bab 2-05208244031
Post on 09-Aug-2015
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
Teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, untuk mencapai penelitian
yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan
dengan topik penelitian, agar dapat memecahkan masalah yang ada. Adapun teori
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Seni Musik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 676) diterangkan bahwa
musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu dan keharmonisan terutama yang mengandung alat yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu. Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi
dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan
struktur lagu (Jamalus, 1988: 1).
Jamalus (1988: 7) mengatakan bahwa, unsur-unsur musik itu terdiri atas
beberapa kelompok yang secara bersama-sama merupakan kesatuan membentuk
sebuah lagu atau komposisi musik. Semua unsur musik itu berkaitan erat dan
sama-sama mempunyai peranan penting dalam sebuah lagu. Urutan
pengelompokan unsur-unsur musik ini dapat berbeda-beda sesuai dengan
pandangan orang-orang yang menyusunnya.
7
Dari uraian di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa musik adalah tata
bunyi-bunyian yang merupakan kesatuan antara tiga komponen dasar yang
diperdengarkannya yaitu irama, melodi dan harmoni yang dalam sejarahnya telah
muncul beratus-ratus tahun sebagai bagian dari perjalanan kehidupan umat
manusia.
2. Analisis Struktur
Di dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1988:19) menyatakan bahwa
analisis adalah memeriksa suatu masalah untuk menemukan semua unsur unsur
yang bersangkutan. Pengertian analisis pada penelitian ini dapat di artikan
memeriksa dan menyelidiki musik ilustrasi pada Teater Makyong. Struktur
menurut Komaruddin (1993), adalah rangka yang isinya memperlihatkan susunan
dan hubungan setiap hal yang akan menjadi bahasan yang meliputi bentuk dan isi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 860), mengatakan bahwa struktur adalah
cara bagaimana sesuatu disusun atau digabung.
Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa struktur adalah
susunan yang memiliki hubungan berarti dan dapat dibahas meliputi bentuk dan
isinya. Dengan kata lain, dalam sebuah struktur terlihat adanya tata susunan serta
keterkaitan intern. Bagian-bagian mempunyai arti jika dipandang dari keseluruhan,
dan keseluruhan baru dimengerti jika memperhatikan bagian-bagiannya.
Berdasarkan ulasan tersebut, maka pengertian analisis struktur adalah
mempelajari secermat mungkin dari seluruh aspek yang membentuk bangunan
suatu karya dengan memperhatikan bagian-bagiannya sehingga menemukan makna
secara utu
analisis st
memapark
semua un
menyeluru
Me
yaitu :
a. Bent
b. Bent
c. Bent
Be
struktur se
“A (a [anbagian, “asetengah),akhiri oleh“Bagimu N
uh. Menuru
truktur ada
kan secerma
nsur dan as
uh.
enurut Prier
tuk lagu sat
tuk lagu du
tuk lagu tig
entuk lagu
ebagai berik
nteseden], xa/anteseden”, sedangkanh kadens semNegeri” :
ut Teuw (d
alah suatu
at, seteliti, s
spek suatu
r (1996: 5),
tu bagian : d
a bagian : d
ga bagian : d
satu bagian
kut :
x [konsekw” adalah kan “x/konsekmpurna). C
8
dalam skrip
analisis ya
semendetai
karya yan
struktur be
dengan satu
dengan dua
dengan tiga
n menurut W
wen]), hurufalimat tanyakwen” adal
Contoh frase
psi Theresi
ang bertuju
l dan semen
ng bersama-
ntuk lagu d
u kalimat saj
kalimat yan
kalimat yan
Wicaksono
f “A” menua (yang bialah kalimat
e anteseden
a Irma Kri
an untuk m
ndalam mun
-sama men
dapat dibeda
ja
ng berlainan
ng berlainan
(1998), bia
unjukkan basanya diakt jawab (yalagu satu ba
Diakhiri ak
istiani, 200
membongka
ungkin keter
nghasilkan m
akan menjad
n
n
asanya mem
bentuk lagukhiri oleh kaang biasanagian dalam
kor dominan
07: 8),
ar dan
rkaitan
makna
di tiga,
miliki
u satu adens ya di
m lagu
Co
Bentuk la[antesedenmenunjuk“x & y” ka
Sedangkan(a , x) B (mengguna
Bentuk laterkadang setiap bagkonsekuendan konseyang diulalagu tiga b
Da
cerita Wak
Awang, K
dengan str
1) Motif
Bia
Sebagaima
”Sekelotersebuharmon
ontoh frase k
agu dua ban], x [konse
kkan bentukalimat jawa
n bentuk lag(b , y) C (c akan struktu
agu dua bagbagian satu
gian terdapn, walau beekwen, karenang denganbagian”.
alam peneli
k Perambun
Kelantan da
ruktur lagu
asanya dim
ana yang di
ompok nadaut dapat dilini, dinamika
konsekuen
agian biasaekwen]), B
k lagu dua bab.
gu tiga bagi, z). Namu
ur seperti ya
gian tidak su diulang kpat frase yegitu tidak sna ada lagu
n sedikit pe
itian ini, pe
n yaitu lagu
an Cik Mil
dan perlu d
mulai deng
ikemukakan
a yang merihat tidak saa, warna sua
9
:
anya memi(b [antesed
bagian, den
ian biasanyun tidak selang telah dib
selalu bagikembali seteyang berbesetiap dalam
u yang dalamerubahan. H
eneliti men
u Petani, Tim
lik. Adapun
dibahas dala
gan hitung
n oleh Kusu
rupakan sataja pada mara dan sem
iliki struktuden], y [kogan “a & b
ya memiliki amanya lagbahas di ata
an satu diselah itu dilaeda, yaitu m satu bagim bagiannyHal tersebut
nganalisa st
mang Welo
n beberapa
am penelitia
gan ringan
umawati, (2
u kesatuan melodi dan imua unsur m
ur sebagai nsekwen]),
b” adalah ka
struktur sebgu satu, duaas.
ambung baanjutkan bagfrase antesian terdapata hanya adat berlaku ju
trukrur lagu
, Timang B
a faktor yan
an ini yaitu
menuju
2004: 12) :
tersebut diramanya, n
musik yang a
Diakhir
berikut : huruf “A
alimat tany
bagai berikua dan tiga b
agian dua, gian dua. Dseden dan t frase antea frase anteuga pada b
u iringan d
Bunga, Selen
ng berhubu
:
hitungan b
isebut motifnamun juga ada.
ri akor tonika
A (a & B” a dan
ut : A bagian
tetapi Dalam
frase seden seden entuk
dalam
ndang
ungan
berat.
f. Hal pada
10
Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan (irama gantung) menuju nada berikutnya pada hitungan berat. Sebuah motif paling sedikit terdiri dari dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama.”
Motif dapat diidentifikasi dengan cara melihat beberapa cirinya, salah
satunya adalah sebuah motif biasa diawali dengan hitungan ringan dan berakhir
pada hitungan berat. Sebagaimana yang diutarakan Prier (1996: 15), bahwa motif
dapat diidentifikasi antara lain dengan :
”1. Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan(irama gantung) dan menuju pada nada dengan hitungan berat. Tetapi nada berat tidak harus menjadi nada akhir motif.
2. Sebuah motif terdiri dari setidak-tidaknya dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama. Bila ia memenuhi satu birama, ia dapat juga disebut motif birama; bila ia hanya memenuhi satu hitungan saja, ia disebut motif mini atau motif figurasi.
3. Nada-nada diantara nada akhir motif yang satu dan awal motif yang berikut disebut nada jembatan yang tidak begitu penting.
4. Bila beberapa motif berkaitan menjadi satu kesatuan, maka tumbuhlah motif panjang yang secara ekstrim dapata memenuhi seluruh pertanyaan atau seluruh jawaban.”
Satu motif belum dapat dikatakan melodi jika, belum bergabung menjadi
satu unit atau satu kesatuan. Sebagaimana Kusumawati, (2004: 12) menyatakan
bahwa :
”Pada mulanya motif yang berdiri sendiri belum merupakan sebuah melodi akan tetapi apabila motif-motif digabung menjadi satu unit maka terbentuklah melodi yang selanjutnya akan menjadi deretan figur-figur.”
Di
Sel
terciptany
“Amemuseb
Ad
mengemba
a. P
P
y
n
b. P
P
k
n
se
y
m
bawah ini a
lain berper
ya variasi me
Apabila motelodi atau dusik dilakubelumnya.”
da beberap
angkan sebu
Pembesaran
Pembesaran
yaitu dengan
namun ketuk
Pengecilan n
Pengecilan n
karena nilai
namun ketuk
emuanya di
yang akan
menggunaka
F
adalah conto
ran sebagai
elodi, sebag
tif kecil taddengan kataukan denga
pa teknik
uah melodi,
nilai nada (
nilai nada
n penggand
kan atau hitu
nilai nada (D
nilai nada
setiap nada
kan atau hitu
ipakai, sehi
dipakai. In
an aturan ya
Figur
11
oh motif :
pembentuk
gaimana dik
di dikembaa lain untukan cara me
yang digu
, di antarany
(Augmentas
a artinya se
daan nilai na
ungan tetap
Diminusi)
artinya set
a dibagi du
ungan sama
ingga komp
ntinya disin
ang ada.
Figur
motif
k melodi, m
kemukakan
ngkan makk membuat engembangk
unakan dal
ya :
si)
etiap nada m
ada sehingg
p sama.
iap nada m
ua, sehingga
a. Beberapa
poser lebih b
ni, kompos
motif juga
Kusumawa
ka akan mevariasi melkan motif-m
lam peneli
mengalami
ga tempo da
mengalami p
a ritme dan
teknik di
bebas mem
er dianjurk
motif
berperan d
ati (2004: 12
embentuk vlodi dalam motif yang
itian ini u
perubahan
an ritme ber
perubahan
n tempo ber
atas tidak
milih teknik
kan tetap m
dalam
2) :
variasi karya
g ada
untuk
nilai
rubah
nilai,
rubah
wajib
mana
masih
2) Frase
Ko
menurut s
menyataka
ditandai d
lagu pun m
Ka
musik, ad
frase tany
frase jawa
frase tany
pula kalim
dilanjutka
Pertanyaan
tetapi dua
biasanya
contoh seb
odijat (198
struktur kal
an bahwa,
dengan lengk
memiliki fra
alimat baha
da frase “tan
ya dan jawa
abannya. Di
a yang dilan
mat tanya m
an dengan du
n satu adala
a frase ter
jawabanpun
bagai beriku
3: 28) me
limat. Menu
frase adala
kung pengik
ase atau kali
sa memiliki
nya” dan “j
ab, artinya
isamping ad
njutkan fras
ajemuk, art
ua frase jaw
ah frase tany
rsebut biasa
n dalam b
ut :
Jawaba
12
enyatakan
nurut books
ah anak kal
kat. Sehingg
imat.
i kalimat “t
awab”. Let
tidak setiap
da perganti
se tanya lag
tinya dua fra
wab berturut
ya satu dan
anya diang
bentuk panj
Pertanya
n 1
bahwa, fra
.google.co.i
limat lagu,
ga dapat dip
tanya” dan
tak frase tid
p frase tany
an antara “
gi, kemudia
ase pertanya
t-turut pula,
pertanyaan
ggap satu k
jang, sama
aan 1
asering ada
id (diunduh
dalam tulis
pahami bahw
“jawab”, be
dak selalu b
ya dilanjutk
tanya dan j
n baru frase
aan berturut
, contoh :
n dua adalah
kalimat. De
a seperti fr
Pertanyaa
Jawaban 1
alah pemb
h 16 Juni 2
san musik
hwa sebuah
egitu pula d
bergantian a
kan ataupun
jawab”, ada
e jawabnya
ut-turut kem
h frase tanya
engan dem
rase pertan
an 1
bagian
2012)
lazim
karya
dalam
antara
n ada
a pula
. Ada
udian
a dua,
mikian
nyaan,
13
Bahasa percakapan berbeda prinsip dengan frase lagu. Durasi frase
jawaban sebuah lagu diharapkan sama dengan durasi frase pertanyaan, sebab
dalam frase lagu membutuhkan keseimbangan antara frase tanya dan jawab
(Kusumawati: 2004).
3) Irama adalah urutan yang menjadi rangkaian unsur dasar dalam musik. Irama
tersebut terbentuk dari sekelompok bunyi dengan bermacam-macam lama waktu
atau panjang pendeknya membentuk pola irama dan bergerak menurut pulsa
dalam ayunan birama (Jamalus, 1988 : 8).
4) Ritme adalah panjang pendeknya (durasi) not-not membentuk suatu irama,
yang digambarkan dalam simbol-simbol not (Mujdilah, 1998: 7).
5) Dinamik adalah aspek musik yang terkait dengan tingkat kekerasan bunyi atau
gradasi kekerasan dan kelembutan suara musik (Hidajat, 2006:51). Sedangkan
menurut Banoe (2003:116), dinamik adalah keras lembutnya,dalam cara
memainkan musik, dinyatakan dengan berbagai istilah seperti : P (piano), F
(forte), Crescendo, dan Sfz (sforzando). Dalam penelitian dinamik diartikan
tingkat kekerasan dan kelembutan suara musik yang dinyatakan dengan istilah
seperti Piano, Forte dan Crescendo.
6) Tempo adalah kecepatan dimana kita mengatur atau menghitung panjang not
(Mudjilah,1998:7). Adapun istilah tempo menurut Mudjilah sebagai berikut :
Largo : Sangat lambat (M.M : 46-50)
Adagio : Lambat (M.M : 52-54)
Moderato : Sedang (M.M : 96-104)
Allegro : Cepat,hidup,gembira (M.M : 132-138)
14
Vivace : Hidup,gembira (M.M : 160-176)
Presto : Cepat (M.M : 184-200)
Prestissimo : Sangat cepat (M.M : 208)
3. Teater
Menurut Harymawan (1988:2) teater adalah kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan diatas pentas, Disaksikan oleh orang banyak dengan
media : percakapan, Gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis dengan
atau tanpa musik, Nyanyian dan tarian.
Menurut Bandem dan Murgiyanto (1996:9) teater diartikan sebagai drama
yaitu lakon atau kisah hidup manusia yang dipertunjukan diatas pentas dan
disaksikan banyak orang. Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang
dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton.
Teater daerah Indonesia ada yang bersifat tradisional dan modern. Teater
tradisional adalah teater daerah yang telah hidup dan berkembang dan diajarkan
secara turun temurun dari generasi ke generasi biasanya secara lisan. Sedangkan
teater modern adalah teater yang sekalipun memiliki ciri-ciri kedaerahan dan
menggunakan bahasa daerah setempat tetapi relatif baru kehadirannya. Peran teater
daerah adalah :
a. Sebagai sarana upacara
Teater ini dipersembahkan untuk leluhur dan sepanjang ada minat, orang
diperbolehkan menontonnya.
15
b. Sebagai Hiburan
Teater ini ditujukan kepada orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan
tertentu ataupun mereka yang khusus menjadi penonton.
c. Sebagai media komunikasi
Teater memiliki kemampuan yang amat besar untuk menyampaikan
informasi karena karakteristik teater daerah Indonesia yang bersifat peran
serta komunal. Maksudnya, jika seorang pelaku dalam teater
mengungkapkan kesedihan, penonton akan ikut menangis dan jika seorang
badut membuat lelucon maka penonton akan ikut tertawa. Demikian
seterusnya terjadi peran serta komunal dalam teater sehingga komunikasi
untuk menyampaikan suatu informasi akan terus terjalin dalam setiap
pementasan.
d. Sebagai pengucapan sejarah
Teater ini berfungsi untuk mengungkapkan kembali sejarah yang dimuat
dalam lontar dan naskah lainnya. Teater daerah merupakan wujud seni
pertunjukan yang mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah bangsa,
leluhur dan pemimpin lainnya. Melalui teater masyarakat lebih mudah
memahami isi naskah atau prasasti yang merupakan sumber sejarah.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa dalam
penelitian ini, teater yang diangkat untuk di teliti musik iringannya adalah teater
daerah yang telah hidup, berkembang dan diajarkan secara turun temurun dan
berfungsi sebagai hiburan yaitu Teater Makyong di Bintan, Kepulauan Riau.
16
4. Musik Ilustrasi
Musik Ilustrasi adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita
berjalan. Musik ilustrasi membentuk dan memperkuat mood, cerita serta tema
utama (Hintzman 2008:6). Menurut Kennedy (2005:251) Ilustrasi musik digunakan
untuk memperkuat dan mempertegas adegan yang sedang berlangsung, juga untuk
memanggil penonton.
Musik ilustrasi pertama kali digunakan dalam film tanpa suara dengan
menggunakan piano atau orkestra kecil yang bermain selama adegan berlangsung.
Fungsi utama musik ilustrasi menurut Brindle (2005:160) adalah untuk
mempersiapkan penonton dalam perpindahan adegan atau suasana, sehingga
penonton lebih cepat memahami adegan yang sedang berlangsung. Fungsi khusus
dari ilustrasi menurut Hintzman (2008:6) adalah :
a. Mempertegang dan merelaksasikan alur dalam sebuah cerita
b. Membuat suasana waktu dan tempat
c. Menggambarkan gerak dan aksi
d. Pembentuk suasana cerita
e. Merefleksikan emosi
f. Pengisi latar belakang yang netral
17
5. Musik Ilustrasi Makyong
Didalam Ensiklopedi Musik (1997:231) Musik Ilustrasi merupakan istilah
khas Indonesia yang di pakai dalam dunia perfilman. Istilah ini berasal dari zaman
film bisu atau yang lebih kita kenal sebagai drama.
Pengertian Musik Ilustrasi dalam penelitian ini adalah musik iringan pada
Teater Makyong Di Bintan. Musik Ilustrasi ini berfungsi untuk menerangkan dan
menghiasi setiap adegan adegan dalam cerita dari awal hingga akhir. Didalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:387) iringan berarti menyertai atau
mengikuti dengan maksud mengawal dan mengantarkan. Didalam penelitian ini
Musik Ilustrasi yang dimaksud adalah musik yang menyertai atau mengikuti setiap
adegan adegan yang ada di dalam Teater Makyong.
Di dalam Ensiklopedi Musik Indonesia (1985:106) Makyong adalah musik
iringan teater rakyat yang teaternya sendiri juga di sebut Makyong, menampilkan
cerita berbentuk dialog tarian dan nyayian. Kesenian Makyong merupakan
kesenian rakyat yang berasal dari Siam kemudian berkembang di Bintan,
Kepulauan Riau di bawa oleh pedagang pedagang dari pulau Pinang (Malaysia).
Teater Makyong tidak dapat dipentaskan tanpa musik Makyong yang tidak
dapat diganti dengan jenis musik lain. Sejak dari awal hingga akhir pertunjukan,
musik Makyong terus menerus mengiringi penampilan tanpa henti. Ragam lagu
iringan yang di bawakan pada saat pementasan Teater Makyong dalam cerita Wak
Perambun menurut Khalid Kasim selaku Pembina sanggar Teater Makyong di
Bintan adalah :
18
a. Petani
Lagu ini dimainkan sebagai lagu pembukaan yang diucapkan dalam bentuk
mantra. Mantra disini adalah kata-kata pembuka yang diucapkan dengan dialek
khas melayu Mantang diiringi musik dan tarian sebagai pesan pembuka
pertunjukan teater kepada penonton.
b. Timang Welo
Dimainkan untuk menyatakan pertukaran setiap adegan. Lagu Timang Welo
merupakan iringan musik yang dimainkan setelah lagu petani selesai dimainkan,
dilanjutkan dengan masuknya seorang pemeran tokoh awang pengasuh yang
berjalan cepat dan gembira diiringi musik sebagai penanda pertukaran adegan
sekaligus merupakan iringan gerak langkah awang pengasuh.
c. Selendang Awang
Dimainkan sebagai lagu pengiring untuk melukiskan percakapan. Menurut
bapak Khalid Kasim selaku pembina sanggar Teater Makyong di Bintan lagu
ini tidak bisa dipastikan durasinya, karena disetiap pertunjukann adegan
percakapan bisa bertambah dan bisa berkurang tergantung pembawaan sang
pelakon, ataupun unsur lain seperti mistis, karena dalam setiap pertunjukannya
tidak jarang ada pelakon yang dimasuki arwah leluruh sehingga bisa merubah
jalannya percakapan.
d. Timang Bunga
Dimainkan saat adegan bersuka ria. Adegan bersuka ria dalam cerita Wak
Perambun hanya sekali dimainkan yang diperankan oleh Inang Pengasuh yang
mandi di sungai bersama tujuh putri cantik sambil bersuka ria.
19
e. Kelantan
Lagu ini dimainkan sebagai iringan gerak langkah adegan pertempuran yang
dilakukan oleh Inang Pengasuh, Awang Pengasuh dan Wak Perambun yang
berakhir dengan kekalahan Wak Perambun.
f. Cik Milik
Lagu Cik Milik merupakan lagu penutup yang dimainkan setelah lagu Kelantan
selesai dimainkan dan Wak Perambun ditangkap dan dihukum oleh cekwan.
Lagu ini mengiringi tarian yang membawa pesan perpisahan kepada para
penonton.
Instrumen yang di gunakan dalam Teater Makyong adalah :
a. Mong
Instrumen yang terbuat dari tembaga ini berfungsi sebagai penyeimbang
gendang. Terdiri dari dua buah alat yang besar dan kecil sehingga menimbulkan
perbedaan bunyi yang nyata, dimainkan oleh satu orang pemain.
b. Gedombak
Instrumen yang terbuat dari kayu berbentuk seperti botol. Gedombak berjumlah
dua buah, dimainkan oleh satu orang pemain.
c. Gendang
Instrumen yang terbuat dari kayu sepanjang 45cm. Biasanya disebut gendang
panjang dan berfungsi sebagai pengatur tempo. Gendang panjang merupakan
alat musik yang hampir tidak pernah berhenti dalam mengiringi pertunjukan
Makyong.
20
d. Gong
Merupakan Instrumen yang terbuat dari logam. Gong yang dipakai dalam
musik Makyong Bintan berjumlah dua buah dan berfungsi sebagai pengatur
tempo.
6. Wak Perambun
Menurut Khalid Kasim selaku pembina sanggar Teater Makyong di Bintan,
Wak Perambun adalah seorang tokoh dalam cerita yang sekaligus diangkat sebagai
judul dari cerita ini. Cerita ini mengisahkan tentang seorang permaisuri raja yang
sedang ngidam ingin makan daging rusa putih. Raja memerintahkan Awang
Pengasuh untuk mencari Wak perambun yang terkenal sakti agar dapat
membawakannya daging rusa putih dan raja pun berpesan agar Wak Perambun
jangan pulang sebelum mendapatkan daging rusa putih yang dimaksud, karena
apabila gagal maka ia akan dihukum pancung.
Setelah mencari kemana mana, Wak perambun tidak juga menemukan
daging rusa yang dimaksud dan ia pun pulang keistana tanpa membawa daging
rusa putih, ia malah membawa seorang wanita kepada permaisuri raja dan ia
akhirnya dihukum pancung oleh raja. Begitulah sepenggal kisah Wak Perambun
yang gagal menemukan daging rusa putih karena daging rusa putih memang tidak
ada didunia ini. Secara garis besar cerita ini mengangkat tema drama yang dikemas
dalam balutan humor khas melayu mantang yang sangat kental dalam setiap
adegannya.
21
B. Penelitian yang Relevan
Analisis Struktur Le Nozze di Figarro karya W.A Mozart, studi mengenai :
Tema, Harmoni dan Dinamik. (skripsi tahun 2007 Jurusan Pendidikan Seni
Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta) oleh
Maungguh Kasmawan. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa lagu Le Nozze di
Figarro merupakan lagu pembuka dengan bentuk sonata klasik yang terdiri atas
bagian eksposisi yang mempunyai tema awal dimana bisa berfungsi sebagai
introduksi. Harmoni dalam lagu ini didominasi oleh akor I-IV, tanda dinamik
sangat lengkap, diawali dengan pp pada tema I dan ditutup dengan crescendo,
sehingga didapatkan ending lagu dalam posisi klimaks.
Analisis Bentuk Penyajian Musik Pengiring Kesenian Embleg di Desa
Andong Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo. (skripsi tahun 1999 Jurusan
Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Yogyakarta) oleh Ani Purwaningtyas. Pada penelitian itu disimpulkan bahwa jenis
dan alat musik yang dipakai semuanya tradisional mengingat kesenian ini
bertumpu pada kesenian khas kerakyatan sehingga penggunaan alat musik non
tradisional sengaja ditiadakan. Alat yang digunakan adalah angklung satu,
angklung dua, angklung tiga, kendhang, kempul, saron, kepyak, tamborin dan
gong sedangkan bentuk penyajiannnya sebagai berikut : 1. Pambuka 2. Prapatan
3. Jupukan satu 4. Jupukan dua 5. Pencak 6. Puncak Pencak.
Penelitian di atas digunakan peneliti sebagai acuan dalam penelitian yang
berjudul ”Analisis Musik Ilustrasi Teater Makyong Dalam Cerita Wak Perambun
di Bintan, Kepulauan Riau“ karena penelitian ini sejenis dengan peneliti yang
22
akan dilakukan peneliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian yang meliputi ragam musik iringan yang dimainkan
serta alat alat musik yang digunakan. Acuan penelitian dapat difokuskan tentang
bagaimana cara pengolahan data yang didapat untuk dianalisa dan juga pengkajian
tentang musik ilustrasi yang digunakan untuk mengetahui unsur unsur musik yang
ada di dalamnya.
top related