bab 1 pendahuluan

32
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling banyak ditemuai ditemui diantara wanita. Berdasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, dan tiap tahunnya diseluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini. Dilaporkan dari American Cancer Society, angka kematian kanker payudara telah menurun sejak tahun 1990. Hal ini diakibatkan oleh karena deteksi dini yang baik dan terapi yang lebih baik tiap tahunnya. Kurang lebih 40.910 kasus kematian kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007 sementara itu, juga berdasarkan American Cancer Society, secara umum, angka kejadian kanker payudara meningkat sekitar 30% dalam kurun waktu 25 tahun dinegara-negara maju. (Ferlay, J. et al, 2001). Dibeberapa negara, insiden kanker payudara menurun sekitar 10% antara tahun 2000-2004. Hal ini di karenakan berkurangnya penggunaan terapi sulih hormone. Walaupun insiden kanker payudara meningkat dibeberapa Negara maju, angka kematian secara menyeluruh mengalami penurunan 1

Upload: julfa

Post on 04-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker

pada wanita, setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling banyak

ditemuai ditemui diantara wanita. Berdasarkan data dari American Cancer Society,

sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, dan tiap tahunnya

diseluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini.

Dilaporkan dari American Cancer Society, angka kematian kanker payudara telah

menurun sejak tahun 1990. Hal ini diakibatkan oleh karena deteksi dini yang baik dan

terapi yang lebih baik tiap tahunnya. Kurang lebih 40.910 kasus kematian kanker

payudara terdeteksi pada tahun 2007 sementara itu, juga berdasarkan American Cancer

Society, secara umum, angka kejadian kanker payudara meningkat sekitar 30% dalam

kurun waktu 25 tahun dinegara-negara maju. (Ferlay, J. et al, 2001).

Dibeberapa negara, insiden kanker payudara menurun sekitar 10% antara tahun

2000-2004. Hal ini di karenakan berkurangnya penggunaan terapi sulih hormone.

Walaupun insiden kanker payudara meningkat dibeberapa Negara maju, angka kematian

secara menyeluruh mengalami penurunan diakibatkan karena peningkatan efektivitas

skrining dan terapinya. (Ferlay, J. et al, 2001)

Dalam beberapa dekade yang lau, angka insiden kanker payudara juga

menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Para peneliti meyakini bahwa keadaan

sosioekonomi, perubahan gaya hidup, serta perubahan pada pola menstruasi ternyata,

berkaitan dengan peningkatan resiko untuk terjadinya kanker payudara. (Forbes, J. F,

1997).

Setiap resiko kanker payudara pada wanita dapat mempunyai probabilitas yang

lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada beberapa factor, yang meliputi riwayat

keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama, dan faktor-faktor yang lain.

1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Ca. Mamae?

2. Apa penyebab Ca. Mamae?

3. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Payudara?

4. Apa saja manifestasi klinis Ca. Mamae?

5. Bagaimana stadium Ca. Mamae?

6. Bagaimana patofisiologi/pathway Ca. Mamae?

7. Apa saja pemeriksaan/terapi yang perlu dilakukan untuk penderita Ca. Mamae?

8. Bagaimana pencegahan Ca. Mamae?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi Ca. Mamae.

2. Untuk mengetahui penyebab Ca. Mamae.

3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi payudara.

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Ca. Mamae.

5. Untuk mengetahui stadium Ca. Mamae.

6. Untuk mengetahui patofisiologi/pathway Ca. Mamae.

7. Untuk mengetahui pemeriksaan/terapi bagi penderita Ca. Mamae.

8. Untuk mengetahui pencegahan Ca. Mamae.

D. MANFAAT

Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai Ca. Mamae.

2

Page 3: Bab 1 Pendahuluan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun

jaringan ikat pada payudara. (Wijaya, 2005).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.

Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-

bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas

tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan

bawah kulit. (Erik T, 2005).

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel

kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit

payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun

jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011).

Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang

menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).

Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan

pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,

tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan

di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak

di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).

Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,

jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau

ekor payudara.

Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing

mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.

3

Page 4: Bab 1 Pendahuluan

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri

Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri

Interkostalis.

Penyaliran limfa dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar

sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m.

rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara

kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kanker payudara adalah terjadinya gangguan

pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri

dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis

asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih

nyata sepeti jaringan menjadi merah, borok, membengkak dan kanker terlihat dengan

jelas.

4

Page 5: Bab 1 Pendahuluan

B. ETIOLOGI

Penyebab kanker payudara tidak diketahui secara pasti. Meskipun demikian, riset

mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu,

yang meliputi :

1. Usia

Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun, dan jarang

terjadi pada perempuan sebelum menopause. Hampir 80% pada diagnosis awal kasus

penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun atau

lebih, menurut the American Cancer Society (ACS).

2. Riwayat keluarga

Memiliki ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara atau kanker

indung telur meningkatkan resiko. Resiko akan lebih tinggi ketika kanker payudara

dialami anggota keluarga langsung (ibu, saudara perempuan maupun anak

perempuan), apalagi jika kanker tersebut menyerang saat mereka di bawah usia 50

tahun.

3. Riwayat kesehatan sebelumnya mengenai kondisi payudara

Hal ini termasuk divonis kanker payudara, atau terkena Proliferative Breast Disease

(PBD). Kendati diketahui kondisinya jinak, PBD juga beresiko cukup tinggi

berkembang menjadi kanker payudara. Dan lagi, setelah menjalani biopsy

sebelumnya untuk mengangkat tumor mencurigakan yang ternyata jinak, bisa juga

meningkatkan sedikit resiko kanker payudara.

4. Terkena radiasi pada bagian dada

Untuk pasien yang dirawat untuk mengatasi Hodgkin’s lymphoma dengan radiasi

pada bagian dada sebelum usia 30 tahun, peluang untuk berkembang menjadi kanker

payudara juga lebih besar daripada perempuan yang tidak menjalani perawatan ini.

5. Penggunaan hormon

Terapi Sulih Hormon (HRT) (umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala

menopause) atau eksposur lain terhadap estrogen atau progesterone meningkatkan

resiko pada perempuan. Tipe kanker payudara tertentu bisa berkembang akibat

pemakaian hormone tersebut. Resiko tergantung dari masa panjangnya pemakaian

hormone. Semakin lama pemakaian, resiko semakin tinggi. Ketika estrogen

5

Page 6: Bab 1 Pendahuluan

digunakan sendiri (Estrogen Replacement Therapy {ERT}), resiko kanker payudara

terlihat lebih rendah daripada kombinasi HRT, termasuk progesterone.

6. Kepadatan payudara

Perempuan yang kandungan lemak dalam tubuhnya sedikit, payudaranya padat,

ternyat bisa meningkatkan peluang terkena kanker payudara. Payudara cenderung

lebih padat seiring pertambahan usia.

7. Riwayat kesehatan reproduksi

Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai resiko lebih

rendah mengalami kanker payudara dibandingkan perempuan yang melahirkan anak

setelah 30 tahun atau tidak memiliki anak sama sekali.

8. Riwayat haid

Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12) tahun

atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki tingkat resiko kanker

payudara yang tinggi.

9. Terpapar oleh DES (Diethylstilbestrol yaitu obat untuk mencegah terulangnya

keguguran kandungan)

Estrogen sintesis sudah diberikan sejak 1940-an hingga 1970-an untuk perempuan

hamil. Sayangnya, DES dipercaya dapat meningkatkan resiko kanker secara perlahan.

Selama bertahun-tahun, DES bisa mengakibatkan kanker vagina (jarang terjadi) atau

kanker leher rahim. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar

DES selama dalam kandungan juga beresiko tinggi terkena kanker payudara.

10. Menjadi obesitas setelah menopause

Perempuan yang berat badannya melonjak secara signifikan memiliki estrogen lebih

banyak dlam tubuhnya, karena beberapa hormone terbuat dari jaringan lemak. Ketika

jumlah estrogen melonjak, resiko kanker payudarajuga meningkat.

11. Diet

Beberapa penelitian telah menunjukkan perempuan yang menjalani diet rendah lemak

beresiko mengalami kanker payudara. Diet ini juga dianjurkan pada penderita kanker

yang bisa sembuh. Sebab, perempuan yang hobi mengkonsumsi makanan kaya

lemak, sel kankernya bisa tumbuh kembali.

6

Page 7: Bab 1 Pendahuluan

12. Malas bergerak

Perempuan yang secara fisik tidak aktif, mempunyai resiko tinggi terkena kanker

payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerakbisa berujung

pada obesitas, yang juga merupakan factor resiko terkena kanker payudara.

13. Konsumsi alcohol

Beberapa penelitian telah menyimpulkan, bahwa semakin banyak alcohol yang

dikonsumsi perempuan, resiko terkena kanker payudara lebih besar. Analisis dari

penelitian menyarankan agar membatasi asupan alcohol perhari (min 2 gelas)

sehingga dapat mengurangi reesiko kanker payudara sebanyak 21%. Resiko akibat

konsumsi alcohol ini terjadi karena alcohol bisa meningkatkan jumlah hormone.

14. Merokok

Merokok secara signifikan meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini,

terutama bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara.

Pada banyak kasus, khususnya pada perempuan menopause, munculnya kanker

payudara dapat terjadi bertahun-tahun kemudian. Namun, ada kalanya sel kanker juga

bisa berkembang dalam waktu sebulan, atau kadangkala dalam beberapa tahun. Kanker

payudara dapat dideteksi dari beberapa gejala. Siapa saja (pria maupun wanita) yang

mengalami gejala sebaiknya berkonsultasi pada dokter spesialis.

7

Page 8: Bab 1 Pendahuluan

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Anatomi Payudara

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong

lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral atas kelenjar

payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan

Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang

masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous.

Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut

mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut

ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.

mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.

interkostalis.

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa

saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca

bedah, yakni  n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus

sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.

8

Page 9: Bab 1 Pendahuluan

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke

kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran

yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah

bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke

kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral,

ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara

kontralateral.

2. Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas

15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus

ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus

laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang

dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir

pada putting susu.

Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :

a. Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia.

b. Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid.

c. Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Terdapat ruam-ruam pada kulit di sekitar payudara, areola atau putting terlihat

bersisik, memerah, dan membengkak.

2. Keluar cairan berwarna kemerah-merahan dari putting susu.

3. Terjadi pembengkakan dan penebalan kulit di daerah payudara.

4. Terdapat benjolan di daerah bawah lengan.

5. Puting susu menjadi lunak.

6. Perubahan ukuran atau bentuk payudara.

7. Puting susu tertekan ke dalam (sebagian atau seluruhnya).

8. Pada tahap lebih lanjut terjadi luka yang tak sembuh-sembuh.

9

Page 10: Bab 1 Pendahuluan

Kanker dapat diawali dari sel-sel yang belum membentuk benjolan. Ketika kanker

berkembang, tumor akan tumbuh dan benjolan dapat dirasakan lebih jelas hanya dengan

pemeriksaan manual yang dilakukan dokter. Selain itu, kelenjar getah bening bisa

membesar yang menandakan sel kanker telah menyebar.

Umumnya saat diagnosis kanker payudara, pada awalnya tidak menimbulkan rasa

sakit yang bisa menjadi tanda munculnya penyakit ini. Namun, pada beberapa pasien

mengaku mengalami rasa sakit di seputar benjolan pada payudara. Bagi yang mengalami

rasa sakit payudara terus-menerus dan mencurigakan sebaiknya segera diperiksakan ke

dokter, meskipun belum terasa adanya benjolan. Pada stadium awal, tanda-tanda kanker

payudara mungkin tidak terdeteksi saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI), ketika pemeriksaan klinis, atau bahkan setelah melalui tes mamografi. Pada

tahap awal kanker payudara, biasanya tidak memperlihatkan tanda-tanda sama sekali,

karena itu penting sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.

E. STADIUM CA. MAMAE

Stadium kanker ada tiga tingkatan, yaitu :

Stadium I (Stadium Dini)

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase)

pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara

senpurna adalah 70%. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang

lain, harus diperiksa di laboratorium.

10

Page 11: Bab 1 Pendahuluan

Stadium II

Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah

beningdi ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40% tergantung

dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi

untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah

operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang

tertinggal.

Stadium III

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan

untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi.

Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinarandan kemoterapi (pemberian obat yang

dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilkukan operasi untuk mengangkat

bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses

perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita

semaksimal mungkin.

F. PATOFISIOLOGI/PATHWAY

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut

transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a. Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel

menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang

disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar

matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.

kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel

lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa

membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.

Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu

11

Page 12: Bab 1 Pendahuluan

diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan

suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena

kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa

teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:

1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan

progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel

mammae (Smeltzer&Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah

merangasang pertumbuhan sel mammae. Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita

yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita

karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah

yang, menyebabkan kanker  mammae pada manusia. Namun menarche dini dan

menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan resiko

kanker  mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia

lebih dari 30 tahun.

2. Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa

abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

3. Genetik

Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage

genetic”  autosomal dominan.

Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17    

mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.

mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan

riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta

mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).

4. Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon

yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan

meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan

timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal.

12

Page 13: Bab 1 Pendahuluan

Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan

berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7

tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar

untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap

sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf.

Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan

melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan

terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan

edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran yang terjadi secara

hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak

tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul).

Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif

lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia

dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

13

Page 14: Bab 1 Pendahuluan

G. PEMERIKSAAN/TERAPI

Selain stadium kanker, beberapa faktor di bawah ini bisa mempengaruhi pilihan

pengobatan, antara lain :

Ukuran tumor.

Lokasi tumor pada payudara.

Tipe kanker payudara.

Status reseptor pada tingkat estrogen dan progesteron. Sel kanker bisa memiliki

reseptor yang bereaksi pada hormon tersebut dan tumor akan lebih berespon pada

terapi hormon.

14

Page 15: Bab 1 Pendahuluan

HER2/neu status. Protein yang bisa meningkatkan pertumbuhan sel kanker. Lebih

dari 25% dari kanker payudara adalah HER2-positive, yang artinya protein tersebut

dapat menstimulasi pertumbuhan tumor. Beberapa tumor lebih memiliki respon pada

terapi biologis.

Usia pasien, kesehatan umum dan (untuk perempuan) status menopause.

Opini pribadi, dan pilihan dari pasien.

Faktor lain secara normal dijadikan pertimbangan termasuk, apakah kanker

payudara telah didiagnosis atau jika sel kanker tumbuh kembali. Setelah pasien divonis

terkena kanker payudara, rencana pengobatan mereka dirancang oleh tim tenaga medis.

Kelompok tenaga medis profesional ini meliputi :

Onkolog (dokter spesialis kanker) Radiasi

Onkolog Medis

Ahli Bedah

Ahli Bedah Plastik

Perawat Onkolog

Petugas Pelayanan Sosial

Rancangan perawatan untuk kanker payudara biasanya mencakup kombinasi dari

beberapa pilihan, seperti :

1. OPERASI

Terdapat beberapa pilihan operasi untuk mengobati kanker payudara, dan yang

jenis operasinya tergantung pada ukuran dan jenis tumor, dan juga lokasinnya pada

payudara. Beberapa pilihan yang lebih umum mencakup lumpecpomy atau

mastectomy sebagian (pada bagian tertentu), yang keduanya bisa menyelamatkan

payudara. Mengikuti jenis operasi ini, kebanyakan perempuan juga akan menerima

terapi radiasi untuk membunuh sel kanker yang tertinggal dipayudara. Pada sedikit

instansi, pasien dapat menjalani masectomy radikal (sepenuhnya), yang mengangkat

seluruh bagian payudara, otot-otot dada, dan kelenjar getah bening terendah.

Untuk menentukan apakah kanker telah menyebar atau tidak, banyak ahli bedah

yang juga akan melakukan pemotongan kelenjar. Prosedur ini mengangkat sebagian

atau semua kelenjar getah bening (dibawah lengan) untuk diperiksa oleh patologi

15

Page 16: Bab 1 Pendahuluan

untuk memeriksa sel kanker. Sebuah alternative untuk pengambilan seluruh kelenjar

getah bening adalah dengan cara biopsy sentinel node, termasuk perawatan baru yang

membutuhkan pengangkatan dari salah satu kelenjar getah bening untuk menentukan

apakah kanker telah menyebar atau tidak.

2. TERAPI RADIASI

Energy tinggi dari sinar X (radiasi) ditujukan pada bagian yang telah diangkat

tumornya untuk membunuh sel kanker yang tertinggal atau untuk mengecilkan tumor.

Perawatan umum kombinasi bisa mencakup lumpectomy dilanjutkan dengan terapi

radiasi.

3. KEMOTERAPI

Obat kemoterapi digunakan untuk menangani kanker dengan cara menghancurkan sel

kanker sebelum memisahkan diri, berproduksi dan menyebar keseluruh tubuh.

Kemoterpi juga bisa digunakan untuk memperlambat penyebaran sel kanker atau

membuatnya mengecil. Pengobatan dengan kemoterapi dapat digunakan sebagai

lanjutan perawatan dengan radiasi, operasi, terapi biologis atau transplantasi tulang

sumsum.

4. TERAPI HORMON

Terapi jenis ini paling umum ditawarkan untuk perempuan dengan kondisi kanker

payudara metastatis (yang telah menyebar keseluruh tubuh). Namun, bagi perempuan

pada kondisi stadium awal, terapi adjuvant bisa direkomendasikan ketika tidak ada

penyakit yang terdeteksi, tapi ada sedikit deposit sel kanker yang terlalu sedikit untuk

dideteksi. Kondisi ini dapat mencegah sel kanker datang kembali. Reseptor estrogen

yang terpilih (SERM) tamoksifen dan aromatase inhibitors sangat umum digunakan

dalam bentuk dari terapi adjuvant. Tipe terapi ini mencegah sel kanker memasuki

akses hormone yang perlu berproduksi. Cukup banyak penelitian yang ditujukan

untuk mempelajari obat-obatan untuk pengobatan kanker payudara dan mencegah

tumbuh kembali. Pada banyak kasus, tamoxifen diberikan untuk mencegah sel kanker

datang kembali 5 tahun kedepan. Meskipun tamoxifen telah menunjukkan hasil yang

bagus, hal itu bisa meningkatkan resiko perempuan mengalami kanker endometrial.

Tipe hormone terapi umum yang lainnya adalah penangkapan (oophorectomy) atau

melakukan radiasi pada indung telur, tempat hormone perempuan diproduksi.

16

Page 17: Bab 1 Pendahuluan

5. TERAPI BIOLOGIS

Perawatan ini dirancang untuk membuat penangkal alami tubuh yang bisa melawan

sel kanker. Terapi ini sangat berbeda dari kemoterapi, tapi sering digunakan sebagai

pengobatan kombinasi dengan kemoterapi. Satu terapi biologis yang paling umum

untuk kanker payudara melibatkan penggunaan trantuzumap. Agen ini mengikat sel

kanker yang spesifik dan menghambat sinyal yang memerintahkan sel untuk

berkembang. Terapi biologis lain juga dicoba untuk menangani kanker payudara

metastatis. Bevacizumap menghambat pertumbuhan aliran darah yang bisa

memperbesar tumor.

6. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Payudara memiliki bagian-bagian (lingkungan) yang kalau diraba berbeda-beda.

Sisi atas agak kesamping (dekat ketiak) cenderung terasa bergumpal-gumpal besar.

Payudara bagian bawah seperti hamparan pasir atau krikil. Sedang bagian dibawah

putting susu terasa seperti sekumpulan biji-bijian yang besar. Kadang ada juga

gumpalan yang menyerupai sebuah mangkuk. Kondisi ini bisa berbeda pada tiap

wanita.

Pada tahap awal, akan cukup membantu jika anda membuat “peta lingkungan

payudara” , untuk dibandingkan pemeriksaan dari bulan ke bulan. Yang paling

penting adalah rasakan bagaimana kondisi payudara anda sendiri. Adakah sesuatu

yang terasa berbeda dibanding lingkungan sekitarnya ? misal, di area “gumpalan

besar” terasa ada benjolan kecil sebesar kacang hijau ? atau di area “hamparan pasir”

Terasa ada “krikil” yang agak besar ? atau adakah perubahan kondisi payudara

disbanding pemeriksaan sebelumnya ? itu semua bisa dideteksi dengan payudara

sendiri.

Melakukan SADARI atau SARARI sebaiknya seminggu setelah menstruasi,

ketika kondisi payudara lunak dan longgar, sehingga memudahkan perabaan. Untuk

wanita yang sudah mengalami menoupous boleh dilakukan kapan saja, asal rutin

setiap bulan.

17

Page 18: Bab 1 Pendahuluan

SADARI dibagi menjadi beberapa tahap :

1. Melihat

Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah didepan cermin dengan kedua

lengan tergantung lepas, didalam ruangan yang terang.

Perhatikan payudara Anda :

Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris ?

Apakah bentuknya membesar atau mengeras ?

Apakah arah putting lurus kedepan atau berubah arah ?

Apakah putingnya tertarik kedalam ?

Apakah putting atau kulitny ada yang lecet ?

Apakah kulitnya tampak kemerahan ? kebiruan ? kehitaman ?

Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit

jeruk) ?

Apakah permukaan kulitnya mulus , tidak tampak adanya kerutan atau

cekungan ?

Ulangi semua pengamatan diatas dengan posisi kedua tangan lurus keatas. Setelah

selesai ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan dipinggang, dada

dibusungkan, kedua siku ditarik kebelakang. Semua pengamatan ini bertujuan

untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.

2. Memijat

Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga puting,

untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari putting susu (seharusnya

tidak ada, kecuali anda sedang menyusui).

3. Meraba

Sekarang berbaringlah diatas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi

satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis dibawah bahu

kiri, sedang lengan kiri direntangkan keatas di samping kepala atau diletakkan di

bawah kepala.

a. Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba

payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat

lingkaran kecil-kecil) mulai dari tepi payudara hingga keputing susu. Sesudah

18

Page 19: Bab 1 Pendahuluan

itu geser posisi jari sedikit kesebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar

dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai

seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, anda boleh

menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin

b. Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari putting susu, melingkar

semakin lebar kearah tepi payudara, atau secara vertical keatas dan kebawah

mulai dari tepi paling kiri hingga ketepi paling kanan. Yang penting, seluruh

area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.

c. Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan

dengan kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan 3 macam

tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya

benjolan didekat permukaan kulit, kedua dengan tekanan sedang untuk

meraba adanya benjolan ditengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga

dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan didasar

payudara, dekat dengan tulang dada atau iga.

d. Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan

pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan ke empat jari tangan

kiri.

e. Kemudian ulangi perabaan seperti point C, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk

memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan

sabun.

4. Meraba ketiak

Setelah itu raba ketiak dan area desekitar payudara untuk mengetahui adanya

benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker. Bila dalam pemeriksaan payudara

sendiri ini anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan, sekecil apapun),

segera periksakan kedokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker

payudara yang ditemukan pada tahap ini dan ditangani secara benar dapat sembuh

secara tuntas.

19

Page 20: Bab 1 Pendahuluan

H. PENCEGAHAN

Belum ada cara yang diketahui untuk mencegah kanker payudara. Namun, ada

beberapa langkah yang bisa meminimalkan perkembangan penyakit ini. Terutama dapat

dilakukan perempuan beresiko tinggi terkena kanker payudara, meliputi :

1. Melakukan pemeriksaan payudara secara klinis setiap tiga tahun sekali (untuk

perempuan berusia di bawah 40 tahun).

2. Membatasi konsumsi alkohol.

3. Menjaga berat badan ideal.

4. Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah estrogen atau

hormon lainnya.

5. Menggabungkan aktivitas fisik ke dalam kehidupan sehari-hari.

6. Mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak.

7. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran.

20

Page 21: Bab 1 Pendahuluan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang

terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan

kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila

kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,

borok, membengkak dan kanker terlihat dengan jelas. Penyebab kanker payudara tidak

diketahui secara pasti. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang

dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi : Usia, Riwayat

keluarga, Riwayat kesehatan sebelumnya mengenai kondisi payudara, Terkena radiasi

pada bagian dada, Penggunaan hormone, Kepadatan payudara, Riwayat kesehatan

reproduksi, Riwayat haid, Gaya hidup, dan sebagainya.

Pada banyak kasus, khususnya pada perempuan menopause, munculnya kanker

payudara dapat terjadi bertahun-tahun kemudian. Namun, ada kalanya sel kanker juga

bisa berkembang dalam waktu sebulan, atau kadangkala dalam beberapa tahun. Kanker

payudara dapat dideteksi dari beberapa gejala. Siapa saja (pria maupun wanita) yang

mengalami gejala sebaiknya berkonsultasi pada dokter spesialis.

B. SARAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis memberi saran agar setiap

wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi

factor resiko yang bisa menyebabkan kanker payudara dan menjaga/memperbaiki pola makan/gizi

serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan kanker

payudara berkembang dalam jangka waktu yang lama, dan sering kali terlambat dideteksi

karena jarang munculnya gejala pada stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan

protektif ini hendaknya ada kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan

pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan prevalensi di Indonesia mengingat

kemungkinan kecil untuk sembuh total jika sudah terkena penyakit ini

21

Page 22: Bab 1 Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

Ferlay, J. et al. GLOBOCAN 2000: Cancer Incidence Mortality, and Prevalence

worldwide. Verson I.0. IARC CancerBase No.5. Lyon: IARC Press (2001).

Forbes, J.F. The Incidence of Breast Cancer The Global Burden, Public Health

Considerations. Seminars in OnCology.24(I, suppl I): SI-20-SI-35 (1997).

Indrawati, Maya. 2009. Bahaya Kanker bagi Wanita dan Pria. Jakarta: AV

Publisher.

Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita Edisi

Pertama. Jakarta: Sagung Seto.

22