pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan …
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
MELALUI BUDIDAYA DAN PENGELOLAHAN TANAMAN JAHE MERAH
DI KELURAHAN PONDOK PUCUNG KECAMATAN KARANG TENGAH KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Putri Robiatul Islamiyah 11150540000004
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021 M
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN UNTUK
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI BUDIDAYA DAN PENGELOLAHAN
TANAMAN JAHE MERAH DI KELURAHAN PONDOK PUCUNG KECAMATAN
KARANG TENGAH - KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Putri Robiatul Islamiyah
NIM. 11150540000004
Di bawah bimbingan
Dr. Muhtadi M.Si
NIP: 197506012014111001
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021
Pembimbing
Dr. Muhtadi, M.Si NIP. 197506012014111001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Pemberdayaan Perempuan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya dan Pengelolahan Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung Kecamatan Karang Tengah - Kota Tangerang” telah diuji dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 30 Agustus 2021
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
Dr. Muhtadi, M.Si NIP. 197506012014111001
Sekretaris Sidang
WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si NIP. 197610022003122002
Penguji I
Drs. Yusra Kilun, M.Pd
NIP. 195706051991031004
Penguji II
Wati Nilamsari, M.Si NIP. 197105201999032002
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Putri Robiatul Islamiyah
NIM : 11150540000004
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi berjudul “Pemberdayaan Perempuan Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui
Budidaya dan Pengelolahan Tanaman Jahe Merah di
Kelurahan Pondok Pucung Kecamatan Karang
Tengah - Kota Tangerang”, merupakan hasil karya asli
saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
asli saya atau jiplakan karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Agustus 2021
Putri Robiatul Islamiyah
i
ABSTRAK
Putri Robiatul Islamiyah Pemberdayaan Perempuan Dalam meningkatkan Kesejahteraan Melalui Budidaya dan Pengelolahan Tanaman Jahe, Di kelurahan Pondok Pucung, kecamatan Kota Tangerang
Program pemberdayaan perempuan dapat memberikan penyadaran kepada kaum perempuan bahwa sebenarnya kaum prempuan memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama dengan laki-laki. Kesempatan ini berwujud dalam pendidikan, memperoleh pekerjaan, kebebasan untuk menggali segala potensi yang ada di dalam diri perempuan dan dapat memberdayakan potensi yang dimiliki sehingga dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan tidak menggantungkan diri kepada kaum laki-laki serta memberikan kebebasan untuk megutarakan pendapat di dalam maupun di luar rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana proses pemberdayaan ekonomi perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolaan tanaman Jahe di Rt 03/Rw 04, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang? (2) Apa saja hasil yang diperoleh dari pemberdayaan perempuan? (3) Apa yang menjadi faktor Pendukung dan Penghambat? Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumen.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan yang dilakukan lembaga pmberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe, berhasil membentuk ibu ibu menjadi lebih mandiri secara eknomi, dapat meningkatkan produktifitas pendapatan, sadar untuk menabung, dapat menentukan prioritas kebutuhan, selalu optimis, dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Kata kunci: pemberdayaan, perempuan, budidaya tanaman jahe, pengelolahan tanaman jahe.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarkatuh
Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah
SWT, yang berkat nikmat dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Perempuan
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya
dan Pengelolahan Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok
Pucung Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang” sebagai
syarat dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas
Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarga dan
sahabatnya. Semoga kita semua termasuk umat Baginda Nabi
Muhammad yang selalu merindukan dan dirindukan Baginda
Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa
banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan,
kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapakan terima kasih dan
penghargaan kepada Bapak Muhtadi M.Si selaku pembimbing
yang dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan
saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama
menyusunskripsi.
iii
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan
penuh sadar dan ketulusan pula kepada :
1. Suparto,M.Ed.,Ph.D.,sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr.Siti Napsiyah,S.Ag., BSW, MSW., sebagai Wakil Dekan
Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sihabuddin N, M.Ag., sebagai Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta.
4. Cecep Sastra Wijaya, M.A., sebagai Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan dan alumni Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
5. Dr. Muhtadi, M.Si., sebagai Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. WG Pramita Ratnasari, S.Ant, M.Si., sebagai Sekretaris
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Dr. Muhtadi M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah
sabar, tulus, tekun dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran memberi bimbingan, motivasi, arahan, dan
saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama
penyusunanskripsi.
8. Dr. Abdul Razak, MA., sebagai Dosen Pembimbing
iv
Akademik mahasiswa PMI 2015 yang telah membina etika
dan moral saya beserta kawan-kawan lainnya di dalam
proses perkuliahan.
9. Dosen-dosen pengajar selama perkuliahan; Prof Dr. H Asep
Usman Ismail,MA, Drs Yusra Kilun M.Pd, Nurul Hidayati
S.Ag.,M.Pd, Wati Nilamsari, M.Si., Rosita Tandos,
M.Comdev., Ph. D., M. Hudri, M.Ag., Dicky Andika,
M.Si., beserta seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
selalu memberikan ilmunya selama perkuliahan.
10. Kedua orangtua, Jairun dan Almh. Misni yang senantiasa
mendo’akan, mengalir selalu perhatian danmotivasi
semangat dengan penuh cinta kasih yang diberikan kepada
penulis terutama dalam menyelesaikan penulisan skripsi,
kepada kakak tercinta Agus, Nining, Anto, Eka, Erwin, Sri,
Mardan, Anis yang senantiasa mendo’akan, memberi
semangat serta menjadi inspirasi bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi, dan kepada keponakan
latifah, Rozaqiyyah, Rifda, Aisy, Zulfa, Najla, Nayla,
Dimas, Aldo, Alvin, Diki, Fathir yang senantiasa
memberikan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Hikmatiyar Fahmi yang senantiasa menemani,
mendampingi, memberi semangat, dan membantu penulis
dalam proses penyelesaian penulisan skripsi.
12. Kawan-kawanku sekalian keluarga besar Program Studi
Pengembangan Masyarakat khususnya angkatan tahun
v
2015, Rizki Dalina, Cici Nanda, Munah Herawati, Riza
Fauziyah, Nurhikmah Ardini, Dini Masrika, Mety
Andriyani, Septiani Rachmawati, Salsabila, Tami, Lely,
Sarah, Haidar Ghazali, Halim, Faskan Aditama, Yauma
Sabta, Cecep Novan, Fakhriy, Solehudin, Chairul, Salman,
Iqbal, Fajar Setiawan, Desta, Imam, Firzi.
13. Keluarga besar Pesantren Tahfidz Adh Dhuhaa, Yanda
Rohimudin Husien, Manda Nursiami Afifi, Zaenal
Jaenudin, Sodri, Syihabudin, Afifudin Ahmad, Fathur Rizki,
Dini Aprilia, Poppy Sri, Ayu Rohmawati, Silviawati, Zulfa
Sapitri, Empip Nur, Inayah Maulida, Salsabila, Wiwit
Naviya, serta Seluruh Santri/wati Pesantren Tahfidz Adh
Dhuhaa yang senantiasa memberi semangat dan dukungan
kepada penulis.
14. Sahabat seperjuangan Rizki Dalina yang senantiasa
memberi semangat dan do’a kepada penulis.
15. Ibu Hanifah, pendiri lebaga pemberdayaan perempuan serta
para anggota yang telah memberikan izin untuk
melakukanpenelitian.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu
yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semoga semua pihak yang telah mendo’akan, membantu, dan
memberikan dukungan mendapat perlindungan dan segala
kebaikan dari Allah SWT. Akhir kata dengan segala kekurangan,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya.
vi
Daftar Isi
ABSTRAK ................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................. vi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..................................... 7
C. Rumusan Masalah ............................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................... 10
F. Metodologi Penelitian ....................................................... 12
BAB II: TINJAUAN TEORI
A. Pengertian, Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan ................ 22
B. Pemberdayaan Ekonomi ................................................... 26
C. Pemberdayaan Perempuan ................................................ 27
D. Budidaya dan Pengelolaan ................................................. 29
E. Tanaman Jahe Merah ........................................................ 30
F. Ekonomi Keluarga ............................................................ 36
G. Kerangka Berfikir ............................................................. 40
BAB III: GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................ 42
B. Sejarah Program Pemberdayaan Perempuan .................. 44
C. Maksud dan Tujuan Program .......................................... 46
vii
D. Manfaat Program ............................................................. 47
E. Visi dan Misi Program ..................................................... 48
F. Penanggung Jawab Program ............................................ 48
G. Program Kegiatan ........................................................... 49
H. Petunjuk Pelaksanaan ...................................................... 50
BAB IV: TEMUAN PENELITIAN
A. Proses Pemberdayaan ..................................................... 52
B. Hasil Pemberdayaan ....................................................... 66
C. Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan .................... 75
BAB V: PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan dalam Peningkatan Kesejahteraan .......... 79
B. Hasil Pemberdayaan ....................................................... 87
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................... 92
BAB VI: PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 95
B. Implikasi ......................................................................... 97
C. Saran ............................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 99
LAMPIRAN ............................................................................ 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam
hayati. Salah satu sumber kekayaan tersebut berasal dari
banyaknya rempah-rempah, contohnya, Jahe. .Jahe merupakan
bahan pangan alami yang baik untuk menghangatkan dan
meningkatkan stamina tubuh manusia. Oleh karena itu, Jahe
banyak dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan seperti jamu
dan minumaan serbuk Jahe.
Pada tahun 1996, luas panen Jahe di Indonesia 3.989 ha,
kemudian pada tahun 2013 menjadi 7.008 ha, tetapi secara umum
rata-rata pertumbuhan luas panen Jahe pada kurun waktu 1996-
2013 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,27% per tahun.
Selama periode tersebut luas panen Jahe tertinggi pada tahun
2007, yaitu sebesar 9965 ha atau 11,92% terhadap tahun
sebelumnya. Sementara luas panen terendah terjadi pada tahun
1997, yaitu sebesar 3.962 ha. (Santoso, 2017:15)
Berdasarkan wilayah pertanaman, komoditas Jahe sebagian
besar ditanam di pulau jawa. Luas panen Jahe di pulau Jawa pada
periode tahun 1996-2013 menunjukkan pola perkembangan yang
sama dengan pola luas panen Indonesia karena luas panen karena
luas panen di Pulau Jawa memberikan kontribusi hingga 74,62%
terhadap luas panen Jahe Indonessia. rata-rata pertumbuhan luas
panen Jahe di Jawa pada periode tahun 1996-2013 sebesar
12,03% per tahun. sedangkan untuk wilayah luar Jawa, rata-rata
2
pertumbuhan luas panen selama periode 1996-2013 sebesar
22,52% per tahun. Luas panen Jahe tertinggi di Jawa selama
periode tahun 1996-2013 terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar
6.808 ha atau naik 37,59% terhadap tahun sebelumnya. sementara
itu, luas panen terendah selama periode tersebut terjadi pada
tahun 1998, yaitu sebesar 1885 ha. (Santoso, 2017:16)
Sentra produksi Jahe di Indonesia berdasarkan rata-rata
produksi tahun 2009-2013 terdapat di 7 provinsi, 3 provinsi dri
pulau Jawa yaitu Jawa tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat
sedangkan 4 provinsi lagi brasal dari luar Jawa yaitu Sumatera
Utara, Kalimantan Selatan, Lampung dan Bengkulu.
Jawa Tengah merupakan penghasil Jahe terbesar di
Indonesia dengan rata-rata produksi sebesar 27,61 ribu ton atau
memberikan kontribusi sebesar23,22% terhadap produksi Jahe
Indonesia Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan penghasil Jahe
berikutnya dengan rata-rata produksi masing-masing sebesar
23,22 ribu ton dan 20,45 ribu ton atau berkontribusi sebesar
19,53% Jawa Timur dan 19,53% jawa Barat. Ketiga Provinsi ini
secara kumlatif memberikan kontribusi sebesar 59,95% terhadap
produksi Jahe di Indonesia. (Santoso, 2017:18)
Menurut para ahli tanaman Jahe berasal dari Asia Tropik
yang tesebar dari India sampai Cina.Kedua bangsa itu disebut-
sebut sebagai bahan minuman, bumbu masakan, dan obat-obatan
tradisional. Pada sisi lain menyebutkan bahwa pada awal abad ke-
16, Fransisco de Mendoza embawa Jahe dari Malabar-India untuk
dikembangkan di Meksiko. Sekitar tahun 1525, bangsa Jamica
3
mulai mengenal Jahe dan setelah itu dikenal pula oleh bangsa
Karibia.
Tanaman Jahe (Zingiber Officinale Rosc) merupakan
tanaman primadona bernilai ekonomi tinggi. Sekurang-kurangnya
ada tiga klon Jahe yang sudah dikenal masyarakat luas, yaitu:
Jahe gajah, Jahe merah dan Jahe kecil. Peluang pasar Jahe
memang masih terbuka lebar. Pasar ekspor Jahe cenderung
meningkat karena kebutuhan dunia bertambah terus.Sedangkan
pasar dalam negeri juga cenderung meningkat, sebab semakin
banyak orang menggunakan pengobatan herbal dan juga industry
jamu tradisional berkembang pesat.
Sementara itu, nenek moyang bangsa Indonesia sudah
ratusan tahun silam memanfaatkan Jahe. Secara tradisional Jahe
digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti
kurang nafsu makan, kepala pusing,encok, batuk kering, masuk
angin, dan lain-lain. Juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
makanan ringan, misalnya kemang gua, manisan, minuman, dan
lain-lain.
Tanaman Jahe juga digunakan sebagai bumbu masak,
pemberi aroma dan rasa pada produk seperti roti, kue, biskuit,
kembang gula dan berbagai minuman.Di industri obat, Jahe
digunakan sebagai minyak wangi dan jamu tradisional, Jahe
muda dimakan sebagai lalapan, diolah menjadi asinan dan acar,
serta digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek,
sekoteng dan sirup. Khasiat mengkonsumsi Jahe dalam tubuh
sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh
haid, pencegah mual, penambah nafsu makan, membuang angin,
4
memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan
menghangatkan badan. (Sutrisno, 2008)
Peluang pasar Jahe memang masih terbuka lebar.Pasar
ekspor Jahe cenderung meningkat karena kebutuhan dunia
bertambah terus.Sedangkan pasar dalam negeri juga cederung
meningkat, sebab semakin banyak orang menggunakan
pengobatan herbal dan juga industri jamu tradisional berkembang
pesat. Ironisnya, permintaan pasar akan Jahe itu beum terpenuhi,
baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Persoalan lainnya
adalah rendahnya prduktivitas Jahe.Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan teknis dan seluk beluk pemasaran Jahe.
Melihat begitu banyak manfaat dari Jahe dalam kehidupan
sehari-hari, namun permintaan pasar Jahe belum terpenuhi secara
kuantitas dan kualitas, Maka diperlukan sebuah kesadaran untuk
melakukan perubahan melalui pemberdayaan. Pemberdayaan
menurut pendapat lfe adalah upaya dimana menyediakan sumber
daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan bagi masyarakat
untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk menentukan masa
depan mereka sendiri dan dapat mengambil bagian dan
mempengaruhi kehidupan masyarakat mereka. (Ismail, 2008:108)
Program pemberdayaan ekonomi (kewirausahaan)
masyarakat sebagai upaya kegiatan yang diarahkan untuk
memperbesar akses pendapatan ekonomi masyarakat dalam
mencapai sosial-budaya terutama ekonomi yang lebih baik,
sehingga masyarakat diharapkan lebih mandiri dengan kualitas
kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Oleh karena itu
pemberdayaan ekonomi pada hakikatnya merupakan suatu proses
5
yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya
dinamika masyarakat dalam meningkatkan incomeper capita
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan
mempersiapkan kondisi ekonomi di masa mendatang. Yang
dibutuhkan saat ini adalah suatu solusi yang dapat membantu
mengatasi permasalahan kemiskinan. (Bariadi, 2005:73)
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an;
بقوم لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم وإذا أراد الله إن الله
فلا مرد له وما لهم من دونه من وال سوءا “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS.
Ar-rad, 11)
Dalam Ayat tersebut sudah dijelaskan bahwa Allah tidak
akan merubah keadaan suatu kaum, sampai kaum tersebut yang
merubah keadaannya sendiri. Dan jika Allah menhendaki
keburukan maka tidak ada yang bisa merubahnya. Oleh karena itu
harus ada usaha dari diri sendiri melalui pemberdayaan ekonomi
salah satunya Budidaya Dan Pengelolahan Tanaman Jahe ini
yang memberdayakan perempuan sekitarnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Program pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe merah di kelurahan Pondok Pucung
Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang diharapkan dapat
6
merubah cara pandang dari kaum perempuan sendiri agar dapat
menggali dan memberdayakan segala potensi yang dimiliki
sehingga dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan
tidak menggantungkan diri kepada kaum laki-laki. Program
budidaya dan pengelolaan Jahe bertujuan agar anggota kelompok
bisa lebih mandiri sehingga dapat memberikan income terhadap
keluarga.Pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan ditekanka pada pemberian keterampilan dan
terbukanya lapangan pekerjaan dalam sektor pengolahan hasil
budidaya Jahe merah menjadi bebagai jenis olahan.
Mengingat di daerah Pondok Pucung banyak sekali sumber
daya alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal, salah
satunya adalah Jahe merah, pemberdayaan dan pengelolahan Jahe
merah ini dilakukan oleh ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga). Mereka mengelolah Jahe merah menjadi jamu serbuk
yang dikemas sedemikian rapi dan dapat dikonsumsi hingga satu
tahun kemudian dijual kepada warga atau pasar tradisional
dengan harga Rp.15.000 per 50 gr dan Rp.50.000 per 250 gr..Dan
mereka juga mengelolah jamu langsung minum dan dijual di
daerah Kelurahan Pondok Pucung setiap hari dari pukul 17.00
Wib-23.00 Wib dengan harga Rp.6000 per gelas.Omset yang
didapat sehari mencapai Rp.500.000 s/d RP. 750.000 per hari.
Selain itu program dapat memberikan penyadaran kepada
kaum perempuan bahwa sebenarnya kaum prempuan memiliki
kesempatan dan kemampuan yang sama dengan laki-laki.
Kesempatan ini berwujud dalam pendidikan, memperoleh
pekerjaan, kebebasan untuk menggali segala potensi yang ada di
7
dalam diri perempuan serta memberikan kebebasan untuk
megutarakan pendapat di dalam maupun di luar rumah tangga.
Melihat dari uraian di atas peneliti terdorong untuk
melakuan peelitian tentang: “Pemberdayaan Perempuan untuk
meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya
dan Pengelolahan Tanaman Jahe Merah di Kelurahan
Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota
Tangerang”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak keluarga yang belum sejahtera sehingga
perlu mendapatkan pemasukan tambahan dengan cara
melakukan program budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2. Masih banyak perempuan single parent yang bergantung
kepada oranglain sehingga perlu melakukan program
budidaya dan pengelolahan tanaman jahe merah untuk
menigkatkan kemandirian keluarga.
Dalam penulisan penelitian ini peneliti membatasi
permasalahan yang akan dikaji agar pembahasan tidak terlalu
melebar. Karena, peneliti hanya ingin mengetahui bagaimana
pemberdayaan ekonomi perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe di Rt 03/Rw 04, Kelurahan Pondok
Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.
8
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti akan
melakukan penelitian terkait bagaimana pemberdayaan ekonomi
perempuan ( ibu ibu PKK ) melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe di Rt 03/Rw 04, Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.
Kemudian agar penelitian ini menjadi lebih fokus dan tidak
melebar maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan ekonomi
perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
melalui budidaya dan pengelolaan tanaman Jahe di Rt
03/Rw 04, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang?
2. Apa saja hasil yang diperoleh dari pemberdayaan
perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe?
3. Apa faktor Pendukung dan Penghambat dalam
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setiap penelitian terhadap suatu permasalahan yang
dilakukan tentunya ada sasaran akhir yang hendak dicapai dari
hasil penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi sasaran
penelitian ini adalah sebagai berikut:
9
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk memperoleh gambaran tentang proses pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe di Rt 03/Rw 04, Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.
b. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
dalam pragam pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman Jahe.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini penulis membaginya menjadi dua
yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis sebagaimana akan
dijelaskan berikut;
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan di
bidang sosial melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga
memberikan kontribusi pemikiran bagi pengemban ilmu sosial.
Selain itu penelitian ini bermanfaat untuk menjadi sumber
referensi bagi peneliti lain mengenai pemberdayaan masyarakat.
b. Secara Praktis
Informasi ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi
Program Pemberdayaan Perempuan dalam pengembangan
program perberdayaan masyarakat berbasis ekonomi.
10
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti melakukan
survey atau meninjau skripsi terdahulu yang berkaitan dengan
skripsi yang akan ditulis. Skripsi tersebut sebagai berikut:
Pertama, penelitian atau skripsi Yuyun Yunena,
“Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh Migran Melalui
Program Community Economi Development (CED) Di Desa
Bondan Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu”. Skripsi ini
disusun oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2019. Dalam penelitiannya
skripsi ini membahas Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja
Buruh Migran Melalui Program Community Economi
Development (CED) Di Desa Bondan Kec. Sukagumiwang Kab.
Indramayu. Persamaan skripsi di atas dengan skripsi penulis
sama-sama menggunaan fokus atau kajian pemberdayaan
eonomi. Dan perbedaannya terletak pada subyek dan obyeknya
serta tempat penelitiannya.
Skripsi di atas subyeknya adalah pengurus dan penerima
program CED Project, dan obyeknya adalah Pemberdayaan
Ekonomi Mantan Buruh Migran di Desa Bondan Kecamatan
Sukagumiwang Kabupatrn Indramayu. Sedangkan skripsi penulis
subyeknya adalah pengurus dan anggota Ibu-Ibu PKK dan
obyeknya adalah Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui
Budidaya dan Pengeloolaan Tanaman Jahe Di Rt 03/Rw 04,
Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota
Tangerang.
11
Kedua, penelitian atau skripsi Mir’atun Nisa
“Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Home Industry
Batik Di Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan”. Skripsi ini disusun oleh mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2018.
Dalam nya skripsi membahas Pemberdayaan Ekonomi
Perempuan Melalui Home Industry Batik Di Desa Sendang
Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Persamaan
skripsi di atas dengan skripsi penulis sama-sama menggunaan
fokus atau kajian pemberdayaan eonomi. Dan perbedaannya
terletak pada subyek dan obyeknya serta tempat penelitiannya.
Skripsi di atas subyeknya adalah pemilik dan karyawan
Home Industry Batik, dan obyeknya adalah Pemberdayaan
Ekonomi Perempuan Melalui Home Industry Batik Di Desa
Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
Sedangkan skripsi penulis subyeknya adalah pengurus dan
anggota Ibu-Ibu PKK dan obyeknya adalah Pemberdayaan
Ekonomi Perempuan Melalui Budidaya dan Pengeloolaan
Tanaman Jahe Di Rt 03/Rw 04, Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.
Ketiga, penelitian atau skripsi Khairul Anam
“Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Komunitas Eco
Business Indonesia Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang
Kota Tangerang Selatan”. hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat di Komunitas Eco
Business Indonesia Kelurahan Kedaung Kecaatan PamulangKota
12
Tangerang Selatan adalah untuk mengupayakan masyarakat agar
produktif, kreatif bersumber dari lingkungan sekitar dalam
mengembangkan kehidupannya secara tanggung jawab terhadap
masalah sosial khususnya sampah yang mereka hadapi.
Persamaan skripsi di atas dengan skripsi penulis sama-sama
menggunaan fokus atau kajian pemberdayaan eonomi. Dan
perbedaannya terletak pada subyek dan obyeknya serta tempat
penelitiannya.
Keempat, penelitian atau skripsi Aulia Ulfah
“Pemberdayaan Eonomi Kreatif Masyarakat Melalui Hme
Industry Pasmina Instan “Tandti__Tands” Di Rt 10 Rw 02 Jati
Padang Pasar Minggu Jakarta Selatan”. Skripsi ini disusun oleh
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tahun 2013. Penelitian membahas tentang pemberdayaan
ekonomi kreatif melalui Home Industry Pasmina, sedangkan
penulis membahas tentang pemberdayaan perempuan melalui
Budidaya dan pengeloolaan tanaman jahe. Persamaan skripsi di
atas dengan skripsi penulis sama-sama menggunaan fokus atau
kajian pemberdayaan ekonomi. Dan perbedaannya terletak pada
subyek dan obyeknya serta tempat penelitiannya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Kirk dan Miller bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
13
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergabung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun
dalam peristilahannya. (Meleong, 2011:4) Kemudian Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. (Hidayati, 2016:8)
Penelitian tentang pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe merah di Kelurahan Pondok Pucung
Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang ini relevan dengan
menggunakan penelitian kualitatif karena memenuhi karakteristik
penelitian kualitatif, terutama dalam hal pengumpulan data secara
mendalam melalui wawancara, observasi dan kajian dokumen
terhadap apa yang dilakukan para informan, bagaimana mereka
melakukan kegiatan, untuk apa kegiatan-kegiatan dilakukan dan
mengapa mereka mengikuti program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe merah.
2. Macam dan Sumber Data
Data pada dasarnya adalah kombinasi dari berbagai jenis
pengamatan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang
diperlukan untuk mengungkapkan permasalahan serta untuk
mengetahui solusi dari masalah tersebut dengan menggunakan
metode perhitungan yang tepat dalam sebuah penelitian (Tatang
Ary Gumanti, 2018). Sumber data yang akan ditelusuri untuk
memperoleh data lapangan terdiri atas 2 sumber yaitu:
14
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu informasi yang dikumpulkan oleh
peneliti khusus untuk tugas penelitian karena belum ada yang
menerbitkan atau mengumpulkan data tersebut (Tatang Ary
Gumanti, 2018). Dari pikiran di atas dapat disimpulkan bahwa
sumber data diperoleh langsung dari narasumber yang akan
diteliti dengan cara wawancara mendalam, narasumber dalam
penelitian ini yaitu ketua pelaksana program pemberdayaan
perempuan dalam budidaya dan pengelolahan tanaman jahe
merah, anggota yang ikut bergabung dalam program
pemberdayaan perempuan.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak
yang tidak terkait dengan penelitian namun mengumpulkan data
ini untuk beberapa tujuan lain pada waktu yang berbeda di masa
lalu (Tatang Ary Gumanti, 2018). Data sekunder diperoleh dari
dokumen-dokumen yang mendukung penelitian ini seperti buku-
buku, catatan dan transkrip serta dokumentasi lainnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah proses yang paling
strategis dalam suatu penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian tersebut ialah untuk mendapatkan sebuah data yang
peneliti dapatkan tidak akan terpenuhi sesuai dengan standar data
yang peneliti dapatkan tidak akan terpenuhi sesuai dengan standar
data yang telah ditetapkan (Sugiono, 2014: 224)
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
15
a. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak
digunaan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif.
Wawancara mementingkan peneliti mengumpulkan data yang
beragam dari para informan dalam berbagai situasi dan konteks.
Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati-
hati kaena perlu di triangulasi dengan data lain. Wawancara di
definisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan
tujuan tertentu (Khan & Cannel). Wawancara yang dilakukan
dengan lebih dari satu partisipan disebut sebagai focus group.
(Sarosa, 2012:45)
Dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai beberapa
pihak. Untuk memperoleh data yang akurat wawancara dalam
penelitian ini dilakukan kepada:
1) Ketua Program budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe
merah
Peneliti melakukan wawancara kepada satu orang ketua
program pemberdayaan perempuan guna mendapatkan data
yang akurat mengenai budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah. Pada saat di lapangan peneliti melakukan
wawancara kepada Ibu Hanifah selaku ketua dalam program
pemberdayaan perempuan.
2) Penanggungjawab setiap bagian
Peneliti melakukan wawancara kepada lima orang
penanggungjawab dalam program pemberdayaan perempuan
guna mendapatkan data yang akurat mengenai budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe merah. Pada saat di lapangan
16
peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Sa’adah sebagai
penanggungjawab pembuatan jahe merah langsung minum,
Ibu Rofiatun sebagai penanggungjawab pembuatan jahe
merah instan, ibu Yeni sebagai penanggungjawab pemasaran
jahe merah instan, ibu Neng sebagai penanggungjawab
penjualan jahe merah langsung minum, ibu Zuleha sebagai
penanggungjawab budidaya jahe merah.
3) Anggota program pemberdayaan perempuan
Peneliti melakukan wawancara kepada tiga orang anggota
dalam program pemberdayaan perempuan guna mendapatkan
data yang akurat mengenai budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah. Pada saat di lapangan peneliti
melakukan wawancara dengan, Ibu Atin, Ibu Mina, sebagai
anggota.
Tabel 1.1
Informan Penelitian
No Informan Jumlah
1 Ketua 1
2 Penanggungjawab setiap
bagian
5
3 Anggota 3
Jumlah total informan 8
Sumber: diolah oleh peneliti.
b. Observasi
E.C Wragg menjelaskan bahwa observasi yaitu pengamatan
secara sistematis dan analisa yang memegang peranan penting
untuk meramalkan tingkah laku sosial, sehingga hubungan antara
17
satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas. Menurutnya
pula bahwa aspek-aspek yang diamati, sifat pribadi, interaksi
verbal, interaksi non verbal, aktivitas, pengaturan, keahlian
professional, sarana dan alat yang digunakan, efektif, kognitif,
dan sosiologis. (Hidayati, 2016:8)
Observasi dalam penelitian ini, akan dilakukan pada ketua,
penanggungjawab serta naggota pemberdayaan perempuan untuk
mengumpulkan data dengan mengamati dan mencatat untuk
mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Dalam penelitian ini
penulis datang ke lapangan tetapi tidak intensif dalam kegiatan
yang dilakukan kelompok Ibu-ibu PKK di Kelurahan Pondok
Pucung.
c. Studi Dokumen
Dokumentasi merupakan satu metode yang digunakan
dalam penelitian kualitatif untuk melihat dokumen-dokumen lalu
kemudian dianalisis untuk mendapatkan gambaran melalui media
dokumentasi. (Hermansyah, 2012:143) Dalam hal ini peneliti
mencatat data mengenai gambaran umum Kelrahan ondok
Pucung, seperti letak geografis, demografis, keadaan ekonomi
masyarakat, dan lain-lain.Selain itu peneliti juga mengumpulkan
data dari hasil dokumen program pemberdayaan perempuan yaitu
berupa foto-foto kegiatan, melihat produk-produk yang
dihasilkan, serta data-data yang terkait lainnya.
4. Teknik Analisis Data
Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen) adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
18
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
(Suyanto, 2007:70)
Dalam proses analisis data peneliti akan penjabarkan data-
data dengan memasukan data-data yang penting yang kemudian
akan dipelajari, setelah itu peneliti akan membuat kesimpulan
sehingga akan mudah dipelajari baik bagi peneliti itu sendiri atau
pun orang lain (Sugiyono, 2014:24)
5. Teknik Validasi Keabsahan Data
Tehnik keabsahan data dalam penelitian ini yaitu
Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan tehnik triangulasi,
yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: a)
membandingkan data hasil pengamatan di lapangan dengan hasil
wawancara masyarakat Pondok Pucung khususnya Ibu-ibu PKK,
b) membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang
sudah ada atau yang tersedia.
Keabsahan data merupakan hal yang penting dalam sebuah
penelitian. Triangulasi merupaan sara untuk memeriksa
keabsahan data, dimana triangulasi memiliki tujuan untuk
memeriksa keaslian dari data yang diperoleh. Dalam konsep
triangulasi ini dapat pula dilakukan dengan teknik lain seperti
wawanara, observasi, dan dokumen. Karena itu, triangulasi
merupakan konsep yang lebih mendalami suatu data untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam menganalisis data.
Triangulasi memiliki sifat yang refleksi karena bukan hanya
19
sekedar mendalami data yang diperoleh tetapi juga memahami
data yang diperoleh. (Nasution, 2003:15-16)
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelompok Ibu-ibu PKK di Rt
03/Rw 04, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang. Yang melaksanakan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe Merah. Waktu penelitian dimulai sejak bulan
Agustus 2020 sampai dengan selesai.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Merupakan bagian yang terdiri dari
Pendahuluan, memuat tentang Latar
Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
Tinjauan teoritis adalah penegasan
landasan teori dari isi penelitian
yang meliputi; Pengertian
Pemberdayaan, Pengertian
Ekonomi, Pengertian
Pemberdayaan Ekonomi,
Pengertian Perempua, Pengertian
20
Pemberdayaan Perempuan,
Pengertian Budidaya dan
Pengelolaan, Pengertian Tanaman
Jahe.
BAB III GAMBARAN
UMUM LATAR
PENELITIAN
Pembahasan pada bab ini mengenai
Profil pendiri, sejarah terbentuknya,
visi dan misi, program, struktur
kepengurusan dan kegitan
pemberdayaan ekonomi perempuan
melalui budidaya dan pengelolaan
tanaman Jahe.
BAB IV DATA DAN
TEMUAN LAPANGAN
Pada Bab ini akan membahas
mengenai temuan lapangan yaitu
pemberdayaan ekonomi perempuan
melalui budidaya dan pengelolaan
tanaman Jahe.
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini mengenai
analisis data lapangan yang dikelola
menjadi informasi sehingga
menjadi jawaban dari permasalahan
penelitian. Adapun yang dibahas
ialah pencapaian hasil dari
pemberdayaan perempuan di Rt
03/Rw 04, Kelurahan Pondok
Pucung, Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang
21
BAB VI KESIMPULAN,
IMPLIKASI DAN
SARAN
Pembahasan pada bab ini akan
membahas tentang kesimpulan dan
saran dari hasil penelitian
pemberdayaan ekonomi perempuan
di Rt 03/Rw 04, Kelurahan Pondok
Pucung, Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang.
DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka yaitu suatu daftar
yang berisi semua sumber bacaan
atau rujukan yang digunakan
sebagai bahan acuan dalam
penulisan karya ilmiah. LAMPIRAN Lampiran berisi semua hal yang
diperlukan seperti dokumen-
dokumen penelitian dan penulisan
hasil- hasilnya menjadi suatu karya
tulis ilmiah, dan analisis data
menjadi suatu karya tulis ilmiah,
dan analisis data yang tidak
dicantumkan dalam naskah. Setiap
lampiran diberi nomor urut.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah upaya untuk memberikan daya
(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada
masyarakat. Keberdayaan masyarakat oleh Sumodiningrat dalam
buku Totok Mardikanto diartikan sebagai kemampuan individu
yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan (Totok & Poerwoko,
2013:26).
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan
kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk
menyampaikan pendapat dan atau kebutuhan pilihan-pilihannya,
berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola
kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat
(accountable) demi perbaikan kehidupannya. Dalam pengertian diatas, pemberdayaan mengandung arti
perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan
masyarakat baik antara lain dalam arti (Totok & Poerwoko, 2013:28): a. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan;
b. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan);
c. Kemerdekaan dari segala bentuk pendindasan;
d. Terjaminnya keamanan;
e. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan
kekhawatiran.
Sementara itu, menurut Ife dalam Isbandi melihat
pemberdayaan sebagai “upaya untuk meningkatkan daya (power)
23
dari kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged)”.
(Rukminto Adi, 2013:206-207).
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan memiliki makna
dorongan atau motivasi, bimbingan, atau pendampingan dalam
meningkatkan kemampuan individu atau masyarakat secara
mandiri (M. Anwas, 2013:50). Dengan demikian dapat diringkas
bahwa, pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) yang
tidak berdaya menjadi masyarakat yang berdaya.
2. Prinsip-prinsip Pemberdayaan
Setiap penyuluh atau fasilitator dalam melaksanakan
kegiatan harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip
pemberdayaan. Dalam Totok & Poerwoko (2013:105)
Pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mengerjakan, artinya, kegiatan pemberdayaan harus
sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk
mengerjakan/menerapkan sesuatu. Karena melalui proses
mengerkan meraka akan melalui proses belajar baik
menggunkaan pikiran, perasaa, dan ketrampilannya,
sehingga akan terus diingat dalam jangka waktu yang lama.
b. Akibat, artinya, kegiatan pembedayaan haus memberikan
akibat atau pengaruh yang baik ata bermanfaat, karena
perasaan senang/puas atau tidak senanag/kecewa akan
mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan
pembedayaan dimasa mendatang. c. Asosiasi, artinya, kegiatan pemberdayaan harus dikaitkan
dengan kegiatan lainnya. Sebab, setiap orang cenderung
24
untukmengaitkan atau menghubungkan kegiatannya dengan
kegiatan atau peristiwa yang lainnya. Lebih lanjut, Dahama dan Bhatnagar dalam Totok &
Poerwoko (2013:106-108) menjelaskan beberapa prinsip
pemberdayaan yang lain, diantaranya yaitu:
1) Minat dan kebutuhan
2) Oragnisasi masyarakat bawah
3) Keragaman budaya
4) Perubahan budaya
5) Kerjasama dan partisipasi
6) Demokrasi dalam penerapan ilmu
7) Belajar sambil bekerja
8) Penggunaan metoda yang sesuai
9) Kepemimpinan
10) Spesialis yang terlatih
11) Segenap keluarga
12) Kepuasan
3. Tujuan Pemberdayaan
Dalam buku Totok & Poerwoko (2013:111-112) tujuan dari
pemberdayaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Perbaikan pendidikan (better education)
b. Perbaikan aksesibilitas (better accessibility)
c. Perbaikan tindakan (better action)
d. Perbaikan kelembagaan (better institution)
e. Perbaikan usaha (better business)
f. Perbaikan pendapatan (better income)
g. Perbaikan lingkungan (better environment)
25
h. Perbaikan kehidupan (better living)
i. Perbaikan masyarakat (better community)
4. Proses-proses Pemberdayaan
Menurut Tantan Hermansah (2016:47-48), terdapat empat
tahapan yang wajib dilalui dalam proses pemberdayaan, antara
lain yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, partisipasi masyarakat “dapat dilihat, pada
keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan
program, indentifikasi masalah, ataupun pembuatan formula
kegiatan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, “anggota masyarakat ikut serta
dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan
sebelumnya”.
c. Tahap Pelembagaan Program
Pada tahap ini “partisipasi anggota masyarakat ikut serta
dalam merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program.
Langkah partisipasinya seperti membuat model pendanaan
program, penguatan lembaga dan pengkaderan anggota asyarakat
sebagai penguatan SDM bagi program tersebut”.
d. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap ini masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan
program. Pengawasan ini sangat penting agar program memiliki
kinerja yang baik secara administratif maupun subtantif.
26
B. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi, seperti yang kita saksikan bahwa
Indonesia sudah tertinggal jauh dalam kemajuan dan penguasaan
tekhnologi untuk itu diperlukan berbagai upaya pemberdayaan
ekonomi dan intelktual.Telah kita ketahui permasalahan
kemiskinan menjadi demikian erat dengan masyarakat dan sudah
harusnya masalah ini dicari jalan keluarnya dan bukan hanya
diratapi.Setiap pribadi ditantang untuk lebih kerja di dalam
bekerja, berkreasi dan berwirausahadan lebih professional dalam
mengelola potensi-potensi dalam kekuatan yang rill ekonomi
masyarakat.(Machendrawaty, 2002: 41-42).
Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola
pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, bentuk yang
tepat adalah dengan memberikan kesempatan kepada kelompok
miskin untuk merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan yang telah mereka tentukan.Di samping itu
masyarakat juga diberikan kekuasaan untuk mengelola dananya
sendiri, baik yang berasal dari pemerintah maupun pihak amil
zakat, inilah yang membedakan antara partisipasi masyarakat
dengan pemberdayaan masyarakat.Perlu difikirkan siapa
sesungguhnya yang menjadi sasaran pemberayaan masyarakat,
sesungghunya juga memiliki daya untuk membangun, dengan ini
good governance yang telah dielu-elukan sebagai suatu
pendekatan yang dipandang paing relevan, baik dalam tatanan
pemerintahan secara luas maupun dalam menjalankan fungsi
pembangunan. (Hutomo, 2000: 1-2)
27
Konsep pemberdayaan lahir sebagai antithesis terhadap
model pembangunan dan model industrialisasi yang kurang
memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari
kerangka logic sebagai berikut:
1. Bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari
pemusatan penguasaan faktor produksi.
2. Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan
masyarakat pekerja dan masyarakat pengusaha pinggiran.
3. Kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem
pengetahuan, sistem politik, sistem hukum, dan ideology
yang manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi.
4. Kooptasi sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik
dan ideologi, serta sistematik akan menciptakan dua
kelompok masyarakat, yaitu masyarakat berdaya dan
masyarakat tunadaya. Akhirnya yang trjadi aalah dikotomi,
yaitu masyarakat yang berkuasa dan manusia yang
dikuasai, maka harus dilakukan pembebasan melalui proses
pemberdayaan bagi yang dikuasai (empowerment of the
powerless). (Hutomo, 2000: 1-2)
C. Pemberdayaan Perempuan
Menurut Artmanda. W, dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indnesia, Kata perempuan juga berakat erat dari kata perempuan
kata ini mengalami pasangan kata dari tuan. Sedangkan kata
perempuan dari kamus bahasa Indonesia merupakan orang atau
manusia yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil
melahirkan anak dan menyusui.
28
Sedangkan Pemberdayaan perempuan menurut Karlsyang
dikutip Syafi’i Ma’arif adalah proses penyadaran dan
pembentukan kapasitas (copacity building) terhadap kapatisipasi
yang lebih besar seperti kekuasaan, pengawasan, dan
pengambilan keputusan serta tindakan tranformasi yang
mengarah pada pewujudan persamaan sederajat yang lebih besar
antara perempuan dan laki-laki. (Ma’arif, 2003:189). Menurut
Sara H. Logwe dikutip Syafi’i Ma’arif menjelaskan secara prinsip
terhadap tiga konsep dalampemberdayaan tentang kerja
perempuan yakni: (Ma’arif, 2003:190)
1. Capacity building adalah pembangunan kemampuan
(kapasitas) perempuan.
2. Cultural Change adalah perubahan-perubahan budaya yang
memihak kepada perempuan.
3. Structural Adjusment adalah menyesuaikan terhadap
struktural yang memihak kepada perempuan.
Pemberdayaan merupakan tranformasi hubungan kekuasaan
antara laki-laki dan perempuan pada empat level yang berbeda,
yakni keluarga, masyarakat, pasar dan negara. Konsep
pemberdayaan dapat dipahami dalam dua konteks. Pertama,
kekuasaan dalam proses pembuatan keputusan dengan titik tekan
pada pentingnya peran perempuan. Kedua, pemberdayaan dalam
term yang berkaitan dengan fokus pada hubungan antara
pemberdayaan perempuan dan akibatnya pada laki-laki di
masyarakat yang beragam. (Zakiyah, 2010:44)
29
D. Budidaya dan Pengelolaan
Menurut Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Republik
Indonesia, Dalam pertanian, budi daya merupakan kegiatan
terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada
suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya. Kegiatan
budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi daya adalah "usaha yg
bermanfaat dan memberi hasil".
Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah
atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman
dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi.Bagian ini
dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta
semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budi daya
tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai
bercocok tanam (bahasa Belanda: akkerbouw). Termasuk dalam
"tanaman" di sini adalah gulma laut serta sejumlah fungi
penghasil jamur pangan.
Sedangkan, Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan
manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan
(Suharsimi Arikunto, 1993: 31).Banyak orang yang mengartikan
manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan
pengadministrasian, dan memang itulah pengertian yang populer
saat ini.Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan
atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu.
30
E. Tanaman Jahe Merah
Jahe adalah jenis asli Asia Selatan dan Tenggara.Rimpang
Jahe dipergunakan untuk bermacam kepeluan seperti minuman,
bumbu masak, dan obat-obatan.Binteng Jahe buatan Yogya
terkenal sebagai permen yang sekaligus dimanfaatkan sebagai
obat batuk.Rimpang Jahe dipergunakan untuk meperbanyak
tanaman. (Sastrapradja, 2012:136)
Menanam Jahe merupakan kegiatan yang mudah untuk
dilakukan baik dalam pemeliharaan maupun pemanenan. Untuk
mendapatkan tanaman Jahe yang baik dan sehat ada tiga faktor
penting dalam pembudidayaan Jahe yaitu a) iklim : pada awal
pertumbuhan sampai umur 4 bulan tanaman Jahe membutuhkan
curah hujan yang tinggi 900-4000 mm/tahun dan suhu udara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan Jahe 25-300C b) ketinggian
tempat : tanaman Jahe dapat tumbuh pada daerah tropis dan
subtropis dengan ketinggian 0-2000 m dari permukaan laut c)
tanah : tanah yang baik untuk pertumbuhan Jahe adalah tanah
yang gembur, subur, mengandung organik tinggi, dan drainase
yang baik. Tekstur tanah yang baik untuk pertumbuhan Jahe
adalah lempung berpasir, liat berpasir dan laterik (Syukur,
2001:?).
Penanaman Jahe sebaiknya dilakukan pada musim hujan,
karena tanaman Jahe memerlukan curah hujan yang tinggi.Jarak
tanam yang baik adalah 25-50 cm dalam barisan dan 45-60 cm
antar barisan. Setelah itu pemberian mulsa pada tanaman Jahe
bertujuan untuk melindungi tunas yang baru muncul ke
permukaan tanah. Kemudian pemberian pupuk NPK, pemupukan
31
tanaman Jahe yang baik diberikan pada umur 1-4
bulan.Pemeliharaan tanaman Jahe dilakukan dengan
pembumbunan yang bertujuan agar rimpang yang mulai
terbentuk dapat tumbuh dengan baik dan tidak muncul ke
permukaaan tanah, dan penyiangan bertujuan untuk memberantas
gulma menggunakan tangan, arit, dan cangkul.Kemudian
dilakukan pemberantasan hama, penyakit, dan tanaman Jahe siap
panen (Paimin dan Murhananto, 1991).
Pemanenan rimpang Jahe setelah tua adalah pemanenan
yang paling umum dilakukan oleh petani untuk mendapatkan
Jahesegar. Untuk mendapatkan berat rimpang yang maksimal
pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 9-10 bulan setelah
tanam beratnya berkisar 750-1000 gram per rimpang. Sementara
untuk mendapatkan bibit sebaiknya pemanenan dilakukan setelah
rimpang berumur 11- 12 bulan setelah tanam (Syukur, 2001)
1. Khasiat dan Manfaat Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah salah satu bumbu
dapur yang sudah lama dimanfaatka sebagai tanaman
obat.Sebagai bumbu dapur, rimpang Jahe digunakan untuk
mengelolah masakan dan panganan.Pemakaian tnaan jhe sebagai
obat semain berkembang dengan pesat seiring mulai
berkembangnya pemakaian bahan-bahan alami untuk
pengobatan.semula pengunaannya hanya berdasarkan kebiasaan
orangtua zaman dahulu, yang diwariskan secara turun-menurun.
A`s1q Namun, seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta dilengkapi dengan penelitian yang
32
mendukung, Jahe mulai dimanfaatkan secara komersial (Tim
Lentera, 2002:1).
Tanaman Jahe juga digunakan sebagai bumbu masak,
pemberi aroma dan rasa pada produk seperti roti, kue, biskuit,
kembang gula dan berbagai minuman.Di industri obat, Jahe
digunakan sebagai minyak wangi dan jamu tradisional, Jahe
muda dimakan sebagai lalapan, diolah menjadi asinan dan acar,
serta digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek,
sekoteng dan sirup.Khasiat mengkonsumsi Jahe dalam tubuh
sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh
haid, pencegah mual, penambah nafsu makan, membuang angin,
memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan
menghangatkan badan. (Sutrisno, 2008)
Rimpang Jahe dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal,
antara lain sebagai bahan ramuan obat tradisional (jamu), bahan
baku industri makanan dan minuman, serta sebagai sumber
minyak atsiri dan oleoresin. Jahe banyak digunakan dalam
ramuan obat tradisional, yang berfungsi sebagai obat perangsang
selaput lendir besar (stimulansia), perangsang gerakan usus,
pencernaan dan perut kembung (karminativa), peluruh keringat
(diaforetika), rematik, sakit kepala, kerongkongan, mulas (kolik),
batuk kering, sakit kulit (gatal), dan salesma lambung (katarah).
(Rukmana, 2000:15)
Sakit kerongkongan dapat diobati dengan cara mengunyah
perlahan-lahan selama beberapa menit, sepotong kecil rimpang
Jahe yang telah dicuci bersih. Kemudian, menelan air sarinya.
Sakit batuk dapat diobati dengan ramuan yang terdiri atas: 1
33
potong rimpang Jahe sebesar ukuran jari, 2 potong rimpag
kencur, 8 siung bawang merah, 3 butir kapulaga, 8 butir buah
kelengkeng, ½ genggam daun kaki kuda, ¼ genggam daun
junten. Semua bahan tersebut dicuci sampai bersih, kemudian
direbus dengan 3 glas air, sampai hanya tersisa setengahnya, Air
sari ramuan tersebut diminum 3 kali sehari. (Rukmana, 2000:16)
Rimpang Jahe mengandung nutrisi (gizi) yang cukup tinggi.
Rimpang Jahe kering, mengandung pati sekitar 58%, protein 8%,
oleoresin 3% - 5% dan minyak atsiri 1% - 3%. Sementara,
kandungan nutrisi dalam setiap 100 g rimpang Jahe segar dapat
disimak pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Kandungan Nutrisi (Gizi) Rimpang Jahe Segar
No Kandungan Gizi Proporsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat Besi
Vitamin A
Vitamin B
Vitamin C
Air
Bagian yang dapat dimakan
51,00 kal.
1,50 g
1,00 g
10,10 g
21,00 mg
39,00 mg
1,60 mg
30,00 SI
0,02 mg
4,00 mg
86,20 g
97,00 %
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, (1981)
34
2. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Jahe
Secara garis besar, pertumbuhan Jahe dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan biotic dan abiotik (fisik). Kondisi abiotik,
seperti tanah dan iklim, sangat memegang peranan penting,
umumnya Jahe cocok ditanam di tanah yang subur, gembur, dan
banyak mengandung bahan organic (humus). Jenis tanah yang
biasa digunakan adalah tanah latosol merah cokelat atau andosol.
Tanaman ini tidak cocok ditanam di tanah rawa dan tanah berat
yang banyak mengandung fraksi liat dan di tanah yang
didominasi kandungan pasir kasar. Jahe juga tidak menyukai
tanah yang sistem drainasenya jelek, terutama yang menyebabkan
genangan air. Genangan air dapat mengakibatkan rimpang
menjadi busuk. (Tim Lentera, 2002:4)
a. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik yang mempengarui pertubuhan Jahe
diliputi semua benda hidup, seperti hama, pathogen, gulma, dan
tanaman sela yang digunakan dalam pola tanam atau tanaman
lainyang tumbuh di sekitar pertanaman Jahe. Jenis hama yang
sering dijumpai pada tanaman Jahe adalah kepik yang biasa
menyerang daun hingga berlubang- lubang, kumbang, dan ulat
penggerek aar yang menyerang bagian akar hingga menyebabkan
Jahe menjadi kering dan mati. (Tim Lentera, 2002:5)
Berbagai jenis pathogen lain dapat menyebabkan penyakit
Jahe, seperti penyakit layu bakteri, busuk rimpang, dan bercak
daun. Gejala penyakit layu bakteri ditandai dengan melipatnya
helaian daun bagian bawah lalu menggulung dan terjadi
35
perubahan warna, hingga menjadi kering, tunas batang pun
menjadi busuk, dan akhirnya tanaman mati rebah. Gejala busuk
rimpang terlihat dari warna daun bagian bawah yang berubah
menjadi kuning, lalu daun layu, dan akhirnya mati.Di samping
itu, gejala juga terlihat dari bentuk rimpang yang mengerut
dengan warna bagian dalam agak gelap kehitaman, tetapi
rimpang tidak mengeluarkan lendir.Penyakit bercak daun ditandai
dengan timbulnya bercak-bercak berukuran 3-5 mm di daun yang
kemudian berubah warna menjadi abu-abu dengan bintik hitam di
bagian tengahnya dan busuk basah di pinggirnya. Lama kelamaan
penyakit bercak daun dpat menyebabkan tanaman mati. Bakeri
patogenik penyebab penyakit layu bakteri adalah psendomonas
solanaccarum, sedangkan Pbyllostita zingiberi menybabkan
penyakit bercak daun. Penyakit busuk rimpang disebabkan oleh
sejenis cendwan patogenik yang disebut Fusarium axysporium
dan Rbizactonia sp. (Tim Lentera, 2002:5)
b. Lingkungan Abiotik
Faktor-faktor ligkungan fisik yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman ini adalah iklim, meliputi
cuaca hujan, ketinggian tempat, cahaya, suhu dan kegelapan
udara. Faktor-faktor lingkungan yang kurang sesuai dapat
mempengarui pertumbuhan dan produksi rimpang
Jahe.Karenanya, perlu dilakukan beberapa manipulasi, sehingga
diperoleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
Jahe.(Tim Lentera, 2002:5)
Jahe dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 2500-
4000 mm/tahun.Curah hujan yang semakin tinggi bisa
36
menyebabkan semakin tingginya rimpang yang dihasilkan.
Ketinggian tempat yang dibutuhkan Jahe untuk tumbuh adalah 0-
1500 m di atas permukaan laut.Meskipun demikian, ketinggian
optimum untuk pertumbuhan dan produksi Jahe adalah 300-900
mm di atas permukaan laut. (Tim Lentera, 2002:6)
Cahaya matahri mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
melalui proses fotosintesis. Pengaruh intensitas penyinaran
terhadap pertumbuhan tanaman lebih besar dibandinkan dengan
pengaruh perubahaan mutu penyinaran. Intensitas cahaya yang
diterima tanaman Jahe sangat bergantung dari jenis tanaman sela
yang digunakan.Dalam berbagai penelitian diterangkan bahwa
produksi rimpang semakin tinggi dengan semakin besarnya
intensitas cahaya yang diperoleh tanaman Jahe semasa
tumbuhnya. (Tim Lentera, 2002:6)
F. Ekonomi Keluarga
1. Pengertian Ekonomi Keluarga
Untuk dapat memahami dengan baik dan mendasar tentang
ekonomi keluarga, maka penulis memisahkan dua kata tersebut
untuk kemudian menguraikannya secara terperinci. Istilah
ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikonomia” kata ini
terdiri dari dua kata yaitu oikos dan nomos. Oikos yang berarti
sesuatu yang berhubungan dengan rumah tangga, sedangkan
nomos berarti undang-undang atau peraturan. Pengertian oikos
berkembang menjadi keluarga, desa, kota, bangsa, dan dunia.
Sementara nomos juga berkembang menjadi segala upaya dan
37
tindak manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya (Abbas,
2009:1).
Dengan demikian kata ekonomi berarti segala daya upaya
dan tindakan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnyaterhadap barang dan jasa baik dalam skala keluarga,
desa, kota, bangsa dan atau dunia. Para ahli ekonomi telah
banyak memberikan berbagai macam definisi ilmu ekonomi, dan
tidak jarang pula berbeda satu sama lain terutama dari segi
pandangannya, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Adam
Smith yang mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu ilmu
yang menyelidiki tentang sifat-sifat dan sebab muasab
kemakmuran. Sedangkan menurut Lipsey et all sendiri
mengatakan ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang
pemanfaatan sumberdaya yang langka guna memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak terbatas (Nuryadi, dkk, 2013:1).
Dari Berbagai pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ekonomi adalah segala daya upaya dan tindakan manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya terhadap barang
dan jasa maupun pemanfaatan sumberdaya yang langka guna
memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas. Sedangkan
pengertian keluarga menurut Mudrock yang menguraikan bahwa
keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik
tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi dan terjadi proses
reproduksi (Lestari, 2012:3).
Definisi lain keluarga ialah kelompok yang ada hubungan
darah atau perkawinan, orang-orang yang termasuk keluarga
adalah ibu, ayah, dan anak-anaknya (Setiono, 2011:7). Jika
38
demikian, yang dimaksud ekonomi keluarga adalah segala upaya
dan tindakan yang dilakukan oleh sebuah keluarga untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.Persoalan ekonomi sering
menjadi salah satu pemicu ketidak harmonisan
keluarga.Walaupun demikian, persoalan pokoknya bukanlah pada
besaran pendapatan keluarga.Pengelolaan keuangan merupakan
pokok dari persoalan ekonomi, keseimbangan antara pendapatan
dan belanja keluarga harus menjadi tanggung jawab bersama
(Lestari, 2012:14).
Untuk memenuhi kebutuhan suatu keluarga, manusia
diharuskan melakukan aktivitas kerja.Seperti yang dilakukan oleh
kelompok mantan pekerja buruh migran di Desa Bondan yang
memang berinisiatif untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi
keluarga dengan harapan tidak lagi menjadi pekerja buruh
migran.
2. Kemandirian Ekonomi Keluarga
Dalam jurnal Romdhoni (2014:217-218), berikut ini adalah
upaya yang harus dilakukan untuk kemandirian ekonomi
keluarga:
a. Meningkatkan produktifitas pendapatan dalam keluarga, ini
harus dilakukan, karena perkembangan gaya hidup
masyarakat membuat jenis kebutuhan dan biaya hidup juga
naik.
b. Perlunya kesadaran untuk menabung, dalam persaingan
hidup yang super ketat seperti sekarang ini, setiap keluarga
harus memiliki biaya cadangan untuk menjawab kebutuhan
yang tidak terduga.
39
c. Menentukan prioritas kebutuhan, banyak orang yang gagal,
karena tidak berhasil memilih mana yang terpenting dan
harus lebih dahulu diselesaikan.
d. Optimis, tetap berprasangka baik dan yakin bahwa masa-
masa sukses akan menghampiri kita, dalam kondisi sulit
kita tidak boleh menyerah.
Apabila empat langkah di atas menjadi prinsip kita dalam
membangun kemandirian ekonomi keluarga, berarti satu keluarga
di negara Indonesia telah hidup dengan sehat dan berdiri di atas
sokongan ekonominya sendiri. Dia tidak menjadi beban orang
lain. Bayangkan kalau mayoritas keluarga di Indonesia mampu
menanggung biaya kebutuhan keluarga sehari-hari, tanpa
melahirkan kecurangan dalam menjalani hidup di masyarakat.
Tentu ketimpangan-ketimpangan yang kita saksikan di sekitar
kita akan segera hilang.
3. Kesejahteraan Keluarga
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dengan
melihat kemampuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup
mereka, semakin seseorang mampu memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya maka dapat dikatakan semakin tinggi pula
kesejahteraanya. Kita dapat memberikan gambaran umum
tentang sejahtera tersebut, tetapi kita masih mengalami kesulitan
menilai apakah seseorang tergolong sejahtera atau tidak karena
penilaian tentang tingkat kesejahteraan seseorang sangat relatif.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
40
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Pengertian ini menunjukan bahwa sejahtera sebenarnya
tidak hanya melulu pada kecukupan material saja, akan tetapi
terpenuhinya juga unsur spiritual dan sosial dari seseorang.
Kesejahteraan masyarakat dapat terwujud apabila ada upaya
untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani.Keseimbangan
antara kebutuhan jasmani dan rohani atau
G. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif
dengan wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan
instrument penelitian. Penelitian ini dilakukan karena peneliti
melihat dampak dari pemberdayaan yang dilakukan pada
program pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah dilakukan dengan baik, namun
pemasarannya belum maksimal.
Oleh karena itu diperlukan sasaran yang akan dituju dalam
pemberdayaan yang dilakukan oleh ibi-ibi PKK agar tujuan dari
pemberdayaan ini dapat berjalan dengan maksimal dan tentunya
menjadi program berkelanjutan. Mengembangkan usaha budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe merah di Kelurahan Pondok
Pucung Kecamatan Karang Tengah.
41
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Penelitian
Pemberdayaan Perempuan dalam meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan
Pengelolahan Tanaman Jahe Merah
Fasilitas lahan dan tanaman jahe merah
Proses Pemberdayaan Perempuan
Budidaya dan Pengelolahan Jahe Merah
Kemandirian ekonomi keluarga dan kesejahteraan
keluarga
Sumber: Diolah oleh peneliti
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Karang Tengah adalah sebuah Kecamatan di Kota
Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia. Kecamatan ini
merupakan gerbang masuk ke Kota Tangerang karena berbatasan
langsung dengan Kota Administrasi Jakarta Barat.Banyak
terdapat perumahan di kecamatan ini yaitu Palem Ganda Asri 1,
2, 3, dan 4, Metro Permata 1 & 2, Komplek Perumahan Barata,
Komplek Kehutanan, Komplek Perumahan Bangun Reksa Indah
1 & 2, Komplek Perumahan Pondok Surya, dan Komplek
Departemen Keuangan RI.
Secara administratif Wilayah Kecamatan Karang Tengah
dibagi menjadi 7 kelurahan dengan kode pos 15157 hingga
15159. Daftar kelurahan si Kecamatan Karang Tengah,
diantaranya Kelurahan Karang Mulya, Karang Tengah, Karang
Timur, Parung Jaya, Pedurenan, Pondok Bahar, dan Pondok
Pucung. Posisi yang melengkapi wilayah ini dengan batas-batas:
1. (Utara) Kelurahan Pondok Surya
2. (Timur) Kelurahan karang Mulya
3. (Selatan) Kelurahan Pondok Bahar
4. (Barat) Kantor Kecamatan Karang Tengah
Program pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe bertempat di Rt 03/Rw 04, Kelurahan
Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang,
Banten 42191. Kategori wilayah Kelurahan Pondok Pucung, Luas
43
Wilayah 1,18 km², jumah penduduk 9.588 jiwa, dengan
kepadatan penduduk 8.125 jiwa/km². Beriklim panas dengan
curah hujan rata-rata 1.154 mm.
Tabel 3.1
Kepemerintahan Kecamatan Karang Tengah
Kecamatan Karang Tengah
1. Negara Indonesia
2. Provinsi Banten
3. Kota Tangerang
Kepemerintahan
4. Camat H Ayi Nuryadin
5. Kode Kemendagri 36.71.12
6. Luas Wilayah 9,55 Km3
7. Kelurahan Kelurahan Karang Mulya
Kelurahan Karang Tengah
Kelurahan Karang Timur
Kelurahan Pedurenan
Kelurahan Parung Jaya
Kelurahan Pondok Bahar
Kelurahan Pondok Pucung
Sumber: Laman Wikipedia.
Kelurahan ini terbagi atas 33 rukun tetangga dan 7 rukun
warga. Di kelurahan ini Kantor Kecamatan Karang Tengah dan
Perpustakaan Kecamatan Karang Tengah berdiri. Kecamatan
Karang tengah memiliki luas wilayah secara administrasi seluas
9,55 km². Letak geografis Kecamatan Karang Tengah; Sebelah
44
Utara: Kecamatan Cipondoh, Sebelah Timur: Kecamatan
Kembangan, Sebelah Selatan: Kecamatan Ciledug, Sebelah
Barat: Kecamatan Pinang.
B. Sejarah Terbentuknya Program Pemberdayaan Perempuan
Program pemberdayaan perempuan merupakan sebuah
program budidaya dan pengelolahan tanaman jahe merah yang
dibentuk oleh ibu Hanifah pada Oktober 2015. Ibu hanifah yang
menjabat sebagai ketua ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga) pada saat itu. Ibu Hanifah pernah mengikuti pelatihan
tentang pengelolahan Jahe yang di nara sumberin oleh salah satu
dosen IPB (Institut Pertanian Bogor). Dengan pengalaman yang
didapat dari pelatihan tersebut dan kepeduliaannya terhadap
kondisi lingkungan dan sumber daya manusia yang dapat
diberdayakan, sehingga ibu Hanifah berinisiatif membentuk
program ini dengan memberikan pelatihan budidaya jahe,
pengembangan pembuatan Jahe dan strategi pemasaran Jahe ke
masyarakat sekitar hingga ke pasar-pasar terdekat. Akhirnya
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe merah dilaksanakan pertama kali
pada Oktober 2015.
Setelah program pemberdayaan perempuan berjalan dua
tahun, Pemerintahan Kota Tangerang membuat program “Ayo
Manfaatkan Pekarangan untuk Tanaman Toga” Oktber 2018.
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) melalui
program hatinya PKK (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman)
mengajak para kader PKK dan masyarakat luas untuk
45
memanfaatkan lahan pekarangan yang di rumah. Pemanfaatan
lahan itu bisa dilakukan salah satunya dengan menanam jenis
tanaman toga (obat keluarga) yang hasilnya dapat menambah
penghasilan keluarga.Selain bertujuan untuk penghijauan, dengan
tanaman tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi anggota
keluarga jika ada yang mengalami sakit.Ketua TP PKK berhasil
mendorong partisipasi masyarakat untuk berkebun yang hasilnya
dapat dijual maupun dinikmati sendiri.
Pemanfaatan pekarangan adalah bagian dari pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan yang memberikan manfaat bagi
manusia. Dalam pemanfaatan perkarangan, dapat memelihara
tumbuhan liar ataupun tanaman yang sengaja ditanam (budidaya).
Hal tersebut dikarenakan tumbuhan atau tanaman memiliki peran
dalam ekosistem, antara lain dalam siklus hara, pengurangan
erosi, sebagai sumber obat-obatan, sebagai sumber paka ternak
dan satwa hutan, serta manfaat lainnya.
Pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya
tumbuhan dapat dapat dilihat melalui apotik hidup. Apotik hidup
merupakan istilah penggunaan lahan yang ditanami tumbuhan
yang berkhasiat untuk obat secara tradisional. Pekarangan rumah
merupakan tempat yang sangat tepat untuk melaksanakan apotik
hidup untuk tanaman berkhasiat obat. Tumbuhan atau tanaman
obat tradisional merupakan tanaman yang dapat dipergunakan
sebagai obat, baik yang disengaja ditanam (budidaya) maupun
tanaman yang tumbuh secara liar.
Tanaman dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu dan
disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Obat
46
tradisional addalah obat yang berasal dari ramuan tumbuh-
tumbhan yang berkhasiat obat. Penggunaan tanaman obat atau
jamu sebagai obat tradisional diharapakan dapat digunakan
sebagai pengobatan kompleenter alternatif yang bisa
disandingkan dengan pengobatan modern yang sudah
berkembang dan telah lama dipakai pada fasilitas pelayanan
kesehatan. Sosialisasi yang dilakukakn oleh pemerintah melalui
puskesmas paa masyarakat perkotaan diharapakan dapat
mempertahankan kaarifan lokal interaksi masyarakat dangan
lingkungan alamnya, seperti membuat apotik hidup, sehingga
meningkatkan kualitas hidup masyarakat diperkotaan dan kualitas
lingkungannya.
Dengan adanya dorongan dari program Pemerintahan Kota
Tangerang membuat Ibu Hanifah semakin semangat menjalankan
lembaga peberdayaan perempuan ini, dan semakin banyak
perempuan yang sadar dan bergabung dalam program ini guna
meningkatkan kreativitas serta membantu meningkatkan
perekonomian keluarga.
C. Maksud dan Tujuan Program
Dengan tujuan untuk mendayagunakan potensi dan
merawat lahan yang ada dalam pemberdayaan perempuan melalui
budidaya dan pengelolahan tanaman jahe, sehingga dapat
meningkatkan keterampilan dan membuka lapangan pekerjaan
bagi perempuan dalam membantu perekonomian keluarga.
47
D. Manfaat Program
Jahe merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan
tanman berkhasiat obat. Selain menjadi sarana untuk menjaga
kesehatan masyarakat, Tanaman Jahe juga berfungsi sebagai
saran penghijauan, sarana untuk pelestarian alam, sarana
memperbaiki gizi, sarana untuk pemerataan pendapatan, sarana
penyebaran gerakan penghijauan, dan sarana keindahan
pekarangan dan lingkungan.
Manfaat yang dihasilkan dari tanaman Jahe bagi
masyarakat, dapat digolongkan menjadi tiga kategori:
1. Manfaat dari segi Ekonomi
a. Mengurangi efek ketergantungan pada obat Kimia.
b. Meningkatkan pengetahuan perempuan tentang tanaman
Jahe.
c. Membantu meningkatkan perekonomian keluarga
2. Nilai tambah dari sisi Lingkungan Hidup
a. Pemberdayaan lingkungan agar semakin indah dan asri
setelah ditanami Jahe.
b. Mengurangi pemanasan global
3. Dampak Sosial
Terciptanya pendidikan kesehatan pada perempuan yang
notabene khususnya di pedesaan, mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang lebih, sehingga dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
48
E. Visi dan Misi Program Pemberdayaan
Berikut ini merupakan visi misi program pemberdayaan;
1. Visi
Terwujudnya lapangan pekerjaan bagi perempuan menuju
perempuan mandiri, sejahtera, dan berkualitas.
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, lembaga pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe
telah menetapkan 5 misi yang akan dilaksanakan:
a. Meningkatkan keterampilan perempuan
b. Memberdayakan dan menggerakkan perempuan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga
c. Mengadakan pelatihan pemberdayaan ekonomi perempuan
d. Meningkatkan pengetahuan perempuan berbasis Teknologi
Informasi (TI) tentang pemberdayaan ekonomi perempuan.
e. Memperkuat SDM serta sarana dan prasarana pendukung
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe.
F. Penanggungjawab Program
Tabel 3.2
Penanggungjawab Program Pemberdayaan
No Nama Jabatan Informasi yang didapat 1. Ibu
Hanifah Ketua Lembaga Sejarah terbentuknya
program pemberdayaan perempuan
49
Sumber: diolah oleh peneliti.
G. Program Kegiatan
Program kegiatan yang dilakukan dalam pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe
adalah:
No Nama Jabatan Informasi yang didapat 2. Ibu
Sa’adah Penanggung jawab pembuatan Jahe merah langsung minum
Cara pembuatan Jahe merah langsung minum
3. Ibu Rofiatun
Penanggung jawab pembuatan Jahe Instan
Cara pembuatan Jahe merah serbuk
4. Ibu Yeni Penanggung jawab pemasaran Jahe merah serbuk
Teknis pemasaran Jahe merah serbuk
5. Ibu Neng Penanggung jawab penjualan Jahe merah langsung minum
Teknis penjualan Jahe merah
6. Ibu Zuleha Penanggung jawab Menanam Jahe merah
Anggota produksi jamu
7. Ibu Atin Pengelolahan Jahe Instan
Anggota produksi jamu
8. Ibu Mina Pengelolahan Susu Jahe
Anggota produksi jamu
9. Ibu Sarah Pengelolahan Susu Jahe
Anggota produksi jamu
10 Ibu Syifa Pengelolahan Susu Jahe
Anggota produksi jamu
50
1. Pelatihan keterampilan dalam budidaya dan pengelolahan
Jahe.
2. Pelatihan pemasaran produksi Jahe.
3. Mengikuti perlombaan tingkat Kota Tangerang
H. Petunjuk Pelaksaan
1. Jenis Kegiatan
Kegiatan pemberdayaan perempuan dilakukan dengan cara
menanam Jahe di wilayah yang sudah disediakan, kemudian
merawat Jahe sehingga dapat dipanen. Dan dengan adanya
program Pemerintah Kota Tangerang yaitu peanaman Jahe di
pekakarangan rumah warga. Hasil dari budidaya jahe di
pekarangan rumah wargaz kemudian dapat digunakan pribadi
atau bisa dijual ke lembaga pemberdayaan perempuan di RW
004. Kegiatan selanjutnya yaitu mengelolah Jahe yang sudah
dibudidayakan menjadi duaa macam, yaitu jahe Instan dan susu
Jahe. Lalu dijual di masyaarakat sekitar dan pasar terdekat.
2. Usaha Produktif
a. Menjadi narasumber dalam sebuah acara Peningkatan
Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) yang membahas
tentang pengelolahan Jahe, agar dapat membentuk
perempuan menajdi mandiri dan dapat memanfaatkan
peluang yang ada.
b. Pelatihan pengelolahan Jahe
51
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam temuan ini peneliti membahas tentang program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe di Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang. Program pemberdayaan ini dijalankan
oleh ibu-ibu PKK Rt.003 Rw.004. Penelitian ini berfokus pada
proses pemberdayaan dan hasil pemberdayaan serta faktor
pendukung dan penghambat program pemberdayaan perempuan
dalam upaya memberikan kesempatan kepada perempuan untuk
meningkatkan keterampilan dan membuka lapangan pekerjaan
guna menjadikan perempuan yang mandiri dan dapat membantu
perekonomian keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, catatan lapangan
dan dokumentasi, penulis akan menguraikan hasil dari temuan
lapangan yang dibagi untuk ketua pemberdayaan perempuan,
penanggungjawab pembuatan Jahe Serbuk/Instan dan Jahe
langsung minum, penanggungjawab Pemasaran Jahe
Serbuk/Instan dan Jahe langsung minum, yang memproduksi Jahe
Serbuk/Instan dan Jahe langsung minum dan anggota.
Program pemberdayaan perempuan dijalankan pada awal
tahun 2015 oleh ibu Hanifah. Ibu Hanifah pernah mengikuti
pelatihan tentang pengelolahan Jahe yang di nara sumberin oleh
salah satu dosen IPB (Institut Pertanian Bogor). Dengan
pengalaman yang didapat dari pelatihan tersebut dan
kepeduliaannya terhadap kondisi lingkungan dan sumber daya
52
manusia yang dapat diberdayakan, sehingga ibu Hanifah
berinisiatif membentuk program ini dengan memberikan
pelatihan budidaya jahe, pengembangan pembuatan Jahe dan
strategi pemasaran Jahe ke masyarakat sekitar hingga ke pasar-
pasar terdekat. Akhirnya program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe merah
dilaksanakan pertama kali pada Oktober 2015.
Tujuan dilaksanakannya program pemberdayaan ibu-ibu
PKK ini guna membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga,
sekaligus membantu ibu-ibu untuk meningkatkan kreatifitas serta
pengembangan diri.untuk menjadikan perempuan lebih unggul
dari sebelumnya. Sebagaiana yang dikatakan oleh Ibu Hanifah;
“Gini mbak kita hidup pada masa laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan, tugas untuk memenuhi kebutuhan keluarga memang kewajiban suami tapi dengan adanya kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, maka perempuan mengambil sikap untuk dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara membentuk program pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe ini. Maka dengan berjalannya program ini perempuan dapat membantu meringankan kewajiban suami tanpa melupakan tugasnya sebagai istri dan ibu di rumah.” (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
A. Proses pemberdayaan
1. Tahap Perencanaan
Peneliti mendapatkan temuan mengenai awal mula
dilaksanakan program pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe merah. Dimulai dari tahap yang
53
pertama yaitu; mengidentifikasi masalah, mengajak para
perempuan untuk ikut berpartisipasi, menyusun program yang
akan dijalankan.
Maka, dalam hal ini ibu Hanifah selaku pendiri melakukan
analisis lingkungan sebelum mendirikan program pemberdayaan
perempuan. Indikator yang ditemukan oleh Ibu Hanifah pada
proses pengenalan dalam masalah rumah tangga salah satunya
masalah keuangan. Dimana sebagian besar kepala keluarga tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga memerlukan andil
dari para perempuan untuk dapat membantu kepala keluarga
memenuhi kebutuhan hidup. Dan sebagian banyak perempuan
yang ada di kelurahan Pondok Pucung merupakan single parent.
Pada tahap ini Ibu hanifah melakukan identifikasi masalah
dengan metode diskusi kepada perempuan-perempuan yang ada
di Kelurahan Pondok Pucung.Dari diskusinya tersebut Ibu
Hanifah mencari solusi dari permasalahan yang terjadi.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Hanifah;
“Berawal dari saya mengikuti pelatihan pada awal tahun 2015 yang narasumbernya berasal dari salah satu dosen di IPB (Institut Pertanian Bogor) tentang pengelolahan jahe.Dari situ saya mulai berfikir dan mengembangkan.Kemudian saya menganalisisdan mengidentifikasi masalah keluarga yang ada di Kelurahan Pondok Pucung, ternyata sebagian besar dari mereka membutuhkkan pemasukan lebih untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup. Dan saya memperkenalkan program pemberdayaan perempuan yang akan saya bentuk. Saya mengajak mereka tanpa ada paksaan sedikitpun.” (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
54
Tahap identifikasi masalah peneliti menemukan beberapa
masalah yang sudah teridentifikasi; masalah-masalah terkait
dengan kebutuhan hidup, khususnya masalah ekonomi,
kebutuhan pendapatan guna membantu perekonomian keluarga,
Kurangnya pendidikan dan keterampilan, harapan yang besar
untuk mencapai masa depan yang lebih baik, terutama untuk
anak-anak kami.Sebagaimana yang dikataan oleh ibu Hanifah;
“Proses yang kami lakukan mbak yang pertama adalah melakukan identifikasi masalah mbak, Saya melakukan identifikasi masalah mbak dengan melihat masalah-masalah yang terjadi di Kelurahan Pondok Pucung, dan menemukan beberapa masalah yang sudah teridentifikasi; masalah-masalah terkait dengan kebutuhan hidup, khususnya masalah ekonomi, kebutuhan pendapatan guna membantu perekonomian keluarga, Kurangnya pendidikan dan keterampilan, harapan yang besar untuk mencapai masa depan yang lebih baik, terutama untuk anak-anak kami.” (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
Peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan tidak
terpenuhinya ekonomi keluarga dan kebutuhan hidup, serta
keadaan yang memaksa untuk bisa mandiri dan memenuhi
kebutuhan hidup sendiri.
Sebagaimana yang dikkatakan oleh Ibu Sa’adah;
“Faktor ekonomi mbak, saya pengen punya penghasilan sendiri, bisa mandiri tidak merepotkan orang lain dan dapat membatu perekonomian keluarga. Apalagi ya mbak saya ini seorang janda anak dua.Suami saya meninggal 4 tahun yang lalu.” (Wawancara dengan ibu Sa’adah, 25 Maret 2021)
55
Begitupun yang dikatakan oleh ibu Rofiatun;
“Faktor ekonomi yang membuat saya bertekad untuk dapat memiliki penghasilan sendiri guna membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga mbak. Saya seorang janda, saya sudah menjadi janda kurang lebih 10 tahun. Saya punya satu orang anak.Dan sekarang anak saya sekolah kelas 1 SMA. Jadi memang saya sangat butuh untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup saya dan putra saya mbak.” (Wawancara dengan ibu Rofiatun, 25 Maret 2021) Tahap selanjutnya yaitu mengajak para perempuan untuk
dapat berpartisipasi dan bergabung dalam program pemberdayaan
perempuan ini, peneliti menemukan bahwa ibu Hanifah memberi
gambaran program yang akan dilaksanakan dan penghasilan yang
akan diperoleh jika dapat bergabung di program pemberdayaan
perempuan tersebut. Sebagaimana yang dikatakan ibu Hanifah;
“Mengajak para perempuan di kelurahan pondok pucung untuk dapat bergabung di lembaga pemberdayaan perempuan, waktu itu orang yang pertama kali saya ajak ibu Yeni.Alhamdulillahnya ibu yeni langsung mau dan siap bergabung dengan saya.Kita berdua melakukan ajakan/tawaran kepada ibu-ibu yg ada di Rt.003 / Rw.004 dan sekitar 5 orang yang mau pada saat itu”. (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
Ibu hanifah berhasil mengajak Ibu Yeni untuk bergabung
dalam program pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Yeni;
“Saya memang suka mbak sama kegiatan yang menantang, melakukan hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Jadi ketika Ibu Hanifah mengajak saya untuk bergabung menjalankan program
56
pemberdayaan perempuan ini, tanpa pikir panjang saya langsung menerima dan membantu Ibu Hanifah untuk mengajak ibu-ibu yang lain bergabung dengan kami. Dan membantu suami untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mbak dan saya tuh pengen mbak punya penghasilan sendiri.” (Wawancara dengan ibu Yeni, 27 Maret 2021)
Peneliti menemukan bahwa Ibu hanifah dan Ibu Yeni
berusaha untuk tetap mengajak dan menawarkan kepada
perempuan-perempuan di Rt.003/Rw.004 untuk dapat bergabung
dalam program ppemberdayaan perempuan ini. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ibu Sa’adah;
“Saya sudah bergabung di program pemberdayaan ini sejak awal didirikan mbak, Oktober 2015.Saya ini keponakannya ibu hanifah.Jadi waktu Ibu hanifah mengajak dan menawarkan kepada saya untuk ikut bergabung membuat program pemberdayaan perempuan saya bersedia mbak.Karena saya memang butuh untuk memenuhi kebutuhan hidup.” (Wawancara dengan ibu Sa’adah, 25 Maret 2021)
Dengan demikian tahap ajakan pada masalah ini dilakukan
tanpa ada paksaan dari Ibu Hanifah, apa yang harus para
perempuan yang ada di Kelurahan Pondok Pucung lakukan, Ibu
Hanifah menyerahkan semua keputusan kepada para perempuan
tersebut, sebagian besar memang butuh untuk memnuhi
kebutuhan hidup dan membantu meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
Tahap ketiga penyusunan program, kegiatan ini dilakukan
dengan diskusi antar anggota yang dipandu oleh Ibu Hanifah, Ibu
Yeni dan ibu Sa’adah. Peneliti menemukan bahwa tahap
57
penyusunan program dilakukan dengan cara menentukan program
apa saja yang akan dilaksanakan dan siapa saja yang akan
menjadi penanggungjawab. Program yang akan dibentuk yaitu;
Budidaya jahe merah dengan memanfaatkan lahan yang ada,
mengelolah jahe merah menjadi dua jenis, jahe merah
serbuk/instan dan jahe merah langsung minum, dan melakukan
pemasaran jahe merah di daerah kelurahan Pondok Pucung dan
pasar-pasar terdekat. Sebagaimana Ibu Hanifah mengatakan;
“Membentuk tim untuk menyusun program yang akan dilaksanakan. Waktu itu mbak yang siap bergabung dengan kami berjumlah 7 orang ibu-ibu. Tahap pertama Saya, ibu Yeni, ibu Sa’adah memandu para ibu-ibu yang lain untuk mengikuti diskusi dengan aktif, lalu kemudian menentukan siapa saja yang akan menjadi penanggungjawwab dan program apa saja program yang akan kami buat mbak. Nah hasil dari diskusi, kami menyimpulkan untuk membudidayakan jahe merah dengan memanfaatkan lahan yang ada, mengelolah jahe dalam dua jenis, jahe merah instan/serbuk dan jahe merah langsung minum, melakukan pemasaran.” (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
Begitupun yang dikatakan olen Ibu Sa’adah;
“Ada 7 orang yang mau bergabung dengan kami untuk mejalankan program pemberdayaan ini.Kami mengumpulkan semua ibu-ibu yang siap dan melakukan diskusi. Untuk menentukan program apa saja dan siapa saja penanggungjaabnya mbak.” (Wawancara dengan ibu Sa’adah, 25 Maret 2021)
Seperti yang dikatakan Ibu Yeni;
“Ada sekitar 7 orang yang siap bergabung mbak, nah keesokan harinya kita langsung mengumpulkan semua ibu-ibu yang bersedia ikut di rumah Ibu Hanifah dan melakukan semacam diskusi musyawarah gitu mbak. Hasilnya ada dua
58
jenis jahe yang akan dikelolah, yaitu jahe serbuk/instan dan jahe langsung minum.” (Wawancara dengan ibu Yeni, 27 Maret 2021)
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat perempuan dalam program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe Merah terbilang
minoritas. Kendati demikian tidak menghalangi semangat ibu
hanifah untuk membentuk rencana program permberdayaan
perempuan ini.
2. Tahap Pelembagaan
Peneliti menemukan dua tahapan yang dilaksanakan pada
tahap pelembagaan program, Pertama, perijinan kepada
pemerintah setempat dan kedua, pengenalan bertujuan
memperkenalkan kepada masyarakat program pemberdayaan
perempuan.
Tahap perijinan yaitu tahap dimana ibu hanifah melakukan
perijinan kepada pemerintah setempat guna mengajak ibu-ibu
yang ada di Rt.003/rw.004 agar mempermudah proses terlaksana
kegiatan dan proses pelaksanaan program.
“Pertama, Saya melakukan perijinan kepada pemerintah setempat untuk dapat melaksanakan program pemberdayaan perempuan di Kelurahan Pondok Pucung, karena memang kita melibatkan ibu-ibu PKK yang ada di Rt.003/Rw.004 kelurahan Pondok Pucung makanya kita perlu izin mbak. Untuk perizinan awal ke Pemeritah kelurahan Pondok Pucung itu mudah prosesnya dan Alhamdulillah kita dapet izin dan support.” (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
59
Ibu Hanifah, Ibu Yeni dan Ibu Sa’adah membuat
permohonan ijin kepada pemerintah setempat agar dapat
mendirikan lembaga pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah. Sebagaimana yang dikatakan
oleh ibu Sa’adah;
“Sebelumnya saya, Ibu Hanifah dan Ibu Yeni, melakukan perijinan dengan menunjukkan serta menjelaskan program-program yang akan kami buat mbak.Alhamdulillah mbakdipermudah, semuanya langsung diterima dan kami diberikan support dan dukungan untuk melaksankan pemberdayaan tersebut.” (Wawancara dengan ibu Sa’adah, 25 Maret 2021)
Begitupun yang dikatakan oleh ibu Yeni;
“Pertama saya ibu hanifah dan Ibu yeni melakukan perijinan ke pemerintah setempat mbak, kami menjelaskan maksud dan tujuan dibuatnya lembaga pemberdayaan ini mbak.Hasilnya diterima dengan baik dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat.” (Wawancara dengan ibu Yeni, 27 Maret 2021)
Kedua, pengenalan bertujuan memperkenalkan kepada
masyarakat program pemberdayaan perempuan. Tahap ini
dilakukan guna untuk memperkenalkan bahwa di Kelurahan
Pondok Pucung, tepatnya di Rt.003/Rw.004 ada lembaga
pemberdayaan perempuandalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe merah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Hanifah;
“Kedua, Tahap Dikenal bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat program pemberdayaan perempuan. Supaya dikenal minimal oleh masyarakat sekitar, ya syukur syukur bisa dikenal dimana-mana. Agar proses berjalannya
60
program ini jadi mudah mbak. Karena kalau sudah dikenal masyarakkat berarti omset kita pasti bakalan melejit.Kedua Pengennya lembaga ini diakui mbak, oleh masyarakat sekitar.ya kalau sudah diakui pasti bakalan terkenal dari mulut ke mulut.” (Wawancara dengan ibu Hanifah, 24 Maret 2021)
Pada tahapan ini, ibu Hanifah berusaha agar program ini
dikenal. Salah satunya perkenalan dari anggota ke sanak saudara
dan sanak saudara ke teman-teman yang lainnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Neng;
“Saya sering promosiin mbak, biasanya kalau ibu-ibu kan suka banget ngerumpi di warung atau di tempat belanja lainnya, nah saya pasti ikut bantu untuk promosi ke ibu-ibu tentang program pemberdayaan perempuan yang sedang kami lakukan, biar mereka bantu support dengan membeli produk yang kami jual. Syukur-syukur cocok di lidah mereka dan nantinya mereka bakalan bantu promosiin juga ke saudara atau tetangganya. Gitu mbak.” (Wawancara dengan ibu Neng 27 Maret 2021)
Peneliti juga sempat mewawancarai Ibu Rohmah yang saat
itu sedang membeli jahe langsung minum di tempat jualan yang
di tanggung jawabin oleh Ibu Neng;
“Saya tau tempat ini, karena saya juga tinggal di daerah Pondok Pucung juga.Awal taunya ya karena sering lewat trus nyoba beli dan alhamdulillahnya rasanya itu pas dilidah saya, jadi langganan deh.Apalagi masa pandemi begini ya butuh banget minuman/makanan yang menaikkan imun tubuh.” (Ibu Tin, warga 28 Maret 2021)
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Alvi ketika sedang
membeli jahe langsung minum;
“Saya tinggal di Pondok Bahar, tau ini dari saudara yang tinggal di sekitar sini juga. Sudah sempat cobain beli
61
jahe langsung minum ini di dekat rumah saya tapi rasanya masih kurang nampol.Akhirnya saya nyoban yang ini rasanya mantap pas di lidah.Saya juga sering beli yang serbuk dan itu enak.” (Ibu Alvi, warga 28 Maret 2021)
Dari temuan yang ditemukan peneliti bahwa jahe merah
yang diproduksi dan dijual di program pemberdayaan perempuan
ini sudah mendapat ijin dari pemerintah setempat dan sudah
terkenal di Kelurahan Pondok Pucung bahkan di Wilayah
Kecamatan Karang Tengah.
3. Tahap Pelaksanaan
Peneliti mendapatkan temuan mengenai tahap pelaksanaan
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe
merah.Dimulai dari tahap, membudidayaka jahe, pengelolahan
jahe menjadi dua jenis, jahe merah serbuk/instan dan jahe merah
langsung minum serta pemasran jahe.
Budidaya jahe merah dengan menanam jahe di lahan yang
sudah ada, jahe mrah dirawat dengan baik dan benar akan
menghasilkan jehe yang berkualitas. Jahe ditanam sekitar 6 bulan
sampai 8 bulan baru bisa dipanen.Jahe yang dihasilkan tidak
banyak karena lahan yang dimiliki juga terbatas, sehingga
seringkali kurang dan harus membeli jahe di pasar-pasar
terdekat.Tahun 2020 awal covid mulai muncul di Indonesia jahe
menjadi langkah dan sangat sulit di dapatkan, sehingga beberapa
kali harus membeli jahe merah di Sumatera Utara dan Jawa
Tengah. Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Hanifah;
“Pertama kami memulai budidaya dengan menanam jahe di tempat yang memang sudah ada, lahan ini masih
62
milik saya pribadi mbak.Kami merawat jahe dengan sangat baik agar menghasilkan jahe yang berkualitas. Jahe ditanam kurang lebih 6 - 8 bulan baru bisa dipanen, Karena lahan yang kami miliki tidak begitu besar sehingga tidak dapat membudidayakan jahe yang banyak, maka kami sering kekurangan jahe untuk dikelolah menjadi jahe serbuk dan jahe siap minum, makanya kami masih ambil jahe dari pasar-pasar terdekat karena sering kekurangan kalau hanya mengandalkan dari hasil panen. Beberapa kali pernah ambil langsung dari Sumatera Utara dan Jawa Tengah.Apalagi semenjak pandemic ya mbak peminat jahe benar-benar banyak dan kami harus bersebut untuk dapat membeli jahe di pasar.” (Wawancara dengan Ibu Hanifah 23 Maret 2021)
Begitu juga yang dikatakan oleh Ibu Zuleha selaku
penanggungjawab;
“Budidaya jahe merah ini lumayan lama ya mbak, bisa sampai 8 bulan an baru bisa panen. Proses perawatannya itu mudah mbak, ya tapi bgtu karena jadwal memanennya itu sangat lama dan lahan yang kami punya jug tidak besar. Maka kami sering beli jahenya dari luar.Pernah sangking gk adanya kami beli ke Sumatera Utara dan daerah Jawa Tengah.” (Wawancara dengan ibu Zuleha 27 Maret 2021)
Dari pernyataan di atas peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa Jahe yang dibudidayakan terbatas karena lahan yang
kurang memadahi, selain itu proses budidaya jahe merah ini juga
memakan waktu yang lama. Sehingga harus membeli Jahe merah
ke luar kota, seperti ke Sumatera Utara dan Jawa Tengah.
Selanjutnya peneliti menemukan proses pengelolahan jahe
yang terbagi menjadi dua jenis, jahe serbuk/instan dan jahe
langsung minum. Jahe serbuk/instan dikelolah dalam waktu dua
hari, dari proses pengupasan hingga pembuatan. Sedangkan
63
pengelolahan jahe langsung minum hanya dilakukan sekitar 3 jam
sampai 4 jam yang hanya memerlukan waktu singkat.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu hanifah;
“Mengelolah jahe dalam hal ini menjadi dua bagian, pembuatan Jahe merah instan ditanggung jawabin oleh ibu Rofiatun proses pembuatan jahe instan/serbuk lumayan lama mbak bisa dua hari penuh dan pembuatan jahe merah langsung minum ditanggung jawabin oleh ibu Sa’adah alau untuk pembuatan jau ini tidak memakan waktu lama mbak hanya sekitar 3-4 jam saja.” (Wawancara dengan ibu Hanifah 24 Maret 2021)
Ibu Sa’adah sebagai penanggungjawab pembuatan jahe
merah langsung minum mengatakan saat diwawancarai oleh
peneliti;
“Di mulai dari mengupas dan membersihkan jahe memerlukan waktu 1 jam an mbak dilanjutkkan dengan mengelolah jahe haya membutuhkan waktu 3 jam sampai 4 jam mbak.” (Wawancara dengan ibu Sa’adah 25 Maret 2021)
Begitu juga yang dikatakan oleh ibu Rofiatun sebagai
penanggungjawab pembuatan jahe merah serbuk/instan;
“2 hari an mbak.Karena untuk jamu serbuk ini lumayan lama prosesnya.” (Wawancara dengan ibu Rofiatun 25 Maret 2021)
Dalam pembuatan jahe merah serbuk dan jahe merah
langsung minum membutuhkan waktu yang berbeda. Jika jahe
langsung minum hanya mengabiskan sekitar tiga sampai empat
jam, berbeda dengan jahe merah serbuk yang memang harus
memakan waktu sekitar dua hari.
64
Tahap selanjutnya pemasaran, peneliti menemukan ada dua
penanggungjawab untuk pemasaran jahe merah dalam program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe. Pemasaran jahe merah serbuk dipasarkan ke toko-
toko herbal terdekat di daerah kelurahan Pondok Pucung yang
dilakukan seminggu sekali untuk memastikan stok masih ada atau
sudah habis , sedangkan pemasaran jahe merah langsung minum
dipasarkan dari pukul 17.00 sampai 23.00. bahkan bisa lebih
cepat jika dagangan sudah habis. Sebagaimana yang dikatakan
Ibu Hanifah dalam wawancara;
“Tahap pemasaran juga dibagi menjadi dua.Pemasaran jahe instan yang ditanggungjawabin oleh Ibu Yeni, untuk jahe instan ini kita pasarkan ke Pasar-pasar terdekat dan toko obat-obatan herbal.Dan Pemasaran jahe langsung minum oleh Ibu Neng kita langsung menjualnya setiap malam pukul 17.00 s/d pukul 23.00 di daerah Pondok Pucung.Nah iya betulah mbak.” (Wawancara dengan ibu Hanifah 24 Maret 2021)
Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Yeni selaku
penanggungjawab pemasaran jahe serbuk/instan;
“Satu harian penuh mbak, ngecek stok di setiap took tpi Cuma seminggu sekali setiap hari Rabu. Selebihnya biasanya saya membantu teman yang lain dalam proses pegemasan.” (Wawancara dengan ibu Yeni 27 Maret 2021)
Begitupun ibu Neng mengatakan, selaku penanggungjawab
pemasaran jahe langsung minum;
“Saya mulai jualan dari pukul 17.00 sampai pukul 23.00 kadag lebih awal ulangnya mbak kalau dagangan sudah habis, pergelasnya dijual Rp.6.000 mbak. Alhamdullillah mbak sering pulang jam 21.30 karena udh habis duluan mbak. Makanya saya bisa pulang dan istirahat
65
lebih awal mbak.” (Wawancara dengan ibu Neng 27 Maret 2021)
Dari tahapan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tahap
pelaksanaan program pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe dilakukan melalui tiga tahapan;
budidaya jahe merah, pengelolahan jahe merah menjadi jahe
serbuk/instan dan jahe langsung minum, serta pemasaran jahe
merah yang dilakukan oeh penanggungjawab masing-masing.
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Peneliti mendapatkan temuan mengenai tahap monitoring
dan evaluasi kerja lembaga pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe merah.Dimulai dari tahap melakukan
monitoring dan pemantauan kinerja ibu-ibu di masing-masing
bagian, menggantikan tugas dan tangungjawab jika ada yang
tidak hadir guna memperlancar produksi jahe.Tahap evaluasi
dilakukan setiap dua minggu sekali, mengevaluasi kinerja setiap
bagian, mengevaluasi produksi jahe, mengevaluasi pemasaran
jahe, serta mengevaluasi omset/pendapatan.
Seperti yang dijelaskan oleh ibu Hanifah;
“Dalam tahap monitoring saya melakukan pemantauan kinerja ibu-ibu yang ikut serta dalam program pemberdayaan perempuan ini dengan cara melihat kehadiran setiap anggota, kedisiplinan dalam menjalankan tanggung jawab, karena jika tidak disiplin maka banyak program yang berlajan tidak sesuai rencana seperti terjadi keterlambatan dalam proses pelaksanaan program yang mengakibatkan terlambat dalam proses pemasaran. Kalau
66
tahap evaluasi, biasanya kami rutin melakukan rapat setiap dua minggu sekali, mengevaluasi kehadiran anggota, mengevaluasi seberapa banyak jahe yang dikelolah, mengevaluasi produk yang dipasarkan, dan mengevaluasi omset/pemasukan.” (Wawancara dengan ibu Hanifah 24 Maret 2021)
Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Yeni;
“Biasanya mbak, Ibu Hanifah itu setiap hari ngecek siapa aja yang tidak hadir dan langsung menggantikan tugasnya, ya supaya produksi tidak terhambat.Klau evaluasi kita selalu mengadakan evaluasi setiap dua minggu sekali mbak, buat mastiin aja semuanya berjalan sesuai nggak, gitu mbak.” (Wawancara dengan ibu Yeni 27 Maret 2021)
Ibu atin mengatakan;
“Oh ada mbak kalau itu biasanya dilakukan rutin setiap dua minggu sekali.Paling sekitar setengah jam mbak, tidak lama.” (Wawancara dengan ibu Atin 29 Maret 2021)
Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang
rutin dilaksanakan guna menunjang kinerja dan hasil produksi di
lembaga pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan tanaman jahe.Ibu
Hanifah siap siaga untuk memonitoring kinerja anggota setiap
hari dan menggantikan anggta yang berhalangan hadir. Begitupun
kegiatan evaluasi yang rutin dipandu oleh ibu Hanifah setiap dua
minggu sekali dengan tujuan untuk dapat memotivasi setiap
anggota agar lebih disiplin dan semangat.
B. Hasil pemberdayaan
Berdasarkan hasil temuan di lapangan oleh peneliti,
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
67
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe di
Kelurahan Pondok Pucung.Memiliki dampak yang sangat baik
bagi masyarakat sekitar khususnya bagi para perempuan yang
mengikuti program pemberdayaan ini.Dengan adanya program
pemberdayaan ini kemampuan yang diperoleh setiap anggota dari
hasil pemberdayaan dan pemasaran jahe merah, dirasa sangat
membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan
keluarga.
Dalam Poin tersebut peneliti menemukan hasil dari
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe di
Kelurahan Pondok Pucung ialah kemandirian ekonomi keluarga
dan kesejahteraan keluarga.
1. Kemandirian Keluarga
Hasil dari pemberdayaan yang diperoleh perempuan di
Kelurahan Pondok Pucung adalah meningkatkan produktifitas
pendapatan dalam keluarga, perlunya kesadaran untuk menabung,
menentukan prioritas kebutuhan, dan optimis. Meningkatkan
produktifitas pendapatan dalam keluarga, harus menciptakan
kemandirian untuk memiliki penghasilan tambahan dalam
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Mandiri secara
financial dan tidak bergantung kepada orang lain Seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Sa’adah;
“Manfaat yang saya rasakan selain memiliki kemampuan dalam proses budidaya dan pengelolahan jahe adalah saya mempunyai penghasilan sendiri, lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.” (Wawancara dengan ibu Sa’adah 25 Maret 2021)
68
Kemandirian yang dihasilkan dalam proses pemberdayaan
perempuan ini adalah untuk bisa mengandalkan diri sendiri dan
tidak bergatung kepada orang lain. Sehingga para perempuan
dapat berdaya dan mempunyai kemandirian dalam memnuhi
kebutuhan hidup.
Begitu juga yang dikatakan oleh ibu Zuleha;
“Jelas mbak saya bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain”. (Wawancara dengan ibu Zuleha 27 Maret 2021)
Kesadaran untuk menabung, dalam persaingan hidup yang
super ketat seperti sekarang ini, setiap keluarga harus memiliki
biaya cadangan untuk memuhi kebutuhan yang tidak
terduga.Peneliti menemukan bahwa sebagian besar dari para
perempuan-perempuan yang ikut bergabung dalam
pemberdayaan perempuan ini menyisihkan sedikit dari
penghasilannya setiap bulan. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Ibu Hanifah;
“Setelah pembagian hasil setiap bulannya saya selalu mengingatkan kepada para ibu-ibu untuk menyisihkan hasil yang didapat. Karena jika nanti tiba-tiba ada kebutuhan yang tidak terduga ibu-ibu masih punya simpenan untuk dipakai dan tidak merepotkan orang lain. Saya bersyukur mbak dipertemukan dengan partner kerja yang luar biasa hebat, dan selalu mendengarkan arahan serta saran dari saya.” (Wawancara dengan Ibu Hanifah 24 Maret 2021)
Ibu Zuleha juga mengataka hal yang sama;
“Karena anak Cuma satu ya mbak.Alhamdulillah bisa nabung mbak Rp.200.000 setiap bulan.Saya nabung untuk persiapan anak saya kuliah mbak.Saya pengen banget anak
69
saya bisa kuliah biar kehidupannya lebih baik dari saya.” (Wawancara dengan Ibu Zuleha 27 Maret 2021)
Seperti hal nya dengan para anggota program
pemberdayaan perempuan di Kelurahan Pondok Pucung,
berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang peneliti
lakukan, para anggota pemberdayaan perempuan mampu
menabungkan/ menyisihkan sebagian hasil pendapatannya dari
usaha pengelolahan Jahe. Meskipun dalam jumlah yang tidak
banyak dan rata-rata mereka menabungkannya di celengan
masing-masing dan tidak menabung di Bank.Dan ada beberpa
yang memang belum bisa menabung, karena habis untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Begitu pun yang diutarakan oleh Ibu Neng;
“iya bisa mbak, saya rutin nabung satu bulan Rp.500.000. takut-takut nanti ada biaya tak terduga, ntah biaya sekolah ataupun yang lainnya mbak, saya nabung sendiri di rumah, blum berani nabung di bank mbak, males juga prosesnya agak ribet.” (Wawancara dengan Ibu Neng 27 Maret 2021)
Dan hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Yeni;
“Iya karena sumi juga bekerja, jadi saya bisa menabung Rp.400.000 setiap bulan untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak saya mbak.” (Wawancara dengan Ibu Yeni 27 Maret 2021)
Peneliti menumkan bahwa sebagian dari ibu-ibu tidak dapat
menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, karea kebutuhan
pokok yang mahal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu
Atin;
70
“Karena kebutuhan yang begitu banyak mbak, apalagi ya sekarang itu kebutuhan pokok mahal-mahal mbak, jadi saya belum bisa nabung.Ya uangnya habis aja gitu buat kehidupan sehari-hari mbak.” (Wawancara dengan Ibu Atin 29 Maret 2021)
Menabung sangat penting di masa sekarang, menabung
merupakan salah satu kesiapan kita untuk menyambut masa yang
akan datang. Perempuan yang ikut dalam program pemberdayaan
terlatih dalam menyisihkan sebagian uang penghasilan untuk
ditabung, meskipun beberap masih belum bisa menerapkannya.
Menentukan prioritas kebutuhan, banyak orang yang gagal,
karena tidak berhasil memilih mana yang terpenting dan harus
lebih dahulu diselesaikan.Kebutuhan pokok rumah tangga
amatlah banyak, akan tetapi dalam ekonomi keluarg perlu
menentukan skala prioritas dalam menentuan serta memenuhi
kebutuhan hidup. Seperti yang dikatakan oleh beberapa anggota
pemberdayaan perempuan saat diwawancarai oleh peneliti,
bahwa hasil usahanya diprioritaskan untuk biaya sekolah anak-
anaknya. Salah satunya Ibu Mina;
“Bisa mbak setiap bulan saya nabung Rp.350.000 untuk biaya kuliah anak saya mbak.Saya ada satu anak lagi yag masih kuliah di kampus swasta di Kota Tangerang mbak.” (Wawancara dengan Ibu Mina 29 Maret 2021)
Dari hasil penelitian dan wawancara tersebut, menurut
penulis para anggota pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe di Kelurahan Pondok Pucung telah
71
mampu menentukan skala prioritas yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Tabel 4.1 Kemampuan Menabung Para Anggota Program
Pemberdayaan Perempuan
No
Nama
Jumlah Persentase Tabungan dari Penghasilan
Sebelum ada program pemberdayaan perempuan
Setelah ada program pemberdayaan perempuan
1 Ibu Hanifah 5% 10% 2 Ibu Rofiatun - 10% 3 Ibu Ibu Syifa 2% 6% 4 Ibu Sa’adah 2% 7% 5 Ibu Yeni 4% 10% 6 Ibu Neng 3% 10% 7 Ibu Zuleha 1% 10% 8 Ibu Atin - 6% 9 Ibu Minah 2% 7% 10 Ibu Sarah 3 10% 11 Ibu Nurmah 5% 10% 12 Ibu Indah 1% 4% 13 Ibu Manih - 8% 14 Ibu Sina - 7% 15 Ibu Afifi 3% 10% Sumber: diolah oleh peneliti.
Optimis, tetap berprasangka baik dan yakin bahwa masa-
masa sukses akan menghampiri kita. Dalam kondisi sulit kita
tidak boleh menyerah, justru kita harus bisa memanfaatkan
kondisi sulit untuk mensuport diri agar bisa keluar dari kondisi
72
tersebut. Kita harus tenang dan yakin apa yang diusahakan akan
berbuah manis, tidak ada usaha yang sia-sia. Dengan sikap
tersebut langkah kita akan teratur, dan dalan kondisi ini
perhitungan kita akan tetap akurat. Dengan ini kita akan
mencapai kesuksesan.
Pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah di Kelurahan Pondok Pucung.Mampu
menjadikan ibu-ibu menjadi optimis dalam menjalankan hidup.
Ibu-ibu yang sudah bergabung di program pemberdayaan
perempuan di Kelurahan Pondok Pucung. Yakin untuk mandiri
dan dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik dan lebih
maju lagi.Harapan itu yang langsung disampaikan oleh para
anggota pemberdayaan perempuan.
“Semoga program ini bisa berjalan lama dan membantu perempuan untuk mmbentuk kemandirian perempuan dan membantu meningkatkan perekonomian keluarga mbak.” (Wawancara dengan Ibu Zuleha 27 Maret 2021)
“Semakin sukses maju dan dapat menjadikan perempuan mandiri memiliki penghasilan sendiri dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.” (Wawancara dengan Ibu Yeni 27 Maret 2021)
“Semoga mampu untuk terus membantu perempuan-perempuan mandiri dan tidak selalu menggantungkan diri kepada laki-laki.” (Wawancara dengan Ibu Neng 27 Maret 2021)
“Semoga bisa terus membantu perempuan untuk mandiri dan mampu memiliki pengahasilan sendiri, dapat berdiri sendiri tanpa merepotkan orang lain, dan semoga program pemberdayaan ini dapat terus aktif dan berkembang.” (Wawancara dengan Ibu Rofiatun 25 Maret 2021)
73
Kemandirian yang dihasilkan dalam proses pemberdayaan
ini adalah meningkatkan produktifitas pendapatan dalam
keluarga, perlunya kesadaran untuk menabung, menentukan
prioritas kebutuhan, dan optimis. Sehngga para pemberdaya
dapat berdaya dan mempunyai kemandirin dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Kesejahteraan Keluarga
Program pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga perempuan.Dengan mengembangkan kreatifitas dan
potensi diri di bidang budidaya dan pengelolahan jahe, akhirnta
ppara perempuan yang ikut berpartisipasi dapat memiliki
penghasilan sendiri dan bisa meningkatkan ekonomi keluarga
serta membantu kepala keluarga.
Dapat kita lihat dari sisi pemberdayaan ekonomi perempuan
proses pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga
pemberrdayaan perempuan ini ternyata memiliki hasil dan
dampak yang baik untuk kesejahteraan keluarga. Seperti yang di
sampaikan oleh Ibu Hanifah dan beberpa anggota;
“Sangat membantu ibu-ibu di sini dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga mbak, sekaligus membantu kepala keluarga agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.” (Wawancara dengan Ibu hanifah 24 Maret 2021)
“Iya benar saya dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai sekolah kedua saya.” (Wawancara dengan ibu Mina 29 Maret 2021)
“Sangat merasakan dampaknya mbak. Saya seorang janda, saya sudah menjadi janda kurang lebih 10 tahun. Saya punya satu orang anak. Dan sekarang anak saya
74
sekolah kelas 1 SMA. Jadi memang saya sangat butuh untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup saya dan putra saya mbak. Alhamdulillah saya bisa menigkatkan kesejahteraan keluarga kami mbak.” (Wawancara dengan ibu Rofiatun 25 Maret 2021)
“Dengan adanya lembaga pemberdayaan perempuan ini sangat membantu saya memenuhi kebutuhan hidup. Alhamdulillah banget mbak saya bisa ikut bergabung di lembaga pembedayaan ini, saya jadi bisa punya pnghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membantu meningkatkan keejahteraan keluarga.” (Wawancara dengan ibu Atin 29 Maret 2021)
Para prempuan yang bergabung dalam lembaga
pemberdayaan perempuan ini sudah dua tahun belakangan
dengan penghasilan rata-rata Rp. 1.000.000 – 1.500.000 per
bulannya membuat mereka merasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, begitupun dengan yang memiliki
tanggungan hidup tambahan.Dan yang sudah tidak memiliki
suami seperti ibu Sa’adah, Ibu Rofiatun.Alhamdulillah masih
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebagaimana yaag disampaikan para anggota
pemberdayaan perempuan saat diwawancarai penulis;
“Penghasilan saya sebulan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000. Dengan upah yang saya , Alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai sekolah kedua saya dan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga mbak.” (Wawancara dengan ibu Atin 29 Maret 2021)
“Sekitar Rp. 1.000.000 sampai Rp.1.500.000 setiap bulannya mbak.Alhadulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.” (Wawancara dengan ibu Rofiatun 25 Maret 2021)
75
Dari hasil penelitian yang ditemukan oleh penulis,
pencapaian di atas adalah bentuk dari keberhasilan perempuan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.Dengan penghasilan
yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Tabel 4.2 Penghasilan Ibu-Ibu dalam Program Pemberdayan Budidaya
dan Pengelolahan Jahe Merah
Sumber: diolah oleh peneliti.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam mendirikan dan menjalankan Program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
No Nama Rata-rata Penghasilan
1. Ibu Hanifah Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
2. Ibu Sa’adah Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
3. Ibu Rofiatun Rp. 1.100.000 – Rp. 1.450.000
4. Ibu Yeni Rp. 1.100.000 – Rp. 1.500.000 5. Ibu Neng Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
6. Ibu Zuleha Rp. 1.050.000 – Rp. 1.500.000 7. Ibu Atin Rp. 1.000.000 – Rp. 1.400.000 8. Ibu Mina Rp. 1.050.000 – Rp. 1.450.000
9. Ibu Sarah Rp. 1.020.000 – Rp. 1.400.000 10. Ibu Syifa Rp. 1.100.000 – Rp. 1.500.000 11. Ibu Nurmah Rp. 1.150.000 – Rp. 1.400.000 12. Ibu Indah Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 13. Ibu Manih Rp. 1.140.000 – Rp. 1.350.000
14 Ibu Sina Rp. 1.050.000 – Rp. 1.500.000 15 Ibu Afifi Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
76
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe sudah
pasti tidak mudah. Adanya faktor-faktor yang menjadikan mudah
dan sulit. Berikut faktor pendukung dan faktor yang ditemukan
peneliti dalam analisis pemberdayaan perempuan.
1. Faktor Pendukung
Dalam hal ini faktor pendorong yang didapatkan Ibu
Hanifah sebagai pendiri sekaligus ketua dalam lembaga ini
banyaknya dukungan dari keluarga, kerabat, lingkungan, dan
banyaknya para perempuan yang sadar akan kemampuan dan
kondisi yang dimiliki untuk bergabung di lembaga ini.
Sabagaimana yang dikatakan oleh Ibu Hanifah dan beberapa
anggotanya;
“Alhamdulillah ada support dari pemerintah setempat mbak, dukungan dari suami, dukungan orang-orang terdekat, semangat ibu-ibu untuk menjalankan program ini.” (Wawancara dengan ibu Hanifah 24 Maret 2021
“Suami saya mendukung banget mbak, biar saya ada kegiatan dan jadi lebih kreatif mandiri serta mampu memiliki penghasilan sendiri dan membantu perekonomian keluarga.” (Wawancara dengan Ibu Yeni 27 Maret 2021)
“Waktu awal dulu ngedukung banget karena bisa bantu suami.Tapi Desember 2019 suami saya meninggal mbak.” (Wawancara dengan Ibu Mina 29 Maret 2021)
Dalam menjalankan pemberdayaan berkaitan dengan
pelatihan budidaya dan pengelolahan tanaman jahe yang
langsung dibimbing oleh Ibu Hanifah; pelatihan cara budidaya
jahe, pengelolahan jahe, dan pemasaran jahe. Ibu Hanifah dengan
sabar dan teliti untuk membimbing ibu-ibu agar dapat mejalankan
program pemberdayaan ini dengan baik. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Ibu Rofiatun;
77
“Sebelumnya saya memang belum pernah melakukan pengelolahan jahe merah menjadi jahe serbuk/intan karena prosesnya yang lama dan memakkan waktu.Tpi mbak Ibu Hanifah sangat telatendan sabar ngajarin saya, agar rasa jahe langsung minumnya enak.Makanya saya betah di sini.” (Wawancara dengan Ibu Rofiatun 25 Maret 2021)
2. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan pemberdayaan sudah pasti tidak
terlepas dari faktor pendukung dan penghambat baik bagi
pemberdaya maupun yang diberdayakan. Dalam hal ini kesulitan
atau hambatan yang dialami oleh Ibu hanifah dan anggota ialah
sulitnya mengajak ibu-ibu untuk bergabung menjalankan program
pemberdayaan perempuan, banyak penolakan atas program
pemberdayaan perempuan, perizinan dipersulit, lahan terbatas
yang mengakibatkan budidaya jahe tidak banyak, kurang
kompak, kurang disiplin, Konsumen yang masih sedikit, Jahe
merah langsung minum kadang tidak habis terjual.
Sebagaimana dijelaskan oleh ibu Hanifah dalam wawancara
kepada penulis dan beberapa anggota pemberdayaan;
“Sering kurang jahe mbak, jadi harus beli dari pasar-pasar terdekat dan kadang sampai harus beli keluar kota, seperti ke Sumatera Utara dan daerah Jawa, apalagi pandemic begini ya mbak, jahe itu bener-bener sangat dibutuhkan jadi kita sering berebut dengan pedagang lain untuk dapetin jahe.” (Wawancara dengan ibu Hanifah 24 Maret 2021)
“Jahe kadang susah didapatt mbak, kalau mengandalkan dari hasil panen saja tidaklah cukup, makanya kita sering beli di pasar-pasar terdekat bahkan pernah beli ke Sumatera Utara dan daerah Jawa Tengah.” (Wawancara dengan Ibu Sa’adah 25 Maret 2021)
78
“Jahe sangat susah mbak, apalagi di masa pandemi gini ya, jahe itu jadi rebutan orang-orang dan hampir langka, bukan saja langkah tappi harganya juga melonjak tinggi. Yang biasanya hanya 30.000/kg waktu awal pandemi itu bisa sampai 70.000/kg. Jadi sempat menghambat proses pengelolahan jahe merah ini. Kami juga pernah beli ke luar kota karena di sini sangat susah didapatkan.” (Wawancara dengan Ibu Rofiatun 25 Maret 2021)
Faktor penghambat yang sering dialami oleh Ibu Neng
sebagai penanggungjawab penjualan jahe merah langsung minum
adalah dagangan tidak terjual habis:
“Jahe merah langsung minum kadang gk habis terjual mbak, jadi pemasukan juga sedikit.” (Wawancara dengan Ibu Neng 25 Maret 2021)
Begitu juga faktor penghambat yang dihadapi oleh Ibu Yeni
sebagai penanggungjawab penjualan jahe merah serbuk/instan
“Kalau jahe merah serbuk tahan lama mbak, makanya kalau tidak habis ya masih bisa dijual lagi. Tapi ya pemasukan jadi menurun, makanya pemasukan yang lumayan banyak itu dari penjualan jahe merah langsung minum.” (Wawancara dengan Ibu Neng 25 Maret 2021)
Dari hasil wawancara penulis menemukan bahwa faktor
penghambat ialah sangat sulit mengajak ibu-ibu untuk
menjalankan program pemberdayaan perempuan, banyak
penolakan dari ibu-ibu untuk bergabung. Perizinan dipersulit,
lahan terbatas yang mengakibatkan budidaya jahe tidak banyak,
Jahe susah didapatkan sehingga, pengelolahan jahe kadang
terhambat, kurang kompak, kurang disiplin, Konsumen yang
masih sedikit, Jahe merah langsung minum kadang tidak habis
terjual.
79
BAB V
PEMBAHASAN
A. Proses Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya dan Pegelolahan
Tanaman Jahe di Kelurahan Pondok Pucung
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dimana nantinya temuan-temuan
yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya yang kemudian
dikaitkan dengan teori-teori pemberdayaan yang digunakan
dalam penelitian ini. Penelitian ini mengkaji tentang proses
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe di
Kelurahan Pondok Pucung.
Program pemberdayaan perempuan ini merupakan sebuah
kumpulan ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
yang didirikan oleh Ibu Hanifah berdasarkan pengalamannya
yang pernah mengikuti pelatihan tentang budidaya dan
pengelolahan jahe. Mengingat di kampungnya sendiri masih
banyak perempuan yang belum bisa mandiri dan sulit
mendapatkan pekerjaan, Ibu Hanifah berniat membuat lembaga
pemberdayaan perempuan, guna untu dapat memberdayakan dan
menjadikan perempuan lebih unggul dari sebelumnya.
Pemberdayaan adalah upaya untuk memberikan daya
(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada
masyarakat. Keberdayaan masyarakat oleh Sumodiningrat dalam
buku Totok Mardikanto diartikan sebagai kemampuan individu
80
yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan (Totok & Poerwoko,
2013:26)
Pemberdayaan perempuan dilakukan secara bertahap.
Mengacu pada proses pemberdayaan menurut Menurut Tantan
Hermansah (2016:47-48), terdapat empat tahapan yang wajib
dilalui dalam proses pemberdayaan, antara lain yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, partisipasi masyarakat “dapat dilihat, pada
keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan
program, indentifikasi masalah, ataupun pembuatan formula
kegiatan.
2. Tahap Pelembagaan Program
Pada tahap ini “partisipasi anggota masyarakat ikut serta
dalam merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan
program.Langkah partisipasinya seperti membuat model
pendanaan program, penguatan lembaga dan pengkaderan
anggota masyarakat sebagai penguatan SDM bagi program
tersebut”.
3. Tahap Pelaksanaan Program
Pada tahap pelaksanaan, “anggota masyarakat ikut serta
dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan
sebelumnya”.
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap ini masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan
program.Pengawasan ini sangat penting agar program memiliki
kinerja yang baik secara administratif maupun subtantif.
81
Gambar 5.1
Bagan Proses Pemberdayaan
Sumber: diolah oleh peneliti.
1. Tahap Perencanaan Program
Dalam manajemen perencanaan, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, Pada tahap ini, partisipasi
masyarakat “dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat
dalam musyawarah penentuan program, indentifikasi masalah,
ataupun pembuatan formula kegiatan. Dalam manajemen,
perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
Proses Pemberdayaan
Tahap Perencanaan Program
Tahap Pelembagaan Program
Tahap Pelaksanaan Program
Tahap Monitoring dan Evaluasi Program
82
mengembangkan rencana aktifitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengkontrolan tidak akan mampu berjalan
(Muhtadi & Hermansah,2003:41).
Berdasarkan data temuan lapangan peneliti melihat
rangkaian perencanaan yang dilakukan oleh lembaga
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah di kelurahan Pondok Pucung, diantaranya;
a. Mengidentifikasi masalah, Ibu Hanifah melakukan analisis
lingkungan sebelum mendirikan lembaga pemberdayaan
perempuan. Indikator yang ditemukan pada proses
pengenalan dalam masalah rumah tangga salah satunya
masalah keuangan. Dimana sebagian besar kepala keluarga
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga
memerlukan andil dari para perempuan untuk dapat
membantu kepala keluarga memenuhi kebutuhan
hidup.Dan sebagian besar perempuan yang ada di
kelurahan Pondok Pucung merupakan single parent.
b. Mengajak para perempuan untuk ikut berpartisipasi,
Pendiri memberi gambaran program yang akan
dilaksanakan dan penghasilan yang akan diperoleh jika
dapat bergabung di program pemberdayaan perempuan
tersebut.
c. Menyusun program yang akan dijalankan, Kegiatan ini
dilakukan dengan diskusi antar anggota yang dipandu oleh
pediri dan beberapa ibu-ibu. Tahap perencanaan program
83
dilakukan dengan cara menentukan program apa saja yang
akan dilaksanakan dan siapa saja yang akan menjadi
penanggungjawab. Program yang akan dibentuk yaitu;
Budidaya jahe merah dengan memanfaatkan lahan yang
ada, mengelolah jahe merah menjadi dua jenis, jahe merah
serbuk/instan dan jahe merah langsung minum, dan
melakukan pemasaran jahe meah di daerah kelurahan
Pondok Pucung dan pasar-pasar terdekat.
Dalam proses pembedayaan perempuan yang dilakukan di
Kelurahan Pondok Pucung tahap perencanaan merupaan tahapan
yang penting dalam prses pemberdayaan karena dengan
mengidentifikasi masalah yang terjadi, mengajak para perempuan
agar dapt mandiri dan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga serta menyusun program yang akan
dilakukan secara bersama. Sebuah pemberdayaan tidak a
trlaksana dengan baik tanpa adanya anggota dan program yang
akan dilaksanakan.
2. Tahap Pelembagaan Program
Pada tahap ini “partisipasi anggota masyarakat ikut serta
dalam merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan
program.Langkah partisipasinya seperti membuat model
pendanaan program, penguatan lembaga dan pengkaderan
anggota masyarakat sebagai penguatan SDM bagi program
tersebut”.
Berdasarkan data temuan lapangan peneliti melihat tahap
pelmbagaan yang dilakukan oleh lembaga pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe
84
merah di kelurahan Pondok Pucung, diantaranya; 1). Perijinan
kepada pemerintah setempat dan kedua, dan 2). Pengenalan
bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat program
pemberdayaan perempuan.
3. Tahap Pelaksanaan Program
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang paling penting dalam
program pemberdayaan masyarakat, sesuatu yang sudah
direncanakan dengan baik bisa melenceng dalam pelaksanaannya
dilapangan apabila tidak ada kerjasama antara petugas, warga
masyarakat, maupun kerjasama antar warga (Rukminto,
2002:24).
Pada poses pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah tersebut terdapat sebuah fakta yang
ditemukan oleh peneliti pada tahap pelaksanaan. Berikut tahapan
yang ditemukan oleh peneliti dalam tahap pelaksanaan,
diantaranya;
a. Membudidayakan jahe, Budidaya jahe merah dengan
menanam jahe di lahan yang sudah ada, jahe mrah dirawat
dengan baik dan benar akan menghasilkan jehe yang
berkualitas. Jahe ditanam sekitar 6 bulan sampai 8 bulan
baru bisa dipanen.Jahe yang dihasilkan tidak banyak karena
lahan yang dimiliki juga terbatas, sehingga seringkali
kurang dan harus membeli jahe di pasar-pasar
terdekat.Tahun 2020 awal covid mulai muncul di Indonesia
jahe menjadi langkah dan sangat sulit di dapatkan, sehingga
85
beberapa kali harus membeli jahe merah di Sumatera Utara
dan Jawa Tengah.
b. Pengelolahan jahe menjadi dua jenis, jahe merah
serbuk/instan dan jahe merah langsung minum serta
Selanjutnya peneliti menemukan proses pengelolahan jahe
yang terbagi menjadi dua jenis, jahe serbuk/instan dan jahe
langsung minum. Jahe serbuk/instan dikelolah dalam waktu
dua hari, dari proses pengupasan hingga pembuatan.
Sedangkan pengelolahan jahe langsung minum hanya
dilakukan sekitar 3 jam sampai 4 jam yang hanya
memerlukan waktu singkat.
c. Pemasaran jahe, peneliti menemukan ada dua
penanggungjawab untuk pemasaran jahe merah dalam
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe. Pemasaran jahe merah serbuk
dipasarkan ke toko-toko herbal terdekat di daerah kelurahan
Pondok Pucung yang dilakukan seminggu sekali untuk
memastikan stok masih ada atau sudah habis , sedangkan
pemasaran jahe merah langsung minum dipasarkan dari
pukul 17.00 sampai 23.00.
Dari ketiga proses pemberdayaan dalam pemberdayaan
perempuan di Kelurahan Pondok Pucung terlihat bahwa tahap
pelaksanaan memilik dampak yang serta hasil dari
pemberdayaan. Karena proses yang dilakukan dapat
meningkatkan kualitas para perempuan dari segi kemandirian,
pengalaman serta pengetahuan yang diperoleh dari
pemberdayaan.
86
Pada proses pemberdayaan perempuan yang dilakukan di
Kelurahan Pondok Pucung tersebut terdapat dua fakta yang
ditemukan oleh peneliti dalam proses budidaya tanaman jahe,
dengan minim nya lahan maka akan berakibat pada proses
budidaya sehingga seringkali menjadi faktor penghambat dalam
melaksanakan proses pengelolahan jahe. Sehingga seringkali
harus membeli jahe dari pasar-pasar terdekat bahkan ke luar
daerah.
Program pemberdayaan perempuan ini memang sedang
dalam tahap berkembang tetapi menurut peneliti pemasaran
pproduk harus ditingkatkan kerana merupakan hal yang harus
dilakukaan guna bersaing dengan produk jahe lainnya.
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dapat pula dilakukan terhadap
proses dan hasil implementasi program pemberdayaan perempuan
di Kelurahan Pondok Pucung, artinya bisa dilakukan pada waktu-
waktu tertentu dan sudah disepakati. Tujuan evaluasi program
adalah untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan, apa
faktor penghambat, pendukung dan langkah apa yang diambil
guna perbaikan lebih lanjut (Muhtadi & Hermansah, 2013:51-53).
Pada poses pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah tersebut terdapat sebuah fakta yang
ditemukan oleh peneliti pada tahap mnitoring dan evaluasi.
Berikut tahapan yang ditemukan oleh peneliti dalam tahap
pelaksanaan, diantaranya; Dimulai dari tahap melakukan
monitoring dan pemantauan kinerja ibu-ibu di masing-masing
87
bagian, menggantikan tugas dan tangungjawab jika ada yang
tidak hadir guna memperlancar produksi jahe.Tahap evaluasi
dilakukan setiap dua minggu sekali, mengevaluasi kinerja setiap
bagian, mengevaluasi produksi jahe, mengevaluasi pemasaran
jahe, serta mengevaluasi omset/pendapatan.
Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang
rutin dilaksanakan guna menunjang kinerja dan hasil produksi di
lembaga pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan tanaman jahe. Ibu
Hanifah siap siaga untuk memonitoring kinerja anggota setiap
hari dan menggantikan anggta yang berhalangan hadir. Begitupun
kegiatan evaluasi yang rutin dipandu oleh ibu Hanifah setiap dua
minggu sekali dengan tujuan untuk dapat memotivasi setiap
anggota agar lebih disiplin dan semangat.
B. Hasil Pemberdayaan
Untuk mengetahui sejauh apa keberhasilan pemberdayaan
perempuan dilakukan oleh lembaga pemberdayaan perempuan
dalam memberdayakan para perempuan di Kelurahan Pondok
Pucung denan merujuk kepada jurnal Romdhoni (2014:217-218).
1. Kemandirian Keluarga
Dalam jurnal Romdhoni (2014:217-218), berikut ini adalah
upaya yang harus dilakukan untuk kemandirian ekonomi
keluarga:
a. Meningkatkan produktifitas pendapatan dalam keluarga, ini
harus dilakukan, karena perkembangan gaya hidup masyarakat
membuat jenis kebutuhan dan biaya hidup juga naik.
88
b. Perlunya kesadaran untuk menabung, dalam persaingan hidup
yang super ketat seperti sekarang ini, setiap keluarga harus
memiliki biaya cadangan untuk menjawab kebutuhan yang
tidak terduga.
c. Menentukan prioritas kebutuhan, banyak orang yang gagal,
karena tidak berhasil memilih mana yang terpenting dan harus
lebih dahulu diselesaikan.
d. Optimis, tetap berprasangka baik dan yakin bahwa masa-masa
sukses akan menghampiri kita, dalam kondisi sulit kita tidak
boleh menyerah.
Apabila empat langkah di atas menjadi prinsip kita dalam
membangun kemandirian ekonomi keluarga, berarti satu keluarga
di negara Indonesia telah hidup dengan sehat dan berdiri di atas
sokongan ekonominya sendiri. Dia tidak menjadi beban orang
lain. Bayangkan kalau mayoritas keluarga di Indonesia mampu
menanggung biaya kebutuhan keluarga sehari-hari, tanpa
melahirkan kecurangan dalam menjalani hidup di masyarakat.
Tentu ketimpangan-ketimpangan yang kita saksikan di sekitar
kita akan segera hilang.
Dari keempat (4) proses upaya dalam jurnal Romdhoni
yang dilakukan dalam program pemberdayaan perempuan di
kelurahan Pondok Pucung. Terlihat bahwa upaya yang dilakukan
merupakan suatu proses pemberdayaan untuk mencapai
kemandirian ekonomi. Meningkatkan produktifitas pendapatan
dalam keluarga, dengan cara menciptakan kemandirian untuk
memiliki penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan
89
keluarga sehari-hari. Mandiri secara financial dan tidak
bergantung kepada orang lain.
Kesadaran untuk menabung, dalam persaingan hidup yang
super ketat seperti sekarang ini, setiap keluarga harus memiliki
biaya cadangan untuk memuhi kebutuhan yang tidak
terduga.Peneliti menemukan bahwa sebagian besar dari para
perempuan-perempuan yang ikut bergabung dalam
pemberdayaan perempuan ini menyisihkan sedikit dari
penghasilannya setiap bulan.
Bahkan ada perempuan yang menyisihkan uang
penghasilan guna mempersiapkan tabungan masa depan
pendidikan anak-anak mereka. Menabung sangat penting di masa
sekarang, menabung merupakan salah satu kesiapan kita untuk
menyambut masa yang akan datang. Perempuan yang ikut dalam
program pemberdayaan terlatih dalam menyisihkan sebagian
uang penghasilan untuk ditabung, meskipun beberap masih belum
bisa menerapkannya.
Menentukan prioritas kebutuhan, banyak orang yang gagal,
karena tidak berhasil memilih mana yang terpenting dan harus
lebih dahulu diselesaikan. Namun dalam hal ini peneliti
menemukan bahwa dengan adanya pemantauan yang dilakukan
oleh Ibu Hanifah ibu-ibu dalam program pemberdayaan
perempuan ini dapat menentukan kebutuhan prioritas dan hanya
keinginan semata dan telah mampu menentukan skala prioritas
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sikap optimis merupakan sebuah kunci untuk mencapai
keberhasilan masa depan. Dalam temuan peneliti di lapangan
90
tentang pemberdayaan perempuan, mampu menjadikan
perempuan optimis dalam menjalankan hidup. Dalam kondisi
sulit mereka tidak menyerah, justru mereka bisa memanfaatkan
kondisi sulit untuk mensuport diri agar bisa keluar dari kondisi
tersebut. Mereka yakin dengan apa yang diusahakan akan
berbuah manis, tidak ada usaha yang sia-sia. Dengan sikap
tersebut langkah mereka menjalankan program pemberdayaan
perempuan dengan disiplin.
Peneliti menemukan temuan tentang hasil pemberdayaan
perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui
budidaya dan pengelolahan tanaman jahe merah di Kelurahan
Pondok Pucung. Mampu menjadikan para perempuan lebih
produktif, dapat menyisihkan peendapatan, menentukan
kebutuhan prioritan dan menjadi pribadi yang optimis dalam
menjalankan hidup.
2. Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dengan
melihat kemampuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup
mereka, semakin seseorang mampu memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya maka dapat dikatakan semakin tinggi pula
kesejahteraanya.Kita dapat memberikan gambaran umum tentang
sejahtera tersebut, tetapi kita masih mengalami kesulitan menilai
apakah seseorang tergolong sejahtera atau tidak karena penilaian
tentang tingkat kesejahteraan seseorang sangat relatif. Menurut
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
91
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Pengertian ini menunjukan
bahwa sejahtera sebenarnya tidak hanya melulu pada kecukupan
material saja, akan tetapi terpenuhinya juga unsur spiritual dan
sosial dari seseorang.
Kesejahteraan masyarakat dapat terwujud apabila ada
upaya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani.Keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani atau
keselarasan antara keduany ialah yang dinamakan
kesejahteraan.Pencapaian kebutuhan jasmani dapat diukur
menggunakan tolok ukur kebendaan, dimana masing-masing
individu mempunyai ukuran yang berbeda sesuai dengan
kemampuannya. Ada yang secara materi dapat mencapai tingkat
sangat tinggi jika diukur berdasarkan kebutuhan fisik minimum,
namun ada pula yang berada di bawah garis ukuran minimum.
Ibu hanifah mendirikan program pemberdayaan perempuan
sebagai lapangan pekerjaan bagi para perempuan guna menjadi
mandiri dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
keluarga. Dengan adanya pemberdayaan ini membawa perubahan
bagi para ibu-ibu di kelurahan Pondok Pucung, mereka yang
sebelumnya masih tergantung pada orang lain dan suami
sekarang memiliki kemampuan mandiri dan sejahtera dengan
panghasilan sendiri.
Kesejahteraan yang terlihat dari ibu-ibu PKK ialah dengan
membaik dan meningkatnya ekonomi keluarga. Mereka tidak lagi
bergantung kepada keluarga atau orang lain dengan penghasilan
yang mereka dapat dalam program pemberdayaan perempuan
92
sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Hanifah dan para
perempuan di lembaga pemberdayaan perempuan dengan
penghasilan rata-rata Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 sudah dapat
memenuhi kebutuhan hidup para perempuan, bahkan dapat
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk biaya sekolah dan
kuliah para anaknya. Begitupun dengan ibu-ibu yang sudah
berkeluarga, mereka dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan bagi ibu-ibu yang menjadi single
parent, mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dari hasil penelitian yang ditemukan oleh penulis,
pencapaian di atas adalah bentuk dari keberhasilan perempuan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan penghasilan
yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh para prempuan yang
ada di kelurahan Pondok Pucung masih terus berproses untuk
mendapatkan hasil peberdayaan yang lebih baik bagi para
perempuan kedepannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu
Hanifah sebagai ketua pemberdayaan perempuan bahwa
pemberdayaan ini masih terus berproses, dan yang musti
dipertahankan adalah produktifitas serta semangat para
perempuan.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Dengan berdirinya suatu program selalu memiliki faktor
yang dapat menghambat serta dukungan kepada program
tersebut. Begitu pula dengan program pemberdayaan perempuan.
93
Program pemberdayaan tersebut mengalami pasang surut dari
budidaya, pengelolahan dan pemasaran.
1. Faktor Pendukung
Pelaksanaan pemberdayaan tidak akan berjalan dengan baik
tanpa kerjasama yang baik dari semua pihak dan dukungan
keluarga serta orang terdekat. Hal itu merupakan energy terkuat
dalam menjalankan pemberdayaan maupun yang diberdayakan.
Dalam menjalankan pemberdayaan berkaitan dengan pelatihan
budidaya dan pengelolahan tanaman jahe yang langsung
dibimbing oleh Ibu Hanifah; pelatihan cara budidaya jahe,
pengelolahan jahe, dan pemasaran jahe. Ibu Hanifah dengan sabar
dan teliti untuk membimbing ibu-ibu agar dapat mejalankan
program pemberdayaan ini dengan baik.
Dukungan yang dimiliki oleh Ibu-ibu PKK tersebut terletak
pada ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, serta tanggungjawab.
Pemerintah setempat sangat mensupport kegiatan ini guna
meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan keluarga para
perempuan yang menjadikan perempuan lebih dapat
mengandalkan diri sendiri dan tidak tergantung kepada orang
lain.
2. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan pemberdayaan sudah pasti tidak
terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Begitu juga
dalam pemberdayaan yang dilakukan dalam program
pemberdayaan perempuan di kelurahan Pondok Pucung.
Dari hasil penelitian, penulis melihat hambatan yang di
alami pada program pemberdayaan perempuan di Kelurahan
94
Pondok Pucung yaitu pada bagian budidaya, pengelolahan hingga
pemasaran. Dengan ini mengacu pada temuan data lapangan yang
dijelaskan pada Bab IV, penulis dapat menganalisa terkait
hambatan yang dialami dalam program pemberdayaan
perempuan.
Permasalahan yang sering menjadi penghambat dari
budidaya jahe ialah kepemilikan lahan yang terbatas, sehingga
menghasilkan jahe yang sedikit dan tidak memenuhi standar
produksi. Sehingga dapat mengakibatkan pengelolahan jahe
terhambat karena sedikitnya jahe yang dihasilkan dari budidaya
jahe.Dengan adanya hambatan tersebut para perempuan,
khususnya yang bertanggungjawab di bagian budidaya jahe harus
membeli jahe merah di pasar-pasar terdekat atau bahkan sampai
membeli ke luar daerah seperti Sumatera Utara dan Jawa Tengah.
Dalam proses pemasaran, hambatan yang sering dirasakan
oleh lembaga pemberdayaan perempuan ini adalah kurangnya
promosi ke khalayak luas dan menejemen promosinya. Karena
kurang adanya proses pemasran melalui media social dan iklan.
Pemasaran melalui media social sempat dijalankan namun
vakum, karena admin sebelumnya sudah tidak bergabung lagi.
Hambatana di bidang pemasaran jadi sangat penting kerena
berhubungan dengan penjualan ke khalayak luas, kurangnya
relasi menjadi dampak dalam penjualan jahe merah. Dalam setiap
masalah pasti selalu ada hikmah di baliknya, begitu juga dengan
hambatan.Di setiap hambatan selalu ada dukungan
95
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis teliti tentang
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe di
kelurahan Pondok Pucung kecamatan karang Tengah Kota
Tangerang dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut;
1. Pemberdayaan perempuan melalui dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe di Kelurahan Pondok Pucung Kecamatan
Karang Tengah Kota Tangerang dalam prosesnya telah
memenuhi sebagaimana teori yang dijelaskan dalam buku
Tantan Hermansah, dimana dalam proses pemberdayaan
terdapat 4 tahapan yang harus dilalui yaitu dimulai dari:
a. Tahap Perencanaan Program pemberdayaan
perempuan dilakukan secara rinci dan terarah dimulai
dari tahap yang pertama yaitu; mengidentifikasi
masalah, mengajak para perempuan untuk ikut
berpartisipasi, menyusun program yang akan
dijalankan.
b. Tahap Pelembagaan Program, pada tahap ini dilakukan
perijinan kepada pemerintah setempat dan pengenalan
bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat
program pemberdayaan perempuan.
c. Tahap Pelaksanaan Program, program pemberdayaan
96
perempuan telah dilaksanakan sejak Oktober 2015
sampai sekarang, dan dalam pelaksanaannya selalu
berjalan dengan tertib, terarah dan terkontrol, hal ini
berkat kerja sama antara semua pihak yang terlibat
dalam program pemberdayaan. Pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe menjadikan perempuan-perempuan
mendapatkan pekerjaan serta mendapatkan
penghasilan untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
d. Tahap Monitoring dan Evaluasi, dimulai dari tahap
melakukan monitoring dan pemantauan kinerja ibu-ibu
di masing-masing bagian, menggantikan tugas dan
tangungjawab jika ada yang tidak hadir guna
memperlancar produksi jahe. Tahap evaluasi dilakukan
setiap dua minggu sekali, mengevaluasi kinerja setiap
bagian, mengevaluasi produksi jahe, mengevaluasi
pemasaran jahe, serta mengevaluasi omset/pendapatan.
2. Hasil dari Pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah:
a. Program pemberdayaan perempuan telah banyak
dirasakan manfaatnya oleh setiap anggota, dimana para
anggota dapat membangun kemandirian dengan
meningkatkan produktifitas pendapatan dalam
keluarga, perlunya kesadaran untuk menabung,
menentukan prioritas kebutuhan, dan optimis.
97
b. Program pemberdayaan perempuan juga telah berhasil
membantu memenuhi kebutuhan hidup dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan
penghasilan yang diperoleh.
B. Implikasi
Berdasarkan dari penelitian yang telah disimpulkan, peneliti
menangkap adanya implikasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan sehubungan dengan
manajemen pemberdayaan perempuan di Pondok Pucung sebagai
berikut:
1. Ibu-Ibu PKK sebagai penggerak dan fasilitator telah
membantu para perempuan di Kelurahan Pondok Pucung
untuk lebih mandiri dan membantu menigkatkan
kesejahteraan keluarga.
2. Ibu-ibu PKK sebagai penggerak dan fasilitator telah
membantu manajemen keuangan keluarga para anggota.
3. Masyarakat di Kelurahan Pondok Pucung diharapakan
dapat turut serta membantu Ibu-Ibu PKK untuk
meningkatkan pemberdayaan perempuan.
C. Saran
Lembaga pemberdayaan perempuan di Kelurahan Pondok
Pucung diharapakan dapat meningkatkan kualitas dalam proses
dan pemberdayaan masyarakat. Diharapkan dapat lebih
membangun jaringan relasi, agar menambah pengetahuan tentang
pemasaran jahe. Agar dapat terus membantu para perempuan
98
untuk memiliki penghasilan sendiri, mandiri, tidak bergantung
kepada orang lain dan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan ekonomi keluarga. Dan kepada seluruh anggota
pemberdayaan perempuan agar tetap semangat disiplin dalam
bekerja.
99
DAFTAR PUSTAKA
Hieronymus Budi Santoso (2017). Sukses Budi DayaJahe Organik Di
Pekarangan & Perkebunan.Yogyakarta: Lily Publisher
Edi Suharto, (2005). Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat,
Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja
Sosial. Bandung: PT Reifika Aditama.
Asep Usman Ismail, ed, (2008). Pengamalan Al-Qur’an Tentang
Pemberdayaan Dhu’afa.Jakarta; Dakwah Press Universitas
Syarif Hidayatullah.
Lili badradi, dkk.Zakat & Kewirausahaan.(2005).Jakarta: CDE/ Center
For Enterpreneurship Development).
M. Sholahuddin, (2007). Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei.(2001). Pemgmbangan
Masyarakat Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Artmanda. W, Kamus Lengkap Bahasa Indnesia, (Jombang Lintas
Media)
Syafi’i Ma’arif.(2003). Pembangunan Dalam Perspektif
Gender.Malang: UMM Press.
Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia
https://eprints.uny.ac.id/7900/3/bab2%20-%2006101244019.pdf
100
Setijati D. Sastrapradja.( 2012). Perjalanan Panjang Tanaman
Indonesia.Jakarta: Yayasan Pustaka Bogor.
Prof. Dr. Lexy J Meleong, M.A. .(2011) Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nurul Hidayati, S.Ag..( 2016). Metodologi Penelitian Dakwah Dengan
Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Samiaji Sarosa.( 2012). Penelitian Kualitatif Dasar. Jakarta: PT
Indeks.
Haris Hermansyah. (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif untuk
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humania.
Bagong Suyanto & Sutinah.(2007). Metode Penelitian Sosial Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Prof. Dr. Sugiyono.( 2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R & D.Bandung : Alvabeta, CV.
Prof.Dr.S. Nasution,M.A..( 2003). Metode Penelitian Naturalistik
kualitatif. Bandung:PT Tarsito Bandung.
Zakiyah, (2010) Pemberdayaaan Peremuan Oleh Lajnah Wanita,
Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan, XVII,
Mardi Yatmo Hutomo, (2000). Pemberdayaan masyarakat Dalam
Bidang Ekonomi. Yogyakarta: Adiyana Press
101
Totok dan Soebianto, Poerwoko.Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, Cetakkan Ke-2, Bandung: Alfabeta,
2013.
Oos, M. Anwas.Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:
Alvabeta, 2013.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. 2002.
Hermansah, Tantan. Memberdayakan Masyarakat dengan
Mengaplikasikan Pendekatan Transformasi-Komunitas-
Institusionalsasi. Banten: UIN Jakarta Press, 2016.
Ali Romdhoni. 2014. Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga.
Jurnal Bimas Islam Vol.7.No.II.
Lentera, Tim. 2002. Khasiat & manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib
Cet 1. Agro Media Pustaka. Jakarta
Rukmana, Rahmat. 2000. Usaha Tani Jahe. kanisius. Jakarta
102
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat-surat
103
104
105
106
Lampiran 2: Dokumentasi
Budidaya Jahe Merah
107
Proses Pengelolahan Jahe Merah
Hasil Pengelolahan Jahe Merah
108
Pelatihan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
109
110
Lampiran 3: Pedoman Wawancara
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan : Ibu Hanifah
Jabatan: Ketua Program Budidaya dan Pengelolahan Jahe Merah
Waktu : Maret 2021
1. Apa yang melatar belakangi terbentuknya program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? Gini mbak kita hidup pada
masa laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan, tugas
untuk memenuhi kebutuhan keluarga memang kewajiban
suami tapi dengan adanya kekurangan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup, maka perempuan mengambil sikap untuk
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga
dengan cara membentuk program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe ini. Maka dengan berjalannya program ini perempuan
dapat membantu meringankan kewajiban suami tanpa
melupakan tugasnya sebagai istri dan ibu di rumah.
2. Apa tujuan dibentuknya program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe? Membantu meningkatkan kesejahteraan
keluarga mbak, sekaligus membantu perempuan untuk
111
meningkatkan kreatifitas serta pengembangan diri. Guna
menjadikan perempuan lebih unggul dari sebelumnya.
Berawal dari saya mengikuti pelatihan pada awal tahun
2015 yang narasumbernya berasal dari salah satu dosen di
IPB (Institut Pertanian Bogor) tentang pengelolahan jahe.
Dari situ saya mulai berfikir dan mengembangkan.
Kemudian saya menganalisis dan mengidentifikai
masalahkeluarga yang ada di Kelurahan Pondok Pucung,
ternyata sebagian besar dari mereka membutuhkkan
pemasukan lebih untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidup. Dan saya memperkenalkan program pemberdayaan
perempuan yang akan saya bentuk. Saya mengajak mereka
tanpa ada paksaan sedikitpun.
3. Bagaimana tahap perencanaan program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe?
a. Apa saja rencana kegiatan dalam program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe? Yang pertama kali saya
lakukan adalah mengidentifiasi masalah, mengajak para
perempuan untuk dapat berpartisipasi, menyusun program
yang akan dijalankan.
b. Metode apa yang digunakan dalam rencana kegiatan
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe? Wawancara dan diskusi
setiap anggota lembaga mbak.
112
c. Bagaimana proses perencanaan kegiatan dalam
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe dilakukan? Proses yang
kami lakukan mbak yang pertama adalah melakukan
identifikasi masalah mbak, Saya melakukan identifikasi
masalah mbak dengan melihat masalah-masalah yang
terjadi di Kelurahan Pondok Pucung, dan menemukan
beberapa masalah yang sudah teridentifikasi; masalah-
masalah terkait dengan kebutuhan hidup, khususnya
masalah ekonomi, kebutuhan pendapatan guna membantu
perekonomian keluarga, Kurangnya pendidikan dan
keterampilan, harapan yang besar untuk mencapai masa
depan yang lebih baik, terutama untuk anak-anak kami.
Yang kedua mbak, mengajak para perempuan di kelurahan
pondok pucung untuk dapat bergabung di lembaga
pemberdayaan perempuan, waktu itu orang yang pertama
kali saya ajak ibu Yeni. Alhamdulillahnya ibu Yeni
langsung mau dan siap bergabung dengan saya. Kita berdua
melakukan ajakan/tawaran kepada ibu-ibu yg ada di Rt.003
/ Rw.004 dan sekitar 5 orang yang mau pada saat itu.
Ketiga membentuk tim untuk menyusun program yang akan
dilaksanakan.Waktu itu mbak yang siap bergabung dengan
kami berjumlah 7 orang ibu-ibu. Tahap pertama Saya, ibu
Yeni, ibu Rofiatun memandu para ibu-ibu yang lain untuk
mengikuti diskusi dengan aktif, lalu kemudian menentukan
siapa saja yang akan menjadi penanggungjawwab dan
program apa saja program yang akan kami buat mbak. Nah
113
hasil dari diskusi, kami menyimpulkan untuk
membudidayakan jahe merah dengan memanfaatkan lahan
yang ada, mengelolah jahe dalam dua jenis, jahe merah
instan/serbuk dan jahe merah langsung minum, melakukan
pemasaran.
d. Siapa saja partisipan yang dilibatkan dalam perencaaan
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe dilakukan? Seluruh
perempuan yang ada di dalam lembaga pemberdayaan
perempuan ini dan Pemerintahan Kelurahan Pondok
Pucung mbak.
e. Apa saja output yang didapat dalam proses
perencanaan program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe
dilakukan? Output yang kami dapat adalah program yang
akan kami lakukan dalam proses pemberdayaan
f. Adakah kendala dalam proses perencanaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe dilakukan? Alhamdulillah
kalau kendala paling hanya ketika diskusi agak sedikit sulit
menyamakan pendapat ibu-ibu mbak.
g. Apa saja kegiatan yang ada di dalam program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? Kegiatannya itu ada
budidaya Jahe mbak, budidaya Jahe hingga dapat dipanen,
kemudian pengelolahan Jahe menjadi dua jenis; Jahe Instan
dan Susu Jahe.
114
4. Siapa saja yang terlibat dalam program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe? Kalau yang terlibat itu ketua ibu-ibu PKK
mbak, Pak RT, Pak RW dan seluruh ibu-ibu yang ikut
menjadi anggota dalam program pemberdayaan perempuan.
5. Apa saja kegiatan yang ada di dalam program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? Kegiatannya itu ada
budidaya Jahe mbak, budidaya Jahe hingga dapat dipanen,
kemudian pengelolahan Jahe menjadi dua jenis; Jahe Instan
dan Susu Jahe.
6. Kapan kegiatan program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe
dilaksanakan? Berawal dari saya mengikuti pelatihan pada
awal tahun 2015 yang narasumbernya berasal dari salah
satu dosen di IPB (Institut Pertanian Bogor) tentang
pengelolahan jahe. Dari situ saya mulai berfikir dan
mengembangkan. Kemudian saya menganalisis perempuan
yang ada di Kelurahan Pondok Pucung, ternyata sebagian
besar dari mereka membutuhkkan pemasukan lebih untuk
membantu memenuhi kebutuhan hidup. Dan saya
memperkenalkan program pemberdayaan perempuan yang
akan saya bentuk. Saya mengajak mereka tanpa ada
paksaan sedikitpun. Kemudian saya mendirikan program ini
pada Oktober 2015
115
7. Bagaimana tahap pelembagaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe?
a. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe? Pertama, Saya melakukan
perijinan kepada pemerintah setempat, dan Kedua,
pengenalan bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat
program pemberdayaan perempuan.
b. Metode apa yang digunakan dalam pelembagaan
kegiatan program pemberdayaan perempuan melalui
budidaya dan pengelolahan tanaman jahe? Diskusi dan
Promosi mbak.
c. Bagaimana proses pelembagaan kegiatan dalam
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe dilakukan? Pertama,
Saya melakukan perijinan kepada pemerintah setempat
untuk dapat melaksanakan program pemberdayaan
perempuan di Kelurahan Pondok Pucung, karena memang
kita melibatkan ibu-ibu PKK yang ada di Rt.003/Rw.004
kelurahan Pondok Pucung makanya kita perlu izin mbak.
Untuk perizinan awal ke Pemeritah kelurahan Pondok
Pucung itu mudah prosesnya dan Alhamdulillah kita dapet
izin dan support. Kedua, Tahap Dikenal bertujuan
memperkenalkan kepada masyarakat program
pemberdayaan perempuan. Supaya dikenal minimal oleh
masyarakat sekitar, ya syukur syukur bisa dikenal dimana-
116
mana. Agar proses berjalannya program ini jadi mudah
mbak. Karena kalau sudah dikenal masyarakkat berarti
omset kita pasti bakalanmelejit. Kedua Pengennya lembaga
ini diakui mbak, oleh masyarakat sekitar.ya kalau sudah
diakui pasti bakalan terkenal dari mulut ke mulut.
d. Siapa saja partisipan yang dilibatkan dalam
pelembagaan program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe
dilakukan? Seluruh anggota dan pemerintah setempat.
e. Apa saja output yang didapat dalam pelembagaan
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe dilakukan? Kami sudah
memiliki program yang akan dijalankan dan ijin, support
serta dukungan dari pemerintah setempat.
f. Adakah kendala dalam pelembagaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe dilakukan? Kendalnya hanya
bedebat kecil saat mellakuan diskusi mbak, dan masih
sangat sulit untuk promosi saat itu, karena tidak mudah
membuat seorang percaya dengan produk yang kami
hasilkan mbak.
8. Bagaimana pelaksanaan dalam program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe dilakukan?
a. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam proses
pelaksanaan program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe?
117
Kegiatan yang kami lakukan dimulai menanam jahe,
budidaya jahe,lalu kemudian mengelolah jahe menjadi dua
jenis mbak, jahe instan (serbuk) dan jahe langsung minum,
melakukan emasaran jahe serbuk/instn dan jahe langsung
minum.
b. Metode apa yang digunakan dalam proses pelaksanaan
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe? Gotong royong, Saling
bekerjasama satu sama lain, kami sudah menentukan tugas
setiap ibu-ibu mbak.
c. Bagaimana proses pelaksanaan dalam program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe? Pertamakami memulai
budidaya dengan menanam jahe di tempat yang memang
sudah ada, lahan ini masih milik saya pribadi mbak. Kami
merawat jahe dengan sangat baik agar menghasilkan jahe
yang berkualitas. Jahe ditanam kurang lebih 6 - 8 bulan
baru bisa dipanen, Karena lahan yang kami miliki tidak
begitu besar sehingga tidak dapat membudidayakan jahe
yang banyak, maka kami sering kekurangan jahe untuk
dikelolah menjadi jahe serbuk dan jahe siap minum,
makanya kami masih ambil jahe dari pasar-pasar terdekat
karena sering kekurangan kalau hanya mengandalkan dari
hasil panen. Beberapa kali pernah ambil langsung dari
Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Apalagi semenjak
pandemic ya mbak peminat jahe benar-benar banyak dan
kami harus bersebut untuk dapat membeli jahe di pasar. Oh
118
iya mbak yang menjadi penanggung jawab ini adalah Ibu
Zuleha. Keduamengelolah jahe dalam hal ini menjadi dua
bagian, pembuatan Jahe merah instan ditanggung jawabin
oleh ibu Rofiatun proses pembuatan jahe instan/serbuk
lumayan lama mbak bisa dua hari penuh dan pembuatan
jahe merah langsung minum ditanggung jawabin oleh ibu
Sa’adah alau untuk pembuatan jau ini tidak memakan
waktu lama mbak hanya sekitar 3-4 jam saja. Ketiga, tahap
pemasaran juga dibagi menjadi dua. Pemasaran jahe instan
yang ditanggungjawabin oleh Ibu Yeni, untuk jahe instan
ini kita pasarkan ke Pasar-pasar terdekat dan took obat-
obatan herbal. Dan Pemasaran jahe langsung minum oleh
Ibu Neng kita langsung menjualnya setiap malam pukul
18.00 s/d pukul 23.00 di daerah Pondok Pucung. Nah iya
betulah mbak.
d. Siapa saja partisipan yang dilibatkan dalam proses
pelembagaan program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe?
Semua anggota terlibat mbak.
e. Apa saja output yang didapat dalam proses
pelaksanaan program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman jahe?
Kami dapat enghasilkan jamu serbuk dan jamu langsung
minum yang siap dipasarkan mbak.
f. Adakah kendala dalam proses pelaksanaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman jahe? Banyak mbak, kadang hasil
119
dari panen tidak memenuhi. Kami membeli jahe merah di
pasar terdekat. Bahkan pernah beberpa kali beli dari jawa
dan dari Sumatera Utara. Kadang dagangan idak habis
mbak.
9. Bagaimana tahap monitoring dan evaluasi program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe dilakukan?
a. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam tahap
monitoring dan evaluasi program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe? Dalam tahap monitoring saya melakukan
pemantauan kinerja ibu-ibu di bagian budidaya dan
pengelolahan jahe. Kalau tahap evaluasi, biasanya kami
rutin melakukan rapat setiap dua minggu untuk
mengevaluasi kehadiran anggota, mengevaluasi seberapa
banyak jahe yang dikelolah, mengevaluasi produk yang
terjual di pasar, dan mengevaluasi omset/pemasukan.
b. Metode apa yang digunakan dalam tahap monitoring
dan evaluasi program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe?
Diskusi
c. Bagaiamana proses monitoring dan evaluasi program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? Dalam tahap monitoring
saya melakukan pemantauan kinerja ibu-ibu yang ikut serta
dalam program pemberdayaan perempuan ini dengan cara
melihat kehadiran setiap anggota, kedisiplinan dalam
120
menjalankan tanggung jawab, karena jika tidak disiplin
maka banyak program yang berlajan tidak sesuai rencana
seperti terjadi keterlambatan dalam proses pelaksanaan
program yang mengakibatkan terlambat dalam proses
pemasaran. Kalau tahap evaluasi, biasanya kami rutin
melakukan rapat setiap dua minggu sekali, mengevaluasi
kehadiran anggota, mengevaluasi seberapa banyak jahe
yang dikelolah, mengevaluasi produk yang dipasarkan, dan
mengevaluasi omset/pemasukan.
d. Siapa saja partisipan yang dilibatkan dalam tahap
monitoring dan evaluasi program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe? Seluruh anggota yang terlibat.
e. Apa saja output yang didapat dalam tahap monitoring
dan evaluasi program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe?
Kami jadi tau mbak apa aja yang kurang dan harus
diperbaiki.
f. Adakah kendala dalam proses monitoring dan evaluasi
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman Jahe? Ada beberapa anggota
yang masih belm bisa nerima kalau dievaluasi.
10. Bagaimana cara agar tetap optimis dalam menjalankan
program program pemberdayaan perempuan melalui
budidaya dan pengelolahan tanaman Jahe? Kalau
menurut saya kita musti ingat kembali mbak tujuan kita
melaksanakan program pemberdayaan perempuan ini untuk
121
apa, semakin kita bekerja keras maka semakin banyak pula
yang akan kita peroleh nantinya, jadi kuncinya mah harus
semangat mbak.
11. Bagaimana cara meningkatkan produktifitas dalam
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman Jahe? Kita harus mencari
target pasar yang pas dan tepat, sebisa mungkin kita
pasarkan di temppat yang memang dibutuhkan mbak.
Karena dengan banyaknya permintaan dari pasar, maka
produktifitas jahe juga akan semakin meningkat kan ya
mbak.
12. Berapakah omset yang diperoleh dari program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? 10 sampai 15 juta setiap
bulannya mbak, dan hailnya kita bagi rata ejumlah anggota
yang ada.
13. Berapakah pendapatan yang diperoleh dari program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? 1 juta sampai 1,5 juta setiap
bulan.
14. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran untuk
menabung dari hasil program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe? Sebisa mungkin harus dipisahin untuk
ditabung.
15. Apa saja output yang di dapat dari program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
122
pengelolahan tanaman Jahe? Kami jadi punya produk
yang bisa dipasarkan, Kami ibu-ibu rumah tangga jadi
punya penghasilan sendiri, dapat membantu perekonomian
keluarga, meningkatkan kesejahteraan keluarga.
16. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe? Alhamdulillah ada
support dari pemerintah setempat mbak, dukungan dari
suami, dukungan orang-orang terdekat, semangat ibu-ibu
untuk menjalankan program ini.
17. Apa saja faktor peghambat dalam menjalankan
program pemberdayaan perempuan melalui budidaya
dan pengelolahan tanaman jahe? Sering kurang jahe
mbak, jadi harus beli dari pasar-pasar terdekat dan kadang
sampai harus beli keluar kota, seperti ke Sumatera Utara
dan daerah Jawa, apalagi pandemic begini ya mbak, jahe itu
bener-bener sangat dibutuhkan jadi kita sering berebut
dengan pedagang lain untuk dapetin jahe.
123
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan : Ibu Sa’adah, PJ Pembuatan Jahe Merah Langsung
Minum
Waktu : Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Saya sudah bergabung di program
pemberdayaan ini sejak awal ddidirikan mbak, Oktober
2015. Saya ini keponakannya ibu hanifah. Jadi waktu Ibu
hanifah mengajak dan menawarkan kepada saya untuk ikut
bergabung membuat program pemberdayaan perempuan
saya bersedia mbak. Karena saya memang butuh untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
2. Benarkah ibu salah satu yang berjuang bersama Ibu
Hanifah untuk mencari ibu-ibu agar dapat bergabung
juga? Iya mbak saya bersama ibu Hanifah dan Ibu Yeni
menawarkan dan mengajak ibu-ibu di Kelurahan Pnndok
Pucung untuk dapat bergabung dalam lembaga yang akan
kami bentuk mbak.
3. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
124
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Pasti yang paling
mendorong saya bergabung ya faktor ekonomi mbak, saya
pengen punya penghasilan sendiri, bisa mandiri tidak
merepotkan orang lain dan dapat membatu perekonomian
keluarga. Apalagi ya mbak saya ini seorang janda anak dua.
Suami saya meninggal 4 tahun yang lalu.
4. Bagaimana tahap perencanaan program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman Jahe? Setelah dapet 7 orang yang mau bergabung
dengan kami untuk mejalankan program pemberdayaan ini.
Kami mengumpulkan semua ibu-ibu yang siap dan
melakukan diskusi. Untuk menentukan program apa saja
dan siapa saja penanggungjaabnya mbak.
5. Bagaimana tahap pelembagaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? Sebelumnya saya, Ibu
Hanifah dan Ibu Yeni, melakukan perijinan dengan
menunjukkan serta menjelaskan program-program yang
akan kami buat mbak. Alhamdulillah mbakdipermudah,
semuanya langsung diterima dan kami diberikan support
dan dukungan untuk melaksankan pemberdayaan tersebut.
6. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Belum pernah, semenjak
bergabung di sini saya baru baru mengerti ilmunya.
7. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
melakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
Dari pagi pukul 08.00 mbak saya sudah datang untuk
125
mengupas dan membersihkan jahe yang nantinya akan
dikelolah menjadi jamu langsung minum.
8. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Alhamdulillah
sebulan bisa dapat Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 mbak.
9. Apakah bunda dapat menyisihkan hasil dari
pendapatan untuk diitabung setiap bulannya? Bisa
mbak, tapi gk banyak paling 50 sampai 100 ribu saja, tapi
itu jga udh syukur banget mbak.
10. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
manfaatyang saya rasakan selain memiliki kemampuan
dalam proses budidaya dan pengelolahan jahe adalah saya
mempunyai penghasilan sendiri, lebih mandiri dan tidak
bergantung kepada orang lain.
11. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih ibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
Iya mbak, dengan saya mengikuti kegiatan ini saya jadi
tidak merepotkan oranglain untuk memenuhi kebutuhan
saya.
12. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Tidak mbak, justru sya senang dan bahagia
bisa bergabung dalam program ini.
126
13. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk membuat
Jahe langsung minum? Di mulai dari mengupas dan
membersihkan jahe memerlukan waktu 1 jam an mbak
dilanjutkkan dengan mengelolah jahe haya membutuhkan
waktu 3 jam sampai 4 jam mbak.
14. Apakah suami ibu mendukung ibu untuk ikut
bergabung dan menjalankan program pemberdayaan
perempuan ini? Dulu waktu suami masih hidup, beliau
sangat mendukung saya dalam mengikuti program ini, maa
katanya sangat membantu prekonomian keluarga.
15. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
pemberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
jahe merah langsung minum? Jahe kadang susah didapatt
mbak, kalau mengandalkan dari hasil panen saja tidaklah
cukup, makanya kita sering beli di pasar-pasar terdekat
bahkan pernah beli ke Sumatera Utara dan daerah Jawa
Tengah.
16. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah? Semga semakin sukses dan bisa
membantu meningkatkan perekonomian keluarga mbak.
127
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan : Ibu Rofiatun, PJ Pembuatan Jahe Merah Serbuk/instan
Waktu : Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Saya sudah bergabung di sini seak awal
program pemberdayaan ini didirikan mbak.
2. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Faktor ekonomi
yang membuat saya bertekad untuk dapat memiliki
penghasilan sendiri guna membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga mbak.
3. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Pernah mbak waktu itu saya
berusia seitar 20 tahun, saya diajarkan oleh ibu saya.
Seperti resep keluarga gitu mbak. Dan dikit-dikit saya
masukin di program pemberdayaan ini. Alhamdulillah
selama ini hasilnya enak mbak.
4. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
melakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
128
Pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 17.00. Proses
pembuatan jahe instan ini lumayan memakan waktu yang
lama mbak. Jadi kita tidak setia hari produksi. Paling
seminggu dua kali, sisanya karena membutnya bisa
memakan waktu 2 hari mbak. Sisa dari harinya digunakan
untuk proses pengemasan.
5. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Sekitar
Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 setiap bulannya mbak.
Alhadulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
6. Apakah bunda dapat menyisihkan hasil dari
pendapatan untuk diitabung setiap bulannya? Bisa
mbak tapi gk banyak, paling 75.000 sampai 100.000.
7. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
Sangat merasakan dampaknya mbak. Saya seorang janda,
saya sudah menjadi janda kurang lebih 10 tahun. Saya
punya satu orang anak. Dan sekarang anak saya sekolah
kelas 1 SMA. Jadi memang saya sangat butuh untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup saya dan putra saya mbak.
Alhamdulillah saya bisa menigkatkan kesejahteraan
keluarga kami mbak.
8. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih ibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
129
Benar mbak saya bisa menghidupi diri saya dan anak saya,
tanpa harus merepotkan sanak keluarga.
9. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Tidak mbak, karena saya hanya punya
penghasilan dari ini aja mbak.
10. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk membuat
Jahe serbuk? 2 hari an mbak. Karena untuk jamu serbuk
ini lumayan lama prosesnya.
11. Apakah keluarga ibu mendukung ibu untuk ikut
bergabung dan menjalankan program pemberdayaan
perempuan ini? Keluarga saya jelas mendukung mbak,
karena yam au gk mau saya harus punya penghasilan
sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
12. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
pemberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
jahe merah serbuk? Jahe sangat susah mbak, apalagi di
masa pandemi gini ya, jahe itu jadi rebutan orang-orang dan
hampir langka, bukan saja langkah tappi harganya juga
melonjak tinggi. Yang biasanya hanya 30.000/kg waktu
awal pandemi itu bisa sampai 70.000/kg. Jadi sempat
menghambat proses pengelolahan jahe merah ini. Kami
juga pernah beli ke luar kota karena di sini sangat susah
didapatkan
13. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
130
tanaman jahe merah? Semoga bisa terus membantu
perempuan untuk mandiri dan mampu memiliki
pengahasilan sendiri, dapat berdiri sendiri tanpa
merepotkan orang lain, dan semoga program pemberdayaan
ini dapat terus aktif dan berkembang.
131
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan: Ibu Neng, PJ Pemasaran Jahe Merah Langsung Minum
Waktu : Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Dari awal program ini berjalan mbak
2. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Faktor ekonomi
3. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Saya baru belajar
membudidayakan jahe, mengelolah jahe, memasarkan jahe
di program pemberdayaan perempuan ini mbak.
4. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
melakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
Persiapan dari pukul 16.00, nyiapin tempat dan peralatan
dagang, lalu memulai berjualan pada pukul 17.00 sampai
22.30. jadi kondisionl juga mbak, semakin cepat habisnya
ya semakin cpat pula saya bisa pulang dan istirahat.
5. Bagaimana cara agar dagangan ibu trjual habis? Saya
sering promosi mbak, biasanya kalau ibu-ibu kan suka
132
banget ngerumpi di warung atau di tempat belanja lainnya,
nah saya pasti ikut bantu untuk promosi ke ibu-ibu tentang
program pemberdayaan perempuan yang sedang kami
lakukan, biar mereka bantu support dengan membeli
produk yang kami jual. Syukur-syukur cocok di lidah
mereka dan nantinya mereka bakalan bantu promosiin juga
ke saudara atau tetangganya. Gitu mbak.
6. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Kurang lebiih
Rp.1.000.000 setiap bulannya mbak. Kadang kalau laku
banyak bisa samai Rp.1.500.000 mbak.
7. Apakah bunda dapat menyisihkan hasil dari
pendapatan untuk diitabung setiap bulannya? iya bisa
mbak, saya rutin nabung satu bulan Rp.500.000. takut-takut
nanti ada biaya tak terduga, ntah biaya sekolah taupun yang
lainny mbak, saya nabung sendiri di rumah, blum berani
nabung di bank mbak, males juga prosesnya agak ribet
8. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
Sungguh sangat membantu mbak, kita perempuan yang
menjadi anggota benar-benar merasakan damak dan
manfaatnya dari hasil pemberdayaan ini mbak.
9. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih ibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
133
saya bisa lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang
lain.
10. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Tidak mbak, karena y sumber penghasilan
saya hany dari sini.
11. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk
memasarkan jahe serbuk? Saya mulai jualan dari pukul
17.00 sampai pukul 23.00 kadag lebih awal ulangnya mbak
kalau dagangan sudah habis, pergelasnya dijual Rp.6.000
mbak. Alhamdullillah mbak sering pulang jam 21.30 karena
udh habis duluan mbak. Makanya saya bisa pulang dan
istirahat lebih awal mbak.
12. Apakah suami ibu mendukung ibu untuk ikut
bergabung dan menjalankan program pemberdayaan
perempuan ini? Suami dan keluarga ngedukung banget
mbak, saya jadi lebih mandiri dan bisa bantu suami.
13. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
emberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
jahe merah langsung minum? Waktu awal-awal susah
mbak, karena belum banyak yang tau dan belum pada
kenal. Tapi dengan adanya informasi dan promosi dari
mulut ke mulut Alhamdulillah sekarang sudah sangat
lumayan mbak pelanggannya.
14. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
134
tanaman jahe merah? Semoga mampu untuk terus
membantu perempuan-perempuan mandiri dan tidak selalu
menggantungkan diri kepada laki-laki.
135
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan : Ibu Yeni, PJ Pemasaran Jahe Serbuk
Waktu: Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Sejak program pemberdayaan perempuan ini
dilaksanakan mbak.
2. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Saya memang suka
mbak sama kegiatan yang menantang, melakukan hal-hal
baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Jadi
ketika Ibu Hanifah mengajak saya untuk bergabung
menjalankan program pemberdayaan perempuan ini, tanpa
pikir panjang saya langsung menerima dan membantu Ibu
Hanifah untuk mengajak ibu-ibu yang lain bergabung
dengan kami. Dan membantu suami untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga mbak dan saya tuh pengen mbak
punya penghasilan sendiri.
3. Bagaimana tahap perencanaan program pemberdayaan
perempuan melalui budidaya dan pengelolahan
136
tanaman Jahe? Ada sekitar 7 orang yang siap bergabung
mbak, nah keesokan harinya kita langsung mengumpulkan
semua ibu-ibu yang bersedia ikut di rumah Ibu Hanifah dan
melakukan semacam diskusi musyawarah gitu mbak.
Hasilnya ada dua jenis jahe yang akan dikelolah, yaitu jahe
serbuk/instan dan jahe langsung minum.
4. Bagaimana tahap pelembagaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? pertama saya ibu hanifah
dan Ibu yeni melakukan perijinan ke pemerintah setempat
mbak, kami menjelaskan maksud dan tujuan dibuatnya
lembaga pemberdayaan ini mbak. Hasilnya diterima dengan
baik dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah
setempat. Kedua pengenalan mbak, biasanya kalau ibu-ibu
kan suka banget ngerumpi di warung atau di tempat belanja
lainnya, nah saya pasti ikut bantu untuk promosi ke ibu-ibu
tentang program pemberdayaan perempuan yang sedang
kami lakukan, biar mereka bantu support dengan membeli
produk yang kami jual. Syukur-syukur cocok di lidah
mereka dan nantinya mereka bakalan bantu promosiin juga
ke saudara atau tetangganya. Gitu mbak.
5. Bagaimana tahap monitoring dan evaluasi program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe? Biasanya mbak Ibu Hanifah
itu setiap hari ngecek siapa aja yang tidak hadir dan
langsung menggantikan tugasnya, ya supaya produksi tidak
terhambat. Klau evaluasi kita selalu mengadakan evaluasi
137
setiap dua minggu sekali mbak, buat mastiin aja semuany
berjalan sesuai nggak, gitu mbak.
6. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Belum pernah mbak.
Program pemberdayaan ini, merupakan hal baru untuk saya,
seperti yang saya bilang sebelumnya, saya suka hal-hal baru
yang menantang
7. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
mellakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
Pagi pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00
8. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Rp.1.100.000 –
Rp.1.500.000 setiap bulan mbak.
9. Apakah bunda dapat menyisihkan hasil dari
pendapatan untuk diitabung setiap bulannya? Iya
karena sumi juga bekerja, jadi saya bisa menabung
Rp.400.000 setiap bulan untuk mempersiapkan biaya
pendidikan anak saya mbak.
10. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
Jelas sangat membantu meningkatkan perekonomian
keluarga mbak.
11. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih ibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
138
Iya mbak dengan adanya program ini saya bia lebih
mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
12. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Tidak mbak, karena saya memang hanya
seorang ibu rumah tangga. Dengan bergabung dalam
program pemberdayaan perempuan dapat mengisi waktu
luang saya dan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
13. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk
memasarkan jahe serbuk? Satu harian penuh mbak,
ngecek stok di setiap toko tpi Cuma seminggu sekali setiap
hari Rabu. Selebihnya biasanya saya membantu teman yang
lain dalam proses pegemasan.
14. Apakah suami ibu mendukung ibu untuk ikut
bergabung dan menjalankan program pemberdayaan
perempuan ini? Suami saya mendukung banget mbak, biar
saya ada kegiatan dan jadi lebih kreatif mandiri serta
mampu memiliki penghasilan sendiri dan membantu
perekonomian keluarga.
15. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
emberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
jahe merah langsung minum? Lumayan susah mbak
waktu awal dulu untuk melakukan pemasaran jahe serbuk
ini dan melakukan promosi , tapi semakin ke sini kita jadi
punya langganan tetap yang rutin beli jahe serbuk kami
mbak.
139
16. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah? Semakin sukses maju dan dapat
menjadikan perempuan mandiri memiliki penghasilan
sendiri dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
140
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan : Ibu Zuleha, PJ Budidaya Jahe Merah
Waktu: Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Saya mulai bergabung jadi anggota di
peberdayaan perempuan melalui pengolahan tanaman jahe
ini sejak April 2018 mbak.
2. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Ekonomi keluarga
mbk, suami saya meninggal di januari 2018 sejak itu saya
berpikir keras untuk punya penghasilan sendiri supaya
dapat memenuhi kebutuhan hidup saya dan anak saya.
Anak saya satu mbak perempuan dan sekarang baru kelas 8
SMP. Kadang saya mikir mbak kenapa enggak dari dulu
gabung di sini, andai dari dulu saya pasti udah punya
tabungan dan keterampilan. Enggak kebingungan ketika
suami pergi ninggalin saya dan keluarga.
141
3. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Belum pernah mbak bru di
sini saya belaar banyak ilmu dan kemandirian.
4. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
mellakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
Saya biasanya dating jam 08.00 pulangnya jam 17.00. tapi
bias any seselesainnya tugas saya di hari itu mbak.
5. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Alhamdulillah
Rp.1.000.000 an mbak, kadang kalau lagi banyak bisa
nyampe Rp.1.500.000 mbak.
6. Apakah ibu dapat menyisihkan hasil dari pendapatan
untuk diitabung setiap bulannya? Karena anak Cuma
satu ya mbak. Alhamdulillah bisa nabung mbak Rp.200.000
setiap bulan. Saya nabung untuk persiapan anak saya kuliah
mbak. Saya pengen banget anak saya bisa kuliah biar
kehidupannya lebih baik dari saya.
7. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
Alhamdulillah merasa terbantu dengan adanya program
pemberdayaan ini, menjadikan saya lebih mandiri dan
membantu meningkatkan ksejahteran keluarga saya mbak.
8. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih ibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
142
Jelas mbak saya bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri dan
tidak bergantung dengan orang lain.
9. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Tidak mbak, karena ya saya Cuma sibuk di
sini aja.
10. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk
membudidayakan jahe merah? Budidaya jeahe merah ini
lumayan lama ya mbak, bisa sampai 5 bulan an baru bisa
panen. Proses perawatannya itu mudah mbak, ya tapi bgtu
karena jadwal memanennya itu sangat lama dan lahan yang
kami punya jug tidak besar. Maka kami sering beli jahenya
dari luar. Pernah sangking gk adanya kami beli ke Sumatera
Utara dan daerah Jawa Tengah.
11. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
emberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
jahe merah langsung minum? Itu mbak prosesya lama,
harus nunggu lama baru bisa manen.
12. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah? Semoga program ini bisa berjalan
lama dan membantu perempuan untuk mmbentuk
kemandirian perempuan dan membantu meningkatkan
perekonomian keluarga mbak.
143
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan: Ibu Atin, Anggota Pembuatan Jahe Merah Langsung
Minum
Waktu: Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Januari 2019.
2. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Faktor ekonomi,
saya butuh uang untuk mmenuhi kebutuhan keluarga.
3. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Belum pernah, jadi ya saya
ngikut arahan aja.
4. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
mellakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
Biasanya dating jam 08.00 pulngnya jam 17.00
5. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
144
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Rp.1.000.000 kalau
lagi banyak bisaRp.1.400.000
6. Apakah bunda dapat menyisihkan hasil dari
pendapatan untuk diitabung setiap bulannya? Karena
kebutuhan yang begitubanyak mbak, apalagi ya sekarang
itu kebutuhan pokok mahl-mahal mbak, jadi saya belum
bisa nabung. Ya uangnya habis aja gitu buat kehidupan
sehari-hari mbak.
7. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
dengan adanya lembaga pemberdayaan perempuan ini
sangat membantu saya memenuhi kebutuhan hidup.
Alhamdulillah banget mbak saya bisa ikut bergabung di
lembaga pembedayaan ini, saya jadi bisa punya pnghasilan
sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan
membantu meningkatkan keejahteraan keluarga
8. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih iibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
Iya saya bisa punya penghasilan sendiri.
9. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Tidak mbak, semua dapat saya lkukan
tanpa mengganggu kegiatan di rumah.
10. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk membuat
jahe merah langsung minum? Kalau buatnya cepat Cuma
makan waktu 3 jam.
145
11. Apakah suami ibu mendukung ibu untuk ikut
bergabung dan menjalankan program pemberdayaan
perempuan ini? Iya buat bantu Menuhin kebutuhan hidup
12. Ada tidak bu kegiatan rapat dilakukan di sini bu? Oh
ada mbak kalau itu biasanya dilakukan rutin setiap dua
minggu sekali. Paling sekitar setengah jam mbak, tidak
lama.
13. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
emberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
jahe merah langsung minum? Sering kekurangn jahe
mbak, apalagisemenjak covid jahe jadi rebutan orang-
orang.
14. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah? Lebih baik lagi.
146
HASIL WAWANCARA
Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga melalui Budidaya dan Pengelolahan
Tanaman Jahe Merah di Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Informan : Ibu Mina, Anggota Pembuatan Jahe Merah Serbuk
Waktu: Maret 2021
1. Kapan Ibu mulai bergabung di program pemberdayaan
perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman
Jahe Merah? Saya baru bergabung dari Desember 2017
2. Faktor apa yang mendorong ibu bergabung di program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Ekonomi mbak,
semakin ke sini makin sulit buat dapat uang untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
3. Apakah ibu pernah membudidayakan dan mengelolah
tanaman Jahe sebelumnya? Belum pernah
4. Pukul berapa biasanya ibu memulai aktivitas untuk
mellakukan pembuatan jahe merah langsug minum?
Dating pagi jam 08.00
5. Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari program
pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan
pengelolahan tanaman Jahe Merah? Rp.1.100.000 – Rp.
1.450.000
147
6. Apakah bunda dapat menyisihkan hasil dari
pendapatan untuk diitabung setiap bulannya? Bisa
mbak setiap bulan saya nabung Rp.350.000 untuk biaya
kuliah anak saya mbak. Saya ada satu anak lagi yag masih
kuliah di kampus swasta di Kota Tangerang mbak.
7. Apakah ibu merasakan manfaat dari program ini
dalam peningkatan pendapatan ekonomi keluarga?
Dengan upah yang saya, Alhamdulillah cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai
sekolah kedua saya dan membantu meningkatkan
kesejahteraan keluarga mbak.
8. Apakah kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut
melatih ibu untuk tidak bergantung kepada orang lain?
Iya jadi bisa mandiri, gk ngerepotin orang lain
9. Apakah kegiatan budidaya dan pengelolahan tanaman
jahe merah ini mengganggu aktivitas ibu sebagai ibu
rumah tangga? Biasanya saya nyelesaikan pekerrjaan di
rumah dulu.
10. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk membuat
Jahe mera serbuk? 2 hari mbak
11. Apakah suami ibu mendukung ibu untuk ikut
bergabung dan menjalankan program pemberdayaan
perempuan ini? Waktu awal dulu ngedukung banget
karena bisa bantu suami. Tapi Desember 2019 suami saya
meninggal mbak.
12. Apa kendala ibu dalam menjalankan program
emberdayaan perempuan dalam bagian pembuatan
148
jahe merah langsung minum? Prosesnya lumayan lama
mbak.
13. Apa harapan ibu kedepannya untuk program
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga melalui budidaya dan pengelolahan
tanaman jahe merah? Semoga bisa maju dan bisa terus
bantu saya.