grand design pembangunan kependudukan kota tebing tinggi
TRANSCRIPT
Grand Design Pembangunan Kependudukan
Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042
Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi yang Berkualitas,
Berkemajuan, dan Berkelanjutan
Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Anak,
Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana
2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grand Design
Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun
2017-2042
©Dipublikasikan Oleh Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana.
Editor :
Sekretariat Tim Penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017-2042
1. H. Marapusuk Siregar, SH
2. Erwin Suheri Damanik, S.Sos. MSP
3. Hj. Nina Zahara MZ, SH. M.AP
4. dr. Nanang Fitra Aulia, SP.PK
5. M. Syah Irwan, S.KM. M.Kes
6. Idam Khalid, SKM. M.Kes
7. Marlise Simamora, SE. MM
Tim Penyusun :
1. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kuantitas Penduduk
2. Kelompok Kerja Bidang Peningkatan Kualitas Penduduk
3. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Keluarga
4. Kelompok Kerja Bidang Penataan Persebaran dan Pengaturan Mobilitas
Penduduk
5. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Manajemen Database
Kependudukan
Kontributor :
1. Depublica Institute (Center for Local Development Research and Studies)
2. Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan Kota Tebing
Tinggi.
3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Surat Keputusan Walikota Tentang Tim Penyusun
4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Surat Peraturan Walikota Tentang Grand Design
5
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Sambutan Wali Kota Tebing Tinggi
“Untuk Menjadi Kota yang Maju.
Kita Perlu Visi yang Bergerak Dinamis.
Kita tidak Mau Menjadi Penonton Lagi”
uku yang dihadapan pembaca ini merupakan wujud visi strategis
Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi dalam pengembangan dan
pengelolaan kebijakan kependudukan dalam mendukung pembangunan Kota
Tebing Tinggi, khususnya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. Kebijakan
kependudukan menurut saya merupakan perspektif melihat kedepan
(forecasting policy), yang tentu akan kita jumpai resiko, peluang, dan sekaligus
tantangan yang tidak mudah untuk kita hadapi.
Kota Tebing Tinggi dengan usia lebih dari 100 tahun, terus berbenah
menjadi Kota strategis. Dengan RPJMD 2017-2022, Kota Tebing Tinggi akan
memastikan pembangunan menjadi Kota strategis, tidak hanya menjadi
hinterland, melainkan menjadi Kota dengan rujukan dengan fasilitas perkotaan
yang modern dan juga berkelanjutan. Dalam mendukung kebijakan
pembangunan tersebut, tentu saja Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi
memiliki keberpihakan dalam hal mendistribusikan sumber daya yang dimiliki,
B
6
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
terutama kebijakan pembangunan yang dapat mengelola tantangan, resiko,
dan juga peluang Kota Tebing Tinggi.
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun
2017-2042 bukan hanya semata-mata sebagai dokumen perencanaan
kependudukan formalitas. Lebih dari itu, GDPK Kota Tebing Tinggi merupakan
arah bagi pengelolaan dan pengembangan kebijakan pembangunan
kependudukan yang dapat mendukung pembangunan strategis Kota Tebing
Tinggi. Saya melihat dalam 30 tahun kedepan, peluang pembangunan
kependudukan yang baik tentu saja akan berdampak menghasilkan sumber
daya manusia Kota Tebing Tinggi yang unggul dan kompetitif. Maka itu, prinsip
dan pendekatan windows of opportunity harus diperluas menjadi collecting
opportunity, menjemput kesempatan yang ada didepan mata.
GDPK Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 disusun dengan baik lewat
proses partisipasi dan berbagi pengetahuan dengan stakeholder terkait.
Penyusunan yang meliputi pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas,
pembangunan keluarga, serta road map pembangunan kependudukan—tentu
saja dapat menjadi panduan utama bagi seluruh OPD untuk memandang
kebijakan pembangunan kependudukan sebagai arah bagi pembangunan
strategis Kota Tebing Tinggi.
Dengan segala keterbatasan yang ada di Kota Tebing Tinggi—bukan
berarti Kota Tebing Tinggi kehilangan peluang dan kesempatan. Semua sumber
daya strategis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota
Tebing Tinggi tentu saja harus dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Dan, saya harap dokumen GDPK Kota Tebing Tinggi menjadi strategi dalam
mendukung pembangunan Kota Tebing Tinggi, baik untuk kebijakan
7
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
pembangunan kependudukan jangka menengah dan panjang. Semua untuk
kesejahteraan masyarakat Kota Tebing Tinggi.
Atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam penyusunan GDPK Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017-2042, saya mengucapkan banyak terima kasih,
khususnya untuk Tim Perumus Grand Design Pembangunan Kependudukan
Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 dan Koalisi Kependudukan Kota Tebing
Tinggi yang telah bekerja keras menyelesaikan dokumen penting ini dalam
mendukung kebijakan pembangunan kependudukan yang baik kedepan. Akhir
kata saya ucapkan banyak terima kasih.
WALI KOTA TEBING TINGGI,
Ir.H. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN, MM
8
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Daftar Isi
SAMBUTAN WALI KOTA TEBING TINGGI ................................................... 5
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 8
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 10
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. 12
DAN GRAFIK ............................................................................................................. 13
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 17
1.2. Dasar Hukum...................................................................................................... 23
1.3. Visi.......................................................................................................................... 26
1.4. Misi ....................................................................................................................... 27
1.5. Arah Kebijakan ................................................................................................. 28
1.6. Tujuan ................................................................................................................... 29
1.7. Sasaran ................................................................................................................ 31
1.8. Hubungan Grand Design Pembangunan Kota Tebing Tinggi
Dengan Dokumen Perencanaan Lain ........................................................ 32
BAB II KONDISI KEPENDUDUKAN KOTA TEBING TINGGI SAAT INI
2.1. Kuantitas Penduduk ........................................................................................ 35
2.2. Kualitas Penduduk ........................................................................................... 39
2.2.1. Pendidikan .............................................................................................. 39
2.2.2. Kesehatan ............................................................................................... 42
2.2.3. Pendapatan per Kapita ....................................................................... 45
2.2.4. Indeks Pembangunan Manusia ....................................................... 46
2.3.5. Kemiskinan dan Ketimpangan ......................................................... 48
2.2.6. Kondisi Kesetaraan dan Keadilan Gender .................................... 49
2.2.7. Angka Pengangguran ........................................................................ 52
2.3. Pembangunan Keluarga ................................................................................ 54
2.4. Persebaran dan Mobilitas Penduduk ......................................................... 56
2.5. Data dan Informasi Kependudukan ........................................................... 59
9
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB III KONDISI KEPENDUDUKAN KOTA TEBING TINGGI YANG
DIINGINKAN
3.1. Kuantitas Penduduk ......................................................................................... 62
3.2. Kualitas Penduduk ........................................................................................... 73
3.3. Kondisi Keluarga ............................................................................................... 80
3.4. Persebaran dan Mobilitas Penduduk ....................................................... 81
3.5. Data dan Informasi Kependudukan .......................................................... 83
BAB IV POKOK-POKOK PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
KOTA TEBING TINGGI
4.1. Pengendalian Kuantitas Penduduk ........................................................... 85
4.1.1. Pengaturan Fertilitas ............................................................................ 86
4.1.2. Penurunan Mortalitas .......................................................................... 88
4.1.3. Strategi Pengendalian Kuantitas ..................................................... 89
4.2. Peningkatan Kualitas Penduduk .................................................................. 91
4.2.1. Dimensi Kesehatan ............................................................................... 92
4.2.2. Dimensi Pendidikan ............................................................................ 92
4.2.3. Dimensi Ekonomi ................................................................................. 93
4.2.4. Strategi Pengendalian Kualitas ........................................................ 94
4.3. Strategi Pembangunan Keluarga ................................................................ 96
4.4. Pengarahan Mobilitas Penduduk ............................................................... 101
4.5. Pembangunan Sistem Data dan Administrasi Kependudukan ......... 103
BAB V KEBIJAKAN DAN ROAD MAP PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
KOTA TEBING TINGGI
5.1. Kekuatan, Kendala, dan Peluang ................................................................. 108
5.2. Kebijakan dan Road Map Pengendalian Kuantitas Penduduk.......... 112
5.3. Kebijakan dan Road Map Peningkatan Kualitas Penduduk ............... 114
5.4. Kebijakan dan Road Map Penataan Persebaran dan
Pengarahan Mobilitas Penduduk ........................................................................ 119
5.5. Kebijakan dan Road Map Pembangunan Keluarga .............................. 122
5.6. Kebijakan dan Road Map Pembangunan Manajemen
Database dan Informasi Kependudukan .......................................................... 123
BAB VI PENUTUP .................................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 126
10
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Daftar Tabel
Tabel 1. Jumlah Kepadatan Penduduk Kota Tebing Tinggi
Tahun 2011-2017 (hal 12)
Tabel 2. Angka Total Fertility Rate (TFR) dan Angka Contraceptive Prevalence
Rate (CPR) Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2018 (hal 14)
Tabel 3. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur di Kota Tebing
Tinggi Tahun 2010 – 2017 (hal 35)
Tabel 4. Angka Partisipasi Sekolah Murni dan Kasar Menurut Jenjang
Pendidikan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017 (hal 36)
Tabel 5. Jumlah Anggota DPRD Kota Tebing Tinggi Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2010 – 2017 (hal 45)
Tabel 6. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah
Tangga di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017 (hal 49)
Tabel 7. Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di
Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 (hal 50)
Tabel 8. Jumlah Migrasi Masuk, Migrasi Keluar dan Migrasi Netto Kota Tebing
Tinggi Tahun 2016 (hal 53)
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Penduduk yang Memiliki Akte Kelahiran, KTP
dan Kartu Keluarga (hal 55)
Tabel 10. Tahapan Operasionalisasi Pengendalian Kuantitas Penduduk (hal 85)
Tabel 11. Tahapan Operasionalisasi Peningkatan Kualitas Penduduk (hal 90)
Tabel 12. Indikator keberhasilan (hal 92)
Tabel 13. Indikator Keberhasilan (hal 93)
11
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 14. Indikator Keberhasilan (hal 94)
Tabel 15. Indikator Keberhasilan (hal 94)
Tabel 17. Road Map Sasaran Kuantitatif Pengendalian
Kuantitas Penduduk (hal 110)
Tabel 18. Road Map Sasaran Kuantitatif Berdasarkan
Strategi Kebijakan (hal 116)
12
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Daftar Gambar
Gambar 1. Kerangka Pikir Perumusan Grand Design Pembangunan
Kependudukan Kota Tebing Tinggi Pembangunan 2017-2042 (hal 28)
Gambar 2. Kebijakan pengaturan fertilitas melalui program KB (hal 81)
Gambar 3. Pengaturan fertilitas Program Keluarga Berencana (hal 82)
Gambar 4. Kebijakan Pengaturan Mortalitas (hal 83)
Gambar 5 Tahapan Strategi Pengendalian Kuantitas (hal 84)
Gambar 6. Tahapan Pengembangan Pembangunan Sistem Informasi dan
Administrasi Data Kependudukan dan Isu-Isu Strategis (hal 89)
Gambar 7. Road Map Sasaran Kualitatif Pengendalian
Kuantitas Penduduk (hal 107)
Gambar 8. Road Map Sasaran Kualitatif Peningkatan
Kualititas Penduduk (hal 109)
Gambar 9. Road Map Sasaran Penataan Persebaran dan Pengarahan Mobilitas
Penduduk (hal 115)
Gambar 10. Road Map Sasaran Kebijakan Pembangunan Keluarga (hal 117)
Gambar 11. Road Map Sasaran Kebijakan Pembangunan Sistem Informasi dan
Data Administrasi Kependudukan (hal 118)
13
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Daftar Grafik
Grafik. 1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tebing Tinggi
Tahun 1980 – 2010 (hal 30)
Grafik 2. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017 (hal 31)
Grafik 3. Rasio Beban Ketergantungan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017 (hal 32)
Grafik 4. Jumlah dan Rasio Penduduk Lanjut Usia Kota Tebing Tinggi Tahun
2010 – 2017 (hal 33)
Grafik 5. Angka Kematian Bayi, Balita dan Ibu di Kota Tebing Tinggi
Tahun 2013 –2017 (hal 38)
Grafik 6. Jumlah Balita Gizi Buruk di Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 – 2017
(hal 39)
Grafik 7. Angka Harapan Hidup Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017 (hal 40)
Grafik 8. Pendapatan Per Kapita Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017 (hal 41)
Grafik 9. Indeks Pembangunan Manusia Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017 (hal 42)
Grafik 10. Jumlah Penduduk Miskin dan Rasio Gini Kota Tebing Tinggi Tahun
2010 – 2017 (hal 44)
Grafik 11. Rasio Pegawai Negeri Sipil Kota Tebing Tinggi Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2010 – 2017 (hal 46)
Grafik 12. Jumlah Pengangguran Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2015 (hal 47)
14
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 13. Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Sektor
Ekonomi di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017 (hal 48)
Grafik 14. Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017 (hal 52)
Grafik 15. Angka Kelahiran Total (TFR) Kota Tebing Tinggi
Tahun 2013 – 2018 (hal 58)
Grafik 16. Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dan Unmet Need Kota Tebing
Tinggi Tahun 2013 -2018 (hal 59)
Grafik 17. Proyeksi Angka Kelahiran Total Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017 – 2042 (hal 60)
Grafik 18. Proyeksi Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017 – 2042 (hal 61)
Grafik 20. Rasio Ketergantungan Kota Tebing Tinggi 2017 – 2042 (hal 62)
Grafik 19. Piramida Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042 (hal 62)
Grafik 21. Proyeksi Angka Partsipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042 (hal 69)
Grafik 22. Proyeksi Rata-Rata Lama Sekolah Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017 – 2042 (hal 70)
Grafik 23. Proyeksi Angka Kematian Bayi (AKB), Balita (AKABA) dan Ibu (AKI)
di Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 -2042 (hal 71)
Grafik 24. Proyeksi Jumlah Bayi Gizi Buruk di Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017 – 2042 (hal 72)
Grafik 25. Proyeksi Angka Harapan Hidup Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017 – 2042 (hal 72)
15
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 26. Proyeksi PDRB dan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042 (hal 73)
Grafik 27. Proyeksi Rasio Gini dan Angka Kemiskinan Kota Tebing Tebing
Tahun 2017 – 2042 (hal 74)
Grafik 28. Proyeksi Kepadatan Penduduk Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017 – 2042 (hal 77)
16
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB I
PENDAHULUAN
17
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.1. Latar Belakang
ota Tebing Tinggi menghadapi bonus demografi sampai dengan
tahun 2045 dengan proyeksi usia produktif mayoritas dari jumlah
komposisi penduduk. Tentu saja, ini bisa menjadi ancaman dan juga peluang
yang harus segera direspon dengan pengambilan kebijakan kependudukan
yang tepat. Kebijakan pendudukan yang tepat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari mengelola dan mengembangkan peran demografi sebagai
pendorong utama dampak sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan dari
dinamika kependudukan yang terus berkembang dan memiliki tantangan yang
besar (Erken, 2017)
Sensus Penduduk Tahun 2010 menunjukkan Kota Tebing Tinggi memiliki
jumlah penduduk sebanyak 145.180, yang terdiri dari 71.845 laki-laki dan 73.335
perempuan, dengan persebaran paling terbesar di Kecamatan Bajenis sebesar
22,79 persen, dan Kecamatan Rambutan sebesar 21,62 persen, dengan
kepadatan penduduk yang meningkat dari Tahun 2011-2017, tertinggi sebesar
4.180,18.
Tabel 1.
Jumlah Kepadatan Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2017
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)
2011 146.606 3.814,09
2012 147.771 3.844,40
2013 149.065 3.878,06
K
18
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2014 154.804 3.878,06
2015 156.815 4.079,68
2016 158.902 4.133,98
2017 160.686 4.180,18
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (diolah tim penyusun)
Kebijakan kependudukan yang disusun dalam GDPK Kota Tebing Tinggi
ini memberikan perhatian dan mengedepankan konteks tantangan lokal dan
nasional, sebagai faktor utama (driven cause) yang mempengaruhi
pembangunan kependudukan Kota Tebing Tinggi. Untuk itu, pendekatan untuk
melihat keluar (outward looking) dan melihat kedalam (inward looking) menjadi
pendekatan yang sangat penting untuk menjadikan kebijakan kependudukan
memiliki posisi strategis dalam pengambilan kebijakan dan melengkapi
penyusunan rencana kebijakan jangka panjang Kota Tebing Tinggi.
Tujuan kuantitatif penduduk untuk mencapai pertumbuhan seimbang
(balancing growth) yang tertuang dalam RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun
2017-2022, menjelaskan bahwa pembangunan kebijakan kependudukan
menitikberatkan pada pendekatan penguatan sumber daya manusia dalam
mendukung kebijakan pembangunan Kota Tebing Tinggi dalam jangka
panjang.
Dinamika kepadatan penduduk (demography density) Kota Tebing Tinggi
juga memiliki dampak pada persebaran, mobilitas, dan juga kualitas
pembangunan penduduk. Data BPS menunjukkan kepadatan penduduk pada
rentang tahun 2011-2017. Masalah ekonomi seperti kemiskinan dan
ketimpangan di perkotaan juga menjadi masalah Kota Tebing Tinggi. Pada
tahun 2015, Kota Tebing Tinggi memiliki angka kepentingan sebesar 0,39.
19
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Masalah lain seperti Angka Pengangguran Terbuka (APT) yang juga sangat
besar. Namun, dalam rentang waktu 20 tahun ini, Kota Tebing Tinggi berhasil
mengelola dinamika kependudukan dengan sangat baik.
Jika dilihat dari angka TFR (Angka Kelahiran Total) pada tahun 2013
sebesar 2,21 secara fluktuatif dan menurun terakhir pada tahun 2018 sebesar
2,14, dan secara konstan dari tahun 2016 sebesar 2,15 dan tahun 2017 sebesar
2,04. Hal ini berkaitan dengan angka CPR (peserta KB Aktif) yang menunjukkan
jumlah peserta KB semakin meningkat di tahun 2018.
Tabel 2.
Angka Total Fertility Rate (TFR) dan Angka Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2018
Angka 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TFR 2,21 2,15 2,23 2,15 2,04 2,14
CPR 73,08 75,40 73,35 71,29 73,49 76,36
Sumber : BPS dan Dinas PPAPPKB Kota Tebing Tinggi (diolah tim penyusun)
Penyesuaian komitmen kebijakan yang akan disusun dengan kondisi
permasalahan dan tantangan yang ada, merupakan titik awal bagi
pengembangan kebijakan kependudukan yang berkelanjutan. Sementara itu,
perubahan lingkungan strategis, baik pada skala internasional maupun internal,
telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika kebijakan
kependudukan di Indonesia. Pada skala internasional, kesepakatan
internasional, baik hasil dari ICPD (International Conference on Population and
Development) di Kairo tahun 1994, SDGs, dan juga kesepakatan internasional
tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Sustainable Goals),
20
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
telah menyebabkan perubahan orientasi kebijakan kependudukan, menjadi isu
pembangunan yang penting dan memiliki dampak sosial, ekonomi, politik, dan
lingkungan yang berkelanjutan. Kebijakan terdahulu sebagai contoh, prinsip-
prinsip ICPD yang belum sepenuhnya tertuang dalam UU No. 10 Tahun 1992
menjadi salah satu pertimbangan penting dilakukannya amandemen UU
tersebut yang kemudian menghasilkan UU No. 52 Tahun 2009.
Arah kebijakan pembangunan kependudukan dan hasil ICPD yang
menekankan pentingnya hak dan kesehatan reproduksi telah mewarnai
program Keluarga Berencana di Indonesia pasca-ICPD. Selain itu, Indonesia
memiliki komitmen untuk mengadopsi 20 tahun Plan of Action (PoA) ICPD yang
mencakup tujuan penting kebijakan penduduk dan pembangunan, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam konteks pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), pendidikan, kesetaraan gender,
penurunan kematian maternal, anak dan bayi, peningkatan akses terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana dan kesehatan
seksual.
Untuk mengatasi tantangan kebijakan pembangunan kependudukan itu,
penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042 menjadi dokumen perencanaan kebijakan yang sangat
penting dalam rangka menghadapi dan mengelola resiko masalah
kependudukan yang terjadi di masa depan.
Hal ini merupakan tindak lanjut atau operasionalisasi Undang-Undang
No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah dan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait
dalam penentuan kebijakan pembangunan kependudukan melalui
21
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
pembentukan Kelompok Kerja yang membahas permasalahan kebijakan
kependudukan strategis.
Melalui Keputusan Walikota Kota Tebing Tinggi Nomor 470 /297/Tahun
2019 tentang Pembentukan Tim Penyusun Grand Design Pembangunan
Kependudukan Kota Tebing Tinggi tahun 2019 telah dibentuk lima kelompok
kerja untuk menyusun GDPK yang masing-masing bertanggungjawab untuk
menyusun kerangka dan pendekatan Grand Design termasuk Road Map GDPK.
Pembangunan Kependudukan kelima kelompok kerja tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kuantitas Penduduk
(Kelompok Kerja I)
2. Kelompok Kerja Bidang Peningkatan Kualitas Penduduk (Kelompok
Kerja II)
3. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Keluarga (Kelompok Kerja III)
4. Kelompok Kerja Bidang Penataan Pesebaran dan Pengaturan
Mobilitas Penduduk (Kelompok Kerja IV)
5. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Manajemen Database
Kependudukan (Kelompok Kerja V)
Kelima kelompok kerja tersebut telah bekerja secara maksimal dan
telah menghasilkan Grand Design yang bekerja berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Kota Tebing Tinggi. Diharapkan dokumen GDPK ini dapat menjadi
landasan dan acuan bagi perumusan program atau kegiatan operasional untuk
mengatasi permasalahan kependudukan di Kota Tebing Tinggi serta
mengintegrasikannya dengan dokumen perencanaan pembangunan strategis
lainnya. GDPK merupakan arahan kebijakan dalam tahapan dua puluh lima
tahunan Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi, dengan melihat
target pencapaian sampai dengan tahun 2042. Dalam dokumen ini
22
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
dicantumkan pula kebijakan dan roadmap yang berisi kebijakan strategis
yang diperlukan untuk tiap lima tahunan sampai tahun 2042, sehingga dapat
diperoleh gambaran yang jelas secara strategis terkait dengan upaya-upaya
yang perlu diambil oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta
berbagai stakeholder dalam mendukung implementasi Pembangunan
Kependudukan Kota Tebing Tinggi.
Selain itu, penyusunan GDPK Kota Tebing Tinggi juga memperhatikan
beberapa dokumen yang telah ada terlebih dahulu, misalnya Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tebing Tinggi (RPJP) , Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tebing Tinggi (RPJMD), serta
berbagai acuan regulasi yang terkait dengan GDPK yang dihasilkan merupakan
dokumen yang komprehensif, akomodatif dan terstruktur sesuai dengan
pembangunan kebijakan kependudukan yang berkelanjutan dan berkualitas.
Kebijakan kependudukan dalam GDPK Kota Tebing Tinggi secara khusus
merupakan landasan struktur masa kini (population-responsive policy) untuk
mempengaruhi ataupun meningkatkan kebijakan kualitas dan kuantitas
penduduk dimasa mendatang (population-influencing policy). Dengan
komitmen jangka panjang yang telah disusun oleh kelompok kerja yang ada
didalam penyusunan GDPK ini diharapkan menjadi panduan kebijakan utama
pendukung (leading policy), yang akan mengurangi resiko, peluang bonus
demografi Kota Tebing Tinggi.
23
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.2. Dasar Hukum
Beberapa peraturan yang menjadi dasar dalam penyusunan Grand
Design Pembangunan Kependudukan adalah sebagai berikut:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang – Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
24
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
9. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
10. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244)
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2014
Tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 310);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Ranperda Tentang
RPJPD Dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD Dan
RKPD (Tanggal 19 September 2017) : Tentang Penyelenggaraan
Urusan Pengendalian Kependudukan dan KB;
25
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
13. Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-
2035;
14. Pemprovsu 2014. Grand Design Pembangunan Kependudukan
Sumatera Utara Tahun 2011-2035. Medan : Pemprovsu;
15. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 8 Tahun 2017 Tentang
RPJMD Kota Tebing Tinggi.
16. Peraturan Walikota Tentang Grand Design Pembangunan
Kependudukan Kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2019.
26
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.3. Visi
Dalam rangka menyusun kebijakan kependudukan strategis Kota Tebing
Tinggi, penyusunan GDPK ini disusun dengan visi kebijakan sebagai pernyataan
strategis yang akan dijabarkan dalam Road Map GDPK. Visi kebijakan
pembangunan kependudukan merupakan arah strategis yang akan di
implementasikan lewat kebijakan lintas OPD dalam mendukung pembangunan
kependudukan di Kota Tebing Tinggi.
Adapun visi Pembangunan kependudukan Kota Tebing Tinggi dalam
GDPK Tahun 2017-2042 adalah :
“Pembangunan Kependudukan yang
Berkualitas,Berkemajuan, dan Berkelanjutan
dalam Mendukung Kota Tebing Tinggi
sebagai Kota Jasa dan Perdagangan”
Visi kebijakan pembangunan kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun
2017-2042 juga sudah memperhatikan GDPK Nasional, GDPK Provinsi, RPJP
Kota Tebing Tinggi, dan juga RPJMD Kota Tebing Tinggi.
27
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.4. Misi
Misi kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 :
1. Pembangunan Kependudukan Berkualitas
Menempatkan aspek kebijakan kependudukan sebagai titik sentral
pembangunan yang mengintegrasikan kebijakan kependudukan ke
dalam kebijakan pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan
2. Pembangunan Kependudukan Berkemajuan
Menempatkan aspek kebijakan penyesuaian pembangunan
kependudukan sesuai dengan tantangan lokal, nasional, dan
internasional dengan menitikberatkan pada pengembangan sumber
daya yang unggul untuk masa depan.
3. Pembangunan Kependudukan Berkelanjutan
Menempatkan aspek keberlanjutan dalam pembangunan kependudukan
yang memperhatikan hasil pembangunan yang dapat mendistribusikan
keadilan bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
28
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.5. Arah Kebijakan
Sementara itu, arah kebijakan dari GDPK dapat dirumuskan adalah:
1. Pembangunan kependudukan yang menggunakan pendekatan hak
asasi sebagai prinsip utama
2. Pembangunan kependudukan yang mengakomodasi partisipasi semua
pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat, daerah maupun
masyarakat
3. Pembangunan kependudukan yang mendasarkan penduduk sebagai
titik sentral pembangunan, yaitu penduduk sebagai pelaku (subjek)
maupun penerima (objek) pembangunan
4. Pembangunan kependudukan yang mampu menjadi bagian dari usaha
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan
5. Pembangunan kependudukan yang mampu menyediakan data dan
sistem informasi kependudukan yang valid dan dapat dipercaya
29
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.6. Tujuan
Arah kebijakan dalam GDPK ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mewujudkan tahapan kebijakan windows of opportunity melalui skema
kebijakan pengaturan kuantitas penduduk dengan menitiberatkan pada
permasalahan jumlah, struktur, komposisi, pertumbuhan, dan persebaran
penduduk.
2. Mewujudkan keterkaitan yang erat dengan keseimbangan sumber daya
manusia dan tantangan kependudukan melalui pengarahan mobilitas
penduduk sesuai dengan pemenuhan sektor pembangunan strategis.
3. Mewujudkan keluarga yang memiliki ketahanan, sejahtera, maju, mandiri,
beriman, dan harmonis yang berkeadilan untuk membentuk sumber daya
keluarga yang berkelanjutan.
4. Mewujudkan sistem kebijakan data dan informasi kependudukan yang
akurat dan terintegrasi melalui kemudahan atas akses layanan
kependudukan yang berkelanjutan.
30
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Konsep kebijakan kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042
dijelaskan sebagai berikut :
31
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.7. Sasaran
Adapun sasaran kebijakan pembangunan kependudukan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut ;
1. Mencapai kebijakan pembangunan kependudukan dengan
mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan yang
berdasarkan hak asasi untuk meningkatkan kualitas penduduk
dibidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dalam rangka
mencapai pembangunan berkelanjutan
2. Mencapai kebijakan pembangunan kependudukan berdasarkan
windows of opportunity melalui pengelola kuantitas penduduk
dengan pengendalian angka kelahiran, penurunan angka
kematian, dan pengarahan mobilitas penduduk yang berkelanjutan
dan sistematis.
3. Mencapai kebijakan pembangunan kependudukan berdasarkan
pembangunan keluarga yang berkualitas dengan menitikberatkan
pada ketahanan yang mampu meningkatkan sumber daya
keluarga secara berkelanjutan.
4. Mencapai kebijakan pembangunan berdasarkan pembangunan
kebijakan data dan informasi kependudukan yang akurat dan
terintegrasi.
32
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1.8. Hubungan Grand Design Pembangunan
Kependudukan Kota Tebing Tinggi dengan
Dokumen Perencanaan Lain
Dokumen perencanaan Grand Design Pembangunan Kependudukan
Kota Tebing Tinggi merupakan perumusan rencana kebijakan strategis
Pembangunan Kependudukan selama 25 tahun kedepan, dan akan
diimplementasikan dalam periode jangka waktu 5 tahun dimana GDPK harus
memiliki pendekatan dan pengembangan kebijakan yang mengarah pada
program pembangunan kependudukan meliputi pengendalian kuantitas dan
Peningkatan kualitas penduduk, pengendalian mobilitas penduduk,
pembangunan keluarga, dan pengembangan manajemen sistem informasi dan
data kependudukan yang akurat dan terintegrasi.
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun
2017-2042 merupakan perencanaan kebijakan strategis yang memiliki
hubungan sistematis dengan Pembangunan Nasional, Pembangunan Provinsi
Sumatera Utara, dan juga pembangunan ditingkatan lokal. Dengan konektivitas
antara rencana dan tujuan pembangunan tersebut, maka dalam jangka panjang
GDPK Kota Tebing Tinggi memiliki tujuan peningkatan kondisi kependudukan
yang berkualitas dalam mendukung Pembangunan Kependudukan Nasional
yang berkelanjutan.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kependudukan
Kota Tebing Tinggi dalam jangka panjang, GDPK Kota Tebing Tinggi juga bagian
yang tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan Kota Tebing Tinggi untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang meliputi peningkatan Indeks
33
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Pembangunan Manusia yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi yang meliputi dukungan kebijakan pengendalian
kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penatanaan persebaran,
mobilitas penduduk, pembangunan keluarga, serta pembangunan sistem
informasi dan data kependudukan yang akurat dan terintegrasi.
Gambar 1.
Kerangka Pikir Perumusan Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota
Tebing Tinggi Pembangunan 2017-2042
Pengendalian Mobilisasi, Migrasi,
dan Urbanisasi
Perlindungan Sosial dan Ekonomi, yang Komprehensif dan
Berkelanjutan
Pembangunan Nilai-Nilai Keluarga
dan Hubungan Intergenerasi
Penduduk Tumbuh Seimbang dan
Berkualitas
GDPK
Ekonomi
Pendidikan
Kesehatan
Lingkungan
1. Pengendalian Kuantitas Penduduk
2. Peningkatan Kualitas Penduduk
3. Pengendalian Mobilitas Penduduk
4. Pembangunan Keluarga
5. Penataan Persebaran dan Pengaturan Mobilitas, Migrasi, dan
Urbanisasi
1. Program Pengendalian Kuantitas Penduduk
2. Program Peningkatan Kualitas Penduduk
3. Program pengendalian mobilitas penduduk
4.Program Pembangunan Keluarga
5. Program Penataan Persebaran dan Pengaturan
Mobilitas, Migrasi, dan Urbanisasi
34
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB II KONDISI
KEPENDUDUKAN KOTA
TEBING TINGGI SAAT INI
35
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.1. Kuantitas Penduduk
Kota Tebing Tinggi merupakan satu dari delapan Kota yang terdapat di
Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk yang relatif lebih kecil bila
dibandingkan dengan Kota-Kota lain seperti Binjai atau Pematang Siantar.
Meski relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan Kota-Kota lain di Sumatera
Utara, namun dalam rentang waktu tahun 1980-2010 terjadi peningkatan
jumlah penduduk yang cukup pesat di Kota Tebing Tinggi. Hal itu dapat dilihat
dari laju pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 1990 – 2010
sebesar 0,71 persen. Sementara pada tahun 2000 – 2010 laju pertumbuhan
penduduk meningkat dari dasarwasa sebelumnya yakni sebesar 1,52 persen.
Grafik. 1
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 1980 – 2010
Sumber : BPS Sumatera Utara
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
2,40%
0,71%
1,52%
0,00%
0,50%
1,00%
1,50%
2,00%
2,50%
3,00%
1980-1990 1990-2000 2000-2010
36
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
98%97,91% 97,93%
97,74% 97,67%
97%
97,84%
97,63%
96%
97%
97%
97%
97%
97%
98%
98%
98%
98%
135.000
140.000
145.000
150.000
155.000
160.000
165.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi Rasio Jenis Kelamin Kota Tebing Tinggi
Dalam konteks jumlah penduduk, menurut data dari Badan Pusat Statistik
pada tahun 2010, jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi adalah 142.248 jiwa.
Jumlah penduduk tersebut terus mengalami peningkatan selama delapan tahun
terakhir. Pada tahun 2016 yang lalu, Kota Tebing Tinggi memiliki penduduk
sebesar 158.902 jiwa dan di tahun 2017 meningkat menjadi 160.686 jiwa.
Sebaliknya, berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 rasio jenis kelamin
– perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan di Kota Tebing Tinggi
adalah 98 persen. Ini dapat diartikan dari setiap 100 perempuan terdapat 98
laki-laki. Rasio jenis kelamin di Kota Tebing Tinggi mendekati nilai ideal karena
mendekati 100 persen. Namun dalam perkembangannya, terjadi penurunan
rasio jenis kelamin dan terendah di tahun 2015 yaitu 97 persen. Akan tetapi,
pada tahun 2016 dan 2017 rasio jenis kelamin meningkat kembali menjadi 97,
84 persen dan 97.63 persen.
Grafik 2.
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 –
2017
Sumber: BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah Tim Penyusun)
37
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Sementara itu, untuk rasio beban ketergantungan yang dapat diartikan
sebagai perbandingan antara penduduk usia non-produktif (umur di bawah 15
tahun dan umur di atas 65 ke atas) dengan penduduk usia produktif (umur 16
– 64 tahun), Kota Tebing Tinggi memiliki rasio ketergantungan 59,62 persen di
tahun 2010. Nilai dari rasio menunjukkan bahwa 100 penduduk produktif di
Kota Tebing Tinggi menanggung 59 – 60 penduduk usia non-produktif. Rasio
beban ketergantungan tersebut mengalami penurunan yang cukup stabil dalam
delapan tahun terakhir – dimana pada tahun 2017, nilai rasio ketergantungan
mencapai nilai terendah dengan 49,33 persen. Tentu hal itu sejalan dengan
proyeksi demography devidend atau bonus demografi yang mana jumlah
penduduk usia produktif lebih besar dari pada penduduk usia non-produktif
sehingga dapat meningkatkan aktivitas ekonomi Kota Tebing Tinggi.
Grafik 3.
Rasio Beban Ketergantungan Kota Tebing TinggiTahun 2010 – 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
59,62
50,92 50,86 49,98 49,74 49,52 49,33
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Beban Ketergantungan
38
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
6,55%6,78% 6,85% 6,95%
7,28%7,56%
7,85%8,18%
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
9,00%
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk Usia Lanjut Rasio Penduduk Usia Lanjut
Di sisi lain, jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) di Kota Tebing
Tinggi mengalami peningkatan pada periode tahun 2010 – 2017. Hal itu dapat
di lihat pada grafik 4, jumlah penduduk lanjut usia di tahun 2010 adalah 9.517
jiwa atau 6,55 persen dari seluruh jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi. Jumlah
tersebut terus meningkat sehinggga pada tahun 2015 mencapai 11. 858 jiwa
dan tahun 2017 sudah 13.152 jiwa atau sebesar 8.18 persen dari seluruh
penduduk.
Dalam konteks ini, Pemerintah Kota Tebing Tinggi perlu mengantisipasi
peningkatan penduduk lanjut usia dalam jangka menengah. Hal ini karena
apabila jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dikhawatirkan akan
menjadi beban terhadap ekonomi di Kota Tebing Tinggi dan dapat
menimbulkan masalah kependudukan yang baru.
Grafik 4.
Jumlah dan Rasio Penduduk Lanjut Usia Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 –
2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
39
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.2. Kualitas Penduduk
2.2.1. Aspek Pendidikan
Pada aspek pendidikan, indikator angka partisipasi sekolah menjadi salah
satu ukuran yang penting. Angka partisipasi sekolah (net enrollment rate) sendiri
merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia
sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk,
terutama usia muda yang masih sekolah. Ukuran yang banyak digunakan di
sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid, lebih menunjukan
perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah.
Dengan demikian, naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan
sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah.
Dalam hal ini, angka partisipasi sekolah berdasarkan kelompok umur di
Kota Tebing Tinggi memiliki angka yang bervariasi. Pada kelompok umur 7 – 12
tahun, angka partisipasi sekolah dapat dikategorikan dalam kondisi yang
menggembirakan. Hal ini karena sepanjang periode 2010 – 2017 angka
partisipasi sekolah sudah mendekati bahkan pada tahun 2010, 2014 dan 2015
sudah 100 persen. Selanjutnya, pada kelompok umur 13 – 15 tahun atau setara
dengan SMP, angka partisipasi sekolah juga menunjukan perkembangan yang
baik. Angka partisipasi sekolah pada kelompok umur tersebut juga mendekati
100 persen dan angka yang terendah 93.13 persen di tahun 2012 dan 2013.
Namun pada kelompok umur 16 – 18 tahun atau setara dengan SMA,
angka partisipasi sekolah masih relatif rendah. Hal itu jelas terlihat pada tabel
2.2. dimana angka partisipasi sekolah yang tertinggi di tahun 2015 dengan
40
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
80,12. Selanjutnya pada tahun 2016 dan 2017 angka partisipasi sekolah pada
kelompok umur 16 -18 tahun menurun menjadi 77,65 persen dan 72,72 persen.
Ini tentu menjadi kabar yang kurang baik karena Pemerintah Kota Tebing Tinggi
dalam visi di sektor pendidikannya mewajibkan belajar 12 tahun bagi seluruh
masyarakat Kota Tebing Tinggi.
Sejalan dengan kelompok umur 16 – 18 tahun, kelompok umur 19 – 24
atau setara dengan Perguruan Tinggi, memiliki angka partisipasi yang juga
rendah. Pada tahun 2010 angka partisipasi sekolah pada kelompok umur
tersebut hanya 3,96 persen. Tapi pada tahun-tahun selanjutnya mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 dan 2013 angkanya sudah
9.12 persen dan di tahun 2017 sebesar 22,88 persen.
Tabel 3.
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur di Kota Tebing Tinggi
Tahun 2010 – 2017
Tahun Kelompok Umur
7 – 12 13 – 15 16 – 18 19 – 24
2010 100.00 95.52 68.25 3.96
2011 99.11 95.26 58.21 5.44
2012 99.04 93.13 69.40 9.12
2013 99.87 93.13 69.40 9.12
2014 100.00 98.42 74.19 17.31
2015 100.00 96.86 80.12 16.34
2016 99.75 94.93 77.65 27.49
2017 99.27 96.90 72.72 22.88
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
41
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Pada Angka Partisipasi Murni (APM) atau net enrollment rate di jenjang
SD menunjukan perkembangan yang baik. Net enrollment rate terendah pada
jenjang SD hanya di tahun 2012 dengan angka 89,21 persen selebihnya angka
partisipasi murninya sudah stabil mendekati 100 persen. Berbeda pada jenjang
SD, angka partisipasi murni untuk jenjang SMP memerlukan perbaikan. Ini dapat
dilihat dari angka partisipasi murni jenjang SMP yang tidak mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 net enrollment ret 80,70
persen namun pada tahun-tahun berikutnya angkanya menurun menjadi 77.44
persen di tahun 2014 dan meningkat sedikit di 2017 menjadi 83.89 persen.
Sementara itu, untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) atau gross enrollment
rate pada semua jenjang pendidikan di Kota Tebing Tinggi juga sudah
menunjukan perkembangan yang baik kecuali pada tahun 2015. Untuk jenjang
SD net enrollment rate pada tahun 2015 adalah 95,52 persen, jenjang SMP 85,47
persen dan SMA 72,61 persen. Selengkapnya dapat di lihat dari tabel 4.
Tabel 4.
Angka Partisipasi Sekolah Murni dan Kasar Menurut Jenjang Pendidikan di
Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi (diolah tim penyusun)
Tahun Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Kasar
SD SMP SMA SD SMP SMA
2010 103.74 80.70 75.21 125.33 115.64 115.26
2011 95.60 76.67 102.30 115.75 117.23 160.84
2012 89.21 78.93 106.33 114.76 127.32 115.44
2013 96.62 81.26 91.20 120.53 127.15 147.36
2014 99.68 77.44 69.65 127.15 128.67 159.46
2015 93.05 76.19 63.57 119.49 127.61 153.12
2016 108.69 103.08 104.21 95.52 85.47 72.61
2017 98.04 83.98 70.22 109.31 100.25 90.71
42
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.2.2. Aspek Kesehatan
Dalam aspek kesehatan, Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu daerah. Secara umum, angka
kematian bayi adalah jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran
hingga bayi belum mencapai usia 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Dalam
konteks tersebut, berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota Tebing Tinggi
ditemukan pada tahun 2017 dari 3.023 jumlah bayi yang lahir hidup terdapat 21
kasus bayi yang meninggal. Sedangkan di tahun 2016 dari 3.039 jumlah bayi
lahir hidup terdapat 16 bayi yang meninggal.
Selanjutnya, Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak
yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka
per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 di Kota Tebing Tinggi terdapat 5
kasus kematian balita. Angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2015
dengan 27 kasus dan menurun pada tahun 2016 menjadi 18 kasus. Namun di
tahun 2017 angka kematian balita meningkat kembali menjadi 25 kasus.
Angka Kematian Ibu (AKI) yang dapat didefinisikan sebagai jumlah yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganan selama fase kehamilan, melahirkan dan nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 terdapat 8 kasus kematian
ibu. Jumlah itu menurun pada tahun 2014 dan 2015 yang hanya 2 kasus lalu
meningkat kembali pada tahun 2016 dan 2017 menjadi 4 dan 7 kasus.
43
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 5.
Angka Kematian Bayi, Balita dan Ibu di Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 –2017
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
Selain Angka Kematian Bayi, Balita dan Ibu, kondisi kesehatan lain yang
menjadi indikator penting dan dapat mempengaruhi kualitas penduduk adalah
status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB). Variabel umur, berat badan, tinggi badan ini
disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurut
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB). Status gizi balita ini dapat berimplikasi pada pola hidup
yang tidak sehat, anak bertubuh pendek dan kurus (stunting).
Di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 terdapat 18 balita gizi buruk.
Jumlah kasus gizi buruk ini berkurang pada tahun 2014 dan 2015 menjadi 9
balita gizi guruk. Namun pada tahun berikutnya yaitu di tahun 2016, kasus gizi
buruk meningkat menjadi 13 kasus dan meningkat kembali pada tahun 2017
dengan 18 kasus balita gizi buruk.
3
22
1816
21
5
27 27
18
25
8
2 24
7
0
5
10
15
20
25
30
2013 2014 2015 2016 2017
Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu
44
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 6.
Jumlah Balita Gizi Buruk di Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 – 2017
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata tahun kehidupan yang
akan datang dan dijalani oleh seseorang sejak lahir. Secara umum, angka
harapan hidup dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan penduduk
sekaligus memperlihatkan keadaan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada
dalam masyarakat. Hal ini karen angka harapan hidup dapat dipandang sebagai
suatu bentuk akhir dari hasil upaya peningkatan taraf kesehatan secara
keseluruhan.
Angka Harapan Hidup di Kota Tebing Tinggi sepanjang periode tahun
2010 – 2017 mengalami peningkatan secara signifikan. Di tahun 2010 angka
harapan hidup 2010 adalah 69,96 persen. Angka tersebut naik pada tahun 2014
menjadi 71,85 persen lalu meningkat kembali pada tahun 2017 menjadi 73,90
persen
18
9
9
13
18
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
2013
2014
2015
2016
2017
Jumlah Balita Gizi Buruk
45
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 7.
Angka Harapan Hidup Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
2.2.3. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk di suatu daerah sebagai hasil dari aktivatas
ekonomi. Pendapatan per kapita di suatu daerah didapatkan melalui pembagian
seluruh pendapatan regional (Product Domestic Regional Bruto) dibagi dengan
seluruh penduduk di suatu daerah.
Pada konteks tersebut, secara umum, perekonomian Kota Tebing Tinggi
sepanjang tahun 2010 – 2017 mengalami fluktuasi pertumbuhan – dimana itu
dapat dilihat pada pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi. Namun, dalam
pendapatan per kapita, kondisinya lebih baik karena sepanjang periode
tersebut, pendapatan per kapita setiap penduduk di Kota Tebing Tinggi
69,96
70,8471,34
71,8572,13 72,18
73,58
73,9
67
68
69
70
71
72
73
74
75
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Angka Harapan Hidup Kota Tebing Tinggi
46
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
16.850.756,63
17.606.041,77
18.332.850,03
19.168.156,08
19.922.297,03
20.623.345,29
21.401.550,46
22.251.504,28
0,00 5.000.000,00 10.000.000,00 15.000.000,00 20.000.000,00 25.000.000,00
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Pendapatan Per Kapita Kota Tebing Tinggi (Dalam Rupiah)
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal itu dapat dilihat secara jelas
pada grafik dibawah ini yang menggambarkan pertumbuhan pendapatan per
kapita. Berdasarkan data dari BPS, di tahun 2010, setiap penduduk di Kota
Tebing Tinggi memiliki pendapatan 16.850.756 juta dalam setahun atau
1.404.229 juta dalam sebulan. Jumlah pendapatan itu mengalami kenaikan pada
tahun 2015 menjadi 20.623.345 juta dalam setahun atau 1.718.612 juta sebulan
dan meningkat lagi pada tahun 2017 menjadi 22.251.504 juta dalam setahun
atau 1.854.292 juta. Pertumbuhan pendapatan per kapita itu di dorong oleh
pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan yang terus berkembang dalam
beberapa tahun terakhir.
Grafik 8.
Pendapatan Per Kapita Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
47
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.2.4. Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan sumber daya manusia menjadi indikator yang penting
dalam pembangunan daerah. Di Kota Tebing Tinggi yang tidak memiliki sumber
daya alam yang melimpah, pembangunan sumber daya manusia menjadi hal
mutlak yang harus dilakukan. Salah satu yang dapat menggambarkan hasil dari
pembangunan sumber daya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia.
Menurut United Nation Development Program (UNDP) Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu proses untuk memperluas
pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai
tujuan akhir sedangkan upaya pembangunan manusia dipandang sebagai
sarana untuk mencapai tujuan.
Grafik 9.
Indeks Pembangunan Manusia Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
Indeks pembangunan manusia di Kota Tebing Tinggi, sepanjang periode
tahun 2010 – 2017 menunjukan peningkatan yang menggembirakan. Hal ini
dapat dilihat pada grafik 9. Di tahun 2010 indeks pembangunan manusia Kota
69,96
70,84
71,3471,85
72,13
72,81
73,58
73,9
67
68
69
70
71
72
73
74
75
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IPM Kota Tebing Tinggi
48
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tebing Tinggi adalah 69,96. Pada tahun selanjutnya IPM mengalami
peningkatan menjadi 72,81 di tahun 2015 dan 73,90 di tahun 2017. Pada tahun
2017 juga, IPM Kota Tebing Tinggi menempati posisi tertinggi kelima dari
seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
2.2.5. Kemiskinan dan Ketimpangan
Berdasarkan definisi BPS, Kemiskinan dipandang sebagai suatu kondisi
dimana seseorang tidak memiliki kemampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur melalui
sisi pengeluaran. Seseorang dikatakan miskin apabila memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita dalam sebulan dibawah garis kemiskinan. Sementara
rasio gini merupakan indikator untuk mengukur atau melihat ketimpangan
dalam hal distribusi pendapatan di suatu daerah. Ukuran rasio gini adalah 0-1,
dimana jika suatu daerah memiliki rasio gini 0 dapat diartikan jika distribusi
pendapatan di daerah tersebut merata sedangkan jika 1 maka distribusi
pendapatan tidak merata.
Kota Tebing Tinggi memiliki penduduk miskin sebanyak 18,9 ribu jiwa
pada tahun 2010. Jumlah ini mengalami penurunan sampai tahun 2014 menjadi
17,2 ribu jiwa. Namun pada tahun 2015 mengalami kenaikan hingga 12,03
persen dari total penduduk Kota Tebing Tinggi miskin. Meski sempat turun
kembali pada tahun 2016, tapi pada tahun 2017 naik lagi menjadi 19,06 ribu
jiwa atau 11,90 persen dari total penduduk.
Untuk rasio gini atau tingkat ketimpangan di Kota Tebing Tinggi pada
tahun 2010 adalah 0,31. Sama seperti kemiskinan pada tahun-tahun selanjutnya
rasio gini turun menjadi 0,28 di tahun 2013. Akan tetapi, mengalami kenaikan
49
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
0,31
0,320,29
0,280,31
0,39
0,35
0,3
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
16
16,5
17
17,5
18
18,5
19
19,5
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Jiwa) Rasio Gini
yang signifikan pada tahun 2015 menjadi 0,39 – dimana pada tahun tersebut
rasio gini Kota Tebing Tinggi tertinggi di Sumatera Utara dan salah satu yang
tertinggi di Indonesia. Setelahnya, rasio gini Kota Tebing Tinggi turun hingga
menjadi 0,30 di tahun 2017.
Grafik 10.
Jumlah Penduduk Miskin dan Rasio Gini Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 - 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
2.2.6. Kondisi Kesetaraan dan Keadilan Gender
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pengarusutamaan gender menjadi
topik pembicaraan dalam banyak forum-forum di tingkat daerah, nasional dan
internasional. Melalui forum-forum tersebut, laki-laki dan perempuan harus
memiliki peran dan kedudukan yang sama dalam berbagai bidang termasuk
bidang ekonomi, hukum, politik dan pembangunan
Dalam pelaksanaannya pada konteks pembangunan, peran perempuan
di Indonesia masih belum diberdayakan secara optimal. Perempuan lebih
banyak ditempatkan sebagai obyek dari pada subyek dalam hal pembangunan.
50
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Masih sering ditemui hal-hal yang belum menempatkan laki-laki dan
perempuan sebagai mitra yang setara dalam pembangunan.
Untuk merespon kesenjangan gender ini Pemerintah Indonesia telah
banyak mengeluarkan produk hukum sebagai bentuk komitmen Pemerintah
dalam kesetaraan gender. Produk hukum yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Indonesia antara lain adalah Intruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang
pengarusutamaan gender, Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan, Undang-Undang No. 7 tahn 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga dan Undang-Undang No. 21 tahun 2007
tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang. Selain itu, terdapat
pula Rancangan Undang-Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG).
Untuk melihat kondisi kesetaran dan keadilan gender, salah satunya
dapat dilihat dari partisipasi perempuan dalam bidang legislatif. Di Kota Tebing
Tinggi terdapat 25 orang angggota legislatif (DPRD).
Tabel 5.
Jumlah Anggota DPRD Kota Tebing Tinggi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
– 2017
Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah
2010 22 3 25
2011 23 2 25
2012 23 2 25
2013 23 2 25
2014 23 2 25
2015 23 2 25
2016 23 2 25
2017 23 2 25
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
51
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Dari jumlah anggota DPRD tersebut, pada tahun 2010 terdapat 3
perempuan. Namun pada tahun 2011 hingga 2017 jumlah perempuan yang ada
di DPRD berkurang menjadi 2 anggota.
Berbeda dari partisipasi perempuan dalam bidang legislatif, kondisi di
bidang eksekutif atau yang bekerja sebagai pegawai di pemerintahan
menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Hal itu dapat dilihat dari jumlah
pegawai Pemerintah yang ada di Kota Tebing Tinggi tahun 2010 – 2017, dimana
secara keseluruhan ditemukan pegawai perempuan lebih banyak dari pada
pegawai laki-laki. Pada tahun 2010 terdapat 3.741 pegawai Pemerintah di Kota
Tebing Tinggi dan dari jumlah tersebut 64,3 persen adalah perempuan.
Sementara untuk tahun 2017 yang lalu terdapat 3.051 pegawai dengan 63,41
persen merupakan perempuan dan 36,59 persen adalah laki-laki.
Grafik 11..
Rasio Pegawai Negeri Sipil Kota Tebing Tinggi Menurut Jenis Kelamin Tahun
2010 – 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
64,3 62,52 60,8 63,46 63,67 65,32 64,76 63,41
35,7 37,48 39,2 36,54 36,33 34,68 35,24 36,59
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Perempuan Laki-Laki
52
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.2.7. Angka Pengangguran
Salah satu variabel yang penting dalam pembangunan Kota Tebing
Tinggi adalah masalah tenaga kerja. Tenaga kerja sendiri adalah penduduk yang
mampu bekerja memproduksi barang dan jasa. Menurut BPS, penduduk yang
digolongkan sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 sampai
dengan usia 64 tahun yang juga disebut dengan angkatan kerja.
Pada tahun 2010 terdapat 73.824 ribu penduduk yang termasuk sebagai
angkatan kerja. Dari jumlah itu hanya 65.751 ribu yang bekerja sisanya yakni
4.325 ribu menjadi pengangguran. Seiring berjalannya waktu, jumlah
pengangguran di Kota Tebing Tinggi bertambah menjadi 7.387 ribu penduduk
pada tahun 2012. Meski sempat turun pada tahun 2013 yakni sebanyak 4.832
ribu penduduk, namun dalam 2015 tahun selanjutnya meningkat kembali
menjadi 7.361 ribu penduduk.
Grafik 12.
Jumlah Pengangguran Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2015
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
4.325
5.549
7.387
4.832
5.135
7.361
0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah Pengangguran Kota Tebing Tinggi
53
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Sementara untuk penduduk yang bekerja berdasarkan sektor ekonomi
yang terbanyak sepanjang periode tahun 2010 – 2015 adalah di sektor jasa. Hal
ini dapat dipahami karena memang sektor jasa yang memberikan sumbangan
terbesar dalam pembentukan Product Domestic Regional Bruto Kota Tebing
Tinggi. Pada tahun 2015 yang lalu ada terdapat 82,7 penduduk yang bekerja di
sektor ini. Selanjutnya, sektor industri yang paling banyak dihuni oleh penduduk
yang bekerja di Kota Tebing Tinggi dan yang terakhir adalah sektor pertanian.
Grafik 13.
Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Sektor Ekonomi di
Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
4,73 4,67 5,72 5,93 5,4310,24
18,52 17,1419,67 17,64 18,03
7,06
76,75 78,1974,61 76,43 76,54
82,7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sektor Pertanian Sektor Industri Sektor Jasa
54
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.3. Pembangunan Keluarga
Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS pada tahun
2010 yang lalu, terdapat 34.715 ribu rumah tangga yang ada di Kota Tebing
Tinggi. Dalam konteks ini rumah tangga merupakan proxy atau pengganti dari
keluarga. Hal ini karena rumah tangga dan keluarga memilki karakteristik yang
sama yaitu sebagai sekelompok orang yang menghuni di satu bangunan yang
sama dan biasanya tinggal secara bersama-sama serta pengelolaan makanan
dari satu dapur.
Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya jumlah penduduk yang
ada di Kota Tebing Tinggi, jumlah anggota tangga juga bertambah. Jika pada
tahun 2010 hanya terdapat 34.714 ribu rumah tangga, di tahun 2011 bertambah
menjadi 35.232 ribu rumah tangga dengan 4,16 rata-rata anggota rumah
tangga. Lalu, di tahun 2017 jumlah rumah tangga bertambah lagi menjadi
38.403 ribu dan rata-rata anggota keluarga 4,18.
Tabel 6.
Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga di
Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 – 2017
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
Tangga
Rata-rata Anggota
Rumah Tangga
2010 145.248 34.714 4,18
2011 146.606 35.232 4,16
2012 147.771 35.764 4,13
2013 149.065 36.195 4,12
2014 154.804 36.994 4,18
2015 156.815 37.479 4,18
2016 158.902 37.976 4,18
2017 160,686 38.403 4,18
55
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Dari 38.043 ribu rumah tangga yang ada di Kota Tebing Tinggi pada
tahun 2017 yang lalu, sebagiannya belum dapat menjalankan peran dan fungsi
rumah tangga secara optimal, baik secara pendidikan, kesehatan maupun
ekonomi. Hal ini terjadi karena pada tahun 2017 terdapat 4.038 keluarga yang
masuk dalam kategori pra sejahtera atau miskin. Berbeda dari data kemiskinan
yang ditampilkan sebelumnya yang dalam surveinya menggunakan individu
sebagai basis data, di bagian ini menggunakan keluarga atau rumah tangga
sebagai basis data.
Jika dilihat menurut kecamatan, rumah tangga atau keluarga yang pra
sejahtera banyak berada di Kecamatan Rambutan dengan 1.038 keluarga.
Sementara Kecamatan Bajenis yang paling sedikit ditempati oleh rumah tangga
pra sejahtera. Selain itu, terdapat 5.835 keluarga sejahtera I dan 28.667 rumah
tangga sejahtera II di Kota Tebing Tinggi
Tabel 7.
Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017
Kecamatan Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera
Jumlah I II III III+
Padang Hulu 877 1.165 5.822 - - 7.864
Tebing Tinggi Kota 801 900 3.573 - - 5.274
Rambutan 1.038 1.322 6.548 - - 8.908
Bajenis 481 1.155 6.840 - - 8.476
Padang Hilir 841 1.293 5.884 - - 8.018
Kota Tebing Tinggi 4.038 5.835 28.667 - - 38.540
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
56
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.4. Persebaran dan Mobilitas Penduduk
Persebaran penduduk merupakan kondisi yang menggambarkan
distribusi penduduk yang menempati di suatu wilayah tertentu. Persebaran
penduduk menjadi hal penting untuk ditinjau karena apabila penduduk tidak
tersebar secara merata di semua wilayah maka akan menciptakan ketimpangan
populasi. Hal itu dapat dilihat dalam level nasional, dimana masalah
ketimpangan populasi mengakibatkan terjadinya ketimpangan wilayah Timur
dan Barat serta ketimpangan pulau Jawa dengan pulau lain dan berimplikasi
pada ketimpangan infrastruktur, ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Sementara mobiltas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain dengan melampaui batas negara ataupu batas daerah di
dalam satu negara. Terdapat dua macam mobilitas penduduk yaitu mobilitas
penduduk non permanen (sirkuler) dan mobilitas penduduk permanen
(migrasi). Mobilitas pendududk non permanen adalah perpindahan yang
bersifat tidak tetap atau sementara. Sedangkan mobilitas penduduk permanen
adalah perpindahan penduduk untuk tujuan menetap.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penduduk untuk migrasi
dari suatu daerah ke daerah yang lain. Salah satu yang terpenting adalah faktor
ekonomi. Faktor ekonomi ini dapat dilihat dari fenomena yang banyak terjadi di
Indonesia yaitu migrasi penduduk desa ke kota yang bertujuan untuk mencari
lapangan pekerjaan sehingga dapat memperbaiki taraf kehidupannya. Selain
faktor ekonomi, faktor fasilitas kesehatan dan pendidikan juga berperan bagi
penduduk untuk bermigrasi.
57
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Untuk Kota Tebing Tingi sendiri dengan wilayah yang tidak begitu luas,
tidak terjadi ketimpangan dalam hal persebaran penduduk. Berdasarkan data
dari BPS, dari lima kecamatan yang ada di Kota Tebing Tinggi, penduduk
tersebar secara merata dan tidak ada kecamatan yang paling dominan
ditempati oleh penduduk Kota Tebing Tinggi.
Grafik 14.
Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010
– 2017
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
Dari grafik diatas ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sebanyak 22,77
persen penduduk Kota Tebing Tinggi menempati Kecamatan Padang Hilir.
Sedangkan Kecamatan Bajenis yang paling sedikit ditempati dengan 16,55
persen penduduk. Selanjutnya, pada tahun 2017 yang lalu, terjadi pergeseran
18,39% 18,40% 18,41% 18,44% 18,50% 18,51% 18,55% 18,57%
21,60%16,44% 16,38% 16,33% 16,01% 16,01% 15,78% 15,68%
20,69%21,69% 21,72% 21,72% 21,87% 21,87% 21,98% 22,03%
16,55% 22,79% 22,80% 22,81% 22,92% 22,92% 22,98% 23%
22,77% 20,68% 20,69% 20,70% 20,70% 20,70% 20,71% 20,71%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Padang Hulu Tebing Tinggi Kota Rambutan Bajenis Padang Hilir
58
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
persebaran penduduk – dimana bukan Kecamatan Padang Hilir lagi yang paling
banyak ditempati oleh Penduduk melainkan Kecamatan Bajenis dengan 23
persen penduduk. Sementara itu, di tahun yang sama, Kecamatan Rambutan
yang paling banyak ditempati kedua dengan 22,03 persen dan Kecamatan
Tebing Tinggi Kota yang paling sedikit penduduk dengan hanya 15,68 persen
penduduk.
Dalam hal mobilitas, pada tahun 2017 yang lalu tercatat penduduk dari
Kota atau Kabupaten lain yang masuk ke Kota Tebing Tinggi (migrasi masuk)
adalah 44.242 jiwa. Migrasi masuk ini didominasi oleh perempuan sebanyak
23.752 jiwa, sisanya 20.490 adalah laki-laki. Sedangkan di tahun yang sama,
penduduk Kota Tebing Tinggi yang bermigrasi keluar adalah 99.153 jiwa. Dari
kedua indikator ini didapatkan bahwa migrasi netto Kota Tebing Tinggi adalah
-54.911 – dimana ditemukan lebih banyak penduduk Kota Tebing Tinggi yang
bermigrasi keluar dari pada penduduk Kota atau Kabupaten lain yang masuk ke
Kota Tebing Tinggi.
Tabel 8.
Jumlah Migrasi Masuk, Migrasi Keluar dan Migrasi Netto Kota Tebing Tinggi
Tahun 2016
No. Indikator 2017
1. Migrasi Masuk 44.242
2. Migrasi Keluar 99.153
3. Migrasi Netto -54.911
Sumber : BPS Sumatera Utara (Diolah tim penyusun)
59
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2.5. Data dan Informasi Kependudukan
Dalam pembangunan kependudukan, administrasi kependudukan
sebagai suatu sistem merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari
adminstrasi pemerintahan dan administrasi negara dalam rangka pemberian
perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan publik
dalam bentuk penerbitan dokumen kependudukan (Kartu Tanda Penduduk,
Kartu Keluarga, Akta Catatan Sipil). Sesuai amanat Undang-Undang No. 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagai landasan hukum
pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan dan data dasar (database)
kependudukan nasional dan terwujudnya tertib administrasi kependudukan,
pada gilirannya nanti akan dapat didayagunakan untuk kepentingan-
kepentingan perumusan kebijakan pemerintahan dan perencanaan
pembangunan yang berbasis administrasi kependudukan, sehingga akan
terwujud pembangunan administrasi kependudukan yang berkelanjutan.
Pada konteks tersebut, di Kota Tebing Tinggi sendiri pada periode 30 juni
2018, Pemerintah Kota melaporkan bahwa sebanyak 105.400 penduduk Kota
Tebing Tinggi telah memiliki akte kelahiran. Jumlah yang sudah memiliki akte
kelahiran dari seluruh penduduk adalah 62.09 persen. Sementara dalam hal KTP,
sebanyak 98.83 persen penduduk Kota Tebing Tinggi sudah memiliki KTP. Untuk
kepemilikan kartu keluarga, terdapat 43.414 kepala keluarga yang sudah
memiliki kartu keluarga atau 89.57 persen jumlah kepala keluarga di Kota
Tebing Tinggi.
60
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 9.
Jumlah dan Persentase Penduduk yang Memiliki Akte Kelahiran, KTP dan Kartu
Keluarga
No. Indikator Jumlah Persentase
1. Kepemilikan Akte Kelahiran 105.400 jiwa 62.06 persen
2. Kepemilikan KTP 118.457 jiwa 98.83 persen
3. Kepemilikan Kartu Keluarga 43.414 KK 89.57 persen
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Diolah tim penyusun)
61
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB III KONDISI
KEPENDUDUKAN KOTA
TEBING TINGGI YANG
DIINGINKAN
62
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
3.1. Kuantitas Penduduk
Dalam jangka panjang pada aspek kuantitas penduduk, kondisi yang
diinginkan di tahun 2042 adalah tercapainya pertumbuhan penduduk yang
stabil dan tidak terlalu begitu besar. Dalam mencapai hal ini perlu untuk
menyeimbangkan antara jumlah kelahiran bayi dengan jumlah kematian.
Kondisi yang ingin dicapai ini disebut juga kondisi yang stasioner - yaitu kondisi
dimana angka kelahiran total (total fertility rate) sama dengan 2,1 per
perempuan.
3.1.1. Perilaku Fertilitas
Pada proses pembangunan menjaga agar jumlah penduduk selalu stabil
sangat penting untuk dilakukan. Salah satu indikator untuk melihat hal tersebut
adalah melalui fertilitas (angka kelahiran). Fertilitas sendiri merupakan suatu
hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Sementara
atau angka kelahiran total (total fertility rate) menggambarkan rata-rata
kemampuan seorang wanita untuk melahirkan selama masa reproduksinya.
Dalam konteks tersebut, berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas
PPAPPKB) TFR Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 adalah 2,21. Namun, di
tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 2,15. Selanjutnya pada tahun 2015
naik kembali ke angka 2,23; tahun 2016 turun menjadi 2,15; tahun 2017 menjadi
2,04 dan tahun 2018 menjadi 2,14.
63
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2,21
2,15
2,23
2,15
2,04
2,14
1,9
1,95
2
2,05
2,1
2,15
2,2
2,25
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Angka Kelahiran Total
Grafik 15.
Angka Kelahiran Total (TFR) Kota Tebing Tinggi Tahun 2013 – 2018
Sumber : Dinas PPAPKB Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
3.1.2. Keluarga Berencana
Pengendalian pertumbuhan penduduk merupakan salah satu kunci dari
keberhasilan pembangunan. Di Indonesia, pengendalian pertumbuhan jumlah
penduduk dicerminkan dari menurunnya angka kelahiran atau fertilitas. Dalam
hal itu kebijakan yang efektif digunakan melalui program keluarga berencana
(KB). Berdasarkan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, keluarga berencana merupakan
sebuah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan umur ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Pemakaian alat kontrasepsi akan mempengaruhi fertilitas wanita melalui
status fekunditasnya (kemampuan melahirkan). Melalui pemakaian alat
kontrasepsi, wanita dapat mengatur panjang pendeknya masa ekspose
terhadap kehamilan dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi seperti pil, IUD,
64
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Implant, Kondom, Suntik, MOP dan MOW. Namun penggunaan alat kontrasepsi
tidak terlepas dari pengetahuan, sikap dan praktek Keluarga Berencana.
Di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 yang lalu terdapat 23.465 jiwa
pasangan usia subur (PUS). Di tahun yang sama pencapaian Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) adalah 73,08 persen. Contraceptive Prevalence Rate
merupakan angka yang menunjukkan banyaknya pasangan usia subur yang
aktif memakai alat kontrasepsi. Sementara untuk Unmet Need adalah 13,68
persen.
Grafik 16.
Grafik Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dan Unmet Need Kota Tebing
Tinggi Tahun 2013 -2018
Sumber
Sumber : Dinas PPAPPKB Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
Unmet Need sendiri adalah kondisi yang mengisyaratkan keinginan
pasangan usia subur terhadap suatu jenis alat kontrasepsi yang tidak tersedia
sehingga mereka mengambil keputusan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Selanjutnya pada tahun 2015 CPR dan unmet need Kota Tebing Tinggi naik
73,08%
75,40%
73,35%
71,29%
73,43%
73,36%13,68% 13,11%
14,26%
16,40%15,69%
17,59%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
14,00%
16,00%
18,00%
20,00%
69,00%
70,00%
71,00%
72,00%
73,00%
74,00%
75,00%
76,00%
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Contraceptive Prevalence Rate (CPR), kiri Unmet Need, kanan
65
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
menjadi 73,35 persen dan 14,26 persen. Untuk tahun 2018 yang lalu CPR dan
unmet need naik kembali ke 73,36 persen dan 17,59. Melalui grafik dibawah ini
jelas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan terhadap pemakaian dan
permintaan terhadap alat kontrasepsi di Kota Tebing Tinggi.
Menurut data dari Dinas PPAPKB Kota Tebing Tinggi, angka kelahiran
total pada tahun 2017 yang lalu 2,04. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
angka kelahiran total di Kota Tebing Tinggi relatif seperti yang diharapkan.
Namun, dalam jangka panjang angka kelahiran total stabil diangka 2,1 – 1,8.
Selengkapnya angka kelahiran total Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Grafik 17.
Proyeksi Angka Kelahiran Total Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042
Sumber : Data Sekunder (Diolah tim penyusun)
Selanjutnya, dari angka kelahiran total, angka kematian dan migrasi,
disusun pula proyeksi jumlah dan pertumbuhan penduduk di Kota Tebing
Tinggi tahun 2017 – 2042. Dari hasil proyeksi itu didapatkan bahwa pada tahun
2022, penduduk Kota Tebing Tinggi mengalami kenaikan menjadi 167.930 jiwa
dengan pertumbuhan 1,06 persen. Sementara untuk tahun 2037 dan 2042,
2,042,19
2,041,89 1,8 1,8
0
0,5
1
1,5
2
2,5
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Angka Kelahiran Total (TFR)
66
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
jumlah penduduk adalah 190.206 jiwa dan 195.954 jiwa dengan pertumbuhan
dengan 0,66 persen dan 0.56 persen. Peningkatan jumlah penduduk Kota
Tebing Tinggi dipicu oleh angka kelahiran total yang diproyeksikan relatif stabil
pada kondisi idealnya dan juga faktor migrasi penduduk.
Grafik 18.
Proyeksi Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2017
– 2042
Sumber : Data Sekunder (Diolah tim penyusun)
Selain itu, kondisi yang ingin dicapai juga adalah perubahan pada
komposisi penduduk menurut umur di Kota Tebing Tinggi. Pada tahun 2017
yang lalu jika dilihat dari data penduduk ditemukan bahwa telah terjadi
perubahan komposisi penduduk itu ditandai dengan semakin bertambahnya
penduduk produktif (umur 16 – 64 tahun) dibandingkan dengan penduduk non
produktif (umur dibawah 15 dan 65 tahun keatas).
160.686167.930
176.160 183.584190.206 195.9541,16%
1,06%
0,89%
0,78%
0,66%
0,56%
0,00%
0,20%
0,40%
0,60%
0,80%
1,00%
1,20%
1,40%
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
67
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 20.
Rasio Ketergantungan Kota Tebing Tinggi 2017 – 2042
Sumber : Data Sekunder (diolah Tim Penyusun)
Grafik 19.
Piramida Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 - 2042
10000 5000 0 5000 10000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Laki laki Perempuan
10.000 5.000 0 5.000 10.000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Laki laki Perempuan
49,33%
47,21%
48,03%
49,12%
52,81% 52,69%
44,00%
45,00%
46,00%
47,00%
48,00%
49,00%
50,00%
51,00%
52,00%
53,00%
54,00%
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Rasio Ketergantungan
Piramida Penduduk Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017
Piramida Penduduk Kota Tebing
Tinggi Tahun 2022
68
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel Piramida Penduduk Tahun 2017 - 2022
Kelompok
Umur
2017 2022
Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
0-4 7930 7699 15629 7.061 6.870 13.931
5-9 7785 7563 15348 7.612 7.423 15.035
10-14 7386 7117 14503 7.378 7.087 14.465
15-19 7152 7091 14243 8.236 7.846 16.083
20-24 6711 6722 13433 7.134 6.702 13.836
25-29 6534 6415 12949 6.659 6.480 13.139
30-34 5905 5943 11848 6.360 6.876 13.236
35-39 5462 5800 11262 5.931 6.066 11.997
40-44 5143 5638 10781 5.744 5.696 11.440
45-49 5023 5246 10269 4.939 5.120 10.059
50-54 4488 4881 9369 4.427 4.931 9.358
55-59 3863 4037 7900 4.006 4.424 8.430
60-64 2665 2887 5552 3.463 3.829 7.292
65-69 1684 1804 3488 2.562 2.807 5.369
70-74 919 1215 2134 1.363 1.638 3.001
75+ 729 1249 1978 682 970 1.653
Perubahan komposisi penduduk juga akan menurunkan rasio
ketergantungan penduduk Kota Tebing Tinggi. Hal ini tentu sejalan dengan
proyeksi bonus demografi yang akan dinikmati oleh daerah-daerah di
Indonesia. Selengkapnya dapat dilihat pada piramida penduduk diatas.
Selain itu, kondisi yang ingin dicapai juga adalah perubahan pada
komposisi penduduk menurut umur di Kota Tebing Tinggi. Pada tahun 2017
69
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
10.000 0 10.000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Laki laki Perempuan
Piramida Penduduk Kota
Tebing Tinggi Tahun 2032
yang lalu jika dilihat dari data penduduk ditemukan bahwa telah terjadi
perubahan komposisi penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya
penduduk usia produktif (umur 16 – 64 tahun) dibandingkan dengan penduduk
usia non produktif (umur dibawah 15 dan 65 tahun keatas). Hal itu dapat dilihat
dari piramida penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2017 dan 2022 –
dimana pada tahun tersebut penduduk usia produktif sebanyak 107.606 jiwa
dan 114.870 jiwa serta penduduk usia non produktif adalah 53.080 dan 53.453
jiwa.
Melalui piramida di tahun 2017 dan 2022 juga diproyeksikan penduduk
laki-laki 79.397 jiwa dan perempuan 81.307 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2027
dan 2032 diproyeksikan penduduk usia produktif terus mengalami peningkatan
menjadi 118.346 jiwa dan 120.125 jiwa.
10.000 0 10.000
0-4 5-9
10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74
75+
Laki laki Perempuan
Piramida Penduduk Kota Tebing
Tinggi Tahun 2027
70
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Kelompok
Umur
2027 2032
Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
0-4 7.551 7.360 14.911 7.979 7.785 15.764
5-9 7.980 7.797 15.776 7.970 7.787 15.757
10-14 7.498 7.323 14.821 7.865 7.696 15.560
15-19 7.261 6.955 14.217 7.381 7.191 14.571
20-24 7.095 6.666 13.761 7.120 6.774 13.895
25-29 6.940 6.493 13.432 6.901 6.457 13.358
30-34 6.437 6.279 12.716 6.715 6.291 13.007
35-39 6.066 6.711 12.777 6.264 6.138 12.402
40-44 6.288 6.448 12.736 6.133 6.844 12.977
45-49 6.088 6.081 12.169 5.629 5.829 11.458
50-54 4.761 4.983 9.744 5.392 5.435 10.827
55-59 4.180 4.746 8.926 4.499 4.796 9.294
60-64 3.675 4.193 7.868 3.837 4.499 8.336
65-69 2.544 3.020 5.564 2.730 3.356 6.086
70-74 1.585 1.932 3.517 1.975 2.546 4.521
75+ 980 1.276 2.257 1.195 1.598 2.793
Sementara untuk penduduk non produktif adalah 56.845 jiwa dan 60.481
jiwa. Namun pada tahun 2037 dan 2042 terjadi perlambatan penduduk usia
produktif dan peningkatan penduduk usia lanjut. Pada periode itu juga
penduduk produktif 124.480 jiwa dan 126.763 jiwa serta penduduk non
produktif 65.732 jiwa dan 67.623 jiwa.
71
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel Piramida Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2037 dan 2042
Kelompok
Umur
2037 2042
Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
0-4 8.383 8.185 16.568 8.504 8.303 16.807
5-9 8.097 7.911 16.009 8.301 8.110 16.411
10-14 7.855 7.686 15.541 7.982 7.810 15.793
15-19 7.746 7.563 15.309 7.737 7.553 15.290
20-24 7.239 7.009 14.248 7.603 7.380 14.983
25-29 6.926 6.565 13.491 7.044 6.798 13.842
30-34 6.677 6.256 12.933 6.702 6.363 13.065
35-39 6.541 6.150 12.691 6.503 6.115 12.618
40-44 6.118 6.020 12.138 6.391 6.032 12.423
10.000 5.000 0 5.000 10.000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Laki laki Perempuan
10.000 5.000 0 5.000 10.000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Laki laki Perempuan
Piramida Penduduk Kota Tebing
Tinggi Tahun 2037
Piramida Penduduk Kota Tebing
Tinggi Tahun 2042
72
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
45-49 6.337 7.213 13.550 5.955 5.900 11.855
50-54 5.430 5.677 11.106 5.038 5.393 10.430
55-59 5.102 5.235 10.337 5.633 5.967 11.600
60-64 4.131 4.547 8.677 5.190 5.467 10.657
65-69 3.373 4.136 7.510 3.632 4.180 7.812
70-74 2.625 3.338 5.964 2.743 3.580 6.322
75+ 1.772 2.371 4.143 1.878 2.600 4.478
Perubahan komposisi penduduk pada periode 2017 – 2042 berimplikasi
pada rasio ketergantungan Kota Tebing Tinggi. Hal itu dapat dilihat pada grafik
20. Di tahun 2017 rasio ketergantungan adalah 49,33 persen namun pada tahun
2022 dan 2027 rasio ketergantungan mengalami penurunan menjadi 47,21
persen dan 48,03 persen. Di periode tahun tersebut merupakan titik puncak dari
bonus demografi Kota Tebing Tinggi yang dapat menjadi kesempatan untuk
meningkatkan aktivitas ekonomi karena pada periode itu penduduk produktif
jumlahnya lebih besar dibanding dengan penduduk non produktif dalam
rentang 2017- 2042. Pada tahun 2032 – 2042 rasio ketergantungan perlahan-
lahan meningkat menjadi 49,12 persen dan pada akhirnya mencapai 52,69
persen.
73
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
3.2. Kualitas Penduduk
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 kualitas penduduk
merupakan kondisi yang menggambarkan penduduk dalam aspek fisik dan non
fisik yang meliputi pendidikan, derajat kesehatan, pekerjaan, produktivitas,
tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan sebagai ukuran dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia
yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Hal
ini juga sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Tebing Tinggi tahun 2017 – 2022 yang mana juga menekankan
pada pengembangan sumber daya manusia atau penduduk yang berkualitas.
Dalam rangka mengembangkan kualitas penduduk, Pemerintah Kota Tebing
Tinggi akan berfokus pada aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Dari aspek pendidikan, kondisi yang diinginkan adalah terjadinya
peningkatan angka partisipasi sekolah (APS) di semua kelompok umur 7 – 12
tahun, 13 – 15 tahun serta 16 – 18 tahun yakni mencapai 100 persen. Untuk di
kelompok umur 7 – 12 tahun, angka partisipasi sekolah di tahun 2017 yang lalu
sudah 99.27 persen. Sementara untuk kelompok umur 13 – 15 tahun pada tahun
yang sama adalah 96.90 persen. Di kelompok umur 16 – 18 tahun baru
mencapai 72.72 persen. Dalam mewujudkan hal tersebut, program wajib belajar
12 tahun adalah program yang akan digunakan oleh Pemerintah Kota Tebing
Tinggi. Di sisi lain, untuk angka partisipasi sekolah kelompok umur 19 – 24 tahun
yang di tahun 2017 lalu angkanya baru mencapai 22.88 persen. Kondisi yang
diinginkan tercapai pada tahun 2042 adalah angka partisipasi untuk kelompok
umur ini adalah 50 persen. Hal tersebut dapat dicapai melalui pemberian
74
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
beasiswa kepada mahasiswa yang memiliki prestasi dan juga yang berasal dari
keluarga miskin serta melalui kerja sama dengan Perusahaan di Kota Tebing
Tinggi untuk memberikan bantuan serupa. Proyeksi untuk angka partisipasi
sekolah di semua kelompok dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 21.
Proyeksi Angka Partsipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017 – 2042
Sumber : Data Sekunder (Diolah tim penyusun)
Sedangkan untuk rata-rata lama sekolah, di tahun 2017 adalah 10,09
tahun. Jika dilihat dari tingkat pendidikannya, maka rata-rata sekolah masih
pada tahap SMP. Hal ini harus ditingkatkan lagi, terlebih lagi Kota Tebing Tinggi
dikenal sebagai Kota yang memiliki fasilitas pendidikan yang berkualitas. Dalam
hal tersebut, kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2042 mendatang adalah
meningkatnya rata-rata lama sekolah hingga mencapai 15 tahun. Ini dapat
untuk diwujudkan karena Pemerintah Kota Tebing Tinggi memiliki program
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Kelompok Umur 7-12 Tahun Kelompok Umur 13-15 Tahun
Kelompok Umur 16-18 Tahun Kelompok Umur 19-24 Tahun
75
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
wajib belajar 12 tahun yang dapat meningkatkan akses pendidikan masyarakat
luas.
Grafik 22.
Proyeksi Rata-Rata Lama Sekolah Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042
Sumber : Data sekunder (Diolah tim penyusun)
Pada aspek kesehatan target utama yang ingin dicapai adalah
meningkatnya derajat kesehatan yang mana hal itu dapat diukur dari angka
kematian bayi (AKB), balita (AKABA) dan ibu (AKI), jumlah balita gizi buruk serta
angka harapan hidup. Untuk angka kematian bayi, kondisi yang diinginkan
adalah terjadi penurunan dimana diharapkan pada tahun 2042 hanya ada 3
kasus bayi meninggal. Sementara untuk angka kematian balita kondisi yang
diinginkan adalah hanya terdapat 5 kasus balita meninggal. Di sisi lain dalam
hal angka kematian ibu, pada tahun 2042 mendatang tidak terdapat kasus ibu
yang meninggal. Hal ini tentu dapat dicapai dalam jangka waktu yang sudah
ditetapkan melalui program promosi hidup sehat yang saat ini sedang kuat
digalakkan di Kota Tebing Tinggi. Selanjutnya, peningkatan akses dan kualitas
kesehatan yang diberikan juga akan membuat target ini dapat dicapai. Terlebih
10,9 11,1812,3
13,6214,5 15
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Rata-Rata Lama Sekolah
76
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
lagi pada saat ini terdapat banyak fasilitas kesehatan yang berada di dekat
dengan tempat tinggal masyarakat sehingga memberikan kemudahan dalam
hal perawatan, pengobatan dan konsultasi.
Grafik 23.
Proyeksi Angka Kematian Bayi (AKB), Balita (AKABA) dan Ibu (AKI) di Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017 -2042
Sumber : Data sekunder (Diolah tim penyusun)
Sejalan dengan menurunnya angka kematian bayi, balita dan ibu, pada
tahun 2042 ditargetkan juga tidak terdapat kasus balita gizi buruk. Hal ini tentu
dapat dicapai mengingat saat ini kasus balita gizi buruk sedikit jumlahnya.
Ditambah, saat ini Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas Kesehatan
berfokus pada masalah gizi buruk dan setiap tahunnya memiliki program
perbaikan gizi masyarakat. Sementara dalam hal angka harapan hidup Kota
Tebing Tinggi, kondisi yang diinginkan untuk dicapai adalah peningkatan angka
harapan hidup dari 73,9 tahun di tahun 2017 menjadi 79,4 tahun pada tahun
2042. Peningkatan usia harapan hidup ini sejalan dengan perbaikan pada taraf
kesehatan masyarakat.
21
17
13
9
5
3
25
21
18
14
8
5
7
54
3
10
0
5
10
15
20
25
30
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu
77
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Grafik 24.
Proyeksi Jumlah Bayi Gizi Buruk di Kota Tebing TinggiTahun 2017 – 2042
Sumber : Data sekunder (Diolah tim penyusun)
Grafik 25.
Proyeksi Angka Harapan Hidup Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042
Sumber : Data sekunder (Diolah tim penyusun)
Sumber : Data sekunder (diolah)
Untuk aspek ekonomi, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJP) Kota Tebing Tinggi Tahun 2006 – 2025, Pemerintah Kota
18
14
10
7
4
00
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Jumlah Bayi Gizi Buruk
73,9 74,2
75,48
77,36
78,6579,4
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Angka Hidup Kota Tebing Tinggi
78
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
menargetkan di tahun 2025, Product Domestic Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku adalah sebesar 7,3 triliun Rupiah dengan pendapatan per kapita
29,95 juta per penduduk. Namun, pada tahun 2017 yang lalu menurut data BPS,
PDRB Kota Tebing Tinggi atas dasar harga berlaku mencapai 5,123 triliun Rupiah
dengan pendapatan per kapita 31,88 juta. Dalam hal pendapatan per kapita,
target yang ditetapkan RPJP sudah dilewati sehingga di Grand Design
Pembangunan Kependudukan ini menargetkan kondisi baru yang ingin yang
dicapai pada tahun 2042. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku, target yang
ingin dicapai adalah 11,364 triliun dengan pendapatan per kapita penduduk
Kota Tebing Tinggi dalam setahun 57,99 juta. Hal ini dapat dicapai mengingat
rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi sepanjang periode 2013 –
2017 stabil di atas angka 5 persen per tahun.
Grafik 26.
Proyeksi PDRB dan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042
Sumber : Data sekunder (Diolah tim penyusun)
5,123
6,6357,482
8,632
10,725 11,364
31,88
39,5142,47
47,02
56,39 57,99
0
10
20
30
40
50
60
70
0
2
4
6
8
10
12
2017 2022 2027 2032 2037 2042
PDRB ADHB Pendapatan Per Kapita ADHB
79
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
0,30,28 0,27 0,26 0,26 0,25
11,90%
10,83%10,26%
9,12%8,47%
7,84%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
14,00%
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Rasio Gini Angka Kemiskinan
Sementara untuk rasio gini atau tingkat ketimpangan, target yang ingin
dicapai terjadi penurunan – dimana pada tahun 2042 mendatang angka rasio
gini Kota Tebing Tinggi berada pada kisaran 0,25. Sejalan dengan hal tersebut,
ditargetkan juga terjadi penurunan angka kemiskinan. Di tahun 2017 yang lalu,
angka kemiskinan adalah 11,9 persen. Pada tahun 2042 ditargetkan angka
kemiskinan menurun menjadi 7,84 persen.
Grafik 27.
Proyeksi Rasio Gini dan Angka Kemiskinan Kota Tebing Tebing Tahun 2017 –
2042
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi (Diolah tim penyusun)
80
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
3.2. Kondisi Keluarga
Dalam jangka panjang kondisi keluarga yang ingin dicapai melalui
pembangunan keluarga adalah keluarga yang harmonis, sejahtera dan damai
yang siap menghadapi perubahan-perubahan yang sangat cepat. Berbeda pada
bagian sebelumnya pada kondisi keluarga tidak memiliki target secara
kuantitatif melainkan kualitatif. Adapun pembangunan keluarga tersebut
meliputi :
1. Keluarga yang harmonis, yaitu keluarga yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri dan harmonis yang berkeadilan
dan berkesetaraan gender dengan jumlah anak yang ideal sesuai dengan
kemampuan keluarga tersebut;
3. Keluarga damai yang siap menghadapi perubahan-perubahan, yaitu:
a. Keluarga yang memiliki perencanaan sumber daya keluarga.
b. Keluarga yang memiliki wawasan nasional, yaitu keluarga yang
mengembangkan kepribadian dan budaya lokal.
c. Keluarga yang berkontribusi kepada masyarakat, yaitu keluarga
yang mampu berperan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan
memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.
d. Keluarga yang berkontribusi terhadap bangsa dan negara serta
berpartisipasi aktif dalam kegiatan bela negara, taat membayar
pajak serta patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
81
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
3.3. Persebaran dan Mobilitas Penduduk
Dalam hal persebaran penduduk, kondisi yang diinginkan adalah
terciptanya persebaran penduduk yang merata di seluruh Kecamatan di Kota
Tebing Tinggi. Bila melihat data BPS, relatif penduduk Kota Tebing Tinggi
tersebar secara merata. Bahkan, Kecamatan yang berada di pusat Kota yaitu
Kecamatan Tebing Tinggi Kota, pada tahun 2017 yang lalu adalah Kecamatan
yang paling sedikit ditempati oleh penduduk. Hal ini terjadi mengingat Kota
Tebing Tinggi tidak memiliki wilayah yang begitu luas dan pusat-pusat aktivitas
bisnis serta industri yang umumnya menjadi faktor bagi penduduk untuk
menempati suatu wilayah juga tersebar hampir merata di seluruh Kecamatan.
Terlebih, kondisi infrastruktur Kota Tebing Tinggi juga sudah dalam kondisi
yang baik sehingga sangat membantu untuk mengakses dari satu Kecamatan
ke Kecamatan lain. Namun, dalam jangka panjang, tetap perlu untuk membuat
satu program untuk menata dan mengatur persebaran penduduk sehingga
kondisi yang diinginkan yaitu terciptanya persebaran penduduk yang merata
ataua proporsional dapat dicapai. Dalam hal ini indikasi dari persebaran
penduduk adalah melalui variabel kepadatan penduduk di Kota Tebing Tinggi.
Di sisi lain untuk mobilitas, kondisi yang ingin dicapai adalah tidak
terjadinya urbanisasi dari satu Kecamatan ke Kecamatan yang lain sehingga
menciptakan konsentrasi penduduk di satu Kecamatan. Dalam mewujudkan hal
tersebut perlu untuk mendekatkan fasilitas-fasilitas pelayanan publik seperti
fasilitas pendidikan dan kesehatan ke penduduk di Kecamatan yang relatif
82
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
berada di pinggiran Kota. Selanjutnya, perlu untuk mendorong aktivitas
ekonomi sesuai dengan potensi dan sumber daya di seluruh Kecamatan.
Grafik 28.
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 – 2042
Sumber : Data sekunder (Diolah tim penyusun)
4.180,184.368,63
4.582,734.775,86
4.948,13 5.097,66
0,00
1.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
6.000,00
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Kepadatan Penduduk Kota Tebing Tinggi
83
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
3.4. Data dan Informasi Kependudukan
Pada aspek data dan informasi kependudukan, target yang ingin dicapai
secara umum adalah terciptanya sistem adminitrasi kependudukan yang
terintegrasi, mudah diakses, dan menjadi bagian dari penyusunan kebijakan
yang berbasis pada fakta dan data. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Dinas Dukcapil) Kota Tebing Tinggi per 30 Juni Tahun 2018,
masih terdapat penduduk yang belum memiliki berbagai dokumen adminitrasi
kependudukan. Dalam hal akte kepemilikan akte kelahiran baru 62,06 persen
penduduk Kota Tebing Tinggi yang memiliki. Sementara, untuk kepemilikan KTP
dan Kartu Keluarga relatif lebih baik dimana pada tahun yang sama sudah 98,83
persen penduduk memiliki KTP dan 89,57 persen kepala keluarga yang memiliki
Kartu Keluarga. Akan tetapi, perlu disusun program untuk meningkatkan
kepemilikan dokumen administrasi kependudukan dan menyempurnakan
sistem administrasi kependudukan tersebut serta mencapai target yang
diinginkan.
Dalam rangka mewujudkan target tersebut perlu untuk membuat dan
juga meningkatkan enam faktor, yaitu :
1. Regulasi dan Kebijakan
2. Kelembagaan
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
4. Aplikasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
5. Nomor Induk Kependudukan
6. Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi.
84
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB IV POKOK-POKOK
PEMBANGUNAN
KEPENDUDUKAN
KOTA TEBING TINGGI
85
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.1. Pengendalian Kuantitas Penduduk
Pokok-pokok pembangunan kependudukan yang memiliki sinkronisasi
dengan kebijakan pembangunan lainnya merupakan kebijakan yang tepat
untuk memperhatikan dan membuat pemetaan secara strategis bagaimana
tantangan kependudukan dapat mempengaruhi hasil dari pembangunan.
Untuk itu, kebijakan yang paling utama untuk mengendalikan resiko dari
masalah kependudukan—kebijakan pembangunan kependudukan merupakan
kebijakan yang meletakkan manusia (people centered development) dalam satu
populasi penduduk untuk menghasilkan kebijakan yang pro dengan
berwawasan kependudukan.
Dengan memperhatikan tantangan pembangunan nasional dan
pembangunan daerah Kota Tebing Tinggi. Maka perspektif hubungan antara
keduanya haruslah diperhatikan secara serius. Penyusunan GDPK ini tentu saja
dalam waktu 25 tahun kedepan sudah memperhatikan proyeksi kebijakan,
masalah, dan tantangan kependudukan yang akan dihadapi oleh Kota Tebing
Tinggi. Untuk itu, dalam rangka penyusunan GDPK yang baik dan sistematis,
Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi sangat memperhatikan proses bottom
up dan top-down untuk memperoleh masukan dan pengetahuan dalam
menyusun pokok-pokok pembangunan kependudukan secara strategis dan
berkelanjutan, yang dimana dalam jangka panjang akan menjadikan kebijakan
kependudukan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja OPD
yang ada di Kota Tebing Tinggi.
86
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.1.1. Pengaturan Fertilitas
Pengaturan Fertilitas dalam jangka panjang merupakan kebijakan untuk
mendorong pertumbuhan penduduk seimbang menuju kondisi stasioner,
dimana angka kelahiran hampir sama dengan angka kematian. Kondisi dalam
jangka panjang juga akan berdampak pada pengurangan resiko terhadap
ketergantungan (dependency ratio) yang akan menghasilkan penduduk tidak
produktif tergantung dengan penduduk usia produktif.
Strategi Pengaturan Fertilitas Kota Tebing Tinggi dalam GPDK Tahun
2017-2042 ini dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2.
Kebijakan pengaturan fertilitas melalui program KB
Pengaturan Kehamilan
yang Diinginkan
Penurunan Angka
Kematian Bayi Dan
Angka Kematian Ibu,
Peningkatan Akses Dan
Kualitas Pelayanan
Peningkatan Kesertaan
KB Pria
Promosi Pemanfaatan
Air Susu Ibu.
87
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Gambar 3.
Pengaturan fertilitas Program Keluarga Berencana
Pengaturan fertilitas melalui program KB
Pendekatan sosial dan ekonomi
1. Peningkatan akses dan kualitas KIE serta pelayanan kontrasepsi
2. larangan pemaksaan pelayanan KB karena bertentangan dengan HAM,
3. pelayanan kontrasepsi dilakukan sesuai dengan norma agama, budaya,
etika, dan kesehatan
4. perhatian penyediaan kontrasepsi bagi penduduk miskin.
Usia Ideal Perkawinan
Usia Ideal Melahirkan
Jarak Ideal Melahirkan Jumlah Ideal Anak Yang
Dilahirkan
88
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.1.2. Penurunan Mortalitas
Penurunan angka kematian bertujuan untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan berkualitas di Kota Tebing Tinggi pada seluruh
dimensinya. Penurunan angka kematian ini diprioritaskan pada upaya dijelaskan
sebagai berikut :
Gambar 4.
Kebijakan Pengaturan Mortalitas
Upaya penurunan angka kematian diselenggarakan oleh pemerintah
daerah Kota Tebing Tinggi melalui upaya-upaya proaktif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif sesuai peraturan perundang-undangan dan norma agama.
Kerangka penurunan mortalitas dijelaskan sebagai berikut :
1. Kesamaan hak reproduksi pasangan suami istri (pasutri)
2. Keseimbangan akses, kualitas KIE, dan pelayanan
3. Pencegahan dan pengurangan risiko kesakitan dan kematian
4. partisipasi aktif keluarga dan masyarakat.
Penurunan Angka
Kematian Ibu Hamil
Penurunan Angka Kematian
Ibu Melahirkan
Penurunan Angka Kematian
Pasca Melahirkan
Penurunan Angka Kematian
Bayi Dan Anak
89
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.1.3. Strategi Pengendalian Kuantitas
Untuk mencapai tahap yang diinginkan, yaitu pertumbuhan penduduk
yang terkendali dan pencapaian windows of opportunity, maka pengendalian
angka kelahiran sangat penting. Untuk itu, diperlukan revitalisasi program KB
yang berkelanjutan di Kota Tebing Tinggi. Dalam melakukan revitalisasi
program KB, pendekatan pelaksanaan program KB perlu diubah orientasinya
dari supply ke demand side approach. Pendekatan ini berguna untuk mendorong
hadirnya Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi dalam pengendalian kuantitas
penduduk. Pendekatan demand side approach yang dipilih Kota Tebing Tinggi
adalah melihat bahwa pendekatan yang bersifat supply tidak cukup mendorong
perilaku dan kesadaran keluarga untuk mengendalikan kelahiran yang akan
mengancam kelebihan penduduk di Kota Tebing Tinggi.
Gambar 5
Tahapan Strategi Pengendalian Kuantitas
Forecasting KuantitasPenduduk
Bonus Demografi 2045
Dinamika Masalah Sosial dan Ekonomi
Skema Resiko Kebijakan Ageing
Population
Tahapan Rencana Lima Tahunan
Intervensi Kebijakan Pengendalian
Kuantitas Penduduk
Evaluasi Kebijakan Pengendalian
Kuantitas Penduduk
Tujuang Jangka Panjang
Pertumbuhan Penduduk Seimbang
Tahun 2045
Mempersiapkan Resiko Ageing
Population
90
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Strategi yang dikembangkan adalah melakukan integrasi, , kemitraan, dan
pemberdayaan serta fokus pada dimensi kesehatan, ekonomi, dan pendidikan
merupakan wujud pendekatan demand side approach yang melihat konteks
masalah kependudukan tidak hanya dari resiko kuantitas penduduk, melainkan
permasalahan dan faktor utama lainnya yang mempengaruhi kualitas penduduk
secara jangka panjang.
Seperti dijelaskan pada gambar 5 diatas, bahwa telah terjadi pola
perubahan pandangan kebijakan dalam mengelola kebijakan kependudukan di
Indonesia dan global. Tantangan kependudukan yang sangat besar nantinya,
harus dilihat sebagai bagian integral dari kebijakan pembangunan jangka
panjang Kota Tebing Tinggi itu sendiri. Untuk itu, penyusunan GDPK Kota
Tebing Tinggi tahun 2017-2042 merupakan implementasi strategis
penyelarasan kebijakan kependudukan dengan kebijakan jangka panjang Kota
Tebing Tinggi. Operasionalisasi dari tahapan strategi pengendalian kuantitas
penduduk dijelaskan sebagai berikut ;
Tabel 10.
Tahapan Operasionalisasi Pengendalian Kuantitas Penduduk
Program Pengendalian Kuantitas
Penduduk
OPD Pelaksana dan Koordinasi
Evaluasi Lima Tahunan Pelaksanaan
Kebijakan Kependudukan sampai
Tahun 2042
Dinas PPAPPKB
Pengendalian Fertilitas Dinas PPAPPKB dan Dinas Kesehatan
Penguatan Sistem Informasi dan
Data Pendukung Pengendalian
Kuantitas Penduduk
Dinas PPAPPKB dan BPS Kota Tebing
Tinggi
Program Pemberdayaan Pendukung
Pengendalian Kuantitas Penduduk
Dinas PPAPPKB, Dinas Kesehatan, dan
Dinas Sosial
91
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.2. Peningkatan Kualitas Penduduk
Peningkatan kualitas penduduk merupakan bagian paling penting
disamping pengendalian kuantitas penduduk. Peningkatan kualitas penduduk
dalam satu populasi dapat dilakukan dengan kebijakan pendekatan lintas
sektoral. Jika pendekatan utama dalam melihat kualitas penduduk adalah
Indeks Pembangunan Manusia, maka operasionalisasi teknis dalam
perencanaan GDPK Kota Tebing Tinggi ini dijabarkan secara khusus bagaimana
kebijakan peningkatan kualitas penduduk.
Kebijakan peningatan kualitas penduduk dalam GDPK Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042 memiliki dua skema utama dalam jangka panjang. Pertama,
pendekatan kebijakan sinkronisasi pembangunan sumber daya manusia
(human resources development) pada semua level kebijakan lintas OPD terutama
pada tiga dimensi utama pembangunan kualitas sumber daya manusia, yaitu
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi secara berkelanjutan. Kedua, dukungan
kebijakan pembangunan lokal yang dapat menyesuaikan dengan daya
tampung umur produktif dan perkembangan, pendekatan ini merupakan
bagian awal dari perspektif on demand policy yang menitikberatkan pada
respon Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi dalam melihat perkembangan
pembangunan yang berdampak pada pengendalian kuantitas dan peningkatan
kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi. Perspektif on demand policy merupakan
skema baru dalam tata kelola pembangunan dan birokrasi. Untuk itu,
penyusunan GDPK Kota Tebing Tinggi tidak hanya menyusun sebuah dokumen
perencanaan kependudukan, melainkan membangun skema perubahan yang
akan terjadi dalam jangka panjang.
92
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.2.1. Dimensi Kesehatan
Dimensi kesehatan memainkan peranan penting dalam menunjang
peningkatan kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi. Dalam GDPK Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017-2042 ini, rencana peningkatan kualitas penduduk dengan
menggunakan pendekatan dimensi kesehatan dilakukan dengan beberapa
tahapan jangka panjang yang berkelanjutan dalam rangka peningkatan
kesehatan masyarakat. Peningkatan kebijakan kualitas penduduk Kota Tebing
Tinggi dilakukan dengan empat kebijakan utama ;
1. Menurunkan angka kematian
2. Meningkatkan angka harapan hidup
3. Penurunan Angka Gizi Buruk
4. Penurunan Angka Stunting
5. Peningkatan Pola Hidup Sehat Masyarakat
4.2.2. Dimensi Pendidikan
Dimensi pendidikan juga menjadi bagian penting dalam peningkatan
kualitas penduduk. Dengan bonus demografi yang akan masuk pada tahun
2040-2045, maka peningkatan kualitas penduduk melalui kebijakan pendidikan
menjadi pendorong utama untuk menjadikan bonus demografi menjadi
peluang Kota Tebing Tinggi memiliki sumber daya manusia yang unggul dan
kompetitif.
Untuk itu, dalam rangka mewujudkan kualitas penduduk sampai pada
tahun 2042 nanti, maka kebijakan utama yang dilakukan adalah :
1. Meningkatkan kompetensi dan daya kompetisi siswa
93
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
2. Peningkatan layanan pendidikan non-formal dan formal dengan prinsip
link and match
3. Mengurangi kesenjangan partisipasi pendidikan antar usia wajib belajar
4. Peningkatan keahlian literasi, inovasi, teknologi, dan kreativitas
5. Peningkatan intensitas pelatihan kerja terpadu
4.2.3. Dimensi Ekonomi
Dimensi Ekonomi seringkali menjadi faktor resiko hambatan dalam
pembangunan kualitas penduduk yang berkelanjutan. UNPFA dalam working
paper yang berjudul Population Dynamics and Sustainable Development in
Indonesia menjelaskan bahwa faktor-faktor ekonomi seperti komsumsi dan
aktivitas ekonomi seringkali menimbulkan masalah-masalah seperti lingkungan,
kualitas hidup tenaga kerja, dan peningkatan kesenjangan antar penduduk yang
semakin melebar.
Kota Tebing Tinggi menjadi kota strategis dengan posisi sebagai
hinterland atau sub-urban dari Kota besar strategis seperti Medan, Binjai, dan
Pematangsiantar. Untuk itu, penyusunan GDPK Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-
2042 ini sangat memperhatikan tantangan ekonomi dan peluang ekonomi
regional yang memposisikan Kota Tebing Tinggi sebagai aktor utama atau aktor
pendukung pembangunan ekonomi regional.
Untuk itu, rencana peningkatan kualitas penduduk dibidang ekonomi
dijelaskan dengan kebijakan utama sebagai berikut ;
94
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
1. Meningkatkan status ekonomi penduduk Kota Tebing Tinggi dengan
prinsip perluasan kesempatan kerja untuk Angkatan Kerja dan Penduduk
Usia Produktif
2. Mengurangi Ketimpangan dan Kemiskinan Perkotaan secara
berkelanjutan
3. Peningkatan pendapatan penduduk melalui pengembangan mata
pencaharian hidup yang berkelanjutan
4. Mengembangkan ekonomi regional berbasiskan pada pengembangan
on demand ekonomi dengan pemanfaatan inovasi dan teknologi.
4.2.4. Strategi Pengendalian Kualitas
Untuk mencapai tahapan peningkatan kualitas penduduk berdasarkan
peningkatan kualitas yang menitiberatkan pada dimensi kesehatan, pendidikan,
dan ekonomi.
Gambar 6
Strategi Peningkatan Kualitas Penduduk
Forecasting Kualitas Penduduk
Bonus Demografi 2045
Peningkatan Kualitas Penduduk DImensi Kesehatan,
Pendidikan, dan Ekonomi
Skema Resiko Kebijakan Ageing Population
Tahapan Rencana Lima Tahunan
Intervensi Kebijakan Pengendalian Kualitas
Penduduk
Evaluasi Kebijakan Pengendalian Kualitas
Penduduk
Tujuang Jangka Panjang
Peningkatan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan
Kompetitif
Mempersiapkan Resiko Bonus Demografi 2045
95
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Maka GDPK Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 dalam strategi
peningkatan kualitas penduduk dalam jangka panjang merupakan kebijakan
yang berhubungan erat dengan pengendalian kuantitas penduduk.
Tahapan peningkatan kualitas penduduk dilakukan melalui tahapan
operasionalisasi teknis dengan melakukan integrasi secara jangka panjang
dengan OPD yang terkait dengan peningkatan kualitas penduduk di tiga
dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Tahapan operasionalisasi
peningkatan kualitas penduduk dijelaskan pada tabel sebagai berikut ;
Tabel 11.
Tahapan Operasionalisasi Peningkatan Kualitas Penduduk
Program Peningkatan Kualitas
Penduduk
OPD Pelaksana dan Koordinasi
Meningkatkan status ekonomi
penduduk Kota Tebing Tinggi
dengan prinsip perluasan
kesempatan kerja untuk Angkatan
Kerja dan Penduduk Usia Produktif
Dinas Perdagangan, Dinas
Ketenagakerjaan, BAPPEDA
Mengurangi Ketimpangan dan
Kemiskinan Perkotaan secara
berkelanjutan
Dinas Perdagangan, Dinas
Ketenagakerjaan, Dinas Sosial,
BAPPEDA
Peningkatan pendapatan penduduk
melalui pengembangan mata
pencaharian hidup yang
berkelanjutan
Dinas Sosial, Dinas Perdagangan,
Dinas Ketenagakerjaan, Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan
Mengembangkan ekonomi regional
berbasiskan pada pengembangan on
demand ekonomi dengan
pemanfaatan inovasi dan teknologi
dan konektivitas kawasan strategis
nasional di Sumatera Utara
Dinas Perdagangan, Dinas
Ketenagakerjaan, Bappeda
96
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.3. Strategi Pembangunan Keluarga
4.3.1. Pembangunan Keluarga
Pembangunan keluarga dalam kebijakan pembangunan kependudukan
merupakan bagian dari pengembangan kebijakan dari bawah (bottom society
development). Kebijakan pembangunan keluarga dalam GDPK Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017-2042 adalah mengembangkan pemberdayaan strategis
yang akan menginternalisasi nilai-nilai pembangunan keluarga dengan tujuan
meningkatkan pembangunan modal sosial keluarga di Kota Tebing Tinggi.
Sasaran dari pokok kegiatan pembangunan keluarga tersebut adalah
seluruh keluarga di Kota Tebing Tinggi yang terdiri dari keluarga dengan siklus
keluarganya; keluarga yang memiliki potensi dan sumber kesejahteraan sosial;
keluarga yang rentan secara ekonomi dan sosial; serta keluarga yang
bermasalah secara sosial ekonomi dan sosial psikologis.
Untuk itu pokok-pokok pembangunan keluarga dalam GDPK Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017-2042 adalah sebagai berikut :
1. membangun keluarga yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. membangun iklim berkeluarga berdasarkan perkawinan yang sah
3. membangun keluarga berketahanan, sejahtera, sehat,maju, mandiri, dan
harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan gender
4. membangun keluarga yang berwawasan nasional dan berkontribusi
kepada masyarakat, bangsa, dan negara
5. membangun keluarga yang mampu merencanakan sumber daya
keluarga.
97
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.3.2. Strategi Pembangunan Keluarga
A. Strategi Dalam Upaya Membangun Keluarga Yang Bertakwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Strategi yang disuguhkan adalah pembangunan keluarga melalui
Pendidikan Etika, Moral, dan Sosial Budaya secara formal maupun informal.
Tabel 12.
Indikator keberhasilan
Indikator
Keluarga yang menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-
masing
Keluarga yang menaati nilai, norma, dan aturan agama
Keluarga yang memelihara kerukunan antar umat beragama
B. Membangun Iklim Berkeluarga Berdasarkan Perkawinan yang sah
Strategi untuk membangun iklim berkeluarga berdasarkan perkawinan
yang sah dilakukan dengan hal berikut :
1. Meningkatkan pelayanan lembaga penasihat perkawinan
2. Meningkatkan peran kelembagaan keluarga
3. Komitmen Pemerintah Indonesia yang hanya mengakui perkawinan
antara laki- laki dan perempuan
4. Perkawinan yang dilakukan menurut hukum agama dan negara.
5. Perkawinan yang mensyaratkan diketahui oleh keluarga dan masyarakat.
Indikator keberhasilan dalam membangun iklim berkeluarga berdasarkan
perkawinan yang sah adalah ;
98
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 13.
Indikator Keberhasilan
Indikator
Keluarga dibangun dari perkawinan menurut hukum agama dan negara.
Keluarga dibangun dari perkawinan antara laki-laki dan perempuan, bukan
perkawinan sejenis
Keluarga dibangun dari perkawinan yang diketahui oleh keluarga dan
masyarakat
Setiap perkawinan tercatat di lembaga yang berwenang dengan dibuktikan
oleh kepemilikan Akta Nikah.
C. Membangun Keluarga Harmonis, Sejahtera, Sehat, Maju, Dan Mandiri
Beberapa strategi untuk membangun keluarga harmonis, sejahtera,
sehat, maju, dan mandiri adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan ketahanan keluarga berwawasan gender berbasis
kelembagaan lokal Strategi ini dijalankan melalui kegiatan konsultasi dan
advokasi keluarga, pendampingan keluarga rentan, pengembangan nilai
keluarga dan keadilan gender, pembagian peran gender yang
berkeadilan dan berkesetaraan, serta optimalisasi fungsi keluarga menuju
kesejahteraan dan ketahanan keluarga.
2. Pengembangan perilaku hidup sehat pada keluarga (sehat
fisik/reproduksi, sehat psikologis, sehat sosial, dan sehat lingkungan)
3. Pendidikan dan pengasuhan anak agar berkarakter baik
4. Pengembangan ketahanan keluarga dan ketahanan pangan keluarga.
Strategi ini dilaksanakan dengan pemanfaatan pekarangan dan
dukungan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
99
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 14.
Indikator Keberhasilan
Indikator
Keluarga berketahanan (kuat, bertahan hidup, beradaptasi)
Keluarga sehat (kecukupan pangan dan gizi, morbiditas rendah, tidak
berpenyakit, sehat psikologis)
Keluarga maju (partisipasi pendidikan, partisipasi kerja)
Keluarga mandiri (kemandirian sosial ekonomi)
Keluarga harmonis (tidak bercerai, penurunan tingkat kekerasan dalam rumah
tangga, penurunan tingkat perdagangan manusia, penurunan tingkat
kenakalan anak
Keluarga sejahtera (pendapatan per kapita/bulan, tidak miskin, rumah layak
huni, mempunyai tabungan)
D. Membangun Keluarga Yang Mampu Merencanakan Sumber Daya
Keluarga
Strategi yang dapat dilakukan adalah untuk membangun keluarga yang
mampu merencanakan sumber daya dengan pendampingan manajemen
sumber daya keluarga. Kegiatan lainnya adalah dengan konsultasi perkawinan,
pengasuhan anak, manajemen keuangan rumah tangga, manajemen stres, serta
manajemen waktu dan pekerjaan keluarga.
Tabel 15.
Indikator Keberhasilan
Indikator
Keluarga mampunyai perencanaan berkeluarga
Keluarga mempunyai perencanaan investasi anak. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat partisipasi sekolah wajib belajar, tabungan/asuransi pendidikan anak,
dan angka drop-out menurun.
Keluarga mempunyai perencanaan keuangan. Hal ini dapat diukur dari
tabungan keluarga, partisipasi keluarga menabung di bank, dan perencanaan
membeli rumah
100
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.4. Pengarahan Mobilitas Penduduk
Pengarahan mobilitas penduduk merupakan kebijakan kependudukan
yang memastikan tidak ada dampak keruangan dan kewilayahan yang dapat
mengakibatkan mengurangnya daya tampung sumber daya ekonomi, sosial,
dan juga lingkungan.
Pokok-pokok Pembangunan Kependudukan pada penataan persebaran
dan pengarahan mobilitas penduduk Kota Tebing Tinggi, dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pengarahan mobilitas penduduk yang didorong dan mendukung
pembangunan daerah yang berkeadilan
2. Pengelolaan migrasi dan urbanisasi yang mengarah pada pembangunan
perkotaan yang berkelanjutan
3. Pengarahan persebaran penduduk untuk mencapai konektivitas ruang
dan wilayah dalam rangka peningkatan nilai ekonomi lokal.
Strategi Pengarahan Mobilitas dalam mencapai tujuan kebijakan pembangunan
kependudukan Kota Tebing Tinggi sebagai berikut :
1. Menumbuhkan kondisi kondusif bagi terjadinya migrasi internal yang
harmonis
2. Menciptakan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan daya dukung
dan daya tampung wilayah
3. Mengendalikan kuantitas penduduk dalam jangka panjang
101
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di pinggiran
perkotaaan
5. Memperluas kesempatan kerja produktif bagi Angkatan Kerja Baru
6. Menurunkan angka kemiskinan dan mengatasi pengangguran
7. Meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia
8. Meningkatkan infrastruktur permukiman, meningkatkan daya saing
wilayah baru, dan meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat.
102
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
4.5. Pembangunan Sistem Informasi dan
Administrasi Data Kependudukan
Pembangunan sistem informasi dan data kependudukan merupakan
dalam penyusunan GDPK Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 berpedoman
pada pendekatan kebijakan berbasiskan pada data dan bukti (evidence based
policy making). Penyusunan kebijakan berbasiskan pada data dan bukti
merupakan tindakan strategis yang mengontrol arus informasi menjadi fakta
dalam membuat suatu kebijakan.
Pengembangan sistem informasi dan data kependudukan Kota Tebing
Tinggi memiliki tahapan dalam jangka waktu 25 tahun sebagai berikut;
Gambar 6.
Tahapan Pengembangan Pembangunan Sistem Informasi dan Administrasi
Data Kependudukan dan Isu-Isu Strategis
2017 (Perencanaan dan Pengembangan ICT)
1. Regulasi
2. Sumber Daya Manusia
3. Aplikasi Pengembangan SAK
2022 (Distribusi Layanan dan Akselerasi)
1. Layanan prima G2G, G2B, G2C
2. Inovasi perluasan basis data kependudukan
2027 (Inovasi Layanan Kependudukan)
1. Inovasi layanan kependudukan untuk penyusunan kebijakan
2032 (Evidence Based Policy)
1. Penyusunan kebijakan dengan Basis Data Kependudukan Terpadu
2037 (Pembangunan Berkelanjutan)
1. Peningkatan Kualitas Penduduk
2. Pengendalian Kuantitas Penduduk
103
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tujuan pengembangan Sistem Informasi dan Data Kependudukan adalah:
1. Memantapkan layanan dan inovasi Sistem Administrasi Kependudukan
(SAK)
2. Menjadikan acuan bagi perencanaan pemerintah daerah dan
pemanfaatan dunia bisnis
3. Menjadikan Database Kependudukan Daerah yang berlandaskan pada
tertib administrasi dan penyediaan data informasi kependudukan yang
akurat dan terintegrasi
4. Pelayanan terpadu administrasi kependudukan
5. Mengembangkan konektivitas sistem informasi kependudukan dengan
OPD dan Instansi dalam satu kesatuan sistem
Dalam mendukung tujuan dan tahapan pengembangan sistem informasi
dan administrasi data kependudukan maka sasaran kebijakan akan fokus
sebagai berikut;
1. Pemantapan layanan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) untuk
Instansi pemerintah terkait lainnya atau lebih dikenal dengan konsep
Government to Government (G2G), layanan SAK untuk masyarakat atau
dikenai dengan istilah Government to Citizen (G2C), layanan Sistem
Administrasi Kependudukan (SAK) untuk dunia bisnis (G2B), dan
Pemantapan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan berbagai
penyempurnaan dan penyesuaian fitur agar sesuai dengan amanat UU
No.23 Tahun 2006.
2. Cara SAK dapat memberikan layanan prima untuk mendukung hubungan
sesama instansi pemerintah (G2G), hubungan kepada masyarakat (G2C)
104
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
dan hubungan dengan dunia bisnis, atau dikenal dengan Goverment to
Business (G2B). Pada periode ini, ditargetkan database kependudukan
untuk menjadi acuan bagi perencanaan pemerintah daerah dan nasionai
dan pemanfaatan dunia bisnis, seperti untuk kebutuhan marketing
research, e-payment, e-commerce, dan transaksi bisnis berbasis elektronik
Iainnya.
3. Pemantapan fungsi dan peranan Database Kependudukan Daerah
terintegrasi Nasional yang beriandaskan pada tertib administrasi
kependudukan dan layanan prima administrasi kependudukan. Database
Kependudukan Daerah dalam Sistem Informasi dan Administrasi Data
Kependudukan Kota Tebing Tinggi ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada pemerintah, dunia bisnis, dan dunia intemasional.
Database Kependudukan Daerah telah memiliki tingkat kepercayaan
(trust) yang tinggi dan diakui olehdunia internasional. Kepercayaan yang
tinggi terhadap Database Kependudukan Daerah dapat digunakan untuk
mendukung kerjasama multilateral bidang pertahanan dan keamanan,
seperti cross border cybercrime, bidang perekonomian (foreign and
domestic investment), dan bidang Iainnya, sehingga Kota Tebing Tinggi
memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan global,
nasional, dan regional.
Dalam mendukung implementasi sasaran kebijakan dalam
pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Data Kependudukan maka
disusun indiktor kebijakan sebagai berikut :
105
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 16.
Tahapan Pengembangan Pembangunan Sistem Informasi dan Administrasi
Data Kependudukan dan Isu-Isu Strategis
Indikator
Penyusunan Link and Match Data Kependudukan dengan Kegiatan
Pembangunan
Semua keluarga memiliki kartu keluarga
Semua keluarga melaporkan setiap kematian
Semua keluarga melaporkan pindah keluar dan atau masuk
Semua penduduk usia 17 tahun keatas memiliki e-KTP
Semua penduduk memiliki akte kelahiran dan akte kematian bagi penduduk
mati
Semua penduduk memiliki akte nikah
Semua penduduk memiliki akte adopsi
Dalam 25 tahun kedepan, baik dalam dokumen perencanaan GDPK
maupun diluar itu—pengelolaan informasi kependudukan merupakan salah
satu pertimbangan strategis dalam pengambilan kebijakan sektoral lainnya.
Pengembangan kebijakan sistem informasi dan data kependudukan juga
bagian dari membentuk sistem informasi terintegrasi, dimana penggunaan
informasi kependudukan dapat dijadikan basis layanan kependudukan,
pengawasan, dan juga tindakan-tindakan pendukung kebijakan strategis
lainnya.
106
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB V ROAD MAP
PEMBANGUNAN
KEPENDUDUKAN
KOTA TEBING TINGGI
107
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
5.1. Kekuatan, Kendala, dan Peluang
Penyusunan kebijakan yang baik tentu saja harus memiliki kerangka
pengendalian resiko yang baik dalam jangka panjang. Penyusunan kebijakan
pembangunan kependudukan dalam jangka panjang juga memperhatikan
peluang, kendala, dan tantangan dalam pelaksanaan maupun perubahan-
perubahan yang akan dihadapi dalam tahapan implementasi sampai pada
tahun 2042.
Penjelasan kebijakan kependudukan seperti dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya merupakan tindakan untuk mengurangi kendala dan tantangan,
juga mengelola kekuatan dan peluang yang akan mengendalikan kuantitas
penduduk dan peningkatan kualitas penduduk. Penjelasan tentang ini
dijelaskan sebagai berikut ;
5.6.1. Kekuatan
Dalam mendukung kebijakan pembangunan kependudukan Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017-2042, Kota Tebing Tinggi memiliki kekuatan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kebijakan pengendalian kuantitas penduduk Kota Tebing Tinggi
menunjukkan keberhasilan dalam enam tahun terakhir menunjukkan
angka kelahiran (total fertility rate) dan pengendalian pertumbuhan
penduduk menuju pertumbuhan penduduk seimbang.
2. Angka Penurunan Kelahiran (TFR) Kota Tebing Tinggi turun secara
fluktuatif dari pada tahun 2013 sebesar 2,21 dan turun secara fluktuatif
108
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
pada tahun 2015 sebesar 2,15, tahun 2015 naik menjadi 2,23 dan turun
menjadi 2,14 pada tahun 2018.
3. Kebijakan peningkatan kualitas penduduk dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tebing Tinggi meningkat secara
konstan pada tahun 2010 sebesar 69,96 meningkat menjadi 73,9 pada
tahun 2017. Angka Partisipasi Murni SD-SMA pada tahun 2016 mencapai
lebih 100 persen. Angka Harapan Hidup Kota Tebing Tinggi juga naik
secara konstan pada 2010 sebesar 69,96 menjadi 73,9 pada tahun 2018.
Angka Kematian Bayi sebesar 21/1000 kelahiran hidup, dan Angka
Kematian Ibu sebesar 7/100.000 kelahiran hidup.
4. Kota Tebing Tinggi sedang memasuki masa awal bonus demografi,
dimana kondisi penduduk usia produktif lebih banyak dibanding dengan
jumlah penduduk usia produktif yang menjadi kekuatan dan peluang
dalam pengelolaan kebijakan kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi
dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia yang kompetitif
dan unggul.
5. Dalam pembangunan Keluarga Sejahtera, Kota Tebing Tinggi
mengembangkan pendataan mikro sistematis dari keluarga sejahtera dan
pra sejahtera sebagai target dari kebijakan peningkatan kesejahteraan
keluarga berkelanjutan yang mampu meningkatkan sumber daya
keluarga yang berkelanjutan.
6. Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan Kota Tebing Tinggi
sudah melaksanakan dan mengembangkan berbagai sumber data,
terutama dari hasil Sensus Penduduk, SDKI, Susenas, Profil
Kependudukan, dan hasil layanan kependudukan.
109
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
7. Dukungan pengembangan kelembagaan lintas OPD dalam mendukung
peningkatan kebijakan pembangunan kependudukan dengan
meningkatkan peran pembangunan kelembagaan strategis.
5.6.2. Kendala
Meskipun terdapat kekuatan dalam kebijakan pembangunan
kependudukan Kota Tebing Tinggi. Dalam periode kedepan terdapat juga
kendala dijelaskan sebagai berikut ;
1. Jumlah penduduk yang meningkat secara konstan di Kota Tebing Tinggi
dengan distribusi yang relatif fluktuatif dan tidak merata pada setiap
Kecamatan, dengan kepadatan penduduk tahun 2017 sebesar 4.180
(jiwa/km).
2. Perkembangan pembangunan perkotaan terutama tantangan
pembangunan ekonomi lokal yang dapat berdampak pada Kualitas
Pembangunan Penduduk juga menjadi kendala yang harus dikelola agar
memiliki solusi kebijakan yang efektif.
3. Dampak perkembangan pembangunan daerah pasca otonomi daerah
yang memiliki dampak pada pembangunan kebijakan Kota Tebing Tinggi
harus memiliki konektivitas dan koordinasi yang berkelanjutan lintas
OPD.
4. Pembangunan keluarga yang meliputi Keluarga Pra Sejahtera sebesar
4.038 dan terbesar pada distribusi KPS di Kecamatan Rambutan sebanyak
1.038 keluarga.
5. Pengembangan kebijakan Data dan Informasi Kependudukan terkendala
koordinasi birokrasi, sehingga proses integrasi menghasilkan Satu Data
110
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Kependudukan harus terus diperbaiki dalam rangka meningkatkan peran
Sistem Informasi Kependudukan.
5.6.3. Peluang
Kota Tebing Tinggi sebagai Kota sub-urban strategis memiliki peluang
dalam pemanfaatan posisi kewilayahan maupun pengelolaan kebijakan
kependudukan, sebagai berikut :
1. Disahkan UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
tentang adanya pembagian urusan atau kewenangan dalam menjalankan
Program KKBPK serta peningkatan kelembagaannya.
3. Penyusunan Rencana Jangka Pendek dan Jangka Panjang Perencanaan
Kota Tebing Tinggi yang memuat visi strategis peningkatan
pembangunan Kota Tebing Tinggi yang berorientasi pengembangan
Sumber Daya Manusia.
4. Bonus Demografi Kota Tebing Tinggi didukung dengan penduduk usia
produktif yang besar dan aktivitas on-demand economy seperti industri
kreatif dan peluang peningkatan lapangan kerja yang dapat menunjang
sektor produktif baru di Kota Tebing Tinggi.
5. Peningkatan komitmen Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam
mewujudkan kemitraan antar aktor dalam memberdayakan sumber daya
manusia dan kegiatan pembangunan yang akan berdampak pada
peningkatan kebijakan kependudukan Kota Tebing Tinggi.
111
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
5.2. Kebijakan dan Roadmap Pengendalian
Kuantitas Penduduk
Road Map GDPK pengendalian kuantitas penduduk dalam jangka
panjang sampai dengan tahun 2042 masa akhir GDPK Kota Tebing Tinggi ini
adalah kondisi dimana terciptanya pertumbuhan penduduk seimbang dengan
kondisi stasioner. Faktor resiko dan peluang juga menjadi pilihan utama dalam
penyusunan Road Map GDPK Kota Tebing Tinggi agar dapat menjadi basis
perencanaan dan data bagi terciptanya target jangka pendek dan panjang
pembangunan Kota Tebing Tinggi.
Untuk itu, Road Map ini berjalan dengan sistematis apabila evaluasi
sasaran pada periode lima tahunan, kebijakan dan strategi, dan program dapat
berjalan dengan baik dan berkelanjutan dengan target sebagai berikut ;
Gambar 7.
Road Map Sasaran Kualitatif Pengendalian Kuantitas Penduduk
Road Map 2017-2022
•Terkendalinya Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Road Map 2023-2027
•Terkendalinya Jumlah Penduduk dengan Kuantitas Konstan Menurun
Road Map 2028-2032
•Tercapainya kondisi kependudukan dengan kondisi stasioner (pertumbuhan penduduk seimbang)
Road Map 2033-2037
•Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang sebagai syarat tercapainya kondisi Penduduk Tanpa Pertumbuhan
Road Map 2038-2042
•Tercapainya kondisi Penduduk Tanpa Pertumbuhan (PTP)
112
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Indikator Pengendalian Kuantitas Penduduk
Indikator Pengendalian Kuantitas Penduduk Kota Tebing Tinggi
Laju pertumbuhan penduduk (LPP)
Total Fertility Rate (TFR)
Jumlah kebijakan (peraturan daerah) yang mengatur tentang pengendalian
kuantitas penduduk
Rata-rata jumlah anak per keluarga
Rasio akseptor KB
Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB untuk
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang
pengendalian penduduk
Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan masyarakat
113
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
5.3. Kebijakan dan Roadmap Peningkatan
Kualitas Penduduk
Peningkatan kualitas penduduk dalam GDPK Kota Tebing Tinggi
menitiberatkan pada pendekatan pengembangan sumber daya manusia. Road
Map peningkatan kualitas penduduk merupakan ukuran dan sasaran baik
kuantitatif dan kualitatif dalam mencapai peningkatan kualitas penduduk Kota
Tebing Tinggi sampai pada periode akhir GDPK tahun 2042.
Road Map peningkatan kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi berfokus
pada Dimensi pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sasaran Road Map
peningkatan dalam jangka panjang akan menciptakan penyelarasan antara
kuantitas penduduk yang seimbang dengan kualitas penduduk yang ada,
terutama dalam menghadapi bonus demografi.
Gambar 8.
Road Map Sasaran Kualitatif Peningkatan Kualititas Penduduk
Road Map 2017-2022
•Terciptanya kondisi awal dan pemetaan peningkatan kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi
Road Map 2023-2027
•Peningkatan Kualitas Penduduk Dimensi Pendidikan,Kesehatandan Ekonomi
Road Map 2028-2032
•Tercapainya kondisi kualitas penduduk dalam mendukung kondisi Penduduk Produktif Pada Bonus Demografi
Road Map 2033-2037
•Tercapainya Peningkatan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Kompetitif
Road Map 2038-2042
•Tercapainya kondisi pengendalian resiko Ageing Population
•Tercapainya pemanfaatan maksimal Bonus Demografi
114
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 17.
Road Map Sasaran Kuantitatif Pengendalian Kuantitas Penduduk
Indikator Pengendalian
Kuantitas
Periode Road Map 2017-2042
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Jumlah Penduduk (ribu) 160,686 172.140
186.040
194.024
204.741
211.711
Dependency Ratio/100 49,33%
47,04%
45,00%
43,72%
42,90%
41,43%
Laju Pertambahan
Penduduk (%)
1,70%
1,39%
1,57%
0,08%
1,01% 0,07%
Angka Fertilitas Total (TFR) 2,04
2,09
2,12
2,1
2,1
2,1
Contraception Prevalence
Rate (%)
73,36% 73,95% 74,62% 75,39% 76,8% 78,05%
Usia Kawin Pertama bagi
Wanita
20,45 21,30 21,95 22,60 23,45 24,00
Sumber : Data Sekunder (diolah tim penyusun)
Dalam jangka panjang kondisi yang ingin dicapai adalah tercapainya
pertumbuhan penduduk yang stabil dan tidak begitu besar. Dalam mencapai
hal ini perlu untuk menyeimbangkan antara jumlah kelahiran bayi dengan
jumlah kematian. Kondisi yang ingin dicapai ini disebut juga kondisi yang
stasioner - yaitu kondisi dimana angka kelahiran total atau total fertility rate
sama dengan angka rata-rata 2,1. Melalui kondisi ini diharapkan akan terjadi
penurunan rasio ketergantungan yang mana jumlah penduduk yang produktif
akan lebih besar dari pada penduduk non produktif sehingga dapat
memberikan kontribusi pada perekonomian.
Namun kondisi itu bisa menjadi masalah jika tidak dikelola secara baik.
Oleh karena itu, pengendalian kuantitas penduduk dalam jangka panjang juga
diperlukan untuk memastikan bahwa meningkatnya pertumbuhan penduduk
115
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
juga diikuti dengan distribusi dan penyediaan sumber daya yang memadai
dalam mengelola, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas jumlah
penduduk dalam mendukung pembangunan Kota Tebing Tinggi menuju Kota
Jasa dan Perdagangan.
Indikator Pengendalian
Kuantitas
Periode Road Map 2017-2042
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Pendidikan
Rata-rata lama sekolah
(tahun)
10,09
12,18
14,3
16,28
17,1
18,00
Usia 7-12 tahun (%) 99,27%
100%
100%
100%
100%
100%
Usia 13-15 tahun (%) 96,90%
99,38%
100%
100%
100%
100%
Usia 16 – 18 tahun (%) 72,72%
87,54%
98,90%
100%
100%
100%
Usia 19-24 tahun (%) 22,88%
26,73%
33,85%
39,68%
46,32%
50,00%
Kesehatan
Jumlah Kematian Bayi 21
17
13
9
5
3
Angka Harapan Hidup
(tahun)
73,9
74,2
75,48
77,36
78,65
79,4
Jumlah Bayi Giz Buruk 18
14
10
7
4
0
Ekonomi
PDRB ADHB (triliun rupiah)
5,123
6,635
7,482
8,632
10,725
11,364
Tingkat Pengangguran
(persentase)
9,73 7,24 5,81 4,29 3,56 2,10
Gini Ratio
0,3
0,28
0,27
0,26
0,26
0,25
Tingkat Kemiskinan
(persentase)
11,90
10,83
10,26
9,12
8,47
7,84
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
73,90 76,42 79,68 81,75 83,20 84,45
116
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Pendapatan Perkapita (juta
rupiah)
31,88
39,51
42,47
47,02
56,39
57,99
Sumber : Data Sekunder berbagai Sumber (Diolah Tim Penyusun)
Pertumbuhan jumlah penduduk dan bonus demografi yang terjadi
seperti yang ditunjukan pada tabel diatas, harus diikuti dengan pengembangan
kualitas penduduk sehingga bonus demografi tersebut bisa memberikan
manfaat yang besar bagi Kota Tebing Tinggi. Dalam hal itu, pengembangan
kualitas penduduk dapat dilihat peningkatan angka partisipasi sekolah di
kelompok umur 7 – 12 tahun, 13 – 15 tahun, 16 – 18 tahun dan 19 – 24 tahun.
Selain itu, pada aspek pendidikan yang lain, peningkatan kualitas penduduk
juga dapat dilihat dari semakin meningkatnya rata-rata lama sekolah. Pada tabel
diatas, aspek pendidikan tersebut mengalami peningkatan yang relatif
signifikan. Hal ini penting untuk mendukung bonus demograpi yang sebentar
lagi akan dinikmati. Sebagai contoh, peningkatan kualitas penduduk yang
diinginkan dalam pendidikan adalah tercapainya angka partisipasi sekolah 100
persen di kelompok umur 7 – 12 tahun, 13 – 15 tahun dan 16 – 18 tahun pada
tahun 2042. Hal ini tentu sejalan dengan program wajib belajar 12 tahun dari
Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Pada aspek kesehatan, kondisi yang ingin dicapai adalah semakin
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan itu ditandai dengan
semakin menurunnya angka kematian bayi. Di tahun 2017 terdapat 21 kasus
kematian bayi. Namun, ditargetkan dalam 25 tahun mendatang angka itu
menurun dan hanya ada proyeksi 3 kasus kematian bayi. Sejalan dengan hal itu,
untuk bayi yang menderita gizi buruk juga akan semakin menurun seiring
117
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
berjalannya waktu. Bahkan, kondisi yang ingin dicapai pada 2042 tidak ada lagi
bayi gizi buruk di Kota Tebing Tinggi. Sedangkan untuk angka harapan hidup,
ditargetkan akan mencapai 79,4 tahun di tahun 2042. Kondisi yang ingin dicapai
pada angka hidup sejalan dengan perbaikan derajat kesehatan masyarkat
secara umum.
Dalam aspek ekonomi, pada tahun 2042 mendatang, kondisi yang
diharapkan tercapai adalah Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota
Tebing Tinggi 16,36 Triliun Rupiah dengan pendapatan per kapita penduduk
dalam setahun 43,93 juta Rupiah. Hal ini sangat mungkin dicapai bila mengingat
peluang Kota Tebing Tinggi yang berada pada wilayah strategis yang
menghubungkan pusat-pusat industri dan bisnis di Sumatera Utara. Dalam hal
angka atau tingkat kemiskinan dan rasio gini, kondisi yang ingin dicapai pada
2045 adalah terjadi penurunan pada kedua variabel ini dimana untuk rasio gini
diharapkan berada pada angka 0,25 dan tingkat kemiskinan di kisaran 7,84
persen. Untuk tingkat pengangguran diharapkan akan terus mengalami
penurunan hingga mencapai 2,10 persen. Sedangkan untuk indeks
pembangunan manusia ditargetkan akan terus naik sampai pada 84,45 di tahun
2042 mendatang.
118
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
5.4. Kebijakan dan Roadmap Penataan
Persebaran dan Pengarahan Mobilitas
Penduduk
Penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk dalam GDPK
Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 menyelaraskan dengan perkembangan
pembangunan regional dan amanat UU Nomor 52 Tahun 2009 pada pasal 33
ayat 1 yang menjelaskan bahwa pengarahan mobilitas penduduk bertujuan
untuk tercapainya persebaran penduduk optimal dan didasarkan pada
keseimbangan jumlah penduduk dan juga daya dukung alam dan daya
tampung lingkungan.
Mobilitas dalam konteks dinamika pembangunan kependudukan Kota
Tebing Tinggi adalah resiko sub-urban shocking, dimana kondisi ini terjadi
karena pembangunan dan dinamika perkotaaan tidak dapat menampung
perkembangan baik dari sisi jumlah penduduk dan kualitas penduduk Kota
Tebing Tinggi dalam jangka panjang.
Pasal 16 menegaskan dalam penyelenggaraan pengarahan mobilitas
penduduk, pemerintah daerah provinsi/kab/kota pengumpulan dan analisis
data-data mobilitas/persebaran penduduk sebagai dasar perencanaan
pembangunan daerah; pengembangan sistem informasi kesempatan kerja,
peluang usaha dan pasar kerja serta kondisi daerah tujuan; pengembangan
sistem database dan penertiban pelaksanaan pengumpulan/laporan,
pengolahan, analisis data dan informasi yang berkaitan dengan mobilitas
penduduk; sosialisasi dan advokasi mengenai kebijakan pengarahan mobilitas
penduduk pada instansi terkait; komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai
119
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
kebijakan dan pengelolaan pengarahan mobilitas penduduk kepada
masyarakat; pembinaan dan fasilitasi pengarahan mobilitas penduduk pada
seluruh instansi terkait; pelaporan data statistik mobilitas penduduk;
pemantauan dan evaluasi serta pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
pengarahan mobilitas penduduk; pengendalian dampak mobilitas penduduk
terhadap pembangunan kewilayahan.
Untuk itu road map penataan persebaran dan pengarahan mobilitas
penduduk dalam GDPK Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 dijelaskan sebagai
berikut;
Gambar 9.
Road Map Sasaran Penataan Persebaran dan Pengarahan Mobilitas Penduduk
Road Map 2017-2022
•Penataan Persebaran Penduduk antar Kecamatan dengan Pendekatan Pusat Perkotaan dan Non-Pusat Perkotaan
Road Map 2023-2027
•PenataanPersebaran Penduduk antar wilayah dalam Kota Sesuai dengan Daya Dukung Sosial, Ekonomi, dan Wilayah.
Road Map 2028-2032
•Tercapainya pengarahan gerak keruangan penduduk dengan mengadopsi visi jangka panjang tata ruang perkotaan.
Road Map 2033-2037
•Peningkatanmobilitas non-permanen dengan cara menyediakan berbagai fasilitas sosial, ekonomi, budaya, administrasi dipusat mobilisasi tinggi
Road Map 2038-2042
•Tercapainya persebaran Penduduk yang merata dengan menyeimbangkan pengendalian migrasi
120
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Tabel 18.
Road Map Sasaran Kuantitatif Berdasarkan Strategi Kebijakan
Indikator Penataan
Mobilitas Penduduk
Periode Road Map 2017-2042
2017 2022 2027 2032 2037 2042
Kepadatan Penduduk 4.180,18
4.368,63
4.582,73
4.775,86
4.948,13
5.097,66
Migrasi Neto Antar
Kab/Kota (jiwa)
-54.911
-41.421
-28.930
-16.320
-8.237
-1.520
Sumber : Data Sekunder (diolah tim penyusun)
Dalam hal persebaran dan mobilitas penduduk, kondisi yang diinginkan
adalah terciptanya persebaran penduduk yang merata sesuai daya dukung dan
daya tampung di seluruh Kecamatan di Kota Tebing Tinggi dan menurunnya
angka migrasi netto antar Kabupaten/Kota. Dalam rangka untuk mewujudkan
persebaran penduduk yang baik itu, membuat fasilitas-fasilitas publik mudah
untuk dijangkau oleh seluruh penduduk Kota Tebing Tinggi menjadi kebijakan
yang baik untuk diterapkan. Berdasarkan hasil proyeksi, kepadatan penduduk
semakin meningkat di seluruh Kecamatan Kota Tebing Tinggi. Seperti yang
dapat dilihat pada tabel 18 kepadatan penduduk di tahun 2017 adalah 4.180
jiwa namun di tahun 2042 kondisi kepadatan penduduk mencapai 6.942 jiwa.
Sementara untuk migrasi, menurunkan jumlah penduduk yang keluar adalah
target utama yang akan di capai. Secara spesifik pada tahun 2017 lebih banyak
penduduk Kota Tebing Tinggi yang keluar dan sebagaian besar merupakan
penduduk usia produktif yang memiliki potensi untuk mengembangkan Kota
Tebing Tinggi. Sehingga ditargetkan pada 2042 migrasi netto berkurang
menjadi -1.520 jiwa.
121
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
5.5. Kebijakan dan Roadmap Pembangunan
Keluarga
Kebijakan pembangunan keluarga dalam GDPK Kota Tebing Tinggi
dilakukan untuk mencapai kondisi keluarga yang harmonis, sejahtera, dan
damai yang siap menghadapi perubahan-perubahan yang sangat cepat.
Ketahanan keluarga diharapkan dapat menjadi sandaran bagi kelangsungan
berkehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Adapun road map sasaran
untuk setiap periode sampai pada tahun 2042 dijelaskan sebagai berikut;
Gambar 10.
Road Map Sasaran Kebijakan Pembangunan Keluarga
Road Map 2017-2022
•Strategi Dalam Upaya Pembangun Keluarga yang Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Road Map 2023-2027
•Membangun Iklim Berkeluarga Berdasarkan Perkawinan yang Sah
Road Map 2028-2032
•Membangun Keluarga Harmonis, Sejahtera, Sehat, Maju, dan Mandiri
Road Map 2033-2037
•Membangun Keluarga yang Mampu Merencanakan Sumber Daya Keluarga
Road Map 2038-2042
• Terciptanya Keluarga yang bermartabat,Memiliki Sumber Daya yang Berkelanjutan dan Mampu Mendukung Pembangunan
122
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
5.6. Kebijakan dan Roadmap Pembangunan
Manajemen Database dan Informasi
Kependudukan
Pada prinsipnya kebijakan dan roadmap pembangunan manajemen
database dan informasi kependudukan dibagi menjadi lima periode. Setiap
periode merupakan penahapan yang sangat terkait dengan pencapaian tujuan
dari pengembangan database dan informasi kependudukan, yaitu menciptakan
suatu sistem yang terintegrasi, mudah diakses, dan menjadi bagian dari
penyusunan kebijakan berbasiskan pada fakta dan data (evidence based policy
making). Adapun tahapannya dapat dilaksanakan dalam periode tahun 2017-
2042 dijelaskan sebagai berikut ;
Gambar 11.
Road Map Sasaran Kebijakan Pembangunan Sistem Informasi dan Data
Administrasi Kependudukan
Road Map 2017-2022
•Pemetaan dan Perencanaan Awal Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan
Road Map 2023-2027
•PeriodePelayanan Terpadu Kependudukan
Road Map 2028-2032
•PeriodePengembangan Informasi dan Data Kependudukan Terpadu dalam Mendukung Evidence Based Policy
Road Map 2033-2037
•PeriodeIntegrasi Data dan Informasi Kependudukan Dalam Kebijakan Satu sumberData Pembangunan Kependudukan
Road Map 2038-2042
• Periode Peningkatan Pengembangan Data dan Informasi yang Berkelanjutan dalam Mendukung Pembangunan
123
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
BAB VI Penutup
124
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
6.1. Penutup
Kebijakan pembangunan kependudukan dalam penyusunan GDPK Kota
Tebing Tinggi Tahun 2017-2042 merupakan komitmen Kota Tebing Tinggi
dalam mengelola dan mengembangkan kebijakan kependudukan untuk
mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Kota Tebing Tinggi. Sebagai
dokumen strategis selama 25 tahun, GDPK Kota Tebing Tinggi merupakan kunci
utama dalam pengembangan kependudukan, terutama dalam mengelola
peluang masa emas bonus demografi Kota Tebing Tinggi pada tahun 2030
sampai dengan tahun 2045.
Peningkatan kebijakan kependudukan yang baik merupakan konektivitas
dari tantangan pembangunan—terutama dalam pengembangan sumber daya
manusia untuk mendukung terwujudnya Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa
dan Perdagangan. Oleh karena itu, dalam perencanaan GDPK Kota Tebing
Tinggi, dengan komponen dasar yakni pengendalian kuantitas, peningkatan
kualitas, pembangunan keluarga, pengarahan mobilitas sebagai dasar
pengembangan kebijakan kependudukan.
Permasalahan utama dalam peningkatan kualitas penduduk Kota Tebing
Tinggi adalah peningkatan sumber daya manusia yang berkelanjutan. Kebijakan
Peningkatan kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi dalam aspek kesehatan,
ekonomi dan pendidikan. Dalam ketiga aspek ini, Kota Tebing Tinggi memiliki
kebijakan yang terus akan dikembangkan sesuai dengan tantangan
pembangunan di Kota Tebing Tinggi. Dalam jangka panjang, peningkatan
kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi akan menitikberatkan pada
pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif, dimana
125
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
kualitas penduduk Kota Tebing Tinggi merupakan kebijakan link and match
antara kualitas kebijakan penduduk dengan kebutuhan pembangunan di Kota
Tebing Tinggi.
Permasalahan kuantitas penduduk Kota Tebing Tinggi adalah jumlah
pertumbuhan penduduk yang setiap tahun (year on year) mengalami kenaikan
secara konstan. Dari kondisi kuantitas penduduk seperti ini, GDPK Kota Tebing
Tinggi Tahun 2017-2042 diharapkan menjadi panduan untuk menuju
pertumbuhan penduduk seimbang, dengan target jumlah bayi yang dilahirkan
diharapkan sama (seimbang) dengan jumlah kematian penduduk sehingga
penduduk menjadi status stasioner. Untuk mencapai kondisi stasioner
diharapkan angka kelahiran total (TFR) berada pada angka 2,1 per
perempuan/pasangan suburdan dibawah 2,1 pada tahun 2042. Selanjutnya
secara berlanjut dalam jangka panjang angka TFR total menjadi 1,88 per
perempuan dan NRR menjadi 0,89 pada tahun 2042.
Permasalahan utama pembangunan keluarga Kota Tebing Tinggi adalah
masih belum tercapainya pengembangan sumber daya keluarga berkelanjutan
yang dapat menjadi kondisi peningkatan status kesejahteraan keluarga.
Pembangunan keluarga di Kota Tebing Tinggi dalam jangka panjang, akan
meningkatkan sumber daya keluarga dimana akan berdampak pada
pengendalian kuantitas penduduk dan kualitas penduduk di Kota Tebing Tinggi.
Dalam mendukung target-target perencanaan kebijakan dalam GDPK
Tahun 2017-2042 maka pemerintah Kota Tebing Tinggi akan meningkatkan
peran kelembagaan lintas OPD dalam mendukung pencapaian target kebijakan
dalam GDPK Kota Tebing Tinggi sehingga tercapainya Pembangunan
Kependudukan yang Berkualitas, Berkemajuan, dan Berkelanjutan dalam
Mendukung Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa dan Perdagangan.
126
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2010. Ringkasan Sensus Penduduk Tahun 2010. BPS. Kota
Tebing Tinggi
Badan Pusat Statistik. 2015. Tebing Tinggi dalam Angka. BPS. Kota Tebing
Tinggi
Badan Pusat Statistik. 2016. Tebing Tinggi dalam Angka. BPS. Kota Tebing
Tinggi
Badan Pusat Statistik. 2017. Tebing Tinggi dalam Angka. BPS. Kota Tebing
Tinggi
Badan Pusat Statistik. 2018. Tebing Tinggi dalam Angka. BPS. Kota Tebing
Tinggi
Badan Pusat Statistik. 2018.Profil Remaja Kota Tebing Tinggi. BPS. Kota Tebing
Tinggi
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Gender Kota Tebing Tinggi. BPS. Kota
Tebing Tinggi
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara . 2015. Sumatera Utara dalam
Angka. BPS Sumut. Medan
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara . 2016. Sumatera Utara dalam
Angka. BPS Sumut. Medan
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara . 2017. Sumatera Utara dalam
Angka. BPS Sumut. Medan
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara . 2018. Sumatera Utara dalam
Angka. BPS Sumut. Medan
Erken, Artur. 2017. The State of World Population 2017. UNFPA. New York
Kementerian Kesehatan. 2013. Profil Kesehatan Nasional. Kemenkes : Jakarta
127
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Kementerian Kesehatan. 2014. Profil Kesehatan Nasional. Kemenkes : Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Nasional. Kemenkes : Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2016. Profil Kesehatan Nasional. Kemenkes : Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2017. Profil Kesehatan Nasional. Kemenkes : Jakarta
Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2017-2022. Bappeda : Kota Tebing
Tinggi
Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2006. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2006-2025. Bappeda : Kota Tebing
Tinggi
Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2011. Rencana Tata Ruang dan WilayahKota
Tebing Tinggi Tahun 2011-2031. Bappeda : Kota Tebing Tinggi
128
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017-2042
Buku Grand Design Pembangunan Kependudukan Kota Tebing Tinggi Tahun
2017-2042 merupakan rencana pengembangan pembangunan kependudukan
dalam jangka waktu 25 tahun. Buku ini memuat lima Roadmap rencana kebijakan
pembangunan kependudukan meliputi pengendalian kuantitas penduduk,
peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, pengarahan mobilitas
penduduk, dan pembangunan sistem data dan informasi kependudukan
Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Anak,
Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana