documentdm

Post on 25-May-2015

566 Views

Category:

Investor Relations

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kelompok 3

Di susun Oleh :

Slamet armia

Melitus

DM

Asuhan

Keperawata

n

Konsep

Dasar Penya

kit

Konsep Dasar Penyakit

Definisi

Epidemiologi

Etiologi

Klasifikasi

Manifestasi Klinik

Patofisiologi PathwayPenatalaksanaa

n

Pemeriksaan

Diagnostik

Komplikasi

Penyakit

A. Definisi

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.

B. Epidemiologi

>> Diabetes terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia.

C. Etiologi

Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi DM. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan:

• Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).

• Gaya hidup(life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol, dll.) Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab terjadinya diabetes mellitus.

• Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis

D. Klasifikasi

• Diabetes melitus tipe I :a. Mudah terjadi

ketoasidosisb. Pengobatan harus

dengan insulinc. Onset akutd. Biasanya kuruse. Biasanya terjadi pada

umur yang masih mudaf. Berhubungan dengan

HLA-DR3 dan DR4g. Didapatkan antibodi sel

isleth. 10%nya ada riwayat

diabetes pada keluarga

• DM tipe II :a. Sukar terjadi

ketoasidosisb. Pengobatan tidak harus

dengan insulinc. Onset lambatd. Gemuk atau tidak gemuke. Biasanya terjadi pada

umur > 45 tahunf. Tidak berhubungan

dengan HLAg. Tidak ada antibodi sel

isleth. 30%nya ada riwayat

diabetes pada keluargai. ± 100% kembar identik

terkena

E. Manifestasi Klinik

Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

F. Patofisiologi

Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.

Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.

Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal  tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

Animasi Penyakit Diabetes Mellitus

G. Pathway

H. Penatalaksanaan

Apakah pada pasien diabetes dianjurkan untuk olahraga?

Ya Tidak

Diet

Latihan

Pemantaua

n

Terapi

Pendidikan

5 Komponen dalam penatalaksanaan penyakit DM yaitu :

Karena, olahraga dapat secara langsung meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.

Good

Karena bagaimanapun olahraga merupakan salah satu aktivitas dari proses latihan yang ada dalam 5 komponen penatalaksanaan penyakit DM

Upzz . .Payah . .

I. Pemeriksaan Diagnostik

• Glukosa darah (sewaktu)• Kadar glukosa darah puasa

• Tes toleransi glukosa

J. Komplikasi Penyakit

Komplikasi akut

• Diabetes ketoasidosis

Komplikasi kronis

•Retinopati diabetic•Nefropati diabetic•Neuropati•Displidemia

P ER

TA N Y

A A N

Hipertensi merupakan komplikasi dari penyakit DM, termasuk kedalam golongan komlikasi manakah hipertensi itu??

Komplikasi

Akut

Komplikasi Kronis

Salah . . .

Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC)

Kamu BENAR

Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.

>> Apakah anak dapat mewarisi DM??

P ER

TA N Y

A A N

Ya Tidak

Kemungkinan besar anak akan mewarisi DM, karena memiliki gaya hidup yang sama dengan orang tuanya yang mempunyai DM, dari pola makan yang tidak teratur, dan kurang selektif memilih makanan yang sehat sehingga menjadi kebiasaan, perilaku tersebut di tiru oleh anak2nya.

Ya, Benar...

Good

Salah . . . Faktor DM

a. Faktor keturunanb. Kegemukan / obesitas biasanya

terjadi pada usia 40 tahunc. Tekanan darah tinggid. Angka Triglycerid (salah satu

jenis molekul lemak) yang tinggie. Level kolesterol yang tinggif. Gaya hidup modern yang

cenderung mengkonsumsi makanan instan

g. Merokok dan Stressh. Terlalu banyak mengkonsumsi

karbohidrati. Kerusakan pada sel pankreas

Upzz . .Payah . .

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus pada Tn. X

Pengkajian

Diagnosa Keperawatan

Intervensi

Evaluasi

PengkajianA. Identitas Pasien

B. Keluhan Utama

C. Riwayat Kesehatan

D. Pemeriksaan Fisik

A. Identitas Pasien

1) Identitas PasienNama : Tn. XUmur : 52 tahunJenis kelamin : Laki-lakiSuku/Bangsa :

Banjar/IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SMAPekerjaan : SwastaStatus Perkawinan : KawinAlamat : Jl Pasar I Barabai

Data Umum

2) Penanggung jawab :Nama : Ny. RUmur : 47 tahunJenis kelamin : PerempuanSuku/Bangsa :

Banjar/IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SMPPekerjaan : IRTStatus Perkawinan : KawinAlamat : Jl Pasar I Barabai

B. Keluhan Utama Tn. X

Tn. X Mengatakan ada luka Pada ibu jari kaki kanan..

C. Riwayat Kesehatan

• Tn. X mengatakan sejak 2 bulan yang lalu pada ibu jari klien luka lecet (sering terkena air) dan sebulan terkhir ini jadilah borok pada sela ibu kaki kanan, keluhan lain yang menyertai nafsu makan kurang, dan BB menurun, badan terasa lemah.

• Dahulu Tn. X pernah masuk RS dengan keluhan panas dingin, kepala pusing.

• Diantara anggota keluarga Tn. X ada yang menderita penyakit yang sama.

Pada Riwayat Kesehatan Tn. X sekarang, ia tidak napsu makan, apakah Tn. X beserta para penderita DM masih boleh makan makanan yang berkarbohidrat, berlemak, manis, dan berprotein. Yang berkaitan dengan diet nya?

P ER

TA N Y

A A N

Boleh

Tidak Boleh

            Standar makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: karbohdrat 60%-70%, protein 10% – 15% dan lemak 20% – 25% dari total kalori sehari.            Makanan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75 persen masih memberikan hasil yang baik.  Jumlah kandungan kolesterol disarankan kurang dari 300mg/hari. Jumlah serat sebaiknya memenuhi setidaknya 25 gram/hari.  Penyandang diabetes dengan hipertensi perlu mengurangi asupan garam.  Bagi yang suka makanan manis, pemanis buatan dapat digunakan.

Ya, Betul . .

Salah

Orang yang punya penyakit DM masih boleh makan makanan yang yang berkarbohidrat, berlemak,manis, dan berprotein.

Upzz . .Payah . .

D. Pemeriksaan Fisik

Status kesehatan UmumKesadaran :

ComposmentisTekanan darah : 170/100

MmhgTemperatur : 37,05 Nadi : 84 x/menitRespirasi : 17 x/menitTinggi badan : 171 cmBerat badan : 67 kg

Aktivitas/ Istirahat :Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

SirkulasiAdakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah

Integritas EgoStress, ansietas

EliminasiPerubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

Makanan / CairanAnoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.

NeurosensoriPusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan.

Nyeri / KenyamananAbdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

PernapasanBatuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

KeamananKulit kering, gatal, ulkus kulit.

Berkaitan dengan diet pada pasien DM, Gula pasir , gula jawa/merah , permen , dodol , coklay , sirup , susu kental manis , es krim , kue manis , adalah jenis makanan yang . . . .

Boleh Di Konsumsi

Tidak Boleh Di Konsumsi

Anda salah ...

»Karena makanan tersebut mengandung banyak gula.

Anda benarr ...

• orang yang DM tidak di anjurkan untuk makan yang banyak mengandung gula karena insulin nya sudah tidak mampu untuk menampung kadar gula darah yang berlebih lagi .

Diagnosa KeperawatanBagaimana Diagnosa Keperawatan yang Muncul??

Gangguan nutrisi

Kekurangan volume cairan

Kelelahan Gg. Integritas

KulitResiko Infeksi

Resiko Injury

BERHUBUNGAN DENGAN

berhubungan dengan penurunan penglihatan.

berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada extremitas.

berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.

Gangguan Nutrisi berhubunan dengan . . . .

A

B

C

D

BETUL . .

Ya ampuun

Pinter banget

sih . . . :D

SALAH mas/mba bro . . !!

SALAH mas/mba bro . . !!

SALAH mas/mba bro . . !!

Yeaaah payah

berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.

berhubungan dengan kondisi fisik yang kurang.

berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.

A

B

C

D

Kekurangan volume cairan berhubunan dengan . . . .

BETUL . .

Ya ampuun

Pinter banget

sih . . . :D

SALAH mas/mba bro . . !!

Yaaah ko malah pilih yang ini sh.SALAH Dong . . . !

SALAH mas/mba bro . . !!

Yeaaah payah nih…

SALAH mas/mba bro . . !!

Yeaaah payahMiauuuu….

berhubungan dengan penurunan penglihatan.

berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.berhubungan dengan kondisi fisik yang kurang.berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.

A

B

C

D

Kelelahan berhubunan dengan . . . .

BETUL . .

Ya ampuun

Pinter banget

sih . . . :D

SALAH mas/mba bro . . !!

Yeaaah payahMiauuuu….

SALAH mas/mba bro . . !!

Yeaaah payah

SALAH mas/mba bro . . !!

berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada extremitas.

berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.

berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.

A

B

C

D

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan . . .

BETUL

SALAH

SALAH

SALAH

berhubungan dengan penurunan penglihatan.

berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada extremitas.

berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.

berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.

Resiko Infeksi berhubungan dengan . . .

BETUL

Ya ampuun

Pinter banget

sih . . . :D

SALAH

SALAH

SALAH

Yeaaah payah

berhubungan dengan penurunan penglihatan.

berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.berhubungan dengan kondisi fisik yang kurang.berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.

Resiko Injury berhubungan dengan . . .

A

B

C

D

BETULYa ampuun

Pinter banget

sih . . . :D

SALAH

SALAH

SALAH

Intervensi

Gangguan NutrisiKekurangan Volume Cairan

KelelahanGg. Integritas Kulit

Resiko InfeksiResiko Injury

Mandiri Kolaborasi

Timbang berat badan sesuai indikasi. Berikan larutan glukosa ( destroksa, setengah

salin normal).

Tentukan program diet, pola makan, dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan klien.

Konsultasi dengan ahli gizi.

Auskultrasi bising usus, catat nyeri abdomen atau perut kembung, mual, muntah dan pertahankan keadaan puasa sesuai inndikasi.

Berikan pengobatan insulin secara teratur melalui iv

Berikan makanan cair yang mengandung nutrisi dan elektrolit. Selanjutnya memberikan makanan yang lebih padat.

Identifikasi makanan yang disukai.

Intervensi

P ER

TA N Y

A A N

Apakah pemberian insulin perlu untuk penyakit diabetes militus ?

Perlu

Tidak

Benar, PERLU . .

Menyuntik insulin adalah memberikan insulin ke dalam tubuh untuk mengendalikan gula darah.  Penggunaan insulin umumnya diberikan sebagai terapi penyandang diabetes tipe 1, atau penyandang diabet yang disertai penyulit (infeksi, kehamilan, dan lain-lain)

Salah . . .

• Jelas Perlu . . . karena

IntervensiMANDIRI

• Kaji riwayat klien sehubungan dengan lamanya atau intensitas dari gejala seperti muntah dan pengeluaran urine yang berlebihan.

• Pantau tanda – tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah ortostatik.

• Pantau pola napas seperti adanya pernapasan Kussmaul atau pernapasan yang berbau keton.

• Pantau frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu napas, adanya periode apnea dan sianosi.

• Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.

• Pantau masukan dan pengeluaran.• Ukur berat badan setiap hari.• Pertahankan pemberian cairan minimal 2500

ml/hari.

KALABORASI

• Berikan terapi cairan sesuai indikasi:

1. Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dekstrosa.

2. Albumin, plasma, atau dekstran.

• Pasang kateter urine.

Intervensi

MANDIRI

• Inspeksi kulit terhadap perubahan warna,turgor,vaskuler,perhatikan kemerahan.

• Ubah posisi setiap 2 jam beri bantalan pada tonjolan tulang

• Pertahankan alas kering dan bebas lipatan• Beri perawatan kulit seperti penggunaan 

lotion• Lakukan perawatan luka dengan teknik

aseptik• Anjurkan pasien untuk menjaga agar kuku

tetap pendek• Motivasi klien untuk makan makanan TKTP

Intervensi

mandiri

• Diskusikan kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.

• Diskusikan penyebab keletihan seperti nyeri sendi, penurunan efisiensi tidur, peningkatan upaya yang diperlukan untuk ADL.

• Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/ tanpa diganggu.

• Pantau nadi , frekuensi nafas, serta tekanan darah sebelum dan seudah melakukan aktivitas.

• Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan.

IntervensiMANDIRI

• Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan sperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh atau berkabut.

• Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.

• Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.

• Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh, masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen kering dan tetap kencang.

• Berikan tisue dan tempat sputum pada tempat yang mudah dijangkau untuk penampungan sputum atau secret yang lainnya.

KALABORASI• Lakukan

pemeriksaan kultur dan sensitifitas sesuai dengan indikasi.

• Berikan obat antibiotik yang sesuai

Intervensi

mandiri

• Hindarkan lantai yang licin.• Gunakan bed yang rendah.• Orientasikan klien dengan

ruangan.• Bantu klien dalam

melakukan aktivitas sehari-hari

• Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

Evaluasia. Kebutuhan pemenuhan nutrisi terpenuhi dari

kebutuhan tubuh.b. Volume cairan terpenuhi atau hidrasi adekuat.c. Tidak terjadi infeksi ( sepsis ).d. Tidak terjadi perubahan pada sensori – perseptual.e. Kelelahan pada klien dapat teratasi.f. Klien dapat mandiri dalam kebutuhan rutinitas /

ketidakberdayaan tidak terjadi.g. Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang

penyakit, prognosis, dan pengobatan klien selama dirawat.

Pertanyaan:

• Tindakan amputasi pada pasien kaki diabetik apakah dapat di cegah atau tidak dapat di cegah?

Benarr sekalii....

Risiko amputasi dapat di cegah caranya dengan melalkukan deteksi dini kelainan kaki diabetik sebelum timbul nya luka

Salahhhh ...

• Tidak dapat di cegah karena luka nya mungkin akan dengan cepatmenyebar jadi tindakan amputasi akan segera di lakukan .

Pertanyaan . . .

• BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN TERHADAP PENYAKIT DIABETES ?

A. Mempertahankan Berat Badan yang Sehat

B. Tetap Aktif Secara Fisik C. Meningkatkan Konsumsi Buah dan Sa

yurD. Makan makanan yang banyak menga

ndung gula

BENAR . . .

• Sebagian besar masyarakat yang didiagnosis diabetes (biasanya tipe 2) memiliki berat badan lebih, Kelebihan berat badan dan lemak tubuh akan meningkatkan risiko terkena diabetes

BENAR . . .

• Olahraga teratur bisa membantu mencegah diabetes karena dengan mengontrol berat badan dan meningkatkan aliran darah. Olahraga sangat penting terutama jika secara genetik seseorang termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi

BENAR . . .• Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bioflavonoid, zat warna dalam buah-buahan dan tanaman, akan merangsang produksi insulin dan menghambat glikasi atau proses pemecahan ikatan molekul glukosa dengan protein sehingga merangsang pembentukan advenced glycation end products (AGE)

SALAH . . .

• Karena makanan ang banyak mengandung gula merupakan makanan yang harus di hindari oleh pasien penyakit DM

• Terimakasih . . . . . . .Good luck

top related