesaan sehingga mengurangi minat

penduduk desa melakukan urbanisasi

8. Pemodelan pengembangan ekonomi makro dan distribusi

kesejahteraan yang merata sehingga semakin mengurangi distorsi

biaya hidup

9. Memikirkan kembali keterkaitan antara pendidikan, Pelatihan dan

kesempatan kerja

10. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat

11. Mendorong perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.

Untuk tercapainya tujuan-tujuan pengarahan mobilitas penduduk

tersebut, maka perlu sejak awal dipastikan bahwa perda, perwaldan

berbagai aturan pelaksana lainnya telah dapat diselesaikan. Beberapa

peraturan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan tujuan itu

adalah sebagai berikut :

1) Penataan dan penyebaran penduduk

2) Kebijakan mobilitas penduduk non permanent

3) Kebijakan ketenagakerjaan dalam mencapai hubungan industrial

harmonis

Page 88: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

82

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

4) Penataan persebaran penduduk melalui kerjasama antar daerah

5) Pengarahan mobilitas penduduk melalui pengembangan daerah

penyangga

6) Pedoman pengelolaan urbanisasi di perkotaan

7) Pedoman pelayanan terhadap penduduk musiman serta tatacara

pengumpulan data, analisis mobilitas, dan persebaran penduduk.

Sementara itu, pada tataran perda, dibutuhkan adanya perda tentang

kebijakan mobilitas penduduk.

Gambar 5.3. Roadmap Kondisi Penataan Persebaran dan Mobilitas

Kependudukan Diinginkan

ROADMAP 2015-2020

ROADMAP 2021-2025

ROADMAP 2031-2035

Penataan

dan penyebaran

penduduk antar

daerah Kecamatan

Penataan

dan penyebaran

penduduk antar

daerah

kecamatan sesuai daya

dukung sosial dan

lingkungan

Penataan

persebarandan

Pengarahan mobilitas

penduduk

melalui pengemban

gan daerah penyangga

Peningkatanmobilitas non

permanen dengan cara

menyediakan berbagai

fasilitas sosial,

ekonomi,

budaya, dan ad ministrasi

di beberapa daerah yang

diproyeksikansebagai

daerah tujuan mobilitas

penduduk

Terjadinya

persebaran

penduduk yang lebih

merata antar

daerah kecamatan

sehingga

konsentrasipenduduk

terkendali dan

harmonis

ROAD MAP

2026-2030

ROADMAP 2036-2040

Page 89: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

83

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Tabel 5.3. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikatordan

Parameter Penataan Persebaran Dan Mobilitas Penduduk

Provinsi Sumatera Utara 2015-2040

Indikator/

Parameter

Periode Roadmap 2015-2040

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Laju Pertubuhan

Penduduk Setiap (%) 1.22 1,05 0,80 0,56 0,36 0,22

Migrasi Neto Antar(%) 0,388 0,390 0,393 0,398 0,404 0,409

Pertumbuhan

Penduduk Perkotaan

(%)

2.08 0.28 0.56 0.84 1.22 1.60

Sumber : Tim Penyusun GDPK Kota Binjai

5.3 Roadmap Pembangunan Keluarga yang Diinginkan dan Pokok-

pokok Pembangunan

Kondisi yang diinginkan melalui pembangunan keluarga adalah

Terwujudnya keluarga Kota Binjai yang berkualitas meliputi :

a) Keluarga yang bertaqwa kepada Tuhan YME, yaitu keluarga

Berdasarkan pernikahan yang sah menurut agama dan hukum Negara

b) Keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan harmonis yang

berkeadilan dan berkesetaraan gender dengan jumlah anak yang ideal

(dua).

c) Keluarga yang berketahanan sosial, yaitu keluarga yang memiliki

perencanaan sumberdaya keluarga, keluarga berwawasan nasional,

keluarga yang berkontribusi kepada bangsa dan negara serta

berpartisipasi dalam kegiatan bela negara, taat membayar pajak,

patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

1. Pokok-pokok pembangunan keluarga

a) Membangun keluarga yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

b) Membangun iklim berkeluarga berdasarkan perkawinan yang sah.

Page 90: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

84

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

c) Membangun keluarga berketahanan, sejahtera, sehat, maju,

mandiri, dan harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan

gender.

d) Membangun keluarga yang berwawasan nasional dan

berkontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan Negara.

e) Membangun keluarga yang mampu merencanakan sumberdaya

keluarga.

2. Sasaran pembangunan keluarga

a) Seluruh keluarga dan semua siklus kehidupan keluarga

b) Keluarga yang memiliki potensi dan sumber kesejahteraan sosial

dan ekonomi.

c) Keluarga rentan secara ekonomi, sosial, lingkungan, maupun

budaya;

d) Keluarga yang bermasalah secara ekonomi, sosial, fisik dan psikis.

3. Strategi yang disuguhkan dalam pembangunan keluarga

a) Pembangunan Keluarga yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa,

Strategi yang dilakukan adalah melalui:

Pendidikan Agama (etika dan moral).

Pendidikan Sosial Budaya.

Indikator keberhasilannya :

Keluarga menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan

masing- masing dengan baik dan benar.

Keluarga menaati nilai, norma, dan aturan agama.

Keluarga memelihara kerukunan antar umat beragama.

4. Strategi untuk membangun iklim berkeluarga berdasarkan

perkawinan yang sah adalah dilakukan dengan hal berikut :

a) Meningkatkan pelayanan lembaga penasihat perkawinan.

b) Meningkatkan peran dan fungsi keluarga.

c) Komitmen Pemerintah hanya mengakui perkawinan antara laki-

laki dengan perempuan.

d) Perkawinan yang sah dilakukan menurut hukum agama dan

Negara.

Page 91: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

85

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

e) Perkawinan mensyaratkan diketahui oleh keluarga dan

masyarakat.

Indikator keberhasilannya :

a) Keluarga dibangun dari perkawinan menurut hukum agama dan

negara.

b) Keluarga dibangun dari perkawinan antara laki-laki dengan

perempuan,

c) Keluarga dibangun dari perkawinan yang diketahui oleh keluarga

dan masyarakat.

d) Setiap perkawinan tercatat di lembaga yang berwenang dengan

dibuktikan oleh kepemilikan akta nikah.

5. Strategi untuk membangun keluarga harmonis, sejahtera, sehat,

maju, dan Mandiri adalah sebagai berikut :

a) Peningkatan ketahanan keluarga berwawasan gender.

b) Pengembangan perilaku hidup sehat pada keluarga (sehat

fisik/reproduksi, sehat psikologis, sehat sosial, dan sehat

lingkungan).

c) Pendidikan dan pengasuhan anak.

d) Pengembangan ketahanan keluarga dan ketahanan pangan

keluarga.

e) Peningkatan ketahanan keluarga dengan berbasis kelembagaan

local.

Indikator keberhasilannya sebagai berikut :

a) Keluarga berketahanan (kuat, bertahan hidup, beradaptasi).

b) Keluarga sejahtera (pendapatan per kapita/bulan tidak miskin,

rumah layak huni, mempunyai tabungan).

c) Keluarga sehat (kecukupan pangan dan gizi, tidak berpenyakit,

sehat fisik dan psikhis).

d) Keluarga maju (partisipasi pendidikan, partisipasi kerja).

e) Keluarga mandiri (kemandirian social ekonomi).

f) Keluarga harmonis (tidak bercerai,tidak ada kekerasan dalam

rumahtangga, tidak ada perdagangan manusia, tidak ada

kenakalan anak dan remaja).

Page 92: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

86

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

6. Strategi Membangun keluarga yang berwawasan kebangsaan dan

sebagaiPelaku pembangunan yang memberikan kontribusi kepada

masyarakat,bangsa, dan Negara adalah melalui :

a) Pendidikan

b) Pembinaan

c) Kebudayaan

Indikator keberhasilannya adalah

a) Keluarga berketahanan sosial,

b) Berwawasan kedepan (menguasai iptek),

c) Pelaku pembangunan yang berkontribusi kepada masyarakat,

bangsa,dan negara.

7. Strategi Membangun keluarga yang mampu merencanakan

sumberdaya Keluarga adalah:

a) Merencanakan sumberdaya dengan pendampingan manajemen.

b) konsultasi perkawinan, pengasuhan anak, manajemen keuangan

rumah tangga,

c) manajemen waktu dan pekerjaan keluarga.

Indikator keberhasilannya adalah :

Keluarga mempunyai perencanaan berkeluarga.

Keluarga mempunyai perencanaan investasi anak.

Keluarga mempunyai perencanaan keuangan.

Page 93: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

87

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Gambar 5.4 Roadmap Kondisi Pembangunan Keluarga Diinginkan

Tabel 5.4. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator

dan Parameter Pembangunan Keluarga Kota Binjai

2015-2040

Indikator/

Parameter

Periode Roadmap 2010-2040

2015 2020 2025 2030 2035 2040

Persentase penduduk miskin

7,03 6,54 6,29

6,05

5,75 5,55

Rata-rata banyak nya anak dalam keluarga

2,24 2.10 2.08 2.06 2,04 2,02

Persentase Keluarga Pra Sejahtera/ KS 1

11,6 10.28 8.96 7.64 6.32 5.00

Angka Perceraian 10,65 9,50 7,50 6,5 4,5 3,0

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

90,96 91.77 92.58 93.39 94.20 95.01

Sumber: Tim Penyusun GDPK Kota Binjai

ROADMAP 2015-2020

ROADMAP 2021-2025

ROADMAP 2036-2040

ROADMAP 2031-2035

Terciptanya

kondisi keluarga

berdasarkanperkawinan

yang sah dan bertakwa

kepada

Tuhan Yang

Maha Esa

Peningkatandan

bertambah nya kondisi

keluarga berdasarkan

perkawinan yang sah dan

bertakwa

kepada Tuhan Yang

Maha Esa

Terciptanya

kondisi

keluarga yang berkualitas

bercirikan

sejahtera, sehat, maju,

mandiri,

dengan jumlah anak

ideal (dua)

dalam

keharmonisan yang

berkeadilan

dan berkesetaraan

gender

Peningkatan

dan bertambahn

ya kondisi keluarga

sejahtera, sehat, maju,

mandiri, dengan

jumlah anak

ideal dua dalam

keharmonisan yang

berkeadilandan

kesetaran

gender

Terwujud

nya keluarga

kecil yang

berkualitas,

berkeadilan

dan

berkesetaraa

n gender

serta

berdaya

saing

ROAD MAP

2026-2030

Page 94: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

88

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

5.4 Roadmap Pembangunan Database Kependudukan Diinginkan dan Pokok-Pokok Pembangunan

Kondisi yang diinginkan pada pembangunan database kependudukan

adalah terwujudnya database kependudukan yang memiliki akurasi dan

tingkat kepercayaan yang tinggi serta dikelola dalam suatu system yang

integrative, mudah diakses oleh para pemangku kepentingan, serta

menjadi bagian dari sistem pendukung keputusaan (Decision Support

System).

Dalam rangka menyikapi kondisi yang ada serta target capaian sampai

dengan tahun 2040 yang akan datang maka ditentukan arah dan

kebijakan pembangunan manajemen database dan informasi

kependudukan sebagai berikut :

1. Pembangunan sistem data dan informasi kependudukan melalui

pemantapan layanan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)

2. Pengembangan database kependudukan untuk menjadi acuan bagi

perencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan dunia bisnis,

3. Pemantapan fungsi dan peranan Database kependudukan yang

berlandaskan pada tertib administrasi kependudukan dan layanan

prima administrasi kependudukan,

4. Pengembangan sistem yang terhubung dengan data lain yang berasal

dari berbagai lembaga dan sesuai dengan data yang telah ada,

5. Pengembangan sistem yang telah terbangun menjadi bagian dari DSS

(Decision Support System) yang terintegratif.

Dalam upaya mencapaikondisi diinginkan maka strategi dan pokok-pokok

kebijakan dan program dilakukan terintegrasi dengan grand design

pengembangan databse kependudukan adalah meliputi tahapan :

1. Periode 2015-2020:

Fokus utama periode ini adalah pemantapan layanan Sistem

Administrasi Kependudukan (SAK) untuk instansi pemerintah terkait

lainnya atau lebih dikenal dengan konsep Government to Government

(G2G), layanan SAK untuk masyarakat atau dikenal dengan istilah

Page 95: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

89

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Government to Citizen (G2C), layanan Sistem Administrasi

Kependudukan (SAK) untuk dunia bisnis (G2B), dan Pemantapan

Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan menggunakan

berbagai fituryang telah dipersiapkan maupun yang disempurnakan.

Pada periode ini juga mulai dikembangkan sistem identifikasi pengenal

tunggal dengan teknologi biometrik. Pendekatan pengembangan dan

penerapan, baik sisifitur teknologi maupun dari sisi implementasi di

lapangan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

2. Periode 2021-2025:

Fokus periode ini terletak pada cara SAK dapat memberikan layanan

prima untukmendukung hubungan sesama instansi pemerintah (G2G),

hubungan kepadamasyarakat (G2C) dan hubungan dengan dunia

bisnis, atau dikenal dengan Goverment to Business (G2B).

Pada periode ini, ditargetkan database kependudukan akan menjadi

acuan bagi perencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan dunia

bisnis, seperti untukkebutuhan marketing research, e-payment, e-

commerce, dan transaksi bisnis berbasis elektronik lainnya dengan

terlebih dahulu mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana

pendukung terutama dalam mempersiapkan perangkat keras maupun

perangkat lunak sistem teknologi informasinya.

3. Periode 2026–2030:

Fokus pada periode ini adalah pemantapan fungsi dan peranan

Database Kependudukan Kota Binjai terintegrasi Provinsi dan Nasional

yang berlandaskan pada tertib administrasi kependudukan dan

layanan prima administrasi kependudukan.

Database Kependudukan Daerah ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada pemerintah dan dunia bisnis.

Pada periode ini Database Kependudukan telah memiliki tingkat

kepercayaan (trust) yang tinggi dan diakui oleh semua pihak.

Kepercayaan yang tinggi terhadap Database Kependudukan dapat

digunakan untuk mendukung kerja sama bidang perekonomian dan

bidang lainnya, sehingga memiliki daya saing yang tinggi untuk

menghadapi persaingan global.

Page 96: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

90

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Pada periode ini juga diharapkan peranan SAK menjadi faktor daya

saing dan sebagai akselerator dalam mewujudkan iklim masyarakat

informasi (Information Society) dan masyarakat berpengetahuan

(Knowledge base society).

4. Periode 2031-2035:

Fokus strategi periode ini untuk mengembangkan database yang ada

terintegrasi dengan data lain terkait. Hal itu dilakukan dengan

mengembangkan sistem yang terhubung dengan data lain yang berasal

dari berbagai lembaga dan sesuai dengan data yang telah ada. Sistem

ini dikembangkan agar mudah diakses oleh pemangku kepentingan.

5. Periode 2036-2040:

Strategi yang dilakukan adalah mengembangkan sistem yang telah

terbangun menjadi bagian dari DSS (Decision Support System) yang

terintegratif.

Seterusnya program strategis dilakukan dalam kerangka pencapaian

kondisi diinginkan dengan terciptanya pendayagunaan data dan

informasi kependudukan sebagai sistem pendukung pengambilan

keputusan adalah meliputi :

1. Melaksanakan layanan prima Sistem Administrasi Kependudukan

(SAK) untuk sesama instansi pemerintah Government to

Government (G2G), untuk masyarakat atau Government to Citizen

(G2C), serta Layanan Sistem AdministrasiKependudukan (SAK)

untuk dunia bisnis (G2B),

2. Menjadikan database dan Informasi kependudukan sebagai

acuan bagi perencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan

dunia bisnis, seperti untuk kebutuhan marketing research, e-

payment, e-commerce, dan transaksi bisnis berbasis elektronik

lainnya.

3. Menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung terutama

dalam mempersiapkan perangkat keras maupun perangkat lunak

sistem teknologi informasinya.

4. Menyiapkan Sumber Daya Manusia profesional yang mendukung

terselenggaranya layanan prima sistem administrasi

kependudukan

Page 97: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

91

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

5. Memantapkan fungsi dan peranan Database dan Informasi

Kependudukan Daerah terintegrasi Nasional yang berlandaskan

pada tertib administrasi kependudukan dan layanan prima

administrasi kependudukan.

6. Menjadikan Database dan Informasi Kependudukan Daerah untuk

dapat memberikan kontribusi pada pemerintah dan dunia bisnis.

7. Menjadikan Database dan Informasi Kependudukan memiliki

tingkat kepercayaan (trust) yang tinggi dan diakui oleh semua

pihak untuk mendukung kerja sama dibidang perekonomian dan

bidang lainnya, sehingga daerah memiliki daya saing yang tinggi

untuk menghadapi persaingan global.

8. Membangun masyarakat Binjai menjadi masyarakat informasi

(Information Society) dan masyarakat berpengetahuan (Knowledge

base society).

9. Membangun database dan Informasi kependudukan yang

terintegrasi dengan data lain terkait. mengembangkan sistem

yang terhubung dengan data lain yang berasal dari berbagai

lembaga dan sesuai dengan data yang telah ada agar mudah

diakses oleh pemangku kepentingan.

10. Mendukung dan Menyukseskan Pelaksanaan Sensus Penduduk,

Sensus Ekonomi, Sensus Pertanian, SUPAS, SUSENAS, SDKI,

Pendataan Keluarga/Mutasi Data Keluarga dan berbagai sensus

maupun survey lainnya.

Page 98: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

92

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Gambar 5.5. Roadmap Kondisi Pengembangan Manajemen

Database Dan Informasi Kependudukan Diinginkan

Tabel 5.5. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan

Parameter Pengembangan Manajemen Database Dan Informasi

Kependudukan Provinsi Sumatera Utara 2015-2040

Indikator

Periode Roadmap 2015-2040

2015-2020 2021-2025 2026-2030 2031-

2035 2036-2040

Indikator Kualitatif

Persentase Akte kelahiran 46,91 57,68 68,46 79,23 90,00

Persentase Akte perkawinan 70,40 72,80 75,20 77,60 80,00

Persentase E- KTP 73,02 76,01 79,01 82,00 85,00

Persentase Kartu Keluarga 90,06 91,29 92,53 93,76 95,00

Periode konsolidasi ke dalam

dan tertib administrasi

kependudukan

XXXXX XXXX XXX XX XX

Periode pelayanan prima

administrasi kependudukan

XXXX XXXXX XXXX XXX XX

Periode pengembangan

masyarakat berbasis

pengetahuan (knowledge base

society)

XXX XXXX XXXXX XXXX XXX

Tercipta

kondisi masyarakat

berbasis database dan

Informasi

kependuduk-an

ROADMAP 2015-2020

ROADMAP 2021-2025

ROADMAP 2031-2035

Terciptanya tertib

administrasi kependudukan

Terciptanya

pelayanan prima

administrasi kependuduka

n

Terciptanya integrasi

data dan informasi

kependuduk

-an dari berbagai

sumber dalam suatu

database dan bebas

diakses

Terciptanya pendayagun

aan data dan

informasi

kependuduk-an sebagai

sistem pendukung

keputusan

ROAD MAP

2026-2030

ROADMAP 2036-2040

Page 99: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

93

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

Periode integrasi data dan

informasi kependudukan dari

berbagai sumber ke dalam

suatu database yang dapat

diakses oleh berbagai pihak

yang memerlukan

XXX XXXX XXXXX XXXX XXX

Periode peningkatan

pendayagunaan data dan

informasi kependudukan

sebagai Sistem Pendukung

Keputusan (Decision Support

System)

XXX XXXX XXXX XXXX XXXXX

Indikator Kuantitatif

Persentase penduduk dapat

menunjukkan catatan sipil

berupa akte kelahiran dan

lain-lain

70 80 90 100 100

Persentase penduduk

menguasai akses computer

10 20 40 60 80

Page 100: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

94

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

BAB VI

PENUTUP

1. Dari berbagai indikator pembangunan kependuduk yang telah dilakukan

oleh pemerintah dan berbagai lapisan masyarakat Kota Binjai selama ini

baik kuantitas penduduk, kualitas penduduk, pembangunan keluarga,

mobilitas penduduk dan juga pembangunan data base penduduk

memperlihatkan adanya berbagai kondisi yang cukup menggembirakan

namun demikian masih terdapat berbagai persoalan untuk dilakukan

berbagai strategi, kebijakan dalam pembangunan kependudukan 25 tahun

mendatang.

2. Dalam menentukan kebijakan Pembangunan Kependudukan di Kota Binjai

harus memperhatikan berbagai indikator yang masih terdapat

kelemahan serta meningkatkan kekuatan yang ada terutama kekuatan

memiliki struktur umur penduduk usia produktif (15-64 Thn) sebesar

180.123 jiwa dan penduduk non produktif sebanyak 73.892 jiwa sehingga

angka beban ketergantungan (depedency rasio) nya adalah sebesar 47.

Artinya setiap 100 penduduk usia produktif hanya menanggung sekitar 47

penduduk non produktif dan kondisi ini sudah terjadi sejak tahun 2014

dan akan berlangsung sebagaimana yang diproyeksikan sampai dengan

tahun 2040.

3. Oleh sebab itu kondisi terjadinya angka beban ketergantungan dibawah

50% harus tetap dipertahankan sehingga kesempatan untuk mendapatkan

serta memanfaatkan peluang bonus demografi dengan meningkatkan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) benar-benar tercapai

4. Melaksanakan pembangunan kependudukan melalui strategi pening

katan berbagai kekuatan yang ada, memanfaatkan berbagai peluang

serta meminimalisir berbagai kelemahan dan ancaman pada setiap

indikator pembangunan kependudukan Kota Binjai

5. Semoga dengan komitmen yang tinggi dari semua stakeholders

pembangunan kependudukan Kota Binjai pada masa 25 tahun kedepan

sesuai dengan roadmap yang tertuang dalam dokumen Grand Design

Pembangunan Kependudukan Kota Binjai dapat terlaksana dan tercapai

dengan baik terutama melalui dukungan tim koordinasi dan

pengendalian implentasi GDPK yang akan dibentuk dan diterbitkan

Surat Keputusannya oleh Bapak Walikota Binjai.

Page 101: GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN KOTA BINJAI …

95

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KOTA BINJAI 2015 - 2040 PEMERINTAH KOTA BINJAI

DAFTAR PUSTAKA

Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035

Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2012

BPS, Sensus Penduduk 2010

BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2010

BPS, Buku Hasil Susenas Tahun 2015

BPS, Bukan Hasil SUPAS Tahun 2015

BPS, Buku Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2017

BPS, Buku Binjai Dalam Angka Tahun 2017

BPS, Buku Hasil SDKI Tahun 2017