penguatan quadruple helix apoteker guna pengembangan bahan baku farmasi

8/19/2019 Penguatan Quadruple Helix Apoteker Guna Pengembangan Bahan Baku Farmasi

1/19

Penguatan Quadruple Helix Dalam PeningkatanKompetensi Apoteker Guna Pengembangan Bahan

Baku Farmasi Dalam Negeri

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN

2 0 1 5

Maura Linda Sitanggang

padaPertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2015


2/19


3/19

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL(Kepmenkes 189 Tahun 2006)

Tujuan: – Ketersediaan ,

pemerataan dan

keterjangkauan obatterutama obat esensial – Jaminan keamanan,

khasiat dan mutu semuaobat yang beredar

– Penggunaan obat yangrasional

Komoditasekonomi

FungsiSosial

Aspek

Teknologi

Tidak

Tergantikan

OBAT

Hak atas pelayanan kesehatan dijamin oleh Undang – undang

Kesehatan menentukan derajat kemanusiaan sehingga menjadi Hak Asasi.


4/19

Kondisi Aktual

• Penelitian tidak dilakukan berdasarkan prioritaskebutuhan

• Hasil penelitian tidak adaptabel (tidak sesuaiantar akademisi dan bisnis) tidak adakelanjutan

•

Teknologi produksi bahan baku farmasitertinggal dibandingkan teknologi di negara lain• Industri tidak berbasis riset• Kurangnya dukungan riset pengembangan

bahan baku farmasi

QUADRUPLE HELIXbelum berjalan dengan baik !!!!


5/19

BAHAN BAKU FARMASI

Permasalahan:

1. Kurangnya kebijakan yg berpihak pada pengembangan BBO2. Belum sinerginya A-B-G-C3. Kurang terarahnya penelitian4. Kurangnya pemutakhiran teknologi terapan

Strategi:1. Pengembangan kebijakan yg berpihak pada pengembangan BBO2. Meningkatkan sinergisme A-B-G-C3. Memperkuat riset di bidang BBO 4. Meningkatkan kemampuan IPTEK

Bahan Baku Yang Dikembangkan : 1. Bahan Baku Kimia

2. Bahan Baku Obat Herbal3. Bahan Baku Sediaan Biologik4. Bahan baku berbasis kekayaan alam Indonesia dengan kebutuhan domestik

besar dan mempunyai potensi untuk diekspor


6/19

Potensi Pengembangan Bahan BakuFarmasi Indonesia

Sumber kekayaan alam berupa minyak bumi, sumber dayahayati dan keanekaragaman species di Indonesia

Potensi sumber daya manusia Indonesia

• Bahan baku obat konvensional yang banyak digunakan di Indonesia• Harga terjangkau dengan kualitas yang baik• Berbasiskan SDA di Indonesia• Memiliki Added Value besar• Produk bioteknologi• Excipient (bahan tambahan)

BAHAN BAKU YANG POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKAN :


7/19

TANTANGAN PENGEMBANGAN BAHAN BAKUFARMASI

Memerlukan investasi yang besarTeknologi yang digunakan cukup tertinggal

Pasar Farmasi dalam negeri relatif kecil eksporHarga tidak kompetitif

Tidak dapat bersaing dengan global priceTidak diminati

Peningkatan“value”

Penelitian Pengembangan


8/19

Pengembangan Bahan Baku Farmasi

Tersedianya Bahan Baku Farmasi dalam negeri yang memenuhi standardan ekonomis

Perlunyapengembangan

danpeningkatankompetensi

apoteker

Pemerintah, pelaku usaha, lembaga penelitian, lembagapendidikan, masyarakat (ABGC)

QuadrupleHelix

Pengembangan Bahan Baku Farmasi

keterlibatan

APOTEKERSebagai peneliti, akademisi, bisnis, pemerintah

Bahan Baku Farmasi Dalam Negeri


9/19

KEMANDIRIAN OBAT DAN BAHAN BAKU OBAT

RPJMN 2015-2019 Sasaran Strategis Nomor 12:

Meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alatkesehatan

RPJP 2005-2025IPTEK : Pemanfaatan pengembangan, dan rekayasa teknologi olehindustri dan masyarakat .

SDA : memiliki peran ganda, sebagai modal pembangunan sekaliguspenopang sistem kehidupan, meliputi a.l. keanekaragaman hayati

Perlunya upaya kemandirian di obat dan bahan baku farmasi di dalam negerimelalui pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tersinkronisasi harmonis

dan didukung aliansi strategis yang komprehensif


10/19

PETA JALAN PENGEMBANGANBBO

Jangkapendek

Jangkamenengah

Jangkapanjang

•

Investasi Awal tidak besar• Pasar lokal cukup• Intermediate/RawMaterial tersedia di dalamnegeri• Teknologi terjangkau•

Penguatan BUMN Farmasisebagai pioner• Pendekatan: bottom-up

•

Pasar tersedia tetapi harus dengan eksport• Dibutuhkan produksi intermediate di dalamnegeri• Investasi Awal besar• Perlu pengembangan teknologi• Pendekatan: top-down

2 – 5 tahun 5 – 10 tahun


11/19

Critical Success Factor

1. Penelitian yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan industri,dapat dikomersialisasi dan memenuhi persyaratan registrasi diBadan POM

2. Teknologi yang dipergunakan tepat guna

3. Sumber daya manusia dengan kompetensi yang diperlukan:Farmasi

Biotechnology / bio-engineering , termasuk genomic, proteomic,metabolemic

Biopharmaceutical s, termasuk fermentasi dan farmakologi klinis

Botani farmasi, termasuk plant-tissue culturing , teknologi ekstraksi danisolasi

Chemical-engineering , termasuk kimia sintetis, kimia medicinal


12/19

Pengembangan Obat Barubersumber bahan alam

Simplisia

Ekstrak

FraksiFraksi bioaktif Compound

Bahan BakuTanaman Pengolahan pasca panen

ekstraksi

Ekstraksi danfraksionasi

FraksionasidanSkriningmolekular

FraksionasiIsolasi dansintesis

Kemurnian,kompleksitas


13/19

Transformasi Industri Farmasi Indonesia (1)Industri Formulasi menjadi Industri Farmasi Terintegrasi


14/19

Transformasi Industri Farmasi Indonesia (2)Industri Formulasi menjadi Industri Farmasi Terintegrasi


15/19

SINERGI KERJASAMA Quadruple Helix model

Academia

GovernmentIndustry

Teknologi inovatif

Implementasi teknologiproduksi

Hubungan yang erat, terbuka dan intensif

Sistem Inovasi

Public/

Community

1. Fasilitasi teknis danpendanaan

2. Koordinasi danPenguatan Jejaring

3. Review Regulasi

4. PemberdayaanMasyarakat


16/19

PEMBAGIAN PEKERJAAN Academic• SDM yang berkualitas tinggi

• Hail riset sesuai kebutuhan industri• Menyokong pemerintah dalam penyelesaian masalah• Penyediaan Informasi

Business• Inisiatif dan alokasi dana dalam pelaksanaan riset• Pelaksanaan bisnis yang etis

• Mitra pemerintah dalam pelaksanaan program• CSR

Government• Kebijakan publik yang mendukung (merangsang investasi, kebijakan yang jelas,

layanan publik)• Pendanaan pengembangan

• Layanan fasilitas bisnis

Community• Penerapan hasil -hasil pengembangan teknologi• Implementasi solusi dan kebijakan yang diperoleh• Mendapat manfaat sinergitas


17/19

Peran ApotekerDalam Pengembangan Bahan Baku Farmasi

Akademisi Peneliti Pengguna

Bahan Baku Farmasi

teknologifarmasi bioteknologi

Sintesakimia Semi sintesa

Ekstraksi,fraksionasi,isolasi danpurifikasi

kosmetik


18/19

KESIMPULAN

• Pengembangan bahan baku farmasi harus terus dilakukandalam rangka mengupayakan kemandirian bahan bakufarmasi dalam negeri.

• Penguatan jejaring melalui quadruple helix merupakan salahsatu keharusan dalam pengembangan bahan baku farmasi.

• Seluruh stakeholder pengembangan BBO harus mengambilperan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masingsecara terintegrasi dan berkesinambungan untuk pencapaiantujuan.

• Apoteker merupakan sumberdaya manusia yang berpesan

utama dalam pengembangan bahan baku farmasi dalamnegeri.• Pemerintah senantiasa mendorong dan berkomitmen penuh

dalam pengembangan bahan baku farmasi.


19/19

tetap semangat,semoga Profesi Apoteker

jaya selalu …….

penguatan quadruple helix apoteker guna pengembangan bahan baku farmasi

Documents