bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
Post on 13-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dan pengembangan LKS Berbasis Model Inkuri Terbimbing
pada materi pesawat sederhana telah dilaksanakan menggunakan metode
Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing pada materi pesawat
sederhana dan untuk mengetahui kelayakan atau validitas LKS Berbasis Model
Inkuiri Terbimbing sebagai bahan ajar yang efektif meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V sekolah dasar. Pada subbab hasil penelitian ini akan disajikan
proses pengembangan LKS, proses pertama kalinya adalah peneliti harus
melakukan survey lapangan terlebih dahulu dengan mewawancarai guru kelas.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan ternyata guru masih mengalami
kesulitan dan memerlukan sebuah LKS yang dapat digunakan untuk
mengembangkan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah.
Setelah itu peneliti harus melakukan perencanaan konsep bahan ajar LKS,
kemudian jika LKS tersebut sudah jadi maka peneliti harus melakukan validasi
LKS oleh ahli desain pembelajaran yaitu berupa RPP, ahli bahan ajar, dan uji coba
LKS. Dalam uji coba LKS disampaikan data tentang respon siswa terhadap LKS
yang dikembangkan dan hasil belajar siswa. Penelitian ini di uji cobakan menjadi
dua tahap, Uji coba terbatas pada siswa kelas V SD N Tlogo, Uji coba lebih luas
pada siswa kelas V SD N Simpar. Berikut ini merupakan uraian dari hasil
penelitian.
4.1.1 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Desain Pembelajaran
Data validasi ahli yaitu data yang diperoleh berdasarkan penilaian ahli
desain pembelajaran dan ahli bahan ajar melalui lembar evaluasi dan angket
penilaian. Ahli desain pembelajaran menilai aspek perumusan tujuan
pembelajaran, isi yang disajikan, bahasa, waktu, pemilihan materi pembelajaran.
62
Dalam penghitungan hasil evaluasi ahli desain pembelajaran terhadap LKS IPA
Berasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai
berikut:
Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Desain Pembelajaran
No. Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4 5
A
Perumusan tujuan pembelajaran
1. Kejelasan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar
2. Kesesuaian SK dan KD dengan tujuan
Pembelajaran
3. Ketepatan penjabaran KD ke dalam indikator
4. Kesesuaian penyusunan tujuan pem-belajaran
sebagai penjabaran dari indikator pembelajaran
5. Kesesuaian indikator dengan tingkat
perkembangan siswa
B
Isi yang disajikan
6. Kelengkapan dan sistematika penyusunan RPP
7. Kejelasan scenario pembelajaran (tahap-tahapan
pembelajaran)
8. Kelengkapan instrument evaluasi
C
Bahasa
9. Struktur kalimat dan penggunaan bahasa
10. Bahasa yang digunakan komunikatif
D
Waktu
11. Kesesuaian alokasi waktu yang di-gunakan
dengan kegiatan pembelajaran.
E
Pemilihan materi pembelajaran
12. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai
13. Kesesuaian dengan karakteristik siswa
14. Kesesuaian dan sistematika materi
Jumlah 56
Total 56
Rata-rata 4
Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli desain
pembelajaran sebesar 4. Dan pada kesimpulan akhir Ahli desain pembelajaran
menyatakan lembar kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing “Memenuhi
syarat dan layak diujicobakan setelah perbaikan sesuai saran”. Dengan
menggunakan rentang skor 1 sampai 5, rata-rata skor penilaian ahli desain
pembelajaran untuk aspek perumusan tujuan pembelajaran, isi yang disajikan,
bahasa, waktu, pemilihan materi pembelajaran sesuai dengan pedoman acuan
63
konversi nilai skala 5 tergolong kriteria “Baik/ menarik”. Walaupun LKS sudah
termasuk dalam criteria baik, namun masih terdapat beberapa saran dari ahli
desain pembelajaran shingga LKS harus tetap direvisi agar dapat memperbaiki
kualitas LKS beberapa saran yang diberikan oleh ahli materi sebagai berikut:
Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki
Tujuan pembelajaran sesuai rumus
(ABCD)
Dampak pengiring kurang sesuai
Kesesuaian waktu dalam kegiatan
pembelajaran
64
Penyusunan kalimat disesuaikan
keadaan siswa
4.1.2 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Bahan Ajar
Selanjutnya penilaian dari ahli bahan ajar yang meliputi aspek kelayakan
isi materi, kebahasaan, sajian, kegrafikan, aspek kegiatan dan aspek penilaian.
Dalam penghitungan hasil evaluasi ahli bahan ajar terhadap LKS IPA Berasis
Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai
berikut:
Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Bahan Ajar
No Aspek
Penilaian Indikator
Skor
1 2 3 4 5
1.
Kelayakan Isi
1. Kesesuaian dengan SK /
KD.
2. Kesesuaian dengan
kebutuhan siswa.
3. Kesesuaian dengan bahan
ajar.
4. Kebenaran substansi materi.
5. Manfaat penambahan
wawasan.
6. Kesesuaian dengan nilai-
nilai moral dan moralitas,
dan sosial.
2.
Kebahasaan
7. Keterbacaan.
8. Kejelasan informasi.
9. Kesesuaian dengan kaidah.
10. Penggunaan bahasa secara
efektif dan efisien.
3.
Sajian
11. Kejelasan tujuan.
12. Urutan penyajian.
13. Pemberian motivasi.
14. Interaktivitas (stimulus dan
respon).
15. Kelengkapan informasi.
65
4.
Kegrafikan
16. Penggunaan font (jenis dan
ukuran).
17. Lay out, tata letak.
18. Ilustrasi, Grafis, Gambar
dan Foto
19. Desain tampilan
5.
Aspek
kegiatan/ tugas
siswa
20. Memberikan pengalaman
langsung.
21. Mendorong siswa men-
yimpulkan fakta, konsep,
prinsip, prosedur, dan nilai.
22. Kesesuaian kegiatan atau
tugas siswa dengan materi.
6.
Aspek
Pengembangan
kompetensi
hasil belajar
23. Mengukur kemampuan
kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
24. Mengukur kemampuan
siswa secara mendalam dan
berdasarkan standar
kompetensi.
Jumah 9 84
Total 93
Rata-rata 3,87
Rata-rata skor penilaian ahli bahan ajar untuk kelayakan isi materi,
kebahasaan, sajian, kegrafikan, aspek kegiatan, dan aspek penilaian sebesar 3.87.
Rata-rata skor penilaian ahli bahan ajar tergolong kriteria Baik/ menarik dan
“Memenuhi syarat dan layak diujicobakan setelah perbaikan sesuai saran”.
Walaupun LKS sudah termasuk didalam kriteria baik dan layak namun masih
terdapat beberapa saran dan masukan dari ahli bahan ajar untuk memperbaiki
kualitas LKS meliputi:
66
Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki
Pembelajaran 1 kesesuaian petunjuk
dan materi
Belum terdapat Tujuan dari percobaan
dan tulisan sumber gambar kurang
kecil.
Jawaban soal kurang jelas.
67
Tampilan dan cetakan kurang tebal
Dengan hasil-hasil tersebut di atas yang telah divalidasi oleh ahli desain
pembelajaran dan ahli bahan ajar dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa
IPA Berbasis Model Inkuri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V
Sekolah Dasar layak digunakan dalam pembelajaran baik ditinjau dari aspek isi
dan desain pembelajaran maupun dari aspek tampilan karena memperoleh nilai
rata-rata keseluruhan B atau tergolong kriteria Baik. Kesimpulan ini diambil
sesuai dengan nilai kelayakan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu apabila
ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar memberi nilai minimal C atau
dengan kriteria cukup, produk yang dikembangkan dianggap layak digunakan
dalam pembelajaran.
4.1.3 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Guru
4.1.3.1 Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Terbatas
Guru menilai dari aspek tampilan, isi materi, dan kebahasaan. Dalam
penghitungan hasil penilaian oleh guru mata pelajaran IPA dari SD N Tlogo-
Temanggung terhadap Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri
Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai berikut:
68
Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Terbatas
No Aspek
Penilaian Indikator
Skor
1 2 3 4 5
1. Tampilan
1. Judul sesuai dengan materi.
2. Kepadatan halaman LKS
layak.
3. Teks atau tulisan pada LKS
ini mudah dibaca.
4. Gambar yang disajikan
menarik sesuai dengan
materi.
5. Penomoran materi atau sub
unit atau kegiatan-kegiatan
dalam LKS teratur dan
sesuai.
2.
Isi Materi
6. Kesesuaian materi dengan
SK, KD, dan Indikator.
7. Ketepatan materi dengan
tingkat pemahaman siswa.
8. Kejelasan konsep materi
sifat-sifat cahaya pada LKS.
9. Kesesuaian materi dengan
kebutuhan siswa.
10. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.
3. Kebahasaan
11. Bahasa yang digunakan
mudah dipahami.
12. Penggunaan bahasa secara
efktif dan efisien.
13. Penggunaan petunjuk belajar
membantu dalam
penggunaan LKS.
14. Penjelasan informasi
pendukung mempermudah
pemahaman materi LKS.
15. Penjabaran tugas berupa
langkah-langkah kerja runtut
dan jelas.
Jumlah 8 65
Total 73
Rata-rata 4,86
Setelah dilakukan analisis, maka diperoleh rata-rata skor penilaian guru
kelas V matapelajaran IPA sebesar 4, 86. Dan pada kesimpulan akhir Guru mata
pelajaran menyatakan bahan ajar yang berupa Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis
69
Model Inkuri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar tergolong dalam kriteria Sangat
Baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran.
4.1.3.2 Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Lebih Luas
Sedangkan dalam penghitungan hasil penilaian oleh guru mata pelajaran
IPA dari SD N Simpar-Temanggung terhadap Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis
Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, diperoleh data sebagai berikut:
Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Lebih Luas
No Aspek
Penilaian Indikator
Skor
1 2 3 4 5
1.
Tampilan
1. Judul sesuai dengan materi.
2. Kepadatan halaman LKS
layak.
3. Teks atau tulisan pada LKS
ini mudah dibaca.
4. Gambar yang disajikan
menarik sesuai dengan
materi.
5. Penomoran materi atau sub
unit atau kegiatan-kegiatan
dalam LKS teratur dan
sesuai.
2.
Isi Materi
6. Kesesuaian materi dengan
SK, KD, dan Indikator.
7. Ketepatan materi dengan
tingkat pemahaman siswa.
8. Kejelasan konsep materi
sifat-sifat cahaya pada LKS.
9. Kesesuaian materi dengan
kebutuhan siswa.
10. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.
3.
Kebahasaan
11. Bahasa yang digunakan
mudah dipahami.
12. Penggunaan bahasa secara
efektif dan efisien.
13. Penggunaan petunjuk belajar
membantu dalam
penggunaan LKS.
14. Penjelasan informasi pen-
dukung mempermudah
70
pemahaman materi LKS.
15. Penjabaran tugas berupa
langkah-langkah kerja runtut
dan jelas.
Jumlah 12 60
Total 72
Rata-rata 4,80
Setelah dilakukan analisis, rata-rata skor penilaian oleh guru mata pelajaran
dari SD N Simpar sebagai sekolah untuk ujicoba lebih luas untuk aspek tampilan,
isi materi, dan kebahasaan memperoleh skor sebesar 4,80. Rata-rata skor penilaian
oleh guru mata pelajaran tergolong dalam kriteria Sangat Baik, dan layak
digunakan untuk sebagai bahan pembelajaran di dalam kelas saat proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Pada uji coba lebih luas yang melibatkan SD N
Simpar ini, LKS IPA mendapatkan masukan dari guru yang menitik beratkan
pada kelanjutan dari LKS yang telah dibuat, mengapa LKS ini hanya
menyediakan 1 bab saja dari 4 bab yang ada di dalam semester II ini. Namun
karena penelitian dan pengembangan ini bertujuan hanya untuk menyajikan materi
tentang pesawat sederhana saja, maka pada LKS untuk ujicoba lebih luas sudah
tidak lagi ada perubahan.
4.1.4 Data Hasil Angket Siswa
4.1.4.1 Hasil Angket Siswa pada Uji Coba Terbatas
Data angket uji coba terbatas di SD N Tlogo terdapat pada lampiran.
Rekap untuk hasil angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Angket Siswa pada Ujicoba Terbatas
No Aspek
Penilaian Indikator
Nilai
Rata-rata Ket
1.
Tampilan
Teks atau tulisan pada LKS ini
mudah dibaca. 4,5
4,48
Sangat
baik/
menarik
Gambar yang disajikan jelas tidak
buram. 4,5
Gambar yang disajikan sudah
sesuai (tidak terlalu banyak dan 4,3
71
tidak terlalu sedikit).
Adanya keterangan pada setiap
gambar yang disajikan dalam
LKS ini.
4,4
Gambar yang disajikan menarik. 4,4
Gambar yang disajikan sesuai
dengan materi. 4,8
2. Isi Materi
LKS ini menjelaskan suatu
konsep menggunakan ilustrasi
masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
4,8
4.43
Sangat
baik/
menarik
LKS ini menggunakan contoh-
contoh soal yang berkaitan
dengan masalah kehidupan sehari-
hari.
4,4
Jika dalam proses pembelajaran
menggunakan LKS ini saya
menghadapi masalah, maka saya
berani bertanya dan
mengemukakan masalah yang
saya hadapi kepada guru.
4,5
Penyajian materi dalam LKS ini
mendorong saya untuk melakukan
diskusi dengan teman-teman yang
lain.
4,6
Penyajian materi dalam LKS ini
berkaitan dengan IPA yang lain
atau dengan matapelajaran yang
lain dalam pemecahan masalah
dan penerapannya
4,5
Saya dapat memahami materi
dengan mudah. 4,4
Materi yang disajikan dalam LKS 3,9
72
ini sudah runtut
Saya dapat mengikuti kegiatan
belajar tahap demi tahap dengan
mudah.
4,4
Saya dapat memahami lambang
atau simbol yang digunakan
dalam LKS ini.
4,1
Saya lebih dapat mengerti apa saja
yang termasuk dari sifat-sifat
cahaya dan penerapannya untuk
kehidupan sehari-hari setelah
belajar menggunakan LKS ini.
4,5
Saya merasa lebih mudah belajar
dengan menggunakan LKS ini. 4,6
Saya tertarik menggunakan LKS
ini. 4,3
Dengan menggunakan LKS ini
saya lebih tertarik dalam belajar
IPA.
4,6
Dengan adanya ilustrasi disetiap
awal materi dapat memberikan
motivasi saya untuk mempelajari
sifat-sifat cahaya.
4,4
Saya lebih rajin belajar dengan
menggunakan LKS ini. 4,5
3. Kebahasaan
Saya dengan mudah memahami
kalimat yang digunakan dalam
LKS ini.
4,3
4,27
Sangat
baik/
menarik
Tidak ada kalimat yang
menimbulkan makna ganda dalam
LKS ini.
3,9
Saya dapat memahami istilah-
istilah yang digunakan dalam 4,3
73
LKS ini karena ada kamus/
glosarium.
Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien sesuai dengan EYD. 4,6
4.
Aspek
kegiatan/
tugas siswa
Contoh soal yang digunakan
dalam LKS ini sudah sesuai
dengan materi
4,9
4,66
Sangat
baik/
menarik
LKS ini memberikan pengalaman
yang baru bagi saya. 4,4
Memudahkan saya menyimpulkan
materi dan dapat mengerjakan
soal secara mandiri.
4,7
5.
Aspek
penilaian/
hasil belajar
siswa
Mengukur kemampuan siswa
secara mendalam dan berdasarkan
standar kompetensi.
4,5
4,6
Sangat
baik/
menarik
Mengukur kemampuan siswa
melalui pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan.
4,7
Hasil dari angket uji coba terbatas di SD N Tlogo-Temanggung yang
berjumlah 10 siswa, menunjukkan bahwa siswa berpendapat tampilan lembar
kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V Sekolah Dasar sudah
sangat baik dan sangat menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,48 (nilai
maksimum 5), isi materi dalam LKS tersebut sangat baik dan sangat menarik yang
ditunjukkan dengan nilai 4,43 (nilai maksimum5), siswa berpendapat bahwa
bahasa yang digunakan di dalam LKS sangat baik dan sangat menarik
ditunjukkan dengan nilai 4,27 (nilai maksimum 5), siswa berpendapat bahwa LKS
ini sudah memuat aspek-aspek kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam
pembelajaran, ini ditunjukkan dengan nilai 4,66 (nilai maksimal 5) sedangkan dari
aspek penilaian sendiri siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memberikan
penilaian secara pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, hal ini ditunjukkan dengan
74
nilai 4,6 (nilai maksimum 5). Pada uji coba terbatas sudah dinyatakan sangat baik
dan sangat menarik, tetapi ada yang perlu diperbaikan lagi dikarena beberapa
tulisan dan gambar/ ilustrasi yang ada di dalam LKS tersebut mengalami
perpindahan/ pergeseran gambar sehingga ada yang menutupi teks berikutnya dan
halaman yang ada dibawahnya.
4.1.4.2 Hasil Angket Siswa pada Uji Coba Lebih Luas SD N Simpar
Data angket uji coba lebih luas terdapat pada lampiran. Rekap untuk hasil
angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Angket Siswa pada Ujicoba Terbatas
No Aspek
Penilaian Indikator
Nilai
Rata-
rata
Ket
1. Tampilan
Teks atau tulisan pada LKS ini
mudah dibaca. 4,6
4,4 Sangat
Baik
Gambar yang disajikan jelas tidak
buram. 4,5
Gambar yang disajikan sudah
sesuai (tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu sedikit).
4,4
Adanya keterangan pada setiap
gambar yang disajikan dalam
LKS ini.
4,5
Gambar yang disajikan menarik. 4,2
Gambar yang disajikan sesuai
dengan materi. 4,7
2.
Isi Materi
LKS ini menjelaskan suatu
konsep menggunakan ilustrasi
masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
4,4 4,3
Sangat
Baik
LKS ini menggunakan contoh- 4,2
75
contoh soal yang berkaitan
dengan masalah kehidupan sehari-
hari.
Jika dalam proses pembelajaran
menggunakan LKS ini saya
menghadapi masalah, maka saya
berani bertanya dan
mengemukakan masalah yang
saya hadapi kepada guru.
4,5
Penyajian materi dalam LKS ini
mendorong saya untuk melakukan
diskusi dengan teman-teman yang
lain.
4,4
Penyajian materi dalam LKS ini
berkaitan dengan IPA yang lain
atau dengan matapelajaran yang
lain dalam pemecahan masalah
dan penerapannya
4,5
Saya dapat memahami materi
dengan mudah. 4,5
Materi yang disajikan dalam LKS
ini sudah runtut 4,5
Saya dapat mengikuti kegiatan
belajar tahap demi tahap dengan
mudah.
4,4
Saya dapat memahami lambang
atau simbol yang digunakan
dalam LKS ini.
4,2
Saya lebih dapat mengerti apa saja
yang termasuk dari sifat-sifat
cahaya dan penerapannya untuk
kehidupan sehari-hari setelah
belajar menggunakan LKS ini.
4,5
76
Saya merasa lebih mudah belajar
dengan menggunakan LKS ini. 4,4
Saya tertarik menggunakan LKS
ini. 4,3
Dengan menggunakan LKS ini
saya lebih tertarik dalam belajar
IPA.
4,3
Dengan adanya ilustrasi disetiap
awal materi dapat memberikan
motivasi saya untuk mempelajari
sifat-sifat cahaya.
4,2
Saya lebih rajin belajar dengan
menggunakan LKS ini. 4,5
3. Kebahasaan
Saya dengan mudah memahami
kalimat yang digunakan dalam
LKS ini.
4,6
4,4 Sangat
Baik
Tidak ada kalimat yang
menimbulkan makna ganda dalam
LKS ini.
4,3
Saya dapat memahami istilah-
istilah yang digunakan dalam
LKS ini karena ada kamus/
glosarium.
4,3
Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien sesuai dengan EYD. 4,5
4.
Aspek
kegiatan/
tugas siswa
Contoh soal yang digunakan
dalam LKS ini sudah sesuai
dengan materi
4,4
4,4 Sangat
Baik LKS ini memberikan pengalaman
yang baru bagi saya. 4,5
Memudahkan saya menyimpulkan
materi dan dapat mengerjakan 4,3
77
soal secara mandiri.
5.
Aspek
penilaian/
hasil belajar
siswa
Mengukur kemampuan siswa
secara mendalam dan berdasarkan
standar kompetensi.
4,3
4,4 Sangat
Baik Mengukur kemampuan siswa
melalui pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan.
4,5
Hasil dari angket uji coba lebih luas di SD N Simpar-Temanggung yang
berjumlah 22 siswa, menunjukkan bahwa siswa berpendapat tampilan lembar
kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V Sekolah Dasar sudah
baik dan menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5), isi
materi dalam LKS tersebut sangat baik dan sangat menarik yang ditunjukkan
dengan nilai 4,3 (nilai maksimum5), siswa berpendapat bahwa dari segi bahasa
yang digunakan di dalam LKS sudah baik dan menarik ditunjukkan dengan nilai
4,4 (nilai maksimum 5), siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memuat aspek-
aspek kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam pembelajaran, ini ditunjukkan
dengan nilai 4,4 (nilai maksimal 5) sedangkan dari aspek penilaian sendiri siswa
berpendapat bahwa LKS ini sudah memberikan penilaian secara pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan, hal ini ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5).
4.2 Hasil Belajar
4.2.1 Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Terbatas
a. Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi pembelajaran yang dilakukan
oleh guru kelas V sebelum menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri
terbimbing materi pesawat sederhana yang dikembangkan. Dari hasil
pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kelas V
SD Negeri Tlogo-Temanggung yang berjumlah 10 siswa, pada mata
pelajaran IPA materi pesawat sederhana masih menunjukkan hasil belajar
yang rendah. Terlihat dari hasil tes yang diberikan yaitu hanya beberapa
siswa yang mancapai nilai KKM secarayang diterapkan di sekolah tersebut
78
yaitu 68. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor maksimal 93 skor
minimal 43 dan skor rata rata 6,6. Data hasil belajar siswa sebelum
dilakukan tindakan dengan menggunakan LKS IPA yang dikembangkan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Pesawat Sederhana
No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas
2 40 – 49 1 10 % Tidak Tuntas
3 50 – 59 3 30 % Tidak Tuntas
4 60 – 69 3 30 % Tidak Tuntas
5 70 – 79 1 10 % Tuntas
6 80 – 89 1 10 % Tuntas
7 90 – 100 1 10 % Tuntas
Jumlah 10 100
Nilai Rata-rata 6,6
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 43
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran yaitu dibawah KKM 68. Dari tabel tersebut diketahui skor
nilai antara 40-49 frekuensinya ada 1 dengan persentase 10% dari jumlah
keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 3 dengan persentase 30% dari
jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 60-69 frekuensinya ada 3
dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara
70-79 ada 1 dengan presentase 10% dari keseluruhan siswa, dan skor nilai
anatara 80-89 ada 1 dengan presentase 10% dan dapat dilihat pada daftar
79
nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam
diagram 4.2 sebagai berikut :
Gambar 1.21 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA
Materi Pesawat Sederhana
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥68) data hasil
perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10
Tabel 1.22
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%)
≥ 68 Tuntas 3 30
< 68 Tidak tuntas 7 70
Jumlah 10 100
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM≥68) sebanyak 7 siswa atau 70%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase 30%. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram
lingkaran 4.3 berikut:
80
Gambar 1.23 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil
Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
Berdasakan gambar 4.3 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa
kelas 5 SD Negeri Tlogo mencapai 30% yang tuntas ditunjukkan pada
warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas
mencapai 70% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar diagram
lingkaran.
Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak menggunakan lembar
kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana. Hal
ini nampak pada penggunaan sumber belajar yang digunakan hanya
sebatas buku paket. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni
pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak aktif terlibat dalam
pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak
pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.
b. Kondisi setelah menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Ter-
bimbing Materi Pesawat Sederhana pada Uji Terbatas
Hasil pengamatan hasil belajar siswa pada uji coba terbatas
diperoleh setelah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan LKS
IPA yang dikembangkan pada kelas V SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tretep Kabupaten Temanggung, sebagai berikut:
81
Tabel 1.24
Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas
2 40 – 49 0 0 % Tidak Tuntas
3 50 – 59 0 0 % Tidak Tuntas
4 60 – 69 1 10 % Tidak Tuntas
5 70 – 79 4 40 % Tuntas
6 80 – 89 3 30 % Tuntas
7 90 – 100 2 20 % Tuntas
Jumlah
10 100
Nilai rata-rata 79,9
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 65
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana setelah menggunakan lembar kerja siswa IPA
yang dikembangkan dapat dikatakan hasil belajar meningkat. Hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA
materi pesawat sederhana yaitu diatas KKM 68. Dari tabel tersebut
diketahui skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 1 dengan persentase
10% dari jumlah keseluruhan siswa, 70-79 frekuensinya ada 4 dengan
persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89
frekuensinya ada 3 dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa,
skor nilai antara 90-100 frekuensinya ada 2 dengan presentase 20% dari
jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir).
Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam gambar 4.4 sebagai
berikut :
82
Gambar 1.25 Diagram Batang Distribusi Hasil IPA Materi Pesawat
Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing
Berdasarkan gambar 4.4 nampak bahwa hasil belajar IPA materi
pesawat sederhana setelah menggunakan LKS yang dikembangkan paling
banyak terdapat pada interval skor 70-79 yakni terdapat 4 siswa,
sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 60-69 ada
1 siswa. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥68) data hasil
perolehan nilai setelah menggunakan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing
materi pesawat sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut
ini:
Tabel 1.26
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
dengan menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
≥ 70 Tuntas 9 90
< 70 Tidak tuntas 1 10
Jumlah 10 100
Ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis
model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM≥68) sebanyak 1 siswa atau 10%, sedangkan yang sudah mencapai
83
ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 90%. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram
lingkaran berikut :
Gambar 1.27 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil
Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Setelah Menggunakan LKS
Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa
kelas V di SD Negeri Tlogo mencapai 90% yang ditentukan pada warna
biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas
mencapai 10% yang di tunjukan pada warna merah pada gambar diagram
lingkaran.
Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pada
kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan dengan menggunakan
LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
84
Tabel 1.28 Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
dan Kondisi Setelah Menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri
Terbimbing
No. Kriteria Kondisi awal Dengan LKS
F % F %
1 Tuntas 3 30 9 90
2 Tidak tuntas 7 70 1 10
3 Skor rata-rata 6,6 79,9
4 Skor maksimum 93 95
5 Skor minimum 43 65
Dari perbandingan pada tabel 4.7, dapat dilihat adanya peningkatan
hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dari kondisi awal dan setelah
dilakulan tindakan dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri
terbimbing. Peningkatan yang terjadi sebesar 60% ketuntasan belajar
mencapai 90%. Perbandingan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana
kondisi awal dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA ynag
dikembangkan, disajikan dalam grafik berikut ini:
Gambar 1.29 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Materi
Pesawat Sederhana Kondisi Awal dan Hasil Belajar Menggunakan
LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
85
4.2.2 Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Lebih Luas
a. Kondisi Awal
Kondisi awal yang dimaksud adalah kondisi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kelas V sebelum menggunakan LKS IPA berbasis
model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana yang dikembangkan.
Dari hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
kelas V SD Negeri Simpar-Temanggung yang berjumlah 22 siswa, pada
mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana masih menunjukkan hasil
belajar yang rendah. Terlihat dari hasil tes yang diberikan yaitu hanya
beberapa siswa yang mancapai nilai KKM secarayang diterapkan di
sekolah tersebut yaitu 70. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor
maksimal 96 skor minimal 42 dan skor rata rata 74,27. Data hasil belajar
siswa sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan LKS IPA yang
dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.30
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Pesawat Sederhana
No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas
2 40 – 49 2 9,09% Tidak Tuntas
3 50 – 59 2 9,09% Tidak Tuntas
4 60 – 69 2 9,09% Tidak Tuntas
5 70 – 79 5 22,72% Tuntas
6 80 – 89 8 36,36% Tuntas
7 90 – 100 3 13,63% Tuntas
Jumlah 22 100
Nilai Rata-rata 74,27
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 42
86
Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor
nilai antara 40-49 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah
keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09%
dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 60-69 frekuensinya ada 2
dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara
70-79 ada 5 dengan presentase 22,72% dari keseluruhan siswa, skor nilai
anatara 80-89 ada 8 dengan presentase 36,36% dari jumlah keseluruhan
siswa, dan skor nilai anatara 90-100 ada 3 dengan presentase 13,63% dan
dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.14
dapat digambarkan dalam diagram 4.7 sebagai berikut :
Gambar 1.31 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA
Materi Pesawat Sederhana
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) data hasil
perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.9
87
Tabel 1.32
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%)
≥ 68 Tuntas 16 72,71
< 68 Tidak tuntas 6 27,27
Jumlah 22 100
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM≥70) sebanyak 6 siswa atau 27,27%, sedangkan yang sudah
mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase
72,71%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa
yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat
pada diagram lingkaran 4.8 berikut:
Gambar 1.33 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil
Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
Berdasakan gambar 4.8 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa
kelas 5 SD Negeri Simpar mencapai 72,71% yang ditunjukkan pada warna
biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas
88
mencapai 27,27% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar
diagram lingkaran.
Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak menggunakan lembar
kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana. Hal
ini nampak pada penggunaan sumber belajar yang digunakan hanya
sebatas buku paket. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni
pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak aktif terlibat dalam
pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak
pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.
b. Kondisi setelah menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Ter-
bimbing Materi Pesawat Sederhana pada Uji Terbatas
Hasil pengamatan hasil belajar siswa pada uji coba lebih luas
diperoleh setelah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan LKS
IPA yang dikembangkan pada kelas V SD Negeri Simpar Kecamatan
Tretep Kabupaten Temanggung, sebagai berikut:
Tabel 1.34
Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 30 – 39 0 0 % Tidak Tuntas
2 40 – 49 0 0 % Tidak Tuntas
3 50 – 59 0 0 % Tidak Tuntas
4 60 – 69 1 4,54 % Tidak Tuntas
5 70 – 79 3 13,63% Tuntas
6 80 – 89 11 50 % Tuntas
7 90 – 100 7 31,81 % Tuntas
Jumlah
22 100
Nilai rata-rata 85,09
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 68
89
Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA
materi pesawat sederhana setelah menggunakan lembar kerja siswa IPA
yang dikembangkan dapat dikatakan hasil belajar meningkat. Hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA
materi pesawat sederhana yaitu diatas KKM 70. Dari tabel tersebut
diketahui skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 1 dengan persentase
4,54% dari jumlah keseluruhan siswa, 70-79 frekuensinya ada 3 dengan
persentase 13,63% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89
frekuensinya ada 11 dengan persentase 50% dari jumlah keseluruhan
siswa, skor nilai antara 90-100 frekuensinya ada 7 dengan presentase
31,81% dari jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa
(terlampir). Berdasarkan tabel 4.10 dapat digambarkan dalam gambar 4.9
sebagai berikut :
Gambar 1.35 Diagram Batang Distribusi Hasil IPA Materi Pesawat
Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing
Berdasarkan gambar 4.9 nampak bahwa hasil belajar IPA materi
pesawat sederhana setelah menggunakan LKS yang dikembangkan paling
banyak terdapat pada interval skor 80-89 yakni terdapat 11 siswa,
sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 60-69 ada
1 siswa. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) data hasil
90
perolehan nilai setelah menggunakan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing
materi pesawat sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut
ini:
Tabel 1.36
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana
dengan menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
≥ 70 Tuntas 21 95,45
< 70 Tidak tuntas 1 4,54
Jumlah 22 100
Ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis
model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM≥70) sebanyak 1 siswa atau 4,54%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase 95,45%. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami
ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak
tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram
lingkaran berikut :
Gambar 1.37 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil
Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Setelah Menggunakan LKS
Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
91
Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa
kelas V di SD Negeri Simpar sebagai uji coba lebih luas mencapai 95,45%
yang ditentukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran.
Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 4,54% yang di tunjukan pada
warna merah pada gambar diagram lingkaran.
Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pada
kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan dengan menggunakan
LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1.38 Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
dan Kondisi Setelah Menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri
Terbimbing
No. Kriteria Kondisi awal Dengan LKS
F % F %
1 Tuntas 16 72,71 21 95,45
2 Tidak tuntas 6 27,27 1 4,54
3 Skor rata-rata 74,27 85,09
4 Skor maksimum 96 100
5 Skor minimum 42 68
Dari perbandingan pada tabel 4.12, dapat dilihat adanya
peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dari kondisi awal
dan setelah dilakulan tindakan pada uji coba lebih luas dengan
menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing. Peningkatan
yang terjadi sebesar 22,74% sehingga ketuntasan belajar pada kondisi awal
74,27% mampu meningkatkan ketuntasan belajar mencapai 95,45%.
Perbandingan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana kondisi awal dan
setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA ynag dikembangkan,
disajikan dalam grafik berikut ini:
92
Gambar 1.39 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Materi
Pesawat Sederhana Kondisi Awal dan Hasil Belajar Menggunakan
LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
4.3 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis
keterampilan proses sains, dengan model penelitian Research and Development.
Data yang diambil dalam penelitian meliputi data proses pengembangan LKS,
proses validasi LKS oleh ahli Desain Pembelajaran, Ahli Bahan Ajar, data
tanggapan guru, dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dan hasil
belajar siswa.
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena
dapat digunakan secara bersamaan dengan sumber belajar yang lain. LKS dapat
menjadi sumber belajar atau media pembelajaran tergantung pada kegiatan
pembelajaran yang dirancang. Peran LKS didalam pembelajaran sangat banyak,
Andi Prastowo (2013:205) mengungkapkan LKS selain sebagai media
pembelajaran juga mempunyai beberapa fungsi lain, yaitu: a) Sebagai bahan ajar
yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik
93
, b) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan, c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih,
dan d) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Wandhiro
(2011:6) manfaat secara umum ialah untuk mengaktifkan peserta didik dalam
proses belajar mengajar. LKS yang selama ini digunakan untuk kegiatan
pembelajaran khususnya di SD N Tlogo dan SD N Simpar Kota Temanggung,
belum berperan secara maksimal dalam melatih siswa melakukan penyelidikan.
Siswa hanya mempelajari pengetahuan sebagai produk bukan proses, hal ini
dikarenakan langkah-langkah yang disajikan dalam LKS kurang melatih siswa
melakukan proses ilmiah, menganalisis dan menemukan suatu konsep. LKS
belum biasa digunakan untuk mencari atau menemukan suatu konsep, dan
mengaplikasikan konsep yang sudah ada dalam kehidupan, hal tersebut membuat
siswa belum secara aktif dalam pembelajaran. Maka peneliti mengembangkan
LKS IPA yang berbasis model inkuiri terbimbing ini untuk memberikan
informasi serta mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pengembangan LKS ini sangat membutuhkan waktu yang
cukup lama. Dikarenakan peneliti harus menyiapkan segala sesuatunya dengan
matang agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil dari revisi ujicoba terbatas
secara keseluruhan dinyatakan menarik tetapi ada beberapa tulisan dan gambar
yang harus ditata ulang kembali, sedangkan saat ujicoba lapangan guru menitik
beratkan pada kelanjutan LKS, mengapa LKS ini hanya menyediakana 1 bab saja
dari 4 bab yang ada didalam semester II ini di mata pelajaran IPA kelas V Sekolah
Dasar. Pada dasarnya pengembangan LKS ini memperoleh penilaian yang sangat
positif sehingga LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing ini dapat digunakan
sebagai bahan belajar siswa dalam proses pembelajaran secara mandiri maupun
kelompok. LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing materi tentang pesawat sederhana
ini, tidak melakukan tahap desiminasi (penyebaran). Namun bila hendak
diperbanyak sebaiknya dilakukan revisi lebih lanjut dan dikembangkan untuk
materi-materi yang lainnya dalam mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar.
Pada hasil belajar yang telah dilakukan terjadi perbedaan antara kondisi
awal dan kondisi setelah menggunakan lembar kerja siswa IPA berbasis model
94
inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana kelas V Sekolah Dasar hal tersebut
seperti yang telah dijabarkan pada hasil belajar ketika pada uji coba terbatas dan
uji coba lebih luas.
top related