inventarisasi dan kajian kebijakan · pdf fileiv bab iv analisis kependudukan dan penetapan...

39
1 INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA TERHADAP KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU

Upload: vonhan

Post on 11-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

1

INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

TERHADAP KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROPINSI DAN

KABUPATEN/KOTA

PERWAKILAN

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU

Page 2: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

2

DAFTAR ISI

Hal

I BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Penduduk Indonesia dan Permasalahan

3. Tujuan Penulisan

………………………

……………………...

………………………

………………………

1

1

2

3

II BAB II Kebijakan Kependudukan dan KB

1. Visi dan Misi Program Kependudukan dan KB

2. Grand Strategi

3. Road Map

………………………

………………………

………………………

………………………

4

4

4

7

III BAB III Analisis Kebijakan Kependudukan

Pembangunan Pemerintah Daerah Propinsi dan

Kabupaten

1. Gambaran Umum

2. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah

- Propinsi Bengkulu

- Kota Bengkulu

- Kabupaten Bengkulu Utara

- Kabupaten Kaur

- Kabupaten Kepahiang

- Kabupaten Mukomuko

- Kabupaten Seluma

………………………

………………………

………………………

10

10

11

IV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan

Parameter

1. Kondisi Diinginkan

2. Analisis Penduduk hasil Sensus Penduduk Tahun

2010

3. Penetapan Parameter Propinsi Bengkulu

a. Demografi

b. Keluarga Berencana

………………………

………………………

………………………

………………………

23

23

23

26

Page 3: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

3

c. Sosial, Ekonomi, Pertanian

V BAB V Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

2. Saran

………………………

………………………

………………………

35

35

35

Page 4: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

4

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga “ penduduk sebagai modal dasar dan

faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan

berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan

pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal

antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung

lingkungan.

Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran

penduduk, kebijakan pembangunan berkelanjutan adalah kebijakan pembangunan

untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk saat ini sekaligus mempertimbangkan

kesejahteraan penduduk dimasa mendatang, kebijakan pembangunan untuk

meningkatkan taraf hidup penduduk saat ini tidak boleh mengorbankan

kesejahteraan penduduk generasi mendatang.

Walaupun secara geografis Provinsi Bengkulu belum menghadapi masalah

kependudukan yang belum begitu mengkhawatirkan dalam arti kemampuan untuk

menampung jumlah penduduknya, namun perlu disadari bahwa dengan laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,6 dan angka TFR sebesar 2,5 diperkirakan

setiap 25 tahun penduduk Bengkulu akan berlipat 2 kali jumlahnya, yang

disebabkan antara lain oleh struktur umur penduduk yang kurang menguntungkan

dan tingginya angka kelahiran PUS muda umur 15-19 tahun.

Variabel tingkat pertumbuhan penduduk sangat erat kaitannya dengan kemampuan

daerah untuk menyediakan lapangan kerja dan kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat secara kuantitatif dan kualitatif. Menurut Malthus bahwa

tingkat pertumbuhan penduduk berjalan relative lebih cepat dibanding proses

penyediaan sumber daya ( resourses ) yang dibutuhkan, dengan demikian jelas

Page 5: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

5

bahwa pertumbuhan penduduk yang relative tinggi akan menimbulkan masalah

yang tidak sederhana terutama masalah social, ekonomi, stabilitas politik dan lain

sebagainya.

2. Penduduk Indonesia dan Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang kependudukan semakin

kompleks, bukan lagi berkaitan dengan indikator umum kependudukan, seperti

pengendalian jumlah penduduk, penurunan angka fertilitas, penurunan angka

kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, akan tetapi telah bergeser pada isu-

isu yan lebih luas berkaitan dengan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan,

hak azasi manusia, keseteraan gender, kesehatan reproduksi, penduduk usia

lanjut, pengangguran dan kemiskinan.

Di Indonesia ada empat aspek kependudukan yang menjadi kendala dan

tantangan yang cukup berat, yaitu :

a. kuantitas, penduduk Indonesia berjumlah sangat besar, yaitu nomor empat

terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Dewasa ini

penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 240 juta jiwa dengan angka

pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yaitu sekitar 1,49% per tahun sesuai

hasil Sensus Penduduk 2010 yang lalu.

b. Kualitas penduduk yang relatif masih rendah. Kualitas penduduk yang masih

rendah ini ditandai antara lain dengan angka kematian yang masih tinggi,

pendidikan yang rendah, angka kemiskinan yang masih besar jumlahnya, serta

secara umum Indeks Pembangunan Manusia yang masih ditataran bawah.

c. Persebaran penduduk Indonesia persebarannya sangat tidak merata. Sekitar

58% penduduk tinggal di Pulau Jawa dan Madura yang luas areanya hanya

sekitar 7% dari luas Indonesia. Jumlah penduduk yang tidak merata dan

berjejal di suatu wilayah akan memberikan beban yang berat bagi wilayah yang

bersangkutan termasuk masalah lingkungan (environmental stress) seperti

kerusakan hutan (termasuk bakau), kerusakan terumbu karang, masalah air

Page 6: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

6

bersih (water management), sampah, terumbu karang, pendangkalan sungai,

serta polusi udara yang parah.

d. Data, informasi, dan administrasi kependudukan yang perlu dibenahi. Kartu

tanda penduduk (KTP) dan pencatatan atau registrasi penduduk berkenaan

dengan kelahiran, kematian, kedatangan, dan kepergian belum bisa dilakukan

dengan tertib, disiplin, serta cermat sesuai ketentuan.

3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan untuk melakukan identifikasi dan menginventarisasi

kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan Kependudukan dan Program KB di

Propinsi Bengkulu baik tingkat propinsi maupun kabupaten dalam rangka

mensinergiskan kebijakan kependudukan dan Keluarga Berencana dalam

mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas,

kualitas, dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung

lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang

berkelanjutan.

Page 7: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

7

BAB II KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

1. VISI DAN MISI PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB A. Visi :

“Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015 “

B. Misi :

1. Menyelenggarakan pembangunan Keluarga Berencana dalam rangka :

Penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

Pemenuhan hak-hak reproduksi

Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga peserta KB

2. Melaksanakan pengendalian penduduk melalui :

Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk

Penetapan parameter penduduk

Penyediaan analisis data dan informasi pengendalian penduduk dan

pembangunan Keluarga Berencana

3. Strategi :

Menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk

Menggerakkan dan memberdayakan stakeholder, mitra kerja dan

masyarakat

Menata kelembagaan

Memperkuat Sumber Daya Manusia pegawai dan tenaga program

Meningkatkan pembiayaan

2. GRAND STRATEGI

a. Visi dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk adalah:

Terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah,

struktur, dan persebaran penduduk dengan lingkungan hidup baik yang berupa

Page 8: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

8

daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan, tetapi juga dengan kondisi

perkembangan sosial dan budaya masyarakat.

b. Misi dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk adalah:

Misi dari Grand Design pengendalian Kuantitas Penduduk mencakup dua hal

berikut:

1. Membangun komitmen para pemangku kepentingan dan penentu kebijakan

(prime stakeholders) tentang penting dan strategisnya upaya pengendalian

kuantitas penduduk bagi pembangunan berkelanjutan;

2. Membentuk atau menyempurnakan peraturan perundang-undangan

(regulasi) yang mendukung upaya pengendalian kuantitas penduduk.

c. Kebijakan

Terdapat tiga arah kebijakan yang dirumuskan dalam Grand Design

Pengendalian Kuantitas Penduduk, yaitu:

1. Bahwa pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui penetapan

perkiraan angka fertilitas, mortalitas, dan mobilitas penduduk;

2. Bahwa pengendalian kuantitas penduduk dimaksudkan agar kuantitas

penduduk sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan;

3. Bahwa pengendalian kuantitas penduduk dilakukan tidak hanya pada tingkat

nasional tetapi juga pada tingkat daerah secara berkelanjutan.

d. Aspek

Untuk mengatasi masalah kependudukan yang demikian kompleks, serta

sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Pemerintah

membuat semacam grand design pembangunan kependudukan di Indonesia,

yang terdiri dari dari 5 (lima) aspek pembangunan kependudukan, yaitu:

Page 9: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

9

1. Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk;

2. Grand Design Peningkatan Kualitas Penduduk;

3. Grand Design Pengarahan Mobilitas Penduduk;

4. Grand Design Pembangunan Keluarga.

5. Grand Design Pembangunan Data-Base Kependudukan.

e. Tujuan Grand Design :

1. Memberikan arah kebijakan bagi pelaksanaan pengendalian kuantitas

penduduk nasional 2010-2035;

2. Menjadi pedoman bagi penyusunan Road Map pengendalian kuantitas

penduduk 2010-2014, 2015-2019, 2020-2024, 2025-2029, dan 2030-2034.

3. Menjadi pedoman bagi lembaga serta pemerintah daerah dalam

perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan.

4. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melalui rekayasa kondisi

penduduk optimal yang berkaitan dengan jumlah, struktur/komposisi,

pertumbuhan, serta persebaran penduduk.

5. Mengendalikan pertumbuhan dan persebaran penduduk sesuai dengan daya

dukung alam dan daya tampung lingkungan secara nasional melalui

pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, dan pengarahan

mobilitas penduduk.

f. Sasaran Umum Grand Design

Sasaran fertilitas diarahkan pada pencapaian kondisi penduduk tumbuh

seimbang (PTS) pada tahun 2015 yang ditandai dengan :

1. TFR sebesar 2,1 per wanita diturunkan pada tahun 2020 TFR sebesdar 1,85

2. NRR sebesar 1 per wanita pada tahun 2015 dan pada tahun 2020 NRR

menjadi 0,89 per wanita.

Page 10: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

10

3. Angka kematian bayi (IMR) pada tahun 2015- 2020 menjadi 21 per 1000

kelahiran hidup dan menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup pada kurun waktu

2030-2035.

g. Ukuran Keberhasilan

Keberhasilan dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk ini

akan dilihat dari sejauh mana sasaran-sasaran kependudukan tersebut dapat

dicapai pada setiap periode waktu, seperti pemakaian kontrasepsi, angka

kelahiran total, Net Reproduction Rate, angka kelahiran kasar, laju pertumbuhan

penduduk, serta jumlah penduduk. Termasuk juga di dalamnya adalah sasaran-

sasaran mortalitas seperti angka kematian bayi dan angka harapan hidup.

h. Strategi Pelaksanaan

Di tingkat nasional, strategi pelaksanaan dari Grand Design Pengendalian

Kuantitas Penduduk ini mencakup dua hal pokok, yaitu: (1) Menyangkut

penyempurnaan regulasi nasional yang terkait dengan upaya pengendalian

kuantitas penduduk; dan (2) Melalui penyelesaian Peraturan Pemerintah dan

regulasi ikutan sebagai penjabaran Undang-Undang No. 52 tahun 2009.

Di tingkat kementrian, lembaga atau pemerintah daerah, strategi

pelaksanaan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk ini berkaitan

dengan: (1) Implementasi kebijakan atau program yang berkaitan dengan

komponen-komponen pengendalian kuantitas penduduk; dan (2) pelaksanaan

upaya pengendalian fertilitas, penurunan mortalitas, dan pengarahan mobilitas

penduduk.

3. ROAD MAP

a. Tujuan Road Map

Grand design pengendalian kuantitas penduduk ini mencakup kurun waktu

2010 sampai dengan 2035. Pada setiap periode lima tahun dari tahun 2010 akan

Page 11: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

11

dibuat semacam road map untuk mengetahui sejauh mana sasaran-sasaran

pengendalian kuantitas penduduk telah dapat dicapai, baik yang mencakup

fertilitas, mortalitas, maupun persebaran.

Dengan demikian tujuan dari road map ini adalah agar secara sistematis

dan terencana diketahui sasaran-sasaran yang harus dicapai pada setiap

periode, serta kebijakan, strategi, dan program yang perlu dilakukan.

b. Sasaran Kependudukan

1. Fertilitas

Pada tahun 2015 diharapkan peserta KB di Indonesia akan berjumlah

sebesar 70% dari pasangan usia subur (PUS) dengan 65% adalah pemakai

kontrasepsi modern, pada tahun 2035 peserta KB di Indonesia akan

berjumlah 80% dari PUS dengan 75% adalah peserta KB modern.

Angka Fertilitas Total (TFR) diharapkan menurun pada tahun 2015

diperkirakan angka fertilitas total akan menurun mencapai kondisi penduduk tumbuh seimbang (replacement level fertiliy) dengan TFR sebesar 2,1 per

wanita atau Net Reproduction Rate (NRR) sebesar 1 per wanita. Angka

fertilitas ini secara konsisten diharapkan terus menurun sehingga pada tahun

2035 Angka Fertilitas Total di Indonesia mencapai 1,85 per wanita dan Net

Reproduction Rate sebesar 0,89 per wanita. Di sisi lain angka kelahiran kasar

(Crude Birth Rate/CBR) juga menurun dari 16,8 per 1000 penduduk pada

tahun 2015 menjadi 13,19 per 1000 penduduk pada tahun 2035.

Pada tahun 2015 diharapkan laju pertumbuhan penduduk akan

menurun menjadi 1,05% pada tahun 2035 laju pertumbuhan penduduk akan

menjadi 0,6%. Dengan penurunan laju pertumbuhan penduduk tersebut

diperkirakan total penduduk Indonesia pada tahun 2015 mendekati 250 juta

jiwa dan meningkat menjadi sekitar 280 juta jiwa pada tahun 2035.

Page 12: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

12

2. Mortalitas

Penurunan angka fertilitas tersebut di atas juga akan diikuti oleh

penurunan angka mortalitas secara berlanjut. Angka kematian bayi (IMR)

akan menurun dari 21,29 per 1000 kelahiran pada kurun waktu 2010-2015

menjadi 11,52 per 1000 kelahiran pada periode tahun 2030-2035. Angka

kematian anak juga diharapkan menurun secara konsisten dari 24,95 per

1000 kelahiran pada kurun waktu 2010-2015 menjadi 12,92 per 1000

kelahiran pada periode 2030-2035.

Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi dan anak, angka

harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) juga meningkat. Pada

tahun 2010-2015 diharapkan angka harapan hidup mencapai 72,22 tahun

(angka harapan hidup laki-laki 70,15 tahun sedangkan perempuan 74,32

tahun). Pada periode 2030-2035 diperkirakan angka harapan hidup mencapai

76,48 tahun (angka harapan hidup laki-laki sebesar 74,26 tahun sedangkan

perempuan 78,73 tahun).

Patut dicatat bahwa penurunan angka fertilitas akan menyebabkan

proporsi penduduk usia muda akan semakin menurun dan sebaliknya

proporsi penduduk usia tua akan semakin meningkat. Meningkatnya

penduduk usia tua akan berakibat pada peningkatan angka kematian kasar

(Crude Death Rate/CDR). Pada tahun 2010-2015 diperkirakan CDR sebesar

6,28 per 1000 penduduk, sedikit meningkat menjadi 7,62 per 1000 penduduk

pada periode 2030- 2035.

Page 13: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

13

BAB III ANALISIS KEBIJAKAN

KEPENDUDUKAN PEMBANGUNAN BEKELANJUTAN

PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN

1. Gambaran Umum

Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran

penduduk sedang kebijakan pembangunan berkelanjutan adalah kebijakan

pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk saat ini sekaligus

kesejahteraan penduduk dimasa mendatang dalam rangka meningkatkan taraf

hidup penduduk saat ini tidak boleh mengorbankan kesejahteraan penduduk

generasi mendatang.

Kebijakan kependudukan adalah langkah-langkah dan program yang

membantu tercapainya tujuan ekonomi, sosial, demografis,dan tujuan umum

lainnya dengan jalan memenuhi variabel-variabel utama demografi, besar

penduduk dan pertumbuhannya, serta perubahan dan ciri-ciri

demografisnya.(Kartono Wirosuhardjo dan Eko Ganiarto).

Kebijakan kependudukan dapat dibedakan antara kebijakan yang

mempengaruhi variabel kependudukan dan kebijakan yang menanggapi

perubahan-perubahan dalam bidang kependudukan.

Dalam analisa kebijakan kependudukan ingin mengkaji antara kebijakan

yang mempengaruhi variabel kependudukan secara langsung melalui keluarga

berencana dengan kebijakan pemerintah yang menanggapi perubahan dalam

bidang kependudukan sifatnya kearah kualitatif.

Secara umum kebijakan kependudukan yang dilakukan oleh pemerintah

daerah baik tingkat propinsi sampai dengan tingkat kabupaten/kota, yang tercermin

melalui visi, misi, kebijakan dan prioritas RPJMD masing-masing pemerintah

daerah semuanya mengarah pada kebijakan pembangunan berwawasan

kependudukan, dimana penduduk selain sebagai obyek dan subyek dari

pembangunan itu sendiri dan telah memperhatikan pembangunan berkelanjutan

Page 14: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

14

dimana selain untuk memenuhi kebutuhan sekarang juga dalam kebutuhan

generasi lanjut.

Kebijakan pembangunan oleh pemerintah daerah baik propinsi maupun

kabupaten/kota tercermin dalam visinya semuanya mengarah pada kemakmuran

rakyat/manusia, yang dijabarkan melalui misinya dalam rangka meningkatkan

kemakmuran dengan meningkatkan taraf ekonomi, pendidikan, kesehatan,akhlak

manusia, sosial dan budaya, sehingga untuk mensinergiskan dan menyerasikan

kebijakan pemerintah daerah dengan kebijakan penduduk dan keluarga berencana

perlu adanya penguatan komitmen antara Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana khususnya perwakilan Propinsi Bengkulu dengan pemerintah daerah

baik propinsi maupun kabupaten/kota dengan melakukan advokasi dan KIE selain

mitra kerja juga pada Kepala Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota juga

mempromosikan kajian-kajian kependudukan juga rencana intervensi

kependudukan sehingga ada satu tekad kebulatan memakmurkan penduduk

propinsi Bengkulu.

Penguatan komitmen dengan sinergis dan menyeserasikan Kependudukan

dan Keluarga Berencana dapat dilakukan melalui kajian pada visi dan misi serta

kebijakan masing-masing pemerintah daerah baik tingkat propinsi dan

kabupaten/kota.

2. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah A. Kebijakan Propinsi Bengkulu

Kebijakan pembangunan berkelanjutan pemerintah daerah Propinsi

Bengkulu tercermin pada visi pemerintah daerah Propinsi Bengkulu tahun 2011 –

2015 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang Maju dan Sejahtera”, yang

mengandung makna bahwa masyarakat Bengkulu dalam lima tahun ke depan

harus maju dan sejahtera yang ditandai dengan meningkatnya angka pertumbuhan

ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan angka pendapatan perkapita

serta menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran.

Dalam mewujudkan visi dari pemerintah daerah Propinsi Bengkulu tahun 2011 –

2015 dijelaskan melalui misi yaitu :

Page 15: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

15

1. Mewujudkan perekonomian rakyat yang berdaya saing, dengan menciptakan

iklim investasi dengan cara optimalisasi pengelolaan investasi dalam rangka

mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri

rakyat sebagai motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa sebagai

pendukung.

Mewujudkan perekonomian rakyat dengan melakukan revitalisasi pertanian ,

kelautan dan perikanan dengan meningkatkan peranan usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang berdaya saing

tinggi

2. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera dengan cara

melakukan optimalisasi peran sumber daya manusia, kelembagaan dan kegiatan

keagamaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama, melakukan

perluasan dan pemerataan akses pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu

dan relevansi pendidikan, melakukan perluasan dan pemerataan akses

kesehatan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan, meningkatkan

kualitas pelayanan kesejahteraan sosial, peran, potensi dan prestasi pemuda

dan olahraga, serta meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan

serta kesejahteraan dan perlindungan anak

3. Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar

dengan meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dengan cara

meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup,

pengelolaan kawasan rawan bencana, pembangunan, pengembangan dan

pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara, pembangunan dan

pengembangan infrastruktur dasar penunjang

4. Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta

mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat

dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel, sistem

pemerintahan dan sumber daya aparatur yang profesional, membangun sistem

politik dan kerjasama antar pemerintah daerah sehingga mampu menciptakan

stabilitas dan kemajuan daerah, menegakkan supremasi hukum, dan keamanan

dengan cara meningkatnya kontribusi, kualitas dan kuantitas hasil Penelitian,

Page 16: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

16

Teknologi, informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan daerah

Sedangkan kebijakan prioritas dalam RPJMD Propinsi Bengkulu tahun 2011 –

2015 adalah :

a. Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga,

pemberdayaan perempuan-KB)

b. Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan

c. Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya

perikanan dan kelautan yang berkelanjutan

d. Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan,

telekomunikasi dan energi)

e. Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana

f. Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi

g. Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum

B. Kota Bengkulu

Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kota

Bengkulu tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Menuju Masyarakat Kota

Bengkulu yang Bermartabat dan Makmur” dijabarkan melalui tujuh misi yaitu :

1. Mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

dalam kehidupan antar umat beragama dan berakhlak mulia, toleran hukum dan

damai.

2. Meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan lokal,

terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang aktif, produktif mandiri

dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

Beberapa kebijakan dalam pembangunan kelanjutan yaitu mengembangkan

usaha kecil dan menengah (UKM) dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing,

pengembangan penelitian dan pengembangan manajemen produksi;

peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja; alih teknologi dan

Page 17: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

17

perluasan pasar; meningkatkan Kesejahteraan petani dan nelayan dan ketahanan

pangan dengan cara meningkatkan kualitas SDM petani/nelayan dan

mempertahankan kelestarian lingkungan hidup.

3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelayanan

kesehatan serta menciptakan lapangan pekerjaan demi terwujudnya kehidupan

masyarakat yang makmur.

Kebijakan melakukan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun untuk

mewujudkan pemerataan pendidikan dasar yang bermutu melalui upaya penarikan

kembali siswa putus sekolah dan lulusan SD termasuk SDLB, MI dan Paket A

yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B serta upaya

menurunkan angka putus sekolah harus dioptimalkan dalam menurunkan secara

signifikan jumlah penduduk yang buta aksara serta memperluas dan pemerataan

bagi masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan formal dari berbagai

jenjang dan jenis pendidikan; juga memperluas (diversifikasi) layanan pendidikan

nonformal yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,

pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan

keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan,

serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta

didik.

Menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal yang bermutu dan berdaya

saing serta memilki relevansi dengan dunia kerja; menurunkan kesenjangan

partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat dengan memberikan akses

yang lebih besar kepada kelompok masyarakat miskin.

Mengembangkan kurikulum baik nasional maupun lokal yang disesuaikan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni serta

perkembangan global, regional, nasional dan lokal termasuk pengembangan

kinestetika dan integrasi pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos

kerja dan kemampuan kewirausahaan peserta didik; pendidikan kewirausahaan

dan karya alternatif mahasiswa

Menyediakan materi dan peralatan pendidikan (teaching and learning materials)

terkini baik yang berupa materi cetak seperti buku pelajaran maupun yang

Page 18: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

18

berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan alam sekitar serta meningkatkan

jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dengan

mempertimbangkan peningkatan jumlah peserta didik dan ketepatan lokasi

Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan sebagai

ilmu pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar

kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan

pendidikan, dan infrastruktur pendidikan

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk

dalam pembiayaan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat

serta dalam peningkatan mutu layanan pendidikan yang meliputi perencanaan,

pengawasan, dan evaluasi program pendidikan

Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip adil, efisien, efektif,

transparan dan akuntabel termasuk penerapan pembiayaan pendidikan berbasis

jumlah siswa (student-based financing) dan peningkatan anggaran pendidikan

hingga mencapai 20 persen dari APBD guna melanjutkan usaha-usaha

pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan dan

sarana-prasarana kesehatan, meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga

kerja, Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan sosial, meningkatkan akses

pelayanan kesehatan.

4. Menegakkan supremasi hukum dan rasa keadilan masyarakat dengan

mengedepankan peran perempuan pada pengambilan kebijakan publik yang

setara, demokratis dalam keragaman dan penegakan hak azazi manusia”.

5. Mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, jujur dan berwibawa, dengan

menempatkan aparatur pemerintah secara profesional dan proporsional dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung

peningkatan kemakmuran masyarakat, dengan meningkatkan, membangun dan

memelihara infrastruktur pelayanan publik; mengembangkan aksesibilitas

pelayanan umum terhadap sentra-sentra kegiatan masyarakat; mewujudkan

Page 19: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

19

sistem transportasi untuk menunjang produktivitas dan mobilitas publik;

mengembangkan kemampuan mitigasi terhadap bencana

7. Meningkatkan pembinaan dan pelestarian adat dan budaya daerah dalam

kehidupan sosial yang berkelanjutan, dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap

pengaruh globalisasi”

C. Kabupaten Bengkulu Utara

Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten

Bengkulu Utara tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Terwujudnya

Masyarakat Bengkulu Utara yang Maju dan Bermartabat.

Untuk mewujudkan dari Visi tersebut, maka dilaksanakan melalui kebijakan yang

tercermin pada misi sebagai berikut :

1. Memajukan perekonomian masayarakat berbasis potensi dan sumberdaya

daerah serta pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

2. Membangun dan mengembangkan infrastruktur daerha terpadu..

3. Meningkatkan Daya saing dan pengembangan produk unggulan daerah.

4. Mewujudkan SDM berkualitas melalui akses ketersediaan pendidikan dan

kesehatan yang bermutu.

5. Mewujudkan pelayanan public yang prima, tata kelola pemerintahan yang baik

dan bersih.

6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur.

7. Memberikan ruang seluas-luasnya bagi perempuan dalam pembangunan.

8. Mendorong berkembangnya masyarakat yang religious, berbudaya dan memiliki

karakter bkooperatif, kolaboratif, produktif dan kompetitif.

Serta dalam PRIORITAS RPJMD TAHUN 2011 – 2016, meliputi :

1. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan.

2. Peningkatan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan.

3. Peningkatan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi teknis).

4. Peningkatan penanganan lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam.

5. Peningkatan investasi daerah.

Page 20: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

20

6. Perwujudan pemerintahan yang baik dan bersih.

D. Kabupaten Kaur

Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten

Bengkulu Utara tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Kabupaten Kaur

Maju dan Sejahtera berbasiskan keunggulan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi

Lokal.

Untuk mewujudkan dari Visi tersebut, maka dilaksanakan melalui kebijakan yang

tercermin pada misi sebagai berikut :

Misi 1, Mewujudkan Pemerataan, Kualitas dan Relevansi Pelayanan Pendidikan.

Dengan cara perbaikan Kualitas Pendidikan dengan Memperbaiki Proses Belajar

Mengajar, peningkatan Iklim Akademik lingkungan dan rumah, perluasan

pemerataan pendidikan di wilayah terisolir, pengembangan sistem guru kunjung,

pengembangan Pendidikan dan Pelatihan kecakapan hidup berbasis sumber daya

lokal. Pelatihan pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan sumber daya hutan,

pengolahan hasil laut.

Misi 2, Memperluas dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, dengan cara

revitalisasi RSUD dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, peningkatan

Sarana/Prasarana terutama di daerah terpencil, jumlah tenaga medis khususnya

diwilayah terpencil, kuantitas dan kualitas posyandu.

Peningkatan kualitas gizi masyarakat, pengembangan sarana informasi kesehatan

ibu dan anak .

Misi 3, Membangun dan Mengembangkan Infrastruktur Secara Terintegrasi dengan

kebijakan perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, perbaikan

jalan dan jembatan yang rusak, program jebol Isolasi di daerah terisolir,

pengembangan pembangkit tenaga air listrik dan tenaga surya, sarana PLTS dan

listrk aki.

Perbaikan rumah rakyat yang layak huni dan perbaikan model hunian, pemenuhan

kebutuhan sarana air bersih yang layak konsumsi.

Page 21: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

21

Misi 4. Membangun Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Sumber Daya Modal

dengan mengembangkan kerja cerdas melalui Peningkatan Produktivitas Tenaga

Kerja, revitalisasi Pertanian secara umum melalui, peningkatan dan perbaikan jalan

produksi dan pengairan, pengembangan model pertanian rakyat, pemberantasan

hama babi, pemanfaatan sumberdaya lokal untuk peternakan, peningkatan

pemeliharaan, penangkapan dan pengolahan ikan, pengembangan industri berbasis

sumber daya alam, pengembangan industry berbasis sumber daya alam,

pengembangan insdustri kecil dan rumah tangga, pengembangan system keuangan

skala mikro (micro finance).

Misi 5. Mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Sistem Pemerintahan yang baik.

Misi 6. Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.

Pengembangan usaha pengolahan Sumber Daya Alam dengan memperhatikan

kelestarian lingkungan, pemanfaatan sumberdaya dengan memperhatikan

regerasinya, pemanfaaatan limbah untuk system produksi, pemilihan usaha dengan

memperhatikan siklus kehidupan.

E. Kabupaten Kepahiang

Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten

Kepahiang tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Kepahiang Kabupaten

Asri Laksana Emas dan Intan. Kabupaten Kepahiang terdepan dalam Industri dan

Pariwisata Berbasis Pertanian dan Sumber Daya Manusia, dengan program Ikan,

Kebun, Tanaman pangan hortikultura dan Ternak, dengan pengembangan SILUNA .

Untuk mewujudkan dari Visi tersebut, maka dilaksanakan melalui kebijakan yang

tercermin pada misi sebagai berikut :

Menerapkan pelaksanaan Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa (Good

Governance); dengan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat; pembangunan

ekonomi dengan skala prioritas kesejahteraan masyarakat; membangun prasarana

dan sarana perekonomian daerah; peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) melalui pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan perluasan

kesempatan belajar bagi masyarakat; memanfaatkan Potensi Daerah dan

mengelola potensi Sumber Daya Alam (SDA) secara Optimal dan berkelanjutan;

Page 22: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

22

mengembangkan program kependudukansebagai modal utama pembangunan;

meningkatkan pemberdayaan masyarakat (people empowerment)secara

berkeadilan; Membangunkehidupan sosial budaya masyarakat yang berkaulitas;

menyediakan kesempatan kerja dan meningkatkan kualitas kerja.

F. Kabupaten Mukomuko

Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten

Mukomuko tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : “ Terbebasnya

Kabupaten Mukomuko dari ketertinggalan Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya

Landasan Pembangunan yang Kokoh”. Dalam mewujudkan diarahkan pada 3 hal

pokok yaitu :

1. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengentasan kemiskinan dan

pemerataan pembangunan.

2. Memajukan kabupaten Mukomuko sehingga bukan lagi merupakan salah satu

daerah tertinggal

3. Mewujudkan kabupaten Mukomuko hijau.

Dalam mendukung keberhasilan di rumuskan melalui misi sebagai berikut :

a) Melanjutkan Pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pengentasan kemiskinan

b) Melanjutkan Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan

ekonomi, pembangunan ketahanan pangan, pengembangan industri dan

pariwisata

c) Melanjutkan Pembangunan Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas

dan kuantitas pelayanan pendidikan dan IPTEK, kesehatan, Sosial Budaya,

Pemberdayaan Perempuan, Pemuda dan Olah Raga serta pengelolaan

kependudukan.

d) Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan

Hidup untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara

optimal, dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan berkelanjutan.

e) Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola kepemerintahan untuk

mendukung terciptanya pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Page 23: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

23

G. Kabupaten Seluma

Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten

Seluma tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : “ Terwujudnya

Kabupaten Seluma yang Tertib, Aman, Indah, dan Sejahtera dengan dukungan

Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak Mulia melalui Optimalisasi

Pemberdayaan Potensi Daerah “ .

Makna dari visi tersebut, pembangunan di kabupaten Seluma menciptakan kondisi

kabupaten yang tertib dalam penataan ruang dan pengelolaan keuangan daerah,

yang aman, damai dan kondusif serta terciptanya stabilitas daerah yang sehat dan

dinamis, dapat menciptakan pembangunan yang memberi nilai tambah bagi

pembangunan dan hasilnya-hasilnya sehingga meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi, IPM dan pendapatan per kapita serta menurunnya angka kemiskinan

serta pengangguran.

Dalam mewujudkan visi daerah dirumuskan dalam misi pembangunan dan

kebijakan daerah sebagai berikut :

1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang tertib dan aman

2. Mewujudkan masyarakat yang adil dan demokratis

3. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera

4. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup

yang berkelanjutan

5. Mewujudkan sumber daya manusia dan aparatur pemerintah yang berkualitas

Fokus dari Misi tersebut, dibagi menjadi beberapa urusan pemerintah yaitu :

1. Misi I dibagi atas urusan pengawasan, penataan ruang, kesbang, hukum

2. Misi II dibagi atas urusan politik dalam nenegri, pemberdayaan perempuan dan

pemberdayaan masyarakat desa.

3. Misi III dibagi atas urusan transmigrasi, pekerjaan umum, kesehatan,

perumahan, perhubungan, sosial, KB dan Keluarga Sejahtera, koperasi dan

UKM, penanaman modal, pertanian, perdagangan, perindustrian, kebudayaan.

4. Misi IV dibagi atas urusan lingkungan hidup, kehutanan, ESDM, pariwisata,

kelautan, perikanan, mitigasi bencana

Page 24: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

24

5. Misi V dibagi atas urusan pendidikan, perpustakaan, pemerintah umu,

kepegawaian, kependudukan dan catatan sipil, tenaga kerja, pemuda dan olah

raga, pengelolaan keuangan daerah, perencanaan pembangunan daerah

Uraian dari Visi dan Misi, agar tercapai kabupaten Seluma melaksanakan

pembangunan di kabupaten Seluma yang berorientasi kepada aspek pembinaan

yaitu :

1. Bina Manusia; merupakan pengembangan sumber daya manusia yang maju dan

berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan, mutu pendidikan, dan

peningkatan pengamalan ajaran agama

2. Bina Ekonomi : pengembangan ekonomi kerakyatan bertumpuh pada

pemberdayaan masyarakat melalui sektor yang dapat bersinergi dengan sektor

lain. Mewujudkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh yang ditandai dengan

meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat dalam

terpenuhinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan,

pendidikan dan lapangan kerja.

a) Bina Lingkungan : Keseimbangan dan pemerataan pembangunan secara

berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan.

b) Bina Aparatur : Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur

pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya

menyelenggarakan pemerintah yang demokratis, transparan, akuntabel,

efektif dan efisien

c) Bina Politik dan hukum meningkatkan peran lembaga politik dan masyarakat

dalam proses penetapan kebijakan publik maupun proses pengawasan.

d) Bina sosial budaya dan teknologi, meningkatnya kesadaran masyarakat yang

menjunjung tinggi budaya daerah dan kemampuan apresiasi terhadap nilai

budaya yang berkembang.

Page 25: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

25

Page 26: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

26

BAB IV ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN PENETAPAN PARAMETER

PROPINSI BENGKULU 1. Kondisi Diinginkan

Dalam jangka panjang kondisi kependudukan yang diinginkan adalah

tercapainya penduduk stabil dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dari kondisi ini

diharapkan bahwa jumlah bayi yang lahir diharapkan sama (seimbang) dengan

jumlah kematian sehingga penduduk menjadi stasioner. Untuk mencapai kondisi

penduduk tumbuh seimbang (PTS), diharapkan angka kelahiran total (TFR) akan

menjadi 2,1 per wanita atau Net Reproduction Rate (NRR) sebesar 1 per wanita

pada tahun 2015.

2. Analisa Penduduk Sensus Penduduk Tahun 2010

a. Jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu hasil sensus penduduk tahun 2010 sebesar

1.715.518 dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,67 persen dengan

kepadatan penduduk 85.

Hasil proyeksi penduduk pada tahun 2010 berdasarkan sensus 2000 sebesar

1.784.500 sehingga penduduk Propinsi Bengkulu hasil Sensus Penduduk tahun

2010 masih rendah dari proyeksi tahun 2010.

Sex ratio sebesar 105 dan dalam 10 tahun median umur penduduk Provinsi

Bengkulu berada pada umur 26 tahun sedangkan pada tahun 2000 median umur

berada pada umur 22 tahun.

b. TFR Propinsi Bengkulu hasil perhitungan sementara oleh Bappenas terhadap

Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 2,50, kondisi lebih tinggi dari proyeksi

TFR sebesar 2,12.

c. NRR Propinsi Bengkulu tahun 2010 dihitung dengan program Spectrum sebesar

1, lebih tinggi dari proyeksi tahun 2010 yaitu sebesar 0,99.

d. CBR Propinsi Bengkulu tahun 2010 dihitung dengan program Spectrum sebesar

19,4 lebih tinggi dari proyeksi sebesar 18,8.

e. Angka harapan hidup 70,7 tahun.

Page 27: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

27

f. IMR Propinsi Bengkulu tahun 2010 hasil spectrum sebesar 46,3 lebih tinggi dari

proyeksi sebesar 26,2.

g. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin sangat penting untuk

diketahui keadaan penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk

secara ekonomi dan social, dengan mengetahui susunan penduduk menurut

umur dan jenis kelamin merupakan pencerminan proses demografi masa

lalunya, tetapi juga menggambarkan perkembangan kependudukan pada masa

yang akan datang melalui proses kelahiran dan kematian.

Piramida Penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan

jenis kelamin dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 sebagai berikut :

-1 0.3 1

-10 .2 8

-10.15

-9.23

-8.98

-9.22

-8.7 6

-7.5 5

-6.55

-5 .66

-4.59

-3.0 4

-2 .03

-1.36

-1.02

-1 .1 6

10.17

10.11

10.09

9 .35

9 .3 2

9.55

8 .7 2

7.69

6.48

5.46

4 .1 7

2 .66

2.0 1

1 .4 4

1.18

1.53

-15.00 -1 0.00 -5.0 0 0 .00 5.00 10.00 15 .00

0-4

5-9

1 0-1 4

1 5-1 9

2 0-2 4

2 5-2 9

3 0-3 4

3 5-3 9

4 0-4 4

4 5-4 9

5 0-5 4

5 5-5 9

6 0-6 4

6 5-6 9

7 0-7 4

75 +

PIRAMIDA PENDUDUK HASIL SENSUS 2010

Perempuan L aki-Laki

Ditinjau dari segi komposisi umur menurut golongan umur dan kelamin sebagai

berikut :

1. Penduduk golongan umur 0 – 4 tahun sebesar 10,24 persen, dengan rincian

laki-laki sebesar 10,31 persen dan perempuan 10,17 persen. Dari gambar

tersebut menunjukkan bahwa pada lima tahun yang lalu fertilitas di Propinsi

Bengkulu naik kembali hal ini terlihat pada kelompok umur tersebut melebar

Page 28: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

28

keluar dan hasil perhitungan sementara perhitungan terhadap TFR naik dari

2,23 SDKI tahun 2007 menjadi 2,5 per wanita hasil sensus penduduk tahun

2010.

2. Penduduk golongan umur 5 – 9 tahun sebesar 10,20 persen dengan rincian

laki-laki 10,28 persen dan perempuan 10,11persen, diasumsikan tingkat

kematian dari balita rendah

3. Penduduk golongan umur 10 – 14 tahun sebesar 10,12 persen dengan

rincian laki-laki sebesar 10,15 persen dan perempuan 10,09

persen.Kelompok umur tersebut dapat diasumsikan sepuluh tahun

mendatang kelompok tersebut akan berumur 20 – 24, dimana perlu

dipersiapkan lapangan pekerjaan dan tingkat kenaikan dari pasangan

keluarga baru, sehingga perlu dipersiapkan KIE pada calon pengantin

4. Kelompok Umur 25 – 29 tahun dipakai sebagai asumsi tingkat fertilitas

dimana pada kelompok tersebut merupakan bentuk pasangan kelompok

keluarga muda. Pada 25 tahun yang lalu di Propinsi Bengkulu fertilitas tinggi

dan diasumsikan fertilitas di Propinsi Bengkulu akan tetap tinggi hal ini terlihat

pada kelompok umur 25 – 29 tahun perempuan lebih tinggi dibandingkan

pada kelompok laki-laki, sehingga untuk mencegah fertilitas tinggi perlu

peningkatan dari Keluarga Berencana.

5. Kelompok umur muda 0 – 14 tahun sebagai kelompok umur tidak produktif di

Propinsi Bengkulu hasil sensus 2010 sebesar 30,56 persen, kelompok umur

kerja 15 – 64 tahun sebesar 65,17 persen dan kelompok umur tua yang tidak

produktif yaitu 65 keatas sebesar 3,93 persen bila dilihat per jenis kelamin

maka penduduk jenis kelamin perempuan pada kelompok umur 65 keatas

lebih tinggi artinya angka kematian lebih rendah dan derajat kesehatan lebih

tinggi.

6. Rasio ketergantungan hasil sensus penduduk tahun 2010 sebesar 53 per 100

penduduk usia kerja

h. Penyebaran Penduduk menurut Geografis

Penyebaran penduduk per Kabupaten/Kota tidak merata, Kota Bengkulu terbesar

yaitu 308.544 dengan sex ratio 101,33 dan kepadatan pendudukan 2.135 jiwa

Page 29: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

29

per km2, disusul Bengkulu Utara sebesar 257.675 dengan sex ratio 105,99 dan

kepadatan penduduk 58 sedangkan terendah kabupaten Lebong sebesar 99.215

dengan sex ratio 104,77 dan kepadatan penduduk 51 dan Kabupaten Bengkulu

Tengah sebesar 98.333 sex ratio 105,83 dan kepadatan penduduk sebesar 87.

HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH SEX KEPADATAN LPP PROYEKSI

RATIO TAHUN 2015

1701 BENGKULU SELATAN 72,078 70,862 142,940 101.72 121 1.20 151,725.00 1702 REJANG LEBONG 125,321 121,466 246,787 103.17 163 0.63 254,659.00 1703 BENGKULU UTARA 132,583 125,092 257,675 105.99 58 2.03 284,913.00 1704 KAUR 55,991 51,908 107,899 107.87 46 1.30 115,097.00

1705 SELUMA 89,354 84,153 173,507 106.18 72 1.24 184,535.00 1706 MUKOMUKO 81,226 74,527 155,753 108.99 39 2.49 176,134.00 1707 LEBONG 50,762 48,453 99,215 104.77 51 1.58 107,305.00 1708 KEPAHIANG 63,996 60,869 124,865 105.14 188 1.10 131,885.00 1709 BENGKULU TENGAH 50,560 47,773 98,333 105.83 87 1.74 107,191.00 1771 BENGKULU 155,288 153,256 308,544 101.33 2,135 2.48 348,749.00

170X BENGKULU 877,159 838,359 1,715,518 104.63 87 1.67 1,862,193.00 .

2. Penetapan Parameter Propinsi Bengkulu ( 2010 2035) dengan TFR 2,10

Dalam rangka mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang pada tahun 2015 dengan

ketentuan tersebut diatas, serta memperhatikan hasil sementara sensus penduduk

tahun 2010 yang tidak menguntungkan, maka perlu ditetapkan parameter penduduk

yang disusun sebagai road map khusus Propinsi Bengkulu dengan skenario TFR

tahun 2015 sebesar 2,1 per wanita dan tahun 2035 sebesar 1,95 per wanita dengan

dibagi menjadi kelompok lima tahunan sebagaimana gambaran dibawah ini.

Page 30: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

30

a. Demografi

1. Penduduk

Program Spectrum merupakan salah satu tool atau alat analisis dampak

kependudukan serta perencanaan, dari hasil perhitungan spektrum dengan

skenario TFR pada tahun 2015 sebesar 2,10 dan pada tahun 2035 sebesar

1,95 maka diproyeksikan pada tahun 2015 jumlah penduduk sebesar

1.835.330 dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 936.167 dan penduduk

perempuan 899.163 dan pada tahun 2035 penduduk di Propinsi Bengkulu

sebesar 2.242.193 dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 1.131.724 dan

penduduk perempuan sebesar 1.110.469.

Doubling Time Berapa jumlah pendudukl meningkat dua kali lipat dari

keadaan sekarang, apabila pertumbuhan terus berlanjut. Pada tahun 2015

diproyeksi terjadi penduduk meningkat dua kali lipat dari keadaan sekarang

sekitar 12 tahun, pada tahun 2035 sebesar 16 tahun.

Penduduk kelompok umur 0 – 4 tahun pada tahun 2015 sebesar 8,61 persen

dan tahun 2035 turun menjadi 6,9 persen, kelompok umur 15 – 49 pada

tahun 2015 sebesar 56,46 dan pada tahun 2035 turun menjadi 50,67 persen,

penduduk usia kerja 15 – 64 tahun sebesar 67,97 persen dan turun pada

tahun 2035 sebesar 68,65 persen, Wanita Usia Subur 15 – 49 tahun sebesar

56,77 persen dan pada tahun 2035 sebesar 50,2 persen selengkapnya

dalam tabel

2. Fertilitas

Fertilitas dalam pengertian demografi merupakan kemampuan riil seorang

wanita atau sekelompok untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah

bayi yang dilahirkan hidup.

a. Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total yaitu: rata-rata

jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa

Page 31: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

31

reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada

tahun yang bersangkutan.

Dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,1 per wanita dan tahun 2035

TFR sebesar 1,95 per wanita maka pada tahun 2020 TFR sebesar 2,06,

tahun 2025 TFR sebesar 2,02 dan TFR tahun 2030 sebesar 1,99.

b. Angka Reproduksi Kotor (Gross Reproduction Rate = GRR) adalah jumlah

kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor perempuan sepanjang

masa reproduksinya, dengan asumsi tdk ada yg meninggal sebelum

mengakhiri masa reproduksinya, dengan skenario TFR tahun 2015

sebesar 2,1 per wanita maka GRR tahun 2015 di propinsi Bengkulu

sebesar 1,02 per 1.000 perempuan umur 15 – 49 tahun, dan pada tahun

2035 sebesar 0,95 . per 1.000 perempuan umur 15 – 49 tahun.

c. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR)

Banyaknya kelahiran hidup pada suatu periode (tahun) dibagi jumlah

penduduk pertengahan tahun pada periode yg sama. CBR tahun 2015

sebesar 17,9 per 1.000 penduduk dan tahun 2020 sebesar 17 per 1.000

penduduk, tahun 2025 sebesar 16,1 per 1.000 penduduk, tahun 2035

sebesar 14,1 per 1.000 penduduk.

3. Mortalitas (Kematian)

Mortalitas adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan

secara permanen, yg bisa terjadi setiap saat setelah dilahirkan hidup :

a. Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR) adalah banyaknya

kematian pada suatu periode (tahun) tertentu dibagi dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun pada periode/tahun yang sama, pada tahun

2015 dengan skenario TFR sebesar 2,10 dan tahun 2035 TFR sebesar

1,95, maka tahun 2015 angka kematian kasar sebesar 5,03 per 1.000

penduduk tahun 2020 sebesar 5,37 tahun 2025 sebesar 5,83 tahun 2025

sebesar 6,46 dan tahun 2035 sebesar 7,22 per 1.000 penduduk

Page 32: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

32

b. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate ) adalah : jumlah kematian

bayi berumur dibawah 1 tahun selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.

Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan

kesejahteraan.

IMR pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 40,8 per 1.000 kelahiran

hidup selanjutnya tahun 2020 sebesar 38,7 per 1,000 kelahiran hidup,

tahun 2025 sebesar 36,2 tahun 2030 sebesar 33,7 dan pada tahun 2035

sebesar 31,2 per 1.000 kelahiran hidup,

c. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi tahun 2015 sebesar 46, tahun 2020 sebesar 43 dan

tahun 2025 sebesar 41, tahun 2030 sebesar 38 dan tahun 2025 sebesar

35.

d. Jumlah Kelahiran dan Kematian

Pada tahun 2015 diproyeksikan kelahiran sebesar 32.769 dan kematian

9.237, tahun 2020 kelahiran sebesar 33.161 dan kematian 10.484 dan

tahun 2035 dengan skenario TFR sebesar 1,95 maka diproyeksikan

kelahiran sebesar 31.551 dan kematian sebesar 16.200

b. Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana adalah program untuk membantu keluarga

termasuk individu merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik

sehingga dapat mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga berkualitas akan

menghasilkan generasi berikutnya yang berkualitas juga.

Tujuan Keluarga Berencana adalah menurunkan kelahiran disamping program

lain untuk meningkatkan kualitas penduduk seperti; meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak, meningkatkan kemudahan dan kualitas pelayanan

kesehatan masyarakat, dan meningkatkan gizi dll.

1. Kesertaan ber-KB atau prevalensi kesertaan ber-KB (Contraceptive

Prevalence Rate) yang merupakan persentase Pasangan Usia Subur

Page 33: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

33

(PUS) yang sedang menggunakan alat/cara KB pada tahun 2015 sebesar

70,5 persen, selanjutnya tahun 2020 sebesar 71,07 persen, tahun 2025

sebesar 71,65 persen,tahun 2030 sebesar 72,23 persen dan tahun 2035

sebesar 72,81 persen.

2. Wanita Usia Subur pada tahun 2015 dengan TFR skenario 2,10 Wanita

Usia Subur tahun 2015 sebesar 510.451, selanjutnya tahun 2020 sebesar

538.949, tahun 2025 sebesar 557.931 selanjutnya tahun 2030 sebesar

560.817 dan tahun 2035 sebesar 557.409

3. Pasangan Usia Subur pada tahun 2015 dengan TFR sebesar 2,10

Pasangan Usia Subur sebesar 367.525, tahun 2020 sebesar 388.043,

selanjutnya tahun 2025 sebesar 401.710, tahun 2030 sebesar 403.788 dan

tahun 2035 sebesar 401.334.

4. Peserta KB Aktif.

Jumlah peserta KB aktif dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,10

maka peserta KB Aktif tahun 2015 sebesar 259.098, tahun 2020 sebesar

275.798 selanjutnya tahun 2025 sebesar 287.831, dan tahun 2030 sebesar

291.657 dan tahun 2035 dengan TFR 1,95 sebesar 292.214.

Secara Mix Kontrasepsi sebagaimana dalam tabel

Peserta KB Aktif

Con Fst Inj IUD Mst Ipl Pill Total

TFR 2,10 2010 5,866 4,888 152,845 5,540 326 17,598 42,366 229,430

2015 6,979 7,851 146,852 9,596 6,398 37,513 43,910 259,098 2020 8,096 8,949 153,127 12,246 7,474 40,012 45,894 275,798 2025 9,139 9,951 156,507 14,883 8,488 41,842 47,021 287,831 2030 9,954 10,698 155,271 17,193 9,292 42,484 46,766 291,657 2035 10,662 11,329 152,271 19,325 9,996 42,649 45,981 292,214

5. Peserta KB Baru

Jumlah peserta KB Baru dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,10

maka peserta KB Baru tahun 2015 sebesar 16.484, tahun 2020 sebesar

18.040 selanjutnya tahun 2025 sebesar 19.149, dan tahun 2030 sebesar

19.928 dan tahun 2035 dengan TFR 1,95 sebesar 20.725

Page 34: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

34

. Secara Mix Kontrasepsi sebagaimana dalam tabel

Pesera KB Baru

Fst IUD Mst Ipl Total

TFR 2,10 2010 1,080 2,352 1,172 8,788 13,392

2015 1,055 3,267 895 11,267 16,484 2020 1,156 4,031 1,000 11,853 18,040 2025 1,214 4,731 1,069 12,136 19,149 2030 1,263 5,347 1,128 12,190 19,928 2035 1,329 5,962 1,203 12,232 20,725

6. Biaya untuk KB

Biaya untuk pelayanan kontrasepsi di Propinsi Bengkulu dengan skenario

TFR tahun 2015 sebesar 2,10 dan tahun 2035 TFR sebesar 1,95 maka

dibutuhkan biaya pada tahun 2015 sebesar Rp. 7.298.323.792 dengan

biaya terbesar suntik sebesar 3.328.684.032,- kondom Rp. 111.020.656.

Pada tahun 2020 sebesar 9.520.888.224, dimana suntik sebesar Rp.

4.120.246.784, tahun 2025 sebesar Rp, 11.704.777.312, tahun 2030

sebesar Rp. 13.749.254.432 dan tahun 2035 sebesar Rp. 15.830.185.472.

c. Sosial, Ekonomi, Pertanian

1. Tenaga Kerja

Dengan skenario penduduk tahun 2015 sebesar 1.835.330 dengan TFR

2,10, diproyeksi penduduk usia kerja tahun 2015 sebesar 959.635 dan

dibutuhkan lahan kerja sebesar 20.226 dan tanggungan anak 507.316, pada

tahun 2020 jumlah angkatan kerja sebesar 1.055.978, dibutuhkan lapangan

kerja sebesar 17.215 dan tanggungan anak 490.129, pada tahun 2025 usia

angkatan kerja sebesar 1.135.604 dibutuhkan lapangan kerja sebesar

11.806, tanggungan anak 474.164, pada tahun 2030 jumlah tenaga kerja

sebesar 1.189.342, dibutuhkan lowongan kerja 9.461 dan tanggungan anak

Page 35: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

35

sebesar 474.581, tahun 2035 usia angkatan kerja 1.233.256 dengan

dibutuhkan lowongan kerja 7.539 dengan tanggungan anak sebesar

470.781.

2. Pendidikan

a. Anak Usia SD

Dari proyeksi penduduk propinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar

1.835.330 pada maka jumlah siswa tingkat SD sebesar 231.182, dan

dibutuhkan guru sebesar 14.449, dan kebutuhan sekolah untuk SD

sebesar 6.880, dan diproyeksikan kebutuhan biaya sebesar Rp.

104.031.887.360 pada tahun 2020 siswa sekolah SD diproyeksikan

214.713, kebutuhan guru 13.420 dan kebutuhan gedung sekolah

sebesar 6.668 serta kebutuhan biaya Rp. 104.672.468.992, selanjutnya

tahun 2025 anak siswa SD diproyeksikan 198.086, kebutuhan guru SD

sebesar 12.380 dan kebutuhan sekolah SD 6.431 sedangkan proyeksi

dana dikeluarkan pemerintah sebesar 103.994.908.672, pada tahun

2030 anak siswa SD diproyeksikan sebesar 194.830, kebutuhan guru

sebesar 12.177 dan kebutuhan sekolah sebesar 6.627 dan biaya

sebesar 109.591.945.216, untuk tahun 2035 anak siswa SD sebesar

189.850, kebutuhan guru SD 11.866 dan kebutuhan sekolah SD sebesar

6.780 serta kebutuhan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan

pemerintah sebesar 113.910.087.680.

b. Anak Usia SLTP

Dari proyeksi penduduk propinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar

1.835.330 pada maka jumlah siswa tingkat SLTP sebesar 89.286, dan

dibutuhkan guru sebesar 8.117, dan kebutuhan sekolah untuk SLTP

sebesar 2.537, dan diproyeksikan kebutuhan biaya sebesar

Rp.58.035.777.536 pada tahun 2020 siswa sekolah SLTP

diproyeksikan 93.033, kebutuhan guru 8.458 dan kebutuhan gedung

Page 36: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

36

sekolah sebesar 2.704 serta kebutuhan biaya Rp. 62.797.271.040,

selanjutnya tahun 2025 anak siswa SLTP diproyeksikan 90.631,

kebutuhan guru SLTP sebesar 8.239 dan kebutuhan sekolah SLTP

2.697 sedangkan proyeksi dana dikeluarkan pemerintah sebesar Rp.

63.442.010.112, pada tahun 2030 anak siswa SLTP diproyeksikan

sebesar 90.419, kebutuhan guru sebesar 8.220 dan kebutuhan sekolah

sebesar 2.757 dan biaya sebesar Rp. 65.553.637.376, untuk tahun

2035 anak siswa SLTP sebesar 94.980, kebutuhan guru SLTP 8.635

dan kebutuhan sekolah SLTP sebesar 2.968 serta kebutuhan biaya

pendidikan yang harus dikeluarkan pemerintah sebesar

71.235.231.744.

3. Kesehatan

Dengan skenario TFR sebesar 2,10 pada tahun 2015, menjadikan penduduk

sehat di Propinsi Bengkulu pada tahun 2015 dibutuhkan 797 dokter, 4.543

perawat, 1.134 Puskesmas, 16 Rumah Sakit, dan biaya di bidang kesehatan

sebesar Rp. 1.983.737.888.768, pada tahun 2020 dibutuhkan 962 dokter,

5.483 perawat, 1.368 Puskesmas, 19 Rumah Sakit, dan biaya di bidang

kesehatan sebesar Rp. 2.108.410.882.656, pada tahun 2025 dibutuhkan

1.176 dokter, 6.698 perawat, 1.672 Puskesmas, 23 Rumah Sakit, dan biaya

di bidang kesehatan sebesar Rp. 2.226.161.713.152, pada tahun 2030

dibutuhkan 1.461 dokter, 8.324 perawat, 2.078 Puskesmas, 28 Rumah Sakit,

dan biaya di bidang kesehatan sebesar Rp. 2.332.845.932.544, pada tahun

2035 dibutuhkan 1.865 dokter, 10.627 perawat, 2.653 Puskesmas, 36

Rumah Sakit, dan biaya di bidang kesehatan sebesar Rp.

2.423.501.357.056.

4. Pertanian

Kondisi penduduk dengan TFR 2,10 pada tahun 2015, maka akan

memberikan dampak pada bidang pertanian menyangkut luas pertanian,

konsumsi dan produksi pertanian sebagai berikut pada tahun 2015.

Page 37: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

37

Pada tahun 2015 lahan subur sebesar 57.210 ha, konsumsi 71.578 dengan

produksi sebesar 50.265 ton, pada tahun 2020 luas subur 54.276, konsumsi

76.076 ton dengan produksi 65.918, pada tahun 2025 lahan subur pertanian

sebesar 51.830, konsumsi 80.325 dengan produksi pertanian 87.508, pada

tahun 2030 luas lahan di Propinsi Bengkulu sebesar 49.865, dengan

kebutuhan konsumsi 84.174 dan produksinya sebesar 117.603, pada tahun

2035 lahan subur seluas 48.390, dengan kebutuhan konsumsi sebesar

87.446 dan produksi sebesar 159.965.

Page 38: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penduduk Propinsi Bengkulu hasil sementara sensus penduduk tahun 2010

diproyeksikan mengalami permasalahan dengan hasil sementara TFR

diproyeksikan 2,5 naik dari 2,23 SDKI 2007.

Untuk mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang tahun 2015 dengan TFR 2,1

perlu ditingkatkan pelayanan KB. Bila TFR tahun 2015 sebesar 2,5 rata-rata

anak yang dilahirkan oleh wanita sampai masa reproduksi maka akan

menimbulkan permasalahan kependudukan.

2. Penyebaran penduduk di Propinsi Bengkulu per Kabupaten/Kota kurang

menguntungkan dimana Kota Bengkulu kepadatan dan Laju Pertumbuhan

Penduduk tertinggi

3. Kebijakan pembangunan Pemerintah Daerah baik tingkat Propinsi Bengkulu

maupun Kabupaten/Kota telah memenuhi dari kebijakan pembangunan

berwawasan kependudukan dimana ada keseimbangan Sumber Daya Alam

dengan Sumber Daya Manusia dan tujuan dari pembangunan pemerintah

daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota dalam rangka mewujudkan

kemakmuran dan kesejahteraan penduduk.

B. Saran

Program Kependudukan dan Keluarga Berencana dapat disinergiskan dan

diserasikan dengan kebijakan pemerintah daerah baik propinsi maupun

kabupaten/kota yaitu :

1. Pendidikan; dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia yang unggul

dan sejahtera melalui pendidikan berwawasan kependudukan pada formal,

informal dan non formal serta pendidikan lainnya dalam rangka meiningkatkan

Page 39: INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN  · PDF fileIV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan ... kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, ... 9 1. Grand Design

39

kesehatan reproduksi dan kegiatan lainnya terutama mendukung kebijakan yang

ada relevansi tenaga mutu tenaga kerja dan ekonomi kerakyatan dengan

sasaran kelompok masyarakat miskin.

Pendidikan kependudukan juga dilakukan dalam rangka meningkat Pendewaaan

Usia Kawin, Kesehatan Reproduksi Remaja, Ketahanan Keluarga melalui

kelompok Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia,

serta pendidikan kepada masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi terutama

pengendalian penduduk.

b. Kesehatan; mendukung kebijakan pembangunan pemerintah daerah melalui

peningkatan akses pelayanan kesehatan melalui pelayanan KB terutama pada

keluarga miskin dan terpencil, peningkatan mutu pelayanan KB dengan

memenuhi kebutuhan sarana alat kontrasepsi, serta peningkatan mutu tenaga

medis melalui pelatihan bagi tenaga medis serta melalui KIE kepada Pasangan

Usia Subur.

c. Meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan bertumpuh kekuatan lokal, terutama

pengusaha kecil, menengah, produktif mandiri dan berdaya saing serta

berwawasan lingkungan yang berkelanjutan, melalui kelompok Asosiasi

Kelompok UPPKS (AKU) atau kelompok UPPKS dan pemberian skim kredit

lunak dengan mitra kerja.

d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana mendukung

peningkatan kesehatan dan kemakmuran masyarakat dengan membangun dan

memelihara infrastruktur pelayanan publik, mengembangkan aksesibilitas

pelayanan umum terhadap sentra kegiatan masyarakat meliputi melengkapi

sarana pelayanan KB baik di Rumah Sakit dan Puskesmas, sarana kegiatan di

Kelompok Ketahanan Keluarga, Kelompok KB Pria dan kelompok..