bab i
Post on 09-Dec-2014
28 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat
sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan baik di bidang sosial maupun
budaya dalam masyarakat. Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang
mengalami perubahan tersebut. Perubahan yang diharapkan pada dunia
pendidikan adalah peningkatan ke arah mutu yang lebih baik, dengan tidak
meninggalkan pemerataan agar perkembangan pendidikan tidak tertinggal
oleh perubahan-perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dapat
memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat. Untuk mencapai
semua itu dibutuhkan sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan dan
terampil dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 dijelaskan bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Depdiknas, 2005).
Upaya pembaharuan pendidikan sebagaimana yang tertuang didalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, adalah
orientasi pendidikan ke arah pendidikan berbasis kompetensi. Didalam
pembelajaran berbasis kompetensi tersebut tersirat adanya nilai-nilai
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, sebagai pribadi yang integral,
produktif, kreatif dan memiliki sikap kepemimpinan dan berwawasan
keilmuan sebagai warga negara yang bertanggung jawab (Depdiknas, 2005).
Menurut Djamarah (1994), faktor yang ikut menentukan keberhasilan
dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa, motivasi, minat, ketekunan dan proses kualitas
belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan
keberhasilan pada guru adalah kemampuan yang dimilikinya dalam mengajar,
penguasaan materi, perencanaan program serta keputusan guru dalam memilih
teknik-teknik dan pendekatan tertentu dalam menyampaikan materi pelajaran.
Untuk dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa diperlukan suatu
metode pembelajaran kegiatan berfikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan
menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya dapat
mampu meningkatkan aktivitas siswa untuk dapat memahami konsep belajar
biologi.
Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan mengandung kegiatan yang mempelajari makhluk hidup. Di
samping itu mata pelajaran biologi juga mempelajari konsep-konsep yang
dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
2
Peranan guru sangat penting sekali terhadap dunia pendidikan. Oleh
karenanya hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah
mengembangkan desain pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut (Sudjana, 1998). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
guru mata pelajaran biologi di SMPN 3 Narmada diketahui bahwa ketuntasan
belajar siswa rata-rata di atas yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yakni
persentase siswa yang memperoleh nilai 65 % lebih dari 85 %.
Hal ini terlihat dari nilai analisis siswa ulangan harian di pertengahan
semester genap tahun pelajaran 2012-2013.
Tabel 1.1 Nilai Analisis Siswa Kelas VII SMPN 3 Narmada
No. Nama siswa
NILAI
KKMRendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
40-54 55-69 70-85 86-1001 Ahmad Mulhadi 50 - - - 652 Adam Naufal
Zakwan 53 - - - 65
3 Ahmad Juliadi - - 78 - 654 Andi Firmansah - - 70 - 655 Andra Wiranata - - 80 - 656 Agus Maeson - - 71 - 657 Agus Kusumayadi - - 74 - 658 Fikri Hadinata - - 78 - 659 Faezul Fikri - - 82 - 6510 Gilang Nanda R 53 - - - 6511 Handia Fahrurrazi 50 - - - 6512 Indah Permatasari 53 - - - 6513 Lina Mardiani - 67 - - 6514 Lisa Maelani - 65 - - 6515 Minarni - 67 - - 6516 Maelantri - 67 - - 6517 Mayani - - 82 - 6518 Maesaroh - - 75 - 6519 Misrina - - 70 - 6520 Nia Agusttia - - - - 65
3
21 Mudriyanti - - - 90 6522 Ratna Trimilia K - - - 87 6523 Padila Tri Ismayana - - - - 6524 Ulfa - - - - 6525 Yati”ah - - - 95 6526 Puasni - - - - 6527 Yuliani Nirwanti - - - 95 6528 Nia Agustia - - - 88 6529 Sulis Sulitiawati - - - - 6530 Karwiani - - - - 6531 Rafikah - - - - 6532 Mutiani - - - - 6533 Marliani - - - - 65
Nilai KKM15 % Tidak Tuntas
85 % Tuntas 65
Sumber: Data Hasil Ulangan Harian Biologi SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013
Berdasarkan tabel analisis di atas dapat dillihat bahwa ketuntasan
klasikal ulangan harian yang dilakukan dua kali kelas VII Semester II lebih
dari 85%. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kognitif siswa sangat kuat.
Baik itu dapat dilihat dari cara belajarnya, cara bertanya, cara menanggapi
permasalahan dan memecahkan suatu permasalahan di dalam kelas. Selain
dari kemampuan dari diri siswa itu sendiri, dorongan juga datang dari orang
tua di rumah dan lingkungan tempat tinggal. Hal ini terjadi karena siswa
sudah sadar akan kondisi yang dialaminya, terlebih kebanyakan mereka
berasal dari tempat pedalaman yang kurang akan fasilitas yang lengkap. Tapi
tidak menurunkan semangatnya untuk berprestasi seperti anak-anak di kota
pada umumnya.
4
Salah satu cara yang dilakukan oleh seorang guru untuk menuntaskan
nilai siswa yang kurang di bawah standar KKM adalah dengan cara banyak
memberikan bimbingan belajar, menjawab soal-soal yang telah tersedia,
memberikan dorongan atau semangat untuk memperoleh nilai yang lebih baik
dari sebelumnya.
Selain itu juga metode yang diajarkan oleh seorang guru kepada siswa
adalah Bagaimana Penerapan Metode Quantum Teaching dapat meningkatkan
Keterampilan Berfikir Kritis Siswa yang berfokus pada hubungan yang
dinamis dan memberikan penjelasan yang sederhana. Maksudnya adalah
bagaimana di dalam suatu kelas terjadi hubungan yang harmonis antara guru
dengan siswa. Sehingga akan timbul pada diri siswa rasa ingin tahu tentang
apa yang akan disampaikan oleh seorang guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah ”Bagaimana Penerapan Metode Pembelajaran Quantum
Teaching dapat meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis siswa kelas VII
SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan
berfikir kritis siswa dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada
konsep keanekaragaman hewan siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun
Pelajaran 2012-2013.
5
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dalam proses belajar bila ditinjau
dari hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan khasanah ilmu pendidikan khususnya penerapan metode
Quantum Teaching untuk meningkatkan berfikir kritis siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan untuk mengkaji lebih dalam tentang pengaruh
yang ditimbulkan oleh penerapan metode pembelajaran model
Quantum Teaching terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
biologi.
b. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari pelajaran
biologi.
2) Siswa dapat memahami dengan mudah materi yang dibahas atau
yang disampaikan oleh guru secara efektif dan efisien.
c. Bagi peneliti
Temuan dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
perbandingan dan acuan bagi para peneliti lain untuk melakukan /
mengadakan penelitian yang lebih luas dan mendalam.
6
d. Bagi sekolah
Dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam peningkatan
kualitas pada mata pelajaran biologi khususnya pada sekolah tersebut
dan di sekolah lain pada umumnya.
E. Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, maka perlu dibatasi lingkup
penelitiannya. Adapun lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 3
Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penerapan metode Quantum Teaching
untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis pada konsep
keanekaragaman hewan.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Narmada.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda mengenai istilah-istilah
yang digunakan dalam judul, berikut dijelaskan mengenai beberapa istilah:
1. Pengertian Metode Quantum Teaching
Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan
segala nuansa. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
7
Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas
interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De
Porter, B, 2004).
Jadi metode pembelajaran Quantum Teaching adalah metode
pembelajaran yang dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.
2. Pengertian Keterampilan Berfikir Kritis
Berfikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi
kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan dan mengacu langsung kepada
sasaran. Merupakan bentuk berfikir yang perlu dikembangkan dalam
rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan
berbagai kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan
semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang
tepat (Halpen, 1996).
3. Indikator Keterampilan Berfikir Kritis
a. Kegiatan merumuskan pertanyaan
b. Membatasi permasalahan
c. Menguji data-data
d. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
e. Menghindari penyederhanaan berlebihan
f. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
g. Mentoleransi ambiguitas
8
Angelo mengidentifikasikan lima perilaku yang sistematis dalam
berfikir kritis. Perilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Keterampilan menganalisis
b. Keterampilan mensintesis
c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
d. Keterampilan menyimpulkan
e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakekat Quantum Teaching
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah
pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching,
dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Quantum Teaching
sendiri berawal dari sebuah upaya Dr. Georgi Lozanov, pendidik asal
Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti
dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. ”Bawalah dunia mereka ke
dunia kita, dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka.” Istilah ini adalah
istilah yang dipakai dalam Quantum Teaching, sebuah metode belajar
yang pada awalnya adalah eksperimen Dr. Georgi Lozanov tentang
Suggestology yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan pasti mempengaruhi
hasil belajar.
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan
lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Bila
metode ini diterapkan, maka guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil
dalam memberikan materi serta lebih dicintai anak didik karena guru
mengoptimalkan berbagai metode.
10
Apalagi dalam Quantum Teaching ada istilah ’Bawalah dunia
mereka ke dunia kita, dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka.’ Hal ini
menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya
menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa
juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik
dalam dan ketika belajar. Selain itu, ada beberapa prinsip Quantum
Teaching, yaitu:
a. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan
pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka
mempelajari materi yang kita ajarkan.
c. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa
diperoleh banyak konsep.
d. Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
e. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian
pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja
dengan memberi tepuk tangan, berkata: Bagus! Baik.
Lebih jauh, dunia pendidikan akan semakin maju ke depannya.
Sebab, Quantum Teaching akan membantu siswa dalam
menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat.
Apalagi Quantum Teaching juga sangat menekankan pada pentingnya
bahasa tubuh. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas,
mengadakan kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Humor yang
11
bertujuan agar KBM tidak membosankan. Rumus dan tehnik yang
diterapkan oleh Quantum Teaching adalah dalam setiap pelajaran,
guru hanya menetapkan, anak didiklah yang menentukan tema sesuai
minat masing-masing. Sebagai contoh pada pelajaran menggambar,
guru hanya menentukan pelajaran menggambar dan para anak
didiknya yang menentukan temanya. Guru memberikan penjelasan
manfaat yang diperoleh dari setiap pelajaran dan guru harus bisa
memberi kemampuan memahami situasi yang sebenarnya sehingga
para siswa bisa lebih tertantang untuk mempelajari semua hal dengan
lebih mendalam.
Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku siswa
baik dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun
keterampilan (psikomotor) siswa. Kemampuan kognitif adalah
kemampuan berfikir, kemampuan memperoleh pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.
Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan
perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap
suatu objek. Kemampuan psikomotor adalah kemampuan melakukan
pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang
berkaitan dengan gerak fisik. Hasil belajar siswa harus mencerminkan
adanya peningkatan. Dari ketiga aspek tersebut meningkat dan belum
optimal jika salah satu aspek kemampuan belum meningkat.
12
2. Aktivitas Belajar
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas memegang peranan penting
dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar yang memadai. Aktivitas belajar
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar
mengajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
Pengajaran modern menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan
siswa dalam proses pembelajaran. Agar kegiatan belajar mengajar lebih
berhasil maka aktivitas belajar harus dipengaruhi dengan memberikan
dorongan sehingga diharapkan siswa akan merasa tertarik, senang dan
tidak bosan untuk belajar. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
tidak hanya mengenai aktivitas fisik siswa tetapi juga berkaitan dengan
aktivitas mental siswa. Seperti diungkapkan oleh Sardiman (2004) :
Belajar dapat dibagi menjadi aktivitas fisik dan mental. Aktivitas
fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain atau bekerja. Ia tidak hanya duduk mendengarkan,
melihat, atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas mental
adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi
dalam pembelajaran pada kegiatan pembelajaran kedua aktivitas harus
berkaitan.
13
Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli
mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Menurut
Diedrich dalam Sardiman (2004) beberapa diantaranya adalah :
a. Kegiatan-kegiatan visual, yang didalamnya membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara diskusi dan
interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman,
mengerjakan tes dan mengisi angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat
grafik, chart, diagram peta dan pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-
alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari dan berkebun.
14
g. Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenung, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, hubungan-hubungan dan membuat
keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani,
tenang dan lain-lain.
3. Pendekatan Tandur
Proses pembelajaran memerlukan keterampilan guru dalam
mengelola kelas, menyampaikan bahan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu yang melibatkan
sebanyak mungkin kemampuan peserta didik selama berlangsungnya
proses pembelajaran (student centered) dan pembelajaran tuntas (mastery
learning).
Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan
pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat sehingga diperoleh
hasil belajar yang akurat dan dipercaya. Dengan demikian, dapat dipilih
metode dan pendekatan yang tepat demi tercapainya hasil proses sesuai
dengan tujuan atau standar kompetensi. Deporter (1999) menyatakan
bahwa salah satu metode yang digunakan adalah Quantum Learning dan
contoh pendekatan yang dapat digunakan adalah :
Pendekatan Tandur (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan) merupakan kerangka perancangan pengajaran
quantum teaching. Unsur-unsur ini membentuk basis struktural
keseluruhan yang melandasi quantum teaching.
15
Jika strategi tandur ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh
pembelajaran yang membuat siswa (dan guru) aktif, dengan begitu
berkembanglah, inovatif, dengan inovatif, siswa terdorong termotivasi
berbuat, dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukan oleh temannya,
kreativitas baik siswa maupun guru, sehingga proses itu berjalan dengan
efektif, dan akhirnya menyenangkan bagi semua (Pakem). Saat ini,
PAKEM dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang paling
dianjurkan. PAKEM ini mempunyai padanan dalam bahasa Inggris Active
Joyful Effective Learning (AJEL).
4. Pembelajaran Quantum Teaching
Metode Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah
dengan segala nuansanya. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan
segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen
belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas.
Adapun kelebihan dan kekurangan dalam metode ini adalah sebagai
berikut:
a. Kelebihan / keunggulan metode Quantum Teaching:
Quantum Teaching terdapat set prinsip yang disebut 8 kunci
keunggulan. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:
16
1) Integritas, bersikap jujur, tulus dan menyeluruh serta selaraskan
nilai-nilai dengan perilaku.
2) Kegagalan awal kesuksesan. Pahamilah bahwa kegagalan
hanyalah memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sukses.
3) Bicaralah dengan niatan baik, berbicaralah dengan pengertian
positif dan bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan jujur
dan lurus.
4) Hidup saat ini, pusatkan perhatian pada saat sekarang ini dan
manfaatkan waktu sebaik-baiknya.
5) Komitmen, penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi, dan
lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
6) Tanggung jawab.
7) Sikap fleksibel, bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau
pendekatan baru yang dapat membantu dalam memperoleh
prestasi yang diinginkan.
8) Keseimbangan, menjaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa.
b. Kelemahan Quantum Teaching
Berdasarkan analisis peneliti mengenai teori Quantum
Teaching, dapat ditemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:
1) Suasana yang ada di lapangan kurang mendukung untuk
membangun suasana yang memberdayakan atau menggairahkan
dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Quantum Teaching.
17
2) Sikap kekurang yakinan guru untuk dapat melakukan
pembelajaran dengan metode yang baru dipelajari, dalam hal ini,
Quantum Teaching berpengaruh terhadap output tentang proses
pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru
harus menganggap atau memandang semua peserta didik
merupakan siswa-siswa yang unggul, yang dapat
mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin.
3) Untuk menarik keterlibatan peserta didik, guru harus membangun
hubungan dengan cara menjalin rasa simpati dan saling
pengertian yang terkadang harus melalui proses yang lama.
4) Menuntut untuk menciptakan yang mendukung, harus ditata
dengan baik sehingga mendukung proses belajar yang
menyenangkan, hidup dan penuh semangat, lingkungan kelas
seperti ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk
berkonsentrasi dalam menyerap informasi. Menata lingkungan
kelas dapat dilakukan dengan membuat poster, pewarnaan, alat
bantu dalam proses pembelajaran.
5. Pengertian Keterampilan Berfikir Kritis
Berfikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi
kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan dan mengacu langsung kepada
sasaran. Merupakan bentuk berfikir yang perlu dikembangkan dalam
rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan
18
berbagai kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan
semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang
tepat (Halpen, 1996).
Jadi berfikir kritis adalah ungkapan melalui aspek-aspek perilaku
yang diungkapkan dalam definisi berfikir kritis. Menurut beberapa definisi
yang diungkapkan, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku yang
mengidentifikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan-
kegiatan dalam berfikir kritis.
Angelo mengidentifikasikan lima perilaku yang sistematis dalam
berfikir kritis. Perilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Keterampilan menganalisis
Keterampilan menganalisis adalah suatu keterampilan
menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut (Harjasujana, 1987).
b. Keterampilan mensintesis
Keterampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan
dengan keterampilan menganalisis. Keterampilan mensintesis adalah
keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah
bentukan atau susunan yang baru (Harjasujana, 1987).
c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini adalah keterampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca
19
selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,
sehingga mampu mempola sebuah konsep (Walker, 2011).
d. Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran
manusia berdasarkan pengertian atau pengetahuan (kebenaran) yang
dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian atau pengetahuan
(kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988).
e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan ini adalah pemikiran yang matang dalam
menentukan nilai sesuatu dengan berbagi kriteria yang ada.
Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan
penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar
tertentu (Harjasujana, 1987).
6. Pokok Bahasan
Adapun pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mikroskop.
a. Asal mula Mikroskop
Biologi sering kali berkaitan dengan makhluk hidup yang mikroskopis,
artinya tidak dapat dilihat dengan mata normal. Untuk mengamatinya,
perlu bantuan suatu alat yang disebut mikroskop. Dengan mikroskop,
suatu benda atau objek yang berukuran sangat kecil dapat dilihat dengan
jelas Pada abad ke-17, Antoni van Leeuwenhoek merancang sebuah
mikroskop. Mikroskop tersebut merupakan mikroskop sederhana dengan
20
lensa tunggal. Adapun pada pertengahan abad ke-17, Robert Hooke
membuat sebuah mikroskop yang berbeda dengan Leeuwenhoek Hooke
mengamati struktur gabus melalui mikroskopnya. Sejak saat itu,
perkembangan ilmu pengetahuan terus meningkat dengan penemuan
mikroskop yang lebih maju.
b. Macam-Macam Mikroskop
Berdasarkan sumber cahaya dan jenis alat pembesarnya, mikroskop
dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
1. Mikroskop cahaya menggunakan lensa dari kaca untuk memperbesar
penampilan suatu benda. Sumber cahaya mikroskop ini dapat berasal
dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Mikroskop cahaya mampu
memperbesar bayangan suatu benda sampai 1.000 kali ukuran benda
aslinya.
2. Mikroskop elektron mampu memperbesar bayangan suatu benda hingga
ratusan ribu kali ukuran benda aslinya. Mikroskop elekron tidak
menggunakan cahaya untuk mendapatkan bayangan benda, tetapi
menggunakan berkas elektron. Mikroskop cahaya yang sering
digunakan dalam pengamatan di sekolah-sekolah memiliki beberapa
jenis.
Terdapat tiga jenis mikroskop cahaya, yakni mikroskop
monokuler, mikroskop binokuler, dan mikroskop stereo.
21
c. Struktur Mikroskop Cahaya
Pada dasarnya, sebuah mikroskop terdiri atas bagianbagian yang
berkaitan dengan pembesaran bayangan benda dan bagian-bagian lain
yang mendukung penggunaan mikroskop.
1. Lensa Objektif
Lensa objektif adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang
diamati. Bergantung jenis mikroskopnya, lensa objektif dapat
memperbesar objek dengan pembesaran yang bervariasi antara 10× sampai
100×.
2. Lensa Okuler
Lensa okuler terletak di bagian atas mikroskop. Pada saat kita
melihat benda dengan mikroskop, mata kita menempel pada lensa okuler.
Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5× sampai 10×, bergantung
jenis mikroskopnya. Karena mikroskop menggunakan dua buah lensa,
maka bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya juga
mengalami pembesaran dua kali. Misalnya, kamu mengamati suatu benda
menggunakan mikroskop dengan pembesaran lensa okuler 5× dan
kekuatan pembesaran lensa objektif 10×. Artinya, ukuran benda yang
kamu amati mengalami pembesaran 10× dan dibesarkan lagi 5×, sehingga
pembesaran yang terjadi adalah 50×.
22
3. Cermin
Sumber cahaya pada mikroskop cahaya dapat berupa cahaya lampu
maupun cahaya matahari. Pada mikroskop yang tidak menggunakan
cahaya lampu, sumber cahaya diperoleh dengan cara memantulkan cahaya
matahari menggunakan sebuah cermin.
Pada mikroskop yang cukup baik, biasanya tersedia dua macam
cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan
apabila sumber cahaya yang tersedia cukup (ruangan cukup terang).
Cermin cekung digunakan apabila sumber cahaya yang tersedia kurang
memadai (redup).
4. Kondensor dan Diafragma
Pada beberapa mikroskop, terdapat kondensor dan diafragma yang
berfungsi mengatur kekuatan cahaya. Dengan mengatur kondensor dan
diafragma, kamu dapat melihat objek yang diamati dengan lebih baik.
5. Revolver
Revolver merupakan bagian yang dapat diputarkan untuk memilih
lensa objektif yang akan kita gunakan. Pada revolver melekat beberapa
lensa objektif.
23
6. Tubus
Tubus merupakan bagian yang menghubungkan lensa objektif
dengan lensa okuler.
7. Meja Objek dan Penjepit Objek
Meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang akan diamati.
Pada meja objek juga terdapat penjepit untuk menjepit objek gelas (tempat
objek yang diamati). Meja objek ada yang bisa digeser dan ada yang tidak,
bergantung jenis mikroskopnya.
8. Lengan
Bagian ini digunakan untuk memegang dan memindahkan
mikroskop. Selain itu, lengan merupakan penyangga bagian optik.
9. Makrometer
Makrometer berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tubus.
Jarak antara objek yang diamati dengan lensa objektif dapat diatur
menggunakan makrometer. Hal ini dilakukan untuk menemukan objek
yang akan kamu amati.
24
10. Mikrometer
Mikrometer juga berfungsi untuk menggerakkan tubus, namun
gerakan yang dilakukan lebih halus. Mikrometer terutama digunakan
untuk menemukan fokus yang lebih jelas dari objek yang diamati.
11. Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah salah satu alat laboratorium yang
penting. Oleh karena itu, penggunaannya harus benar dan hati-hati serta
sesuai dengan petunjuk yang ada. Ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan pada saat bekerja dengan menggunakan mikroskop cahaya.
1. Pada saat mengeluarkan dan membawa mikroskop, gunakanlah kedua
tangan. Salah satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan yang
lain menyangga dasar mikroskop. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar
mikroskop tidak jatuh pada saat dibawa. Jangan sekali-kali membawa atau
mengangkat mikroskop hanya menggunakan satu tangan.
2. Letakkan mikroskop di atas meja di laboratorium dengan posisi berdiri
yang kokoh. Pastikan tidak ada benda benda yang dapat menganggu posisi
berdiri mikroskop.
3. Putar revolver, pilih lensa objektif dengan pembesaran yang lemah.
4. Lihatlah melalui lensa okuler dan carilah cahaya yang paling terang
dengan cara menggerak-gerakkan cermin.
25
5. Siapkan objek yang akan diamati. Jika kamu akan mengamati objek yang
segar, lakukanlah langkah langkah berikut.
a. Objek yang akan diamati menggunakan mikroskop harus tipis dan
kecil. Objek yang akan diamati harus diiris atau disayat setipis
mungkin. Oleh karena itu, gunakanlah pengiris yang tajam, misalnya
silet tajam.
b. Setelah mendapatkan objek yang tipis, letakanlah objek tersebut di
atas gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi air secukupnya.
c. Kemudian, tutuplah objek tersebut menggunakan gelas penutup
(cover glass). Agar tidak terdapat gelembung udara, letakkanlah
cover glass perlahanlahan mulai dari sudut 45°.
d. Setelah objek tertutup dengan baik, isaplah air yang meluap dengan
menggunakan kertas isap atau tisu.
1. Letakkan gelas objek yang telah diberi bahan atau objek yang akan kamu
amati di atas meja objek. Aturlah agar objek yang akan diamati tepat
berada di atas lubang meja objek, kemudian jepit dengan penjepit
objeknya.
2. Dengan memutar revolver, pilihlah lensa objektif yang memiliki
pembesaran lemah (misalnya 10×).
3. Putar makrometer secara perlahan untuk mengatur jarak lensa objektif
dengan objek yang akan diamati. Lakukan hingga kamu menemukan
gambar objek yang diamati.
26
1. Kerangka Berfikir
Tercapainya standar ketuntasan belajar yang maksimal merupakan
tujuan dari setiap siswa dan guru, namun dalam kenyataannya tidak semua
siswa dapat mencapainya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan ketuntasan belajar dan standar ketuntasan belajar siswa
adalah dengan cara menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching,
sehingga apa yang terjadi tujuan dari setiap siswa dan guru dapat tercapai.
Faktor yang dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa adalah
faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal
(dari luar), tetapi sebagian besar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah faktor internal, meliputi: bakat, minat, perhatian dan kecerdasan.
Begitu juga dengan tinggi rendahnya prestasi belajar pada suatu materi
belajar sangat tergantung dari faktor-faktor tersebut.
Belajar dapat diartikan sebagai aktivitas yang berlangsung secara
interaktif antara faktor internal pada diri siswa dengan faktor internal atau
lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.
Penerapan metode ini merupakan cara untuk menarik perhatian
siswa, memberikan kenikmatan pada saat siswa menerima pembelajaran
dan membentuk persepsi yang sama tentang materi pelajaran sehingga
tercapai peningkatan motivasi dan ketuntasan belajar siswa dengan
menggunakan metode Quantum Teaching.
2. Hipotesis Penelitian
27
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub
masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori
atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenarannya (Hadi dan
Haryono, 2005). Menurut Arikunto (2006), hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data-data yang terkumpul.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui penerapan metode
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan Keterampilan
Berfikir Kritis siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-
2013.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Menurut
suharsimi (2008), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut maka
suharsimi (2008) membaginya dalam tiga pengertian yang dapat diterangkan
sebagai berikut:
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara atau metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus untuk
siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
29
Sejalan dengan pengertian di atas, Prabowo dalam Depdiknas (2005),
mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk didalamnya
bagian pendidikan) dengan tujuan memperbaiki kualitas kerja, serta
menguasai berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut. Jadi dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
tujuannya untuk mengetahui tingkat motivasi dan ketuntasan belajar siswa
pada mata pelajaran Biologi dengan menggunakan metode pembelajaran
Quantum Teaching di SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru
atau peneliti yang terjadi di dalam kelas, dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa yang menekankan pada suatu kajian yang
benar-benar dari situasi alamiah.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam suatu
penelitian tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Yang
dimaksud dengan pendekatan penelitian adalah langkah-langkah atau cara
yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian (Suharsimi, 2007).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dan kuantitatif.
1. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang diperoleh
dari data-data yang berupa informasi dalam bentuk uraian kemudian
30
dikaitkan dengan data yang lainnya untuk mendapatkan penjelasan
terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh
gambaran baru atau menguatkan suatu gambaran yang ada. Menurut ahli
lain berpendapat bahwa pendekatan kualitatif adalah data yang
berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik yang berwujud pertanyaan
dan kata-kata (Ridwan, 2002).
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran biologi siswa
kelas VII di SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan suatu
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Margono,
2002). Menurut Subagyo (2005) penelitian kuantitatif adalah penelitian
dengan mencari data dalam bentuk jumlah sehingga dijelaskan untuk
memberikan kejelasan dari angka-angka atau membandingkan beberapa
gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan
kembali dalam bentuk kalimat.
Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang
berupa angka (nilai), pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode statistik deskriptif yaitu dengan cara
menghitung nilai hasil observasi keterampilan proses, dan ketuntasan
belajar siswa.
31
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-
2013.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2012-2013.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu cara untuk mencari jawaban dari
rumusan masalah. Rancangan penelitian tergantung dari gejala yang akan
diteliti secara khusus ataukah dengan cara yang wajar (Suharsimi, 2002).
Rancangan penelitian ini adalah tindakan kelas yang akan dilakukan di
kelas VII SMPN 3 Narmada untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan keterampilan berfikir
kritis belajar biologi.
32
Gambar rancangan penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1. Gambar Rancangan Penelitian (Suhardjono, 2008)
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan tindakan yang
berulang-ulang dan masing-masing siklus dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan. Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada
setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi
(Suhardjono, 2008).
33
Adapun tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan
adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini
adalah:
1). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario
tindakan yang akan dilaksanakan, berdasarkan RPP di sekolah
tempat penelitian.
a). Membuat lembar observasi
b). Menyusun angket mengenai minat belajar siswa
c). Mempersiapkan alat evaluasi tiap akhir siklus
d). Merencanakan analisis hasil tes
b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua hal yang
telah direncanakan pada tahap perencanaan dan direalisasikan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
c. Tahap Observasi/Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan/observasi pelaksanaan
tindakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar
observasi untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan dan untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang
telah disusun dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
34
d. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir siklus untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching.
e. Tahap Refleksi
Pada tahap ini merupakan tahapan untuk memperoleh data yang
didapat saat melakukan pengamatan (observasi). Data yang didapat
ditafsirkan, dianalisis sebagai bahan refleksi bagi peneliti dan data ini
juga digunakan sebagai masukan yang sangat berharga dan sebagai
acuan untuk melakukan perbaikan serta penentuan langkah tindakan
selanjutnya.
2. Tahap Siklus Kedua
Tahap pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I, namun
perbedaannya terletak pada materi yang digunakan. Pelaksanaan siklus II
dilaksanakan apabila siklus I tidak mencapai ketuntasan secara klasikal.
E. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersumber dari data hasil
observasi, hasil tes dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
biologi, sehingga data tersebut tergolong dalam data primer.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif
dan kualitatif yang berupa hasil belajar siswa dan hasil dari observasi.
35
3. Cara Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode observasi dan tes.
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung berupa catatan
lapangan yang mengacu pada pedoman observasi. Data observasi
memuat kegiatan pembelajaran untuk setiap konsep yang disajikan,
aktivitas siswa dan guru serta hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab
(Margono, 2005).
b. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu
(Suharsimi, 2002). Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penerapan skor angka (Margono, 2005).
Menurut Hadi dan Haryono (2005), tes adalah seperangkat
rangsangan (stimulus) yang diberikan pada seseorang dengan maksud
untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar, tes hasil belajar ini digunakan untuk memperoleh data tentang
ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran
Quantum Teaching.
36
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah fasilitas atau alat yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Suharsimi, 2002).
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis
yaitu :
1. Lembar observasi disusun untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan aktivitas guru saat pelaksanaan tindakan diambil.
2. Tes dalam bentuk pilihan sejumlah 10 butir soal uraian untuk mengetahui
keterampilan berfikir kritis siswa setelah diberi tindakan.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Analisis Tingkat Minat
Ada dua jenis data yang dianalisis, yaitu data hasil observasi dan
data hasil tes.
a. Data hasil observasi
Data hasil observasi terdiri dari dua jenis yaitu data aktivitas
siswa dan data aktivitas guru.
b. Data hasil keterampilan berfikir kritis belajar siswa
Data keterampilan berfikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran diperoleh melalui pengamatan langsung dalam setiap
pertemuan kelas yang diamati oleh observer yang mengacu pada
37
format observasi yang berisikan 6 indikator, dalam tiap indikator
terdiri dari 3 deskriptor.
Untuk menghitung tingkat minat siswa maka dapat ditempuh
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a). Minat belajar siswa dibagi kedalam 3 tingkatan, yaitu tinggi,
sedang, rendah.
b). Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa digunakan
interval sebagai berikut jumlah pilihan dalam setiap pertanyaan
adalah 4 yaitu a, b, c, dan d, dengan skor berturut-turut 4, 3, 2,
dan 1.
1. skor 4 diberikan jika semua deskriptor yang nampak
2. skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak
3. skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak
4. skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak
c). Berdasarkan skor tersebut dapat dijumlahkan skor total motivasi
belajar siswa (sesuai dengan pilihan siswa).
d). Berdasarkan jumlah skor total dapat diteliti tingkat motivasi
belajar siswa apakah termasuk kategori tinggi, sedang dan
rendah. Penentuan tingkat motivasi siswa sesuai dengan skala
konversi yang terdapat pada tabel berikut:
38
Tabel 3.1. Persentase Data Keterampilan Berfikir Kritis Siswa
No Persentase (%) Kategori 1 46 - 58 Tinggi 2 33 – 45 Sedang 3 20 – 32 Rendah
(Nurhasanah, 2001 dalam Usodo: 2006)
2. Analisis Ketuntasan Belajar
Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan
analisis statistik sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Selanjutnya untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa akan
dianalisis dengan analisis statistik menerapkan rumus persentase
klasikal sebagai berikut: Ketuntasan individu, setiap siswa dalam
proses belajar-mengajar dinyatakan tuntas secara individu apabila
mampu memperoleh nilai ≥ 65 sebagai standar ketuntasan belajar
minimal yang ditetapkan oleh sekolah tempat peneliti melakukan
penelitian (Suharsimi, 2006).
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal, dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Keterangan :
KK = ketuntasan belajar
X = jumlah siswa yang memperoleh ≥ 65
Z = jumlah siswa yang mengikuti tes
39
Sesuai dengan petunjuk teknik penilaian kelas dapat dikatakan
tuntas secara klasikal bila ketuntasan klasikal mencapai 85 %
(Suharsimi, 2006).
3. Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis data keterlaksanaan Rencana Program Pembelajaran (RPP)
hanya sebagai data pendukung untuk memberikan informasi bahwa
penelitian ini benar-benar sudah terlaksana sesuai dengan rencana yaitu
penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode pembelajaran
Quantum Teaching (sumbang saran).
Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut:
Keterangan :
A = jumlah langkah terlaksana
B = jumlah seluruh langkah
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Hasil Pengamatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yadilaksanakan di SMPN 3
Narmada dilaksanakan pada bulan Juli 2012 dan terdiri dari dua siklus
dengan rangkaian kegiatan yang sama antara siklus I dan siklus II.
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus karena pada siklus pertama peneliti
belum mendapatkan hasil sesuai yang di inginkan,
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan rangkaian
kegiatan yaitu kegiatan awal, untuk membuka pelajaran peneliti
membimbing siswa untuk berdo’a selesai peneliti menjelaskan kepada siswa
tentang metode yang digunakan selama dua menit, membangkitkan motivasi
semangat belajar siswa agar lebih baik dalam belajar selama dua menit,
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran selama tiga menit, peneliti
menunjukkan kepada siswa buku-buku yang digunakan penelitian. Sebelum
peneliti menjelaskan materi tentang microskop terlebih dahulu peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang Muckoskop, setelah
pertanyaan tersebut di jawab oleh siswa peneliti kemudian menjelaskan
materi tentang Microskop dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling tukar pendapat dengan teman-temannya hal ini dilakukan susuai
denganjudul peneliti yang mengutamakan jiwa kritis siswa dalam kelas,
setelah siswa selesai bertukar pendapat dengan teman-temannya barulah
peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk langsung bertanya
41
kepada peneliti tentang materi tersebut dan peneliti pun menyempurnakan
jawaban-jawaban hasil tannya jawaban tersebut kegiatan ini di lakukan
kurang lebih selama empat puluh menit, setelah kegiatan tersebut selesai
peneliti melanjutkan ke kegiatan akhir penelitian pada siklus I yaitu
merangkum hasil kegiatan belajar mengajar yang telah di lakukan,
menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan materi yang dibahas
dalam pertemuan selanjutnya. Setelah semua rangkaian tersebut dilakukan
selanjutnya peneliti memberikan instrument penelitian kepada siswa untuk
di jawabdan mendapat hasil ketuntasan klasikalsebesar 64,20% atau sekitar
25 orang siswa yang mencapai nilai di atas 65 dan hasil analisis hasil
keterlaksanaan pembelajaran sebesar 83,33%. Hasil tersebut dapat dilihat
pada lampiran.
Sedangkan siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan,
pada pertemuan pertama peneliti melakukan ramgkaian kegiatan yang sama
pada siklus I tetapi pelaksanaan tes dan instrument penelitian di berikan
pada pertemuan ke dua, hal ini dilakukan guna memberikan kesempatan
kepada sisswa untuk belajar dan menguasai materiyang telah di berikan
sehingga peneliti mendapatkan hasil sesuai yang di inginkan yakni
tercapainya standar ketuntasan individu siswa dan ketuntasan klasikal. Hal
ini dapat dibuktikan dengan terjandinya peningkatan yang sangat signifikan
dari siklis ke I ke siklus ke II dan hasil pada siklus ini mencapai 93,33%
atau sekitar 28 dari 30 siswa mampu mencapai nilai 65 ke atas. Ini berarti
peningkatan ketuntasan belajar siswa sekitar 28,57%. Terjadinya
42
peningkatan tersebut kebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran.
Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran sbesar 93,335, sedangkan
peningkatan motivasi siswa juga mengalami peningkatan pada halaman……
Deskripsi data hasil penelitian ini merupakan hasil implementasi
dari tahap pre-direct ( tahap sebelum tindakan ) dan tahap post direct ( tahap
setelah tindakan )
Hasil ketuntasan belajar siswa kelas VII SMPN 3 Narmada dapat
di lihat pada table 1.1 di bawah ini
Table 1.1 Nilai Ketuntasan Belajar Siswa kelas VII SMPN 3 Narmada
Kriteria Siklus I Siklus IISiswa yang tuntas 25 28Siswa yang tidak tuntas 5 2% ketuntasan 83,33% 93,33%Ketuntasan Klasikal tuntas TuntasNilai rata-rata siswa
Berdasarkan table di atas di peroleh jumlah siswa kelas VII SMPN
3 Narmada yang tuntas pada siklus I sebesar 83,33% dan pada siklus II
sebesar 93,33%
Hasil penelitian tentang Keterampilan berfikir krits siwa kelas VII
SMPN 3 Narmada dapat dilihat pada table 1.2
Kriteria Siklus I Siklus IIJumlah Siswa dengan Kategori Tinggi
25 28
Jumlah Siswa dengan Kategori Sedang
3 1
Jumlah Siswa dengan Kategori Rendah
2 1
Jumlah semua siswa 30 30Peraentase Motivasi Kategori Tinggi
35,71% 71,42%
43
Peraentase Motivasi Kategori Sedang
35,71% 21,42%
Peraentase Motivasi Kategori Rendah
28,57% 7,145
Berdasarkan table di atas dapat dilihat jumlah dan persentase
keterampilan berfikir kritis siswa dengan menggunakan metode Quantum
Teaching yaitu pada siklus I jumlah siswa yang memperoleh skor tinggi
adalah 25 orang , skor sedanga 3 orang dan skor rendah 2 prang. Sedangkan
pada siklus II Jumlah siswa yang m,emperoleh skor tinggi 28 orang, skor
sedang 1 orang dan skor rendah 1 orang. Ini berarti terjadi peningkatan
keterampilan berfikir kritis belajar siswa setelah menggunakan metode
Quantum Teaching.
Berdasarkan table 1.3, diperoleh data persentase keterlaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siklus
I sebesar 52,94% dan persentase ketidaklaksanaan sebesar 47,06%,
sedangkan pada siklus II diperoleh persentase keterlaksanaan sebesar
88,24% dan yang tidak terlaksana sebesar 11, 76%
Table 1.3 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Berdasarkan RPP pada
siklus I dan II
Kriteria Siklus I Siklus IIJumlah rencana Pembelajaran yang terlaksana
9 15
Jumlah Rencana Pembelajaran yang tidak Terlaksana
8 2
Jumlah semua rencana Pembelajaran
17 17
%keterlaksanaan 52,94% 88,24%
44
% tidak keterlaksanaan 4706% 11,76%
B. Pembahasan
1. Berdsarkan penelitian seperti yang tertera pada table 1.2 terjadi
peningkatan atau penambahan jumlah siswa yang mendapat kategori
tinggi dan pengurangan dan penurunan jumlah siswa yang menperoleh
kategori rendah. Pada siklus I jumlah siswa yang memperoleh nilai
kategori tinggi 25 orang, jumlah siswa yang memperoleh kategori skor
sedang 3 orang dan julah siswa yang memperoleh kategori skor rendah 2
orang. Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh
kategori nilai tinggi 28 orang, jumlah siswa yang memperoleh kategori
nilai sedang 1 orang dan jumlah siswa yang memperoleh kategori nilai
rendak I1 orang. Hal ini di pengaruhi oleh metode belajar mengajar yang
di terapkan dalam penelitian ini yang menerapkan keaktipan siswa dan
guru di dalam kelas sehingga dapat menarik perhatian untuk terus
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
2. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari
komponen-komponen belajar diantar siswa,guru,sarana dan prasarana
belajar, materi dan pendekatan atau metode yangdi gunakan dalam
menyampaikan materi tersebut.
Nilai ketuntasan yang di peroleh sisw khususnya siswa
kelas VII SMPN 3 Narmada dapat di lihat pada table 1.1 mengalami
peningkatan sebesar 28,57%. Pada siklus I siswa yang memperoleh
nilai di atas 65 ke atas sebanyak 25 orang atau sekitar 83,33%,.
45
Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai nilai di
atas 65 ke atas sebanyak 28 orang atau sekitar 93,33%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menggunakan siklus I
dan siklus II, jumlah soal yang peneliti gunakan sebagai bahan tes
peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa bentuk soalnya isian
dimana pada siklus I dan II jumlah soal isian sebanyak 10 soal . dimana
masing masing soal memiliki skor nilai yang berbeda beda tergantung
jenis soal yang di berikan. Masing-masing soal memiliki bobot nilai di
5,4,3,dan 2.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terjadi peningkatan
pada keterampilan berfikir krisis siswa. Pada siklus I, 35,71% siswa
dengan kategori tinggi, 35,71% siswa dengan kategori sedang, dan7,14%
siswa dengan kategori rendah, sehingga dapat di ketahui peniongkatan
berfikir kritis siswa sebesar 9,6%. Sedangkan ketuntasan belajar yang
menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching pada siklus I
sebesar 83,33% dan pada siklus II sebesar 93,33%. Sehingga dapat di
ketahui peningkatan berfikir kritis siswa kelas VII SMPN 3 Narmada .
B. Saran
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk meningkatkan
keterampilan berfikir kritis siswa dan ketuntasan belajar siswandapat
menerapkan atau menggunakan metode Quantum Teaching sebagi
alternative dalam proses pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas,
sehinggga ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun secara
klasikal dapat di capai dengan standar yang telah ditentuka.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan bagi peneliti selanjutnya, bahwa hasil peneliti
ini menunjukkan peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa yang
sangat baik dan untuk mempertahankan kombinasikan Quantum
47
Teaching ini dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa
dengan metode-metode dan media sehingga hasilnya akan lebih baik
lagi.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta
______, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta
______, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Agama, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Depdiknas, 2004. Rambu-Rambu SKBM. Jakarta: Depdiknas Direktorat
Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya, Usaha
Nasional.
Anonim, 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Mataram: FPMIPA IKIP Mataram
Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Mudjiono, D. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Prihatin Eka. 2008. Konsep Pendidikan. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
CV. Alfabeta
49
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Surabaya: Pustaka Belajar
Slameto,2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Sardiman, 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Silberman, Melvin L. 2011. Active Learning. Bandung: Nusamedia
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT Refika Aditama
Ekmasari, 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperaatif Tipe Pertukaraan
Kelompok Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Ketuntasan Belajar Biologi
Siswa Kelas X SMA Nasional Mataram Tahun Pelajaran 2008/2009.
Mataram: Skripsi FPMIPA IKIP Mataram.
Liaturrahmah. 2011. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Internet Untuk
Meningkatkan Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII
SMP NEGERI 2 TANJUNG Tahun pelajaran 2010/2011.Mataram :
Skripsi FPMIPA IKIP Mataram.
Muriel, Harjito. 21 Oktober 2010 http://harditomuriel.blogspot.com/ menyusun
skripsi dengan judul Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Group to
Group Exchange Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII SMP Negri 4 Kuantan Hilir. Diakses tanggal 02-02-2012.
50
Zaif. 2011. http://zaifbio.wordpress.com/ pertukaran kelompok. Diakses pada
tanggal 02-02-2012
51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
52
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan PembelajaranMata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : VII/I
Pertemuan Ke- : 1 Jam Pelajaran
Alokasi Waktu : 2X 45 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : 1. Memahami gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi dasar : MenggunakanMikroskop dan peralatan pendukung
Lainnya untuk mengamati gejala kehidupan
Indikator : - Mengenal dan menggunakan mikroskop dengan
benar
- Membuat preparat basah dan sayatan menurut arah
tertentu
- Mempetrkirakan ukuran benda asli suatu preparat
Berdasarkan skala
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
A. Menggunakan mikroskop dalam mengadakan pengamatan terhadap
benda
B. Mengenal bagian-bagian mikroskop dlam melakukan pengamatan dan
menggambar hasil pengamatan
53
C. Membuat preparat bagian tumbuhan sehingga dapat diami oleh
mikroskop
D. Memperkirakan ukuran suatu obyek yang di amati di bawah mikroskop
II. Materi Pokok
Penggunaan Mikroskop
Objek Pengamatan
III. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah
A. Eksploitasi pada sumber bacaan yang relevan;
B. Praktik untuk mengenal mikroskop dan cara menggunakannya;
C. Praktik membuat preparat secara sederhana
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
A. Pendahuluan
Guru memberi apersepsi tentang alat-alat yang digunakan di
labolatorium IPA selanjutnya, guru memberikan permasalahan kepada
siswa tentang bagaimana siswa dapat melihat mahluk hidup yang sangat
keciil. Misalnya bakteri
B. Kegiatan Inti
1. Guru membewa beberapa model mikroskop. Kemudian melakukan
Tanya jawab tentang nama dari bagian mikroskop
2. Guru memberi contoh cara menggunakan mikroskop dan siswa
diminta berlatih membuat preparat hidup
3. Guru memberi contoh cara membuat preparat dan siswa diminta
berlatih membuat preparat hidup
4. Siswa praktik mengamati mahluk bersel satu
54
5. Guru mengimpormasikan kepada siswa tentang cara mengamati
objek di bawah mikroskop dan cara menggambarkan hasil
pengamatan tersebut
6. Siswa melakukan praktik mengmati preparat menggunakan
mokroskop dan menggambar hasil pengamatannya
C. Penutup
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan cara menggunakan
mikroskop dengan benar dn cara memelihara mikroskop tersebut
V. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa:
A. Buku Konsep Dan Penerapan Sains Biologi I, Tiga Serangkai, halaman ;
B. Lingkungan sekolah
VI. Penilaian
Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.
A. Tes Tertulis
1. Sebutkan bagiab-bagian mikroskop ?
2. Apa fungsi dari bagian-bagian mikroskop tersebut ?
3. Lapangan pandang pada lensa pobyektip suatu mikroskop adalah
0,6 mm. jika obyek menempati seperlima bagian dari lapangan
pandang tersebut, tentukan ukuran obyek yang sebenarna?
4. Sebutkan tiga cara menggunakan Mikroskop ?
5. Jelaskan secara singkat cara membuat preparat hidup
B. Penilaian Kinerja
Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu-
persatu. Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.
Format penilaian kinerja sebagai berikut:
Hari/Tanggal : ......
55
Kelas/Semester : ......
Judul kegiatan : Mengamati Sel Bawang Merah
No. Nama
Aspek Penilaian
JmlMenyiapkan
Preparat
(0-25)
Menyiapkan
Alat
(0-25)
Penggunaan
Mikroskop
(0-25)
Hasil
Gambar
(0-25)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Keterangan
1. Keterampilan menyiapkan preparat:
Menyiapkan 5 preparat dengan baik skor 25;
Menyiapkan 4 preparat dengan baik skor 20;
Menyiapkan 3 preparat dengan baik skor 15;
Menyiapkan 2 preparat dengan baik skor 10;
Menyiapkan 1 preparat dengan baik skor 5.
2. Keterampilan menyiapkan alat:
Menyiapkan 5 alat dengan baik skor 25;
Menyiapkan 4 alat dengan baik skor 20;
Menyiapkan 3 alat dengan baik skor 15;
Menyiapkan 2 alat dengan baik skor 10;
Menyiapkan 1 alat dengan baik skor 5.
3. Keterampilan menggunakan mikroskop:
56
Menggunakan mikroskop sangat baik skor 25;
Menggunakan mikroskop cukup baik skor 15;
Menggunakan mikroskop kurang baik skor 10;
Menggunakan mikroskop tidak baik skor 5.
4. Keterampilan menggambar hasil pengamatan:
Menggambar 5 preparat dengan baik skor 25;
Menggambar 4 preparat dengan baik skor 20;
Menggambar 3 preparat dengan baik skor 15;
Menggambar 2 preparat dengan baik skor 10;
Menggambar 1 preparat dengan baik skor 5.
Sedau, …………….Juli 2012Guru Biologi Peneliti
RUKYATUL ULYA, S.Pd SAPRIADINIP. NIM.09211403
MenetahiaKepala Sekolah
BADRI,S.PdINIP. 19591231 198303 1 402
57
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : VII/I
Pertemuan Ke- : 2 Jam Pelajaran
Alokasi Waktu : 2X 45 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : 1. Memahami gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi dasar : MenggunakanMikroskop dan peralatan pendukung
Lainnya untuk mengamati gejala kehidupan
Indikator : - Mengenal dan menggunakan mikroskop dengan ben
benar
- Membuat preparat basah dan sayatan menurut arah
tertentu
- Mempetrkirakan ukuran benda asli suatu preparat
Berdasarkan skala
I Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
4. Menggunakan mikroskop dalam mengadakan pengamatan terhadap benda
5. Mengenal bagian-bagian mikroskop dlam melakukan pengamatan dan
menggambar hasil pengamatan
58
6. Membuat preparat bagian tumbuhan sehingga dapat diami oleh mikroskop
7. Memperkirakan ukuran suatu obyek yang di amati di bawah mikroskop
II Materi Pokok
a. Penggunaan Mikroskop
b. Objek Pengamatan
III Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah
1. Eksploitasi pada sumber bacaan yang relevan;
2. Praktik untuk mengenal mikroskop dan cara menggunakannya;
3. Praktik membuat preparat secara sederhana
IV Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2
A. Pendahuluan
Guru memberi apersepsi tentang alat-alat yang digunakan di
labolatorium IPA selanjutnya, guru memberikan permasalahan kepada
siswa tentang bagaimana siswa dapat melihat Sel tunbuhan.
B. Kegiatan Inti
1. Guru mengingatkan kembaki siswa tentang cara
menggunakan mikroskop
2. Guru meminta kepada salah seorang siswa berlaku
sebagai seorang model dalam pengamatan obyek
menggunakan mikroskop
3. Siswa melakukan praktik-praktik mengamati sel
pada tumbuhan
4. Guru mengamati kegiatan siswa yang belum dapar
mengadakan pengamatan dengan benar
5. Siswa menggambar hasil kegiatan tentangf sel
tumbuhan
C. Penutup
59
Guru membimbing siswa merangkum tentang cara membuat preparat sel
tumbuhan
D. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa:
a. Buku Konsep Dan Penerapan Sains Biologi I, Tiga Serangkai,
halaman ;
b. Lingkungan sekolah
E. Penilaian
Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.
a. Tes Tertulis
1. Mengapa saat melakukan pengamatan
menggunakan mikroskop, kita memasang lensa
dengan perbesaran kecil terlebih dahulu ?
2. Apa fungsi minyak imersi bagi mikroskop ?
3. Sebutkan tiga cara yang diperlukan untuk
memelihara mikroskop?
4. Apa benda irisan melintang dan irisan membujur
suatu objek ?
5. Gambarkan sebuah sel atau jaringan tumbuhan yang
kamu lihat dengan menggunakan mikroskop ?
6.
b. Penilaian Kinerja
Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu-
persatu. Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.
Format penilaian kinerja sebagai berikut:
Hari/Tanggal : ......
Kelas/Semester : ......
Judul kegiatan : Mengamati Sel Tumbuhan
60
No. Nama
Aspek Penilaian
JmhMenyiapkan
Preparat
(0-25)
Menyiapkan
Alat
(0-25)
Penggunaan
Mikroskop
(0-25)
Hasil
Gambar
(0-25)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Keterangan
5. Keterampilan menyiapkan preparat:
Menyiapkan 5 preparat dengan baik skor 25;
Menyiapkan 4 preparat dengan baik skor 20;
Menyiapkan 3 preparat dengan baik skor 15;
Menyiapkan 2 preparat dengan baik skor 10;
Menyiapkan 1 preparat dengan baik skor 5.
6. Keterampilan menyiapkan alat:
Menyiapkan 5 alat dengan baik skor 25;
Menyiapkan 4 alat dengan baik skor 20;
Menyiapkan 3 alat dengan baik skor 15;
Menyiapkan 2 alat dengan baik skor 10;
Menyiapkan 1 alat dengan baik skor 5.
7. Keterampilan menggunakan mikroskop:
Menggunakan mikroskop sangat baik skor 25;
Menggunakan mikroskop cukup baik skor 15;
Menggunakan mikroskop kurang baik skor 10;
Menggunakan mikroskop tidak baik skor 5.
61
8. Keterampilan menggambar hasil pengamatan:
Menggambar 5 preparat dengan baik skor 25;
Menggambar 4 preparat dengan baik skor 20;
Menggambar 3 preparat dengan baik skor 15;
Menggambar 2 preparat dengan baik skor 10;
Menggambar 1 preparat dengan baik skor 5.
Sedau, …………….Juli 2012Guru Biologi Peneliti
RUKYATUL ULYA, S.Pd SAPRIADINIP. NIM.09211403
MenetahiaKepala Sekolah
BADRI,S.PdINIP. 19591231 198303 1 402
62
Lampiran 4
HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP
SIKLIUS I PERTEMUAN I
No IndikatorKeterlaksanaan
Ya tidakA.
B
C
Pendahuluan
1. Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran
a. Menyampaikan materi yang akan dipelajari
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan untuk
menguji pengetahuan siswa
Kegiatan inti
a. Memilih sebuah topik yang mencakup perbedaan ide,
kejadian posisi, konsep dan pendekatan untuk ditugaskan
b. Membagi kelas kedalam kelompok sesuai jumlah tugas
c. Masing-masing kelompok mempersiapkan untuk mengujikan
topik yang mereka kerjakan
d. Kelompok memilih presenter untuk menyampaikan kepada
kelompok lain
e. Setelah presentasi singkat, siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk bertanya atau tawaarkan pandangan
mereka sendiri
f. Melanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok
memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga
komentar peserta
Penutup
√√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
63
a. Mendiskusikan kembali pertanyaan-pertanyaan yang tidak
bias dijawab
b. Menyimpulkan materi pembelajaran secara bersama-sama
Jumlah 9 2
Sedau………… 2012Observer
BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP
64
SIKLIUS II PERTEMUAN II
No IndikatorKeterlaksanaan
Ya tidakA.
B
C
Pendahuluan1. Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran
a. Menyampaikan materi yang akan dipelajari
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan
untuk menguji pengetahuan siswa
Kegiatan inti
a. Memilih sebuah topik yang mencakup perbedaan ide,
kejadian posisi, konsep dan pendekatan untuk ditugaskan
b. Membagi kelas kedalam kelompok sesuai jumlah tugas
c. Masing-masing kelompok mempersiapkan untuk mengujikan
topik yang mereka kerjakan
d. Kelompok memilih presenter untuk menyampaikan kepada
kelompok lain
e. Setelah presentasi singkat, siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk bertanya atau tawaarkan pandangan
mereka sendiri
f. Melanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok
memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga
komentar peserta
Penutup
a. Mendiskusikan kembali pertanyaan-pertanyaan yang tidak
bias dijawab
b. Menyimpulkan materi pembelajaran secara bersama-sama
√√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jumlah 8 2
65
Sedau………… 2012Observer
BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402
Lampiran 6
Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
1. Siklus I
83,33%
66
2. Siklus II
93,33%
Keterangan :
A. Jumlah Rencana Pembelajaran yang terlaksana
B. Jumlah Keseluruhan rencana Pembelajaran
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS 1
1. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat kecil yang tidak dapat di lihat langsung oleh mata
2. Macam- macam mikroskop :
a. Mikroskop digital
67
b. Mikroskop sederhana
c. Mikroskop electron
d. Mikroskop fase kontras
3. Cara menggunakan mikroskop :
a. Letakkan mikroskop di meja dengan lensa okuler tepat di hadapan kita,
sedangkan revorver dan cermin paling jauh dari kita. Meja obyek
dalam keadaan datar
b. Dengan memutar revorver. Aturlah lensa obyek dengan membesarkan
lemah tepat di tengah meja benda.
c. Dengan memutar pengatur kasar (makrometer) aturlah hingga lensa
obyektif itu berjarak kira kira 1 cm dari meja obyektif
d. Bukalah diafragma sebesar mungkin
e. Naikkan Komdensor setinggi mungkin
4. Kalau dinandingkan antara mikroskop lama dengan sekarang : kalau
mikroskop lama hanya mempunyai satu lensa. Sedangkan mikroskop yang
sekarang mempunyai 2 lensa
5. Keunggulan dari mikroskop itu sendiri adalah bias membantu atau
mempermudah melakukan apa yang tidak bias di jangkau oleh indra
pengliharan yang di miliki oleh manusia
6. Cara membuat preparat adalah
a. Pilihlah batang tanamann yang ukurannya tidak terlalu besar dan pilih
yang muda.
b. Sediadan gabus atau batang ubi kayu
68
c. Selipkan daun, batang atau akar yang akan di iris diantara gabus atau
batang ubi yang telah di sayatan yang paling tipis
d. Lakukan penyayatan secara melintang
e. Letakkan hasil irisan pada kaca preparat
f. Seraplah air dengan tisu jika terlalu banyak
g. Amati dengan mikroskop dengan berbesar lemah dulu
7. Karana kalau kita tidak teratur dalam pengamatan maka hasil yang di
inginkan tidak akan bisa ditemukan
8. Memasukkan Preparat yang di gunakan pada kaca yang sudah di iris,
kemudian amati di mikroskop dengan lemah dulu
9. 3 hal yang didapat adalah :
a. Dapat mengetahui struktur sel
b. Dapat mengetahui Struktur jaringan
10. Pertama-tama yang harus di lakukan adalah pencarian sinar terang,
kemudian mendekatkan preparat yang digunakan dengan lensa objektif
yang di pilih yang pemilihan lensanya di putar oleh resorver. Setelah itu
amati apa yang telah di lihat
69
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS 1I
1. Bagian-bagian mikroskop :
a. Lensa Okuler
b. Tabung Mikroskop
c. Tombol pengatur focus kasar
d. Tombol pengatur focus halus
e. Revorver
70
f. Lensa obyektif
g. Lengan Mikroskop
h. Meja prepar
i. Penjempit Obyek glas
j. Kondensor
k. Diafragma
l. Reflector/cermin
m. Kali Miroskop
2. Fungsi mikroskop
a. Untuk memperbesar benda yang di bentuk oleh lensa obyektif
b. Untuk mengatur focus dpat dinaikkan dan di turunkan
c. Untuk memilih lensa obyektif yang akan di gunakan
d. Untuk meletakkan obyek benda yang akan diamati
e. Untuk menjepit preparat di atas meja agar preparat tidak bergeser
3. Komponen Mikroskop :
a. Kondensor + iris diafragma
b. Cermin
c. Lensa obyektif
d. Pada lensa obyektif terddapat tulisan
4. Mikroskop pertama kali di temukan oleh Anthony Van Leumenhook
(1632-1723). Dan mikroskop itu sendiri berasal dari kata micro dan scope
yang berarti alat untuk melihat obyek.
5. Struktur Mikroskop :
71
a. Bagian optic. Yang terdiri dari kondensor, lensa obyektif dan okuler
b. Bagian non optic. Yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop
6. Apa sajakah jenis preparat itu : :
a. Preparat Basah
b. Preparat permanaen
c. Preparat Non permanen
7 Cara membuat preparat adalah
a. Pilihlah batang tanamann yang ukurannya tidak terlalu besar dan pilih
yang muda.
b. Sediadan gabus atau batang ubi kayu
c. Selipkan daun, batang atau akar yang akan di iris diantara gabus atau
batang ubi yang telah di sayatan yang paling tipis
d. Lakukan penyayatan secara melintang
e. Letakkan hasil irisan pada kaca preparat
f. Seraplah air dengan tisu jika terlalu banyak
g. Amati dengan mikroskop dengan berbesar lemah dulu
8. Karana kalau kita tidak teratur dalam pengamatan maka hasil yang di
inginkan tidak akan bisa ditemukan
9. Pertama-tama yang harus di lakukan adalah pencarian sinar terang,
kemudian mendekatkan preparat yang digunakan dengan lensa objektif
yang di pilih yang pemilihan lensanya di putar oleh resorver. Setelah itu
amati apa yang telah di lihat.
72
10. Dari pengamatan yang dilakukan menggunakan preparat basah dapat di
simpulkan bahwa disetiap pengamatan yang di lakukan banyak segali
jarring-jaring sel dan struktur sel tersebut. Selain itu juga kita bisa
mengetahui struktur tumbuhan yang kita amati.a
Lampiran 11
TABULASI HASIL TES SISWA SIKLUS I
No Nama Item Soal Skor Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Rio Ananda MP 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 902 Widia wati 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 12 643 Ni Wyn Suni A 1 1 2 1 1 2 4 4 4 3 25 904 I Nyoman tri Susana P 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 885 Ni Putu Ayutia S 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 866 Fatmi Muiatun 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 907 Agusminto 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 24 888 Hajarrosyidin 2 2 2 2 1 3 4 2 2 3 24 88
73
9 Irwan supandi 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 22 8410 Ahmad Riki S 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 19 7811 I Nyoman Gargita 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 8012 I Wyn Eka S 2 2 2 2 1 3 4 2 2 3 24 8813 Siti Nurhaliza 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 12 6414 Zaenul Fahmi 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 12 6415 Hera Yunna Y 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8616 Nurani 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 12 6417 Hena Heldianli 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 12 6418 Ni Md Megawati 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 22 8419 Khaeratin hisana 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8620 Titik agustina 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8621 Ali Misnan 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 19 7822 Ramli Azis 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 24 8823 M. Ropi’i 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 9024 M. Hendra K 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 9025 Hatimah 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8626 Purniatun H 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8227 Ahmad Rudi A 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 8028 Sohbeka Yadid 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 8029 Nurholis 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8230 Rian Ahmadi 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 86
Jumlah
Lampiran 12
TABULASI HASIL TES SISWA SIKLUS II
No Nama Item Soal Skor Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Rio Ananda MP 2 1 1 2 2 3 4 3 4 3 27 942 Widia wati 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 12 643 Ni Wyn Suni A 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 944 I Nyoman tri Susana P 2 2 2 2 2 3 4 4 2 3 28 965 Ni Putu Ayutia S 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 26 926 Fatmi Muiatun 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 867 Agusminto 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 868 Hajarrosyidin 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 88
74
9 Irwan supandi 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 12 6410 Ahmad Riki S 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 12 6411 I Nyoman Gargita 2 2 2 2 2 3 4 4 2 3 28 9612 I Wyn Eka S 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9413 Siti Nurhaliza 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9414 Zaenul Fahmi 2 1 1 2 2 3 4 3 4 3 27 9415 Hera Yunna Y 2 1 1 2 2 3 4 3 4 3 27 9416 Nurani 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 8817 Hena Heldianli 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 9018 Ni Md Megawati 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 8819 Khaeratin hisana 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8220 Titik agustina 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 22 8421 Ali Misnan 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 20 8022 Ramli Azis 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9423 M. Ropi’i 2 2 1 1 2 1 1 1 5 5 21 8224 M. Hendra K 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9425 Hatimah 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9426 Purniatun H 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9427 Ahmad Rudi A 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8228 Sohbeka Yadid 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 26 9229 Nurholis 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 22 8430 Rian Ahmadi 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 80
Jumlah
Lampiran 13
DATA HASIL TES KETUNTASAN BELAJAR SISWA PERSIKLUS
No Nama Siswa Siklus I Siklus IINilai Keterangan Nilai Keterangan
1 Rio Ananda MP 90 Tuntas 94 Tuntas2 Widia wati 64 Tuntas 64 Tuntas3 Ni Wyn Suni A 90 Tuntas 94 Tuntas4 I Nyoman tri Susana P 88 Tuntas 96 Tuntas5 Ni Putu Ayutia S 86 Tuntas 92 Tuntas
75
6 Fatmi Muiatun 90 Tuntas 86 Tuntas7 Agusminto 88 Tuntas 86 Tuntas8 Hajarrosyidin 88 Tuntas 88 Tuntas9 Irwan supandi 84 Tuntas 64 TidakT untas10 Ahmad Riki S 78 Tuntas 64 TidakT untas11 I Nyoman Gargita 80 Tuntas 96 Tuntas12 I Wyn Eka S 88 Tuntas 94 Tuntas13 Siti Nurhaliza 64 TidakT untas 94 Tuntas14 Zaenul Fahmi 64 TidakT untas 94 Tuntas15 Hera Yunna Y 86 Tuntas 94 Tuntas16 Nurani 64 TidakT untas 88 Tuntas17 Hena Heldianli 64 TidakT untas 90 Tuntas18 Ni Md Megawati 84 TidakT untas 88 Tuntas19 Khaeratin hisana 86 Tuntas 82 Tuntas20 Titik agustina 86 Tuntas 84 Tuntas21 Ali Misnan 78 Tuntas 80 Tuntas22 Ramli Azis 88 Tuntas 94 Tuntas23 M. Ropi’i 90 Tuntas 82 Tuntas24 M. Hendra K 90 Tuntas 94 Tuntas25 Hatimah 86 Tuntas 94 Tuntas26 Purniatun H 82 Tuntas 94 Tuntas27 Ahmad Rudi A 80 Tuntas 82 Tuntas28 Sohbeka Yadid 80 Tuntas 92 Tuntas29 Nurholis 82 Tuntas 84 Tuntas30 Rian Ahmadi 86 Tuntas 80 Tuntas
Siklus I Siklus II
Siswa yang tuntas 5 28
Siswa yang tidak tuntas 25 2
% Ketuntasan 83,33 % 93,33 %
Ketuntasan Klasikal Tuntaas Tuntas
76
Lampiran 14
Analisis ketuntasan belajat siswa kelas VII SMPN 3 Narmada
1. Analisis Ketuntasan Siklus I
KK = ketuntasan belajar klasikal siklus I
X = jumlah siswa yang mendapat nilai 65
77
Z = jumlah siswa yang ikut tes
= 83,33 %
2. Analisis Ketuntasan siklus II
= 93,33 %
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURUSIKLUS I
Petunjuk :Berilah tanda cek (√ ) pad kolom ( ya ) jika descriptor Nampak ( tidak ) juka
descriptor tidak nampak
No Perilaku uang dinilai Ya Tidak
78
1 2 3 4
1 Kegiatan awal
a. Guru membimbing siswa berdo’a sebelum
mulai pelajaran
b. Apersepsi
c. Menjelaskan kepada siswa tentang metode
yang di gunakan dalam kegiatan belajar
mengajar
d. Membangkitkan motivasi siswa agar lebih baik
dalam belajar
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Menggunakan buku yang relevan dari berbagai
sumber
√
√
√
√
√
√
2 Kegiatan inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
terkait materi yang di pelajari
b. Menjelaskan kepada siswa tentang materi
Mikroskop
c. Menguasai materi pelajaran
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling bertukar pikiran
e. Memberikan kessempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang kurang jelas
√
√
√
√
79
f. Menyempurnakan jawaban siswa yang kurang
tepat
3 Kegiatan akhir
a. Merumuskan jawaban yang benar
b. Merangkum tentang materi yang sudah
dipelajari
c. Membimbing siswa dlam menyimpulkan hasil
pelajaran
d. Menyampaikan pokok bahasan dan sb pokok
bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan
berikuynya
e. Guru membimbing siswa berdo’a untuk
menutup pelajaran
√
√
√
√
√
Sedau………… 2012Observer
BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURUSIKLUS II
Petunjuk :Berilah tanda cek (√ ) pad kolom ( ya ) jika descriptor Nampak ( tidak ) juka
descriptor tidak nampak
No Perilaku uang dinilai Ya Tidak
80
1 2 3 4
1 Kegiatan awal
g. Guru membimbing siswa berdo’a sebelum
mulai pelajaran
h. Apersepsi
i. Menjelaskan kepada siswa tentang metode
yang di gunakan dalam kegiatan belajar
mengajar
j. Membangkitkan motivasi siswa agar lebih baik
dalam belajar
k. Menyampaikan tujuan pembelajaran
l. Menggunakan buku yang relevan dari berbagai
sumber
2 Kegiatan inti
g. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
terkait materi yang di pelajari
h. Menjelaskan kepada siswa tentang materi
Mikroskop
i. Menguasai materi pelajaran
j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling bertukar pikiran
k. Memberikan kessempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang kurang jelas
81
l. Menyempurnakan jawaban siswa yang kurang
tepat
3 Kegiatan akhir
f. Merumuskan jawaban yang benar
g. Merangkum tentang materi yang sudah
dipelajari
h. Membimbing siswa dlam menyimpulkan hasil
pelajaran
i. Menyampaikan pokok bahasan dan sb pokok
bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan
berikuynya
j. Guru membimbing siswa berdo’a untuk
menutup pelajaran
Sedau………… 2012Observer
BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402
Lampiran 17
Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Metode
Quantum Teaching siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran
2012/2013
Berilah tanda (√) pada kolom Ya bila descriptor Nampak dan pada kolom tidak
bila descriptor tidak Nampak.
82
Petunjuk Penskoran
a. Berilah skor 5 bila semua descriptor Nampak
b. Berilah skor 4 bila 3 deskriptor yang Nampak
c. Berilah skor 3 bila 3 deskriptor yang Nampak
d. Berilah skor 2 bila 1 descriptor yang Nampak
e. Berilah skor 1 bila descriptor tidak ada yang Nampak
No Deskriptor Ya Tidak skor
1 2 3 4 5
2 1. Aktivitas siswa dlam belajar
a. Siswa memperhatikan penjelasan
guru
b. Siswa tidak terpengaruh dengan
kondisi luar kelas
c. Siswa tidk mengerjakan pekerjaan
lain ketika belajar
d. Siswa tidak ragu-ragu merespon
penjelasan guru
√
√
√
√
4
3 2. Intraksi siswa dengan guru
a. Mengajukan pertanyaan kepada guru
tentang materi yang belum jelas
b. Siswa menjawab dengan benar
pertanyaan dari guru
c. Menanggapi penjelasan guru yang
√
√
3
83
keliru
d. Berani mengemukakan pendapat
√
√
4 3. Intraksi siswa dengan siswa
a. Bertanya kepada teman tentang
materi yang belum jelas
b. Siswa menjawab pertanyaan teman
c. Berusaha memperbaiki jawaban yang
salah
d. Memperbaiki penjelasan teman
√
√
√
√
4
5 4. Respon siswa dalam belajar
a. Siswa berani maju ke depan
b. Siswa mencoba memperbaiki
kesalahan teman
c. Memperbaiki jawaban teman yang
salah
d. Mencatat penjelasan yang di anggap
penting
√
√
√
√
4
6 5. Aktivitas siswa dalam menulis
a. Aktif meringkas keterangan dari guru
b. Meringkas kata-kata yang penting
selama belajar
c. Menulis hasil didkisi dengan teman
√
√
√
2
84
d. Menulis kesimpulan dalam belajar √
7 6. Kegiatan mental siswa
a. Siswa berani menjawab pertanyaan
dari guru
b. Berani menjawab dari teman
c. Berani merespon jawaban teman
d. Berani menjelaskan kepada teman
tentang perbaikan jawaban
√
√
√
√
4
8 7. Partisipasi siswa menyimpulkan materi
pelajaran yang diberikan
a. Mencoba menyimpulkan materi yang
di bahas
b. Menambah kesimpulan yang masih di
anggap belum jelas
c. Memperbaiki kesimpulan yang keliru
d. Membuat rangkuman hasil belajar
√
√
√
√
3
9 jumlah 17 11 2410 Persentase 68,57 %
Aktif11 Kategori
Sedau………… 2012Observer
BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402
85
Lampiran 18
Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Metode
QuantumTeaching siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran
2012/2013
Berilah tanda (√) pada kolom Ya bila descriptor Nampak dan pada kolom tidak
bila descriptor tidak Nampak.
86
Petunjuk Penskoran
f. Berilah skor 5 bila semua descriptor Nampak
g. Berilah skor 4 bila 3 deskriptor yang Nampak
h. Berilah skor 3 bila 3 deskriptor yang Nampak
i. Berilah skor 2 bila 1 descriptor yang Nampak
j. Berilah skor 1 bila descriptor tidak ada yang Nampak
No Deskriptor Ya Tidak skor
1 2 3 4 5
2 1. Aktivitas siswa dlam belajar
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru
b. Siswa tidak terpengaruh dengan kondisi
luar kelas
c. Siswa tidk mengerjakan pekerjaan lain
ketika belajar
d. Siswa tidak ragu-ragu merespon
penjelasan guru
√
√
√
√
5
3 2. Intraksi siswa dengan guru
a. Mengajukan pertanyaan kepada guru
tentang materi yang belum jelas
b. Siswa menjawab dengan benar
pertanyaan dari guru
c. Menanggapi penjelasan guru yang keliru
√
√
√
4
87
d. Berani mengemukakan pendapat √
4 3. Intraksi siswa dengan siswa
a. Bertanya kepada teman tentang materi
yang belum jelas
b. Siswa menjawab pertanyaan teman
c. Berusaha memperbaiki jawaban yang
salah
d. Memperbaiki penjelasan teman
√
√
√
√
5
5 4. Respon siswa dalam belajar
a. Siswa berani maju ke depan
b. Siswa mencoba memperbaiki kesalahan
teman
c. Memperbaiki jawaban teman yang salah
d. Mencatat penjelasan yang di anggap
penting
√
√
√
√
4
6 5. Aktivitas siswa dalam menulis
a. Aktif meringkas keterangan dari guru
b. Meringkas kata-kata yang penting selama
belajar
c. Menulis hasil didkisi dengan teman
d. Menulis kesimpulan dalam belajar
√
√
√
√
5
7 6. Kegiatan mental siswa
a. Siswa berani menjawab pertanyaan dari √
4
88
guru
b. Berani menjawab dari teman
c. Berani merespon jawaban teman
d. Berani menjelaskan kepada teman
tentang perbaikan jawaban
√
√
√
8 7 Partisipasi siswa menyimpulkan materi
pelajaran yang diberikan
a. Mencoba menyimpulkan materi yang di
bahas
b. Menambah kesimpulan yang masih di
anggap belum jelas
c. Memperbaiki kesimpulan yang keliru
d. Membuat rangkuman hasil belajar
√
√
√
√
4
9 jumlah 24 4 3110 Persentase 88,57 %
Aktif11 Kategori
Sedau………… 2012Observer
BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402
89
Lampiran 19
Analisis hasil lembar observasi aktivits belajar siswa
Siklus I dan II
1. Tabel skala perolehan aktivitas belajar siswa
Skala Perolehan Persentase Kategori
90
29-35
22-28
15-21
8-14
0-7
81-100
61-80
41-60
21-40
0-20
Sangat tinggi
Aktif
Cukup aktif
Tidak aktif
Sangat tidak aktif
Penilaian diberikan oleh observer pada tiap siklus
2. Analisis hasil aktivitas belajar
Siklus I
= 68,57 %
Siklus II
91
= 88,57 %
Keterangan :
AS = Aktivitas Belajar Siswa
Jumlah Skor aktivitas siswa yang tampak
N = Jumlah total skor
92
93
top related