contoh kista ovarium

Post on 16-Jul-2015

2.058 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KISTA OVARIUM

Disusun oleh :KELOMPOK IV

FIRMA EDYAFRAMIKE WIZOLAMEIKI ERDONALKORNELA AGITIA

RESI ERFIDORMERI CANIAGO

Pengertian Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).

Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).

Etiologi (Penyebab)

Penyebab dari kista belum di ketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor pemicu yaitu:

Faktor eksternal

1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

2. Merokok dan konsumsi alkohol

3. Sosial ekonomi yang rendah

4. Kurang olah raga

Faktor internal

1. Faktor genetik

2. Wanita yang menderita kanker payu dara

3. Riwayat kanker kolon

4. Gangguan hormone

PatofisiologiFungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah

hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium, folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista di tengah – tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif

Namun bila terjadi fertilisas, korpus luteum mula –mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.

Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang – kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadrotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah/ folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1–1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.

Manifestasi klinis kista ovarium

1. Sering tanpa gejala.2. Nyeri saat menstruasi.3. Nyeri di perut bagian bawah.4. Nyeri pada saat berhubungan badan.5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai

ke kaki.6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil

dan/atau buang air besar.7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah

darah yang keluar banyak.

Asuhan Keperawatan Teoritis Pengkajian

1. Identitas klien Yaitu meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, status perkawinan, dan alamat klien.

2. Identitas penanggung jawab Yaitu meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alama.

3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk

Meliputi tanggal nmasuk, tanggal didata, no MR, ruang rawat, diagnosa medik, suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan darah klien.

4. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, biasanya klien mengeluh menstruasinya tidak berhenti – berhenti atau dalam jangka waktu yang lama.

Riwayat kesehatan dahulu

Kemungkinan klien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnnya.

Riwayat kesehatan keluarga

Kemungkinan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, karena kista ovarium bukan penyakit menular/ keturunan.

5. Data psikologis Penyakit ini biasanya akan membuat klien cemas dan takut karena akan dilakukan pembedahan.

6. Data spiritual Kemungkinan ibadah shalat klien tidak terganggu, namun jika penyakit ini sudah dapat mengganggu aktivitas klien maka ibadah klien juga dapat terganggu.

7. Data sosial ekonomi Biasanya kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun monopause.

8. Data biologis Makan dan minum

Biasanya makan dan minum klien akan terganggu, karena ada kemungkinan klien akan anoreksia karena proses penyakitnya.

Eliminasi

Biasanya BAB dan BAK klien terganggu karena adanya penetakan pada usus/ daerah sekitar abdomen

Istirahat dan tidur

biasanya istirahat dan tidur klien akan terganggu karena terasa nyeri sekitar perut.

Personal hygiene

Biasanya personal hygiene klien tidak terganggu.

9. Pemeriksaan fisik Abdomen

Biasanya ada nyeri tekan pada daerah abdomen, Teraba massa pada abdomen, Biasanya perut tampak buncit.

Ekstermitas

Tidak ada kelemahan, Biasanya terasa nyeri pada panggul saat beraktivitas

Eliminasi

Biasanya terjadi konstipasi, Biasanya klien susah untuk BAK.

Kemungkinan Diagnosa Yang Akan Muncul Pre operasi

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d pembesaran ovarium Ditandai oleh: - Nyeri tekan pada abdomen - Nyeri saat beraktivitas - Perut tampak membuncit

2. Resiko konstipasi b/d tekanan pada usus dan anus Ditandai oleh: - Susah BAB - BAB keras

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat Ditandai oleh: - Mual muntah - Hilang nafsu makanTidak selera melihat makanan

4. Ansietas b/d kurangnya informasi

Ditandai oleh:

- Klien tampak cemas

- Sering bertanya – bertanya

- Tampak gelisah

Post operasi

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan Ditandai oleh: - Klien mengeluh nyeri - Klien Tampak meringis

- Nyeri saat berjalan

2. Resiko infeksi b/d post operasi Ditandai oleh: - Luka tampak memerah -Nyeri yang sangat kuat

- Luka tambah membesar -Adanya tanda – tanda infeksi

3. Intoleransi aktivitas b/d post operasi Ditandai oleh:

4. Klien tampak lemah - Nyeri saat beraktifitas - Aktivitas di bantu - Klien terbaring lemah

5. Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas Ditandai oleh: - Susah BAB

- BAB keras

Rencana Tindakan KeperawatanNo Dx Tujuan / KH Intervensi Rasional

1 I Tujuan: rasa nyaman terpenuhi.

Kriteria hasil:

•Skala nyeri 0

•Pasien mengungkap kan nyeri berkurang

•TTV normal

1. Kaji tingkat, lokasi, dan frekuensi nyeri.

2. Berikan posisi yang nyaman pada klien .

3. Ajarkan teknik relaksasi.

4. Anjurkan klien untuk tidak beraktivitas yang berat.

5. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesic.

1. Mengidentifikasi lingkup masalah.

2. Mengurangi rasa sakit dan menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri.

3. Merelaksasikan otot – otot tubuh

4. Mengurangi rasa sakit.

5. Menghilangkan rasa nyeri.

2 II Tujuan: klien mampu BAB secara normal

Kriteria hasil:

Peristaltik usus normal

BAB lancar

Klien menunjukan pola eliminasi seperti biasa

1. Kolaborasi dalam pemberian terapi

2. Kurangi/ batasi makanan seperti susu.

3. Dorong peningkatan masukan cairan

4. Anjurkan beraktivitas semampunya

5. Berikan diet dengan tinggi serat

1. Meningkatkan konsistensi feses, meningkatkan pengeluaran feses

2. Makanan ini diketahui sebagai penyebab konstipasi

3. Mengurangi konstipasi, meningkatkan pengeluaran feses.

4. Banyak mobilisasi mengoptimalkan kerja usus

5. Meningkatkan konsistensi feses

3 III Tujuan: nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat

Kriteria hasil:

•Nafsu makan meningkat

•Pasien tidak lemah dan pucat

1. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk penyembuhan.

2. Anjurkan makan sedikit tapi sering.

3. Anjurkan klien untuk mengurangi minum disela – sela makan .

4. Temani dan bantu pasien makan.

5. Kolaborasi dalam pemberian diet yang tepat.

1. Meningkatkan motivasi pasein untuk makan.

2. Meningkatkan selera makan dan kebutuhan nutrisi terpenuhi

3. minum dapat mengakibatkan cepat kenyang, nutrisi yang masuk kurang

4. Meningkatkan motivasi pasien untuk menghabiskan makanan.

5. Nutrisi terpenuhi secara adekuat

4 IV Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang

Kriteria hasil:

Klien tampak rilek

Klien mengungkapkan pengetahuannya

1. Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien.

2. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya.

3. Bina hubungan terapeutik dengan klien.

4. Berika kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

1. Informasi yanng tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya.

2. Menurunkan tingkat kecemasan.

3. Mengungkapkan perasaan dapat mengurangi cemas.

4. Mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya.

5 V Tujuan: infeksi tidak teerjadi

Kriteria hasil:

•Luka tampak membaik

•Tidak ada tanda – tanda infeksi

1. Pantau dan observasi tentang keadaan luka klien.

2. Lakukan perawatan luka secara aseptic.

3. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan makanan yang bergizi.

4. Anjurka keluarga dan oprang lain untu mencuci tangan sebelum mendekati atau memegang luka klien.

5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic.

1. Deteksi dini tentang teerjadinya infeksi.

2. Menekankan sekecil mungkin sumber penularan eksternal

3. Membantu meningkatkan daya imunt.

4. Mengurangi infeksi nasokimial.

5. Membunuh kuman/ mikro organism.

6 VI Tujuan: aktivitas klien dapat terpenuhi

Kriterua hasil:

-Saat beraktivitas klien tidak mengeluh nyeri.

-Aktivitas di kerjakan sendiri

1. Dorong klien untuk beraktivitas semampunya.

2. Anjurkan klien untuk berjalan sedikit – sedikit.

3. Batasi aktivitas yang terlalu berat.

4. Kaji kemampuan aktivitas klien.

1. Mengetahui sampai mana kemampuan klien.

2. Mengurangi keletihan.3. Mempercepat proses

penyembuhan luka pos op.

4. Meningkatkan mobilisasi

TINJAUAN KASUS Pengkajian1. Identitas klien

Nama : Ny MUmur : 41 TahunPendidikan : SMASuku bangsa : IndonesiaPekerjaan : Karyawan RSI SITI RAHMAH PADANGAgama : IslamStatus perkawinan : KawinAlamat : Kalumbuk

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn KUmur : 39 TahunPekerjaan : WiraswastaHub dengan klien : SuamiAlamat : Kalumbuk2

3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masukTanggal masuk : 27 Januari 2013Tanggal didata : 30 Januari 2013No MR : 035655Ruang rawat : Marwa 7 KebidananDiagnosa medik : Kista OvariumYang mengirim : UGDTTV: Tekanan darah : 130/80 mmhgSuhu : 36,50 CNadi : 64 x/iPernafasan : 20 x/i

4. Pengobatan Yang Diberikan Sekarang Tablet

CefiximenPronalgesBenovitAsmef

Injeksi Ceftriaxone

InfusRL 20 tetes/i

5. Riwayat kesehatan

Keluhan Waktu Masuk

Klien masuk kerumah sakit pada tanggal 27 januari 2013 dengan keluhan nyeri pinggang bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi, klien juga mengatakan ada bengkak di perut bagian bawah yang dirasakan sejak satu tahun yang lalu, yang terasa mendesak keatas.

Keluhan waktu didata

Pada saat didata pada tanggal 30 januari 2013, klien mengatakan nyeri pada perut yang sudah di operasi, klien juga mengatakan sudah 2 hari tidak BAB, klien cemas dengan keadaan yang seperti itu.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnyab klien tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti sekarang, dan penyakit keturunan lainnya seperti penyakkit gula, tekanan darah tinggi, sakit jantung dan lain sebagainya.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang, juga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan

Data psikologis

Klien tampak cemas, karena rasa sakitnya tidak hilang – hilang, dan sudah 2 hari tidak BAB.

Data spiritual

Klien seorang muslim, biasanya klien selalu melaksanakan ibadah shalat lima waktu sehari semalam, namun semenjak di rumah sakit, klien tidak pernah mengerjakan ibadah shalat karena klien mengatakan nyeri saat beraktivitas.

Data Sosial EkonomiKlien seorang karyawan RSI siti rahmah padang, selama sakit

pekerjaan klien terganggu, Klien menggunakan askes.

Data BiologisNO Aktivitas Sehat Sakit

1

2.

Makan

Menu

Porsi

Minum

Eliminasi

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

Nasi + lauk + sayur

3 – 4 kali sehari 1 porsi

6 – 8 gelas sehari

1 – 2 kali sehari

Khas

Khas

Padat

Tidak ada

MB

3 kali sehari satu porsi

4 – 6 gelas sehari

Sudah 2 hari belum BAB

Belum tahu

Belum tahu

Belum tahu

Susah untuk BAB

3

4

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Istirahat dan tidur

Waktu tidur

Lama tidur

Yang mempersulit

Personal hygiene

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

5 – 7 kali sehari

Bening k kuningan

Pesing

Malam sekitar jam 9

6 – 8 jam

Tidak ada

2 kali sehari

3 kali seminggu

2 kali sehari

Jika panjang

Memakai kateter

Bening kekuningan

Pesing

Tidak tentu

Lebih lama tidur

Tidak ada

Dilap di tempat tidur oleh

mahasiswa

Selama di operasi belum pernah

1 kali sehari dibantu keluarga

Selama dirawat belum pernah

Pemeriksaan fisikKesadaran : KomposmentisGcs : 15 M: 6 V:5 E:4Tanda – tanda vitalTekanan darah : 130/ 80 mmhgSuhu : 36,5 derajat cNadi : 64 x/iPernafasan : 20 x/i

Rambut dan hygiene kepala

Warna rambut hitam, rambut tampak bersih namun sedikit berbau, dan tidak ada kelainan atau pembengkakan pada kepalaMata

Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan normal dan tidak ada kelainan

Hidung

Hidung simetris kiri dan kanan, penciuman baik, tidak ada peradangan dan kelainan di hidung.

Mulut dan gigiMulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi bersih dan lengkap, dan tidak ada

kelaianan atau peradanganLeher

Tidak ada pembengkakan kelenjer thyroid dan kelenjer getah bening.Dada

Simetris kiri dan kanan, tidak ada terdengar suara nafas tambahan.Abdomen

Tampak ada luka operasi, dan klien mengeluh nyeri saat luka nya disentuh.

GenitaliaTerpasang kateter

Anggota gerakAkral hangat, terpasang infus pada tangan kanan: RL

Pemeriksaan penunjangHb : 12,9 (P: 12-14 gr/dl)Leukosit : 5.100 (5 ribu-10ribu/mm3)Hematokrit : 41,7 ( 37-43 0/0 )

Trombosit : 215.000 (150 ribu-450ribu/mm3 )Ureum darah : 17,4 ( 10-50 mg / 0/0)

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. Ds

•Klien mengatakan sakit pada luka operasinya

•Klien mengatakan lukanya terasa sakit saat

beraktivitas

•Klien mengatakan luka operasinya sakit jika terkena

oleh orang lain atau perawat

Do

•Klien tampak meringis

•Klien sering memegang perutnya

•Klien tampak kesakitan saat perawat menyentuh

lukanya

•Skala nyeri klien adalah nyeri sedang

Diskontinuitas jaringan

Gangguan rasa nyaman: nyeri

2 Ds

•Klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB

•Klien mengatakan ada rasa untuk BAB

namun tidak keluar

•Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah

seperti ini

Do

•Klien tampak kurang beraktivitas

•Klien kelihatan takut untuk beraktivitas

•Klien terlihat terbaring lemah di tempat tidur

Kurangnya aktivitasResiko konstipasi

3 Ds

•Klien mengatakan kenapa sakitnya ini tidak

hilang – hilang, apakah lukanya infeksi

•Klien mengatakan apakah tidak ada tindakan

supaya BAB nya lancar

•Klien mengatakan takut jika nyerinya tidak

hilang – hilang

Do

•Klien tampak sering bertanya kepada perawat,

apakah tidak terjadi infeksi pada lukanya.

•Klien tampak cemas dengan apa yang di

deritanya sekarang

Kurangnya

pengetahuan klien

tentang proses

perawatan

penyakitnya

Ansietas

Diagnosa keperawatan1. Gangguan Nyeri b/d diskontinuitas jaringan

2. Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas

3. Ansietas b/d proses penyakitya

Intervensi keperawatan1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan

Tujuan: rasa nyeri terkontrol/ hilang

Kriteria hasil:

- Klien tampak santai - Nyeri berkurang - Mampu beraktivitas sesuai kemampuan

Intervensi dan rasional

1. Evaluasi rasa sakit secara reguler, catat karakteristik,lokasi dan intensitas nyeri

R/Mendapatkan informasi untuk intervensi selanjutnya.

2. Kaji tanda – tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi dan peningkatan pernafasan

R/Dapat mengindikasikan rasa sakit dan ketidak nyamanan

3. Berikan posisi yang nyaman pada klien.

R/Mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi darah.

4. Anjurka klien untuk tidak beraktivitas terlalu berat.

R/ Mengurangi rasa sakit

5. Kolaborasi dalam pemberian terapy analgesic.

R/ Menghilangkan rasa nyeri.

2. Konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas

Tujuan: klien mampu BAB secara normal

Kriteria hasil:

- Peristaltik usus normal -Bab lancar

- Klien menunjukan pola eliminasi seperti biasa

Intervensi dan rasional

1. Anjurkan klien untuk banyak konsumsi makanan tinggi serat.

R/ Meningkatkan konsistensi feses,meningkatkan pengeluaran feses.

2. Dorong peningkatan masukan cairan

R/ Mengurangi konstipasi, menambah cairan d feses.

3. Anjurkan klien banyak mobilisasi

R/ Banyak aktivitas mengoptimalkan kerja usus

4. Kolaborasi dalam pemberian terapy.

R/ Membantu melancarkan feses

3. Ansietas b/d proses penyakit

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang

Kriteria hasil:

-Klien tampak rilek. -Klien mengungkapkan pengetahuannya

Intervensi dan rasional

1.Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien.

R/ Mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya.

2. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya.

R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya

3. Bina hubungan terapeutik dengan klien.

R/ Menurunkan tingkat kecemasan

4. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

R/ Mengungkapkan perasaan dapat mengurangi cemas

Catatan Perkembangan Jumat, 1february 2013Dx Implementasi Evaluasi

I 1. Mengevaluasi rasa sakit, dan lokasi sakit Lokasi sakit klien di luka bekas operasi, dengan nyeri sedang (4-6)

2. Mengobservasi ttv Td: 130/80 mmhg S: 36,6 derajat c

P: 20 x/i N: 64 x/I3. Memberikan posisi yang nyaman pada

klien yaitu posisis semi fowler4. Menganjurkan klien untuk tidak

beraktivitas terlalu berat5. Melanjutkan terapi pemberian analgeti

S: klien mengatakan lukanya masih nyeri

O: klien masih tampak meringis kesakitan saat bergerak

A: masalah belum teratasi

P: intervensi di lanjutkan

II 1. Menganjurka klien banyak makan sayur2. Menganjurkan klien untuk banyak minum3. Menganjurkan klien untuk beraktivitas

sedikit – sedikit4. Menganjurkan klien lebih sering

mobilisasi5. Melanjutkan pemberian terapy

S: klien mengatakan masih belum ada BABO: klien tampak tidak tenangA: masalah belum teratasiP: intervensi

III 1. Membina hubungan terapeutik dengan klien

2. Mengkaji tingkat kecemasan klien3. Memberikan penjelasan tentang

penyakitnya4. Memberika kesempatan pada klien

untuk mengungkapkan perasaannya

S: klien mengatakan sudah tidak terlalu cemas lagi

O: klien tampak agak rilek

A: masalah teratasi sebagin

P: intervensi dilanjutkan

Catatan perkembangan Sabtu/ 2 february 2013

Dx Implementasi Evaluasi

I 1. Mengkaji apakah nyeri klien sudah berkurang2. Mengobservasi ttv: Td: 110/70 mmhg S: 39 derajat c

N: 80 x/i P: 20 x/i3. Memberikan posisi semi fowler4. Menganjurkan klien untuk berjalan sedikit –

sedikit5. Melanjutka terapi analgetik

S: klien mengatakan nyerinya sudah berkurang dari seperti biasanya

O: klien sudah tampak berjalan sedikit – sedikit

A: masalah teratasi Sebagian

P: intervensi dilanjutkan

II 1. Menganjurkan klien sering makan sayur2. Memotifasi klien untuk banyak minum3. Menganjurkan klien untuk sering beraktifitas4. Melanjutkan pemberian terapi

S: klien mengatakan sudah BAB sebanyak 2 kali sehari tadi

O: klien sudah tampak senangA: masalah teratasiP: intervensi di pertahankan

III 1. Menanyakan apakah klien masih cemas atas kondisinya

2. Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. Menganjurkan klien untuk tidak terlalu ambil pusing

S: klien mengatakan sudah tidak terlalu cemas lagi

O: klien sudah tampak tenang

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

top related