draft oram ajkh - perpus.menpan.go.id
Post on 17-Oct-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
I Draft at oram AJkh 0
I I Kerjasama antara
I BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KAPASITAS KElEMBA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR N
dengan
BADAN KEMITRAAN VENTIJRA UNIVERSITAS INDO ESIA
I
Dral'l Lapuraii l-iiiai
KATA PENGANTAR
Banyaknya penggunaan singkatan dan akronim dalam instan'si-
instansi pemerintah saat ini menuntut adanya sebuah pedoman yang
bersifat umunn, sehingga dalam pembentukannya di masing-masing
instansi tersebut dapat diminimaiisir kesalahan/kerancuan yang
terjadi. Penelitian ini membawa sebuah pedoman komprehensif pada
pimpinan kementerian sebetum dikeluarkannya kebijakan tentang
pedoman penyusunan akronim singkatan yang digunakan dalam
surat resmi antar lembaga yang ada, yang diharapkan terjadi
kesamaan kebiasaan dalam membentuk akronim dan singkatan pada
masing-masing lembaga, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
Sementara itu pula harus diakui seiring dengan perkembangan
jaman dalam era otonomi daerah ini, telah timbui banyak identitas-
identitas baru yang bernuansa kedaerahan. Identitas baru yang
terwujud dalam bentuk lambang daerah itu belum ada pedoman
umum yang mengaturnya, sehingga memiliki potensi berbenturan
dengan lambang negara. Di sisi lain, penggunaan lambang negara
selama ini juga telah banyak disalahgunakan dan rancu. Oleh karena
itu pentingnya rasanya, saat ini disusun kembali pedoman umum
yang baku guna menciptakan keharmonisan antar daerah dan sinergi
dengan pusat.
Logo pemerintah pun sudah menjadi trade mark di masing-masing
instansi pemerintah dan saat ini belum ada pedoman umumnya,
sehingga perlu dibikin guna mencegah penggunaan yang tidak sesuai
di dalam setiap naskah dinas.
Kajum Peiifiyunajin Akroiiitii. l.anibaa" Nej>ara tian Instansi Pcinerintali 1
Drafl Laptiran l inal
Untuk merealisasikan hal tersebut, pada program tahun anggaran
2004 dilakukan sebuah Kajlan Penggunaan Singkatan, Akronim,
Lambang Negara, dan Logo Instansi Pemerintah, kerjasama antara
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dengan Badan
Kemitraan Ventura Universitas Indonesia. Setelah melakukan metode
sampling pengambllan data primer ditunjang data sekunder, dengan
kemudian dilakukan analisa dan masukan dari narasumber ahli,
berikut disampaikan Draft Laporan Final yang berisi rekomendasi
rancangan pedoman umum penggunaan singkatan, akronim,
lambang negara, dan logo instansi pemerintah.
Pada akhirnya harapan kami semua laporan yang disampaikan ini
dapat memberikan rekomendasi atas rancangan pedoman umum
penggunaan singkatan, akronim, lambang negara, dan logo instansi
pemerintah.
Depok, Oktober 2004
Tim BKV-UI
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah
DraH l.aporan Kinal
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Hasil yang Diharapkan
1.5 Sistematika Pelaporan
BAB II Metodologi
2.1 Pengumpulan Data
2.2 Analisis Data
11
13
BAB III Gambaran Umum Studi
3.1 Pengertian 14
3.2 Penggunaan Bahasa secara Efektf dan Efisien 15
3.3 Bahasa Indonesia sebagal Bahasa Resml 16
3.4 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 17
3.5 Pengaturan Penggunaan Akronim dan SIngkatan 20
3.6 Pedoman Penggunaan Lambang Negara dan Logo 23
3.7 Istllah-lstllah yang Relevan untuk Lambang dan Logo 37
BAB IV Hasil Pengumpulan Data
4.1 Pengumpulan Data SIngkatan dan Akronim
4.2 Pengumpulan Data tentang Lambang Negara
dan Logo Instansi Pemerintah
45
55
Kiijinn Pciiggiinsian .Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan l.ogo Instansi Pemerintah
Dral'l l.aporai) l-iiiai_
BAB V Analisis Data
5.1 Analisa Penggunaan Singkatan dan Akronim
5.2 Analisa Penggunaan Lambang Negara dan Logo
Instansi Pemerintah
64
68
BAB VI Rancangan Pedoman Umum
6.1 Rancangan Pedoman Umum Penggunaan Singkatan
Dan Akronim 70
6.2 Rancangan Pedoman Umum Lambang Negara dan Logo
Instansi Pemerintah 73
1^
BAB VII Penutup 74
Bahan Rujukan 75
Kajian Pcng«im;mn Singkatan, Akronim, Lambang iScgara dan Logo Instansi I'cmcrmtali 4
Driift l.ap<ii;in
BAB I
PENDAHULUAN
I.l Latar Belakang
Bahasa Indonesia mempunyal fungsi yang strategis bagi persatuan
bangsa, sebab bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang
sekaligus berarti sebagal bahasa persatuan. Hal in! tersurat dengan
jelas di dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Darl sejarahnya diketahui bahwa Bahasa Indonesia telah digunakan
semenjak tahun 1928 dengan dldeklaraslkannya sumpah pemuda.
Pada saat Itu ejaan atau tata bahasa yang digunakan adalah ejaan
bahasa melayu atau yang leblh dikenai dengan ejaan Van Ophuysen.
Penyempurnaan ejaan beberapa kail diusahakan antara lain dengan
diadakannya Kongres Bahasa Indonesia, dl Solo, pada tahun 1938,
Hasilnya adalah konsep penyempurnaan dan penyederhanaan ejaan
Van Ophuysen. Pada tahun 1947, keluar surat keputusan Menterl
Pendldlkan dan Kebudayaan yang menetapkan adanya perubahan
terhadap ejaan bahasa Indonesia yang disebut sebagal ejaan
republlk.
Bahasa Indonesia sendlrl berasal darl rumpun bahasa Melayu.
Karena Itu Malaysia juga mempunyal bahasa yang mirip dengan
bahasa Indonesia. Sejak dahulu pemerlntah Indonesia selalu
berusaha menglnternaslonalkan bahasa melayu Inl. Hal Ini tampak
Kalian Pcnggtinaan Singkalan, Akroniin, Lanibaiig Ncjiara dan Logo Instaiisl I'cinonntah
Orafj L:ipor;i» Kiu;jl_
pada usaha pemerintah untuk menyamakan ejaan rumpun melayu
melalui perjanjlan persahabatan antara Republlk Indonesia dengan
Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959.
Perjanjlan itu melahirkan konsep ejaan bersama yang dikenal dengan
ejaan Melindo. Sayang sekall perkembangan polltik Indonesia-
Malaysia yang memburuk setelah tahun tersebut mempengaruhi
keberlangsungan progrann persamaan ejaan , konsep ejaan melindo,
tidak sempat terealisasi.
Program penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia sendiri tetap
dilaksanakan oleh pemerintah yang dilakukan di lembaga Negara
yang bernama Lembaga Bahasa Nasional, tahun 1968, dan berubah
nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Hasilnya pada tanggal 20 Mei 1972 melalui surat keputusan presiden
no 52 tahun 1972, maka berlaku ejaan baru bahasa Indonesia yang
disebut dengan nama Ejaan yang disempurnakan. Sebagai patokan
penggunaannya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia mengeluarkan buku dengan judul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
Sedangkan untuk pedoman penggunaan lambang negara sebenarnya
sudah ada sejak akhir dekade 50-an, dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah no 43 tahun 1958 tentang penggunaan
lambang negara. Namun dalam perkembangannya sampai denganawa! milenium ke-2 ini, secara umum telah banyak penyimpangan
yang ten'adi/dilakukan terkait dengan penggunaan burung garudapancasila tersebut.
Kajian Pcn^minaan Sinukaian, Akronim, l-anibano Negara dan Logo Instaiisi I'einermtali
Drall l.aputan l-iiuti
fS*»
Saat ini kesalahan penggunaan lambang negara di pemerintah
kasusnya jarang terjadi akan tetapl bisa atau sangat mungkin terjadi
jika tidak dlberlakukan atau dibuat pedoman umumnya. Kesalahan
penggunaan lambang negara di llngkungan kepemerintahan leblh
berbahaya lag!, karena hal ini bisa merusak citra bangsa di mata
internasional. Seperti kita ketahui bahwa penggunaan lambang
negara secara umum aturan di semua negara adalah sama yaitu
menempatkan lambang negara sebagai posisi yang tertinggi
dibandingkan dengan lambang atau logo instansi pemerintah dalam
negara tersebut. Jadi alangkah baiknya untuk mengantisipasi
kesalahan yang berpotensi terjadi, dibuat pedoman umum yang
mengatur tentang penggunaan lambang negara dan logo instansi
pada pemerintahan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kajian ini adalah sebagai langkah awal untuk
mewujudkan pedoman pembentukan akronim dan singkatan di
lingkungan aparatur negara, dan juga pedoman penggunaan
lambang negara dan logo instansi pemerintah.
Melalui kajian ini akan diidentifikasi berbagai permasalahan yang
mungkin timbul akibat penggunaan akronim dan singkatan yang ada
sekarang di lingkungan aparatur negara, baik internal maupun
eksternal.
Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan kerangka atau
pedoman penyusunan akronim dan singkatan yang mendukungperkembangan dan tugas lembaga di lingkungan aparatur negara.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, l.anibaiig Negara dan I.ogo Instansi Pemerintah
Dral'l l.apot'aii l-inal^
fssi
(«B|
Sedangkan untuk lambang negara dan logo instansi pemerlntah,
kajian Ini dimaksudkan untuk membuat penggunaan lambang negara
yang standar dl llngkungan aparatur negara. Dalam hal ketentuan
penggunaan maupun format penempatannya. Dan juga untuk
pemakaian logo Instansi pemerlntah pada setlap naskah dengan
seragam, balk format penempatan, ketentuan penggunaan, sampal
dengan format penulisan dan besaran-besarannya.
1.3 Ruang Lingkup
Dalam rangka mencapal maksud dan tujuan yang telah ditetapkan,
maka kegiatan stud! Ini mencakup dan memlllkl ruang lingkup
sebagal berikut :
InventarlsasI akronim dan singkatan pada lembaga negara yang
digunakan untuk berkomunlkasi balk llsan maupun tullsan.
InventarlsasI peraturan mengenal tata baku penyusunan dan
penggunaan akronim dan singkatan dl lembaga negara.
Anallsis penggunaan dan pedoman penyusunan singkatan dan
akronim pada lembaga negara.
InventarlsasI peraturan yang telah ada terkalt dengan lambang
negara dan logo Instansi pemerlntah
Melakukan anallsa untuk penyusunan pedoman umum yang
berupa standardlsasi penggunaan lambang negara dan logo
Instansi pemerlntah
Knjiait Pciig.minaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Peinermtali 8
Drah Uapuraii rinai_
1.4 Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah memberikan pedoman
penyusunan akronim dan singkatan dalam rangka mendukung kerja
lembaga di lingkungan aparatur negara, baik internal maupun
eksternal, serta pedoman penggunaan lambang negara dan logo
instansi pemerintah yang baku/standar
Secara khusus kajian ini diharapkan dapat memberikan kerangka
kerja dan acuan dalam menyusun kebijakan yang komprehensif pada
penyusunan akronim dan singkatan, serta standardisasi pengunaan
lambang negara dan logo instansi pemerintah. Kerangka kerja dan
acuan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
- Acuan teknis dalam menggunakan akronim dan singkatan.
- Kerangka untuk menyusun sistem atau standarisasi penyusunan
akronim dan singkatan.
- Kerangka kerja dalam penyosialisasian penggunaan akronim dan
singkatan.
- Acuan dan kerangka kerja untuk tatacara dan format tampilan
lambang negara
Acuan dan kerangka kerja untuk tatacara dan format tampilan
logo instansi pemerintah
Keseluruhan laporan merupakan naskah akademis yang menjadi
dasar bagi penyusunan peraturan perundang-undangan
(SB)
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 9
Orah Lapuraii I-inal
f=st
1.5 Sistematika Pelaporan
Hasil studi tentang pedoman penggunaan akronim, singkatan,
lambang negara, dan logo instansi pemerlntah akan dilaporkan
dengan pentahapan sebagai berlkut :
- Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan in! berisi penjabaran dan kerangka acuan yang
meliputi metodologi dan pendekatan teorl yang akan
diterapkan. Laporan ini juga mencakup rencana kerja dan
jadwal kegiatan termasuk konsep daftar pertanyaan yang akan
digunakan.
Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)
Laporan ini memuat hasil pengunnpulan data, hasil analisis dan
evaluasi dari data yang dikumpulkan serta konsep kesimpulan
dan rekomendasi dari hasil studi.
Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini merupakan hasil perbaikan dari rancangan laporan
akhir setelah melalui pennbahasan dengan tim internal Menpan.
Kajian Penggunaan Singkalan, Akronim, Lambang Ncgara dan Logo Instansi Pemcnntali 10
Draft l.a|)(iran Final
BAB II
METODOLOGI
Secara umum kajian ini bagi menjadi dua bagian. Yang pertama
adalah kajian mengenai aturan-aturan tentang pedoman dan
penggunaan singkatan dan akronim, serta kajian mengenai
penggunaan singkatan dan akronim yang berlaku dl masyarakat
maupun Internal lembaga pemerlntah. Kedua adalah kajian tentang
lambang negara dan logo InstansI pemerlntah, digunakan studi
kepustakaan untuk mencarl data sekunder dan diskusi dengan
beberapa narasumber ahll.-Pembahasan mengenai lambang negara,
secara tidak langsung ada keterkaltan dengan lambang daerah yang
dalam beberapa tahun belakangan mulal banyak digunakan.
2.1 Pengumpulan data
fsaei
Untuk kajian penggunaan singkatan dan akronim, data yang
digunakan dalam kajian Inl adalah data primer dan sekunder. Data
sekunder dl dapat melalul studI kepustakaan. Kepustakaan yang
akan digunakan antara lain:
- Buku-buku pedoman tentang penyusunan akronim dan singkatan.
- Peraturan-peraturan surat menyurat dl lembaga negara.
- Data-data tersebut digunakan sebagal acuan dasar dalam
mengambll data primer melalul observasi dan wawancara.
Wawancara dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah wawancara
dengan pelaku dalam hal Inl jajaran lembaga dl bawah pengaturankementerlan pendayagunaan aparatur negara. Yang kedua dengan
ahll bahasa, yaltu orang yang dianggap mengerti dan tahu masalah
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Peincrintah 11
Dnilt l.a|)(ir:in t inal
singkatan dan akronim serta penggunaannya sebagai bahasa resmi
dalam pemerintahan.
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan-
kebiasaan penggunaan akronim dan singkatan sehari-hari. Hasil
observasi tersebut akan diinvetarisir. Hal ini perlu dilakukan karena
seringkali muncul bentukan akronim maupun singkatan baru dalam
komunikasi sehari-hari terutama dalam masyarakat. Hal ini perlu
mendapat perhatian terkait peran lembaga pemerintah dalam
masyarakat, sebagai pembuat aturan dan melayani kepentingan
masyarakat.
Pengambilan sampling wawancara menggunakan teknik non-random
sampling dan ditetapkan melalui judgement pen el iti. Hal Ini dilakukan
untuk kefektifan dan efisiensi kajian. Sebab obyeknya adalah
masalah akronim dan singkatan pada lembaga negara, dan lembaga
negara dianggap mempunyai populasi yang homogen. Maka
pengambilan sampel dimana pun dan pendekatan dengan cara apa
pun akan menghasilkan hasil yang sama.
Sedangkan untuk penggunaan lambang negara dan logo instansi
pemerintah, sumber literature yang digunakan adalah buku yang
menyangkut kebahasaan dan lambang negara serta segala tata
urutan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Tata urutan
perundang-undangan yang dipakai antara lain, adalah Peraturan
Pemerintah No 43 tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang
Negara.
Untuk diskusi dengan narasumber ahli yang dimaksud adalah
melakukan tukar pikiran dengan seseorang yang secara keilmuan
Kajinn Penggunaan Singkatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Inslaiisi Peiiu-rinlaii 12
Dnii't Lapunui l<inal
dianggap mampu untuk memberikan pendapat maupun saran di
bidangnya. Narasumber ahli yang digunakan terutama yang
menyangkut segi hukum.
2.2 Analisis data
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul maka langkah
berlkutnya adalah melakukan analisis tentang akronim dan singkatan
yang umum digunakan. Hasil umum bentukan singkatan dan akronim
ini dikonfirmasikan kepada ahli bahasa. Kajian mengenai kebiasaan,
bahasa daerah yang sering digunakan termasuk dalam
pembahasannya.
Sedangkan analisa terhadap peraturan-peraturan yang ada, serta
diskusi dengan tenaga ahli di bidang hukum merupakan langkah
kesatuan dalam melakukan in depth Inten/iew untuk mendapatkan
rancangan pedoman tentang lambang negara dan logo instansi
pemerintah.
Kajinn Penggunaan Singkatan, Akronim, lainibaiig Negara tian Logo Instao'^i I'einerintali 13
Draft Laparan Kinal_
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Pengertian
3.1.1 Singkatan dan Akronim
Menurut Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dkeluarkan o!eh
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, singkatan adalah
bentuk Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan baglan-baglan
suatu kata menjadi tinggal satu atau leblh huruf atau suku kata.
Blasanya penylngkatan dllakukan dengan mengambll huruf pertama
darl setlap kata. Contoh : TNI, KSAD, AKBP, SMU, SD (ditulls dengan
huruf kapltal seluruhnya)
Sedangkan pengertian akronim adalah singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, maupun gabungan
komblnasi huruf dan suku kata darl deret kata yang diperlakukan
sebagal kata. Secara umum, cara penylngkatan dllakukan dengan
mengambll suku kata dan berdasarkan pertlmbangan "enak
dibaca/didengar"; cenderung menjadi kata dan nama dirl. Contoh :
Bappenas, Bukopin, Bapepam, Forkot, Pangad (ditulls seperti
kata/nama dirl)
K.ajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcrintali 14
Draft Laporan Final_
3.1.2 Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertlan lambang
adalah sesuatu seperti tanda (luklsan, perkataan, lencana) yang
menyatakan sesuatu ha! atau mengandung maksud tertentu.
MIsalnya: warna putih lambang kesuclan.
Sedangkan pengertlan logo adalah gambar atau tulisan yang
mengasoslaslkan kepada sesuatu. MIsalnya tanda check" adalah
produk nike.
Lambang negara dan logo digunakan dalam tata naskah dinas
sebagal tanda pengenal atau Identlflkasi yang berslfat tetap dan
resml. Untuk memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan tata
naskah dInas di seluruh jajaran aparatur pemerintah, perlu
ditentukan penggunaan lambang negara dan logo pada kertas surat
dan sampul.
3.2 Bahasa Indonesia Sebagal Bahasa Resmi
Bahasa Indonesia selain sebagal bahasa persatuan, juga mempunyal
fungsl sebagal bahasa resml. Bahasa resml yang dimaksud adalah
bahasa yang harus dipergunakan dalam keglatan resml atau formal
termasuk urusan pemerlntahan.
Dengan menggunakan bahasa resml, bahasa Indonesia, diharapkanpemerlntahan berlangsung dengan efektif dan eflslen. BIsadibayangkan jika tidak ada bahasa resmi, maka perlu berapa banyakbahasa untuk menjalankan pemerlntahan di Indonesia, yang
mempunyal ribuan ragam bahasa darl Sabang sampal Merauke.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 15
Draft Laporaii Final_
Menurut aturan undang-undang, pemerintahan yang tertinggi adalah
nagara, yang dipimpin oleh prasidan, dan pamarintahan tarandahadalah tingkat kalurahan, yang dipimpin olah lurah. Untuk mambantu
jalannya pamarintahan itu sandiri tardapat banyak lambaga-lambaga
rasmi baik yang hanya barada di tingkat pusat sampai dangan yang
barjanjang sampai ka tingkat kalurahan.
Daiam manjalankan kagiatan pamarintahan sahari-hari masing-
masing lambaga tarsabut malakukan koordinasi baik sacara intarnal,
yaitu dalam lambaga sandiri, maupun akstarnal, yaitu komunikasi
antar lambaga pamarintah maupun masyarakat. Dalam aturan
katatalaksanaan pamarintah kordinasi tarsabut harus carmat, tajDat,
dan tardokumantasi agartidak manimbulkan salah panafsiran.
3.3 Penggunaan Bahasa secara Efektif dan Efisien
Dangan banyaknya kordinasi antar lambaga maupun di lambagapamarintah sandiri dangan manggunakan surat. Maka panulisansurat tarsabut parlu mamparhatikan tantang panggunaan bahasa
yang afaktif dan afisian.
Hal ini parlu dilakukan kajian barsama tantang panantuankomunikasi afaktif dan afisian di lambaga nagara, tarutama masalah
panggunaan akronim dan singkatan. Panggunaan akronim dansingkatan banyak dilakukan baik itu sudah diatur maupun balumdiatur untuk panyabutan-panyabutan yang sudah biasa dalampamarintahan. Misalnya:
Kapala saksi manggunakan akronim kasi.
Majalis Parwakilan Rakyat disingkat MPR
Kajian Pcngjiiinaan Singkatan, Akronim, l.anibang Negara dan Logo Instansi Peincrintali 16
Draft l.aporati i'inai_
Walaupun sudah menjadl kebiasaan, dan tanpa pengaturan
sebelumnya penggunaan akronim dan singkatan yang kebablasan
bisa membuat intrepretasi yang berbeda-beda bagi para pendengar
atau pembacanya. Karena pemerintahan selalu berkaitan dengan
hukum dan pertanggungjawaban, maka penggunaan akronim dan
singkatan harus mengikuti aturan yang sudah ada.
3.4 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Buku pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia telah mencakup
kesemua elemen yang diperlukan dalam penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa tulis. Elemen tersebut secara garis besar
meliputi:
1. Pemakaian huruf
2. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca
Akronim dan singkatan adalah sub dari bagian penulisan kata. Jadi
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia telah memuat dasar-dasar
dan definisi tentang akronim dan singkatan. Secara umum, singkatan
adalah suatu istilah yang dibentuk dengan menanggalkan bagian-
bagain suatu kata menjadi tinggal satu atau lebih huruf atau suku
kata. Sedangkan akronim adalah gabungan singkatan yang sudah
mempunyai makna tertentu dan dapat dilafalkan sebagai kata yang
wajar
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcrintali 17
I)r:itl I ;i|i(ir;ni I' irr.tl
Menurut buku pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, singkatan
iaiah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
leblh. Cara penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Singkatan nama orang, nama geiar, sapaan, jabatan atau
pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: - AS Kramawijaya
- Sdr (saudara)
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan, atau organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri dari huruf avval kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan titik.
Misalnya: - DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
- PT (Perseroan Terbatas)
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
satu tanda titik. Misalnya: - dll. (dan Iain-Iain)
- dst. (dan seterusnya)
atau dua tanda titk. Misalnya:- a.n. (atas nama)
- u.p. (untuk perhatian)
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya: - Cu (cuprum)
- cm (sentimeter)
Sedangkan akronim didefinisikan sebagai singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan hurufdan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Cara
penulisannya adalah sebagai berikut :
Kajian Pcnggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Ncgara dan l.ogo Instansi I'cinci iniah 18
DraH l.aporaii l-iiiai
m
fW|
(S«»
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan humf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya: - ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
- SIM (Surat Izin MengemudI)
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf kapital.
Misalnya: - Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
- Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil,
Misalnya: - pemilu (pemilihan umum)
- rapim (rapat pimpinan)
Dari definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan awal sederhana
bahwa singkatan selalu akronim tetapi akronim belum tentu
singkatan. Perlu dikaji lebih lanjut dengan mendengarkan pendapatahli mengenai perbedaan teknis kapan boleh dibuat sebagai akronim
atau singkatan.
3.5 Pengaturan Penggunaan Akronim dan Singkatan.
Tata singkatan dan akronim adalah pengaturan segala sesuatu yangberkaitan dengan penggunaan singkatan dan akronim dan jabataninstansi pemerintah dan lembaga tinggi negara. Sehingga dalamnaskah dinas sedapat mungkin digunakan singkatan dan akronimyang resmi.
Kajian Pciifsitu;„»uun:.nn Sinska.nn. Akronim. l.nml.antt Vcnarn .Ion lns.on.,i Pcincrinlol. 19
I)r:iri l.apdiaii l-iiial
Sedangkan pedoman umumnya adalah sebagal berikut :
1. Dalam tulisan dinas hanya dapat digunakan singkatan /akroniom
resmi. Pemakaian singkatan/akronim yang tidak resmi walaupun
sudah dikenal umum, seperti dsb,dll, dan sebagainya, hams
dihlndarkan
2. Untuk menertibkan pembentukan dan pemakaian singkatan
akronim, tidak semua istilah hams disingkat.
3. Pemakaian singkatan/akronim yang dapat menimbulkan keragu-
raguan dan kekaburan arti hendaknya dihlndarkan.
4. Pemakaian satu singkatan/akronim untuk beberapa istilah
ataupun beberapa singkatan/akronim untuk satu istilah/kata
sejauh mungkin agar dihlndarkan.
Cara pembentukan singkatan :
Menanggalkan fonem/huruf pertama dari kata atau kelompok kata
yang disingkat.
Menanggalkan fonem/huruf yang terletak di antara fonem/huruf
pertama dan terakhir dari kata yang disingkatkan.
- Merangkaikan fonem/huruf pertama dengan kata fonem/hurufpertama kata dasar dari kata yang disingkatkan.
Kajian I»cnK}i"n5i«n Singkatan, Akroniin, Lambang Ncgara clan Logo Installs! Pcincrintali 20
DruH l.aporai) Final
fSS»
- Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf akhir dari
kata yang dislngkatkan sehingga membentuk satu ''suku kata"
baru.
- Mengambil suku kata pertama dari kata yang dislngkatkan
- Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf awal suku
kata berikutnya.
Mengambil suku kata terakhir dari kata yang dislngkatkan.
- Menanggalkan satu atau beberapa suku kata depan dan belakang,ditambah fonem/huruf awai, suku kata berikutnya dari yang
singkatan.
Ada ketentuan-ketentuan lain yang harus mendapat perhatian di
daiam penggunaan singkatan :
1. Singkatan sedapat mungkin suku kata/suku kata-suku katasehingga memudahkan komunikasi yang bersifat suara . Daiammembentuk singkatann hendaknya diperhatikan agar masih
dapat memnunjukkan kata asalnya.
2. Jika sebuah singkatan dapat menimbulkan penafsiran lain,maka sebaiknya singkatan yang tertulis untuk pertama kalinyadisertai artinya secara lengkap daiam kurung sesudah itubarulah singkatannya saja yang ditulis.
Kajinn Pcnggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instansi Peincrintali 21
DraH I a|i(iraii l'inal_
3. Ketentuan tersebut berlaku untuk singkatan yang hanya
dipahami oleh instansi tertentu dan tidak diketahui instansi
lainnya.
4. Kata-kata yang sudah singkat dan tidak dirangkaikan lag!
dengan kata-kata lain pada umumnya tidak disingkat.
Cara Pembentukan Akronim :
Pembentukan akronim dapat dilakukan dengan mengikuti pola
pembentukan istilah singkatan, yaitu dengan menggabungkan
singkatan kata-kata yang merupakan unsur dari kelompok kata
istilah tersebut ditulis dan dilafalkan' sebagai kata yang wajar. Jika
akronim terdiri dari dua atau lebih akronim,maka hal ini dipandang
sebagai dua buah kata yang masing-masing berdiri sendiri.
Cara penulisan akronim :
1. Akronim yang terdiri atas fonem/huruf pertama kali dari kata
yang disingkatkan, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
2. Akronim yang menunjukkan kegiatan proses keadaan dan
sebagainya dan bukan menunjukkan nama diri, seluruhnya
ditulis dalam huruf kecil.
3. Akronim yang menunjukkan jabatan, badan lembaga danmerupakan nama diri, penulisannya dimulai dengan hurufkapital dan selanjutnya huruf kecil.
Knjian Pcnm^unaan Singkatan, Akronim, Lanibana Negara dan l,ogo Instansi Pcinenntah 22
Draft l.aporan final
3.6 Pedoman Penggunaan Lambang Negara dan Logo Instansi
Pemerintah
Peraturan atau pedoman penggunaan lambang negara bertujuan
hendak menempatkan lambang negara dalam posisi yang tertinggi
dibanding dengan logo atau lambang institusi lain dalam negara
tersebut. Kesalahan penggunaan lambang negara akan merusak citra
balk negara.
DIsampIng itu kesalahan penggunaan lambang negara dan logo
instansi pemerintah dapat menyebabkan kacaunya keseragaman dan
ketertiban administratif yang mestinya dimiliki oleh suatu
pemerintahan yang memiliki hirarki birokrasi yang kompleks.
Kesalahan demikian disebabkan oleh tidak adanya peraturan yang
memadai untuk menjadi pedoman bagi praktek penggunaan
lambang negara dan logo instansi pemerintah.
Penggunaan lambang negara dan logo instansi pada setiap naskah
dan papan nama perkantoran baik bersifat internal maupun eksternal
seringkali berlebihan. Setiap level atau unit kerja seolah dapat
menggunakan lambang negara (burung Garuda) pada seluruh
aktivitas administratif pemerintahan, baik pada naskah tertulis
maupun pada papan nama, dan benda-benda lain yang tidak secara
langsung menunjukkan resmi sebagai inventaris atau barang milikinstansi pemerintah (negara).
Penggunaan yang salah dan berlebihan pada level birokrasipemerintahan itu menandakan belum seragamnya pemahamantentang tatacara penggunaan lambang negara dan logo pada setiap
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronini, Lambang Negara dan Logo Instansi Pcinermiali 23
i)r:iri 1 iiiiil
instansi pemerintah. Untuk itu perlu ditata suatu standarisasi atau
pedoman umum tentang penggunaan lambang negara dan logo
Instansi pennerlntah.
Lambang negara dan logo digunakan dalam tata naskah dinas
sebagal tanda pengenal atau identifikasi yang berslfat tetap dan
resmi. Untuk memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan tata
naskah dinas di seluruh jajaran aparatur pemerintah, perlu
ditentukan penggunaan lambang negara dan logo pada kertas surat
dan sampul.
Penelitian yang bertajuk ''Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim,
Lambang Negara, dan Logo Instansi Pemerintah" ini kiranya
menemukan sesuatu yang harus ditambahkan sebagai penyempurna.
Temuan itu adalah perlunya pengaturan tersendiri yang berkenaan
dengan lambang daerah. Sehingga, objek pembuatan pedoman
umum ini menjadi tiga hal yang terpisah, yaltu mengenai :
1. Lambang Negara
2. Lambang Daerah
3. Logo Instansi Pemerintah [Badan]
Ketiga hal ini dapat diatur dalam satu pedoman umum yang sama,
namun dapat pula diatur secara tersendiri. Secara substansial
strukturisasi pengaturan penggunaannya bisa sama, walaupun
pengguna [pemakainya] dan penempatannya jelas berbeda.
Tatacara Pencounaan Lambang Neoara adalah pengaturan segala
sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan lambang negara pada
organisasi administrasi negara di tingkat pusat.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akrunim. I.anibang Negara ilaii l ogo Instansi Pemerintah 24
Draft Laporan f inal
Sedangkan Tatacara Penaaunaan Lambanq Daerah adalah
pengaturan segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan
lambang daerah pada organisasi administrasi negara dl tingkat
daerah.
Tatacara Penaaunaan Logo Instansi Pemerintah atau Badan Milik
Neaara berkenaan dengan pengaturan segala sesuatu yang berkaitan
dengan penggunaan logo pada instansi dan badan-badan milik
negara atau pemerintah.
Sedangkan pedoman umumnva berdasarkan telaah sementara
adalah sebagai berikut :
1. Dalam naskah dinas hanya dapat digunakan lambang/logo
resmi. Pemakaian lambang/logo yang tidak resmi walaupun
dapat dikenal umum, seperti lambang garuda berwarna merah,
lambang daerah yang hanya terbuat dari satu warna [tidak
sama dengan semestlnya], dan sebagainya, harus dihindarkan
2. Untuk menertibkan pembuatan [gambar] dan penggunaan
lambang, semua format tampilan gambar harus mengacu pada
perimbangan ukuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah No. 66 tahun 1951 dan harus mempunyai ukuran
yang pantas mengingat lokasi penempatan lambang tersebut.
Demikian pula dalam hal penggunaan logo yang disandingkan
dengan lambang negara harus dalam perimbangan ukuranyang sama.
3. Penggunaan dan penempatan lambang yang tidak sempurnadan dapat menimbulkan kekaburan makna dan merendahkankedudukan lambang negara maupun daerah harus dihindarkan.
kajistn Pcnggunasin Sinskataii, Akroniin. Lanibatig Negara dan Logo instansi Peinerintah 25
Draft Laporaii Final
4. Penggunaan lambang negara, lambang daerah, dan logoInstansi atau badan pomerintah dalam satu satuan tannpat
dalam naskah dinas sebaiknya tidak dibenarkan karena dapat
menimbulkan kerancuan.
5. Penyalahgunaan lambang dan logo untuk melakukan tindak
pidana dan pelanggaran hukum lainnya harus dihadapkan pada
sanksi yang keras dan tegas demi terjaganya integritas dan
kredlbilltas penyelenggara negara.
6. Pengawasan terhadap penggunaan lambang dan logo hams
diletakkan pada jabatan pengawas tertentu atau mengadakan
badan khusus untuk Itu.
Cara Pembuatan Format Tampllan Lambana dan Logo :
Cara pembuatan lambang negara masih dapat mengacu pada
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 tentang
Lambang Negara. Pasal 2 ketentuan itu menyebutkan bahwa Warna
utam yang dipakal adalah tiga, yaitu Merah, Putih, dan Kuning Emas,
sedang dipakal pula warna hltam, dan warna yang sebenarnya dalam
alam. Kallmat tambahan ''warna yang sebenarnya dalam alam"
sebaiknya segera dihllangkan agar tIdak memblngungkan para
pembuatnya.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Peincrintali 26
Drnft l.iip«)nm l in:il
Cara Penaaunaan Lambana Negara :
Pembuatan Gambar atau pembentukan lambang negara dapat
dilakukan dengan mengikuti cara sebagaimana yang telah ditentukan
dalam PR No. 66 tahun 1951 [Lihat pada bagian Lampiran PP
tersebut]. Sedangkan cara penggunaannya masih dapat mengacu
pada Peraturan Pemerintah Tentang Penggunaan Lambang Negara
[PP No. 71 tahun 1958] dengan penambahan disana-sini dan
perubahan klaslfikasi yang lebih terstruktur sesuai dengan konstruksi
yuridis pada umumnya. Hal yang menjadi kelemahan dari PP No. 71
tahun 1958 untuk dapat menjadi pedoman umum yang balk adalah
pertama. tidak adanya dasar klasiflkasi yang rap) [structured] bag!
penempatan lambang negara, misalnya : penggunaan berdasarkan
tempat, waktu, dan keadaan/soal. Penggunaan berdasarkan tempat
semestinya diklasifikasi secara balk : tempat yang dllarang, tempat
yang dibolehkan, tempat yang diharuskan. Penggunaan berdasarkan
tempat in! juga harus dildentiflkasi dalam beragam bentuk benda,
misalnya : kertas, logam, kayu, kain, dll. Penggunaan pada kertas
juga harus dibedakan dalam bentuk kop surat, stiker Inventarls,
memo, kardus, map dll. Kedua, ketentuan mengenal hal-hal yang
dllarang maslh belum mencakup hal-hal yang diperlukan sesuai
dengan perkembangan zaman. Misalnya penggunaan atau
pemakalan lambang pada website, penggunaan pada kertas bayang
air, penggunaan secara virtual /Image atau dengan sinar laser dll.
Ketlga, ketentuan mengenal sanksl juga sudah tIdak memadal lagl.
Hukuman kurungan tiga bulan sudah tIdak memillkl daya preventif
lagl bagi para pelanggar yang sengaja menggunakan untuk keglatan
kejahatan yang terorganlsir, atau penipuan perdata lainnya.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, l.anibaiis Negara tlaii l.ngo Instansi Peinenniah 27
Drsill l.aponiii l inal
Peraturan atau pedoman penggunaan lambang negara bertujuan
hendak menempatkan lambang negara daiam posisi yang tertinggi
dibanding dengan logo atau lambang institusi lain dalam negara
tersebut. KIta sadari kesalahan penggunaan lambang negara akan
merusak citra balk negara.
Penyalahgunaan lambang dan logo dapat mengarah pada kegiatan
krimlnal terorganisir dan menjadi media korupsi dan praktek-praktek
curang lainnya dalam gerak birokrasi negara. Disamping itu
kesalahan penggunaan lambang negara dan logo instansi pemerintah
dapat menyebabkan kacaunya keseragaman dan ketertiban
administratif yang mestinya dimiliki oleh suatu pemerintahan yang
memiliki hirarki organisasi administrasi negara. Kesalahan demikian
disebabkan oleh tidak lenakaonva peraturan untuk menjadi
pedoman bagi praktek penggunaan lambang negara, lambang
Daerah dan logo instansi atau badan pemerintah.
Penggunaan lambang negara dan logo instansi pada setiap naskah
dan papan nama perkantoran baik bersifat internal maupun eksternal
seringkali berlebihan. Setiap level atau unit kerja seolah dapat
menggunakan lambang negara (burung Garuda) pada seluruh
aktivitas administratif pemerintahan, baik pada naskah tertulis
maupun pada papan nama, dan benda-benda lain yang tidak secara
langsung menunjukkan resmi sebagai inventaris atau barang milik
instansi pemerintah (negara).
Penggunaan yang salah dan berlebihan pada level birokrasipemerintahan itu menandakan belum seragamnya pemahaman
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 28
Draft l.aporan f inal
tentang tatacara penggunaan lambang negara dan logo pada setiap
Instansi pemerlntah. Untuk itu perlu ditata suatu standahsasi atau
pedoman umum tentang penggunaan lambang negara dan logo
instansi pemerintah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan
rancangan pedoman umum yang berupa standarisasi penggunaan
lambang negara dan logo instansi pemerintah, adalah sebagai
berikut :
1. Tatacara Penggunaan Lambang Negara
2. Format Tampilan Lambang Negara
3. Format Penempatan Lambang Negara
4. Tatacara Penggunaan Lambang Daerah
5. Format Tampilan Lambang Daerah
6. Format Penempatan Lambang Daerah
7. Tatacara Penggunaan Logo Instansi Pemerintah
8. Format Tampilan Logo Instansi Pemerintah
9. Format Penempatan Logo Instansi Pemerintah
Sedangkan dari segi instansi atau institusi pengguna dari lambang
negara dan logo itu harus dapat pula dikategorikan kedalam sekat-
sekat yang terpilah dan terbedakan berdasarkan level kedudukan
dan kepentingannya dalam struktur tata negara atau pemerintahan
di Indonesia.
Beberapa hal yang dapat menunjukkan perlunya pembedaanpenggunaan lambang negara, lambang daerah, dan logo instansipemerintah berdasarkan kedudukan dari lembaga pengguna dantempat penggunaan adalah sebagai berikut :
Kajism Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara ilan Logo Instansi Pcmcrintal. 29
Dral'l l.aporan l-inal
1. Lembaga Pemerintah Pusat
2. Lembaga Pemerintah Daerah
3. Lembaga Pemerintah Non Departemen
4. Lembaga Tinggi Negara
5. Komisi-komisi Negara (State Auxiliaries)
6. Jabatan Pejabat Negara
7. Tempat Kediaman Pejabat Negara
8. Naskah atau Dokumen Tertulis milik Negara
Hal-hal tersebut di atas adalah informasi-informasi yang perlu
diperhatikan sebelum membuat ''pedoman penggunaan lambang
negara/'
Sebagaimana layaknya sebuah peraturan perundang-undangan,
sebuah pedoman pada dasarnya juga merupakan sebuah risalah
dengan substansi peraturan didalamnya. Pada umumnya pembagian
substansial sebuah peraturan adalah sebagai berikut :
a. Ketentuan Umum
b. Materi yang hendak diatur
c. Ketentuan Sanksi (bila diperlukan sanksi pidana, sanksi
administratif, dll.)
d. Ketentuan Peralihan
e. Ketentuan Penutup
aiian iVtmiiunaan Siimkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instaiisi Pemei intaliKaji30
l.apoian Final
Untuk memudahkan pembahasan substansial yang komprehensif,
maka dapat dibuatkan bagan pembahasan sebagai behkut :
LAMBANG
NEGARA
SUBYEK
OBYEK
MEKANISME
KETENTUAN
HUKUM
Kajian Peiig«iinaan Singkalan, Akroniin, l.anibaiig Ncgara dan Lo^o Instansi Peincrintali 31
|)r:ill i :i|tcit;tii l iitiil
LAMBANG
NEGARA
SUBYEK
PENGGUNA
LEMBAGA
KEPRESIDENAN
LEMBAGA2
TINGGI NEGARA
r
PRESIDEN
f TMENKO MEN
.DEPT.
WAPRES
J
MEN.NON
DEPT
iLPND
iBADAN/
KOMISI
Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin. Lanibaiig Ncgara dan l.ogo Instaiisj Pcincrintali 32
Di'mIi i.<ipor:in
LAMBANG
NEGARA
OBYEK
JEN1S2 LAMBANG
NEGARA
MASA BERLAKU
PENGGUNAAN
KLASIFIKASl
LAMBANG NEGARA
VIRTUAL/ IMAGE PENGECUALIAN
BENDA KONKRIT SESUAI WAKTU
Kajian Pciifmimaan Siimkalan, \kionim. l.aml>aiiu \ciiara dan Logo Instaiisi Peinerintali 33
Draft l.aporan Final
LAMBANG
NEGARA
MEKANISME
PENGGUNAAN
PENENTUAN /
.KETENTUAN
PENGELOLAAN
[PENGGUNAAN]PENGAWASAN
PENGGUNAAN
ATURAN
UMUM & TEKNIS
PELAKSANAAN
PENGGUNAAN
TEMPAT
WAKTU
KEADAAN/
PERISTIWA
PERENCANAAN ATURAN TEKNIS
PENGAWASAN
PELAKSANAAN BADAN
KHUSUS
PEMELIHARA
AN TEMPAT YG
DIHARUSKAN
PEMUSNAHAN TEMPAT YG
DILARANG
TEMPAT YG
DIBOLEHKAN
Kajian Fciiggunaan Singkatan, Akronlm, Lanibaiig Ncgara dan Logo Instansi Peincrintali 34
Draft l.apdraii i-iiial
ps»
tm
SANKSI
PIDANA
KETENTUAN
KHUSUS
LAMBANG
NEGARA
KETENTUAN
HUKUM
PERADILANPROSES
PENYIDIKAN
KETENTUAN
SANKSI
BADAN
KHUSUS
PPNS
POLRI
SIDANG
TERTUTUP
SIDANG
TERBUKA
. (UMUM)
LEMSANEG
Kajian I'cnggunaan Singkatan, Akroniin, Lanibang Ncgara clan Lcigo Instaiisi Pcinc-nntali 35
Drafl l.aporaii l-'itial
PENDEKATAN 5W 1 H
PR
PR
PR
NO QUESTION EXPLANATION
1 WHAT Hal: Lambang Negara, Lambang Daerah,dan Logo Instansi atau Badan Pemerintah
2 WHERE Dimanakah lambang/logo boleh digunakan ?Penempatan [penggunaan berdasarkantempatl
3 WHEN Kapankah lambang/logo boleh digunakan ?Peristiwa/keadaan [berdasarkan waktu ttt,]
4 WHO Siapa atau lembaga/instansi mana saja yangboleh menggunakan Lambang Negara,Lambang Daerah, dan Logo Institusi/Instansi
5 WHY Mengapa harus diatur : siapa yang boleh,dimana, dan kapan menggunakan LN, LD,dan LI tersebut ?
6 HOW Bagaimana pelaksanaan [tatacara]penggunaan, pengelolaan dan pengawasannya ?
Pembahasan dengan menggunakan bagan seperti di atas juga dapat
ditarapkan katika melakukan bahasan pada soal Lambang Daarah
dan Logo Instansi atau Badan Pemerintah.
PS)
Kniian l'en«MMinaan Singkalan, Akroniin, Lambang Ncgara dan Logo Instansi Pemei intab 36
Draft Laporan Final
3.7 Istilah-istilah yang Relevan dengan Lambang Negara danLogo Instansi Pemerintah
Sumber :
Kamus Umum Bahasa Indonesia,
W. J. S . Poerwadarmlnta
Balai Pustaka, Jakarta, Cetakan Ke IX, 1989
Istilah-istilah yang relevan untuk kajian :
Lambang : (hal. 556)
Sesuatu seperti tanda (lukisan, perkataan, lencana, dsb) yang
menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu; mis.
Warna putih iaiah lambang - kesucian; gambar padi sebagai -
kemakmuran;
Tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan dsb); mis.
Inilah - pakaian melayu laki-laki sampai sekarang; — perlambang;
Melambangkan; menjadikan (merupakan) lambang; mis, keadilan
dilambangkan dengan neraca.
Logo : (tidak ada)
Penggunaan (guna) : (hal. 333)
Hal (perbuatan dan sebagainya) mempergunakan sesuatu;
Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 37
Dral't l.ap<irHii i iiial
Negara : (hal. 673)
Persekutuan bangsa di satu yang tentu batas-batasnya yang
diperintah dan diurus oleh badan pemerintah yang teratur; mis.
kepentlngan - leblh dipentingkan dari kepentingan perseorangan ;
- bagian, negara yang menjadi anggota negara serikat ; - hukum,
negara yang dalam melakukan kekuasaan diatur oleh hukum; -
kesatuan , negara yang berpemerintahan satu (tidak terjadi dari
beberapa buah negara); wali - , kepala negara bagian; warga - ;
warganegara;
Daerah dalam lingkungan satu pemerintahan yang teratur; mis,
negara-negara Balkan;
Yang berkenaan dengan (berasal dari, milik dari) negara 1 dan 2 :
mis ahli - , ahli urusan pemerintahan negara; ahli politik; bank - ,
bank kepunyaan negara; hukum - , hukum yang berkenaan dengan
aturan-aturan negara serta rakyat; menteri - , menteri yang tidak
mempunyai departemen tertentu; polisi - , polisi yang langsung
dibawah perintah negara; tata - ,aturan dan susunan negara;
Kenegaraan; segala yang berkenaan dengan negara; politik, dsb
Pemerintah : (hal. 739 -740)
Kekuasaan memerintah sesuatu negara (daerah negara); mis.
Negara memerlukan - yang kuat dan bijaksana; - daerah,
kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara;
Badan yang tertinggi yang memerintah sesuatu negara (seperti
kabinet merupakan suatu pemerintah); mis. beberapa anggota DPR
minta supaya - segera menyerahkan rencana Undang-Undang itu
kepada DPR; jawaban - dibacakan oleh Menteri Dalam Negeri;
partai - , partai yang mendukung pemerintah;
Kajian Penggtinaan Singkatan, Akroiiiin. Lanibaiig Negara dan l.ogn Insiansi Peiiuriniah 38
Driil't l.apdran l-inal
Negara atau negeri (sebagai lawan partikelir); mis. gedung-gedung
- , gedung miilk negara; balk sekolah - maupun sekolah partikelir;
naik bis - ;
Pengurus, pengelola; mis. - perkebunan dan tambang milik bangsa
asing;
Pemerintahan: perbuatan (cara, ha! urusan dsb) memerintah; mis. -
yang berdasar demokrasi; memegang tampuk - .
Daerah : (hal. 220)
Lingkungan sesuatu pemerintahan (kekuasaan); mis. - kecamatan
Tanahabang; Irian Barat harus dimasukkan ke dalam - Republik
Indonesia;
Tempat-tempat sekeliling atau yang termasuk dalam lingkungan
sesuatu kota dsb; mis. Jakarta Raya dengan - nya; - kutub utara;
Lingkungan pemerintahan pusat; kawasan; provinsi; mis. - Jawa
Barat; Sumatra dibagi atas tiga - ; Dewan Perwakilan - ;
Selingkungan tempat-tempat yang ditentukan sebagai lapangan
pekerjaan ket^a (operasi, penilikan, inspeksi dsb); mis. - inspeksi
Jakarta Utara - operasi kapal selam;
Selingkungan tempat-tempat yang sama keadaan hawanya
(penduduknya, hasilnya, dsb); mis. - hawa panas (hawa sedang,
hawa dingin); - tebu; - padi; - istimewa, daerah yang
mempunyai aturan-aturan sendiri yang agak menyimpang dari
peraturan umum; - mata air, - sungai, daerah-daerah yang
mendapat air dari satu mata air (sungai); bahasa - , bahasa yang
dipakai oleh sesuatu suku bangsa (spt bahasa jawa, bahasaMinangkabau dsb); - seberang lautan, daerah jajahan; - tidak
bertuan, daerah yang tidak dikuasai oleh salah satu pemerintahan; -
Kajtan Penn«:iinaan Sitiukaian, Akroiiiin, Lanibaiig Negara dan Logo Instaiisi I'cinenntah 39
Draft Laporan f inal
takluk, jajahan; kepala - , pegawai pamong praja yang mengepalai
sesuatu daerah (terutama gubernur);
Sedaerah : satu daerah, mengenai satu daerah saja; setempat;
Kedaerahan :
SIfat-sifat dsb yang mengenai sesuatu daerah; mis. menimbulkan
perasaan - yang piclk;
Sifat sedaerah (setempat); mis. pengajaran dalam ilmu kesehatan
harus bersifat - .
Instansi :(hal. 383)
Hukum tingkatan (pengadilan);
Badan pemerintahan (umum) seperti jawatan-jawatan, kantor dsb;
rumah - , rumah untuk para pegawai.
Pedoman : (hal. 722)
Mat untuk menunjukkan (mengetahui) arah atau mata angin
(biasanya jam yang berjarum besi berani); mis. sebelum ada - ,
dipergunakan orang bintang untuk menentukan arah perjalanan
perahu;
Petunjuk; sesuatu yang menjadi dasar (pegangan, ukuran dsb)
untuk menentukan atau menjalankan sesuatu, ancer-ancer; mis.
wejangan Presiden Itu menjadi menjadi - baginya; harga - ,
harga yang menjadi dasar harga penjualan umum; tanggal - ,
tanggal yang ditentukan sebagai ancer-ancer.
Buku pemimpin (yang menerangkan cara menjalankan atau
mengerjakan sesuatu), mis. sudah pernah membaca buku - tukang
iistrik;
Kajian Pcng«iinaan Singkatan, Akronim, Lanibaiig Ncgara dan Logo Instansi Peincrintali 40
t ap<ir:in
Pimpinan atau pengurus perkumpulan; mis. surat edaran dari
besar, pucuk pimpinan atau pengurus besar perkumpulan;
Berpedoman :
Memakai pedoman; mis. beriayar tidak - ;
( - kepada), menuju, mengarah ke ... berpegang kepada, menurut
contoh, mis. inisiatif partikelir biasanya - kepada keuntungan dalam
menentukan langkahnya selalu ia - kepada pengalamannya.
Aparatur : - negara, alat-alat negara (pegawai-pegawai dsb).
Aparat : alat
Tata Laksana : (hal. 1024)
(istilah) cara mengurus (melaksanakan) sesuatu perusahaan dsb.
Pemakaian: (hal. 696)
Perbuatan (hal, cara dsb); memakai; penggunaan;
Sumber
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengarang : Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Edisi 3, Cetakan 2
Jakarta: balai Pustaka, 2002
Kajian Penggunaan Singkat.an, Aki oniin, Lambaiig Ncaara daii l.o«io Instausi Peincrmlah 41
Drjl't l.;ip«»r:iii l inai
Format : n (hal.320)
Bentuk dan ukuran (buku, surat kabar, dsb)
Mis : km kesukaran kertas , surat kabar itu terbit dl - kecll
Logo : n (hal. 680)
Huruf atau lambang yg mengandung makna, terdirl atas satu kata
atau lebih sbg lambang atau nama perusahaan dsb.
Lo.go.gram n Ling
Ideogram yang dipakal untuk menggambarkan kata
Lo.go. pe.dia n
Ilmu tt cacat dl ucapan serta cara memperbalklnya.
Lo.go.tip n Graf
Keplngan atau pelat yg memuat merek, nama, atau ungkapkan yang
sering dipakal : — nama surat kabar
Naskah : n (hal. 776)
karangan yang maslh ditulls dengan tangan
mis: mahaslswa tingkat akhir mengumpulkan — sastra lama.
karangan seseorang yang beium diterbltkan
mis ; berbagal penerbit keberatan menerbltkan — cerlta Inl.
Kajisin Fcnggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcnntah 42
DraTl Laporau Kinal
bahan-bahan berita yang siap untuk diset.
Rancangan
Mis : ~ Perjanjian Linggarjati
berita. Kom lembaran kertas yang berisi laporan mengenai hal atau
peristiwa yang terjadi di masyarakat sbg basil olahan wartawan yang
siap dimuat pd nnedia nnassa cetak atau nnedia massa elektronik; —
dinas Adm alat komunikasi kedinasan dalam bentuk tertulis yang
sifatnya mengikat atau tidak mengikat.
Simbol n : lambang (hal. 1066)
Ber. Sim. Bol v memakai (menggunakan, mempunyai) simbol;
Me.nyim.bol.kan v menjadikan (merupakan) simbol;
melambangkan.
Sim.bo.lis a sbg lambang; menjadi lambang; mengenai lambang:
lukisan —
Sim.bol.is.me n perihal pemakaian simbol (lambang) untuk
mengekspressikan ide-ide (msl sastra, seni).
Tanda n : (hal. 1134-1135)
yg menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu
mis : dr kejauhan terdengar sirene ~ bahaya
gejala
mis : sudah tampak — nya
bukti
Kajian Pcnggiinaan Singkatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Instansi Peincrmtah 43
Draft Lapurai) final
mis : ituiah — bahwa mereka tidak mau bekerja sama
pengenal;lambang
mis : kontingen Indonesia mengenaka — Garuda Pancasila
petunjuk
Tanda Gambar
Gambar yang di pakai sbg tanda atau lambang suatu partai politik
atau golongan masyarakat yg tampil sbg kontestan di pemilihan
umum
Kajlan Penggunaan Singkatan, Akioiiiin, Lambang Ncgara tian laigo InstaiiM Pcincrtntab 44
I)r:iri l.aporaii l-iiial
BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
4.1 Pengumpulan Data Singkatan dan Akronim
Penggunaan bahasa terkait dengan fungsi bahasa sebagai
1. Sarana pikir
2. Sarana ekspresi
3. Sarana komunikasi
Dalam bentuk lain, singkatan dan akronim juga mempunyai fungsi
sebagai, antara lain :
1. Ekspresi gagasan
2. Wujud perilaku
3. Dokumen
4. Media Belajar
tm Namun dalam hal kedinasan, karena membentuk satuan bahasa
baru, penggunaan singkatan dan akronim dapat efektif apabila :
1. Sebatas tiga huruf untuk singkatan, dan tiga suku kata
untuk akronim
2. Sejalan dengan sistem bahasa Indonesia
3. Selaras dengan kaidah fonotaktik bahasa Indonesia
4. Berkonotasi positif
5. Mudah diingat
Penggunaan singkatan dan akronim merupakan salah satu caraberkomunikasi ekonomis. Misalnya, singkatan P3K merupakankependekan darl Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, danIpoleksosbudhankam yang merupakan akronim dari ideologi, politik,
Kajian PcimRiinaan Singkatan, Akronim. Lanibang Ncgara dan Logo InsIaiiM I'cmcnnlali 45
Drall Laporaii Final
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Penggunaansingkatan selain memiliki nilai positif, juga dapat menlmbulkandampak negatif. Nilai positifnya adaiah bahwa komunikasi dapatdiiakukan secara ekonomis, sedangkan dampak negatifnya adaiahtidak semua orang yang diajak berkomunikasi memahami singkatanyang digunakan. Sebagai contoh pemakaian singkatan :1. BPFKPPA : Badan Pekerja Forum Komunikasi Pembinaan dan
Pengembangan Anak
2. Suslapa : Kursus Lanjutan Perwira.
F5\
Jika singkatan dan akronim tersebut digunakan dalam berkomunikasiyang meiibatkan masyarakat iuas dengan tidak menyertakankepanjangan singkatan kata itu, yang terjadi adaiah munculnyagangguan komunikasi. Oieh karena itu, bentuk singkatan kata atauakronim dapat saja digunakan seiama tidak menimbulkan gangguan
dalam pemahamannya.
Sementara dalam kaitan dengan penggunaan bahasa di dalam
administrasi pemerintahan, perlu diperhatikan poin-poin berikut yang
sangat mempengaruhi efektivitas penggunaan singkatan danakronim, yaitu :
- Efisiensi vs keresmian
Efisiensi identik dengan kecepatan dan ketepatan, sedangkankeresmian terkait dengan tata krama keprotokoieran yang
terkadang tidak bisa cepat.
- Komunikasi tulisan tidak sama/berbeda dengan komunikasi iisan
Kajian Penggu;imminaan Singkatan, Akronim, Lanibaiig Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcrintali 46
Drisl'l l.apitriiii 1- inal
Sedang untuk model konseptualnya, akan dilakukan hai-hal sebagai
berikut :
- Bertolak dari sistem yang ada dalam organisasi pemerintahan,
seperti jabatan, fungsi, dsb
- Membedakan antara komunikasi dengan tuiisan dan komunikasi
dengan iisan
- Memperhatikan/mempertimbangkan faktor efisien vs keresmian
Untuk bagan model konseptualnya :
Inventarisasi
sistem/strukturorganisasi
Inventarisasi nama unit
organisasi danakronim/singkatannya
tertulis Iisan
Pedoman penggunaanakronim/singkatan[tertulis/lisan (?)]
Kiiiian Feiiiiminiian .Sinskiitan. Akronim. Lanibiiiig Ncgiira dan Logo liistansi I'ciiu-i intah 47
I)rat'( Lapuraii l-inai
Untuk pengambilan data primer, digunakan alat kuesloner yang
dibagikan ke responden yang telah dipillh secara acak dengan
memperhatlkan kompetenslnya. Berlkut in! kuesloner yang
digunakan :
Kuisioner Penelitian Tata Laksana Administrasi Umum
Di lingkungan Instansi Pemerintah.
Kepada Yth
Bapak/ibu Pimpinan Instansi di daerah
atau perwakilannya
di
Tempat
Dengan hormat
Dalam rangka menunjang kelancaran penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna terutama
kelancaran komunikasi antar instansi pemerintah, maka dipandang
periu untuk menyamakan Tata Laksana Administrasi Umum yang
terdiri dari beberapa hal pokok, antara lain Tata Laksana Singkatan
dan Akronim serta Tata Laksana Penggunaan Lambang Negara dan
Logo Pemerintah.
Karena itu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
bekerjasama dengan Badan Kemitraan Ventura Universitas Indonesiamelakukan kajian sebagai bahan penyusunan pedoman umum untuk
Kajiiin l*c'ii{i}nmaan Singkatan. Akronim, Lanibaiig Negara dan Logo Instansi I'einenntah 48
I)r:ill I :i|)<it:in
Tata Laksana SIngkatan dan Akronim serta Tata Laksana
Penggunaan Lambang Negara dan Logo Pemerintah.
Untuk menunjang kebutuhan data-data, maka kami mohon
kesediaan Bapak/Ibu pimpinan instansi pemerintah di daerah untuk
mengisi daftar pertanyaan yang terlampir bersama dengan surat
pengantar Ini. Informasi dan usulan dari Bapak/Ibu merupakan
masukan yang akan menunjang keberhasilan kajian ini.
Apabila pertanyaan in! tidak ter^'awab dalam masa kerja surveyor
(pewawancara) maka kami mohon kesediaan untuk menglrlmkan
jawaban melalul email di peneiitlanPAN@cso.makara.ul.ac.ld atau ke
alamat BKV-UI, Gedung Rektorat Lt. 8, Kampus Baru UI Depok
16424. Jawa Barat. Indonesia
Terlma kaslh atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden, semoga
kajian ini dapat menghasilkan pedoman umum sesual dengan
harapan.
Hormat kami,
Tim Peneiiti
Kaji.nn Pcnggimaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 49
Drat'l l.aporaii i-iiial
Pertanyaan Kuisioner
Tata Penggunaan Singkatan dan Akronim.
Tugas Responden adalah menjawab semua pernyataan yang ada
dengan angka 1 s.d 3.
Isikan Satu (1) jika anda merasa pernyataan salah.
Dua (2) jika anda merasa pernyataan benar.
Tiga (3) jika anda tidak paham pernyataannya atau jika bukan
diantara 1 dan 2
Jika terdapat tempat isian atau ( );Silakan anda isikan jawaban
Anda
Pertanyaan
Singkatan dan Akronim adalah dua hal yang berbeda. ( )Singkatan dan Akronim adalah dua hal yang sama ( )Penggunaan Singkatan dan Akronim belum mempunyai pedoman
sendiri. ( )
Penggunaan Singkatan dan Akronim sudah mempunyai pedomansendiri ( )
Penggunaan Singkatan dan Akronim yang ada saat ini mudahdipahami, mudah diingat, dan secara lisan mudah diucapkan ( )
Pengunaan Singkatan dan Akronim saat ini banyak penyimpangansehingga menimbulkan salah pengertian.
Penggunaan Singkatan dan Akronim sudah digunakan secararesmi ( )
kaiian lVn?i!:unaan Sin?kntan, Akronim, Laniban" Ncgara dan Los^o Instaiisi Pcmertntah 50
Drafl Laporan Kinal_
8. Pembentukan Singkatan sudah dilakukan dengan ketentuankaidah tata bahasa yang baku ( )
9. Pembentukan Akronim sudah dilakukan dengan tertib dan tidakmenlmbulkan keragu-raguan dan kekaburan art!
Data Responden :
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Instansi
4. Jabatan
5. Usia
6. Pendidikan terakhir
7. Lama memegang
: thn
.thn
jabatan yang ada sekarang
Kajian Penggimjnmiinaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instansi Pcincrintali 51
DraK Lapuraii l-tnal
Contoh hasil pengumpulan data di Kementerian BUMN
Berdasarkan Keputusan Menterl Negara Badan Usaha Milik Negara
Republik Indonesia nomor : KEP-06/M-BUMN/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Menteh Negara Badan Usaha Milik
Negara Republik Indonesia, susunan organisasi Kantor Menneg BUMN
terdiri dari :
1. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
2. Sekretaris Menteri Negara
3. Deputi bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa
Lainnya
4. Deputi bidang Usaha Logistik dan Pariwisata
5. Deputi bidang Usaha Agro Industri, Kehutanan, Kertas,
Percetakan, dan Penerbitan
6. Deputi bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi
dan Telekomunikasi
7. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi
8. Staf Ahli bidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat
9. Staf Ahli bidang Kemitraan Usaha Kecil
10. Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik
Negara
11. Staf Ahli bidang Investasi dan Otonomi Daerah
Kajian Penggimaan Singkatan, Akioniin, Lanibaiig Negara dan la)go liistaiisi I'cinenniali 52
(90)
I)i':<rt l.:ip«ir;iii I-iiial
Dari hasil pengambilan data dl Kementerian BUMN, Departemen
Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, serta
beberapa daerah, seperti Pemerintah Provlnsl Sumatera Utara, Jawa
Barat, dan Sulawesi Tengah, penggunaan akronim dan singkatan
sudah jamak digunakan dl lembaga-lennbaga negara, balk dalam
percakapan maupun tulisan. Penggunaan akronim dan singkatan
bertujuan untuk kefektifitasan dalam berkomunikasi. Karena itu
penggunaannya dapat dibenarkan selama tidak mengurangi atau
menghapuskan fungsi komunikasi.
Komunikasi secara umum dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu
lisan dan tulisan. Komunikasi tuiisan di tiap lembaga negara yang
dimaksud adalah kegiatan komunikasi meialui surat menyurat resmi
dan pembuatan memo. Komunikasi mengggunakan surat resmi
dengan penyebutan akronim dan singkatan, sampai sekarang tidak
menimbulkan masalah. Semua pihak yang berkepentingan dengan
komunikasi tersebut paham maksudnya.
Penelitian di lapangan menemukan kebiasaan cara penulisan akronim
dan singkatan dengan dipanjangkan di awal dan diberisingkatan/akronim di beiakangnya. Kemudian jika menggunakankata-kata tersebut kembali maka akronim dan singkatannya lah yang
digunakan.
Beberapa contoh penggunaan akronim dan singkatan yangdigunakan di lembaga negara yang disurvey untuk penyebutanbadan, jabatan atau golongan adalah sebagai berikut.
1. Menteri Negara PPN = Perencanaan Pembangunan Nasional
Ka jism Pcnj:.im'-iinaan Siiiskatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Instaiisi Peincnntali 53
Draft l.aporaii l-inal_
2. Sesmen /Sestama Bappenas = sekertaris menteri/sekertaris
utama
3. Subbag = sub bagian
4. Asdep = asisten deputi
5. Subbid = sub bidang
6. Diklat =Pendidikan dan Latihan
7. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
8. Badan Analisa Fiskal (BAP)
9. Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)
10. Badan Informasi dan Teknoiogi Keuangan (BINTEK
Keuangan)
11. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
12. Perhitungan Anggaran Negara (PAN)
13. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN)
14. Kantor Verifikasi Pelaksanaan Anggaran (KASIPA)
15. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
16. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB)
17. Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (KARIKPA)
18. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan
(KP-4)
19. Ditjen PLN (Direktorat Jenderal Piutang dan Leiang
Negara.
20. Kantor Pelayanan Piutang dan Leilang Negara (KP2LN)
21. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)
22. Kantor Akuntansi Regional (KAR)
Pola darl penggunaan akronim dan singkatan jlka kita perhatlkan darlcontoh diatas tidak beraturan. Hal tersebut tidak masalah sepanjang
plhak-plhak yang berkomunlkasi mengerti akan nnaksudnya.
Kajian Pcnggunsian Singkatan, Akronim, Lanibang Negara ilan Logo Instansi Pemerintali 54
Drah I.aporan l-inal
4.2 Pengumpulan Data tentang Lambang Negara dan Logo
Instansi Pemerintah
Lambang Negara Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah
nomor 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara. Peraturan tersebut
dibuat pada masa Indonesia maslh berlaku Undang-undang Dasar
Sementara 1950, yang berlaku 17 Agustus 1950 sampal dengan 5
Jull 1959.
Dalam Peraturan Pemerintah tersebut yang dimaksud dengan
Lambang Negara Republlk Indonesia terdlrl atas 3 baglan, yaltu :
1. Burung Garuda yang menengok dengan kepalanya lurus ke
sebelah kanannya
2. Perisal berupa jantung yang digantung dengan rantal leher
garuda
3. Semboyan ditulls dl atas pita yang dicengkeram oleh garuda
Untuk pengambllan data primer, digunakan alat kuesloner sebagal
pedoman wawancara yang dibaglkan ke responden yang telah diplllh
secara acak dengan memperhatlkan kompetensinya. Berlkut Inl
kuesloner atau pedoman wawancara terstruktur yang digunakan :
1. Baglan apa yang menangani soal penggunaan lambang burung
garuda [LN] dan logo Instansl/badan dl llngkungan departemen
tsb ?
2. Baglan apa yang menangani soal percetakan kop surat dan kopInstansi yang menggunakan logo/lambang dl departemen
tersebut ?
Kajian Penggunaan Singkalan, Akroniin. Lambang Negara tian Logo Instansi Pciiurintali 55
i)r:tr( Laponui
3. Apakah ketentuan yang digunakan sebagai acuan dalam
merancang kop surat, letak lambang/logo tersebut ?
4. Apakah ada batasan siapa yang boleh menggunakan
lambang/logo tersebut, dan pada struktur jabatan yang
bagaimana dapat menggunakan lambang/logo tersebut ?
5. Bagian apa dan siapa yang menata penggunaan lambang
burung garuda untuk digunakan di papan nama, pintu kantor,
stiker inventarls dll. Apakah ketentuan yang menjadi
acuannya, apakah lisan atau tertulis ? Instruksl macam apa, PP
atau SK ?
6. Peraturan-peraturan apa saja yang relevan dengan
penggunaan lambang burung garudaa, dan logo instansi
mereka ?
7. Bagaimanakah tatacara penggunaan dan format tampllan,
format penullsan, dan besaran-besaran lambang negara, dan
logo instansi/badan di llngkungan mereka ?
Ksijian Pcnsuiiniian Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instaiisi Peinerintali 56
Dnifi l.aporati Kinal
Kuisioner Penelitian Tata Laksana Administrasi Umum
Di lingkungan Instansi Pemerintah.
Kepada Yth
Bapak/ibu PImpinan Instansi di daerah
atau perwakllannya
di
Tempat
Dengan hormat
Dalam rangka menunjang kelancaran penyeienggaraan tugas umum
pemerlntahan secara leblh berdaya guna dan berhasil guna terutama
kelancaran komunikasi antar instansi pemerintah, maka dipandang
perlu untuk menyamakan Tata Laksana Administrasi Umum yang
terdlrl darl beberapa ha! pokok, antara lain Tata Laksana SIngkatan
dan Akronim serta Tata Laksana Penggunaan Lambang Negara dan
Logo Pemerintah.
Karena Itu Kementerlan Pendayagunaan Aparatur Negara
bekerjasama dengan Badan Kemltraan Ventura Unlversltas Indonesia
melakukan kajlan sebagai bahan penyusunan pedoman umum untuk
Tata Laksana SIngkatan dan Akronim serta Tata Laksana
Penggunaan Lambang Negara dan Logo Pemerintah.
Untuk menunjang kebutuhan data-data, maka kami mohon
kesedlaan Bapak/Ibu pimplnan Instansi pemerintah dl daerah untuk
menglsl daftar pertanyaan yang terlampir bersama dengan surat
Kalian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 57
I>r:ill I {-itt:tl
pengantar Ini. Informasi dan usulan darl Bapak/Ibu merupakan
masukan yang akan menunjang keberhasllan kajian ini.
Apabiia pertanyaan ini tidak terjawab dalam masa kerja surveyor
(pewawancara) maka kami mohon kesediaan untuk mengirimkan
jawaban melalui email di penelitianPAN@cso.makara.ui.ac.id atau ke
alamat BKV-UI, Gedung Rektorat Lt. 8, Kampus Baru UI Depok
16424. Jawa Barat. Indonesia
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden, semoga
kajian ini dapat menghasllkan pedoman umum sesuai dengan
harapan.
Hormat kami.
Tim Peneliti
Kajism Pcnggiinaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi PcintTiiUah 58
DriiH l.:ip«*t'ati
Tata Penggunaan Lambang Negara dan Logo Instansi
Pemerintah
Tugas Responden adalah menjawab semua pernyataan yang ada
dengan angka 1 s.d 3.
Isikan Satu (1) jika anda merasa pernyataan salah.
Dua (2) jika anda merasa pernyataan benar.
TIga (3) jika anda tidak paham pernyataannya atau jika bukan
diantara 1 dan 2
Jika terdapat tempat isian atau ( ),silakan anda isikan jawaban
Anda
1. Lambang dan Logo adalah dua hal yang berbeda. ( )
2. Lambang dan Logo adalah dua hal yang sama ( )
3. Penggunaan Lambang, Logo Instansi Pemerintah belummempunyai pedoman sendiri. ( )
4. Penggunaan Lambang, Logo Instansi Pemerintah sudahmempunyai pedoman sendiri ( )
5. PP No 43 Tahun 1958 tentang Lambang Negara ( )
6. PP No 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara ( )
7. Lambang Negara dalam surat dinas harus berwarna emas ( )8. Lambang Negara dalam surat dinas berwarna hitam/ungu ( )9. Logo digunakan di sebelah kanan dari kop surat ( )10. Logo digunakan di sebelah kiri dari kop surat ( )11. Semua surat dinas harus menggunakan logo ( )
Jika tidak, sebutkan surat dinas yang boleh tidak menggunakanlogo
Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara tian Logo Instansi Pemerintah 59
Drsit't Laporaii l iiuil
12. Dalam Perjanjian Logo sebaiknya diletakkan dl sebelah kanan
naskah perjanjian ( )
13. Agar standar sebaiknya letak logo dl sebelah
Alasannya karena
14. Ada berapa macam Cap DInas yang anda ketahui
a
b
c
d
15. Apakah anda mengetahui ukuran cap dinas yang ada dl Instansi
Anda?( )
(khusus no diatas, 1 jlka anda tahu, 2 jlka anda tidak tahu dan 3
jlka anda tahu tapl ragu-ragu)
16. Ukuran cap dInas disesualkan dengan kertas yang dipakai ( )
17. Ukuran cap dInas sudah terstandarlsasi ( )
18. Dalam penggunaaan lambang,logo dan cap dInas, apakah yang
menurut Anda memblngungkan sehlngga menghambat tata laksana
administrasi secara umum:
a
b
tambahkan pendapat lain dl halaman kosong dibalik lembar
kuisioner.
Pertanyaan berikut ini merupakan esal yang dijawab denganpengetahuan masing-masing responden. Apabila tidak mengerti bisaditanyakan kepada tim peneliti.
Kalian Fenggiinaan Singkatan, Akronlm, Lanibaiig Negara dan Logo Instansi Femcrintali 60
Draft l.aporan l inal
A. Lambang dan Logo
1. Apa beda antara lambang daerah dan logo?
2. Dalam hal kerjasama antara InstansI, bagaimana ietak
lambang/logo pada surat perjanjian?
3. Apakah saudara mengetahul PP no 66 tahun 1951 tentang
lambang negara?
4. Apakah saudara mengatahul PP no 43 tahun 1958 tantangpenggunaan lambang negara?
5. Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk penyempurnaan kedua PPtersebut di atas?
B. Cap DInas
1. Berdasarkan Pedoman Umum Tata Naskah Dinas no72/KEP/M.PAN/7/2003 cap dinas terdiri darl cap jabatan dan capinstansi. Selain cap jabatan yang digunakan oleh pejabat negara, cap
apa lag! yang digunakan di lingkungan instansi saudara?2. Dengan banyaknya pemalsuan cap dinas, bagaimana cara instasi
saudara untuk menanggulanginya?
C. Papan Nama Instansi
1. Bagaimana dengan penggunaan papan nama, selama iniberpedoman dengan peraturan apa?
2. Unit kerja yang mana saja yang menggunakan papan nama dilingkungan instansi saudara?
3. Apa dasar hukum dan makna logo/lambang daerah instansisaudara?
Kajian Penggii Shisknlan, Vknn.i.n. l.ambm.a Nc«a.a dan l.nno Instansi I'etnc inlah 61
Drah l.aporan i-inal
Hasil pengumpulan data di provinsi Sumatera Utara, Jawa
Barat, dan Sulawesi Tengah :
Selaras dengan era otonomi daerah, lambang daerah provinsi saat ini
banyak digunakan untuk seluruh instansi kedinasan. Sementara
lambang negara digunakan di instansi yang masih ada garis
koordinasi dengan pemerintah pusat.
Dari kuesicner yang dikumpukan, responden rata-rata telah banyak
yang mengetahui perbedaan antara lambang negara dengan
lambang daerah, namun banyak juga masih terjadi kerancuan
penggunaannya di tingkat provinsi karena belum ada pedoman yang
mengatur tentang hal Ini sehingga masing-miasing pihak hanya
menggunakan pemikiran masing-masing.
Hasil pengumpulan data di Departemen Perikanan danKelautan :
Semenjak tahun 2003, departemen ini sudah banyak menggunakanlogo instansi sebagai identitas ketika melakukan hubungan dinas keluar. Penggunaan logo ini sudah menghilangkan lambang negarasebagai identitas. Lambang negara sementara Ini masih banyakdigunakan oleh sebagian besar Kementerian non departemen.Pengaturan yang belum ada membuat belum ada keseragamanpenggunaan untuk tata naskah dinas masing-masing lembagatersebut.
Kaj„ihm I'cu-m.a-..n Sinskalan. Aknmin., Lambang Negara dan Logo Instansi 1-c.nerinlab 62
Draft Laporaii l-iiial
HasM Pengumpulan Data di Departemen Kehakiman
Data temuan yang berkenaan dengan pengaturan Lambang dan logo
di Departemen Kehakiman tergolong lengkap. Departemen ini
memiiiki Buku Panduan Kerja yang berjudul "Pola Pemblnaan dan
Pengendallan Adminlstrasi" [Terbitan terakhir pada tahun 2003].
Hasil Pengumpulan Data di Pemerintah Kota Depok
Data temuan yang berkenaan dengan tatacara penggunaan lambang
daerah termuat secara lengkap dalam Peraturan Daerah Kota Depok
Nomor 01 Tahun 1999 tentang Hari JadI dan Lambang Kota Depok.
Kajian Penggunaan Singkalan, Akronim, Lambang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemerintah 63
Dral't Laporan l iiial
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Analisis Penggunaan Singkatan dan Akronim
Singkatan dan akronim dalam komunikasi balk iisan maupun tulisan
bisa berarti banyak hal. Singkatan dan akronim bisa digunakan
sebagai sarana untuk mengekspresikan gagasan, wujud prilaku,
dokumen dan media belajar.
Definisi singkatan adalah bentuk yang dipendekkan satu huruf atau
lebih, dengan lebih mengutamakan huruf paling depan. Singkatan
seringkali untuk memendekkan gabungan kata, terkecuali untuk
beberapa singkatan nama orang, contohnya Muhammad Yamin
disingkat Muh. Yamin. Singkataan sapaan contohnya bapak disingkat
Bpk., saudara menjadi Sdr., dan Profesor menjadi Prof.
Sedangkan akronim didefinisikan sebagai singkatan sebagai huruf
awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari
satu frasa yang diperlakukan sebagai kata (dalam lafal maupun
tulisan)
Jika dilakukan analisis beberapa contoh kata pada lembaga-lembaga
negara diatas adalah :
Kata/gabungan kata jenis Keterangan
1. Menteri Negara PPN
=Perencanaan Pembangunan
singkatan
Kajism Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibaiig \cgara dan l.ojio Instaiisi I'ciiuTmtah 64
Dralt l.aporan Final_
Nasional
2. Sesmen /Sestama
Bappenas= sekertaris
menteri/sekertaris utama
3. Subbag = sub bagian
4. Asdep = asisten deputi
5. Subbid = sub bidang
6. Diklat =Pendidikan dan
Latihan
7. Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam)
8. Badan Analisa Fiskal (BAR)
9. Badan Akuntansi keuangan
Negara (BAKUN)
Badan Informasi dan
Teknologi Keuangan (BINTEK
Keuangan)
11. Badan Pendldikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK)
12. Perhltungan Anggaran
Negara (PAN)
Kantor^^Perbendaharaan
dan-Kas Negafrr-fKPKN)
14J Kantor Verifikasi
Pelaksanaan Anggaran
(KASIPA)
15. Kantor Pelayanan Pajak
(KPP)
16. Kantor Pelayanan Pajak
Bum! dan Bangunan (KPPBB)
akronim
akronim
akronim
akronim
akronim
akronim
sing ka tan
akronim
akronim
singkatan
singkatan
singkatan
akronim
singkatan
singkatan
akronim
singkatan
Kajian Pcnggunaan Singkatan, Akronim, l.anibaiig Negara dan Logo Instansi Pemerintali 65
Draft Laporau Kinal
17. Kantor Pemerlksaan akronlm DItjen = akronlm
dan Penyldlkan Pajak singkatan PLN = singkatan
(KARIKPA)
18. Kantor Penyuluhan dan singkatan
Pengamatan PotensI singkatan
Perpajakan (KP-4)
19. DItjen PLN (DIrektorat singkatan
Jenderal Plutang dan Leiang
Negara.
20. Kantor Pelayanan
Plutang dan Leiang Negara
(KP2LN)
21. Kantor Pelayanan Bea
dan Cukal (KPBC)
22. Kantor AkuntansI
Regional (KAR)
Penggunaan akronlm dan singkatan di lembaga-lembaga negara bisa
digunakan oleh siapa saja dalam instansi atau lembaga bersangkutan
untuk keperluan dan maksud sesuai dengan arti harafiahnya.
Akronim dan singkatan untuk keperluan dengan Instansi yang
bersangkutan juga bIsa digunakan oleh plhak luar dalam
berkomunlkasi dengan plhak mana pun.
Penggunaan akronlm dan singkatan bIsa dllakukan kapan saja. Hal
Inl bukan merupakan kewajiban. Karena Itu jlka akronlm atau
singkatan tidak digunakan tidaklah menjadi masalah. Akronlm dansingkatan akan menjadi masalah jlka selalu dllakukan akan tetaplpendengar tIdak mengerti dengan maksudnya.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi Pemcrmtali 66
Dnii'i l.aponiti l*iiial
Setiap saat dan dimana saja akronim dan singkatan dapat
digunakan. Hal ini berarti tidak terbatas kepada ruang dan waktu.
Jika pendengar tidak mengetahul konteks pembicaraan secara
khusus maka akronim dan singkatan sebaiknya ditinggalkan. Karena
bisa terjadi salah komunikasi jika tidak dijelaskan terlebih dahulu.
Hal tersebut berarti penggunaannya tidak efektif. Dalam
berkomunikasi menurut teori kita harus efektif dan efisien.
Penggunaan akronim dan singkatan yang tidak dimengerti oleh lawan
bicara berarti pula penggunaan bahasa yang tidak efektif.
Dalam kedinasan, terutama di lembaga-lembaga negara, sangat
diperlukan adanya keefektifan dan keefisiensian dalam berbahasa.
Salah satunya dapat dipergunakannya singkatan dan akronim dalam
berkomunikasi
Dari seluruh sampel yang diambil untuk penyusunan pedoman umum
singkatan dan akronim di lingkungan aparatur negara, didapat basil
sebagai berikut :
Bahwa masih banyak pengaturan singkatan dan akronim yang salah
pembentukan dan penggunaannya. Oleh karena itu perlu pedoman
umum yang memuat pula proses pembentukan singkatan dan
akronim tersebut. Dan setelah pedoman tersebut selesai, perlu
dilakukan langkah penyosialisasiannya, sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang terjadi saat ini.
Kaiian Penggunaan Singkalan, Akronim, l.anibang Ncgara dan Logo Instansi Peincrintah 67
I)r:it( 1 I' iiuil
5.2 Analisis Penggunaan Lambang Negara dan Logo Instansi
Pemerintah
Lambang merupakan alat komunikasi dengan tulisan, gambar, dan
konfigurasi tertentu yang menyampaikan makna, kedudukan, citra
[image], dan identitas pengguna dan dalam penggunaannya.
Sedangkan logo dari segi pemahaman lebih sederhana, yaitu bempa
konfigurasi tulisan atau gambar atas suatu institusi, persoalan, atau
peristiwa tertentu. Lambang lebih menunjukkan kedalaman makna
atas sesuatu yang luhur dan tinggi.
Penggunaan lambang negara, lambang daerah, dan logo instansi
dalam praktek kehidupan organisasi administrasi negara atau
birokrasi harus dipllah secara tegas agar fungsi penandaan identitias,
dan kedudukan kewenangan serta fungsi penting yang hirarkis dapat
ditandai.
Dari sampel yang diambil untuk penyusunan pedoman umum
lambang negara dan logo instansi pemerintah di lingkungan aparatur
negara, didapat hasil sebagai berikut ;
Bahwa banyak yang telah mengetahui secara harfiah, definisi yang
sebenarnya dari lambang negara, lambang daerah dan logo instansi
pemerintah, namun masih banyak kerancuan dalam penggunaannya
sehingga acapkali terjadi salah pengertian antara penggunaannya.
Dari hasil tersebut maka pedoman umum yang dibuat mempunyai
azas manfaat yang sangat besar.
knjian Siii«ik;ilan, Akruiiiin. Lambaiii; Nc-iara tlaii Logo Instansi Pemcrintali 68
Drnfl l.iipnnin I
fMt)
Pedoman umum ini akan memuat penggunaan seharusnya untuk
lambang negara, logo instansi pemerlntah, termasuk penggunaan
lambang daerah di maslng-masing daerah yang saat ini sedang
marak.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan l ogo lnsfan>i Pcmcnniali 69
i)r:iri l.a|Mir:iii I iiial
BAB VI
RANCANGAN PEDOMAN UMUM
6.1 Rancangan Pedoman Umum Penggunaan Singkatan dan
Akronim
1. Penyusunan dan Pembentukan Singkatan yang Baku
• Menanggalkan fonem/huruf pertanna dari kata atau
kelompok kata yang dislngkat.
• Menanggalkan fonem/huruf yang terletak di antara
fonem/huruf pertama dan terakhir dari kata yang
disingkatkan.
• Merangkalkan fonem/huruf pertama dengan kata
fonem/huruf pertama kata dasar dari kata yang
disingkatkan.
• Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf akhir
dari kata yang disingkatkan sehingga membentuk satu
"suku kata'' baru.
• Mengambil suku kata pertama dari kata yang disingkatkan
• Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf awal
suku kata berikutnya.
• Mengambil suku kata terakhir dari kata yang disingkatkan.
• Menanggalkan satu atau beberapa suku kata depan dan
belakang, ditambah fonem/huruf awal, suku kata berikutnya
dari yang singkatan.
Kajian Penu«:iinaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi Peincrmtali 70
Draft Laporaii Final
2. Acuan Aturan Penggunaan Singkatan
• Dalam tulisan dinas hanya dapat digunakan singkatan
resmi. Pemakaian singkatan yang tidak resmi walaupun
sudah dikenal umum, seperti dsb, dll, dan sebagainya,
hams dihindarkan
• Untuk menertibkan pembentukan dan pemakaian singkatan,
tidak semua istilah hams disingkat.
• Pemakaian singkatan yang dapat menimbulkan keragu-
raguan dan kekaburan art! hendaknya dihindarkan.
• Pemakaian satu singkatan untuk beberapa istilah ataupun
beberapa singkatan/akronim untuk satu istilah/kata sejauh
mungkin agar dihindarkan.
3. Kerangka Kerja bagi Penyosialisasian Singkatan
Penyosialisasian dapat dilakukan dengan mengeluarkan
petunjuk teknis yang menyangkut penyingkatan nama-nama
unit kerja dalam suatu instansi pemerintah. Dalam petunjuk
teknis tersebut, tercantum berbagai alternatif penulisan
singkatan yang benar sehingga tidak kaku dan dapat
disesuaikan dengan unit kerja masing-masing instansi
pemerintah yang tentunya berbeda-beda.
4. Penyusunan dan Pembentukan Akronim yang Baku
• Menggabungkan singkatan kata-kata yang merupakan unsur
dari kelompok kata istilah tersebut ditulis dan dilafalkan
sebagai kata yang wajar.
• Jika akronim terdiri dari dua atau lebih akronim,maka hal ini
dipandang sebagai dua buah kata yang masing-masing
berdiri sendiri.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 71
Dralt l.apontii l-inai
5. Acuan Aturan Penggunaan Akronim
• Dalam tulisan dinas hanya dapat digunakan akroniom resmi.
Pemakaian akronim yang tidak resmi walaupun sudah dikenal
umum, seperti dsb, dll, dan sebagainya, harus dihindarkan
• Untuk menertibkan pembentukan dan pemakaian akronim,
tidak semua istilah harus disingkat.
• Pemakaian akronim yang dapat menimbulkan keragu-raguan
dan kekaburan arti hendaknya dihindarkan.
• Pemakaian satu akronim untuk beberapa istilah ataupun
beberapa singkatan/akronim untuk satu istilah/kata sejauh
mungkin agar dihindarkan.
6. Kerangka Kerja bagi Penyosialisasian Akronim
Penyosialisasian dapat dilakukan dengan mengeluarkan
petunjuk teknis yang menyangkut pengakroniman nama-nama
unit kerja dalam suatu instansi pemerintah. Dalam petunjuk
teknis tersebut, tercantum berbagai alternatif penulisan
akronim yang benar sehingga tidak kaku dan dapat disesuaikan
dengan unit kerja masing-masing instansi pemerintah yang
tentunya berbeda-beda
Kajian Penggunaan Singkatan, Akionim, Lambang Nci-ara dan Logo Instansi Pcinei intab 72
DimH l.aponin Kinai
6.2 Rancangan Pedoman Umum Penggunaan Lambang
Negara dan Logo Instansi Pemerintah
1. Tata Cara dan Format Tampilan Lambang Negara
2. Format Penulisan dan Besaran-besaran Lambang Negara
3. Penggunaan dan Penempatan Lambang Negara
4. Tata Cara dan Format Tampilan Lambang Daerah
5. Format Penulisan dan Besaran-besaran Lambang Daerah
6. Penggunaan dan Penempatan Lambang Daerah
7. Tata Cara dan Format Tampilan Logo Instansi Pemerintah
8. Format Penulisan dan Besaran-besaran Logo Instansi
Pemerintah
9. Penggunaan dan Penempatan Logo Instansi Pemerintah
Kajism Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 73
Dral'l Lapuran Final
BAB VII
PENUTUP
Demikian Draft Laporan Final yang dapat kami sampaikan. Laporan
yang berisi rekomendas! atas rancangan pedoman umum ini
selanjutnya akan kami gunakan untuk penyusunan pedoman teknis
penggunaan singkatan, akronim, lambang negara, dan logo InstansI
pemerintah.
Sinergi yang terclpta dalam pola kerjasama yang dilakukan dalam
pelaksanaan stud!, membuat stud! ini dapat mencapai hasil optimal
dan tepat waktu sehingga hasilnya dapat member! sumbangsih bag!
perkembangan ketatalaksanaan di Indonesia.
Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 74
' *"*■:'■" ,\ i'• '- -v
I)i';itl l.:ipor:iii Mn:il
Bahan Rujukan
Badudu, J.S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Pustaka, Bandung, 1980
Kawulusan, Hans E. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Laporan''
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta, 1978
Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Nusa Indah, 1980.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Pusat Bahasa. Jakarta, 2000.
nw
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Pusat
Bahasa. Jakarta, 2002.
Sugono, D, Efektivltas Penggunaan Singkatan dan Akronlm,Presentasi Konsinyasi dl kantor Menpan, Jakarta, 26 Oktober 2004
Suryaman, Ukun. Pilihan Kata dalam Bahasa Indonesia. Alumni.Bandung, 1982
Soekanto, Soerjono dan Sri Mahmudji. Penelitian Hukum Normatif.suatu Tinjauan Singkat. Rajawali Pers. Jakarta, 2003.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi 3, Cetakan 2, Balai Pustaka, Jakarta, 2002
W. J. S . Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, BalaiPustaka, Jakarta, Cetakan Ke IX, 1989
Knjtan Pengfi".siinaan Singkatan, Akroniin, l-ainbaiig Ncgara dan Logo Instansi Peincrintah 75
I
I
I I I
I I I
top related