bab ii landasan teori a. kajian tentang pendidikan 1...

35
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Filosofi pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi 1 . 1 WWW. Indonesia Wingkipedia. Winkipedia Bahasa Indonesia

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Tentang Pendidikan

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Filosofi pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu

dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal

dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan

memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan

harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih

berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak

pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."Anggota

keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali

lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota

keluarga berjalan secara tidak resmi1.

1 WWW. Indonesia Wingkipedia. Winkipedia Bahasa Indonesia

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

13

Fungsi pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi

yang nyata (manifes) berikut:

a. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

b. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi

kepentingan masyarakat.

c. Melestarikan kebudayaan.

d. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam

demokrasi.

Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

a. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah

orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak

kepada sekolah.

b. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi

untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini

tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan

masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap

terbuka.

c. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat

mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan

prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga

diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih

tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

14

d. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula

memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung

secara ekonomi pada orang tuanya. Menurut David Popenoe, ada lima

macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:

a. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.

b. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.

c. Menjamin integrasi sosial.

d. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.

e. Sumber inovasi social

B. Kajian Tentang Ahlak

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ahlak

a. Pengertian Akhlak

1). Secara Etimologi

Secara etimologis (lughotan) " “ berasal dari Bahasa Arab

merupakan bentuk jamak dari " yang berarti perangai, akhlak2 .

Kemudian di dalam Kamus Ilmiah Populer akhlak berarti budi

pekerti, tingkah laku, perangai3 .

Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

bahwa akhlak berarti budi pekerti, tingkah laku dan perangai

2). Secara Terminologi

Secara terminologi akhlak telah banyak dikemukakan oleh

beberapa ulama yaitu:

2 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1972), 120

3 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), 14

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

15

a). Ibnu Maskawaih yang dikutip oleh Abuddin Nata akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan4.

b). Ali Abdul Hamid Mahmud akhlak adalah istilah bagi suatu

sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir

perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu

berpikir dan merenung5.

c). Aminudin memberikan definisi "akhlak" adalah suatu, sifat

yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul

perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan6.

d). Yunuhar Ilyas mengemukakan bahwa "akhlak" adalah

nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai

perbuatan baik/buruk untuk kemudian memilih

melakukan/meninggalkan7 .

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas mengenai

pengertian akhlak dapat di tarik kesimpulan bahwa akhlak adalah

suatu sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi suatu

kepribadian sehingga dari situ timbul berbagai macam perbuatan

4 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 3

5 Ali Abdul Halim Mahmud, AkhlakMulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm.32

6 Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor:

Ghalia Indonesia, t.t), hlm.152 7 Yunuhar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002), 2

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

16

dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa

pertimbangan.

Dengan demikian diambil dari pengertiannya secara etimologis

dan terminologis, pada dasarnya akhlak merupakan perkataan yang

digunakan untuk mengistilahkan perbuatan manusia yang kemudian

diukur dengan baik dan buruk. Dan dalam Islam ukuran yang

digunakan untuk menilai baik atau buruk itu tidak lain adalah ajaran

Islam itu sendiri yaitu al- Qur'an dan Hadits yang keduanya

merupakan dasar-dasar ajaran Islam.

b. Ruang Lingkup Ahlak

Dari pengertian akhlak yang telah dikemukakan di atas, dapat

diketahui apa yang menjadi ruang lingkup pembagian akhlak.

Zainudin Ali dalam bukunya Pendidikan Agama Islam membagi ruang

lingkup akhlak menjadi 5 bagian yaitu:

1). Akhlak yang berhubungan dengan Allah.

2). Akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri.

3). Akhlak yang berhubungan dengan keluarga.

4). Akhlak yang berhubungan dengan masyarakat.

5). Akhlak yang berhubungan dengan alam8 .

Sedangkan ruang lingkup akhlak secara umum dikemukakan

oleh Abuddin Nata bahwa objek akhlak adalah membahas perbuatan

manusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau

8 Zainudin Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 30

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

17

buruk9 Sedangkan Ahmad Al-Ghazali yang dikutip oleh Abuddin Nata

juga mengemukakan bahwa yang menjadi ruang lingkup akhlak adalah

seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (perseorangan

maupun kelompok)10

.

Dari pendapat para ahli di atas tampaklah bagi kita bahwa ruang

lingkup akhlak itu sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik

secara vertikal dengan Allah SWT maupun secara horizontal dengan

sesama makhluk-Nya.

2. Pembagian Ahlak

Dalam al-Qur'an telah disebutkan tentang akhlak-akhlak mulia

dan perintah untuk mengerjakannya disebutkan pula bahwa akhlak mulia

sangat penting karena dibutuhkan manusia untuk bisa mendekatkan diri

kepada Allah11

. Disamping itu al-Qur'an juga menyebutkan perilaku-

perilaku tercela serta larangan untuk mendekati dan melakukannya.

Istilah akhlak memiliki pengertian yang sangat luas dan hal ini

memiliki perbedaan yang signifikan dengan istilah moral dan etika. Standar

ukuran baik dan buruk akhlak adalah berdasarkan al-Qur'an dan As-Sunnah

sehingga bersifat universal dan abadi.

Adapun akhlak itu berkaitan dengan perilaku dalam hubungannya

dengan Allah SWT, diri sendiri, keluarga, masyarakat serta lingkungan.

Nilai-nilai akhlak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan

masyarakat setempat, secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu: akhlak

9 Abudin Nata, Op Cit. Hlm.9

10 Ibid

11 Ali Abdul Halim Mahmud, Op cit. hlm. 175

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

18

yang terpuji (al-akhlak al-karimah/mahmudah) dan akhlak mazmumah

(akhlak tercela). Hal ini akan dibahas satu persatu.

a. Ahlak Terpuji / Mulia (al-akhlak al-karimah/ al-mahmudah)

Akhlak terpuji yaitu akhlak yang senantiasa berada dalam

kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif

bagi kemaslahatan umat12

. Diantara iman yang penting adalah akhlak

mulia 13

.

Klasifikasi akhlak yang termasuk dalam akhlakul karimah itu

menjadi 3 bagian yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia

dan akhlak kepada alam. Adapun klasifikasi sebagai berikut :

1). Akhlak kepada Allah

Akhlak kepada Allah yaitu sikap dan tingkah laku yang harus

dimiliki oleh setiap manusia dihadapan Allah SWT14

. Dikemukakan

juga oleh Abuddin Nata bahwa akhlak kepada Allah dapat diartikan

sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh

manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai Khalik15

. Akhlak

kepada Allah, dapat diwujudkan dengan bersyukur atas kenikmatan

yang diberikan oleh Allah di mulai dari kenikmatan hidup,

memberikan panca indera pada manusia, untuk menguasai segala

yang ada di alam semesta ini untuk dijadikan rizki dan sebagai bekal

di dunia ini. Beberapa bentuk aktualisasi dari akhlak kepada Allah.

12

Aminnudin, dkk. Op cit. Hlm. 153 13

Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008), hlm. 36 14

Ibid. Hlm. 38 15

Abudin Nata, Op Cit. Hlm. 14

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

19

a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah

Beriman dan bertaqwa kepad Allah yaitu mempercayai dengan

sungguh akan kewujudannya dengan segala kesempurnaan,

keagungan, keperkasaan dan keindahan, perbuatan dan

kebijaksanaannya, nama-namanya, sifat-sifatnya dan

zat-zatnya16

. Sebagaimana dikemukakan oleh seorang sufian

AN-Nashar Abadzy bahwa ketaqwaan adalah sikap

kewaspadaan hamba terhadap segala sesuatu selain Allah SWT.

Siapa saja yang menginginkan ketaqwaan yang sempurna, maka

hendaknya ia harus menghindari dari setiap dosa. Selain itu juga

terkandung perintah kepada manusia untuk melakukan tindakan

yang baik demi terimplementasi dalam perbuatan- perbuatan

diantaranya:

a). Berlaku benar.

b). Adil.

c). Memegang amanah.

d). Dapat dipercaya.

e). Dapat menyesuaikan diri dengan orang lain.

f). Menghindari permusuhan dan kezaliman17

.

Ketaqwaan dalam pengertian ini akan menjadi tenaga

pengarah manusia pada tingkah laku yang baik dan terpuji serta

menjadikan penangkal tingkah laku yang buruk. Seseorang

16

Hamdan Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian, (Yogyakarta: Al-Manar, 2008), hlm. 618

17 Ibid. Hlm. 620

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

20

yang telah berhasil mencapai derajat taqwa dan berupaya

meningkatkannya, akan dipandang sebagai manusia yang

sukses dalam agamanya18

.

Berdasarkan uraian di atas bahwasannya keimanan dan

ketaqwaan adalah sifat yang amat penting untuk kita miliki,

karena dengan taqwa dengan didasari iman akan mendorong kita

untuk berakhlakul karimah sehingga kita akan sukses dan

berhasil dalam beragama sehingga kita dapat menjadi makhluk

yang mulia disisi Allah SWT.

b. Sabar (Tabah)

Menurut Al-Naisabury Al-Qusairi sabar artinya

menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan

kehendak Allah, tetapi tenang ketika mendapatkan cobaan, dan

menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya berada dalam

kefakiran dalam bidang ekonomi19

Dikalangan para sufi sabar

diartikan sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah,

dalam menjauhi segala larangan- Nya dan dalam menerima

segala percobaan yang ditimpakannya pada diri kita20

.

Sabar dalam menjalankan pemerintah-Nya dan

menjauhi larangan-Nya maksudnya adalah hilangnya atau

terlepasnya diri dari perasaan terpaksa, tidak tulus, tidak lapang

tergesa-gesa dalam menjalankan titah-titah-Nya. Kesadaran

18

Ibid. Hlm. 621 19

Al-Naisabury Al-Qusairi, al-Risalah al-Qusyairiyah Fi' dalam al-Tasawuf, (Mesir: Dar

al-Khair, t.t), 184 20

Ibid. Hlm. 201

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

21

tidak akan pernah hadir dalam diri, jika tidak ada rasa ikhlas,

syukur, istiqomah, ridha (lapang dada), husnudzan (berbaik

sangka), dan yakin. Secara garis besar dapat dilihat dari dua sisi

yaitu:

1. Perintah Allah SWT dan sabar dalam menjauhi Sabar

terhadap apa yang diupayakan, seperti sabar dalam

melaksanakan sejauh- jauhnya larangan dan apa-apa yang

dimurkai-Nya.

2. Sabar terhadap apa-apa yang tidak diupayakan, seperti

kesabaran dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah

SWT yang menimbulkan rasa penderitaan dan kesulitan

baginya21

.

Menurut Ali bin Abi Thalib bahwa sabar adalah bagian

dari iman sebagaimana kepada yang kedudukannya lebih

tinggi dari jasad22

. Orang sabar akan mencapai derajad yang

tinggi di dunia dan akhirat, sebab mereka telah memperoleh

derajat "kesertaan" disisi Allah. Sebagaimana firmannya :

Artinya: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan

janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan

kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan

21

Hamdan Bakran, Op cit. Hlm. 624 22

Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983),

hlm. 183

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

22

bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang

sabar 23

.

Berdasarkan pendapat para sufi di atas dan diperkuat dengan

firman Allah di atas bahwa sabar sangat memegang peranan

penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bersikap

sabar dalam menjalankan ibadah kepada Allah tidak merasa

terbebani dan selalu ikhlas dalam keadaan suka dan duka

menjalani hidup di dunia ini sampai akhirat nanti.

Dengan bersikap sabar kita semua juga akan

mendapatkan kemuliaan dan derajat tertinggi disisi Allah

SWT baik selama hidup sampai nanti di akhirat kelak,

sehingga sabar harus dibina dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari demi terwujudnya kemaslahatan dalam menjalani

hidup didunia sebagai hamba Allah dan harapan

mendapatkan ridho akhirnya di yaumul qiyamah.

3. Tawakal (menyerahkan diri) kepada Allah

Tawaqal adalah aktifitas menyerahkan segala urusan,

ikhtiyar, dan daya upaya yang telah, sedang dan yang akan

dilakukan kepada Allah SWT, serta berserah diri

sepenuhnya kepada-Nya untuk memperoleh keberkahan dan

kemanfataan disisi-Nya24

.

Al-Qusyairi lebih lanjut mengatakan sebagaimana

yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa tawakal tempatnya

23

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Toha Putra, 1995), 268 24

Hamdan Bakarn, Op Cit. Hlm. 630

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

23

didalam hati, dan timbulnya gerak dalam perbuatan tidak

mengubah tawakkal yang terdapat dalam hati itu25

.

Pengertian tawakal yang demikian itu sejalan pula

dengan yang dikemukakan Harun Nasution. Ia mengatakan

tawakkal adalah menyerahkan diri kepada qada dan

keputusan Allah26

. Praktik berserah diri (tawakal) kepada

Allah telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni ketika

beliau dihasut oleh orang-orang kafir untuk menggetarkan

hati beliau27

.

Dari beberapa pengertian tawakal di atas dapat

penulis ambil kesimpulan bahwa seharusnya di setiap

aktifitas dan perbuatan hendaknya dilandasi oleh tawakal.

Jadi setiap amal perbuatan kita didasari dengan niat kepada

Allah, dengan segala usaha serta ikhtiyar kita hasilnya akan

ditentukan oleh Allah. Dengan cara seperti itu kita akan

selalu menyerahkan segala hasil ikhtiyar kita hanya kepada

Allah. Dengan harapan akan membawa hasil yang penuh

berkah yang sesuai dengan yang kita harapkan dan sesuai

yang diridhoi oleh Allah juga

25

Abdudin Nata. Op Cit. Hlm. 202 26

Harun Nasution. Op Cit. Hlm. 62 27

Hamdan Bakarn, ibid Op Cit. Hlm. 631

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

24

4. Bersyukur kepada Allah

Bersyukur yaitu manusia mengungkapkan rasa

syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diperolehnya 28

.

Bersyukur kepada Allah adalah perbuatan rasa syukur dan

terimakasih kepada-Nya atas apa-apa yang telah

dianugerahkan, baik yang bersifat lahiriyah ataupun

ruhaniah, baik yang tampak ataupun yang tidak tampak

seperti kesehatan pada jasmaniah, kesehatan pada

penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan

sebagainya.

Banyak kenikmatan dan anugerah yang telah diberikan oleh

Allah yang wajib manusia syukuri diantaranya:

a. Kemurahan-Nya dalam memberikan pengampunan dan

pemaafan atas kesalahan dan dosa dari

hamba-hambanya yang ingin melakukan pertobatan dan

penginsafan diri.

b. Anugerah-Nya berupa diturunkannya Al-Qur'an sebagai

pedomandan penerangan dalam kehidupan29

.

c. Anugerah-Nya berupa pertolongan tempat tinggal, rasa

aman, kedamaian dan rezeki yang berlimpah30

.

28

Zainudin Ali, Op Cit. hlm. 33 29

Hamdan Bakra, Op Cit. Hlm. 633 30

Ibid. Hlm 636

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

25

d. Anugerah-Nya yang lain, sebagaimana diisyaratkan

dalam firman Allah. Q.S. An-Nahl ayat 78:

Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu

dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia

memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar

kamu bersyukur31

."

Ungkapan rasa syukur dapat ditunjukkan melalui

perkataan dan perbuatan. Ungkapan syukur dalam bentuk

kata-kata adalah mengucapkan Alhamdulillah pada setiap

saat. Sedangkan bersyukur melalui perbuatan adalah

menggunakan nikmat Allah sesuai dengan keridhaan-Nya32

.

Kemudian rasa syukur yang terbesar adalah memanfaatkan

dan mengembangkan apa-apa yang telah

dianugerahkan-Nya baik yang ada dalam diri kita maupun

diluar diri kita.

Jadi, orang yang malas/ tidak kreatif dalam

mengexplorasi, mengolah, serta mengembangkan anugerah

yang telah diberikan maka mereka adalah orang yang tidak

pandai bersyukur 33

. Oleh karena itu marilah kita tinggalkan

sifat-sifat malas dan aktifitas yang kurang bermanfaat bagi

31

32

Zainudin Ali. Op Cit. hlm.33 33

Hamdan Bakran. Op Cit. Hlm 640

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

26

kehidupan kita dengan cara mensyukuri nikmat- nikmat

yang telah dilimpahkan Allah kepada kita semua, dengan

jalan mengembangkan dan memberdayakan sumber daya

keinsanan dan sumber daya alam di sekitar kita. Upaya

tersebut dengan tujuan akan memberikan manfaat bagi

kelangsungan hidup semua makhluk hidup di alam ini

khususnya bagi kita semua sebagai umat manusia.

2). Akhlak kepada sesama manusia

Akhlak kepada manusia disini adalah akhlak antar sesama

manusia.34

Akhlak terhadap sesama manusia dapat dirinci sebagai

berikut diantaranya:

a). Akhlak kepada diri sendiri

Akhlak kepada sesama yaitu sikap dan memperlakukan

eksistensi diri ini sebagaimana seharusnya dan sebenarnya35

.

Dikemukakan juga oleh Zainuddin Ali dalam bukunya

pendidikan Agama Islam bahwa perilaku mansuia yang

berhubungan dengan individu manusia adalah seperangkat

norma hukum yang dibuat oleh Allah (pencipta) yang

diperuntukkan kepada makhluk manusia (ciptaan), norma

hukum yang dimaksud bersifat mengatur hak perseorangan

manusia dan kewajiban yang harus dipikulnya. Hal ini tercermin

34

Zulkarnaen. Op Cit. Hlm. 40 35

Hamdan Bakran, Op Cit. hlm. 653

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

27

dalam hukum-hukum Al-Qur'an yang bersifat hubungan

manusia dengan dirinya sendiri.36

Adapun yang termasuk akhlak terhadap diri sendiri

beberapa contohnya adalah:

a. Memelihara kesucian, kebersihan, kesehatan, kerapian dan

kecantikan diri 37

.

b. Berupaya untuk bersikap mandiri suatu sikap tidak selalu

menggantungkan diri kepada orang lain.

c. Berhasabat dengan nuraninya sendiri, siapa saja yang

berhasil bersahabat dengan menyatu dengan nuraninya,

maka Insya Allah kehidupannya akan terhindar dari

kerusakan tipu daya dari permainan dunia seisinya.38

d. Memelihara kerja akal pikiran. Allah memberi akal pada

manusia agar dapat berpikir, menganalisa, membanding dan

mengambil hikmah dari apa saja yang sedang dan akan

dialaminya yang berupa peristiwa/kejadian yang

menyenangkan/menyakitkan.39

e. Memelihara kemuliaan dan kehormatan diri. Allah telah

memilih manusia sebagai penggantinya dalam mengurusi

kerahmatan dibumi, yakni mengekplorasi, mengolah dan

memanfaatkan untuk kebutuhan hidup di dunia.40

36

Zainudin Ali. Op Cit. Hlm. 34 37

Hamdan Bakran Op Cit. Hlm 653 38

Ibid. Hlm. 655 39

Ibid. Hlm. 656 40

Ibid. Hlm. 657

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

28

Secara singkat dapat di garis bawahi bahwasannya

akhlak terhadap diri sendiri adalah perilaku setiap manusia

sebagai kewajibannya terhadap dirinya sendiri atau sebagai

kholifatu' fil ard yang dibekali dengan akal pikiran dan hati

nurani. Dan dengan dianugerahinya kelebihan akal pikiran dan

hati nurani tersebut, maka kita sebagai manusia mengemban

tugas untuk menjadi manusia yang mandiri dan menjaga

kehormatan kita. Dengan jalan mengolah dan memanfaat segala

apa yang dirahmatkan Allah dimuka bumi ini sebagai bekal dan

kebutuhan hidup didunia.

Akan tetapi kita juga tidak boleh lalai dengan apa yang

telah ada. Karena pada dasarnya kita harus menyadari kita

semua akan kembali kepada Allah begitu juga dengan apa yang

telah dianugerahkan Allah kepada kita semua.

b). Akhlak dalam lingkungan keluarga

Akhlak dalam lingkungan keluarga adalah sikap dan perilaku

terpuji yang harus dipublikasikan dalam bergaul dengan

berbagai individu yang ada dalam lingkungan keluarga

itu.41

Perilaku yang berhubungan dengan keluarga, dapat

diketahui dan dipahami bahwa ikatan hubungan keluarga di

dalam Islam diatur oleh Allah SWT dalam bentuk sistem

kekerabatan dan perkawinan dalam hukum Islam.42

41

Ibid. hlm 658 42

Zainudin Ali Op Cit. hlm. 35

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

29

Untuk mewujudkan kebahagiaan keluarga, maka kita sebagai

umat Islam harus memperhatikan dan mengimplementasikan

akhlak/perilaku terpuji dalam keluarga. Demi terbentuknya

suatu hubungan keluarga yang diharapkan, maka kita semua

harus menciptakan dan membina suatu hubungan keluarga yang

sesuai dengan norma-norma yang telah diatur Allah dalam

Al-Qur'an.

Di antara contoh dari akhlak dalam keluarga dapat digambarkan

alam perbuatan-perbuatan dibawah ini :

a. Berbuat baik kepada kedua orang tua

Jasa yang terbesar yang kita terima dalam kehidupan ini

adalah kedua orang tua kita. Keduanya telah mencurahkan

tenaga pikiran mental spiritual bahkan hampir seluruh

kehidupannya demi kelangsungan hidup putra-putrinya.

Beberapa perilaku (akhlak) yang wajib bagi seorang anak

kepada kedua orang tua.

1). Berbakti kepada kedua orang tua, karena ridha Allah

adalah ridha kedua orang tua.43

2). Mendoakan kedua orang tua, apakah mereka masih

hidup ataupun sudah mati.44

3). Menyayangi dan mencintai mereka

4). Bertutur kata yang sopan dan lembut

5). Mentaati perintahnya.45

43

Hamdan Bakran. Op Cit. Hlm. 670 44

Ibid. Hlm 671

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

30

Kedua orang tua adalah orang yang patut kita patuhi dan

dambakan, karena tanpa mereka, kita semua tidak akan ada

didunia ini, oleh sebab itu dalam keadaan bagaimanapun dan

sampai kapanpun kita harus berakhlak baik kepadanya baik

dalam perkataan maupun perbuatan. Karena mengingat

bahwa ridhp Allah adalah ridho orang tua dan murka Allah

adalah murka mereka juga.

b. Berbuat baik kepada sanak saudara

Berbuat baik kepada orang-orang yang mempunyai pertalian

kerabat dan keturunan. Dengan cara menjalin dan

meningkatkan kualitas dan kunatitas silaturrohmi

diantaranya adalah mewujudkan rasa persaudaraan dan

kasih sayang yang kuat diantara mereka.46

c. Berbuat baik antara suami-istri

Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk

menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan

rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat.

Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat

menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang

satu kepada yang lain. Suami istri memikul kewajiban untuk

mengasuh dan memelihara anak- anak mereka, baik

mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun

45

Aminnudin. Op Cit. Hlm. 154 46

Hamdan Bakran. Op Cit. Hlm. 675

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

31

kecerdasannya dalam pendidikan agamanya, suami istri

wajib menjaga memelihara kehormatannya.47

Berdasarkan bentuk-bentuk akhlak terpuji lingkungan

keluarga di atas, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa

dengan berakhlak mulia akan mendatangkan hikmah

dilingkungan keluarga diantaranya akan mendatangkan

lingkungan keluarga yang penuh keberkahan, kebahagiaan

ketentraman yang abadi atau juga bisa dikatakan terciptanya

keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah didunia

bahkan sampai di akhirat kelak.

3). Akhlak kepada alam

Akhlak kepada alam mencakup hubungan manusia dengan

lingkungan dan hubungan manusia dengan hartanya. Seorang

muslim hendaknya memiliki sikap menjaga lingkungan dan tidak

berbuat kerusakan, memanfaatkannya untuk kebaikan dan tidak

melakukan eksploitasi yang berlebihan.48

Dikemukakan juga oleh

Abudin Nata bahwa akhlak terhadap lingkungan/alam adalah

bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah, kekhalifahan

menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan

manusia terhadap lingkungan. Kekhalifahan juga mengandung arti

pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk

mencapai tujuan penciptaannya.49

47

Intruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Hak

dan Kewajiban Suami Istri pasal 77 ayat 1-4, 42-43 48

Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Op Cit. hlm. 42 49

Abudin Nata, Ahlak...Op Cit. Hlm. 152

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

32

Adapun bentuk-bentuk daripada akhlak kepada alam atau

lingkungan diantaranya:

a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.

b. Menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati.

Untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.

c. Sayang kepada semua makhluk dan menggali potensi alam

seoptimal mungkin demi kemaslahatan umat manusia dan alam

sekitarnya.50

Dari beberapa uraian di atas, kita hidup di dunia ini selain

berhubungan dengan sesama manusia dan kepada pencipta (Allah

SWT), Kita juga harus berhubungan dengan selain manusia yaitu

binatang, tumbuhan dan alam seisinya. Dari kenyataan yang ada

maka kita sebagai makhluk Allah yang beriman dituntut untuk

saling menjaga dan melestarikan semua alam seisinya ini dengan

baik. Allah menciptakan manusia dengan kelemahan kelebihan akal

tak lain adalah untuk membedakan dengan makhluk ciptaan Allah

dengan yang lain. Manusia dengan diberkahi akal didunia ini

dituntut untuk dapat memberi kemanfaatan terhadap makhluk lain,

begitupun sebaliknya manusia juga dituntut untuk dapat menggali

potensi alam beserta isinya ini untuk kemanfaatan seluruh makhluk

penghuni alam semesta ini. Demi kelangsungan selama hidup

didunia dan sebagai bekal diakhirat kelak.

50

Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam..., Op cit. hlm. 155

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

33

Demikian dari beberapa bentuk-bentuk akhlak mahmudah/ terpuji

di atas, sebenarnya masih banyak bentuk/contoh akhlak terpuji.

Dapat disimpulkan dari uraian di atas yang menjadi pokok dari

akhlak terpuji di atas. Tuntutan penerapan akhlak terpuji itu adalah

bagaimana kita menjalin hubungan antara Allah (vertikal) dan

hubungan kita terhadap sesama makhluk (horizontal). Penerapan itu

dapat dicapai melalui ranah keimanan, ketaqwaan dan beramal

sholeh.

Ketiga hal ini merupakan landasan dalam pelaksanaan akhlak

mahmudah demi tercapainya kehidupan manusia yang sejahtera

baik didunia maupun di akhirat

b. Akhlak yang tercela (al-akhlak al-madzmumah)

Akhlak tercela yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol Ilahiyah

atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran

syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif

bagi kepentingan umat manusia.51

Akhlak tercela pada dasarnya

timbul karena penggunaan ketiga potensi rohaniah (akal pikiran,

amarah, nafsu syahwat) yang tidak adil.52

Penggunaan ketiganya

apabila digunakan secara berlebihan tidak sesuai dengan standarnya

maka menimbulkan bermacam-macam perbuatan yang tercela.

Adapun perilaku tercela yang disebut dalam al-Qur'an diantaranya

sebagai berikut:

51

Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam…, Op cit, hlm. 153 52

Ibid. Hlm. 155

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

34

1). Berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya, orang-orang muslim dan

terhadap tanggungjawabnya.

2). Tidak menepati janji dan melanggar akad.

3). Tidak bersabar dan gelisah ketika menerima cobaan.

4). Berdusta keras dan kaku.

5). Dengki, iri hati dan hasad.

6). Egois dan mementingkan diri sendiri.

7). Berbuat zalim.

8). Memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar.53

Masih banyak lagi perbuatan-perbuatan yang jika dilakukan akan

berdampak negatif bagi diri sendiri maupun kepada orang lain.

Di bawah ini akan dirinci pembagian akhlak madzmumah yang

berkaitan dengan Allah, Rasulullah dirinya sendiri, keluarga

masyarakat dan lingkungan, dan segala yang bertentangan dengan

akhlak karimah disebut akhlak madzmumah seperti contohnya:

1). Akhlak madzmumah yang berhubungan dengan Allah. Seperti:

kufur, syirik, munafik, dan lain-lain.

2). Akhlak madzmumah yang berhubungan dengan Rasulullah

seperti: membenci Rasul, tidak percaya adanya Rasul.

3). Akhlak madzmumah yang berhubungan dengan dirinya sendiri,

seperti: putus asa, berdusta, berkhianat, boros, pengecut dan

lain-lain.

53

Ali Abdul Halim Mahmud, AKhlak Mulia.., Op cit. hlm. 177

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

35

4). Akhlak madzmumah yang berhubungan dengan keluarga

seperti durhaka kepada orang tua, bermusuhan antara saudara.

5). Akhlak mazmumah yang berhubungan dengan masyarakat,

seperti: sombong kepada orang lain, pamer, mengadu domba.54

Dari beberapa contoh akhlak madzmumah/tercela di atas, sebaiknya

dijauhkan dari pribadi setiap manusia umumnya dan khususnya bagi

kita sebagai umat Islam yang beriman, sebab dapat mengakibatkan

dan menimbulkan efek negatif dan kehancuran maupun kebobrokan

umat manusia itu sendiri.

3. Pentingnya Nilai-nilai Akhlak

Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama

Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia.55

Akhlak yang

menempuh kedudukan yang istimewa dan sangat penting dalam Islam.

Keberadaannya memiliki kemutlakan yang nyaris Absolut, ibarat Islam

adalah gedung, maka akhlak adalah tiangnya yang wajib ditegakkan oleh

setiap muslim. Maka barang siapa yang menegakkan maka menegakkan

agama dan barang siapa yang mengabaikan berarti merobohkan agama.56

Kemudian perhatian Islam terhadap akhlak dapat pula dijumpai di

perhatian Nabi Muhammad SWA sebagaimana terlihat dalam ucapan dan

perbuatannya yang mengandung akhlak, seperti di dalam haditsnya:

54

Zainudin, M. Jamhari, AlIslam 2..., Op cit. hlm. 100 55

Abuddin Nata, Akhlak…, Op cit.hlm. 67 56

Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2000), hlm. 20

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

36

"Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR.

Ahmad) ".57

Berdasarkan deklarasi Rasulullah SAW dalam haditsnya diatas

yang mengatakan bahwa diri beliau diutus oleh Allah hanya untuk

menyempurnakan akhlak. Ini terbukti pada awal kerasulannya, kiprah Nabi

Muhammad SAW nyata benar dalam mendobrak kejahilan akhlak umat,

mereka lupa dan enggan mengenali tuhannya yang haq, sehingga hidupnya

hanya bernuansa akhlak madzmumah/tercela. Maka kehadiran belaiu

segera berkiprah dengan membimbing mereka ke jalan akhlakul karimah.

Beliau mengajarkan berakhlakul karimah yang berhubungan dengan Allah,

sesama manusia dan dengan lingkungannya. Beliau tidak pernah lelah

dalam mendakwahkan akhlakul karimah kepada semua umat. Melihat dari

rentetan sejarah perjuangan rasul dalam menegakkan akhlak mulia, maka

jelaslah bagi kita keberadaan akhlak sangatlah mutlak dalam Islam.

Hal yang demikian jelaslah penting sekali, menanamkan akhlak

dalam diri pribadi seseorang, karena selain akhlak menempati posisi yang

sangat istimewa dalam Islam tapi juga memiliki keunggulan-keunggulan.

Pertama, akhlak memiliki disiplin moral yang sangat ketat. Kedua, akhlak

tidak memusuhi dan tidak menolak kehidupan manusia. Ketiga, akhlak

sebagai azas kebahagiaan.58

Karena pada dasarnya yang menjadi tujuan

akhlak adalah mencapai kebahagian baik bagi individu maupun

masyarakat.

57

Abuddin Nata, Akhlak., Op cit, hlm. 76 58

Islam Agamaku, Akhlak Dalam Islam, Jangan Buruk Sangka, LaG2is (No. 10 Oktober 2003), hlm. 2

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

37

Namun kebahagiaan yang bagaimanakah yang ingin dicapai oleh setiap

manusia. Pada uraian berikut akan dijelaskan akhlak sebagai azas

kebahagiaan dan manfaat akhlak mulia.

a. Akhlak Sebagai Azas Kebahagiaan

Kesadaran bahwa manusia dalam hidup ini membutuhkan manusia

lainnya menimbulkan perasaan bahwa setiap pribadi manusia

terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang baik. Manusia yang baik

adalah manusia yang paling banyak mendatangkan kebaikan kepada

orang lain, kesadaran untuk berbuat baik kepada orang lain ini

melahirkan sikap. Dasar untuk mewujudkan keselarasan, keserasian

dan keseimbangan dalam hubungan antar manusia baik pribadi maupun

masyarakat lingkungannya.

Pada hakikatnya orang berbuat baik/berbuat jahat terhadap orang

lain adalah untuk dirinya sendiri, mengapa orang lain senang berbuat

baik kepada kita, karena kita telah berbuat baik kepada orang itu. Hal ini

di jelaskan dalam firman Allah dalam QS. Al-Isra' ayat 7-8:

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

38

Artiya : "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi

dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan)

itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi

(kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain)

untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke

dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya

pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-

habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan

Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan

Sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami

kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam

penjara bagi orang-orang yang tidak beriman."59

Ketinggian budi pekerti yang terdapat pada diri seseorang

menjadikannya dapat melaksanakan kewajiban dan pekerjaan yang baik

dan sempurna, sehingga menjadikan orang dapat hidup bahagia.

Sebaliknya apabila manusia-manusia buruk akhlaknya, kasar tabiatnya,

buruk prasangkanya pada orang lain, maka hal itu sebagai pertanda

bahwa orang itu hidup resah sepanjang hidupnya, karena ketiadaan

keserasiaan dan keharmonisan dalam pergaulannya sesama manusia.

Oleh karena itu pelajaran akhlak bertujuan untuk mengetahui

perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk agar

manusia dapat memegang teguh sifat-sifat yang baik dalam pergaulan

masyarakat.60

Sebab sama-sama mempunyai tugas tertentu dalam

masyarakat yaitu tugas yang harus dilaksanakan untuk keselamatan dan

kemaslahatan bersama dengan menciptakan kebaikan dan tanggung

jawab atas kelakuannya di masyarakat dan bahkan dihadapan Tuhan

nantinya. Jika tiap orang sadar dan mau menjalankan tugas dan

kewajibannya

59

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm 256 60

Asmaran AS, Pengantar Study Akhlak..., Op cit, hlm. 56

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

39

masing-masing maka akan tercapailah masyarakat yang adil yang

membawa kebahagiaan bagi dirinya dan masyarakatnya. Hal ini

berdasarkan tujuan akhlak yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat baik secara individu maupun masyarakat.

Bahkan dilampaui oleh tujuan akhlak di atas itu, kebahagian

akhirat yang semata-mata untuk mencapai kebahagian dunia yang

dihalalkan yang membawa kepada kebahagian akhirat.61

Kebahagian

dunia yang dengan perseorangan, yaitu kelebihan-kelebihan jasmani

dunia seperti kesehatan kekuatan, kecantikan, panjang umur dan

lain-lain. Begitu juga dengan kebahagian luar, yang paling menonjol

adalah harta, keluarga, kemulian, kemurahan rizki, dan kelebihan

bersifat kejujuran yang tergambar pada 4 keutamaan yaitu hikmah,

keberanian, suci diri dan keadilan, serta apa yang termasuk didalamnya

misalnya kelebihan- kelebihan yang berasal dari taufik Allah, seperti

hidayah Allah, petunjuk, bantuan dan pertolongan-Nya. Sedangkan

kebahagian yang berkenaan dengan masyarakat adalah kesetabilan sifat

tolong menolong, diantara anggota-anggotanya, solidaritas antar

sesama, keikhlasan bekerjanya, rasa tanggung jawabnya, serta

kesadaran mereka terhadap masalah masyarakat dan gejala-gejala lain

yang bisa membawa masyarakat untuk mencapai kebahagian.

Kewajiban seorang mukmin untuk menciptakan lingkungan yang

baik. Hal ini bermula dari diri sendiri, yaitu setiap pribadai bertingkah

laku dengan dasar akhlak yang luhur, seprti:

61

Omar Muhammad, Touny Asy Byaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), hlm. 347

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

40

1). Beriman Kepada Allah

2). Melaksanakan amal-amal sholeh yaitu melaksanakan tugas dan

kewajibannya dengan baik dan benar.

3). Suka menolong, berpesan terhadap yang baik dan kebenaran.

4). Mewujudkan kesabaran pada diri sendiri , keluarga dan

masyarakat.62

Jika empat dasar akhlak yang luhur di atas telah tertanam pada

setiap pribadi, hingga menjadi sifat dan tabiat dari pribadi

masing-masing dalam bermasyarakat dan berbangsa, maka bangsa ini

akan hidup bahagia, tenang, damai, dan sejahtera. b. Manfaat Akhlak

Mulia

Muslim yang benar selalu menampilkan budi pekerti yang baik,

perangi yang lembut, perkataan yang halus dan ramah. Nabi

Muhammad adalah tokoh yang dijadikan idola dan suri tauladan dengan

mencontoh perbuatan akhlak yang mulia dari beliau.63

Demikian ini

menggambarkan bahwa Islam menginginkan suatu masyarakat yang

berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini ditekankan karena akan

membawa kebahagian bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata

lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya

adalah untuk orang yang bersangkutan, sebagaimana firman Allah

dalam QS An-Nahl ayat 97:

62

Asmaran AS, Pengantar Study Akhlak., Op cit, hlm. 59 63

M. Ali Hasyim, Apakah Anda Berkepribadian Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, tt), hlm. 36

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

41

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan

Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya

akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang

lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.64

Ayat tersebut di atas telah menjelaskan manfaat dari akhlak yang

mulia yaitu seseorang yang beramal sholeh, akan memperoleh

kehidupan yang baik dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di

akhirat dengan masuknya didalam surga. Hal ini menggambarkan

bahwa manfaat akhlak mulia itu adalah keberuntungan hidup di dunia

dan akhirat. Janji-janji Allah yang demikian itu pasti akan terjadi,

karena ia merupakan sunatullah sama kedudukannya dengan sunatullah

yang bersifat alamiah, asalkan hal tersebut ditempuh dengan cara-cara

yang tepat dan benar.

Selanjutnya selain manfaat akhlak mulia menurut ayat Al- Quran di

atas, juga akan diterangkan tentang manfaat akhlak mulia di antaranya :

1). Memperkuat dan menyempurnakan agama.

2). Mempermudah perhitungan amal di akhirat.

3). Menghilangkan kesulitan.

4). Selamat hidup didunia dan akhirat.65

64

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm 132 65

M. Ali Hasyim, Apakah Anda Berkepribadian...., Op cit, hlm. 173-175

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

42

Melihat beberapa manfaat di atas, jelaslah bahwa siapa saja yang

berkhlak mulia maka ia juga akan menikmati keuntungan/manfaat dari

akhlak mulia tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari seringnya kita

menjumpai dalam kenyataan sosial bahwa orang yang berakhlak mulia

itu akan semakin sejahtera. Karena orang yang baik akhlaknya pasti

disukai oleh lingkungan masyarakatnya, segala kesulitan dan

permasalahannya akan selalu dibantu untuk memecahkanya, walaupun

tidak diharapkannya.

Oleh sebab itu penting bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai

akhlak mulia dari diri kita pribadi, karena selain akan mendatangkan

kabaikan pada diri kita sendiri juga dapat mendatangkan kebaikan pada

orang lain. Sehingga kelak nantinya akan selamat dunia dan akhirat.

C. Upaya Pembinaan Ahlak siswa

Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6

tahun.66

Akhlak pada anak usia dini masih dalam keadaan labil. Sehingga pada

masa ini masih membutuhkan perhatian dan bimbingan yang khusus dalam

proses perkembangan akhlaknya. Akhlak atau bisa juga disebut dengan moral

atau kepribadian. Apabila akhlak itu istilah dalam islam dan bersumber atau

yang menjadi acuannya adalah Al-Qur'an dan Assunnah, Maka moral atau

kepribadian istilah dalam masyarakat yang menjadi acuannya adalah akal

pikiran manusia. Keduanya sama-sama untuk menentukan nilai baik dan buruk

terhadap semua perilaku atau perbuatan manusia.

66

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 87 lihat

juga Depdiknas, Kurikulum Hasil Belajar Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas, 2002), hlm. 3-4

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

43

Perkembangan moral pada masa kanak-kanak masih dalam tingkat

yang rendah. Hal ini disebabkan perkembangan intelektual anak yang belum

dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan

salah.67

Pada periode ini anak belum mampu mengerti tentang masalah standar

moral atau akhlak, dalam hal ini anak harus belajar berperilaku moral dalam

berbagai situasi. Mereka hanya bisa belajar bertindak, akan tetapi belum

mengetahui alasannya. Jadi pada periode ini yang lebih ditekankan adalah

pemberian pelatihan dan contoh-contoh perilaku yang baik. Sehingga anak

dapat menirukan dan mengikutinya.

Jadi, untuk menanamkan akhlak pada anak ada beberapa cara yang

dapat dilakukan dengan taqdim al-takhalli an al-akhlaq al-mazmumah suma

al-tahalli bi al-akhlaq al-mahmudah,68

yakni dalam membawakan ajaran moral

atau al-akhlaq al-mahmudah adalah dengan jalan takhalli (mengosongkan atau

meninggalkan), al-akhlaq al-mazmumah (akhlak yang tercela), kemudian

tahalli (mengisi atau melaksanakan) al-akhlaq al-mahmudah (akhlak yang

terpuji).69

Akhlak yang tercela antara lain adalah hasad, mengambil harta orang

lain, bahil, makan riba, makan harta anak yatim.70

al-akhlaq al-mazmumah

yang lain adalah hianat, tidak menyampaikan amanat, su'uzan.71

Dalam

membawakan ajaran moral itu dapat dilakukan juga dengan memberikan

nasihat dan berdoa: bismillah al-rahman al-rahim alhamdu lillahi al-lazi

hadana ila makarim al-akhlaq.72

Dalam ajaran akhlak itu haruslah menjadikan

67

Elvi Yulian Rahmad, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm. 160 68

Sayid Usman, Fath al-bab li Tahsin al-Zan, (Betawi: t.p, 1899), hlm. 1 69

Ibid, hal 2 70

Ibid, hal 3 71

Ibid, hlm. 15 72

Ibid, hlm. 5

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

44

iman sebagai fondasi dan sumbernya. Iman itu sebagai nikmat besar yang

menjadikan manusia bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun cara mensyukurinya adalah dengan melaksanakan amal salih

(al-akhlaq al-mahmudah) dan meninggalkan maksiat.73

Landasan pokok dari

akhlak Islam ada pada iman, yaitu iman kepada Allah, sehingga memiliki moral

force (kekuatan moral) yang sangat kuat. Iman inilah yang merupakan batu

fondasi bagi berdirinya bangunan akhlak Islam. Dapat dikatakan bahwa cara

yang ditempuh dalam membawakan ajaran-ajaran akhlak adalah sebagai

berikut:

a. Dengan Cara Langsung

Dengan ayat-ayat al-Qur'an dan al-Hadis tentang akhlak cara

langsung itu ditempuh oleh Islam untuk membawakan ajaran-ajaran

akhlaknya. Maka wajib atas tiap makhluk mengikuti perintah Allah SWT

dan Rasulnya.74

Nabi Muhammad telah banyak memberikan contoh

tentang moral atau akhlak. 75

Berdusta misalnya adalah perbuatan amat

dibenci oleh Nabi Muhammad, sedangkan kejujuran adalah norma yang

amat dihargai, sehingga beliau mengatakan bahwa kejujuran itu pintu

gerbang masuk surga (dapat membawa seorang ke jalan surga) dan

kedustaan pintu gerbang masuk neraka.

Penyampaian ajaran-ajaran akhlaknya, dapat menggunakan cara yang tidak

langsung yaitu :

73

Mansur, Pendidikan Anak ...,Op cit, hlm. 257 74

Muhammad bin Abdul Wahab, Bersihkan Tauhid Anda dari Noda Syirk, diterj. Arifin, (Surabaya: Bina Ilmu, 1978), hlm. 182

75 Mansur, Pendidikan Anak ..., hlm. 262

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

45

1). Kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai akhlak

Anak suka mendengarkan cerita-cerita atau kisah-kisah yang

diberikan oleh orang tuanya. Kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai

akhlak banyak dikemukakan dalam ajaran Islam antara lain kisah

Nabi-nabi dan umat mereka masing-masing,76

kisah perjalanan Isra'

Mi'raj Nabi Muhammad dan lain-lain. Hikmah dari Isra' Mi'raj yaitu

adanya perintah shalat lima puluh kali menjadi lima kali sehari.

2). Kebiasaan atau latihan-latihan peribadatan

Peribadatan seperti shalat, puasa, zakat, haji perlu dibiasakan

atau diadakan latihan. Apabila latihan-latihan peribadatan ini betul-

betul dikerjakan dan ditaati, akan lahirlah akhlak Islam pada diri orang

yang mengerjakannya sehingga orang itu menjadi orang Islam berbudi

luhur.

Dalam mengajarkan akhlak terutama kepada anak, dengan

memberikan nasihat kepada anak agar menjauhkan akhlak tercela,

kemudian mengisi, melaksanakan akhlak terpuji. Pentingnya

pengawasan akan perkembangan anak serta menanamkan kebiasaan

yang baik guna mencapai akhlak mulia anak. Penanaman akhlak sangat

dipentingkan dalam pendidikan anak, sifat malu yang kelihatan pada

anak merupakan langkah pertama menuju ke arah kesempurnaan dan

berpikir.77

Pembinaan akhlak memiliki posisi dan kedudukan yang

tinggi dan mulia di dalam Islam. Oleh karena itu para cendekiawan

76

Ibid, hlm. 263 77

Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999), 84

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pendidikan 1 ...repository.radenintan.ac.id/1672/5/Bab_II.pdfpekerti, tingkah laku, perangai3. Dari pengertian etimologis tersebut, dapat disimpulkan

46

muslim senantiasa menyertakan pendidikan agama dengan pendidikan

akhlak mereka, serta membimbing agar tujuan utama mereka dalam

menuntut ilmu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah.