ekonomia - lembahdempo.ac.id · besar sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerja pegawai tersebut....
Post on 08-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ii
“EKONOMIA” JURNAL EKONOMIA
ISSN : 1858 – 2451
VOL. 7 No. 2 Juli 2017
PEMIMPIN UMUM
Elvera, S.E., M.Sc
PEMIMPIN REDAKSI
Laili Dimyati, S.E. M.Si
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI
Mastriati Hini Hermala Dewi, S.H., S.E., M.H
KONSULTAN AHLI
Dr. Zakaria Wahab, M.B.A
Drs. M. Kosasih Zen, M.Si
DEWAN REDAKSI
Junaidi, S.I.P., M.Si
Sastra Mico, S.E., M.Si
Ruaman Yudianto, S.E., M.M
Yadi Maryadi, S.E., M.Si
PENYUNTING AHLI
Yesita Astarina, S.E., M.Si
Yusi Nurmala Sari, S.Kom., M.T.I
SEKRETARIS REDAKSI
Zulaiha, S.E, M.A
DISTRIBUTOR
Fadhilah Fitriyanti, S.Si
Martareza, S.E
DITERBITKAN OLEH :
LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
LEMBAH DEMPO PAGARALAM
Jl. H. Sidik Adim No. 98 Airlaga Pagar Alam Utara
Telp. (0730) 624445 Fax (0730) 623259
8
PENGARUH DIKLAT TERHADAP KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI
DINAS KESEHATAN KOTA PAGAR ALAM
YADI MARYADI, S.E., M.Si
Dosen STIE Lembah Dempo
Email: daenk.yadi87@gmail.com
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diklat terhadap
kemampuan kerja pegawai Dinas Kesehatan Kota Pagaralam. Jenis penelitian
yang digunakan adalah assosiatif. Data primer diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada 60 responden yang merupakan seluruh pegawai negeri sipil
Dinas Kesehatan Kota Pagaralam serta data observasi langsung pada objek
penelitian. Adapun indikator yang digunakan diperoleh dari penelitian ini yaitu
dimensi diklat yang terdiri dari 1) Kesesuaian Diklat, 2) Metode diklat, 3)
Pengajar/Instruktur, 4) Fasilitas pendidikan dan pelatihan, 5) Materi diklat dan
dimensi kemampuan kerja terdiri dari 1) Pengelolaan struktur organisasi, 2)
Pelaksanaan tugas, 3) Kepemimpinan.
Berdasarkan perhitungan regresi dalam penelitian ini maka pengaruh
diklat (X) terhadap kemampuan kerja (Y) nilai korelasinya sebesar 0,651 berarti
terdapat nilai korelasi dalam taraf kuat dan tanda positif pada koefisien korelasi
menunjukkan ada pengaruh antara diklat (X) terhadap kemampuan kerja (Y)
pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Pagaralam. Berdasarkan hasil pengujian
hasil analisis regresi disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Pagaralam, telah dilaksanakan sebagaimana
diatur dalam peraturan kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini dibuktikan
dengan variabel kemampuan kerja yang terdiri dari tiga indikator yaitu,
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Secara tidak langsung membuktikan bahwa
sikap seorang pegawai sangat mempengaruhi kemampuan pegawai itu sendiri.
Kata Kunci : Diklat dan Kemampuan kerja
I. PENDAHULUAN
Dampak kemajuan teknologi
saat ini sangat berpengaruh dalam
kelangsungan kegiatan suatu
organisasi, dimana bagian SDM
perlu merancang kegiatan pengaturan
dan pendayagunaan sumber daya
manusia untuk mengikuti
perkembangan operasional dalam
organisasi tersebut. Oleh karena itu,
organisasi dituntut untuk harus
selalu mempunyai strategi baru untuk
dapat mengembangkan dan
mempertahankan pegawai yang
cakap dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan melalui pendidikan
dan pelatihan (diklat).
Hasibuan (2013) mengatakan
bahwa pendidikan dan pelatihan
(diklat) pegawai adalah usaha yang
terencana dari organisasi untuk
meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan
pegawai. Alasan dilakukannya
pendidikan dan pelatihan dapat
meliputi: pegawai yang direkrut
9
belum dapat melakukan pekerjaan
dengan baik, adanya perubahan-
perubahan dalam lingkungan kerja
dan tenaga kerja, untuk
meningkatkan produktivitas, dan
menyesuaikan dengan peraturan.
Keberhasilan seorang pegawai
dalam bekerja sangat tergantung dari
kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai itu sendiri. Kemampuan
pegawai adalah salah satu faktor
yang menentukan bagi keberhasilan
pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu setiap
organisasi atau instansi yang ingin
berkembang, pendidikan dan
pelatihan pegawainya harus
memperoleh perhatian yang lebih
besar sehingga dapat meningkatkan
kemampuan kerja pegawai tersebut.
Pelayanan yang berkualitas
seringkali mengalami kesulitan untuk
dapat dicapai karena aparat tidak
selalu memahami bagaimana cara
memberikan pelayanan yang baik,
hal ini terjadi disebabkan oleh masih
rendahnya kemampuan profesional
pegawai dilihat dari latar belakang
pendidikan dan etos kerja sumber
daya manusia serta kewenangan yang
dimiliki oleh aparat yang
bersangkutan.
Dinas Kesehatan merupakan
motor penggerak utama yang akan
mendorong masyarakat untuk hidup
sehat. Untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat Dinas Kesehatan
mempunyai kewajiban yang harus
dijalankan dan harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat dalam
memberikan pelayanan yang baik.
Keberhasilan pelayanan kesehatan
melalui Dinas Kesehatan beserta
perangkatnya memberikan kontribusi
yang cukup besar didalam
mewujudkan Indonesia Sehat.
Pentingnya pendidikan dan
pelatihan bukanlah semata-mata bagi
pegawai yang bersangkutan, tetapi
juga keuntungan organisasi.
Kompetensi pegawai juga
merupakan upaya untuk
mengembangkan kemampuan
intelektual dan kepribadian pegawai.
Tabel 1. Jenis Diklat Pegawai
Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam
No Jenis Pelatihan
Jumlah Pegawai
Mengikuti
Pelatihan
1 Diklat Kesehatan
Reproduksi
30 Orang
2 Diklat Manajemen
Pelayanan Kesehatan
25 Orang
3 Diklat BCLS Perawat 15 Orang
4 Diklat BTLS Perawat 40 Orang
5 Diklat Manajemen Kepegawaian
30 Orang
6 Diklat Pelayanan Tenaga Fungsional
Perawat
47 Orang
7 Diklat Fungsional Bidan 15 Orang
Sumber: Dinkes Kota Pagar Alam (2016)
Kesuksesan sebuah organisasi
tidak hanya tergantung pada
bagaimana organisasi menghasilkan
kompetensi manusia, tetapi juga
bagaimana organisasi memberikan
dukungan atas kemampuan yang
dimiliki para pegawai dalam bekerja.
Dukungan perusahaan terhadap
kemampuan yang dimiliki oleh para
pegawai menjadi hal penting
mengingat lingkungan instansi, baik
internal maupun eksternal selalu
mengalami perubahan berkelanjutan.
Kemampuan bekerja mutlak
dimiliki oleh pegawai sehingga
aktivitas atau pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab mereka
dapat terselesaikan dengan baik
sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Pada dasarnya
kemampuan kerja pegawai
ditentukan dari kemampuan
pengetahuan, kemampuan
keterampilan, dan kemampuan sikap.
Beberapa indikasi kemampuan kerja
10
tersebut dapat menunjukkan adanya
kemampuan kerja secara
keseluruhan, dimana kemampuan
yang dimiliki oleh seorang pegawai
dapat menunjukkan tingkat
kemampuan kerja yang dimiliki.
pegawai mencerminkan kinerja yang
akan dihasilkan pegawai tersebut.
Kemampuan yang dimiliki oleh
seorang pegawai menjadi hal yang
sangat penting bagi setiap pegawai
untuk menyesuaikan diri dan
beradaptasi dengan lingkungan di
organisasinya. Kemampuan kerja
para pegawai dianggap penting
sehingga pimpinan perlu memahami
sifat yang dimiliki oleh pegawai.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh
Diklat Terhadap Kemampuan Kerja
Pegawai Dinas Kesehatan Kota
Pagaralam”.
Adapun permasalahan dalam
penelitian ini adalah Bagaimana
pengaruh diklat terhadap
kemampuan kerja pegawai Dinas
Kesehatan Kota Pagaralam?
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pendidikan dan
Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan
adalah suatu usaha pengembangan
sumber daya manusia untuk
meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan atau jabatan (Hasibuan,
2009). Sedahgkan Pendidikan dan
pelatihan menurut Sedarmayanti
(2005), adalah : “Sebagai salah satu
upaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia, merupakan
suatu siklus yang harus dilakukan
secara terus menerus.
Menurut Schuler & Jackson
(2006) Pelatihan bertujuan
meningkatkan kinerja jangka pendek
dalam pekerjaan (jabatan) tertentu
yang diduduki saat ini dengan cara
meningkatkan kompetensi
(pengetahuan dan keterampilan) para
karyawan.
2.2. Metode Pendidikan dan
Pelatihan
Metode pendidikan menurut
Sikula (dikutip Hasibuan, 2009)
adalah adalah sebagai berikut:
a. Training methods atau clascroom
method, merupakan metode
latihan di dalam kelas yang juga
dapat digunakan sebagai metode
pendidikan (development),
karena manajer adalah juga
karyawan. Latihan dalam kelas
seperti rapat, studi kasus.
Ceramah, dan role playing.
b. Under Study, adalah teknik
pengembangan yang dilakukan
dengan praktek langsung bagi
seseorang yang dipersiapkan
untuk menggantikan jabatan
atasannya. Di sini calon
disiapkan untuk mengisi jabatan
tempat ia berlatih apabila
pimpinannya berhenti. Jadi,
merupakan on the job training,
tetapi under study biasanya untuk
jabatan kepemimpinan.
c. Job Rotation and Planed
Progession, adalah teknik
pengembangan yang dilakukan
dengan cara memindahkan
peserta dari suatu jabatan ke
jabatan lainnya secara periodik
untuk menambah keahlian dan
kecakapannya pada setiap jabatan. Dengan demikian ia
dapat mengetahui atau
menyelesaikan pekerjaan pada
setiap bagian.
11
d. Coaching and Counseling.
Coaching adalah suatu metode
pendidikan dengan cara atasan
mengajarkan keahlian dan
keterampilan kerja kepada
bawahannya. Dalam metode ini,
supervisor diperlukan sebagai
petunjuk untuk memberitahukan
kepada para peserta mengenai
tugas yang akan dilaksanakan
dan bagaimana cara
mengerjakannya.
Counseling adalah suatu cara
pendidikan dengan melakukan
diskusi antara pekerjaan dan
manajer mengenai hal-hal yang
sifatnya pribadi, seperti
keinginannya, ketakutannya dan
aspirasinya.
e. Junior board of executif or
multiple management.
Merupakan suatu komite
penasihat tetap yang terdiri dari
calon-calon manajer yang ikut
memikirkan atau memecahkan
masalah perusahaan untuk
kemudian direkomendasikan
kepada manajer lini
f. Committee assignment.
Yaitu komite yang dibentuk
untuk menyelidiki,
mempertimbangkan,
menganalisis, dan melaporkan
suatu masalah kepada pimpinan.
g. Business games (permainan
bisnis) adalah pengembangan
yang dilakukan dengan diadu
untuk bersaing memecahkan
masalah tertentu.
h. Sensitive training, dimaksudkan
untuk membantu para karyawan
agar lebih mengerti tentang diri
sendiri, menciptakan pengertian
yang lebih mendalam di antara
para karyawan, dan
mengembangkan keahlian setiap
karyawan yang spesifik.
Menurut Arep dan Tanjung
(2012), analisis kebutuhan pelatihan
(AKP) dilakukan sebelum suatu
pelatihan diselenggarakan bagi para
pegawai. Analisis ini dilakukan agar
jangan sampai terjadi bahwa pegawai
yang mengikuti pelatihan ternyata
tidak butuh terhadap pelatihan
tersebut. Seorang pegawai yang tidak
butuh terhadap suatu pelatihan, maka
tidak akan termotivasi mengikuti
pelatihan, apalagi karena paksaan.
Hal ini akan mengakibatkan
pelatihan menjadi suatu kegiatan
yang sia-sia, baik bagi pegawai
tersebut maupun bagi penyelenggara
karena sasaran tidak tercapai.
Simamora (2011) menyatakan
tujuan-tujuan utama pelatihan
adalah:
1. Memutakhirkan keahlian para
karyawan sejalan dengan
perubahan teknologi. Melalui
pelatihan, pelatih (trainer)
memastikan bahwa karyawan
dapat menggunakan teknologi
baru secara efektif.
2. Mengurangi waktu belajar bagi
karyawan baru untuk menjadi
kompeten dalam pekerjaan.
Seorang karyawan harus
memiliki keahlian dan
kemampuan yang dibutuhkan
untuk menjadi (job competent)
yaitu mampu mencapai output
dan standar kualitas yang
diharapkan.
3. Membantu memecahkan
permasalahan operasional.
Serangkaian pelatihan dalam
berbagai bidang yang diberikan
oleh perusahaan maupun
konsultan luar membantu para
karyawan dalam memecahkan
masalah organisasional dan
melaksanakan pekerjaan secara
efektif.
12
4. Mempersiapkan pegawai untuk
promosi. Pelatihan berguna bagi
karyawan untuk memperoleh
keahlian-keahlian yang
dibutuhkan untuk pekerjaan
berikutnya di jenjang atas
organisasi dan memudahkan
transisi dari pekerjaan karyawan
saat ini ke posisi atau pekerjaan
yang melibatkan tanggung jawab
yang lebih besar.
5. Mengorientasikan karyawan
terhadap organisasi. Program
orientasi dapat mengurangi
kecemasan pegawai, menghemat
waktu penyelia dan rekan kerja,
mengembangkan sikap positif
terhadap perusahaan dan
menciptakan pengharapan
pekerjaan yang realistik.
2.3. Pengertian Kemampuan
Kerja
Menurut Robbins (2006),
kemampuan kerja adalah kapasitas
individu untuk melaksanakan
berbagai tugas dalam pekerjaan
tertentu. Dimana kemampuan
individu pada hakekatnya tersusun
dari dua faktor yaitu: kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik.
Sedangkan Handoko (2001)
memberikan definisi kemampuan
sebagai faktor penentu keberhasilan
departemen personalia dalam
mempertahankan sumber daya
manusia yang efektif.
Ini mengandung pengertian
bahwa kemampuan yang dimiliki
seseorang aparat menunjukkan
potensi yang dimiliki orang tersebut
dalam bertindak, bertingkah laku,
dan bekerja. Sehingga secara tidak
langsung akan berpengaruh terhadap
kualitas dari orang tersebut. Seorang
pegawai yang mempunyai
kemampuan kurang baik maka akan
menghasilkan kualitas kerja dan hasil
kerja yang kurang baik pula.
Menurut Gibson dan
Ivancevich (2007:54), kemampuan
individu adalah sifat yang dibawa
lahir atau dipelajari (bersifat mental
atau fisik) yang memungkinkan
seseorang menyelesaikan
pekerjaannya.
2.4. Indikator Kemampuan Kerja
Menurut Hersey dan Blanchard
dalam Agus Darma (1995),
mengatakan kemampuan kerja
merupakan suatu keadaan yang ada
pada diri pekerja yang secara
sungguh-sungguh berdaya guna dan berhasil dalam bekerja sesuai bidang
pekerjaannya.
Dalam pembentukannya,
kemampuan kerja mengacu kepada
beberapa indikator, menurut Hersey
dan Blanchard antara lain:
1. Kemampuan Teknis
2. Kemampuan Konseptual
3. Kemampuan Sosial
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu antara
lain:
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No Peneliti/
Terbitan Judul Kesimpulan
1 Aryo
Teguh
Pribadi/
Jurnal
Ekonomi.
Vol. 10,
No. 2,
Agustus
2011:
120–12
Pengaruh
Pendidikan
dan Pelatihan
Terhadap
Kemampuan
dan Kinerja
Karyawan
(Studi pada
Karyawan
PDAM Kota
Malang)
Berdasarkan
hasil analisis
diketahui bahwa
terdapat
pengaruh
signifikan
antara metode
diklat (X1),
materi diklat
(X2), dan
kemampuan
kerja (X3)
terhadap kinerja
karyawan (X4)
pada Karyawan
PDAM Kota
Malang
2 Zusmawati/
Jurnal
KBP, Vol.
2, No. 2,
Juni 2014:
298-316
Pengaruh
Pendidikan
dan Pelatihan
Prajabatan
Terhadap
Motivasi
Berdasarkan
analisis diatas
disimpulkan
bahwa
pendidikan dan
pelatihan
13
No Peneliti/
Terbitan Judul Kesimpulan
Kerja Peserta
Pendidikan
dan Pelatihan
Prajabatan
(Studi Kasus
Badan
Kepegawaian
Daerah Kota
Padang)
berpengaruh
signifikan
terhadap
motivasi kerja
peserta
pendidikan dan
pelatihan
prajabatan,
3 Edi Saputra
Pakpahan/
Jurnal
Administra
si Publik
(JAP), Vol.
2, No.
1,Hal. 116-
121 Tahun
2014
Pengaruh
Pendidikan
dan Pelatihan
Terhadap
Kinerja
Pegawai
(Studi pada
Badan
Kepegawaian
Daerah Kota
Malang)
Hasil penelitian
menunjukkan
Pengujian ini
menunjukkan
bahwa
pendidikanberp
engaruh
signifikan
terhadap kinerja
pegawai pada
Badan
Kepegawaian
Daerah Kota
Malang.
Sumber: data diolah penulis (2017)
2.6. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka pemikiran
dalam penelitian ini adalah :
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian asosiatif.
“Menurut Sugiyono (2014:36),
penelitian asosiatif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan dua variabel
atau lebih. Dengan bentuk hubungan
kausal yang bersifat sebab akibat.
Penelitian ini dilakukan di Dinas
Kesehatan Kota Pagar Alam
beralamat di Jln. Ais Nasution
Simpang Petani Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagar Alam.
3.2. Populasi dan sampel
Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil
Dinas Kesehatan Kota Pagaralam
berjumlah 60 Orang.
Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 60 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh. Sampling jenuh ialah teknik
pengambilan sampel semua populasi
digunakan sebagai sampel dan
dikenal dengan istilah sensus.
3.3. Jenis Data
Dalam penelitian ini data-data
yang dpergunakan yaitu :
1. Data Primer
Data ini bersumber dari responden
secara langsung, dalam hal ini
pegawai dan pimpinan pada Dinas
Kesehatan Kota Pagaralam, dan
jawaban responden pada
kuesioner serta pengamatan
langsung pada objek penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari
dokumen-dokumen data statistik,
buku-buku, dan keterangan
lainnya yang ada kaitannya
dengan obyek penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan
data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kuesioner
Yaitu suatu penelitian mengenai
suatu masalah yang dilakukan
dengan jalan mengedarkan suatu
pertanyaan berupa formulir,
diajukan secara tertulis kepada
responden untuk mendapatkan
jawaban tertulis
2. Observasi
Yaitu proses pengambilan data
dalam penelitian di mana
peneliti atau pengamat dengan
mengamati kondisi yang
Diklat
(X)
- Kesesuaian diklat
- Metode diklat
- Pengajar/Pelatih - Fasilitas diklat
- Materi diklat
Kemampuan Kerja
(Y)
1. Kemampuan
Teknis
2. Kemampuan
Konseptual
3. Kemampuan
Sosial
14
berkaitan dengan objek
penelitian.
3. Studi kepustakaan (library
research)
Yaitu dengan membaca buku,
dokumen-dokumen, undang-
undang, dan media informasi
lainnya.
3.5. Teknik Analisis Data
Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif untuk
menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan angka-angka yang
telah terkumpul dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur
kontinuitas masalah. Untuk
memecahkan masalah dan menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan,
maka digunakan alat analisa sebagai
berikut :
1. Pengukuran Jawaban Kuesioner
Responden
Alat pengumpul data utama
dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala
Likert (Sugiyono, 2014) dimana
pemberian skor berkisar dari nilai
tertinggi 5 sampai terendah 1,
sebagai berikut : Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak
Setuju
1
2. Uji Instrument
a. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat
untuk mengukur suatu kuisioner
yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach
Alpha (α). Suatu variabel
dikatakan reliabel jika
memberikan nilai α > 0,60.
(Hartono, 2014).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan sah jika pertanyaan
pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Uji validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai r
hitung (untuk setiap butir dapat
dilihat pada kolom corrected
item-total correlations) dengan r
tabel untuk degree of freedom
(df)=n-k, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel dan k adalah
jumlah item. Jika r hitung >r
tabel, maka pertanyaan tersebut
dikatakan valid (Sugiyono,
2014).
3. Uji Statistik
Analisa regresi digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh
diklat terhadap kemampuan kerja
pegawai Dinas Kesehatan Kota
Pagaralam. Di dalam penelitian
ini analisis statistik dengan
menggunakan program SPSS
(Statistical Product And Service
Solutions) Versi 16.0.0 for
Windows.
Maka pengujian dilakukan
dengan menggunakan angka
signifikansi atau Sig dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika angka signifikansi
penelitian ≥ 0,05; H0 diterima
dan Ha ditolak, yang artinya
tidak ada pengaruh dan
hubungan antara diklat
terhadap kemampuan kerja
15
pegawai Dinas Kesehatan
Kota Pagaralam.
2) Jika angka signifikansi
penelitian < 0,05; H0 ditolak
dan Ha diterima, yang artinya
tidak ada pengaruh dan
hubungan antara diklat
terhadap kemampuan kerja
pegawai Dinas Kesehatan
Kota Pagaralam.
Adapun formulanya adalah
sebagai berikut:
Y = a + bX + e
Untuk mencari nilai a dan b
digunakan formula :
b = 2X)(2Xn.
.YX.XYn.
a = (Y - bX) / n Keterangan :
X = Diklat (Variabel Bebas).
Y = Kemampuan kerja
(Variabel Terikat)
b = Koefisien regresi.
a = Konstanta atau bila harga
X = 0.
n = Banyaknya data
3.6. Definisi Operasional dan
Indikator Penelitian
1. Diklat
Pendididkan dan pelatihan
adalah suatu usaha
pengembangan sumber daya
manusia untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan atau jabatan.
(Hasibuan, 2009)
2. Kemampuan
kemampuan kerja adalah
kapasitas individu untuk
melaksanakan berbagai tugas
dalam pekerjaan tertentu.
Dimana kemampuan individu
pada hakekatnya tersusun dari
dua faktor yaitu: kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik
Menurut Robbins (2006),
Tabel 3. Indikator Penelitian Variabel Dimensi Indikator Alat
Ukur
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kesesuaian
Diklat - Tupoksi
- Sasaran
Skala
Likert
Metode
Diklat - Latar belakang
- Kebutuhan
Pengajar /
Instruktur - Kompetensi
- Kualitas
Fasilitas
pendidikan
dan pelatihan
- Sarana dan Prasarana
- Kelengkapan peralatan
Materi Diklat - Relevan
- Tepat Sasaran
Kemampuan
Kerja
Kemampuan
Teknis
- P e n g u a s a a n
t e r h a d a p
p e r a l a t a n
k e r j a .
- P e n g u a s a a n t er h a d a p
p r os e d u r d a n
metode kerja.
- M e m a h m i p e r a t u r n
t u g a s
pekerjaan.
Skala
Likert
Kemampuan
Konseptual
- M e m a h mi
k e b i j a k a n
- M e m a h m i
t u j u a n
- M e m a h m i
t a r g e t
Kemampuan
Sosial
- M a mp u
b e k e r j a s a ma
d e n g a n r e k a n
k e r j a tanpa
konflik.
- K e m a m p u a n
u n t u k
b e k e r j a
d a l a m t i m .
- K e m a m p u a n
u n t u k
b e r e m p a t i
IV. HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Uji Instrumen
Hasil uji validitas dan
reliabilitas dengan mengunakan
bantuan program SPSS (Statistical
Product and Service Solution)
Version 16.00 telah dilakukan untuk
masing-masing item pernyataan
diklat (X) yang terdiri dari 10 butir
item dan variabel kemampuan kerja
(Y) yang terdiri dari 6 butir item
pernyataan.
16
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan Correlation
Matrix yang ditunjukkan dengan
nilai r-hitung > r-tabel, dimana nilai r-
tabel = 0,254 maka data dikatakan
valid. Setelah dilakukan pengolahan
data lebih lanjut diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.
Hasil Uji Validitas Butir
Instrumen Variabel X Variabel Butir r-
hitung r-
tabel Keteran
gan
Diklat (X)
1 0.550 0,254 Valid
2 0.444 0,254 Valid
3 0.339 0,254 Valid
4 0.409 0,254 Valid
5 0.489 0,254 Valid
6 0.399 0,254 Valid
7 0.506 0,254 Valid
8 0.466 0,254 Valid
9 0.296 0,254 Valid
10 0.265 0,254 Valid
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil pengujian
pada Tabel 4. menunjukkan bahwa
semua butir pernyataan instrumen
yakni variabel diklat (X) menunjukan
nilai r-hitung > r-tabel (0,254),
dengan demikian seluruh butir
instrumen sudah dinyatakan valid
pada taraf nyata 5%.
Tabel 5.
Hasil Uji Validitas Butir
Instrumen Variabel Y Variabel Buti
r r-
hitung r-tabel Keteran
gan
Kemampuan Kerja (Y)
1 0.544 0,254 Valid
2 0.517 0,254 Valid
3 0.721 0,254 Valid
4 0.716 0,254 Valid
5 0.559 0,254 Valid
6 0.454 0,254 Valid
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil pengujian
pada Tabel 5. menunjukkan bahwa
semua butir pernyataan instrumen
yakni variabel variabel kemampuan
kerja (Y) menunjukan nilai r-hitung
> r-tabel (0,254), dengan demikian
bahwa seluruh butir instrumen
dinyatakan valid pada taraf nyata
5%.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten
jika pengukuran tersebut diulang dan
suatu instrumen penelitian dapat
andal/reliabel apabila nilai
cronbach’s alpa di atas 0,60. Dalam
kaitannya dengan uraian tersebut di
atas, dapat disajikan hasil pengujian
reliabilitas yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 6.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Diklat (X) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.667 11
Sumber: Data diolah, 2017
Tabel 6. yakni hasil pengujian
reliabilitas atas variabel diklat (X)
memiliki nilai 0,667, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk tiap item
pernyataan sudah reliabel, sebab
memiliki nilai cronbach’s alpha if
item deleted yang diatas 0,60.
Tabel 7.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Kemampuan kerja (Y) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.749 8
Tabel 7. yakni hasil pengujian
reliabilitas atas variabel kemampuan
kerja (Y) memiliki nilai 0,734, maka
dapat disimpulkan bahwa untuk tiap
item pernyataan sudah reliabel, sebab
memiliki nilai cronbach’s alpha if
item deleted yang diatas 0,60.
17
3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi
baik variable independent maupun
varabel dependen memiliki distribusi
data normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati
normal.
Tabel 8.
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 1.40645425
Most Extreme Differences
Absolute .059
Positive .041
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .455
Asymp. Sig. (2-tailed) .986
a. Test distribution is Normal.
Data akan Memiliki Distribusi
Normal jika p ≥ 0,05. Berdasarkan
hasil uji normalitas dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov
seperti yang terlihat pada Tabel 8.
didapat hasil Sig sebesar 0,986. Nilai
Sig 0,986 > 0,5 yang artinya bahwa
data variabel reliability berdistribusi
normal.
4.2. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi adalah suatu
analisis untuk melihat sejauh mana
pengaruh variabel X terhadap
variabel Y yakni variabel diklat (X)
terhadap kemampuan kerja (Y),
maka digunakan persamaan regresi
dan korelasi dengan menggunakan
program komputerisasi SPSS for
windows versi 16.00. Adapun hasil
perhitungan program SPSS tersebut
adalah :
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2)
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah diantara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independent
dalam menerangkan variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel
independent memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
Tabel 9.
Kooefisen Determinasi Model Summary
b
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .651a .424 .414 1.419
a. Predictors: (Constant), Diklat
b. Dependent Variable: Kemampuan_Kerja
Berdasarkan analisis koefisien
dengan model summary pada Tabel
9, diketahui bahwa nilai koefisien
korelasi (R) = 0,651 dan nilai
koefisien determinasi (R Square)
adalah 0,424 dan nilai R Square
setelah disesuaikan (Adjusted R
Square) adalah 0,414. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa
kemampuan kerja (Y) dapat
dijelaskan oleh diklat (X) sebesar
41,4% sedangkan sisanya sebesar
58,6% dapat dijelaskan oleh faktor
lain diluar yang tidak diteliti.
b. Persamaan Regresi Linier
Sederhana
Berikut disajikan hasil
perhitungan koefisien regresi dengan
menggunakan SPSS 16.00 mengenai
persamaan regresi dari penelitian ini
dalam tabel berikut.
18
Tabel 10.
Analisis Koefisien Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize
d Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
9.281 2.528 3.672 .001
Diklat .411 .063 .651 6.538 .000
a. Dependent Variable: Kemampuan_Kerja
Sumber : Diolah Penulis, SPSS (2017)
Berdasarkan tabel 10. yang
diperoleh dari hasil pengolahan dan
komputerisasi dengan menggunakan
program SPSS versi 16.00 maka
diperoleh persamaan regresi
sederhana sebagai berikut :
Y = 9.281+ 0,441x + e
Persamaan regresi di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a = 9.281 menunjukkan bahwa jika
nilai diklat konstan atau X = 0,
maka kemampuan kerja (Y)
sebesar 9.281
b = 0,441 menunjukkan bahwa setiap
nilai diklat, akan mendorong
kemampuan kerja sebesar 0,441.
4.3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji pengaruh
signifikan dari variabel independen
yaitu pembinaan pegawai. Bila
ditentukan (α) sebesar 0,05, maka
pengujian hipotesis dapat dilakukan
sebagai berikut.
Tabel 11.
Uji Hipotesis ( uji t)
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Unstandardized Residual
.000 59 1.000 .00000000
-.36332
57
.3633257
Sumber : Diolah Penulis, SPSS (2017)
Berdasarkan Tabel 11. dapat
diasumsikan bahwa uji t digunakan
untuk menguji signifikan dari
variabel independen dengan hasil
hipotesis :
Ho = Koefisien regresi tidak
signifikan
Ha = Koefisien regresi signifikan
Sedangkan kriteria dalam
pengambilan keputusan :
- Jika Prob > 0,05 maka Ho
diterima
- Jika Prob < 0,05 maka Ha ditolak Hal ini dapat dilakukan
pengujian parsial yaitu pengaruh
variabel diklat (X) terhadap
kemampuan kerja (Y) diperoleh nilai
sig = 0,000. Karena nilai sig = 0,000
< 0,05 berarti Adanya pengaruh
diklat terhadap kemampuan kerja
pegawai Dinas Kesehatan Kota
Pagaralam.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian
hasil analisis menggunakan SPSS,
disimpulkan bahwa pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan pegawai
pada Dinas Kesehatan Kota
Pagaralam, telah dilaksanakan
sebagaimana diatur dalam peraturan
kepangkatan Pegawai Negeri Sipil.
Dan aturan-aturan tersebut telah
19
sepenuhnya dipahami oleh seluruh
pegawai, dimana tidak semua
pegawai yang ada telah
melaksanakan Diklat yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji R
penelitian, diketahui nilali R sebesar
0,651, atau sebesar 65,1% dari
kemampuan kerja pegawai pada
Dinas Kerhatan Kota Pagaralam
dapat dijelaskan melalui pelaksanaan
Diklat pegawai. Hal tersebut sangat
baik mengingat peran pegawai dalam
melaksanakan tugas pemerintah dan
pelayanan pada masyarakat sangat
penting, atau dengan kata lain
dibutuhkan keterampilan dan
kemampuan tertentu dalam
melaksanakan tugas sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Namun, dalam
memaksimalkan keterampilan dan
kemampuan pegawai, dibutuhkan
seluruh faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai
seperti Motivasi kerja, lingkungan
kerja, sistem Gaji dan Kompensasi,
dan lain sebagainya, sehingga ada
baiknya penelitian ini dapat dijadikan
acuan untuk membahas faktor-faktor
lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
1. Hubungan Pendidikan dengan
Kemampuan kerja Pegawai Pendidikan merupakan faktor
yang mencerminkan kemampuan
seseorang untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan
(Hardjanto, 2002). Dengan
menempuh tingkat pendidikan
tertentu menyebabkan seorang
pegawai memiliki pengetahuan
tertentu sehingga mampu serta
cakap untuk melaksanakan
tugasnya dengan baik. Dengan
demikian pendidikan akan
mempengaruhi kemampuan kerja
pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dari hasil observasi
ditemukan fakta bahwa masih
adanya pegawai dengan tingkat
kompetensi sesuai dengan bidang
kemampuan pegawai dimana
untuk pendidikan dan pelatihan
belum dilakukan tepat sasaran,
kemudian peserta peserta
pendidikan belum memenuhi
kriteria yang terukur sehingga
menimbulkan kesan asal tunjuk
serta belum sesuai dengan
kebutuhan peserta dan instansi
sehingga menimbulkan
pemborosan waktu, tempat,
pikiran dan dana.
2. Hubungan Pelatihan dengan
Kemampuan kerja Pegawai Kemapaman pegawai dalam
bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi/instansi dipengaruhi
oleh berbagai faktor secara
internal, salah satu-nya adalah
melalui pelatihan, dimana melalui
program tersebut diharapkan
organisasi/instansi dapat
mempertahankan pegawai yang
berpotensi dan berkualitas.
(Hasibuan, 2013), Pelatihan
(training) merupakan suatu usaha
peningkatan pengetahuan dan
keahlian seseorang pegawai untuk
mengerjakan suatu pekerjaan
tertentu. Dengan adanya
peningkatan keahlian,
pengetahuan, wawasan, dan sikap
pegawai pada tugas-tugasnya
melalui program pelatihan yang
sudah dilaksanakan dalam
organisasi dapat meningkatkan
kemampuan kerja pegawai
organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dari hasil observasi
ditemukan fakta bahwa pegawai
yang telah mengikuti pelatihan,
20
belum memperlihatkan sikap dan
perilaku yang lebih baik selain itu
pegawai yang telah mengikuti
pelatihan masih menerapkan
sistem kerja sesuai instansi tanpa
memberikan ide-ide terbaru untuk
kemajuan tujuan yang hendak
dicapai.
3. Hubungan Pendidikan dan
Pelatihan dengan Kemampuan
Kerja Pegawai Hubungan antara pendidikan dan
pelatihan dengan kemampuan
kerja pegawai saling
mempengaruhi, dimana
diasumsikan bahwa pendidikan
dan pelatihan merupakan respon
terhadap suatu kebutuhan
organisasi. Hal ini sejalan dengan
pemikiran dari Sudiro (2011),
yang menyatakan bahwa: Salah
satu cara untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
organisasi ialah melalui program
pendidikan dan pelatihan yang
dilaksanakan terencana dan
sistematik. Dengan kata lain
pentingnya pendidikan dan
pelatihan dalam organisasi adalah
perbaikan kinerja pegawai yang
meliputi knowledge dan
ketrampilan yang mendukung,
serta pembentukan sikap setiap
para pegawai sesuai yang
diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dari hasil observasi
ditemukan fakta bahwa hasil akhir
yang dicapai dalam Diklat belum
membuktikan kualifikasi
kelulusan yang baik, penyebab
kondisi tersebut adalah masih
kuatnya budaya dilayani bukan
melayani, prosedur pelayanan
yang belum jelas, kondisi
lingkungan, sanksi yang belum
maksimal dan besarnya pengaruh
kekuasaan dan politik yang
berkuasa pada masa ini.
Dari hasil penelitian dapat
dinyatakan bahwa hasil dari
penelitian ini memperkuat akan
hubungan antara diklat pegawai
terhadap kemampuan kerja pegawai
pada Dinas Kesehatan Kota
Pagaralam. Selain itu hasil dari
penelitian ini juga memperkuat hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Zusmawati (2014) dengan jurnal
penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Terhadap Motivasi Kerja Peserta
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
(Studi Kasus Badan Kepegawaian
Daerah Kota Padang)” yang
menunjukkan bahwa pendidikan dan
pelatihan berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja peserta
pendidikan dan pelatihan prajabatan,
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak
dan Ha diterima, dan hipotesis ini
telah teruji secara empiris dengan
korelasi yang sangat kuat sebesar
0,612 dan koefisien determinasi
sebesar 0,374. Selain itu hasil
penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Edi
Saputra Pakpahan (2014) dengan
judul “Pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Malang)” yang
menunjukkan bahwa pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Malang.
Dari hasil pengolahan data
analisis peneliti yang didapat dari
hasil observasi, dan angket maka
kemampuan pegawai Dinas
Kesehatan Kota Pagaralam
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
lain selain pendidikan dan pelatihan
sehingga mencapai tujuan akhir yang
diharapkan. Dengan indikator-
21
indikator tersebut dapat
mempermudah dalam mengevaluasi
kemampuan kerja, sehingga dapat
menciptakan pembangunan yang
baik disertai dengan pelayanan
kepada masyarakat yang meningkat
dan juga birokrasi yang semakin
baik.
V. PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan terdapat pengaruh diklat
(X) terhadap kemampuan kerja (Y)
pegawai pada Dinas Kesehatan Kota
Pagaralam. Hal ini berarti bahwa
pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan pegawai pada Dinas
Kesehatan Kota Pagaralam, telah
dilaksanakan sebagaimana diatur
dalam peraturan kepangkatan
Pegawai Negeri Sipil. Dan aturan-
aturan tersebut telah sepenuhnya
dipahami oleh seluruh pegawai.
5.2. Saran
Adapun saran yang diajukan
peneliti bagi instansi dan penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Untuk pendidikan dan pelatihan
di masa yang akan datang
hendaknya pelaksanaannya
dilakukan tepat sasaran, dengan
peserta yang telah disiapkan
dengan kriteria yang terukur
sehingga tidak menimbulkan
kesan asal tunjuk. Disain
pendidikan dan pelatihan
hendaknya benar benar sesuai
dengan kebutuhan peserta dan
instansi sehingga tidak
menimbulkan pemborosan
waktu, tempat, pikiran dan dana.
2. Bagi pegawai yang telah
mengikuti pendidikan dan
pelatihan, memperlihatkan sikap
dan perilaku yang lebih baik. Hal
ini untuk memberikan contoh
kepada pegawai lainnya yang
belum mengikuti pendidikan dan
pelatihan dalam menjalankan
tugas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung.
2012. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Aryo Teguh Pribadi. 2012. Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan
Terhadap Kemampuan dan
Kinerja Karyawan (Studi pada
Karyawan PDAM Kota
Malang). Jurnal Ekonomi. Vol.
10, No. 2, Agustus 2011: 120–
12.
Arikunto. Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dharma, Agus. 995. Manajemen
Perilaku Organisasi:
Pendayagunaan Sumber Daya
Manusia. Jakarta- Erlangga
Edi Saputra, Pakpahan. 2014.
Pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap Kinerja
Pegawai (Studi pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota
Malang). Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol. 2, No.
1,Hal. 116-121.
Gibson, L. James, John M.
Ivancevich, and James H.
Donnelly, Jr., 2007,
Organisasi: Perilaku, Struktur,
Proses,PT. Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
22
Hardjana, Agus M. 2002. Training
SDM yang Efektif. Kanisius,
Yogyakarta
Handoko, T Hani. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Edisi Kedua.
Yogyakarta : BPFE.
Hartono, jogiyanto. 2014.
Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, S.P. Malayu. 2009.
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Revisi. Jakarta.
Bumi Aksara.
Hasibuan, S.P. Malayu. 2013.
Manajemen Sumber Daya
Manusia, cetakan ketujuh
belas. Jakarta. Bumi Aksara.
Robbins, Stephen. P. 2006.Perilaku
Organisasi (alih bahasa Drs.
Benjamin Molan),Edisi Bahasa
Indonesia,Klaten: PT INT AN
SEJATI.
Sedarmayanti. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Mandar
Maju. Bandung.
Schuler, R.S. & Jackson, S.E., 2006,
Human Resource Management,
International Perspective,
Mason: Thomson South-
Western.
Simamora, Henry. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. STIE
YKPN. Yogyakarta.
Sudiro, Achmad. 2011. Perencanaan
Sumber Daya Manusia.
Malang : UB Press.
Yogyakarta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Cetakan ke-20,
Alfabeta, Bandung.
Zusmawati. 2014. Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Terhadap Motivasi
Kerja Peserta Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan (Studi
Kasus Badan Kepegawaian
Daerah Kota Padang). Jurnal
KBP. Vol. 2, No. 2, Juni 2014:
296 – 316.
top related