bab i

132
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan baik di bidang sosial maupun budaya dalam masyarakat. Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang mengalami perubahan tersebut. Perubahan yang diharapkan pada dunia pendidikan adalah peningkatan ke arah mutu yang lebih baik, dengan tidak meninggalkan pemerataan agar perkembangan pendidikan tidak tertinggal oleh perubahan-perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat. Untuk mencapai semua itu dibutuhkan sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan dan terampil dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya.

Upload: epol-ewc

Post on 09-Dec-2014

28 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat

sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan baik di bidang sosial maupun

budaya dalam masyarakat. Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang

mengalami perubahan tersebut. Perubahan yang diharapkan pada dunia

pendidikan adalah peningkatan ke arah mutu yang lebih baik, dengan tidak

meninggalkan pemerataan agar perkembangan pendidikan tidak tertinggal

oleh perubahan-perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dapat

memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat. Untuk mencapai

semua itu dibutuhkan sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan dan

terampil dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 dijelaskan bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Depdiknas, 2005).

Page 2: BAB I

Upaya pembaharuan pendidikan sebagaimana yang tertuang didalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, adalah

orientasi pendidikan ke arah pendidikan berbasis kompetensi. Didalam

pembelajaran berbasis kompetensi tersebut tersirat adanya nilai-nilai

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, sebagai pribadi yang integral,

produktif, kreatif dan memiliki sikap kepemimpinan dan berwawasan

keilmuan sebagai warga negara yang bertanggung jawab (Depdiknas, 2005).

Menurut Djamarah (1994), faktor yang ikut menentukan keberhasilan

dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa adalah kemampuan yang

dimiliki oleh siswa, motivasi, minat, ketekunan dan proses kualitas

belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan

keberhasilan pada guru adalah kemampuan yang dimilikinya dalam mengajar,

penguasaan materi, perencanaan program serta keputusan guru dalam memilih

teknik-teknik dan pendekatan tertentu dalam menyampaikan materi pelajaran.

Untuk dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa diperlukan suatu

metode pembelajaran kegiatan berfikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan

menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya dapat

mampu meningkatkan aktivitas siswa untuk dapat memahami konsep belajar

biologi.

Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) dan mengandung kegiatan yang mempelajari makhluk hidup. Di

samping itu mata pelajaran biologi juga mempelajari konsep-konsep yang

dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

2

Page 3: BAB I

Peranan guru sangat penting sekali terhadap dunia pendidikan. Oleh

karenanya hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah

mengembangkan desain pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tersebut (Sudjana, 1998). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan

guru mata pelajaran biologi di SMPN 3 Narmada diketahui bahwa ketuntasan

belajar siswa rata-rata di atas yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yakni

persentase siswa yang memperoleh nilai 65 % lebih dari 85 %.

Hal ini terlihat dari nilai analisis siswa ulangan harian di pertengahan

semester genap tahun pelajaran 2012-2013.

Tabel 1.1 Nilai Analisis Siswa Kelas VII SMPN 3 Narmada

No. Nama siswa

NILAI

KKMRendah Cukup Tinggi Sangat tinggi

40-54 55-69 70-85 86-1001 Ahmad Mulhadi 50 - - - 652 Adam Naufal

Zakwan 53 - - - 65

3 Ahmad Juliadi - - 78 - 654 Andi Firmansah - - 70 - 655 Andra Wiranata - - 80 - 656 Agus Maeson - - 71 - 657 Agus Kusumayadi - - 74 - 658 Fikri Hadinata - - 78 - 659 Faezul Fikri - - 82 - 6510 Gilang Nanda R 53 - - - 6511 Handia Fahrurrazi 50 - - - 6512 Indah Permatasari 53 - - - 6513 Lina Mardiani - 67 - - 6514 Lisa Maelani - 65 - - 6515 Minarni - 67 - - 6516 Maelantri - 67 - - 6517 Mayani - - 82 - 6518 Maesaroh - - 75 - 6519 Misrina - - 70 - 6520 Nia Agusttia - - - - 65

3

Page 4: BAB I

21 Mudriyanti - - - 90 6522 Ratna Trimilia K - - - 87 6523 Padila Tri Ismayana - - - - 6524 Ulfa - - - - 6525 Yati”ah - - - 95 6526 Puasni - - - - 6527 Yuliani Nirwanti - - - 95 6528 Nia Agustia - - - 88 6529 Sulis Sulitiawati - - - - 6530 Karwiani - - - - 6531 Rafikah - - - - 6532 Mutiani - - - - 6533 Marliani - - - - 65

Nilai KKM15 % Tidak Tuntas

85 % Tuntas 65

Sumber: Data Hasil Ulangan Harian Biologi SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013

Berdasarkan tabel analisis di atas dapat dillihat bahwa ketuntasan

klasikal ulangan harian yang dilakukan dua kali kelas VII Semester II lebih

dari 85%. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kognitif siswa sangat kuat.

Baik itu dapat dilihat dari cara belajarnya, cara bertanya, cara menanggapi

permasalahan dan memecahkan suatu permasalahan di dalam kelas. Selain

dari kemampuan dari diri siswa itu sendiri, dorongan juga datang dari orang

tua di rumah dan lingkungan tempat tinggal. Hal ini terjadi karena siswa

sudah sadar akan kondisi yang dialaminya, terlebih kebanyakan mereka

berasal dari tempat pedalaman yang kurang akan fasilitas yang lengkap. Tapi

tidak menurunkan semangatnya untuk berprestasi seperti anak-anak di kota

pada umumnya.

4

Page 5: BAB I

Salah satu cara yang dilakukan oleh seorang guru untuk menuntaskan

nilai siswa yang kurang di bawah standar KKM adalah dengan cara banyak

memberikan bimbingan belajar, menjawab soal-soal yang telah tersedia,

memberikan dorongan atau semangat untuk memperoleh nilai yang lebih baik

dari sebelumnya.

Selain itu juga metode yang diajarkan oleh seorang guru kepada siswa

adalah Bagaimana Penerapan Metode Quantum Teaching dapat meningkatkan

Keterampilan Berfikir Kritis Siswa yang berfokus pada hubungan yang

dinamis dan memberikan penjelasan yang sederhana. Maksudnya adalah

bagaimana di dalam suatu kelas terjadi hubungan yang harmonis antara guru

dengan siswa. Sehingga akan timbul pada diri siswa rasa ingin tahu tentang

apa yang akan disampaikan oleh seorang guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

diteliti adalah ”Bagaimana Penerapan Metode Pembelajaran Quantum

Teaching dapat meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis siswa kelas VII

SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan

berfikir kritis siswa dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada

konsep keanekaragaman hewan siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun

Pelajaran 2012-2013.

5

Page 6: BAB I

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dalam proses belajar bila ditinjau

dari hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan khasanah ilmu pendidikan khususnya penerapan metode

Quantum Teaching untuk meningkatkan berfikir kritis siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Sebagai bahan untuk mengkaji lebih dalam tentang pengaruh

yang ditimbulkan oleh penerapan metode pembelajaran model

Quantum Teaching terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran

biologi.

b. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari pelajaran

biologi.

2) Siswa dapat memahami dengan mudah materi yang dibahas atau

yang disampaikan oleh guru secara efektif dan efisien.

c. Bagi peneliti

Temuan dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

perbandingan dan acuan bagi para peneliti lain untuk melakukan /

mengadakan penelitian yang lebih luas dan mendalam.

6

Page 7: BAB I

d. Bagi sekolah

Dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam peningkatan

kualitas pada mata pelajaran biologi khususnya pada sekolah tersebut

dan di sekolah lain pada umumnya.

E. Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas arah penelitian ini, maka perlu dibatasi lingkup

penelitiannya. Adapun lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 3

Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penerapan metode Quantum Teaching

untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis pada konsep

keanekaragaman hewan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Narmada.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda mengenai istilah-istilah

yang digunakan dalam judul, berikut dijelaskan mengenai beberapa istilah:

1. Pengertian Metode Quantum Teaching

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan

segala nuansa. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan

interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum

7

Page 8: BAB I

Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas

interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De

Porter, B, 2004).

Jadi metode pembelajaran Quantum Teaching adalah metode

pembelajaran yang dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa

menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

2. Pengertian Keterampilan Berfikir Kritis

Berfikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi

kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah

menentukan tujuan, mempertimbangkan dan mengacu langsung kepada

sasaran. Merupakan bentuk berfikir yang perlu dikembangkan dalam

rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan

berbagai kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan

semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang

tepat (Halpen, 1996).

3. Indikator Keterampilan Berfikir Kritis

a. Kegiatan merumuskan pertanyaan

b. Membatasi permasalahan

c. Menguji data-data

d. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional

e. Menghindari penyederhanaan berlebihan

f. Mempertimbangkan berbagai interpretasi

g. Mentoleransi ambiguitas

8

Page 9: BAB I

Angelo mengidentifikasikan lima perilaku yang sistematis dalam

berfikir kritis. Perilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Keterampilan menganalisis

b. Keterampilan mensintesis

c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah

d. Keterampilan menyimpulkan

e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai

9

Page 10: BAB I

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakekat Quantum Teaching

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah

pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching,

dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Quantum Teaching

sendiri berawal dari sebuah upaya Dr. Georgi Lozanov, pendidik asal

Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti

dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. ”Bawalah dunia mereka ke

dunia kita, dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka.” Istilah ini adalah

istilah yang dipakai dalam Quantum Teaching, sebuah metode belajar

yang pada awalnya adalah eksperimen Dr. Georgi Lozanov tentang

Suggestology yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan pasti mempengaruhi

hasil belajar.

Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi

menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan

lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Bila

metode ini diterapkan, maka guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil

dalam memberikan materi serta lebih dicintai anak didik karena guru

mengoptimalkan berbagai metode.

10

Page 11: BAB I

Apalagi dalam Quantum Teaching ada istilah ’Bawalah dunia

mereka ke dunia kita, dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka.’ Hal ini

menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya

menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa

juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik

dalam dan ketika belajar. Selain itu, ada beberapa prinsip Quantum

Teaching, yaitu:

a. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan

pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka

mempelajari materi yang kita ajarkan.

c. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa

diperoleh banyak konsep.

d. Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.

e. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian

pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja

dengan memberi tepuk tangan, berkata: Bagus! Baik.

Lebih jauh, dunia pendidikan akan semakin maju ke depannya.

Sebab, Quantum Teaching akan membantu siswa dalam

menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat.

Apalagi Quantum Teaching juga sangat menekankan pada pentingnya

bahasa tubuh. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas,

mengadakan kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Humor yang

11

Page 12: BAB I

bertujuan agar KBM tidak membosankan. Rumus dan tehnik yang

diterapkan oleh Quantum Teaching adalah dalam setiap pelajaran,

guru hanya menetapkan, anak didiklah yang menentukan tema sesuai

minat masing-masing. Sebagai contoh pada pelajaran menggambar,

guru hanya menentukan pelajaran menggambar dan para anak

didiknya yang menentukan temanya. Guru memberikan penjelasan

manfaat yang diperoleh dari setiap pelajaran dan guru harus bisa

memberi kemampuan memahami situasi yang sebenarnya sehingga

para siswa bisa lebih tertantang untuk mempelajari semua hal dengan

lebih mendalam.

Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku siswa

baik dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun

keterampilan (psikomotor) siswa. Kemampuan kognitif adalah

kemampuan berfikir, kemampuan memperoleh pengetahuan,

pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan

perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap

suatu objek. Kemampuan psikomotor adalah kemampuan melakukan

pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang

berkaitan dengan gerak fisik. Hasil belajar siswa harus mencerminkan

adanya peningkatan. Dari ketiga aspek tersebut meningkat dan belum

optimal jika salah satu aspek kemampuan belum meningkat.

12

Page 13: BAB I

2. Aktivitas Belajar

Dalam proses belajar mengajar, aktivitas memegang peranan penting

dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar yang memadai. Aktivitas belajar

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar

mengajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Pengajaran modern menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan

siswa dalam proses pembelajaran. Agar kegiatan belajar mengajar lebih

berhasil maka aktivitas belajar harus dipengaruhi dengan memberikan

dorongan sehingga diharapkan siswa akan merasa tertarik, senang dan

tidak bosan untuk belajar. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

tidak hanya mengenai aktivitas fisik siswa tetapi juga berkaitan dengan

aktivitas mental siswa. Seperti diungkapkan oleh Sardiman (2004) :

Belajar dapat dibagi menjadi aktivitas fisik dan mental. Aktivitas

fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain atau bekerja. Ia tidak hanya duduk mendengarkan,

melihat, atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas mental

adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi

dalam pembelajaran pada kegiatan pembelajaran kedua aktivitas harus

berkaitan.

13

Page 14: BAB I

Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli

mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Menurut

Diedrich dalam Sardiman (2004) beberapa diantaranya adalah :

a. Kegiatan-kegiatan visual, yang didalamnya membaca, melihat

gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan

mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau

prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,

memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara diskusi dan

interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,

mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan,

memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman,

mengerjakan tes dan mengisi angket.

e. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat

grafik, chart, diagram peta dan pola.

f. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-

alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan

permainan, menari dan berkebun.

14

Page 15: BAB I

g. Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenung, memecahkan masalah,

menganalisis faktor-faktor, hubungan-hubungan dan membuat

keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani,

tenang dan lain-lain.

3. Pendekatan Tandur

Proses pembelajaran memerlukan keterampilan guru dalam

mengelola kelas, menyampaikan bahan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu yang melibatkan

sebanyak mungkin kemampuan peserta didik selama berlangsungnya

proses pembelajaran (student centered) dan pembelajaran tuntas (mastery

learning).

Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan

pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat sehingga diperoleh

hasil belajar yang akurat dan dipercaya. Dengan demikian, dapat dipilih

metode dan pendekatan yang tepat demi tercapainya hasil proses sesuai

dengan tujuan atau standar kompetensi. Deporter (1999) menyatakan

bahwa salah satu metode yang digunakan adalah Quantum Learning dan

contoh pendekatan yang dapat digunakan adalah :

Pendekatan Tandur (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,

Ulangi, dan Rayakan) merupakan kerangka perancangan pengajaran

quantum teaching. Unsur-unsur ini membentuk basis struktural

keseluruhan yang melandasi quantum teaching.

15

Page 16: BAB I

Jika strategi tandur ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh

pembelajaran yang membuat siswa (dan guru) aktif, dengan begitu

berkembanglah, inovatif, dengan inovatif, siswa terdorong termotivasi

berbuat, dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukan oleh temannya,

kreativitas baik siswa maupun guru, sehingga proses itu berjalan dengan

efektif, dan akhirnya menyenangkan bagi semua (Pakem). Saat ini,

PAKEM dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang paling

dianjurkan. PAKEM ini mempunyai padanan dalam bahasa Inggris Active

Joyful Effective Learning (AJEL).

4. Pembelajaran Quantum Teaching

Metode Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah

dengan segala nuansanya. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan

segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen

belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam

lingkungan kelas.

Adapun kelebihan dan kekurangan dalam metode ini adalah sebagai

berikut:

a. Kelebihan / keunggulan metode Quantum Teaching:

Quantum Teaching terdapat set prinsip yang disebut 8 kunci

keunggulan. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:

16

Page 17: BAB I

1) Integritas, bersikap jujur, tulus dan menyeluruh serta selaraskan

nilai-nilai dengan perilaku.

2) Kegagalan awal kesuksesan. Pahamilah bahwa kegagalan

hanyalah memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sukses.

3) Bicaralah dengan niatan baik, berbicaralah dengan pengertian

positif dan bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan jujur

dan lurus.

4) Hidup saat ini, pusatkan perhatian pada saat sekarang ini dan

manfaatkan waktu sebaik-baiknya.

5) Komitmen, penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi, dan

lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

6) Tanggung jawab.

7) Sikap fleksibel, bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau

pendekatan baru yang dapat membantu dalam memperoleh

prestasi yang diinginkan.

8) Keseimbangan, menjaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa.

b. Kelemahan Quantum Teaching

Berdasarkan analisis peneliti mengenai teori Quantum

Teaching, dapat ditemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:

1) Suasana yang ada di lapangan kurang mendukung untuk

membangun suasana yang memberdayakan atau menggairahkan

dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Quantum Teaching.

17

Page 18: BAB I

2) Sikap kekurang yakinan guru untuk dapat melakukan

pembelajaran dengan metode yang baru dipelajari, dalam hal ini,

Quantum Teaching berpengaruh terhadap output tentang proses

pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru

harus menganggap atau memandang semua peserta didik

merupakan siswa-siswa yang unggul, yang dapat

mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin.

3) Untuk menarik keterlibatan peserta didik, guru harus membangun

hubungan dengan cara menjalin rasa simpati dan saling

pengertian yang terkadang harus melalui proses yang lama.

4) Menuntut untuk menciptakan yang mendukung, harus ditata

dengan baik sehingga mendukung proses belajar yang

menyenangkan, hidup dan penuh semangat, lingkungan kelas

seperti ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk

berkonsentrasi dalam menyerap informasi. Menata lingkungan

kelas dapat dilakukan dengan membuat poster, pewarnaan, alat

bantu dalam proses pembelajaran.

5. Pengertian Keterampilan Berfikir Kritis

Berfikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi

kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah

menentukan tujuan, mempertimbangkan dan mengacu langsung kepada

sasaran. Merupakan bentuk berfikir yang perlu dikembangkan dalam

rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan

18

Page 19: BAB I

berbagai kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan

semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang

tepat (Halpen, 1996).

Jadi berfikir kritis adalah ungkapan melalui aspek-aspek perilaku

yang diungkapkan dalam definisi berfikir kritis. Menurut beberapa definisi

yang diungkapkan, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku yang

mengidentifikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan-

kegiatan dalam berfikir kritis.

Angelo mengidentifikasikan lima perilaku yang sistematis dalam

berfikir kritis. Perilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Keterampilan menganalisis

Keterampilan menganalisis adalah suatu keterampilan

menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar

mengetahui pengorganisasian struktur tersebut (Harjasujana, 1987).

b. Keterampilan mensintesis

Keterampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan

dengan keterampilan menganalisis. Keterampilan mensintesis adalah

keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah

bentukan atau susunan yang baru (Harjasujana, 1987).

c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah

Keterampilan ini adalah keterampilan aplikatif konsep kepada

beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk

memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca

19

Page 20: BAB I

selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,

sehingga mampu mempola sebuah konsep (Walker, 2011).

d. Keterampilan menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran

manusia berdasarkan pengertian atau pengetahuan (kebenaran) yang

dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian atau pengetahuan

(kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988).

e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai

Keterampilan ini adalah pemikiran yang matang dalam

menentukan nilai sesuatu dengan berbagi kriteria yang ada.

Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan

penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar

tertentu (Harjasujana, 1987).

6. Pokok Bahasan

Adapun pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Mikroskop.

a. Asal mula Mikroskop

Biologi sering kali berkaitan dengan makhluk hidup yang mikroskopis,

artinya tidak dapat dilihat dengan mata normal. Untuk mengamatinya,

perlu bantuan suatu alat yang disebut mikroskop. Dengan mikroskop,

suatu benda atau objek yang berukuran sangat kecil dapat dilihat dengan

jelas Pada abad ke-17, Antoni van Leeuwenhoek merancang sebuah

mikroskop. Mikroskop tersebut merupakan mikroskop sederhana dengan

20

Page 21: BAB I

lensa tunggal. Adapun pada pertengahan abad ke-17, Robert Hooke

membuat sebuah mikroskop yang berbeda dengan Leeuwenhoek Hooke

mengamati struktur gabus melalui mikroskopnya. Sejak saat itu,

perkembangan ilmu pengetahuan terus meningkat dengan penemuan

mikroskop yang lebih maju.

b. Macam-Macam Mikroskop

Berdasarkan sumber cahaya dan jenis alat pembesarnya, mikroskop

dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

1. Mikroskop cahaya menggunakan lensa dari kaca untuk memperbesar

penampilan suatu benda. Sumber cahaya mikroskop ini dapat berasal

dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Mikroskop cahaya mampu

memperbesar bayangan suatu benda sampai 1.000 kali ukuran benda

aslinya.

2. Mikroskop elektron mampu memperbesar bayangan suatu benda hingga

ratusan ribu kali ukuran benda aslinya. Mikroskop elekron tidak

menggunakan cahaya untuk mendapatkan bayangan benda, tetapi

menggunakan berkas elektron. Mikroskop cahaya yang sering

digunakan dalam pengamatan di sekolah-sekolah memiliki beberapa

jenis.

Terdapat tiga jenis mikroskop cahaya, yakni mikroskop

monokuler, mikroskop binokuler, dan mikroskop stereo.

21

Page 22: BAB I

c. Struktur Mikroskop Cahaya

Pada dasarnya, sebuah mikroskop terdiri atas bagianbagian yang

berkaitan dengan pembesaran bayangan benda dan bagian-bagian lain

yang mendukung penggunaan mikroskop.

1. Lensa Objektif

Lensa objektif adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang

diamati. Bergantung jenis mikroskopnya, lensa objektif dapat

memperbesar objek dengan pembesaran yang bervariasi antara 10× sampai

100×.

2. Lensa Okuler

Lensa okuler terletak di bagian atas mikroskop. Pada saat kita

melihat benda dengan mikroskop, mata kita menempel pada lensa okuler.

Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5× sampai 10×, bergantung

jenis mikroskopnya. Karena mikroskop menggunakan dua buah lensa,

maka bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya juga

mengalami pembesaran dua kali. Misalnya, kamu mengamati suatu benda

menggunakan mikroskop dengan pembesaran lensa okuler 5× dan

kekuatan pembesaran lensa objektif 10×. Artinya, ukuran benda yang

kamu amati mengalami pembesaran 10× dan dibesarkan lagi 5×, sehingga

pembesaran yang terjadi adalah 50×.

22

Page 23: BAB I

3. Cermin

Sumber cahaya pada mikroskop cahaya dapat berupa cahaya lampu

maupun cahaya matahari. Pada mikroskop yang tidak menggunakan

cahaya lampu, sumber cahaya diperoleh dengan cara memantulkan cahaya

matahari menggunakan sebuah cermin.

Pada mikroskop yang cukup baik, biasanya tersedia dua macam

cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan

apabila sumber cahaya yang tersedia cukup (ruangan cukup terang).

Cermin cekung digunakan apabila sumber cahaya yang tersedia kurang

memadai (redup).

4. Kondensor dan Diafragma

Pada beberapa mikroskop, terdapat kondensor dan diafragma yang

berfungsi mengatur kekuatan cahaya. Dengan mengatur kondensor dan

diafragma, kamu dapat melihat objek yang diamati dengan lebih baik.

5. Revolver

Revolver merupakan bagian yang dapat diputarkan untuk memilih

lensa objektif yang akan kita gunakan. Pada revolver melekat beberapa

lensa objektif.

23

Page 24: BAB I

6. Tubus

Tubus merupakan bagian yang menghubungkan lensa objektif

dengan lensa okuler.

7. Meja Objek dan Penjepit Objek

Meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang akan diamati.

Pada meja objek juga terdapat penjepit untuk menjepit objek gelas (tempat

objek yang diamati). Meja objek ada yang bisa digeser dan ada yang tidak,

bergantung jenis mikroskopnya.

8. Lengan

Bagian ini digunakan untuk memegang dan memindahkan

mikroskop. Selain itu, lengan merupakan penyangga bagian optik.

9. Makrometer

Makrometer berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tubus.

Jarak antara objek yang diamati dengan lensa objektif dapat diatur

menggunakan makrometer. Hal ini dilakukan untuk menemukan objek

yang akan kamu amati.

24

Page 25: BAB I

10. Mikrometer

Mikrometer juga berfungsi untuk menggerakkan tubus, namun

gerakan yang dilakukan lebih halus. Mikrometer terutama digunakan

untuk menemukan fokus yang lebih jelas dari objek yang diamati.

11. Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya adalah salah satu alat laboratorium yang

penting. Oleh karena itu, penggunaannya harus benar dan hati-hati serta

sesuai dengan petunjuk yang ada. Ada beberapa hal penting yang harus

diperhatikan pada saat bekerja dengan menggunakan mikroskop cahaya.

1. Pada saat mengeluarkan dan membawa mikroskop, gunakanlah kedua

tangan. Salah satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan yang

lain menyangga dasar mikroskop. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar

mikroskop tidak jatuh pada saat dibawa. Jangan sekali-kali membawa atau

mengangkat mikroskop hanya menggunakan satu tangan.

2. Letakkan mikroskop di atas meja di laboratorium dengan posisi berdiri

yang kokoh. Pastikan tidak ada benda benda yang dapat menganggu posisi

berdiri mikroskop.

3. Putar revolver, pilih lensa objektif dengan pembesaran yang lemah.

4. Lihatlah melalui lensa okuler dan carilah cahaya yang paling terang

dengan cara menggerak-gerakkan cermin.

25

Page 26: BAB I

5. Siapkan objek yang akan diamati. Jika kamu akan mengamati objek yang

segar, lakukanlah langkah langkah berikut.

a. Objek yang akan diamati menggunakan mikroskop harus tipis dan

kecil. Objek yang akan diamati harus diiris atau disayat setipis

mungkin. Oleh karena itu, gunakanlah pengiris yang tajam, misalnya

silet tajam.

b. Setelah mendapatkan objek yang tipis, letakanlah objek tersebut di

atas gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi air secukupnya.

c. Kemudian, tutuplah objek tersebut menggunakan gelas penutup

(cover glass). Agar tidak terdapat gelembung udara, letakkanlah

cover glass perlahanlahan mulai dari sudut 45°.

d. Setelah objek tertutup dengan baik, isaplah air yang meluap dengan

menggunakan kertas isap atau tisu.

1. Letakkan gelas objek yang telah diberi bahan atau objek yang akan kamu

amati di atas meja objek. Aturlah agar objek yang akan diamati tepat

berada di atas lubang meja objek, kemudian jepit dengan penjepit

objeknya.

2. Dengan memutar revolver, pilihlah lensa objektif yang memiliki

pembesaran lemah (misalnya 10×).

3. Putar makrometer secara perlahan untuk mengatur jarak lensa objektif

dengan objek yang akan diamati. Lakukan hingga kamu menemukan

gambar objek yang diamati.

26

Page 27: BAB I

1. Kerangka Berfikir

Tercapainya standar ketuntasan belajar yang maksimal merupakan

tujuan dari setiap siswa dan guru, namun dalam kenyataannya tidak semua

siswa dapat mencapainya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan ketuntasan belajar dan standar ketuntasan belajar siswa

adalah dengan cara menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching,

sehingga apa yang terjadi tujuan dari setiap siswa dan guru dapat tercapai.

Faktor yang dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa adalah

faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal

(dari luar), tetapi sebagian besar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah faktor internal, meliputi: bakat, minat, perhatian dan kecerdasan.

Begitu juga dengan tinggi rendahnya prestasi belajar pada suatu materi

belajar sangat tergantung dari faktor-faktor tersebut.

Belajar dapat diartikan sebagai aktivitas yang berlangsung secara

interaktif antara faktor internal pada diri siswa dengan faktor internal atau

lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.

Penerapan metode ini merupakan cara untuk menarik perhatian

siswa, memberikan kenikmatan pada saat siswa menerima pembelajaran

dan membentuk persepsi yang sama tentang materi pelajaran sehingga

tercapai peningkatan motivasi dan ketuntasan belajar siswa dengan

menggunakan metode Quantum Teaching.

2. Hipotesis Penelitian

27

Page 28: BAB I

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub

masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori

atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenarannya (Hadi dan

Haryono, 2005). Menurut Arikunto (2006), hipotesis adalah suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data-data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui penerapan metode

pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan Keterampilan

Berfikir Kritis siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-

2013.

28

Page 29: BAB I

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Menurut

suharsimi (2008), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut maka

suharsimi (2008) membaginya dalam tiga pengertian yang dapat diterangkan

sebagai berikut:

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara atau metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus untuk

siswa.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.

29

Page 30: BAB I

Sejalan dengan pengertian di atas, Prabowo dalam Depdiknas (2005),

mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang

dilakukan secara kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk didalamnya

bagian pendidikan) dengan tujuan memperbaiki kualitas kerja, serta

menguasai berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut. Jadi dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

tujuannya untuk mengetahui tingkat motivasi dan ketuntasan belajar siswa

pada mata pelajaran Biologi dengan menggunakan metode pembelajaran

Quantum Teaching di SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru

atau peneliti yang terjadi di dalam kelas, dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa yang menekankan pada suatu kajian yang

benar-benar dari situasi alamiah.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam suatu

penelitian tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Yang

dimaksud dengan pendekatan penelitian adalah langkah-langkah atau cara

yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian (Suharsimi, 2007).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dan kuantitatif.

1. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang diperoleh

dari data-data yang berupa informasi dalam bentuk uraian kemudian

30

Page 31: BAB I

dikaitkan dengan data yang lainnya untuk mendapatkan penjelasan

terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh

gambaran baru atau menguatkan suatu gambaran yang ada. Menurut ahli

lain berpendapat bahwa pendekatan kualitatif adalah data yang

berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik yang berwujud pertanyaan

dan kata-kata (Ridwan, 2002).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran

tentang masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran biologi siswa

kelas VII di SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-2013.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan suatu

pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk

menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Margono,

2002). Menurut Subagyo (2005) penelitian kuantitatif adalah penelitian

dengan mencari data dalam bentuk jumlah sehingga dijelaskan untuk

memberikan kejelasan dari angka-angka atau membandingkan beberapa

gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan

kembali dalam bentuk kalimat.

Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang

berupa angka (nilai), pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan metode statistik deskriptif yaitu dengan cara

menghitung nilai hasil observasi keterampilan proses, dan ketuntasan

belajar siswa.

31

Page 32: BAB I

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran 2012-

2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran

2012-2013.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu cara untuk mencari jawaban dari

rumusan masalah. Rancangan penelitian tergantung dari gejala yang akan

diteliti secara khusus ataukah dengan cara yang wajar (Suharsimi, 2002).

Rancangan penelitian ini adalah tindakan kelas yang akan dilakukan di

kelas VII SMPN 3 Narmada untuk mengetahui pengaruh penerapan metode

pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan keterampilan berfikir

kritis belajar biologi.

32

Page 33: BAB I

Gambar rancangan penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1. Gambar Rancangan Penelitian (Suhardjono, 2008)

Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan tindakan yang

berulang-ulang dan masing-masing siklus dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan. Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan

yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada

setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi

(Suhardjono, 2008).

33

Page 34: BAB I

Adapun tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan

adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini

adalah:

1). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario

tindakan yang akan dilaksanakan, berdasarkan RPP di sekolah

tempat penelitian.

a). Membuat lembar observasi

b). Menyusun angket mengenai minat belajar siswa

c). Mempersiapkan alat evaluasi tiap akhir siklus

d). Merencanakan analisis hasil tes

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Pada tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua hal yang

telah direncanakan pada tahap perencanaan dan direalisasikan dalam

kegiatan pembelajaran di kelas.

c. Tahap Observasi/Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan/observasi pelaksanaan

tindakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar

observasi untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan dan untuk

mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang

telah disusun dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

34

Page 35: BAB I

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada akhir siklus untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching.

e. Tahap Refleksi

Pada tahap ini merupakan tahapan untuk memperoleh data yang

didapat saat melakukan pengamatan (observasi). Data yang didapat

ditafsirkan, dianalisis sebagai bahan refleksi bagi peneliti dan data ini

juga digunakan sebagai masukan yang sangat berharga dan sebagai

acuan untuk melakukan perbaikan serta penentuan langkah tindakan

selanjutnya.

2. Tahap Siklus Kedua

Tahap pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I, namun

perbedaannya terletak pada materi yang digunakan. Pelaksanaan siklus II

dilaksanakan apabila siklus I tidak mencapai ketuntasan secara klasikal.

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersumber dari data hasil

observasi, hasil tes dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

biologi, sehingga data tersebut tergolong dalam data primer.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif

dan kualitatif yang berupa hasil belajar siswa dan hasil dari observasi.

35

Page 36: BAB I

3. Cara Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode observasi dan tes.

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung berupa catatan

lapangan yang mengacu pada pedoman observasi. Data observasi

memuat kegiatan pembelajaran untuk setiap konsep yang disajikan,

aktivitas siswa dan guru serta hal-hal yang berkaitan dengan

pembelajaran dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab

(Margono, 2005).

b. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu

(Suharsimi, 2002). Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang

dapat dijadikan dasar bagi penerapan skor angka (Margono, 2005).

Menurut Hadi dan Haryono (2005), tes adalah seperangkat

rangsangan (stimulus) yang diberikan pada seseorang dengan maksud

untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan

skor angka. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil

belajar, tes hasil belajar ini digunakan untuk memperoleh data tentang

ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran

Quantum Teaching.

36

Page 37: BAB I

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah fasilitas atau alat yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Suharsimi, 2002).

Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis

yaitu :

1. Lembar observasi disusun untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

siswa dan aktivitas guru saat pelaksanaan tindakan diambil.

2. Tes dalam bentuk pilihan sejumlah 10 butir soal uraian untuk mengetahui

keterampilan berfikir kritis siswa setelah diberi tindakan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Analisis Tingkat Minat

Ada dua jenis data yang dianalisis, yaitu data hasil observasi dan

data hasil tes.

a. Data hasil observasi

Data hasil observasi terdiri dari dua jenis yaitu data aktivitas

siswa dan data aktivitas guru.

b. Data hasil keterampilan berfikir kritis belajar siswa

Data keterampilan berfikir kritis siswa dalam proses

pembelajaran diperoleh melalui pengamatan langsung dalam setiap

pertemuan kelas yang diamati oleh observer yang mengacu pada

37

Page 38: BAB I

format observasi yang berisikan 6 indikator, dalam tiap indikator

terdiri dari 3 deskriptor.

Untuk menghitung tingkat minat siswa maka dapat ditempuh

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a). Minat belajar siswa dibagi kedalam 3 tingkatan, yaitu tinggi,

sedang, rendah.

b). Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa digunakan

interval sebagai berikut jumlah pilihan dalam setiap pertanyaan

adalah 4 yaitu a, b, c, dan d, dengan skor berturut-turut 4, 3, 2,

dan 1.

1. skor 4 diberikan jika semua deskriptor yang nampak

2. skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang nampak

3. skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang nampak

4. skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak

c). Berdasarkan skor tersebut dapat dijumlahkan skor total motivasi

belajar siswa (sesuai dengan pilihan siswa).

d). Berdasarkan jumlah skor total dapat diteliti tingkat motivasi

belajar siswa apakah termasuk kategori tinggi, sedang dan

rendah. Penentuan tingkat motivasi siswa sesuai dengan skala

konversi yang terdapat pada tabel berikut:

38

Page 39: BAB I

Tabel 3.1. Persentase Data Keterampilan Berfikir Kritis Siswa

No Persentase (%) Kategori 1 46 - 58 Tinggi 2 33 – 45 Sedang 3 20 – 32 Rendah

(Nurhasanah, 2001 dalam Usodo: 2006)

2. Analisis Ketuntasan Belajar

Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan

analisis statistik sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Selanjutnya untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa akan

dianalisis dengan analisis statistik menerapkan rumus persentase

klasikal sebagai berikut: Ketuntasan individu, setiap siswa dalam

proses belajar-mengajar dinyatakan tuntas secara individu apabila

mampu memperoleh nilai ≥ 65 sebagai standar ketuntasan belajar

minimal yang ditetapkan oleh sekolah tempat peneliti melakukan

penelitian (Suharsimi, 2006).

b. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal, dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

Keterangan :

KK = ketuntasan belajar

X = jumlah siswa yang memperoleh ≥ 65

Z = jumlah siswa yang mengikuti tes

39

Page 40: BAB I

Sesuai dengan petunjuk teknik penilaian kelas dapat dikatakan

tuntas secara klasikal bila ketuntasan klasikal mencapai 85 %

(Suharsimi, 2006).

3. Keterlaksanaan Pembelajaran

Analisis data keterlaksanaan Rencana Program Pembelajaran (RPP)

hanya sebagai data pendukung untuk memberikan informasi bahwa

penelitian ini benar-benar sudah terlaksana sesuai dengan rencana yaitu

penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode pembelajaran

Quantum Teaching (sumbang saran).

Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dinyatakan dalam

persentase sebagai berikut:

Keterangan :

A = jumlah langkah terlaksana

B = jumlah seluruh langkah

40

Page 41: BAB I

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Hasil Pengamatan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yadilaksanakan di SMPN 3

Narmada dilaksanakan pada bulan Juli 2012 dan terdiri dari dua siklus

dengan rangkaian kegiatan yang sama antara siklus I dan siklus II.

Penelitian ini dilaksanakan dua siklus karena pada siklus pertama peneliti

belum mendapatkan hasil sesuai yang di inginkan,

Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan rangkaian

kegiatan yaitu kegiatan awal, untuk membuka pelajaran peneliti

membimbing siswa untuk berdo’a selesai peneliti menjelaskan kepada siswa

tentang metode yang digunakan selama dua menit, membangkitkan motivasi

semangat belajar siswa agar lebih baik dalam belajar selama dua menit,

peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran selama tiga menit, peneliti

menunjukkan kepada siswa buku-buku yang digunakan penelitian. Sebelum

peneliti menjelaskan materi tentang microskop terlebih dahulu peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang Muckoskop, setelah

pertanyaan tersebut di jawab oleh siswa peneliti kemudian menjelaskan

materi tentang Microskop dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling tukar pendapat dengan teman-temannya hal ini dilakukan susuai

denganjudul peneliti yang mengutamakan jiwa kritis siswa dalam kelas,

setelah siswa selesai bertukar pendapat dengan teman-temannya barulah

peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk langsung bertanya

41

Page 42: BAB I

kepada peneliti tentang materi tersebut dan peneliti pun menyempurnakan

jawaban-jawaban hasil tannya jawaban tersebut kegiatan ini di lakukan

kurang lebih selama empat puluh menit, setelah kegiatan tersebut selesai

peneliti melanjutkan ke kegiatan akhir penelitian pada siklus I yaitu

merangkum hasil kegiatan belajar mengajar yang telah di lakukan,

menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan materi yang dibahas

dalam pertemuan selanjutnya. Setelah semua rangkaian tersebut dilakukan

selanjutnya peneliti memberikan instrument penelitian kepada siswa untuk

di jawabdan mendapat hasil ketuntasan klasikalsebesar 64,20% atau sekitar

25 orang siswa yang mencapai nilai di atas 65 dan hasil analisis hasil

keterlaksanaan pembelajaran sebesar 83,33%. Hasil tersebut dapat dilihat

pada lampiran.

Sedangkan siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan,

pada pertemuan pertama peneliti melakukan ramgkaian kegiatan yang sama

pada siklus I tetapi pelaksanaan tes dan instrument penelitian di berikan

pada pertemuan ke dua, hal ini dilakukan guna memberikan kesempatan

kepada sisswa untuk belajar dan menguasai materiyang telah di berikan

sehingga peneliti mendapatkan hasil sesuai yang di inginkan yakni

tercapainya standar ketuntasan individu siswa dan ketuntasan klasikal. Hal

ini dapat dibuktikan dengan terjandinya peningkatan yang sangat signifikan

dari siklis ke I ke siklus ke II dan hasil pada siklus ini mencapai 93,33%

atau sekitar 28 dari 30 siswa mampu mencapai nilai 65 ke atas. Ini berarti

peningkatan ketuntasan belajar siswa sekitar 28,57%. Terjadinya

42

Page 43: BAB I

peningkatan tersebut kebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran.

Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran sbesar 93,335, sedangkan

peningkatan motivasi siswa juga mengalami peningkatan pada halaman……

Deskripsi data hasil penelitian ini merupakan hasil implementasi

dari tahap pre-direct ( tahap sebelum tindakan ) dan tahap post direct ( tahap

setelah tindakan )

Hasil ketuntasan belajar siswa kelas VII SMPN 3 Narmada dapat

di lihat pada table 1.1 di bawah ini

Table 1.1 Nilai Ketuntasan Belajar Siswa kelas VII SMPN 3 Narmada

Kriteria Siklus I Siklus IISiswa yang tuntas 25 28Siswa yang tidak tuntas 5 2% ketuntasan 83,33% 93,33%Ketuntasan Klasikal tuntas TuntasNilai rata-rata siswa

Berdasarkan table di atas di peroleh jumlah siswa kelas VII SMPN

3 Narmada yang tuntas pada siklus I sebesar 83,33% dan pada siklus II

sebesar 93,33%

Hasil penelitian tentang Keterampilan berfikir krits siwa kelas VII

SMPN 3 Narmada dapat dilihat pada table 1.2

Kriteria Siklus I Siklus IIJumlah Siswa dengan Kategori Tinggi

25 28

Jumlah Siswa dengan Kategori Sedang

3 1

Jumlah Siswa dengan Kategori Rendah

2 1

Jumlah semua siswa 30 30Peraentase Motivasi Kategori Tinggi

35,71% 71,42%

43

Page 44: BAB I

Peraentase Motivasi Kategori Sedang

35,71% 21,42%

Peraentase Motivasi Kategori Rendah

28,57% 7,145

Berdasarkan table di atas dapat dilihat jumlah dan persentase

keterampilan berfikir kritis siswa dengan menggunakan metode Quantum

Teaching yaitu pada siklus I jumlah siswa yang memperoleh skor tinggi

adalah 25 orang , skor sedanga 3 orang dan skor rendah 2 prang. Sedangkan

pada siklus II Jumlah siswa yang m,emperoleh skor tinggi 28 orang, skor

sedang 1 orang dan skor rendah 1 orang. Ini berarti terjadi peningkatan

keterampilan berfikir kritis belajar siswa setelah menggunakan metode

Quantum Teaching.

Berdasarkan table 1.3, diperoleh data persentase keterlaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siklus

I sebesar 52,94% dan persentase ketidaklaksanaan sebesar 47,06%,

sedangkan pada siklus II diperoleh persentase keterlaksanaan sebesar

88,24% dan yang tidak terlaksana sebesar 11, 76%

Table 1.3 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Berdasarkan RPP pada

siklus I dan II

Kriteria Siklus I Siklus IIJumlah rencana Pembelajaran yang terlaksana

9 15

Jumlah Rencana Pembelajaran yang tidak Terlaksana

8 2

Jumlah semua rencana Pembelajaran

17 17

%keterlaksanaan 52,94% 88,24%

44

Page 45: BAB I

% tidak keterlaksanaan 4706% 11,76%

B. Pembahasan

1. Berdsarkan penelitian seperti yang tertera pada table 1.2 terjadi

peningkatan atau penambahan jumlah siswa yang mendapat kategori

tinggi dan pengurangan dan penurunan jumlah siswa yang menperoleh

kategori rendah. Pada siklus I jumlah siswa yang memperoleh nilai

kategori tinggi 25 orang, jumlah siswa yang memperoleh kategori skor

sedang 3 orang dan julah siswa yang memperoleh kategori skor rendah 2

orang. Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh

kategori nilai tinggi 28 orang, jumlah siswa yang memperoleh kategori

nilai sedang 1 orang dan jumlah siswa yang memperoleh kategori nilai

rendak I1 orang. Hal ini di pengaruhi oleh metode belajar mengajar yang

di terapkan dalam penelitian ini yang menerapkan keaktipan siswa dan

guru di dalam kelas sehingga dapat menarik perhatian untuk terus

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

2. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari

komponen-komponen belajar diantar siswa,guru,sarana dan prasarana

belajar, materi dan pendekatan atau metode yangdi gunakan dalam

menyampaikan materi tersebut.

Nilai ketuntasan yang di peroleh sisw khususnya siswa

kelas VII SMPN 3 Narmada dapat di lihat pada table 1.1 mengalami

peningkatan sebesar 28,57%. Pada siklus I siswa yang memperoleh

nilai di atas 65 ke atas sebanyak 25 orang atau sekitar 83,33%,.

45

Page 46: BAB I

Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai nilai di

atas 65 ke atas sebanyak 28 orang atau sekitar 93,33%.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menggunakan siklus I

dan siklus II, jumlah soal yang peneliti gunakan sebagai bahan tes

peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa bentuk soalnya isian

dimana pada siklus I dan II jumlah soal isian sebanyak 10 soal . dimana

masing masing soal memiliki skor nilai yang berbeda beda tergantung

jenis soal yang di berikan. Masing-masing soal memiliki bobot nilai di

5,4,3,dan 2.

46

Page 47: BAB I

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terjadi peningkatan

pada keterampilan berfikir krisis siswa. Pada siklus I, 35,71% siswa

dengan kategori tinggi, 35,71% siswa dengan kategori sedang, dan7,14%

siswa dengan kategori rendah, sehingga dapat di ketahui peniongkatan

berfikir kritis siswa sebesar 9,6%. Sedangkan ketuntasan belajar yang

menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching pada siklus I

sebesar 83,33% dan pada siklus II sebesar 93,33%. Sehingga dapat di

ketahui peningkatan berfikir kritis siswa kelas VII SMPN 3 Narmada .

B. Saran

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk meningkatkan

keterampilan berfikir kritis siswa dan ketuntasan belajar siswandapat

menerapkan atau menggunakan metode Quantum Teaching sebagi

alternative dalam proses pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas,

sehinggga ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun secara

klasikal dapat di capai dengan standar yang telah ditentuka.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya, bahwa hasil peneliti

ini menunjukkan peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa yang

sangat baik dan untuk mempertahankan kombinasikan Quantum

47

Page 48: BAB I

Teaching ini dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa

dengan metode-metode dan media sehingga hasilnya akan lebih baik

lagi.

48

Page 49: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta

______, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta

______, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Departemen Agama, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Depdiknas, 2003. Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Depdiknas, 2004. Rambu-Rambu SKBM. Jakarta: Depdiknas Direktorat

Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya, Usaha

Nasional.

Anonim, 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Mataram: FPMIPA IKIP Mataram

Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Mudjiono, D. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Prihatin Eka. 2008. Konsep Pendidikan. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

CV. Alfabeta

49

Page 50: BAB I

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Surabaya: Pustaka Belajar

Slameto,2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka

Sardiman, 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Silberman, Melvin L. 2011. Active Learning. Bandung: Nusamedia

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT Refika Aditama

Ekmasari, 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperaatif Tipe Pertukaraan

Kelompok Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Ketuntasan Belajar Biologi

Siswa Kelas X SMA Nasional Mataram Tahun Pelajaran 2008/2009.

Mataram: Skripsi FPMIPA IKIP Mataram.

Liaturrahmah. 2011. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Internet Untuk

Meningkatkan Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII

SMP NEGERI 2 TANJUNG Tahun pelajaran 2010/2011.Mataram :

Skripsi FPMIPA IKIP Mataram.

Muriel, Harjito. 21 Oktober 2010 http://harditomuriel.blogspot.com/ menyusun

skripsi dengan judul Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Group to

Group Exchange Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII SMP Negri 4 Kuantan Hilir. Diakses tanggal 02-02-2012.

50

Page 51: BAB I

Zaif. 2011. http://zaifbio.wordpress.com/ pertukaran kelompok. Diakses pada

tanggal 02-02-2012

51

Page 52: BAB I

LAMPIRAN-LAMPIRAN

52

Page 53: BAB I

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan PembelajaranMata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas/Semester : VII/I

Pertemuan Ke- : 1 Jam Pelajaran

Alokasi Waktu : 2X 45 menit (2 jam pelajaran)

Standar Kompetensi : 1. Memahami gejala alam melalui pengamatan

Kompetensi dasar : MenggunakanMikroskop dan peralatan pendukung

Lainnya untuk mengamati gejala kehidupan

Indikator : - Mengenal dan menggunakan mikroskop dengan

benar

- Membuat preparat basah dan sayatan menurut arah

tertentu

- Mempetrkirakan ukuran benda asli suatu preparat

Berdasarkan skala

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

A. Menggunakan mikroskop dalam mengadakan pengamatan terhadap

benda

B. Mengenal bagian-bagian mikroskop dlam melakukan pengamatan dan

menggambar hasil pengamatan

53

Page 54: BAB I

C. Membuat preparat bagian tumbuhan sehingga dapat diami oleh

mikroskop

D. Memperkirakan ukuran suatu obyek yang di amati di bawah mikroskop

II. Materi Pokok

Penggunaan Mikroskop

Objek Pengamatan

III. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah

A. Eksploitasi pada sumber bacaan yang relevan;

B. Praktik untuk mengenal mikroskop dan cara menggunakannya;

C. Praktik membuat preparat secara sederhana

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1

A. Pendahuluan

Guru memberi apersepsi tentang alat-alat yang digunakan di

labolatorium IPA selanjutnya, guru memberikan permasalahan kepada

siswa tentang bagaimana siswa dapat melihat mahluk hidup yang sangat

keciil. Misalnya bakteri

B. Kegiatan Inti

1. Guru membewa beberapa model mikroskop. Kemudian melakukan

Tanya jawab tentang nama dari bagian mikroskop

2. Guru memberi contoh cara menggunakan mikroskop dan siswa

diminta berlatih membuat preparat hidup

3. Guru memberi contoh cara membuat preparat dan siswa diminta

berlatih membuat preparat hidup

4. Siswa praktik mengamati mahluk bersel satu

54

Page 55: BAB I

5. Guru mengimpormasikan kepada siswa tentang cara mengamati

objek di bawah mikroskop dan cara menggambarkan hasil

pengamatan tersebut

6. Siswa melakukan praktik mengmati preparat menggunakan

mokroskop dan menggambar hasil pengamatannya

C. Penutup

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan cara menggunakan

mikroskop dengan benar dn cara memelihara mikroskop tersebut

V. Sumber/Bahan Pembelajaran

Sumber/bahan pembelajaran berupa:

A. Buku Konsep Dan Penerapan Sains Biologi I, Tiga Serangkai, halaman ;

B. Lingkungan sekolah

VI. Penilaian

Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.

A. Tes Tertulis

1. Sebutkan bagiab-bagian mikroskop ?

2. Apa fungsi dari bagian-bagian mikroskop tersebut ?

3. Lapangan pandang pada lensa pobyektip suatu mikroskop adalah

0,6 mm. jika obyek menempati seperlima bagian dari lapangan

pandang tersebut, tentukan ukuran obyek yang sebenarna?

4. Sebutkan tiga cara menggunakan Mikroskop ?

5. Jelaskan secara singkat cara membuat preparat hidup

B. Penilaian Kinerja

Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu-

persatu. Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.

Format penilaian kinerja sebagai berikut:

Hari/Tanggal : ......

55

Page 56: BAB I

Kelas/Semester : ......

Judul kegiatan : Mengamati Sel Bawang Merah

No. Nama

Aspek Penilaian

JmlMenyiapkan

Preparat

(0-25)

Menyiapkan

Alat

(0-25)

Penggunaan

Mikroskop

(0-25)

Hasil

Gambar

(0-25)

1.

2.

3.

4.

5.

Dst.

Keterangan

1. Keterampilan menyiapkan preparat:

Menyiapkan 5 preparat dengan baik skor 25;

Menyiapkan 4 preparat dengan baik skor 20;

Menyiapkan 3 preparat dengan baik skor 15;

Menyiapkan 2 preparat dengan baik skor 10;

Menyiapkan 1 preparat dengan baik skor 5.

2. Keterampilan menyiapkan alat:

Menyiapkan 5 alat dengan baik skor 25;

Menyiapkan 4 alat dengan baik skor 20;

Menyiapkan 3 alat dengan baik skor 15;

Menyiapkan 2 alat dengan baik skor 10;

Menyiapkan 1 alat dengan baik skor 5.

3. Keterampilan menggunakan mikroskop:

56

Page 57: BAB I

Menggunakan mikroskop sangat baik skor 25;

Menggunakan mikroskop cukup baik skor 15;

Menggunakan mikroskop kurang baik skor 10;

Menggunakan mikroskop tidak baik skor 5.

4. Keterampilan menggambar hasil pengamatan:

Menggambar 5 preparat dengan baik skor 25;

Menggambar 4 preparat dengan baik skor 20;

Menggambar 3 preparat dengan baik skor 15;

Menggambar 2 preparat dengan baik skor 10;

Menggambar 1 preparat dengan baik skor 5.

Sedau, …………….Juli 2012Guru Biologi Peneliti

RUKYATUL ULYA, S.Pd SAPRIADINIP. NIM.09211403

MenetahiaKepala Sekolah

BADRI,S.PdINIP. 19591231 198303 1 402

57

Page 58: BAB I

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas/Semester : VII/I

Pertemuan Ke- : 2 Jam Pelajaran

Alokasi Waktu : 2X 45 menit (2 jam pelajaran)

Standar Kompetensi : 1. Memahami gejala alam melalui pengamatan

Kompetensi dasar : MenggunakanMikroskop dan peralatan pendukung

Lainnya untuk mengamati gejala kehidupan

Indikator : - Mengenal dan menggunakan mikroskop dengan ben

benar

- Membuat preparat basah dan sayatan menurut arah

tertentu

- Mempetrkirakan ukuran benda asli suatu preparat

Berdasarkan skala

I Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

4. Menggunakan mikroskop dalam mengadakan pengamatan terhadap benda

5. Mengenal bagian-bagian mikroskop dlam melakukan pengamatan dan

menggambar hasil pengamatan

58

Page 59: BAB I

6. Membuat preparat bagian tumbuhan sehingga dapat diami oleh mikroskop

7. Memperkirakan ukuran suatu obyek yang di amati di bawah mikroskop

II Materi Pokok

a. Penggunaan Mikroskop

b. Objek Pengamatan

III Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah

1. Eksploitasi pada sumber bacaan yang relevan;

2. Praktik untuk mengenal mikroskop dan cara menggunakannya;

3. Praktik membuat preparat secara sederhana

IV Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-2

A. Pendahuluan

Guru memberi apersepsi tentang alat-alat yang digunakan di

labolatorium IPA selanjutnya, guru memberikan permasalahan kepada

siswa tentang bagaimana siswa dapat melihat Sel tunbuhan.

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengingatkan kembaki siswa tentang cara

menggunakan mikroskop

2. Guru meminta kepada salah seorang siswa berlaku

sebagai seorang model dalam pengamatan obyek

menggunakan mikroskop

3. Siswa melakukan praktik-praktik mengamati sel

pada tumbuhan

4. Guru mengamati kegiatan siswa yang belum dapar

mengadakan pengamatan dengan benar

5. Siswa menggambar hasil kegiatan tentangf sel

tumbuhan

C. Penutup

59

Page 60: BAB I

Guru membimbing siswa merangkum tentang cara membuat preparat sel

tumbuhan

D. Sumber/Bahan Pembelajaran

Sumber/bahan pembelajaran berupa:

a. Buku Konsep Dan Penerapan Sains Biologi I, Tiga Serangkai,

halaman ;

b. Lingkungan sekolah

E. Penilaian

Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.

a. Tes Tertulis

1. Mengapa saat melakukan pengamatan

menggunakan mikroskop, kita memasang lensa

dengan perbesaran kecil terlebih dahulu ?

2. Apa fungsi minyak imersi bagi mikroskop ?

3. Sebutkan tiga cara yang diperlukan untuk

memelihara mikroskop?

4. Apa benda irisan melintang dan irisan membujur

suatu objek ?

5. Gambarkan sebuah sel atau jaringan tumbuhan yang

kamu lihat dengan menggunakan mikroskop ?

6.

b. Penilaian Kinerja

Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu-

persatu. Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.

Format penilaian kinerja sebagai berikut:

Hari/Tanggal : ......

Kelas/Semester : ......

Judul kegiatan : Mengamati Sel Tumbuhan

60

Page 61: BAB I

No. Nama

Aspek Penilaian

JmhMenyiapkan

Preparat

(0-25)

Menyiapkan

Alat

(0-25)

Penggunaan

Mikroskop

(0-25)

Hasil

Gambar

(0-25)

1.

2.

3.

4.

5.

Dst.

Keterangan

5. Keterampilan menyiapkan preparat:

Menyiapkan 5 preparat dengan baik skor 25;

Menyiapkan 4 preparat dengan baik skor 20;

Menyiapkan 3 preparat dengan baik skor 15;

Menyiapkan 2 preparat dengan baik skor 10;

Menyiapkan 1 preparat dengan baik skor 5.

6. Keterampilan menyiapkan alat:

Menyiapkan 5 alat dengan baik skor 25;

Menyiapkan 4 alat dengan baik skor 20;

Menyiapkan 3 alat dengan baik skor 15;

Menyiapkan 2 alat dengan baik skor 10;

Menyiapkan 1 alat dengan baik skor 5.

7. Keterampilan menggunakan mikroskop:

Menggunakan mikroskop sangat baik skor 25;

Menggunakan mikroskop cukup baik skor 15;

Menggunakan mikroskop kurang baik skor 10;

Menggunakan mikroskop tidak baik skor 5.

61

Page 62: BAB I

8. Keterampilan menggambar hasil pengamatan:

Menggambar 5 preparat dengan baik skor 25;

Menggambar 4 preparat dengan baik skor 20;

Menggambar 3 preparat dengan baik skor 15;

Menggambar 2 preparat dengan baik skor 10;

Menggambar 1 preparat dengan baik skor 5.

Sedau, …………….Juli 2012Guru Biologi Peneliti

RUKYATUL ULYA, S.Pd SAPRIADINIP. NIM.09211403

MenetahiaKepala Sekolah

BADRI,S.PdINIP. 19591231 198303 1 402

62

Page 63: BAB I

Lampiran 4

HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP

SIKLIUS I PERTEMUAN I

No IndikatorKeterlaksanaan

Ya tidakA.

B

C

Pendahuluan

1. Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam

pembelajaran

a. Menyampaikan materi yang akan dipelajari

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan untuk

menguji pengetahuan siswa

Kegiatan inti

a. Memilih sebuah topik yang mencakup perbedaan ide,

kejadian posisi, konsep dan pendekatan untuk ditugaskan

b. Membagi kelas kedalam kelompok sesuai jumlah tugas

c. Masing-masing kelompok mempersiapkan untuk mengujikan

topik yang mereka kerjakan

d. Kelompok memilih presenter untuk menyampaikan kepada

kelompok lain

e. Setelah presentasi singkat, siswa dari kelompok lain diberi

kesempatan untuk bertanya atau tawaarkan pandangan

mereka sendiri

f. Melanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok

memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga

komentar peserta

Penutup

√√

63

Page 64: BAB I

a. Mendiskusikan kembali pertanyaan-pertanyaan yang tidak

bias dijawab

b. Menyimpulkan materi pembelajaran secara bersama-sama

Jumlah 9 2

Sedau………… 2012Observer

BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402

Lampiran 5

HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP

64

Page 65: BAB I

SIKLIUS II PERTEMUAN II

No IndikatorKeterlaksanaan

Ya tidakA.

B

C

Pendahuluan1. Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam

pembelajaran

a. Menyampaikan materi yang akan dipelajari

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan

untuk menguji pengetahuan siswa

Kegiatan inti

a. Memilih sebuah topik yang mencakup perbedaan ide,

kejadian posisi, konsep dan pendekatan untuk ditugaskan

b. Membagi kelas kedalam kelompok sesuai jumlah tugas

c. Masing-masing kelompok mempersiapkan untuk mengujikan

topik yang mereka kerjakan

d. Kelompok memilih presenter untuk menyampaikan kepada

kelompok lain

e. Setelah presentasi singkat, siswa dari kelompok lain diberi

kesempatan untuk bertanya atau tawaarkan pandangan

mereka sendiri

f. Melanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok

memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga

komentar peserta

Penutup

a. Mendiskusikan kembali pertanyaan-pertanyaan yang tidak

bias dijawab

b. Menyimpulkan materi pembelajaran secara bersama-sama

√√

Jumlah 8 2

65

Page 66: BAB I

Sedau………… 2012Observer

BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402

Lampiran 6

Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

1. Siklus I

83,33%

66

Page 67: BAB I

2. Siklus II

93,33%

Keterangan :

A. Jumlah Rencana Pembelajaran yang terlaksana

B. Jumlah Keseluruhan rencana Pembelajaran

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS 1

1. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat benda-benda yang

sangat kecil yang tidak dapat di lihat langsung oleh mata

2. Macam- macam mikroskop :

a. Mikroskop digital

67

Page 68: BAB I

b. Mikroskop sederhana

c. Mikroskop electron

d. Mikroskop fase kontras

3. Cara menggunakan mikroskop :

a. Letakkan mikroskop di meja dengan lensa okuler tepat di hadapan kita,

sedangkan revorver dan cermin paling jauh dari kita. Meja obyek

dalam keadaan datar

b. Dengan memutar revorver. Aturlah lensa obyek dengan membesarkan

lemah tepat di tengah meja benda.

c. Dengan memutar pengatur kasar (makrometer) aturlah hingga lensa

obyektif itu berjarak kira kira 1 cm dari meja obyektif

d. Bukalah diafragma sebesar mungkin

e. Naikkan Komdensor setinggi mungkin

4. Kalau dinandingkan antara mikroskop lama dengan sekarang : kalau

mikroskop lama hanya mempunyai satu lensa. Sedangkan mikroskop yang

sekarang mempunyai 2 lensa

5. Keunggulan dari mikroskop itu sendiri adalah bias membantu atau

mempermudah melakukan apa yang tidak bias di jangkau oleh indra

pengliharan yang di miliki oleh manusia

6. Cara membuat preparat adalah

a. Pilihlah batang tanamann yang ukurannya tidak terlalu besar dan pilih

yang muda.

b. Sediadan gabus atau batang ubi kayu

68

Page 69: BAB I

c. Selipkan daun, batang atau akar yang akan di iris diantara gabus atau

batang ubi yang telah di sayatan yang paling tipis

d. Lakukan penyayatan secara melintang

e. Letakkan hasil irisan pada kaca preparat

f. Seraplah air dengan tisu jika terlalu banyak

g. Amati dengan mikroskop dengan berbesar lemah dulu

7. Karana kalau kita tidak teratur dalam pengamatan maka hasil yang di

inginkan tidak akan bisa ditemukan

8. Memasukkan Preparat yang di gunakan pada kaca yang sudah di iris,

kemudian amati di mikroskop dengan lemah dulu

9. 3 hal yang didapat adalah :

a. Dapat mengetahui struktur sel

b. Dapat mengetahui Struktur jaringan

10. Pertama-tama yang harus di lakukan adalah pencarian sinar terang,

kemudian mendekatkan preparat yang digunakan dengan lensa objektif

yang di pilih yang pemilihan lensanya di putar oleh resorver. Setelah itu

amati apa yang telah di lihat

69

Page 70: BAB I

Lampiran 10

KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS 1I

1. Bagian-bagian mikroskop :

a. Lensa Okuler

b. Tabung Mikroskop

c. Tombol pengatur focus kasar

d. Tombol pengatur focus halus

e. Revorver

70

Page 71: BAB I

f. Lensa obyektif

g. Lengan Mikroskop

h. Meja prepar

i. Penjempit Obyek glas

j. Kondensor

k. Diafragma

l. Reflector/cermin

m. Kali Miroskop

2. Fungsi mikroskop

a. Untuk memperbesar benda yang di bentuk oleh lensa obyektif

b. Untuk mengatur focus dpat dinaikkan dan di turunkan

c. Untuk memilih lensa obyektif yang akan di gunakan

d. Untuk meletakkan obyek benda yang akan diamati

e. Untuk menjepit preparat di atas meja agar preparat tidak bergeser

3. Komponen Mikroskop :

a. Kondensor + iris diafragma

b. Cermin

c. Lensa obyektif

d. Pada lensa obyektif terddapat tulisan

4. Mikroskop pertama kali di temukan oleh Anthony Van Leumenhook

(1632-1723). Dan mikroskop itu sendiri berasal dari kata micro dan scope

yang berarti alat untuk melihat obyek.

5. Struktur Mikroskop :

71

Page 72: BAB I

a. Bagian optic. Yang terdiri dari kondensor, lensa obyektif dan okuler

b. Bagian non optic. Yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop

6. Apa sajakah jenis preparat itu : :

a. Preparat Basah

b. Preparat permanaen

c. Preparat Non permanen

7 Cara membuat preparat adalah

a. Pilihlah batang tanamann yang ukurannya tidak terlalu besar dan pilih

yang muda.

b. Sediadan gabus atau batang ubi kayu

c. Selipkan daun, batang atau akar yang akan di iris diantara gabus atau

batang ubi yang telah di sayatan yang paling tipis

d. Lakukan penyayatan secara melintang

e. Letakkan hasil irisan pada kaca preparat

f. Seraplah air dengan tisu jika terlalu banyak

g. Amati dengan mikroskop dengan berbesar lemah dulu

8. Karana kalau kita tidak teratur dalam pengamatan maka hasil yang di

inginkan tidak akan bisa ditemukan

9. Pertama-tama yang harus di lakukan adalah pencarian sinar terang,

kemudian mendekatkan preparat yang digunakan dengan lensa objektif

yang di pilih yang pemilihan lensanya di putar oleh resorver. Setelah itu

amati apa yang telah di lihat.

72

Page 73: BAB I

10. Dari pengamatan yang dilakukan menggunakan preparat basah dapat di

simpulkan bahwa disetiap pengamatan yang di lakukan banyak segali

jarring-jaring sel dan struktur sel tersebut. Selain itu juga kita bisa

mengetahui struktur tumbuhan yang kita amati.a

Lampiran 11

TABULASI HASIL TES SISWA SIKLUS I

No Nama Item Soal Skor Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Rio Ananda MP 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 902 Widia wati 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 12 643 Ni Wyn Suni A 1 1 2 1 1 2 4 4 4 3 25 904 I Nyoman tri Susana P 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 885 Ni Putu Ayutia S 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 866 Fatmi Muiatun 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 907 Agusminto 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 24 888 Hajarrosyidin 2 2 2 2 1 3 4 2 2 3 24 88

73

Page 74: BAB I

9 Irwan supandi 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 22 8410 Ahmad Riki S 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 19 7811 I Nyoman Gargita 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 8012 I Wyn Eka S 2 2 2 2 1 3 4 2 2 3 24 8813 Siti Nurhaliza 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 12 6414 Zaenul Fahmi 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 12 6415 Hera Yunna Y 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8616 Nurani 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 12 6417 Hena Heldianli 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 12 6418 Ni Md Megawati 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 22 8419 Khaeratin hisana 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8620 Titik agustina 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8621 Ali Misnan 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 19 7822 Ramli Azis 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 24 8823 M. Ropi’i 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 9024 M. Hendra K 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 9025 Hatimah 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 8626 Purniatun H 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8227 Ahmad Rudi A 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 8028 Sohbeka Yadid 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 8029 Nurholis 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8230 Rian Ahmadi 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 86

Jumlah

Lampiran 12

TABULASI HASIL TES SISWA SIKLUS II

No Nama Item Soal Skor Nilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Rio Ananda MP 2 1 1 2 2 3 4 3 4 3 27 942 Widia wati 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 12 643 Ni Wyn Suni A 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 944 I Nyoman tri Susana P 2 2 2 2 2 3 4 4 2 3 28 965 Ni Putu Ayutia S 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 26 926 Fatmi Muiatun 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 867 Agusminto 1 2 2 2 1 3 4 3 3 3 23 868 Hajarrosyidin 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 88

74

Page 75: BAB I

9 Irwan supandi 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 12 6410 Ahmad Riki S 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 12 6411 I Nyoman Gargita 2 2 2 2 2 3 4 4 2 3 28 9612 I Wyn Eka S 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9413 Siti Nurhaliza 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9414 Zaenul Fahmi 2 1 1 2 2 3 4 3 4 3 27 9415 Hera Yunna Y 2 1 1 2 2 3 4 3 4 3 27 9416 Nurani 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 8817 Hena Heldianli 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 25 9018 Ni Md Megawati 2 1 1 2 2 2 4 3 4 3 24 8819 Khaeratin hisana 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8220 Titik agustina 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 22 8421 Ali Misnan 2 2 2 2 1 3 4 4 4 3 20 8022 Ramli Azis 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9423 M. Ropi’i 2 2 1 1 2 1 1 1 5 5 21 8224 M. Hendra K 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9425 Hatimah 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9426 Purniatun H 2 1 2 2 2 3 3 3 5 4 27 9427 Ahmad Rudi A 1 2 1 2 1 1 4 2 4 3 21 8228 Sohbeka Yadid 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 26 9229 Nurholis 2 1 2 2 1 3 4 2 3 3 22 8430 Rian Ahmadi 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 20 80

Jumlah

Lampiran 13

DATA HASIL TES KETUNTASAN BELAJAR SISWA PERSIKLUS

No Nama Siswa Siklus I Siklus IINilai Keterangan Nilai Keterangan

1 Rio Ananda MP 90 Tuntas 94 Tuntas2 Widia wati 64 Tuntas 64 Tuntas3 Ni Wyn Suni A 90 Tuntas 94 Tuntas4 I Nyoman tri Susana P 88 Tuntas 96 Tuntas5 Ni Putu Ayutia S 86 Tuntas 92 Tuntas

75

Page 76: BAB I

6 Fatmi Muiatun 90 Tuntas 86 Tuntas7 Agusminto 88 Tuntas 86 Tuntas8 Hajarrosyidin 88 Tuntas 88 Tuntas9 Irwan supandi 84 Tuntas 64 TidakT untas10 Ahmad Riki S 78 Tuntas 64 TidakT untas11 I Nyoman Gargita 80 Tuntas 96 Tuntas12 I Wyn Eka S 88 Tuntas 94 Tuntas13 Siti Nurhaliza 64 TidakT untas 94 Tuntas14 Zaenul Fahmi 64 TidakT untas 94 Tuntas15 Hera Yunna Y 86 Tuntas 94 Tuntas16 Nurani 64 TidakT untas 88 Tuntas17 Hena Heldianli 64 TidakT untas 90 Tuntas18 Ni Md Megawati 84 TidakT untas 88 Tuntas19 Khaeratin hisana 86 Tuntas 82 Tuntas20 Titik agustina 86 Tuntas 84 Tuntas21 Ali Misnan 78 Tuntas 80 Tuntas22 Ramli Azis 88 Tuntas 94 Tuntas23 M. Ropi’i 90 Tuntas 82 Tuntas24 M. Hendra K 90 Tuntas 94 Tuntas25 Hatimah 86 Tuntas 94 Tuntas26 Purniatun H 82 Tuntas 94 Tuntas27 Ahmad Rudi A 80 Tuntas 82 Tuntas28 Sohbeka Yadid 80 Tuntas 92 Tuntas29 Nurholis 82 Tuntas 84 Tuntas30 Rian Ahmadi 86 Tuntas 80 Tuntas

Siklus I Siklus II

Siswa yang tuntas 5 28

Siswa yang tidak tuntas 25 2

% Ketuntasan 83,33 % 93,33 %

Ketuntasan Klasikal Tuntaas Tuntas

76

Page 77: BAB I

Lampiran 14

Analisis ketuntasan belajat siswa kelas VII SMPN 3 Narmada

1. Analisis Ketuntasan Siklus I

KK = ketuntasan belajar klasikal siklus I

X = jumlah siswa yang mendapat nilai 65

77

Page 78: BAB I

Z = jumlah siswa yang ikut tes

= 83,33 %

2. Analisis Ketuntasan siklus II

= 93,33 %

Lampiran 15

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURUSIKLUS I

Petunjuk :Berilah tanda cek (√ ) pad kolom ( ya ) jika descriptor Nampak ( tidak ) juka

descriptor tidak nampak

No Perilaku uang dinilai Ya Tidak

78

Page 79: BAB I

1 2 3 4

1 Kegiatan awal

a. Guru membimbing siswa berdo’a sebelum

mulai pelajaran

b. Apersepsi

c. Menjelaskan kepada siswa tentang metode

yang di gunakan dalam kegiatan belajar

mengajar

d. Membangkitkan motivasi siswa agar lebih baik

dalam belajar

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran

f. Menggunakan buku yang relevan dari berbagai

sumber

2 Kegiatan inti

a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

terkait materi yang di pelajari

b. Menjelaskan kepada siswa tentang materi

Mikroskop

c. Menguasai materi pelajaran

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling bertukar pikiran

e. Memberikan kessempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang kurang jelas

79

Page 80: BAB I

f. Menyempurnakan jawaban siswa yang kurang

tepat

3 Kegiatan akhir

a. Merumuskan jawaban yang benar

b. Merangkum tentang materi yang sudah

dipelajari

c. Membimbing siswa dlam menyimpulkan hasil

pelajaran

d. Menyampaikan pokok bahasan dan sb pokok

bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan

berikuynya

e. Guru membimbing siswa berdo’a untuk

menutup pelajaran

Sedau………… 2012Observer

BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402

Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURUSIKLUS II

Petunjuk :Berilah tanda cek (√ ) pad kolom ( ya ) jika descriptor Nampak ( tidak ) juka

descriptor tidak nampak

No Perilaku uang dinilai Ya Tidak

80

Page 81: BAB I

1 2 3 4

1 Kegiatan awal

g. Guru membimbing siswa berdo’a sebelum

mulai pelajaran

h. Apersepsi

i. Menjelaskan kepada siswa tentang metode

yang di gunakan dalam kegiatan belajar

mengajar

j. Membangkitkan motivasi siswa agar lebih baik

dalam belajar

k. Menyampaikan tujuan pembelajaran

l. Menggunakan buku yang relevan dari berbagai

sumber

2 Kegiatan inti

g. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

terkait materi yang di pelajari

h. Menjelaskan kepada siswa tentang materi

Mikroskop

i. Menguasai materi pelajaran

j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling bertukar pikiran

k. Memberikan kessempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang kurang jelas

81

Page 82: BAB I

l. Menyempurnakan jawaban siswa yang kurang

tepat

3 Kegiatan akhir

f. Merumuskan jawaban yang benar

g. Merangkum tentang materi yang sudah

dipelajari

h. Membimbing siswa dlam menyimpulkan hasil

pelajaran

i. Menyampaikan pokok bahasan dan sb pokok

bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan

berikuynya

j. Guru membimbing siswa berdo’a untuk

menutup pelajaran

Sedau………… 2012Observer

BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402

Lampiran 17

Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Metode

Quantum Teaching siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran

2012/2013

Berilah tanda (√) pada kolom Ya bila descriptor Nampak dan pada kolom tidak

bila descriptor tidak Nampak.

82

Page 83: BAB I

Petunjuk Penskoran

a. Berilah skor 5 bila semua descriptor Nampak

b. Berilah skor 4 bila 3 deskriptor yang Nampak

c. Berilah skor 3 bila 3 deskriptor yang Nampak

d. Berilah skor 2 bila 1 descriptor yang Nampak

e. Berilah skor 1 bila descriptor tidak ada yang Nampak

No Deskriptor Ya Tidak skor

1 2 3 4 5

2 1. Aktivitas siswa dlam belajar

a. Siswa memperhatikan penjelasan

guru

b. Siswa tidak terpengaruh dengan

kondisi luar kelas

c. Siswa tidk mengerjakan pekerjaan

lain ketika belajar

d. Siswa tidak ragu-ragu merespon

penjelasan guru

4

3 2. Intraksi siswa dengan guru

a. Mengajukan pertanyaan kepada guru

tentang materi yang belum jelas

b. Siswa menjawab dengan benar

pertanyaan dari guru

c. Menanggapi penjelasan guru yang

3

83

Page 84: BAB I

keliru

d. Berani mengemukakan pendapat

4 3. Intraksi siswa dengan siswa

a. Bertanya kepada teman tentang

materi yang belum jelas

b. Siswa menjawab pertanyaan teman

c. Berusaha memperbaiki jawaban yang

salah

d. Memperbaiki penjelasan teman

4

5 4. Respon siswa dalam belajar

a. Siswa berani maju ke depan

b. Siswa mencoba memperbaiki

kesalahan teman

c. Memperbaiki jawaban teman yang

salah

d. Mencatat penjelasan yang di anggap

penting

4

6 5. Aktivitas siswa dalam menulis

a. Aktif meringkas keterangan dari guru

b. Meringkas kata-kata yang penting

selama belajar

c. Menulis hasil didkisi dengan teman

2

84

Page 85: BAB I

d. Menulis kesimpulan dalam belajar √

7 6. Kegiatan mental siswa

a. Siswa berani menjawab pertanyaan

dari guru

b. Berani menjawab dari teman

c. Berani merespon jawaban teman

d. Berani menjelaskan kepada teman

tentang perbaikan jawaban

4

8 7. Partisipasi siswa menyimpulkan materi

pelajaran yang diberikan

a. Mencoba menyimpulkan materi yang

di bahas

b. Menambah kesimpulan yang masih di

anggap belum jelas

c. Memperbaiki kesimpulan yang keliru

d. Membuat rangkuman hasil belajar

3

9 jumlah 17 11 2410 Persentase 68,57 %

Aktif11 Kategori

Sedau………… 2012Observer

BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402

85

Page 86: BAB I

Lampiran 18

Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Metode

QuantumTeaching siswa kelas VII SMPN 3 Narmada Tahun Pelajaran

2012/2013

Berilah tanda (√) pada kolom Ya bila descriptor Nampak dan pada kolom tidak

bila descriptor tidak Nampak.

86

Page 87: BAB I

Petunjuk Penskoran

f. Berilah skor 5 bila semua descriptor Nampak

g. Berilah skor 4 bila 3 deskriptor yang Nampak

h. Berilah skor 3 bila 3 deskriptor yang Nampak

i. Berilah skor 2 bila 1 descriptor yang Nampak

j. Berilah skor 1 bila descriptor tidak ada yang Nampak

No Deskriptor Ya Tidak skor

1 2 3 4 5

2 1. Aktivitas siswa dlam belajar

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru

b. Siswa tidak terpengaruh dengan kondisi

luar kelas

c. Siswa tidk mengerjakan pekerjaan lain

ketika belajar

d. Siswa tidak ragu-ragu merespon

penjelasan guru

5

3 2. Intraksi siswa dengan guru

a. Mengajukan pertanyaan kepada guru

tentang materi yang belum jelas

b. Siswa menjawab dengan benar

pertanyaan dari guru

c. Menanggapi penjelasan guru yang keliru

4

87

Page 88: BAB I

d. Berani mengemukakan pendapat √

4 3. Intraksi siswa dengan siswa

a. Bertanya kepada teman tentang materi

yang belum jelas

b. Siswa menjawab pertanyaan teman

c. Berusaha memperbaiki jawaban yang

salah

d. Memperbaiki penjelasan teman

5

5 4. Respon siswa dalam belajar

a. Siswa berani maju ke depan

b. Siswa mencoba memperbaiki kesalahan

teman

c. Memperbaiki jawaban teman yang salah

d. Mencatat penjelasan yang di anggap

penting

4

6 5. Aktivitas siswa dalam menulis

a. Aktif meringkas keterangan dari guru

b. Meringkas kata-kata yang penting selama

belajar

c. Menulis hasil didkisi dengan teman

d. Menulis kesimpulan dalam belajar

5

7 6. Kegiatan mental siswa

a. Siswa berani menjawab pertanyaan dari √

4

88

Page 89: BAB I

guru

b. Berani menjawab dari teman

c. Berani merespon jawaban teman

d. Berani menjelaskan kepada teman

tentang perbaikan jawaban

8 7 Partisipasi siswa menyimpulkan materi

pelajaran yang diberikan

a. Mencoba menyimpulkan materi yang di

bahas

b. Menambah kesimpulan yang masih di

anggap belum jelas

c. Memperbaiki kesimpulan yang keliru

d. Membuat rangkuman hasil belajar

4

9 jumlah 24 4 3110 Persentase 88,57 %

Aktif11 Kategori

Sedau………… 2012Observer

BADRI,S.PdNIP. 19591231 198303 1 402

89

Page 90: BAB I

Lampiran 19

Analisis hasil lembar observasi aktivits belajar siswa

Siklus I dan II

1. Tabel skala perolehan aktivitas belajar siswa

Skala Perolehan Persentase Kategori

90

Page 91: BAB I

29-35

22-28

15-21

8-14

0-7

81-100

61-80

41-60

21-40

0-20

Sangat tinggi

Aktif

Cukup aktif

Tidak aktif

Sangat tidak aktif

Penilaian diberikan oleh observer pada tiap siklus

2. Analisis hasil aktivitas belajar

Siklus I

= 68,57 %

Siklus II

91

Page 92: BAB I

= 88,57 %

Keterangan :

AS = Aktivitas Belajar Siswa

Jumlah Skor aktivitas siswa yang tampak

N = Jumlah total skor

92

Page 93: BAB I

93