cedera olahraga pada anak

Post on 02-Oct-2021

3 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Cedera Olahraga

Pada Anak

Oleh:

dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Sistem Muskuloskeletal yang belum

matang

• Perbedaan pada anak ialah adanya tulang rawan

pertumbuhan pada kerangka yang belum matang.

• Ada 3 tempat :

1. Permukaan sendi

2. Lempeng epifiseal (lempeng pertumbuhan)

3. Insersi apofiseal dari satuan otot tendo yg besar

1. Permukaan sendi

- Pd anak lebih rentan thd robekan tu pd sendi, lutut &

engkel.

- Pasokan darah sgt pas-pasan & miktotrauma

menyebabkan nekrosis iskemik pd tulang -----

osteochondrosis dissecans. ---- kerusakan diafise dan

sendi permanen.

2. Lempeng epifise

- Rentan kerusakan pd olahraga berat krn memiliki

matrix kartilago fibroselular paling sedikit dan sagt

peka thd dislokasi dan fraktur

3. Insersi apofiseal

- Selama PHV dpt terjadi ketegangan otot yg

signifikan ------ apophyseal overuse dan avulsi

(lepasnya pertautan otot ke tulang)

- Selama PHV sering juga terjadi perubahan sikap

tubuh ----- lordosis ---menigkatkan resiko stress

fracrure pd tulang belakang.

Pengaruh olahraga thd sistem

muskuloskeletal yg belum matang

• Lat. yg sgt intensif pd anak dpt menyebabkan cedera lempeng pertumbuhan dan deformasi tulang.

• Pd wanita muda bila disertai prosentase lemak yg rendah dpt memperpanjang status prepubertal ------tulang extremitas relatif lebih panjang

• Pd gerakan yang berulang dapat menyebabkan cedera bahu krn overuse dan ketidak seimbangan otot-tendo selama masa pertumbuhan ----- PENTINGNYA LATIHAN MULTILATERAL

Faktor yg menyertai kejadian cedera

olahraga pd anak.

• Cedera pd anak 3% / tahun ---yg serius

0,69%/tahun (watson 1984)

• < 12 thn cedera sgt sedikit

• >14 thn meningkat tajam tu pd laki-laki.

• Pd wanita kejadian cedera tertinggi pd usia 15

tahun.

Beberapa faktor yg menyertai cedera:

1. Kesembronoan

2. Kecurangan / permainan ilegal

3. Lapangan / perlengkapan yg buruk

4. Ukuran dan kekuatan tidak sesuai utk kegiatan tsb / lawan yg hrs dihadapi.

5. Tingkat kebugaran tdk memadai

6. Ketiadaan alat pelindung

7. Sepatu dan perlengkapan tidak sesuai

8. Penyembuhan cedera yg belum sempurna

9. Pengawasan dan perwasitan yg tidak baik

10. Kurang cukup pemanasan

Kegiatan yg dpt menyebabkan cedera olahraga:

1. Latihan (30%)

2. Kompetisi (35%)

3. Kelas Penjas (20 %)

4. Bermain informal (15 %)

Cedera yg paling sering sprain dan strain (35-45%), yg

lainnya contussio dan fraktur ekstremitas atas.

Cabang olahraga yg menonjol menyebabkan cedera ialah

sepakbola (63 %)

Penyebab cedera pd olahraga:

1. Keplintir (salah langkah) : 35%

2. Jatuh : 25%

3. Tendangan : 15%

4. Bola (13%)

5. Lawan (10%)

6. Kelelahan (4%)

7. Tak diketahui (13%)

Pencegahan cedera

1. Mengubah peraturan

2. Modifikasi perlengkapan yg sesuai dg ukuran, kekuatan dan tingkat ketrampilan.

3. Sepatu yg cocok, pemakian pelindung bila diperlukan.

4. Pemilihan olahraga yg tepat pd anak melalui penilaian khusus

5. Perbaikan dlm teknik pelatihan dan program latihan, termasuk pemanasan, latihan kelentukan dan flexibiltas yg tepat, dosis dan intensitas pembebanan secara bertahap

Cedera olahraga akut

I. Cedera kepala dan leher

- Terutama pd usia 15-18 tahun

- Bila mengenai SSP --- menyebabkan kematian 50-100%

- Gejala : amnesia, perubahan kesadaran, kesulitan konsentrasi, muntah, nyeri leher, rasa panas dan seperti ditusuk jarum pd lengan.

- Prinsip dan penanganan cedera sama dengan dewasa.

2. Fraktur diafise pd anak.

- Pd anak tulanglebih lunak dan kurang rapuh---lebih tahan thd pembengkokan ---bentuk fraktur : fraktur inkomplit atau greenstick.

- Pasokan darah baik --- penyembuhan lebih cepat.

Fraktur supracondylar siku:

- Krn jatuh dg siku tertekuk. Humerus patah tepat diatas condylus dan fragmen distal bersama dg lengan bawah terdorong ke belakang dan sering berputar.

Cedera lempeng pertumbuhan

1. Fraktur akut.

- Klasifikasi salter harris :

a. Type I : pergeseran lempeng pertumbuhan

b. Type II : fraktur meninggalkan lempeng pertumbuhan

dan berjalan melintasi diafisis yg berdekatan.

c. Type III & IV melibatkan permukaan sendi

d. Type V : Fraktur kompresi

- Fraktur transfisea caput femoris

* pergeseran akut epifise capur femoris

* Menyertai peny. Renal dystrophia / Hypotiroide

- Fraktur epifisis femoris distal

* Akibat puntiran yg hebat atau cedera valgus extremitas bawah

- Fraktur lepeng pertumbuhan tibialis atas

* Akibat trauma yg hebat.

* Insersi ligamentum collateral tibialis yg berada diseb. Distal lempeng pertumbuhan tibialis cenderung melindungi dari cedera.

- Fraktur avulsi ligamentum cruciatum anterior (LCA)

* Akibat puntiran dan stress valgus pd lutut.

* Gejala : lutut nyeri sgt cepat, kaku dan bengkak krn ada darah dlm sendi (hemarthrosis)

* tes lachman dan tes pergeseran pivot positif

- Fraktur avulsi lain

• Perlekatan otot sartorius ke Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS)

• Perlekatan otot iliopsoas pd trochanter minor

• Perlekatan otot abdominal le crista iliaca

• Perlekatan otot hamstring ke tuberositas ischii.

- Dijumpai pada sprinter, pelompat, pemain sepakbola dg gekala kontraksi yg hebat tiba-tiab menyebabkan nyeri hebat dan hilangnya power pd kelompok otot yg terkena

- Pertolongan pertama: kompres es dan mengatur

posisi agar otot yg cedera relax.

- Setelah nyeri hilang dilakukan latihan yg terbatas

tanpa beban

- Setelah pergerakan mencapai luas pergerakan

semula ---- latihan dg beban ringan.

- Bila 50% kekuatan telah pulih --- gerakan lebih

komplex

2. Epifisiolisis (pergeseran epifisis)

- Terjadi pd lempeng pertumbuhan dan tanpa trauma yg besar

- Paling banyak pd caput femoris pd sendi panggul.

- Sering dijumpai adanya abnormalitas seperti hipotiroid / osteodyspadia

- Sering bilateral

- Usia rata2 pada laki umur 15 thn wanita 12 thn.

- Gejala : nyeri panggul, kadang terasa pd lutut dan paha, dapat sembuh sendiri, kambuh bila hanya melakukan olahraga.

- Dengan bertambahnya pergeseran tungkai yang terkena lebih pendek, mengalami ortasi external dan pincang

- Bila berdiri bertumpu pd tungkai yg terkena (trendelenburg positif)

Cedera overuse

- Dapat terdeteksi dalam keadaan dini

- Sembuh dengan cepat dan sering sempurna

bial pertolongannya tepat.

1. Osteochondrosis

- Paling umum dijumpai

- Dapat sembuh sendiri

- Diklasifikasi dlm 4 kategori (Pappas 1989)

Klasifikasi Nama Penyakit Lokasi

Traksi (tarikan) non artikular -Osgood schlater

-Sinding Larsen Johanssen

-Server

-Tuberculum Tibia

-Kutub Inferior patella

(quadriceps)

- Calcaneus (gastrocnemeus)

Articular subchondral

(benturan)

-Perthes

-Kienbock

-Kohler

-Freiberg

-Capur Femoris

-Os Lunatum (Gelang

tangan)

-Os Naviculare (tengah kaki)

-Caput metatarsal

Articular chondral

(pergeseran)

Osteochondritis disesscans -Medial Femur

-Condylus (lutut)

-Capitulum (Siku)

-Kubah Talus (enkle)

Physeal Scheuermann

Blount

Spina thoracalis

Tibia (proximal)

1. Peny. Osgood- Schlatter

- Akibat tarikan yg berulang pd tuberositas tibia oleh tendo patella ---- avulsi parsial thd pusat osifikasi sekunder yg sedang tumbuh.

- Penyebabnya akibat kegiatan fisik yg tinggi spt sepakbola, bolabasket, bolavoli, senam.

- Pemriksaan : pembengkakan tuberculum tibiae, meningkatnya suhu kulit, ketegangan pd kelompok otot quadriceps dan hamstring

- Pengobatan: memberi keterangan bahwa cedera ini tdk menyebabkan kelainan sendi yg permanen

2. Peny. Sinding Larsen Johansson

- Tarikan pada kutub bawah patela, pd perlekatan

superior tendo patella

3. Peny. Server

- Tarikan pd tumit

- Banyak pd pelari muda 7-15 thn, tu: hockey, basket, spabola

- Laki 3x lebih besar drpd wanita

- Gejala : nyeri setelah latihan, picang, berjalan dg ujung kaki, tumit membengkak tu bag lateral disertai ketegangan otot gastrocnemius/ soleus

- Pengobatan : mengurangi lari dan lompat, dan selalu memakai sepatu yg dirancang baik, dg bag tumit yg kuat

Prinsip penanganan umum

1. Mengubah aktivitas

2. Penyembuhan fisik lokal

3. Indentifikasi dan koreksi ( bila mungkin) thd

masalah sikap tubuh, ketidakseimbangan otot,

ketegangan otot

4. Latihan peningkatan kekuatan otot bertahap

pada otot sinergisnya

5. Kembali kepada kegiatan fisik secara bertahap

4. Peny. Perthes

- Menimbulkan kerugian jangka panjang

- Umur awal kejadian 4-10 thn, puncak 5-6 thn

- Gejala : pincang yg relatif tdk nyeri dan rasa tdk nyaman pd panggul, anterior medial paha dan lutut.

- Keterbatasan rotasi internal paha, spasme pd rotasi paha dalam keadaan ekstensi, sendi dlm posisi sedikit flexi dan adduksi.

- Melarang olahraga berat dg gerakan putaran (twisting) spt sepakbola, basket, squash dan lari jarak jauh.

5. Peny. Kohler

- Pada usia 3-7 th

- Nyeri pada sisi medial kaki di daerah os naviculare.

6. Peny. Freinberg

- Nekrosis iskemik epifise caput metatrsal kedua.

- Terjadi pd remaja

- Gejala : nyeri pada sendi metatarsophalangeal

7. Peny. Scheurmann

- Pd vetrebra thoracalis sampai vetebra lumbalis.

- Meningkatnya kyphosis pada pertengahan v, thoracalis dan disertai

meningkatnya lordosis lumbal.

8. Peny. Blount

- Pada bag posteromedial lempeng pertumbuhan tibia bag proximal.

top related