dpk,npf, swbi terhadap fdr bsy
Post on 30-Jan-2016
21 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan Syariah sebagaimana halnya perbankan pada umumnya
merupakan lembaga intermediasi keuangan yakni lembaga yang
melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat lain yang
membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Perbankan merupakan lembaga
yang eksistensinya sangat membutuhkan adanya kepercayaan dari
masyarakat. Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga bank perlu menjaganya
untuk mencegah adanya penarikan dana masyarakat secara besar-besaran.
Perkembangan perbankan Islam merupakan merupakan fenomena
yang menarik kalangan akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun
terakhir. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International
Money Fund/IMF) juga telah melakukan kajian-kajian atas praktek
perbankan Islam sebagai alternatif sistem keuangan internasional.
Perbankan Islam diharap dapat memberikan peluang upaya
penyempurnaan sistem ekonomi internasional yang belakangan dirasakan
banyak sekali mengalami goncangan dan ketidakstabilan yang
menyebabkan krisis ekonomi akibat lebih dominannya sektor finansial
dibanding sektor riil dalam hubungannnya perekonomian dunia (Denny,
2004:1).
2
Krisis keuangan tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit
perumahan produk sekuritas dan bangkrutnya beberapa perusahaan besar
di Amerika Serikat turut mempengaruhi perekonomian di Indonesia, salah
satunya adalah sektor industri perbankan. Sektor industri perbankan
mengalami kesulitan likuiditas seiring dengan ketatnya likuiditas di pasar
keuangan. Industri perbankan juga rentan terhadap risiko karena
berhubungan dengan tingkat kepercayaan atas pengembalian dana di masa
mendatang. Banyak pihak memperkirakan bahwa perekonomian di
Indonesia termasuk industri perbankan akan terpuruk. Kelangkaan
likuiditas menyebabkan penurunan kepercayaan di sektor korporasi dan
rumah tangga terhadap kondisi perekonomian (Tiara, 2011:18).
Dalam suatu perekonomian, peran utama lembaga-lembaga
keuangan ialah menjalankan fungsi intermediasinya, menyalurkan kembali
dana yang telah dihimpunnya dari masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
kredit kepada sektor-sektor usaha riil dalam upaya pengembangan
usahanya. Dengan kata lain, melalui fungsi intermediasi yang
dijalankannya, sektor keuangan haruslah berperan sebagai agen dalam
mempercepat pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Akbar
dan Ida, 2010).
Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada
perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika
sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional juga ikut terpuruk.
3
Demikianpula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor
perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak
berjalan normal (Billy, 2010:2). Untuk mengembalikan kondisi perbankan
yang lebih baik perlu adanya penanganan khusus tentang lembaga
intermediasi keuangan, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
yang bersifat nasional yaitu diantaranya: 1) Penerbitan obligasi pemerintah
untuk program rekapitulasi; 2) Program Penjaminan dan Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI); dan 3) Program Pemberian Kredit
(Astri, 2010:316).
Sesuai dengan fungsi bank sebagai financial intermediary, bank
menjalankan aktivitasnya dengan menghimpun dana pihak ketiga berupa
giro, tabungan dan deposito serta menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan lainnya. Pertumbuhan
bisnis perbankan syariah selalu menunjukkan kinerja positif, dapat dilihat
dari penghimpunan dana yang selalu meningkat setiap tahunnya dan
meningkat sangat pesat di tahun 2009 dengan pertumbuhan sebesar
41,84%. Demikian pula halnya dengan pembiayaan yang tumbuh 22,76%.
Meskipun pertumbuhan bisnis perbankan syariah meningkat, tingkat ROA
yang merupakan proksi dari profitabilitas selalu mengalami fluktuasi (Dea,
2011:2).
Perbankan syariah mampu tumbuh ± 37% sehingga total asetnya
menjadi Rp174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp135,58 triliun
(40,06%) dan penghimpunan dana menjadi Rp134,45 triliun (32,06%).
4
Strategi edukasi dan sosialisasi perbankan syariah yang ditempuh
dilakukan bersama antara Bank Indonesia dengan industri dalam bentuk iB
campaign baik untuk funding maupun financing telah mampu
memperbesar market share perbankan syariah menjadi ± 4,3% (Outlok
Perbankan Syariah, 2013).
Tabel 1.1
Indikator Pertumbuhan Perbankan Syariah
Indikator Okt-10 Okt-11 Growth
Nominal (%) Aset 85,85 127,19 41,34 48,10
DPK 66,48 101,57 35,09 52,79 Penyaluran dana 83,82 122,73 38,92 46,43
Sumber: Outlook Perbankan Syariah, 2012
Dari tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan perbankan syariah
dalam kurun waktu satu tahun terakhir, khususnya Bank Umum Syariah
(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat. Total aset per Oktober 2011 telah mencapai Rp127,19 triliun
atau meningkat tajam sebesar 48,10% yang merupakan pertumbuhan
tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Ditambah dengan aset BPRS sebesar
Rp3,35 triliun, total aset perbankan syariah per Oktober 2011 telah
mencapai Rp130,5 triliun. Marketshare perbankan syariah terhadap
perbankan nasional telah mencapai sekitar 3,8%. Penghimpunan dana
pihak ketiga meningkat 52,79% dan penyaluran dana masyarakat
meningkat sebesar 46,43% (Outlook Perbankan Syariah, 2012).
5
Volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun
terakhir, khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS), mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Total aset per Oktober
2011 telah mencapai Rp127,19 triliun atau meningkat tajam sebesar
48,10% yang merupakan pertumbuhan tertinggisepanjang 3 tahun terakhir.
Ditambah dengan aset BPRS sebesar Rp3,35 triliun, total aset perbankan
syariah per Oktober 2011 telah mencapai Rp 130,5 triliun. Marketshare
perbankan syariah terhadap perbankan nasional telahmencapai sekitar
3,8%. Tingginya pertumbuhan aset tersebut tidak terlepas dari tingginya
pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi pasiva dan pertumbuhan
penyaluran dana pada sisi aktiva. Penghimpunan dana pihak ketiga
meningkat 52,79% dan penyaluran dana masyarakat meningkat sebesar
46,43% (Outlook Perbankan Syariah, 2013).
6
Tabel 1.2
Perkembangan Dana Pihak Ketiga BUS dan UUS
Dana Pihak Ketiga
Okt-10 Okt-11 Growth
Nominal
Share (%)
Nominal Share (%) Nominal Share (%)
Total Dana Pihak Ketiga
66,48
100,00
101,57
100,00
35,10
52,79
Tabungan 19,33
29,07
27,81
27,38
8,49
43,93
-Wadiah 2,18
- 4,33
- 2,15 98,53
-Mudharabah 17,15
- 23,49
- 6,34
36,99
Deposito 39,23
59,01 62,02
61,06
22,79
58,11
Giro (Wadiah) 7,12
10,70
11,05
10,88
3,94
55,31
Lainnya 0,81
1,22
0,69
0,68
(0,12)
(15,04)
Sumber: Outlook Perbankan Syariah, 2012
Berdasarkan tabel diatas penghimpunan dana perbankan syariah
mengalami peningkatan yang tinggi selama satu tahun terakhir dari Rp
66,48 triliun pada Oktober 2010 menjadi Rp 101,57 triliun pada Oktober
2011 atau meningkat 52,79%. Meskipun mengalami sedikit penurunan di
awal tahun sebagai akibat dari Januari, namun penghimpunan dana dapat
dipertahankan meningkat secara stabil pada triwulan III 2011. Laju
pertumbuhan triwulan III 2011 yang sebesar 52,79% tersebut masih lebih
tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010 sebesar
39,16%. Penghimpunan dana masyarakat sebagaimana dalam Tabel 1.2,
terbesar adalah dalam bentuk deposito yaitu Rp 62,02 triliun (61,06%)
diikuti oleh Tabungan sebesar Rp27,81 triliun (27,38%) dan Giro sebesar
Rp11,05 triliun (10,88%). Sedangkan berdasarkan perkembangan pada
7
setiap jenis produknya, produk deposito dan tabungan merupakan produk
yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2011. Deposito
merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi yaitu sekitar
61,06% dari posisi tahun lalu Rp39,23 triliun menjadi Rp62,02 triliun.
Selain itu, produk tabungan juga meningkat cukup tinggi yaitu sebesar
27,38% sehingga tabungan iB perbankan syariah menjadi Rp27,81 triliun
dari posisi tahun sebelumnya yang tercatat Rp19,33 triliun. Disisi lain, giro
merupakan produk dengan perolehan yang berfluktuatif selama satu tahun
terakhir (Outlook Perbankan Syariah, 2012).
Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh terhadap
Financing To Deposit Ratio (FDR). Penelitian yang dilakukan Khatimah
(2009) yang berjudul “ Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesi Sebelum Dan Sesudah
Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008” menyatakan
bahwa DPK secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
penyaluran dana, sedangkan SWBI dan NPF Namun dilihat dari uji t, nilai
signifikan variabel, hanya DPK yang memiliki nilai signifikan, sedangkan
SWBI, NPF dan dummynya tidak memiliki nilai signifikan. Namun, tidak
sesuai dengan hasil penelitian Penelitian yang dilakukan Yahya (2011)
yang berjudul “Analisis Pengaruh Variabel makro dan mikro terhadap
Financing To Deposit Ratio FDR” menyatakan bahwa Bi rate secara
parsial tidak berpengaruh terhadap FDR, tetapi Inflasi berpengaruh sangat
kuat terhadap FDR.
8
Penyaluran dana di perbankan syariah biasanya dipengaruhi oleh
faktor besarnya bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah
sumber dana bank yang diperoleh dari Bank Indonesia atas penitipan dana
wadiah atas kelebihan likuiditas bank yang bersangkutan, jumlah dana
pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank yang diperoleh dari
masyarakat yang berbentuk giro, tabungan, dan deposito, sedangkan
jumlah pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)
merupakan rasio perbandingan pembiayaan yang bermasalah dengan total
penyaluran dana yang disalurkan kepada masyarakat (Khatimah, 2009:2).
Berdasarkan beberapa masalah yang dihadapi dalam perbankan
syariah, penulis tertarik untuk meneliti salah satu permasalahan yang
terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia.
Sesuai pemaparan isu diatas dan kebaragaman hasil penelitian
terdahulu, timbul ketertarikan penulis untuk melakukan sebuah penelitian
bagaimana pengaruh DPK, NPF dan SWBI terhadap FDR. Dengan
demikian, penelitian ini akan menguji apakah ada pengaruh antara DPK,
NPF dan SWBI terhadap FDR pada bank umum syariah dan unit usaha
syariah. Akhirnya penulis mengangkat sebuah tema penelitian yang
berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financing to
Deposit Ratio (FDR) Pada Bank Syariah Di Indonesia (Periode 2009-
2012)”.
9
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah?
2. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) secara
parsial terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah?
3. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) secara
simultan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
2. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF), dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI) secara parsial terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
10
3. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF), dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI) secara simultan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)
pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia
perbankan dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi sebagai
bagian dari pembelajaran.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menambah kajian ilmiah di Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta sebagai referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
b. Bagi Perbankan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak perbankan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam
mengembangkan dunia perbankan syariah kedepan.
c. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
penulis dan mengaplikasikan antara teori yang didapat dibangku
kuliah dengan kondisi riil dilapangan.
11
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini hanya terfokus pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah yang masih beroperasi pada tahun 2009
sampai 2012. Adapun data diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang
dipublikasikan Bank Indonesaia dari Januari 2009 sampai Desember 2012.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Financing to Deposit Ratio (FDR) pada
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah penulis hanya menggunakan
rasio Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) terhadap Financing to Deposit
Ratio (FDR).
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan akan diuraikan secara garis besar isi
dari setiap bab agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai isi
skripsi ini, diantaranya:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori, penelitian
terdahulu, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian.
12
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian apa yang digunakan dalam
penelitian ini. Dimana, terdiri dari beberapa sub bab yaitu jenis penelitian,
populasi dan sample, gambaran umum objek penelitian, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan metode analisis
data.
BAB IV: ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan membahas dan menganalisis data yang telah diperoleh
dengan alat analisis untuk pembuktian hipotesis serta interpretasi hasil
analisis.
BAB V: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran
yang didasarkan atas analisis yang telah dilakukan.
top related