dadan rohdiana- farmasi bahan alam_2

Post on 22-Oct-2015

88 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Farmasi Bahan Alam 1 Dadan Rohdiana Jurusan Farmasi-FMIPA

Universitas Al Ghifari

• 1. Pendahuluan 14 Sept

• 2. Pengendalian Mutu Bahan Alam 21 Sept

• 3. Analisis Fitokimia 28 Sept

• 4. Metode Ekstraksi 5 Oktober

• 5. Metode Ekstraksi 12 Oktober

• 6. Metode Analisis 19 Oktober

• 7. Alkaloid 26 Oktober

• UTS

Jadwal Perkuliahan

• 1. Absensi

• 2. Aktivitas di Kelas

• 3. UTS

• 4. Quiz dan Tugas

• 5. UAS

Jika point 1-4 nilainya cukup baik, maka tidak perlu mengikuti point 5

Sistem Penilaian

Potensi Farmasi Bahan Alam INDONESIA Dadan Rohdiana Jurusan Farmasi-FMIPA

Universitas Al Ghifari

• Indonesia kaya akan potensi tanaman obat

• 7500 species tanaman terbukti memiliki khasiat sebagai obat

• 1200 species di antaranya sudah dipergunakan oleh masyarakat

• 80% tanaman obat di Indonesia masih berasal dari alam (hutan), baru sekitar 20% yang DIBUDIDAYAKAN

Tanaman Obat

• OBAT TRADISIONAL adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat

7

Obat Tradisional

• JAMU adalah obat tradisional Indonesia yang peracikan, pencampuran dan atau pengolahannya dalam bentuk rajangan, serbuk, cairan, pilis atau tapel atau parem.

• Jamu dapat digunakan untuk diminum atau melumurkan pada bagian tubuh

Jamu

Jamu vs OT

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : HK.00.05.4.2411, 17 Mei 2004

Obat Bahan Alam Indonesia

Obat Herbal di Indonesia

* Fitofarmaka, 6: Nodiar, Rheumaneer,

Stimuno, Tensigard, X-Gra

* Obat Herbal Terstandar, 31:

Kiranti, Tolak angin, Diapet, Diabmeneer, Fitogaster, Fitogaster, Fitolac, Lelap, Enkasari, Batugin, dll

* Jamu, 1400

Penggunaan OT dalam pelayanan kesehatan

1. Promotif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk meningkatkan kebugaran dalam mencapai status kesehatan yang optimal.

2. Preventif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit.

3. Kuratif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk mengobati penyakit, baik sebagai terapi penunjang atau sebagai alternatif pada keadaan tertentu..

4. Rehabilitatif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk memperbaiki fungsi.

5. Paliatif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

TUJUAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN OBAT BAHAN ALAM

• Meneliti tanaman yg berkhasiat obat yang didasarkan penggunaan di masyarakat

• Standarisasi (bahan baku, produk jadi)

• Uji praklinik :

- Uji khasiat

- Uji keamanan (toksisitas akut, subkronis

dan kronis

• Pembuatan sediaan dan formula yang tepat

• Stabilitas produk

• Uji klinik

PENELITIAN OBAT BAHAN ALAM

Luaran :

- Produk

- Publikasi

- Paten

PERSETUJUAN

REVIEW BADAN POM

PENYERAHAN DOKUMEN

UJI KLINIK FASE 3

UJI KLINIK FASE 2

UJI KLINIK FASE 1

PENGAJUAN PERSETUJUAN UJI KLINIK OBAT BARU KEPADA

BADAN POM

UJI PREKLINIK

KEPUTUSAN PENGEMBANGAN

PENEMUAN

Urutan penelitian pengembangan obat baru

20

21

Urutan uji klinik pengembangan obat baru

1. Uji pre-klinik (uji hewan coba): efek farmakodinamik, toksisitas akut, toksisitas subkronik, teratogenisitas, mutagenisitas.

2. Uji klinik fase 1 (FIH): untuk mengetahui farmakokinetik, efek farmakologi obat, dan keamananan

3. Ujik klinik fase 2: evaluasi awal efikasi suatu obat pada indikasi tertentu.

4. Uji klinik fase 3: utk memperoleh konfirmasi lebih lanjut atas keefektifan suatu obat baru dan keseluruhan hubungan manfaat-risiko

5. Aplikasi ke Badan POM untuk dipasarkan

6. Uji klinik fase 4: post marketing survaillance (efek samping, indikasi lain)

Penggunaan OT dalam pelayanan kesehatan

1. Promotif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk meningkatkan kebugaran dalam mencapai status kesehatan yang optimal.

2. Preventif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit.

3. Kuratif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk mengobati penyakit, baik sebagai terapi penunjang atau sebagai alternatif pada keadaan tertentu..

4. Rehabilitatif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk memperbaiki fungsi.

5. Paliatif

Penggunaan pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

Contoh penggunaan TO dalam Saintifikasi Jamu

Pengembangan Obat Bahan Alam

Industri:

Produksi dan Pemasaran Permasalahan

R & D

Perkembangan ?????

Pengembangan Obat Bahan Alam

Akademik:

SDM Peneliti Produk Riset (HAKI, Publikasi, Prototype)

Relevansi?????

Pengembangan Obat Bahan Alam

Pemerintah (Dikti, Litbang, Depkes, Ristek): Anggaran Program kegiatan

Output ?????

OUTPUT

Kegiatan Penelitian Efektif

Output Relevan

PEMERINTAH

AKADEMIK INDUSTRI

Contoh Problem

Daun Salam :

Uji antidiabetes positif

Dibuat produk tidak berhasil

Pemasaran tidak ada

Tidak ada „branding“

Contoh Problem

Nimba : Uji antihiperurikemia positif Uji antimikroba positif

Keunggulan: Perolehan bahan baku mudah LSM INTARAN MAS aktif menghijaukan kawasan

dengan nimba

Masalah: Produksi dan Pemasaran ???

Rekomendasi

• Interaksi intensif industri dengan institusi penelitian tanaman obat

• Kerjasama harmonis

• Pendanaan tepat sasaran

Beberapa tanaman obat yang menjadi topik penelitian POKJANAS TOI

• Urena lobata • Vitex trifolia • Solanum torvum • Annona muricata • Stachytarpeta mutabilis (jarong/pecut kuda) • Garcinia mangostana (manggis) • Piper ornamentum/crocatum (sirih merah) • Melalueca leucadendra. (gelam) • Criptocaria massoia (masoyi) • Daemonorp draco (rotan jernang) • Kleinhovia hospita (paliasa) • Citrus aurantium (jeruk nipis) • Matricaria cammomila (kamilen) • Fibraura cloroleuca (akar kuning) • Arangelisia flava (akar kuning)

Obat Bahan Alam Potensial yang Berorientasi Pasar

• Aprodisiaka

• Antiinflamasi

• Anticholesterol

• Gastrointestinal

• Obat batuk

• Gangguan Berkemih

• Antihipertensi

• Antidiabetik

Daftar Pustaka

1. KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : HK.00.05.4.2411, 17 Mei 2004

2. Suwijiyo, Prioritas penelitian pendukung program saintifikasi jamu mulai hulu hingga hilir, Seminar Pokjanas TOI 41, 6 Oktober 2011, Universitas Negeri Malang, Malang.

3. Trihono, Penelitian Jamu (Metodologi dan Etik) untuk Saintifiksi Jamu, Seminar Pokjanas TOI 42, 16 Mei 2012, Unjani, Cimahi.

4. Kisworo, A., Pengembangan Obat dari bhan Alam dari Hulu hingga hilir di PT Kimia Farma, Seminar Pokjanas TOI 42, 16 Mei 2012, Unjani, Cimahi.

Terima kasih

Pengendalian Mutu Bahan Alam (Standardisasi)

• STANDARDISASI adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar (Standar Nasional Indonesia-SNI).

• Standardisasi merupakan kaidah penting yang harus dilaksanakan dalam proses pembuatan obat-obat bahan alam

• Mengapa kaidah ini harus digunakan?

• Tujuannya adalah tercapainya keajegan (ketetapan) khasiat, keamanan, dan kualitas antar batch produksi maupun dalam produksi itu sendiri.

• KULTIVASI dan PERAWATAN yang paling utama dilakukan adalah pembudidayaan tanaman obat.

• pembudidayaan ini dilakukan untuk mencapai standardisasi yang diharapkan.

• Karena dengan metode pembudidayaan, maka umur tumbuhan akan sama, jenis spesies akan sama dan dapat menggunakan bibit unggul.

• Selain itu, dengan dilakukannya pembudidayaan, maka lingkungan tempat tumbuh akan sama : yaitu iklim dan kondisi tanah.

• Aspek budidaya yang harus diperhatikan : pengolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan dan perlindungan tanaman.

• PEMANENAN bergantung pada bagian tumbuhan apa yang akan dipanen dan kapan bagian tumbuhan tersebut dipanen.

• Faktor penting yang sangat mempengaruhi keadaan ini adalah bahwa kadar senyawa kimia yang ingin diambil biasanya TIDAK KONSTAN selama hidup tumbuhan.

• Akar dan rimpang, paling baik dipanen pada masa akhir pertumbuhan.

• Kulit batang, paling baik dipanen pada saat tumbuhan telah cukup umur.

• Daun, paling baik dipanen pada masa berbunga. Daun sendiri ada tiga maca, yaitu daun pucuk, daun tua dan daun jatuh.

• Untuk bunga, paling baik dipanen pada saat bunga sudah terbuka sempurna.

• Dan buah, paling baik dipanen pada saat perkembangan buah sudah sempurna

• Penanganan Pasca Panen Yang termasuk dalam penanganan pasca panen adalah pemilihan, pencucian dan pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bagian tumbuhan yang akan digunakan, dengan memperhatikan kemungkinan adanya benda-benda asing maupun kerusakan bagian tumbuhan yang bersangkutan

• Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan/atau pengotor lainnya, termasuk di antaranya adalah mikroba. Pengeringan yang dimaksud, biasanya juga disebut dengan pembuatan simplisia. Intinya adalah pengawetan bagian tumbuhan agar terhindar dari kerusakan karena pertumbuhan mikroba, oleh karena itu dilakukan pengeringan yang akan mereduksi jumlah air sebagai media tumbuhnya mikroba. Tahap terakhir yang biasa dilakukan adalah pengeceilan ukuran simplisia.

• Ekstraksi adalah pemisahan senyawa dari suatu bahan campuran menggunakan pelarut tertentu.

• Proses ini dilakukan untuk mendapatkan senyawa-senyawa kimia dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

• Penggolongan ini biasanya berdasar kepolaran. Jadi, dapat dilakukan ekstraksi golongan polar atau pun golongan nonpolar, misalnya.

• Pemekatan dan Pengeringan Ekstrak Pemekatan adalah proses penambahan proporsi bahan terlarut dari suatu larutan dengan cara penguapan sampai menjadi larutan kental. Pengeringan adalah proses penghilangan pelarut/cairan dari bahan yang dikeringkan.

• Metode pengeringan yang dilakukan dapat berupa : evaporasi, vaporasi, sublimasi, konveksi, kontak, radiasi, dielektrik. Sedangkan macam-macam alat yang dapat digunakan antara lain : tabung penguap dengan daur otomatik, tabung penguap dengan gaya daur ulang diperkuat, penguap film, penguap lapis tipis dengan instalasi berputar, dan penguap berputar sentrifugal.

• Pengendalian Mutu Ekstrak meliputi pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu proses, dan pengendalian mutu produk. Pengendalian mutu bahan baku, berarti pengendalian mutu simplisia dan mutu tumbuhan itu sendiri.

• Untuk pengendalian mutu proses, dilakukan standardisasi pada proses ekstraksi tersebut, yang antara lain mencakup : ukuran alat ekstraksi, volume alat ekstraksi, lama ekstraksi, jenis dan jumlah pelarut yang digunakan, dan kualitas pelarut yang digunakan.

Analisis Fitokimia

• Tanin

• Flavonoid

• Steroid

• Quinon

• Alkaloid

• Terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae khusus terdapat dalam jaringan kayu

• Bereaksi dgn protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air

Tanin

• Secara kimia, terdapat dua jenis tanin, yaitu pirogalotanin (tanin terhidroliskan) dan katekol tanin (tanin terkondensasi)

• Larutan + FeCL3 membentuk warna hijau, violet, atau hitam

Tanin

• Senyawa polifenol larut air dengan berat molekul dari 500 - 20.000.

• Istilah tanin berasal dari bahasa Celtic untuk tanaman penghasil tanin pembuat kulit (penyamak kulit)

Tanin

• Astringent • Polifenol dari tanaman

dengan rasa pahit (sepat) • Mengendapkan protein,

alkaloid dan polisakarida tertentu

• Mengandung gugus hidroksi dan gugus lain seperti karboksilat sehingga membentuk komplek yang kuat dengan protein dan makromolekul lain

• Senyawa polifenol larut air dengan berat molekul dari 500 - 20.000.

• Istilah tanin berasal dari bahasa Celtic untuk tanaman penghasil tanin pembuat kulit (penyamak kulit)

Tanin Terkondensasi

• Tanin terkondensasi (protoantosianidin) adalah polimer dari flavonoid

• Tanin terkondensasi (Condensed tannin) adalah senyawa flavan-3-ols (-)-epikatekin dan (+)-katekin

Tanin Terhidrolsis

• Tanin terhidrolisis adalah turunan dari asam galat (3,4,5-trihidroksi asam benzoat).

• Asam galat adalah hasil esterifikasi menjadi tiol dan galoil

• selanjutnya diesterifikasi atau secara oksidatif berikatan menghasilkan tanin terhidrolisis yang lebih komplek

• Fenol terbesar yang terdapat di alam

• Berdasarkan strukturnya dapat digolongkan menjadi kalkon, dihidrokalkon, favanon, flavanol, flavonol, flavan, auron, antosianidin, dan leukoantosianidin

Flavonoid

Flavonoid

• Jia suatu larutan sebanyak 5 ml ditambahkan serbuk magnesium, asam klorida pekat, dan amil alkohol, lalu dikocok kuat-kuat dan dibiarkan memisah. Terbentuknya warna jingga sampai merah muda menunjukkan adanya flavonoid.

Flavonoid

• Kerangka dasarnya berasal dari 6 satuan isoprena

• Berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi

• Uji yang banyak digunakan adalah Lieberman-Burchard

• Diklasifikasikan menjadi triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung.

Triterpenoid

• Triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklo pentana perhidrofenatrena

• Dahulu dianggap sebagai senyawa dari binatang

• Ditemukan jg dalam tanaman, FITOSTEROL

Steroid

• Definisi:

• Alkaloid: „Alkali-like“

• Senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang berasal dari asam amino (dan memiliki aktivitas farmakologis dalam kadar rendah)

Alkaloid

Ekstraksi

• Idealnya, untuk analisis bahan alam, proses ekstraksi harus menggunakan jaringan tumbuhan yang segar

• Cara lain, tumbuhan dapat dikeringkan sebelum diekstraksi

• Pengeringan harus bisa “mempertahankan “ kandungan kimianya.

Persiapan

• Ekstraksi adalah suatu metode untuk mengambil komponen senyawa kimia tertentu dalam suatu bahan dengan pelarut organik atau air

• Pelarut disesuaikan dengan sifat fisika dan kimia komponen senyawa yang akan diektstrak.

• Prinsip kelarutan adalah pelarut polar melarutkan senyawa polar, pelarut non polar melarutkan senyawa non polar.

• Pelarut berdasarkan polaritas: polar (air, metanol, etanol), semipolar (etilasetat, kloroform) dan non polar (n-hexan, eter minyak bumi).

Prinsip

• Cara ekstraksi dapat digolongkan menjadi 2, yaitu ekstraksi DINGIN dan PANAS.

• Ekstraksi DINGIN dilakukan bila senyawa yang akan diekstrak TIDAK tahan panas.

• Contoh: maserasi dan perkolasi

• Ekstraksi PANAS dilakukan apabila senyawa yang akan diekstrak tahan panas, TERMOSTABIL

• Contoh: reflukx, ekstraksi sinambung dengan soxhlet, infusa dan dekok

SUHU

• Pada dasarnya, ekstraksi dibagi menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.

• Ekstraksi padat-cair biasanya dimulai dengan pelarut non polar untuk memisahkan golongan-golongan seperti terpena, steroid dan lemak.

• Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan pelarut yang polaritasnya meningkat, semipolar sampai dengan polar.

• Ekstraksi cair-cair, dilakukan dengan pelarut yang polaritasnya berbeda.

Pelarutan

top related