bab 1 pendahuluan
DESCRIPTION
PTI4208. Bab 1 Pendahuluan. Pertanian Berlanjut (6 sks ). Oleh : Kurniatun Hairiah (Cho). http://www.tanah.ub.ac.id. 2012. Foto: Kurniatun Hairiah. Sistem Kredit Smester (sks). Suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana : beban studi MAHASISWA, beban kerja Dosen , dan - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
PTI4208
Bab 1 Pendahuluan
Pertanian Berlanjut(6 sks)
Oleh: Kurniatun Hairiah (Cho)
Foto: Kurniatun Hairiah
http://www.tanah.ub.ac.id
2012
SISTEM KREDIT SMESTER (SKS)
Suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana:
• beban studi MAHASISWA, • beban kerja Dosen, dan • beban PENYELENGGARAAN PROGRAM
LEMBAGA dinyatakan dalam satuan kredit smester (sks)= Beban Kegiatan per minggu
PENGERTIAN1 sks
PRAKTIKUM- STUDIO- BENGKEL
Endro.its.
PERKULIAHAN
RESPONSI - TUTORIAL
Kegiatan mandiri
60–100 menit
Kegiatan tatap muka 50 menit
Kegiatan terstruktur 60–100 menit
50–100 menit kegiatan tatap muka
100 menit kegiatan mandiri
4 – 5 jam kegiatan di laboratorium/ studio/ bengkel
Semua kegiatan dihitung per Minggu - per Semester
4
Nilai Kredit Semester untuk PERKULIAHAN
• Kredit dinyatakan dalam sks = Satuan Kredit Semester• 1 sks = 50 menit Tatap muka
60 menit tugas terstruktur (tugas dari Dosen)
60 menit tugas mandiri (belajar, Perpust)
170 menit per minggu dalam 1 semester
Sumber: Standar Pendidikan Tinggi, BNSP (2011)
5
Nilai Kredit Semester untuk Responsi/ tutorial/ seminar
1 sks = Tatap muka minimal =100 menit dan Belajar mandiri minimal = 100 menit kegiatan per minggu per semester
Nilai Kredit Semester untuk d) Praktek lapangan
1 sks = kegiatan praktek di lapangan selama minimal 160 jam per semester atau minimal 10 jam (600 menit) per minggu. (Catatan untuk MK PB: 1 jam persiapan praktek lapangan, 4 jam praktek lapangan, 5 jam membuat laporan dan konsultasi dengan assisten
Nilai Kredit Semester untuk PRAKTIKUM
1 sks = kegiatan belajar di laboratorium/ bengkel/ studio, selama minimal 4 jam (240 menit) perminggu, per semester. (Catatan untuk MK PB: 1 jam persiapan praktikum, 60 menit praktikum, 2 jam membuat laporan dan konsultasi dengan assisten
Sumber: Standar Pendidikan Tinggi, BNSP (2011)
• 2 sks perkuliahan terjadwal (@ 100 menit kegiatan kuliah kelas + 1 s/d 2 jam tersetruktur + 1 s/d 2 jam kegiatan mandiri) / minggu. Jam 9.15-10.55
• 2 sks tutorial terjadwal (@ 200 menit kegiatan tutorial kelas (07.30-09.10 dan 11.00 – 12.40 + 200 menit kegiatan mandiri) / minggu
• 2 sks praktikum: (@ 2-3 jam kegiatan praktek + 1 s/d 2 jam tersetruktur + 1 s/d 2 jam kegiatan mandiri)/minggu; atau (1 jam persiapan praktek lapangan, 4 jam praktek lapangan, 5 jam membuat laporan dan konsultasi dengan assisten) / minggu
Beban 6 sks matakuliah terdiri atas:
ALOKASI WAKTU BAGI MAHASISWA Mata Kuliah = Pertanian BerlanjutSks = 6 (2/2/2)
No Kegiatan sks Alokasi waktu, jam/minggu
1 Tatap muka Kuliah Tutorial Praktikum
222
24
2-4
2 Tugas Terstuktur kuliah Terstruktur PraktikumMandiri Kuliah Tutorial Praktikum
24 -10
23-42
TOTAL 6 21-30
EVALUASI
No Kegiatan Nilai
1 Kuliah– Diskusi– Kuis– Tugas Terstruktur– UTS– UAS
6055
102020
Praktikum– Kuis– Pelaksanaan– Laporan– Presentasi Hasil
302.515102.5
Tutorial– Diskusi
1010
TOTAL 100 %
PENGAJAR
Kepada koordinator kelas, mohon di-insert nama dosen per klas beserta fotonya
Topik praktikum Tujuan1. Pemahaman Karakteristik
Lanskap• Mengidentifikasi jenis
penggunaan lahan (land use) dan jenis tutupan lahan (land cover) pada skala lanskap;
• Mempelajari karakteristik lanskap sehingga mampu menentukan tindakan yang diperlukan guna mencapai pertanian berlanjut.
2.Pengenalan Indikator Keberhasilan Pertanian Berlanjut dari Aspek Biofisik
Memahami indikator keberhasilan pertanian berlanjut dari aspek biofisik (Kualitas air, biodiversitas, dan cadangan karbon).
RENCANA PRAKTIKUM
Bahan Bacaan1. Sustainable Agriculture: An introduction, by Richard Earles,
2005. (www.attra.ncat.org) 2. Organic Production Overview dari ATTRA (
www.attra.ncat.org )3. Sustainabilityn of tropical land use systems after forest
conversion. Oleh: Hairiah K, Van Noordwijk M and Weise S, 2005. In: Palm CA, Vosti SA, Sanchez A and Ericksen P (Eds.) Slash- and-Burn Agriculture. The search for alternatives. Columbia Univ. Press. New York. p 143-169.
4. Prospek Pertanian Organik di Indonesia (Deptan)5. ASB Lecture Note 2. Land Use Practices in the humid tropics
and introduction to ASB benchmark areas (Van Noordwijk et al., 2001). http://www.worldagroforestrycentre.org\publication\bookstore
PRAKTIKUM: Transect walk ~ mengenali struktur dan karakteristik lanskap, serta kegiatan pertanian dan managemen yang ada
Foto: Kurniatun Hairiah
Kompetensi mahasiswa
Paham tentang dasar-dasar konsep Pertanian Berlanjut di daerah Tropis aspek biofisik, sosial dan ekonomi dan penerapannya di tingkat lanskap
Mengetahui cara menganalisis keberlanjutan suatu lanskap.
Foto: Kurniatun Hairiah
Memahami sejarah penggunaan lahan
Paham masalah di tingkat lahan
Cek lapangan
Belajar pada alam nyata di lapangan
Foto: Kurniatun Hairiah
Materi yang dibahas
• Ancaman Pertanian di era perubahan iklim
• Dasar-dasar pengertian dan dimensi sistem Pertanian
berlanjut dan perbedaannya dengan Pertanian Organik
dan Pertanian Sehat
• Contoh-contoh system pertanian konvensional dan
masalahnya (ekonomi, ekologi dan kesehatan manusia)
• Potensi dan Tantangan pelaksanaan Pertanian berlanjut
di masa yang akan datang
GRK• CO2
• CH4 • N2O • Aerosol
Perubahan Iklim• Suhu• Curah hujan• Permukaan air laut
• Kejadian ekstrem
Dampak & kerentanan• Pertanian• Air• Pesisir• Kesehatan• Ekosistem
Pembangunan Sosial EkonomiPertumbuhan Ekonomi, produksi
dan pola konsumsi
MITIGASI ADAPTASIModifikasi dari IPCC, 2007
Adaptasi (menyesuaikan diri): Upaya mengurangi efek merugikan yang timbul dari adanya perubahan iklim tanpa ada usaha untuk mengendalikan penyebabnya
Contoh membangun fasilitas kesehatan, seleksi bibit unggul,……
Mitigasi (mengurangi emisi): Upaya mengurangi efek merugikan yang timbul dari adanya perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca
Contoh: hemat energi, penggunaan biofuel, mengurangi pembakaran, penggunaan lahan yang dapat menyerap dan menyimpan karbon lama
Temperatur
Tinggi muka air laut
Tutupan Salju di Kutub utara
Perubahan iklim (http://www.ipcc.ch/ipccreports/tar/wg1/088.htm)
Cuaca: kondisi sesaat lingkungan atau variabel fisik di atmosfer (suhu, kelembaban, hujan, arah angin, kondisi awan dll) akibat interaksi antar variable, lingkungan biotik, dan pengaruh manusia. Kondisi cuaca sifatnya sangat sementara dan selalu berubah-ubah, dan berbeda antar tempat
Iklim, adalah cuaca rata-rata minimal selama 30 tahun, yang berhubungan dengan variasi temperatur, penguapan, presipitasi dan angin. Secara umum, kita lebih mudah memperkirakan perubahan iklim yang disebabkan oleh perubahan komposisi atmosfer atau faktor-faktor lainnya dari pada memperkirakan perubahan cuaca.
21
Masalah AIR
Dampak Perubahan Iklim
Perubahan panjang musim kemarau di Indonesia (Boer et al., 2009)
24
Skala kejadian bencana di Indonesia
Tidak ada Intensif
Sumber: UN-OCHA, 2007
Emisi CO2, CH4,
N2O
Masalah utama
Pangan
Kebakaran
Sedimentasi & polusi
Biodiversitas
Longsor
Kekeringan
Emisi USA China Indons Brazil Rusia India
Energi 5,752 3,720 275 303 1,527 1,051
Pertanian 442 1,171 141 598 118 442
Alih guna Hutan & gambut
-403 -47 2,563 1,372 54 -40
Limbah 213 174 35 43 46 124
Total 6,005 5,017 3,014 2,316 1,745 1,177
Emisi GRK, ~ Mt CO2 (PEACE, 2007)
(Sumber: Murdiyarso & Adiningsih, 2007)
Total emisi ~ 1.5 - 4.5 GT CO2e th-1
Indonesia’s total GHG emissions under BAU are expected to reach 3.6 Gt CO2-equivalent in 2030 (2.8 Gt in 2020). That would be about 5% of the global total. Of the 3.6 Gt in 2030 (2020 data is not available), 0.85 would be from forestry, 1.2 from peatlands, most of the rest from power&transportation.
Emisi CO2 di Indonesia
(Source: EarthTrends, 2003)
"Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam Era Globalisasi di Abad 21".
1. Krisis negara (ekonomi, sosial dan bencana alam) pasca krisis tahun 1997 dan 1998
2. Perubahan iklim dan pemanasan global
Pembangunan Ekonomi di Indonesia di masa yad:
• Resource based• Knowledge based • Culture based
UB, 27 Januari 2009
Deforestasi & degradasi hutan + gambut
Emisi CO2
Perubahan iklim global
Bahan bakar fossil: minyak tanah, batu bara, LPG
Perubahan SUHU
Perubahan CURAH HUJAN
Perubahan TINGKAT
PERMUKA-AN AIR LAUT
Adaptasi pertanian,
pohon buah-
buahan dll.
Adaptasi resiko
longsor, banjir
Adaptasi flora & fauna
PERT
ANIA
N B
ERLA
NJU
T
Ethnobotanic studies and socioeconomic evaluation. Market research
Farmer preferences. Market development
Assessment of adoption and socio-economic impact. Market expansion
Resouce identification
Capture selection & management of genetic resources
Regeneration & management of sustainable land use systems
Species selection
Germplasm collection & conservation
Genetic selection and breeding
Efficient resource capture. Assessment of environmental impact
Development of techniques to capture genetic variation
PLANTS DOMESTICATION
SOCIAL
BIOPHYSICAL(Source: Leakey, 2012)
Photo: Kurniatun Hairiah
Multifungsi Lanskap
Air KarbonBiodi-versitas
Hutan Lindung Tata kelola
pemerintahan
Para pihak luar
PERTANIAN BERLANJUT, PERTANIAN ORGANIK DAN
PERTANIAN SEHAT
DEFINISI
Pertanian CONVENTION
AL
Pertanian ORGANIK
Pertanian BERLANJUT
Pertanian SEHAT
PRODUKSI
EMISI C
AIR
BIODIV
LINGKUNGAN
PERTANIAN di INDONESIA
Pertanian Conventional / Modern
• Berorientasi pada industri• Pengelolaan • Bibit hibrida• Pupuk kimia dosis tinggi• Menggunakan
herbisida/insektisida• Pengolahan tanah
intensif
Organic Farmingwww.attra.ncat.org
•“an ecological production management system that promotes and enhances biodiversity, biological cycles and soil biological activity. It is based on minimal use of off-farm inputs and on management practices that restore, maintain and enhance ecological harmony(2)”
Pertanian Organik di Indonesia
• Teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami TANPA menggunakan bahan-bahan kimia sintetis.
Tujuan :• menyediakan produk-produk
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.
Karakteristik
http://blog.unila.ac.id/hamim/2010/05/06/prospek-pertanian-organik-di-indonesia/
Pertanian Organik ~ Berlanjut Pertanian Organik ~ sehat
Apakah
Pertanian Organik di Pasuruan(Skala mikro)
Contoh Pertanian Organik di Kulekhani, Nepal
(Foto: Kurniatun Hairiah, Himalayan range 23 December
2006)
Pertanian Organik di Kulekhani, Nepal
Pertanian Masukan Rendah
Photo: Kurniatun Hairiah
BO Kebutuhan utama pertanian organik TETAPI tidak cukup Exploitasi dari hutan untuk bahan kompos
Photo: Kurniatun Hairiah
Degradasi tanah hutan
Pertanian Organik menguntungkan di tingkat
plot TETAPI merugikan di
tingkat landscape KEBOCORAN
Photo: Kurniatun Hairiah
Contoh kasus 2 dari Zambia : "Gardening on Garbage, is it opportunity or
threat ?"
Contoh Pb Cd Zn Cu
1 5 t.u 6.6 4.3
2 4 6 113 2.5
3 4 t.u 54 8.5
4 10 t.u 6.6 4.3
5 20 6 525 25
6 4 8 135 2.3
7 5 15 27 900
Standart EU 50-300 1-3 150-300 50-140
ILEIA, 1994BOT 5.7 % , pH tanah 7.7
Karakteristik kimia Bahan Organik yang dipakai
Contoh kasus dari Zambia: Gardening on Garbage, is it opportunity or threat ?
•Serapan logam berat bervariasi antar jenis tanaman
•Tidak ada Cd yang diserap tanaman•Jagung menyerap Cu ~ 1-3 mg kg-1
•Ketimun mengakumulasi Zn 102 - 106 mg kg-1
•Paitan (Tithonia difersifolia) mengakumulasi Zn 102 -106 mg kg-1
==> dimakan ternakSistem pertanian organik ramah lingkungan TETAPI produk masih membahayakan kesehatan
ILEIA, 1994Hasil pengukuran
• Produksi Amonia dari kotoran sapi (cair + padatan) tinggi
• Banyak NO3 tercuci ke lapisan bawah ke aliran air bawah tanah
Bagaimana nasib pertanian organik skala kecil ini?
NO3
Pertanian Organik di Belanda
Photo: Kurniatun Hairiah
Parit
NO3
Sistem Pertanian Berlanjut
A sustainable land management system is one that DOES NOT degrade the soil or significantly contaminate the environment, while providing necessary support to human life.
(Greenland, 1994. In: Syers and Rimmer (eds.) Soil science and sustainable land management in the tropics)
Skope Pertanian Berlanjut
LINGKUNGAN
• Air• Biodiversitas• Emisi Karbon
EKONOMI
• Tarikan pasar
SOSIAL
• Konflik sosial• Koordinasi antar
lembaga• Kearifan lokal
• Fleksibelitas Petani dlm mengelola lahannya
PERT
ANIA
N
BERL
ANJU
T
• Kepuasan konsumen terhadap produk
pertanian
• Layak ekonomi,
Pertanian Sehat
Pertanian Berlanjut• Pendekatan Sistem• System Pertanian yang sehat dan ramah
lingkungan melalui optimalisasi faktor biotik dan abiotik dalam agroekosistem,
• Skala makro terutama berhubungan dengan manfaat biodiversitas tanaman bagi Pertanian polinasi, gulma, hama dan penyakit, hidrologi (kuantitas dan kualitas air) dan emisi karbon.
• Pengembangan rencana konservasi lingkungan, melalui pendekatan spasial dan berbasis pada pengetahuan lokal dan kebiasaan serta adat istiadat masyarakat yang ada, dan pasar yang memerlukan dukungan kebijakan pemerintah yang jelas.
Time scale: One crop cycle Many crop cycleSpatial Scale: Field RegionObjectives: Single Multiple
Pests
Crop
Soil
Inputs YIELDS
Pests
Crop
Soil
Inputs
Soil Biota
YIELDSBiodi-
versity & C sequ-
estration
Social system
Losses
Water quantity and quality
Economic system
Management of Agroecosystem Smester 4
Sustainable Agriculture Smester 5
A. Merusak struktur tanah & aktivitas biologi
B. Tidak ada keseimbangan hara
C. Tidak ada perlindungan thdp hama, penyakit dan gulma.
D. Mengancam populasi biota penting mis. rhizobia & mycorrhiza
F. Berpengaruh negatif thdp kualitas udara
E. Berpengaruh negatif terhadap jumlah & kualitas air
G. Berpengaruh negatif thdp diversitas fauna dan flora H. Kalitas produk
rendah atau proses produksi tidak memeuhi harapan konsumen
(Van Noordwijk et al, 2002)
Indikator KEGAGALAN Pertanian Berlanjut
Sektor Makro/Meso di seluruh Pulau
Mikro di tingkat daerah
Air Kekeringan, sumber air menurun, resiko banjir Analisis air permukaan
Ketersediaan air, erosi, banjir, longsor, resiko kekeringan Analisis hidrologi
Pertanian
Gagal tanam dan panen. Resiko serangan hama dan gagal panen atau penurunan produksi
Contoh perbedaan kajian di berbagai tingkat kompleksitas
KESEJAHTERAAN MASYARAKATKebutuhan pokok (Pangan & pakan), Kesehatan, Ketahanan pangan, Hubungan sosial terjaminBebas dalam menentukan pengelolaan lahannya
LAYANAN LINGKUNGAN
1. Kehidupan, penyediaan akan pangan, serat, bahan bakar, sumber genetik, biokimia, air bersih
2. Budaya: Spiritual, rekreasi, Estetika,inspirasi dan pendidikan
3. Penunjang: Pembentukan tanah,siklus hara, produksi primer
4. Regulasi: Regulasi iklim, regulasi populasi hama & penyakit, regulasi pembuahan, regulasi air, pengurangan bencanaFUNGSI
EKOSISTEM
PERUBAHAN GLOBAL: Iklim, siklus bio-kimia, sistem penggunaan lahan, introduksi spesies baru
BIODIVERSITAS: Jumlah spesies, Kelimpahan relatif, Komposisi dan interaksi,
(MEA, 2004)
No BATS…No DURIAN!Cynopterus brachyotis
No BEES…No COFFEE!
Rancangan Kampung Hijau di daerah Pesisir
Sumber Sulistyowati, KLH, 2010)
“Sustainability”……… or
“Sustainagility”
Petani jagung di sekitar hutan margasatwa, Gorontalo
Jagung merupakan “icon” Propinsi Gorontalo
Sustainagility E:Migrasi penduduk
Sustainagility D:Ganti ke sektor non-pertanian
Sustainagility C:Sistem pertanian yang lain
Sustainagility B:Sistem pola tanam lainnya
Sustainagility A:Jenis pohon/tan semusim/ternak lainnya
Kesejahteraan yang berkelanjutan di tingkat global
Kesejahteraan yang berkelanjutan di tingkat lokal saat ini
Sistem pertanian yang berkelanjutan di tingkat lokal
Sistem pertanian yang berkelanjutan saat ini
Sistem pola tanam yang berkelanjutan saat ini
Pertanian yang berkelanjutan saat ini: pohon/tan.semusim/ternak
A. struktur tanah & aktivitas biologi terjamin
B. keseimbangan hara terjaga
C. perlindungan thdp hama, penyakit dan gulma terjamin
D. Mempertahankan biota penting mis. rhizobia & mycorrhiza
F. kualitas udara terjamin
E. jumlah & kualitas air terjamin
G. Biodiversitas biota terjaga
H. Kualitas produk memenuhi harapan konsumen
Van Noordwijk et al, 2002
Pertanian Sehat
Sehat produk Sehat petaninya Sehat lingkungannya ~ ekonomi, ekologi
dan sosial (ciri utama: Petani memiliki kebebasan mengelola lahannya)
3. Pertanian Sehat walaupun tidak organik tetapi PASTI berlanjut
2. Pertanian Berlanjut TIDAK SELALU organik TETAPI belum tentu sehat
1. Pertanian Organik PASTI Ramah LingkunganTETAPI belum tentu berkelanjutan & sehat
KESIMPULAN
PERTANIAN ORGANIK
PERTANIAN BERLANJUT
PERTANIAN SEHAT
TANTANGANPertanian Berlanjut
Parsial Planning rawan konflik
Photo: Kurniatun Hairiah
Pada skala lokal, nasional & global
• Menekan kehilangan hara lewat pencucian, limpasan permukaan & aliran permukaan
• Meningkatkan daur ulang residu di sekitar kita
• Menghindari penggunaan bahan-bahan kimia yang mengandung logam berat