asuhan keperawatan ibu hamil
Post on 05-Jul-2015
875 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Handout keperawatan Maternitas/2011
Keperawatan Maternitas/Yanita 1
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL [HandOut Keperawatan Maternitas] Oleh : Yanita Trsetiyanigsih, S.Kp., Ns
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES A.YANI YOGYAKARTA 2011
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Oleh : Yanita Trisetiyaningsih, S.Kep., Ns
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami mengenai :
1. Istilah dalam kehamilan
2. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
3. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
4. Kebutuhan Ibu Hamil
5. Tanda Bahaya Kehamilan
6. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal care)
7. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
Daftar Pustaka :
Ilyas, Jumarni. 1994. Asuhan keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Ed 6. Jakarta.
EGC Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta. EGC. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika. Jakarta Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Salemba Medika.
Jakarta Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan dan gangguan kehamilan. Nuha Medika.
Yogyakarta
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 2
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
A. Istilah dalam kehamilan
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum aterm. Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua kehamilan antara
28 minggu sampai 36 minggu.
Partus post maturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang diperkirakan.
Gravida adalah orang yang sedang hamil.
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
Multipara adalah seorang wanita yang beberapa kali melahirkan bayi yang dapat
hidup (Prawirohardjo, 1999).
B. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
1. Faktor Fisik
a. Status kesehatan
1) kehamilan pada usia tua
a) Segi negatif kehamilan di usia tua
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
mempengaruhi proses kelahiran (kontraksi uterus).
Pada usia lebih dari 35 tahun, kualitas sel telur sudah mulai menurun
sehingga pada proses pembuahan kemungkinan terjadi gangguan yang
akan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin (IUGR) yang
bisa berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).
b) Segi positif kehamilan di usia tua
Kepuasan peran sebagai ibu
Merasa lebih siap
Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
Mampu mengambil keputusan
Karier baik, status ekonomi lebih baik
Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 3
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Periode menyusui lebih lama
Toleransi pada kehamilan lebih besar
2) Kehamilan multiple
Pada kehamilan multiple biasanya kondisi ibu lebih lemah. Halini
disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung ibu, baik dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi, oksigen, dll.
Pada kehamilan multiple biasanya mengindikasikan adanya beberapa
penyulit pada proses persalinannya sehingga diperlukan persalinan operatif
(SC).
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat
bayi akan sering terjadi karena konsentrasi ibu dua kali lipat daripada bayi
tunggal.
3) Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, maka janin akan
menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya
karena virus HIV kemungkinan akan ditransfer melalui plasenta.
Pada penderita HIV, salam perjalanan penyakitnya akan mengalami
penurunan kondisi tubuh jika tidak mendapatkan penanganan dan
pemantauan yang adekuat dari petugas kesehatan.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal hal lain yang
tidak kalah pentingnya dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan
ketika memberikan asuhan adalah kondisi psikologis ibu yang kemungkinan
akan mengalami kehilangan, cemas, depresi, dilema serta khawatir akan
kesehatan bayinya.
b. Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh
ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan persiapan fisik ibu dalam menghadapi persalinan dengan
aman. Selain itu pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan
kondisi kesehatan bayi dan ibu terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai
modal awal untuk menyusui.
c. Gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang dapat menrugikan kesehatan ibu hamil dan harus
dihindari adalah kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan kendaraan
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 4
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
bermotor, dll. Gaya hidup ini akan menganggu kesejahteraan bayi yang
dikandung karena kebutuhan istirahat mutlak diperlukan.
d. Perokok/Alkoholik
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang diisap melalui rokok dapat ditransfer melalui
plasenta kedalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat kita harus
waspada akan risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR bahkan kematian
janin.
e. Kehamilan yang tidak diharapkan/kehamilan diluar nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan maka secara otomatis ibu akan membenci
kehamilannya sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal hal
positif yang dapat meningkatkan kesehatan janinnya.
Pada kasus ini perlu kita waspadai risiko adanya keguguran, prematur
bahkan kematian janin. Yang harus diperhatikan lagi adalah kesiapan ekonomi.
Ketidaksiapan ibu akan menyebabkan postpartum blues.
2. Faktor Psikologis
a. Stressor internal
Merupakan stressor yang berasal dari dalam diri ibu sendiri. Adanya beban
psikologis yang ditanggung ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan
bayi dalam kandungan yang akan terlihat nantinya ketika bayi sudah dilahirkan.
Kepribadian anak akan tergantung dari kondisi stres yang dialami ibu ketika
hamil.
b. Stressor eksternal
Merupakan pemicu stres yang berasal dari luar. Misalnya masalah ekonomi,
konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan luar, dll.
c. Dukungan keluarga
Pada setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik fisik
maupun psikologis. Ibu harus melakukanb adaptasi pada setiap perubahan yang
terjadi. Untuk ibu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari
keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
d. Kekerasan pada masa lalu
Kekerasan yang mungkin dialami ibu pada masa lalu/masa kecil akan sangat
mempengaruhi kepribadian ibu dan akan mempengaruhi kepribadian bayi yang
dikandung. Untuk itu tenaga kesehatan harus bisa menempatkan diri sebagai
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 5
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
teman atau pendamping tempat bersandar bagi pasien dalam masalah kesehatan.
Klien dengan riwayat ini akan cenderung berkepribadian tertutup.
e. Partner abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan
adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh
pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai
membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang dikandung. Efek psikologis yang
muncul adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu waktu
pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
3. Faktor lingkungan, sosial dan budaya
a. Kebiasaan, adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus bijaksana dalam menyikapi keadaan ini jangan sampai
menyinggung ”kearifan lokal” yangg sudah berlaku di daerah tersebut.
b. Fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas
pelayanan kepada ibu hamil dan akan sangat menentukan atau berpengaruh
terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
c. Status ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.
d. Kekerasan dalam kehamilan
Terjadinya kekerasan dalam kehamilan akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu
dan bayi. Tekanan psikologis yang dialami ibu hamil akan membawa dampak
yang sangat tidak baik bagi bayinya. Jika ibu mengalami depresi kemungkinan
keinginan untuk merawat bayi juga akan menurun sehingga sebagai tenaga
kesehatan perlu waspada terhadap adanya penyulit dan komplikasi tersebut.
e. Tingkat pendidikan
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan kualitas perawatan bayi sangat
berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorang. Penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 6
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
f. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan
ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu
yang bekerja mempunyai tingkat pengetahian yang lebih baik daripada ibu yang
tidak bekerja.
C. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal Care)
Tiga komponen dasar perawatan prenatal adalah :
1. Pengkajian risiko kehamilan
2. meningkatkan kesehatan
3. Intervensi medis dan psikososial
Perawatan kehamilan yang tidak adekuat bisa mengakibatkan berat badan bayi lahir
rendah dan meningkatkan kejadian prematuritas. Adanya korelasi yang kuat antara dua
kejadian di atas dengan peningkatan angka morbiditas bayi.
Tujuan Asuhan Kehamilan antara lain :
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan
bayi.
3. menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi
yang terjadi selama kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun bayi,
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara
bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Standar Asuhan Kehamilan
Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
Pelayanan standar adalah 7T yaitu
a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Ukur Tinggi fundus uteri.
d. Pemberian imunisasi TT lengkap.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 7
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis
f. satu tablet setiap harinya.
g. Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS).
h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kunjungan Prakonsepsi
Idealnya kunjungan pertama dilakukan selama konsepsi dengan riwayat kesehatan
yang lengkap dan pemeriksaan fisik, misalnya DM, IMS, merokok, minum minuman
keras , dll yang mungkin berakibat negatif pada kehamilan ibu. Ibu dianjurkan
mengkonsumsi asam folat dosis 400mg/hari untuk mengurangi risiko defek tabung
neural.
Kunjungan Prenatal Pertama
Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama adalah sebagai berikut :
1. Untuk memastikan kehamilan
2. Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil
3. Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan keluarganya
5. Untuk mengkaji kebutuhan konseling dan pembelajaran
6. untuk menyusun rencana perawatan guna meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
D. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
PERUBAHAN PERAN SELAMA KEHAMILAN
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap
peran barunya melalui tahapan sebagai berikut.
1. Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah
peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan
informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan
wanita harnil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk
mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerirna peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya
sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap
bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut
dari pasangannya. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 8
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran
bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik
stab dalam penerimaan peran barunya. la akan melakukan akti vitas-aktivitas yan
bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentan
informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serf hal
yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan "perjanjian" dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkii "menepati
janji" mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan
dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER I (PERIODE PENYESUAIAN)
1. Ibu merasa tidak sehat dari kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekadar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan saksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER II (PERIODE KESEHATAN YANG BAIK)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 9
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER III (PERIODE PENANTIAN DENGAN PENUH
KEWASPADAAN)
1. Rasa tidak nyaman tirabul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka fsensitif).
8. Libido menurun.
ADAPTASI YANG DIALAMI OLEH AYAH Selama masa kehamilan ayah juga mengalami adaptasi peran yang cukup menimbulkan
stres tersendiri.
1. Surnber stres ayah
a. Masalah keuangan.
b. Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil.
c. Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal
d. Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan.
e. Peran setelah melahirkan.
f. Perubahan hubungan dengan istri, keluarga, dan teman-temannya.
g. Kemampuan sebagai orangtua.
2. Perubahan psikologis ayah
Perubahan psikologis yang dialami oleh ayah dalam rangka pencapaian
penerimaan peran barunya sejalan dengan fase-fase yang dialami oleh ibu. Secara
umum ayah yang stres menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan
senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, serta senang
membagi pengalamannya tentang kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 10
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
a. Trimester I
1). Memberitahu keluarga, teman, dan relasi.
2). Sering bingung terhadap perubahan istrinya, meliputi perubahan perasaan
dan tubuhnya. la memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah
dan menurunnya keinginan untuk berhubungan seksual.
3). Saat ini, anaknya adalah bayi yang "potensial". Ayah sering dibayangkan
berinteraksi dengan anaknya yang sudah berusia 5 atau 6 tahun, walaupun
kehamilan istrinya belum kelihatan.
b. Trimester II
1). Peran ayah saat ini masih samar-samar, tetapi kebingungan atas
keterbatasannya menurun dengan melihat dan merasakan gerakan fetus.
2). Merasa lebih nyaman dengan dapat melihat anaknya pada USG.
3). Khawatir tentang pembagian peran antara mencari nafkah dan membantu
istri mengurus anak. Pada tahap ini kadang timbul konflik pada pasangan
mengenai bagaimana ia akan menjadi ayah,
c. Trimester III
1). Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
2). Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan
kehamilannya.
3). Timbul rasa takut.
4). Timbul pertanyaan dalam benak, "Seperti apa menjadi orangtua?" atau
"Dapatkah ia membantu istrinya selama proses persalinan?"
5). Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar mempunyai
anak?
PERSIAPAN SAUDARA KANDUNG (SIBLING)
Sibling Rivalry adalah rasa persaingan diantara saudara kandung akibat kelahiran
anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2 – 3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya
ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari
lingkungannya, menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan pada adiknya.
Untuk mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara
lain sebagai berikut :
1. Jelaskan pada anak tentang posisinya
2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 11
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
3. Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam kandungan
4. Ajak anak untuk melihat benda benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.
E. Kebutuhan ibu hamil
Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutiak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi
dapat
menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan, sepsis
puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan—karena beranggapan
pemenuhan makan untuk dua orang—akan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin
terlalu besar, dan sebagainya
Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan
penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang
berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta
kematian neonatal dan prenatal
Pengaruh suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi
makro ibu hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai
indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang
menentukan hasil kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH).
Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan
indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH
yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya
IMT ditengarai akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran prematur,
dan komplikasi pada saat melahirkan.
PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi
,diabetes, dan pre-eklampsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk
menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelura
ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara
berkembang adaJah 12,5 kilogram.
Kebutuhan energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk
meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini
bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada
trimester I kebutuhan energi nieningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-
organ penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus nieningkat pada trimester II
dan III untuk pertumbuhan janin.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 12
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Protein. Ibu hamil mengalarni peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya
Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein
menjadi 12% per hari atau 75-100 gram.
Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan
nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil
olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup
sepertiga bagian saja.
Zat Besi. Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu
perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan
setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil nieningkat sebesar 300% (1.040 nig
selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan
ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian
suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram
setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah
anemia postpartum.
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara
minum yang benar karena hal ini akan sangat memengaruhi efektivitas penyerapan zat
besi. Vitamin C dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam
penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat
(terkandung dalam kacang- kacangan) akan mengbambat penyerapan zat besi. Namun;
demikian bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidak
prmanfaat bagi tubuh. Zat-zat ini tetap dikonsumsi naraun jangan diminum bersamaan
igan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat si.
Meskipun begitu besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi tetap perlu :rhatikan
bahwa mengonsumsi zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet |i terbukti
dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat Si dari
makanan adalah yang terbaik.
Asam Folat. Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya |ningkat
dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme lal
makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, tumbuhan sel,
dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat ^nderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika
kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu harail akan terjadi
BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 13
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
lenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang
kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat
tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam
keadaan mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing hilang.
Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan
makanan, maka Widya Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian
suplemen asam folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram untuk trimester I, II,
dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama
setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada rainggu
pertama kehamilan.
Kalsium. Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat
berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena
itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsiun adalah susu
dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan
makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada
beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat
membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya
bagi janin di antaranya adalah sebagai berikut.
• Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik
(menyebabkan cacat pada janin).
• Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.
• Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin; yang
dapat mengganggu sistem saraf janin.
• Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mgper hari. Efek
yang dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi
berkemih yang meningkat.
• Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 lU/hari dapat menyebabkan kelainafl
bawaan.
Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi
untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan
keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 14
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Dalam pemberian terapi, dokter biasanya akan sangat memperhatikan reaksi obat
terhadap kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan
kehamilan.
Lingkungan yang Bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman
adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat
tobik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih di sini
adalah termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal, pemimpin
penelitian dan professor yang berkerja sama dengan klinik epidemiologi di Medical
Center University di Utrecht menemukan bahwa orangtua perokok dapat
membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem kardiovaskular mereka yang
dapat dideteksi sejak awal kehamilannya. Karbon monoksida yang terdapat dalam
rokok akan dapat dengan bebas menembus plasenta dan mengurangi kemampuan Hb
dalam mengikat oksigen. Nikotin merangsang hormon adrenergik yang menyebabkan
vasokonstriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi uterus dan mempersempit
arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai perokok aktif ataupun terpapar asap rokok {perokok
pasif) akan terkena dampak yang sama.
Pakaian
Messkipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap
kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa
aspek kenyamanan dalam berpakaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini.
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
Pakailah bra yang menyokong payudara.
Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
Pakaian dalam yang selalu bersih.
Islirahat dan Rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut
sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan,
oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir
Kamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu
kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 15
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit
menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,
ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut.
Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu
lama di tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya
jatuh pingsan (sinkop).
Apabila bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama ha;
dihindari karena dapat menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dal
(deep vein thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan.
Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan hai
berhenti selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit.
Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu
lama di mobil atau pesawat terbang.
Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di bawah
perut ketika kehamilan sudah besar.
Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem
metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang
menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi tempat
berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu
hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalat daerah
vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan Selain dengan
mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali sehar sangat dianjurkan.
Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran
sang bayi dalam proses menyusui.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai
berikut :
Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
menggunaka: busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.
Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabka
iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan ai hangat.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 16
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara
berarti produksi ASI sudah dimulai.
Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya
otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerak peristaltik usus. jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah
untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih
sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran
janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi
asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
nenyebabkan dehidrasi.
Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit
seperti berikut ini.
- Sering abortus dan kelahiran prematur.
- Perdarahan per vaginam.
- Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.
- Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intrauteri.
Persiapan Persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan
keluarga. mempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar
jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan,
semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 17
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut.
Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.
Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi sut
komplikasi yang membutuhkan rujukan.
Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya.
Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan dari terapj
kerja, Kartu Sehat, dan lain-lain).
Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga am
lainnya—jika bukan persalinan yang pertama).
Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting untuk dipersiapkan dari ibu adalah
pemahaman akan tanda-tanda pasti persalinan antara lain :
Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian bawah sampai ke
pinggang bagian belakang, yang disebut sebagai kontraksi.
Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama semakin sering dengan
intensitas yang meningkat Minimal tiga kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40
detik.
Adanya pengeluaran per vagina berupa sekret yang berwarna merah muda
disertai lendir.
Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan (selapu
ketuban pecah) dengan ciri-ciri adanya pengeluaran air ketuban seketika dalam
jumlah banyak atau keluarnya air ketuban sedikit-sedikit tetapi dalam waktu
yang lama. Hal ini disebut sebagai ketuban rembes karena selaput ketuban
robek. Perlu ditekankan kepada ibu dan keluarga untuk dapat membedakan
antara pengeluaran air seni dengan air ketuban, karena perbedaan
konsistensinya sangat tipis, terutama jika air ketuban sudah terserap dalam kain.
Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya
membutuhkan suatu adaptasi.
F. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda 1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah sesuatu yang normal jika hanya terjadi
disekitar waktu pertama haidnya terlambat dan perdarahan hanya sedikit
(spooting). Jika perdarahan yang terjadi banyak dan dalam waktu beberapa hari
maka harus dicurigai adanya kejadian yang lain yang harus segera ditindaklanjuti.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 18
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Beberapa diagnosis perdaharan pervaginan pada masa kehamilan :
a. Kehamilan ektopik
b. Kemungkinan abortus (abortus Imminens, abortus inkomplet, abortus komplet)
c. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar uterus.
Tuba Fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik (>90%).
Tanda dan gejala Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik terganggu Gejala kehamilan awal
(flek/perdarahan yang ireguler, mual, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, pelunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK yang meningkat).
Nyeri pada abdomen dan pelvis
Kolaps dan kelelahan Denyut nadi cepat dan lemah
(110x/menit atau lebih). Hipotensi Hipovolemia Abdomen akut dan nyeri pelvis Distensi Abdomen Nyeri Lepas Pucat
d. Mola Hidatidosa, merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
2. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan dan hipertensi
kronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Hipertensi dalam kehamilan sering ditandai dengan nyeri kepala, kejang dan
hilangnya kesadaran. Kejadian lain yang bisa mengakibatkan kejang adalah epilepsi,
malaria, trauma kepala, meningitis dan ensefalitis.
a. Tekanan diastolik merupakan indikator untuk prognosis pada penanganan
hipertensi dalam kehamilan.
b. Tekanan diastolik mengukur tekanan tahanan perifer dan tidak dipengaruhi
oleh keadaan emosi pasien.
c. Jika tekanan diastolik >90mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4 jam atau
lebih, diagnosisnya adalah hipertensi. Pada keadaan urgen, tekanan diastolik
110 mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak waktu
pengukuran < 4 jam.
1) Jika hipertensi pada kehamilan >20 minggu, pada persalinan, atau dalam 48
jam sesudah persalinan, diagnosisnya adalah hipertensi dalam kehamilan.
2) Jika hupertensi terjadi pada kehamilan < 20 minggu, diagnosisnya adalah
hipertensi kronik.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 19
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalahs ebagai berikut :
a. Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema).
b. Preeklamsia ringan
c. Preeklamsia berat
d. Eklamsia
3. Nyeri Perut bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang merupakan gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus.
Diagnosis banding nyeri perut :
1) Kista Ovarium
2) Apendisitis
3) Sistisis
4) Pielonefritis akut
5) Kehamilan ektopik
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut 1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi dilahirkan dinamakan
perdarahan intrapartum sebelum kelahiran. Perdarahan pada akhir kehamilan,
perdarahan tidak normal adalah merah, banyak dan kadang kadang, tetapi tidak
selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa
atau abrubiso plasenta.
Diagnosis perdarahan antepartum
Tanda & gejala Utama Faktor predisposisi Penyulit lain Diagnosis Perdarahan tanpa
nyeri, usia gestasi > 22 minggu.
Darah segar/kehitaman dengan bekuan.
Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik, kontraksi braxton hiks atau koitus
Grande multipara Syok Perdarahan setelah
koitus Tidak ada
kontraksi uterus Bagian terendah
janin tidak masuk PAP
Kondisi janin normal atau gawat janin
Plasenta previa
Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetap
Warna darah kehitaman dan
Hipertensi Versi luar Trauma abdomen Polihidramnion Gemelli Defisiensi gizi
Syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar
Anemia berat Melemah atau
Solutio plasenta
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 20
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
cair, tetapi mungkin ada bekuan ada bekuan jika solusio relatif baru
Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan berwarna merah segar.
hilangnya gerak janin
Gawat janin/hilangnya DJJ
Uterus tegang dan nyeri
Perdarahan intrabdominal dan atau vaginal
Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok, yang kemungkinan hilang setelah terjadi regangan pada perut bawah
Riwayat SC Partus lama atau
lewat waktu Disproporsi kepala Kelainan
letak/presentasi Persalinan
traumatik
Syok atau takikardi Adanya cairan
bebas intrabdominal
Hilangnya gerak DJJ
Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas.
Nyeri raba/tekan dinding perut dan bagian bagian janin mudah dipalpasi
Ruptura Uteri
Perdarahan berwarna merah
Uji pembekuan darah tidak menunjukkan adanya bekuan darah setelah tujuh menit.
Rendahnya faktor pembekuan darah, fibrinoen, trombosit, fragmentasi sel darah merah.
Solusio plasenta Janin mati dalam
rahim Eklamsia Emboli air ketuban
Perdarahan gusi Gambaran memar
bawah kulit Perdarahan dari
tempat tusukan dan jarum infus Gangguan
pembekuan darah
2. Sakit Kepala yang hebat dan menetap
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum terjadi dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat. Kadang kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut,
ibu mungkin mengalami kehilangan penglihatan yang menjadi kabur dan bayang
bayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah salah satu gejala dari
preeklamsia.
3. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 21
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
keselamatan jiwa adalah hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Hal ini
bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis, persalinan
preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, ISK
dll.
Diagnosis banding nyeri abdomen pada kehamilan lanjut :
a. Kemungkinan persalinan preterm
b. Solutio plasenta
c. Ruptura uteri
d. Amnionitis
e. Sistitis
f. Pielonefritis
g. Apendisitis
h. Matritis
i. Abses pelvis
j. Peritonitis
k. Kista ovarium
4. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir setengah dari ibu ibua hamil akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah istirahat atau
meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius
jika muncul pada permukaan muka, tangan, tidak hilang dengan istirahat, dan
diikuti dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal
jantung, atau preeklamsia.
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 dan ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak palings edikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan
baik.
G. Pendidikan Kesehatan
Tujuan pemberian edukasi adalah :
1. Fasilitasi pemahaman mengenai status kesehatan pasien, pilihan perawatan
kesehatan dan konsekuensinya.
2. Mendorong partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan kemungkinan untuk mengikuti rencana perawatan.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 22
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
4. Memaksimalkan ketrampilan
5. Membantu perawatan berkelanjutan
6. Meningkatkan gaya hidup sehat.
Faktor Faktor yang mempengaruhi edukasi antara lain :
1. Usia
Pada tingkat masing masing usia memiliki pendekatan emosi dan psikologisnya
berbeda beda sesuai dengan tingkat emosinya masing masing.
2. Tingkat pendidikan
Berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman.
3. Status sosial ekonomi
Termasuk didalamnya family dan social support.
4. Status perkawinan
Tingkat perhatian pada single parents akan berbeda dengan partnered mother.
5. Budaya
6. Agama
7. Paritas
8. Ketertarikan pasien dan keluarga
TRIMESTER CONCERN
TRIMESTER 1 (Mgg 1 – Mgg 13)
Pada trimester ini akan didapat reaksi orang tua terhadap kehamilan mengenai
perubahan kehidupan sehari hari, siapa yang merawat bayi dan kebutuhan akan mutual
support. Pada trimester ini yang menjadi perhatian utama adalah
• Mual muntah
• Efek obat obatan pada fetus
• Perubahan gambaran diri
• Reaksi keluarga
• Kebutuhan nutrisi
• Tes genetik
Pendidikan tentang perawatan diri
Menjaga kesehatan merupakan aspek penting dalam perawatan prenatal.
Partisipasi pasien dalam hal ini menjamin adanya laporan dini tentang respons yang
tidak diharapkan dalam kehamilan. Perawat sebagai pengajar, memberi pasien
informasi yang diperlukan menaati tindakan tindakan yang berkaitan dengan
perawatan kesehatan.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 23
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama pemeriksaan
kesehatan pertama, wanita mungkin telah menunjukkan suatu kebutuhan untuk belajar
aktivitas merawat diri, seperti mencegah infeksi saluran kemih, dan latihan kegel.
Mencegah Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa asimptomatik. Baik simptomatik atau tidak, infeksi
saluran kemih berisiko, baik ibu maupun bagi janin. Pencegahan infeksi ini sangatlah
penting. Pengertian wanita dan penggunaan tindakan tindakan hygiene umum perlu
dikaji. Sebelum membuat rencana perawatan, perawat perlu mengidentifikasi perasaan
atau ide tentang budaya, etnik, agama, atau faktor faktor lain yang mempengaruhi
praktik kesehatan.
Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu nelakukan gerakan
membersihkan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar
dan harus menggunakan tissue yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan
dengan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum
ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue yang
lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih dan tidak diberi
wewangian karena tissue yang kasar, diberi wewangian, atau yang bergambar bisa
menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana
dalam. Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun.
Wanita sebaiknya tidak mengenakan celana ketat atau jeans ketat untuk waktu yang
lama. Panas dan kelembaban di daerah genetalia, yang terbentuk akibat penggunaan
pakaian ketat dapat mempermudah pertumbuhan bakteri.
Beberapa wanita tidak mendapat cukup makanan dan cairan. Setelah
mengemukakan makanan pilihannya, perawat harus menganjurkan agar wanita ini
meminum 8 dampai 12 gelas cairan setiap hari. Yogurt dab susu asam juga bisa
membantu mencegah infeksi saluran kemih atau vagina.
Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu hamil harus
sering berkemih yang sehat. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya
cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila
perasaan ingin berkemih muncul, jangan diabaikan. Menahan berkemih akan membuat
bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus merencanakandi muka
untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih
untuk jangka waktu yang lama misal dalam kendaraan bepergian jauh. Ia harus selalu
berkemih sebelum berangkat tidur dimalam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu
melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan untuk berkemih
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 24
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk
meningkatkan produksi kemihnya.
Latihan Kegel
Latihan kegel (latihan dasar penggul) memperkuat otot otot di sekitar organ
reproduksi dan memperbaiki tonus otot otot tersebut. Banyak wanita tidak mengenali
otot otot di dasar panggul sampai sampai mereka diberi tahu bahwa inilah otot otot
yang dipakai ketika mereka berkemih dan melakukan hubungan seksual dan oleh
karena itu otot otot ini dapat dikendalikan secara sadar. Karena otot otot dasar panggul
melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot otot ini dilatih karena otot yang
terlatih dapat meregang dan berkontraksi dengan baik selama proses melahirkan.
Untuk membantu otot otot dasar panggul kembali ke fungsi normal, latihan
kegel harus dilakukan setelah melahirkan. Latihan kegel memperkuat otot otot ini dan
memperbaiki tonus otot. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini membantu
mencegah prolaps uterus dan stres inkontinensia di kemudian hari.
Berikut ini mengenai latihan kegel :
Latihan
Otot otot yang menghentikan aliran kemih adalah otot otot pubokoksigis.
Melakukan latihan kegel sewaktu berkemih membantu ibu hamil untuk mengetahui
apakah ia telah benar melakukan latihannya. Apabila ia dapat menghentikan aliran
kemihnya, berarti tonus ototnya baik.
Setelah ibu hamil mengetahui dengan benar tempat otot otot tersebut, latihan
kegel dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Lambat : kencangkan otot, tahan sampai hitungan ketika dan lemaskan.
2. Cepat : kencangkan otot dan lemaskan secepat mungkin.
3. Dorong keluar, tarik ke dalam : tarik ke atas seluruh dasar panggul seakan akan
sedang mencoba menarik air masuk ke dalam vagina. Kemudian dorong keluar
seakan akan mencoba mengeluarkan air tersebut. Latihan ini juga menggunakan otot
otot abdomen.
Pelaksanaan
Latihan ini darus dilakukan beberapa kali dalam sehari supaya efektif. Latihan ini harus
dilakukan setiap hari seumur hidup wanita tersebut. Latihan ini dapat dilakukan 10 kali
untuk setiap kali latihan dan dilakukan sedikitnya tiga kali sehari. Waktu yang baik
untuk melakukan latihan ini ialah saat sedang berjalan ke kamar kecil, tetapi tambahan
latihan diwaktu yang lain akan lebih baik.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 25
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Pengajaran Tambahan
Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah diet, latihan fisik,
tidur, kebiasaan buang air besar, merokok, ingesti alkohol, pemakaian obat obatan, dan
hubungan seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang dibutuhkan oleh
ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan setelah ia didiagnosis
hamil. Ibu bisa diberikan catatan kecil yang sudah disipkan sebelumnya, yang bisa
dibaca oleh ibu hamil di rumah.
Jadwal Perawatan
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahukan jadwal
kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu perlu datang berkunjung setiap selang waktu
empat minggu sampai usia kandungannya 20 minggu, kemudian setiap dua minggu
sekali sampai minggu ke 36 dan sejak minggu ke 37 sampai melahirkan jadwal
kunjungan menjadi setiap minggu.
Tanda Komplikasi Potensial
Salah satu tanggungjawab utama tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan ibu
hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang berpotensi menimbulkan
komplikasi pada kehamilan.
Tanda komplikasi potensial pada trimester pertama :
• Muntah berat, kemungkinan penyebab adalah hiperemesis gravidarum
• Menggigil, demam, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Rasa terbakar sewaktu berkemih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi
• Diare, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Kram perut, perdarahan dari vagina, kemungkinan disebabkan oleh abortus
spontan, keguguran.
Trimester II (Mgg 14 – Mgg 26)
Adanya perubahan pada pasangan terhadap penerimaan kehamilan dan persiapan
untuk kelahiran. Adapun yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah :
♦ Kenaikan BB
♦ Ketidaknyamanan
♦ Aktivitas seksual
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 26
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Trimester III (Mgg 27 – Mgg 38/40)
Perhatian utama selama masa ini adalah :
♥ Persiapan melahirkan
♥ Persiapan menyusui
♥ Perawatan bayi baru lahir.
H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat Obstetri Memberikan intormasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini.
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
Riwayat Menstruasi Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu
Hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
Contoh:
HPHT 30 Agustus 2004 berarti TP tanggal 6 Juni 2005. Aturan Naegle lebih akurat
dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28 hari, kurang
akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Riwayat Kontrasepsi Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 27
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan
organ seksual janin.
Riwayat Penyakit dan Operasi Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi,
prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut.
b. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
c. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
d. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
e. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
f. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
g. Riwayat dan perawalan anemia.
h. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
i. Jumlah konsumsi katein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringanlainnya,
j. Merokok (Jumlah batang per hari).
k. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
l. Alergi dan sensitif dengan obat.
m. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
n. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti
tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
o. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan
seperti kokain dan alkoholakanberpengaruh pada keraampuankeluarga untuk
menghadapa kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 28
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah
dapat terjadi.
Pemeriksaan Fisik a. Tanda Tanda Vital
1). Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan
darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
2). Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi
pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu
menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi
diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya
sama kuat dan teratur.
3). Pernapasan
Frekuesi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4). Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 °C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi
pada tungkai, vulva, dan rektum
Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas
akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan
penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan,
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 29
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
1). Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2). Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan
sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm
ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat
badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea,
dan infeksi postpartum.
3). Pengukuran pelviks •
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4). Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.
d. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penampang kuku ber warna merah muda menandakan pengisian
kapiler baik.
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 30
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat
dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester
kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu
hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila
menderita diare.
h. Sistem Urinarius
Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu
hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula
darah.
Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1). Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2). Organ reproduksi eksternal
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 31
HandOut Keperawatan Maternitas/2011
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa
dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3). Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester 1
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan Nutrisi
d. Perubahan pola seksual
Trimester 2
a. Nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
Trimester 3
a. Nyeri
b. Pola nafas tidak efektif
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleransi aktivitas
e. Perubahan pola seksual
Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 32
top related