bab 2 landasan teori teori umum yang saling...
Post on 01-Feb-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Basis data
Menurut Connoly & Begg (2010: 65), basis data adalah sebuah
kumpulan data yang berhubungan secara logis dan mendeskripsikan data
tersebut, dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu
organisasi. Menurut Williams & Sawyer (2011: 164), basis data adalah
sekumpulan file yang saling terinterelasi dalam sebuah sistem komputer.
Menurut Brown, et al. (2012: 52), basis data adalah kumpulan data
logikal yang saling berhubungan yang disusun untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Dalam jurnal Subekti, et al. (2011), basis data
adalah suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis yang
dirancang dengan maksud untuk memenuhi permintaan informasi dari
suatu organisasi.
Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
basis data adalah kumpulan dari data yang terhubung dalam sebuah
sistem komputer. Basis data tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan organisasi
2.1.2 Database Management System (DBMS)
Menurut Connoly & Begg (2010: 66), database management
system adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna
untuk menentukan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses dalam
sebuah basis data. Menurut O'Brien (2010: 222), database management
11
system adalah software utama dalam pendekatan manajemen basis data.
Software tersebut mengendalikan pembuatan, pemeliharaan, dan
penggunaan basis data organisasi dan pemakai akhir. Dalam Jurnal
NewsRx (2013), DBMS adalah sekumpulan program yang
memungkinkan untuk memasukkan, mengubah, dan memilih data dalam
database. Terdapat beberapa tipe DBMS, berkisar untuk sistem
sederhana yang dijalankan pada personal computer, sampai pada sistem
besar yang dijalankan pada sistem mainframe. Dalam jurnal NewsRx
(2012-A), DBMS adalah satu set program yang mengendalikan
pembuatan, perawatan, dan penggunaan database, memungkinkan
pengguna dan aplikasi lain menyimpan serta mendapatkan data secara
terstruktur. Dalam jurnal NewsRx (2012-B), DBMS adalah program
yang memungkinkan banyak pengguna untuk menyimpan data dalam
database atau untuk mengakses database untuk mendapatkan informasi
yang disimpan dalam database dengan menyediakan lingkungan dimana
penyimpanan data yang baik dan manajemen data yang efisien dapat
dicapai.
Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
DBMS adalah suatu perangkat lunak yang dapat dijalankan pada
personal computer hingga sistem besar seperti mainframe. DBMS
memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah, dan memilih
data dalam database.
12
2.1.2.1 Komponen Lingkungan DBMS
Menurut Connoly & Begg (2010: 68), komponen DBMS
terdiri dari lima komponen, yaitu :
• Hardware (Perangkat Keras)
Perangkas keras dibutuhkan untuk menjalankan
aplikasi. Perangkat keras tersebut dapat berupa
komputer tunggal, mainframe tunggal, dan jaringan
komputer.
• Software (Perangkat Lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak
DBMS itu sendiri dan aplikasi program seperti
operating system, jaringan. Bahasa-bahasa
pemograman seperti ‘C’, C++, Java, Visual Basic,
COBOL.
• Data
Data merupakan komponen yang terpenting dalam
DBMS khususnya bagi pengguna akhir. Data
menghubungkan machine components dengan human
component.
• Prosedur
Prosedur merupakan intruksi-intruksi yang berperan
dalam menentukan perancangan dan penggunaan data
terhadap sebuah basis data.
13
• Manusia
Komponen akhir dari DBMS adalah manusia atau
pengguna yang terlibat dengan sebuah sistem.
Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS
(Connoly & Begg, 2010: 68)
2.1.2.2 Multi-user DBMS Architecture
Menurut Connoly & Begg (2010: 108), arsitektur
digunakan untuk mengimplementasikan multi-user basis data
management system. Berikut beberapa tipe dari Multi-User
DBMS Architecture, yaitu :
1. Teleprocessing Architectures
Teleprocessing merupakan arsitektur tradisional
dimana hanya terdapat satu komputer sebagai pusat.
Semua proses bekerja didalam batasan satu komputer.
Gambar 2.2 Teleprocessing Topology
14
(Connoly & Begg, 2010: 108)
2. File-Server Architecture
Menurut Connoly & Begg (2010: 109), File-Server
Architecture merupakan sebuah komputer yang
dihubungkan dengan suatu jaringan utama yang
memungkinkan untuk berbagi file seperti dokumen,
spreadsheet, gambar, dan basis data.
Gambar 2.3 File-Server Architecture
(Connoly & Begg, 2010: 109)
3. Traditional two-tier client server architecture
Traditional two-tier client server architecture
menyediakan banyak batasan komponen.
Gambar 2.4 Traditional two-tier client server architecture
(Connoly & Begg, 2010: 110)
15
4. Three-tier client server architecture
Three-tier client server architecture merupakan
perkembangan dari two-tier server yang dibuat untuk
memecahkan masalah dalam perusahaan.
Gambar 2.5 Three-tier client server architecture
(Connoly & Begg, 2010: 113)
Menurut Connoly & Begg (2010: 113), Three-tier
client server memiliki 3 bagian yang masing-masing
dijalankan dengan tugas yang berbeda, diantaranya :
• User interface, yang dijalankan didalam
komputer pengguna akhir.
• Business logic dan data processing layer yang
dijalankan pada server dan server aplikasi.
• DBMS menyimpan data yang dibutuhkan pada
middle tier. Tier dijalankan terpisah dan disebut
server basis data.
16
5. N-tier architecture
N-tier architecture mengembangkan ke banyak tier
dengan menambahkan tier agar lebih fleksibel.
2.1.2.3 Komponen DBMS
DBMS memiliki kompleksitas yang tinggi dan
kecanggihan perangkat lunak yang menyediakan berbagai
layanan. DBMS dibagi menjadi beberapa bagian komponen
perangkat lunak atau modul, yang masing-masing ditugaskan
secara spesifik.
Gambar 2.6 Components of basis data manager
(Connoly & Begg, 2010: 129)
17
Berikut ini merupakan komponen-komponen perangkat lunak
DBMS menurut Connoly & Begg (2010: 129), yaitu:
• Authorization control
Pada modul ini mengkonfirmasikan apakah pengguna
memiliki kebutuhan akan hak akses sesuai dengan
permintaan.
• Command processor
Ketika telah melewati proses sebelumnya, setiap sistem
mengkonfirmasikan bahwa pengguna telah memiliki
hak akses untuk menjalankan operasi.
• Integrity checker
Dalam sebuah operasi yag mengubah basis data,
integrity checker mengecek apakah permintaan operasi
telah sesuai dengan kebutuhan integritas.
• Query optimizer
Pada modul ini menentukan strategi optimal untuk
pengeksekusian query.
• Transaction manager
Pada modul ini dibutuhkan kinerja sebuah proses
operasi yang menerima transaksi.
• Scheduler
Pada modul ini bertanggungjawab untuk menjamin
operasi yang terjadi dalam basis data tanpa ada
kesalahan satu sama lain.
18
• Recovery manager
Pada modul ini menjamin basis data konsisten dan
tanggung jawab terhadap transaksi yang dijalankan.
• Buffer manager
Pada modul ini tanggungjawab terhadap kiriman data
antara memori dan media penyimpanan seperti disk dan
tape. Buffer manager biasa dikenal dengan sebutan
cache manager.
2.1.2.4 Keuntungan DBMS
. Menurut Connoly & Begg (2010: 77-80), Database
Management System memiliki beberapa keuntungan berikut
adalah keuntungan yang diberikan DBMS, yaitu :
1. Control of redudancy
Basis data menghilangkan redudansi pada data yang
disimpan dengan mengintegrasikan file yang memiliki
kesamaan data. Basis data tidak tidak menghilangkan
seluruh redudansi data, namun mengontrol jumlah
redudansi data pada basis data.
2. Data consistency
Dengan mengeleminasi atau mengontrol redudansi
data, DBMS memungkinkan dalam mengurangi resiko
ketidak-konsekuensian. Jika data yang disimpan dalam
basis data hanya sekali, maka perubahan data tersebut
19
juga hanya sekali dan nilai tersebut tersedia bagi
pengguna.
3. More information from the same amount data
DBMS mengintergrasikan operasional data sehingga
memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi
melalui data yang sama bagi organisasi.
4. Improved security
Keamanan basis data merupakan perlindungan basis
data terhadap pengguna yang tidak memiliki hak akses.
5. Economy of scale
Dengan mengkombinasikan seluruh data operasional
organisasi dalam satu basis data dan membuat sebuah
set aplikasi yang dijalankan dalam satu sumber data
dapat menekan cost.
6. Increased productivity
DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar.
DBMS dapat menyederhanakan aplikasi basis data
sehingga dapat menaikkan produktifitas dan
mengurangi waktu pengembangan.
7. Improved data accessibility and responsiveness
DBMS mengintegrasikan data yang dapat diakses
secara langsung kepada pengguna akhir sehingga
memiliki banyak fungsi.
20
2.1.2.5 Kekurangan DBMS
Menurut Connoly & Begg (2010: 80), Database
Management System memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
1. Kompleksitas
DBMS membutuhkan beberapa software yang sangat
kompleks. Basis data design dan development, data dan
basis data administrator, dan pengguna akhir harus
memahami fungsi-fungsi karena jika terjadi kesalahan
maka akan menyebabkan masalah serius kepada
organisasi.
2. Ukuran
Kompleksitas sebuah basis data membutuhkan software
yang besar, termasuk disk space yang besar dan
memori yang cukup untuk mengefisiensikan aplikasi
basis data ketika dijalankan.
2.1.3 Arsitektur Basis Data
Menurut Connoly & Begg (2010: 86), Terdapat tiga tingkatan
arsitektur untuk membedakan pandangan pengguna basis data secara
fisik, yaitu :
21
Gambar 2.7 The ANSI-SPARC three level architecture
(Connoly & Begg, 2010: 35)
1. Tingkat eksternal
Tingkat eksternal merupakan sudut pandang pengguna terhadap
basis data. Pada tingkat ini menjelaskan seluruh bagian basis data
yang bersifat relevan terhadap seluruh pengguna. Tingkat eksternal
terdiri dari beberapa pandangan yang berbeda dari pengguna
eksternal basis data. Setiap pengguna memiliki pandangan nyata
yang digambarkan melalui bentuk yang dikenal pengguna.
2. Tingkat konseptual
Tingkat konseptual adalah sebuah pandangan terhadap basis data.
Pada tingkat ini menjelaskan data apa yang disimpan didalam basis
data dan hubungan antar data.
3. Tingkat internal
Tingkat internal adalah sebuah gambaran nyata dari basis data pada
komputer. Pada tingkat ini menjelaskan bagaimana data disimpan
didalam basis data.
22
2.1.4 Database Language
Menurut Connoly & Begg (2010: 91), menerangkan bahwa data
language memiliki dua bagian, yaitu :
• Data Definition Language (DDL)
Menurut Connoly & Begg (2010: 92), menerangkan bahwa DDL
merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menyediakan DBA
atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menentukan nama
entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan aplikasi yang
digabungkan secara integritas. DDL juga digunakan untuk
menetapkan skema basis data.
• Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connoly & Begg (2010: 92), menerangkan bahwa DML
merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menyediakan
beberapa set operasi untuk mendukung operasi data manipulasi
dalam sebuah data yang berperan didalam basis data. Berikut ini
adalah operasi yang dilakukan oleh DML yaitu :
• Memasukkan data baru ke dalam basis data.
• Memodifikasikan penyimpanan data dalan basis data.
• Memperbanyak data didalam basis data.
• Menghapus data didalam basis data.
DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
• Procedural DML
Menurut Connoly & Begg (2010: 93), procedural DML
adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk
menjelaskan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana
23
mendapatkan data tersebut. Procedural DML memberikan
hak kepada pengguna atau seorang programer untuk
menspesifikasikan data yang dibutuhkan dan bagaimana
mendapatkannya.
• Non procedural DML
Menurut Connoly & Begg (2010: 93), non procedural DML
adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk
menekankan kepada data yang dibutuhkan daripada
bagiamana data tersebut didapatkan. Non prosedural DML
menspesifikasi data yang dibutuhkan secara tunggal.
Pengguna menspesifikasikan data yang dibutuhkan tanpa
menspesifikasikan bagaimana tersebut ditemukan.
2.1.5 Fact Finding
Dalam langkah mengumpulkan dan menganalisis informasi
terdapat teknik mengumpulkan informasi yang disebut Fact Finding
Technique. Dalam pengembangan basis data biasanya menggunakan
Fact Finding Technique, yang memiliki lima pilihan,diantaranya :
1. Examining Documentation
Menurut Connoly & Begg (2010: 344), menerangkan bahwa
examining documentation atau pengujian dokumen berguna ketika
menginginkan keuntungan dari pengetahuan yang didapat untuk
mengetahui basis data apa yang ingin dibangun.
24
2. Interviewing
Interviewing atau wawancara merupakan teknik yang sering
dipakai dan sangat berguna. Wawancara dilakukan untuk
mengumpulkan informasi secara individual dengan cara bertatap
muka langsung. Teknik wawancara dilakukan dengan
berkomunikasi secara berhadapan langsung sehingga lebih efektif
dan efisien, selain itu interview juga dapat menilai suatu perbedaan
prioritas, opini, motivasi, dan secara personaliti.
3. Observing the Enterprise in Operation
Observasi merupakan teknik yang sangat efektif untuk mengetahui
sebuah sistem. Dengan menggunakan teknik observasi dapat
berpartisipasi atau melihat aktifitas yang terjadi secara langsung
sehingga memudahkan untuk mempelajari sebuah sistem.
4. Research
Menurut Connoly & Begg (2010: 346), menerangkan bahwa
penelitian berguna dalam meneliti aplikasi dan masalah dengan
menggunakan jurnal, buku referensi, maupun sumber dari internet
sebagai sumber pengetahuan informasi.
5. Questionaires
Menurut Connoly & Begg (2010: 346), menerangkan bahwa
kuisioner merupakan sebuah cara mengumpulkan data dalam
ukuran yang besar dengan mengontrol jawaban.
25
2.1.6 Database System Development Lifecycle
Menurut Connoly & Begg (2010: 313), menerangkan bahwa
Database System Development Lifecycle terdiri dari :
Gambar 2.8 The stages of the Database System Development Lifecycle
Connoly & Begg (2010: 314)
2.1.6.1 Perencanaan Basis Data
Menurut Connoly & Begg (2010: 313), menerangkan
bahwa perencanaan basis data adalah suatu aktifitas
manajemen yang menyediakan langkah-langkah dalam
Database System Development Lifecycle agar dapat
direalisasikan secara efektif dan efisien. Database planning
harus diintegrasikan secara keseluruhan dengan strategi
sistem informasi dalam sebuah organisasi.
26
2.1.6.2 Definisi Sistem
Menurut Connoly & Begg (2010: 316), menerangkan
bahwa definisi sistem adalah mendeskripsikan ruang lingkup
dan batasan dalam sistem basis data dan pandangan
pengguna.
2.1.6.3 Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis
Menurut Connoly & Begg (2010: 316), menerangkan
bahwa Pengumpulan kebutuhan dan analisis adalah proses
mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian
organisasi yang didukung dengan sistem basis data dan
informasi ini digunakan untuk mengidentifikasikan
kebutuhan sistem baru. Terdapat tiga pendekatan utama
untuk mengelola persyaratan dengan tampilan (view), yaitu :
•••• Pendekatan tersentralisasi
Pendekatan tersentralisasi adalah kebutuhan untuk
setiap user view yang digabungkan kedalam satu
kumpulan kebutuhan untuk sistem basis data yang baru.
Model data menggambarkan seluruh user view yang
dibuat selama perancangan basis data.
•••• Pendekatan integrasi tampilan
Pendekatan integrasi tampilan adalah kebutuhan untuk
setiap user view yang digunakan untuk membangun list
yang terpisah. Model data menggambarkan setiap user
27
view dibuat dan kemudian digabungkan kedalam
tahapan perencanaan basis data.
•••• Gabungan dari kedua pendekatan tersebut
2.1.6.4 Perancangan Basis Data
Menurut Connoly & Begg (2010: 320), menerangkan
bahwa perancangan basis data adalah sebuah proses untuk
membuat suatu perancangan yang mendukung misi
perusahaan dan misi objektif untuk keperluan sistem basis
data. Dalam pendekatan perancangan basis data terdapat dua
pendekatan, yaitu :
• Pendekatan Bottom-up
Pada pendekatan ini dimulai dengan mengetahui atribut
dasar seperti entitas dan hubungan dengan menganalisis
kumpulan antar atribut yang dikelompokkan kedalam
suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas
dan hubungan antar entitas.
• Pendekatan Top-down
Pendekatan ini diawali dengan pembentukan model
data yang berisi beberapa high-level entitas dan
hubungan dan kemudian digunakan untuk memperbaiki
top-down secara berturut-turut untuk mengindentifikasi
lower-level entitas, hubungan, dan atribut lainnya.
Menurut Connoly & Begg (2010: 322), terdapat 3 tahap
dalam desain basis data , yaitu :
28
• Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah sebuah
proses dalam menentukan model data yang digunakan
dalam perusahaan. Pada tahap ini melibatkan
pembuatan konseptual data model sebagai bagian dari
perusahaan. Model data dibangun menggunakan
dokumen informasi sesuai dengan spesifikasi
kebutuhkan pengguna.
• Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses
merancang model data yang digunakan dalam sebuah
perusahaan berdasarkan spesifikasi model data. Pada
tahap kedua ini mengetahui hasil dari pembuatan
logikal model data dalam sebuah perusahaan. Logikal
model data dibuat sebagai langkah awal dalam memilih
dan memetakan logikal model data. Logikal model data
didasari pada target model data dalam basis data seperti
hubungan antar model data.
• Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses
dalam memberikan gambaran implementasi dalam
basis data di dalam media penyimpanan, dapat
digambarkan dengan hubungan-hubungan, file
organisasi, dan indeks-indeks yang digunakan untuk
mencapai keefisiensian dalam mengakses data.
29
2.1.6.5 Pemilihan DBMS (opsional)
Menurut Connoly & Begg (2010: 325), menerangkan
bahwa pemilihan DBMS adalah sebuah pemilihan yang tepat
terhadap DBMS untuk mendukung aplikasi basis data.
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pemilihan
DBMS, yaitu :
• Menentukan referensi penelitian.
• Membuat daftar dua atau 3 produk.
• Mengevaluasi produk.
• Merekomendasikan pemilihan dan menghasilkan
laporan.
2.1.6.6 Perancangan Aplikasi
Menurut Connoly & Begg (2010: 329), menerangkan
bahwa perancangan aplikasi adalah merancang user interface
atau tatap muka pengguna dan program aplikasi yang
digunakan dan diproses oleh basis data. Dalam Terdapat dua
aspek dalam perancangan aplikasi yaitu :
•••• Transaction Design
Menurut Connoly & Begg (2010: 330), transaksi adalah
sebuah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam carried
out oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang
mengakses atau merubah isi dalam basis data.
30
•••• User Interface Design Guidelines
Sebelum mengimplementasikan form atau report, harus
memikirkan perencanaan layout. Berikut adalah user
interface design guideline, yaitu :
• Meaningful title
Dalam pemberian nama harus jelas dan
menjelaskan kegunaan suatu form atau report.
• Comprehensible instructions
Menggunakan terminologi yang familiar bagi
pengguna untuk menyampaikan instruksi dengan
format standar dan menyediakan helpscreen
untuk mendapatkan informasi tambahan.
• Logical grouping and sequencing of fields
Fields yang saling berhubungan diposisikan
dengan form atau report yang sama. Urutan fields
harus bersifat logis dan konsisten.
• Visually appealing layout of the form
Form atau report harus ditampilkan dengan
menarik.
• Familiar field labels
Menggunakan label yang familiar.
• Consistent terminology and abbreviations
Terminologi dan singkatan harus konsisten.
• Consistent use of color
31
Dalam penggunaan warna harus dibedakan sesuai
field.
• Visible space and boundaries for data-entry fields
Total jumlah tempat field harus diketahui oleh
pengguna sehingga pengguna mengetahui dimana
memasukkan value kedalam field.
• Convinient cursor movement
Pengguna dapat menjalankan operasi yang
diinginkan dengan menggerakkan cursor pada
form atau report.
• Error correction for individual characters and
entire field.
Pengguna dapat dengan mudah dalam
menjalankan operasi sesuai dengan keiinginan
dengan melakukan perubahan pada nilai field.
• Error messages for unacceptable values
Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data ke
dalam field, maka akan muncul error message.
• Explanatory messages for fields
Ketika pengguna meletakkan kursor pada field,
keterangan mengenai field tersebut harus
ditampilkan.
• Completion signal
Ketika field telah diisi semua, terdapat indikator
bahwa suatu proses telah dilaksanakan.
32
2.1.6.7 Prototyping (Opsional)
Menurut Connoly & Begg (2010: 333), menerangkan
bahwa prototyping adalah membuat model kerja suatu
aplikasi basis data, yang tidak memiliki semua fitur yang
dimiliki oleh sistem final. Terdapat dua macam strategi dalam
prototyping, yaitu :
• Prototyping kebutuhan
Requirement Prototyping menggunakan prototype
untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data
yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi
maka prototype akan dibuang.
• Prototyping evolusioner
Prototyping evolusioner digunakan untuk tujuan yang
sama. perbedaannya prototype tidak dibuang tetapi
dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basis
data yang digunakan.
2.1.6.8 Implementasi
Menurut Connoly & Begg (2010: 333), menerangkan
bahwa implementasi merupakan realisasi fisik dari basis data
dan desain aplikasi yang telah dirancang.
33
2.1.6.9 Konversi dan Pemasukan Data
Menurut Connoly & Begg (2010: 344), menerangkan
bahwa konversi dan pemasukan data adalah pemindahan data
yang ada kedalam basis data baru dan mengkonversikan
aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada sistem basis
data yang baru. Tahap ini dilakukan ketika basis data lama
digantikan dengan sistem basis data baru.
2.1.6.10 Pengujian
Menurut Connoly & Begg (2010: 334), menerangkan
bahwa pengujian merupakan suatu proses mengeksekusi
program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
pengujian dilakukan secara menyeluruh pada aplikasi basis
data.
2.1.6.11 Pemeliharaan Operasional
Menurut Connoly & Begg (2010: 335), menerangkan
bahwa pemeliharaan operasional adalah suatu proses
pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi.
34
2.1.7 Entity-Relationship Model
2.1.7.1 Tipe Entitas
Menurut Connoly & Begg (2010: 372), menerangkan
bahwa tipe entitas adalah sekelompok dengan sifat yang
sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan, memiliki
eksistensi independen. Tipe entitas memiliki dua kelompok,
yaitu :
• Tipe entitas kuat
Tipe entitas kuat adalah sebuah jenis entitas yang tidak
tergantung pada keberadaan beberapa jenis entitas
lainnya.
• Tipe entitas lemah
Tipe entitas lemah adalah jenis entitas yang tergantung
pada keberadaan beberapa jenis entitas lainnya.
Gambar 2.9 Strong entity type called Client and Weak entity type called Preference
(Connoly & Begg, 2010: 384)
2.1.7.2 Tipe Hubungan
Menurut Connoly & Begg (2010: 346), menerangkan
bahwa relationship types atau tipe hubungan adalah satu set
relasi antara satu atau lebih tipe entitas yang berpartisipasi.
setiap jenis relasi diberi nama yang menggambarkan
35
fungsinya masing-masing.tipe hubungan memiliki beberapa
tipe, yaitu :
•••• Degree of Relationship Type
Degree of relationship types adalah jumlah jenis entitas
yang berpartisipasi dalam sebuah relasi.
•••• Recursive Relationship
Recursive relationship adalah jenis relasi di mana tipe
entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam
peran yang berbeda.
2.1.7.3 Atribut
Menurut Connoly & Begg (2010: 379), menerangkan
bahwa atribut adalah properti dari sebuah entitas atau dari
sebuah tipe relasi. Atribut dikelompokkan menjadi :
•••• Simple and composite Attributes
Simple attribute adalah atribut terdiri dari komponen
tunggal dengan eksistensi independen. atribut ini tidak
dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil.
Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari
beberapa komponen, dengan eksistensi independen
pada masing-masing komponen. atribut ini dapat dibagi
menjadi komponen yang lebih kecil dengan eksistensi
independen.
36
•••• Single-valued and Multi-valued Attributes
single-valued attributes adalah atribut yang memegang
nilai tunggal untuk setiap kejadian dari suatu entitas.
Multi-valued attributes adalah atribut yang memegang
beberapa nilai untuk setiap kejadian dari suatu entitas.
•••• Derived Attributes
Derived attributes adalah atribut yang merupakan nilai
yang diturunkan dari nilai atribut yang berhubungan
atau set atribut, yang belum tentu dalam jenis entitas
yang sama.
2.1.7.4 Keys
Menurut Connoly & Begg (2010: 381), menerangkan
bahwa keys terdiri dari beberapa tipe, yaitu :
• candidate key adalah set minimal atribut yang
mengidentifikasi setiap kemunculan jenis entitas secara
unik.
• Primary Key\adalah candidate key yang dipilih untuk
mengidentifikasi setiap kemunculan jenis entitas secara
unik.
• Composite Key adalah candidate key yang terdiri dari
dua atau lebih atribut.
37
2.1.7.5 Batasan Struktural
Batasan struktural harus merefleksikan batasan dari
sebuah hubungan. Multiplicity adalah jumlah (atau range),
dari kejadian yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas
yang mungkin berhubungan dengan kejadian tunggal dari
jenis entitas terkait melalui relasi tertentu.
•••• One-to-one (1:1), Relationship
Gambar 2.10 One-to-one (1:1), Relationship
(Connoly & Begg, 2010: 386)
•••• One-to-many (1:*), Relationship
Gambar 2.11 One-to-many (1:*), Relationship
(Connoly & Begg, 2010: 387)
•••• Many-to-many (*:*), Relationship
Gambar 2.12 Many-to-many (*:*), Relationship
(Connoly & Begg, 2010: 390)
38
•••• Multiplicity for Complex Relationship
Complex relationship adalah jumlah (atau range), dari
kejadian yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas
dalam relasi n-ary ketika nilai-nilai lainnya (n-1),
adalah tetap.
•••• Cardinality Relationship
Cardinality adalah menggambarkan jumlah maksimum
kejadian yang terjadi dalam relasi untuk entitas yang
berpartisipasi dalam jenis relasi yang diberikan.
• Participation Relationship
Participation relationship menentukan apakah seluruh
atau beberapa entitas terlibat dalam relationship.
2.1.8 Normalisasi
Menurut Connoly & Begg (2010: 416), menerangkan bahwa
normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasikan beberapa hubungan
yang dihubungkan dengan properti sesuai dengan permintaan data dalam
sebuah perusahaan. Untuk menggunakan normalisasi perlu
mengidentifikasi beberapa set hubungan yang mendukung permintaan
perusahaan. Terdapat beberapa karakteristik dari beberapa hubungan,
yaitu :
• Jumlah minimal atribut yang dibutuhkan untuk mendukung
permintaan data dalam perusahaan.
• Atribut dengan close logical relationship yang ditemukan dalam
hubungan yang sama.
39
• Jumlah minimal redudansi, dengan setiap atribut diwakili oleh salah
satunya.
2.1.8.1 The Process of Normalization
Menurut Connoly & Begg (2010: 428), menerangkan
bahwa normalisasi merupakan sebuah teknik umum untuk
menganalisis hubungan yang didasari oleh primary key.
Teknik tersebut melibatkan setiap peraturan yang dapat
digunakan untuk menguji hubungan individual sehingga basis
data capat dinormalisasikan dari berbagai arah.
Gambar 2.13 Diagrammatic illustration of the process of normalization
(Connoly & Begg, 2010: 429)
40
2.1.8.2 Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connoly & Begg (2010: 430), menerangkan
bahwa unnormalized form adalah sebuah tabel yang
mengandung satu atau lebih repeating group.
2.1.8.3 First Normal Form (1NF)
Menurut Connoly & Begg (2010: 430), menerangkan
bahwa first normal form adalah sebuah hubungan yang
memotong setiap baris dan kolom yang hanya mengandung
satu nilai.
2.1.8.4 Second Normal Form (2NF)
Menurut Connoly & Begg (2010: 434), menerangkan
bahwa second normal form adalah hubungan yang terdapat
dalam first normal form dan setiap atribut bukan primary key
full functional dependency pada primary key.
2.1.8.5 Third Normal Form (3NF)
Menurut Connoly & Begg (2010: 436), menerangkan
bahwa third normal form merupakan sebuah hubungan dalam
first dan second normal form dimana tidak ada atribut non--
primary key bergantung pada primary key.
41
2.1.9 Flowchart
Menurut Hall (2008: 61), menerangkan bahwa flowchart adalah
sistem yang direpresentasi dalam bentuk grafik yang menjelaskan relasi
fisikal antar key entities. Flowchart dapat digunakan untuk
merepresentasikan aktifitas manual, aktifitas proses komputer, atau
keduanya. Menurut Williams & Sawyer (2011: 504), menerangkan
bahwa flowchart adalah sebuah diagram yang menggambarkan rangkaian
secara rinci (algoritma atau alur logikal), yang di butuhkan untuk
menyelesaikan sebuah masalah program dalam bentuk grafik.
Menurut Romney & Steinbart (2009: 92), menerangkan bahwa
flowchart adalah teknik analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan
beberapa aspek pada sistem informasi secara jelas, ringkas dan logis.
Flowchart menggunakan sebuah set simbol standar untuk
mendeskripsikan prosedur proses transaksi yang digunakan oleh
perusahaan dan pergerakan data dalam sistem dalam bentuk gambar.
Menurut definisi diatas dapat diartikan bahwa flowchart adalah
sebuah teknik analisis dengan cara penggambaran alur suatu proses bisnis
perusahaan untuk kepentingan analisis.
2.1.10 Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connoly & Begg, (2010 : 463), menerangkan bahwa
metodologi perancangan basis data adalah pendekatan secara
terstruktur dengan menggunakan prosedur, teknik, alat-alat, dan
dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses desain.
42
Metodologi perancangan basis data terdiri dari tiga tahap, yaitu
perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal.
2.1.10.1 Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah sebuah
proses mengkonstruksi model data yang digunakan dalam
perusahaan diluar pertimbangan fisik.
Berikut adalah tahap-tahap dalam perancangan basis
data konseptual :
Langkah pertama :Membangun model data konseptual
1.1. Mengidentifikasi tipe entitas.
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi
entitas utama yang dibutuhkan.
1.2. Mengidentifikasi tipe hubungan.
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi
hubungan yang terdapat antara entitas yang telah
diidentifikasi. Hubungan ditandai dengan kata kerja.
1.3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan
tipe entitas atau hubungan.
Tahap ini bertujuan untuk menghubungkan
atribut dengan entitas maupun hubungan.
1.4. Menentukan domain atribut.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan domain
terhadap atribut pada model data konseptual. Domain
tersebut menggambarkan nilai dari setiap atribut.
43
1.5. Menentukan atribut candidate key dan primary key.
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi
candidate key yang akan dipilih satu untuk menjadi
primary key.
1.6. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan
lanjutan (optional).
Tahap ini bertujuan untuk mempertimbangkan
penggunaan konsep pemodelan lebih lanjut seperti
adanya agregasi, generalisasi.
1.7. Mengecek model untuk redudansi.
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa adanya
perulangan dalam model dengan memeriksa hubungan.
1.8. Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi
pengguna.
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa
model data konseptual telah mendukung transaksi yang
dibutuhkan pengguna
1.9. Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan
pengguna.
Tahap ini bertujuan untuk meninjau model data
konseptual dengan user untuk memastikan bahwa
model telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
44
2.1.10.2 Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses
mengkontruksi model dari informasi yang digunakan dalam
perusahaan berdasarkan model data spesifik, diluar dari
DBMS khusus serta pertimbangan fisikal lainnya.
Langkah kedua : membangun dan memvalidasi model data
logikal
2.1 Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model
relasional (optional).
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Menghilangkan tipe relasi many-to-many (*..*)
2. Menghilangkan tipe relasi recursive many-to-
many (*..*)
3. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks
4. Menghilangkan atribut multi-valued
2.2 Menurunkan relasi untuk model data logikal.
Tahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk
model data logikal yang merepresentasikan entitas,
relasi dan atribut yang telah diidentifikasi.
2.3 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi.
Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi relasi
dalam model data logikal menggunakan normalisasi.
45
2.4 Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna.
Tahap ini bertujuan untuk memastikan relasi
dalam model data logikal telah mendukung transaksi-
transaksi yang dibutuhkan.
2.5 Mendefinsikan batasan integritas.
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa apakah
kendala integritas telah direpresentasikan dalam model
data logikal.
2.6 Meninjau kembali model data logikal dengan
pengguna.
Tahap ini bertujuan untuk meninjau model data
logikal dengan user untuk memastikan bahwa model
telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2.7 Menggabungkan model data logikal lokal dengan
model global.
Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan model
data logikal lokal menjadi suatu kesatuan model data
logikal global yang merepresentasikan semua user view
dalam basis data.
2.8 Memvalidasi model data logikal global.
Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi relasi
yang dibuat dari model data logikal global dengan
menggunakan teknik normalisasi dan memastikan relasi
yang dibuat dapat mendukung transaksi.
46
2.9 Mengecek untuk perkembangan masa depan.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan apakah
terjadi perubahan yang signifikan pada masa yang akan
datang dan untuk memperkirakan apakah model data
logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut
2.10 Meninjau kembali model data logikal global dengan
pengguna.
Tahap ini bertujuan untuk meninjau model data
logikal dengan user untuk memastikan bahwa model
telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2.1.10.3 Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses
memproduksi deskripsi dari implementasi basis data terhadap
tempat penyimpanan sekunder, hal ini mendefinisikan relasi
dasar, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk
keefisienan data dan batasan integritas dan batasan
keamanan.
Langkah keempat : menerjemahkan model data logikal untuk
target DBMS.
5.1 Mendesain relasi dasar.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan
bagaimana untuk merepresentasikan relasi dasar yang
telah diidentifikasi pada tahap model data logikal
kedalam DBMS yang dituju.
47
5.2 Mendesain representasi turunan data.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan
bagaimana untuk merepresentasikan turunan data yang
telah diidentifikasi pada tahap model data logikal
kedalam DBMS yang dituju.
5.3 Mendesain batasan perusahaan.
Tahap ini bertujuan untuk merancang batasan
perusahaan pada DBMS yang dituju.
Langkah kelima : mendesain representasi fisikal
5.1 Menganalisis transaksi.
Tahap ini bertujuan untuk memahami fungsional
dari transaksi yang akan berjalan dalam basis data dan
untuk menganalisis transaksi yang penting.
5.2 Memilih organisasi file.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan
pengorganisasian file yang efisien untuk setiap relasi
dasar.
5.3 Mengecek indeks.
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah
dengan penambahan indeks akan meningkatkan
performa dari sistem.
5.4 Mengestimasi kebutuhan ruang penyimpanan.
Tahap ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah
ruang penyimpanan yang dibutuhkan oleh basis data.
48
Langkah keenam : mendesain tampilan pengguna (user)
Tahap ini bertujuan untuk merancang user view yang
diidentifikasi pada tahap requirements collection and
analysis pada tahap DBLC.
Langkah ketujuh : mendesain mekasnisme keamanan
Tahap ini bertujuan untuk merancang mekanisme
keamanan untuk basis data yang ditetapkan oleh user pada
tahap requirements collection and analysis pada tahap
DBLC.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Operational
Menurut Rusell & Taylor (2009 : 2), menerangkan bahwa
operational adalah fungsi atau sistem yang mengubah input ke dalam
output yang lebih besar. Operational meliputi perancangan,
mengoperasikan, dan meningkat produktifitas sistem.
2.2.2 Material Management
Dalam jurnal Wibisono (2005), Material Management memiliki
fungsi utama yaitu untuk membantu manajemen dalam aktifitas sehari-
hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi material,
termasuk energi, dan pelayanan. Modul Material Management dalam
SAP terintegrasikan dengan modul lainnya yaitu logistic dan financial
accounting. Proses bisnis pada modul mm meliputi pembuatan RFQ, PO,
goods receipt, invoice, dan pembayaran kepada pihak supplier. Dalam
SAP, mm merupakan suatu modul manajemen persediaan dibanyak
49
tempat dalam sebuah perusahaan dan juga dapat menangani saham
konsinyasi serta pengolahan pesanan berdasarkan kontrak.
2.2.3 Plant Maintenance
Dalam jurnal Wibisono (2005), Modul Plant Maintenance
berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan,
mengatur data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen
peralatan dengan aktifitas operasional yang sedang berjalan.Modul plant
management pada SAP memfasilitasi penyediaan total productive
maintenance untuk suatu pabrik dalam perusahaan dan perlengkapan
produksinya. Modul ini membantu dari berbagai cara, seperti :
• Memantau ketersediaan sumber daya, biaya, material, dan tenaga
kerja.
• Mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan tenaga kerja.
• Mengurangi biaya inspeksi.
• Mengurangi down time.
top related