bank sampah
Post on 03-Jan-2016
660 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SOSIALISASI DAN PENERAPAN GERAKAN GEMAR MENABUNG SAMPAH
UNTUK SISWA SD NEGERI DI TEMBALANG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA
PENINGKATAN KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH SEJAK USIA DINI
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat
HALAMAN JUDUL
Disusun oleh:
Nevya Rizki 21080110110017
Danny Perkasa 21080110110017
Dian Primasari 21080110110017
Adhriani Puji L 21080110110017
Bimastyaji Surya R 21080110120019
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNDIP
SEMARANG
2012
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Mahas Esa karena hanya
dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengembangan Masyarakat “Sosialisasi dan Penerapan Gerakan Gemar Menabung
Sampah Untuk Siswa SD Negeri di Tembalang Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan
Kepedulian Terhadap Sampah Sejak Usia Dini “ ini dengan baik dan tepat waktu.
Rasa terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih ditujukan kepada dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan tugas makalah ini
kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimaksih kepada pihak- pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari tak ada gading yang tak retak dan tak ada sesuatupun didunia ini
yang sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan penulis
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun. Sehingga di lain
kesempatan penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat.
Semarang, 21 November 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Luaran Yang Diharapkan............................................................................................2
1.5 Kegunaan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Sampah Anorganik....................................................................................4
2.2 Jenis-jenis Sampah Anorganik....................................................................................4
2.3 Dampak Sampah Anorganik........................................................................................4
2.4 Cara Mengolah Sampah Anorganik............................................................................5
2.5 Pengertian Bank Sampah.............................................................................................6
2.6 Fungsi Bank Sampah...................................................................................................7
2.7 Kinerja Bank Sampah..................................................................................................7
2.8 Pengelolaan Bank Sampah..........................................................................................8
2.9 Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi...................................................................8
2.10 Kondisi Masyarakat Sasaran....................................................................................9
2.11 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran..............................................................9
2.12 Metode Pelaksanaan Program................................................................................10
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Selama ini penerapan pengelolaan sampah adalah dari sumber (rumah
tangga/masyarakat) langsung dibuang ke Tong Sampah dan selanjutnya diambil oleh Petugas
Gerobak baik dari partisipasi masyarakat/RW atau DKP diangkut ke TPS dan dari TPS
diangkut oleh Petugas DKP ke TPA. Belum ada proses pengelolaan sampah dengan
menggunakan metode 3 R (Reduce, Reuse dan Resycle) dari sumber. Beberapa masyarakat
sadar lingkungan telah memilah sampah pada sampah basah dan sampah kering, tetapi oleh
petugas gerobak dicampur kembali karena komposisi warga yang memilah dan yang tidak
memilah hanya sebagian kecil yang memilah selain fasilitas gerobak yang belum ada
pemisahnya.
Beberapa warga dalam lingkup RT ada yang telah mengumpulkan sampah kering
untuk dijual tetapi belum maksimal karena belum ada administrasi menabung dan mereka
belum mengetahui potensi ekonomis sampah. Sebagian besar masyarakat belum peduli
terhadap pengelolaan sampah dan walaupun ada pengelolaan sampah masih bersifat
individual dan belum terorganisir secara terpadu, sehingga intensitas kebersamaan dalam
social kemasyarakatan sangat rendah.
Belum ada nilai ekonomis terhadap pengelolaan sampah, selain masyarakat belum
paham terhadap pengelolaan sampah yang mempunyai nilai ekonomis dengan 3R dan
sebagian besar kesadaran terhadap pengelolaan sampah masih rendah dikarenakan
masyarakat masih menganggap bahwa sampah merupakan sisa dari sebuah proses yang tidak
diinginkan dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Masih adanya masyarakat yang membuang
sampah bukan pada tempatnya terutama di sungai/saluran dan dibakar yang menyebabkan
lingkungan menjadi kotor,timbulnya berbagai macam penyakit, pencemaran lingkungan dan
rusaknya ekosistem.
Kurangnya pendidikan terhadap pengelolaan sampah dan kurangnya kesadaran
masyarakat membuat masalah pengelolaan sampah menjadi masalah yang cukup rumit.
Padahal jika setiap orang memiliki kepedulian dalam pengelolaan sampah yang baik,
bukannya tidak mungkin maalah persampahan di Indonesia bisa diselesaikan. Salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi pada anak anak tentang pengelolaan
sampah. Agar lebih menyenangkan dan efektif, pemberitahuan soal pengelolaan sampah ini
1
bisa langsung dipraktekkan, tidak hanya sekadar teori saja. Salah satu caranya adalah dengan
Gerakan GemarMenabung Sampah. Dengan metode ini diharapkan anak-anak bisa belajar
cara pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan sehingga
ketika dewasa, mengelola sampah pada sumbernya menjadi sebuah budaya dan kebiasaan
yang baik karena pendidikan usia dini dapat membentuk karakter seseorang ketika dewasa.
Selain itu, metode ini juga bisa memupuk kesadaran anak anak untuk menabung.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas oleh program ini adalah:
1. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah pada anak-anak sejak dini
(siswa sekolah dasar)?
2. Bagaimana cara menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah:
1. Menumbuhkan kesadaran lingkungan, terutama masalah pengelolaan sampah pada anak
anak sejak dini.
2. Menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Adapun luaran yang di harapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai
berikut:
1. Terciptanya kesadaran anak anak terhadap pengelolaan sampah di lingkungan sekitar
2. Peningkatan kesadaran menabung sampah pada siswa sekolah dasar
3. Terbentuknya suatu sistem bank sampah di sekitar Tembalang Semarang
1.5 Kegunaan
Adapun kegunaan dari program “Gerakan Gemar Menabung Sampah” ini, adalah:
1. Bagi lingkungan sosial
• Menumbuhkan sikap rajin menabung bagi siswa SD Sumur Boto
• Membantu menangulangi sampah di kota Semarang
• Memfasilitasi potensi diri siswa SD untuk berkreasi.
2. Bagi mahasiswa pelaksana
2
• Memberikan kesempatan untuk mengembangkan wawasan dalam berinteraksi sosisal.
• Mengembangkan kemampuan dalam bekerja sama,baik dengan peserta, pendamping
maupun dengan anggota tim.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah
Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau
dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis
ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
2.2 Jenis-jenis Sampah Anorganik
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari
logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas,
botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau
dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari
logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk
mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur
kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan
diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.
2.3 Dampak Sampah Anorganik
Gangguan Kesehatan
4
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong
enularan infeksi; Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan
tikus;
Menurunnya kualitas lingkungan
Menurunnya estetika lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak
indah untuk dipandang mata;
Terhambatnya pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau
wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman,
dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah
kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.
2.4 Cara Mengolah Sampah Anorganik
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah ini
bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah yang bisa dimanfaatkan:
• Sampah kertas
Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan dari sampah
lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau dijual ke tukang loak, minimal
kita sudah memudahkan langkah para pengelola sampah untuk melakukan pengolahan tingkat
lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti
topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi
dari sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan
pembuat kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni yang menghasilkan.
• Sampah kaleng
Banyak sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk barang-barang keperluan sehari-
hari. Sementara sumber daya tambang tidak dapat diperbaharui, jika bisa pun butuh waktu
ratusan bahkan ribuan tahun untuk membentuknya. Suatu saat bahan tambang tersebut akan
habis dieksplorasi. Oleh karena itu, akan bijak jika kita ikut andil dalam gerakan
menyukseskan daur ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur ulang karena siklus hidupnya
tidak akan pernah berakhir.
Membuat baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi yang digunakan untuk
membuat baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita mendaur ulang 1 ton baja, akan dihemat
1.131 kg bijih besi, 633 kg batu bara, dan 54 kg kapur.
5
Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng bekas wadah
makanan memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya bagian itu dimasukkan ke arah
dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di tempat sampah. Kaleng cat harus
dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran dan biarkan kering, kemudian
digepengkan. Kertas kaleng minyak goreng juga begitu. Kaleng yang mengandung aerosol,
seperti parfum dan cat semprot harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau digepengkan.
Untuk kaleng drum bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot.
• Sampah botol
Botol beling memiliki nilai tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur
ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak menjadi botol baru.
Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga
pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal karena banyak produk
yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha botol bekas juga memberi peluang kerja bagi ibu-
ibu sebagai pencuci botol.
• Sampah plastik
Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas,
dompet, cover meja, dan tempat tisu.
• Sampah B3 (limbah berbahaya dan beracun)
Limbah B3 ternyata bisa menghasilkan uang. Cairan cuci cetak film (fixer), bisa
menghasilkan perak murni. Memang diperlukan pengetahuan proses kimia yang memadai
karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
• Sampah kain
Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian
yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang
membutuhkan, atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan
untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.
2.5 Pengertian Bank Sampah
Bank sampah memiliki arti hamper sama dengan bank-bank pada umumnya. Namun bank
sampah disini adalah suatu wadah tempat penerimaan sampah dari masyarakat yang
kemudian mereka akan merasakan hasil dari sampah yang disetorkan ke teller bank sampah.
Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah
dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku
6
tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka
tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang).
Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain,
untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik
untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.
2.6 Fungsi Bank Sampah
Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut;
a. Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita memelihara
lingkungan
b. Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah
c. Menghindari pencemaran lingkungan
d. Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis
e. Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang
mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.
2.7 Kinerja Bank Sampah
Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk menjaga lingkungan dan agarmasyarakat
mampu membudayakan barang bekas menjadi sesuatu yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya
lebih pada sampah di sekitar masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang. Dari hasil timbangan
tersebut, pihak bank baru menentukan berapa uang yang diberikan. Kinerjanya mirip bank
pada umumnya. Masyarakat dibuatkan buku tabungan, uang tidak langsung diberikan pada
penabung, tapi lebih dulu dimasukkan ke dalam tabungan. Jumlahnya pun tidak langsung
besar, dari mulai rupiah yang kecil-kecil terlebih dahulu.
7
2.8 Pengelolaan Bank Sampah
Bank sampah ini fungsinya bukan untuk menumpuk sampah, namun bak ini menyalurkan
sampah yang didapat sesuai dengan kebutuhan. Missal, sampah basah hasil rumah tangga
yang terdiri dari sayuran, dikumpulkan untuk menjadi pupuk kompos.
Sampah kering berupa botol, kaeng, dan kertas dipidah lagi. Biasanya sampah kering
dijadikan barang kembali dari hasil daur ulang dan semua berupa kerajinan tangan. Misal, vas
bunga dari kaleng bekas, tas dari rajutan sedotan, atau pipet yang dianyam dengan benang
dan jarum, bungkus rorok dibentuk asbak, dan masih banyak lagi.
2.9 Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi
Ide tentang bank sampah sungguh unik. Ternyata, bank bukan hanya bergerak dalam
hal keuangan, tapi juga terhadap benda yang sudah dibuang. Ide untuk menanamkan bank
sampah membuat pandangan tentang mengumpulkan sampah menjadi berbeda.
Dengan gitu perspektif juga berbeda, malah lebih terkesan keren. Harus diingat juga,
perbedaan tersebut ternyata berpengaruh besar terhadap ekonomi. Bank sampah justru bisa
mendatangkan uang dari barang bekas bernama sampah, ditambah lagi memberikan
tambahan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
8
2.10 Kondisi Masyarakat Sasaran
Kawasan sumurboto merupakan salah satu kawasan yang mulai padat penduduknya
karena letaknya yang dekat dengan perguruan tinggi di Semarang. SD Negeri Sumurboto
terletak di kelurahan Sumurboto, kecamatan Banyumanik, Semarang. Warga SD Negeri
Sumurboto terdiri atas 22 guru dan karyawan dengan jumlah siswa laki-laki 256 siswa dan
jumlah siswa perempuan 197 siswa. Sebagai sasaran utama pada kegiatan ini adalah siswa
SD kelas V karena dipandang sudah cukup mengerti dan mudah menangkap informasi yang
kami berikan.
2.11 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran
Dunia pendidikan merupakan salah satu sarana yang terbaik untuk memberikan
informasi tentang bermasyarakat., termasuk di dalamnya adalah pentingnya mengelola
sampah dari sumbernya. Siswa Sekolah Dasar merupakan elemen yang paling penting dalam
pembentukan karakter cinta lingkungan karena anak-anak merupakan elemen masyarakat
yang paling mudah untuk dibentuk karakternya. Sebagai Salah Satu SD Negeri yang
memiliki misi untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan, melalui Gerakan Gemar Menabung Sampah ini diharapkan anak anak bisa
belajar cara pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan dan
kemudian dapat menarik masyarakat, dalam hal ini orang tua murid dan guru tertarik untuk
menabung sampah.
9
2.12 Metode Pelaksanaan Program
Sosialisasi dan penerapan program ini merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kesadaran dan keinginan siswa untuk menabung khususnya untuk menabung
sampah. Program ini merupakan modifikasi dari metode pelaksanaan bank sampah ‘Gemah
Ripah’ Bambang Suwerda, tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Penilaian
Pada tahap awal ini, penilaian dilakukan untuk mencari tahu tingkat pengetahuan atau
pemahaman siswa tentang pengelolaan persampahan di rumah masing-masing. Selain itu,
penilaian juga dilakukan untuk melihat animo siswa terhadap konsep gemar menabung
sampah yang kami lakukan. Penilaian dilakukan di semua kelas dan pada akhirnya akan
diambil satu kelas untuk sampel dan mencoba gagasan ini. Tahapan ini dilakukan dengan
cara kuesioner dan sosialisasi tahap pertama dengan bantuan para wali kelas untuk
mempermudah proses pemberian informasi.
2. Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan cara sosialisasi system dan konsep yang akan kami
ajukan. Siswa diberikan pengertian oleh fasilitator (panitia pelaksana) dan pemberian
beberapa peralatan pendukung gagasan, yang meliputi :
a. Buku tabungan
b. Pamflet dan surat untuk diberikan ke orang tua
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan rangkaian kegiatan workshop Gerakan Gemar Menabung Sampah
dilakukan selama satu bulan dengan pengambilan sampah setiap hari sabtu yang meliputi
kertas bekas, kardus dan koran. Pemilihan hari di hari sabtu adalah karena penyesuaian
jadwal dimana siswa SD N Sumurboto setiap hari sabtu terdapat kegiatan ekstrakulikuler
mulai jam 06.30-07.00 dan 11.00-12.30. Setiap kali menabung, siswa diberi catatan oleh
pelaksana kegiatan pada buku tabungannya dan hasil penjualan sampah akan diakumulasikan
dan diberikan pada akhir pelaksanaan program. Program ini dilengkapi dengan system reward
bagi penabung terbanyak di akhir sesi sehingga meningkatkan keinginan siswa untuk
menabung sampah.
4. Monitoring
Monitoring dilakukan bersamaan dengan kegiatan menabung setiap minggunya di SDN
Sumurboto. Monitoring akan lebh difokuskan kepada tingkat keinginan siswa untuk
menabung, karena pada minggu terakhir pelaksanaan program ini, gerakan gemar menabung
sampah diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk merealisasikan visi dan misi SDN
10
Sumurboto untuk berdedikasi terhadap lingkungan. Di akhir program, selain memberikan
uang hasil tabungan siswa dan reward, pelaksana kegiatan juga memberikan grafik tabungan
siswa dari minggu ke minggu untuk mendapatkan data keinginan siswa untuk menabung
sampah.
5. Evaluasi
Evaluasi diadakan pada akhir kegiatan yang akan dilakukan oleh tim pengabdian
masyarakat yang didampingi oleh dosen Teknik Lingkungan UNDIP dan pihak terkait,
seperti perwakilan pengepul dan Badan Lingkungan Hidup. Evaluasi dilakukan dengan cara
pemberian kuesioner akhir dan kesan pesan dari siswa dan warga SDN Sumurboto terkait
dengan program Gerakan Gemar Menabung Sampah.
Indikator dari evaluasi untuk menilai tingkat perkembangan yang sudah mengikuti
workshop ini adalah:
a. Mengalami peningkatan pengetahuan tentang Gerakan Gemar Menabung Sampah
b. Mengalami peningkatan keinginan untuk menabung sampah
c. Mampu menerapkan konsep pemilahan sampah dengan benar
Setelah peserta mengikuti seluruh tahap pelatihan ini, maka para siswa akan mendapatkan
sertifikat dari tim pengabdian masyarakat.
11
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah pengembangan masyarakat ini adalah :
Menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah pada anak-anak sejak dini (siswa sekolah
dasar) dapat dilakukan dengan memunculkan gerakan gemar menabung sampah dan
mensosialisasikannya secara bertahap sehingga muncul kesadaran dan budaya
pengelolaan sampah di kemudian hari.
Menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sosialisasi sekaligus workshop
gerakan gemar menabung sampah dengan cara yang menyenangkan dan bertahap.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008. Tentang Pengelolaan Sampah.
Diunduh dari
http://www.kompas.com/data/photo/2008/05/01/124751.jpg.
Anonim.2010. Nabung di Bank Sampah.http://menabungsampah.com diakses pada tanggal 20
Februari 2012
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2008. Belitung DalamAngka 2007. Indonesia
http://www.buletinbelantara.com/2012/05/sampah-organik-dan-anorganik.html
http://istiqomah-hakim.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan.html
http://www.anneahira.com/bank-sampah.htm
Kementerian Negara Lingkungan [KNLH] Republik Indonesia. 2008. Statistik
Persampahan Indonesia. Indonesia
Pimpi. 2009. Pertama Di Dunia. http://dreamIndonesia.comdiakses pada tanggal 20 Februari
2012
Ramadani, Mutia. 2010. Menabung Sampah yang Benar.http://bankplastik.com diakses pada
tanggal 20 Februari 2012
Suwerda, Bambang. 2006. Bank Sampah 1. Werda Press : Yogyakarta.
Suwerda, Bambang. 2006. Bank Sampah 2. Werda Press : Yogyakarta
13
top related