bank sampah

23
SOSIALISASI DAN PENERAPAN GERAKAN GEMAR MENABUNG SAMPAH UNTUK SISWA SD NEGERI DI TEMBALANG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH SEJAK USIA DINI Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat HALAMAN JUDUL Disusun oleh: Nevya Rizki 21080110110017 Danny Perkasa 21080110110017 Dian Primasari 21080110110017 Adhriani Puji L 21080110110017 Bimastyaji Surya R 21080110120019 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP SEMARANG i

Upload: bimastyaji-surya-ramadan

Post on 03-Jan-2016

660 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hasil pengabdian masyarakat TL undip

TRANSCRIPT

Page 1: Bank Sampah

SOSIALISASI DAN PENERAPAN GERAKAN GEMAR MENABUNG SAMPAH

UNTUK SISWA SD NEGERI DI TEMBALANG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA

PENINGKATAN KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH SEJAK USIA DINI

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh:

Nevya Rizki 21080110110017

Danny Perkasa 21080110110017

Dian Primasari 21080110110017

Adhriani Puji L 21080110110017

Bimastyaji Surya R 21080110120019

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNDIP

SEMARANG

2012

i

Page 2: Bank Sampah

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Mahas Esa karena hanya

dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah

Pengembangan Masyarakat “Sosialisasi dan Penerapan Gerakan Gemar Menabung

Sampah Untuk Siswa SD Negeri di Tembalang Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan

Kepedulian Terhadap Sampah Sejak Usia Dini “ ini dengan baik dan tepat waktu.

Rasa terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih ditujukan kepada dosen

pengampu mata kuliah Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan tugas makalah ini

kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimaksih kepada pihak- pihak yang telah

membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari tak ada gading yang tak retak dan tak ada sesuatupun didunia ini

yang sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan penulis

mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun. Sehingga di lain

kesempatan penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 21 November 2012

Penulis

ii

Page 3: Bank Sampah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

1.4 Luaran Yang Diharapkan............................................................................................2

1.5 Kegunaan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

2.1 Pengertian Sampah Anorganik....................................................................................4

2.2 Jenis-jenis Sampah Anorganik....................................................................................4

2.3 Dampak Sampah Anorganik........................................................................................4

2.4 Cara Mengolah Sampah Anorganik............................................................................5

2.5 Pengertian Bank Sampah.............................................................................................6

2.6 Fungsi Bank Sampah...................................................................................................7

2.7 Kinerja Bank Sampah..................................................................................................7

2.8 Pengelolaan Bank Sampah..........................................................................................8

2.9 Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi...................................................................8

2.10 Kondisi Masyarakat Sasaran....................................................................................9

2.11 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran..............................................................9

2.12 Metode Pelaksanaan Program................................................................................10

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii

Page 4: Bank Sampah

iv

Page 5: Bank Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama ini penerapan pengelolaan sampah adalah dari sumber (rumah

tangga/masyarakat) langsung dibuang ke Tong Sampah dan selanjutnya diambil oleh Petugas

Gerobak baik dari partisipasi masyarakat/RW atau DKP diangkut ke TPS dan dari TPS

diangkut oleh Petugas DKP ke TPA. Belum ada proses pengelolaan sampah dengan

menggunakan metode 3 R (Reduce, Reuse dan Resycle) dari sumber. Beberapa masyarakat

sadar lingkungan telah memilah sampah pada sampah basah dan sampah kering, tetapi oleh

petugas gerobak dicampur kembali karena komposisi warga yang memilah dan yang tidak

memilah hanya sebagian kecil yang memilah selain fasilitas gerobak yang belum ada

pemisahnya.

Beberapa warga dalam lingkup RT ada yang telah mengumpulkan sampah kering

untuk dijual tetapi belum maksimal karena belum ada administrasi menabung dan mereka

belum mengetahui potensi ekonomis sampah. Sebagian besar masyarakat belum peduli

terhadap pengelolaan sampah dan walaupun ada pengelolaan sampah masih bersifat

individual dan belum terorganisir secara terpadu, sehingga intensitas kebersamaan dalam

social kemasyarakatan sangat rendah.

Belum ada nilai ekonomis terhadap pengelolaan sampah, selain masyarakat belum

paham terhadap pengelolaan sampah yang mempunyai nilai ekonomis dengan 3R dan

sebagian besar kesadaran terhadap pengelolaan sampah masih rendah dikarenakan

masyarakat masih menganggap bahwa sampah merupakan sisa dari sebuah proses yang tidak

diinginkan dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Masih adanya masyarakat yang membuang

sampah bukan pada tempatnya terutama di sungai/saluran dan dibakar yang menyebabkan

lingkungan menjadi kotor,timbulnya berbagai macam penyakit, pencemaran lingkungan dan

rusaknya ekosistem.

Kurangnya pendidikan terhadap pengelolaan sampah dan kurangnya kesadaran

masyarakat membuat masalah pengelolaan sampah menjadi masalah yang cukup rumit.

Padahal jika setiap orang memiliki kepedulian dalam pengelolaan sampah yang baik,

bukannya tidak mungkin maalah persampahan di Indonesia bisa diselesaikan. Salah satu hal

yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi pada anak anak tentang pengelolaan

sampah. Agar lebih menyenangkan dan efektif, pemberitahuan soal pengelolaan sampah ini

1

Page 6: Bank Sampah

bisa langsung dipraktekkan, tidak hanya sekadar teori saja. Salah satu caranya adalah dengan

Gerakan GemarMenabung Sampah. Dengan metode ini diharapkan anak-anak bisa belajar

cara pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan sehingga

ketika dewasa, mengelola sampah pada sumbernya menjadi sebuah budaya dan kebiasaan

yang baik karena pendidikan usia dini dapat membentuk karakter seseorang ketika dewasa.

Selain itu, metode ini juga bisa memupuk kesadaran anak anak untuk menabung.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas oleh program ini adalah:

1. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah pada anak-anak sejak dini

(siswa sekolah dasar)?

2. Bagaimana cara menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran lingkungan, terutama masalah pengelolaan sampah pada anak

anak sejak dini.

2. Menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar.

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Adapun luaran yang di harapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai

berikut:

1. Terciptanya kesadaran anak anak terhadap pengelolaan sampah di lingkungan sekitar

2. Peningkatan kesadaran menabung sampah pada siswa sekolah dasar

3. Terbentuknya suatu sistem bank sampah di sekitar Tembalang Semarang

1.5 Kegunaan

Adapun kegunaan dari program “Gerakan Gemar Menabung Sampah” ini, adalah:

1. Bagi lingkungan sosial

• Menumbuhkan sikap rajin menabung bagi siswa SD Sumur Boto

• Membantu menangulangi sampah di kota Semarang

• Memfasilitasi potensi diri siswa SD untuk berkreasi.

2. Bagi mahasiswa pelaksana

2

Page 7: Bank Sampah

• Memberikan kesempatan untuk mengembangkan wawasan dalam berinteraksi sosisal.

• Mengembangkan kemampuan dalam bekerja sama,baik dengan peserta, pendamping

maupun dengan anggota tim.

3

Page 8: Bank Sampah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah Anorganik

Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara

biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah

Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau

dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan

aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,

sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis

ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

2.2 Jenis-jenis Sampah Anorganik

Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari

logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas,

botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.

Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau

dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari

logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk

mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur

kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan

diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.

2.3 Dampak Sampah Anorganik

Gangguan Kesehatan

4

Page 9: Bank Sampah

Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong

enularan infeksi; Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan

tikus;

Menurunnya kualitas lingkungan

Menurunnya estetika lingkungan

Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak

indah untuk dipandang mata;

Terhambatnya pembangunan negara

Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau

wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman,

dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah

kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

2.4 Cara Mengolah Sampah Anorganik

Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah ini

bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah yang bisa dimanfaatkan:

• Sampah kertas

Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan dari sampah

lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau dijual ke tukang loak, minimal

kita sudah memudahkan langkah para pengelola sampah untuk melakukan pengolahan tingkat

lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti

topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi

dari sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan

pembuat kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni yang menghasilkan.

• Sampah kaleng

Banyak sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk barang-barang keperluan sehari-

hari. Sementara sumber daya tambang tidak dapat diperbaharui, jika bisa pun butuh waktu

ratusan bahkan ribuan tahun untuk membentuknya. Suatu saat bahan tambang tersebut akan

habis dieksplorasi. Oleh karena itu, akan bijak jika kita ikut andil dalam gerakan

menyukseskan daur ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur ulang karena siklus hidupnya

tidak akan pernah berakhir.

Membuat baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi yang digunakan untuk

membuat baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita mendaur ulang 1 ton baja, akan dihemat

1.131 kg bijih besi, 633 kg batu bara, dan 54 kg kapur.

5

Page 10: Bank Sampah

Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng bekas wadah

makanan memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya bagian itu dimasukkan ke arah

dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di tempat sampah. Kaleng cat harus

dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran dan biarkan kering, kemudian

digepengkan. Kertas kaleng minyak goreng juga begitu. Kaleng yang mengandung aerosol,

seperti parfum dan cat semprot harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau digepengkan.

Untuk kaleng drum bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot.

• Sampah botol

Botol beling memiliki nilai tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur

ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak menjadi botol baru.

Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga

pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal karena banyak produk

yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha botol bekas juga memberi peluang kerja bagi ibu-

ibu sebagai pencuci botol.

• Sampah plastik

Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas,

dompet, cover meja, dan tempat tisu.

• Sampah B3 (limbah berbahaya dan beracun)

Limbah B3 ternyata bisa menghasilkan uang. Cairan cuci cetak film (fixer), bisa

menghasilkan perak murni. Memang diperlukan pengetahuan proses kimia yang memadai

karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.

• Sampah kain

Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian

yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang

membutuhkan, atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan

untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.

2.5 Pengertian Bank Sampah

Bank sampah memiliki arti hamper sama dengan bank-bank pada umumnya. Namun bank

sampah disini adalah suatu wadah tempat penerimaan sampah dari masyarakat yang

kemudian mereka akan merasakan hasil dari sampah yang disetorkan ke teller bank sampah.

Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah

dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku

6

Page 11: Bank Sampah

tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka

tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang).

Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain,

untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik

untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.

2.6 Fungsi Bank Sampah

Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut;

a. Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita memelihara

lingkungan

b. Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah

c. Menghindari pencemaran lingkungan

d. Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis

e. Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang

mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.

2.7 Kinerja Bank Sampah

Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk menjaga lingkungan dan agarmasyarakat

mampu membudayakan barang bekas menjadi sesuatu yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya

lebih pada sampah di sekitar masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang. Dari hasil timbangan

tersebut, pihak bank baru menentukan berapa uang yang diberikan. Kinerjanya mirip bank

pada umumnya. Masyarakat dibuatkan buku tabungan, uang tidak langsung diberikan pada

penabung, tapi lebih dulu dimasukkan ke dalam tabungan. Jumlahnya pun tidak langsung

besar, dari mulai rupiah yang kecil-kecil terlebih dahulu.

7

Page 12: Bank Sampah

2.8 Pengelolaan Bank Sampah

Bank sampah ini fungsinya bukan untuk menumpuk sampah, namun bak ini menyalurkan

sampah yang didapat sesuai dengan kebutuhan. Missal, sampah basah hasil rumah tangga

yang terdiri dari sayuran, dikumpulkan untuk menjadi pupuk kompos.

Sampah kering berupa botol, kaeng, dan kertas dipidah lagi. Biasanya sampah kering

dijadikan barang kembali dari hasil daur ulang dan semua berupa kerajinan tangan. Misal, vas

bunga dari kaleng bekas, tas dari rajutan sedotan, atau pipet yang dianyam dengan benang

dan jarum, bungkus rorok dibentuk asbak, dan masih banyak lagi.

2.9 Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi

Ide tentang bank sampah sungguh unik. Ternyata, bank bukan hanya bergerak dalam

hal keuangan, tapi juga terhadap benda yang sudah dibuang. Ide untuk menanamkan bank

sampah membuat pandangan tentang mengumpulkan sampah menjadi berbeda.

Dengan gitu perspektif juga berbeda, malah lebih terkesan keren. Harus diingat juga,

perbedaan tersebut ternyata berpengaruh besar terhadap ekonomi. Bank sampah justru bisa

mendatangkan uang dari barang bekas bernama sampah, ditambah lagi memberikan

tambahan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

8

Page 13: Bank Sampah

2.10 Kondisi Masyarakat Sasaran

Kawasan sumurboto merupakan salah satu kawasan yang mulai padat penduduknya

karena letaknya yang dekat dengan perguruan tinggi di Semarang. SD Negeri Sumurboto

terletak di kelurahan Sumurboto, kecamatan Banyumanik, Semarang. Warga SD Negeri

Sumurboto terdiri atas 22 guru dan karyawan dengan jumlah siswa laki-laki 256 siswa dan

jumlah siswa perempuan 197 siswa. Sebagai sasaran utama pada kegiatan ini adalah siswa

SD kelas V karena dipandang sudah cukup mengerti dan mudah menangkap informasi yang

kami berikan.

2.11 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran

Dunia pendidikan merupakan salah satu sarana yang terbaik untuk memberikan

informasi tentang bermasyarakat., termasuk di dalamnya adalah pentingnya mengelola

sampah dari sumbernya. Siswa Sekolah Dasar merupakan elemen yang paling penting dalam

pembentukan karakter cinta lingkungan karena anak-anak merupakan elemen masyarakat

yang paling mudah untuk dibentuk karakternya. Sebagai Salah Satu SD Negeri yang

memiliki misi untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap

lingkungan, melalui Gerakan Gemar Menabung Sampah ini diharapkan anak anak bisa

belajar cara pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan dan

kemudian dapat menarik masyarakat, dalam hal ini orang tua murid dan guru tertarik untuk

menabung sampah.

9

Page 14: Bank Sampah

2.12 Metode Pelaksanaan Program

Sosialisasi dan penerapan program ini merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan kesadaran dan keinginan siswa untuk menabung khususnya untuk menabung

sampah. Program ini merupakan modifikasi dari metode pelaksanaan bank sampah ‘Gemah

Ripah’ Bambang Suwerda, tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Penilaian

Pada tahap awal ini, penilaian dilakukan untuk mencari tahu tingkat pengetahuan atau

pemahaman siswa tentang pengelolaan persampahan di rumah masing-masing. Selain itu,

penilaian juga dilakukan untuk melihat animo siswa terhadap konsep gemar menabung

sampah yang kami lakukan. Penilaian dilakukan di semua kelas dan pada akhirnya akan

diambil satu kelas untuk sampel dan mencoba gagasan ini. Tahapan ini dilakukan dengan

cara kuesioner dan sosialisasi tahap pertama dengan bantuan para wali kelas untuk

mempermudah proses pemberian informasi.

2. Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan cara sosialisasi system dan konsep yang akan kami

ajukan. Siswa diberikan pengertian oleh fasilitator (panitia pelaksana) dan pemberian

beberapa peralatan pendukung gagasan, yang meliputi :

a. Buku tabungan

b. Pamflet dan surat untuk diberikan ke orang tua

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan rangkaian kegiatan workshop Gerakan Gemar Menabung Sampah

dilakukan selama satu bulan dengan pengambilan sampah setiap hari sabtu yang meliputi

kertas bekas, kardus dan koran. Pemilihan hari di hari sabtu adalah karena penyesuaian

jadwal dimana siswa SD N Sumurboto setiap hari sabtu terdapat kegiatan ekstrakulikuler

mulai jam 06.30-07.00 dan 11.00-12.30. Setiap kali menabung, siswa diberi catatan oleh

pelaksana kegiatan pada buku tabungannya dan hasil penjualan sampah akan diakumulasikan

dan diberikan pada akhir pelaksanaan program. Program ini dilengkapi dengan system reward

bagi penabung terbanyak di akhir sesi sehingga meningkatkan keinginan siswa untuk

menabung sampah.

4. Monitoring

Monitoring dilakukan bersamaan dengan kegiatan menabung setiap minggunya di SDN

Sumurboto. Monitoring akan lebh difokuskan kepada tingkat keinginan siswa untuk

menabung, karena pada minggu terakhir pelaksanaan program ini, gerakan gemar menabung

sampah diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk merealisasikan visi dan misi SDN

10

Page 15: Bank Sampah

Sumurboto untuk berdedikasi terhadap lingkungan. Di akhir program, selain memberikan

uang hasil tabungan siswa dan reward, pelaksana kegiatan juga memberikan grafik tabungan

siswa dari minggu ke minggu untuk mendapatkan data keinginan siswa untuk menabung

sampah.

5. Evaluasi

Evaluasi diadakan pada akhir kegiatan yang akan dilakukan oleh tim pengabdian

masyarakat yang didampingi oleh dosen Teknik Lingkungan UNDIP dan pihak terkait,

seperti perwakilan pengepul dan Badan Lingkungan Hidup. Evaluasi dilakukan dengan cara

pemberian kuesioner akhir dan kesan pesan dari siswa dan warga SDN Sumurboto terkait

dengan program Gerakan Gemar Menabung Sampah.

Indikator dari evaluasi untuk menilai tingkat perkembangan yang sudah mengikuti

workshop ini adalah:

a. Mengalami peningkatan pengetahuan tentang Gerakan Gemar Menabung Sampah

b. Mengalami peningkatan keinginan untuk menabung sampah

c. Mampu menerapkan konsep pemilahan sampah dengan benar

Setelah peserta mengikuti seluruh tahap pelatihan ini, maka para siswa akan mendapatkan

sertifikat dari tim pengabdian masyarakat.

11

Page 16: Bank Sampah

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah pengembangan masyarakat ini adalah :

Menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah pada anak-anak sejak dini (siswa sekolah

dasar) dapat dilakukan dengan memunculkan gerakan gemar menabung sampah dan

mensosialisasikannya secara bertahap sehingga muncul kesadaran dan budaya

pengelolaan sampah di kemudian hari.

Menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sosialisasi sekaligus workshop

gerakan gemar menabung sampah dengan cara yang menyenangkan dan bertahap.

12

Page 17: Bank Sampah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008. Tentang Pengelolaan Sampah.

Diunduh dari

http://www.kompas.com/data/photo/2008/05/01/124751.jpg.

Anonim.2010. Nabung di Bank Sampah.http://menabungsampah.com diakses pada tanggal 20

Februari 2012

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2008. Belitung DalamAngka 2007. Indonesia

http://www.buletinbelantara.com/2012/05/sampah-organik-dan-anorganik.html

http://istiqomah-hakim.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan.html

http://www.anneahira.com/bank-sampah.htm

Kementerian Negara Lingkungan [KNLH] Republik Indonesia. 2008. Statistik

Persampahan Indonesia. Indonesia

Pimpi. 2009. Pertama Di Dunia. http://dreamIndonesia.comdiakses pada tanggal 20 Februari

2012

Ramadani, Mutia. 2010. Menabung Sampah yang Benar.http://bankplastik.com diakses pada

tanggal 20 Februari 2012

Suwerda, Bambang. 2006. Bank Sampah 1. Werda Press : Yogyakarta.

Suwerda, Bambang. 2006. Bank Sampah 2. Werda Press : Yogyakarta

13