analisis pola perilaku konsumsi dan perilaku berzakat
Post on 16-Oct-2021
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS POLA PERILAKU KONSUMSI DAN
PERILAKU BERZAKAT RUMAH TANGGA MUSLIM
PADA BULAN RAMADHAN
(Studi Kasus di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau
Kabupaten Malang)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Afif Abrar
135020501111002
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
2
3
ANALISIS POLA PERILAKU KONSUMSI DAN PERILAKU BERZAKATRUMAH TANGGA MUSLIM PADA BULAN RAMADHAN
(Studi Kasus di Des Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang)
Afif Abrar, Marlina Ekawaty
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: afif.abror@gmail.com
: marlina@ub.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatankepala keluarga, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan lain, usia, pendidikan,nilai tradisi, tingkat religiusitas, dummy zakat, dan dummy THR terhadapkonsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan.Untuk itu digunakan analisis regresi linier berganda pada data yang dikumpulkandengan penyebaran kuisioner pada rumah tangga muslim di Desa SumbersekarKecamatan Dau Kabupaten Malang dengan purposive sampling. Hasilnyamenunjukkan bahwavariabel pendapatan kepala keluarga, jumlah tanggungankeluarga, pendapatan lain, usia, pendidikan, nilai tradisi, tingkat religiusitas, dandummy zakat berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan, sedangkan untuk dummyTHR tidak berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan.
Kata kunci: Konsumsi, konsumsi Bulan Ramadhan, nilai tradisi, konsumsiMuslim.
4
A. PENDAHULUAN
Konsep konsumsi yang berasal dari bahasa Inggris Consumption, berartipembelanjaan yang dilakukan rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasadengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukanpembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian danbarang-barang kebutuhan mereka yang lainnya digolongkan atas pembelanjaanatau pengeluaran konsumsi. Barang-barang yang diproduksi khusus digunakanoleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi(Sukirno, 2000).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), data Produk Domestik Bruto(PDB) pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia triwulan I-IV dari tahunke tahun selalu mengalami kenaikan. Jika melihat data triwulanan yangdikeluarkan oleh BPS, maka perbandingan data triwulan I-III selalu mengalamikenaikan. Selisih terbesar akan kenaikan pengeluaran rumah tangga terjadi padatriwulan I 2015 ke triwulan I 2016 mencapai selisih 0.87%. Sedangkan datatriwulan III terjadi penurunan tahun 2015 ke 2016 mencapai 0.43%. Hal ini bisamenunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga cukup signifikan terhadap PDBnegara Indonesia.
Tabel: Distribusi PDB Seri Triwulan Atas Harga Berlaku menurut Pengeluaran
PDBPengguna
an Seri2010
Tahun 2015 Tahun 2016
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Konsumsi RumahTangga
56.83 55.36 55.50 57.03 57.70 55.93 55.88 56.56
Konsumsi
Pemerintah
6.61 8.85 9.79 13.52 6.86 9.45 9.04 12.23
5
Sumber: Data Diolah Badan Pusat Statistik
Hal ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti yangdiungkapkan oleh kepala BPS Suyamin, peningkatan konsumsi rumah tanggamemberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2016yang tumbuh hingga di atas 5,18%. Konsumsi rumah tangga itu didukung olehpemberian gaji ke 13 dan 14 oleh pemerintah yang dimanfaatkan pada perayaanLebaran serta sebagai persiapan dalam menghadapi tahun ajaran baru. BPS jugamencatat struktur perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2016 masihdidominasi oleh kelompok provinsi Jawa dan Sumatera yang masing-masingmemberikan kontribusi sebesar 58.81% dan 22,02% terhadap PDB (Kompas,2016).
Kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya (intensitasnya) dibagimenjadi tiga sub, yaitu : kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhantersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi danseandainya tidak bisa dipenuhi maka kelangsungan hidup manusia dapatterganggu. Contoh kebutuhan primer yaitu : makanan, minuman, pakaian dankesehatan.
Gambar:Pengeluaran Per Kapita di Jawa Timur
Sumber: Data Diolah Badan Pusat Statistik
Di Indonesia sendiri, masyarakat tak bisa mengelak dari adanya kebutuhankonsumsi untuk menghidupi individu dan rumah tangganya sendiri. Tak terkecualidi Jawa Timur. Berdasarkan BPS, pada tahun 2011 hingga tahun 2015pengeluaran per kapita masyarakat di Jawa Timur selalu mengalami peningkatantiap tahunnya (makanan dan non makanan) Pada tahun 2011 pengeluaran perkapita penduduk Indonesia mencapai Rp616.791 tiap bulannya. Sedangkan ditahun 2012 mencapai angka Rp627.785 per bulannya. Di tahun 2013, rata-ratapengeluaran per kapita di tiap bulannya sudah mencapai Rp713.761. Peningkatanterus terjadi hingga tahun 2014 mencapai Rp802.004. Hingga pada tahun 2015angka rata-rata pengeluaran per kapita di tiap bulannya mencapai Rp1.032.114.Peningkatan pengeluaran perkapita di daerah Jawa Timur meningkat secarasignifikan pada tahun 2104 ke tahun 2015, angka ini mencapai Rp230.110 per
Perubahan
Inventori2.85 2.86 2.89 -2.97 2.75 2.82 2.95 -1.50
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun
6
bulannya, baik berupa makanan maupun non makanan, dan angka ini akan terusmeningkat tiap tahunnya jika budaya konsumsi ini tidak dapat diminimalisir.
Meningkatnya pengeluaran per kapita penduduk Indonesia tidak lepas darifaktor bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia pada saat ini. Saatini pertumbuhan penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Hal inibisa dilihat dari banyaknya jumlah rumah tangga yang ada di Indonesia pada tiaptahunnya. Berdasarkan data dari BPS, total rumah tangga yang ada di daerahJawa Timur mencapai angka 1.012.120 di tahun 2009. Pada tahun 2010mengalami peningkatan hingga mencapai 1.040.580 rumah tangga. Total rumahtangga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Sampai pada tahun2015 total rumah tangga yang ada di indonesia mencapai angka 1.073.890 rumahtangga.
Menjelang bulan Ramadhan, kebutuhan konsumsi masyarakat muslim bisadibilang menurun. Kebutuhan akan panganan menjelang bulan Ramadhan bisadibilang tidak sama dengan hari biasa. Bulan Ramadhan oleh masyarakatIndonesia juga dikenal dengan bulan puasa karena umat Islam menjalankanibadah puasa selama satu bulan penuh dengan mengacu pada kalender Hijriah.Istilah puasa sering dipahami dengan menahan untuk tidak makan dan minum dariterbit fajar hingga terbenam matahari. Konsep ibadah ini menitikberatkan padaraga dan jiwa untuk menahan setiap hawa nafsu dari raga seseorang sampai padajiwa yang terdalam. Pada bulan inilah, umat Islam dianjurkan untuk banyakmelakukan perilaku baik, dari berbuat baik pada diri sendiri sampai berbuat baikkepada makhluk lain (Hidayat, 2016).
Keadaan yang justru aneh, di setiap bulan Ramadan bahwa pengeluaran setiaprumah tangga yang seharusnya bisa dihemat karena puasa (hanya makan dua kalisehari, yaitu buka dan sahur) justru malah meningkat. Dengan alasan kesehatan,makanan secara beragam dikonsumsi pada saat berbuka puasa. Ini berartikonsumsi bertambah tanpa mereka sadari dan pola hidup yang berubah dalammenyikapi tubuh saat bulan puasa.
Menjelang bulan puasa (bulan Ramadan), maka harga sembilan bahan pokokdan daging mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan itu bolehdikatakan telah menjadi hal yang wajar terjadi karena banyaknya permintaandaripada penawaran. Makanan dan minuman akan mengalami kenaikan hargamenjelang bulan puasa tidak dapat dihindari lagi. Para distributor yang melihatnaiknya permintaan menjelang Ramadhan sudah bisa diprediksi secara umumsehingga komoditas daging dan sayuran di pasar tradisional juga mengalamikenaikan harga signifikan (Kemendag, 2016).
Selain itu di Bulan Ramadhan, masyarakat muslim juga diwajibkan untukmembayar zakat fitrah. Zakat fitrah bagi umat Islam bukan hanya sebuah rutinitasyang berdimensi sosial yang mengiringi ibadah puasa di bulan Ramadhan, akantetapi lebih dari itu zakat fitrah merupakan kewajiban yang diperuntukkan bagiterwujudnya kesempurnaan ibadah puasa yang dilakukan. Seorang muslim yangmenjalankan ibadah puasa akan merasa kurang sempurna apabila tidakmengeluarkan zakat fitrah. Sementara itu, bagi umat Islam yang enggan
7
melaksanakan ibadah puasa sekalipun, zakat fitrah tetap menjadi sesuatu sesuatuyang penting bagi diri mereka. Ada perasaan tidak “enak” bila tidakmenunaikannya (Qardawi, 1997).
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada akhir setiap bulanRamadan banyak umat Islam berbondong-bondong membayar zakat fitrah kepadapanitia-panitia zakat fitrah yang ada di masjid, musholla atau tempat-tempat yanglain. Selanjutnya pihak panitia akan menyalurkan zakat fitrah tersebut kepadafakir miskin, dan tak jarang pihak panitia juga menyisihkan sebagian zakat yangterkumpul untuk dibagikan kepada para anggotanya (Qardawi, 1997).
Berdasarkan data yang tertera sebelumnya, pada bulan Ramadhan masyarakatmuslim diwajibkan untuk berpuasa penuh selama 30 hari (tidak makan danminum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari) dan membayar zakat fithrahbagi yang mampu. Secara teori, seharusnya masyarakat dapat sedikit menghematpengeluaran konsumsinya selama bulan Ramadhan karena hanya memenuhikonsumsi pada saat menjelang sahur dan berbuka puasa. Akan tetapi berbandingterbalik dengan teorinya, kebutuhan masyarakat malah meningkat pada saat bulanRamadhan. Karena permintaan masyarakat naik di bulan Ramadhan, cukupmemengaruhi keadaan harga pasar yang ikutan melonjak naik mengikutipermintaannya. Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan penelitian denganjudul“Analisis Pola Perilaku Konsumsi dan Perilaku Berzakat Rumah TanggaMuslim pada Bulan Ramadhan (Studi Kasus di Desa Sumbersekar KecamatanDau Kabupaten Malang)”.
B. KAJIAN PUSTAKA
Teori konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhikebutuhan hidup. Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan jasa yangdilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yangdigunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang danjasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang danjasa dalam proses produksi ini digunakan untuk memproduksi barang lain (James,2001).
Tindakan konsumsi dilakukan setiap hari oleh siapapun, tujuannya adalahuntuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkatkemakmuran dalam arti terpenuhi berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhanpokok maupun sekunder, barang mewah maupun kebutuhan jasmani dankebutuhan rohani. Tingkat konsumsi memberikan gambaran tingkat kemakmuranseseorang atau masyarakat. Adapun pengertian kemakmuran disini adalahsemakin tinggi tingkat konsumsi seseorang maka semakin makmur, sebaliknyasemakin rendah tingkat konsumsi seseorang berarti semakin miskin.
8
Konsumsi dalam Perspektif Islam
Menurut Islam, anugerah-anugerah Allah adalah milik semua manusia. Suasanayang menyebabkan sebagian diantara anugerah-anugerah itu berada di tanganorang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan anugerah-anugerah itu untuk mereka sendiri. Orang lain masih berhak atas anugerah-anugerah tersebut walaupun mereka tidak memperolehnya. Selain itu, perbuatanuntuk memanfaatkan atau mengkonsumsi barang-barang yang baik itu sendiridianggap sebagai kebaikan dalam Islam. Sebab kenikmatan yang dicipta Allahuntuk manusia adalah ketaatan kepada-Nya (Suprayitno, 2005 : 92-95). Etika ilmuekonomi Islam berusaha untuk mengurangi kebutuhan material yang luar biasasekarang ini, yang mengurangi energi manusia dalam mengejar cita-citaspiritualnya. Dalam ekonomi Islam konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip dasarsebagai berikut:
a. Prinsip KeadilanPrinsip ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari rezekisecara halal dan tidak dilarang hukum. Dalam soal makanan danminuman, yang terlarang adalah darah, daging binatang yang telah matisendiri, daging babi, dan daging binatang yang ketika disembelihdiserukan nama selain Allah.b. Prinsip KebersihanPrinsip yang kedua ini tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunnahtentang makanan, harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotorataupun menjijikkan sehingga merusak selera. Karena itu, tidak semuayang diperkenankan boleh dimakan dan diminum dalam semua keadaan.Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih danbermanfaat.c. Prinsip KesederhanaanPrinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai makanan dan minumanadalah sikap tidak berlebih-lebihan, yang berarti janganlah makan secaraberlebih.
d. Prinsip Kemurahan HatiDengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika
kita memakan dan meminum makanan halal yang disediakan Tuhankarena kemurahan hati-Nya. Selama maksudnya adalah untukkelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuanmenunaikan perintah Tuhan dengan keimanan yang kuat dalam tuntunan-Nya, dan perbuatan adil sesuai dengan itu, yang menjamin persesuaianbagi semua perintah-Nya.e. Prinsip Moralitas
Bukan hanya mengenai makan dan minuman langsung tetapi dengantujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilaimoral dan spiritual. Seorang mslim diajarkan untuk menyebut nama Allahsebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-Nya setelah makan.Dengan demikian ia akan merasakan kehadiran Ilahi pada waktumemenuhi keinginan-keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya karenaIslam menghendaki perpaduan nilai-nilai hidup material dan spiritual yangberbahagia.
9
Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumen merupakan proses, tindakan, dan hubungan sosial yangdilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan,menggunakan suatu produk komoditas, jasa atau lainnya sebagai suatu akibat daripengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber lainnya. Perilakukonsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibatdalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomistermasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukantindakan-tindakan tersebut. Berkaitan dengan perilaku konsumen ada tiga variabeldalam mempelajarinya, yaitu variabel stimulus, variabel respons, dan variabelantara:
a. Variabel StimulusVariabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu
(faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.Contohnya: merk dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang,dan ruangan.b. Variabel Respons.
Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi darivariabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individudan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberipenilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.c. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel antara stimulus dan respons.Variabel ini merupakan variabel internal individu, termasuk motif-motifmembeli, sikap terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.
Jenis-jenis Konsumsi
Adapun jenis-jenis konsumsi menurut tingkatannya adalah: konsumsi barang-barang kebutuhan pokok disebut konsumsi primer, konsumsi sekunder, dankonsumsi barang-barang mewah. Konsumsi pokok dimaksudkan untuk memenuhikebutuhan primer minimal yang harus dipenuhi untuk dapat hidup. Konsumsiyang dimiliki oleh seseorang untuk jenis konsumsi pokok adalah makanan,pakaian dan perumahan.
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang kurang begitu penting untukdipenuhi. Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, manusia masih dapat hidup, misalnyakebutuhan akan meja, kursi, radio, buku-buku bacaan. Kebutuhan ini akandipenuhi apabila kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Oleh karena itu, kebutuhan inisering disebut kebutuhan kedua atau kebutuhan sampingan.
Yang ketiga yakni konsumsi barang-barang mewah. Konsumsi ini dipenuhiapabila konsumsi kebutuhan pokok dan sekunder telah terpenuhi. Seseorang akanmembutuhkan barang-barang mewah, misalnya mobil, berlian, barang-barangelektronik dan sebagainya jika mempunyai kelebihan. Keinginan untuk memenuhibarang-barang mewah ditentukan oleh penghasilan seseorang dan lingkungannya.Orang yang bertempat tinggal di lingkungan orang kaya, biasanya berhasrat atau
10
berkeinginan memiliki barang-barang mewah seperti yang dimiliki orang dilingkungannya.
Faktor –faktor yang Mempengaruhi Tingkat KonsumsiA. Faktor –faktor Ekonomia.) Pendapatan rumah tangga (Household Income)
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkatkonsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, makin tinggi pula tingkatkonsumsi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumahtangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar. Ataumungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakinmenuntut kualitas yang lebih baik.
b.) Kekayaan rumah tangga (Household Wealth).Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil
(rumah, tanah dan mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham dan surat-suratberharga). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karenamenambah pendapatan disposabel. Misalnya, bunga deposito yang diterima setiapbulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumahtangga. Demikian juga dengan rumah, tanah dan mobil yang disewakan.Penghasilan-penghasilan tadi disebut sebagai penghasilan non upah. Sebagian daritambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi dan tentunya halini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.
B.) Faktor –faktor Demografia.) Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsisecara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluargarelatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesialebih rendah daripada penduduk Singapura, tetapi secara absolut tingkatpengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada Singapura. Sebab jumlahpenduduk Indonesia lima puluh satu kali lipat penduduk Singapura. Tingkatkonsumsi rumah tangga akan sangat besar. Pengeluaran konsumsi suatu negaraakan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapitasangat tinggi. Hal ini terjadi juga di negara Amerika Serikat dan Jepang.Pengeluaran konsumsi penduduk masing-masing negara tersebut puluhan kalilipat penduduk Indonesia. Sebab jumlah penduduknya hampir sama denganIndonesia, tetapi pendapatan per kapitanya puluhan kali lipat dari Indonesia.
C.) Faktor –faktor BudayaFaktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya
konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya polakebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompokmasyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Contoh paling konkret di Indonesiaadalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan.Begitu juga kebiasaan makan, dari makan masakan yang disediakan ibu di rumahmenjadi kebiasaan makan di restoran atau pusat-pusat jajanan yang menyediakanmakanan cepat saji (fast food). Demikian juga, rumah bukan hanya sekedartempat berlindung dari panas dan hujan melainkan ekspresi dari keberadaan diri.
11
Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta,bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman.
Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa yang mempengaruhi apa,sehingga menyebabkan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Sebab ketigafaktor di atas saling terkait erat dan saling memengaruhi. Karena itu, bisa sajaterjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah yangmemaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnya tidak sesuaidengan kemampuannya. Sikap tersebut mungkin akibat pengaruh dari kehidupankelompok kaya yang mereka tonton dalam sinetron di televisi.
Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbukapuasa) pada Bulan Ramadhan. Fitri berarti berbuka puasa, yang dimaksudkandi sini ialah berbuka puasa di waktu matahari terbenam pada hari terakhir BulanRamadhan. Berakhirnya bulan ramadhan itu merupakan sebab lahiriah padakewajiban zakat tersebut sehingga diberi nama zakat fitrah atau sedekah fitri.Demikian pula nama hari raya fitri, hari yang berkenaan dengan takbir, tahlil dantahmid sebagai tanda kemenangan.
Selain dari istilah “zakat fitri” maka yang lebih populer dimasyarakat adalah zakat fitrah. Fitrah berarti ciptaan, sifat awal, bakat, perasaankeagamaan dan perangai. Jadi zakat ini disebut zakat al-fithr sehubungan denganmasa mengeluarkannya yaitu waktu berbuka (al-fithr) setelah selesai puasapada bulan ramadhan dan disebut zakat fitrah karena dikaitkan dengan diri (al-fithrah) seseorang bukan dengan hartanya.
Zakat fitrah adalah zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbukapuasa) pada bulan Ramadhan. Fitri berarti berbuka puasa, yang dimaksudkandi sini ialah berbuka puasa di waktu matahari terbenam pada hari terakhir bulanramadhan. Berakhirnya bulan ramadhan itu merupakan sebab lahiriah padakewajiban zakat tersebut sehingga diberi nama zakat fitrah atau sedekah fitri.Demikian pula nama hari raya fitri, hari yang berkenaan dengan takbir, tahlil dantahmid sebagai tanda kemenangan.
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yakni penelitianilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat, penelitian inimemiliki jenis permasalahan deskriptif, yaitu suatu permasalahan yang berkenaandengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satuvariabel atau lebih. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendapatankepala keluarga (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), pendapatan anggotakeluarga lain (X3), usia (X4), Pendidikan (X5), nilai tradisi (X6), religiusitas(X7), penerima/pembayar zakat (D1), Tunjangan Hari Raya (D2) sedangkanvariabel dependennya adalah konsumsi makanan dan minuman (Y).
12
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada rumah tangga yang berada DesaSumbersekar Kecamatan DAU Sengkaling Kabupaten Malang dengan waktupenelitian dilakukan selama Bulan Ramadhan di tahun 2017.
Variabel Penelitian
Variabel Definisi Variabel
Konsumsi Makanan danMinuman (Y)
Jumlah atau total pengeluaran yang harus dikeluarkandalam memenuhi kebutuhan konsumsinya denganrumus total C = a +bY
Pendapatan Kepala Keluarga(X1)
Jumlah pendapatan yang diterima oleh suami/istridalam satu bulan
Jumlah Tanggungan Keluarga(X2)
Jumlah keluarga yang harus ditanggung dalam satuatap rumah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
Pendapatan lain (X3) Pendapatan yang diterima oleh anggota keluarga yangbisa menunjang konsumsi rumah tangga.
Usia (X4) Usia kepala keluarga
Jenjang Pendidikan (X5) Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh kepalakeluarga
Nilai Tradisi (X6) Tradisi yang biasa dilakukan sehari-hari di bulanramadhan atau pada penyambutan di hari raya.Konsumsi rumah tangga dibagi menjadi dua kategori,yaitu makanan dan pakaian
Pembayar/Penerima Zakat (D1) Kategori yang ditentukan dala rumah tangga sebagipenerima atau pembayar zakat
Tingkat Religiusitas (X7) Religiusitas dilihat dari kebiasaan sehari hari dalamkonsumsi yang sesuai dengan ajaran islam
Tunjangan Hari Raya (D2) Pendapatan tambahan yang diterima sebagai bonusanuntuk menyambut hari raya
Sumber: Data Primer, diolah
Populasi dan Sampel Penelitian
13
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Informasi tentang populasi sangatdiperlukan untuk menentukan kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalahrumah tangga di Desa Sumbersekar Sengkaling DAU Kabupaten Malang.
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasitersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapatdiberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harusbetul-betul representatif (mewakili). Dengan teknik sampling nonprobabilitasadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan samabagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengancara penarikan sampel purposif (purposive sampling) merupakan cara penarikansampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yangditetapkan peneliti. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang akandigunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan rumus Slovin danditemukan total sampel sebesar 96
Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian dan sifatdata. Untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga muslim di DesaSumbersekar Kecamatan DAU Kabupaten Malang digunakan analisis deskriptifsedangkan untuk mengetahui bagaimana pengaruhpendapatan kepala keluarga,jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan lain dalam memengaruhi konsumsirumah tangga muslim di Desa Sumbersekar Kecamatan DAU Kabupaten Malangdigunakan analisis regresi linier berganda.Analisis regresi linier berganda adalah studi bagaimana variabel dependen padalebih dari satu variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi ataumemprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabelindependen yang diketahui (Gujarati, 2010). Model regresi berganda dalampenelitian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8D1 + β9D2 + eDimana:
Y = Pengeluaran konsumsi makanan dan minumanα = Konstantaβ1,β2, β3, β4¸ β5¸ β6¸ β7¸ β8¸ β9 = KoefisienX1 = Pendapatan kepala keluargaX2 = Jumlah Tanggungan keluargaX3 = Pendapatan lainX4 = UsiaX5 = PendidikanX6 = Nilai TradisiX7 = Tingkat ReligiusitasD1 = Pembayar/penerima zakat
D1 = 1 untuk pembayar zakatD2 = 0 untuk penerima zakat
D2 = Tunjangan Hari Raya (THR)D1 = 1 untuk menerima THR
14
D1 = 0 untuk tidak menerima THRe = error
Model regresi tersebut diestimasi dengan metode OLS dan karenanyapengujian asumsi klasik dilakukan yang meliputi uji multikolinearitas,autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas.
D. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
A. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Gambar 1 : Persentase Responden berdasarkan Usia Kepala Rumah Tangga
Sumber : Data Primer, diolah, 2017
Gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 36,46% berusia 31- 40 tahun. Kemudian persentase kelompok usia kepala rumah tangga terbanyakkedua yaitu 41-50 tahun Sedangkan kelompok usia yang paling sedikit, yaituberusia lebih dari 70 tahun.
B. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar 2 : Proporsi Responden berdasarkan Tingkat PendidikanKepala Rumah Tangga
5.21
36.46
35.42
19.79
2.08 1.04
<30
31 - 40
41 - 50
51 - 60
61 -70
71>
14.58
18.75
44.79
21.88 SD
SMP
SMA
SI/S2
15
Sumber: data primer, diolah, 2017
Gambar 2 menunjukkan bahwa ada sekitar 14,58% kepala keluarga yangmemperoleh pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD). Sedangkan kepalakeluarga yang paling banyak menempuh pendidikan terakhirnya pada jenjangSMA, yaitu sebanyak 44,79%
C. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan KepalaKeluargaGambar 3: Persentase Responden berdasarkan Pendapatan Kepala
Sumber: data primer, diolah, 2017
Dari Gambar 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 31,25%kepala rumah tangganya mempunyai pendapatan per bulan sebesar Rp.1.000.000 -Rp.2.000.000. Sebanyak 26,04% kepala rumah tangga mempunyai pendapatan perbulan sebesar Rp.2.000.000 - Rp.3.000.000, dan 5,21% kepala rumah tanggaberpendapatan kurang dariRp.1.000.000 per bulannya.
Hasil Estimasi
Hasil estimasi fungsi regresi linier untuk konsumsi makanan dan minumanrumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1: Hasil Estimasi Model Regresi
5.21
31.25
26.04
9.38
14.58
13.54
<1.000.000
1.000.000 -2.000.000
2.000.000 -3.000.000
3.000.000 -4.000.000
16
Sumber:data primer, diolah, 2017
Hasil uji asumsi klasik untuk hasil estimasi di atas adalah :
A. Uji Normalitas
Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer, diolah, 2017
Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. Kolmogorov-Smirnovsebesar 0.737(dapat dilihat pada Tabel 2) atau lebih besar dari 0.05. Hasil ini menunjukkanbahwa residual regresi berdistribusi normal, artinya asumsi normalitas dipenuhi.
B. Uji Autokorelasi
Variabel BebasUnstandardized Coefficients
Standardized
Coefficientst Sig. t
B Std. Error Beta
(Constant) -2091226.761 419417.373 -4.986 0.000
X1 0.051 0.024 0.165 2.098 0.039
X2 202057.462 91124.169 0.186 2.217 0.029
X3 0.100 0.044 0.151 2.274 0.025
X4 23078.101 7442.228 0.221 3.101 0.003
X5 43504.907 21678.225 0.145 2.007 0.048
X6 243909.596 80706.047 0.254 3.022 0.003
X7 154903.729 85964.258 0.160 1.802 0.075
D1 423585.279 173943.732 0.190 2.435 0.017
D2 -180268.224 152241.768 -0.093 -1.184 0.240
R2 0.799 F 16.871
Adjusted R2 0.638 Sig. F 0.000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
96.0000000
575183.9034.070.070
-.049.684.737
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
17
Uji autokorelasi ini untuk mengetahui korelasi antara residual yang diurutkanmenurut waktu (seperti dalam deret waktu) atau ruang (seperti dalam data crosssection). Uji ini dilakukan dengan uji Durbin Watson. Nilai DW hitung diperolehsebesar 2,020. Dengan jumlah data (n) 96 dan jumlah variabel bebas (k) 9 dantingkat signfikansi 0,05 diperoleh DW batas bawah (dL) 1,465 dan DW batas atas(dU) 1,877. Nilai DW hitung berada diantara dU dan 4-dU, artinya tidak terjadiautokorelasi(1,877 < 2,020 < 2,123).
C. Uji MultikolinieritasTabel 3 : Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel bebasCollinearity Statistics
Tolerance VIF
X1 0.681 1.469
X2 0.597 1.675
X3 0.949 1.054
X4 0.826 1.210
X5 0.800 1.249
X6 0.594 1.683
X7 0.533 1.877
D1 0.691 1.448
D2 0.687 1.456
Sumber: Data primer, diolah, 2017
Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance untuk semuavariabel bebasnya lebih besar dari 0,1 (0,533-0,949). Dari hasil pengujian tersebutdapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.Dengan demikian uji asumsi tidak adanya multikolinearitas dapat dipenuhi.
D. Uji Heterokedastisitas
18
Gambar 5: Uji Heteroskedastisistas
Sumber: data primer, diolah, 2017
Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan scatterplotmenyebar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwaresidual mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidakterdapat gejala heterokedastisitas.
Analisis Hasil
Tabel 4: Koefisien Korelasi dan Determinasi
R R Square Adjusted R Square
0.799 0.638 0.601
Sumber : Data primer diolah
Koefisien determinan yang diperoleh sebesar 0,638, artinya variasi konsumsimakanan dan minuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan 63,8% dapatdijelaskan oleh variabel pendapatan kepala keluarga, jumlah tanggungan keluarga,pendapatan lain, usia, pendidikan kepala keluarga, nilai tradisi, tingkatreligiusitas, Dummy Zakat, dan Dummy THR.
Tabel 5: Hasil Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 55490926176221.200 9 6165658464024.58016.871 0.000
Residual 31429469657112.100 86 365458949501.304
Total 86920395833333.300 95
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 6 nilai F hitung yang diperoleh adalah 16,871 dengan sig0,000. Pada tingkat signifikansi (alpha) 5% berarti sig F lebih rendah dari alpha,
19
berarti Ho ditolak, artinya variabel pendapatan kepala keluarga, jumlahtanggungan, pendapatan lain, usia kepala keluarga, pendidikan, nilai tradisi,tingkat religiusitas, Dummy Zakat, dan Dummy THR secara serentak berpengaruhsignifikan terhadap konsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslim diBulan Ramadhan.
Tabel 6: Hasil Uji t / Parsial
Variabelbebas
Unstandardized Coefficientst Hitung
StandardizedCoefficients Keterangan
B Std. Error Beta
(Constant) -2091227 419417.373 -4.986
X1 0.051 0.024 2.098 0.165 Signifikan
X2 202057.5 91124.169 2.217 0.186 Signifikan
X3 0.100 0.044 2.274 0.151 Signifikan
X4 23078.101 7442.228 3.101 0.221 Signifikan
X5 43504.907 21678.225 2.007 0.145 Signifikan
X6 243909,6 80706.047 3.022 0.254 Signifikan
X7 154903.7 85964.258 1.802 0.160 Signifikan
D1 423585.3 173943.732 2.435 0.190 Signifikan
D2 -180268 152241.768 -1.184 -0.93 Tidak SignifikanSumber: Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil sebagai berikut :
t hitung untuk variabel pendapatan kepala keluarga (X1) adalah 2,098.Sedangkan t tabel pada α = 0.05 dan db = 86 adalah sebesar 1,662.Karena t hitung > t tabel yaitu 2,098 > 1,662, maka pendapatan kepalakeluarga secara individu berpengaruh positif signifikan terhadappengeluaran konsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslim diBulan Ramadhan. Koefisien regresi parsial sebesar 0,051
t hitung untuk variabel jumlah tanggungan keluarga (X2) adalah 2,217.Sedangkan t tabel pada α = 0.05 dan db = 86 adalah sebesar 1,662.Karena t hitung > t tabel yaitu 2,217 > 1,662, maka Jumlah TanggunganKeluarga secara individu berpengaruh positif signifikan terhadappengeluaran konsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslim diBulan Ramadhan. Koefisien regresi parsial sebesar 202057,462
t hitung untuk variabel pendapatan lain (X3) adalah 2,274. Sedangkan ttabel pada α = 0.05 dan db residual = 86 adalah sebesar 1,662. Karena thitung > t tabel yaitu 2,274 > 1,662, maka Pendapatan Lain secaraindividu berpengaruh positif signifikan terhadap pengeluaran konsumsimakanan dan minuman rumah tangga muslim di Bulan Ramadhan.Koefisien regresi parsial sebesar 0,100
t hitung untuk variabel usia (X4) adalah 3,101. Sedangkan t tabel pada α= 0.05 dan db = 86 adalah sebesar 1,662. Karena t hitung > t tabel yaitu3,101 > 1,662, maka usia secara individu berpengaruh positif signifikanterhadap pengeluaran konsumsi makanan dan minuman rumah tangga
20
muslim di Bulan Ramadhan. Koefisien regresi parsial sebesar23078,101,
t hitung untuk variabel pendidikan (X5) adalah 2,007. Sedangkan t tabelpada α = 0.05 dan = 86 adalah sebesar 1,662. Karena t hitung > t tabelyaitu 2,007 > 1,662, maka pendidikan secara individu berpengaruhpositif signifikan terhadap pengeluaran konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim di Bulan Ramadhan. Koefisien regresiparsial sebesar 43.504,907
t hitung untuk variabel nilai tradisi (X6) adalah 3,002. Sedangkan t tabel(α = 0.05 ; db = 108) adalah sebesar 1,662. Karena t hitung > t tabelyaitu 3,022 > 1,662, maka nilai tradisi berpengaruh positif signifikanterhadap pengeluaran konsumsi makanan dan minuman rumah tanggamuslim di Bulan Ramadhan. Koefisien regresi parsial sebesar243.909,596
t hitung untuk variabel tingkat religiusitas (X7) adalah 1,802.Sedangkan t tabel pada α = 0.05 dan = 86 adalah sebesar 1,662. Karenat hitung < t tabel yaitu 1,802 < 1,662, maka tingkatreligiusitas secaraindividu berpengaruh positif signifikan terhadap pengeluaran konsumsimakanan dan minuman rumah tangga muslim di Bulan Ramadhan.Koefisien regresi parsial sebesar 154.903,729
t hitung untuk variabel Dummy Zakat (D1) adalah 2,435. Sedangkan ttabel pada α = 0.05 dan db = 86 adalah sebesar 1,662. Karena t hitung >t tabel yaitu 2,435 > 1,662, maka Dummy Zakat secara individuberpengaruh positif signifikan terhadap pengeluaran konsumsi makanandan minuman rumah tangga muslim di Bulan Ramadhan. Koefisienregresi parsial sebesar 423585,279
t hitung untuk variabel THR (D2) adalah -1,184. Sedangkan t tabel padaα = 0.05 ; db = 86 adalah sebesar 1,662. Karena t hitung < t tabel yaitu -1,184 < 1,662, maka THR secara individu tidak berpengaruh positifterhadap pengeluaran konsumsi makanan dan minuman rumah tanggamuslim di Bulan Ramadhan. Koefisien regresi parsial sebesar -180.268,224
Pembahasan Hasil
a.) Pengaruh Pendapatan Kepala Keluarga terhadap Konsumsi RumahTangga
Pendapatan Kepala Keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi makanandan minuman pada Bulan Ramadhan. Dengan koefisien regresi parsial sebesar0,051, rata-rata pendapatan kepala keluarga sebesar Rp.3.528.464 dan rata-ratakonsumsi makanan dan minuman sebesar Rp.1.706.458 diperoleh elastisitaspendapatan kepala keluarga sebesar 0,103, artinya pada rumah tangga muslimdengan pendapatan kepala keluarga lebih tinggi 1% sedangkan variabel lain tetap,maka rata-rata konsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslim padaBulan Ramadhan lebih tinggi 0,103%. Hasil ini sesuai dengan teori konsumsiKeynes yang positif dan menyatakan bahwa ketika pendapatan rumah tangga
21
naik, maka pengeluaran konsumsi akan naik, tetapi kenaikan pengeluarankonsumsi tidak sebesar kenaikan pendapatan.
b.) Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Konsumsi RumahTangga
Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi makanandan minuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan. Dengan koefisienregresi parsial sebesar 202.057,462, artinya pada rumah tangga muslim yangjumlah tanggungan keluarganya lebih tinggi 1 orang sedangkan variabel laintetap, maka rata-rata konsumsi makanan dan minuman lebih tinggi Rp.202.100,artinya pada rumah tangga muslim yang jumlah tanggungan keluarganya lebihtinggi 1 orang sedangkan variabel lain tetap, maka rata-rata konsumsi makanandan minuman lebih tinggi Rp.202.100.
c.) Pengaruh Pendapatan Lain terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Pendapatan Lain berpengaruh positif terhadap konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan.Dengan koefisien regresi regresi parsial sebesar 0,100, rata-rata Pendapatan Lainsebesar Rp.807.240 dan rata-rata konsumsi makanan dan minuman sebesarRp.1.706.458 diperoleh elastisitas pendapatan lain sebesar 0,047, artinya padarumah tangga muslim yang pendapatan lainnya lebih tinggi 1% sedangkanvariabel lain tetap, maka rata-rata konsumsi makanan dan minuman lebih tinggi0,047%, artinya pada rumah tangga muslim yang pendapatan lainnya lebih tinggi1% sedangkan variabel lain tetap, maka rata-rata konsumsi makanan danminuman lebih tinggi 0,047%.
d.) Pengaruh Usia terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Usia kepala keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan. Dengan koefisien regresiparsial sebesar 23.078,101, dan rata-rata yang didapat sebesar 43. Artinya padarumah tangga muslim yang usia kepala keluarganya lebih tinggi 1 tahunsedangkan variabel lain tetap, maka rata-rata konsumsi makanan dan minumanakan meningkat sebesar Rp.23.100. Dengan didapatnya rata-rata usia kepalakeluarga rumah tangga di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malangsebesar 43, maka model siklus yang sesuai adalah periode produktif, dimanaselama periode ini tingkat penghasilan meningkat dan mencapai puncaknya padasekitar lima puluhan tahun.
e.) Pengaruh Pendidikan terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Pendidikan berpengaruh positif terhadap konsumsi makanan dan minumanrumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan. Dengan koefisien regresi parsialsebesar 43.504,907, artinya pada rumah tangga muslim yang pendidikan kepalakeuarganya lebih lama 1 tahun sedangkan variabel lain tetap, maka rata-ratakonsumsi makanan dan minuman meningkat sebesar Rp.43.500. Ketikapendidikan kepala keluarga semakin tinggi, pengetahuan tentang kesehatansemakin banyak, maka makanan dan minuman yang dibeli kualitasnya lebih baik.Sehingga pengeluaran konsumsi makanan dan minumannya semakin tinggi karenaharganya lebih mahal.
22
f. Pengaruh Nilai Tradisi terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Nilai Tradisi berpengaruh positif terhadap konsumsi makanan dan minumanrumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan. Dengan koefisien regresi parsialsebesar 243.909,596, artinya apabila rumah tangga semakin mengikuti nilaitradisi, maka rata-rata konsumsi makanan dan minuman lebih besar Rp.243.900.Hal ini menunjukkan bahwa budaya konsumsi terbentuk oleh seperangkat mitosdan ketakutan mengenai kesehatan karena harus menahan lapar dan dahaga dariterbit fajar hingga terbenamnya matahari.
g.) Pengaruh Tingkat Religiusitas terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Tingkat Religiusitas berpengaruh positif terhadap konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan. Dengan koefisien regresiparsial sebesar 154.903,729, artinya pada rumah tangga muslim yang TingkatReligiusitasnya lebih tinggi, maka rata-rata konsumsi makanan dan minumannyameningkat sebesar Rp.154.900. Hal ini terjadi ketika rumah tangga muslim yangberlomba-lomba mencari pahala di Bulan Ramadhan menjalankan kegiatan sepertisholat sunnah, membaca alquran, shalat tarawih, ataupun sholat malam (lailatulQadr), sehingga energi yang dibutuhkan dalam menjalankan aktivias pada BulanRamadhan juga besar dan karenanya membutuhkan acupan makanan danminuman yang lebih banyak.
h.) Pengaruh Dummy Zakat terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Secara individual, variabel dummy zakat berpengaruh signifikan terhadapkonsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan.Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengeluaran konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan antara pembayar zakatdengan penerima zakat. Koefesien regresi yang positif (423.585,279), berartibahwa pengeluaran konsumsi rumah makanan dan minuman rumah tanggamuslim yang menjadi pembayar zakat pada Bulan Ramadhan rata-rata lebih besarRp.423.600 dibandingkan rumah tangga muslim yang tidak membayar zakat(penerima zakat). Orang yang membayar zakat adalah orang yang hartanyamencapai nishab dan pendapatannya relatif tinggi dibandingkan penerima zakatdan karenanya pengeluaran konsumsinya lebih besar.
h.) Pengaruh Dummy THR terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Secara individual, variabel dummy Tunjangan Hari Raya (THR) tidakberpengaruh terhadap konsumsi makanan dan minuman rumah tangga muslimpada Bulan Ramadhan. Hal ini berarti bahwa pengeluaran konsumsi makanan danminuman rumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan yang menerima THR tidakberbeda dengan pengeluaran konsumsi makanan dan minuman rumah tanggamuslim yang tidak menerima THR pada Bulan Ramadhan, karena THRcenderung digunakan untuk memenuhi konsumsi lain seperti pakaian,transportasi, dan lain-lain.
Dari sini dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnyaterhadap pengeluaran konsumsi makanan dan minuman adalah Nilai Tradisi (X6)karena memiliki nilai koefisien beta dan t hitung paling besar. Hal ini dikarenakanbudaya rumah tangga dalam menyediakan makanan tambahan pada saat berbuka,
23
mengantarkan makanan ke tetangga pada bulan ramadhan, menyediakan makanantambahan pada saat Idul Fithri, ataupun faktor lingkungannya yangmempengaruhinya begitu tinggi dan wajar dilakukan setiap tahunnya di DesaSumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnyadapat ditemukan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, yaitu :.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan minuman rumahtangga muslim pada Bulan Ramadhan. Hasilnya menunjukkan bahwa variabelPendapatan Kepala Keluarga, Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Lain,Usia, Pendidikan, Nilai Tradisi, Tingkat Religiusitas, dan Dummy Zakatberpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi makanan dan minumanrumah tangga muslim pada Bulan Ramadhan.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan makaterdapat beberapa hal yang dapat disarankan antara lain:
1. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi makanan danminuman, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan hotel rumahtangga muslim di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malangpada Bulan Ramadhan mengalami kenaikan dibandingkan di luar BulanRamadhan, oleh karena itu saran bagi rumah tangga muslim untukmeningkatkan pemahaman tentang agama dan kembali pada esensiberpuasa pada Bulan Ramadhan.
2. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini masih terbatas pada beberapafaktor saja dan lingkup yang terbatas. Oleh karena itu, untuk peneitianselanjutnya diharapkan melakukan pengembangan model penelitiandengan mengunakan sampel yang lebih besar serta variabel-variabel laindi luar model dalam penelitian ini sehingga diperoleh hasil yang lebihakurat.
DAFTAR PUSTAKA
Buhang, Amir. 2015. Analisis Konsumsi Rumah Tangga di Kecamatan BatuiKabupaten Banggai. Jurnal. Sulawesi: Universitas Tompotika LuwukBanggai
BPS. 2016. Banyaknya Rumah Tangga di Daerah Jawa Timur. www.bps.go.id.Diakses pada 10 April 2017
24
BPS. 2016 Distribusi PDB Seri Triwulan Atas Dasar Harga Berlaku menurutPengeluaran. www.bps.go.id. Diakses pada 10 April 2017
BPS. 2015. Pengeluaran Per Kapita di Jawa Timur. www.bps.go.id. Diaksespada 10 April 2017
BPS. 2017. PDB Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas DasarHarga Konstan 2010. www.bps.go.id. Diakses pada 10 April 2017
Dwicahyono, A. T. 2015. Pengaruh Konsep Produk, Budaya Konsumsi, danKeluarga terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi ProdukKebab (Studi Kasus Kebab Turki Baba Rafi). Skripsi. Jakarta: FakultasSains dan Teknologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Fitriana, Benita. 2015. Pengaruh Usia, Pendidikan, Pendapatan, Faktor Sosial,Budaya, Pribadi, dan Motivasi terhadap Persepsi Konsumsi Pangan PokokNon Beras di Wilayah Jakarta Barat. Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains danTeknologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: BP-Universitas Diponegoro
Gujarati, Damodar N,. 2010. Dasar-dasarEkonometrikabuku 1. Jakarta:SalembaEmpat
Hidayat, Arif. 2016. Budaya Konsumen Bulan Ramadan bagi Masyarakat Moderndi Indonesia, Vol. 14, (No. 2). Jurnal. Purwokerto: Institut Agama IslamNegeri Purwokerto
James, Michael., 2001. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (hlm. 49).Jakarta: Ghalia
Kadariah, 2002. Analisis Pendapatan Nasional (hlm. 233). Jakarta: Bina Aksara
Kompas. 12 Juni 2016.MentanKonsumsiMasyarakatjustruMeningkatsaatPuasa.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/06/12/115654526/mentan.konsumsi.masyarakat.justru.meningkat.saat.puasa. Diakses pada 05 Maret 2017
Kompas. 01 Juli 2016.KonsumsiTinggijelangLebaran,HargaKomoditasPokokNaikSignifikan.http://nasional.kompas.com/read/2016/07/01/063458826/konsumsi.tinggi.jelang.lebaran.harga.komoditas.pokok.naik.signifikan. Diakses pada 10 April2017
Lestari, W., P., 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi KonsumsiRumah Tangga PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar KabupatenProbolinggo. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasBrawijaya
25
Mankiw, G., N., 2003. Teori Makro Ekonomi. Terjemahan (hlm. 425-426).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Naswawi, Ismail., 2013. Isu-Isu Ekonomi Islam: Kompilasi Pemikirian Filsafatdan Teori Menuju Praktik di Tengah Arus Ekonomi Global (hlm. 229-233).Jakarta: VIV Press
Putriani, Y., H. & Shofawati, Atina. 2015. Pola Perilaku Konsumsi IslamiMahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas AirlanggaDitinjau dari Tingkat Religiusitas, Vol. 2, (No. 3). Jurnal. Surabaya:Universitas Airlangga
Qardawi, Yusuf. 1997. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.
Rahardja, Prathama., & Manurung, Mandala., 2008. Teori Ekonomi Makro SuatuPengantar (hlm. 41-47). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.
Riduan. 2011. Cara MudahBelajar SPSS Versi 17.0danAplikasiStatistikPenelitian. Bandung: Alfabeta
Sheth, Jagdish, dan Naresh Maholtra. Global Consumer Culture. Encyclopedia ofInternational Marketing, diunduh darihttp://www.uwyo.edu/sustainable/recent-research/docs/global%20consumer%20culture%20arnould.pdf
Sukirno, Sadono., 2000.Makroekonomi Modern:perkembanganpemikirandariklasikhingga Keynesian baru/olehSadonoSukirno. Jakarta: Raja GrafindoPersada
Suliyanto. EkonomiTerapan:TeoridanAplikasidengan SPSS. 2011. Bandung. Andi
Sumando. 2016. Analisis Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di PantaiSendang Biru Kabupaten Malang, Jawa Timur. Skripsi. Malang: FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Sugiyono. 2011. MetodePenelitiandanPendidikan (PendekatanKuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprayitno, Eko., 2005. Ekonomi Islam(hlm. 92-95). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tempo. 05 Agustus 2016. BPS,KonsumsiRumahTanggapicuPertumbuhanEkonomi.https://m.tempo.co/read/news/2016/08/05/092793495/bps-konsumsi-rumah-tangga-picu-pertumbuhan-ekonomi. Diakses pada 05 Maret 2017.
26
Trenggonowati. 2009. MetodePenelitianEkonomidanBisnis (Edisi 1). Yogyakarta:BPFE Yogyakarta
Widarjono, Agus,. 2010. AnalisisStatistikMultivariatTerapan. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN
Utari, Diah. Arimurti, Trinil. dan Kurniati, Ina N. 2012. Pertumbuhan KreditOptimal dan Kebijakan Makroprudensial Untuk Pegendalian Kredit. WorkingPaper, WP/12/2012. Bank Indonesia.
Widhiarso, Wahyu. 2011. Analisis Data Penelitian dengan Variabel Kontrol.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
top related