blood transfusion

Post on 20-Feb-2017

96 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

TRANSFUSTRANSFUSI DARAHI DARAH

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.

1.   Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan

aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.

2.   Darah Komponen a.Sel Darah Merah (SDM)1)   Sel Darah Merah Pekat Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu

berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.

2)  Sel Darah Merah Pekat Cuci Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.3)   Sel Darah Merah Miskin Leukosit Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.4)   Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi

terhadap sel darah merah yang menetap.5)   Sel Darah Merah Diradiasi Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.

b.Leukossit/ Granulosit Konsentrat Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.

c.Trombosit Diberikan pada

penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.

d.Plasma dan Produksi Plasma Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang. Contoh : Plasma Segar Beku untuk penderita Hemofili. Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand

jj

BAGAN TRANSFUSI DARAH Golongan darah O

adalah DONOR UNIVERSAL karena dapat di transfusikan ke seluruh golongan darahGolongan darah AB adalah RESIPIEN UNIVERSAL karena dapat menerima semua jenis golongan darah

TABEL TRANSFUSI DARAH

Dari tabel nampak bahwa darah 0 dapat mendonorkan darah kepada semua golongan darah karena golongan darah 0 tidak mempunyai antigen yang dapat digumpalkan. Sebaliknya golongan darah AB dapat menerima semua golongan darah karena tidak mempunyai zat anti baik anti-A maupun anti-B. Meskipun demikian, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya golongan darah pendonor sama dengan golongan darah penerima.

RESIKO TRANSFUSI DARAH Sebuah penelitian melaporkan bahwa reaksi

transfusi yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% resipien, dimana sebagian besar (55%)) berupa demam. Gejala lain adalah menggigil tanpa demam sebanyak 14%, reaksi alergi (terutama urtikaria) 20%, hepatitis serum positif 6%, reaksi hemolitik 4% dan overload sirkulasi 1%.

1.1. DemamDemamPeningkatan suhu dapat disebabkan oleh abtibodi leukosit, antibodi trombosit, atau senyawa pirogen. Untuk menghindarinya dapat dilakukan uji cocok silang antara leukosit donor dengan serum resipien pada pasien yang mendapat transfusi leukosit. Cara lain adalah dengan memberikan produk darah yang mengandung sedikit leukosit, leukosit yang harus dibuang pada produk ini minimal 90% dari jumlah leukosit. Transfusi juga dapat dilakukan dengan memasang mikrofilter yang mempunyai ukuran pori 40 mm.

2. Reaksi Alergi (Urtikaria) dan Reaksi Anafilaksis2. Reaksi Alergi (Urtikaria) dan Reaksi Anafilaksis• Reaksi alergi ringan yang menyerupai urtikaria timbul pada

3% transfusi. Meskipun darah yang diberikan sudah tepat, sebagian orang akan mengalami reaksi alergi selama atau segera setelah menjalani transfusi darah. Reaksi alergi ini diduga terjadi akibat adanya bahan terlarut di dalam plasma donor yang bereaksi dengan antibodi resipien. Gejalanya berupa ruam kulit yang gatal, yang dapat diatasi dengan antihistamin.

• Renjatan anafilaksis terjadi pada 1 dari 20.000 transfusi. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang lebih serius bahkan dapat mengancam jiwa. Gejala dari reaksi ini terjadi hanya beberapa menit setelah transfusi dimulai, seperti angioderma, muka merah (flushes), urtikaria, gawat pernapasan, hipotensi, dan renjatan (syok).

3.Risiko Transfusi Darah: Cedera Paru Akut Akibat Transfusi3.Risiko Transfusi Darah: Cedera Paru Akut Akibat Transfusi Merupakan suatu kondisi klinik berupa manifestasi

hipoksemia akut dan edema pulmoner bilateral yang terjadi dalam 6 jam setelah transfusi. Ada juga sindrom TRALI (Transfusion-associated Acute Lung Injury) yang tertunda yang terjadi hingga 72 jam setelah transfusi diberikan. Cedera paru akut disebabkan oleh plasma donor yang mengandung antibodi yang melawan leukosit pasien. Angka kejadiannya dilaporkan sekitar 1 dari 1.200 sampai 25.000 transfusi; Finlay dkk memperkirakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih tinggi, namun tidak dilaporkan sebagai TRALI. Manifestasi klinis yang ditemui adalah dispnea (kesulitan bernafas), takipnea (nafas cepat), demam, takikardi (nadi cepat), hipo-/hipertensi, dan leukopenia akut (jumlah sel darah putih rendah) sementara.

Enak ya, tinggal tenang trus gue yang ngerjain

Jangan

keras”,

nanti

ketahuan!BONGA LOE! Ini kan komik (mungkin)

top related