bab 1 pendahuluan
Post on 04-Dec-2015
8 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker
pada wanita, setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling banyak
ditemuai ditemui diantara wanita. Berdasarkan data dari American Cancer Society,
sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, dan tiap tahunnya
diseluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini.
Dilaporkan dari American Cancer Society, angka kematian kanker payudara telah
menurun sejak tahun 1990. Hal ini diakibatkan oleh karena deteksi dini yang baik dan
terapi yang lebih baik tiap tahunnya. Kurang lebih 40.910 kasus kematian kanker
payudara terdeteksi pada tahun 2007 sementara itu, juga berdasarkan American Cancer
Society, secara umum, angka kejadian kanker payudara meningkat sekitar 30% dalam
kurun waktu 25 tahun dinegara-negara maju. (Ferlay, J. et al, 2001).
Dibeberapa negara, insiden kanker payudara menurun sekitar 10% antara tahun
2000-2004. Hal ini di karenakan berkurangnya penggunaan terapi sulih hormone.
Walaupun insiden kanker payudara meningkat dibeberapa Negara maju, angka kematian
secara menyeluruh mengalami penurunan diakibatkan karena peningkatan efektivitas
skrining dan terapinya. (Ferlay, J. et al, 2001)
Dalam beberapa dekade yang lau, angka insiden kanker payudara juga
menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Para peneliti meyakini bahwa keadaan
sosioekonomi, perubahan gaya hidup, serta perubahan pada pola menstruasi ternyata,
berkaitan dengan peningkatan resiko untuk terjadinya kanker payudara. (Forbes, J. F,
1997).
Setiap resiko kanker payudara pada wanita dapat mempunyai probabilitas yang
lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada beberapa factor, yang meliputi riwayat
keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama, dan faktor-faktor yang lain.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Ca. Mamae?
2. Apa penyebab Ca. Mamae?
3. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Payudara?
4. Apa saja manifestasi klinis Ca. Mamae?
5. Bagaimana stadium Ca. Mamae?
6. Bagaimana patofisiologi/pathway Ca. Mamae?
7. Apa saja pemeriksaan/terapi yang perlu dilakukan untuk penderita Ca. Mamae?
8. Bagaimana pencegahan Ca. Mamae?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi Ca. Mamae.
2. Untuk mengetahui penyebab Ca. Mamae.
3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi payudara.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Ca. Mamae.
5. Untuk mengetahui stadium Ca. Mamae.
6. Untuk mengetahui patofisiologi/pathway Ca. Mamae.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan/terapi bagi penderita Ca. Mamae.
8. Untuk mengetahui pencegahan Ca. Mamae.
D. MANFAAT
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai Ca. Mamae.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara. (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas
tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan
bawah kulit. (Erik T, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011).
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).
Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau
ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
3
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri
Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri
Interkostalis.
Penyaliran limfa dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m.
rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kanker payudara adalah terjadinya gangguan
pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri
dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis
asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih
nyata sepeti jaringan menjadi merah, borok, membengkak dan kanker terlihat dengan
jelas.
4
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker payudara tidak diketahui secara pasti. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu,
yang meliputi :
1. Usia
Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun, dan jarang
terjadi pada perempuan sebelum menopause. Hampir 80% pada diagnosis awal kasus
penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun atau
lebih, menurut the American Cancer Society (ACS).
2. Riwayat keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara atau kanker
indung telur meningkatkan resiko. Resiko akan lebih tinggi ketika kanker payudara
dialami anggota keluarga langsung (ibu, saudara perempuan maupun anak
perempuan), apalagi jika kanker tersebut menyerang saat mereka di bawah usia 50
tahun.
3. Riwayat kesehatan sebelumnya mengenai kondisi payudara
Hal ini termasuk divonis kanker payudara, atau terkena Proliferative Breast Disease
(PBD). Kendati diketahui kondisinya jinak, PBD juga beresiko cukup tinggi
berkembang menjadi kanker payudara. Dan lagi, setelah menjalani biopsy
sebelumnya untuk mengangkat tumor mencurigakan yang ternyata jinak, bisa juga
meningkatkan sedikit resiko kanker payudara.
4. Terkena radiasi pada bagian dada
Untuk pasien yang dirawat untuk mengatasi Hodgkin’s lymphoma dengan radiasi
pada bagian dada sebelum usia 30 tahun, peluang untuk berkembang menjadi kanker
payudara juga lebih besar daripada perempuan yang tidak menjalani perawatan ini.
5. Penggunaan hormon
Terapi Sulih Hormon (HRT) (umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala
menopause) atau eksposur lain terhadap estrogen atau progesterone meningkatkan
resiko pada perempuan. Tipe kanker payudara tertentu bisa berkembang akibat
pemakaian hormone tersebut. Resiko tergantung dari masa panjangnya pemakaian
hormone. Semakin lama pemakaian, resiko semakin tinggi. Ketika estrogen
5
digunakan sendiri (Estrogen Replacement Therapy {ERT}), resiko kanker payudara
terlihat lebih rendah daripada kombinasi HRT, termasuk progesterone.
6. Kepadatan payudara
Perempuan yang kandungan lemak dalam tubuhnya sedikit, payudaranya padat,
ternyat bisa meningkatkan peluang terkena kanker payudara. Payudara cenderung
lebih padat seiring pertambahan usia.
7. Riwayat kesehatan reproduksi
Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai resiko lebih
rendah mengalami kanker payudara dibandingkan perempuan yang melahirkan anak
setelah 30 tahun atau tidak memiliki anak sama sekali.
8. Riwayat haid
Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12) tahun
atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki tingkat resiko kanker
payudara yang tinggi.
9. Terpapar oleh DES (Diethylstilbestrol yaitu obat untuk mencegah terulangnya
keguguran kandungan)
Estrogen sintesis sudah diberikan sejak 1940-an hingga 1970-an untuk perempuan
hamil. Sayangnya, DES dipercaya dapat meningkatkan resiko kanker secara perlahan.
Selama bertahun-tahun, DES bisa mengakibatkan kanker vagina (jarang terjadi) atau
kanker leher rahim. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar
DES selama dalam kandungan juga beresiko tinggi terkena kanker payudara.
10. Menjadi obesitas setelah menopause
Perempuan yang berat badannya melonjak secara signifikan memiliki estrogen lebih
banyak dlam tubuhnya, karena beberapa hormone terbuat dari jaringan lemak. Ketika
jumlah estrogen melonjak, resiko kanker payudarajuga meningkat.
11. Diet
Beberapa penelitian telah menunjukkan perempuan yang menjalani diet rendah lemak
beresiko mengalami kanker payudara. Diet ini juga dianjurkan pada penderita kanker
yang bisa sembuh. Sebab, perempuan yang hobi mengkonsumsi makanan kaya
lemak, sel kankernya bisa tumbuh kembali.
6
12. Malas bergerak
Perempuan yang secara fisik tidak aktif, mempunyai resiko tinggi terkena kanker
payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerakbisa berujung
pada obesitas, yang juga merupakan factor resiko terkena kanker payudara.
13. Konsumsi alcohol
Beberapa penelitian telah menyimpulkan, bahwa semakin banyak alcohol yang
dikonsumsi perempuan, resiko terkena kanker payudara lebih besar. Analisis dari
penelitian menyarankan agar membatasi asupan alcohol perhari (min 2 gelas)
sehingga dapat mengurangi reesiko kanker payudara sebanyak 21%. Resiko akibat
konsumsi alcohol ini terjadi karena alcohol bisa meningkatkan jumlah hormone.
14. Merokok
Merokok secara signifikan meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini,
terutama bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara.
Pada banyak kasus, khususnya pada perempuan menopause, munculnya kanker
payudara dapat terjadi bertahun-tahun kemudian. Namun, ada kalanya sel kanker juga
bisa berkembang dalam waktu sebulan, atau kadangkala dalam beberapa tahun. Kanker
payudara dapat dideteksi dari beberapa gejala. Siapa saja (pria maupun wanita) yang
mengalami gejala sebaiknya berkonsultasi pada dokter spesialis.
7
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Anatomi Payudara
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong
lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral atas kelenjar
payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan
Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous.
Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa
saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca
bedah, yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus
sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.
8
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran
yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah
bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral,
ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontralateral.
2. Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas
15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang
dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir
pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a. Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia.
b. Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid.
c. Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Terdapat ruam-ruam pada kulit di sekitar payudara, areola atau putting terlihat
bersisik, memerah, dan membengkak.
2. Keluar cairan berwarna kemerah-merahan dari putting susu.
3. Terjadi pembengkakan dan penebalan kulit di daerah payudara.
4. Terdapat benjolan di daerah bawah lengan.
5. Puting susu menjadi lunak.
6. Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
7. Puting susu tertekan ke dalam (sebagian atau seluruhnya).
8. Pada tahap lebih lanjut terjadi luka yang tak sembuh-sembuh.
9
Kanker dapat diawali dari sel-sel yang belum membentuk benjolan. Ketika kanker
berkembang, tumor akan tumbuh dan benjolan dapat dirasakan lebih jelas hanya dengan
pemeriksaan manual yang dilakukan dokter. Selain itu, kelenjar getah bening bisa
membesar yang menandakan sel kanker telah menyebar.
Umumnya saat diagnosis kanker payudara, pada awalnya tidak menimbulkan rasa
sakit yang bisa menjadi tanda munculnya penyakit ini. Namun, pada beberapa pasien
mengaku mengalami rasa sakit di seputar benjolan pada payudara. Bagi yang mengalami
rasa sakit payudara terus-menerus dan mencurigakan sebaiknya segera diperiksakan ke
dokter, meskipun belum terasa adanya benjolan. Pada stadium awal, tanda-tanda kanker
payudara mungkin tidak terdeteksi saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI), ketika pemeriksaan klinis, atau bahkan setelah melalui tes mamografi. Pada
tahap awal kanker payudara, biasanya tidak memperlihatkan tanda-tanda sama sekali,
karena itu penting sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.
E. STADIUM CA. MAMAE
Stadium kanker ada tiga tingkatan, yaitu :
Stadium I (Stadium Dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase)
pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara
senpurna adalah 70%. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang
lain, harus diperiksa di laboratorium.
10
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah
beningdi ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40% tergantung
dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi
untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah
operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan
untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi.
Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinarandan kemoterapi (pemberian obat yang
dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilkukan operasi untuk mengangkat
bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses
perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita
semaksimal mungkin.
F. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel
lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu
11
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan
suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena
kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa
teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer&Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae. Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita
yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita
karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah
yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan
menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko
kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia
lebih dari 30 tahun.
2. Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3. Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan.
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta
mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal.
12
Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7
tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar
untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap
sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf.
Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan
melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan
terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan
edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak
tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif
lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia
dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
13
G. PEMERIKSAAN/TERAPI
Selain stadium kanker, beberapa faktor di bawah ini bisa mempengaruhi pilihan
pengobatan, antara lain :
Ukuran tumor.
Lokasi tumor pada payudara.
Tipe kanker payudara.
Status reseptor pada tingkat estrogen dan progesteron. Sel kanker bisa memiliki
reseptor yang bereaksi pada hormon tersebut dan tumor akan lebih berespon pada
terapi hormon.
14
HER2/neu status. Protein yang bisa meningkatkan pertumbuhan sel kanker. Lebih
dari 25% dari kanker payudara adalah HER2-positive, yang artinya protein tersebut
dapat menstimulasi pertumbuhan tumor. Beberapa tumor lebih memiliki respon pada
terapi biologis.
Usia pasien, kesehatan umum dan (untuk perempuan) status menopause.
Opini pribadi, dan pilihan dari pasien.
Faktor lain secara normal dijadikan pertimbangan termasuk, apakah kanker
payudara telah didiagnosis atau jika sel kanker tumbuh kembali. Setelah pasien divonis
terkena kanker payudara, rencana pengobatan mereka dirancang oleh tim tenaga medis.
Kelompok tenaga medis profesional ini meliputi :
Onkolog (dokter spesialis kanker) Radiasi
Onkolog Medis
Ahli Bedah
Ahli Bedah Plastik
Perawat Onkolog
Petugas Pelayanan Sosial
Rancangan perawatan untuk kanker payudara biasanya mencakup kombinasi dari
beberapa pilihan, seperti :
1. OPERASI
Terdapat beberapa pilihan operasi untuk mengobati kanker payudara, dan yang
jenis operasinya tergantung pada ukuran dan jenis tumor, dan juga lokasinnya pada
payudara. Beberapa pilihan yang lebih umum mencakup lumpecpomy atau
mastectomy sebagian (pada bagian tertentu), yang keduanya bisa menyelamatkan
payudara. Mengikuti jenis operasi ini, kebanyakan perempuan juga akan menerima
terapi radiasi untuk membunuh sel kanker yang tertinggal dipayudara. Pada sedikit
instansi, pasien dapat menjalani masectomy radikal (sepenuhnya), yang mengangkat
seluruh bagian payudara, otot-otot dada, dan kelenjar getah bening terendah.
Untuk menentukan apakah kanker telah menyebar atau tidak, banyak ahli bedah
yang juga akan melakukan pemotongan kelenjar. Prosedur ini mengangkat sebagian
atau semua kelenjar getah bening (dibawah lengan) untuk diperiksa oleh patologi
15
untuk memeriksa sel kanker. Sebuah alternative untuk pengambilan seluruh kelenjar
getah bening adalah dengan cara biopsy sentinel node, termasuk perawatan baru yang
membutuhkan pengangkatan dari salah satu kelenjar getah bening untuk menentukan
apakah kanker telah menyebar atau tidak.
2. TERAPI RADIASI
Energy tinggi dari sinar X (radiasi) ditujukan pada bagian yang telah diangkat
tumornya untuk membunuh sel kanker yang tertinggal atau untuk mengecilkan tumor.
Perawatan umum kombinasi bisa mencakup lumpectomy dilanjutkan dengan terapi
radiasi.
3. KEMOTERAPI
Obat kemoterapi digunakan untuk menangani kanker dengan cara menghancurkan sel
kanker sebelum memisahkan diri, berproduksi dan menyebar keseluruh tubuh.
Kemoterpi juga bisa digunakan untuk memperlambat penyebaran sel kanker atau
membuatnya mengecil. Pengobatan dengan kemoterapi dapat digunakan sebagai
lanjutan perawatan dengan radiasi, operasi, terapi biologis atau transplantasi tulang
sumsum.
4. TERAPI HORMON
Terapi jenis ini paling umum ditawarkan untuk perempuan dengan kondisi kanker
payudara metastatis (yang telah menyebar keseluruh tubuh). Namun, bagi perempuan
pada kondisi stadium awal, terapi adjuvant bisa direkomendasikan ketika tidak ada
penyakit yang terdeteksi, tapi ada sedikit deposit sel kanker yang terlalu sedikit untuk
dideteksi. Kondisi ini dapat mencegah sel kanker datang kembali. Reseptor estrogen
yang terpilih (SERM) tamoksifen dan aromatase inhibitors sangat umum digunakan
dalam bentuk dari terapi adjuvant. Tipe terapi ini mencegah sel kanker memasuki
akses hormone yang perlu berproduksi. Cukup banyak penelitian yang ditujukan
untuk mempelajari obat-obatan untuk pengobatan kanker payudara dan mencegah
tumbuh kembali. Pada banyak kasus, tamoxifen diberikan untuk mencegah sel kanker
datang kembali 5 tahun kedepan. Meskipun tamoxifen telah menunjukkan hasil yang
bagus, hal itu bisa meningkatkan resiko perempuan mengalami kanker endometrial.
Tipe hormone terapi umum yang lainnya adalah penangkapan (oophorectomy) atau
melakukan radiasi pada indung telur, tempat hormone perempuan diproduksi.
16
5. TERAPI BIOLOGIS
Perawatan ini dirancang untuk membuat penangkal alami tubuh yang bisa melawan
sel kanker. Terapi ini sangat berbeda dari kemoterapi, tapi sering digunakan sebagai
pengobatan kombinasi dengan kemoterapi. Satu terapi biologis yang paling umum
untuk kanker payudara melibatkan penggunaan trantuzumap. Agen ini mengikat sel
kanker yang spesifik dan menghambat sinyal yang memerintahkan sel untuk
berkembang. Terapi biologis lain juga dicoba untuk menangani kanker payudara
metastatis. Bevacizumap menghambat pertumbuhan aliran darah yang bisa
memperbesar tumor.
6. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
Payudara memiliki bagian-bagian (lingkungan) yang kalau diraba berbeda-beda.
Sisi atas agak kesamping (dekat ketiak) cenderung terasa bergumpal-gumpal besar.
Payudara bagian bawah seperti hamparan pasir atau krikil. Sedang bagian dibawah
putting susu terasa seperti sekumpulan biji-bijian yang besar. Kadang ada juga
gumpalan yang menyerupai sebuah mangkuk. Kondisi ini bisa berbeda pada tiap
wanita.
Pada tahap awal, akan cukup membantu jika anda membuat “peta lingkungan
payudara” , untuk dibandingkan pemeriksaan dari bulan ke bulan. Yang paling
penting adalah rasakan bagaimana kondisi payudara anda sendiri. Adakah sesuatu
yang terasa berbeda dibanding lingkungan sekitarnya ? misal, di area “gumpalan
besar” terasa ada benjolan kecil sebesar kacang hijau ? atau di area “hamparan pasir”
Terasa ada “krikil” yang agak besar ? atau adakah perubahan kondisi payudara
disbanding pemeriksaan sebelumnya ? itu semua bisa dideteksi dengan payudara
sendiri.
Melakukan SADARI atau SARARI sebaiknya seminggu setelah menstruasi,
ketika kondisi payudara lunak dan longgar, sehingga memudahkan perabaan. Untuk
wanita yang sudah mengalami menoupous boleh dilakukan kapan saja, asal rutin
setiap bulan.
17
SADARI dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah didepan cermin dengan kedua
lengan tergantung lepas, didalam ruangan yang terang.
Perhatikan payudara Anda :
Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris ?
Apakah bentuknya membesar atau mengeras ?
Apakah arah putting lurus kedepan atau berubah arah ?
Apakah putingnya tertarik kedalam ?
Apakah putting atau kulitny ada yang lecet ?
Apakah kulitnya tampak kemerahan ? kebiruan ? kehitaman ?
Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit
jeruk) ?
Apakah permukaan kulitnya mulus , tidak tampak adanya kerutan atau
cekungan ?
Ulangi semua pengamatan diatas dengan posisi kedua tangan lurus keatas. Setelah
selesai ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan dipinggang, dada
dibusungkan, kedua siku ditarik kebelakang. Semua pengamatan ini bertujuan
untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.
2. Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga puting,
untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari putting susu (seharusnya
tidak ada, kecuali anda sedang menyusui).
3. Meraba
Sekarang berbaringlah diatas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi
satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis dibawah bahu
kiri, sedang lengan kiri direntangkan keatas di samping kepala atau diletakkan di
bawah kepala.
a. Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba
payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat
lingkaran kecil-kecil) mulai dari tepi payudara hingga keputing susu. Sesudah
18
itu geser posisi jari sedikit kesebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar
dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai
seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, anda boleh
menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin
b. Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari putting susu, melingkar
semakin lebar kearah tepi payudara, atau secara vertical keatas dan kebawah
mulai dari tepi paling kiri hingga ketepi paling kanan. Yang penting, seluruh
area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.
c. Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan
dengan kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan 3 macam
tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya
benjolan didekat permukaan kulit, kedua dengan tekanan sedang untuk
meraba adanya benjolan ditengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga
dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan didasar
payudara, dekat dengan tulang dada atau iga.
d. Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan
pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan ke empat jari tangan
kiri.
e. Kemudian ulangi perabaan seperti point C, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk
memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan
sabun.
4. Meraba ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area desekitar payudara untuk mengetahui adanya
benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker. Bila dalam pemeriksaan payudara
sendiri ini anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan, sekecil apapun),
segera periksakan kedokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker
payudara yang ditemukan pada tahap ini dan ditangani secara benar dapat sembuh
secara tuntas.
19
H. PENCEGAHAN
Belum ada cara yang diketahui untuk mencegah kanker payudara. Namun, ada
beberapa langkah yang bisa meminimalkan perkembangan penyakit ini. Terutama dapat
dilakukan perempuan beresiko tinggi terkena kanker payudara, meliputi :
1. Melakukan pemeriksaan payudara secara klinis setiap tiga tahun sekali (untuk
perempuan berusia di bawah 40 tahun).
2. Membatasi konsumsi alkohol.
3. Menjaga berat badan ideal.
4. Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah estrogen atau
hormon lainnya.
5. Menggabungkan aktivitas fisik ke dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak.
7. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan
kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila
kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,
borok, membengkak dan kanker terlihat dengan jelas. Penyebab kanker payudara tidak
diketahui secara pasti. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang
dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi : Usia, Riwayat
keluarga, Riwayat kesehatan sebelumnya mengenai kondisi payudara, Terkena radiasi
pada bagian dada, Penggunaan hormone, Kepadatan payudara, Riwayat kesehatan
reproduksi, Riwayat haid, Gaya hidup, dan sebagainya.
Pada banyak kasus, khususnya pada perempuan menopause, munculnya kanker
payudara dapat terjadi bertahun-tahun kemudian. Namun, ada kalanya sel kanker juga
bisa berkembang dalam waktu sebulan, atau kadangkala dalam beberapa tahun. Kanker
payudara dapat dideteksi dari beberapa gejala. Siapa saja (pria maupun wanita) yang
mengalami gejala sebaiknya berkonsultasi pada dokter spesialis.
B. SARAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis memberi saran agar setiap
wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi
factor resiko yang bisa menyebabkan kanker payudara dan menjaga/memperbaiki pola makan/gizi
serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan kanker
payudara berkembang dalam jangka waktu yang lama, dan sering kali terlambat dideteksi
karena jarang munculnya gejala pada stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan
protektif ini hendaknya ada kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan
pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan prevalensi di Indonesia mengingat
kemungkinan kecil untuk sembuh total jika sudah terkena penyakit ini
21
DAFTAR PUSTAKA
Ferlay, J. et al. GLOBOCAN 2000: Cancer Incidence Mortality, and Prevalence
worldwide. Verson I.0. IARC CancerBase No.5. Lyon: IARC Press (2001).
Forbes, J.F. The Incidence of Breast Cancer The Global Burden, Public Health
Considerations. Seminars in OnCology.24(I, suppl I): SI-20-SI-35 (1997).
Indrawati, Maya. 2009. Bahaya Kanker bagi Wanita dan Pria. Jakarta: AV
Publisher.
Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita Edisi
Pertama. Jakarta: Sagung Seto.
22
top related