dss portofolio reska
Post on 29-Jan-2016
26 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Portofolio Kasus DSS (Dengue Syok Syndrome)
No. ID dan Nama Peserta : dr. Reska Ayu Puspita Dewi
No. ID dan Nama Wahana : RS Muhammadiyah Roemani, Kota Semarang
Topik : DSS
Tanggal (kasus) : 21 Oktober 2014
Nama pasien : An. ARD No. RM : 0374923
Tanggal presentasi : 10 Desember 2014 Nama pendamping : dr. Asdiyati
Tempat presentasi : RS Muhammadiyah Roemani, Kota Semarang
Objektif presentasi :
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegara □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik √ □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak √ □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi :
Seorang anak laki-laki 5 tahun datang dengan keluarganya ke IGD RS
Muhammadiyah Roemani pukul 15:30 WIB dengan keluhan tiba-tiba saat bangun tidur
teraba dingin seluruh badan terutama tangan dan kaki. Pasien juga mengeluh lemas(+),
pusing(+), mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, nyeri perut(+) ulu hati, mimisan (+)
1x sebelum dibawa ke RS, jumlah sedikit, warna darah merah segar, gusi tidak berdarah,
tidak ada bintik-bintik merah. BAB seperti biasa, 1 x/hari, warna kekuningan, konsistensi
lembek, tidak ada darah, tidak berwarna seperti petis, tidak ada lendir. BAK lancar seperti
biasa 3-4 x/hari, warna kuning jernih, jumlah cukup, tidak nyeri saat kencing. Nafsu makan
menurun (+), batuk (-), pilek (-).
Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien demam tinggi (+) secara mendadak, mual (+),
muntah (+) berupa yang dimakan, lemas (+), nyeri perut (+) bagian ulu hati, kemudian pada
hari ke-3 demam, diperiksakan orang tua nya ke bidan, diberi antibiotik, obat penurun panas
dan vitamin, panas turun namun kemudian naik lagi. Pada hari ke-4, demam turun, namun
keluar keringat dingin.
□ Tujuan:
Menganalisis etiologi timbulnya manifestasi keluhan penderita.
Menentukan diagnosis yang tepat sehingga mendapatkan penanganan yang tepat pula.
1
Menentukan faktor yang memperparah kesakitan.
Bahan bahasan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus √ □ Audit
Cara membahas □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi √ □ E‐mail □ Pos
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. ARD
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : TK B
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Pucung, Pudak Payung, Banyumanik
Masuk RS : 21 Oktober 2014
Berat badan : 32 kg
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan Ibu penderita dan autoanamnesis dengan pasien dilakukan
pada tanggal 21 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB di IGD dan didukung dengan
catatan medis.
Keluhan utama : dingin seluruh badan
Keluhan tambahan : mimisan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang anak laki-laki 5 tahun datang dengan keluarganya ke IGD RS
Muhammadiyah Roemani pukul 15:30 WIB dengan keluhan tiba-tiba saat bangun
tidur teraba dingin seluruh badan terutama tangan dan kaki. Pasien juga mengeluh
lemas(+), pusing(+), mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, nyeri perut(+)
ulu hati, mimisan (+) 1x sebelum dibawa ke RS, jumlah sedikit, warna darah
merah segar, gusi tidak berdarah, tidak ada bintik-bintik merah. BAB seperti
biasa, 1 x/hari, warna kekuningan, konsistensi lembek, tidak ada darah, tidak
berwarna seperti petis, tidak ada lendir. BAK lancar seperti biasa 3-4 x/hari,
2
warna kuning jernih, jumlah cukup, tidak nyeri saat kencing. Nafsu makan
menurun (+), batuk (-), pilek (-).
Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien demam tinggi (+) secara mendadak,
mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, lemas (+), nyeri perut (+) bagian ulu
hati, kemudian pada hari ke-3 demam, diperiksakan orang tua nya ke bidan, diberi
antibiotik, obat penurun panas dan vitamin, panas turun namun kemudian naik
lagi. Pada hari ke-4, demam turun, namun keluar keringat dingin.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah didiagnosa sakit demam berdarah
Riwayat pernah sakit panas, batuk, pilek tapi tidak sampai mondok di
rumah sakit.
Pasien tidak pernah mengalami perdarahan sulit berhenti bila luka
Riwayat tidak pernah memar atau kebiru-biruan pada badan dan anggota
gerak.
Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan sekitar :
Tidak ada anggota keluarga yang sakit demam berdarah
Tidak ada tetangga di rumahnya yang sakit demam berdarah.
Teman sekelasnya ada yang sakit demam berdarah dan mondok di rumah
sakit. Di sekolah terdapat kolam yang airnya tidak mengalir.
Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Anak laki-laki lahir dari ibu G2P1A0 hamil aterm, lahir secara spontan
ditolong oleh dokter, anak lahir langsung menangis, warna kemerahan, berat
badan lahir 3050 gram, panjang badan 48 cm.
Kesan: neonatus aterm, lahir spontan, bayi sehat
Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu memeriksakan kandungannya ke bidan secara teratur sebulan sekali.
Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan saat
3
hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa
resep dokter ataupun minum jamu disangkal. Obat – obat yang diminum selama
kehamilan adalah vitamin dan tablet tambah darah.
Riwayat Pemeliharaan Postnatal :
Pemeliharaan postnatal dilakukan di posyandu dan anak dalam keadaan sehat.
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3050 gram, panjang badan lahir 48 cm, berat badan sekarang 32
kg, tinggi badan sekarang 110 cm. Berat badan bulan lalu 31 kg.
Perkembangan :
Senyum : 2 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 8 bulan
Merangkak : Ibu lupa
Berdiri : 10 bulan
Berjalan ditetah : 12 bulan
Berkata 1-2 kata : 12 bulan
Merangkai 2 kata, berjalan : 15 bulan
Berjalan naik turun : 18 bulan
Berlari, naik tangga : 24 bulan
Membuat kalimat dengan 2-3 kata : 24 bulan
Membuat kalimat dengan 10 kata : 36 bulan
Anak masuk TK kecil : 4 th
Anak masuk TK besar : 5 th
Anak dapat mengikuti kegiatan belajar selama TK
Saat ini anak duduk di bangku kelas TK B. Anak tidak pernah tinggal kelas dan
anak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Hubungan dengan teman-
teman maupun guru di sekolah juga baik.
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur.
4
Riwayat Makan dan Minum Anak :
0-6 bulan : ASI hanya diberikan 0-3 bulan, disambung dengan susu
formula. Tidak eksklusif karena ibu bekerja dan ASI
sedikit keluar.
6-8 bulan : ASI+Susu SGM 2 sebanyak 3x/hari, @3 sendok teh+90
cc air, habis. Bubur susu, 3x/hari, @1 bungkus habis.
9-12 bulan : ASI+Susu SGM 2 3x/hari, @3 sendok teh+90 cc air,
habis. Nasi tim 3x/hari lauk telur, ikan, sayur wortel,
sayur sawi @ 1 piring habis. Pisang dikerok 1
buah/hari, habis.
12-18 bulan : Susu SGM 3 6x/hari, @3 sendok teh+90 cc air, habis.
Nasi 3x/hari @1 piring, lauk pauk ayam, tempe dan sayur
bayam, sayur sop, selalu habis. Pepaya 1 potong/hari,
habis.
18 bulan-3 tahun : Nasi 3x/hari @1 piring, lauk pauk ayam, tempe dan
sayur bayam, sayur sop, selalu habis. Pepaya 1
potong/hari, habis. Susu Bebelac, 6x/hari, @3 sendok
teh+90 cc air, habis.
3-5 tahun : Nasi 3x/hari @1 piring, lauk pauk ayam, tempe dan
sayur bayam, sayur sop, selalu habis. Susu Indomilk,
4x/hari, @7 sendok teh+200 cc air, habis.
Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minum cukup baik .
ASI tidak ekslusif
Riwayat Imunisasi :
No Imunisasi Berapa kali Umur Booster
1 BCG 1x 1 bulan -
2 DPT 3x 2, 4, 6 bulan 18 bulan, 5 th
3 Polio 4x 0, 2, 4, 6 bulan 18 bulan, 5 th
4 Hepatitis B 4x 0, 2, 4, 6 bulan -
5
5 Campak 1x 9 bulan -
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur
Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu penderita menggunakan KB suntik.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah anak kedua, tinggal bersama kedua orang tuanya.
Penghasilan ayah kurang lebih Rp 2.000.000,00/bulan. Biaya pengobatan
ditanggung sendiri.
Kesan sosial ekonomi: cukup.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 21 Oktober 2014, pukul 15.30 WIB
Anak laki-laki usia 5 tahun, berat badan 32 kg, tinggi badan 110 cm
Kesan umum : gelisah, tampak sakit berat, petekie (-),
Tanda tanda vital
- Tekanan darah : tidak terukur
- Nadi : 120 lemah kecil
- Laju nafas : 26x/ menit
- Suhu : 36,8° C ( axilla )
Status Internus
Kepala : Mesocephale
Rambut dan kulit kepala : Hitam, tumbuh merata
Kulit : petechie (-), turgor kurang
Mata : mata cekung (+/+), anemis (-/-), ikterik (-/-)
Hidung : Epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : Discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Mulut : Gusi berdarah (-), bibir kering (-), bibir pucat (+).
6
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Tenggorok : hiperemis (-), tonsil ukuran T1-T1
Dinding thorax
Paru
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Pergerakan Hemithorax dextra = hemithorax sinistra
Palpasi : Stem fremitus hemithorax dextra sama dengan sinistra
Perkusi : pekak pada paru kanan bawah
Auskultasi: Suara dasar : Vesikuler
Suara tambahan : ronkhi ( -), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Redup
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas pinggang : ICS III linea parasternal sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri bawah: ICS IV 2 cm medial linea mid clavicula sinistra
Kesan : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani(+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Alat kelamin : Laki-laki, fimosis (-), OUE hiperemis (-)
Anorektal : Dalam batas normal
Ekstremitas : Superior Inferior
7
Akral dingin +/+ +/+
Akral sianosis +/+ +/+
Oedem -/- -/-
Rumple leed +/+ -/-
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Tanggal 21 Oktober 2014 pukul 16.30 WIB
Hb : 17,8 gr/ dl
Leukosit : 10.200/ mm3
Trombosit : 61.000/mm3
Hematokrit : 55,6 %
Diff.count
Eosinofil : 0,8%
Basofil : 5,1%
N. Segmen : 55,7%
Limfosit : 27,3%
Monosit : 11,1%
Kesan: Terdapat tombositopeni, dan peningkatan hematokrit
b. X Foto Thorax AP/RLD
8
RLD :Tampak kesuraman homogeny dilateral hemithorax kanan
(PEI = 1/7X100% =14 %)
Kesan
Pulmo:Peningkatan vaskuler paru,
Efusi pleura dextra(PEI=14%)
MONITORING
Tanggal/jam keluhan Vital sign Px.penunjang ruangan
21-10-2014
15.30
Panas hari ke 5
gelisah
Keringat
dingin,dingin
seluruh
badan,terutama
tangan dan
kaki., mual (+)
muntah (+),
nyeri perut (+)
TD:tidak
terukur
HR:120
kecil,lemah
S:36,8
RR:24
Hb :17,8
Leukosit :10.200
Trombosit :61 rb
Ht :55,6
PICU
21-10-2014
22.00
Panas hari ke 5 TD:80/55
HR:136
S:35,9
RR:28
Hb :12,4
Leukosit :5200
Trombosit :45 rb
Ht :36,6
PICU
22-10-2014
08.55
Panas hari ke 6 TD:130/80
HR:140
S:38,6
RR:58
Hb :11,4
Leukosit :4500
Trombosit :52 rb
Ht :33,2
PICU
23-10-2014
00.30
Panas hari ke 7 TD:120/80
HR:122
S:37,5
RR:46
Hb :11,3
Leukosit :9800
Trombosit :96 rb
Ht :33,2
PICU
22-10-2014 Panas hari ke 7 TD:120/80 Hb :12,7 PICU
9
06.23
HR:106
S:37,2
RR:44
Leukosit :7400
Trombosit :115 rb
Ht :38,7
23-10-2014
08.11
Panas hari ke 8 TD:130/80
HR:108
S:37
RR:35
Hb :10,9
Leukosit :7200
Trombosit :135 rb
Ht :31,7
PICU
23-10-2014
18.45
Panas hari ke 8 TD:120/80
HR:102
S:37
RR:24
Hb :10,7
Leukosit :7500
Trombosit :138 rb
Ht :31,5
Bangsal
anak
24-10-2014
09.35
Panas hari ke 8 TD:130/80
HR:100
S:36,5
RR:20
Hb :11,0
Leukosit :8000
Trombosit :148 rb
Ht :32,4
Bangsal
anak
C. RESUME
Seorang anak laki-laki 5 tahun datang dengan keluarganya ke IGD RS
Muhammadiyah Roemani pukul 15:30 WIB dengan keluhan tiba-tiba saat bangun
tidur teraba dingin seluruh badan terutama tangan dan kaki. Pasien juga mengeluh
lemas(+), pusing(+), mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, nyeri perut(+)
ulu hati, mimisan (+) 1x sebelum dibawa ke RS, jumlah sedikit, warna darah
merah segar, gusi tidak berdarah, tidak ada bintik-bintik merah. BAB seperti
biasa, 1 x/hari, warna kekuningan, konsistensi lembek, tidak ada darah, tidak
berwarna seperti petis, tidak ada lendir. BAK lancar seperti biasa 3-4 x/hari,
warna kuning jernih, jumlah cukup, tidak nyeri saat kencing. Nafsu makan
menurun (+).
Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien demam tinggi (+) secara mendadak,
mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, lemas (+), nyeri perut (+) bagian ulu
hati, kemudian pada hari ke-3 demam, diperiksakan orang tua nya ke bidan, diberi
10
antibiotik, obat penurun panas dan vitamin, panas turun namun kemudian naik
lagi. Pada hari ke-4, demam turun, namun keluar keringat dingin.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
Kesan umum : gelisah, tampak sakit berat, petekie (-)
Tanda tanda vital
- Tekanan darah : Tidak terukur
- Nadi : 110x/ menit, lemah kecil
- Laju nafas : 24 x/ menit
- Suhu : 36,8° C ( axilla )
Status Internus
- Kulit : petechie (-), turgor kurang
- Mata : mata cekung (+/+), anemis (-/-), ikterik (-/-)
- Mulut : Gusi berdarah (-), bibir kering (-), bibir pucat (+)
Paru
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Pergerakan Hemithorax dextra = hemithorax sinistra
Palpasi : Stem fremitus hemithorax dextra sama dengan sinistra
Perkusi : pekak pada paru kanan bwh
Auskultasi: Suara dasar : Vesikuler
Suara tambahan : ronkhi ( -), wheezing (-)
Abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ekstremitas : Superior Inferior
Akral dingin +/+ +/+
Akral sianosis +/+ +/+
Oedem -/- -/-
Rumple leed +/+ -/-
11
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:
Terdapat tombositopeni, dan peningkatan hematokrit
Pulmo:Peningkatan vaskuler paru,
Efusi pleura dextra(PEI=14%)
D. DIAGNOSIS BANDING
I. Febris 5 hari :
DSS
Demam Berdarah Dengue grade 3
Demam Dengue
Demam Chikungunya
E. DIAGNOSIS SEMENTARA
I. DSS
F. TERAPI (MEDIKAMENTOSA dan DIETETIK)
I. Beri oksigen 2-4 L permenit
II. Resusitasi dengan cairan kristaloid isotonic (RL) intravena 10-20
ml/kgbb berupa bolus dalam 10-20 menit
III. Periksa dan pantau hematokrit
IV. Apabila syok telah teratasi
Berikan cairan 10 ml/kgbb /jam selama 1-2 jam
Jika sirkulasi stabil cairan dikurangi secara bertahap menjadi
7,5,5,3,1,5 ml/kgbb/jam
PO : Paracetamol syr 3 x 1 tab (500 mg) (bila perlu)
Program :
Evaluasi keadaan umum, TTV, tanda-tanda syok, tanda perdarahan, monitoring
Hb, Ht, trombosit tiap 4 jam.
Diet:
12
3x makanan lunak
Kalori: 2100 kkal/hari
Protein: 42 gram/hari
G. PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
H. NASEHAT
- Edukasi orang tua apabila anak panas >38°C , diberi penurun panas
- Edukasi orang tua apabila anak mengalami tanda-tanda bahaya demam
(BAB hitam, nyeri perut hebat, pucat, tidak mau makan minum, ujung
tangan dan kaki dingin), segera memberitahu dokter
- Edukasi orang tua untuk membantu mengawasi tetesan infus
- Pasien diberitahu agar banyak minum yang banyak dan makan teratur
- Pasien diberitahu agar istirahat cukup
- Edukasi mengenai pentingnya kebersihan diri dan lingkungan
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI DAN ETIOLOGI
Infeksi Dengue dapat ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis di seluruh
dunia, utamanya daerah perkotaan dan pinggir kota. Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus infeksi dengue sangat
kompleks, yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak
terencana & tidak terkendali, tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di
daerah endemis, dan peningkatan sarana transportasi. Penyebab utama penyakit
demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili
Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan
penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-
3, dan DEN-4. Keempat type virus tersebut telah ditemukan diberbagai daerah di
Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia
menunjukkan Dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan
menyebabkan kasus yang berat. Gejala demam berdarah baru muncul saat
seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue
mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.1,3
B. PATOGENESIS INFEKSI DENGUE
Patogenesis infeksi dengue seringkali masih menjadi kontroversi. Banyak
teori yang dikembangkan untuk menjelaskan segala proses yang terjadi pada
infeksi virus dengue mulai dari teori genetika, imunopatologi, virologi, dan
hematopatologi.5
14
Berbagai manifestasi yang timbul merupakan efek dari reaksi tubuh terhadap
masuknya virus. Viremia segera terjadi sejak 2 hari sebelum timbul gejala sampai
5 hari setelah gejala demam mulai.1 Pada infeksi virus dengue akan terbentuk
antibodi yang secara in vivo berperan pada dua hal :
1. Antibodi netralisasi atau neutralizing antibody bersifat serotipe spesifik.
2. Antibodi non netralising atau enhancing, menimbulkan cross reaction dan
meningkatkan infeksi yang berperan dalam patogenesis DBD dan SSD.
Infeksi Sekunder
Teori infeksi sekunder yang dikembangkan oleh Haalstead, yaitu manifestasi
klinis yang muncul pada infeksi sekunder lebih berat daripada infeksi primer,
seseorang yang mendapatkan infeksi primer dari satu jenis virus akan mempunyai
kekebalan terhadap jenis virus tersebut untuk jangka waktu yang lama. Pada
Infeksi primer terbentuk reaksi antibodi yang bersifat monotipik, sedangkan pada
infeksi sekunder bersifat heterotipik. Pada infeksi selanjutnya oleh virus jenis lain,
antibodi yang telah terbentuk dari infeksi primer akan membentuk kompleks
dengan virus jenis lain dari infeksi sekunder, kompleks ini tidak menetralisasi
virus justru membentuk kompleks yang infeksius.5
C. MANIFESTASI KLINIS INFEKSI DENGUE
Manifestasi klinis infeksi dengue yang ditimbulkan dapat beragam, berbeda–
beda pada masing-masing orang tergantung dari berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi daya tahan tubuh. Status gizi dikatakan dapat mempengaruhi
derajat berat DBD walaupun penelitian tentang hubungan status gizi dan derajat
DBD masih sedikit dan hasilnya bervariasi. Halstead jarang menemukan SSD
15
dengan anak gizi kurang. Keadaan yang timbul pada infeksi dengue mulai dari
tanpa gejala, demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated fever), demam
dengue, DBD sampai SSD.6,7
Gambar 1. Perjalanan penyakit dengue (dikutip dari Eric M. Torres).
Manifestasi klinis yang timbul akibat demam dengue antara lain demam, sakit
kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan tulang, mual muntah, petechie.
Dapat ditemukan leukopenia dan trombrositopoeni. Pada beberapa kasus demam
dengue dapat disertai dengan komplikasi perdarahan seperti epistaksis, gusi
berdarah, perdarahan gastrointestinal, hematuria, menorragia. Penting untuk
membedakan demam dengue dengan perdarahan dan DBD, pada DBD terjadi
peningkatan permeabilitas vaskular yang ditunjukkan dengan hemokonsentrasi.
Pada DBD lebih dominan gejala perdarahan mukosa/saluran cerna/saluran
kemih seperti epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri, dan
hepatomegali, perembesan plasma (efusi pleura, efusi perikard, atau perembesan
16
ke rongga peritoneal). Pada DSS (Dengue Syok Syndrome) manifestasi klinis
seperti DBD, disertai kegagalan sirkulasi (syok). Gejala syok anatara lain anak
gelisah, hingga terjadi penurunan kesadaran, sianosis, nafas cepat, nadi teraba
lembut hingga tidak teraba, tekanan darah turun, tekanan nadi < 10 mmHg, akral
dingin, capillary refill turun, diuresis turun, hingga anuria.
D. DIAGNOSIS DEMAM DENGUE/ DEMAM BERDARAH DENGUE
Tabel 2. Kriteria infeksi dengue WHO 1997. Dikutip dari departemen kesehatan
RI6
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau
lebih tanda;sakit
kepala,nyeri retro
orbital,mialgia,artralgia
1.Leukopeni
2.Trombositopeni tanpa
ditemukan bukti kebocoran
plasma
3.Serologi Dengue positif
DBD I Gejala DD ditambah uji
bending positif
Trombositopeni (<100.000/µl)
dengan bukti ada kebocoran
plasma
DBD II Gejala DBD derajat I
ditambah perdarahan
spontan
1.Trombositopeni
(<100.000/µl) dengan bukti
ada kebocoran plasma
2.Hemostasis bisa abnormal
*DBD III Gejala DBD derajat II
ditambah kegagalan
sirkulasi (kulit dingin
1.Trombositopeni
(<100.000/µl) dengan bukti
17
dan lembab serta
gelisah )
ada kebocoran plasma
2.Hemostasis bisa abnormal
*DBD IV Syok berat disertai
dengan tekanan darah
dan nadi tidak terukur
1.Trombositopeni
(<100.000/µl) dengan bukti
ada kebocoran plasma
2.Hemostasis bisa abnormal
*DBD derajat III dan IV juga disebut Sindrom Syok Dengue (SSD).
Untuk menegakkan diagnosis DBD digunakan kriteria klinis dan laboratoris
menurut WHO 1999.6
a. Kriteria klinis :
- Demam tinggi dengan onset akut.
- Terdapat manifestasi perdarahan :
Uji torniket positif, petekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, melena.
- Hepatomegali.
- Terdapat tanda-tanda syok atau kegagalan sirkulasi :
nadi cepat dan lemah, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan
pasien tampak gelisah.
b. Kriteria laboratoris :
- Trombositopenia ( < 100.000/mm3).
- Hemokonsentrasi .
Peningkatan Ht > 20% menurut umur dan jenis kelamin.
Efusi pleura atau hipoalbuminemia dapat menunjang penentuan diagnosis
DBD.5 Kebocoran plasma menjadi dasar terjadinya syok pada DBD yang
18
membedakan dengan demam dengue.6 Dua kriteria klinis yang pertama ditambah
satu kriteria laboratoris atau minimal kenaikan hematokrit cukup untuk
menegakkan diagnosis DBD. Sedangkan untuk diagnosis pasti dapat ditegakkan
melalui tes serologi dan isolasi virus.6 Baku emas untuk diagnosis serologis yaitu
uji hemaglutinasi inhibisi (HI) yang bersifat sensitif namun tidak spesifik yang
berarti tidak dapat menunjukkan tipe virus yang menginfeksi.
DBD dapat diklasifikasikan menurut derajat berat penyakitnya dengan
kriteria menurut WHO 1999.5
- Derajat 1: Demam disertai gejala yang tidak spesifik dan satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah uji torniket positif.
- Derajat 2: Seperti derajat 1 tetapi disertai perdarahan spontan biasanya di kulit
atau di tempat lain.
- Derajat 3: Terdapat kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun atau hipotensi, kulit dingin dan lembab,
tampak gelisah.
- Derajat 4: Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
Algoritma 1. Diagnosis Demam Dengue dan DBD
19
Algoritma 2. Tatalaksana DBD Derajat II
20
Algoritma 3. Tatalaksana DBD Derajat III/IV atau DSS
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sri Rezeki, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso,
editors. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue. Edisi
pertama. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1999.
2. Hendarwanto. Dengue. Di dalam : Sjaifoellah Noer, Sarwono Waspadji, A
Muin Rachman dkk, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi
ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1997 : 417-26.
3. Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku kuliah ilmu kesehatan
anak jilid 2. Rusepno Hassan, Husein Alatas, editors. Edisi ketujuh.
Jakarta : Infomedika, 1997 : 607-21.
4. Subdit Arbovirus ,Ditjen PPM dan PLP .1 januari sampai 31 desember
1999
5. Scott B.Halstead. Dengue fever/Dengue Hemorrhagic
Fever.Nelson.Textbook of pediatri.16thedition,WB Saunder Company.A
division of hartcourt Brace and Company
6. Sumarmo, Wydia MS. Dengue Hemorrhagic Fever Klinis, Dignosis dan
Pengobatan. Dalam : Sumarmo, Tjokronegoro, editor Demam Berdarah
Dengue Sepuluh Tahun Penelitian Pada Anak di Jakarta. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 1985: 1 – 17.
7. Hasyimi. Pemeriksaan Laboratorium Penderita Demam Berdarah Dengue:
Mengapa Uji HI. Media Litbangkes, 1992; IV: 13 – 6.
23
top related