pemberdayaan perempuan pada bank sampah …

101
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH FLAMBOYAN INDAH KOJA JAKARTA UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Sonia Putri Pratama NIM 11140541000010 JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH

FLAMBOYAN INDAH KOJA JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Sonia Putri Pratama

NIM 11140541000010

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2021 M

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …
Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …
Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …
Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

i

ABSTRAK

Sonia Putri Pratama, NIM. 11140541000010, Pemberdayaan

Perempuan Pada Bank Sampah Flamboyan Indah Koja

Jakarta Utara.

Sampah yang tidak terurus di lingkungan masyarakat akan

menimbulkan masalah, dari masalah kesehatan, pencemaran

lingkungan dan banjir. Maka perlu suatu upaya untuk mengurangi

volume sampah dan menjaga kesehatan lingkungan. Salah satu

usaha tersebut dengan didirikan Bank Sampah. Dibentuknya

Bank Sampah tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi sampah

tapi juga bisa menjadi pemberdayaan bagi Ibu rumah tangga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi ibu-ibu dan

manfaat dalam pengelolaan Bank Sampah.

Metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

penelitian yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan

prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif lainnya yaitu data

yang diperoleh berupa kata-kata, gambar dan perilaku. Melalui

program Bank Sampah Flamboyan Indah, masyarakat diajak

untuk mengumpulkan dan mengelola sampah rumah tangga

dengan baik.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa mekanisme

Bank Sampah Flamboyan dilakukan dengan mengumpulkan

sampah dengan bantuan ibu-ibu PKK sebagai penggerak kegiatan

pengumpulan sampah. Program bank sampah menjadi salah satu

upaya yang efektif dalam memelihara kebersihan di RW 05

Rawabadak Selatan. Perempuan yang khususnya ibu rumah

tangga yang tidak bekerja (menganggur) di Rawabadak Selatan

mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga mereka.

Kata kunci: Pemberdayaan Perempuan, Sampah, Bank

Sampah,

Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda

alam Nabi besar Muhammad shalallahu’alaihi wasallam, beserta

keluarga dan sahabatnya serta pengikutnya yang senantiasa

berjalan dijalan Allah SWT hingga hari kiamat.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan

sebagai syarat meraih gelar Sarjana Sosial Jurusan Kesejahteraan

Sosial. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun

untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak

terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Siti Napsiyah MSW

sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Dr.

Sihabudin Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA

sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si, sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu

Hj. Nunung Khoiriyah, MA sebagai Sekretaris Program Studi

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

iii

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terimakasih atas kesediaan waktunya dalam membantu dan

menerima penulis untuk mengurus segala persyaratan dalam

proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir. Semoga

bapak dan ibu dapat terus memberikan pengaruh positif

terhadap perkembangan program studi.

3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

nasihat, serta motivasi kepada Penulis selama proses

pengerjaan skripsi ini. Terima kasih karena bapak sudah

sangat sabar dalam membimbing dan membantu.

4. Seluruh jajaran dosen Program Studi Kesejehteraan Sosial

dan seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

atas segala pelajaran yang telah diberikan, semoga dapat

bermanfaat bagi penulis.

5. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terimakasih telah membantu penulis dalam

memberikan referensi buku, jurnal, maupun skripsi.

6. Bank Sampah Flamboyan Indah Kelurahan Rawabadak

Selatan Jakarta Utara yang telah memberikan izin tempat

kepada peneliti untuk melakukan penelitiannya.

7. Kedua orangtua penulis, Alm. H. Syafrudin Atanggae S.H

dan Mama Rosmaya. Terimakasih karena selalu memberikan

kasih sayang yang tulus, tak pernah berhenti untuk selalu

mengingatkan dan senantiasa mendoakan dalam setiap

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

iv

langkahku, memberi bantuan baik moril maupun materil

sehingga membantu menyelesaikan skripsi ini.

8. Saudara kandung tercinta yaitu Ade Farhan yang telah banyak

berjasa dalam memberikan inspirasi dan semangat dalam

pembuatan skripsi ini.

9. Sahabat SD&SMP penulis. Ana, Yolanda, Resti, Yuli,

Rahma, Ghaida. Terimakasih sudah menjadi sahabatku

selama ini.

10. Kepada teman-teman, Ika, Rida, Anggi dan Inge. Terimakasih

sudah menjadi tempat berbagi keluh kesah, duka, dan canda

tawa. Terimaksih atas dukungan yang telah kalian berikan.

11. Kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014, atas dukungan dan memori zaman

kuliah yang tidak akan penulis lupakan.

12. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan

baik materil maupun non- materil. Terimakasih banyak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, Juli 2021

Sonia Putri Pratama

NIM. 11140541000010

DAFTAR ISI

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

v

ABSTRAK............................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................v

DAFTAR TABEL...............................................................viii

DAFTAR BAGAN..............................................................ix

DAFTAR GAMBAR...........................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................xi

BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................... 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah…….... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................. 7

D. Tinjauan Kajian Terdahulu....................................... 8

E. Metodologi Penelitian .............................................. 11

F. Sistematika Penulisan ............................................. 18

BAB II TINJAUAN TEORITIS ....................................... 20

A. Tinjauan Pemberdayaan………............................... 20

1. Definisi Pemberdayaan........................................ 20

2. Tujuan Pemberdayaan......................................... 21

3. Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat……............ 23

4. Tahapan-tahap Pemberdayaan Masyarakat…..... 25

5. Pemberdayaan Perempuan….……...................... 28

6. Tujuan Pemberdayaan Perempuan...................... 30

B. Kajian tentang Sampah............................................. 31

1. Definisi Sampah…………………...................... 31

2. Jenis-jenis Sampah………………...................... 32

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

vi

3. Definisi Bank Sampah………............................. 33

C. Kerangka Konsep…. ................................................. 35

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN. 36

A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Koja…..........36

1. Letak Geografis…………………....................... 36

2. Demografis………………………...................... 36

B. Gambaran Umum Kelurahan Rawa Badak Selatan…37

C. Profil Bank Sampah……………….......................... 39

1. Visi dan Misi Bank Sampah Flamboyan Indah... 39

2. Tujuan……………………………...................... 41

3. Prosedur Pelayanan Bank Sampah...................... 42

4. Harga Jual dan Beli Barang Bekas...................... 43

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN................. 44

A. Proses Pengelolaan Bank Sampah Flamboyan.......... 46

1. Bank Sampah Flamboyan…..……...................... 46

2. Mekanisme dan Alur Bank Sampah Flamboyan..49

B. Pemberdayaan Perempuan………………................. 50

BAB V ANALISIS DATA…………………….................. 56

A. Proses Pengelolaan Bank Sampah Flamboyan.......... 56

1. Bank Sampah Flamboyan…..……...................... 56

3. Mekanisme dan Alur Bank Sampah Flamboyan..57

B. Pemberdayaan Perempuan………………................. 58

BAB VI PENUTUP…………………………….................. 61

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

vii

A. Kesimpulan…............................................................ 61

B. Saran………..…...…………..................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informan Penelitian…….......................................16

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk………………….......................38

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk (Pendidikan dan Pekerjaan)......38

Tabel 3.3 Klasifikasi Harga Jual Beli....……….....................43

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir……........................................35

Bagan 3.1 Struktur Pengurus. …….......................................40

Bagan 3.2 Siklus Bank Sampah…….....................................42

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Foto Wawancara bersama Ketua Bank

Sampah…………………………………........……………...50

Gambar 4.2 Foto Masyarakat yang sedang memilah sampah non-

organik…………………… ………………….......................51

Gambar 4.3 Foto Proses Pemilahan Sampah Oleh

Masyarakat…………………………………………….........53

Gambar 4.4 Foto Dokumentasi Wawancara dengan Kader

PKK…………………………………....………....................54

Gambar 4.5 Foto Dokumentasi bersama ibu rumah tangga non

kader PKK………………..…………....………....................57

Gambar 4.6 Foto Bersama partisipan bank sampah

Flamboyan…………………………....………....................54

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Kantor Kelurahan

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Bank Sampah

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Cover Pengesahan Seminar Proposal

Lampiran 5 Pedoman Wawancara

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

Lampiran 7 Hasil Observasi Penelitian

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di seluruh kota besar di Indonesia, khususnya DKI Jakarta,

sampah menjadi salah satu masalah utama. Produksi sampah di

DKI Jakarta terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010

rata-rata produksi sampah di 5 (lima) wilayah DKI Jakarta

mencapai 6.139 ton per hari atau 2,4 juta ton per tahun (Bappeda

DKI Jakarta, 2013), dan di tahun 2014, produksi sampah kembali

mengalami peningkatan sebesar 30% menjadi 8.000 ton per hari

(Khairany, 2014). Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta

mencatat, 37,33% sampah yang ada di Ibu Kota berasal dari rumah

tangga pada 2020. Proporsi itu menjadi yang tertinggi

dibandingkan dari sumber lainnya sepanjang tahun lalu. Sumber

sampah terbanyak di Jakarta selanjutnya berasal dari pasar sebesar

16,35%, kawasan 16%, perniagaan 7,29%, fasilitas publik 5,25%,

dan perkantoran 3,22%. Sementara, sampah di Jakarta yang

berasal dari sumber lainnya sebanyak 14,55%.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa jumlah sampah yang

dihasilkan perhari sangat besar. Jika hal ini dibiarkan, maka

kuantitas sampah akan semakin bertumpuk dan berdampak pada

pencemaran lingkungan. Dengan begitu banyaknya sampah yang

menumpuk, maka dampak yang ditimbulkan pada lingkungan

adalah: pertama, lingkungan menjadi lebih kotor, kumuh, dan

jorok yang menjadi tempat berkembangnya orgasme pathogen

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

2

yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti: sarang lalat,

tikus, dan hewan liar lainnya. Dengan demikian, sampah

berpotensi sebagai sumber penyabaran penyakit. Kedua, sampah

yang membususk akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan

berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindih) juga dapat

menyebabkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.

Ketiga, sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat

menyumbat saluran drainase ataupun serapan air hujan sehingga

dapat menimbulkan bahaya banjir. Keempat, pengumpulan

sampah dalam jumlah yang besar memerlukan tempat yang luas,

tertutup, dan jauh dari pemukiman (Sudrajat, 2007).

Salah satu upaya untuk mengurangi kuantitas sampah adalah

dengan memanfaatkan kembali sampah untuk dijadikan nilai

tambah ekonomi serta manfaat bagi masyarakat. Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

mengamanatkan kepada masyarakat Indonesia agar turut aktif

dalam mengurangi, memanfaatkan dan mendaur ulang sampah

dengan prinsip 3 R (Reduse, Reuse, dan Recycle) (UU No.18,

2008). Sampah yang sebelumnya hanya dijual masyarakat kepada

pengepul untuk di daur ulang kembali biji plastiknya, sekarang

diolah dan dikelola oleh sebuah komunitas Bank Sampah untuk

langsung menjadi barang-barang kerajinan yang memiliki nilai

ekonomis tinggi.

Bank Sampah pada dasarnya adalah sebuah komunitas yang

mengelola sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai dengan

konsep dan mekanisme yang meyerupai perbankan. Bank sampah

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

3

sendiri sudah sangat familiar dan ada di berbagai daerah di

Indonesia. Daur ulang sampah dapat digunakan untuk kebutuhan

dasar yang terbuat dari plastik kemasan atau tas yang memiliki

kegunaan yang sama untuk membawa barang belanja ibu rumah

tangga. Dalam jangka waktu yang singkat bank sampah dapat

menjadi acuan sebagai daur ulang yang tepat bagi kehidupan

masyarakat kota yang tentunya sering sekali membuang sampah

sembarangan. Dalam waktu yang panjang bank sampah dapat

menjadi sistem perekonomian yang siap untuk masyarakat kelas

menengah kebawah.

Pemberdayaan dapat diartikan ialah untuk membangun

kemampuan masyarakat dengan membangkitkan, memotivasi, dan

mendorong potensi yang dimilikinya serta mengembangkan

potensi mereka menjadi tindakan nyata. Pemberdayaan juga upaya

untuk menghadapi persoalan kependudukan yang terkait dengan

pembangunan dibidang kesejahteraan sosial. Salah satu persoalan

yang hingga saat ini menjadi persoalan kependudukan ialah

permasalahan yang berhubungan dengan pemberdayaan

perempuan (Zubaedi, 2007).

Dalam kehidupan nyata seringkali para ibu–ibu (perempuan)

kurang mampu berperan aktif dalam ekonomi keluarga, sehingga

perempuan hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan

bergantung dengan hasil pendapatan suami. Pekerjaan perempuan

dalam rumah tangga menyebabkan perempuan dianggap sebagai

penerima pasif pembangunan. Berdasarkan sumber data dari

Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah diolah, tingkat partisipasi

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

4

angkatan kerja perempuan di Indonesia 51,7% sedangkan

partisipasi angkatan kerja laki-laki mencapai 88,5%. Ini

menunjukkan bahwa tingkat partisipasi kerja perempuan di

Indonesia masih rendah dibanding dengan partisipasi kerja laki-

laki (Boediono, 1993).

Rendahnya tingkat partisipasi tersebut disebabkan

keterbatasan yang dihadapi oleh perempuan seperti peluang dan

kesempatan kerja yang terbatas, serta dalam mengakses dan

mengontrol sumberdaya manusia, keterampilan dan pendidikan

yang rendah, hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah

tangga serta kendala tertentu yang dikenal dengan istilah “tripple

burden of women”, yaitu perempuan harus melakukan fungsi

reproduksi, produksi dan fungsi sosial secara bersamaan di

masyarakat.

Kendala tersebut menyebabkan perempuan tidak dapat

menjadi mitra kerja aktif laki-laki dalam menangani masalah

sosial-ekonomi. Pemerintah pada akhir-akhir ini gencar untuk

melakukan pembangunan baik di perkotaan maupun perdesaan.

Berbagai upaya dilakukan dalam rangka meningkatkan

pembangunan desa. Upaya tersebut dilakukan dengan

mengembangkan organisasi-organisasi kemasyarakatan melalui

pembinaan kelompok-kelompok. Contohnya program PNPM-

Mandiri, Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

PKK adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang mampu

mengerakan partisipasi masyarakat setempat dalam hal

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

5

keterampilan, dan serta juga berperan dalam kegiatan

pertumbuhan masyarakat tersebut. PKK sebagai gerakan yang

tumbuh dari bawah dengan perempuan sebagai penggerak dalam

membangun, membina, dan membentuk keluarga guna

mewujudkan kesejahteraan keluarga sebagai unit kelompok

terkecil dalam masyarakat. Organisasi PKK sudah melembaga

baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan maupun

desa. PKK yang merekrut anggota sampai lapisan bawah dengan

cara mengajak ibu rumah tangga yang ingin bergabung dan

membantu menjadi pengurus organisasi PKK untuk wilayah

tertentu.

Masyarakat diharapkan mampu membawa pada kondisi

keluarga yang sejahtera, yaitu keluarga yang mampu memenuhi

kebutuhan dasar manusia baik secara material, sosial, mental dan

spiritual serta keluarga yang hidup sejahtera, maju dan mandiri.

Berkaitan dengan perbaikan kesejahteraan keluarga maka telah

menuntut perempuan untuk dapat menopang ekonomi

keluarganya. Kondisi demikian merupakan dorongan yang kuat

bagi perempuan untuk bekerja dalam menambah penghasilan.

Seperti halnya program pemberdayaan masyarakat yang telah

dilakukan di Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta

Utara melalui program Bank Sampah yang disertai partisipasi Ibu-

ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Rw 05

Kelurahan Rawa Badak.

Rawa Badak menjadi pilihan peneliti dalam menjalani skripsi

ini karena Rawa badak memiliki Bank sampah bertingkat nasional

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

6

yang sering dikunjungi untuk studi banding. Dalam melaksanakan

program tersebut, ibu-ibu PKK aktif terlibat mengumpulkan

sampah yang disetorkan per-minggu. Maka dari itu skripsi ini

berjudul, “Pemberdayaan Perempuan Pada Bank Sampah

Flamboyan Indah Koja Jakarta Utara” alasan peneliti

mengadakan penelitian dengan judul diatas, karena peneliti ingin

melihat dan belajar cara ibu PKK memberdayai lingkungan rumah

mereka dan manfaat yang dirasakan khususnya bidang ekonomi,

setelah aktif melaksanakan Bank Sampah.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengigat keterbatasan peneliti, baik keterbatasan

waktu, tempat, dan biaya maka peneliti membatasi fokus

penelitian pada kelompok ibu PKK di Jalan K2 No.6 RT

009/05 Kelurahan Rawa Badak. Dan begitu luasnya pokok

bahasan maka peneliti memfokuskan pada Pemberdayaan

Perempuan melalui Bank Sampah Flamboyan oleh Ibu

PKK Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta

Utara.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut dan agar

permasalahan lebih mudah untuk dibahas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

7

a. Bagaimana Proses pengelolaan bank sampah yang

dilakukan di kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja,

Jakarta Utara?

b. Bagaimana pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh

ibu PKK melalui program Bank Sampah Flamboyan di

kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta Utara?

C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Proses pengelolaan bank sampah yang

dilakukan di kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja,

Jakarta Utara.

b. Untuk pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh ibu

PKK melalui program Bank Sampah Flamboyan di

kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

2. Manfaat Penelitian

a. Dari Segi akademis

Peneliti berharap bahwa penelitian ini bermanfaat bagi

pengembangan wawasan dalam ilmu kesejahteraan sosial

dalam aspek pemberdayaan masyarakat yang dapat

digunakan dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial

disuatu wilayah, dalam segi lingkungan. Selain itu juga

diharapkan penelitian ini bisa menjadi rujukan dan

masukan mata kuliah Kesejahteraan Sosial dan Isu-isu

lingkungan.

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

8

b. Dari segi Praktis

Peneliti berharap penelitian ini berguna untuk organisasi

terkait seperti: Bank sampah Flamboyan serta Ibu PKK

disekitar wilayah kota Jakarta, serta bisa bermanfaat bagi

organisasi yang ingin mendirikan organisasi Ibu PKK,

sehingga penelitian ini dapat menjadi suatu rujukan dalam

membuat implementasi pemberdayaan masyarakat yang

bergerak di bidang ibu PKK.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini, penulis

terlebih dahulu mengadakan tinjauan pustaka terhadap lima skripsi

sebelumnya yang menjadi ide awal dan referensi penulis dalam

penelitian dan karya ilmiah penulis yaitu:

1. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

Ulang Sampah Oleh Bank Sampah Berlian Kelurahan

Lenteng Agung oleh Nikmal Perdana Kesejahteraan

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

Isi pokok skripsi ini adalah bagaimana pemberdayaan

masyarakat melalui bank sampah yang menjadi pijakan

utama masyarakat dalam berkegiatan social-ekonomi.

Pemberdayaan ini dilakukan oleh bank sampah berlian

kelurahan lenteng agung dengan tujuan utama mendaur

ulang sampah yang dapat di daur ulang dengan

menggunakan tenaga kerja masyarakat sekitar. Program

pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah ini

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

9

bertujuan untuk membangun kreatifitas masyarakat dalam

mengolah sampah yang ada agar tidak tercecer sehingga

menyebabkan polusi dan rusaknya lingkungan sekitar.

Dengan adanya bank sampah ini, masyarakat menjadi lihai

dan cermat dalam membuang sampah sekaligus

menjadikan sampah sebagai komoditi utana dalam proses

pengolahan sampah yang dapat dijadikan barang-barang

kreatif sehingga menunjang social-ekonomi masyarakat

sekitar.

2. Pemberdayaan Masyarakat Studi Kasus Kegiatan

Bank Sampah Di Perumahan Bukit Pamlang Indah

RW 09 dan 13 Tangerang Selatan oleh Bunga Nur

Maaddah Nasution Pengembangan Masyarakat Islam

UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta 2013.

Isi pokok skripsi ini adalah dimana peran warga

sebagai penerus sendi-sendi kehidupan bangsa menjadi

penting untuk tidak terlibat dalam membuang sampah

sembarangan. Bank sampah di perumhan bukit Pamulang

menjadi penting keberadaannya selain menjadi ruang

rehabilitasi selain itu juga menjadi alat bantu warga untuk

memunculkan kembali daya kreatifitasnya dalam

mengolah kehidupan sosail-budaya nya. Selain itu, kondisi

pemuda depok akhir-akhir ini sedang marak dengan adanya

kasus narkoba dan pergaulan bebas, untuk itu bank sampah

ini hadir untuk kaum muda yang sudah terlanjur terlibat

ataupun yang ingin menghindari narkoba dan pergaulan

Page 25: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

10

bebas agar dapat mengikuti program pemberdayaan di

bank sampah ini.

3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiata daur

ulang sampah plastik Studi Kasus pada Komunitas

Bank Sampah Poklili Perumahan Grya lembah depok

kecamatan sukmajaya kota depok oleh Nurul

Purbasari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Isi pokok skripsi ini adalah pemberdayaan

masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan Bank

Sampah. Dalam pemberdayaan warga dalam skripsi ini

ialah pemuda sebagai objek utama dalam menentukan dan

menyaring teknologi dan informasi untuk menjadikan

teknologi dan informasi tersebut berguna bagi

pengembangan minat dan bakat pemuda itu sendiri. Dalam

pemberdayaan ini pemuda diutamakan sudah melek

teknologi sehingga dapat mengolag dan menyaring

informasi yang didapat. Di zaman yang sudah serba

teknologi ini pemuda dalam pemberdayaan ini dituntut

dapat mengembangkan kemampuannya dalam pelatihan

sehingga menghasilkan produk gagasan yang dapat

membangun wilayah tempat tinggalnya masing-masing.

Dengan adanya pendidikan dan pelatihan teknologi

informasi ini, pemuda dapat diberdayakan sekaligus

mendapat softskill menggunakan teknologi dan dapat

mengelola informasi mana yang baik dan benar.

Page 26: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

11

4. Pemberdayaan Ekonomi Pemuda Karang Taruna

Melalui Pengolahan Barang Bekas Berbahan Plastik Di

Desa Gilang Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

oleh Silmi Nurhidayatulloh Pengembangan

Masyarakat Islam Universitas Islam Negri Sunan

Ampel Surabaya 2018.

Isi pokok skripsi ini adalah bagaimana

pemberdayaaan ekonomi pemuda karang taruna melalui

pengolahann barang bekas berbahan plastik. Plastik

menjadi bahan baku karena dari barang bekas yang terbuat

dari bahan plastik dapat dijadikan sebuah barang yang

dapat memiliki nilai kreatifitas yang tinggi. Barang bekas

berbahan plasik dapat dijadikan barang-barang yang

bernilai kreatifitas yang tinggi dengan adanya gerakan

tangan dari pemuda yang menjadi objek pmeberdayaan

utama dalam pemberdayaan ini. Dalam konteks ekonomi,

pemberdayaan ini sangatlah berdampak positif dan sangat

berpengaruh terhadap pemuda karena menjadikan pemuda

karang taruna aktif dan dapat membuat barang yang

nantinya dapat dijual dan menghasilkan uang. Untuk itu

pemuda karang taruna menjadi bagian penting dalam

lapisan masyarakat karena dapat menunjang kehidupan

sosio-ekonomi masyarakat dengan diadakannya

pengolahan barang bekas berbahan plastik ini.

Page 27: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

12

E. Metodologi Penelitian

Metodologi merupakan strategi umum yang dipakai dalam

pengumpulan dan analisa data yang diperlukan, guna menjawab

permasalahan yang diteliti. Metode penelitian pada dasarnya

adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

manfaat tertentu (Sugiyono, 2014:2). Begitupula dengan penelitian

ini, diharapkan metode yang diterapkan sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti. Adapun metode yang diterapkan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat

diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

statistik atau cara-cara lain dari pengukuran. Miles dan

Hibermen sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.

Moelong, penelitian kualitatif secara umum bias digunakan

untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah,

tingkah laku, aktivitas sosial dan lain-lain. Laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut

mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan

dokumen resmi lainnya (Meolong, 2007).

Jadi dalam hal ini peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif dengan alasan karena penelitian

Page 28: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

13

kualitatif lebih tepat dengan subyek yang diamati penulis,

dimana peneliti tidak hanya meneliti perilaku subyek akan

tetapi penulis akan berusaha menyelami kehidupan sehari-

hari subyek untuk mengetahui bagaimana perilaku dalam

rangka menjalankan kegiatan Bank Sampah tersebut dan

pemberdayaann perempuan yang dirasakan masyarakat

khusunya ibu-ibu yang mengikuti kegiatan Bank Sampah.

2. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif,

yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan

berisi kutipan-kutipan dari pengurus Bank Sampah

Flamboyan Indah RW 05 dan masyarakat serta beberapa

dokumen yang berkaitan dengan pemberdayaan

masyarakat melalui program bank sampah.

Moh. Nazir berpendapat bahwa metode deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu onjek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas pada masa sekarang

(Praswoto, 2012).

Page 29: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

14

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer terbagi 2 sumber data yaitu:

1) Utama, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian, yaitu dari pengurus Bank Sampah Flamboyan

Indah RW 05 dan masyarakat RW 05 Rawa Badak Selatan.

2) Pendukung, yaitu data yang diperoleh dari bapak lurah

Rawa Badak Selatan dan para tokoh masyarakat Rawa

Badak Selatan yang mengawasi kegiatan Bank sampah

tersebut.

b. Data sekunder adalah data yang peneliti peroleh baik

berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertukis

lainnya maupun gambar atau benda lain yang berkaitan

dengan penelitian. Data sekunder ini peneliti peroleh dari

Bank Sampah Flamboyan Indah RW 05, jurnal, buku dan

lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data

dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Wawancara

Wawancara yaiu sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh data yang

dibutuhkan peneliti dari yang diwawancara. Sedangkan

menurut W.Gulo wawancara adalah bentuk komunikasi

langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi

Page 30: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

15

berlangsung dalam bentuk Tanya-jawab dalam hubungan

tatap muka. Dengan wawancara, proses wawancara data

yang diperoleh dapat langsung diketahui objektifitasnya

karena dilaksanakan secara tatap muka (Gulo, 2002).

Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara

terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaan yang akan

diajukan telah ditetapkan peneliti secara jelas dalam suatu

bentuk catatan.

b. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan

mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan

langsung dilapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat,

serta mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam

hubungan tersebut (Kristi Poerwandari, 1998).

Penelitian melakukan pengamatan di lapangan

dengan cara mengumpulkan data-data lapangan serta data-

data yang ada seperti catatan, hasil observasi penulis.

Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung

aktivitas anggota Bank Sampah mengenai pemberdayaan

pada ibu-ibu setempat, untuk mengetahui dan

mengumpulkan data-data yang ada di Bank Sampah

Flamboyan RW 05 Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan

Koja, Jakarta Utara.

c. Studi Dokumentasi

Page 31: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

16

Peneliti mengumpulkan, membaca dan

mempelajari berbagai macam bentuk tertulis yang ada

dilapangan serta data-data lain. Misalnya majalah, brosur,

artikel, yang membahas tentang Bank Sampah Flamboyan

RW 05.

5. Teknik Pemilihan Informan

Teknik penelitian yang digunakan untuk penentuan

subjek dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling (bertujuan). Purposive sampling merupakan

teknik penentuan sempel dengan pertimbangan tertentu.

Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang

yang benar-benar mengtahui atau memiliki kompetensi

dengan topic penelitian kita.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

purposive sampling yang memberikan keleluasaan pada

peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan

tujuan penelitian, yang terpenting disini bukanlah jumlah

informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk

memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai

aspek yang dipelajari (Martono 2011).

Table 1.1 Informan Penelitian

No Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Ketua Mengetahui latar belakang

dan gambaran Bank Sampah,

pemberdayaan yang

1 orang

Page 32: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

17

dilakukan Bank Sampah,

serta penerima manfaat.

2. Kader PKK Mengetahui tahapan

pemberdayaan yang

dilakukan Bank Sampah dan

Mengetahui Prosesnya.

1 orang

3. Warga Mengetahui Proses

pelaksanaan bank sampah

1 orang

6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengambil lokasi di Bank Sampah

Flamboyan RW 05 Jl. K2 No.06 RT 009 RW 05 Kelurahan

Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020 hingga

bulan Mei 2021.

7. Teknik Analisis Data

Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisa data dilakukan dengan mengorgansasikan data,

menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

Page 33: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

18

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2013).

8. Teknik Keabsahan Data

Dalam menentukan keabsahan data adalah dengan

teknik triangulasi. Dimana triangulasi adalah untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari wawancara,

lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, menghasilkan

data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau

yang lain, memastikan data yang mana yang dianggap

benar, atau mungkon semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda (Sugiyono, 2013).

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang

terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika.

Sistematika penulisan skripsi ini meliputi:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah,

Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodelogi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

Page 34: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

19

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini membahas tentang kerangka teori sebagai landasan

yang digunakan untuk menganalisi data dengan teori-teori yang

digunakan untuk membahas tentang pemberdayaan dan bank

sampah.

BAB III: GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN

Bahasan ini membahas menganai gambaran umum Bank Sampah

Flamboyan RW 05 Koja, visi, misi, dan tujuan, sejarah lembaga,

serta program yang dilakukan.

BAB IV: DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan penelitian

di lapangan. Segala temuan yang berkait dengan penelitian dibahas

pada bab ini.

BAB V: ANALISIS

Merupakan bentuk pengolahan data menjadi informasi sehingga

data yang didapatkan bisa dipahami dan bermanfaat dalam proses

pemenuhan solusi permasalahan yang ada.

BAB VI: PENUTUP

Bagian penutup merupakan bagian yang mencangkup tentang

kesimpulan, dan saran dari hasil temuan dan serta analisis

penelitian yang didapatkan.

Page 35: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Pemberdayaan

1. Definisi Pemberdayaan

Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar

“daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan”. Bertolak dari

pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses

untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau

pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang

memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya

(Sulistiyani, 2004).

Pemberdayaan juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk

pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada

daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Pemberdayaan didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan

penempatan posisi manusia, karakteristik lapangan, karakteristik

masyarakat, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia,

sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta

antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.

(Tjiptono, 2008)

Pemberdayaan menurut Griffin adalah rencana komprehensif

untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya mencapai, akan

tetapi strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan

keberlangsungan organisasi di lingkungan dimana organisasi

tersebut menjalankan aktivitasnya. (Saefullah, 2010)

Page 36: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

21

Pemberdayaan menurut Hamel dan Prahalad adalah tindakan

yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-

menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa

yang diharapkan oleh konsumen di masa depan. (Rangkuti, 2013)

Pemberdayaan menurut Christensen adalah pola-pola berbagai

tujuan serta kebijaksanaan dasar dan rencana-rencana untuk

mencapai tujuan tersebut, dirumuskan sedemikian rupa sehingga

jelas usaha apa yang sedang dan akan dilaksanakan oleh

perusahaan, demikian juga sifat perusahaan baik sekarang maupun

dimasa yang akan datang. (Supriyono, 1998)

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

pemberdayaan adalah suatu rencana tentang upaya yang akan

dijalankan oleh sebuah organisasi atau perusahaan guna mencapai

tujuan perusahaan tersebut yakni mendapatkan hasil positif serta

menghadapi lingkungan atau zaman yang selalu berubah.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai dalam pemberdayaan menurut

Ambar Teguh adalah untuk membentuk individu dan masyarakat

menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian

berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan

tersebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi

yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan

untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang

dipandang tepat demi mecapai pemecahan masalah-masalah yang

Page 37: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

22

dihadapi dengan menggunakan daya kemampuan yang terdiri atas

kognitif, konatif, psikomotorik, efektif, dengan pengerahan

sumber daya yang oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.

Sementara Kristiadi melihat bahwa ujung dari pemberdayaan

masyarakat harus membuat masyarakat menjadi swadiri, swadana,

dan swasembada. Swadiri yaitu mampu mengurusi dirinya sendiri,

swadana yaitu mampu membiayai keperluan sendiri, sedangkan

swasembada yaitu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara

berkelanjutan.

Menurut Meita Wulan Sari, pemberdayaan memiliki tujuan

jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek

pemberdayaan sebaiknya jelas (specific), terukur (measurable) dan

sederhana (realistic), sehingga merupakan kondisi yang

mendorong minat masyarakat untuk mewujudkannya (achievable)

dalam waktu tertentu. Tujuan pemberdayaan yang lebih kompleks

perlu ada dan sebaiknya ditetapkan sebagai tujuan jangka panjang

(vision). Visi yang jelas berpotensi untuk menjadi pemandu

kegiatan kerjasama di antara masyarakat untuk menetapkan

tujuan- tujuan jangka pendek pemberdayaan, sehingga proses

pemberdayaan menjadi lebih terarah, efektif, dan efisien. Hal ini

disebabkan setiap proses pemberdayaan menuju pada suatu

kondisi di masa mendatang yang lebih jelas. Edi Suharto

menjelaskan lebih lanjut bahwa tujuan utama pemberdayaan

adalah:

“memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok

lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi

Page 38: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

23

internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena

kondisi eksternal (misalnya ditindas struktur sosial yang tidak

adil)”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pemberdayaan adalah membuat masyarakat menjadi mandiri,

dalam arti mamiliki kemampuaan untuk memecahkan

permasalahan yang mereka hadapi dan mampu memenuhi

kebutuhan tanpa harus menggantungkan hidup mereka pada orang

lain atau pihak luar.

3. Ciri-Ciri Pemberdayaan Masyarakat

a) Tokoh atau pimpinan masyarakat (Community leader).

Di sebuah mayarakat apapun baik pendesaan, perkotaan

maupun pemukiman elite atau pemukiman kumuh, secara

alamiah akan terjadi kristalisasi adanya pimpinan atau

tokoh masyarakat. Pemimpin atau tokoh masyarakat dapat

bersifat format (camat, lurah, ketua RT/RW) maupun

bersifat informal (ustadz, pendeta, kepala adat). Pada

tahap awal pemberdayaan masyarakat, maka petugas

terlebih dahulu melakukan pendekatan- pendekatan kepada

para tokoh masyarakat.

b) Organisasi masyarakat (community organization).

Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi

kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya

PKK, karang taruna, majelis taklim, koperasi-koperasi dan

sebagainya.

c) Pendanaan masyarakat (Community Fund).

Page 39: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

24

Sebagaimana uraian pada pokok bahasan dana sehat, maka

secara ringkas dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai

berikut: “Bahwa dana sehat telah berkembang di

Indonesia sejak lama (tahun 1980-an) Pada masa

sesudahnya (1990-an) dana sehat ini semakin meluas

perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama

program JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat).

d) Material masyarakat (community material).

Sumber daya alam adalah merupakan salah satu potensi

msyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber

daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan.

e) Pengetahuan masyarakat (community knowledge).

Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah

contoh pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan

komponen pengetahuan masyarakat.

f) Teknologi masyarakat (community technology).

Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana

yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program

kesehatan. Misalnya penyaring air bersih menggunakan

pasir atau arang, untuk pencahayaan rumah sehat

menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya ditaruh

kaca. Untuk pengawetan makanan dengan pengasapan

dan sebagainya (Nurbeti, 2009)

Page 40: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

25

4. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Sumodiningrat , pemberdayaan masyarakat tidak

bersifat selamanya, dengan kata lain pemberdayaan masyarakat

berlangsung melalui suatu proses belajar yang dilakukan secara

bertahap hingga masyarakat mencapai kemandirian. Dalam

pengertian yang diberikan terhadap pemberdayaan, jelas

dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah proses pemberian

dan/atau optimasi daya, baik daya dalam pengertian “kemampuan

dan keberanian” maupun daya dalam arti “kekuasaan”. Proses

dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara

bertahap.

Menurut Hempri dan Suparjan, dalam rangka

pemberdayaan masyarakat ada beberapa hal yang perlu dilakukan,

antara lain:

1) Meningkatkan kesadaran kritis atau posisi masyarakat

dalam struktur sosial politik;

2) Kesadaran kritis yang muncul diharapkan membuat

masyarakat mampu membuat argumentasi terhadap

berbagai macam eksploitasi serta sekaligus membuat

pemutusan terhadap hal tersebut;

3) Peningkatan kapasitas masyarakat;

4) Pemberdayaan juga perlu mengkaitkan dengan

pembangunan sosial dan budaya masyarakat.

Upaya peningkatan kesadaran kritis atau posisi masyarakat

berangkat dari asumsi bahwa sumber kemiskinan berasal dari

Page 41: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

26

konstruksi sosial yang ada dalam masyarakat itu sendiri.

Kesadaran kritis dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat

dalam pembangunan masyarakat. Dalam konteks ini perlu

dipahami bahwa masalah kemiskinan bukan sekedar persoalan

kesejahteraan sosial, tetapi juga berkaitan dengan faktor politik,

ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.

Pendapat lain dikemukakan Ambar Teguh S yang menyatakan

bahwa tahap-tahap pemberdayaan yang harus dilalui meliputi:

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju

perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan

peningkatan kapasitas diri;

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan

pengetahuan, kecakapan-keterampilan agar terbuka

wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga

dapat mengambil peran di dalam pembangunan;

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-

keterampilah sehingga terbentulah inisiasi dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.

Sementara Lippit (Totok & Poerwoko, 2012) merinci tahapan

kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam 7 (tujuh) kegiatan

pokok, yaitu:

1) Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik

keberadaannya sebagai individu dan anggota masyarakat,

maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut

Page 42: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

27

lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan

politik;

2) Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak

diinginkan yang kaitannya dengan keadaan sumberdaya,

lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya dan politis serta

faktor- faktor penyebab terjadinya masalah;

3) Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-

masalah, analisis alternatif pemecahan masalah, serta

pemilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat

dilakukan sesuai dengan kondisi internal (kekuatan,

kelemahan) maupun kondisi eksternal (peluang dan

ancaman) yang dihadapi);

4) Menunjukkan pentingnya perubahan, yang sedang dan

akan terjadi di lingkungannya, baik lingkungan organisasi

dan masyarakat (lokal, nasional, regional, dan global);

5) Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagiam

dan implementasi perubahan terencana yang berhasil

dirumuskan;

6) Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal

dari “luar” (penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis,

dll.) maupun yang berasal dari dalam (pengalaman,

indigenous technology, maupun kearifan tradisional dan

nilai-nilai adat);

7) Melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas, yaitu

pemberian kesempatan kepada kelompok lapisan bawah

(grassroots) untuk bersuara dan menentukan sendiri

pilihan- pilihannya (voice and choice)

Page 43: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

28

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa tahapan-tahapan pemberdayaan meliputi 3 tahapan inti,

yaitu: penyadaran masyarakat yang dilakukan untuk menyadarkan

masyarakat tentang “keberadaannya” sebagai individu, anggota

masyarakat maupun kondisi lingkungannya menuju perilaku sadar

dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas

diri, proses pemberdayaan dengan memberikan kesempatan

kepada masyarakat untuk bersama-sama melakukan identifikasi

dan pengkajian potensi masyarakat, menyusun dan menerapkan

rencana kelompok serta memantau proses dan hasil kegiatan secara

berkelanjutan serta pemandirian masyarakat berupa pendampingan

agar memiliki inisiasi dan kemampuan inovatif serta mampu

mengelola sendiri kegiatannya.

5. Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan merupakan tuntutan hak asasi

manusia. Ketika paradigma pembangunan ditekankan pada

pentingnya manusia dan nilai-nilai kemanusiaan, maka mau tidak

mau perhatian terhadap kebutuhan kaum perempuan menjadi

agenda penting bagi Negara. Selama kondisi perempuan masih

terpuruk dan diwarnai kerentanan akibat ketidakadilan gender

yang dihadapinya, Negara dan masyarakat mempunyai tanggung

jawab utnuk melakukan berbagai upaya agar hak perempuan

sebagai anggota masyarakat terpenuhi (Riant Nugroho, 2008).

Page 44: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

29

Menurut H. Djabir Chaidir Fadhil Selama ini peran dan

kedudukan perempuan masih berada pada pihak yang dirugikan,

dan laki-laki selalu pada pihak yang beruntung. Mengatasi masalah

ketidakberdayaan tidak mudah (Lucya Purnamasari, 2014).

Salah satu cara yang dianggap mampu untuk mengatasi

ketidakberdayaan kaum perempuan tersebut adalah melalui

program pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan

adalah upaya kemampuan perempuan untuk memperoleh akses

dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial,

budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan

rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif

dalam memecahkan masalah.

Pemberdayaan perempuan sebagai salah satu bentuk PNF

tercantum dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 26

ayat (3) yang berbunyi: “Pendidikan non formal meliputi

pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,

pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan

kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”.

Program pemberdayaan perempuan diarahkan agar perempuan

tumbuh dan berkembang menjadi perempuan yang berdaya,

dimana perempuan tersebut memiliki kemampuan dalam

mengatasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi berdasarkan

sumberdaya yang dimiliki. Dalam penelitian ini, pemberdayaan

perempuan yang dilaksanakan adalah pemberdayaan perempuan

Page 45: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

30

dalam bidang pendidikan dan pelatihan melalui program-program

yang telah direncanakan. Perempuan memiliki kesempatan yang

sama dengan laki-laki untuk mengembangkan dirinya. Alasan

inilah yang mendasari mengapa kaum perempuan patut untuk

diberdayakan.

6. Tujuan Pemberdayaan Perempuan

Tujuan dari pemberdayaan perempuan seperti yang

dikemukakan oleh Riant Nugroho adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk

melibatkan diri dalam program pembangunan, sebagai

partisipasi aktif (subyek) agar tidak sekedar menjadi objek

pembangunan seperti yang terjadi selama ini.

b) Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam

kepemimpinan, untuk meningkatkan posisi tawar-

menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik

sebagai perencana, pelaksana, maupun melakukan

monitoring dan evaluasi kegiatan.

c) Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam

mengelola usaha skala rumah tangga, industri kecil

maupun industri besar untuk menunjang peningkatan

kebutuhan rumah tangga, maupun untuk memnuka peluang

kerja produktif dan mandiri.

d) Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan

ditingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum

perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program

pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya.

Page 46: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

31

B. Kajian tentang Sampah

1. Definisi Sampah

Misbahul Ulum, mendefinisikan sampah sebagai suatu bahan

atau benda yang bersifat padat, yang sudah tidak dipakai lagi, atau

harus dibuang, sebagai hasil dari aktivitas manusia, yang bukan

biologis, belum memiliki nilai ekonomis dan bersifat padat (solid

waste). Pendapat yang lain dikemukakan oleh Karden Eddy

Sontang Manik yang juga mendefinisikan sampah adalah:

“suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan

harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Dengan

demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industri,

pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi,

rumah tangga, perdagangan, dan kegiatan manusia lainnya”.

Sementara menurut Bambang Suwerda, sampah adalah bahan

yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud

biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak

atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi

berkelebihan atau ditolak atau buangan.

Paparan di atas menunjukkan bahwa sampah adalah benda atau

bahan sisa kegiatan sehari-hari manusia karena sudah tidak

terpakai dan tidak digunakan lagi sehingga harus dibuang. Sampah

yang dihasilkan oleh manusia tersebut berbentuk padat dan tidak

terjadi dengan sendirinya.

Page 47: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

32

2. Jenis – jenis Sampah

Karakteristik serta komposisi sampah sangat dipengaruhi oleh

sumbernya. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah sangat

dipengaruhi oleh budaya dan tingkat kehidupan sosial ekonomi

masyarakat dan kondisi alamnya (Bambang Wintoko, 2013).

Berdasarkan jenisnya, dikenal ada dua kelompok sampah yaitu

sampah organik yang sebagian besar tersusun oleh senyawa

organik dari alam dan sampah anorganik yang berasal dari sumber

daya alam tak terbarui.

Dari jenis sampah tersebut dikelompokkan lagi ke dalam tiga

kelompok, yaitu:

a) Sampah yang bersifat degradable, yaitu sampah yang

secara alami dapat/mudah diuraikan oleh jasad hidup

(khususnya mikroorganisme);

b) Sampah yang bersifat non degradable, yaitu sifat sampah

yang secara alami sukar atau sangat sukar untuk diuraikan

oleh jasad hidup;

c) Sampah khusus, yaitu sampah yang memerlukan

penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan

ditimbulkannya. Sampah khusus ini antara lain sampah

dari rumah sakit dan baterai kering serta akumulator bekas

(Bambang Wintoko, 2013).

Bambang Suwerda membedakan sampah menjadi tiga jenis,

yaitu:

Page 48: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

33

a) Sampah anorganik, yaitu sampah yang bersifat non

biodegradable yang tidak dapat didegradasi atau diuraikan

secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob

maupun secara anaerob;

b) Sampah organik, yaitu sampah yang bersifat

biodegradable yang dapat didegradasi atau diuraikan

secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob

maupun secara anaerob;

c) Sampah spesifik, yaitu sampah yang mengandung Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3), limbah B3, sampah yang

timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah

yang secara teknologi belum dapat diolah dan/atau sampah

yang timbul secara tidak periodik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa sampah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik

dan sampah anorganik. Dari jenis sampah tersebut dikelompokkan

lagi ke dalam tiga kelompok, yaitu sampah organik/degradable

yang mudah terurai, sampah anorganik/nondegradable yang sukar

terurai, dan sampah spesifik yang mengandung B3.

3. Definisi Bank sampah

Kata bank sampah merupakan sebuah sebutan atau julukan

yang diberikan kepada sebuah aktivitas pengolahan sampah.

Istilah ini muncul karena sistem penanganan sampah satu ini

menggunakan manajemen seperti dalam bank-bank pada

umumnya (Sri Muhammad Kusumanto, 2012).

Page 49: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

34

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan

Recycle Melalui Bank Sampah, yang dimaksud dengan bank

sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang

dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai

ekonomi. Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan

bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk

membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan

sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari

sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan

harus diintegrasikan dengan gerakan 3R di kalangan masyarakat,

sehingga manfaat langsung yang dirasakan masyarakat tidak hanya

ekonomi kerakyatan yang kuat, namun pembangunan lingkungan

yang bersih dan hijau guna menciptakan masyarakat yang sehat

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2011).

Dengan menyatukan bank sampah dengan gerakan 3R, akan

tercipta kesatuan yang utuh antara warga, bank sampah, dan

lingkungan bersih dan hijau di tingkat lokal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa bank sampah adalah tempat pemilahan dan

pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau digunakan

ulang yang memiliki nilai ekonomi. Bank sampah adalah salah satu

strategi dalam pengelolaan sampah yang mengadopsi prinsip bank

pada umumnya. Hanya saja pada bank sampah nasabah menyetor

barang bekas atau sampah ke bank yang dihargai sesuai dengan

harga jual sampah tersebut.

Page 50: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

35

C. Kerangka Konsep

Bagan 2.1 Kerangka Konsep

Sampah selalu menjadi momok bagi kehidupan perkotaan.

Sampah juga menjadi sumber penyakit jika dibiarkan begitu saja

tannpa penanganan yang lebih lanjut. Salah satu solusi dalam

menangani permasalahan tersebut adalah dengan melaksanakan

program bank sampah yang juga berguna bagi kehidupan sosial

masyarakat. Dalam waktu yang panjang bank sampah dapat

menjadi sistem perekonomian yang siap untuk masyarakat kelas

menengah kebawah. Hal ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai

salah satu cara pemberdayaan perempuan khususnya untuk ibu

rumah tangga yang ingin mempunyai kemandirian secara

ekonomi. Hasil dari kesadaran tersebut kemudian akan

memunculkan kondisi keluarga yang lebih sejahtera.

Permasalahan

Sampah

Pemberdayaan

perempuan

Program bank

sampah

(Hasil)

Kesadaran/ Self

Awarness

Kesejahteraan

keluarga

Page 51: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

36

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Gambaran Umum wilayah Kelurahan Koja

1. Letak Geografis

Bank Sampah Flamboyan RW 05 bertempat di JL. K2 No.06

RT 009 RW 05 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja,

Jakarta Utara. Kecamatan Koja merupakan salah satu Kecamatan

di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara yang berbatasan

dengan laut Jawa. Secara geografis batas-batas wilayah

Kecamatan Koja yaitu:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa/Kecamatan

Cilincing dan Kepulauan Seribu.

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Pegangsaan

Dua/Kecamatan Kelapa Gading.

3) Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Sulawesi/Jalan Yos

Sudarso/Kecamatan Tanjung Priok.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Kramat Jaya/

Kecamatan Cilincing.

2. Demografis

Secara administrasi wilayah ini terbagi kedalam 6 kelurahan,

dengan luas masing-masing kelurahan sebagai berikut:

1) Kelurahan Rawa Badak Selatan : 1,0162 Km2

2) Kelurahan Tugu Selatan : 2,6800 Km2

3) Kelurahan Tugu Utara : 3,3200 Km2

4) Kelurahan Lagoa : 1,5753 Km2

Page 52: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

37

5) Kelurahan Rawa Badak Utara : 1,3338 Km2

6) Kelurahan Koja : 3,2780 Km2

B. Gambaran umum Kelurahan Rawa Badak Sealatan

Berdasarkan surat keputusan Gubernur KDKI Jakarta

Nomor: 435 Tahun 1996 tentang Pemecahan Pengetahuan

Penetapan Batas Perubahan Nama Kelurahan yang gambar / nama

dan penepatan luas wilayah Kelurahan KDKI Jakarta, luas wilayah

Kelurahan Rawabadak Selatan 101,62 Ha, adapun batas-batas

wilayah Kelurahan Rawabadak Selatan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kali Layar / Kel. Rawa Badak Selatan

Sebelah Selatan : Kali Betik / Kel. Kelapa Gading Barat

Sebelah Barat : Jl. Yos Sudarso / Kel.Sungai Bambu

Sebelah Timur : Kali Bendungan Melayu / Kel. Tugu Utara

Berdasarkan data yang diperoleh luas wilayah dari

kelurahan Rawa Badak Selatan adalah 101,1 Ha dengan total

jumlah penduduk 47.864 Jiwa yang terseba2 dalam 11 RW dan

109 RT. Jumlah penduduk terbagi menjadi WNI dan WNA laki-

laki dengan jumlah 23.525 jiwa serta WNI dan WNA perempuan

dengan jumlah 24.339 jiwa yang terdapat dalam 15.874 KK yang

dapat dilihat dalam table sebagai berikut:

Page 53: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

38

JUMLAH PENDUDUK

Table 3.1 Jumlah Penduduk

Table 3.2 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan dan Pekerjaan

Sumber: Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan

Page 54: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

39

C. Profil Bank Sampah

Bank Sampah Flamboyan Indah RW 05 didirikan pada

tahun 2010 dan diresmikan oleh Lurah Rawabadak Selatan pada

tanggal 5 September 2012. Daerah Rawabadak Selatan

sebelumnya sudah mempunyai organisasi yang dinamakan

Masyarakat Peduli Lingkungan (Maspedling) dimana organisasi

ini mengumpulkan sampah organik yang nantinya diolah menjadi

pupuk rumahan dan dimanfaatkan untuk pemeliharaan pertanian

kota Rawabadak Selatan.

Awal mula Bank Sampah Flamboyan RW 05 ini dibentuk

karena masyarakat bingung mau dikemanakan sampah-sampah

non organik yang berada dilingkungan mereka. Maka sejak tahun

2010 dibentuklah Bank Sampah Flamboyan RW 05 yang

diprakarsai oleh RT 009 RW 05 Rawabadak selatan.

Dengan dibentunya Bank Sampah Flamboyan Indah ini

masyarakat ingin mengurangi sampah dengan memanfaatkan

sampah non organik. Selain untuk mengurangi sampah, bank

sampah ini juga memberikan tambahan penghasilan bagi ibu-ibu

PKK yang aktif menjalankan kegiatan di bank sampah ini.

1. Visi dan Misi Bank Sampah Flamboyan Indah

Visi dari Bank Sampah Flamboyan Indah yaitu Berperan aktif

menciptakan lingkungan bersih. adapun Misi untuk mewujudkan

visi adalah:

a) Mewujudkan dan mengembangkan potensi masyarakat

dalam memanfaatkan sampah ron orgarik agar

Page 55: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

40

mempurnyai nilai ekonomi untuk meberikan

penghasilan tambahan masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

b) Berperan secara aktif dalam upaya kebersihan

lingkungan.

c) Mendorong Anggota dan masyarakat pada umumnya

untuk mandiri

d) Menjadi salah satu Bank Sampah yang mandiri.

SUSUNAN PENGURUS BANK SAMPAH FLAMBOYAN

INDAH RW 05

KELURAHAN RAWABADAK SELATAN

Bagan 3.1 Struktur Pengurus

2. Tujuan

WAKIL KETUA

Lutfia . A

SEKETARIS

Yono

DEVISI

PEMBERDAYAAN

SAMPAH

Muson

S

DEVISI

OPERASIONAL

H. Darsono

DEVISI

PRODUKSI

Sukiyantoro

KETUA

H. Purnomo

Page 56: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

41

a) Mewujudkan Program Pengelolaan Sampah terpadu

berbasis Masyarakat, perlu dilakukan secara komprehensip

dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara

ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi

lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat

b) Untuk mewujudkan pengelolaan sampah tersebut maka

perlu dibentuk Bank Sampah Flamboyan Indah sebagai

wadah dalam pemberdayaan masyarakat.

c) Sebagai dasar operasional Bank Sampah Flamboyan Indah

maka ditetapkan Surat Keputusan Lurah Rawabadak

Selatan.

3. Prosedur pelayanan bank sampah

1) Syarat menjadi Anggota Bank Sampah

a. Warga RW 05 dan sekitarnya

b. Bersedia menjadi anggota Bank Sampah Flamboyan Indah

RW 05

c. Tanpa dikenakan biaya keanggotaan

d. Anggota Bank Sampah Flamboyan Indah dapat menjadi

Anggota Koperasi Amanah dengan Sukarela

2) Prosedur pelayanan

a. Warga mengirimkan sampah non organik ke Bank

Sampah.

b. Petugas Bank Sampah memisahkan per jenis sampah dan

menimbang.

Page 57: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

42

c. Petugas Bank Sampah menghitung nilai / harganya

mencatat dalam buku catatan Bank Sampah.

d. Warga dapat mengambil pembayaranınya atau menyimpan

di Bank Sampah untuk diteruskan kepada Koperasi

Amanah.

e. Pemanfaat apabila disimpan di Koperasi Amanah dapat

dipergunakan untuk membayar rekening Listrik, Telepon

atau PAM dsb.

f. Pengelola Bank Sanpah akan mengirimkan sampah non

onganik yang telah terkumpu ke Penampung berikutnya

tanpa mengganggu lingkungan

SIKLUS BANK SAMPAH FLAMBOYAN INDAH RW 05

Bagan 3.2 Siklus Bank Sampah

WargaSampah rumah tangga

(Kardus, Botol

Plastik, Seng, Besi)

Bank sampah

dan Tabungan

Bank Sampah

Ketua

RW 05

Koperasi Amanah

Page 58: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

43

4. Harga Jual & Beli Barang Bekas

Table 3.3 Klasifikasi Harga Jual Beli

No Jenis Barang Harga per/Kg

Jual Beli

1. Kardus Rp. 1900/kg Rp. 1400/kg

2. Ember Rp. 2000/kg Rp. 1500/kg

3. Koran Rp. 1.500/kg Rp. 1.200/kg

4. Besi Rp. 3.400/kg Rp. 3.000/kg

5. Botol Plastik Rp. 3.000-3.500/kg Rp. 3.000/kg

Harga jual dan beli barang bekas dibuat berdasarkan

kesepakatan bersama pengurus Bank Sampah Flamboyan Indah

RW 05 Kelurahan Rawabadak Selatan dengan tujuan agar

mempermudah transaksi pada kegiatan jual dan beli sampah dari

masyarakat oleh masyarakat untuk didaur ulang.

Page 59: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

44

BAB IV

DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

DKI Jakarta, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, berada

diurutan keempat peyumbang sampah di Jakarta. Dimana perhari

nya Jakarta menghasilkan ribuan kilogram sampah non-organik.

Puluhan kilogram sampah yang tersebar di setiap gang-gang kecil

kota Jakarta yang dapat memicu banyak nya penyakit dan

berpotensi menyebabkan meluapnya air yang akan menimbulkan

banjir di Jakarta. Dilansir dari Badan Lingkungan Hidup, sebagian

besar sampah Jakarta yang terus menumpuk akan menyebabkan

rusak nya lingkungan, lingkungan yang kumuh, polusi udara dan

kesehatan masyarakat sekitar. (Estate, vol 2)

Melihat hal ini, pemerintah setempat mulai menjalankan

program bank sampah, dimana program ini melibatkan para kader

PKK dan juga para ibu rumah tangga. Hal ini dilakukan untuk

menanggulangi sampah yang terus menumpuk di kota Jakarta,

dengan mengajak para kader PKK untuk bisa mengakomodir para

perempuan khusus nya para ibu rumah tangga. Sosialisasi terkait

bahaya nya limbah sampah yang ada menjadi tahapan pertama agar

masyarakat sadar akan menjaga lingkungan mereka sendiri.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan kepedulian lingkungan. Selain untuk menjaga

lingkungan yang bersih, program ini juga bertujuan menggali dan

meningkatkan skill masyarakat untuk mengolah limbah sampah

yang ada di rumah, dan menjadikan bank sampah flamboyan ini

Page 60: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

45

menjadi wadah masyarakat untuk berkegiatan yang bisa

menghasilkan sesuatu, baik secara materi dan materi. (H.

Purnomo, 2021)

Wadah pengelolaan sampah bank flamboyan indah

menjadi salah satu program permberdayaan masyarakat terkhusus

untuk perempuan yang di organisir oleh kader PKK. Dimana

pemberdayaan masyarakat itu adalah untuk meciptakan

masyarakat mandiri, melihat potensi yang besar dengan anda nya

program bank sampah ini, pemerintah dan masyarakat terdorong

untuk bergerak akif untuk mereka dan lingkungan mereka sendiri,

dan berharap lingkungan mereka bisa menjadi contoh bagi

masyarakat lain nya. (H.Purnomo, 2021)

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui metode

wawancara dan studi dokumentasi, dapat di peroleh beberapa

informasi terkait keterlibatan masyarakat akan kesadaran

lingkungan mereka, dan juga bahwa masyarakat kota itu sendiri

memiliki skill yang memumpuni untuk mengajak warga lain untuk

bergerak bersama, program pemberdayaan menjadi acuan utama

bagi pemerintah agar masyarakat bisa terus berkembang dengan

kemauan mereka sendiri, dan menggali potensi masyarakat untuk

menjadi masyarakat yang mandiri di tengah kota.

Pada bab ini penulis juga menjabarkan hasil data dan

temuan peneliti selama dilapangan, dengan berpusat pada program

bank sampah flamboyan yang menjadi wadah untuk masyarakat

itu sendiri. Dalam menentukan informan, peneliti menetukannya

melalui kualifikasi yakni berasal dari masyarakat yang tinggal di

Page 61: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

46

sekitar bank sampah flamboyan indah ini. Kualifikasi tersebut

ditujukan kepada tiga orang yang terlibat langsung dengan

program bank sampah flamboyan. Selain para masyarakat yang

menjadi target wawancara dalam program ini, penulis juga

mewawancarai para informan yang memumpuni yaitu ketua dari

bank sampah flamboyan indah, dan informan lain nya adalah

masyarakat yang merasakan dampak dari ada nya bank sampah

flamboyan ini.

A. Proses Pengolahan Bank Sampah Flamboyan

1. Bank Sampah Flamboyan

Bank sampah adalah suatu system pengelolaan sampah kering

secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif

di dalamnya. System ini akan menampung, memilah dan

menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga

masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung

sampah.

Semua kegiatan dalam system bank sampah dilakukan dari,

oleh dan untuk masyarakat. Seperti halnya bank konvensional,

bank sampah juga memiliki system manajerial yang

operasionalnya dilakukan oleh masyarakat. Bank sampah juga bisa

memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat.

Sampah yang disetorkan oleh nasabah sudah harus dipilah

terlebih dahulu. Persyaratan ini mendorong masyarakat untuk

memisahkan dan mengelompokan sampah. Misalnya, berasarkan

jenis material: plastic, kertas, kaca, dan metal. Jadi, bank sampah

Page 62: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

47

akan menciptakan budaya baru agar masyarakat mau memilah

sampah. Dengan demikian, system bank sampah bisa dijadikan

sebagai alat untuk melakukan rekayasa sosial. Sehingga terbentuk

suatu tatanan atau system pengelolaan sampah yang lebih baik di

masyarakat.

Gambar 4.1 Foto wawancara bersama ketua bank sampah

Hal ini juga diutarakan oleh ketua bank sampah flamboyan

terkait tujuan nya di bentuk bank sampah di wilayah mereka,

berikut hasil wawancara nya:

“Melihat banyak nya sampah yang menumpuk di wilayah

kami, dirasa diperlukan nya tempat pengelolaan sampah ini,

dan lingkungan kami tentunya di pusat kota dan bersebelahan

dengan pasar. Sampah yang menumpuk tentunya berpotensi

menimbulkan banjir dan penyakit di lingkungan kami. selain

mengurangi dampak banjir dan menyebarnya penyakit, bank

sampah ini bisa menjadi salah satu pemasukan ekonomi

untuk warga sekitar, dan juga menambah skill kreatifitas

masyarakat kami dalam pengelohan limbah sampah non-

organik atau sekali pakai.” (H. Purnomo, 2021)

Page 63: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

48

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat

dalam mendirikan bank sampah ini diharapkan bisa membantu

masyarakat dalam hal ekonomi keluarganya dan diharapkan

dengan program ini bisa menimbulkan dampak yang positif

ditengah masyarakat.

Dampak dari adanya bank sampah ini juga langsung di

sampaikan kepada kami, hal tersebut terkutip pada wawancara

dibawah ini:

“Selain berkurang nya wabah penyakit di wilayah kami,

pemasukan ekonomi masyarakat kami juga meningkat, rasa

gotong royong dan kegiatan ibu-ibu PKK jadi lebih terlihat

nyata ada nya, melalui program bank sampah ini ibu-ibu rumah

tangga punya kegiatan dan pemasukan untuk membantu

perekonomian dalam rumah tangga.” (H. Purnomo, 2021)

Gambar 4.2 Foto masyarakat yang sedang memilah sampah non-

organik.

Page 64: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

49

Dari kutipan beberapa wawancara dan observasi yang

penulis temukan dilapangan terlihat bagaimana masyarakat

bersama pemerintah setempat menjalankan program dengan tujuan

lingkungan hidup yang sehat dan nyaman untuk tempat tinggal

mereka sendiri.

2. Mekanisme dan Alur Bank Sampah Flamboyan

Pengelolaan saampah berbasis bank memberikan banyak

manfaat bagi masyarakat. Keuntungan berupa kebersihan

lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Seperti yang tertulis di

bab sebelumnya Bank sampah flamboyan mempunyai mekanisme

nya sendiri untuk mengelola bank sampah mereka sendiri, berikut

mekanismenya:

a. Warga mengirimkan sampah non organik ke Bank

Sampah.

b. Petugas Bank Sampah memisahkan per jenis sampah dan

menimbang.

c. Petugas Bank Sampah menghitung nilai / harganya

mencatat dalam buku catatan Bank Sampah.

d. Warga dapat mengambil pembayaranınya atau menyimpan

di Bank Sampah untuk diteruskan kepada Koperasi

Amanah.

e. Pemanfaat apabila disimpan di Koperasi Amanah dapat

dipergunakan untuk membayar rekening Listrik, Telepon

atau PAM dsb.

Page 65: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

50

f. Pengelola Bank Sanpah akan mengirimkan sampah non

onganik yang telah terkumpul ke Penampung berikutnya

tanpa mengganggu lingkungan.

Gambar 4.3 Foto Proses pemilahan sampah oleh masyarakat.

B. Pemberdayaan perempuan

Dalam proses pemberdayaan perempuan di bank sampah

flamboyan, kader PKK berperan aktif untuk mengajak ibu-ibu

rumah tangga yang ada di sekitar untuk ikut kedalam program bank

sampah ini. Para ibu-ibu rumah tangga yang di akomodir oleh

kader PKK juga bisa mendapatkan hasil dari limbah yang mereka

kelola, hasil yang mereka dapat dari pengolahan limbah sampah

ini dibagikan secara rata dan menyeluruh untuk ibu-ibu yang

terlibat langsung dari kegiatan ini. Selain mengakomodir para ibu

rumah tangga untu terlibat aktif, tugas para kader PKK juga

Page 66: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

51

mengayomi dan berusaha menjadi fasilitator antara masyarakat

dan pemerintah.

Hal ini juga dijelaskan langsung oleh ketua bank flamboyan

dan kader PKK dalam wawancara sebagai berikut:

“Tugas dan fungsi dari kader PKK adalah mengakomodir

warga terkhususnya perempuan atau ibu-ibu rumah tangga

untuk terlibat aktif dalam program pengolahan limbah non-

organik di lingkungan kami. Menciptakan peluang bisnis

untuk membantu perekonomian dalam rumah tangga,

mewadahi ibu rumah tangga alam mengupgrade skill

mereka. Dengan begini para ibu rumah tangga mempunyai

pemasukan lebih dan skill yang baru untuk mereka sendiri.”

(Sumiati, 2021)

Gambar 4.4 Foto dokumentasi wawancara dengan Kader PKK

Dalam hal menjadi fasilitator antara masyarakat kepada

pemerintah juga disampaikan langsung oleh para kader PKK yang

Page 67: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

52

disampaikan langsung dalam mengajak masyarakat, dan hal ini

terekam jelas dalam benak orang-orang dan diingat oleh

masyarakat itu sendiri. Perkataan ini menjadi penguat bagi

masyarakat untuk ikut dalam program ini. Ketua bank sampah juga

meyakini dalam wawancara kepada penulis terkait hal itu, yang di

ucapkan kepada penulis senagai berikut:

“Yang terlibat dalam program ini adalah masyarakat sekitar,

yang notaben nya adalah ibu rumah tangga, kader-non kader

PKK dan pemerintah setempat. Ibu-ibu PKK bias

mengakomodir ibu rumah tangga setempat yang bukan kader

dari PKK, dan ibu-ibu PKK ini bias menjadi jembatan antara

masyarakat dan pemerintah.”(H. Purnomo, 2021)

Hal yang dilakukan kader PKK dan pemerintah lakukan

pertama kali untuk mengambil hati para simpatisan untuk

bergabung adalah melakukan sosialisai terkait buruk nya sampah

yang tidak dikelola dengan baik untuk lingkungan tempat kita

tinggal. Pemerintah juga menyampaikan ada hal baik yang dari ada

nya bank sampah di wilayah mereka, dengan penyampaian yang

baik, benar dan mudah dimengerti oleh masyarakat, masyarakat

nanti dengan sendiri nya akan berpartisipasi dengan tidak ada nya

paksaan.

Proses ini juga diungkapkan langsung oleh narasumber yang

kami temui dilapangan, yaitu dari anggota kader PKK itu sendiri,

berikut penyampaian terkait bagai mana mengajak masyarakat

untuk bergabung dalam program:

Page 68: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

53

“yang kami lakukan adalah sosialisasi kepada seluruh ibu

rumah tangga akan bahaya nya limbah sampah sekali pakai,

memberitahukan bagaimana cara mengolah sampah dalam

rumah agar bias terpakai lagi dan berguna untuk mereka nanti,

dengan sosialisasi yang dan penyampaian yang tepat, kami

mengajak ibu rumah tangga yang lebih sering berkegiatan

dalam rumah, dengan cara ini para ibu rumah tangga akan ikut

bergabung dalam program ini.”(Sumiati, 2021)

Masyarakat yang tergabung sebagian besar adalah para ibu

rumah tangga yang cukup besar berperan aktif dalam program ini,

memberikan dampak yang positif bagi para warga dan pemerintah

setempat. Masyarakat yang merasakan hasil positif ini, selain

mempunyai kegiatan lebih dan mendapatkan hasil dari adanya

bank sampah ini, merespon dengan baik dan menerima program

ini untuk mereka sendiri, keluarga dan lingkungan yang mereka

tinggali.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari seorang ibu rumah

tangga yang telah ikut berporses dari sejak awal berdiri nya bank

sampah ini, brikut hasil wawancara penulis dengan ibu non-kader

PKK:

“Masyarakat yang terutama untuk saya sendiri menerima

dengan baik ada nya program ini, selain membantu kami dalam

urusan rumah tangga, kami jadi punya sesuatu yang bias kami

bagikan ke orang lain dan keluarga.” (Nur, 2021)

Page 69: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

54

“Berkurangnya sampah sekali pakai yang ada di rumah

masing-masing, dan tentu juga sampah yang ada di rumah kami

jadi lebih bermanfaat, tidak menumpuk dan berserakan di

sekitar rumah, lingkungan rumah kami jadi lebih terasa

nyaman dan bersih, dan tentunya kami bisa mengisi waktu

luang sambil menunggu suami dan anak kami pulang dari kerja

dan sekolah.” (Nur, 2021)

Gambar 4.5 Foto dokumentasi bersama ibu rumah tangga non-

kader PKK

Dengan ada nya program pemberdayaan perempuan

melalui bank sampah flamboyan, dimana program pemberdayaan

ini juga bertujuan menciptakan masyarakat kota yang mandiri.

Dengan adanya program pemberdayaan melalui bank sampah ini,

masyarakat dan pemerintah berharap wilayah mereka menjadi

tempat yang nyaman dan bersih, serta bisa menjadi contoh untuk

orang banyak yang mengalami hal yang sama terkait pengolahan

sampah di wilayah masing-masing. Dengan tujuan yang sama

antara pemerintah dan masyarakat, akan menciptakan masyarakat

mandiri dan kuat nantinya.

Page 70: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

55

Hal ini di perkuat juga dari hasil wawancara berikut:

“Tujuan kami dalam program ini adalah agar lingkungan kami

bersih dari limbah sampah yang dapat memicu penyebaran

penyakit, dan kami juga berharap program ini menjadi contoh

untuk wilayah lain akan pentingnya kesadaran kebersihan di

lingkungan masing-masing.”(Sumiati, 2021)

Dan harapan ini juga disampaikan oleh para ibu rumah tangga

yang ikut dalam program bank sampah ini:

“Harapan kami, lingkungan kami menjadi lebih bersih dan

tidak banjir lagi, dan lingkungan kami bersih dari berbagai

macam penyakit.”(Nur dan Ibu Rumah Tangga, 2021)

Gambar 4.6 Foto bersama partisipan bank sampah Flamboyan

Page 71: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

56

BAB V

ANALISIS DATA

A. Proses Pengolahan Bank Sampah Flamboyan

1. Bank Sampah Flamboyan

Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang

bersifat padat terdiri dari zat organic yang dianggap tidak berguna

lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan

melindungi investigasi pembangunan menurut scribd, dalam

istilah umum menurut hadiwiyanto sampah adalah limbah padat.

Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-

perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau

karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang

ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada harganya dan dari segi

lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan

terhadap lingkungan hidup.

Menurut Colink dalam kamus istilah lingkungan hidup,

sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai

nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian

bahan rusak, barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur,

materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak. Sampah adalah

limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat, dari bahan

organik atau anorganik, baik benda logam maupun benda bukan

logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar (Tertulis

dalam BAB II).

Page 72: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

57

Program penanggulangan sampah yang yang dijalankan oleh

kader PKK dan warga Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja,

Jakarta Utara yang terfokus pada pengolahan sampah limbah non-

organik melalui wadah Bank sampah flamboyan menjadi limbah

yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mengurasi kerusakan

lingkungan. Dan pemberdayaan perempuan melalui program bank

sampah flamboyan dapat terlihat pelaksanaan kegiatannya di pusat

bank sampah flamboyan, Jakarta utara.

2. Mekanisme dan Alur Bank Sampah Flamboyan

Mekanisme bank sampah flamboyan memberikan banyak

manfaat bagi keuntungn masyarakat. Keuntungan berupa

kebersihan lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Melalui

serangkaian pemilahan sampah yang dilakukan bank sampah

flamboyan dapat mempermudah pengolahan sampah kedepannya,

menurut unilever pada saat bank sampah teelah berjalan dalam

waktu yang signifikan, potensi ekonomis yang dimiliki bank

sampah akan besar, di masa depan, bank sampah akan memiliki

potensi lebih untuk masyarakat itu sendiri. Berikut mekanisme dan

alur bank sampah flamboyan:

a. Masyarakat memilah sampah organik dan non-organik ke

bank sampah flamboyan, dengan begini masyarakat akan

tahu sampah yang berguna untuk pupuk tanaman dan

sampah yang bernilai ekonomis.

b. Petugas sampah memilah sampah dan menimbang sampah,

dengan begini masyarakat tau akan menerima hasil dari

berat sampah yang mereka bawa.

Page 73: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

58

c. Petugas akan menghitung dan menilai dari sampah

tersebut, dan masyarakat bisa mengambil upah tersebut

atau menabung di bank sampah dan di tulis dalam buku

catatan bank sampah.

d. Pemanfaatn bank sampah bisa di alokasikan untuk

membantu masyarakat lain yang lebih membutuhkan,

dengan hal ini tidak ada masyarakat yang kekurangan

materil

e. Petugas membawa sampah non-organik ke pengepul lain,

agar tidak mengganggu lingkungan mereka.

B. Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu proses kesadaran

dan pembentukan kapasitas (Capacity Building) terhadap

partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan

pembuatan keputusan yang lebih besar dan tindakan transformasi

agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara

perempuan dan laki-laki menurut Prijono dan Pranaka.

Pemberdayaan perempuan menjadi strategi penting

meningkatkan peran perempuan dalam meningkatkan potensi diri

agar lebih mampu mandiri dan berkarya. Kesadaran mengenai

peran perempuan mulai berkembang yang diwujudkan dalam

pendekatan program perempuan dalam pembangunan. Hal ini di

dasarkan pada satu pemikiran mengenai perlunya kemandirian

bagi kaum perempuan, supaya pembangunan dapat dirasakan oleh

semua pihak. Karena perempuan merupakan sumber daya manusia

Page 74: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

59

yang sangat berharga sehingga posisinya di ikut sertakan dalam

pembangunan.

Tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses belajar dalam

rangka pemberdayaan masyarakat menurut Ambar T. Sulistyani

meliputi.

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju

perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan

peningkatan kapasitas diri. Tahap ini merupakan tahap

persiapan dalam proses pemberdayaan.

Pada tahap ini pihak pemberdaya/aktor/pelaku

pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi, supaya

dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan

yang efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka

keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya

saat itu, dengan demikian akan dapat merangsang

kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi

untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan

pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka

wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga

dapat mengambil peran di dalam pembangunan. Proses

transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan

dapat berlangsung dengan baik, penuh semangat, dan

berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi.

Masyarakat akan menjalani proses belajar tentang

Page 75: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

60

pengetahuan dan kecakapan keterampilan yang relevan

dengan tuntutan kebutuhan.

Pada tahap ini masyarakat dapat memberikan peran

partisipasi pada tingkat yang rendah yaitu sekedar menjadi

pengikut atau objek pembangunan saja, belum mampu

menjadi subyek dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan

keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan

kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada

kemandirian. Tahap ini merupakan tahap pengayaan atau

peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan

keterampilan yang diperlukan supaya mereka dapat

membentuk kemampuan kemandirian.

Kemandirian tersebut akan ditandai oleh

kemampuan masyarakat dalam membentuk inisiatif,

melahirkan kreasikreasi dan melakukan inovasi- inovasi

dalam lingkungannya. Apabila masyarakat dapat

melakukan tahap ini, maka masyarakat dapat secara

mandiri melakukan pembangunan.

Di dalam lapangan yang dilakukan oleh para kader PKK

kepada masyarakat terkhusus ibu-ibu rumah tangga melalui

sosialisasi yang baik dengan penyampaian yang baik, mampu

membuat bank sampah flamboyan terbentuk dan mempunyai

anggota aktif yang mempunyai potensi yang cukup untuk menjadi

masyarakat mandiri.

Page 76: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

61

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui

pengelolaan Bank Sampah Flamboyan Indah di RW 05

Rawa Badak Jakrta Utara bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran kritis masyarakat, setelah masyarakat memiliki

kesadaran kritis diharapkan masyarakat mampu membuat

keputusan, selain itu pemberdayaan juga bertujuan untuk

pembangunan sosial dan budaya masyarakat.

Tahap penyadaran yang dilakukan oleh pengurus

dan pengelola Bank Sampah Flamboyan Indah yaitu

berupa penyadaran tentang pentingnya pengelolaan

sampah rumah tangga dan dampak yang ditimbulkan jika

sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh warga tidak

dikelola dengan baik.

Tahap penyadaran warga RW 05 dilakukan melalui

kegiatan rutin kerja bakti yang dilakukan di setiap minggu

pagi. Lalu melakukan penyuluhan untuk memilah sampah

rumah tangga organik dan non organik. Setelah kesadaran

kritis masyarakat muncul, diharapkan masyarakat mampu

membuat keputusan untuk dapat ikut serta dan berperan

Page 77: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

62

aktif dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh bank

sampah Flamboyan RW 05 melalui berbagai macam

program kerjanya.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola

sampah melalui kegiatan penabungan sampah di Bank

Sampah Flamboyan RW 05 merupakan suatu proses yang

panjang dan berkelanjutan. Bentuk pemandirian atau

pendampingan yang dilakukan pengurus Bank Sampah

Flamboyan RW 05 kepada masyarakat dan nasabah berupa

pendampingan mengelola sampah serta pememilahan

sampah yang bisa di diaur ulang serta membuat kompos

dengan komposter serta selalu mengajak masyarakat untuk

selalu menjaga lingkungan agar tetap asri.

2. Dampak Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui

pengelolaan Bank Sampah Flamboyan Indah di RW 05

Rawabadak Selatan, dapat dilihat dari aspek pendidikan,

kesehatan, ekonomi, sosial dan kultural. Dari aspek

pendidikan upaya edukasi warga untuk memilah sampah

dan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan serta

menjadi tahu dan mengerti bagaimana caranya mengelola

sampah dengan baik dan benar. Dari aspek kesehatan

kegiatan penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan

Indah dapat menciptakan lingkungan di sekitar rumah

warga menjadi lebih bersih, sehat, dan bebas dari sampah.

Sedangkan dari aspek ekonomi, kegiatan

penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan Indah

memberikan manfaat berupa tambahan penghasilan bagi

Page 78: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

63

keluarga khusunya ibu-ibu. Dalam aspek sosial kegiatan

penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan Indah

memberikan manfaat pengurus atau pengelola Bank

Sampah Flamboyan Indah sering melakukam kegiatan

berkumpul dengan warga dan sering berinteraksi, sehingga

terjalin silaturahmi yang dengan masyarakat. Dalam aspek

kultural, dengan adanya program kerja bank sampah

Flamboyan Indah warga menjadi paham akan pentingnya

pengelolaan sampah dan telah mampu mengubah

pandangan dan kebiasaan masyarakat yang menganggap

sampah sebagai sesuatu yang tidak berharga dan tidak lagi

membuang sampah secara sembarangan.

3. Hasil dari kegiatan pemberdayaan perempuan melalui

program Bank Sampah adalah perempuan yang khususnya

ibu rumah tangga yang tidak bekerja (menganggur) di

Rawabadak Selatan menjadi lebih mandiri, lingkungan

menjadi lebih bersih, perempuan dapat menghasilkan

pupuk kompos sendiri dan dari tabungan sampah tersebut

menjadi menambah pendapatan keluarga. Perempuan

menjadi lebih mandiri dan mendapatkan kegiatan positif

untuk mengisi kekosongan waktu.

Page 79: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

64

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi pihak pengelola bank sampah Flamboyan Indah,

dalam pelaksanaan pemberdayaan ibu PKK di RW 05

Rawabadak Selatan disarankan untuk terus melakukan

sosialisasi dan pemberian motivasi kepada ibu PKK dan

masyarakat agar jumlah nasabah meningkat dan

masyarakat menjadi tahu mengenai cara pengelolaan

sampah yang benar.

2. Bagi masyarakat hendaknya turut berpartisipasi aktif

dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan bank

sampah Flamboyan Indah, guna memajukan bank sampah

Flamboyan Indah secara kualitas maupun secara kuantitas.

3. Bagi peneliti selanjutnya, alangkah lebih baik jika dapat

melakukan penelitian dengan instrumen yang berbeda

seperti dengan menggunakan angket untuk mengetahui

kecenderungan partisipasi masyarakat dalam program bank

sampah. Selain itu dapat juga dengan melakukan penelitian

yang bertujuan membandingkan masyarakat dalam suatu

daerah yang mempunyai program bank sampah dengan

daerah yang tidak memiliki program bank sampah, dilihat

dari aspek kebersihan, ekonomi, pendidikan dan sosial.

Page 80: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

DAFTAR PUSTAKA

Budiono. (1993). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi

No.1 Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Gulo, W. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo

Hiryanto. (2008). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan

Nonformal. Makalah PPM Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta: Bappeda Kabupaten Bantul.

J. Meolong,Lexy. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Kementerian Lingkungan Hidup. (2012). Profil Bank Sampah

Indonesia 2012. Malang: Rapat Kerja Nasional

Bank Sampah.

Khairany, C. 2014. “Volume Sampah Di Jakarta Meningkat

Drastis.”http://www.antaranews.com/berita/441700/volu

me-sampah-di-jakarta- meningkat-drastis.

Kusumantoro. (2013). Menggerakkan Bank Sampah. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Lexy J. Moelong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Analisis

Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 81: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Mudrajad, Kuncoro. (2005). Strategi Bagaimana Meraih

Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga

Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam

Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3 FP-UI

Poerwandari, E. Kristo. (1998). Penelitian Kualitatif Dalam

Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP-UI.

Prastowo, Andi (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam

Prespektif Rancangan Penelitian. Jakarta: Citra Niaga

Rajawali.

Praswoto, Andi. (2012). Memahami metode-metode Penelitian.

Jojakarta: Ar- Ruzz Media.

Rangkuti, Freddy. (2013). Analisis SWOT: Teknik Membedah

Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Salim, Peter. (2002). Kamus Bahasa Indonesia Kontempore.

Jakarta: Modern English Press.

Sudrajat, H.R. (2007). Mengelola Sampah Kota. Jakata: Penebar

Swadaya.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 82: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Teguh, Sulistyani. (2004). Kemitraan dan Model-Model

Pemberdayaan. Yogyakarta : Gava Media.

Teguh, Sulistyani. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Jakarta: Andi.

UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal

(1) ayat 7

Wrihatnolo, Randy R, Dwidjowijoto, Riant Nugroho. (2007).

Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan

Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Zubaedi. (2007). Wacana pembangunan alternatif. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Page 83: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Kantor Kelurahan

Page 84: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Bank Sampah

Page 85: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Page 86: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 4 Cover Seminar Proposal

Page 87: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 5 Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara

Hari/tanggal :

Waktu :

Lokasi :

1. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

Jabatan : Ketua Bank Sampah Flamboyant

Pertanyaan

a. Apa tujuan di dirikan nya Bank Sampah Flamboyant?

b. Siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan bank sampah

ini?

c. Hasil apa yang di dapat dari ada nya bank sampah ini?

2. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

Jabatan : Kader PKK

Pertanyaan

a. Apa fungsi kader PKK terlibat langsung dalam

pengelolaan bank sampah?

Page 88: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

b. Bagaimana cara mengajak ibu rumah tangga untuk terlibat

dalam program ini?

c. Apa tujuan kader PKK bersama para ibu rumah tangga

dalam program ini?

3. Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Pertanyaan

a. Bagaimana proses penerimaan masyarakat dengan ada nya

program bank sampah ini?

b. Apa yang dirasakan masyarakat setelah ada nya program

ini?

c. Manfaat seperti apa yang ibu rasakan setelah mengikuti

program ini?

d. Apa harapan ibu dengan ada nya program ini?

Page 89: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 08 Desember 2020

Waktu : 09.00 s.d 10.00 WIB

Lokasi : Bank Sampah Flamboyant, Jakarta Utara

Identitas Informan

Nama : H. Purnomo

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 64 Tahun

Alamat : JL. K2 No.06 RT 009 RW 05 Kelurahan Rawa

Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Jabatan : Ketua Bank Sampah Flamboyant

Pertanyaan

1. Apa tujuan di dirikan nya Bank Sampah Flamboyant?

Melihat banyak nya sampah yang menumpuk di wilayah

kami, dirasa diperlukan nya tempat pengelolaan sampah

ini, dan lingkungan kami tentunya di pusat kota dan

bersebelahan dengan pasar. Sampah yang menumpuk

tentunya berpotensi menimbulkan banjir dan penyakit di

lingkungan kami. selain mengurangi dampak banjir dan

menyebarnya penyakit, bank sampah ini bisa menjadi

salah satu pemasukan ekonomi untuk warga sekitar, dan

juga menambah skill kreatifitas masyarakat kami dalam

pengelohan limbah sampah non-organik atau sekali pakai.

Page 90: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

2. Siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan bank sampah

ini?

Yang terlibat dalam program ini adalah masyarakat

sekitar, yang notaben nya adalah ibu rumah tangga, kader-

non kader PKK dan pemerintah setempat. Ibu-ibu PKK

bias mengakomodir ibu rumah tangga setempat yang

bukan kader dari PKK, dan ibu-ibu PKK ini bias menjadi

jembatan antara masyarakat dan pemerintah.

3. Hasil apa yang di dapat dari ada nya bank sampah ini?

Selain berkurang nya wabah penyakit di wilayah kami,

pemasukan ekonomi masyarakat kami juga meningkat,

rasa gotong royong dan kegiatan ibu-ibu PKK jadi lebih

terlihat nyata ada nya, melalui program bank sampah ini

ibu-ibu rumah tangga punya kegiatan dan pemasukan

untuk membantu perekonomian dalam rumah tangga.

Page 91: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 08 Desember 2020

Waktu : 10.30 s.d 11.00

Lokasi : Bank Sampah Flamboyant, Jakarta Utara

Identitas Informan

Nama : Sumiati

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 49 tahun

Alamat : JL. K2 No.06 RT 009 RW 05 Kelurahan Rawa

Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Jabatan : Kader PKK

Pertanyaan

1. Apa fungsi kader PKK terlibat langsung dalam

pengelolaan bank sampah?

Tugas dan fungsi dari kader PKK adalah mengakomodir

warga terkhususnya perempuan atau ibu-ibu rumah tangga

untuk terlibat aktif dalam program pengolahan limbah

non-organik di lingkungan kami. Menciptakan peluang

bisnis untuk membantu perekonomian dalam rumah

tangga, mewadahi ibu rumah tangga alam mengupgrade

skill mereka. Dengan begini para ibu rumah tangga

mempunyai pemasukan lebih dan skill yang baru untuk

mereka sendiri.

Page 92: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

2. Bagaimana cara mengajak ibu rumah tangga untuk terlibat

dalam program ini?

Hal pertama yang kami lakukan adalah sosialisasi kepada

seluruh ibu rumah tangga akan bahaya nya limbah sampah

sekali pakai, memberitahukan bagaimana cara mengolah

sampah dalam rumah agar bias terpakai lagi dan berguna

untuk mereka nanti, dengan sosialisasi yang dan

penyampaian yang tepat, kami mengajak ibu rumah tangga

yang lebih sering berkegiatan dalam rumah, dengan cara

ini para ibu rumah tangga akan ikut bergabung dalam

program ini.

3. Apa tujuan kader PKK bersama para ibu rumah tangga

dalam program ini?

Tujuan kami dalam program ini adalah agar lingkungan

kami bersih dari limbah sampah yang dapat memicu

penyebaran penyakit, dan kami juga berharap program ini

menjadi contoh untuk wilayah lain akan pentingnya

kesadaran kebersihan di lingkungan masing-masing.

Page 93: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Transkip Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 08 Desember 2020

Waktu : 11.15 s.d 11.40 WIB

Lokasi : Bank Sampah Flamboyant, Jakarta Utara

Identitas Informan

Nama : Nur

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 53 Tahun

Alamat : JL. K2 No.06 RT 009 RW 05 Kelurahan Rawa

Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Pertanyaan

1. Bagaimana proses penerimaan masyarakat dengan ada

nya program bank sampah ini?

Masyarakat yang terutama untuk saya sendiri menerima

dengan baik ada nya program ini, selain membantu kami

dalam urusan rumah tangga, kami jadi punya sesuatu

yang bias kami bagikan ke orang lain dan keluarga.

2. Apa yang dirasakan masyarakat setelah ada nya program

ini?

Berkurangnya sampah sekali pakai yang ada di rumah

masing-masing, dan tentu juga sampah yang ada di

rumah kami jadi lebih bermanfaat, tidak menumpuk dan

berserakan di sekitar rumah, lingkungan rumah kami jadi

Page 94: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

lebih terasa nyaman dan bersih, dan tentunya kami bisa

mengisi waktu luang sambil menunggu suami dan anak

kami pulang dari kerja dan sekolah.

3. Manfaat seperti apa yang ibu rasakan setelah mengikuti

program ini?

Ya manfaat nya kami bias membantu suami kami dalam

hal keuangan, jadi anak saya dan suami saya tidak merasa

kekurangan dan cukup, anak saya juga kadang mengikuti

program ini sesekali, dan tentunya kami para ibu rumah

tangga mendapatkan ilmu yang cukup untuk kami bagikan

ke yang lain.

4. Apa harapan ibu dengan ada nya program ini?

Harapan kami, lingkungan kami menjadi lebih bersih dan

tidak banjir lagi, dan lingkungan kami bersih dari berbagai

macam penyakit.

Page 95: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 7 Hasil Observasi Penelitian

Hasil Observasi

Hasil observasi yang penulis temukan di sekitaran wilayah

rawa badak selatan, Jakarta utara adalah lingkungan terlihat bersih

dan asri. Tong sampah umum pun

tersedia disisi jalan dengan

pemisah sampah organik dan

nonorganik.Sehingga memudahkan

untuk membuang sampah bagi

tamu yang datang. Selokan terlihat

bersih dan mengalir lancar. Penulis

juga menemukan tingkat kesadaran

masyarakat kota yang cukup kuat

atas kepedulian lingkungan, seperti

membuang sampah pada

tempatnya, penanaman pohon dan

tanaman disetiap rumah yang mana

membuat lingkungan menjadi asri.

Data ini penulis temukan dari hasil obervasi dan

wawancara yang penulis lakukan bersama kader PKK dan dari

ketua bank sampah Flamboyant.

Photo Proses Pemilahan sampah

Page 96: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Di hari yang sama, setelah penulis melakukan observasi

dilingkungan sekita, penulis kembali ke pusat bank sampah

flamboyant. Di hari yang sama juga, para masyarakat yang ikut

melakukan kegiatan pengolahan limbah sampah sekali pakai

sedang menjalankan program sampah ecobrik. Dimana program

ini menggunakan sampah botol plastic yang bisa dibuat menjadi

berbagai macam benda

yang bisa digunakan untuk

perabotan rumah seperti:

meja, kursi dan juga hiasan

rumah yang tidak kalah

bagus nya dengan barang-

barang mahal.

Melihat hal ini, penulis

menemukan banyak hal

yang bisa dilakukan oleh

para kader dan non-kader

dari ibu-ibu PKK dan ibu-

ibu rumah tangga dari limbah sampah sekali pakai ini. Lingkungan

yang nyaman dan bersih di RW.05 rawa badak selatan, Jakarta

pusat, yang menjadi pusat dari bank sampah flamboyant ini. Para

ibu-ibu rumah tangga yang di akomodir oleh kader PKK juga bisa

mendapatkan hasil yang limbah yang mereka kelola, hasil yang

mereka dapat dari pengolahan limbah sampah ini dibagikan secara

rata dan menyeluruh untuk ibu-ibu yang terlibat langsung dari

kegiatan ini.

Photo Proses Pemilahan Sampah Ecobrik

Page 97: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Proses keterlibatan langsung para ibu-ibu rumah tangga ini

bisa menjadi sebuah potensi yang menarik. Dimana para ibu-ibu

rumah tangga mendapatkan skill baru setiap hari nya, hal ini bisa

menjadi hal yang positif kedepan nya, dimana ibu-ibu rumah

tangga ini akan menjadi kelompok yang mandiri dan bisa menjadi

contoh untuk wilayah lain nya akan kesadaran kebersihan

lingkungan mereka sendiri.

Dari hasil program pemberdayaan perempuan melalui

bank sampah ini, tentunya para ibu rumah tangga tidak akan dan

selalu mengharapkan hasil dari suami nya saja. Dengan program

ini para perempuan akan membantu kelangsungan kehidupan

dalam rumah tangga dan bisa mengajarkan kepada anak-anak nya

akan kepedulian lingkungan.

Page 98: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI

Foto wawancara dengan H. Purnomo Ketua Bank Sampah

Foto Wawancara dengan Ibu Sumiyati Kader PKK

Page 99: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …

Foto Wawancara Ibu Nur Warga RW 05 Rawa Badak Selatan

Foto Dokumentasi Bank Sampah

Page 100: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …
Page 101: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA BANK SAMPAH …