att_1413496898150_marfan syndroma fix.docx
Post on 12-Jul-2016
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MARFAN SINDROM
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Konsultasi Kelainan Genetik
Dan Sistem Imun”
Oleh:
NUR HASANAH 101314153009
SESARIA BETTY MULYATI 101314153013
SEPTI FITRAH N 101314153026
QURNIA ANDAYANI 101314153039
PROGRAM PENDIDIKAN PASCASARJANAILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA2014
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penyusunan Makalah yang
berjudul “Marfan Sindrom” dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Konsultasi Kelainan Genetik Dan Sistem Imun.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak maka penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. R Hariyanto Aswin.,MS selaku
dosen pengajar.
Penulis menyadari di dalam menyusun makalah ini menyadari masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Sebagai akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
ada kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermafaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Kesehatan Ibu dan Anak.
Surabaya, Oktober 2014
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Marfan syndrome (MFS) adalah gangguan spektrum disebabkan oleh cacat
genetik diwariskan dari jaringan ikat yang memiliki mode dominan autosomal
transmisi cacat itu sendiri telah diisolasi dengan gen FBN1 pada kromosom 15.
yang kode untuk protein jaringan ikat fibrillin. Kelainan pada protein ini
menyebabkan segudang masalah klinis yang berbeda, dimana masalah sistem
muskuloskeletal, jantung, dan mata mendominasi. Kerangka pasien dengan MFS
biasanya menampilkan cacat multiple termasuk arachnodactyly (yaitu, normal
panjang dan angka tipis), dolichostenomelia (yaitu, kaki panjang relatif terhadap
panjang batang), kelainan bentuk pectus (yaitu, pectus excavatum dan pectus
carinatum), dan scoliosis torakolumbalis.
Dalam sistem kardiovaskular dapat terjadi gangguan dilatasi aorta, regurgitasi
aorta, dan aneurisma yang merupakan gangguan paling mengkhawatirkan. Katup
mitral prolaps yang membutuhkan penggantian katup dapat juga terjadi. Temuan
gangguan mata dapat terjadi termasuk miopia, katarak, ablasi retina, dan dislokasi
lensa utama.
Kejadian Sindrom Marfan diperkirakan berkisar dari 1 dalam 5.000 sampai 2-
3 dalam 10.000 orang. Sindrom Marfan mempengaruhi pria, wanita, dan anak-
anak, dan telah ditemukan di antara orang-orang dari semua ras dan latarbelakang
etnis. Mutasi pada gen fibrillin menyebabkan efek pleiotropic. Dengan demikian,
berbagai fitur fenotipik yang berasal dari mutasi gen tunggal. Beberapa penyakit
lain memiliki presentasi yang mirip dengan MFS, sehingga sangat sulit untuk
menentukan kejadian tepat.
Bernard Marfan seorang dokter anak penemu sindrom ini lahir di
Castelnaudary, Aude, Prancispada 23 Juni 1858. Pada 1892, ia diangkat sebagai
asisten professor pediatri di fakultas Paris. Marfan menggambarkan penyakit yang
masih menyandang namanya pada pertemuan Society Kedokteran Paris pada
1896. Ia memaparkan kasus seorang gadis 5 tahun bernama Gabrielle, yang
memiliki anggota badan tidak proporsional panjang. Dalam studi kemudian,
3
anomaly lanjut didokumentasikan, termasuk arachnodactyly (digit), kelainan
kardiovaskular, dan dislokasi dari lensa okular. Sebuah komplikasi umum dan
sering mematikan MFS adalah diseksi aorta, dan warisan genetik yang sekarang
dikenal sebagai autosomal. Marfan memperoleh reputasi internasional dan secara
luas diakui sebagai pelopor kedokteran anak di Perancis. Ini sangat banyak terjadi
di Inggris, juga di mana dia menerima beasiswa kehormatan dari Royal Society of
Medicine tahun 1934.1,2,3
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Difinisi
Sindrom Marfan adalah penyakit genetik autosomal dominant pada
jaringan ikat yang ditandai dengan adanya disproporsi tungkai, jari-jari
tampak lebih panjang dan kurus, serta perawakan tubuh yang tinggi.
Penyakit ini merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya kelainan
kardiovaskular, terutama yang mempengaruhi katup jantung dan aorta. Selain
itu, penyakit ini juga mempengaruhi struktur dan organ lain seperti paru-paru,
mata, saccus duralis yang mengelilingi tulang belakang dan palatum durum.
Gambar1. Autosom Dominan
2.2 Insiden
Sindrom marfan dapat terjadi pada pria maupun wanita dengan
presentase yang sama. Semua gen yang diterima dari orang tua masing-
masing satu dari ayah dan ibu hanya satu gen saja dari sepasang gen itu yang
terkena sindrom Marfan maka kemungkinannya 50% dari anak-anaknya akan
terwarisi sindrom yang sama. Kemungkinan ini dapat dijelaskan dari fakta
bahwa gen dalam hal ini merupakan faktor dominan. Sindrom Marfan cukup
sering terjadi karena diidap satu di antara 5.000 populasi sampai 1:10.000.
Menurut dr. Agus Harianto SpA, salah satu anggota Tim Tumbuh Kembang
Anak dan Remaja RSUD dr. Soetomo, penyakit kelainan genetik yang
bersifat autosomal dominan ini kejadiannya memang sangat langka, hanya
satu di antara 60.000 populasi. Penderita sindrom Marfan diperkirakan
sekitar 200.000 di Amerika, sedangkan di Indonesia belum diketahui berapa
banyak penderita sindrom Marfan. Tidak ada kecenderungan sindrom Marfan
5
diderita oleh satu suku atau gender tertentu, yang berarti pula setiap orang di
muka bumi ini berpeluang mengalaminya. Penyakit tersebut bersifat
menurun, pengidap sindrom Marfan dapat berasal dari orang tua yang sehat
dan normal. Hal itu dapat terjadi karena terjadinya mutasi pada sperma
maupun sel telur yang termanifestasi pada anaknya. Kemungkinan terjadinya
peristiwa seperti ini menurut hitungan statistic sebesar 15%. Sindrom marfan
dapat didiagnosa pada masa prenatal, saat lahir atau pada usia dewasa.
Manifestasi klinik sindrom marfan umumnya akan lebih berat jika
didapatkan pada masa neonatus.
Gambar 2. Pewarisan sindrom Marfan
2.3 Etiologi
Mutasi nonsense menghasilkan stopkodondan terkadang menyebabkan
pergeseran kerangka baca.Sindrom Marfan terungkap setelah ditemukannya
abnormalitas genetik pada penderita sindrom Marfan, yaitu pada gene fibrillin
satu (FBN1) yang teletak pada khromosom 15 pada lengan panjang (q)
15q21.1 dan fibrillin dua (FBN2) yang berlokasi pada khromosom 5.
Protein FBN1 yang dihasilkan oleh penderita tidak normal atau kurang
dari jumlah yang seharusnya berkaitan dengan kelainan kardiovaskuler,
sedangkan FBN2 menyangkut masalah arachnodactyly dan masalah lensa
mata. Fibrillin adalah salah satu elemen dari matriks ekstra-seluler dan
ditemukan diberbagai jaringan seperti: periosteum di tulang, stroma kornea
mata, glomerulus di ginjal, bronchioli pada paru-paru, ligamentum serta
lapisan tunika media dari aorta.
6
Lebih dari 500 mutasi gen fibrilin telah teridentifikasi. Hampir semua
dari mutasi gen ini sangat khas didapatkan pada individu atau keluarga
dengan sindrom marfan, namun sekitar 30%, merupakan mutasi
genetic denovo.
2.4 Patofisiologi
Sindrom marfan terjadi oleh karena adanya mutasi pada gen FBN 1 pada
kromosom 15 yang berperan dalam mengkode glikoprotein fibrillin-1,
komponen matriks ekstraseluler. Protein fibrillin-1 berperan penting dalam
memperbaiki pembentukan matriks ekstraseluler, meliputi biogenesis dan
pertumbuhan serabut-serabut elastin. Matriks ekstraseluler tidak hanya
berperan dalam struktural integritas jaringan ikat tetapi juga sebagai reservoir
untuk faktor pertumbuhan. Serabut-serabut elastin dapat ditemukan pada
seluruh tubuh, namun serabut ini akan lebih banyak ditemukan pada aorta,
ligamen, dan zonula siliaris pada mata.
Peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 600 mutasi FBN1 yang
menyebabkan sindrom Marfan Lebih dari 60% mutasi tersebut merubah satu
dari sekian banyak protein asam amino dalam pementukan fibrilin-1. FBN1
yang termutasi menghasilkan abnormal fibrillin-1 yang tidak dapat
menjalankan fungsi seharusnya.mutasi FBNI mengurangi jumlah fibrilin yang
dihasilkan oleh sel. Alhasil, jumlah fibrilliin-1 yang tersedia tidak cukup
untuk membentuk mikrofibril. Menurunnya produksi mikrofibril akan
melemahkan elastisitasitas dan menyebabkan aktivasi berlebih dari faktor
TGF-beta. Hal itu akan menjadi penyebab dan gejala sindrom Marfan.
2.5 Manifestasi Klinis
Meskipun manifestasi klinis pada sindrom marfan tidak terlalu khas,
namun adanya disporporsional pada tungkai, dislokasi pada lensa mata, dandi
latasi aorta cukup untuk menegakkan diagnosis sindrom marfan. Tercatat ada
lebih dari 30 manifestasi klinis lainnya pada sindrom ini yang sebagian besar
melibatkan kulit, rangka, dan sendi.
1. Kelainan pembuluh darah dan jantung
7
Kelemahan pada dinding aorta bisa menyebabkan pelebaran
sehingga terbentuk aneurisma. Darah juga dapat menyusup diantara
lapisan-lapisan dinding pembuluh darah (diseksi aorta) atau terjadi
robekan pada aneurisma.
2. Kelainan kardiovaskuler pada sindrom Marfan adalah yang terberat
dan ditemukan pada 90% penderita sindrom Marfan yang pada
akhirnya menyebabkan kematian pada usia rata-rata 32 tahun.
Kelainan jantung dapat berupa kelainan yang dibawa sejak lahir atau
kongenital seperti : Tetralogy of Fallot (TF), Atrial-septal defect
(ASD), dan katup aorta yang berdaun dua alias bicuspid. Persentase
kelainan jantung bawaan pada penderita sindrom Marfan jauh lebih
tinggi dibandingkan populasi umum. Jantung pada penderita sindrom
Marfan dapat terdesak sehingga terjadi kebocoran. Gejalanya antara
lain sering sesak, lelah, dan berdebar-debar. Jika pembuluh darah
tersebut keluar dari jantung dan pecah, maka kematian mendadak tak
dapat dihindarkan.
Gambar 3. Kelainan jantung pada sindrom Marfan
3. Kelainan kerangka tubuh
Bentuk kaki yang panjang dan tangannya melebihi tinggi
tubuhnya. Jari-jarinya sedemikian panjang sehingga jika dilingkarkan
pada pergelangan tangan jari-jarinya akan melebihi ibujarinya. Jari-
jemari sangat panjang seperti jari laba-laba yang disebut
‘arachnodactyly’ dan disertai langit-langit di dalam rongga mulut yang
8
melengkung tinggi. Wajah lonjong tetapi sempit, gigi bertumpuk-
tumpuk, atap rongga mulut melengkung dan tinggi, dan tulang
dadanya menonjol. Selain itu kedua kakinya ceper, lensa matanya
anjlok, dan tulang punggungnya skoliosis atau bengkok. Normalnya,
tulang punggung membengkok sedikit kearah dalam dan keluar,
namun dari belakang tampak seperti garis lurus hingga ke leher dan
tulang tengkorak. Tulang rusuk melengkung dan menyebabkan
"kebengkokan" di punggung, tidak heran bila dapat menyebabkan
nyeri punggung yang hebat tergantung berapa derajat kecenderungan
pembengkokannya.
Gambar 4. Kelainan bentuk tangan penderita sindrom Marfan
Gambar 5. Kelainan tulang belakang penderita sindrom Marfan
4. Kelainan Mata
9
Lensa matanya terlepas karena urat mata terus memanjang
(Dislokasi lensa mata), miopi, ablasio retina.
Pada mata, lebih dari setengah individu dengan sindrom marfan akan
didapatkan dislokasi pada salah satu atau kedua lensa. Dislokasi lensa
sendiri dapat terjadi minimal atau bahkan terlihat sangat jelas. Selain
dislokasi lensa, kelainan pada mata lainnya
yang dapat terjadi pada sindrom marfan adalah katarak, glaucoma, miopia,
serta retinal detachment.
5. Abnormalitas jaringan ikat (kolagen)
Menurut penelitian, penyebab abnormalitas adalah pada kolagen –
zat utama yang membuat jaringan berserat yang dibentuk dari zat kimia
esensial. Fungsi utama kolagen adalah untuk menahan tubuh bersama-
sama dan menyediakan arahan bagi pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel, dan cairan ekstraseluler. Cairan
ekstraseluler dan serabut disebut matriks. Dalam sindrom Marfan,
jaringan ikat mengalami kerusakan dan tidak bertindak sesuai fungsinya.
Karena jaringan penghubung ditemukan di seluruh tubuh maka sindrom
Marfan dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh, termasuk kerangka,
mata, jantung, pembuluh darah, sistem saraf, kulit, dan paru-paru.
Keadaan ini mirip dengan penyakit lain yang disebut Ehlers
DanlosSyndrome yang disebabkan oleh abnormalitas pada jaringan elastis.
Hal itu mengakibatkan kulit sering kendor (pada lengan, pantat, bahu, dan
punggung), membran otak melebar (dural ectasia), sehingga sering
muncul kekebalan pada bagian tubuh seperti kaki atau tangan.
Gambar 7. Kelainan jaringan ikat
2.6 Diagnosis
10
Seseorang dapat didiagnosa mengidap sindrom Marfan setelah
melakukan beberapa tes, seperti mengisi sejarah detail tentang riwayat
kesehatan keluarga, menyelesaikan tes fisik, mengecek jantung dengan
elektrokardiogram dan tulang, melakukan slip-lamp eye examination.
Diagnosis mudah ditegakkan apabila pasien dan anggota keluarga
lainnya mengalami dislokasi lensa, dilatasi aorta, dan extremitas yang
panjang dan tipis disertai kifoskoliosis atau deformitas dada lainnya.
Diagnosis sering ditegakkan jika dijumpai ektopialentis dan aneurisma aorta
asendens tanpa habitus Marfan atau riwayat penyakit pada keluarga. Semua
pasien yang dicurigai mengidap kelainan harus diperiksa dengan slit lamp dan
ekokardiogram.
Homosistinuria juga harus disingkirkan dengan uji siani dan itroprusid
untuk disulfida urin yang negatif. Beberapa pasien dengan Sindroma Ehlers D
anlos (SED) tipe I, II, dan III menderita ektopialentis tetapi tidak
memperlihatkan habitus Marfan namun penderita kelainan kulit yang tidak
dijumpai pada sindrom marfan. Pasien dengan aneurisma aorta familial
cenderung mengalami aneurisma di dasar aorta abdomen. Namun, letak
aneurisma bervariasi, dan tingginya insidensi aneurisma (1:100)
menyebabkan diagnosa banding sulit ditegakkan kecuali apabila jelas
dijumpai gambaran sindrom marfan lainnya. Beberapa keluarga dengan
aneurisma aorta familial mengalami mutasi di gen untuk prokolagentipe III.
2.7 Penatalaksanaan
Tidak ada obat khusus untuk penderita sindrom Marfan. Namun
demikian, berbagai pilihan pengobatan dapat meminimalisir dan mencegah
komplikasi. Spesialis yang sesuai akan mengembangkan program
pengobatan perorangan; pendekatan dokter tergantung pada sistem yang telah
terpengaruh. Pengobatan-pengobatan tersebut meliputi:
Skeletal - evaluasi tahunan sangat penting untuk mendeteksi setiap
perubahan dalam tulang belakang atau tulang dada. Hal tersebut penting
dalam masa pertumbuhan cepat, seperti masa remaja.Cacat yang serius
dapat mencegah jantung dan paru-paru dari berfungsi dengan baik.
11
Dalam beberapa kasus, operasi ortopedi mungkin disarankan untuk
mengobati kelainan pada tulang tersebut.
Mata - pemeriksaan mata teratur merupakan kunci untuk menangkap dan
memperbaiki setiap masalah penglihatan yang berkaitan dengan
sindrom Marfan. Dalam kebanyakan kasus, kacamata atau lensa kontak
dapat memperbaiki masalah ini, meskipun operasi mungkin diperlukan
dalam beberapa kasus.
Jantung dan pembuluh darah – pemeriksaan yang rutin dengan
menggunakan echocardiograms membantu dokter mengevaluasi ukuran
dan cara aorta jantung bekerja. Beberapa masalah katup jantung dapat
dikelola dengan obat-obatan seperti beta-blocker, yang dapat membantu
mengurangi tekanan pada aorta. Dalam beberapa kasus, operasi untuk
mengganti katup atau perbaikan aorta mungkin diperlukan.
Pembedahan harus dilakukan sebelum aorta mencapai ukuran yang
dikatakan berisiko tinggi untuk robek atau pecah.
Sistem saraf - Jika dural ektasia (pembengkakan selubung saraf tulang
belakang) mengembang, obat-obatan dapat membantu mengurangi rasa
sakit yang terkait.
Paru-paru – Penderita sindrom Marfan diharapkan tidak merokok, karena
dapat mengalami peningkatan risiko untuk kerusakan paru-paru dan
hubungi dokter terdekat.
Kehamilan: Genetic konseling harus dilakukan sebelum kehamilan pada
wanita penderita sindrom Marfan, karena sindrom marfan adalah suatu
penyakit keturunan. Wanita hamil dengan sindrom Marfan dianggap
kasus yang memiliki risiko tinggi.. Selama kehamilan, tekanan darah
harus sering dicek bulanan dengan menggunakan echocardiograms. Jika
ada pembesaran cepat atau regurgitasi aorta, istirahat atau pembedahan
mungkin diperlukan( American Heart association.2009:1).
Obat
12
Obat-obatan tidak digunakan untuk mengobati sindrom Marfan, namun
mereka dapat digunakan untuk mencegah atau mengendalikan komplikasi.
Pengobatan dapat meliputi:
Beta-bloker meningkatkan kemampuan jantung untuk rileks, mengurangi
forcefulness denyut jantung dan tekanan dalam arteri, sehingga mencegah
atau memperlambat pembesaran aorta. Beta-blocker terapi harus dimulai
pada usia dini. Pada orang yang tidak mampu mengambil beta-blocker
karena asma atau efek samping, sebuah saluran kalsium, seperti verapamil,
dianjurkan.
Angiotensin reseptor bloker (ARB) adalah jenis obat yang bekerja pada
jalur kimia dalam tubuh. Agen ini sering digunakan dalam pengobatan
tekanan darah tinggi serta gagal jantung.
Pembedahan
Pembedahan untuk sindrom Marfan ditujukan untuk mencegah diseksi
aorta atau pecah dalam memperlakukan masalah katup. Ketika diameter aorta
lebih dari 4,7 cm (cm) sampai 5,0 cm (tergantung pada tinggi), atau jika
aortanya berkecepatan tinggi, pembedahan dianjurkan. Kardiolog juga bias
dapat membantu penderita sindrom marfan untuk menghitung diameter aorta
yang berasio tinggi, karena hal tersebut juga dapat memberikan informasi
terhadap para penderita sindrom marfan untuk melakukan operasi atau tidak.
Rekomendasi untuk operasi berdasarkan pada ukuran aorta, ukuran
normal dari aorta, laju pertumbuhan aorta, usia, tinggi badan, jenis kelamin
dan sejarah keluarga yang mengalami diseksi aorta. Pembedahan
mengkhususkan penggantian pada bagian pelebaran aorta dengan cara
pencangkokan.
Operasi mungkin akan diperlukan untuk Perbaikan atau penggantian
katup jika penderita sindrom Marfan memiliki katup aorta yang bocor atau
mitral (regurgitasi) sehingga menyebabkan perubahan dalam ventrikel kiri
atau gagal jantung (Medicinenet. 1996: 1).
2.8 Deteksi dini
EVALUASI GENETIK
13
Penting sekali untuk mendeteksi kelainan genetik sehingga pasien
mendapat penyuluhan yang adekuat terhadap kondisinya dan resiko terhadap
keturunannya. Untuk keadaan yang parah, pasien sering kali tertarik pada
diagnosis prenatal, sehingga mereka dapat mempertimbangkan pengakhiran
kehamilan atau mempersiapkan kelhairan anak yang tidak terkena penyakit.
Kegagalan untuk menyiapkan konseling yang adekuat dan tepat waktu akan
membuat ini menjadi perkara hukum. Diagnosa genetik bahkan menjadi lebih
kritis sebagaimana banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk anak
dengan kelainan genetik.
Alasan utama suatu pasangan dianjurkan untuk diagnosis prenatal adalah
umur. Wanita yang umurnya lebih dari 34 tahun menghadapi peningkatan
resiko untuk melahirkan anak dengan kelainan kromosom. Indikasi utama
yang lain untuk diagnosis prenatal mencakup:
1. Riwayat cacat lahir sebelumnya pada anak atau keluarga, keterbelakangan
mental, kelainan kromosom atau kelainan genetik yang dikenal.
2. Kematian janin berulang.
3. Bayi yang telah mati dalam periode neonatal.
4. Keadaan ibu yang menyebabkan predisposisi janin pada kelainan bawaan.
KONSELING GENETIKA
a. Indikasi dan manfaat
Konseling genetik harus dibedakan dari pemeriksaan genetik dan skrining,
meskipun konselor genetik sering dilibatkan dalam hal pemeriksaan (testing)
genetik. Konseling genetik merujuk kepada proses komunikasi yang berkenaan
dengan masalah-masalah manusia yang dihubungkan dengan terjadinya kelainan
genetik
Konseling genetik merupakan proses komunikasi yang berhubungan
dengan kejadian atau resiko kejadian kelainan genetik pada keluarga. Dengan
meningkatnya pengetahuan tentang janin, banyak pasangan menunjukkan adanya
indikasi untuk mendapat diagnosa genetik prenatal. Meskipun setiap ahli
kebidanan mempunyai peran dalam memberikan konseling genetik, banyak klinisi
mendapatkan bahwa konselor genetik – seseorang yang lebih tinggi tingkatannya
dan mereka yang terlatih dalam aspek pendidikan, psikologis dan administrative
14
dari genetik akan sangat membantu. Konselor genetik berpengalaman dapat
memperoleh dan menafsirkan riwayat keluarga, sering kali mereka terlibat dalam
menegakkan diagnosa. Bila hadir dalam kunjungan prenatal, mereka dapat
menafsirkan kehamilan kini, menjelaskan resiko bagi janin, dan mendiskusikan
pilihan yang tersedia.
Kompleksitas dari konseling genetik dan luasnya cakupan penyakit genetik
mengarah pada perkembangan spesialisasi berbagai displin ilmu yang didesain
untuk memberikan dukungan medis yang luas bagi mereka dan keluarganya yang
beresiko dengan kelainan ini. Pendekatan konseling genetik memiliki implikasi
etik, sosial, dan finansial yang penting. Filosofi yang berhubungan dengan
konseling genetik bervariasi luas menurut negara dan pusat-pusat pelayanan.
Pada center-center di Amerika utara, konsultasi dilaksanakan dengan cara tidak
langsung dimana pasien belajar memahami betapa bernilainya peran dirinya
dalam membuat keputusan medis tertentu.
Pasien dengan resiko penyakit genetik harus memahami prinsip-prinsip dasar
dari genetika medis dan terminologi yang relevan dengan situasi ini. Ini
mencakup konsep tentang gen, bagaimana gen dihantarkan, dan menimbulkan
resiko penyakit turunan. Pemahaman yang adekuat tentang pola-pola pewarisan
sifat atau penyakit akan membuat pasien memahami kemungkinan resiko penyakit
bagi diri dan keluarganya. Penting juga menanamkan konsep-konsep penetrasi
penyakit dan ekspresinya kepada pasien.
15
BAB 3
PEMBAHASAN
Sindrom Marfan merupakan gangguan genetik dari jaringan ikat. Secara
klinis, Sindrom Marfan adalah penyakit keturunan yang ditularkan model yang
dominan autosomal, yang terutama mempengaruhi kerangka, mata dan sistem
kardiovaskular. Sindrom Marfan diwariskan sebagai sifat dominan. Hal ini
dilakukan oleh sebuah gen yang disebut FBN1, yang mengkode protein ikat yang
disebut fibrillin-1. Orang-orang memiliki sepasang gen FBN1. Karena dominan,
orang-orang yang telah mewarisi satu gen mempengaruhi FBN1 dari orang tua
baik akan memiliki Marfan. Sindrom ini dapat dijalankan dari ringan sampai
berat. Orang dengan Marfan tinggi, biasanya tungkai panjang dan jari-jari yang
panjang dan tipis.
Komplikasi yang paling serius adalah cacat katup jantung dan aorta. Hal
ini juga dapat mempengaruhi paru-paru, mata, kantung dural yang mengelilingi
sumsum tulang belakang, kerangka dan palatum durum. Selain menjadi protein
ikat yang membentuk dukungan struktural untuk jaringan di luar sel, protein
fibrillin-1 yang normal mengikat protein lain, mengubah pertumbuhan beta faktor
(TGF-β). TGF-β memiliki efek merusak pada pengembangan otot polos vaskuler
dan integritas dari matriks ekstraseluler. Para peneliti sekarang percaya bahwa
sekunder untuk fibrillin bermutasi ada TGF-β yang berlebihan di paru-paru, katup
jantung, dan aorta, dan ini melemahkan jaringan dan menyebabkan fitur dari
sindrom Marfan. Sejak angiotensin II receptor blockers (ARB) juga mengurangi
TGF-β, mereka telah menguji ini dengan memberikan ARB (losartan, dll) untuk
sampel kecil dari muda, pasien sindrom Marfan sangat terpengaruh. Pada
beberapa pasien, pertumbuhan aorta memang berkurang.
Hal ini dinamai Antoine Marfan, dokter anak Perancis yang pertama kali
mendeskripsikan kondisi tersebut pada 1896 setelah melihat fitur mencolok dalam
seorang gadis 5 tahun. Gen terkait dengan penyakit ini pertama kali diidentifikasi
oleh Francesco Ramirez di Mount Sinai Medical Center di New York City pada
1991. Sindrom Marfan mempengaruhi pria dan wanita sama-sama, dan mutasi
menunjukkan tidak ada bias geografis. Estimasi menunjukkan bahwa sekitar
16
60.000 (1 di 5.000, atau 0,02% dari populasi) Amerika memiliki sindrom Marfan.
Setiap orang tua dengan kondisi memiliki risiko 50% dari melewati cacat genetik
pada setiap anak karena sifat autosomal dominan. Kebanyakan individu dengan
sindrom Marfan memiliki satu anggota keluarga terkena, tetapi kira-kira 15-30%
dari semua kasus disebabkan oleh ''de novo'' mutasi genetik. Hal ini terkait dengan
ekspresivitas variabel; penetrasi lengkap belum definitif didokumentasikan.
Frekuensi Sindrom Marfan adalah sulit untuk menilai karena non-
pengakuan dan gambaran klinis kasus yang kurang parah atau atipikal.
Diperkirakan frekuensi dari 1 / 3000 - 5000 individu, tanpa dominasi ras atau jenis
kelamin.
Sindrom Marfan diberikan pada sekitar 80% dari kasus, mutasi gen khusus
fibrillina (FBN1) gen terletak pada kromosom 15. Gen ini sangat besar, yang
terdiri dari 110 000 pasangan basa (nitrogen unit dasar adalah struktur gen)
didistribusikan di 65 ekson (bagian dari gen diterjemahkan menjadi protein),
dipisahkan dengan intron (bagian dari gen diterjemahkan ke dalam protein).
FBN1 ukuran gen membuat studi untuk menjadi panjang dan sulit.
Kelainan ini berkaitan dengan mutasi fibrilin, suatu protein 350 kD,
komponen utama fibrilin ekstraseluler yang turut menyebabkan integritas
struktural jaringan ikat. Fibrilin adalah suatu glikoprotein yang merupakan bagian
integral dari jaringan ikat pada tubuh (misalnya ligamen, pembuluh darah dan
lensa mata). Lokus FBN1 terletak pada lengan panjang kromoson 15. Lebih dari
20 mutasi telah diketahui; mutasi ini tampak unik pada keluarga tertentu yang
terkena. Distribusi mutasi yang relatif lengkap melalui gen FBN1 agaknya turut
menyebabkan variabilitas fenotip gangguan tersebut.
Penurunan sifat autosomal dominan berarti suatu kelainan timbul
meskipun hanya terdapat satu gen yang cacat dari salah satu orang tuanya.
Sebagai perbandingan, penyakit autosom resesif akan muncul saat seorang
individu memiliki 2 gen mutan. Ciri pewarisan autosomal dominan:
Sifat tersebut mungkin ada pada pria maupun wanita.
Sifat itu juga terdapat pada salah satu orang tua pasangan.
Sekitar 50% anak yang dilahirkan akan memiliki sifat ini, meskipun salah
satu pasangan tidak memiliki sifat ini.
17
Pola pewarisan bersifat vertikal, artinya tiap generasi yang ada pasti ada
yang memiliki sifat ini.
Bila sifat yang diwariskan berupa penyakit keturunan, anak-anak yang
tidak menderita penyakit ini bila menikah dengan pasangan yang normal
maka keturunan yang dihasilkan juga akan normal.
Gejala
Meskipun tidak ada tanda-tanda unik atau gejala sindrom Marfan,
konstelasi tungkai panjang, lensa terkilir, dan pelebaran aorta cukup untuk
membuat diagnosis dengan keyakinan. Ada lebih dari 30 fitur klinis lain yang
bervariasi terkait dengan sindrom, kebanyakan melibatkan kerangka, kulit, dan
sendi. Ada banyak variabilitas klinis bahkan di dalam keluarga yang membawa
mutasi identik.
1. Sistem rangka
Tanda-tanda yang paling mudah terlihat berhubungan dengan sistem
rangka. Banyak orang dengan sindrom Marfan tumbuh tinggi rata-rata di atas.
Beberapa anggota badan ramping panjang dengan jari panjang dan jari kaki
(arachnodactyly). Kondisi ini kaki-kaki panjang dikenal sebagai
dolichostenomelia. Lengan Seorang individu mungkin tidak proporsional panjang,
dengan tipis, pergelangan tangan lemah. Selain mempengaruhi proporsi tinggi dan
anggota badan, sindrom Marfan dapat menghasilkan anomali tulang lainnya.
Kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (scoliosis) adalah umum,
seperti lekukan abnormal (pectus excavatum) atau tonjolan (carinatum pectus)
sternum. Tanda-tanda lainnya termasuk fleksibilitas sendi abnormal, langit-langit
yang tinggi, maloklusi, kaki datar, jari kaki palu, bahu bungkuk, stretch mark
dijelaskan pada kulit dan pergelangan tangan tipis. Hal ini juga dapat
menyebabkan nyeri pada, tulang sendi dan otot pada beberapa pasien. Beberapa
orang dengan Marfan memiliki gangguan berbicara akibat dari selera tinggi gejala
dan rahang kecil. Awal osteoarthritis dapat terjadi.
2. Mata
Sindrom Marfan juga bisa serius mempengaruhi mata dan visi. Rabun jauh
dan astigmatisme yang umum, tetapi juga dapat mengakibatkan rabun dekat.
18
Subluksasi (dislokasi) dari lensa kristal pada satu atau kedua mata (''ectopia
lentis'') (dalam 80% dari pasien) juga terjadi dan dapat dideteksi oleh dokter mata
atau dokter mata menggunakan celah-lampu biomicroscope. In Marfan dislokasi
biasanya superotemporal sedangkan di homocystinuria kondisi serupa, dislokasi
adalah inferonasal. Kadang-kadang masalah mata muncul hanya setelah
melemahnya jaringan ikat telah menyebabkan pelepasan retina. Awal timbulnya
glaukoma dapat masalah lain terkait.
3. Sistem Kardiovaskular
Tanda-tanda yang paling serius dan gejala yang berhubungan dengan
sindrom Marfan melibatkan sistem kardiovaskular. Semestinya kelelahan, sesak
napas, jantung berdebar-debar, detak jantung balap, atau Angina pektoris dengan
nyeri menjalar ke punggung, bahu, atau lengan. Dingin lengan, tangan dan kaki
juga dapat dihubungkan dengan sindrom Marfan karena sirkulasi tidak memadai.
Sebuah murmur jantung, membaca abnormal pada EKG, atau gejala angina dapat
mengindikasikan penyelidikan lebih lanjut. Tanda-tanda regurgitasi dari prolaps
katup mitral atau aorta (yang mengendalikan aliran darah melalui jantung) hasil
dari degenerasi medial kistik dari katup yang umumnya terkait dengan sindrom
Marfan (lihat katup mitral prolaps, regurgitasi aorta). Namun, tanda utama yang
akan membawa dokter untuk mempertimbangkan kondisi yang mendasari adalah
dilatasi aorta atau aneurisma aorta. Kadang-kadang, tidak ada masalah jantung
yang jelas sampai melemahnya jaringan ikat (degenerasi medial kistik) dalam
aorta menaik menyebabkan aneurisma aorta atau diseksi aorta, keadaan darurat
medis. Sebuah diseksi aorta yang paling sering fatal dan menyajikan dengan nyeri
menjalar ke punggung, memberikan sensasi robek.
Karena kelainan jaringan ikat yang mendasari yang menyebabkan sindrom
Marfan, ada peningkatan insiden dehiscence katup mitral prostetik. Perawatan
harus diambil untuk upaya perbaikan katup jantung yang rusak daripada
penggantian.
Selama kehamilan, bahkan tanpa adanya kelainan kardiovaskuler yang
terbentuk sebelumnya, wanita dengan sindrom Marfan berada pada risiko
signifikan dari diseksi aorta, yang sering fatal bahkan ketika cepat diobati. Untuk
alasan ini, wanita dengan sindrom Marfan harus menerima penilaian menyeluruh
19
sebelum konsepsi, dan ekokardiografi harus dilakukan setiap enam sampai
sepuluh minggu selama kehamilan, untuk menilai akar diameter aorta. Bagi
kebanyakan wanita, pengiriman vagina yang aman adalah mungkin.
4. Paru-paru
Sindrom Marfan merupakan faktor risiko untuk pneumotoraks spontan.
Pada pneumotoraks spontan sepihak, udara lolos dari paru-paru dan menempati
ruang pleura antara dinding dada dan paru-paru. Paru-paru menjadi sebagian
dikompresi atau runtuh. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, sesak napas, sianosis,
dan, jika tidak diobati, kematian. Sindrom Marfan juga telah dikaitkan dengan
tidur apnea dan penyakit obstruktif paru idiopatik.
5. Sistem saraf pusat
Kondisi lain yang dapat mengurangi kualitas hidup bagi seorang individu,
meskipun tidak mengancam jiwa, adalah ektasia dural, melemahnya jaringan ikat
dari kantung dural, membran melukai saraf tulang belakang. Ektasia dural bisa
hadir untuk waktu yang lama tanpa menghasilkan gejala nyata. Gejala yang dapat
terjadi adalah nyeri pinggang bawah, sakit kaki, sakit perut, gejala neurologis
lainnya di ekstremitas bawah, atau sakit kepala. Gejala seperti biasanya
mengurangi ketika individu terletak telentang nya. Ini jenis gejala mungkin
menyebabkan dokter untuk memesan X-ray dari tulang punggung bagian bawah.
Ektasia dural biasanya tidak terlihat pada sinar-X pada fase awal. Sebuah
memburuknya gejala dan kurangnya menemukan penyebab lainnya akhirnya
harus mengarah dokter memerintahkan tegak MRI tulang punggung bagian
bawah. Ektasia dural yang telah berkembang ke titik menyebabkan gejala ini akan
muncul dalam foto MRI tegak sebagai kantong membesar yang mengenakan pergi
pada vertebra lumbalis. yang mengkode glikoprotein disebut fibrillin-1,
komponen matriks ekstraseluler. Para Fibrillin 1 protein penting untuk
pembentukan yang tepat dari matriks ekstraselular termasuk biogenesis dan
pemeliharaan serat elastis. Matriks ekstraselular sangat penting untuk kedua
integritas struktural dari jaringan ikat, tetapi juga berfungsi sebagai reservoir
untuk faktor pertumbuhan. Serat elastin yang ditemukan di seluruh tubuh tetapi
sangat melimpah di aorta, ligamen dan zonules ciliary mata, akibatnya, daerah ini
salah satu yang terburuk yang terkena dampak.
20
Sebuah mouse transgenik telah diciptakan membawa salinan tunggal dari
fibrillin, mutan 1 mutasi mirip dengan yang ditemukan pada gen 1 manusia
fibrillin yang diketahui menyebabkan sindrom Marfan. Ini mengulangi strain tikus
banyak fitur dari penyakit manusia dan janji-janji untuk memberikan wawasan ke
dalam patogenesis penyakit. Mengurangi tingkat normal fibrillin-1 menyebabkan
penyakit Marfan terkait pada tikus.
Faktor pertumbuhan transformasi beta (TGFβ) memainkan peran penting
dalam sindrom Marfan. Fibrillin-1 tidak langsung mengikat bentuk laten TGFβ
menjaganya agar tetap diasingkan dan tidak mampu mengerahkan aktivitas
biologisnya. Model sederhana dari sindrom Marfan menunjukkan bahwa tingkat
penurunan fibrillin-1 memungkinkan tingkat TGFβ naik karena penyerapan tidak
memadai. Meskipun tidak terbukti bagaimana peningkatan kadar TGFβ
bertanggung jawab atas patologi spesifik dilihat dengan penyakit ini, reaksi
inflamasi melepaskan protease yang perlahan-lahan menurunkan serat elastin dan
komponen lain dari matriks ekstraselular diketahui terjadi. Pentingnya jalur TGFβ
telah dikonfirmasi dengan penemuan sindrom Loeys-Dietz sindrom serupa yang
melibatkan TGFβR2 gen pada kromosom 3, protein reseptor TGFβ. Sindrom
Marfan sering bingung dengan Loeys-Dietz sindrom, karena tumpang tindih klinis
yang cukup besar antara dua sindrom.
Sindrom Marfan mengenai banyak organ, jadi ada manifestasi
kardiovaskular, skeletal mata dll. Presentasi penyakit bervariasi secara luas,
bahkan diantara anggota keluarga sekalipun. Beberapa orang hanya mengalami
efek yang ringan, sedangkan yang lain punya efek yang berat. Pada banyak kasus,
penyakit ini berkembang jadi lebih buruk seiring pertambahan usia. Presentasi
yang tidak biasa dari penyakit ini:
Tabel 1. Presentasi yang tidak biasa dari pasien Sindrom Marfan
1. Muncul saat lahir, dilatasi aorta yang cepat, deformitas, kematian.
2. Dominan ectopia lentis dengan keterlibatan sistem skeletal yang bervariasi
dan keterlibatan jantung yang dapat diabaikan.
3. Prolaps katup mitral tanpa tanda pada sistem skeletal.
4. Dominan aneurisma aorta tanpa tanda pada sistem skeletal dan okular.
21
Sindrom Marfan pada neonatus lebih berat daripada anak yang lebih tua
dan dapat mempunyai kesamaan klinis dengan araknodaktili (jari-jari tangan dan
kaki yang panjang dan kelangsingannya abnormal) kontraktural kongenital,
dimana dislokasi sendi, kontraktur fleksi, iridodonesis, megalokornea, dilatasi
katup aorta, dan prolaps katup mitral merupakan tanda-tanda yang paling lazim
ditemukan.
Perawakan yang panjang dan langsing mungkin terdapat sejak lahir dan
menetap pascalahir. Pengurangan lemak subkutan dapat menunjukkan gagal
pertumbuhan pada awal masa bayi. Hipotonia dan kelemahan ligamentum
menunjukkan adanya kelambatan motorik; namun, kemampuan kognitif biasanya
normal. Penderita yang lebih tua sering mempunyai wajah lonjong, tipis dengan
maksila sempit, palatum sangat melengkung dan gigi berdesakan.
Kisaran malformasi skeleton yang lebar telah dilaporkan. Tungkai panjang
dan ramping (dolikostenomelia), rentang lengan sangat lebih besar daripada
panjangnya. Jarak dari pubis ke tumit (segmen bawah) meningkat dan turut
menyebabkan pengurangan rasio segmen atas terhadap segmen bawah. Temuan-
temuan pada tangan kurang spesifik, meliputi jari-jari yang panjang, kurus
(araknodaktili), hiperektensi. Jempol teradduksi menyilang telapak tangan yang
sempit, tanda Steinberg. Tanda pergelangan tangan lain, jempol dan jari ke-5 jelas
tumpang tindih ketika melingkari pergelangan tangan yang tipis (tanda Walker).
Kosta panjang, langsing dapat turut menyebabkan kelainan toraks anterior
seperti depresi sternum (pektus ekskavatum) atau menonjol (pektus karinatum,
“dada burung”). Skoliosis dapat menjadi masalah pada anak yang lebih tua dan
remaja.
Kelainan okuler menggambarkan defek jaringan, meliputi ektopia lentis,
sklera biru, dan miopia. Ectopia lentis biasanya bilateral dan simetris. Diagnosis
dapat dibuat dengan melihat iridodonesis (tremor iris), phacodonesis (pergerakan
abnormal dari lensa), dan bilik depan mata yang dalam pada mata yang tidak
berdilatasi. Dislokasinya mungkin komplit, dengan lensa yang mengapung bebas
di dalam kavitas vitreus. Penampakan lain yang tidak spesifik dari sindrom
Marfan adalah miopia, mata yang panjang, kornea datar dan retinal detachment.
22
Selain itu, striae dapat muncul pada bahu dan bokong. Hernia inguinal
dapat terjadi. Manifestasi paru-paru termasuk pneumotoraks spontan dan bleb
apikal (vesikel flaksid besar pada bagian apikal paru). Dilatasi sakus dura dapat
terlihat pada CT scan atau MRI, tetapi kondisi ini biasanya asimptomatik.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis sindrom Marfan yang disepakati secara internasional
(Ghent criteria). Diagnosis Sindrom Marfan berdasarkan riwayat keluarga dan
kombinasi dari indikator mayor dan minor dari gangguan yang terjadi dalam satu
individu.
Beberapa pemeriksaan fisik dapat dilakukan. Pemeriksaan skeletal harus
mencakup pengukuran antropometri untuk tinggi badan, rasio rentang lengan dan
tinggi, rasio segmen atas ke segmen bawah, pengukuran tangan dan kaki. Segmen
atas tubuh diukur dari atas kepala sampai atas ramus pubis, dan segmen bawah
diukur dari atas ramus pubis ke lantai. Rasio segmen atas dan bawah tubuh pada
pasien sindrom Marfan biasanya kurang dari 0.85. Pasien juga harus diperiksa
untuk melihat arachnodactyly; tanda Walker / wrist positif, tanda Steinburg /
thumb positif. Pemeriksaan mata dengan dilatasi pupil harus dilakukan untuk
melihat ectopia lensa. Evaluasi jantung dilakukan dengan auskultasi dan
echocardiography.
Pemeriksaan penunjang:
1. Uji laboratorium:
Hasil tes lab rutin adalah normal.
Uji genetik untuk mutasi pada fibrillin tersedia. Hasil negatif palsu masih
mungkin dengan tes ini. Oleh karena itu, pengujian genetik tidak digunakan
secara rutin dalam praktek klinis.
2. Imaging:
Echocardiography: kunci untuk menilai struktur utama pada risiko dalam
sindrom ini, seperti katup jantung dan aorta asendens.
MRI: berguna untuk pencitraan seluruh aorta, tetapi juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi tulang belakang untuk dural ektasia.
23
Radiografi: radiografi tulang belakang digunakan untuk diagnosis scoliosis,
jika dicurigai. Pasien juga harus memiliki radiografi AP dari pelvis untuk
mengevaluasi protrusi asetabulum. Radiografi tangan dapat dilakukan untuk
menghitung indeks metakarpal, yang ditentukan dengan membagi panjang
tiap-tiap 4 metakarpal terakhir dengan lebar dari titik tengahnya dan
membuat rata-rata dari jumlahnya. Indeks metakarpal pada pasien sindrom
Marfan biasanya lebih dari 8.5 dimana pada orang normal hanya 8 atau
kurang dari 8.
Temuan patologis: diseksi aorta menunjukan lapisan medial pada beberapa
pasien. Dura pada tulang belakang lumbal bawah kadang-kadang
menunjukan tonjolan dari sisi dan depan kanalis tulang belakang.
Kriteria diagnostik sindrom Marfan yang disepakati secara internasional
pada tahun 1996. Diagnosis sindrom Marfan berdasarkan riwayat keluarga dan
kombinasi dari indikator mayor dan minor dari gangguan, langka di populasi
umum, yang terjadi dalam satu individu. Sebagai contoh: empat tanda kerangka
dengan satu atau lebih tanda-tanda dalam sistem lain tubuh seperti mata dan
jantung dalam satu individu. Kondisi berikut mungkin hasil dari sindrom Marfan
tetapi juga dapat terjadi pada orang tanpa gangguan yang mendasarinya dikenal :
Aneurisma aorta atau dilatasi
Arachnodactyly
GERD
Bikuspid katup aorta
Kista
Cystic medial necrosis
Menyimpang septum
Ektasia dural
Awal katarak
Awal glaukoma
Awal osteoarthritis
Ectopia lentis
Empisema
Iris mata coloboma
24
Datar kaki
Gigantisme
Jantung berdebar-debar
Hernia
Hipermobilitas sendi
Kyphosis (membungkuk kembali)
Katup jantung bocor
Belajar cacat
Pectus carinatum atau excavatum
Pneumotoraks (paru-paru runtuh)
Detasemen retina
Scoliosis
Sleep apnea
Stretch mark bukan dari kehamilan
"Persempit wajah, tipis"
F. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari sindrom Marfan adalah:
1. Congenital Contractur Arachnodactyly (CCA; Beals sindrom)
Sindrom Beals, atau araknodaktili kontraktural bawaan (CCA), adalah
kondisi genetik disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada gen (FBN2) yang erat
kaitannya dengan gen (FBN1) yang menyebabkan sindrom Marfan. Hal ini mirip
namun berbeda dari sindrom Marfan. Beals sindrom dapat menyebabkan
kontraktur sendi (ketidakmampuan untuk sepenuhnya memperpanjang sendi) dan
telinga berbentuk tidak normal. Orang dengan sindrom Beals memiliki banyak
masalah skeletal dan pembesaran aorta yang juga berefek pada orang dengan
sindrom Marfan, dan pengobatan masalah ini adalah sama. Namun sistem okular
tidak terpengaruh.
2. Homocystinuria
Homocystinuria adalah kelainan bawaan di mana tubuh tidak mampu
untuk memproses blok bangunan tertentu dari protein (asam amino) dengan benar.
Ada berbagai bentuk homocystinuria, yang dibedakan oleh tanda-tanda dan gejala
25
dan penyebab genetik. Bentuk yang paling umum dari homocystinuria ditandai
dengan rabun jauh (miopia), dislokasi lensa di bagian depan mata, peningkatan
risiko pembekuan darah yang abnormal, dan tulang rapuh yang rentan terhadap
fraktur (osteoporosis) atau kelainan tulang lainnya. Beberapa individu yang
terkena juga memiliki keterlambatan perkembangan dan masalah belajar.
Kedua penyakit ini secara klinis serupa tetapi scoliosis biasa pada
sindrom Marfan, sedangkan pelebaran dan epifisis metafisis tulang panjang
merupakan ciri khas dari homocystinuria.
Pasien dengan homocystinuria sering mengalami osteoporosis pada usia
muda dengan tingginya insiden keterlibatan vertebra. Keterbelakangan mental dan
trombosis yang umum di homocystinuria dan jarang terjadi pada sindrom Marfan.
Homocystinuria ini sangat mungkin diwariskan sebagai resesif autosomal dan
sindrom Marfan sebagai dominan autosomal.
3. MASS phenotype
Fenotip MASS adalah gangguan jaringan ikat yang mirip dengan
sindrom Marfan yang melibatkan katup Mitral, Aorta, Skin (kulit), Skeletal
(rangka) mirip dengan sindrom Marfan tetapi tidak melibatkan dislokasi lensa.
Beberapa gejala dari MASS phenotype antara lain :
Tungkai yang panjang
Deformitas iga
Striae pada kulit
Prolaps katup mitral
Dilatasi aorta yang ringan
4. Loeys-Dietz syndrome
Loeys-Dietz Syndrome adalah sindrom yang baru ditemukan genetik
autosomal dominan yang memiliki banyak fitur yang mirip dengan sindrom
Marfan, tetapi sindrom ini disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode
transforming GH beta reseptor 1 (TGFβR1) atau 2 (TGFβR2).
Loeys-Dietz syndrome (LDS) ditandai dengan temuan pembuluh darah
(aneurisma arteri otak, dada, dan perut) dan manifestasi skeletal (pectus
excavatum atau pectus carinatum, scoliosis, kelemahan sendi, araknodaktili).
Sekitar 75% dari individu yang terkena LDS tipe I dengan manifestasi
26
kraniofasial (hypertelorism okular, bifid uvula / celah palatum, craniosynostosis);
sekitar 25% memiliki LDS tipe II dengan manifestasi kulit (kulit beludru dan
tembus; mudah memar; melebar, bekas luka atrofi).
Banyak Loeys-Dietz sindrom sebelumnya telah didiagnosis dengan sindrom
Marfan. Penting untuk membedakan antara sindrom Marfan dan Loeys-Dietz
sindrom karena ada beberapa perbedaan dalam penanganannya. Pertama, individu
dengan Loeys-Dietz sindrom tidak berisiko memiliki dislokasi lensa. Manajemen
operasi pembesaran aorta juga berbeda.
5. Shprintzen-Goldberg syndrome
Shprintzen-Goldberg syndrome (SGS) ditandai dengan craniosinostosis,
fitur kraniofasial khas, perubahan skeletal (dolikostenomelia, araknodaktili, pes
planus, pectus excavatum atau carinatum, skoliosis, hipermobilitas sendi, atau
kontraktur), kelainan neurologis, ringan sampai sedang cacat intelektual, dan
anomali otak (hidrosefalus, dilatasi ventrikel lateral). Anomali jantung (prolaps
katup mitral, regurgitasi mitral dan regurgitasi aorta) bisa terjadi, tetapi dilatasi
aorta kemungkinan besar tidak ditemukan. Lemak subkutan minimal, cacat
dinding perut, kriptorkismus pada laki-laki, dan miopia juga merupakan temuan
yang khas.
Pasien dilaporkan memiliki ectopia lentis (khas untuk sindrom Marfan
dan tidak SGS), juga memiliki craniosinostosis, strabismus, telinga yang
abnormal, hipotonia, dan kelainan bentuk kaki (khas SGS dan tidak sindrom
Marfan).
6. Stickler syndrome
Sindrom Stickler adalah sekelompok kelainan genetik yang
mempengaruhi jaringan ikat, khususnya kolagen . Ciri-ciri penderita sindrom ini
adalah :
Orang dengan sindrom ini memiliki masalah yang mempengaruhi hal-
hal lain selain mata dan telinga.
Arthritis, kelainan untuk ujung tulang panjang, kelainan tulang
belakang, kelengkungan tulang belakang, skoliosis, nyeri sendi adalah
semua masalah yang dapat terjadi di tulang dan sendi.
27
Karakteristik fisik orang dengan Stickler dapat mencakup pipi datar,
jembatan hidung datar, rahang atas kecil, rahang bawah kecil, dan
kelainan palatum.
7. Ehler-Danlos syndrome
Sindroma Ehler-Danlos adalah suatu penyakit jaringan ikat keturunan
yang sangat jarang terjadi dan ditandai oleh:
Persendian yang sangat lentur/longgar
Kulit yang sangat elastis, rapuh dan mudah memar
Jaringan yang rapuh
Pembuluh darah yang mudah mengalami kerusakan
Pecahnya organ dalam (jarang).
Komplikasi
Komplikasi yang mengenai aorta merupakan penyabab kematian utama.
Diseksi aorta dapat menyebabkan perdarahan letal, akut insufisiensi katup
aorta, insufisiensi mitral, tamponade pericardium, atau iskemik viseral.
Prolaps katup mitral dapat menyebabkan mitral regurgitasi yang merupakan
penyebab kematian pada anak dengan sindrom marfan.
Endokarditis bakterial biasanya terjadi setelah pembedahan.
Pektus ekskavatum yg berat dapat menurunkan fungsi jantung dan paru-paru.
Perawatan
Tidak ada obat untuk sindrom Marfan, tetapi harapan hidup telah
meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, dan uji klinis yang
berlangsung untuk pengobatan baru yang menjanjikan. Sindrom diperlakukan
oleh menangani setiap masalah seperti ini muncul, dan, khususnya,
mempertimbangkan pengobatan preventif, bahkan untuk anak-anak, untuk
memperlambat perkembangan pelebaran aorta.
Check-up biasa oleh seorang ahli jantung yang diperlukan untuk
memantau kesehatan katup jantung dan aorta. Tujuan perawatan adalah untuk
memperlambat aorta pelebaran dan kerusakan katup jantung dengan
menghilangkan arrythmias, meminimalkan detak jantung, dan meminimalkan
tekanan darah. Beta blockers telah digunakan untuk mengendalikan arrythmias
28
dan memperlambat denyut jantung. Obat lain mungkin diperlukan untuk lebih
meminimalkan tekanan darah tanpa memperlambat denyut jantung, seperti ACE
inhibitor dan angiotensin II reseptor antagonis, juga dikenal sebagai angiontensin
reseptor Blocker (ARB). Jika pelebaran kemajuan aorta untuk aneurisma
signifikan diameter, menyebabkan pembedahan atau pecah, atau mengarah ke
kegagalan aorta atau lainnya katup, maka operasi (mungkin graft katup aorta
komposit atau hemat katup prosedur) menjadi diperlukan. Meskipun operasi aorta
graft (atau setiap operasi vaskular) adalah usaha yang serius umumnya berhasil
jika dilakukan secara elektif. Operasi dalam pengaturan akut aorta pembedahan
atau pecah jauh lebih problematis. Katup aorta elektif/graft operasi biasanya
dianggap ketika aorta akar diameter mencapai 50 milimeter (2,0 inci), tapi setiap
kasus harus dievaluasi secara khusus oleh ahli jantung yang memenuhi syarat.
Teknik yang baru hemat katup bedah menjadi lebih umum. Karena Marfan pasien
hidup lebih lama, vaskular perbaikan menjadi lebih umum, misalnya perbaikan
menurun aneurisma aorta thoractic dan aneurisma pembuluh selain aorta.
Kerangka dan okular manifestasi dari Marfan sindrom juga dapat serius,
meskipun tidak mengancam hidup. Biasanya, gejala ini diperlakukan dengan cara
yang khas untuk kondisi yang tepat, seperti dengan berbagai jenis sakit obat atau
otot relaxants. Hal ini juga umum untuk pasien untuk menerima perawatan dari
fisioterapi, menggunakan puluhan terapi, USG dan kerangka penyesuaian. Hal ini
juga dapat mempengaruhi tinggi, lengan panjang dan hidup. Seorang fisioterapis
juga dapat membantu meningkatkan fungsi dan mencegah cedera pada individu
dengan Marfan's. Prosedur merawat sekarang yang ditawarkan kepada orang-
orang dengan Sindrom Marfan untuk memperbaiki 'cekung dada' atau (pectus
excavatum). Karena Marfan dapat menyebabkan kelainan tulang belakang yang
asimtomatik, setiap operasi tulang belakang yang merenungkan pada Marfan
pasien hanya harus mengikuti rinci pencitraan dan bedah perencanaan hati-hati,
terlepas dari indikasi untuk operasi.
Uji klinis telah dilakukan dari obat acetazolamide dalam perawatan gejala
dural ectasia. Perawatan telah menunjukkan perbaikan fungsional yang signifikan
dalam beberapa penderita. Perawatan medis lainnya, serta terapi fisik, yang juga
tersedia. Perawatan pneumothorax spontan tergantung pada volume air dalam
29
ruang pleura dan kemajuan alami individu kondisi. Pneumothorax kecil mungkin
menyelesaikan tanpa pengobatan aktif dalam satu atau dua minggu.
Pneumothoraces berulang mungkin memerlukan operasi dada. Dikelilingi
pneumothoraces mungkin perlu dada cerat manajemen selama beberapa hari di
rumah sakit. Pneumothoraces besar mungkin darurat medis yang memerlukan
darurat dekompresi.
Penelitian di laboratorium tikus telah menyarankan bahwa angiotensin II
reseptor antagonis losartan, yang muncul untuk memblokir aktivitas TGF-beta,
dapat memperlambat atau menghentikan pembentukan aneurisma aorta di Marfan
sindrom. Besar uji klinis yang disponsori oleh National Institute of Health
membandingkan efek losartan dan atenolol pada aortas Marfan pasien
dijadwalkan akan dimulai pada awal tahun 2007, dikoordinasikan oleh Johns
Hopkins.Konseling genetik dan klinik khusus yang tersedia di banyak pusat-pusat
kesehatan akademik untuk orang-orang yang terkena dampak dan anggota
keluarga.
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan untuk sindrom Marfan. Pengobatan ditujukan untuk
mencegah atau menghambat terjadinya komplikasi. Seorang dokter anak harus
bekerja bersama dengan subspesialis anak untuk menyelaraskan pendekatan
rasional dalam memonitor dan mengobati komplikasi.
Bagian yang penting dalam pengobatan sindrom Marfan adalah sistem
skeletal (tulang dan sendi), sistem okular (mata), sistem kardiovaskular (jantung
dan pembuluh darah), sistem saraf, paru-paru, dan aktivitas fisik atau latihan.
1. Sistem kardiovaskular
Ada beberapa isu penting dalam pengobatan kardiovaskular:
Terapi β-bloker harus dipertimbangkan pada usia berapapun jika aorta
berdilatasi, tetapi terapi profilaksis mungkin lebih efektif pada pasien
dengan diameter aorta kurang dari 4 cm.
Faktor resiko terjadinya diseksi aorta, yaitu diameternya lebih dari 5 cm,
kecepatan dilatasi yang besar (45% per tahun) dan riwayat keluarga
mengalami diseksi aorta.
30
Evaluasi tahunan harus dilakukan, yaitu untuk anamnesis, pemeriksaan
fisik dan echocardiography.
Untuk pengobatan dengan β-bloker, yang penting diketahui:
Antagonis reseptor β-adrenergik telah diterima sebagai agen potensial
untuk menghambat ekspansi aorta dan menghambat progresifitas ruptur
atau diseksi aorta.
Terapi β-bloker memperlambat pertumbuhan aorta pada anak-anak dan
remaja dengan sindrom Marfan.
Terapi dengan antagonis kalsium (calcium channel blocker / CCB) juga
menghambat pertumbuhan aorta, namun dosis yang direkomendasikan
belum ada.
Usia optimal untuk memulai terapi dengan β-bloker belum ditentukan.
Butuh lebih banyak penelitian dan pengalaman untuk menentukan dosis
optimal β-bloker untuk meminimalisir pertumbuhan aorta.
ACE inhibitor (ACEI) mengurangi tekanan arteri sentral, dan mungkin
berguna untuk sindrom Marfan.
β-bloker bekerja dengan menghambat kronotropik, inotropik dan respons
vasodilator dari stimulasi β-adrenergik.
Contoh obat yang dapat dipakai adalah Atenolol (Tenormin) yang adalah
antagonis selektif β-1, Propranolol HCl (Inderal) sebagai antagonis β-
adrenergik non-selektif, Verapamil HCl (Isoptin) sebagai penghambat
influks ion kalsium.
Beberapa orang mempunyai efek samping terhadap β-bloker misalnya
kelelahan dan mual. Jika terjadi efek samping tersebut, maka dapat
diberikan ACEI atau CCB.
Bedah:
Indikasi untuk pembedahan profilaksis akar aorta pada orang dewasa (paling
sedikit ada 1 kriteria):
Diameter akar aorta lebih dari 55 mm dan diameter akar aorta lebih dari 50
mm pada pasien dengan resiko tinggi komplikasi pada aorta, yaitu pasien
dengan riwayat keluarga diseksi aorta, ada lebih dari regurgitasi aorta
ringan, regurgitasi mitral berat.
31
Rasio diameter akar aorta dengan aorta desendens lebih dari 2.
Pada anak-anak, jika memungkinkan ditunda pembedahan profilaksis
kardiovaskular hingga remaja.
Bedah yang dilakukan:
Composite valve graft. Untuk pembedahan ini, bagian dari aorta dan katup
aorta diangkat, kemudian aorta diganti dengan cangkokan (graft).
Aortic valve-sparing surgery. Ini dilakukan jika katup aorta pasien bekerja
dengan baik. Dilakukan penggantan bagian yang membesar dari aorta
dengan cangkokan (graft).
Setelah operasi aorta dilakukan, penderita membutuhkan antikoagulan
misalnya warfarin, yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya
gumpalan darah pada daerah cangkokan. Antikoagulan digunakan seumur
hidup. Tetapi untuk jenis operasi aortic valve-sparing surgery, hanya
digunakan beberapa saat.
Penderita harus melakukan CT scan atau MRI rutin untuk mengecek aorta
yang telah dioperasi.
Terapi lain:
Pemberian terapi antibiotik sebagai pencegahan endokarditis. Antibiotik
diberikan selama prosedur invasif yang berhubungan dengan kardiak
ataupun tidak.
Menurut buku Farmakologi Katzung, antibotik yang dapat diberikan
sebagai profilaksis endokarditis adalah Amoxicillin atau Clindamycin
(untuk prosedur gigi, mulut, saluran napas) serta Ampicillin atau
Vancomycin dan Gentamycin (untuk prosedur genitourinaria atau
gastrointestinal).
2. Sistem skeletal
Brace:
Bracing (peralatan ortopedik yang digunakan untuk menyokong atau
mempertahankan bagian-bagian tubuh pada posisi yang tepat) efektif untuk
menstabilkan tulang belakang dan untuk menghindari pembedahan.
Hormonal:
32
Terapi estrogen dan progesteron telah digunakan untuk menginduksi puberts
dan mengurangi tinggi badan terakhir pasien bila terapi hormonal dimulai
sebelum pubertas. Tapi belum ada data yang menunjukkan kalau terapi ini
berguna untuk skoliosis.
Sumber lain mengatakan bahwa dengan pemberian hormon eksogen, dapat
membatasi derajat kurvatur dan deformitas yang dikarenakan kifoskoliosis atau
skoliosis.
Bedah:
Pembedahan dilakukan untuk memperbaiki bagian toraks yang masuk atau
menonjol, sehingga dapat menghindari penekanan pada paru-paru atau jantung.
Skoliosis yang berat membutuhkan intervensi bedah. Bracing mempunyai
peran yang terbatas dalam menangani skoliosis infantil berat.
Bedah sebaiknya tidak dilakukan pada anak usia kurang dari 4 tahun, karena
banyak pasien dengan kurva yang besar sebelum usia 4 tahun, meninggal
secara spontan akibat komplikasi kardiak.
Bedah protrusi asetabuli dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi pinggul
melalui penutupan kartilago tri-iradiate pada pasien anak dan remaja.
3. Sistem okular
Kacamata atau lensa kontak:
Bisa digunakan untuk mengoreksi miopi.
Perlindungan mata:
Ini dilakukan karena pasien sindrom Marfan mempunyai resiko tinggi
untuk terjadi retinal detachment.
Mata dilindungi dari injuri, misalnya dari olahraga seperti tinju atau
sepakbola.
Laser:
Dapat digunakan untuk retinal detachment.
Operasi:
Untuk mengangkat lensa yang mengalami subluksasi.
33
4. Sistem saraf
Jika dural ektasia (bengkak pada duramater pembungkus korda spinalis)
berkembang, maka pengobatan perlu untuk mengurangi nyeri yang berhubungan.
5. Paru-paru
Chest tube:
Sebagai terapi inisial untuk pneumotoraks.
Operasi:
Bleb resection atau pleurodesis dilakukan jika terjadi pneumotoraks
berulang.
6. Aktivitas fisik / latihan
Secara umum disampaikan agar pasien membatasi kegiatan fisik,, terutama
apabila terdapat adanya keluhan. Beberapa pendidikan kesehatan yang diperlukan,
meliputi hal-hal berikut:
Adaptasi gaya hidup, seperti menghindari aktivitas atau kegiatan fisik yang
melelahkan atau olahraga kontak (misalnya bola basket). Hal ini diperlukan
untuk menghindari pembedahan diseksi aorta.
Hindari perubahan tekanan langsung, misalnya menghindari lift, menyelam
atau terbang dengan aircraft. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
pneumotoraks.
Olahraga dan aktivitas fisik yang dianjurkan adalah memancing, golf dan
berjalan.
Terapi lain adalah konseling genetik dan konseling psikologik. Konseling
genetik dilakukan karena individu yang terkena akan menurunkan kondisinya ke
50% keturunannya. Resiko berulang 50% jika salah satu orang tua terkena.
Selama konseling genetik, harus dijelaskan tentang variasi penyakit karena anak
yang lahir yang terkena dapat lebih parah atau lebih baik daripada orang tuanya.
Konseling psikologik dilakukan karena dapat muncul masalah jika seseorang
didiagnosis menderita sindrom Marfan, berhubungan dengan perasaan ditolak,
penyangkalan, kemarahan, depresi atau rasa bersalah. Selain itu, strategi terapi
34
masa depan untuk sindrom Marfan adalah dengan menggunakan TGF-β
antagonis.
Prognosis
Sindrom Marfan adalah penyakit seumur hidup (longlife disorder).
Prognosis pasien dengan sindrom Marfan bergantung pada keparahan komplikasi
kardiovaskular dan hal ini ditentukan terutama oleh progresifitas dilatasi aorta,
yang berpotensi menimbulkan diseksi aorta dan kematian pada usia muda.
Kelangsungan hidup dapat diperpanjang dengan deteksi yang lebih baik,
teknik pembedahan dan waktu pembedahan yang lebih baik, dan penggunaan β-
bloker sebagai profilaksis. Berdasarkan data tahun 1995, rata-rata kelangsungan
hidup pasien wanita sindrom Marfan adalah 74 tahun dan untuk laki-laki 70
tahun. Hal ini sama dengan data tahun 2011 yang menunjukkan bahwa rata-rata
kelangsungan hidup pasien sindrom Marfan adalah 70 tahun.
SINDROM MARFAN PADA KEHAMILAN
Sindrom Marfan (MFS) adalah gangguan herediter jaringan ikat yang
multisistem dengan mewariskan dominal autosomal, mempengaruhi sekitar 1 dari
5000 population. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada fibrillin-1 gen (FBN1) pada
kromosom 15q21, meskipun mutasi heterozigot dalam pertumbuhan jaringan
reseptor faktor-B 2 (TGFBR2) gen pada kromosom 3p24.2-25 juga telah
diidentifikasi seperti Marfan syndromes. Diagnosis didasarkan pada penelitian
Ghent nosology tahun 2010. Delapan puluh persen pasien akan memiliki beberapa
keterlibatan kardiovaskular (termasuk dilatasi aorta, inkompetensi aorta, mitral
atau trikuspid dan katup prolaps, dengan atau tanpa regurgitasi), manifestasi yang
lain dengan kelainan dari sistem skeletal dan okular. Penyebab utama kematian
tetap pecahnya aneurisma aorta dan dissection.
Kehamilan normal dikaitkan dengan dilatasi aorta dan peningkatan
komplikasi aorta, Penurunan mucopolysaccharida pada dinding aorta juga telah
didokumentasikan. Faktor-faktor ini, dalam kombinasi dengan hemodinamik
perubahan kehamilan, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko dissection
aorta, Pedoman terbaru menunjukkan risiko 1% dari diseksi aorta atau jantung
35
yang signifikan pada wanita dengan diameter akar aorta <40 mm. Risiko ini
meningkat ketika diameter akar aorta > 40 mm, terutama pada wanita pendek
perawakannya: indeks diameter aorta > 27 mm/m2 terkait dengan peningkatan
risiko diseksi, dan bedah profilaksis harus dipertimbangkan. Faktor risiko diseksi
distal dicirikan kurang baik. Selain itu, diseksi aorta dapat terjadi bahkan tanpa
adanya dilatasi.
Fibrillin-1 terdapat dalam miokardium, di mana kelainan strukturnya dapat
mempengaruhi pasien dengan MFS ventrikel kiri (LV) dilatasi dan gangguan
fungsi LV , bahkan tanpa adanya katup patologi, meskipun efek seperti itu belum
dijelaskan dalam kehamilan.
Sindrom Marfan juga dapat dikaitkan dengan peningkatan komplikasi
obstetrik, termasuk prematur , ketuban pecah dini, ketidakmampuan serviks, hasil
janin yang buruk, dan perdarahan postpartum. Kami telah melakukan catatan
kasus retrospektif meninjau untuk menilai hasil ibu dan bayi pada wanita dengan
MFS. Selain itu, kami melaporkan dua kasus di mana kerusakan dalam fungsi LV
terjadi selama kehamilan wanita dengan MFS.
Komplikasi jantung
Diseksi aorta; peningkatan diameter akar aorta, memburuknya mitral atau
regurgitasi aorta, seperti yang terlihat pada echocardiography, infark miokard,
edema paru; aritmia, endokarditis, kematian jantung, pembedahan aorta dalam
waktu 6 bulan pengiriman.
Komplikasi kebidanan
1. Perdarahan antepartum (APH)
2. kehamilan dengan hipertensi (PIH - peningkatan tekanan darah> 140/90
mmHg setelah 20 minggu kehamilan)
3. pre-eclampsia (kriteria PIH dengan proteinuria> 300 mg / l dalam
koleksi urin 24 jam atau persisten + + proteinuria)
4. eklampsia (pre-eklampsia dengan kejang kejang)
5. gestational diabetes
6. ketuban pecah dini (PPROM – ketuban pecah spontan sebelum 37
minggu kehamilan dengan tidak adanya kontraksi reguler dan
menyakitkan)
36
7. persalinan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
8. perdarahan postpartum (PPH - kehilangan darah lebih besar dari 500 ml
pada persalinan pervaginam atau 1000 ml pada operasi caesar)
9. tromboemboli.
Komplikasi neonatal
1. Kelahiran premature
2. sindrom gangguan pernafasan (RDS)
3. perdarahan intraventrikular (IVH)
4. kematian janin (kematian intrauterin setelah 20 minggu kehamilan);
5. kematian perinatal (bayi lahir mati setelah 24 minggu kehamilan dan
kematian neonatal hingga 1 minggu setelah lahir)
6. kematian neonatal (sampai dengan 1 bulan hidup).
Pedoman Eropa menunjukkan bahwa wanita dengan kardiovaskular
minimal keterlibatan dan diameter akar aorta <40 mm memiliki risiko
diperkirakan 1% dari diseksi atau komplikasi kardiovaskular serius lainnya; ini
mungkin lebih besar pada wanita berisiko tinggi (diameter akar aorta > 40 mm,
dilatasi aorta yang cepat, atau diseksi sebelumnya) . Dalam seri lima pasien yang
mengalami kardiovaskular yang serius komplikasi memiliki pra-kehamilan aorta
diameter lebih dari 40 mm (rata-rata pra-kehamilan diameter akar aorta adalah
39,5 mm dan 12 wanita itu lebih besar dari 40 mm, menunjukkan sangat berisiko
tinggi populasi).
Pilihan pengganti akar aorta pada wanita berisiko tinggi dengan MFS telah
terbukti mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan; operasi profilaksis bagi
wanita yang menginginkan kehamilan telah disarankan jika diameter ascending
aorta adalah> 45 mm. Tiga perempuan ditransfer perawatan mereka ke unit kami
selama kehamilan, dan tidak jelas apa, jika ada, pra-kehamilan konseling yang
mereka terima. Empat dari lima wanita yang mengalami komplikasi jantung
selama kehamilan tidak memiliki konseling pra-kehamilan, menyoroti kebutuhan
untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu penyakit jantung dan kehamilan di
kalangan profesional dan pasien sama.
37
Dua wanita mengembangkan gangguan fungsi LV. Patogenesis disfungsi
LV MFS terkait kurang dipahami. Ia telah mengemukakan bahwa mutasi pada
FBN1 gen dapat menyebabkan kelainan struktural atau fungsional dalam
miofibril, yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan
kontraktilitas miokard .
Terlepas dari risiko 50 % memiliki MFS, tampaknya tidak ada temuan
yang konsisten dalam literatur yang merugikan efek pada bayi . Mungkin ada
kesempatan peningkatan SGA, tapi ini bukan efek utama dan tidak mungkin
dinilai kontraindikasi untuk kehamilan. Dalam seri kami, lebih lengkap
mengungkapkan fenotipe , semakin kecil bayi, walaupun ini bukan tren yang
sangat kuat. Peningkatan tingkat SGA dalam penelitian kami mungkin hasil dari
universal saat ini rekomendasi bahwa perempuan dengan MFS harus diresepkan
beta-blocker untuk perlindungan akar aorta ( dalam pasien non - hamil mereka
telah terbukti memiliki kecil berdampak pada laju pertumbuhan akar aorta ).
Dalam penelitian beta-blocker yang diambil sepanjang 26 dari 29
kehamilan: tiga perempuan menolak mereka karena mereka ketidakmampuan
untuk mentoleransi efek samping. Keseimbangan antara menjaga prognosis bagi
ibu dan penghindaran pembatasan pertumbuhan janin akan memerlukan jangka
panjang tindak lanjut untuk menyelidiki hal ini sepenuhnya . Ini menekankan
pentingnya calon pendaftar multisenter langka kondisi seperti MFS untuk
penentuan optimal kebijakan manajemen.
38
BAB 4
KESIMPULAN
1. Sindrom marfan disebabkan karena adanya mutasi pada kromosom
15q21.1.
2. Sindrom marfan menyerang organ-organ tubuh yang berhubungan dengan
jaringan ikat.
3. Pengobatan atau terapi yang dilakukan bukan untuk menyembuhkan
melainkan hanya untuk mengurangi efek atau dampak dari sindrom
tersebut.
4. Kehamilan pada wanita dengan MFS terus dihubungkan dengan tingkat
signifikan komplikasi ibu, janin, dan bayi. Data menekankan pentingnya
hati-hati pengawasan, bersama oleh dokter spesialis kebidanan dan ahli
jantung, dari ibu dan janin. Risiko diseksi aorta harus dibahas secara rinci
dengan pasien sebelum konsepsi, dan perempuan harus hati-hati konseling
tentang kebutuhan harus dilihat segera jika mereka mengembangkan setiap
dada signifikan nyeri. Intervensi dini sangat penting dalam kasus diseksi
atau dilatasi cepat dari akar aorta.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Ammash NM, Sundt TM, Connolly HM. Marfan syndrome-diagnosis and
management.CurrProblCardiol. Jan 2008;33(1):7-39.
2. Chen, Harold. MarfanSyndrome. Available at: http://
www.emedicine.comLast update: Juny 4, 2007. Accessed: April 15, 2013
3. Yetman, AT. MarfanSyndrome and sudden death. Available
at:http://www.J Am Coll .com. Accessed: April 15, 2013
4. Anonim .Marfan Syndrome. Available at: http://www.AHA.com Last
update:January, 2008. Accessed: April 15, 2013
5. Judge DP, Dietz HCDivision of Cardiology, Department of Medicine,
Johns Hopkins University, Baltimore, MD 21205, USA.Published 5
December 2005 in Lancet, 366(9501): 1965-
76.www.Humangeneticdisoreder.com
6. Channell K, Washington ER. eMedicine Journal [serial online]. 2004.
Available at: http://www.emedicine.com/orthoped/topic414.htm.
7. American Heart association . 2009.
www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4672 - 46k -: 1 hlm.
Accessed: April 15, 2013
8. Medicinenet. 1996. www.medicinenet.com: 1 hlm. Accessed:April 15,
2013
40
top related