gigitan ular kupang ap[1]
Post on 05-Nov-2015
124 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
BASIC GENERAL EMERGENCY LIFE SUPPORT ( B-G E L S )
Departemen Anestesiologi dan Reanimasi
RSUD dr. Soetomo-FK Unair
Surabaya
GIGITAN ULAR
-
JENIS ULAR DI INDONESIA
ULAR JALI = Ular tikus, orai lingas (Sunda), ula jali, ula koros atau ula kayu
(Jawa) dan Indo-Chinesse rat snake (Inggris)
- Berbisa lemah, tidak suka
mengigit - Makanan : Tikus, kadal, kodok
- Habitat : Sawah, kebun,
terutama di dekat sungai serta di
pekarangan rumah dan atap rumah
- Aktivitas : Pagi sampai sore
- Populasi : Sumatra, Jawa, Bali
dan Kalimantan
-
ULAR ANANG = Oray totog (Sunda), ular tedung abu, tedung selor, King Kobra
- Panjang 3 4,5 m (dapat mencapai 5 m), berat sampai 12 kg. - Makanan : Ular yg relatif lebih besar, biawak, tikus
- Aktivitas : Diurnal (Siang hari)
- Bisa : Bersifat neurotoxin
Habitat : Hutan dataran rendah, rawa-rawa,
semak belukar, hutan pegunungan, lahan
pertanian, ladang tua, perkebunan,
persawahan, dan lingkungan pemukiman.
Bersembunyi di semak yang padat, lubang-
lubang di akar atau batang pohon, lubang
tanah, di bawah tumpukan batu, atau di
rekahan karang
Populasi : Sumatra, Kep. Mentawai, Kep.
Riau, Bangka, Jawa, Bali,
Kalimantan, dan Sulawesi
-
ULAR SENDOK = Kobra
- Bisa: Ular sering menyemburka
bisa, bersifat neurotoxin
- Panjang: 1,2 2,5 m - Memiliki warna dari hitam atau coklat tua
sampai putih-kuning
- Ular sendok Jawa di Jawa Bagian Barat :
berwarna hitam kelam, di Jawa Timur dan
Nusa Tenggara berwarna kecoklatan
hingga kekuningan
- Makanan : Binatang pengerat atau
burung kecil
- Populasi : Sumatra, Jawa, Bali,
Lombok, Sumbawa, Flores
sampai Alor
-
ULAR WELANG = Ular belang
- Bisa: Bersifat neurotoxin
- Panjang hingga 1,5 m atau kurang
- Warna tubuh hitam putih atau hitam kuning
- Makanan : Jenis ular lainnya, reptil,
kodok, ikan, telur
- Populasi : Hutan, pegunungan,
semak belukar, rawa rawa, daerah pertanian, perkebunan dan persawahan.
Sering di jumpai di daerah pemukiman,
jalan raya , saluran air dan sungai
- Aktivitas : Aktif di malam hari
-
ULAR BANGKAI LAUT = Ular hijau, oray bungka, oray majapait (Sunda), ula bangka-laut atau ula gadung luwuk (Jawa), tarihu (Dompu), Viper
- Bisa : Bersifat hemotoxin
- Panjang hingga 60 cm 80 cm - Berwarna hijau daun
- Makanan : Kodok, burung, mamalia
kecil, kadal
- Aktivitas: Nokturnal
- Habitat: Tampak di ranting-ranting
atau di atas tanah hutan, menyukai
hutan bambu dan belukar yang tidak
jauh dari sungai, di
kebun/pekarangan rumah
- Populasi : Sumatra, Jawa,
Bali, Sumbawa, Flores, Alor, Sumba,
Rote, Timor, Wetar
-
ULAR TANAH = Ular bandotan bedor, ular gibuk
a. Ciri:
- Badan coklat dengan corak gambar
seperti diamond, membesar diperut
dan mengecil ke ekor serta leher.
- Gerakannya agresif
- Kepala segitiga, dengan sisik yang
besar
- Panjangnya hingga mancapai 1 m
- Jika marah akan membentuk huruf S
b. Habitat :
didarat khususnya bersemak, rumput
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus
e. Populasi : Jawa, Sumatra
-
ULAR TAMBANG = Ular tali, ular lidi, ular tampar atau ular tlampar (Jawa)
a. Tidak berbisa
b. Ciri ciri: - Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjan
- dari kepala ke ekor, Bagian bawah terdapat
garis kuning memanjang hingga ekor
- Jika marah, muncul bintik putih di leher
- Lidah berwarna merah, Kepala oval, Mata horizontal,
- Panjangnya 1 1,5 m c. Habitat : di tepian hutan, kebun, tepi sawah dan
belukar
d. Aktivitas : Diurnal, siang hari
e. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Papua
g. Type bisa: Jika menggigit manusia tidak berbahaya
tetapi racun nya sangat mematikan untuk sesama
ular.
-
ULAR SANCA KEMBANG = Ular sawah, ular patola
- Tidak berbisa, membunuh mangsa dengan melilit kuat-kuat
- Ukuran dapat mencapai lebih dari 10 m
- Habitat : Hutan tropis yang lembab, dekat sungai, kolam, rawa
- Aktivitas : Diurnal, siang hari
- Makanan : Reptil kecil, burung, biawak, kodok, ikan, anjing, monyet, babi, rusa
dan manusia
- Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
-
-
Bagaimana Mengenali Ular Berbisa?
Tidak ada cara sederhana utk mengidentifikasi ular berbisa Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga,
ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat
bekas taring bentuk kepala
Tidak Berbisa
Berbisa
-
Bagaimana Mengenali Ular Berbisa?
-
Bagaimana Mengenali Ular Berbisa?
Bekas gigitanan ular.
(A)Ular tidak berbisa tanpa
bekas taring,
(B). Ular berbisa dengan
bekas taring
-
Bagaimana gigitan ular dapat terjadi??
Korban terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular.
Kebanyakan terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara
tidak sengaja.
Dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak,
atau tikus
-
SIFAT BISA ULAR
Bisa hemotoksik, Yaitu bisa yang
mempengaruhi jantung dan
sistem pembuluh darah
Bisa neurotoksik, Yaitu bisa yang
mempengaruhi sistem
saraf dan otak
Bisa sitotoksik, Yaitu bisa yang hanya
bekerja pada lokasi gigitan
-
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang timbul bervariasi sesuai dengan jenis spesies ular yang mengigit dan jumlah bisa yang di
injeksikan
Gejala yang timbul, antara lain: Terdapat luka bekas gigitan ular (Fang marks) Nyeri Lokal Perdarahan lokal Memar Pembengkakan kelenjar getah bening Radang Melepuh Infeksi lokal Nekrosis jaringan (terutama gol. Viperidae/ular bangkai
laut)
-
TANDA DAN GEJALA UMUM AKIBAT GIGITAN ULAR
SSP:
-Pusing
-Pingsan
-Rasa haus meningkat
-Sakit Kepala
Pandangan
Kabur
Sistemik:
-Demam
-Nyeri hebat
Jantung dan Pemb. Darah:
-Nadi cepat
-Tensi turun
-Shok berat
Pernapasan:
-Sulit bernapas
Lokasi Gigitan:
-Berdarah
-Bekas gigitan
-Perubahan warna
-Rasa terbakar
-Bengkak
Lokasi lainnya di kulit:
-Bercak perdarahan
-Mati rasa
-Kesemutan
-Berkeringat
Otot:
-Kejang
-Kehilangan koordinasi
-Kelemahan
Lambung:
-Mual
-Muntah
Intestinal:
- Diare
-
PENATALAKSANAAN KERACUNAN AKIBAT
GIGITAN ULAR
PERTOLONGAN PERTAMA PERTOLONGAN PERTAMA
Pertahankan ABC
Cegah penyebaran racun secara sistemik
Jaga keselamatan pasien dan mencegah komplikasi sebelum pasien sampai di rumah sakit
Mengatasi tanda awal yang berbahaya dari bisa ular
Mengatur rujukan pasien ke tempat yang tepat
DO NOT FURTHER HARM!
-
Pertolongan pertama yang dilarang !!
Memperlebar luka gigitan
Mengisap racun dengan mulut
Menggunakan batu anti ular
Torniket
Terapi listrik
Penggunaan obat kimia atau dedaunan
Kompres es
Pemberian antihistamin dan kortikosteroid
-
Pertolongan pertama yang dianjurkan!!
Tenangkan pasien yang cemas Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal
atau air steril.
Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan.
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
-
Luka Gigitan
Luka Gigitan
-
Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek sistemik yang lebih berat.
Imobilisasi daerah yang digigit (setiap gerakan atau kontraksi otot akan meningkatkan penyerapan bisa ular)
Pertimbangkan imobilisasi dengan tekanan pada beberapa gigitan ular (ular Elapid: kobra, mamba, dll) (pada gigitan ular viper)
-
Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid maka diberikan satu
dosis toksoid tetanus.
Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular.
Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.
Pemberian serum antibisa.
-
TANDA AWAL KERACUNAN BERAT
Ular yang menggigit sudah diidentifikasi sebagai ular yang sangat berbisa
Bengkak pada luka gigitan menjalar dengan cepat
Segera terjadi pembesaran kelenjar getah bening yang menunjukkan terjadinya penyebaran bisa ular lewat sistem getah bening
Segera muncul gejala sistemik (kolaps, mual muntah, diare, sakti kepala, kelopak mata terasa berat, pusing, ptosis/ opthalmoplegia
Segera muncul perdarahan spontan
Urine berwarna coklat
-
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan pada daerah gigitan (tidak ada pulsasi bisa berarti terjadi trombosis atau compartment syndrome)
Pemeriksaan umum: cari tanda perdarahan
Periksa tanda neurotoxin:
Test apakah pasien mampu mengangkat kelopak mata atas secara maksimal
-
Tes pergerakan mata, ukur lebar pupil, tes buka mulut pasien dan menjulurkan lidah (kadang terjadi paralisa dari otot pterygoid)
Broken neck sign (paralisa otot fleksi leher)
-
Pemeriksaan mata dan otot napas :
beberapa bisa ular dapat melumpuhkan semua
otot sehingga pasien sering dianggap tidak
sadar dan kadang membutuhkan ventilator
tetap, namun pasien tetap sadar dan kadang
mampu menggerakkan jari sehingga bisa
digunakan untuk komunikasi yang sederhana
Rhabdomyolisis (bisa terjadi 3 jam setelah tergigit ular)
Pada wanita hamil bisa terjadi distress janin, perdarahan pervaginam, keguguran
-
INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)
ABU mempunyai efek samping dan tersedia
dalam jumlah yang terbatas.
Harus digunakan pada pasien yang tepat
-
INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)
Terdapat tanda keracunan secara sistemik
Kelainan darah: perdarahan, koagulopati, trombositopenia
Gejala neurtotoxin: ptosis, external ophthalmoplegia, paralysis
Ganggual jantung: hipotensi, shock, aritmia, gangguan irama ECG
-
INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)
Gagal ginjal akut: oliguria/anuria (klinis),
peningkatanan creatinine darah/ urea
(Haemoglobin-/myoglobin-uria:) urine berwarna
gelap, merupakan tanda dari haemolisis
intravaskular atau generalised rhabdomyolysis,
hyperkalaemia
-
Terdapat tanda keracunan pada luka gigitan
Pembengkakan lebih dari setengah tungkai yang digigit
Bengkak setelah digigit pada jari
Bengkak yang cepat meluas
Kelenjar getah bening yang semakin membesar pada tungkai yang digigit.
INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)
-
KRITERIA UNTUK PEMBERIAN ABU TAMBAHAN
Gangguan pembekuan darah yang menetap setelah 6 jam atau terjadi perdarahan setelah 1-
2 jam
Peningkatan gejala neurotoksin atau gejala gangguan jantung setelah 1-2 jam
top related