proposal ta dss

28
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182 Email :[email protected] Fm : 01 PROPOSAL TUGAS AKHIR (MN091387) I. RINGKASAN 1. PENGUSUL a. Nama : TRIOKTA DANYS SETYAWAN b. NRP : 4107100009 c. Semester / Tahun Ajaran : Gasal / Genap, 2011 / 2012 d. Semester yg ditempuh : 8 ( Delapan) e. Batas Waktu Studi : 6 (Enam ) semester f. Jumlah SKS Lulus tahap Sarjana (min C): 127 SKS g. Prasyarat Tugas Akhir, telah/sedang kuliah: h. Tugas Merancang II 1. Metodologi Penelitian 2. Bidang Keahlian: a. Rekayasa Perkapalan b. Industri Perkapalan c. Sistem Transportasi 2. MATERI TUGAS AKHIR a. Judul Tugas Akhir “Perancangan Sistem Informasi Untuk Mengetahui Produktivitas Galangan Kapal di Indonesia Pada Pembangunan Kapal Baru” b. Ikhtisar Tugas Akhir Pembangunan kapal di Indonesia saat ini masih kalah bersaing dibandingkan negara-negara lain. Umumnya yang digunakan adalah sistem konvensional terutama untuk galangan kecil. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas suatu galangan untuk menyelesaikan pembangunan kapal, antara lain tidak tepatnya penggunaan sistem produksi, tenaga kerja yang terampil masih Page 1 of 28

Upload: denis-setyawan

Post on 30-Jun-2015

735 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Fm : 01

PROPOSAL TUGAS AKHIR (MN091387)

I. RINGKASAN

1. PENGUSULa. Nama : TRIOKTA DANYS SETYAWANb. NRP : 4107100009c. Semester / Tahun Ajaran : Gasal / Genap, 2011 / 2012d. Semester yg ditempuh : 8 ( Delapan)e. Batas Waktu Studi : 6 (Enam ) semesterf. Jumlah SKS Lulus tahap Sarjana (min C): 127 SKSg. Prasyarat Tugas Akhir, telah/sedang kuliah: h. Tugas Merancang II

1. Metodologi Penelitian 2. Bidang Keahlian:

a. Rekayasa Perkapalanb. Industri Perkapalanc. Sistem Transportasi

2. MATERI TUGAS AKHIR

a. Judul Tugas Akhir

“Perancangan Sistem Informasi Untuk Mengetahui Produktivitas Galangan Kapal di Indonesia Pada Pembangunan Kapal Baru”

b. Ikhtisar Tugas Akhir

Pembangunan kapal di Indonesia saat ini masih kalah bersaing dibandingkan negara-negara lain. Umumnya yang digunakan adalah sistem konvensional terutama untuk galangan kecil. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas suatu galangan untuk menyelesaikan pembangunan kapal, antara lain tidak tepatnya penggunaan sistem produksi, tenaga kerja yang terampil masih sedikit, dan juga terbatasnya fasilitas yang dimiliki galangan kapal tersebut.

Peningkatan efisiensi kerja di galangan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan operator / pekerja, dan pemakaian teknologi yang lebih maju. Beberapa galangan kapal di Indonesia sudah menggunakan sistem blok untuk pembangunan kapal baru. Namun, sistem blok ini masih digunakan untuk pembangunan hull / badan kapalnya saja, tidak termasuk outfitting (peralatan) dan sistem perpipaannya. Untuk pemasangan sistem perpipaannya, galangan kapal di Indonesia masih menggunakan sistem on board, yaitu melakukan instalasi perpipaan setelah pekerjaan konstruksi badan kapal selesai. Hal ini merupakan salah satu yang menjadi penyebab lamanya proses pembangunan kapal baru sedangkan galangan kapal di negara lain sudah menggunakan sistem pembangunan blok yang diintegrasikan dengan outfitting atau yang biasa disebut sistem block outfitted atau modul, sehingga produktivitas galangannya meningkat.

Page 1 of 20

Page 2: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis sistem produksi yang ditinjau dari segi efisiensi waktu dalam perhitungan jam orang (manhour) yang dibutuhkan dari kedua sistem tersebut, yaitu sistem konvensional dan sistem modul. Untuk studi kasus, penulis mengambil hasil produksi yang sudah dilakukan di PT. PAL yaitu kapal Tanker 17500 DWT.

c. Tempat Pelaksanaan / Pengerjaan / Survei

Tempat yang direncanakan untuk pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah :

Lab. Produksi Teknik Perkapalan ITS dan beberapa galangan yang ada di Surabaya.

3. CALON DOSEN PEMBIMBING(Disarankan terlebih dulu konsultasi pada calon dosen pembimbing)

a. Nama : ............................b. NIP : ............................c. Tanda Tangan : ............................

4. KATEGORI PEKERJAAN TUGAS AKHIR (Untuk entry Kata Kunci database Tugas Akhir)

Eksperimen Laboratorium / Survei Lapangan

Evaluasi / Pengembangan Teori / Metode / Teknik Analisis

Desain dan Perancangan Kapal / Sistem

Pembuatan Program Komputer

Studi Kasus / Studi Kelayakan

Lain-lain (disebutkan).................................................................

II. PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG MASALAH(Uraian singkat tentang hal yang menjadi latar belakang masalah yang akan dipecahkan)

Industri perkapalan di Indonesia belakangan ini mengalami kelesuan pesanan kapal baru, terutama perusahaan swasta yang lebih banayak membeli kapal baru dari galangan luar negeri. Hal ini disebabkan karena waktu yang dibutuhkan oleh galangan di Indonesia untuk menyelesaikan pesanan kapal baru masih membutuhkan waktu cukup lama, selain itu perusahaan pelayaran masih kesulitan untuk mendapatkan pendanaan disebabkan oleh tingginya suku bunga di Indonesia, sehingga industri perkapalan di

Page 2 of 20

Page 3: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Indonesia masih kalah bersaing dengan industri galangan luar negeri seperti Singapura, Hongkong, dan Malaysia.

Dari keadaan tersebut, perlu adanya pengkajian dari segi produktivitas dan efisiensi kerja. Untuk mendukung peningkatan produktivitas pada pembangunan kapal baru perlu dikembangkan suatu sistem yang disesuaikan dengan kondisi galangan. Salah satu usaha peningkatan produktivitas galangan adalah dengan kemampuan membangun kapal sesuai standar mutu yang ditentukan oleh pihak pemesan. Salah satu konsep yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas galangan kapal adalah dengan sistem modul. Sistem modul merupakan bagian dari teknologi produksi Advanced Outfitting yang sudah diterapkan oleh hampir semua galangan modern di negara-negara maju. Sistem modul yang dimaksud disini adalah suatu metode produksi dalam pembuatan blok-blok badan kapal yang diintegrasikan dengan pengerjaan outfitting pada tahap sebelum erection di building berth. Konsep metode ini adalah dengan memperkecil volume pekerjaan pada building berth sehingga pembangunan kapal lebih cepat.

2 PERUMUSAN MASALAH(Uraian singkat hal apa yang menjadi masalah. Disarankan disusun dengan kalimat tanya)

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang harus dipecahkan adalah :a. Bagaimana usaha peningkatan produktivitas galangan kapal di Indonesia?b. Bagaimana konsep pembangunan kapal dengan sistem modul ini ?c. Bagaimana perbandingan efisiensi pemakaian jam orang (manhour) pada pekerjaan

pembangunan kapal dengan sistem on board dan sistem modul ?

3 MAKSUD &TUJUAN(Sebutkan dengan jelas tujuan khusus dalam tugas akhir ini)

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :a. Menjelaskan konsep sistem block outfitted atau modul dengan menggunakan metode

Advanced Outfittingb. Mengevaluasi permasalahan di galangan dalam hal waktu produksi kapalc. Membandingkan efisiensi waktu yang digunakan pada pembangunan kapal dengan

sistem on board dan sistem moduld. Menghitung efisiensi waktu dari penerapan sistem modul pada pembangunan kapal

Tanker 17500 DWT

4 MANFAAT(Sebutkan secara spesifik hal yang akan diperoleh dilakukannya penelitian dalam tugas akhir ini dan manfaat secara langsung)

Dari penulisan Tugas Akhir ini diharapkan memberikan manfaat :a. Sebagai referensi dan pengetahuan mengenai sistem modul dengan metode Advanced

Outfittingb. Memberikan pengetahuan tentang efisiensi jam orang pada penggunaan sistem

modul pada pembangunan kapal baruc. Sebagai masukan dan pertimbangan dalam penggunaan sistem pembangunan kapal

baru di galangan untuk peningakatan produktivitas galangan.d. Meminimalkan volume pekerjaan di building berth untuk mengurangi waktu

produksi

Page 3 of 20

Page 4: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

5 HIPOTESIS(Pernyataan awal tentang dugaan/ prakiraan hasil / outcomes dari tugas akhir ini)

Penggunaan sistem block outfitted atau modul dengan menggunakan metode Advanced Outfitting pada pembangunan kapal baru dapat meningkatkan produktivitas galangan dilihat dari segi efisiensi waktu penggunaan jam orang

6 BATASAN MASALAHPenyusunan tugas akhir ini memerlukan batasan – batasan masalah yang berfungsi

untuk meng-efektifkan penelitian dan proses penulisan lebih terarah. Batasan – batasan tersebut sebagai berikut :a. Pembahasan dalam penulisan ini hanya meninjau dari segi efisiensi waktu pada

kebutuhan jam orang untuk pembangunan kapal barub. Yang dimaksud modul disini adalah blok beserta outfitting-nyac. Obyek studi dalam pembahasan ini adalah kapal Tanker 17500 DWTd. Penelitian dilakukan di PT. PALe. Penulisan tugas akhir ini tidak membahas besarnya biaya produksi pembangunan

kapal

III. STUDI LITERATUR AWAL

LANDASAN TEORI(Uraian singkat tentang dasar teori yang dipakai langsung dalam tugas akhir ini, harus menyebutkan sumber referensi dalam teori pembahasan, maksimal 1 halaman A4)

a. DECISION SUPPORT SYSTEMS

DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.

Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.

Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Timesharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan

Page 4 of 20

Page 5: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis, control manajemen, dan control operasional).

b. JENIS DSS

Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :

- Retrive information element (memanggil eleman informasi)- Analyze entries fles (mengenali semua file)- Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)- Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)- Propose decision (menawarkan keputusan )- Make decisions (membuat keputusan)

c. TUJUAN DSS

Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :- Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah

semi terstruktur- Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti

keputusan tersebut- Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya

peningkatan efisiensiTujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur

masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

d. KEUNTUNGAN DSS

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks. 2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam kondisi yang berubah-

ubah. 3. Mampu untuk menerapkan pelbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi

berbeda secara cepat dan tepat. 4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Memfasilitasi komunikasi. 6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya. 8. Keputusannya lebih tepat. 9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih

singkat dan dengan sedikit usaha. 10. Meningkatkan produktivitas analisis.

Page 5 of 20

Page 6: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

e. COMPENSATED GROSS TONNAGE (CGT)

Pada saat tidak adanya model pengukuran produktivitas galangan yang diterima secara universal, terjadi kesulitan untuk mengukur tingkat produktivitas suatu galangan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pengukuran dimana haruslah didasarkan pada parameter yang ada di galangan pada saat itu. Idealnya, model pengukuran ini mempertimbangkan type kapal yang dibangun dan ukuran/kapasitas dari kapal dimana keduanya akan berpengaruh terhadap produktivitas dari galangan. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkanlah konsep CGT yang didasarkan pada pertimbangan terhadap type kapal dan kapasitas.

Tonnage pada kapal adalah suatu harga besaran yang didapat dengan menghitung dengan cara dan peraturan tertentu yang hasilnya dapat dianggap menunjukkan capacity suatu kapal, yaitu banyaknya didalam kapal yg memberikan keuntungan. Dengan demikian tonnage kapal dapat dianggap sebagai suatu ukuran utk menunjukkan kemampuannya dalam memberikan keuntungan. Sehingga dengan menggunakan gross tonnage sebagai output produksi untuk keperluan analisis dan perhitungan produktivitas galangan kapal adalah relatif tepat dan baik.

Ukuran CGT merupakan pengembangan dari diskusi antara Association of West Europe Shipbuilders (AWES) dan Shipbuilders Association of Japan (SAJ) pada tahun 1966 dan 1967. Hasil dari diskusi ini adalah dikeluarkannya aturan umum mengenai cara perhitungan utk menghitung Compensated Gross Registered Tonnage (CGRT). Dibawah sistem ini, perbedaan type dari kapal barang dan besar dari kapasitas kapal diwakili dalam 40 koefisien. Pada tahun 1969 diperkenalkan koefisien baru yang dapat mengkonversi koefisien GRT berubah menjadi koefisien GT. Pada tahun 1974 konsep ini diadopsi oleh Organization for Economic Cooperative Development (OECD) sebagai parameter dasar perbandingan dari output galangan nasional.

f. COMPENSATION COEFFICENT

CC adalah koefisien yang digunakan untuk mengkonversi bentuk GT ke dalam bentuk CGT. CC atau disebut jg faktor CGT telah dikembangkan selama bertahun-tahun dengan berbagai pembicaraan antara galangan-galangan besar di dunia. Koefisien ini telah dikembangkan untuk semua jenis kapal yang bersifat komersil. CGT telah digunakan sebagai parameter untuk pengukuran terhadap produktivitas yang berbentuk : manhours/CGT, CGT/manyear.

Apabila perhitungan dari CGT benar-benar tepat, untuk type kapal dan kapasitas yg berbeda yang dibangun pada galangan yang sama, maka rasio antara manhours dengan CGT (manhours/CGT) adalah sama.

g. GROSS TONNAGE

Adalah ukuran dari volumenya. Merupakan suatu cara untuk mengukur perolehan/pemasukan dari kapal atau bisa dikatakan sebagai indikasi dari ukuran atau kapasitas kapal. GT dikembangkan selama bertahun-tahun melalui aturan yg kompleks, tapi tidak sama pada tiap-tiap negara hingga akhirnya IMO mengganti proses tersebut dengan ukuran internasional pada tahun 1970. Menurut aturan tersebut, GT diperoleh :

GT= K1 x V

Page 6 of 20

Page 7: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Dimana, K=koefisien V=volume molded dr seluruh enclosed spaces pada hull dan superstructure

Harga CGT diperoleh dari perkalian antara besar harga GT dengan CC :

CGT=CC x GT

h. NEW COMPENSATED GROSS TONNAGE

Selanjutnya revisi dikerjakan untuk menyederhanakan CGT system. Sekilas perhitungan CGT memang terlihat mudah, hanya menentukan type dan ukuran kapal beban kerja yang digunakan untuk satu GT yang kemudian menghasilkan CGT faktor. Tetapi jika dilihat lebih dalam suatu galangan tidak akan menggunakan metode yang sama dengan galangan lain utk kapal dengan ukuran dan jenis yg sama., tetapi berbeda pada hull construction, kecepatan dan system propulsi yang akan menghasilkan tingkat kebutuhan tenaga kerja dan perbedaan beban kerja. Mengingat tujuan perhitungan CGT adalah untuk mengetahui gambaran tentang tingkat persaingan antar galangan, maka asosiasi memutuskan untuk membatasi jenis kapal dan faktor konversi agar jumlah kapal dapat terkendali. Perlu juga diingat bahwa sumber data yang digunakan utk menghitung CGT hanyalah bagian dari informasi yg masih butuh adanya perincian lebih detail.

Terdapat dua perubahan utama yang telah disepakati untuk revisi system antara lain :1. sebagai ganti tabel koefisien CGT yg tergantung pada jenis dan ukuran kapal,

kalkulasi yg baru didasarkan pada rumusan atau suatu formula.2. sebagai ganti DWT yg digunakan sebagai dasar utk pemilihan koefisien,

keseluruhan system kini menggunakan GT (OECD New CGT system,2007)

Pada 1 januari 2007 diumumkan oleh OECD bahwa formula CGT yg baru adalah:

CGT = A x GTB

Dimana, A= faktor jenis kapal B= faktor ukuran kapalGT=gross tonnage vessel

Page 7 of 20

Page 8: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Tabel Kalkulasi Faktor A dan B pada New CGT

i. CONSTANT COST CURVES

Ukuran CGT/cost selain menunjukkan produktivitas galangan juga menunjukkan kemampuan bersaing galangan, karena faktor input operating cost yang digunakan dalam pengukuran adalah merupakan bagian dari kompinen harga jual kapal. Dan harga jual adalah merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan bersaing galangan.

Model ukuran perbandingan CGT/employeeyear dan CGT/cost juga dapat digunakan untuk membandingkan produktivitas global dan kemampuan bersaing suatu galangan dengan galangan lain, caranya adalah dengan menggambarkan constat cost curves, dengan sumbu absis adalah cost/employeeyear dan sumbu ordinatnya adalah produktivitas dalam employeeyear/CGT

Cara utk membaca constant cost curves:- Jika posisi koordinat galangan kapal adalah pada sebelah kanan-bawah,

menunjukkan biaya yg dikeluarkan galangan adalah besar, namun galangan mempunyai produktivitas yg tinggi

- Jika posisi koordinat galangan kapal berada pada sebelah kanan-atas, menunjukkan galangan kapal mempunyai biaya yg besar, dan produktivitasnya rendah

- Jika posisi koordinat galangan berada pada posisi sebelah kiri-bawah, menunjukkan galangan kapal mempunyai biaya yg rendah dan produktivitasnya tinggi

- Jika posisi koordinat galangan berada pada posisi sebelah kiri-atas, menunjukkan galangan kapal mempunyai biaya yg rendah dan produktivitasnya rendah.

Kontribusi yang didapat oleh perusahaan dari pengukuran produktivitas sebagai berikut:

Page 8 of 20

Page 9: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

- Dapat digunakan sebagai alat pengontrol resources- Dapat digunakan sebagai alat pengontrol pengadaan fasilitas-fasilitas untuk

jangka pendek maupun panjang- Sebagai alat pertimbangan secara ekonomis maupoun non ekonomis untuk

meningkatkan produktivitas- Dapat digunakan untuk membuat target yang realistis dimasa mendatang

berdasarkan kemampuan produktivitas saat ini- Kombinasi pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai acuan strategi

untuk meningkatkan efisiensi input produksi dan mengefektifkan output sebagai alat pembanding dengan galangan lain

- Dengan kontrol produktivitas akan dapat mengontrol profit- Ukuran tingkat kompetitif dengan galangan lain.

j. PRODUKTIVITAS

Produktivitas sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu productivity. Merupakan gabungan 2 kata yaitu product + activity, yang artinya merupakan kegiatan untuk menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) yang lebih tinggi atau lebih banyak. Definisi produktivitas adalah tingkat efisiensi, efektivitas, dan kualitas dari sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk/jasa.

Konsep dari Produktivitas merupakan perbandingan dari output terhadap input. Semakin tinggi tingkat produktivitasnya berarti semakin banyak hasil (output) yang dicapai. Adapun unsur dari produktivitas yaitu efisensi, efektivitas dan kualitas. Produktivitas = Output/Input. Sedangkan Output sendiri dapat berupa hasil dari tujuan yang dicapai. input diperoleh dari resource (sumber daya) misalnya waktu, bahan baku, manusia, mesin, uang dll.

Berdasarkan rumus tersebut, cara untuk meningkatkan produktivitas yaitu :- meningkatkan output- menurunkan input

Produktivitas menjadi sebuah patokan dalam perusahaan dan industri. Ada pun manfaat peningkatan produktivitas dalam perusahaan yaitu :

- Peningkatan keuntungan bagi perusahaan- Peningkatan kualitas produk- Peningkatan upah dan gaji kepada pegawai

Dalam industri manufaktur, produktivitas diartikan sebagai proses dimana perusahaan merubah sumber daya menjadi suatu produk yang mempunyai nilai jual tinggi secara efektif dan efisien.

Produktivitas = Output yang dicapaiInput yang digunakan

Dari rumus diatas bisa diketahui bahwa produktivitas yang semakin tinggi dari suatu perusahaan, menunjukkan semakin efektif dan efisiennya pekerjaan di perusahaan tersebut. Variabel input di perusahaan galangan berupa : biaya produksi, upah pekerja, jumlah pekerja, jumlah jam kerja yang terpakai, material, dan lain-lain. Sedangkan

Page 9 of 20

Page 10: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

variabel outputnya adalah : unit produksi yang dihasilkan, penghasilan yang diperoleh, dan lain-lain.

Tolak ukur produktivitas sebuah industri galangan adalah :- Kualitas produk- Waktu pembangunan kapal- Harga kapal

k. KONSEP MAN HOURS (JAM ORANG)

Manhours adalah jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan dari perhitungan man hours ratio adalah sebagai alat kontrol produktivitas di lapangan produksi.

Actual Man HourRatio Actual = Planning Man Hour

Progress

dengan ketentuan :- Bila MHR Ratio > 1 , maka produktivitas tidak efisien- Bila MHR Ratio < 1 , maka pekerjaan masih dalam keadaan efisien

l. PROSES PEMBANGUNAN KAPAL SECARA UMUM

1. Persiapan Produksi

Tahap persiapan produksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan proses produksi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengatur keadaan-keadaan sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dapat dilaksanakandan ditetapkan. Ruang lingkup tahap ini yaitu : Dokumen produksi yang meliputi gambar dan daftar material, perkiraan

kebutuhan tenaga kerja, dan perkiraan kebutuhan material. Tenaga kerja yang kaitannya dengan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja Material yang perlu dipersiapkan dengan mempertimbangkan keadaan atau

stock gudang Fasilitas dan sarana produksi yang meliputi : kemampuan bengkel produksi,

kapasitas mesin-mesin, alat-alat angkat yang tersedia

Page 10 of 20

Produktivitas

HargaWaktuMutu

Page 11: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

2. Mold Loft

Setelah tahap desain dan persiapan produksi selesai, pembangunan kapal dapat mulai dikerjakan. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat model dengan ukuran sebenarnya, yaitu dengan skala 1:1 dari bagian-bagian kapal seperti gading (frame), wrang (floor), penegar (stiffener), pelat geladak (deck), pembujur (longitudinal), pelintang (transverse), kulit lambung (side shell) dan lain-lain. Pedoman gambar dalam pembuatan model di Mold Loft adalah gambar-gambar yang dihasilkan dari Rancang bangun dengan skala yang berbeda-beda tiap gambar, misalnya 1:50 atau 1:200. Pembuatan model bagian kapal ini bertujuan untuk menghubungkan antara bagian rancang bangun dengan bagian produksi, yaitu agar bagian kapal yang digambar tersebut dapat dipasang dilapangan sesuai dengan ukurannya dan terjaga akurasinya.

Inti pekerjaan mold loft dapat dijelaskan dalam bentuk diagram aliran kerja, sebagai berikut :

Digunakan sebagai proses marking dan pemrosesan komponen-komponen dalam bengkel fabrikasi

Untuk menentukan secara garis besar section badan kapal dan penandaan lokasi fitting dan equipment yang akan diperlukan pada proses fabrikasi

3. Proses Fabrikasi

Fabrikasi merupakan tahap awal dari manufaktur. Proses fabrikasi dilakukan di bengkel fabrikasi yang memproduksi komponen-komponen untuk konstruksi lambung kapal (hull construction). Dalam proses fabrikasi terbagi menjadi empat proses kerja, yaitu :

a. Proses Straightening

Dalam proses pengangkutan material baik pelat ataupun profil dari pabrik maupun dari gudang penyimpanan material kadang terjadi deformasi ataupun bengkok karena benturan atau yang lainnya, hal ini akan mempersulit proses marking dan pemotongan yang dapat menyebabkan kurangnya akurasi dalam marking maupun pemotongan.

b. Proses Marking

Proses penandaan pada permukaan material yang akan mengalami pekerjaan dan ditempat mana harus dilakukan pekerjaan serta pada bagian mana pada material ini yang harus dipasang. Secara umum dapat dijelaskan bahwa proses marking ini adalah pemindahan dimensi dan ukuran-ukuran gambar kerja pada material yang akan dikerjakan.

Page 11 of 20

Desain

DesignGambar Kerja

(InformationDrawing)

Skala

1:50~1:200

Mold Loft

Gambar Kerja(Production Drawing)

Skala 1: 1

Lantai Gambar

Shoop FloorHasil Pengerjaan

(Working Drawing)

Rambu-rambuModel pelat kulitNesting List

Page 12: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

c. Proses Cutting

Proses cutting adalah proses pemotongan material sesuai dengan marking yang telah dilakukan. Faktor proses cutting yang berpengaruh adalah besar kerf pemotongan, dimana pengaruhnya terhadap akurasi dimensi besar sekali.

Dalam proses pemotongan banyak faktor yang mempengaruhi hasil pemotongan, misalnya :1. Operator, keahlian operator sangat berperan penting dalam menentukan

kualitas hasil potongan. Hal ini sangat terlihat sekali pada proses pemotongan dengan manual (brander).

2. Mesin pemotong yang digunakan yaitu mengenai akurasi pemotongan pada mesin tersebut. Apabila hasil proses pemotongan kurang halus maka dilakukan penghalusan dengan gerinda.

Kebanyakan hasil dari setiap proses pemotongan digerinda agar dalam proses berikutnya lebih mudah dan cepat.

d. Proses Bending/Forming

Proses Bending adalah proses pelengkungan pelat dan dikenal dua metode untuk mendapatkan hasil lengkungan pelat yaitu :1) Thermal Bending2) Mechanical Bending

4. Proses Sub Assembly

Proses Sub assembly ini merupakan kelanjutan dari proses fabrikasi. Proses pengerjaannya dilakukan di bengkel Sub assembly. Sub assembly merupakan proses penggabungan komponen komponen dari bengkel fabrikasi menjadi blok-blok kecil (part assembly).

Sebagai contoh proses pada sub assembly ini adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame, merakit pelat dengan pelat.

5. Proses Assembly

Proses Assembly adalah proses pembuatan seksi dan blok. Proses assembly juga proses penggabungan part assembly yang telah di sub assembly menjadi sebuah blok. Blok yang dibangun diperhitungkan beratnya sesuai dengan kemampuan crane.

6. Proses Erection

Tahapan pekerjaan yang ada dalam tahap erection antara lain : a. Loading

Pekerjaan yang dilakukan yaitu pengangkatan atau pemindahan seksi blok yang sudah ada di building berth dengan bantuan crane.

b. AdjustingMeletakkan seksi blok pada keel blok dan side blok yang telah diatur sesuai

dengan marking dok serta mengatur paju pada keel blok dan side blok yang kurang tepat agar seksi blok tersebut tidak bergerak dan untuk kelurusan antar seksi blok.

c. Fitting

Page 12 of 20

Page 13: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Pekerjaan fitting yaitu meletakkan seksi blok sesuai pada tempatnya, kemudian dilakukan las ikat atau memasang pelat setrip agar seksi tersebut tidak bergeser sehingga benar-benar siap untuk dilakukan pengelasan.

d. WeldingSebelum dilakukan pengelasan penuh, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

ketepatan usuran dan bentuk serta kelurusan dan kedataran seksi blok oleh pihak Quality Assurance dan class. Setelah pengelasan selesai, dilakukan pemeriksaan terhadap hasil pengelasan tersebut, agar produk kapal sesuai dengan standar mutu yang telah disepakati.

e. Finishing Pekerjaan finishing yaitu menghilangkan cacat-cacat baik karena deformasi

sebelum maupun akibat pengelasan pelat pengikat atau pengelasan pelat.

LITERATUR REVIEWDalam penulisan proposal tugas akhir ini telah me-review literatur lain, adapun

literaturnya adalah tugas akhir yang berjudul “Analisa Daya Saing Galangan Kapal Berkapasitas Menengah Dengan Metode Compensated Gross Tonnage” oleh Wahyu Setiawan dengan dosen pembimbing Ir. Heri Supomo M.Sc. Tugas akhir tersebut melakukan studi kemungkinan peningkatan efisiensi kerja dengan meningkatkan pemakaian teknologi yang lebih maju dan juga peningkatan operatornya. Penigkatan efisiensi ini harus menyesuaikan dengan kondisi galangan yang dimana kapasitas, peralatan, dan SDM nya juga berbeda-beda.

Adapun kekurangan dari tugas akhir tersebut adalah :a. Tugas akhir tersebut hanya menganalisis kemungkinan penerapan sistem modul

dalam pembangunan kapal dilihat dari segi kapasitas peralatan dan crane di galangan Indonesia, dan tidak terkait peningkatan produktivitas galangan.

b. Tugas akhir tersebut tidak melakukan analisis perbandingan efisiensi penggunaan jam orang pada pembangunan kapal dengan sistem on-board atau konvensional dan sistem modul.

c. Kesimpulan dari tugas akhir tersebut adalah masih belum bisanya penerapan sistem modul dalam pembangunan kapal baru di galangan Indonesia pada saat itu.

METODOLOGI DAN MODEL ANALISIS(Uraian singkat hubungan definisi operasional, identifikasi variabel, jenis dan sumber data)

Tahapan-tahapan proses yang dilakukan dalam menyusun tugas akhir ini adalah:1. Latar belakang

Galangan kapal di Indonesia masih kalah bersaing dengan galangan luar negeri sehingga bisnis industry perkapalan saat ini mengalami kelesuan pesanan kapal. Hal ini dikarenakan beberapa sebab berikut :

Page 13 of 20

Page 14: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

a. Galangan luar negeri lebih maju dalam hal teknologi maupun SDM seperti di Singapura, Hongkong, dan Malaysia.

b. Sistem pembangunan kapal di Indonesia kebanyakan masih menggunakan sistem konvensional sehingga kurang efektif dalam penggunaan peralatan produksi di galangan.

c. Pengorganisasian tahapan pekerjaan yang kurang efisien dalam segi penggunaan jam orangnya.

d. Sistem pemasangan outfitting pada tahap on-board membutuhkan waktu yang lebih lama.

e. Tingkat kedisiplinannya masih kurang sehingga kalah bersaing dengan galangan luar yang tingkat kedisiplinannya tinggi.

f. Manajemen jam orang yang kurang baik sehingga membuat pekerjaan menjadi molor dari jadwal yang sudah ditentukan.

2. Perumusan masalaha. Bagaimana proses pembangunan kapal menggunakan sistem on-block outfitted

atau sistem modul ?b. Bagaimana efektivitas pekerjaan di galangan yang menggunakan sistem modul

dibandingkan menggunakan sistem konvensional ?c. Bagaimana menghitung estimasi penggunaan jam orang pada pekerjaan dengan

sistem modul ini ?d. Bagaimana perbandingan efisiensi dari sistem modul dan sistem konvensional

dalam hal penggunaan jam orang di galangan ?e. Bagaimana memilih obyek yang tepat untuk studi kasus analisis efektivitas dan

efisiensi pembangunan kapal di galangan ?3. Proses analisis produktivitas pembangunan kapal dengan sistem modul

Tahap ini berisi informasi bagaimana konsep pembangunan kapal dengan sistem on-block outfitted atau sistem modul. Disini akan dijabarkan metode-metode yang bisa digunakan dalam pembangunan kapal untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Perhitungan efektivitas pembangunan kapal dan efisiensinya terhadap waktu pada penggunaan jam orang, serta beberapa metode yang bisa diaplikasikan di galangan Indonesia sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Dalam tahap ini pula akan dilakukan analisis berapa besarnya peningkatan dari segi waktu pada penggunaan jam orang yang bisa dilakukan dengan penerapan pembangunan kapal dengan sistem modul bila dibandingkan dengan sistem konvensional.

4. Studi literaturLiteratur yang dipelajari adalah antara lain:a. Journal of Ship Productiona. Dasar-dasar proses dan tahapan dalam pembangunan kapal baru di galanganb. Metode Advanced Outfitting pada proses assembly maupun erectionc. Dasar manajemen jam orang pada pekerjaan pembangunan kapal barud. Konsep dasar perhitungan produktivitas pekerjaan

5. Pengumpulan dataTahapan ini adalah pengumpulan data yang menunjang dalam penulisan tugas akhir, yang terdiri atas:a. Proses pembangunan kapal baru di galangan secara umumb. Proses pembangunan kapal dengan metode Advanced Outfittingc. DWT kapal yang menjadi obyek studi kasusd. Menentukan sub-sub pekerjaan pembangunan kapal baru

Page 14 of 20

Page 15: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

e. Jumlah volume pekerjaan pembangunan kapal baruf. Jumlah pemakaian jam orang pada pekerjaan pembangunan kapal baru dengan

sistem konvensional dan sistem on-block outfitting6. Pengolahan data

Pada tahap ini berisi penerapan dari pembangunan kapal dengan sistem on-block outfitting atau sistem modul. Setelah itu dilakukan pembagian kuisioner yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sistem ini dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan di bengkel assembly dan erection serta efisiensi penggunaan jam orangnya.

7. KesimpulanAdapun kesimpulan yang ingin diperoleh adalah: a. Penggunaan sistem modul dalam pembangunan kapal baru diharapkan lebih

efisien dibandingkan dengan sistem on-board dilihat dari segi waktub. Produktivitas pekerjaan pembangunan kapal baru lebih meningkat dengan

mempersingkat pekerjaan outfitting yang digabungkan dengan hull constructionc. Hasil konkrit dari perbandingan penggunaan jam orang pada pekerjaan

pembangunan kapal dengan sistem on board dan dengan sistem modul, serta persentasenya

FLOWCHART METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Page 15 of 20

Latar belakanga. Proses produksi kapal masih

menggunakan sistem konvensional

b. Produktivitas pembangunan kapal masih rendah

c. Pengorganisasian tahapan pekerjaan kurang efisien dilihat dari segi penggunaan jam orangnya

d. Sistem pemasangan outfitting pada tahap onboard membutuhkan waktu yang lebih lama

Studi Literatura .Metode Advanced Outfittingb. Konsep produktivitasc. Konsep perhitungan jam orang (manhours)d. Dasar-dasar pembangunan kapal secara

umume. Proses pembangunan kapal dengan

sistem onblock outfitting atau modul

Identifikasi masalaha. Bagaimana konsep pembangunan kapal

dengan sistem onblock outfitting atau modul ini ?

b. Bagaimana menghitung estimasi jam orang pada pekerjaan dengan sistem modul?

c. Bagaimana efektivitas pekerjaan dengan sistem modul dibandingkan sistem onboard?

d. Bagaimana efisiensi penggunaan jam orang pada pekerjaan bangunan baru saat ini?

e. Berapa besar perbandingan penggunaan jam orang pada pekerjaan dengan sistem modul dan sistem onboard?

f. Berapa besar persentase efisiensi penggunaan jam orangnya?

Pengumpulan dataa. Proses pembangunan kapal secara umumb. Proses pembangunan dengan sistem

modulc. Data kapal yang menjadi obyek studi

(DWT,panjang,lebar,draft,material,dll)d. Jumlah volume pekerjaan bangunan barue. Tahapan dan sub-sub pekerjaan di

bangunan barue. Jumlah pemakaian jam orang pada

pembangunan kapal baru

Pengolahan dataa. Pengelompokan data-data yang akan

dianalisisb. Identifikasi jenis pekerjaan pada

pembangunan kapal baruc. Identifikasi volume pekerjaan di setiap

tahap pembangunan kapal barud. Perhitungan kebutuhan jam orang pada

setiap aktivitas pekerjaane. Analisis perhitungan produktivitas

pembangunan kapal baru dilihat dari perbandingan penggunaan jam orangnya pada pekerjaan dengan sistem onboard dan sistem modul

f. Perhitungan persentase efisiensi penggunaan sistem modul dari sistem onboard

g. Dihasilkan grafik perbandingan efisiensi penggunaan jam orang dengan sistem konvensional dan sistem modul

Mulai

Page 16: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

DAFTAR PUSTAKA AWAL- Chirillo. L.D , Integrated Hull Construction, Outfitting and Painting ,National

Shipbuilding Research Program, May, 1983. - Handbook Teknologi Produksi, Ir. Heri Supomo, M.Sc- Shipbuilding Technology and Education, Commission on Engineering and Technical

Systems.- http://www.naval-architectures.com/2010/08/ships-production.html - http://en.wikipedia.org/wiki/Productivity - http://www.nsnet.com/shippicsP/search.html

IV. RENCANA SISTEMATIKA TUGAS AKHIR

ABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUANBab ini berisi uraian secara umum dan singkat meliputi latar belakang masalah,tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan dari tugas akhir yang disusun.

BAB II LANDASAN TEORI

Page 16 of 20

KesimpulanPembuatan Laporan Akhir

Page 17: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Bab ini berisi penjelasan tentang berbagai referensi dan teori yang terkait dengan judul penelitian yang meliputi perhitungan teknis suatu kapal, bantuan perangkat lunak, dan beberapa manfaat yang didapatkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIANBab ini berisi langkah – langkah selama penelitian, mulai dari tahap persiapan sampai penyusunan laporan penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASANBab ini berisi pembahasan permasalahan, studi komparatif dan kajian ekonomis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARANBab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta rekomendasi dan saran untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

V. RENCANA DAFTAR KEGIATAN

No. Kegiatan Minggu ke

2 4 6 8 10 12 14 16

1. Studi Literatur                

2. Pengumpulan Data                

3. Survey Lokasi                

4. Pembahasan Analisa                

5. Penulisan Naskah                

6. Kesimpulan dan Perbaikan                

Page 17 of 20

Page 18: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

LEMBAR EVALUASI PROPOSAL TUGAS AKHIR(Lembar halaman ini diisi oleh tim dosen penilai pada saat presentasi Proposal Tugas Akhir)

Setelah membaca, mempelajari dan menimbang proposal tugas akhir ini, maka tim dosen penilai tersebut pada daftar di bawah ini menyatakan:

Kelayakan proposal :

(Beri tanda centang - sesuai dengan alasan)

Sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa lain

Permasalahan terlalu tinggi untuk tingkat S1

Permasalahan terlalu rendah untuk tingkat S1

Tidak jelas hubungan judul dengan teori yang dipakai

Metode analisis tidak cocok dengan permasalahan yang dibahas

Survei / Perolehan Data / Percobaan terlalu sulit untuk dilakukan

Diperlukan peralatan / piranti canggih untuk penyelesaian dan belum tersedia di jurusan

Tujuan penelitian tidak jelas

Manfaat penelitian tidak jelas

Lain-lain (disebutkan):

Keputusan Tim:

a. Menolak dan ganti judul dan/atau ganti topik.

b. Menerima dengan tanpa perbaikan dan diteruskan.

c. Menerima dengan perbaikan proposal. Daftar perbaikan dapat dilihatpada daftar perbaikan.

Page 18 of 20

Page 19: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

VI. DAFTAR PERBAIKAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

a. Judul : ................................................................................

b. Ikhtisar Tugas Akhir : ................................................................................

c. Latar Belakang Masalah : ................................................................................

d. Perumusan Masalah : ................................................................................

e. Tujuan / Manfaat : ................................................................................

f. TambahanLiteratur : ................................................................................

g. Metodologi : ................................................................................

h. Waktu Penyelesaian : ................................................................................

i. Catatan Tambahan : ................................................................................(Tambahan bimbingan pada dosen bidang lain yang relevan, jika diperlukan)

Page 19 of 20

Page 20: proposal TA DSS

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

VII. USULAN DOSEN PEMBIMBING

1. ...................................

2. ...................................

3. ...................................

VIII. TIM DOSEN PENILAI PROPOSAL

N a m a Tanda Tangan

1. Ketua Tim ................................... ........................

2. Anggota ................................... ........................

................................... ........................

................................... ........................

................................... ........................

................................... ........................

Mengetahui dan menyetujui:

Surabaya, ..............................

Jurusan Teknik PerkapalanKetua,

(Ir. Triwilaswandio W. P. MSc.) NIP. 131 652 050

Page 20 of 20