epilepsi dalam kehamilan & persalinan

Post on 28-Dec-2015

67 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Epilepsi dalam kehamilan & persalinan

• Epilepsi dapat mempengaruhi perjalanan kehamilan, persalinan, serta dapat mengganggu perkembangan janin, sementara kehamilan dapat menyebabkan kekambuhan epilepsi.

• Metabolisme obat-obat anti epilepsi selama kehamilan berubah, dan beberapa obat antikonvulsan jelas memiliki efek teratogenik terhadap janin.

Patofisiologi • gangguan paroksismal susunan saraf pusat yang

ditandai dengan lepas muatan neuron abnormal dengan atau tanpa kehilangan kesadaran.

• Kejang ini dapat ditimbulkan oleh suatu lesi yang disebabkan oleh trauma, abses, tumor, atau faktor perinatal, walaupun lesi spesifik jarang ditemukan. Penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi pada remaja dan dewasa muda adalah trauma, gejala lucut alkohol, dan putus obat lainnya, tumor otak, atau , malformasi arteriovena.

Efek Kehamilan terhadap epilepsi

Epilepsi pada kehamilan dibagi dalam dua kelompok:

• yang sebelumnya sudah menderita epilepsi.

• berkembang menjadi epilepsi selama hamil.

Lanjutan…

• Hormon yang berpengaruh terhadap bangkitan pada ibu epilesi yang hamil adalah estrogen dan progesteron. wanita hamil kadar estrogen menurun merangsang aktifitas enzim asam glutamat dekarboksilase sintesa gamma amino butiric acid (GABA) akan menurun dalam otak menurunnya konsentrasi GABA dalam otak akan merangsang bangkitan epilepsi.

Lanjutan …

• kehamilan terjadi hemodilusi, dengan akibat filtrasi glomerolus berkurang sehingga terjadi retensi cairan serta edema, akibatnya kadar obat dalam plasma akan menurun. Retensi cairan yang terjadi menyebabkan hiponatremi. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan parsial dari “sodium pump” yang mengakibatkan peninggian eksitabilitas neuron dan mempresitasi bangkitan.

Lanjutan …• Pada pasien wanita epilepsi yang hamil

sangat sulit untuk menduga terjadinya bangkitan, karena fenomena ini tidak berhubungan dengan tipe bangkitan selama menderita epilepsi.

• Terjadinya suatu bangkitan sangat berbahaya baik untuk ibu maupun fetus akibat trauma yang timbul. Supresi detak jantung janin selama proses persalinan akibat bangkitan yang timbul.

Pada wanita hamil dengan bangkitan dan telah mendapat obat anti epilepsi, maka

pemeriksaan yang harus dilakukan yaitu:

• pemeriksaan kadar obat dalam darah.• EEG.• CT-Scan, bila ada kelainan neurologik,

dilakukan tergantung pada stadium kehamilan.• Perubahan-perubahan konsentrasi obat anti

epilepsi secara teratur harus dimonitor setiap bulan.

Komplikasi kehamilan

• melahirkan bayi prematur

• berat badan lahir rendah, kurang dari 2500 gr

• mikrosefali.

• APGAR skor yang rendah.

Komplikasi persalinan

• banyak resiko karena kesukaran yang akan dialami ketika partus berjalan.

• Partus prematur • Penggunaan obat anti epilepsi

mengakibatkan kontraksi uterus yang melemah, ruptur membran yang terlalu dini.

• Oleh karena itu, maka partus wanita epilepsi hampir selalu harus dipimpin oleh pakar obstetrik.

• Penggunaan forsep atau vakum sering dilakukan dan juga seksio sesarea.

Komplikasi persalinan baik untuk ibu dan bayi adalah:

• frekuensi bangkitan meningkat 33%.

• perdarahan post partum meningkat 10%.

• bayi mempunyai resiko 3% berkembang menjadi epilepsi.

• apabila tanpa profilaksis vitamin K yang diberikan pada ibu, terdapat resiko 1% terjadi perdarahan perinatal pada bayi.

Pengobatan dan tatalakasana

• membutuhkan pengawasan khusus, baik sebelum dan selama hamil, dan penyuluhan prekonsepsi haruslah merupakan bagian yang penting untuk pencegahan dan persiapan.

Penyuluhan prekonsepsi

• Wanita epilepsi yang hamil harus diberitahu tentang resiko hamil yang berhubungan dengan penggunaan obat anti epilepsi. Mereka harus tahu juga bahwa serangan epileptik dapat membahayakan kandungan dan diri sendiri. Namun demikian, mereka harus mengetahui bahwa resiko dapat diperkecil dengan tindakan pencegahan.

Efek Terotogenik Obat Anti Epilepsi

Hipotesa mekanisme terjadinya teratogenisitas obat anti epilepsi adalah:

• Metabolisme obat anti epilepsi terjadi melalui komponen arene oksid atau epoksid, yang sebagian besar merupakan komponen reaktif yang bersifat teratogenik.

• Kelainan genetik yang disebabkan oleh hidrolase epoksid meningkatkan resiko terhadap toksisitas fetus

• Radikal bebas yang dihasilkan dari metabolisme obat anti epilepsi dan bersifat sitotoksik.

• Kelainan genetik yang disebabkan oleh “free radical scavenging activity” meningkatkan resiko terhadap toksisitas fetus.

Prosentase malformasi akibat obat anti

epilepsi adalah:

• Trimetadion, lebih 50%

• Fenitoin, 30%

• Sodium Valproat, 1,2%

• Karbamazepin, 0,5-1 %

• Fenobarbital, 0,6%

Obat-obat anti epilepsi • fenitoin, karbamazepin, dan sodium

valproat dihubungkan dengan malformasi konginetal minor seperti wajah dismorfik dan hipoplasia phalang distal.

• Trimetadion dihubungkan dengan abnormalitas berat

• fenobarbital obat anti epilepsi yang paling rendah toksisitasnya.

• Salah satu bentuk malformasi adalah palatum yang terbelah dan ini merupakan malformasi yang terbanyak tampak pada epilepsi.

…Thank’s

top related