evaluasi jumlah armada angkutan umum di … salah satu kota besar di indonesia, kini kota medan...
Post on 02-Apr-2018
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
EVALUASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DI
KOTA MEDAN
(STUSI KASUS: ANGKUTAN UMUM KPUM TRAYEK 66)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas
dan memenuhi syarat untuk menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh :
REYNOLD R BATUBARA NIM : 010404080
BIDANG STUDY TRANSPORTASI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini merupakan syarat utama
dalam menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Evaluasi Jumlah Armada
Angkutan Umum Di Kota Medan (Studi Kasus: Angkutan Umum KPUM
66)”, yang merupakan Studi penelitian Pada angkutan Umum.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, serta dorongan moril, material, maupun spiritual dari berbagai pihak.
Untuk itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Syahril Dulman, selaku Pembimbing Utama yang telah
menyediakan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberikan
pengarahan dalam penulisan tugas akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bachrian Lubis, M.Sc., selaku Ketua Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Ir. A. Perwira Mulia, M.Sc., selaku Sekretaris Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu Staf Pengajar, yang telah membimbing dan mendidik selama
masa studi pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
5. Pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
6. Teristimewa, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda S Batubara dan Ibunda S. Sitorus
atas seluruh bantuan, dukungan, doa dan pengertiannya yang tak terhingga
kepada penulis selama ini.
7. Kepada abang,adik,dan kakakku atas bantuan dan dukungannya.
8. Rekan – Rekan Mahasiswa T.sipil khususnya Angkatan 2001, Anton, ST,
Verry, Vicky, Tian, Rudi, Ivan, ST, Joston, Olop, Bosco, Joe, Ronald, Dika,
dll. Atas bantuan dan dukungannya.
9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulisan tugas akhir ini, yang
tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas dan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Penulis menyadaridalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun pembahasan, oleh karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan referensi yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, dan menjadi dorongan bagi penulis untuk berkarya lebih baik lagi
pada masa mendatang.
Medan, Desember 2007
Penulis
Reynold R Batubara
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya
tingkat pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu, maupun keamanan dan kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan. Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada angkutan penumpang umum berada pada garis yang seimbang dengan permintaan jasa angkutan umum. Salah satu tolok ukur keberhasilan pengelolaan perangkutan adalah terpenuhinya kebutuhan kendaraan atau armada yang siap operasi pada saat diperlukan dalam jumlah yang optimal. Jumlah armada yang “tepat” sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan; yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar kebutuhan perjalanan penumpang pada sebuah trayek angkutan umum, yang rutenya melayani pusat kota. Untuk itulah akan diteliti bagaimana kebutuhan jumlah armada pada saat jam-jam sibuk dengan kebutuhan penumpang pada angkutan umum KPUM 66 yang melayani rute Simalingkar – Pangkalan Sei Mancirim.
Cara pelaksanaan penelitian di lapangan dilakukan dengan survei dinamis, dilaksanakan di dalam kendaraan dengan metode pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh suatu trayek, dimana petugas mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun dan atau waktu perjalanan pada tiap segmen. Dari survei lapangan diketahui bahwa pada jam-jam sibuk dengan jumlah armada 120 unit termasuk cadangan, dan waktu antara (headway) dari terminal sebesar 2 menit diperoleh faktor pembebanan (load factor) angkutan umum KPUM 66 terhadap jumlah penumpang terbanyak pada jam sibuk lebih besar dari 70% (load factor yang ditetapkan).
Setelah dianalisa, nilai headway yang efektif untuk melayani penumpang adalah 1.57 menit. Dengan jumlah armada 110 unit termasuk cadangan, KPUM 66 mampu melayani rutenya, dengan catatan jumlah armada yang beroperasi setiap hari harus di atas 78% dan pembagian mulai berangkat pada pagi hari (start awal) dari Pangkalan Sei Mancirim dan Simalingkar harus sama besar. Dari analisa data dapat dilihat bahwa nilai P (jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat) semakin besar, maka selang keberangkatan (headway) dari terminal semakin kecil, dan kebutuhan jumlah armada semakin besar. Hal ini menandakan bahwa frekwensi tinggi, yaitu Kinerja Pelayanan Operasi angkutan baik.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ..iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ...iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ..vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ..vii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ ...ix
DAFTAR NOTASI......................................................................................... …x
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................... …1
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................. .3
I.3 Maksud dan Tujuan ......................................................................... …5
I.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian............................................ …5
I.5 Metodologi Penelitian ..................................................................... …7
1.6 Gambaran Umum Angkutan Umum 66 .............................................. 8
1.6.1 Jumlah Armada ............................................................................... 8
I.6.2 Waktu Operasi Jenis Angkutan dan Kapasitas .............................. …8
I.7 Sistematika Penelitian ..................................................................... …8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan ................................................ 11
II.2 Angkutan Umum ........................................................................... ..13
II.2.1 Pengertian Angkutan Umum ....................................................... ..13
II.2.2 Tujuan Ankutan Umum ............................................................... ..17
II.2.3 Peranan Angkutan Umum ........................................................... ..19
II.3 Karakteristik Pelayanan Sistem Angkutan Umum .......................... ..18
II.3.1 Karakteristik Pelayanan Angkutan Umum ................................... ..22
II.3.2 Karakteristik prngguna Angkutan Umum .................................... ..23
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
II3.3 Jenis Pelayanan Angkutan Umum ................................................ ..26
II.4 Angkutan Umum Perkotaan ........................................................... ..27
II.5 Tingkat Efisiensi Pelayan Angkutan Umum ................................... ..31
II.5.1 Faktor Muatan (Load Faktor) ...................................................... ..31
II.5.2 Kapasitas Dan Ukuran Kendaraan ............................................... ..32
II.5.3 Waktu Antara (Head Way) .......................................................... ..33
II.5.4 Frekuensi .................................................................................... ..34
II.5.5 Waktu Tempuh ........................................................................... ..35
II.5.6 Waktu Sirkulasi........................................................................... ..36
II.5.7 Waktu Henti ................................................................................ ..36
II.5.8 Jumlah Armada yang Dibutuhkan ............................................... ..37
II6. Indikator Kualitas Pelayanan Angkutan Umum .............................. ..39
BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAN PENGAMBILAN DATA
III.1 Umum .......................................................................................... ..41
III.2 Prosedur Kerja Penelitian ............................................................. ..42
III.3 Survey Pendahuluan .................................................................... ..43
III.4 Metodologi Pengambilan Data ...................................................... ..43
III.4.1 Kebutuhan Peralatan .................................................................. ..43
III.4.2 Periode Pengamatan ................................................................... ..44
III.4.3 Pengambilan Data dan Jumlah Penumpang ................................ ..44
III.4.4 Pengambilan Data dan Jumlah Penumpang
Di Atas Kendaraan .................................................................... ..45
III.4.5 Pengambilan Data Waktu Tempuh Kendaraan ........................... ..46
III.4.6 Pengambilan Data Waktu Sirkulasi Kendaraan .......................... ..46
III.4.7 Pengambilan Data Waktu Henti Kendaraan
Di terminal ................................................................................ ..47
III.4.8 Pengambilan Data Waktu Antara (Head Way) ........................... ..47
III.4.9 Lokasi Penelitian ....................................................................... ..47
III.4.10 Waktu Pengambilan Data ......................................................... ..48
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISA DATA
IV.1 Perolehan Data ............................................................................. ..49
IV.1.1 Jumlah Penumpang .................................................................... ..49
IV.1.2 Jumlah Penumpang Di Atas Kendaraan ..................................... ..49
IV.1.3 Waktu Tempuh Kendaraan ........................................................ ..50
IV.1.4 Waktu Sirkulasi Kedaraan ......................................................... ..50
IV.1.5 Waktu Henti Kendaraan............................................................. ..51
IV.1.6 Waktu Antara ............................................................................ ..51
IV.3 Analisa Data ................................................................................. ..51
IV.3.1 Jumlah Penumpang Di Atas Kendaraan ..................................... ..51
IV.3.2 Optimasi Pembebanan dan Headway ......................................... ..
IV.2.2.1 Berdasarkan Waktu Tempuh ................................................... ..52
IV.2.2.2 Berdasarkan Waktu Sirkulasi .................................................. ..55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ................................................................................... ..75
V.2 Saran ............................................................................................. ..76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hakikat Lalu Lintas…………………………………………………...12
Tabel 2.2 Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang Umum di Beberapa
Kota Raya………………………………………………………...……14
Tabel 2.3 Prakiraan Kota Berpenduduk Lebih Dari Satu JutaJiwa…………...…15
Tabel 2.4 Karakteristik Pelayanan Angkutan Umum Dibandingkan dengan
..... Kendaraan Pribadi ............................................................................. 23
Tabel 2.5 Klasifikasi Trayek dan Jenis Pelayanan ……………...…………….... 31
Tabel 2.6 Kapasitas Kendaraan……………...……………………..……………33
Tabel 2.7 Kriteria Pelayanan………………………………..………...…………40
Tabel 3.4 Titik Persimpangan yang Diamati Pada Survey Pendahuluan .............. 48
Tabel 4.1 Waktu Tempuh Angkutan Umum KPUM Trayek 66 ........................ 57
Tabel 4.1.1 Perhitungan Optimasi Faktor Pembebanan dan Headway
dari P. Simalingkar - Sei Mancirim ............................…………58
Tabel 4.1.1 Perhitungan Optimasi Faktor Pembebanan dan Headway
dari P. Simalingkar - Sei Mancirim ...................................…………59
Tabel 4.2. Perhitungan Waktu Sirkulasi ............................................................. 60
Tabel 4.3 Waktu Henti Kendaraan di Terminal …………….………………….. 61
Tabel 4.4 Perhitungan Jumlah Armada per Waktu Sirkulasi (K) dan Jumlah
Armada pada Periode Sibuk (K’) ……………………...…………... .. 62
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sket Rute Perjalanan
Dari Pangkalan P. Simalingkar – SeiMancirim……………………10
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian ........................................ …..42
Gambar 3.2 Penentuan Segmen ................................................................... …..45
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.a Hub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Seni…63
Grafik4.b Hub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Selasa..64
Grafik 4.c Hub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Rabu…65
Grafik 4.d Hub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Kamis..66
Grafik 4.e Hub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Jumat.. 67
Grafik 4.f Hub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Sabtu…68
Grafik4.gHub. Periode Sibuk dengan Kebutuhan Perjalanan pada Hari Minggu..69
Grafik 4.1 Hub.Waktu Sirkulasi dengan Jumlah Armada pada Hari Senin...........70
Grafik 4.2 Hub.Waktu Sirkulasi dengan Jumlah Armada pada Hari Selasa…….71
Grafik 4.4 Hub.Waktu Sirkulasi dengan Jumlah Armada pada Hari Kamis....... 72
Grafik 4.5 Hub.Waktu Sirkulasi dengan Jumlah Armada pada Hari Jumat.........73
Grafik 4.6 Hub.Waktu Sirkulasi dengan Jumlah Armada pada Hari Sabtu……..74
Grafik 4.7 Hub.Waktu Sirkulasi dengan Jumlah Armada pada Hari Minggu…..75
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR NOTASI
Lf = Load Factor
Psg = Total jumlah penumpang pada setiap zona
V = Volume/ jumlah kendaraan
F = Frekwensi
P = Jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat
Lf(d) = Load Factor Design
C = Kapasitas angkutan/kendaraan
CT = Waktu sirkulasi
H = Headway
σ AB = Deviasi waktu perjalanan dari A ke B
σ BA = Deviasi waktu perjalanan dari B ke A
TTA = Waktu henti kendaraan di terminal A
TTB = Waktu henti kendaraan di terminal B
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, kini Kota Medan
melaksanakan pembangunan di segala bidang untuk menuju sebuah kota
metropolitan. Segala kegiatan pemerintahan, perdagangan, perindustrian,
pendidikan, dan sebagainya yang berkembang sedemikian pesatnya menuntut
penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan cukup demi menunjang segala
aktifitas pada sebuah kota metropolitan.
Dengan semakin bertambah besarnya segala kegiatan tersebut maka
bertambah pula intensitas pergerakan arus lalu lintas seiring dengan semakin
bertambahnya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya tingkat kesejahteraan
hidup yang mendorong naiknya aktifitas dan kebutuhan untuk melakukan
perjalanan.
Inilah yang menyebabkan kebutuhan akan alat transportasi dari waktu ke
waktu terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya mobilitas penduduk, maka
dituntut tersedianya sarana transportasi angkutan kota yang memenuhi syarat
kelancaran, kenyamanan, dan keamanan. Sektor transportasi khususnya sistem
angkutan umum dan pelayanannya memegang peranan yang sangat penting dalam
rutinitas kehidupan di kota.
Khususnya Kota Medan, dapat digambarkan karakteristik warga Kota
Medan dari sistem operasional harian angkutan umum. Adapun sistem angkutan
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
umum yang ada sekarang ini sudah seharusnya dijadikan suatu moda yang
ditingkatkan dan diprioritaskan pelayanannya sehingga pengguna moda angkutan
pribadi dapat beralih ke moda angkutan umum.
Kondisi objektif sistem angkutan umum yang ada di kota-kota besar
secara kasat mata dapat diamati selama ini, maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi angkutan umum yang ada cukup memprihatinkan, yaitu: tingkat
pelayanan yang rendah dan kurang manusiawi (tanpa jadwal yang pasti, kecepatan
sangat lambat, berdesakan, bergelantungan), pola dan sistem manajemen
pengelolaan yang lemah, daya angkut (kapasitas) yang terbatas, tingkat
kecelakaan yang relatif tinggi dan tingkat aksesibilitas terhadap sisten angkutan
umum yang masih terbatas.
Jika dicermati secara mendalam, persoalan ataupun permasalahan
transportasi, khususnya angkutan umum perkotaan disebabkan oleh tiga akar
permasalahan utama, yaitu: terlambatnya kesadaran semua pihak tentang perlunya
penanganan transportasi yang sistematis dan komprehensif.
Kemudian, arah pandang yang terlalu memihak pada pemilik kendaraan
pribadi (private car oriented) dalam penanganan masalah transportasi serta sistem
kelembagaan angkutan umum yang tidak berpihak pada masyarakat luas.
Kondisi di atas juga terlihat jelas dalam pengelolaan transportasi publik di
Kota Medan.Terbukti kian hari penumpang angkutan umum di Kota Medan
senantiasa mengalami peningkatan, sementara di sisi lain jumlah armada yang
tersedia tidak memadai lagi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Kondisi tersebut makin diperparah lagi dengan tidak adanya keseimbangan
antara fasilitas jalan yang tersedia dengan jumlah kendaraan bermotor, sebab salah
satu indikator lancarnya lalu lintas adalah adanya keseimbangan sarana dan
prasarana jalan raya yang tersedia. Sehingga mengakibatkan lalu lintas secara
kuantitas lebih banyak mengalami kemacetan daripada kelancaran dan itu tidak
terbatas di pusat kota saja, tetapi bahkan sudah menjalar ke wilayah pinggiran
kota.
I.2. Rumusan Masalah
Bertanmbahnya penduduk Kota Medan menyebabkan kegiatan rutinitas di
kota medan semakin bertambah juga. Kegiatan rutinitas yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, juga mempengaruhi sistem transportasi
yang ada di kota Medan.
Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya
tingkat pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu,
maupun keamanan dan kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan.
Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada
angkutan penumpang umum berada pada garis yang seimbang dengan permintaan
jasa angkutan umum.
Salah satu tolok ukur keberhasilan pengelolaan perangkutan adalah
terpenuhinya kebutuhan kendaraan atau armada yang siap operasi pada saat
diperlukan dalam jumlah yang optimal.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Jumlah armada yang “tepat” sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan;
yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan.
Ketidakpastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata
sepanjang waktu, misalnya pada saat jam-jam sibuk permintaan tinggi, dan pada
saat sepi permintaan rendah.
Untuk itulah akan diteliti bagaimana kebutuhan jumlah armada pada saat
jam-jam sibuk dengan kebutuhan penumpang pada angkutan umum KPUM
Trayek 66 yang melayani rute Perumahan Simalingkar – Sei Mancirim (Diski).
Dari uraian di atas maka inti dari masalah lalu lintas tersebut adalah:
1. Berkembangnya penduduk kota Medan yang mempengaruhi sistem
transportasi yang ada di kota Medan.
2. Perlunya mengevaluasi apakah penyediaan armada angkutan umum berada
pada garis yang seimbang dengan permintaan jasa angkutan umum.
3. Sulitnya memastikan jumlah armada yang “tepat” sesuai yang dibutuhkan,
yang disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata
sepanjang waktu, misalnya pada saat-saat jam sibuk permintaan tinggi, dan
pada saat sepi permintaan rendah
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
I.3. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang,maksud dari penelitian ini adalah
untuk melihat kinerja pelayanan angkutan umum KPUM 66 yang melayani trayek
P. Simalingkar – Sei Mancirim (Diski).
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan:
• Tingkat efektifitas pelayanan operasional angkutan umum yang beroperasi
pada trayek tersebut.
• Untuk meneliti seberapa besar kebutuhan perjalanan pada suatu trayek
angkutan umum.
• Untuk memberikan evaluasi armada angkutan umum yang telah beroperasi
pada trayek tersebut, guna mencapai angkutan umum yang efisien ditinjau
dari waktu tempuh, waktu sirkulasi, headway, dan jumlah armada.
I.4. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dianalisa pada tulisan ini lebih terarah dan dapat
mencapai sasaran yang diharapkan, maka pembahasannya dibatasi pada:
1. Penelitian dilakukan dengan memilih kendaraan angkutan umum yang
tergabung dalam Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) Nomor
Trayek 66 dengan jurusan Perumahan Simalingkar – Sei Mancirim.
2. Penelitian dilakukan dengan memilih rute trayek KPUM 66, dengan rute
perjalanan:
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Keluar:
Perumahan Simalingkar – Jl. Let. Jend. Jamin Ginting (P. Bulan) – Jl.
Iskandar Muda – Jl. Gajah Mada - Jl. Sei Wampu – Jl. Gatot Subroto –
(Jl. Binjai – Kampung Lalang – Diski) – Jl. Sei Mancirim.
Masuk:
Jl. Sei Mancirim – Jl. Gatot Subroto – (Diski – Kampung Lalang – Jl.
Binjai) – Jl. Sei Wampu – Jl. Gajah Mada – Jl. Iskandar Muda – Jl. Jamin
Ginting (Padang Bulan) – Perumahan Simalingkar.
3. Waktu penelitian dipilih pada waktu sibuk, hal ini untuk menentukan
jumlah penumpang di atas kendaraan, waktu tempuh dari asal ke tujuan,
waktu sirkulasi dari asal ke tujuan dan kembali ke asal, waktu henti
kendaraan di terminal, dan waktu antara (headway).
4. Perhitungan jumlah armada menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap
dan Teratur Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat No: SK.678/ AJ.206/ 2002.
4. Penelitian ini tidak memperhitungkan biaya operasional kendaraan dan
tarif.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
I.5. Metodologi Penelitian
Pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dengan melalui tahapan-tahapan,
yaitu:
1. Studi Literatur
Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari
beberapa sumber bacaan seperti buku, jurnal ilmiah, makalah-makalah
seminar atau simposium ilmiah, sumber-sumber dari internet yang
berkaitan dengan tugas akhir ini.
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survei
langsung ke lapangan meliputi :
- Menghitung kapasitas kendaraan umum.
- Mencatat jumlah penumpang naik/turun.
- Faktor muat (load factor).
- Mencatat waktu tempuh, waktu sirkulasi, waktu henti kendaraan
di terminal, dan waktu antara (headway).
b. Data sekunder, yaitu data lapangan yang bersumber dari instansi
terkait.
- Peta jaringan jalan Kotamadya Medan
- Data trayek angkutan angkutan umum KPUM 66, diperoleh dari
Dinas Perhubungan Kota Medan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
I.6. Gambaran Umum Angkutan Umum KPUM Trayek 66
I.6.1. Jumlah Armada
Jumlah armada angkutan umum KPUM Trayek 66 yang diizinkan oleh
DLLAJ sebanyak 150 unit kendaraan, yang terealisasi sebanyak 110 unit termasuk
cadangan.
I.6.2. Waktu Operasi, Jenis Angkutan dan Kapasitas
Waktu operasi angkutan umum KPUM Trayek 66 adalah 16 jam, mulai
pukul 06.00 sampai pukul 22.00 WIB. Armada yang digunakan adalah Daihatsu
Zebra dengan kapasitas silinder 1300 cc. Kapasitas penumpang sebanyak 17 orang
tidak termasuk pe
ngemudi.
I.7. Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang
dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB II. STUDI KEPUSTAKAAN
Bab ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari beberapa
sumber bacaan yang mendukung analisis permasalahan yang berkaitan dengan
tugas akhir ini.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas tentang langkah-langkah kerja yang akan
dilakukan dan cara memperoleh data yang relevan dengan penelitian ini.
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
Data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data-data lapangan yang berhubungan langsung dari hasil survei yang
dilakukan di lapangan.
2. Data sekunder
Data-data lapangan yang bersumber dari instansi yang terkait, dan teori-
teori yang diperoleh melalui buku-buku literatur.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan logis berdasarkan analisis data, temuan
dan bukti yang disajikan sebelumnya, yang menjadi dasar untuk
menyusun suatu saran sebagai suatu usulan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Sketsa Perjalanan Angkutan Umum KPUM 66
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan
Lalu lintas (traffic) adalah kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan,
orang, atau hewan di jalanan. Masalah yang dihadapi dalam perlalulintasan adalah
keseimbangan antara kapasitas jaringan jalan dengan banyaknya kendaraan dan
orang yang berlalu lalang menggunakan jalan tersebut. Jika kapasitas jaringan
jalan sudah hampir jenuh, apalagi terlampaui, maka yang terjadi adalah kemacetan
lalu lintas. Persoalan ini sering dirancukan sebagai persoalan angkutan.
Angkutan (transport) adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari
satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan sarana
(kendaraan).
Yang harus diperhatikan adalah keseimbangan antara kapasitas moda
angkutan (armada) dengan jumlah (volume) barang maupun orang yang
memerlukan angkutan. Bila kapasitas armada lebih rendah dari yang dibutuhkan,
akan banyak barang maupun orang yang tidak terangkut, atau keduanya dijejalkan
ke dalam kendaraan yang ada.
Dengan mengetahui perbedaan hakiki antara lalu lintas dengan angkutan
dan perbedaan persoalan yang ditimbulkannya, pemecahan persoalannya pun
harus digali secara berbeda. Sehingga kebijakan dalam memecahkan persoalan
perlalulintasan juga tidak sama dengan kebijakan dalam memecahkan persoalan
perangkutan; masing-masing mempunyai garapan fisik sendiri-sendiri.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Meskipun demikian, lalu lintas dan angkutan adalah adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan, keduanya selalu muncul serentak, kehadiran yang satu adalah
akibat kehadiran yang lain – karena lalu lintas juga diakibatkan oleh adanya
kegiatan angkutan.
Berikut ini dapat dilihat hakikat lalu lintas yang ditinjau dari segi perlalulintasan
dan perangkutan yang ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Hakikat lalu lintas
PERLALULINTASAN PERANGKUTAN DEFENISI
Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan
Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain menggunakan kendaraan.
ELEMEN UTAMA
# Kendaraan, orang, hewan # Jaringan jalan
# Orang, barang # Moda angkutan/ kendaraan
MASALAH/ ISU
# Banyaknya kendaraan/ orang/hewan di jalan (V) # Kapasitas jaringan jalan (C) # Lintasan
# Banyaknya orang/barang atau muatan yang diangkut (M) # Kapasitas kendaraan (K) # Asal dan Tujuan
DIMENSI V/C K/M
PERSOALAN # Lalu lintas macet # Lalu lintas semrawut # Kecelakaan lalu lintas
# Muatan tidak terangkut # Kendaraan dijejali muatan # Tidak nyaman, tidak aman
UPAYA # Melebarkan ruas jalan # Rekayasa lalu lintas # Membangun jalan baru # Mengurangi V
# Menambah armada # Memberikan pilihan moda # Mengoperasikan angkutan massal
Sumber: Suwardjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, 2002
Menelaah perangkutan tidak mungkin dilakukan dengan mengabaikan
perlalulintasan, demikian pula sebaliknya.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
II.2. Angkutan Umum
II.2.1. Pengertian Angkutan Umum
Angkutan umum adalah angkutan penumpang dengan menggunakan
kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Dalam hal
angkutan umum, biaya angkutan menjadi beban angkutan bersama, sehingga
sistem angkutan umum menjadi efisien karena biaya angkutan menjadi sangat
murah. Selain itu, penggunaan jalan pun relatif efisien dalam m2/penumpangnya
[ Warpani, 1990 : 170 ].
Daerah perkotaan yang berpenduduk satu juta jiwa atau lebih sudah
selayaknya memiliki pelayanan angkutan umum penumpang atau angkutan umum
massal. Manajemen perkotaan perlu melakukan efisiensi dalam memanfaatkan
prasarana perkotaan yang mengandalkan mobilitasnya pada keberadaan angkutan
umum. Mereka adalah penduduk yang tidak mempunyai pilihan lain kecuali
menggunakan angkutan umum.
Pengoperasian sistem angkutan massal adalah salah satu upaya
menampung kepentingan mobilitas penduduk, terutama di daerah perkotaan atau
kota yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa.
Angkutan umum massal kota di Indonesia pada umumnya dilayani dengan
bus sedang dan bus kecil, sedangkan bus besar hanya melayani angkutan kota di
beberapa kota besar; selebihnya, bus besar melayani angkutan antarkota antar
propinsi. Pada Tabel 2.2 disajikan perbandingan jumlah kendaraan umum secara
umum yang meliputi bus besar, bus sedang, bus kecil, yang melayani beberapa
kota di Indonesia.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Tabel 2.2. Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang Umum di Beberapa
Kota Raya (1995)
K O T A J E N I S K E N D A R A A N Bus Besar Bus Sedang Bus Kecil
1
2
3
4
5
6
7
DKI Jakarta
Surabaya
Medan
Bandung
Semarang
Palembang
Makassar
3.687
310
118
280
130
-
75
4.881
-
147
78
229
205
-
9.402
4.574
7.099
5.200
1.626
2.157
3.516 Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat – Dephub
Penduduk perkotaan di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Wilayah
perkotaan (kawasan terbangun) yang sudah merambah jauh ke wilayah pinggiran,
bahkan sudah menyatu dengan kota-kota di sekitarnya yang semula adalah kota
satelit – membentuk satu wilayah kota raya. Belmera (Belawan-Medan-Tanjung
Morawa) adalah salah satu contohnya.
Akibat kesenjangan pembangunan, arus migrasi desa ke kota sangat tinggi.
Penduduk perkotaan di Indonesia terus berkembang dengan pesat seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.3, begitu pula dengan penduduk di daerah yang berubah
status menjadi kota. Diperkirakan pada tahun 2020 akan ada 15 kota di Indonesia
yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa. Di samping itu, terjadi perubahan
tata nilai dan perilaku masyarakat sehingga meningkatkan mobilitas, yang pada
gilirannya menuntut pelayanan jasa angkutan dengan tingkat keselamatan,
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
keamanan, kecepatan, kelancaran, dan kenyamanan yang lebih tinggi, ragam yang
lebih banyak, dan kapasitas yang lebih besar.
Tabel 2.3. Prakiraan Kota Berpenduduk Lebih Dari Satu Juta Jiwa
K O T A
P E N D U D U K (juta jiwa)
1995 2000 2005 2010 2015 2020
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jakarta
Surabaya
Bandung
Medan
Palembang
Semarang
Makassar
Bandar Lampung
Padang
Samarinda
Malang
Madiun
Bogor
Pontianak
Menado
6,60
2,71
2,43
1,91
1,31
1,18
1,08
8,18
2,95
2,87
2,11
1,40
1,27
1,38
1,00
8,82
3,23
3,40
2,33
1,60
1,37
1,76
1,25
9,50
3,53
4,02
2,57
1,93
1,47
2,24
1,57
1,09
1,02
0,23
3,86
4,75
2,84
2,19
1,59
2,86
1,96
1,26
1,35
1,00
1,08
1,07
1,21
11,02
4,22
5,61
3,13
2,49
1,71
3,65
2,46
1,44
1,78
1,09
1,19
1,21
1,56
1,20
Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat - Dephub
Perluasan daerah perkotaan serta meningkatnya mobilitas penduduk
membuka peluang usaha pelayanan angkutan umum baik pribadi maupun massal.
Dengan pesatnya peningkatan urbanisasi, meningkat pula kepemilikan
kendaraan sebagai akibat peningkatan penghasilan, terutama di kota-kota besar.
Hal ini, dipadu dengan perkembangan kawasan perkotaan, akan menuntut
pengelolaan yang baik di sektor lalu lintas dan angkutan jalan guna menjamin
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
mobilitas sosial-ekonomi perkotaan. Kebutuhan akan angkutan yang meningkat
tanpa dibarengi pembangunan prasarana yang terencana mengakibatkan beban
jalan arteri dan kolektor menjadi semakin tak tertampung.
Pembangunan kawasan perumahan dan industri di kawasan pinggiran atau
luar kota akan memanfaatkan jaringan utama (ruas jalan tol atau arteri).
Kecepatan pembangunan pemukiman dan industri hampir selalu tidak sebanding
dengan kecepatan pembangunan jalan sehingga dalam waktu yang sangat singkat
kapasitas jalan sudah mendekati jenuh atau bahkan sudah terlampaui. Jarak yang
semakin jauh dari tempat kerja semula, mendorong penggunaan kendaraan
semakin meningkat.
Keberadaan angkutan umum, apalagi yang bersifat massal, berarti
pengurangan jumlah kendaraan yang lalu-lalang di jalan. Hal ini sangat penting
artinya berkaitan dengan pengendalian lalu lintas.
Karena sifatnya yang massal, maka para penumpang harus memiliki
kesamaan dalam berbagai hal yakni asal, tujuan, lintasan, dan waktu. Berbagai
kesamaan ini pada gilirannya menimbulkan masalah keseimbangan antara
ketersediaan dan permintaan. Pelayanan angkutan umum akan berjalan dengan
baik apabila dapat tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan
[Warpani, 1990; 171]. Adalah suatu upaya yang sulit (bahkan cenderung tidak
mungkin) dipenuhi bila tolok ukurnya adalah permintaan pada masa sibuk atau
masa puncak. Ketidakpastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang
tidak merata sepanjang waktu, misalnya pada saat jam-jam sibuk permintaan
tinggi, dan pada saat sepi permintaan rendah.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Dalam hal kaitan ini Pemerintah perlu campur tangan dengan tujuan antara lain:
a. menjamin sistem operasi yang aman bagi kepentingan masyarakat
pengguna jasa angkutan, petugas pengelola angkutan, dan pengusaha jasa
angkutan;
b. mengarahkan agar lingkungan tidak terlalu terganggu oleh kegiatan
angkutan;
c. membantu perkembangan dan pembangunan nasional maupun daerah
dengan meningkatkan pelayanan jasa angkutan;
d. menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan;
e. mengendalikan operasi pelayanan jasa angkutan (Stewart & David, 1980)
II.2.2. Tujuan Angkutan Umum
Tujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang
aman, cepat, nyaman, dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin
meningkat, terutama bagi para pekerja dalam menjalankan kegiatannya.
Bagi angkutan perkotaan, keberadaan angkutan umum apalagi angkutan umum
massal sangat membantu manajemen lalu lintas dan angkutan jalan karena
tingginya tingkat efisiensi yang dimiliki sarana tersebut dalam penggunaan
prasarana jalan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Esensi dari operasi pelayanan angkutan umum adalah menyediakan
layanan angkutan pada saat dan tempat yang tepat untuk memenuhi permintaan
masyarakat yang sangat beragam.
Di sini ada unsur komersial yang harus diperhatikan. Pengetahuan akan
biaya, kecepatan, dan ketepatan prakiraan, pengetahuan akan pasar dan pemasaran
akan sangat membantu dalam menawarkan pilihan pelayanan. Misalnya,
penumpang tertentu pada jam sibuk dapat saja memilih pelayanan dengan biaya
lebih tinggi bila ada kepastian dan jaminan cepat sampai ke tempat tujuan.
Dengan demikian, ada tawaran pilihan moda atau pencaran moda (modal
split) angkutan sehingga ada pengisian kapasitas pada berbagai moda. Teknik
pengoperasian angkutan umum dan praktek komersialisasi sangat bergantung
pada moda angkutan dan lingkungan. Meskipun demikian, pada hakekatnya tetap
sama yakni operator harus memahami pola kebutuhan, dan harus mampu
mengerahkan sediaan untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomis. Jadi, dalam
hal ini dapat dikenali adanya unsur-unsur:
- sarana operasi atau moda angkutan dengan kapasitas tertentu, yaitu
banyaknya orang atau muatan yang dapat diangkut.
- biaya operasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggerakkan
operasi pelayanan sesuai dengan sifat teknis moda yang bersangkutan.
- prasarana, yakni jalan dan terminal yang merupakan simpul jasa
pelayanan angkutan.
- staf atau sumber daya mausia yang mengoperasikan pelayanan
angkutan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
II.2.3. Peranan Angkutan Umum
Pada umumnya kota yang pesat perkembangannya adalah kota yang
berada pada jalur sistem angkutan. Sejarah perkembangan sejumlah kota besar di
dunia menjadi bukti besarnya peranan angkutan terhadap perkembangan kota
yang bersangkutan.
Memang transportasi perkotaan merupakan salah satu faktor kunci
peningkatan produktivitas kota. Dalam perencanaan wilayah ataupun perencanaan
kota, masalah transportasi kota tidak dapat diabaikan, karena memiliki peran yang
penting, yaitu:
a. Melayani kepentingan mobilitas masyarakat
Peranan utama angkutan umum adalah melayani kepentingan
mobilitas masyarakat dalam melakukan kegiatannya, baik kegiatan sehari-
hari yang berjarak pendek atau menengah (angkutan perkotaan/pedesaan
dan angkutan antarkota dalam propinsi), maupun kegiatan sewktu-waktu
antar propinsi (angkutan antarkota dalam propinsi dan antarkota antar
propinsi). Aspek lain pelayanan angkutan umum adalah peranannya dalam
pengendalian lalu lintas penghematan energi, dan pengembangan wilayah.
b. Pengendalian lalu lintas
Dalam rangka pengendalian lalu lintas, peranan layanan angkutan
umum tidak dapat ditiadakan. Dengan ciri khas yang dimilikinya, yakni
lintasan tetap dan mampu mengangkut banyak orang seketika, maka
efisiensi penggunaan jalan menjadi lebih tinggi karena pada saat yang
sama luasan jalan yang sama dimanfaatkan oleh lebih banyak orang.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Di samping itu, jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalanan
dapat dikurangi, sehingga dengan demikian kelancaran arus lalu lintas
dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik, yang mampu
menarik orang untuk lebih menggunakan angkutan umum daripada
menggunakan kendaraan pribadi, menjadi salah satu andalan dalam
pengelolaan perlalulintasan.
c. Penghematan energi
Pengelo laan angkutan umum ini pun berka it an dengan
penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Sudah diketahui
bahwa cadangan energi bahan bakar minyak dunia (BBM) terbatas,
bahkan diperhitungkan akan habis dalam waktu dekat dan sudah ada
upaya untuk menggunakan sumber energi non BBM. Untuk itu, layanan
angkutan umum perlu ditingkatkan, sehingga jika layanan angkutan umum
sudah sedemikian baik dan mampu menggantikan peranan kendaraan
pribadi bagi mobilitas masyarakat, maka sejumlah besar kendaraan dapat
‘dikandangkan’ selama waktu tertentu; misalnya selama hari Senin
hingga Jum’at. Akibat lanjutannya adalah penghematan konsumsi BBM
bagi operasi angkutan. Apabila kendaraan pribadi mengkonsumsi BBM
rata-rata sebanyak 10 L/hari, maka 1000 buah kendaraan sudah dapat
menghemat 10.000 L/hari.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
d. Pengembangan wilayah
Berkaitan dengan pengembangan wilayah, angkutan umum juga
sangat berperan dalam menunjang interaksi sosial budaya masyarakat.
Pemanfaatan sumber daya alam maupun mobilisasi sumber daya manusia
serta pemerataan pembangunan daerah beserta hasil-hasilnya, didukung
oleh sistem perangkutan yang memadai dan sesuai dengan tuntutan
kondisi setempat.
II.3. Karakteristik Pelayanan Sistem Angkutan Umum
Pada dasarnya sistem transportasi perkotaan terdiri dari sistem angkutan
penumpang dan sistem angkutan barang. Selanjutnya sistem angkutan penumpang
sendiri bisa dikelompokkan menurut penggunaannya dan cara pengoperasiannya
(Vuchiv, 1981), yaitu:
a. Angkutan pribadi, yaitu angkutan yang memiliki dan dioperasikan
oleh dan untuk kepentingan pribadi pemilik dengan menggunakan
prasarana baik pribadi maupun prasarana umum.
b. Angkutan umum, yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa
digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu.
Dalam sistem pemakaiannya angkutan umum memiliki 2 sistem, yaitu:
∗ Sistem sewa, yaitu kendaraan bisa dioperasikan baik operator
maupun penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute dan jadwal
tertentu yang harus diikuti oleh pemakai.
Contohnya: jenis angkutan taxi
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
∗ Sistem penggunaan bersama, ,yaitu kendaraan dioperasikan oleh
operator dengan rute dan jadwal yang tetap. Sistem ini dikenal
sebagai sistem penggunaan bersama (transit system). Terdapat
2 jenis transit, yaitu:
- Jadwal yang pasti dan kendaraan dapat berhenti
(menaikkan/menurunkan penumpang) di sepanjang
rutenya. Contohnya: angkutan kota
- Jadwal dan tempat pemberhentiannya lebih pasti.
Contohnya: bus kota.
II.3.1. Karakteristik Pelayanan Angkutan Umum
Dalam melihat karakteristik pelayanan sistem angkutan umum, deskripsi
yang paling mudah adalah membandingkannya dengan pelayanan kendaraan
pribadi.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Karakteristik pelayanan angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan
pribadi dapat dilihat pada Tabel 2.4. di bawah ini.
Tabel 2.4. Karakteristik Pelayanan Angkutan Umum Dibandingkan dengan
Kendaraan Pribadi
Angkutan Umum Angkutan Pribadi
Peruntukan Umum Pemilik
Pemasok Jasa Operator Pemilik
Penentuan Rute Perjalanan
Ditetapkan Operator Tergantung Pengguna/Pemilik
Penentuan Kapan Dipergunakan
Ditetapkan Operator Tergantung Pengguna/Pemilik
Penentuan Biaya Ditetapkan Operator Tergantung Pengguna/Pemilik
Jenis Angkutan Bus, Mobil Penumpang, Taksi
Mobil, Sepeda Motor
Kerapatan Daerah Pelayanan yang Optimal
Rendah - Sedang Sedang - Tinggi
Pola Rute Pelayanan yang Optimum
Menyebar Terkonsentrasi
Waktu Pelayanan yang Terbaik
Jam Tidak Sibuk Jam Sibuk (Puncak)
Tujuan Keberangkatan Rekreasi, Belanja, Bisnis, Kerja, Sekolah
Rekreasi, Belanja, Bisnis, Kerja, Sekolah
Sumber: Perencanaan Sistem Angkutan Umum, LPKM ITB, 1997
II.3.2. Karakteristik Penggunan Angkutan Umum.
Dalam usaha memahami karakteristik pengguna angkutan umum, ada
baiknya terlebih dahulu kita kaji dari karakteristik masyarakat perkotaan secara
umum. Ditinjau dari pemenuhan akan kebutuhan mobilitasnya, masyarakat
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
perkotaan dapat dibagi dalam 2 (dua) segmen, yaitu kelompok pemilih (choice)
dan kelompok ketergantungan (captive).
Kelompok choice, sesuai dengan artinya, adalah orang-orang yang
mempunyai pilihan (choice) dalam pemenuhan kebutuhan mobilitasnya. Mereka
terdiri dari orang-orang yang dapat menggunakan kendaraan pribadi karena secara
finansial,legal, dan fisik hal itu dimungkinkan. Atau dengan kata lain, mereka
memenuhi syaratnya, yaitu secara finansial mampu memiliki kendaraan pribadi,
secara legal dengan memiliki SIM memungkinkan untuk mengemudikan
kendaraan tersebut tanpa takut berurusan dengan penegak hukum, dan secara fisik
cukup sehat dan kuat untuk mampu mengemudikan sendiri kendaraannya.
Dengan demikian, kelompok ini terdiri dari orang-orang yang pada strata
menengah ke atas, yang berumur di antara 17 tahun sampai 70 tahun dan sehat
badan dan jiwanya. Jumlah ataupun persentase kelompok ini sangat tergantung
pada tingkat kemajuan dan kemakmuran suatu negara.
Di kota-kota yang ada di negara maju dan kaya, jumlah penduduk ini
biasanya sangat banyak, dan bahkan dapat dikatakan sebagai mayoritas.
Sebaliknya, di kota-kota di negara berkembang dan negara miskin, jumlah
ataupun persentase kelompok ini relatif tidak begitu banyak, bahkan dapat
dikatakan jumlahnya sangat marginal. Bagi kelompok choice mereka mempunyai
pilihan dalam pemenuhan kebutuhan mobilitasnya dengan menggunakan
kendaraan pribadi atau menggunakan angkutan umum.
Kelompok captive, di lain pihak, adalah kelompok orang-orang yang
tergantung (captive) pada angkutn umum untuk pemenuhan kebutuhan
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
mobilitasnya. Mereka terdiri dari dari orang-oraang yang tidak dapat
menggunakan kendaraan pribadi karena tidak memenuhi salah satu di antara tiga
syaratnya (finansial, legal, fisik). Bagi kelompok ini tidak ada pilihan tersedia
bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, kecuali menggunakan angkutan umum.
Jumlah dan persentase kelompok captive ini pada suatu kota sangat
tergantung pada seberapa makmur dan berkembangnya kota bersangkutan. Bagi
kota-kota di negara berkembang, kelompok captive ini relatif sangat banyak
jumlah maupun persentasenya. Hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian
dari masyarakatnya relatif masih belum mapan atau jumlah kelas menengah ke
bawah masih relatif banyak, sehingga tingkat kepemilikan kendaraan masih relatif
rendah.
Mengacu pada karakteristik kelompok captive dan choice di atas, maka
jelaslah bahwa pengguna angkutan umum pada dasarnya terdiri dari seluruh
kelompok captive dan sebagian kelompok choice yang kebetulan menggunakan
angkutan umum untuk pemenuhan kebutuhan mobilitasnya. Jika persentase
kelompok choice yang menggunakan angkutan umum adalah sebesar x, maka
secara matematis jumlah pengguna angkutan umum adalah:
Pengguna angkutan umum = Kelompok captive + x % Kelompok choice.
Dengan melihat penjelasan di atas, nampak bahwa di kota manapun
pengguna angkutan umum ataupun kebutuhan akan angkutan umum akan selalu
ada. Tidak penting apakah kota dimaksud adalah kota yang kondisi ekonominya
baik ataupun buruk. Karenanya, bagaimanapun kayanya kondisi ekonomi suatu
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
kota, selalu ada anggota masyarakatnya yang termasuk kelompok captive, yang
berarti pula akan selalu ada kebutuhan akan angkutan umum.
Dengan demikian jelas bahwa jumlah pengguna angkutan umum pada
suatu kota pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor utama, yaitu:
1. Kondisi perekonomian dari kota dimaksud, dengan asumsi bahwa
aspek finansial adalah faktor dominan yang mempengaruhi
seseorang untuk mempergunakan kendaraan pribadi atau angkutan
umum.
2. Kondisi pelayanan angkutan umum.
Untuk kota-kota di negara sedang berkembang seperti di Indonesia,
persentase kelompok pemilih (choice) sebenarnya masih relatif kecil, kurang dari
40% dari populasi masyarakat kota yang ada. Hal ini tercermin dari rendahnya
tingkat kepemilikan kendaraan yang ada di kota-kota di Indonesia. Hal ini berarti
bahwa peengguna angkutan umum di kota-kota di Indonesia jumlahnya lebih dari
60% dari populasi penduduk perkotaan, jumlah ini merupakan jumlah yang luar
biasa besar.
II.3.3. Jenis Pelayanan Angkutan Umum
Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan
menggunakan mobil bus atau mobil penumpang. Pengangkutan orang dengan
kendaraan umum dilayani dengan:
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
1. Trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam
jaringan trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak
berjadwal untuk pelayanan angkutan orang.
2. Tidak dalam trayek, pengangkutan orang dengan angkutan umum tidak
dalam trayek terdiri dari:
- Pengangkutan dengan menggunakan taksi.
- Pengangkutan dengan cara sewa.
- Pengangkutan untuk keperluan pariwisata.
II.4. Angkutan Perkotaan
Menurut PP No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan disebutkan
angkutan perkotaan adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam
wilayah kota dengan mempergunakan mobil bus umum dan/atau mobil
penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur yang mempunyai
sifat perjalanan ulang-alik (komuter).
Berikut ini adalah penjelasan dari istilah-istilah dasar tentang angkutan perkotaan:
a. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat
duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan
pengangkutan bagasi.
b. Mobil Penumpang Umum (MPU) adalah mobil penumpang yang
digunakan sebagai kendaraan umum.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
c. Mobil bus kecil adalah mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 9
(sembilan) sampai dengan 19 (sembilan belas) tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudinya.
d. Mobil bus sedang adalah mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya
20 (dua puluh) sampai dengan tiga puluh tempat duduk, tidak termasuk
tempat duduk pengemudi.
e. Mobil bus besar mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 31
(tiga puluh) sampai dengan tiga puluh tempat duduk, tidak termasuk
tempat duduk pengemudi.
f. Wilayah pengoperasian adalah wilayah atau daerah untuk pelayanan
angkutan kota yang dilaksanakan dalam jaringan trayek.
g. Wilayah pelayanan angkutan kota adalah yang di dalamnya bekerja satu
sistem pelayanan angkutan penumpang umum, karena adanya kebutuhan
pergerakan penduduk dalam kota.
h. Armada adalah asset berupa kendaraan mobil bus/MPU yang
dipertanggung jawabkan perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna
maupun dalam konservasi.
i. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan
orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan tetap, lintasan
tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.
j. Trayek kota adalah trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II atau trayek dalam Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Trayek kota terdiri dari:
1. Trayek utama, yang diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan :
• Mempunyai jadwal tetap;
• Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama
dan kawasan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-
alik secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat massal;
• Dilayani oleh mobil bus umum;
• Pelayanan cepat dan atau lambat;
• Jarak pendek;
• Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan
dan menurunkan penumpang.
2. Trayek Cabang, yang diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan:
• Mempunyai jadwal tetap
• Melayani angkutan antar kawasan pendukung, antara kawasan
pendukung dengan kawasan pemukiman;
• Dilayani dengan mobil bus umum;
• Pelayanan cepat dan atau lambat;
• Jarak pendek;
• Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan
dan menurunkan penumpang.
3. Trayek ranting, yang diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan :
• Melayani angkutan dalam kawasan pemukiman;
• Dilayani dengan mobil bus umum dan atau MPU
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
• Pelayanan lambat;
• Jarak pendek;
• Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan
dan menurunkan penumpang.
4. Trayek langsung diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan :
• Mempunyai jadwal tetap;
• Melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat
massal dan langsung;
• Dilayani oleh mobil bus umum;
• Pelayanan cepat;
• Jarak pendek;
• Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan
dan menurunkan penumpang
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Berikut ini dapat dilihat pembagian klasifikasi trayek dan jenis pelayanannya pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Klasifikasi Trayek dan Jenis Pelayanan
Klasifikasi Trayek
Jenis Pelayanan
Jenis Angkutan Kapasitas Penumpang
Per Hari/Kendaraan Utama • Cepat
• Lambat • Bus Besar (lantai
ganda) • Bus Besar (lantai
tunggal) • Bus Sedang
1.500 – 1.800 1.000 – 1.200
500 – 600
Cabang • Cepat • Lambat
• Bus Besar • Bus Sedang • Bus Kecil
1.000 – 1.200 500 – 600 300 – 400
Ranting • Lambat • Bus Besar • Bus Sedang • MPU
500 – 600 300 – 400 250 – 300
Langsung • Cepat
• Bus Besar • Bus Sedang • Bus Kecil
1.000 – 1.200 500 – 600 300 – 400
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat RI
II.5. Karakteristik Operasional Angkutan Umum
II.5.1. Faktor Muatan (Load Factor)
Untuk mengetahui kemampuan operasional kendaraan pada suatu rute
dikaitkan dengan keseimbangan supply-demand dinyatakan sebagai faktor muatan
(load factor).
Faktor muatan (load factor) merupakan pembagian antara permintaan
(demand) yang ada dengan pemasukan (supply) yang tersedia. Faktor muatan
dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui apakah jumlah armada yang ada masih
kurang, mencukupi, atau melebihi kebutuhan suatu lintasan angkutan umum serta
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
dapat dijadikan indikator dalam mewakili efisiensi suatu rute. Load factor
angkutan umum di setiap rutenya berkisar mulai 30% sampai 100%.
Pasal 28 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993: pengaturan
tentang penambahan kendaraan untuk trayek yang sudah terbuka dengan
menggunakan faktor muatan di atas 70 %, kecuali untuk trayek perintis. Untuk
trayek reguler dalam kota, faktor muatan yang dimaksud adalah dengan
menggunakan pendekatan dinamis yaitu dengan memperhitungkan load factor
pada seluruh ruas jalan agar tidak terjadi kelebihan penawaran.
Nilai load factor dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Lf = C
Psg x 100 % …………………………………………(2.1)
Dimana: Lf = load factor (%)
Psg = total jumlah penumpang pada setiap zona (penumpang)
C = kapasitas kendaraan (penumpang)
II.5.2. Kapasitas dan Ukuran Kendaraan
Kapasitas kendaraan menyatakan jumlah penumpang yang dapat diangkut
dalam satu kali muatan secara maksimal dan masih dalam batas yang disyaratkan
tanpa mengabaikan segi kenyamanan para penumpangnya. Kapasitas kendaraan
diukur dari tempat duduk dan perkiraan tempat berdiri yang masih
memungkinkan. Kapasitas kendaraan erat terkait dengan ukuran kendaraan yang
bersangkutan, dan berpengaruh pada penggunaan ruang dan mobilitas ketika
bergerak pada jaringan jalan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Pada tabel berikut dapat dilihat besarnya kapasitas kendaraan menurut jenisnya.
Tabel 2.6. Kapasitas Kendaraan
Jenis Angkutan Kapasitas Kendaran Jumlah Penumpang
minimum (P min) perhari/ kendaraan Duduk Berdiri Total
Mobil penumpang umum 8 - 8 250
Bus kecil 14 - 14 400
Bus sedang 20 10 30 500
Bus besar lantai tunggal 49 30 79 1000
Bus besar lantai ganda 85 35 120 1500
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat RI
Catatan :
- Angka-angka kapasitas kendaraan bervariasi, tergantung pada
susunan tempat duduk dalam kendaraan.
- Ruang untuk berdiri per penumpang dengan luas 0.17
m2/penumpang.
-
II.5.3. Waktu Antara (Headway)
Waktu antara merupakan interval keberangkatan antar suatu angkutan
dengan angkutan berikutnya, diukur dalam satuan waktu pada titik tertentu untuk
setiap rutenya. Headway merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat
pelayanan angkutan umum. Kebijaksanaan yang menyangkut pengaturan headway
berimplikasi pada kemungkinan tingkat pengisian muatan. Headway yang terlalu
rendah dapat mengakibatkan kapasitas akan melebihi permintaan. Angkutan yang
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
pertama akan mengambil banyak penumpang, selain itu juga dapat menimbulkan
kemacetan lalu lintas. Sedangkan headway yang tinggi akan mengakibatkan
waktu tunggu yang terlalu lama bagi para pengguna.
II.5.4. Frekwensi
Frekwensi adalah jumlah perjalanan kendaraan dalam satuan waktu
tertentu yang dapat diidentifikasikan sebagai frekuensi tinggi atau rendah,
frekwensi tinggi berarti banyak perjalanan dalam periode waktu tertentu, secara
relatif frekwensi rendah berarti sedikit perjalanan selama periode waktu tertentu.
Frekwensi diartikan pula sebagai bagian yang penting bagi penumpang dan
mempengaruhi moda mana yang ditetapkan untuk dipakai.
Jika nilai headway tinggi maka frekwensi rendah dan sebaliknya jika
headway rendah maka frekwensi tinggi.
Hubungan antara headway dan frekwensi adalah:
H = f1 ………………………………………………………..(2.2)
Sedangkan frekwensi adalah:
f = )(. dfLC
P .………………………………………………….(2.3)
Dimana: H = headway (menit)
f = frekwensi
C = kapasitas kendaraan (penumpang)
P = jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat
)(dfL = load factor design, diambil 70% (pada kondisi dinamis)
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Waktu antara kendaraan ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut:
H = P
LC f..60 …………………………………………………(2.4)
Dimana: H = waktu antara (menit)
P = jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat
C = kapasitas kendaraan (penumpang)
Lf = faktor muat, diambil 70%
II.5.5. Waktu Tempuh
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk
melewati ruas jalan yang diamati, termasuk waktu berhenti untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang dan perlambatan karena hambatan. Penumpang biasanya
menginginkan pelayanan jumlah total waktu tempuh yang sesingkat mungkin. Hal
ini dibuktikan, bahwa pada kenyataannya penumpang yang memiliki uang cukup
memilih perjalanannya dengan membayar tarif yang lebih tinggi untuk melakukan
pejalanannya dengan waktu tempuh yang lebih cepat. Pihak pengguna dalam hal
ini menghendaki pelayanan yang cepat dengan frekuensi yang tinggi.
Total waktu tempuh ditentukan oleh :
• Mobilitas, yaitu kemudahan angkutan umum untuk bergerak. Dipengaruhi
oleh kecepatan pada jaringan jalan, kecepatan pada setiap link yang dilalui,
tundaan di setiap persimpangan dan pusat keramaian.
• Aksesibilitas, kemudahan untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh lokasi
tujuan pada jaringan jalan yang ada.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
II.5.6. Waktu Sirkulasi
Waktu sirkulasi pada angkutan umum adalah waktu perjalanan yang
diperlukan untuk melintas dari rute awal ke rute akhir dan kembali ke rute awal
(ABA). Waktu sirkulasi dengan pengaturan kecepatan kendaraan rata-rata 20 km
per jam dengan deviasi waktu sebesar 5 % dari waktu perjalanan.
Waktu sirkulasi dihitung dengan rumus:
C T ABA = (TAB + T BA) + (σ AB2 + σ BA
2 ) + (TTA + TTB)….................(2.5)
Dimana:
C T ABA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
TAB = waktu perjalanan dari A ke B
T BA = waktu perjalanan dari B ke A
σ AB = deviasi waktu perjalanan dari A ke B
σ BA = deviasi waktu perjalanan dari B ke A
TTA = waktu henti kendaraan di A
TTB = waktu henti kendaraan di B
II.5.7. Waktu Henti (Layover Time)
Waktu henti dalam suatu masa waktu dapat ditambahkan pada akhir
perjalanan atau di tengah perjalanan yang panjang atau waktu yang digunakan
angkutan umum selama di terminal. Hal ini berguna untuk mengatur operasi
kendaraan dan memberikan kesempatan pada pihak operator untuk istirahat.
Waktu henti kendaraan di asal atau di tujuan (TTA atau TTB) ditetapkan sebesar
10% dari waktu perjalanan antar A dan B.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
II.5.8. Jumlah Armada yang Dibutuhkan
Peningkatan kebutuhan akan bepergian mengharuskan pula peningkatan
sediaan kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Salah satu
tolok ukur keberhasilan pengelolaan perangkutan adalah terpenuhinya kebutuhan
kendaraan atau armada yang siap operasi pada saat diperlukan dalam jumlah yang
optimal. Hal ini berhubungan dengan berapa kapasitas yang harus disediakan
untuk mengangkut, berapa jumlah calon penumpang atau barang, dari mana
asalnya, ke mana tujuannya, dan kapan waktunya. Pengertian optimal dalam hal
ini adalah kapasitas tersedia sedemikian rupa sehingga mampu memberikan
pelayanan yang maksimal pada masa sibuk, namun tidak terlalu banyak kendaraan
yang menganggur pada masa sepi.
Masalah ini menjadi sangat penting bagi pengelola angkutan, dalam kasus
di Indonesia adalah Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan, dengan tujuan:
a. Mencapai hasil optimal yakni keseimbangan sediaan dan permintaan di
setiap sektor pelayanan;
b. Menjadi pedoman/acuan bagi Pemda dalam memberikan izin operasi
angkutan umum;
c. Menghindarkan persaingan tidak sehat di antara pelayan jasa angkutan;
d. Menghindarkan ‘rebutan’ muatan di antara pelayan jasa angkutan;
e. Menghindarkan menumpuknya trayek pada ruas jalan tertentu;
f. Menjalin keandalan layanan jasa angkutan bagi masyarakat.
Secara keseluruhan, pada satu sisi adalah menjamin dunia usaha agar tetap
mampu mengembangkan diri karena dapat meraih keuntungan yang wajar dari
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
usaha layanan jasa angkutan. Di sisi lain, layanan kepada masyarakat dapat terjaga
pada tingkat maksimal.
Dalam menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk melayani suatu
trayek dari sistem angkutan umum berdasarkan waktu tempuh terdapat beberapa
variabel utama yang perlu diketahui. Adapun variabel tersebut adalah:
1. Volume: jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek
2. Waktu tempuh: waktu perjalanan yang diperlukan untuk melintas dari
ujung ke ujung rute.
3. Headway: selang waktu keberangkatan kendaraan.
Hubungan dasar dari ketiga variabel tersebut selanjutnya dinyatakan dalam sebuah
hubungan matematis, yaitu:
V = H
CT ……………………………….………….……….…(2.6)
Dimana: V = volume/jumlah kendaraan (unit)
CT = waktu tempuh (menit)
H = headway (menit)
Selanjutnya, besar kecilnya nilai waktu tempuh ditentukan oleh kecepatan
dan jarak. Dengan meningkatkan kecepatan akan mempersingkat waktu tempuh
dan waktu sirkulasi, sehingga volume yang diperlukan semakin sedikit.
Sedangkan untuk menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk
melayani suatu trayek dari sistem angkutan umum per waktu sirkulasinya, yaitu
waktu yang dibutuhkan dari A ke B, kembali ke A; berdasarkan Keputusan Dirjen
Perhubungan Darat No. 687 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur,
ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut:
K = HxfA
CTABA……………………………….……….……….…(2.7)
Dimana: K = jumlah armada per waktu sirkulasi (unit kendaraan)
CTABA = waktu sirkulasi kendaraan dari A ke B, kembali ke A (menit)
H = headway (menit)
fA = faktor ketersediaan kendaraan (100%)
Dan kebutuhan armada pada periode sibuk yang diperlukan dihitung
dengan rumus:
K’ = K CTABA
W.…………………………………………….…(2.8)
Dimana: K’ = kebutuhan armada pada periode sibuk (trip kendaraan)
K = jumlah armada per waktu sirkulasi (unit kendaraan)
W = periode jam sibuk (menit)
CTABA = waktu sirkulasi kendaraan dari A ke B, kembali ke A (menit)
II.6. Indikator Kualitas Pelayanan Angkutan Umum
Di dalam pelayanannya, angkutan umum memiliki indikator kualitas
(parameter) pelayanan khususnya di wilayah kota. Parameter ini berdasarkan
standard hasil penelitian yang direkomendasikan oleh Bank Dunia di dalam
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
mengoperasikan kendaraan penumpang angkutan umum, dengan tujuan guna
mencapai angkutan umum yang nyaman, aman, handal, dan murah.
Tabel 2.7. Kriteria Pelayanan
No. Kriteria Ukuran
1. Waktu menunggu
rata-rata
maksimum
5 – 10 menit
10 – 20 menit
2. Jarak jalan kaki ke shelter
wilayah padat
wilayah kurang padat
300 – 500 meter
500 – 1000 meter
3.
4.
5.
Jumlah pergantian moda
rata-rata
maksimum
Waktu perjalanan bus
rata-rata
maksimum
Kecepatan perjalanan bus
daerah padat dan mix traffic
dengan lajur khusus bus
daerah kurang padat
0 – 1 kali
2 kali
1 – 1, 5 jam
2 – 3 jam
10 – 12 km/jam
15 – 18 km/jam
25 km/jam
Sumber: Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib (Abubakar, 1998)
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH DAN PENGAMBILAN DATA
III.1. Umum
Proses pengumpulan data bagi suatu studi perencanaan transportasi pada
dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan
sekumpulan langkah-langkah yang beruntun dan terkait satu dengan yang lainnya
dengan hasil akhir untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini perlu disadari
agar pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif sehingga data
dapat digunakan secara optimal.
Dalam bab ini, akan dikemukakan data-data yang diperlukan sesuai
dengan persoalan yang dibahas. Dalam hal ini tidak semua data yang
dikumpulkan dapat langsung digunakan untuk pemecahan masalah.
Semua data parameter dari aspek operasional angkutan umum untuk
penelitian ini didapat dari hasil survey di lapangan, dimana dari data yang
diperoleh dari lapangan akan diketahui jumlah penumpang pada jam sibuk, waktu
sirkulasi angkutan, waktu henti kendaraan di terminal, dan waktu antara. Dari data
pengamatan di lapangan (data primer) akan diketahui hubungan antara parameter
di atas termasuk pengaruhnya terhadap angkutan yang digunakan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
III.2. Prosedur Kerja Penelitian
Adapun prosedur kerja dari penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 3.1
berikut, yaitu:
3
MULAI
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
TINJAUAN PUSTAKA
DATA SEKUNDER: 1. Trayek angkutan 2. Rute Angkutan 3. Jumlah Amada
DATA PRIMER: 1. Jumlah penumpang naik/turun 2. Jumlah penumpang di atas
kendaraan 3. Waktu tempuh kendaraan 4. Waktu sirkulasi kendaraan 5. Waktu henti kendaraan di
terminal 6. Waktu antara (headway)
REKAPITULASI DATA
ANALISA DATA
TINGKAT PELAYANAN
KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
III.3. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan adalah survei pada skala kecil yang dilakukan dan
merupakan bahan pertimbangan sebelum survei sesungguhnya dilaksanakan.
Sehingga dalam pelaksanaan survei dapat dilakukan secara terkoordinasi dan
terencana dengan baik serta data yang dijajaki diperoleh lengkap dan akurat.
Maksud dan tujuan survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui
tempat pemberhentian angkutan umum yang sering menaikkan dan menurunkan
penumpang, saat jumlah penumpang paling banyak, dan rata-rata angkutan yang
beroperasi setiap hari.
Adapun hasil survei pendahuluan:
1. Penentuan persimpangan-persimpangan yang dijadikan titik acuan, yaitu
persimpangan dimana terdapat banyak penumpang naik/turun.
2. Pengukuran panjang segmen-segmen jalan yang dilewati.
III.4. Metodelogi Pengambilan Data
III.4.1. Kebutuhan Peralatan
Dalam melakukan survei di lapangan diperlukan peralatan yang
menunjang pelaksanaan survei. Untuk memenuhi kebutuhan survei maka dalam
penelitian ini diperlukan peralatan sebagai berikut:
1. Jam tangan dan stop watch, digunakan untuk mencatat waktu kedatangan
dan keberangkatan penumpang.
2. Alat tulis dan perlengkapan pencatatan data yang diambil.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
III.4.2. Periode Pengamatan
Berdasarkan berbagai pengamatan di lapangan untuk mendapatkan data
aspek operasional angkutan umum yang telah dilakukan maupun berdasarkan dari
berbagai acuan, maka dalam melakukan survei ini dilakukan dengan mengikuti
kendaraan dari rute asal ke rute akhir dengan petugas pencatat berada di
dalamnya. Penelitian ini dilakukan pada jam sibuk yaitu pukul 06.30 – 10.00;
11.00 – 14.30 dan pukul 16.00 – 19.30.
III.4.3. Pengambilan Data Jumlah Penumpang
Pengambilan data jumlah penumpang atau banyaknya penumpang yang
naik/turun pada suatu kendaraan dilakukan dengan mencatat jumlah penumpang
yang naik/turun dan jumlah penumpang di atas kendaraan sepanjang trayek
perjalanan yang beroperasi pada hari survei.
Dalam usaha mencatat jumlah penumpang di lapangan dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Seorang petugas diberikan tugas untuk mengikuti satu kendaraan pada jam
sibuk yaitu pukul 06.30 – 10.00; 11.00 – 14.30 dan pukul 16.00 – 19.30
2. Setiap penumpang yang naik, turun dan jumlah penumpang yang di atas
kendaraan dicatat pada form yang telah disediakan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
III.4.4. Pengambilan Data Jumlah Penumpang di Atas Kendaraan
Pengambilan data jumlah penumpang di atas kendaraan dilakukan dengan
cara mengurangkan jumlah penumpang yang naik terhadap jumlah penumpang
yang turun pada setiap zona.
Yang dimaksud dengan zona di atas adalah daerah tempat pemberhentian satu
dengan tempat pemberhentian berikutnya. Dengan demikian bila penumpang
naik di antara tempat pemberhentian tersebut maka diasumsikan penumpang
tersebut naik di salah satu tempat pemberhentian yang terdekat.
Gambar 3.2. Contoh zona yang dimaksud.
Titik 2 • Titik 1 •
Gambar 3.2. Penentuan Zona
Pangkal
Simpang Simalingkar Simpang Pos
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
III.4.5. Pengambilan Data Waktu Tempuh Kendaraan
Pengambilan data waktu sirkulasi kendaraan di lapangan dilakukan dengan
mencatat waktu mulai berangkat dari rute asal dan waktu tiba pada rute akhir.
Pada survei waktu sirkulasi dilakukan dengan cara manual dan alat yang dipakai
adalah jam tangan yang dibawa oleh pencatat.
Tata cara pengambilan data waktu tempuh dilakukan sebagai berikut:
1. Petugas mencatat waktu berangkat tepat pada saat kendaraan mulai
bergerak meninggalkan rute awal dan mencatat waktu pada saat kendaraan
tiba di rute akhir.
2. Waktu yang didapat (waktu tempuh) langsung dicatat pada form yang
tersedia, selanjutnya dilakukan pencatatan yang sama untuk semua
kendaraan yang dinaiki oleh si petugas.
III.4.6. Pengambilan Data Waktu Sirkulasi Kendaraan
Pengambilan data waktu sirkulasi kendaraan di lapangan dilakukan dengan
mencatat waktu mulai berangkat dari rute asal dan waktu tiba pada rute akhir
kemudian kendaraan kembali lagi ke rute asal.
Formulir menentukan waktu sirkulasi kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Pada survei waktu sirkulasi dilakukan dengan cara manual dan alat yang dipakai
adalah jam tangan yang dibawa oleh pencatat.
Tata cara pengambilan data waktu sirkulasi dilakukan sebagai berikut:
1. Petugas mencatat waktu berangkat tepat pada saat kendaraan mulai
bergerak meninggalkan rute awal dan mencatat waktu pada saat kendaraan
tiba di rute akhir.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
2. Waktu yang didapat (waktu sirkulasi) langsung dicatat pada form yang
tersedia, selanjutnya dilakukan pencatatan yang sama untuk semua
kendaraan yang dinaiki oleh si petugas.
III.4.7. Pengambilan Data Waktu Henti Kendaraan di Terminal
Pengambilan waktu henti kendaraan di terminal dilakukan dengan
mencatat lamanya kendaraan berhenti di terminal asal ataupun di terminal tujuan.
Adapun waktu henti kendaraan di terminal berfungsi untuk mengatur operasi
kendaraan dan memberikan kesempatan pada pihak operator untuk istirahat,
kemudian hasilnya dicatat dalam kolom pada Tabel 4.3.
Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang
Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur 2002 oleh Dirjen
Perhubungan Darat, ditetapkan besarnya waktu henti kendaraan di terminal
sebesar 10 % dari waktu sirkulasi kendaraan.
III.4.8. Pengambilan Data Waktu Antara (Headway)
Pengambilan waktu antara kendaraan di terminal dilakukan dengan
mencatat selang waktu keberangkatan kendaraan yang bergerak dari terminal asal
ataupun dari terminal tujuan.
III.4.9. Lokasi Penelitian
Survei data dilakukan dengan menentukan dua rute angkutan umum yaitu
dari arah Timur ke arah Barat maupun sebaliknya dipilih dua rute perjalanan dari
P. Simalingkar – Sei Mancirim (Diski) .
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
III.4.10. Waktu Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 24 September – 30
September 2007. Waktu penelitian dipilih pada waktu jam - jam sibuk. Jam sibuk
yang dimaksud adalah jam pada periode dimana arus lalu lintas mengalir tinggi
sehingga mengakibatkan kemungkinan arus lalu lintas tersebut tersendat, yaitu
pukul: 06.30 – 10.00; 11.00 – 14.30 dan pukul 16.00 – 19.30.
Tabel 3.4. Penentuan titik – titik Persimpangan Pada Survey Pendahuluan
No. Titik Nama Titik Persimpangan
Sei Mancirim Pangkalan Sei Mancirim
1 Simpang Sei Mancirim Diski
2 Simpang Pinang Baris – Kampung Lalang
3 Simpang Asrama
4 Simpang Sei Sikambing – Kapten Muslim
5 Simpang Gatot Subroto – Ayahanda
6 Simpang Gatot Subroto – Sei Wampu
7 Gajah Mada – Iskandar Muda
8 Simpang Iskandar Muda - Jamin Ginting
9 Simpang Pos
10 Simpang Simalingkar
P. Simalingkar Pangakalan Simalingkar
Untuk Rute perjalanan dari P. Simalingkar – PT. IRA dengan Rute
Perjalanan dari PT. IRA – P Simalingkar, hanya saja no.titiknya yang berbeda.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISA DATA
IV. Perolehan Data
Data yang diperoleh dari hasil survei dikumpulkan dan disajikan dalam
bentuk tabulasi dan grafik. Data yang dikumpulkan dari hasil survei adalah:
- Jumlah penumpang naik/turun
- Jumlah penumpang diatas kendaraan
- Waktu tempuh dan waktu sirkulasi kendaraan
- Waktu henti kendaraan di terminal
- Waktu antara (headway)
IV.1.1. Jumlah Penumpang
Data jumlah penumpang yang diambil di atas angkutan umum pada jam
sibuk dengan cara mencatat setiap jumlah penumpang yang naik dan turun pada
kertas pengisian data, kemudian dikumpulkan dan ditabelkan. Data tersebut dapat
dilihat pada Tabel. A.1. – Tabel A.42 di bagian lampiran yang digunakan untuk
dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian ini.
IV.1.2. Jumlah Penumpang di Atas Kendaraan
Data jumlah penumpang di atas kendaraan yang telah diambil, berguna
untuk menentukan nilai load factor sehingga jumlah armada dan headway
kendaraan yang efisien untuk dipakai pada jam sibuk dapat ditentukan. Untuk
lebih jelasnya data jumlah penumpang di atas kendaraan yang telah diubah ke
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
dalam nilai load factor dapat dilihat pada Tabel B.1. – Tabel B.42 di bagian
lampiran.
IV.1.3. Waktu Tempuh
Data waktu tempuh angkutan umum KPUM 66 dengan jurusan Pangkalan
Sei Mancirim – P. Simalingkar dan P. Simalingkar – Pangkalan Sei Mancirim
yang telah diambil pada jam sibuk pagi, siang, dan sore pada penelitian ini
dikumpulkan dan disajikan pada Tabel 4.1.
IV.1.4. Waktu Sirkulasi
Data waktu sirkulasi angkutan umum KPUM 66 dengan jurusan
Pangkalan Sei Mancirim – P. Simalingkar – Pangkalan Sei Mancirim dan P.
Simalingkar – Pangkalan Sei Mancirim – P. Simalingkar, yaitu dari terminal awal
ke terminal akhir kembali ke terminal awal, yang telah diambil pada jam sibuk
pagi, siang, dan sore pada penelitian ini dikumpulkan dan disajikan pada Tabel
4.2.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
IV.1.5. Waktu Henti Kendaraan di terminal
Data waktu henti angkutan umum KPUM 66 di P. Simalingkar dan
Pangkalan Sei Mancirim yang telah diambil pada jam sibuk pagi, siang, dan sore
pada penelitian ini dikumpulkan dan disajikan pada Tabel 4.3.
V.1.6. Waktu Antara (Headway)
Data waktu antara kendaraan di terminal dilakukan dengan mencatat
selang waktu keberangkatan kendaraan yang bergerak dari terminal asal ataupun
dari terminal tujuan dikumpulkan. Jadwal keberangkatan angkutan umum KPUM
trayek 66 pada jam sibuk dari Sei Mancirim (Diski) dan Perumahan Simalingkar
yaitu:
- Setiap 2 menit pada pukul 06.30 – 10.00
- Setiap 2 menit pada pukul 11.00 – 14.30
- Setiap 2 menit pada pukul 16.00 – 19.30
IV.3. Analisa Data
IV.3.1. Jumlah Penumpang di Atas Kendaraan
Data dari jumlah penumpang di atas kendaraan setiap zona per jam diolah
secara manual dengan menggunakan persamaan 2.1. Hasil yang diperoleh berupa
dat a faktor pembebanan angkutan umum yang dapat dil ihat pada
Tabel B.1 – Tabel B.42 di bagian lampiran.
Dari hasil analisa data dapat dilihat faktor pembebanan angkutan umum
KPUM 66 pada jam-jam sibuk dimana lebih besar dari faktor pembebanan yang
ditetapkan (Lf (d) = 70 %), Hal ini dapat dilihat pada Tabel Perhitungan Load
faktor ( Tabel B.1 – Tabel B.42. ).
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Adapun perhitungan optimasi faktor pembebanan dan headway yaitu:
IV.3.2.1. Berdasarkan Waktu Tempuh
a. Kendaraan berangkat dari P. Simalingkar – Sei Mancirim.
Hari Senin
• Keadaan sibuk pagi (06.30 – 10.00)
Lf = 82.35 % ; Psg = 14 penumpang P = 420 penumpang
Frekwensi = %7017
420x
= 35.29
Headway = 6029.35
1 x = 1.70 menit
Waktu tempuh dari Sei Mancirim = 1 jam 29 menit 36 detik ~ 83.5 menit
Volume = = 49.11 ~ 50 unit kendaraan
• Keadaan sibuk siang (11.00 – 14.30)
Lf = 88.24 % ; Psg = 15 penumpang P = 450 penumpang
Frekwensi = = 37.815
Headway = xx 60 = 1.58 menit
Waktu tempuh dari P. Simalingkar = 86.4 menit
Volume = = = 54.45 ~ 55 unit kendaraan
• Keadaan sibuk sore (16.30 – 18.30)
Lf = 100 % ; Psg = 17 penumpang P = 510 penumpang
83.5 1.70
450 17x 70%
1 37.815
86.4 1.58
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Frekwensi = %7017
510x
= 42.85
Headway = 6086.42
1 x = 1.40 menit
Waktu tempuh dari Martubung = 81.82 menit
Volume = = 58.44 ~ 59 unit kendaraan
Perhitungan selanjutnya akan di rangkum dalam sebuah tabel perhitungan, mulai dari hari senin tanggal 24 September sampai pada hari Minggu tanggal september 2007.
Perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.1 dan Tabel 4.1.2. Berdasarkan analisa yang telah dikerjakan maka dapat dihitung jumlah kendaraan dan Headway yaitu :
Dari P. Simalingkar headway awal pada:
- jam sibuk pagi yaitu: (1.70+1.4+1.48+1.98+1.48+1.48+2.16)/ 7 =
1.668 menit ~ 1 menit 40 detik.
- jam sibuk siang yaitu (1.58+1.48+1.48+1.58+1.4+1.48+1.70)/ 7 =
1.52 menit ~ 1 menit 31 detik.
- jam sibuk sore yaitu: (1.40+1.8+1.58+1.58+1.58+1.40+1.83)/ 7 =
1.62 menit ~ 1 menit 37 detik.
b. Bahwa jumlah armada yang dibutuhkan berangkat dari P.Simalingkar
menuju Pangkalan Sei Mancirim setelah dianalisa berdasarkan waktu
tempuh kendaraan yaitu:
- pada jam sibuk pagi adalah (50+55+49+37+50+51+36)/ 7
81.82 1.4
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
= 46.85 ~ 47 unit kendaraan
- pada jam sibuk siang adalah (55+48+57+51+55+49+46)/ 7
= 51.57 ~ 52 unit kendaraan
- pada jam sibuk sore adalah (59+40+50+50+54+49+39)/ 7
= 48.71 ~ 49 unit kendaraan
Sedangkan kendaraan yang dibutuhkan berangkat dari Pangkalan
Seimancirim menuju P. Simalingkar berdasarkan waktu tempuh
kendaraan yaitu:
- pada jam sibuk pagi adalah (44+41+37+50+51+43+54)/ 7
= 45.71 ~ 46unit kendaraan.
- pada jam sibuk siang adalah (55+48+53+49+41+59+40)/ 7
= 49.28 ~ 50 unit kendaraan.
- pada jam sibuk sore adalah (57+48+61+59+68+57+54)/ 7
= 57.71~ 58 unit kendaraan.
IV.3.2.2. Berdasarkan Waktu Sirkulasi
Untuk perhitungan Optimasi faktor pembebanan dan Headway
berdasarkan Waktu Sirkulasi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan analisa
yang telah dikerjakan Pada Tabel 4.4. maka hasil analisa adalah :
a. Bahwa headway awal dari terminal yang semula pada setiap jam sibuk
sebesar 2,00 menit. Setelah dianalisa berdasarkan waktu sirkulasi agar
pelayanan angkutan umum KPUM lebih optimal, maka diusulkan
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
headway awal berangkat dari P.Simalingkar dan Sei Mancirim (Diski)
pada:
- jam sibuk pagi yaitu: (1.7+1.4+1.49+1.59+1.49+1.49+1.59)/ 7
= 1.53 menit ~ 1 menit 32 detik.
- jam sibuk siang yaitu (1.4+1.49+1.49+1.4+1.4+1.4+1.7)/ 7
= 1.47 menit ~ 1 menit 28 detik.
- jam sibuk sore yaitu: (1.4+1.59+1.4+1.4+1.4+1.49+1.59)/ 7
= 1.47 menit ~ 1 menit 28 detik.
b. Bahwa jumlah kendaraan per waktu sirkulasi yang dibutuhkan
berangkat dari P. Simalingkar dan Pangkalan Sei Mancirim setelah
dianalisa berdasarkan waktu sirkulasi kendaraan yaitu:
- pada jam sibuk pagi adalah (71+86+81+76+81+81+76)/ 7
= 78.51 ~ 79 unit kendaraan.
- pada jam sibuk siang adalah(86+81+81+86+86+86+71)/ 7 =
82.11~82 unit kendaraan.
- pada jam sibuk sore adalah (86+76+86+86+86+81+76)/ 7
= 82.11~82 unit kendaraan.
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Tabel 4.1. Waktu Tempuh Angkutan Umum KPUM Trayek 66
Hari/ Pukul No. Polisi P. Simalingkar - P. Sei Mancirim P. Sei Mancirim - P. Simalingkar
Senin/ 06:31:05 - 9:29:06 BK 1505 EU 1:29:36 1:23:30 Senin/ 11:05:27 - 14:03:47 BK 1584 EW 1:25:53 1:26:24 Senin/ 16:30:17 - 19:35:42 BK 1385 EU 1:39:44 1:21:49 Selasa/ 06:35:04 - 09:45:09 BK 1153 EX 1:49:07 1:16:19 Selasa/ 11:02:08 - 14:21:22 BK 1518 EA 2:01:40 1:11:21 Selasa/ 16:15:17 - 18:49:33 BK 1435 EY 1:14:51 1:13:08 Rabu/ 06:30:01 - 08:45:20 BK 1216 DT 1:27:51 1:11:40 Rabu/ 11:00:15 - 14:13:38 BK 1397 BN 1:44:46 1:24:10 Rabu/ 16:18:28 - 19:29:12 BK 1386 BN 1:47:36 1:18:19 Kamis/ 06:30:18 - 19:34:03 BK 1390 BP 1:47:09 1:12:12 Kamis/ 11:01:25 - 13:42:01 BK 1745 EY 1:14:46 1:20:24 Kamis/ 16:30:15 - 19:43:42 BK 1180 BN 1:48:50 1:18:03 Jumat/ 06:40:17 - 09:37:21 BK 1516 EY 1:39:49 1:13:02 Jumat/ 12:01:29 - 14:42:18 BK 1505 EU 1:19:43 1:16:03 Jumat/ 16:45:18 - 19:55:11 BK 1371 EY 1:40:17 1:25:05 Sabtu/ 06:45:10 - 09:51:25 BK 1150 BN 1:46:37 1:14:38 Sabtu/ 11:45:58 - 14:56:29 BK 7768 DL 1:52:34 1:13:33 Sabtu/ 17:02:14 - 20:06:58 BK 1412 EU 1:43:44 1:16:14 Minggu/ 06:41:15 - 09:57:30 BK 1302 EY 1:51:51 1:19:09 Minggu/ 11:15:17 - 14:37:11 BK 1433 EE 1:59:38 1:17:49 Minggu/ 16:40:10 - 19:43:32 BK 1040 BP 1:45:11 1:12:24
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Tabel 4.1.1. Perhitungan Optimasi Faktor pembebanan Dan Headway Dari Sei Mancirim - P. Simalingkar
Hari/pukul Load Faktor T AB * h C P F H V ( Lf ) (menit) 60xCxLf/h P/(Cx0.7) 60/F TAB*/H
Senin/ 06:31:05 - 10:06:06 0.82 73.30 2 17 420 35.29411765 1.70 43.11764706 Senin/ 11:05:27 - 14:40:47 1.00 76.20 2 17 510 42.85714286 1.40 54.42857143 Senin/ 16:30:17 - 20:06:42 0.88 90.28 2 17 450 37.81512605 1.59 56.89915966 Selasa/ 06:35:04 - 10:12:09 0.71 80.62 2 17 360 30.25210084 1.98 40.6487395 Selasa/ 11:02:08 - 14:42:22 0.94 70.22 2 17 480 40.33613445 1.49 47.20672269 Selasa/ 16:15:17 - 19:44:33 0.88 75.05 2 17 450 37.81512605 1.59 47.30042017 Rabu/ 06:30:01 - 09:46:20 0.71 72.03 2 17 360 30.25210084 1.98 36.31764706 Rabu/ 11:00:15 - 14:41:38 0.82 90.07 2 17 420 35.29411765 1.70 52.98235294 Rabu/ 16:18:28 - 19:57:12 1.00 84.12 2 17 510 42.85714286 1.40 60.08571429 Kamis/ 06:30:18 - 10:01:03 0.82 78.10 2 17 420 35.29411765 1.70 45.94117647 Kamis/ 11:01:25 - 14:38:01 1.00 83.01 2 17 510 42.85714286 1.40 59.29285714 Kamis/ 16:30:15 - 20:02:42 1.00 82.21 2 17 510 42.85714286 1.40 58.72142857 Jumat/ 06:40:17 - 09:57:21 0.94 74.85 2 17 480 40.33613445 1.49 50.31932773 Jumat/ 12:01:29 - 15:02:18 0.71 80.86 2 17 360 30.25210084 1.98 40.7697479 Jumat/ 16:45:18 - 20:25:11 1.00 93.88 2 17 510 42.85714286 1.40 67.05714286 Sabtu/ 06:45:10 - 10:13:25 0.76 78.10 2 17 390 32.77310924 1.83 42.65966387 Sabtu/ 11:45:58 - 15:27:29 1.00 82.53 2 17 510 42.85714286 1.40 58.95 Sabtu/ 17:02:14 - 20:35:58 0.94 84.05 2 17 480 40.33613445 1.49 56.50420168
Minggu/ 06:41:15 - 10:20:30 0.88 85.03 2 17 450 37.81512605 1.59 53.59033613 Minggu/ 11:15:17 - 15:05:11 0.71 83.05 2 17 360 30.25210084 1.98 41.87394958 Minggu/ 16:40:10 - 20:15:32 0.88 84.61 2 17 450 37.81512605 1.59 53.32563025
keterangan :
TAB* : Waktu Tempuh Dari A ke B V : Volume Kendaraan
h : Headway pada saat Survey p : Jumlah Penumpang/jam pada periode sibuk
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
C : Capasitas Kendaraan Maksimum F : Frekuensi Tabel 4.1.2. Perhitungan Optimasi Faktor Pembebanan dan Headway Dari P. Simalingkar - Sei Mancirim
Hari/pukul Load Faktor T AB * h C P F H V ( Lf ) (menit) 60xCxLf/h P/(Cx0.7) 60/F TAB*/H
Senin/ 06:31:05 - 09:29:06 0.8235 83.5 2 17 420 35.29411765 1.70 49.11764706 Senin/ 11:05:27 - 14:03:47 0.8824 86.4 2 17 450 37.81512605 1.59 54.45378151 Senin/ 16:30:17 - 19:35:42 1.0000 81.82 2 17 510 42.85714286 1.40 58.44285714 Selasa/ 06:35:04 - 09:45:09 1.0000 76.32 2 17 510 42.85714286 1.40 54.51428571 Selasa/ 11:02:08 - 14:21:22 0.9412 71.35 2 17 480 40.33613445 1.49 47.96638655 Selasa/ 16:15:17 - 18:49:33 0.7059 73.13 2 17 360 30.25210084 1.98 36.87226891 Rabu/ 06:30:01 - 08:45:20 0.9412 71.66 2 17 480 40.33613445 1.49 48.17478992 Rabu/ 11:00:15 - 14:13:38 0.9412 84.17 2 17 480 40.33613445 1.49 56.58487395 Rabu/ 16:18:28 - 19:29:12 0.8824 78.32 2 17 450 37.81512605 1.59 49.36134454 Kamis/ 06:30:18 - 19:34:03 0.8824 72.21 2 17 450 37.81512605 1.59 45.5105042 Kamis/ 11:01:25 - 13:42:01 0.8824 80.41 2 17 450 37.81512605 1.59 50.67857143 Kamis/ 16:30:15 - 19:43:42 0.8824 78.05 2 17 450 37.81512605 1.59 49.19117647 Jumat/ 06:40:17 - 09:37:21 0.9412 73.04 2 17 480 40.33613445 1.49 49.10252101 Jumat/ 12:01:29 - 14:42:18 1.0000 76.06 2 17 510 42.85714286 1.40 54.32857143 Jumat/ 16:45:18 - 19:55:11 0.8824 85.08 2 17 450 37.81512605 1.59 53.62184874 Sabtu/ 06:45:10 - 09:51:25 0.9412 74.63 2 17 480 40.33613445 1.49 50.17142857 Sabtu/ 11:45:58 - 14:56:29 0.9412 73.55 2 17 480 40.33613445 1.49 49.445378 Sabtu/ 17:02:14 - 20:06:58 0.8824 76.23 2 17 450 37.81512605 1.59 48.04411765
Minggu/ 06:41:15 - 09:57:30 0.6471 79.15 2 17 330 27.73109244 2.16 36.58193277 Minggu/ 11:15:17 - 14:37:11 0.8235 77.81 2 17 420 35.29411765 1.70 45.77058824 Minggu/ 16:40:10 - 19:43:32 0.7647 72.4 2 17 390 32.77310924 1.83 39.54621849
keterangan :
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
TAB* : Waktu Tempuh Dari A ke B V : Volume Kendaraan
h : Headway pada saat Survey p : Jumlah Penumpang/jam pada periode sibuk
C : Capasitas Kendaraan Maksimum F : Frekuensi
H : Headway setelah di analisa Tabel 4.2 Perhitungan Waktu Sirkulasi Angkutan Umum KPUM 66
Hari/ Pukul No. Polisi
TAB*) TBA*) ?AB ?BA TTA TTB AB BA CT ABA
5% X 1 5% X 2 10% X 1 10% X 2 3 4 1+2+5+6+7+8 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Senin/ 06:31:05 - 9:29:06 BK 1505 EU 1:29:36 1:23:30 0:04:29 0:04:11 0:08:58 0:08:21 0:04:29 0:04:11 3:19:04 Senin/ 11:05:27 - 14:03:47 BK 1584 EW 1:25:53 1:26:24 0:04:18 0:04:19 0:08:35 0:08:38 0:04:18 0:04:19 3:18:08 Senin/ 16:30:17 - 19:35:42 BK 1385 EU 1:39:44 1:21:49 0:04:59 0:04:05 0:09:58 0:08:11 0:04:59 0:04:05 3:28:47 Selasa/ 06:35:04 - 09:45:09 BK 1153 EX 1:49:07 1:16:19 0:05:27 0:03:49 0:10:55 0:07:38 0:05:27 0:03:49 3:33:15 Selasa/ 11:02:08 - 14:21:22 BK 1518 EA 2:01:40 1:11:21 0:06:05 0:03:34 0:12:10 0:07:08 0:06:05 0:03:34 3:41:58 Selasa/ 16:15:17 - 18:49:33 BK 1435 EY 1:14:51 1:13:08 0:03:45 0:03:39 0:07:29 0:07:19 0:03:45 0:03:39 2:50:11 Rabu/ 06:30:01 - 08:45:20 BK 1216 DT 1:27:51 1:11:40 0:04:24 0:03:35 0:08:47 0:07:10 0:04:24 0:03:35 3:03:27 Rabu/ 11:00:15 - 14:13:38 BK 1397 BN 1:44:46 1:24:10 0:05:14 0:04:13 0:10:29 0:08:25 0:05:14 0:04:13 3:37:16 Rabu/ 16:18:28 - 19:29:12 BK 1386 BN 1:47:36 1:18:19 0:05:23 0:03:55 0:10:46 0:07:50 0:05:23 0:03:55 3:33:48 Kamis/ 06:30:18 - 19:34:03 BK 1390 BP 1:47:09 1:12:12 0:05:21 0:03:37 0:10:43 0:07:13 0:05:21 0:03:37 3:26:15 Kamis/ 11:01:25 - 13:42:01 BK 1745 EY 1:14:46 1:20:24 0:03:44 0:04:01 0:07:29 0:08:02 0:03:44 0:04:01 2:58:26 Kamis/ 16:30:15 - 19:43:42 BK 1180 BN 1:48:50 1:18:03 0:05:27 0:03:54 0:10:53 0:07:48 0:05:27 0:03:54 3:34:55 Jumat/ 06:40:17 - 09:37:21 BK 1516 EY 1:39:49 1:13:02 0:04:59 0:03:39 0:09:59 0:07:18 0:04:59 0:03:39 3:18:47 Jumat/ 12:01:29 - 14:42:18 BK 1505 EU 1:19:43 1:16:03 0:03:59 0:03:48 0:07:58 0:07:36 0:03:59 0:03:48 2:59:08 Jumat/ 16:45:18 - 19:55:11 BK 1371 EY 1:40:17 1:25:05 0:05:01 0:04:15 0:10:02 0:08:31 0:05:01 0:04:15 3:33:10 Sabtu/ 06:45:10 - 09:51:25 BK 1150 BN 1:46:37 1:14:38 0:05:20 0:03:44 0:10:40 0:07:28 0:05:20 0:03:44 3:28:26 Sabtu/ 11:45:58 - 14:56:29 BK 7768 DL 1:52:34 1:13:33 0:05:38 0:03:41 0:11:15 0:07:21 0:05:38 0:03:41 3:34:02 Sabtu/ 17:02:14 - 20:06:58 BK 1412 EU 1:43:44 1:16:14 0:05:11 0:03:49 0:10:22 0:07:37 0:05:11 0:03:49 3:26:58 Minggu/ 06:41:15 - 09:57:30 BK 1302 EY 1:51:51 1:19:09 0:05:36 0:03:57 0:11:11 0:07:55 0:05:36 0:03:57 3:39:39
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Minggu/ 11:15:17 - 14:37:11 BK 1433 EE 1:59:38 1:17:49 0:05:59 0:03:53 0:11:58 0:07:47 0:05:59 0:03:53 3:47:04 Minggu/ 16:40:10 - 19:43:32 BK 1040 BP 1:45:11 1:12:24 0:05:16 0:03:37 0:10:31 0:07:14 0:05:16 0:03:37 3:24:13
Tabel 4.3. Waktu Henti Kendaraan di Pangkalan
Hari/ Pukul No. Polisi Waktu Henti di Pangkalan Pangkalan Henti
Senin/ 06:31:05 - 9:29:06 BK 1505 EU 0:05:44 Pangkalan Sei Mancirim Senin/ 11:05:27 - 14:03:47 BK 1584 EW 0:04:34 Pangkalan Sei Mancirim Senin/ 16:30:17 - 19:35:42 BK 1385 EU 0:05:52 Pangkalan Sei Mancirim Selasa/ 06:35:04 - 09:45:09 BK 1153 EX 0:06:06 Pangkalan Simalingkar Selasa/ 11:02:08 - 14:21:22 BK 1518 EA 0:05:03 Pangkalan Simalingkar Selasa/ 16:15:17 - 18:49:33 BK 1435 EY 0:04:58 Pangkalan Simalingkar Rabu/ 06:30:01 - 08:45:20 BK 1216 DT 0:04:59 Pangkalan Sei Mancirim Rabu/ 11:00:15 - 14:13:38 BK 1397 BN 0:05:34 Pangkalan Sei Mancirim Rabu/ 16:18:28 - 19:29:12 BK 1386 BN 0:04:52 Pangkalan Sei Mancirim Kamis/ 06:30:18 - 19:34:03 BK 1390 BP 0:05:32 Pangkalan Simalingkar Kamis/ 11:01:25 - 13:42:01 BK 1745 EY 0:04:56 Pangkalan Simalingkar Kamis/ 16:30:15 - 19:43:42 BK 1180 BN 0:04:23 Pangkalan Simalingkar Jumat/ 06:40:17 - 09:37:21 BK 1516 EY 0:05:52 Pangkalan Sei Mancirim Jumat/ 12:01:29 - 14:42:18 BK 1505 EU 0:03:04 Pangkalan Sei Mancirim Jumat/ 16:45:18 - 19:55:11 BK 1371 EY 0:04:47 Pangkalan Sei Mancirim
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Sabtu/ 06:45:10 - 09:51:25 BK 1150 BN 0:04:56 Pangkalan Simalingkar Sabtu/ 11:45:58 - 14:56:29 BK 7768 DL 0:05:20 Pangkalan Simalingkar Sabtu/ 17:02:14 - 20:06:58 BK 1412 EU 0:05:36 Pangkalan Simalingkar Minggu/ 06:41:15 - 09:57:30 BK 1302 EY 0:04:36 Pangkalan Sei Mancirim Minggu/ 11:15:17 - 14:37:11 BK 1433 EE 0:04:19 Pangkalan Sei Mancirim Minggu/ 16:40:10 - 19:43:32 BK 1040 BP 0:06:01 Pangkalan Sei Mancirim
Tabel 4.4. Perhitungan Jumlah Armada per Waktu Sirkulasi (K) dan Jumlah Armada pada Periode Sibuk(K’)
Hari/ Pukul CT ABA
Waktu sirkulasi
P C
H
K
W *) K'
CT ABA (menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Senin/ 06:31:05 - 10:06:06 3:19:04 199.06 420 17 1.70 117.09 120 70.59 Senin/ 11:05:27 - 14:40:47 3:18:08 198.13 510 17 1.40 141.52 120 85.71 Senin/ 16:30:17 - 20:06:42 3:28:47 208.78 510 17 1.40 149.13 120 85.71 Selasa/ 06:35:04 - 10:12:09 3:33:15 213.25 510 17 1.40 152.32 120 85.71 Selasa/ 11:02:08 - 14:42:22 3:41:58 221.96 480 17 1.49 149.22 120 80.67 Selasa/ 16:15:17 - 19:44:33 2:50:11 230.01 450 17 1.59 144.96 120 75.63 Rabu/ 06:30:01 - 09:46:20 3:03:27 183.45 480 17 1.49 123.33 120 80.67 Rabu/ 11:00:15 - 14:41:38 3:37:16 217.26 480 17 1.49 146.06 120 80.67
Rabu/ 16:18:28 - 19:57:12 3:33:48 213.80 510 17 1.40 152.71 120 85.71
Kamis/ 06:30:18 - 10:01:03 3:26:15 206.25 450 17 1.59 129.99 120 75.63 Kamis/ 11:01:25 - 14:38:01 2:58:26 178.43 510 17 1.40 127.45 120 85.71 Kamis/ 16:30:15 - 20:02:42 3:34:55 214.91 510 17 1.40 153.51 120 85.71 Jumat/ 06:40:17 - 09:57:21 3:18:47 298.78 480 17 1.49 200.86 120 80.67 Jumat/ 12:01:29 - 15:02:18 2:59:08 179.13 510 17 1.40 127.95 120 85.71
)3(7.0)4(60 xx
%100)5()2(
x )2()7(
)6( x
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Jumat/ 16:45:18 - 20:25:11 3:33:10 213.16 510 17 1.40 152.26 120 85.71 Sabtu/ 06:45:10 - 10:13:25 3:28:26 208.43 480 17 1.49 140.12 120 80.67 Sabtu/ 11:45:58 - 15:27:29 3:34:02 214.03 510 17 1.40 152.88 120 85.71 Sabtu/ 17:02:14 - 20:35:58 3:26:58 206.96 480 17 1.49 139.13 120 80.67
Minggu/ 06:41:15 - 10:20:30 3:39:39 219.65 450 17 1.59 138.43 120 75.63 Minggu/ 11:15:17 - 15:05:11 3:47:04 227.06 420 17 1.70 133.56 120 70.59 Minggu/ 16:40:10 - 20:15:32 3:24:13 204.21 450 17 1.59 128.70 120 75.63
Keterangan: CT ABA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
P = jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat W = periode jam sibuk (menit)
C = kapasitas kendaraan (penumpang) K’ = kebutuhan armada pada periode sibuk (trip kendaraan)
H = waktu antara/ headway (menit)
K = kebutuhan armada per waktu sirkulasi (unit kendaraan)
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.a Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan perjalananHari/ Tanggal: Senin/ 24 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>70.59
>85.71 >85.71 >85.71 >85.71
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.b. Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan PerjalananHari/ Tanggal: Selasa/25 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>85.71 >80.67 >75.63
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.c. Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan PerjalananHari/ Tanggal: Rabu/ 26 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>80.67 >80.67 >85.71
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.d. Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan PerjalananHari/ Tanggal : Kamis/ 27 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>75.63 >75.63
>85.71
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.e. Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan PerjalananHari/ Tanggal: Jumat 28 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>80.67 >85.71 >85.71
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.f. Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan PerjalananHari/ Tanggal: Sabtu/ 29 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>80.67 >85.71
>80.67
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.g. Hubungan Periode Sibuk Dengan Kebutuhan PerjalananHari/ Tanggal: Minggu/ 30 September 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Periode sibuk
Jum
lah
Arm
ada
(Trip
)
Pagi Siang Sore
>75.63
>65.55 >65.55
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal :Senin/ 24 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip)
> Armada 117.09
199.06
> Armada 141.52 >Armada 149.13
198.13 208.78
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal :Selasa/ 25 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip) > Armada 152.32
213.25
> Armada 149.22 >Armada 144.96
221.96 230.01
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal : Rabu / 26 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip)
> Armada 123.33
213.25
> Armada 146.06 >Armada 152.71
221.96 230.01
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal :Kamis/ 27 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip)
> Armada 123.33
183.45
> Armada 146.06 >Armada 152.71
217.26 213.80
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal : Jumat 28 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
210
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip)
> Armada 200.86
298.78
> Armada 127.95 >Armada 152.26
179.13 213.16
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal : Sabtu/ 29 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
210
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip)
> Armada 140.12
208.43
> Armada 152.88 >Armada 139.13
214.03 206.96
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
Grafik 4.1 Hubungan Waktu Sirkulasi Dengan Jumlah KendaraanHari/ Tanggal : Minggu/ 30 September 2007
0
30
60
90
120
150
180
210
Waktu Sirkulasi (menit)
Jum
lah
Ken
dara
an (T
rip)
> Armada 138.43
219.65
> Armada 124.02 >Armada 111.54
227.06 204.21
Reynold R. Batubara : Evaluasi Jumlah Armada Angkutan Umum Di Kota Medan (Stusi Kasus: Angkutan Umum Kpum Trayek 66), 2007. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan dalam tugas akhir dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor pembebanan (load factor) angkutan umum KPUM 66
terhadap jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat pada jam
sibuk lebih besar dari 70% (load factor yang ditetapkan). Dimana
Load factor yang paling besar terdapat pada Zona (daerah) Sei
Mancirim (Diski).
2. Dengan nilai headway 2 menit pada jam sibuk, angkutan umum
KPUM 66 dapat melayani penumpang dengan baik, namun setelah
dianalisa nilai headway yang efektif adalah 1.57 menit.
3. Jumlah angkutan umum KPUM 66 dengan 110 armada yang
terealisasi termasuk cadangan, mampu dan tersedia melayani
rutenya, tetapi dengan catatan jumlah armada yang beroperasi
setiap hari harus di atas 78% dan pembagian mulai berangkat pada
pagi hari (start awal) dari P.Simalingkar dan Pangkalan Sei
Mancirim harus sama besar.
Dari analisa data dapat dilihat bahwa nilai P (jumlah penumpang per jam
pada seksi terpadat) semakin besar, maka selang keberangkatan (headway) dari
terminal semakin kecil, dan kebutuhan jumlah armada semakin besar.
Hal ini menandakan bahwa frekwensi tinggi, yaitu Kinerja Pelayanan
operasi angkutan baik.
V.2. Saran
1. Selang keberangkatan angkutan umum KPUM 66 dari Pangkalan
P. Simalingkar maupun dari Pangkalan Sei Mancirim (Diski),
khususnya pada jam sibuk disarankan berangkat setiap 1.48menit,
sehingga seluruh penumpang dapat dilayani dengan baik.
2. Jumlah armada yang beroperasi setiap hari disarankan lebih besar
dari 78 %.
3. Jika rata-rata kendaraan yang beroperasi seperti pada hasil survey
pendahuluan antara 90 - 95 unit, maka disarankan tidak
melakukan penambahan armada.
Tabel A.1. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Senin Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 24 September 2007 No. Pol. : BK 1505 EU Waktu : 06:31:05 - 07:54:35 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 1 3 2 6 9 3 2 11 4 11 5 2 9 6 9 7 1 10 8 10 9 2 12
10 1 13 P. Sei Mancirim 1 14
Tabel A.2. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Senin Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 24 September 2007 No. Pol. : BK 1505 EU
Waktu : 07:59:19 - 09:29:36 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 3 3
1 3 2 3 6 3 1 7 4 1 8 5 1 7 6 7 7 4 11 8 3 14 9 2 12
10 1 13 P. Simalingkar 13
Tabel A.3. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Senin Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 24 September 2007 No. Pol. : BK 1584 EW
Waktu : 11:05:57 - 12:32:21 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 1 1
1 2 3 2 4 7 3 2 9 4 3 12 5 12 6 12 7 3 15 8 2 13 9 13
10 1 14
P. Sei Mancirim 1 15
Tabel A.4. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Senin Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 24 September 2007 No. Pol. : BK 1584 EW
Waktu : 12:36:15 - 14:02:08 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 1 2 3 4 3 6 10 4 1 11 5 1 12 6 1 11 7 11 8 3 14 9 1 13
10 2 15 P. Simalingkar 2 17
Tabel A.5. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Senin Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 24 September 2007 No. Pol. : BK 1385 EU Waktu : 16:30:17 - 17:52:06 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 1 3 2 2 5 3 4 9 4 1 8 5 8 6 6 14 7 14 8 3 17 9 1 16
10 16 P. Sei Mancirim 2 14
Tabel A.6. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Senin Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 24 September 2007 No. Pol. : BK 1385 EU
Waktu : 17:56:58 - 19:36:42 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 2 2 2 4 3 2 6 4 4 10 5 5 15 6 15 7 1 14 8 1 13 9 13
10 1 12 P. Simalingkar 12
Tabel A.7. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Selasa Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 25 September 2007 No. Pol. : BK 1153 EX
Waktu : 06:35:04 - 07:51:23 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 1 1
1 4 5 2 6 11 3 2 13 4 3 10 5 2 12 6 3 15 7 2 17 8 1 16 9 16
10 2 14 P. Sei Mancirim 1 13
Tabel A.8. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Selasa Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 25 September 2007 No. Pol. : BK 1153 EX
Waktu : 07:54:58 - 09:43:56 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 2 2 5 7 3 3 10 4 1 11 5 3 8 6 8 7 3 11 8 1 12 9 12
10 2 10 P. Simalingkar 10
Tabel A.9. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Selasa Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 25 September 2007 No. Pol. : BK 1518 EA
Waktu : 11:02:08 - 12:13:29 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 2 2 5 7 3 7 4 2 9 5 4 13 6 2 15 7 15 8 1 16 9 2 14
10 1 13 P. Sei Mancirim 13
Tabel A.10. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Selasa Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 25 September 2007 No. Pol. : BK 1518 EA
Waktu : 12:17:32 - 14:19:12 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 2 4 2 2 6 3 1 5 4 3 8 5 8 6 1 9 7 3 12 8 1 11 9 5 16
10 3 13 P. Simalingkar 1 14
Tabel A.11. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Selasa Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 25 September 2007 No. Pol. : BK 1435 EY Waktu :16:15:17 - 17:28:25 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 1 4 2 2 6 3 1 7 4 2 9 5 1 8 6 1 9 7 1 10 8 1 11 9 2 13
10 1 12 P. Sei Mancirim 12
Tabel A.12. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Selasa Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 25 September 2007 No. Pol. : BK 1435 EY
Waktu : 17:32:23 - 18:47:14 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 1 2 2 6 8 3 1 7 4 2 9 5 2 11 6 4 15 7 2 13 8 1 14 9 2 12
10 1 13 P. Simalingkar 3 10
Tabel A.13. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Rabu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 26 September 2007 No. Pol. : BK 1216 DT
Waktu : 06:30:01 - 07:41:41 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 1 1
1 2 3 2 5 8 3 4 12 4 1 13 5 1 12 6 12 7 1 13 8 1 12 9 2 14
10 2 16 P. Sei Mancirim 1 15
Tabel A.14. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Rabu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 26 September 2007 No. Pol. : BK 1216 DT
Waktu : 07:45:40 - 09:13:31 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 1 2 7 8 3 8 4 1 9 5 2 11 6 1 12 7 12 8 1 11 9 11
10 1 12 P. Simalingkar 1 12
Tabel A.15. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Rabu Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 26 September 2007 No. Pol. : BK 1397 BN Waktu : 11:00:15 - 12:24:25 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 1 1
1 1 2 2 6 8 3 3 11 4 4 15 5 1 14 6 1 15 7 15 8 1 16 9 3 13
10 3 16 P. Sei Mancirim 3 16
Tabel A.16. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Rabu Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 26 September 2007 No. Pol. : BK 1397 BN Waktu : 12:29:09 - 14:13:55 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 4 4
1 4 2 1 5 3 5 4 3 8 5 2 10 6 1 9 7 2 11 8 11 9 3 14
10 1 13 P. Simalingkar 13
Tabel A.17. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Rabu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 26 September 2007 No. Pol. : BK 1386 BN
Waktu : 16:18:28 - 17:36:47 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 3 2 2 5 3 5 4 2 7 5 1 6 6 4 10 7 10 8 2 12 9 1 13
10 13 P. Sei Mancirim 2 15
Tabel A.18. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Rabu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 26 September 2007 No. Pol. : BK 1386 BN
Waktu : 17:40:41 - 19:28:17 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 3 5 2 3 8 3 7 15 4 15 5 2 17 6 17 7 1 16 8 4 12 9 1 11
10 2 9 P. Simalingkar 3 12
Tabel A.19. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Kamis Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 27 September 2007 No. Pol. : BK 1745 EY Waktu : 06:30:18 - 07:42:30 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 1 3 2 2 5 3 2 7 4 1 8 5 3 11 6 11 7 2 13 8 13 9 2 15
10 2 13 P. Sei Mancirim 13
Tabel A.20. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Kamis Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 27 September 2007 No. Pol. : BK 1742 EY
Waktu : 07:47:22 - 09:34:31 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 1 2 5 6 3 6 9 4 2 7 5 1 8 6 4 12 7 1 11 8 11 9 1 12
10 12 P. Simalingkar 2 14
Tabel A.21. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Kamis Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 27 September 2007 No. Pol. : BK 1180 BN
Waktu : 11:01:15 - 12:21:49 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Mendung
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 2 5 2 2 7 3 1 8 4 2 10 5 1 11 6 11 7 4 15 8 15 9 15
10 2 13 P. Sei Mancirim 13
Tabel A.22. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Kamis Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 27 September 2007 No. Pol. : BK 1180 BN
Waktu : 12:25:15 - 13:40:01 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Mendung
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 3 4 2 2 6 3 2 8 4 1 9 5 2 11 6 5 16 7 1 17 8 17 9 17
10 2 15 P. Simalingkar 1 14
Tabel A.23. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Kamis Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 27 September 2007 No. Pol. : BK 1180 BN Waktu : 16:30:15 - 17:48:18 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Mendung
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 2 5 2 2 7 3 1 8 4 2 10 5 1 11 6 11 7 4 15 8 15 9 15
10 2 13 P. Sei Mancirim 13
Tabel A.24. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Kamis Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 27 September 2007 No. Pol. : BK 1180 BN
Waktu : 17:52:21 - 19:41:11 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Mendung
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 3 4 2 2 6 3 2 8 4 1 9 5 2 11 6 5 16 7 2 17 8 17 9 17
10 2 15 P. Simalingkar 1 14
Tabel A.25. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Jumat Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 28 September 2007 No. Pol. : BK 1516 EY
Waktu : 06:40:17 - 07:53:19 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 2 2 5 7 3 7 4 3 10 5 2 12 6 12 7 3 15 8 15 9 15
10 1 14 P. Sei Mancirim 2 16
Tabel A.26. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Jumat Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 28 September 2007 No. Pol. : BK 1516 EY
Waktu : 07:52:21 - 09:37:06 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 3 3
1 1 4 2 4 8 3 1 7 4 4 11 5 11 6 1 10 7 1 11 8 11 9 4 15
10 1 16 P. Simalingkar 4 12
Tabel A.27. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Jumat Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 28 September 2007 No. Pol. : BK 1505 EU
Waktu : 12:01:29 - 13:17:32 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 2 4 2 3 7 3 1 6 4 2 8 5 8 6 1 9 7 3 12 8 1 13 9 4 17
10 1 16 P. Sei Mancirim 1 15
Tabel A.28. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Jumat Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 28 September 2007 No. Pol. : BK 1505 EU
Waktu : 13:21:31 - 14:41:14 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 2 2 2 4 3 3 7 4 2 5 5 5 6 3 8 7 1 9 8 9 9 9
10 2 11 P. Simalingkar 1 12
Tabel A.29. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Jumat Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 28 September 2007 No. Pol. : BK 1371 EY
Waktu : 16:45:18 - 18:10:23 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 2 5 2 1 6 3 2 8 4 8 5 1 9 6 1 8 7 5 13 8 2 15 9 1 14
10 1 13 P. Sei Mancirim 13
Tabel A.30. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Jumat Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 28 September 2007 No. Pol. : BK 1371 EY Waktu : 18:15:07 - 19:55:24 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 1 2 5 6 3 2 8 4 2 10 5 10 6 1 11 7 11 8 6 17 9 7 10
10 2 12 P. Simalingkar 12
Tabel A.31. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Sabtu Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1158 BN Waktu : 06:45:10 - 07:59:48 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 3 2 4 7 3 2 9 4 2 11 5 2 9 6 9 7 2 11 8 11 9 5 16
10 1 15 P. Sei Mancirim 15
Tabel A.32. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Sabtu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1158 BN
Waktu : 08:03:42 - 09:50:16 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 4 5 2 6 11 3 2 13 4 2 11 5 3 8 6 1 9 7 2 11 8 11 9 1 12
10 1 13 P. Simalingkar 13
Tabel A.33. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Sabtu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1918 EY
Waktu : 11:45:58 - 12:59:31 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 4 4
1 4 2 1 5 3 3 8 4 2 10 5 10 6 4 14 7 1 13 8 3 16 9 1 15
10 1 14 P. Sei Mancirim 14
Tabel A.34. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Sabtu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1918 EY
Waktu : 13:04:23 - 14:56:57 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 1 3 2 6 9 3 2 11 4 2 13 5 4 17 6 17 7 3 14 8 1 13 9 13
10 1 12 P. Simalingkar 2 14
Tabel A.35. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Sabtu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1377 EY
Waktu : 17:02:14 - 18:18:28 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 2 5 2 4 9 3 2 7 4 1 8 5 8 6 1 9 7 3 12 8 12 9 3 15
10 1 14 P. Sei Mancirim 1 15
Tabel A.36. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Sabtu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1377EY
Waktu : 18:21:54 - 20:05:38 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 1 3 2 1 4 3 2 6 4 2 8 5 2 10 6 2 12 7 1 11 8 3 14 9 14
10 2 16 P. Simalingkar 16
Tabel A.37. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Minggu Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1150 BN Waktu : 06:41:15 - 08:00:24 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 1 1
1 2 3 2 2 5 3 3 8 4 8 5 3 11 6 1 10 7 1 9 8 9 9 1 10
10 1 11 P. Sei Mancirim 11
Tabel A.38. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Minggu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 29 September 2007 No. Pol. : BK 1150 BN
Waktu : 08:04:27 - 09:56:18 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 3 2 5 8 3 1 9 4 3 12 5 12 6 12 7 1 11 8 3 14 9 2 12
10 3 15 P. Sei Mancirim 1 14
Tabel A.39. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Minggu Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 30 September 2007 No. Pol. : BK 7768 DL Waktu : 11:15:17 - 12:33:06 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 3 3
1 3 2 3 6 3 6 4 2 8 5 8 6 8 7 3 11 8 2 13 9 1 12
10 1 13 P. Sei Mancirim 1 14
Tabel A.40. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Minggu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 30 September 2007 No. Pol. : BK 7768 DL
Waktu : 12:37:04 - 14:36:42 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 1 1
1 1 2 5 6 3 1 5 4 3 8 5 8 6 2 6 7 6 8 3 9 9 3 12
10 12 P. Simalingkar 12
Tabel A.41. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Minggu Kendaraan : Daihatsu Zebra Tanggal : 30 September 2007 No. Pol. : BK 1412 EU Waktu : 16:40:10 - 17:52:34 Rute : Pangkalan P. Simalingkar - Sei Mancirim Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Simalingkar 2 2
1 2 2 4 6 3 1 7 4 1 8 5 8 6 1 7 7 7 8 3 10 9 2 8
10 1 9 P. Sei Mancirim 4 13
Tabel A.42. Perhitungan Load Factor Angkutan Umum KPUM 66 Hari : Minggu Kendaraan : Daihatsu Zebra
Tanggal : 30 September 2007 No. Pol. : BK 1412 EU
Waktu : 17:56:33 - 19:41:44 Rute : Pangkalan Sei Mancirim - P. Simalingkar Cuaca : Cerah
No. Jlh. Penumpang yang naik Jlh. Penumpang yang
turun
Jlh. Penumpang Simpang di kendaraan
P. Sei Mancirim 2 2
1 2 2 3 5 3 3 8 4 3 11 5 1 10 6 10 7 2 12 8 12 9 3 15
10 2 13 P. Simalingkar 1 12
top related