bab iii metodologi 1
Post on 31-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
35
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI
1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan untuk memudahkan suatu penelitian. Dengan
kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan
penelitian atau petunjuk bagaimana suatu penelitian ini dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian kualitatif
adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Selain itu juga penelitian kualitatif
adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam konteks alamiah
dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati
(Sarosa. 2012). Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui programpengelolaananak berkebutuhan
khusus di taman kanak-kanak inklusi.
1.2 Desain Penelitian
Dengan kajian penelitian yang dilakukan, studi yang tepat untuk
digunakan dalam penelitian ini yakni studi kasus. Studi kasus ini bertujuan,
menggali informasi dan menggambarkan programpengelolaananak
berkebutuhan khusus di taman kanak-kanak inklusi. Studi kasus menurut
Sukmadinata (2012,hlm.64) merupakan suatu penelitian yang dilakukan
terhadap suatu kesatuan sistem baik berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu.
Penelitian ini akan menggali informasi dengan beberapa teknik yaitu
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk dianalisis dan
diinterprestasikan. Sehingga diharapkan penelitian ini akan memberikan
gambaran utuh tentang program pengelolaan anak berkebutuhan khusus di
TK inklusi.
36
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3 Penjelasan Istilah
Tabel 3.1
Tabel variabel
Variabel Definisi
Anak berkebutuhan
khusus
Menurut Heward dan Orlansky 1992:8 (dalam Fatma,
2014) yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus
adalah anak-anak yang memiliki atribut fsik atau
kemampuan belajar yang berbeda dari anak normal, baik
diatas atau dibawah, yang tanpa selalu menunjukkan pada
ketidakmampuan fsik, mental, atau emosi, sehingga
membutuhkan program individual dalam pendidikan
khusus.
TK Inklusi TK inklusi adalah sebuah pelayanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus usia dini tanpa memandang kondisi
fisik, intelegensi,sosial, emosional, dan kondisinya
lainnya untuk belajar bersama dengan anak-anak normal
di sekolah regular (Tarmasyah, 2007).
3.4 Tempat dan Partisipan Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakuakn di TK yang menaungi anak berkebutuhan khusus
atau sekolah inklusi yaitu di TK Gagas Ceria Kota Bandung.TK Gagas
Ceria adalah taman kanak-kanak yang didirikan di bawah naungan
yayasan Gagas Ceria, berdiri pada tahun 2000. TK Gagas Ceriaberalamat
di Jl.Malabar 80-82 kecamatan Lengkong Bandung Provinsi Jawa Barat.
TK Gagas Ceria meraih Akreditas A pada tahun 2009 dari Badan
Akreditas Nasional. TK Gagas Ceria dijadikan rujukan bagi Pusat
kurikulum-Kementrian Pendidikan nasional dalam mengembangkan
model pendidikan karakter.Pemilihan tempat penelitian diawali dengan
meminta perizinan kepada dinas pendidikan jawa barat untuk melakukan
penelitian di TK inklusi, dari dinas pendidikan memberikan rekomendasi
ke asosiasi Paud inklusi dan salah satu anggota dari asosiasi tersebut yaitu
37
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TK Gagas Ceria. Setelah menghubungi salah satu anggota asosiasi Paud
inklusi dari salah satu TK di Arcamanik Bandung, merekomendasikan
TK Gagas Ceria sebagai TK inklusi terbaik di Bandung.
b. Partisipan penelitian
Partisipan penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang
memilki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. (Saifuddin , 1999,
hlm. 34). Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah dipaparkan
tersebut, maka partisipan dalam penelitian ini adalah guru. Guru ini juga
merangkap sebagai terapis secara intens berinteraksi dengan anak dan
sebagai pelaku yang menangani anak berkebutuhan khusus di TK inklusi.
1. Latar belakang partisipan I
Guru yang menjadi partisipan pertama adalah ibu Sy, S.Psi.Ibu Sy
ini berusia 25 tahun, dia merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
statusnya saat ini belum menikah. Ibu Sy merupakan lulusan dari S1
Psikologi Unisba tahun 2009-2013, saat ini bu Sy bekerja di TK
GagasCeria sebagai guru pendamping untuk anak berkebutuhan
khusus.
2. Latar belakang partisipan II
Guru yang menjadi partisipan kedua adalah ibu Ir, S.Psi.Bu Ir ini
usianya 28 tahun, statusnya belum menikah dia merupakan anak
tunggal di keluarganya.Bu Ir merupakan lulusan dari S1 Psikologi UPI
tahun 2007-2011.Saat ini bu Ir bekerja di TK GagasCeria sebagai guru
LSU kelompok.
3. Latar belakang partisipan III
Partisipan ke tiga yaitu ibu Uz, bu Uz ini berusia 24 tahun,
statusnya belum menikah.Dia merupakan anak ke tiga dari tiga
bersaudara.Bu Uz merupakan lulusan dari S1 Unpad tahun 2015.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Hasil penelitian yang akan dipaparkan merupakan hasil dari wawancara,
observasi dan studi dokumentasi yang ditemukan selama kegiatan penelitian
berlangsung. Wawancara sebagai bagian dari proses pengumpulan data yang
38
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan secara tatap muka langsung kepada para responden, dimana waktu
dan tempat pelaksanaannya dilakukan pada saat jam sekolah di TK Gagas
Ceria. Kemudian data yang didapatkan melalui wawancara akan dilengkapi
dengan data hasil observasi. Observasi dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan di TK Gagas Ceria. Untuk memperkuat data
hasil wawancara dan observasi, maka dilakukan telaah dokumentasi yang
adapada saat pengambilan dokumentasi ada beberapa yang dibatasi, seperti
tidak mengambil foto anak, foto pada saat kegiatan,dan meminta dokumen
atau file sekolah.
a. Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi terstruktur menurut Sarosa (2012) adalah gabungan
antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.Penyusun
menggunakan alat perekam dan mencatat setiap sesi wawancara agar
memudahkan penyusun dalam menyimpan data hasil wawancara secara
baik. Dengan metode wawancara ini penyusun bisa memperoleh data,
baik secara lisan maupun tulisan tentang penanganan anak berkebutuhan
khusus dalam proses pembelajara di TK inklusi. Pada penelitian ini
metode pengumpulan data dilakuakan dengan caramerekam tuturan guru
TK ketika proses pembelajaran secara berkelanjutan sampai ditemukan
data yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah
tuturan guru dalam bentuk rekaman.Kemudian rekaman tersebut
ditranskrip dan dianalisis dengan teori tindak tutur dan dilakukan
klasifikasi dan pemberian kode berdasarkan waktu perekaman, dan tujuan
penelitian. Berikut pedoman wawancara yang akan digunakan peneliti
dalam melakukan wawancara, tapi pada dasarnya pedoman ini digunakan
sebagai acuan saja yang dalam praktek lapangannya bisa berubah sesuai
dengan jawaban partisipan.
39
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Tabel Wawancara Kepada Guru
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana perencanaan program pengelolaan
anak berkebutuhan khusus di TK Gagas Ceria?
2. Bagaimana pelaksanaan program pengelolaan
anak berkebutuhan di TK Gagas Ceria?
3. Bagaimana evaluasi program pengelolaan anak
berkebutuhan khusus di TK Gagas Ceria?
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan selama tiga kali pada bulan
April dan Mei. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 27 April 2017
kepada ibu Uz sebagai Administrasi di TK Gagas Ceria dan memakan waktu
17 menit 08 detik. Wawancara untuk kepala sekolah diwakilkan oleh
administrasi sekolah yaitu ibu Uz, karena pada saat itu kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu. Dari hasil
wawancara yang pertama mendapatkan hasil tentang kurikulum yang
digunakan, sarana dan prasarana, tim khusus dalam menangani ABK, dan
program untuk ABK. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017
kepada ibu Sy sebagai guru pendamping Individu dari anak berkebutuhan di
salah satu kelas A di TK Gagas Ceria dan memakan waktu 54 menit 32
detik.Hasil dari wawancara yang ke dua yaitu penanganan yang diberikan
kepada ABK, penjelasan tentang program yang diberikan, kesulitan yang
dihadapi dalam menangani ABK dan penguatan kompetensi guru.
Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 5 Mei 2017 kepada ibu Ir sebagai
guru LSU kelompok di TK Gagas Ceria dan memakan waktu 45 menit 22
detik. Hasil wawancara dengan partisipan yang ketiga yaitu tentang program
LSU, kerja sama yang dilakukan dengan pihak luar, media yang digunakan
dan penanganan yang diberikan untuk ABK. Adapun bentuk transkrip
wawancara yang dibuat adalah sebagai berikut :
40
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Contoh Kutipan Transkip Wawancara
Nama : Ibu Sy
Pendidikan Terakhir : S-1
Tanggal wawancara : 04 Mei 2017
Peneliti/
Partisipan Pertanyaan/ Jawaban
P Apakah ada psikolog sekolah untuk menangani anak berkebutuhan
khusus?
R Iya kita punya satu Psikolog.
P Apakah ada dana khusus untuk penangan ABK? Dari mana
dananya?
R Dana ya, hmmm dan setau saya selain dari sekolah dapat juga ya
dari pemerintah dari dinas khusus untuk ABK, kalo pembayaran
dari sekolah , dari orang tua anaknya sendiri ya karna pembayaran
Sppnya untuk abk yang ditanagani individu dibedakan ada
tambahan pembayarannya.
P Apakah ada sarana dan prasarana yang mendukung untuk anak
berkebutuhan khusus?
R Hmm sarana ada.
P Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
R Kita punya ruang psikolog,ruang LSU, ruang kelas, UKS, art
area, area makan, area bermain di luar, perpustakaan, area pasir,
area konstruktif, meeting room.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak
langsung.Data observasi berupa data faktual, cermat dan terinci mengenai
keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serata konteks di
mana keadaan kegiatan itu terjadi, data diperoleh karena adanya
penelitian dilapangan secara langsung (Nasution,2003, hlm.59).Observasi
41
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini dilakukan untuk mengetahui penanganan anak berkebutuhan khusus di
TK inklusi. Adapun cara yang diguanakan dalam observasi ini adalah
dengan cara daftar checklist. Observasi ini dilakukan selama tiga kali
pada tanggal 27 April, 04 Mei, dan 05 Mei 2017.Observasi di lakukan
pada partisipan, sarana dan prasarana, dan media di TK Gagas
Ceria.Peneliti melakukan observasi dimulai pada pukul 07.45 WIB saat
mulai masuk sekolah sampai dengan pukul 11.30 WIB saat anak pulang
sekolah.Berikut merupakan contoh daftar checklist.
Tabel 3.4
Contoh Daftar Checklist
Rumusan
Masalah
Aspek Yang
Diamati
Teknik
Pengumpulan
Data
Ketersediaan
Keterangan Ada Tidak
1. Perencanaan
pengelolaan
program
anak
berkebutuhan
khusus di TK
Gagas Ceria
1. Dokumen
kurikulum
Observasi √ Terdapat
dokumen
kurikulum
yang
diperlihatkan
dalam
bentuk
softfile pada
laptop salah
satu guru
(05-Mei-
2017)
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Sugiyono(2014,hlm.329) merupakan
catatan sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk
tulisan,gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi
berupa foto ruangan untuk penangana ABK, cover program, dan media.
42
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Foto Program IEP (Individual Educational Program)
3.6 Tahap-tahap penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan untuk memilih dan merumuskan masalah
serta menentukan judul. Berikut tahapan persiapan yang dilakukan:
a. Melakukan observasi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran
awal dari partisipan yang akan diteliti.
b. Merumuskan masalah penelitian
c. Menentukan judul
d. Menyusun proposal penelitian
e. Mengajukan surat permohonan izin mengadakan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menghubungi kepala sekolah TK Gagas Ceria
b. Melakukan diskusi untuk melakukan pengambilan data
c. Menentukan waktu untuk mengambil data di TK Gagas Ceria
d. Melakukan wawancara dengan narasumber yaitu guru kelas dan pihak
sekolah
e. Melakukan observasi
f. Kemudian melakukan studi dokumentasi
g. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi
dokumentasi disusun dalam bentuk catatan lengkap.
43
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Data yang diperoleh kemudian direduksi,disajikan, diverfikasi dan
dibuat kesimpulan.
3.7 Teknik Analisis Data
Moleong (2014, hlm. 248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya,mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan
pada orang lain. Analisis data kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu metode perbandingan tetap atau Constant Comparative
Method.Moleong (2014, hlm. 289) dalam analisis data ini secara tetap
membandingkan satu datum (catatan keterangan atau informasiyang
diperolehdari sebuah penelitian) dengan datum lain, dan kemudian secara
tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Secara umum
proses analisis datanya mencakup:
1). Reduksi Data
a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya
satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
b. Sesudah satuan diperoleh langkah berikutnya adalah membuat koding.
Tabel 3.5
Contoh Open Koding
Peneliti/Re
sponden Pertanyaan/Jawaban Koding
P Siapa saja pihak yang terlibat dalam tim
tersebut?
R Psikolog, kepala sekolah, VP, guru
individual dan guru LSU kelompok
Pihak yang terlibat,
psikolog,kepala
sekolah, VP, guru
44
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LSU kelompok dan
individu
P Bagaimana tim bekerja dalam menangani
anak berkebutuhan khusus?
R Tim bekerja membuat program pada awal
tahun, biasanya kita ada pemetaan terlebih
dahulu disana nanti ketika ada anak Abk
yang daftar disesuaikan dengan jumlah guru
Abk yang tersedia. Kemudian dipetakan
permasalahannya apa kemudian di petakan
oleh psikolog, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru individu dan guru kelompok.
Kita biasanya ada diskusi informal, kita
punya pertemuan khusus LSU setiap hari
kamis perminggu, terdiri dari guru
individual dan guru LSU kelompok kadang
juga mengundang psikolog untuk diskusi.
Membuat program
P Berapa kali tim bekerja dalam seminggu ?
R Setiap hari untuk guru individual
mendampingi abk, guru LSU juga sama
setiap hari senin sampai kamis biasanya kalo
untuk kelas A kalo kelas B ada tambahan
sampai hari jumat. Kalo psikolog biasanya
observasi pada saat dibutuhkan di kelas
untuk melihat perkembangan anaknya, bias
dua minggu sekali atau ya sesuai
kebutuhanlah.
Bekerja Setiap hari
2). Kategorisasi
a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap
satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.
b. Setiap kategori diberi nama yang disebut ‘label’.
45
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
INITIAL CODING
NO KODING
1 Ada Tim khusus
2 Tujuh orang (tim khusus)
3 Pihak yang terlibat, psikolog,kepala sekolah, VP, guru LSU kelompok
dan individu
4 Membuat program
5 Bekerja Setiap hari
6 Dinas pendidikan
7 Dokter khusus tidak ada
8 Ada Psikolog
9 Dana dari SPP
10 Ruangan Psikolog, ruang LSU
11 Banyak (2 ruangan khusus abk)
12 Media
13 Puzzle, bola zim, media sensori, chip board, flash card
14 Banyak media
15 Media terawatt
16 Ada penguatan kompetensi guru
17 Pelatihan
18 Di awal dan di akhir tahun ada pelatihan
19 2-3 kali persemester palatihannya
20 IEP(individual educational program)
21 Tema Mengacu ke DC
22 Sub tema dalam Cerita
23 Lamanya pertema Dua bulan
3). Sintesisasi
a. Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan
kategori lainnya.
b. Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya di beri nama lagi ‘label’.
46
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
FOCUSED CODING
Tema Sub Tema Koding
Perencanaan Tim penanganan
anak berkebutuhan
khusus
Ada Tim khusus
Tujuh orang (tim khusus)
Pihak yang terlibat, psikolog,kepala
sekolah, VP, guru LSU kelompok dan
individu
Membuat program
Bekerja Setiap hari
Kerja sama dengan Indogrow,Dinas
pendidikan,Puskesmas,Rumah sakit
limijati, Lembaga terapi, biro
psikologi, ahli parenting,ahli
syaraf,atau dokter
Dinas dan tidak tentu waktunya
Dokter khusus tidak ada
Ada Psikolog
Dana dari SPP orang tua dan dari
dinas
Sarana dan prasarana
yang mendukung
untuk ABK
Ruangan Psikolog, ruang LSU
Tidak ada desain ruangan khusus abk
Banyak (2 ruangan khusus abk)
4). Menyusun ‘hipotesis kerja’
Merumuskan suatu pernyataan yang proposisional.Hipotesis kerja ini
sudah merupakan teori substansif (yaitu teori yang berasal dan masih
terkait dengan data). Hipotesis kerja itu hendaknya terkait dan sekaligus
menjawab pertanyaan penelitian Moleong (2010, hlm. 289) .
Keseluruhan proses analisis data dengan metode perbandingan tetap
(constant comparative method) digambarkan pada bagan di bawah ini.
47
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1
Proses Analisis Data Metode Perbandingan Tetap (constant
comparativemethod)
3.8 Isu Etik Penelitian
a. Kerahasiaan
Peneliti menjaga kerahasiaan identitas narasumber dengan cara
menggunakan nama samaran dalam bentuk inisial, tidak menyebutkan
identitas narasumber dalam laporan penelitian.
b. Privasi
Hasil penelitian hanya digunakan untuk perkembangan dunia
pendidikan dalam penulisan skripsi.
c. Izin
Peneliti menjamin hak-hak narasumber dengan terlebih dahulu
melakukan informed consent sebelum melakukan wawancara.
Narasumber berhak menolak atau tidak bersedia menjadi partisipan
penelitian.Dalam meminta persetujuan dari narasumber menjelaskan
terlebih dahulu topik, tujuan penelitian, teknis pelaksanaan penelitian,
dan hak-hak narasumber.
3.9 Uji Validitas Data Penelitian
Pengujian keabsahan data hasil penelitian kualitatif menurut Sugiyono
(2011, hlm.265) dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan,
Reduksi data Pertanyaan
penelitian
Sintesisasi Labeling
kategorisasi
Identifikasi
Koding Hipotesis kerja
Kategorisasi
Labeling
48
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
analisis kasus negatif dan member check.
1. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan tujuan agar terdapat
hubungan yang akrab antara peneliti dengan narasumber sehingga data
yang diberikan akan semakin jelas dan semakin terbuka. Perpanjangan
pengamatan difokuskan pada data yang sudah diperoleh, jika data yang
diperoleh telah dicek kembali kebenarannya ke lapangan, maka data
dianggap sudah kredibel (Sugiyono, 2011, hlm. 367).
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih dan berkesinambungan sehingga kepastian data dan urutan
peristiwa akan direkam secara pasti dan sistematis (Sugiyono, 2011,
hlm. 368).
3. Triangulasi
Triangulasi menurut Wiersma (dalam Sugiyono,2011, hlm. 369)
adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi sumber
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Data tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
data yang sama dan yang berbeda. Triangulassi teknik dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Data yang sudah diambil dengan cara wawancara
kemudian dicek dengan cara observasi dan studi dokumentasi. Dari
hasil data yang didapatkan melalui sumber data yang berbeda, berikut
triangulasi dari hasil data yang didapatkan dalam penelitian ini.
49
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Triangulasi
Aspek Wawancara Observasi Studi dokumentasi
Perencanaan
program
pengelolaan
anak
berkebutuhan
khusus di TK
Gagas Ceria
“Kurikulumnya
kita itu punya
kurikulum sendiri
sih namanya
kurikulum gagas
ceria. Jadi
kurikulum gagas
ceria ini
mengadopsi dari
kreatif kurikulum
terus
dikembangkan lagi
oleh kami gitu”
Terdapat dokumen
kurikulum yang
diperlihatkan
dalam bentuk
softfile pada laptop
salah satu guru
Terdapat dokumen
programdalam
menangani ABK.
“Jadi di sini tuh di
rolling tiga bulan
sekali ditukar
yang dilemari di
keluarin, setiap
tiga bulan sekali
kita tukar, jadi di
akhir taun
biasanya kita data
inventaris kita
berapa gitu.”
Media yang ada
disimpan di lemari-
lemari dan disusun
rapih di ruangan
LSU kelompok.
Terdapat media
yang disimpan
didalam lemari
Pelaksanaan
program
pengelolaan
anak
berkebutuhan
“…..ketika
menangani anak
ya pada saat
belajar ya beda-
beda tergantung
Guru LSU
menangani anak
sesuai dengan
kebutuhan anak
setiap aspek
Terdapat dokumen
IEP (individual
educational
program)
50
Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khusus di TK
Gagas Ceria
anaknya sih
ya….”
perkembangannya.
Guru memberikan
strategi yang
berbeda kepada
setiap anak.
Evaluasi
penanganan
anak
berkebutuhan
khusus di TK
Gagas Ceria
“Ada, biasanya
kita
mengobservasi
anak kemudian di
catat di rpph anak.
Nanti di tulis di
buku jejak
langkahku itu
semcam buku
komunikasi setiap
minggunya”
Guru mencatat
evaluasi kegiatan
ABK setiap hari di
rpph dan di buku
jejak langkahku.
Terdapat buku
jejak langkahku
4. Analisis Kasus Negatif
Analisis kasus negatif dilakukan bila ada data yang bertentangan
sehingga harus dilkukan pengecekan ulang sampai kasus negatif
tersebut tidak ada (Sugiyono, 2011, hlm. 371).
5. Mengunakan Bahasa Referensi
Yaitu dengan adanya data pendukung untuk membuktikan data
yang diperoleh adalah kredibel, seperti transkrip wawancara, foto-foto
atau dokumen autentik lain (Sugiyono, 2011, hlm. 372).
6. Mengadakan Member Check
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data dengan tujuan agar informasi yang
diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan hasil penelitian
sesuai dengan apa yang dimaksudkan sumber data atau narasumber
(Sugiyono, 2011, hlm. 372).
top related