analisis penerapan model pembelajaran...
Post on 17-Sep-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA
BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ZUDIT TIARA CHIDIYANUR
NIM : 073111058
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Zudit Tiara Chidiyanur
NIM : 073111058
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 November 2011
Saya yang menyatakan
Zudit Tiara Chidiyanur
NIM : 073111058
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Taarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Nama : Zudit Tiara Chidiyanur
NIM : 073111058
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
DRS. IKHROM, M.Ag
NIP. 196503291994031002
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Taarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Nama : Zudit Tiara Chidiyanur
NIM : 073111058
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
DR. RAHARJO, M. Ed, St
NIP. 196511231991031003
vi
ABSTRAK
Nama Zudit tiara chidiyanur NIM 073111058 Judul skripsi “Analisis
Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan
Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs. NU 03
Al-Hidayah Kendal Tahun Ajaran 2011/2012” Penulis adalah Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang angkatan
2007.
Tujuan dari penelitian ini adalah agar supaya seorang pendidik dapat
mengetahui, bagaimana cara yang tepat dalam menangani peserta didik dalam
beberapa macam situasi. Sehingga peserta didik mendapatkan manfaat dan tujuan
yang positif didalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Pendidik juga dapat
mengevaluasi tentang kinerja model PAIKEM, apakah model PAIKEM dapat
digunakan dengan baik dan dapat memberikan manfaat yang lebih. Seperti tujuan
dari pembelajaran dapat tercapai dengan tuntas. Serta dapat menjadikan peserta
didik lebih baik dan faham dengan materi yang disampaikan melalui model
PAIKEM ini.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa PAIKEM masih kurang tepat jika diterapkan di MTs.
NU 03 Al-hidayah Kendal. Kekurangan dari model PAIKEM tersebut adalah
peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan hanya
dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain, bila tugas terlalu
banyak diberikan, peserta didik dapat mengalami kejenuhan, kesukaran, dan hal
ini dapat berakibat ketenangan batin peserta didik merasa terganggu, sukar
memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat dari
masing-masing peserta didik, pemberian tugas cenderung memakan waktu dan
tenaga serta biaya yang cukup banyak, dengan banyaknya tugas peserta didik
cenderung meremehkan untuk tidak mengerjakan.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan merupakan suatu harapan setiap
instansi atau lembaga yang mengelola kegiatan belajar mengajar. Namun
keberhasilan tersebut merupakan pekerjaaan yang sangat membutuhkan perhatian
serius. Betapun perencanaan yang dianggap baik, tetapi dalam pelaksanaannya
sudah barang tentu akan menemui gejala-gejala dan hambatan. Dalam realitas
pendidikan hal semacam itu akan muncul dengan saling mendorong dan saling
mendukung sehingga akan memberikan pengaruh yang kompleks, di antaranya
adalah keluarga dan masyarakat. Hasil dari penelitian penulis yang berjudul Analisis Penerapan Model
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM)
Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal Tahun
Ajaran 2011/2012 adalah kurang begitu tepat dalam pencapaian penerapan model
pembelajaran PAIKEM. Karena dari sisi pendidik yang masih menimang-nimang
dalam penerapan model pembelajaran yang akan diterapkan saat terlaksananya
pembelajaran. Bahwa model ini adalah model yang cukup membutuhkan tenaga
ekstra, baik berupa fisik maupun finansial. Akan tetapi pendidik serta kepala
sekolah akan secapatnya menerapkan secara maksimal model pembelajaran ini,
dengan catatan jikalau model ini memang dapat membantu keberhasilan peserta
didik.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, penuntun
jalan kebenaran serta teladan bagi ummat Islam dan seluruh alam.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu atas terwujudnya
skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Suja`i Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Nasirudin, M.Ag. Ketua Jurusan dan H. Mursyid, M.Ag selaku Sekretaris
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo yang telah membantu
dalam kelancaran pembuatan skripsi ini.
3. Drs. Ikhrom M. Ag. Dosen Pembimbing I dan Dr. Raharjo, M. Ed, St. Selaku
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
motivasi kepada penulis sampai skripsi ini selesai.
4. Ani Hidayati, M.Pd. dosen wali studi penulis dan seluruh Bapak/Ibu Dosen,
karyawan, pegawai IAIN Walisongo, yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis, serta kepada seluruh civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
5. Keluarga besar MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL, terimaksih atas semua
yang telah kalian berikan pada penulis.
6. Bapak/ibuku tercinta (Bpk. Wachid dan Ibu Ainur Sa’adah) yang telah
berjuang dan tiada henti-hentinya selalu mendoakan dengan tulus selama
penulis menuntut ilmu.
7. Eyank Hj. Musyarofah yang selalu membinaku dan mendo’akanku.
8. Kakak-kakaku (Mbak Nita Vona Chidiyanur serta suaminya Nur Aziz)
terimakasih dukungan serta semangat dan sangu-sangunya.
9. Adik-adikku tercinta (Atika Selvy Chidiyanur, Rega Arfi Chidiyanur,
Muhammad Tigris Azinta Setaria Italica) yang aku sayangi dan aku
banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan solehah sehingga
viii
menjadi generasi bangsa yang berguna bagi agama, orang tua, bangsa dan
Negara.
10. Teman-temanku satu kelas PAI B (Ana, Ani, Ianna, Ela, Nia, Atun, Titik,
Umi, Ima, Nurul, Yanto, Oom, Udin, Panda, Fatsa, Aini, Dayat, Masako,
Ipank, Zaenal, Saefudin, Zamzam, Umam, QQ, Wahib, Mr.Bean, Zuhri, Imam
Masyhuri, Likun, Padli, Madhon, Nuzul, Hamzah, Kemudian Teman Bengkel,
teman club CB, teman club BYSON, teman kos, teman pondok, teman main,
dll), yang tak henti-hentinya selalu memberikan masukan-masukan atas
penulisan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan balasan
yang setimpal.
11. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu hanya
ucapan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam penulis haturkan dan
semoga amal dan jasa baik sahabat-sahabat akan dicatat sebagai amal
kebajikan dan dibalas sesuai amal perbuatan oleh Allah SWT. Amiin.
Sebagai karya manusia yang tidak sempurna, penulis sadar bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, bahkan mungkin kekeliruan. Atas
dasar kesadaran itu penulis sangat menghargai dan sangat mengharapkan kritik
dari semua pihak. Berbagai kritikan akan sangat berharga agar penulis dapat
melakukan koreksi dan perbaikan.
Kepada Allah SWT, jualah penulis memohon pertolongan-NYA. Mudah-
mudahan tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Amiin.
Alhamdulillahirobbil’alamiin
Semarang, 30 november 2011
Penulis
Zudit Tiara Chidiyanur
NIM: 073111058
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ........................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 4
C. Manfaat Dan Tujuan Penelitian ..................................... 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................ 7
B. Kajian Teori: Model Pembelajaran PAIKEM Pada Mapel Aqidah
Akhlaq
1. Model Pembelajaran PAIKEM.
a. Pengertian Pembelajaran......................................... 11
b. Model-model Pembelajaran.................................... 12
c. Pengertian PAIKEM.............................................. . 12
d. Dasar PAIKEM ....................................................... 14
e. Jenis-jenis penerapan PAIKEM.............................. 18
f. Teknik Pemilihan PAIKEM.................................... 21
2. Pembelajaran Aqidah Aklaq.
a. Pengertian Mapel Aqidah Akhlaq.......................... 23
b. Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs........... 23
x
3. PAIKEM dalam Aqidah Akhlaq.
a. Pemilihan Model PAIKEM untuk Pembelajaran Aqidah
Akhlaq................................................................ 25
b. Penerapan Model PAIKEM dalam pembelajaran Aqidah
Akhlaq................................................................ 25
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan PAIKEM
dalam Aqidah Akhlaq......................................... 27
BAB III : METODE PENITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................. 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................ 31
C. Sumber Data.................................................................. 31
D. Fokus Penelitian............................................................. 32
E. Teknik Pengumpulan Data............................................ 32
F. Teknik Analisis Data..................................................... 33
BAB IV : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
(PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI
MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN
2011/2012
A. PROFIL UMUM MTS. NU 03 AL - HIDAYAH KENDAL
1. Sejarah Berdirinya MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
.................................................................................. 36
2. Struktur Organisasi MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal
................................................................................ 37
3. Keadaan Umum MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
................................................................................ 37
B. Penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM) pada bidang studi aqidah akhlaq di
MTS NU 03 Al-Hidayah Kendal ........ ....................... 39
C. Analisis Penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada bidang studi aqidah
akhlaq di MTS NU 03 Al-Hidayah Kendal ............... 44
xi
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Model
Pembelajaran PAIKEM Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq di
MTs. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
..................................................................................... 50
E. Pembahasan Hasil Penelitian....................................... 62
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ............................................................. 68
B. Saran-saran .......................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... 70
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional termasuk pendidikan agama Islam bagi bangsa indonesia,
karena sepanjang hidup manusia membutuhkan pendidikan untuk
kelangsungan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan usaha untuk sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.1
Pendidikan Agama Islam, sebagai salah satu wahana yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik menuju
jalan kehidupan yang disediakan oleh sang pencipta, dan peserta didik sendiri
yang akan memilih dan memutuskan serta mengembangkan jalan hidup dan
kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Fungsi pendidik dalam
Pendidikan Agama Islam adalah berupaya untuk memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat
membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan peserta didik
untuk mempelajari Islam dan dijadikan pedoman serta petunjuk hidup dan
kehidupanya.2
Model mengajar adalah cara yang digunakan pendidik dalam
berhubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran.
Oleh karena itu peranan model pengajaran sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dengan model ini
1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab I
Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 72.
2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm. 184
2
diharapkan tumbuh motivasi belajar peserta didik, dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini pendidik berperan sebagai
penggerak atau pembimbing, sedangkan peserta didik berperan sebagai
penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik jikalau
peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan pendidik. Oleh karenanya
model mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar peserta didik.3
Model yang tepat dalam pengajaran akan menimbulkan motivasi yang
tepat bagi peserta didik untuk menyerap dan melaksanakan apa yang telah
disampaikan oleh pendidik. Namun kenyataanya di lapangan bahwa setiap
model pembelajaran tidak selalu tepat dan efisien dalam kondisi kegiatan
belajar mengajar. Mengingat hal yang demikian pendidik harus mampu
mempergunakan model yang tepat, agar tidak membosankan bagi peserta
didik. Menurut penulis pendidik Madrasah Tsanawiyah sangat jeli dalam
mengambil model yang tepat bagi peserta didiknya, karena dalam
pembelajaran aqidah akhlaq, pendidik mata pelajaran menggunakan model
pembelajaran yang kreatif. Model pembelajaran kreatif bukan hanya sekedar
model mengajar tetapi juga merupakan suatu model untuk berfikir.
Sejalan dengan konsep di atas maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang terkait dengan menganalisa model pembelajaran
PAIKEM dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran aqidah akhlaq, serta lokasi penelitian yang paling strategis sebagai
obyek dalam penelitian ini.
B. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini perlu adanya penegasan istilah yang terdapat
dalam judul skripsi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah paham
antara penulis dan pembaca dalam mengkaji topik utama dalam penelitian yang
3 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2005), hlm. 76
3
di lakukan penulis. Adapun topik utama dalam penelitian yang perlu dijelaskan
adalah sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM).
Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah cara pendidik mengajar
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih
caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.4 Pembelajaran aktif yang
dimaksud adalah peserta didik dapat belajar secara aktif. Kalau inovatif
yaitu dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide
baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.5 Sedangkan pembelajaran
efektif dan menyenangkan adalah cara pembelajaran yang dilakukan
seefisien mungkin dengan mempertimbangkan waktu dan dapat
menciptakan suasana yang menyenagkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.6 Jadi dapat diartikan model pembejaran PAIKEM adalah
pendidik memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar secara
mandiri dengan cara yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
b. Bidang Studi Aqidah Akhlaq
Aqidah menurut bahasa berasal dari kata ’aqida ya’qidu ‘aqidatan
artinya yaitu sebuah ikatan, sedangkan aqidah menurut istilah ialah hal-hal
yang diyaqini oleh orang islam, artinya mereka menetapkan atas
kebenaranya. Akhlaq adalah kata jama’ dari mufrad khuluq yang artinya
budi pekerti, sopan santun, tindak-tanduk (etika), tingkah laku, adab, moral,
tata krama. Akhlaq menurut bahasa artinya tindak-tanduk atau suatu
kebiasaan. Jika etikanya baik disebut akhlaqnya baik, dan jika jelek disebut
akhlaqnya jelek. Sedangkan akhlaq artinya suatu bentuk (naluri asli) dalam
4 Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),
hlm. 12
5Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang ; RaSAIL
Media Group, 2008), hlm. 46
6 Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Pt. Rineka
Cipta, 2003), hlm. 74
4
jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan sesuatu tindakan dan
kelakuan dengan mudah dan sepontan tanpa rekayasa pikiran.7 Jadi yang
dimaksud bidang studi aqidah akhlaq adalah proses pembelajaran tentang
keyakinan terhadap Allah SWT serta tingkah laku baik kepada Allah SWT
dan juga sesama manusia yang dijabarkan melalui standar kompetensi dan
komptensi dasar yang dipaparkan melalui indikator.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu
peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan8. Uraian latar belakang masalah
tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi
aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
Tahun 2011/2012
D. Manfaat Dan Tujuan Penelitian
Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat menguraikan konsep pembelajaran PAIKEM pada bidang studi
aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
Tahun 2011/2012
a. Dapat menerapkan manfaat PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaaq
di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012
b. Dapat mengetahui faktor apa saja yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah
akhlaq di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012
7 Moh. Rifai, Aqidah Akhlaq, (Semarang; CV. Wicaksana, 1994), hlm. 55
8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta), 2008, hlm. 34.
5
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi pendidik
Penelitian ini dapat membantu pendidik dalam mengevaluasi
pemebalajaran. Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah cara pendidik
mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.9 Adapun manfaat
praktis bagi pendidik adalah :
1) Dapat menambah wawasan keilmuan dan berguna bagi peneliti, para
pendidik, dan masyarakat pada umumya.
2) Sebagai acuan konsep model pembelajaran serta sumber inspirasi bagi
pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi peserta didik
1) Peserta didik dapat belajar secara aktif dan mandiri
2) Peserta didik dapat belajar serta suasana hati yang senang.
c. Bagi Sekolah
1) Dapat dijadikan konsep dan juga dapat dijadikan pedoman oleh
pendidik dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq maupun
pelajaran yang lain.
2) Dapat dijadikan contoh dalam menyusun perangkat pembelajaran
yang menyenangkan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menguraikan pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM pada
bidang studi aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDYAH
KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012.
9 Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),
hlm. 12
6
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan model
pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq di MTS. NU 03
AL-HIDYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012.10
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D),hlm. 46
7
BAB II
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA
BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL TAHUN AJARAN
2011/2012
A. KAJIAN PUSTAKA
Ditinjau dari judul skripsi yang peneliti lakukan, di bawah ini terdapat
beberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain dan buku-buku yang
relevan dengan judul penelitian di atas. “Upaya Peningkatan Penguasaan
Materi Aqidah Akhlaq Melalui Strategi Small Group Discussion Pada Siswa
Kelas V MI Al-Islam Banjaragung Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang
Tahun 2009”
Penelitian tersebut dilakukan oleh Charis Masruri pada tahun 2009
dengan Nim 073111482, yang menjelaskan bahwa: Pembelajaran adalah
suatu interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainya,
dalam upaya internalisasi materi pelajaran. Upaya ini akan tercapai apabila
dalam penyampaianya melalui prosedur yang benar dan tertata. Sehingga
akan bisa terlihat hasilnya setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan
pembelajaran dan diakhiri dengan evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi
pembelajaran aqidah akhlaq sebelum menggunakan strategi small group
discussion dalam pembelajaran dan seberapa besar strategi small group
discussion dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran aqidah
akhlaq pada siswa MI AL-ISLAM Banjaragung tahun ajaran 2008/2009.
Penelitian ini adalah penelitian dengan subyek penelitian siswa kelas V
MI semester 2 sebanyak 20 orang siswa. Penelitian ini menggunakan strategi
small group discussion untuk lebih mengoptimalkan siswa dalam materi
aqidah akhlaq sehingga siswa bisa dapat menerapkan pada situasi lingkungan
nyata.
8
Pengumpulan data dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
observasi, yang dilihat dari kerja kelompok dan tes tertulis individual pada
akhir pembelajaran, dan melihat dokumentasi nilai tes individu pada akhir
pembelajaran tiap-tiap siklus. 1
Pada contoh skripsi yang lain yaitu: “Studi Tentang Implementasi
Pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Pasuruan 02 Mertoyudan
Magelang”.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Khusnul Khotimah, Nim 3101401
pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Implementasi
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan di SD Pasuruan 02
mertoyudan magelang. (2) Dampak pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan pada peningkatan mutu pembelajaran pendidikan
agama islam di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun untuk
memperoleh data-data yang dipaparkan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode observasi, intervieu, dokumentasi. Kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis data yang diwujudkan
bukan dalam bentuk angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian yang
berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada dalam
lapangan, baik itu berupa kondisi atau hubungan yang ada pada pelaksanaan
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat lebih berprestasi
dalam setiap pembelajaran dan diberikan kesempatan agar tetap aktif, efektif,
dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar, baik hubungan siswa dengan
guru, maupun siswa dengan sesama siswa. Metode ceramah bukanlah satu-
satunya metode dalam setiap pembelajaran di dalam kelas. Implementasi
1 Masruri Charis, ” Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Aqidah Akhlaq Melalui
Strategi Small Group Discussion Pada Siswa Kelas V MI Al-Islam Banjaragung Kecamatan
Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2009”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2009) hlm. 16
9
PAIKEM terhadap pelajaran PAI sudah dapat dilaksanakan oleh guru, dan
perencanaan pembelajaran telah mengalami perubahan atau inovasi dalam
setiap penyampaian isi materi, sehingga dalam setiap penyampaian materi
lainya berbeda dan guru juga dituntut untuk aktif, inovatif, kreatif dalam
setiap berfikir, namun tetap efektif dan menyenangkan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Dampak pelaksanaan PAIKEM pada peningkatan mutu PAI antara lain
guru dapat merancang dan mengelola pembelajaran sesuai dengan materi dan
metode yang digunakan, sehingga siswa dapat aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan dalam belajar mengajar. Guru juga dapat lebih variatif dalam
menggunakan beberapa metode dalam belajar mengajar, dan guru juga dapat
merubah kelas menjadi tempat belajar yang menyenangkan, hingga pada
saatnya akhir pelajaran siswa tenang, dan aktif serta kreatif, dengan demikian
guru dapat mengembangkan keterampilan atau bakat serta minat yang ada
pada diri siswa.2
Kemudian skripsi yang lain ditulis oleh Ahmad Zabidi 073111304
mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan PAI angkatan 2007, yang berjudul
penerapan pendekatan PAIKEM pada pembelajaran sejarah kebudayaan islam
materi pokok kenabian dan kerosulan Muhammad SAW sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa (studi tindakan pada kelas 3 MI Ma’arif
09 Pucung Lor Kroya kabupaten Cilacap tahun 2009).
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
melalui tiga siklus, tan tahapanya adalah perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi di kelas dan
dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun di atas tentang gambaran,
dengan penelitian tindakan kelas ini akan ketahui peningkakatan atau
penurunan setelah tindakan kelas yang dilakukan persiklus. Kemudian dalam
penelitian ini juga menunjukan:
2 Khotimah khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Pasuruan
02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2007) hlm.
14
10
1. Penerapan pendekatan PAIKEM pada pembelajaran SKI materi pokok
kenabian dan kerosulan Muhammad SAW sebagai upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa (studi tindakan pada kelas 3 MI ma’arif 09 pucung
lor kroya kabupaten cilacap tahun 2009) dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu dari perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, kemudian dilanjutkan observasi dengan menilai hasil
keaktifan dan hasil nilai peserta didik dan tahap refleksi dengan
mengevaluai kekurangan setiap tahapan siklus untuk menjadi pedoman
yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
2. Relevansi pendekatan PAIKEM pada pembelajaran SKI materi pokok
kenabian dan kerosulan Muhammad SAW sebagai upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa (studi tindakan pada kelas 3 MI ma’arif 09 pucung
lor kroya kabupaten cilacap tahun 2009) dilihat dari tingkat peserta didik
persiklus yaitu pada siklus pertama 18 peserta menjadi 25 peserta didik
dan 37 peserta didik terhadap siklus terakhir yaitu siklus ketiga.
Ada peningkatan dari peserta didik karena ada beberapa tindakan yang
dilakukan oleh guru SKI diantaranya siswa lebih difokuskan dalam proses
kegiatan belajar mengajar dan siswa juga lebih dikenalkan pada PAIKEM.3
Persamaan dan perbedaan antara contoh skripsi yang saya amati dengan topik
penelitian yang saya lakukan adalah:
Persamaanya:
a. Antara contoh skripsi yang terdahulu dengan topik penelitian ini, sama-
sama menggunakan sekolah (siswa) sebagai obyek penelitian.
b. Sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif lapangan.
c. Mempunyai manfaat yang hampir sama, yaitu bagi guru, siswa, dan juga
bagi sekolah.
3 Ahmad Zabidi, “Penerapan Pendekatan Paikem Pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Materi Pokok Kenabian Dan Kerosulan Muhammad Saw Sebagai Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Tindakan Pada Kelas 3 MI Ma’arif 09 Pucung Lor
Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2009)”Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah Iain Walisongo
2007)hlm. 7
11
Perbedaanya:
a. Tempat atau lokasi dalam penelitian yang berbeda.
b. Hasilnya berbeda karena dalam penelitian ini dengan yang terdahulu
amati memiliki latar belakang dan peneliti yang berbeda.
B. Kajian Teori : Model Pembelajaran PAIKEM Pada Mata pelajaran
Aqidah Akhlaq
1. Model Pembelajaran PAIKEM
a. Pengertian Pembelajaran
Suatu sistem pembelajaran mungkin didefinisikan sebagai suatu
sumber dan prosedur yang telah digunakan untuk memajukan
pembelajaran. Sistem pembelajaran memiliki variasi bentuk khusus yang
terjadi dalam banyak institusi termasuk dalam institusi pendidikan.
Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pengajar, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.4 Dengan demikian
pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh pendidik untuk
membantu seorang untuk mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang
baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran
yang menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai sumber belajar, penentu
model belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik
untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran itu sendiri.5
4 Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran, (Bandung; Alfabeta, 2003) hlm. 61
5 Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran, hlm. 65
12
b. Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran baik yang bersifat instruksional maupun
non-instruksional, akan dapat dicapai bila dapat diciptakan dan
dipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. Dalam
setiap pembelajaran dikelas, pendidik diharapkan mampu merencanakan
dan mengusahakan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara
maksimal dan aman dari kondisi yang dapat merugikan peserta didik,
baik yang timbul dari peserta didik itu sendiri maupun dari lingkungan
peserta didik belajar. Adapun macam-macam model pembelajaran itu
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Model pemrosesan informasi pendidik menjelaskan bagaimana peserta
didik selaku individu memberi respons yang datang dari
lingkungannya.
2) Model pribadi, diorientasikan kepada perkembangan diri peserta didik
selaku individu, penekanannya diarahkan kepada pembentukan
realitas yang unik.
3) Model interaksi sosial, menekankan hubungan peserta didik dengan
lingkungannya disekolah, terutama di dalam kelas. Pada model ini
peserta didik dihadapkan oleh tuntutan situasi yang lebih bersikap
demokratis.
4) Model prilaku, peserta didik diarahkan kepada suatu pola belajar yang
terfokus pada hal-hal yang spesifik.6
c. Pengertian PAIKEM
Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah bagaimana cara
seorang pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.7
Dari analisa tentang apa yang patut dibuat agar supaya berjaya
6 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (jakarta; CV Misaka Gazila
2003) hlm, 131-132
7 Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),
hlm. 12
13
memelihara kebolehan kreatif murid, Torrance (1966) Drewes (1963)
dan Smith (1966) setuju pada sekurang-kurangnya tiga prinsip atau cara
yang dapat digunakan oleh pendidik yang ingin mengajar anak-anak agar
supaya lebih bersifat kreatif yaitu:
1) Mengakui dan memotifasi potensi-potensi kreatif anak-anak.
2) Menghormati dan mendukung ide-ide yang muncul dari pikiran anak-
anak.
3) Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang
bersifat profokatif untuk menimbulkan sifat ingin tahu (curiosity) dan
khayal (imagination).8
Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah peserta didik dapat
belajar secara aktif. Inovatif yaitu dalam pembelajaran diharapkan
muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.9
sedangkan pembelajaran efektif dan menyenangkan adalah cara
pembelajaran yang dilakukan seefisien mungkin dengan
mempertimbangkan waktu dan dapat menciptakan suasana yang
menyenagkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.10
Pada umumnya
setiap manusia itu dalam melakukan sesuatu usaha terpengaruh oleh
efisiensi. Efisiensi bisa diartikan juga sebuah pengertian atau konsepsi
yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan
hasilnya. Dengan demikian efisiensi sebagai perbandingan yang paling
baik dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu usaha dan hasilnya.11
Jadi dapat diartikan bahwa model pembelajaran Aktif, Inovatif,
Efektif, Menyenangkan (PAIKEM) adalah pendidik memberikan
8 Langgulung Hasan. Manusia dan pendidikan, (jakarta: Pustaka Al Husna, 1986), hlm.
249
9 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang ; RaSAIL
Media Group 2008), hlm. 46
10
Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Pt. Rineka
Cipta, 2003), hlm. 74
11
The Liang Gie. Cara belajar yang efisien, (yogyakarta: pusat kemajuan studi, 1986),
hlm. 5
14
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan cara
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan efisien dengan kondisi kelas yang
menyenangkan serta kondusif.
d. Dasar PAIKEM
Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak
dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar
utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat.
Beberapa landasan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Landasan Religius Islami berdasarkan Al-Quran dan Sunah
a) Al-Quran
Al-quran adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala
hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk
membahas tentang pembelajaran. Dalam Al-Quran banyak sekali
ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode
pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu
pertama) berbicara tentang keimanan dan pembelajaran, yaitu:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
(3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
(4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
(5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.12
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima
nabi muhammad SAW, yang diantaranya berbicara tentang
perintah kepada semua manusia untuk selalu menelaah, membaca,
12
Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
15
belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia dengan
sendirinya.
Ayat lain yaitu pada surat an-nahl ayat 125:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Q.S. An-Nahl
ayat 125.
b) Hadist nabi/as-sunnah
Hadist ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu
bahwa pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan
mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar. Selain itu
proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus
menyenagkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan
merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan
oleh gurunya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasullullah SAW yaitu:
عن انس رضي اهلل عنو عن النبي صلي اهلل عليو وسلم
(رواه البخارى)يسروا ولاتعسروا وبشروا ولاتنفروا : قال
“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW bersabda: mudahkanlah
dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan janganlah kamu
membuat lari.” (HR Bukhari)13
13
Al-Imam Zainuddin Ahmad, Mukhtashar Shohih Al-Bukhori, (Libanon: Daru-Al-
Kutub Al-Amaliyah, t.th.),hlm. 31
16
2) Landasan Filosofis
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan
makna atau hakikat pembelajaran, yang berusaha menelaah masalah-
masalah pokok seperti: Apakah pembelajaran itu? Mengapa
pembelajaran itu diperlukan? Apa yang seharusnya menjadi tujuanya?
Dan sebagainya. Landasan Filosofis merupakan landasan yang
berdasarkan atau bersifat Filsafat (filsafat, filsafah). Terdapat kaitan
yang erat antara pembelajaran dengan karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pembelajaran berusaha mewujudkan citra tersebut. Hal ini sangatlah
penting karena hasil pembelajaran tidak segera tampak, sehingga
setiap keputusan dan tindakan itu harus diyaqinkan kebenaran dan
ketepatanya meskipun hasilnya masih belum dapat dipastikan.
Ketepatan setiap keputusan dan tindakan, serta diikuti dengan upaya
pemantauan dan penyesuaian yang menerus, sangat penting karena
koreksi setelah diperoleh hasilnya akan sulit dan sudah terlambat.14
3) Landasan Sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat
pada makhluk hidup lainnya, yaitu hewan maupun tumbuhan.
Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari
pada pengelompokan hewan. Kehidupan sosial manusia tersebut
dipelajari oleh filsafat, yang berusaha mencari hakikat masyarakat
yang sebenarnya. Filsafat sosial sering membedakan antara manusia
sebagai individu dan manusia sebagai masyarakat.
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu
proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang
memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Kegiatan
pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan
14
Umar Tirtarahardja –la Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 83
17
sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada kegiatan
pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatkan perhatian
sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang
sosiologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses
sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi
empat bidang.15
Yaitu:
a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat.
b) Hubungan kemanusiaan disekolah.
c) Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya.
d) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antar
sekolah dengan kelompok sosial lain di dlam komunitasnya.
4) Landasan Psikologis
Banyak faktor yang yang termasuk aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas serta kualitas hasil pembelajaran
peserta didik. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah peserta didik
yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai
berikut:
a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa
b) Sikap siswa
c) Bakat siswa
d) Minat siswa
e) Motivasi siswa
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah diperolehnya
perubahan tingkah laku individu. Perbuatan tersebut merupakan akibat
dari perbuatan belajar. Ciri-ciri dari tingkah laku yang diperoleh dari
hasil belajar adalah:
(1) Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan
potensional.
15
Umar Tirtarahardja –la Sula, Pengantar Pendidikan, hlm. 95-96
18
(2) Kemampuan baru tersebut berlaku dalam waktu yang relatif lama.
(3) Kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha.16
e. Jenis-jenis penerapan PAIKEM
Peserta didik atau siswa-siswi dalam suatu pembelajaran biasanya
memiliki kemampuan beragam, ada yang memiliki tingkat kepandaian
yang tinggi, sedang, bahkan ada yang kurang. Menurut pandangan
psikologi pendidikan, sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai
atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan
lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi peserta
didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk memahami isinya,
namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan dalam
menyerapnya.
karena itu, pendidik perlu mengatur kapan peserta didik bekerja
secara perseorangan, berpasangan, atau klasikal. Jika harus dibentuk
kelompok, kapan peserta didik dikelompokkan berdasarkan
kemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu peserta didik
yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran
berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (peer theaching).
Ada setidaknya 10 macam formasi kelas dalam kerangka
mendukung penerapan pembelajaran aktif (Depag RI, 2003). Setting atau
formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang
permanen permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataan
ruang kelas. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada diruang kelas
dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin
menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisi
yang diinginkan pendidik. Adapun beberapa formasi tersebut adalah
sebagai berikut:
16
Nana Sudjana-Ahmad Rivai, Teknlogi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo.)
cet. III. Hlm. 36
19
1. Formasi huruf U
Formasi ini dapat berbagai tujuan. Para peserta didik melihat pendidik
atau media visualnya dengan mudah dan mereka juga dapat saling
berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk
membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena
pendidik dapat masuk kedalam huruf U dan berjalan ke berbagai arah
dengan seperangkat materi.
2. Formasi Corak Tim
Pendidik mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran diruang
kelas agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi
tim. Pendidik dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja
untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa
peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke
depan ruang kelas untuk melihat guru, papan tulis atau media lainnya.
3. Meja Konferensi
Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi
panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting peserta didik.
4. Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa atau dengan
meja kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan langsung.
5. Kelompok Untuk Kelompok
Susunan ini memungkinkan pendidik untuk melakukan diskusi atau
untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari
kreatifitas kelompok. Pendidik dapat meletakkan meja pertemuan di
tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luarnya.
6. Tempat kerja (workstation).
Susunan ini tepatnya untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana
setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas.
7. Pengelompokan Terpisah (breakrout groupings).
Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, pendidik
dapat meletakkan meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat
20
melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Pendidik dapat
menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan
sehingga tim-tim itu tidk saling mengganggu. Tetapi hendaknya
dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh
dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulit
dijaga.
8. Susunan Chevron.
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untuk
melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (30 atau
lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali pendidik perlu
menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V
mengurangi jarak antara peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih
memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus.
9. Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang
berupa meja-kursi, pendidik dapat mencoba mengelompokkan kursi
dalam pasangan-pasangan yang menmungkinkan menggunakan teman
belajar. Pendidik dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-
baris ruangan yang cukup diantara mereka semua.
10. Auditorium/Aula
Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam
menyusun ruangan kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan
lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini
dapat dicoba untuk dilakukan pendidik guna mengurangi kebosanan
peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional
(tradisional). 17
Berikut akan disajikan model dan strategi pembelajaran PAIKEM
sebagai alternatif yang digunakan pendidik untuk dapat mengaktifkan
peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Pendidik
17 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 57-67
21
diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improfisasi atau
mencari strategi atau model lain yang dipandang lebih tepat. Berikut ini
adalah beberapa contoh model PAIKEM yang akan digunakan dalam
pembelajaran adalah:
1. Every One Is Teacher Here (Setiap murid menjadi guru) tujuan dari
penerapan model ini adalah membiasakan peserta didik untuk belajar
aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak
minder, dan tidak takut salah.
2. Writing In Here And Now (Menulis pengalaman secara langsung)
menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-
pengalaman yang telah mereka alami.
3. READING ALOUD (Strategi membaca dengan keras) membaca
sesuatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik
memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan dan merangsang diskusi dalam kelas.
4. THE POWER OF TWO AND FOUR (Menggabung dua dan empat
kekuatan) tujuan dari penerapan model ini adalah membiasakan
belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya
lebih berkesan).
5. Information Search (Mencari informasi) tujuan dari penerapan model
ini adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan suatu
ilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri.
6. Point-Counterpoint (Beradu pandangan sesuai perspektif) tujuan dari
penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual
di masyarakat sesuai dengan posisi yang diperankan.
7. Reading Guide (Bacaan terbimbing) tujuan dari penerapan model ini
adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam
memahami sesuatu materi pokok.
8. Active Debate (Debat aktif) tujuan dari penerapan model ini adalah
untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat
22
dalam memecahkan sesuatu masalah yang kontroversial serta
memiliki sifat demokratis dan slaing menghormati terhadap perbedaan
pendapat.
9. Index Card Mact (Mencari jodoh kartu tanya jawab) tujuan dari
penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih
cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
10. Jigsaw Learning (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok)
tujuan penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar
terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk
membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman
sekelasnya.
11. Role Play (Bermain peran) tujuan dari penerapan model ini adalah
memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari.
Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari pembelajaran. Menumbuhkan
kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial. Menyiapkan
dan menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit. Menumbuhkan
minat dan motifasi belajar peserta didik. Menyediakan sarana untuk
mengekplorasiakan perasaan yang tersembunyi dibalik suatu
keinginan.
12. Debat Berantai, tujuan dari penerapan model ini adalah untuk
menggali kemapuan peserta didik agar dapat memberikan argumentasi
(reasoning) antara dua pendapat yang kontradiktif supaya tidak
berfikir ekstrim dalam menyikapi suatu permasalahan.
13. Listening Team (Kelompok pendengar) tujuan dari penerapan
strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajar
kelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebih
efektif.
14. Team Quiz (Pertanyaan kelompok) tujuan dari penerapan model ini
adalah dapat meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik
tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan
dan tidak menakutkan.
23
15. Small Goup Discussion (Diskusi kelompok kecil) tujuan dari
penerapan model ini adalah: agar peserta didik memiliki ketrampilan
memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang
dihadapi sehari-hari.
16. Card Sort (Menyortir kartu) tujuan dari penerapan model ini adalah
mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok (cooperative
learning) dalam belajar.
17. Gallery Walk (Pameran berjalan) tujuan dari penerapan model ini
adalah membangun kerjasama kelompok (cooperative learning) dan
saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.18
f. Teknik Pemilihan PAIKEM
Jika suatu negara sudah berani memutuskan untuk berperang
dengan negara lain, misalnya, maka sang panglima perang harus sudah
mempunyai gambaran terlebih dahulu tentang langkah-langkah yang
akan ditempuh dan dijalankan oleh pasukannya agar kemenangan bisa
berpihak kepada mereka. Begitu pula seorang petani, sebelum terjun ke
sawah untuk menaburkan benih, dia harus sudah punya cara-cara yang
khusus dan jitu agar hasil panen nantinya bisa melimpah sesuai yang
diharapkan. Cara-cara khusus dan rencana langkah-langkah itulah yang
disebut teknik atau strategi.
Jadi seorang pendidik di samping harus menguasai berbagai
model pembelajaran dia juga harus menguasai teknik dan strategi agar
model yang telah dikuasai pendidik itu bisa diterapkan dengan tepat
dalam suatu pembelajaran. Karena begitu pentingnya suatu pembelajaran
bagi anak didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah agar
proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan lancar, efektif, efisien.
Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran tidak lain adalah untuk
menanamkan sejumlah norma komponen kedalam jiwa peserta didik.
Semua norma yang diyakini mengandung kebaikan yang perlu
18
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 73-89
24
ditanamkan kedalam jiwa anak didik melalui peranan pendidik dalam
pembelajaran. Interaksi antara pendidik dan peserta didik terjadi karena
saling membutuhkan.19
Seorang pendidik dituntut untuk dapat mengembangkan program
pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting
dilakukan oleh peserta didik, karena tanpa adanya hasil belajar yang
memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan
dalam masyarakat. Suatu model atau strategi dalam pembelajaran bisa
dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai
dengan penggunaan model yang tepat dan berguna. Maksudnya dengan
memakai model tertentu tetapi dapat menghasilkan prestasi belajar yang
lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik hendaklah bersifat menyeluruh,
artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan semata-mata, akan
tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku secara
terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan
diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah untuk diukur.
2. Pembelajaran Aqidah Aklaq
a. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari
aqidah akhlaq yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-
malikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman
kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan
aqli, serta pemahaman serta penghayatan terhadap al-asma’ al-husna
dengan menunjukkan ciri/ciri atau tanda-tanda prilaku seseorang dalam
realitas kehidupan individu dan sosial serta pengalaman akhlaq terpuji
19
Isfandi Muchtar, Metodologi Pengajaran Agama, dalam PBM-PAI di sekolah eksistensi
dan Proses Belajar Pendidikan Agam Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
bekerjasama dengan penerbit pustaka, hlm 174-148
25
dan menghindari akhlaq tercela dalam kehidupan sehari-hari. Secara
substansial mata pelajaran aqidah akhlaq memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikkan aqidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan
akhlaq terpuji dan menghindari akhlaq tercela dalam kehidupan sehari-
hari. Al-akhlaq al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan
dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat
dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipai dampak negatif
dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan
Negara Indonesia.20
b. Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs
Sebelum membicarakan strategi dan pendekatan dalam
pendidikan nilai terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari istilah-istilah
yang sering kali dikacaukan penggunaannya.21
Pada mulanya istilah
strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk
memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan
menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat
dari kualitas maupun kuantitas, misalnya kemampuan setiap personal,
jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain
sebagainya. Selanjutnya, ia juga akan mengumpulkan informasi tentang
kekuatan lawan, baik jumlah prajuritnya maupun keadaan
persenjataanya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan
menyusun tindakan apa yang harus dilakukan, taktik dan teknik
peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan
dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai faktor, baik ke dalam maupun ke luar. Dari
20
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, hlm. 50
21
Chabib thoha, Kapita Selekta Pendidikan Isla, (yogjakarta, pustaka pelajar offset),
hlm. 77
26
ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan, bahwa strategi digunakan untuk
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai suatu
tujuan.22
Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam belajar ilmu
Aqidah Akhlaq tentunya siswa harus sedapat mungkin mengetahui dan
memanfaatkan sarana prasarana berupa gedung, perpustakaan,
laboratorium serta alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
di kelas, amat erat hubungannya dengan mutu sekolah. Dengan
kelengkapan sarana yang memadahi metode yang diterapkan juga ikut
berperan serta dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Belajar
dapat berjalan dengan baik dan efektif tentunya harus diimbangi dengan
berbagai macam cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien.
Oleh karenanya saat ini harus dapat mengenali cara yang efektif guna
memperoleh cara yang tepat untuk belajar.23
Secara umum, pembelajaran ilmu Aqidah Akhlaq bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman dan penghayatan serta pengalaman
peserta didik tentang penerapan hukum islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berahlaq
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Taraf mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi fiqih
ditekankan pada unsur-unsur yang pokok, yaitu Al-Qur’an dan Hadist,
bimbingan ibadah, serta sejarah Islam yang menekankan pada
perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
3. PAIKEM dalam Aqidah Akhlaq
a. Pemilihan Model PAIKEM untuk Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu
pendidik yang tidak mengenal model dalam mengajar, jangan diharap
bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Hal
yang penting dalam model pembelajaran ialah bahwa setiap model
22
Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group), hlm.
293 23
Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. 54
27
pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai. Tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan
masalah-masalah dalam belajarnya, serta memerlukan model yang lain
pula, bila tujuannya adalah mengumpulkan informasi. Oleh karena itu
untuk mendorong keberhasilan guru dalam prpses belajar mengajar,
pendidik seharusnya mengerti akan fungsi, dan langkah-langkah
pelaksanaan model mengajar.
b. Penerapan Model PAIKEM dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun
gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran
seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi.
Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan pendidik seharusnya
melibatkan peserta didik secara aktif, misalnya mengamati, meneliti,
bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, mencari contoh, dan
bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya.
Dalam penerapan model PAIKEM terhadap pembelajaran aqidah
akhlaq itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan memahami
terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah peserta didik
serta kondisi kesehatannya agar supaya proses pembelajaran berjalan
dengan lancar begitu pula dengan model pembelajarannya juga dapat
berjalan dengan yang diharapkan tujuan pembelajaran. Disamping itu
pendidik sebagai ujung tombak pembelajaran perlu memperhatikan
beberapa prinsip dalam rangka meningkatkan motivasi belajar dan
prestasi peserta didik, yaitu:
1) Keseimbangan reward dan punishment
2) Kebermaknaan (meaningful)
3) Penguasaan ketrampilan prasyarat
4) Penggunaan model
5) Komunikasi yang bersifat terbuka
6) Pemberian tugas yang menantang
28
7) Latihan yang tepat
8) Penilaian tugas
9) Penciptaan kondisi yang menyenangkan
10) Keragaman pendekatan
11) Mengembangkan beragam kemampuan
12) Melibatkan indera sebanyak-banyaknya.24
Langkah-langkah penerapan model PAIKEM pada pelajaran
aqidah akhlaq yaitu: menyiapkan SK-KD, Silabus, Rpp (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum melakukan pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar. Setelah pendidik menguraikan masalah SK-
KD maka seorang pendidik harus mempersiapkan diri untuk
menguraikan dan memaparkan tentang langkah-langkah penerapan
model apa yang akan digunakan. Adapun uraian dalam langkah-langkah
penerapan model PAIKEM adalah:
a) SK
b) KD
c) Indikator
d) Tujuan pembelajaran
e) Materi pembelajaran
f) Metode/strategi dalam pembelajaran
g) Langkah-langkah pembelajaran
h) Media pembelajaran
i) Sumber belajar
j) Evaluasi
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan PAIKEM dalam
Pelajaran Aqidah Akhlaq
faktor pendorong dan penghambat dalam penerapkan model
PAIKEM adalah: PAIKEM merupakan strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam
pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. Dengan model
24
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 71-72
29
PAIKEM, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran
konvensional yang lebih menitik beratkan pada model ceramah saja.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah: Belum dipahaminya
model PAIKEM oleh pendidik. Kurangnya memperoleh kesempatan
memahami inovasi dalam pendidikan, termasuk penerapan model
PAIKEM. Kecenderungan diterapkannya model pembelajaran
konvensional yang dipandang lebih mudah dan murah, dan karena
kemampuan tingkat berfikir peserta didik yang beragam, jadi pendidik
masih belum optimal dalam menerapkan PAIKEM. 25
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan adalah:
pendidik berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan
seluruh peserta didik, memotivasi peserta didik agar tidak takut dalam
mengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari
pendidik serta tidak takut disalahkan jika jawabannya salah. Pendidik
membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan model PAIKEM agar
pembelajaran lebih efektif, pendidik terus berupaya memotivasi peserta
didik dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat
bagi peserta didik yang aktif memberikan pendapat, menjawab
pertanyaan dan menanggapi pendapat temannya.26
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan, termasuk keberhasilan
pendidikan didalam sekolah formal dapat dicapai sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah direncanakan apabila prestasi belajar anak didik
menunjukkan peningkatan secara kuantitatif atau nilai belajar peserta
didik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar secara
keseluruhan sangat banyak, akan tetapi dalam hal ini penulis coba
memaparkan kedalam dua jenis yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Pertama Faktor Intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari minat, motifasi belajar,
25
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 54
26
http://www.google.co.id/search?q=pembelajaran, Jum’at 18/11/2011 jam 13.35 WIB.
30
ketekunan dan tentunya juga kemampuan daya fikir yang dimiliki peserta
didik. Kedua faktor Ekstern yaitu factor yang ada di luar kondisi individu
itu sendiri.27
Faktor ekstern yang sangat mempengaruhi dalam
keberhasilan belajar adalah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 1). faktor
keluarga 2). faktor sekolah dan yang ke 3). faktor masyarakat.28
Melihat keterangan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebesar apapun kemampuan daya pikir, minat dan motivasi peserta didik
tetapi tidak didukung oleh faktor lain, maka proses belajar yang
dilakukan tidak akan tercapai hasil yang memuaskan dan optimal.
Demikian pula sebaliknya. Artinya segala tindakan yang mendukung
keberhasilan belajar harus saling menunjang dan saling mendukung demi
terlaksananya proses penbelajaran yang efektif dan efisien.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam keberhasilan
belajar merupakan suatu harapan setiap instansi atau lembaga yang
mengelola kegiatan belajar mengajar. Namun keberhasilan tersebut
merupakan pekerjaaan yang sangat membutuhkan perhatian serius.
Betapapun perencanaan yang dianggap baik, tetapi dalam
pelaksanaannya sudah barang tentu akan menemui gejala-gejala dan
hambatan. Dalam realitas pendidikan hal semacam itu akan muncul
dengan saling mendorong dan saling mendukung sehingga akan
memberikan pengaruh yang kompleks, di antaranya adalah keluarga dan
masyarakat.
Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga
bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang berada di
luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar
yang dicapai. Oleh sebab itu hasil belajar peserta didik di sekolah
dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran.
Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (theory of school
learning) dari Bloom yang mengatakan ada tiga variabel utama dalam
27
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 54
28
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 60
31
teori belajar disekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran,
dan hasil belajar. Sedangkan Carrol berpendapat lain bahwa hasil belajar
yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni:
a) Bakat pelajar b) Waktu yang tersedia untuk belajar c) Waktu yang
diperlukan peserta didik untuk menjelaskan pelajaran d) Kualitas
pengajaran e) Kemampuan individu.
Dari kelima faktor tersebut dapat diuraikan antara lain adalah (a b
c e) merupakan faktor yang berkenaan dengan individu (factor intern)
sedangkan (d) adalah faktor di luar individu (lingkungan).29
29
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 60
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini digunakan jenis penelitian lapangan (field
research), yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-
gejala.1 Di sini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan
penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah
yang ada relevansinya dengan penelitian ini.2 Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak
menggunakan perhitungan.3
Secara teknis penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam bahasa
dan dalam peristilahannya.4 Oleh karena itu penelitian ini tidak melibatkan
perhitungan, maka hasil yang diperoleh berupa data yang berwujud kata-kata
tertulis atau lisan orang yang diamati. Untuk mendapatkan data penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka penulis menggunakan
metode-metode penelitian yang pada prinsipnya adalah suatu cara kerja yang
dipergunakan untuk dapat memahami obyek tertentu. Untuk itu, guna
mendukung penelitian ini, penulis akan menjelaskan hal-hal yang terkait
dengan metode dalam penelitian ini, di antaranya adalah:
1. Desain Penelitian
2. Subyek Penelitian
3. Fokus Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
1 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi
UGM, 1997), hlm. 10.
2 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Telaah Potivistik, Rasionalistik, dan
Phenomenologik), (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), hlm. 38.
3 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 2.
4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,, hlm. 3.
31
5. Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
didasarkan pada penjelasan-penjelasan ataupun ciri-ciri tertentu yang menjadi
objek penelitian.5
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan judul analisis penerapan model pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada bidang studi
aqidah akhlaq di MTS. NU 03 Al-Hidayah Kendal tahun ajaran 2011/2012,
yang akan dilaksanakan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun
2011/2012 Kendal, pada tanggal 14 november sampai dengan 24 november
2011.
C. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh.6 Data yang
dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data yaitu primer dan
skunder.
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.7 Sumber data yang akan dijadikan bahan penulisan
skripsi diantaranya adalah orang-orang kunci (key person) yang meliputi:
kepala sekolah, pendidik, dewan pengurus, dan masyarakat setempat.
2. Data Skunder
Data skunder adalah sumber data yang didapat tidak langsung, yang
biasanya berupa data dokumentasi dan arsip atau arsip resmi maupun buku-
5 Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1995),cet. 3., hlm.124
6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet 12, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), hlm. 213.
7 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),
hlm. 225.
32
buku yang ditulis orang lain yang berkaitan dengan judul yang penulis
teliti.8 Yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah data yang
mendukung baik berasal dari buku maupun informasi lain yang relevan
dengan penelitian ini.
D. Fokus Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa, penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan difokuskan pada :
Model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq yang
diterapkan di MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012
E. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka teknik
yang digunakan dalam menggali data tersebut adalah dengan beberapa metode
di antaranya adalah :
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan terhadap pokok permasalahan
yang diselidiki9. Yang diamati atau yang diobservasi adalah suatu
proses/kegiatan pembelajaran. Nasution (1988) menyatakan bahwa,
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi.10
Metode observasi ini digunakan untuk
menganalisa PAIKEM yang di terapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL tahun ajaran 2011/2012.
8 Azwar Saifuddin, M.A., Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset IKAPI,
1998), hlm. 91.
9 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : YPFP UGM, 1980), hlm. 136
10
Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
hlm. 310
33
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (intrviewee) yang memberikan
jawaban.11
Wawancara yang digunakan adalah wawancara secara terbuka
antara penulis dan nara sumber. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang tidak bisa diperoleh melalui jalan observasi.
Adapun prosedur wawancara adalah penulis memberikan beberapa
pertanyaan kepada nara sumber yang penulis anggap dapat memberikan
informasi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlaq dengan
metode PAIKEM.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara langsung artinya
bahwa pewawancara langsung memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pokok permasalahan. Sedangkan interview yang
digunakan adalah interview terstruktur yaitu peneliti memberikan
pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan narasumber tinggal
menjawab dengan argumen.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah barang-barang tertulis yang digunakan
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat.12
Metode dokumentasi akan digunakan peneliti untuk
memperjelas dan melengkapi tujuan dari penelitian yaitu implementasi
PAIKEM yang di terapkan di MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL tahun
ajaran 2011/2012.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk
11
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2004), hlm. 186
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 158
34
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Dalam menganalisa data, peneliti akan menggunakan teknik
deskriptif analitik, yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan
rumusan statistika, namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat
memberikan kejelasan sesuai kenyataan realita yang ada di lapangan. Hasil
analisa berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam
bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus sistematik dan menyeluruh
sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya juga sistematik dalam
penggunaannya sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti
maknanya.13
Jadi analisis ini akan peneliti gunakan untuk menganalisa
tentang “ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)
PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012”
Adapun langkah-langkah analisis yang peneliti lakukan selama di
lapangan adalah:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.14
Dengan demikian data yang di reduksi
akan memberikan gambaran yang cukup jelas.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data, sehingga data dapat terorganisasikan dan dapat
semakin mudah dipahami.
13
Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Kualitatif, (Bandung : Sinar Baru,
1989), hlm. 197-198.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),
hlm. 92.
35
3. Kesimpulan
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.15
15
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D)
hlm. 99.
36
BAB IV
ANALISIS PENERAPAN MODEL (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
A. PROFIL UMUM MTS. NU 03 AL - HIDAYAH KENDAL
1. Sejarah Berdirinya MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal didirikan oleh Pimpinan Cabang
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Kendal, semula PGAPNU 4
Tahun yang didirikan tahun 1954/1955. Kemudian pada tahun 1972 di
dirikan PGALNU 6 Tahun Al-Hidayah. Berdasarkan Keputusan Mentri
Agama Tahun 1977, untuk PGA swasta dirubah menjadi Madrasah Aliyah
dan Tsanawiyah. Maka PGANU 6 Tahun Alhidayah Kendal, menjadi MA
Al-Hidayah dan MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal. Adapun dasar pengakuan
status perubahan menjadi MTs NU 03 Al- Hidayah Kendal adalah
berdasarkan:
a. Keputusan Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
Kabupaten Kendal No: SK. 292/II.06.3/001/MRF/VI/88 Tanggal 11 Juni
1988 tentang Pemberian Nomor urut Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah
Nahdlatul Ulama.
b. Piagam pengakuan Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif
Provinsi Jawa Tengah No: MTs.03/PW/X/89 tanggal 7 Oktober 1989.
c. Piagam Pengakuan Kepala Bidang Pembinaan Perguruan Agama Islam
Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah No:
WK/5.C/36/Pgm/Ts/1987.
d. Surat Kakandepag Kabupaten Kendal tanggal 23 Maret 1993 tentang
daftar Nomor Statistik Madrasah (21.2.33.24.15.026).
e. Piagam Jenjang Akreditasi status terdaftar dari Kepala Bidang
Pembinaan Perguruan Agama Provinsi Jawa Tengah Nomor:
WK/S.C/PP.003/1/530/01/95 tanggal 22 Februari 1995.
37
f. Piagam Jenjang Akreditasi Madrasah Status ” DIAKUI ” MTs Swasta
Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Depag Prov. Jateng No:
Wk/5a/PP.00.5/25/96 tanggal 5 Januari 1996. Tanggal Piagam Semarang,
11 Maret 1996.
g. Piagam Pengakuan Madrasah dari PW LPMNU Jateng No:
077/PW.I/LPM/I/2001, tentang Nomor Induk Madrasah ( NIM ) dengan
no: B.II.04.02.0044, ditetapkan di Semarang, 5 Dzulqaidah 141 H/30
Januari 2001.
h. Sertifikat Nomor Identitas Sekolah (NIS) No: PP/425.3/2602/PDK dari
Kepala Dinas P dan K Kab. Kendal. Tertanggal 16 juni 2004.
i. Piagam Jenjang Akreditasi Madrasah status ”TERAKREDITASI BAIK
(B) dari Kan. Wil Depag Prov. Jateng Nomor:
Kw.11.4/4/PP.03.2/624.24.13/2006, tertanggal Semarang, 27 Pebruari
2006.
2. Struktur Organisasi MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal
Secara struktural MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal dipimpin oleh
Kepala Sekolah dan diawasi oleh Komite Sekolah. Kemudian Wakil Kepala
Sekolah yang dibagi ke dalam empat bidang, yaitu; Kurikulum, Kesiswaan,
Sarana Prasarana, dan Humas. Di bawahnya lagi dibagi ke dalam beberapa
bidang antara lain: perpustakaan, laboratorium komputer, dan tata usaha. Di
samping itu juga ada Dewan pendidik yang mengurusi siswa kelas VII, VIII,
dan IX.
3. Keadaan Umum MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
a. Keadaan Sekolah
MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal mempunyai bangunan gedung
permanen sendiri yang terletak di atas bidang tanah Milik Yayasan seluas
Bagian barat 490 m2 (sudah dibangun) dan Bagian Timur 490 m
2 (belum
dibangun). Dengan suasana yang agak ramai, sehingga sangat strategis
dan kondusif untuk proses belajar-mengajar. Dilengkapi dengan sarana
dan prasarana yang cukup memadai untuk kegiatan pembelajaran. Ruang
38
kelas yang tersedia sangat memungkinkan untuk menampung peserta
didik kelas VII sampai kelas IX secara bersamaan (masuk jam pagi).
Untuk denah bangunan dan ruangan lebih lengkap dapat dilihat
pada lampiran denah ruang, tapi secara terperinci dapat diurai sebagai
berikut:
b. Ruang kelas
1) Luas: 42 m2
2) Jumlah: 8 ruang
c. Ruang laboratorim
1) Luas: 42 m2
2) Jumlah: 1. (lab. komputer ).
d. Perpustakaan
1) Luas: 54 m2
2) Jumlah: 1 ruang
3) Jumlah koleksi: 1.690 judul, dengan beberapa koleksi non fiksi, fiksi,
buku pegangan guru, dan buku yang belum diolah. Adapun
penggolongannya, sebagai berikut;
1) Golongan 000= Karya Umum
2) Golongan 100= Filsafat
3) Golongan 200= Agama
4) Golongan 300= Ilmu Sosial
5) Golongan 400= Bahasa
6) Golongan 500= Ilmu Murni
7) Golongan 600= Teknologi
8) Golongan 700= Seni dan Olah Raga
9) Golongan 800= Kesusartraan
10) Golongan 900= Sejarah dan Geografi
e. Gedung 2 terdiri dari:
1) Gedung 1
a) Ruang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
b) Ruang kelas vii a dan vii b
39
c) Ruang Tata Usaha
d) Ruang perpustakaan
e) Ruang multimedia
1) Gedung 2
a) Ruang guru
b) Ruang kelas viii a, viii b, viii c, ix a, dan ix b
c) Ruang BP
d) Ruang rapat
e) Ruang gudang.1
B. Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan
Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs.
NU 03 Al-Hidayah Kendal?
Penerapan model pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran aqidah
akhlaq yaitu yang pertama tentang SK-KD. Seperti contoh dalam SK-KD (SK=
Memahami dasar dan tujuan aqidah Islam, dan KD= Menjelaskan dasar dan
tujuan aqidah dan aqidah Islam). Seorang pendidik mencoba untuk lebih aktif
dalam menguraikan masalah SK-KD dalam pembelajaran. Dengan tujuan
peserta didik dapat aktif pula dalam kegiatan belajar mengajar. Serta masalah
indikator dalam SK-KD, pendidik dapat lebih kreatif untuk dapat merangsang
peserta didik dalam proses kegiatan belajar-mengajar dalam kelas, sehingga
peserta didik dalam kelas menjadi lebih aktif dan terkondisikan.
Setelah pendidik memberikan penjelasan masalah SK-KD dan sudah
dapat dilihat hasilnya yang cukup memuaskan, karena tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Dengan tujuan pembelajaran yang telah tercapai, maka pendidik
akan mencoba untuk melanjutkan kembali tentang materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik, jika tujuan itu dapat tercapai dengan tuntas
maka pendidik akan merasa tuntas dalam mengajar peserta didik.
Dengan materi-materi yang dibawakan oleh seorang pendidik untuk
disampaiakan kepada peserta didik yang dikemas dengan beberapa model
1 Hasil Dokumentasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22
November 2011.
40
pembelajaran yaitu Seperti contoh dalam SK-KD (SK= Memahami dasar dan
tujuan aqidah Islam, dan KD= Menjelaskan dasar dan tujuan aqidah dan aqidah
Islam). Seorang pendidik mencoba untuk lebih aktif dalam menguraikan
masalah SK-KD dalam pembelajaran. Dengan SK-KD yang dibawakan berarti
seorang pendidik harus membawakan pula cara atau model pembelajaran yang
akan diterapkan pada teori tersebut. Yaitu dengan model pembelajaran small
group discussion, karena dengan model ini peserta didik dapat lebih aktif dan
dapat berdiskusi dengan teman-teman lainnya. Karena dalam hal ini sesuai
dengan yang disampaikan bapak Sukhamdan selaku kepala sekolah. 2
Jikalau memang seorang pendidik membutuhkan untuk dibelikan
barang untuk menunjang pembelajaran agar lebih berhasil dalam mencapai
tujuan pembelajaran, maka dari pihak kepala sekolah akan bersedia untuk
membantunya. Bukan hanya media-media, akan tetapi untuk sumber belajar
atau mungkin seperti buku, majalah, dan lain sebagainya. Yang terakhir adalah
evaluasi yaitu dimana seorang pendidik harus menjelaskan isi kesimpulan dari
pembelajaran yang telah disampaikan dan dipaparkan dengan indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi, langkah-langkah
yang harus ditempuh. Seperti yang dipaparkan oleh guru aqidah akhlaq yaitu
Ibu khanifah selaku pendidik aqidah akhlaq. 3
Penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam KBM di Madrasah ini
cukup baik dalam penerapan yang dilakukan oleh Ibu Khanifah, karena dalam
pembelajaran yang sekarang pendidik aqidah akhlaq lebih kreatif dalam
menyampaikan materi pelajaran, walaupun tidak begitu sempurna setidaknya
pendidik sudah berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga hanya untuk tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dalam penerapan model PAIKEM terhadap
pembelajaran aqidah akhlaq itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan
memahami terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah
peserta didik serta kondisi kesehatan peserta didik agar supaya proses
2 Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
3 Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
41
pembelajaran berjalan dengan lancar begitu pula dengan model pelajarannya
juga dapat berjalan dengan yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran PAIKEM jika ditunjang dengan semangat juang
seorang pendidik dan peserta didik yang mau menerima dengan sungguh-
sungguh model ini maka suasana yang diinginkan akan tercapai, dengan
catatan berani mengambil kesempatan, semangat, dan sungguh-sungguh dalam
pembelajaran khususnya mata pelajaran aqidah akhlaq.
Salah satu contoh dalam kelas tujuh A, disitu diterapkan model
pembelajran PAIKEM dengan model small group discussion yaitu model yang
menerapkan cara diskusi kecil dalam kelas dengan berkelompok. Setelah
model pembelajaran dilakukan maka dapat diketahui hasilnya adalah cukup
memuaskan pendidik dan peserta didik, karena tujuan pembelajaran dapat
tercapai serta suasana kelas kondusif dan menyenangkan.
Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-hidayah
dengan nama Bapak Sukhamdan NIP. 196602112006041007 lahir di Kendal,
11 januari 1966, pendidikan terakhir S1 dan mulai bertugas sejak tanggal 01
April 1988.4 dijelaskan bahwa, bukan hanya ceramah, pemberian tugas, dan
sedikit menyangkut masalah model pembelajaran PAIKEM, seorang pendidik
juga kadang-kadang memberikan pelajaran dengan model audio visual, dan
multimedia. Pada saat materi pembelajarannya tepat dan peserta didik juga
sedang siap dalam menerima pembelajaran, maka tidak menutup kemungkinan
pembelajaran dengan model itu semua akan tercapai dengan tuntas.
Kesulitannya adalah minimnya fasilitas pembelajaran yang mendukung,
seperti halnya alat peraga, sarana prasarana yang masih kurang memadahi.
Dengan menggunakan teknik yang bervariasi, media yang cukup dan
pengetahuan yang luas untuk memahamkan peserta didik itu sudah cukup
untuk memenuhi tujuan pembelajaran aqidah akhlaq.
Kemudian hasil wawancara dengan guru aqidah akhlaq dengan nama
Ibu Khanifah, S.Ag. lahir di Brebes 20 Juni 1971, dan mulai bertugas pada
4 Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
42
tanggal 11 februari 1999.5 Menjelaskan bahwa pembelajaran yang selama ini
telah diajarkan dari kelas tujuh sampai kelas sembilan, memberikan kesan
tersendiri bagi pendidik. Karena pada saat mengajar kelas satu peserta didik
selalu memberikan suasana yang menyenangkan, walaupun bukan dalam arti
yang sebenarnya, dan pendidik juga sudah berusaha untuk dapat menjadikan
kelas dengan suasana yang kondusif, begitu pula dengan kelas dua dan tiga.
Ada perbedaan pada kelas sembilan saat mereka dalam kegiatan belajar
mengajar, mereka semua seperti terhipnotis dengan peelajaran yang
disampaikan oleh pendidik, mungkin mereka sudah sadar kalau mereka sudah
tidak pantas untuk terus bercanda dan bermain-main dengan pelajaran, karena
mereka akan menghadapi ujian nasional beberapa bulan kedepan. Tidak luput
juga seorang pendidik yang selalu memberikan motivasi serta dorongan mental
emosional pada peserta didik. Ada beberapa macam model pembelajaran yang
telah dibawakan saat pembelajaran berlangsung, akan tetapi pendidik juga
harus berhati-hati dalam mengambil model yang akan diajarkan.
Dari data tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran yang digunakan oleh pendidik aqidah akhlaq dalam mengajar
aqidah akhlaq adalah menggunakan model pembelajaran PAIKEM. Langkah-
langkah yang diterapkan adalah :
1. Memberikan tugas pada sub pokok bahasan.
2. Menyelesaikan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan hukum
aqidah akhlaq diantaranya adalah bab shalat, zakat, puasa dan sebagainya.
3. Memberikan kesimpulan terhadap pembelajaran hari ini.
4. Memberikan pekerjaan rumah pada saat jam pelajaran selesai.
5. Model pembelajaran yang menyenangkan.
Pada prinsipnya model pembelajaran yang paling tepat adalah model
yang dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar, secara aktif ,
mandiri dan disiplin.
5 Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
43
Wawancara dengan siswa dengan nama Muhammad Abdillah, dan Rina
Rahmawati peserta didik kelas sembilan,6 dan hasilnya yaitu: yang telah
diketahui seorang peserta didik tentang model pembelajaran adalah
pembelajaran materi dan pemberian tugas (disekolah maupun dirumah),
pendidik memang sering memberikan pelajaran dengan beberapa macam
model, akan tetapai peserta didik kurang begitu mengenal dengan model
pembelajaran PAIKEM dalam proses kegiatan belajar mengajar selama ini.
Mungkin pendidik belum sempat untuk memberikan model itu, atau mungkin
sudah sering tetapi seorang peserta didik yang kurang faham dengan yang
diajarkan pendidik.
Model pembelajaran PAIKEM adalah model pembelajaran yang sering
menggunakan praktik dari pada materi. Sebenarnya pendidik selama ini
memberikan materi dengan baik, akan tetapi sering juga dengan diberikan
cerita yang berhubungan dengan materi yang saat itu dibahas seperti studi
kasus, dan cerita lainnya. Peserta didik yang penulis wawancarai bercerita juga
kalau pendidik aqidah akhlaq itu “lucu’ dalam arti disetiap kegiatan belajar
mengajar tak pernah lupa dengan kesan humorisnya, jadi peserta didik lebih
senang dan tidak terlalu tegang dalam menerima pesan-pesan pelajaran yang
telah diberikan pendidik.7
Pada umumnya setiap pendidik dalam melakukan sesuatu usaha
dipengaruhi oleh efisiensi tidak terkecuali dengan kegiatan belajar mengajar.
Efisiensi bisa diartikan juga sebuah pengertian atau konsepsi yang
menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Jadi
efisiensi sebagai perbandingan yang paling baik dapat ditinjau dari dua sudut,
yaitu usaha dan hasilnya. Pendidik yang selama ini mengajar aqidah akhlaq di
MTs. NU 03 Al-hidayah ini memberikan materi, waktu pelajaran, dengan tepat
serta sasaran dan tujannya (balance). Pendidik juga dapat memberikan materi
6 Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
7 Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
44
pelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik, pernah juga sesekali peserta
didik semuanya diajak untuk keluar dari kelas dan pendidik memberikan
pelajaran diluar kelas, dengan beberapa model yang dipilih pendidik dalam
pembelajaran supaya peserta didik lebih mendapatkan suasana hati yang
senang dan mudah dalam menyerap berbagai macam materi yang telah
disampaikan pendidik. 8
C. Analisis Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif
Dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di
MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tangkas, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat oleh semua orang
manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Dari contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah
diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL sudah cukup berhasil
Salah satu contoh yaitu Standar Kompetensi: Memahami dasar dan tujuan
akidah islam. Kompetensi Dasar: Menjelaskan dasar dan tujuan Akidah Islam.
Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan Akidah Islam. Hubungan antara
Iman, Islam dan Ihsan. Dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan. Dengan tujuan:
Pendidik mampu memahami dasar dan tujuan akidah Islam, menunjukkan dalil
tentang dasar dan tujuan akidah Islam, hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
serta dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan. Karena situasi dalam kelas sudah
8 Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
45
menunjukkan hasil yang cukup baik, dari para peserta didik yang sudah bisa
mengikuti dalam model yang telah diterapkan pendidik.9
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
pendidik mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif),
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.10
Pembelajaran selama ini sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah, disamping sekolah juga
memberikan tambahan-tambahan pelajaran yang sifatnya adalah mulok.
Terkait dengan mata pelajaran aqidah akhlaq kurikulum yang digunakan adalah
KTSP. Cara pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran tersebut ialah
tergantung pada pendidik mata pelajaran, yang paling penting peserta didik
dapat memahaminya dan melaksanakannya dengan baik serta adanya hubungan
yang harmonis antara pendidik mata pelajaran dengan para peserta didik dan
dapat terciptalah suasana kelas yang efektif dan menyenangkan.11
Seorang pendidik juga harus dapat memberikan stimulus terhadap
peserta didik dengan berbagai cara serta tujuan kesempurnaan terhadap tujuan
pembelajaran. Pendidik juga harus dapat mengetahui masalah psikologi peserta
didik dalam pembelajaran sehingga proses KBM juga dapat berjalan dengan
mulus dan tidak ada hambatan. Hambatan dan masalah memanglah ada dan
sering ditemui, akan tetapi bagaimana caranya pendidik dapat mengajak
peserta didik untuk dapat keluar dari permasalahan dan mendapatkan solusi
yang tepat.
9 Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
10
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
11
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
46
Memotivasi peserta didik agar supaya lebih efektif dalam kegiatan
KBM maka pendidik harus dapat lebih aktif lagi dalam memberikan pelajaran
kepada peserta didik. Dalam hal inovasi, pendidik diharapkan dapat
memunculkan inovasi-inovasi baru pada pembelajaran khususnya dalam
pelajaran aqidah akhlaq, dan juga diharapkan dengan beberapa inovasi baru
yang telah digali oleh peserta didik dan pendidik, dapat memberikan efek
positif dalam pembelajaran dan memberikan sesuatu hal yang dinilai lebih agar
peserta didik juga dapat lebih efektif dalam pembelajaran.
Kreatif, Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah bagaimana cara
pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya. Dari pendidik
sendiri biasanya sudah diterapkan model kretifitas yang cukup dan pendidik
juga sering menambah dengan beberapa kegiatan yang menunjang dalam hal
pembelajaran. Peserta didik biasanya diberikan kebebasan dalam melakukan
pembelajaran dalam kelas, akan tetapi peserta didik masih belum tepat dalam
penerapanya, disitulah peran pendidik sangat diperlukan agar peserta didik
tidak melenceng dalam pembelajaran.12
Ada juga beberapa macam cara untuk membangkitkan semangat peserta
didik dalam pembelajaran dengan memberikan stimulus terhadap peserta didik,
memberikan semangat belajar, mencoba memberikan pengertian dan
memahami serta mencoba memberikan solusi terhadap masalah yang dirasakan
peserta didik. Dengan pembelajaran yang cukup serta materi yang disampaikan
kepada peserta didik dalam kondisi siap untuk menerima pelajaran dan
pendidik juga siap dalam mengajar, maka tujuan pembelajaran sempurna telah
dicapai dan pembelajaran juga terkondisikan.13
Dari penjelasan di atas maka dapat penulis deskripsikan, bahwa
kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
12
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
13
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
47
(KTSP), karena KTSP dianggap kurikulum yang mampu memberikan motivasi
terhadap peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif.
Pembelajaran aqidah akhlaq membutuhkan kemandirian peserta didik dalam
belajar tidak bergantung pada pendidik, tetapi peserta didik dianjurkan untuk
lebih aktif belajar secara mandiri dan disiplin.
Kekurangan dari KTSP adalah kurangnya sosialisasi kepada seluruh
komponen termasuk pendidik. Pendidik kadang merasa sulit untuk
melaksanakan KTSP tersebut. Disamping itu bahwa KTSP sulit diterapkan
karena fasilitas yang dimiliki oleh sekolah kurang mendukung dalam kegiatan
belajar mengajar.14
Pelajaran aqidah akhlaq merupakan pendidikan agama yang tentu perlu
cara dan teknik yang baik dalam proses belajar mengajar. Adapun kurikulum
yang digunakan adalah KTSP, karena KTSP dianggap kurikulum yang tepat,
karena memberikan peluang yang banyak terhadap sekolah maupun peserta
didik untuk meningkatkan daya pikir dan pola pikir yang lebih maju. KTSP
sudah digunakan sejak tahun ajaran 2011 awal sampai sekarang dan hasilnya
juga baik.15
Menurut pengamatan penulis bahwa KTSP diterapkan bisa berjalan
dengan baik jika seluruh komponen terpenuhi, dari pendidik, peserta didik,
sarana prasarana, dan pendidik yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
jalur pendidikan tersebut. Hasil wawancara penulis dengan beberapa informan
maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan KTSP perlu adanya dukungan
yang konkrit mulai dari sarana prasarana, model pembelajaran, dan pendidik
yang berkomptensi sesuai dengan jalur pendidikan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diajarkan.
Cara pendidik mengajar pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MTs. NU
03 Al-hidayah Kendal ini adalah dengan banyak memberikan tugas-tugas atau
14
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
15
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
48
latihan serta hafalan ayat-ayat pendidikan agar peserta didik dapat berfikir
secara mandiri. Namun demikian pendidik masih tetap menjadi pilar utama
dalam pembelajaran dan memberikan arahan-arahan yang membangun. Secara
keseluruhan kurikulumnya KTSP sebagaimana intruksi dari Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olah Raga. Terkadang pendidik juga memberikan model
pembelajaran yang menyangkut masalah PAIKEM akan tetapi model
pembelajaran ini masih kurang tepat jika diterapkan pada peserta didik di MTs.
NU 03 Al-hidayah Kendal bukan tidak, akan tetapi hanya saja kurang efektik
dalam model pembelajaran ini.16
Apapun model yang diterapkan dalam pembelajaran yang penting tidak
menyalahi aturan sekolah, adapun pendidik memberikan tugas atau latihan
adalah hal baik, karena mendorong peserta didik untuk belajar secara kreatif
dalam menyelesaikan permasalahan atau kesulitan-kesulitan peserta didik.
Sekolah yang dikelola saat ini memang masih kurang bisa bersaing dengan
sekolah-sekolah lainnya yang lebih mempunyai segalanya dalam hal penunjang
pembelajaran pada peserta didik MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, kebanyakan
dari desa tetapi dalam proses belajar mengajar sebagimana laporan yang telah
diterima dari pendidik terkesan baik dan dapat diterima oleh seluruh lapisan
sekolah, khususnya peserta didik. Tugas sudah menjadi kebiasan setiap hari,
karena pelajaran aqidah akhlaq tiap-tiap judul materi pelajaran selalu diberi
tugas, jadi sudah menjadi kebiasaan dan itu kadang-kadang merasa kesulitan
untuk mengerjakan.
Menurut analisa penulis, model pembelajaran yang diterapkan memang
menggunakan model yang bervariasi, akan tetapi pada prinsipnya adalah untuk
memberikan rasa senang pada peserta didik, peserta didik sering diberikan
tugas untuk dikerjakan. Kadang-kadang dikerjakan di kelas, kadang diluar
kelas bahkan pekerjaan rumah tidak ketinggalan, dalam pengamatan penulis
selama kurang lebih satu minggu. Tentu model ini baik guna mendidik anak
dalam mencapai prestasi belajar serta hasil aqidah akhlaq yang memuaskan.
16
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
49
Model PAIKEM di MTs. NU 03 Al-hidayah dimana penelitian ini
dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan perilaku peserta didik yang baik,
adapun hasil dari model yang diterapkan adalah mengusahakan peserta didik
untuk dapat memahami pelajaran dengan baik, prestasi belajar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah daya ingat peserta didik,
kondisi jasmani, situasi belajar, penguasaan dan penagkapan materi yang
diberikan. Model PAIKEM hanya sebatas memberikan daya kreatif peserta
didik sehingga dari model ini peserta didik mempunyai nilai yang baik dalam
belajar aqidah akhlaq.
Menurut pengamatan penulis bahwa model PAIKEM lebih
memfokuskan pada upaya meningkatkan nilai belajar, belum menitik beratkan
bagaimana pengetahuan itu menjadi sebuah nilai yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Artinya kognitif itu diupayakan menjadi nilai
psikomotoriknya. Dari hal di atas maka sudah seharusnya nilai dari
pengetahuan itu menjadi hal yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan dapat
dipraktikkan dalam kehidupan nyata baik di sekolah, maupun di masyarakat.17
Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk mendapatkan prestasi yang baik
peserta didik diharuskan mengerjakan tiap-tiap soal ataupun tugas yang
diberikan oleh pendidik. Karena nilai yang harus ditempuh oleh peserta didik
sebagaimana ditentukan dalam KKM bahwa nilai mata pelajaran aqidah akhlaq
minimal adalah nilai 7 (tujuh).18
Nilai yang harus ditempuh peserta didik adalah minimal nilai 7 (tujuh),
bagi peserta didik nilai itu sangat besar dan sulit ditempuh karena belum
adanya alat peraga yang dapat dipelajari dengan baik karena semua alat
pendukung tersebut dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran.19
17
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
18
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
19
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
50
Kepala Sekolah lebih lanjut mengatakan bahwa KKM (ketuntasan
kriteria minimal) itu merupakan nilai yang harus ditempuh oleh peserta didik
untuk mengukur kemampuan peserta didik itu sendiri disamping untuk
mengukur keberhasilan pendidik dalam mengajar. 20
Dari pemaparan di atas bahwa nilai yang harus ditempuh peserta didik
dalam belajar aqidah akhlaq minimal 7 (tujuh), nilai tersebut sebagai ukuran
keberhasilan belajar peserta didik dan juga keberhasilan pendidik dalam
mengajar pelajaran. Jadi secara keseluruhan dalam penerapan model PAIKEM
ini diharapkan dapat mendongkrak daya kreatif belajar pendidik secara mandiri
juga untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Prestasi yang dimaksud
dalam kajian ini adalah difokuskan pada hasil akhir belajar peserta didik yang
ditinjau dari nilai akhir belajar dalam setiap standar kompetensi mata pelajaran
aqidah akhlaq.
Menurut Kepala Sekolah pendidik merupakan syarat utama yang harus
diperhatikan, sehingga pendidik harus mempunyai kompetensi yang unggul
sesuai dengan jalur pendidikannya. Jika pendidik merupakan syarat utama yang
harus diperhatikan, sehingga pendidik harus mempunyai kompetensi yang
unggul sesuai dengan jalur pendidikannya itu semua adalah langkah utama
dalam menerapkan keberhasilan pembelajaran. Sehingga hampir 85% pendidik
sudah memenuhi standar kependidikan yaitu memiliki ijazah S-1 pendidikan.21
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM
Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq di MTs. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
Ada beberapa faktor dalam mendudukung dan menghambat PAIKEM
dalam pelajaran aqidah akhlaq:
1. Faktor Internal (pendidik)
a. Fisiologis
Jika selama ini penulis melakukan penelitian di MTs. NU 03 Al-hidayah
Kendal sudah dapat melihat tentang bagaimana kondisi fisik dari Ibu
20
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
21
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
51
Khanifah. Beliau memiliki wajah cantik, penampilan juga cukup
mengikuti gaya masa kini. Dengan kondisi fisik yang mendukung seperti
itu, pasti dalam pembawaan model pembelajaran serta materi yang akan
disampaikan, pasti akan lebih mudah dan efektif pula.
b. Psikologis
1) Pedagogik
Kempetensi pedagogic merupakan kemampuan pendidik dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik. Pendidik di MTS. AL-
HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa dapat
sekurang-kurangnya mengusai pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan idiologis, pemanfaatan tegnologi
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) kepribadian
Dalam kompetensi kepribadian seorang pendidik sekurang-kurangnya
mencakup kepribadian yang telah ditentukan. Pendidik di MTS. AL-
HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat
beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana,
demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi keimanan kepada
Allah SWT. Pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil data yang
penulis lakukan bahwa pendidik dapat berkomunikasi lisan, tulisan
atau isarat secara santun, menggunakan tegnologi komunikasi dan
informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan
pendidikan, orang tua atau wali peserta didik, bergaul secara santun
52
dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta system
nilai yang berlaku, serta pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil
data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat menerapkan prinsip
persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
4) Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan pendidik dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, tegnologi, atau seni
dan budaya yang diampunya. Pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari
hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat menguasai
materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata
pelajaran yang akan diampu, serta konsep dan metode disiplin
keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual
menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata
pelajaran yang akan diampu.
2. Faktor Eksternal
a. Peraturan Sekolah
Visi, Misi MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
1) Visi
“Terwujudnya lulusan berkualitas dan berakhlakul karimah yang
bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK agar mampu mengaktualisasikan
diri pada masyarakat”
2) Misi
a) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang sains,
b) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang agama dan
keagamaan sesuai dengan paham ahlussunnah waljamaah,
c) Mengembangkan kegiatan kebiasaan berakhlakul karimah
dilingkungan madrasah,
d) Melaksanakan kegiatan bimbingan untuk mendorong tumbuhnya
bakat dan minat siswa secara optimal,
53
e) Mewujudkan manajemen madrasah yang efektif untuk menunjang
proses pembelajaran,
f) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan,
g) Meningkatkan tenaga pendidik dan kepenidikan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik,
h) Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan loyalitas kader NU.
b. Ketersediaan media atau fasilitas pembelajaran
Setiap model pembelajaran mempunyai kelemahan dan
kekurangan masing-masing yang terpenting adalah model tersebut
mampu memberikan daya tarik kepada peserta didik sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan dalam proses belajar mengajar.
Pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan
bahwa pendidik dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan beberapa alat atau media pembelajaran seperti LCD, AUDIO
VISUAL, dan sebagainya. Dengan alat-alat tersebut pendidik dapat lebih mudah
dalam menyampaikan materinya. Akan tetapi tergantung materinya juga, jika
dapat dilakukan dengan menggunakan media, maka Pendidik di MTS. AL-
HIDAYAH dapat menggunakannya.
Pendidik pelajaran aqidah akhlaq mengatakan bahwa model
PAIKEM mempunyai kekurangan-kekurangan yang sifatnya adalah
fundamental, karena model PAIKEM membutuhkan penalaran yang baik
dari peserta didik. Tanpa peserta didik yang aktif maka dimungkinkan
peserta didik akan menjadi anak yang selalu bergantung pada orang lain,
malas untuk belajar, dan yang paling parah adalah peserta didik tidak
mau mengerjakan tugas-tugas yang ada.22
Kepala Sekolah menambahi ungkapannya bahwa pertama yang
harus dilakukan adalah berusaha memberikan fasilitas lingkungan dan
sarana prasarana yang memadahi, kedua adalah menyiapkan pendidik-
22
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
54
pendidik yang profesional minimal memiliki ijasah S1, ketiga adalah
memberikan pengertian terhadap pendidik untuk senantiasa memberikan
dan mengajarkan ilmu secara menyenagkan dan tidak memberikan rasa
takut, saat ini sering dikenal dengan model PAIKEM. Keempat adalah
mengupayakan agar dapat memahami peserta didik secara
komprehensif.23
Penulis mengamati secara langsung dari pembelajaran
menggunakan model PAIKEM terkadang peserta didik hanya bermain
sendiri dan lebih suka mencontoh milik temannya dan ini sering terjadi
dalam proses pembelajaran. Seperti contoh pada MTs. NU 03 Al-
hidayah, suatu ketika dalam pembelajaran yang digunakan adalah small
group discussion, dan dalam satu kelompok yang terdiri dari beberapa
peserta didik telah terjadi beberapa hal yaitu: peserta didik yang aktif
hanya beberapa tidak semuanya, ada yang aktif dan ada yang hanya diam
saja, dan disitulah peran pendidik dibutuhkan untuk menegur peserta
didik yang kurang aktif dalam diskusi dan diskusi dapat dilanjutkan
kembali dengan yang diharapkan. 24
c. Dukungan oleh pimpinan sekolah
Pendidik aqidah akhlaq mengatakan bahwa menerapkan model
PAIKEM ini pada awalnya adalah melihat kondisi psikologis peserta
didik, sudah berbagai macam model yang telah diterapkan dalam rangka
untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik namun peserta didik
lebih condong pada model yang langsung bisa dirasakan oleh peserta
didik adalah model pemberian tugas. Strategi yang digunakan adalah
memberikan tugas perkompetensi dasar, membuat tugas secara individu,
memberikan tugas secara kelompok serta memberikan tugas rumah.25
23
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
24
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal Dikutip Pada Tgl. 22 November
2011
25
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
55
Dengan semua itu, maka tidak akan tercapai suatu pembelajaran
tanpa adanya ketersediaan pembelajaran. Sesuai dengan hasil wawancara
penulis kemarin. Bahwa kepala sekolah siap membantu pendidik mapel
untuk menalangi semua biaya yang dapat meningkatkan kualitas serta
mutu dari peserta didik maupun sekolah.
Dari semua data yang dipaparkan diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam menerapkan strategi model PAIKEM ini adalah
harus memperhatikan kondisi peserta didik baik secara psikologis maupun
secara kemampuan peserta didik serta dilihat dari cara bagaimana peserta didik
berfikir. Sekecil apapun pendidik harus mampu memberikan motivasi kepada
siswa untuk dapat mempelajari dan melaksanakan tugasnya dengan baik,
karena pada dasarnya pendidik mempunyai tugas yang sangat besar demi
terwujudnya anak didik yang mempunyai wawasan keilmuan serta mempunyai
Sumber Daya Manusia (SDM) yaang unggul dalam segala bidang.
Pendidik selama ini selalu melakukan percobaan dengan beberapa
model salah satunya adalah PAIKEM, dengan model ini pendidik masih
menemukan kejanggalan dari segi waktu, dan kesempatan. Maksudnya guru
dalam waktu itu masih kurang, dianggap kurang karena didalam pembelajaran
hanya menyediakan 40 menit sedangkan dalam model pembelajaran PAIKEM
sekurang-kurangnya membutuhkan waktu yang lebih banyak lagi, agar supaya
tujuan dalam melaksanakan model pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan
tuntas. Sedangkan kesempatan yang telah diperoleh untuk dapat melakukan
model PAIKEM ini masih terhambat, Karena pendidik masih memiliki tugas
lain selain mengajarkan, maksudnya mengajar kelas tujuh, delapan, sembilan.
Untuk mengajar tiga kelas dibutuhkan waktu dan kesempatan yang cukup agar
semuanya dapat berjalan dengan apa yang diinginkan.26
Dari hasil wawancara tersebut serta melalui pengamatan penulis maka
dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari model PAIKEM ini adalah:
26
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
56
a) Peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan dan
hanya dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain.
b) Bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan, peserta didik dapat
mengalami kejenuhan, kesukaran, dan hal ini dapat berakibat ketenangan
batin peserta didik merasa terganggu.
c) Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan
minat dari masing-masing peserta didik.
d) Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang
cukup banyak.
e) Dengan banyaknya tugas peserta didik cenderung meremehkan untuk tidak
mengerjakan.
Dari kekurangan-kekurangan model tersebut, maka langkah-langkah
yang ditempuh pendidik aqidah akhlaq dalam mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan memberikan motivasi terhadap peserta didik.
Sebagaimana hasil wawancara dengan pendidik aqidah akhlaq
dikatakan bahwa absensi dalam mengerjakan tugas adalah harga mati,
artinya setiap peserta didik yang mengerjakan tugas pasti akan diketahui.
Sedangkan peserta didik yang tidak mengerjakan maka akan diberi latihan-
latihan tersendiri hingga benar-benar mampu untuk mengerjakan.
Kemampuan peserta didik secara individu berbeda, tapi perbedaan itu
menjadi motivasi untuk dapat menerapkan model PAIKEM dengan tepat.
Setiap tugas yang diberikan dan kemudian diumumkan hasil prestasi
belajarnya, demikian ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik dalam
berlomba-lomba mendapatkan prestasi yang baik, dilain pihak pendidik juga
memberikan hukuman yang bersifat mendidik akan tetapi dipihak lain ada
yang memberikan hadiah bagi yang mempunyai prestasi.27
Kepala Sekolah Mengatakan bahwa hambatan yang terasa saat ini
adalah daya serap peserta didik, sudah berusaha semaksimal mungkin
dengan berusaha memfasilitasi sarana prasarana lengkap, tetapi masih
27
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
57
ditemukan peserta didik yang kurang siap dengan menerima materi
pelajaran. Oleh karena model pembelajaran PAIKEM ini tidak lepas dari
kekurangan dan kelemahannya, maka kiranya perlu pendidik
memperhatikan saran-saran pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Pembelajaran direncanakan secara matang-matang.
b) pendidik membantu peserta didik menyediakan alat dan sarana yang
diperlukan dalam pemberian tugas.
c) Prestasi peserta didik yang diperoleh dari tugas dicatat untuk dibuat
grafik sehingga jelas perkembangan prestasi peserta didik.28
Dari data tersebut yang telah duraikan berdasarkan hasil wawancara
dan pengamatan penulis maka dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari
model PAIKEM tersebut adalah peserta didik dapat melakukan penipuan
terhadap tugas yang diberikan yang hanya dikerjakan oleh orang lain, atau
menjiplak karya orang lain, bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan,
peserta didik dapat mengalami kejenuhan, kesukaran, dan hal ini dapat
berakibat ketenangan batin peserta didik merasa terganggu, sukar
memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat
dari masing-masing peserta didik, pemberian tugas cenderung memakan
waktu dan tenaga serta biaya yang cukup banyak, dengan banyaknya tugas
peserta didik cenderung meremehkan untuk tidak mengerjakan tugas.
Setelah model PAIKEM diketahui kelemahannya sebagaimana hasil
wawancara di atas, tentu model ini mempunyai kebaikan-kebaikan yang
dapat dipertanggung jawabkan dalam proses pembelajaran. Hasil dari
wawancara dengan berbagai komponen sebagaimana di bawah ini adalah:
Kepala Sekolah menyatakan bahwa model pembelajaran PAIKEM
serta pelaksanaannya jelas harus dipertanggung jawabkan oleh peserta didik
maupun pendidik, oleh karenanya model PAIKEM ini dapat memberikan
28
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
58
kesan yang kuat pada daya ingatan peserta didik disamping juga mudah
untuk penerapannya pada pembelajaran.29
Model PAIKEM memang membutuhkan cara yang komprehensif
sehingga tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat mengenai sasaran
dengan tepat. Artinya sebelum tugas diberikan sudah ditentukan tujuannya,
mengenai pelajaran aqidah akhlaq tujuannya adalah agar peserta didik
mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan mengetahui manfaat
dari aqidah akhlaq serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu model PAIKEM setelah peserta didik bersungguh-sungguh untuk
mengerjakan maka daya ingat peserta didik atas apa yang dikerjakan akan
lebih tahan lama dan mudah untuk mengingatnya kembali. Khusus pada
mata pelajaran aqidah akhlaq, dan penulis rasa sudah maksimal, meskipun
ada yang kurang bisa tinggal pendidiknya sabar dan berusaha memberikan
yang terbaik bagi anak-anaknya dalam pembelajaran selanjutnya.
Tugas yang dikerjakan oleh peserta didik kadang-kadang keluar
dalam tes semesteran sehingga peserta didikpun merasa mudah untuk
mengingatnya dan kadang-kadang peserta didik juga teringat terus sampai
benar-benar hafal.30
Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa model pembelajaran PAIKEM diterapkan dalam pembelajaran mata
pelajaran aqidah akhlaq memberikan kesan yang baik serta daya ingat
peserta didik semakin kuat untuk dapat mengingatnya kembali.
Lebih lanjut dalam model PAIKEM ini melatih peserta didik untuk
belajar secara mandiri. Karena tugas yang diberikan ada yang tugas harus
dikerjakan di sekolah, di rumah dan ditempat-tempat umum dalam
kehidupan bermasyarakat. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
oleh pendidik kadang-kadang peserta didik mengerjakan sendiri dengan
29
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
30
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
59
bimbingan orang tua, tetapi kadang tugas itu dikerjakan dengan
berkelompok tetapi paling sering dikerjakan sendiri karena peserta didik ada
kesempatan untuk membuka buku-buku yang ditulis.31
Dari hasil data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model
penugasan mempunyai nilai tersendiri yaitu melatih peserta didik untuk
belajar secara mandiri, serta dapat mengembangkan inisiatif dan sikap yang
bijaksana terhadap peserta didik.
Penddik aqidah akhlaq kadang-kadang dalam pemberian tugas dapat
merangsang peserta didik untuk belajar dan terus belajar, karena tanpa
belajar pesan-pesan yang telah berikan tidak mungkin dapat diserap dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu pula bahwa model
PAIKEM dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik dalam belajar, juga
dapat memberikan konsep kepada peserta didik untuk dapat diterapkan
dalam kehidupan nyata bermasyarakat, karena model penugasan lebih
memfokuskan pada upaya memberikan perhatian khusus dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan nyata
disamping itu pula dapat menambah pengetahuan peserta didik dengan
menekuti berbagai bidang pengetahuan. 32
Pendidik di samping sebagai pengajar, pendidik adalah warga
masyarakat. Seorang pendidik diharapkan dapat baradaptasi dengan
lingkungannya. Pengertian terhadap lingkungannya akan membuka jalan
bagi seorang pendidik untuk mengetahui masalah yang timbul dan harus
diatasinya. Pendidik sebagai pengajar dan warga masyarakat berkewajiban
untuk membantu jalannya kegiatan dalam pembelajaran walaupun bukan
disekolah, dan pendidik adalah seorang yang patut diteladani tidak hanya
bagi murid-muridnya di kelas tetapi juga kehidupan pribadinya sebagai
warga masyarakat.
31
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
32
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
60
Kepala Sekolah saat dikonfirmasi mengenai kebaikan model
pembelajaran PAIKEM ini beliau mengatakan bahwa setiap model
mempunyai kebaikan masing-masing yang mestinya diharapkan mampu
memberikan nilai positif pada peserta didik, lebih-lebih kepentingan untuk
bermasyarakat nantinya yang dibutuhkan adalah skill untuk dapat
menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul, oleh karena itu model
PAIKEM diharapkan dapat menambah daya kreativitas belajar peserta didik
secara mandiri dan disiplin serta mendorong peserta didik untuk aktif dalam
segala kegiatan. 33
Dari hasil wawancara tersebut dapat diuraikan mengenai kebaikan
model PAIKEM ini adalah: memberikan kebiasan kepada peserta didik
untuk belajar secara giat dan disiplin, dapat memberikan konsep kepada
peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan nyata dalam
bermasyarakat, dapat menambah pengetahuan peserta didik dengan
menekuni berbagai bidang pengetahuan, mendorong peserta didik untuk
aktif dalam segala kegiatan.
Dari hasil wawancara keseluruhan mengenai kebaikan model
PAIKEM ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan peserta
didik.
2. Peserta didik belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri
3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
4. Dapat mempraktekkan hasil teori atau konsep dalam kehidupan yang
nyata di masyarakat.
5. Dapat memperdalam pengetahuan peserta didik dengan keilmuan-
keilmuan tertentu.
6. Mendorong peserta didik untuk ikut berkecimpung dalam organisasi-
organisasi kemasyarakatan.
33
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
61
Faktor-faktor kelebihan dalam model PAIKEM ini merupakan celah
yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik aqidah akhlaq dalam mengupayakan
meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlaq. Dari faktor kelebihan
sebagaimana yang telah disampaikan oleh pendidik dan kepala sekolah
tersebut adalah salah satu konsep yang dapat digunakan untuk mendorong
pendidik untuk belajar secara kreatif dan mandiri.
Hasil wancara dengan pendidik aqidah akhlaq mengenai
pengembangan faktor kebaikan dalam penerapan model PAIKEM diperoleh
gambaran bahwa: setiap tugas yang telah diberikan oleh pendidik masing-
masing peserta didik akan dipersilahkan mempertanggungjawabkan tugas
yang telah dikerjakan baik dihadapan pendidik maupun dhadapan teman-
temannya.34
Peserta didik menguraikan tantang tugas yang paling berat setelah
mengerjakan tugas adalah masih adanya pekerjaan yang lebih sulit yaitu
bertanggung jawab dihadapan pendidik. Karena peserta didik mengakui
jikalau peserta didik sulit untuk menjelaskan dan kadang-kadang tidak bisa.
Masih butuh belajar kembali dalam pemaparan dan menjelaskan.
Pengamatan penulis menerangkan bahwa peserta didik masih kesulitan
untuk berbicara didepan kelas atas hasil tugas yang telah dikerjakan oleh
peserta didik, tidak jarang peserta didik mangkir untuk berbicara serta
menjelaskan tugasnya.35
Mempertanggung jawabkan pekerjaan yang telah dikerjakan peserta
didik memang belum begitu baik oleh karenanya model PAIKEM ini perlu
adanya motivasi atau dorongan dari semua komponen untuk menjadikan
peserta didik yang bermutu dalam belajar secara aktif, inovatif, kreatif,
efektif, serta menyenangkan. Keyaqinan dalam kegiatan belajar mengajar
harus selalu diterapkan oleh pendidik maupun peserta didik. Lingkungan
34
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
35
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011
62
juga sangat penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran (ruang yang
bersih, harum, serta lingkungan yang baik pula).36
Faktor ketergantungan pada orang lain sudah tidak saatnya dilakukan
oleh peserta didik, tetapi yang terpenting adalah pendidik mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif, efektif dan
menyenangkan. Peserta didik menjadi lebih aktif jika proses pembelajaran
dapat sejalan dengan kesukaan maupun kebiasaan peserta didik, jadi
pendidik cukup hanya dengan memberikan model pembelajaran disertakan
materinya kemudian mendampingi dan mengevaluasi pada akhir
pembelajaran. Tidak lupa juga disaat peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran, pendidik harus tetap fokus dan tidak boleh seenaknya sendiri
menerapkan model CTL (Catet Tinggal Lungo), pendidik yang seperti ini
sering penulis jumpai, baik di MI, SD, MTs, SMP, MA, maupun SMA, pada
hal kali ini pendidik dengan santainya menikmati waktu luang yang ada dan
dengan keadaan peserta didikpun pendidik tidak tahu.37
Dengan demikian
peserta didik akan terbiasa juga untuk korupsi waktu, korupsi ilmu, dan
kurang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Setelah pendidik
dan peserta didik melakukan cara yang benar dan terkendali, maka peserta
didik akan mandiri dalam belajar dan mempunyai akhlaq yang mulia serta
mampu memanfaatkan waktu dengan seevisien mungkin, dan tujuan
pembelajaran akan tercapai serta nilai aqidah akhlaq peserta didikpun
memuaskan bagi peserta didik, pendidik, orang tua, maupun sekolah.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada dasarnya penerapan model PAIKEM sudah cukup sesuai dengan
yang ditentukan dalam suatu pembelajaran yang diterapkan di MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, sudah memberikan kontribusi yang cukup baik. Bisa
dijelaskan bahwa suatu model pembelajaran yang telah diterapkan didalam
suatu materi dan disampaikan pada peserta didik, mendapatkan hasil yang
36 Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
37
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
63
positif. Baik pada konteks pemahaman peserta didik, pendalaman materi, serta
tujuan pembelajaran tuntas dapat dicapai.
Dari semua yang dipaparkan diatas, sesuai dengan pendapat Moh. Uzer
Usman mengungkapkan bahwa pendidik mempunyai 3 jenis tugas yakni:
1. Tugas dalam bidang profesi.
Tugas ini meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
peserta didik.
2. Tugas kemanusiaan.
Tugas dalam bidang ini harus dapat menjadikan dirinya sebagai
orang tua kedua. Seorang peserta didik harus mampu menarik simpati
sehingga ia menjadi idola bagi para peserta didiknya, karena peserta didik
akan enggan menghadapi pendidik yang tidak menarik.
3. Tugas kemasyarakatan.
Tugas ini menempatkan pendidik pada tempat yang lebih terhormat
di lingkungannya karena dari seorang pendidik diharapkan masyarakat
dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti seorang pendidik
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia
Indonesia berdasarkan pancasila. 38
Menerapkan model PAIKEM sebagaimana dijelaskan oleh pendidik
mata pelajaran aqidah akhlaq diperoleh gambaran secara umum mengenai
strategi penerapan model PAIKEM tersebut adalah39
:
1. Meningkatkan Profesionalisme Pendidik
Profesional adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki
seorang pendidik. Pendidik bertanggung jawab atas proses pembelajaran
yang berlangsung di KBM (kegiatan belajar mengajar). Tidak
38 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya,1996), hlm.6-7.
39
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
64
mengherankan jika pendidik harus benar-benar mampu melaksanakan dan
menguasai materi pelajaran untuk diajarkan pada peserta didik. Lebih jauh
disinggung bahwa pendidik bukan hanya mahir menyampaikan materi tetapi
diarahkan juga mampu memberikan variasi model pembelajaran yang tepat
bagi peserta didik. Mengenai tugas dan tanggung jawab pendidik menjadi
lima kategori yakni :
a. Tanggung jawab dalam pengajaran;
b. Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan;
c. Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum;
d. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi dan
e. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.
2. Memegang Teguh Kode Etik Pendidik
Pendidik merupakan orang yang senantiasa dipercaya dari segi
tingkah laku dan ucapannya. Dalam proses peningkatan kreativitas belajar,
pendidik diharapkan dapat menjembatani pola pikir peserta didik pada
pemikiran-pemikiran yang mandiri untuk memecahkan berbagai persoalan
yang muncul dari proses belajar maupun dari lingkungan sekitar. Pendidik
yang baik adalah pendidik yang mau berusaha memulai dengan mendidik
dirinya sendiri, memperbaiki tingkah lakunya, meluruskan pikirannya dan
menjaga kata-katanya terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada orang
lain (peserta didik) maupun rekan pendidik lainnya.
3. Kedisiplinan
Menekankan kedisiplinan pada peserta didik begitu juga kepada
pendidik lainnya dalam proses belajar mengajar. Kedisiplinan yang
dimaksud adalah menimbulkan kesadaran dari masing-masing pihak yang
terkait dengan proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil dan tujuan
pembelajaran yang maksimal.
4. Memanfaatkan Media dan Sumber Belajar
Salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan kreativitas
belajar peserta didik adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran
yang tepat. Media digunakan untuk menunjang motivasi peserta didik dalam
65
belajar serta melatih peserta didik untuk dapat mendeteksi lebih awal
masalah-masalah yang timbul akibat dari pembelajaran. Munculnya masalah
tersebut harus dapat terselesaikan dengan baik, dengan cara mengambil dan
memanfaatkan segala sumber belajar yang dapat membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh peserta didik didalam
pembelajaran.
Kepala Sekolah mengatakan bahwa pada saat belajar aqidah akhlaq
memang peserta didik itu kadang-kadang diajak keluar kelas, kadang diajak
ta’ziah, demikian itu merupakan media pendidik aqidah akhlaq dalam
mengupayakan peningkatan prestasi belajar pendidik disamping juga untuk
memupuk rasa perikemanusiaan yang baik dan menyenangkan.
Pendidik aqidah akhlaq mengatakan bahwa peserta didik di suruh
ikut bermasyarakat memberikan nilai yang lebih terhadap masyarakat.
Tetapi kegiatan semacam ini perlu dipupuk dan dilaksanakan secara terus
menerus dengan motivasi yang baik dari pendidik, orang tua dan masyarakat
sekitar.
5. Melakukan Pendekatan Terhadap Siswa
Pendekatan terhadap peserta didik dalam arti ada komunikasi yang
seimbang antara pendidik dan peserta didik, pendidik tidak hanya sebatas
menyampaikan materi tanpa mengetahui kesulitan yang dihadapi peserta
didik. Demikian ini kalau terjadi maka akan menimbulkan sikap malas dan
acuh tak acuh. Pendidik mengetahui kesulitan yang dihadapi pendidik
adalah cara yang tepat untuk dapat membantu memberikan bantuan dan
solusi sehingga peserta didik merasa diperhatikan oleh pendidik. Meskipun
kelihatannya sepele namun hal ini akan menjadikan kesan yang baik bagi
peserta didik.
Pada saat wawancara dengan peserta didik menyebutkan bahwa
pendidik aqidah akhlaq sering menasehati para peserta didik yang ikut
dalam kegiatan belajar mengajar, kadang juga memberikan cerita studi
kasus yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran aqidah akhlaq,
66
sehingga hampir seluruh peserta didik senang dengan cara mengajarnya dan
semua merasa nyaman saat dikelas pada waktu belajar aqidah akhlaq.40
Pendidik aqidah akhlaq memaparkan tentang kunci utama belajar
adalah adanya kesinambungan yang baik antara pendidik dengan peserta
didik, jika sudah demikian maka proses pembelajaran akan berhasil, tak
jarang kadang mengajarnya baik tetapi tidak ada kedekatan secara
emosional dengan peserta didik, hal itu juga akan merugikan peserta didik
pada akhirnya. Oleh karena itu penulis mencoba lebih dekat dengan peserta
didik agar pembelajaran aqidah akhlaq dapat berjalan lebih baik lagi.41
6. Memberikan Penghargaan Kepada Siswa Yang Berprestasi
Penghargaan atau reward adalah salah satu cara yang diterapkan
oleh pendidik aqidah akhlaq untuk mendongkrak daya kreativitas belajar
peserta didik. Dan ternyata cara seperti ini juga mempunyai dampak yang
positif, ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok kecil untuk
melakukan diskusi, serta musyawarah. Hasil diskusi ini diuji oleh pendidik
dan yang paling tepat memberikan solusi dialah yang mendapatkan
penghargaan reward tersebut.42
Penghargaan atau hadiah adalah salah satu cara yang digunakan
untuk memotivasi peserta didik dalam belajar, penghargaan ini kadang-
kadang diberi hadiah snack, makanan-makanan ringan, permen, kadang
hanya diberi ucapan terima kasih atau dengan kalimat-kalimat yang
menyenangkan serta kalimat yang menjadi motivasi tersendiri terhadap
peserta didik.43
Menurut penulis penghargaan dan hadiah tidak terbatas
40
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
41
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
42
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
43
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
67
hadiah-hadiah seperti contoh diatas akan tetapi dengan kalimat dan ucapan
yang baik dan memotivasi peserta didik, itu jauh lebih mengesankan.
Kepala Sekolah mengatakan bahwa seluruhnya sudah saya
intruksikan kepada pendidik agar dapat memberikan sebuah motivasi dan
penghargaan kepada peserta didik dengan hal-hal yang positif. Demikian
untuk menjaga konsistensi peserta didik dalam mempertahankan
prestasinya.44
Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan oleh penulis,
bahwa penghargaan bagi peserta didik yang berprestasi maupun peserta
didik yang mau menyampaikan pendapatnya adalah sangat diperlukan untuk
memupuk dan mempertahankan prestasi para peserta didik tersebut.
Kemudian peserta didik lebih lanjut memberikan pendapatnya dan
mengatakan bahwa meniru teman merupakan langkah terakhir yang
digunakan jikalau memang benar-benar tidak bisa dan menurut pengamatan
penulis bahwa peserta didik memiliki pandangan bahwa teman yang pandai
adalah sasaran yan tepat untuk teman-teman dalam mencontoh.45
44
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
45
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
68
BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Penerapan model (pembelajaran Aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan) PAIKEM dalam KBM di Madrasah ini cukup baik dalam
penerapan yang dilakukan oleh pendidik, karena dalam pembelajaran yang
sekarang pendidik aqidah akhlaq lebih kreatif dalam menyampaikan materi
pelajaran, walaupun tidak begitu sempurna setidaknya pendidik sudah
berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga hanya untuk tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Dalam penerapan model (pembelajaran Aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan) PAIKEM terhadap pembelajaran
aqidah akhlaq itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan
memahami terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah
peserta didik serta kondisi kesehatan peserta didik agar supaya proses
pembelajaran berjalan dengan lancar begitu pula dengan model
pelajarannya juga dapat berjalan dengan yang diharapkan oleh tujuan
pembelajaran.
Model pembelajaran PAIKEM jika ditunjang dengan semangat juang
seorang pendidik dan peserta didik yang mau menerima dengan sungguh-
sungguh model ini maka suasana yang diinginkan akan tercapai, dengan
catatan berani mengambil kesempatan, semangat, dan sungguh-sungguh
dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran aqidah akhlaq.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas maka perlu kiranya
penulis ikut memberikan saran-saran yang berkaitan hasil penelitian di atas
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik
Para pendidik hendaknya lebih memperhatikan keadaan psikologis
peserta didik dalam menentukan model pembelajaran yang tepat, karena
69
dengan demikian tingkat akurasi serta ketepatan dan hasil pembelajaran
akan jauh lebih baik.
2. Bagi Peserta didik
Semua peserta didik di MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
hendaknya lebih meningkatkan prestasi belajar serta meningkatkan
perilaku yang kurang baik menjadi baik, yang asalnya kurang sopan
menjadi lebih sopan, yang awalnya belum bisa bersuci dari hadats kecil
dan hadast besar menjadi bisa dan yang penting adalah menghormati orang
tua dan para pendidik, dan menyayangi teman-temannya dan tetap menjadi
peserta didik yang berprestasi dan membanggakan bagi orang tua,
pendidik, sekolah, nusa bangsa, negara dan agama.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Imam Zainuddin Ahmad, Mukhtashar Shohih Al-Bukhori, (Libanon: Daru-Al-
Kutub Al-Amaliyah, t.th.),
Ambarjaya Beni S, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas,
2008),
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet 12,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta), 2002.
Dokumentasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22
November 2011.
Gie The Liang. Cara belajar yang efisien, (yogyakarta: pusat kemajuan studi,
1986),
Hadi Sutrisno, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : YPFP UGM, 1980),
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang;
RaSAIL Media Group, 2008),
J. Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya),
2002.
Khotimah Khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo), 2007
Langgulung Hasan. Manusia dan pendidikan, (jakarta: Pustaka Al Husna, 1986),
Masruri Charis, ” Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Aqidah Akhlaq Melalui
Strategi Small Group Discussion Pada Siswa Kelas V MI Al-Islam
Banjaragung Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2009”,
Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,) 2009
Muchtar Isfandi, Metodologi Pengajaran Agama, dalam PBM-PAI di sekolah
eksistensi dan Proses Belajar Pendidikan Agam Islam Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan penerbit pustaka,
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),Cet.
3
Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Telaah Potivistik,
Rasionalistik, dan Phenomenologik), (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002),
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (jakarta; CV Misaka
Gazila 2003)
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008,
Rivai, Ahmad, Nana Sudjana-, Teknlogi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo.) cet. III
Sagala Syaiful, konsep dan makna pembelajaran, (Bandung; Alfabeta, 2003)
Saifuddin, Azwar, M.A., Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
IKAPI, 1998),
Sanjaya Wina, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group)
Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Pt. Rineka
Cipta, 2003),
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2005)
Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung,
Sinar Baru Algesindo), 1996, Cet.3.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta), 2008.
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1995),cet. 3.
Thoha Chabib, kapita selekta pendidikan agama islam, (yokjakarta; Pustaka
Pelajar, 1996),
Tirtarahardja Umar –la Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Usman Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya,1996)
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),
Bab I Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2003),
Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-
hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di
MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
Zabidi Ahmad, “Penerapan Pendekatan Paikem Pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Materi Pokok Kenabian Dan Kerosulan Muhammad
Saw Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi
Tindakan Pada Kelas 3 MI Ma’arif 09 Pucung Lor Kroya Kabupaten
Cilacap Tahun 2009)”Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah Iain
Walisongo 2007)
INSTRUMEN PENELITIAN
Judul : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH
KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Penulis : Zudit Tiara Chidiyanur
Nim : 073111058
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
A. Pedoman Wawancara
1. KEPADA KEPALA SEKOLAH
Indikator :
a. Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP
c. Hasil Pembelajaran memuaskan.
Pertanyaan-pertanyaan:
a) Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah
digunakan?
b) Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah menggunakan
model PAIKEM?
c) Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut?
d) Secara kualitas, bagaimana kemampuan guru aqidah akhlaq dalam
penerapan model PAIKEM?
e) Metode apa saja yang digunakan oleh guru aqidah akhlaq dalam proses
belajar mengajar?
f) Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah
akhlaq?
2. KEPADA GURU AQIDAH AKHLAQ.
Indikator:
a. Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP
c. Hasil Pembelajaran memuaskan.
Pertanyaan-pertanyaan:
a) Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah
digunakan?
b) Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah menggunakan
model PAIKEM?
c) Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut?
d) Model apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar?
e) Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah
akhlaq?
f) Hambatan apa yang anda temukan dalam pembinaan pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq?
g) Langkah konkret apa untuk mengatasi setiap kendala yang muncul dalam
proses belajar aqidah akhlaq di MTS NU 03 AL-HIDAYAH ini?
h) Apakah ada sanksi kepada siswa-siswi dalam pembelajaran, saat siswa-
siswi memperoleh hasil yang kurang memuaskan?
i) Jika memang ada sanksi terhadap siswa, apakah tujuan dari sanksi itu
sendiri terhadap siswa maupun tujuan pembelajaran khususnya
pembelajaran aqidah akhlaq?
3. KEPADA SISWA.
Indikator :
a. Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP
c. Hasil Pembelajaran memuaskan.
Pertanyaan-pertanyaan:
a) Bagaimanakah cara guru mengajar Aqidah Akhlaq?
b) Bagaimana tanggapan kamu tentang model pembelajaran yang telah di
terapkan oleh guru aqidah akhlaq?
c) Model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan.
Apakah anda mengetahui tentang model pembelajaran ini?
d) Jika iya, seberapa efektifkah model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
evektif, dan menyenangkan, yang telah diterapkan oleh guru aqidah
akhlaq?
e) Lebih efektif mana antara Model pembelajaran PAIKEM dengan model
pembelajaran sebelumnya?
f) Bagaimana tentang nilai aqidah akhlaq ketika menggunakan model
PAIKEM?
g) Apakah sampai sekarang guru masih menggunakan model PAIKEM
terhadap pembelajaran aqidah akhlaq?
MATERI WAWANCARA
No Materi Wawancara Indikator
1 Strategi guru dalam pembelajaran bidang
studi aqidah akhlaq.
a. Pembelajaran dengan
menggunakan model
PAIKEM
b. Perencanaan
pembelajaran sesuai
dengan KTSP
c. Hasil Pembelajaran
memuaskan.
d. Penilaian berbasis kelas
2 Merencanakan pembelajaran pada bidang
studi aqidah ahlaq
3 Hasil dari strategi dan model pembelajaran
PAIKEM
4 Faktor penyebab kelemahan model PAIKEM
5 Faktor Keberhasilan model PAIKEM
6 Analisis keberhasilan model pembelajaran
PAIKEM
7 Faktor kesiapan siswa dalam belajar
ANALISIS PENERAPAN MODEL PAIKEM PADA BIDANG STUDI
AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
Lampiran-lampiran wawancara:
1. Wawancara dengan kepala sekolah.
a. Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah
digunakan?
Jawab: Alhamdulillah, saya mengetahui tentang beberapa model
pembelajaran. PAIKEM? Saya tahu, model ini cukup bagus jika
dapat diterapkan secara sempurna dan konteksnya juga tepat.
Model pembelajaran yaitu cara tentang bagaimana pendidik
dapat menyampaikan materi dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Setiap masing-masing pendidik mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda, tergantung pada gurunya. Saya tidak pernah
menekan harus menggunakan metode seperti ini, itu dan
sebagainya. Yang terpenting adalah siswa dapat memahami,
mengilhami dan melaksanakan ajaran yang terkandung pada
mata pelajaran aqidah akhlaq.
b. Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah
menggunakan model PAIKEM?
Jawab: Setiap guru memiliki cara sendiri-sendiri dalam
menyampaikan pelajaran kepad siswa. Tinggal bagaimana guru
dapat memberikan model pelajaran kepada para siswa, dan juga
seharusnya dapat melihat dari segi psikologis siswa dalam kelas
maupun di luar kelas.
c. Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut?
Jawab: Kalau masalah efektif atau tidak, jawaban saya adalah cukup.
Karena model PAIKEM ini kurang begitu dikenal oleh guru
maupun murid. Mungkin guru kenal dengan model ini, hanya
saja guru masih kurang berani dalam mengambil kesempatan
dalam menerapkan model PAIKEM tersebut.
d. Secara kualitas, bagaimana kemampuan guru aqidah akhlaq dalam
penerapan model PAIKEM?
Jawab: Menurut saya, guru aqidah akhlaq masih kurang sempurna
dalam menerapkan model PAIKEM tersebut, terbukti karena
guru aqidah akhlaq masih kurang berani untuk selalu
menggunakan model ini, dengan alasan waktu, tempat, maupun
biaya yang relatif cukup tinggi. Jadi guru aqidah akhlaq masih
meraba-raba dalam penggunaan model-model yang ada.
e. Metode apa saja yang digunakan oleh guru aqidah akhlaq dalam proses
belajar mengajar?
Jawab: Model yang digunakan adalah model ceramah, tanya jawab,
bermain, dan salah satunya yaitu dengan mengguanakan model
pembelajaran PAIKEM, akan tetapi model ini masih kurang
tepat dalam hal fungsinya. Kadang guru aqidah akhlaq juga
memberikan model pembelajaran dengan audio visual, serta
multimedia.
f. Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah
akhlaq?
Jawab: Dalam hal belajar siswa, cukup memuaskan serta memenuhi
standar KKM yaitu 7. Dari kelas 1,2, sampai kelas 3 banyak
yang mendapatkan nilai diatas KKM, akan tetapi ada juga siswa
yang nilainya dibawah KKM, sehingga guru menjadi lebih lagi
dalam usaha untuk menjadikan siwa yang kurang menjadi lebih
dalam hal pelajaran atau nilai.
2. Wawancara dengan pendidik aqidah akhlaq.
a. Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah
digunakan?
Jawab: sebelumnya saya mengetahui, tentang model pembelajaran
PAIKEM. Akan tetapi saya juga masih belum berani dalam
penerapanya. Karena model PAIKEM saya tahu mas, model
yang sangat membutuhkan tenaga ekstra, biaya, dan motifasi
besar dari pendidik maupun peserta didik itu sendiri. Akan
tetapi saya masih belum sering dalam menerapkan dalam kelas
mas. Mungkin hanya sesekali saja tidak terlalu sering, karena
tidak semua materi dapat disampaikan melalui model
pembelajaran PAIKEM.saya seringnya mengguanakan model
pembelajaran ceramah, hafalan surat dan ayat-ayat pendek,
pemberian tugas, tanya jawab, cerita tentang realita, dan sesekali
kalu memang pas dengan PAIKEM saya juga mencobanya.
b. Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah
menggunakan model PAIKEM?
Jawab: Sudah mas, sesekali saja tidak erlalu sering. Kadang juga saya
berfikir jikalau siswa selalu diberikan cara atau model yang
sama seperti terus, maka anak juga akan merasakan bosan. Oleh
karena itu saya selaku pendidik mencoba mengguanakan model
pembelajaran secara bergantian, dimana materi itu pas dengan
model yang akan saya bawakan.
c. Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut?
Jawab: Cukup, cukup efektif dan nyaris sempurna. Seperti yang saya
bilang tadi, bahwa PAIKEM memang model yang cukup bagus,
jika ditunjang dengan guru yang aktif, siswa yang aktif, dan mau
melaksanakan model PAIKEM serta sarana dan prasarana yang
mendukung, maka tidak menutup kemungkinan tujuan
pembelajaran akan tercapai.
d. Model apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar?
Jawab: Model yang saya gunakan adalah model ceramah, tanya jawab,
bermain, dan salah satunya yaitu dengan mengguanakan model
pembelajaran PAIKEM, akan tetapi model ini masih kurang
tepat dalam hal fungsinya. Kadang saya selaku guru aqidah
akhlaq juga memberikan model pembelajaran dengan audio
visual, serta multimedia (hanya pada materi yang tepat)
e. Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah
akhlaq?
Jawab: Dalam hal belajar siswa yang saya ajar, sampai saat ini sudah
cukup memuaskan serta memenuhi standar KKM yang
ditentukan yaitu 7. Dari kelas 1,2, sampai kelas 3 banyak yang
mendapatkan nilai diatas KKM, akan tetapi ada juga siswa yang
nilainya dibawah KKM, sehingga guru menjadi lebih lagi dalam
usaha untuk menjadikan siwa yang kurang menjadi lebih dalam
hal pembelajaran atau nilai menjadi lebih baik.
f. Hambatan apa yang anda temukan dalam pembinaan pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq?
Jawab: Siswa yang masih labil dalam taraf umur yang baru selesai SD
atau MI. Memang butuh tenaga ekstra dalam mengajar siswa
seperti ini. Hambatannya adalah siswa yang masih sulit diatur
dan masih ingin bermain dengan sendirinya. Maka dari itu saya
harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi siswa
di MTs. NU 03 Al-hidayah ini.
g. Langkah konkret apa yang dilakukan untuk mengatasi setiap kendala
yang muncul dalam proses belajar aqidah akhlaq di MTS NU 03 AL-
HIDAYAH ini?
Jawab: Langkah-langkah yang saya pilih adalah bagaimana lagkah itu
dapat menjawab semua permasalahan yanag saya temui?
Dengan melihat apa masalah yang saya hadapi saat itu, maka
saya akan melakukan hal yang dapat menyelesaikan maslah
tersebut.
h. Apakah ada sanksi kepada siswa-siswi dalam pembelajaran, saat
siswa-siswi memperoleh hasil yang kurang memuaskan?
Jawab: Ada. Akan tetapi sanksi tersebut jauh dari kriminalitas yaitu
dengan memberikan sanksi seperti dengan memberikan tugas
tambahan disaat siswa tersebut melakukan kesalahan maupun
permalahan dalam kegiatan belajar mengajar.
i. Jika memang ada sanksi terhadap siswa, apakah tujuan dari sanksi itu
sendiri terhadap siswa maupun tujuan pembelajaran khususnya
pembelajaran aqidah akhlaq?
Jawab: Tujuan dari sanksi yang telah saya berikan yaitu tidak lain dan
tidak bukan hanya untuk mengajarkan kepada siswa untuk lebih
rajin dalam belajar, aktif dalam kelas dan mau memberikan yang
terbaik kepada dirinya sendiri lebih-lebih kepada kelas dan
madrasah.
3. Wawancara dengan peserta didik MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal.
a. Bagaimanakah cara guru mengajar Aqidah Akhlaq?
Jawab: Guru mengajar dengan banyak model pembelajaran, akan tetapi
yang saya tahu adalah dengan model ceramah, pemberian tugas
dan hafalan.
b. Bagaimana tanggapan kamu tentang model pembelajaran yang telah di
terapkan oleh guru aqidah akhlaq?
Jawab: Sampai saat ini yang telah saya fahami yaitu enak, asyik, dan
lucu. Disamping guru sepert itu saya juga tahu dan mengerti
tentang apa yang dimaksudkan guru dalam pembelajaran, yaitu
memberikan ilmu dengan baik dan benar.
c. Model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan
menyenangkan. Apakah anda mengetahui tentang model pembelajaran
ini?
Jawab: Sampai saat ini saya belum mengetahui tentang model itu, akan
tetapi saya pernah menjumpai saat guru mengajar dan
menggunakan model pembelajaran yang modelnya seperti
permainan gitu, dan model diskusi kecil gitu didalam kelas.
Mungkin itu saja yang saya ketahui tentang model itu.
d. Jika iya, seberapa efektifkah model pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, evektif, dan menyenangkan, yang telah diterapkan oleh guru
aqidah akhlaq?
Jawab: Karena model itu saya kurang begitu tahu dan memahaminya,
maka model itu menurut saya kurang efektifm, mungkin jika
memang ingin digunakan kembali saya setuju saja, dan mau
untuk mengikuti pelajaran berlangsung.
e. Lebih efektif mana antara Model pembelajaran PAIKEM dengan
model pembelajaran sebelumnya?
Jawab: Antara model PAIKEM dengan model sebelumnya menurut
saya lebih efektif model yang lama.karena pada model yang
lama memberikan suasana yang cukup bagus dalam
pembentukan IQ siswa, agar supaya lebih pintar. Dan PAIKEM
juga cukup efektif, karena model ini menyuguhkan cara yang
bagus dan efektif, tinggal bagaimana cara menggunakannya.
f. Bagaimana tentang nilai aqidah akhlaq ketika menggunakan model
PAIKEM?
Jawab: Masalah nilai saat mengguanakan model PAIKEM cukup
bagus, disamping materi tercapai kita semua juga dapat
bereksplorasi dengan macam-macam model pembelajaran yang
ada saat pembelajaran berlangsung.
g. Apakah sampai sekarang guru masih menggunakan model PAIKEM
terhadap pembelajaran aqidah akhlaq?
Jawab: Sampai sekarang model PAIKEM kadang-kadang digunakan,
tergantung guru mau atau tidak untuk menggunakan model
tersebut. Karena saya sebagai murid atau siswa, saya hanya
dapat mengikuti saja apa yang akan ibu guru bawakan dalam
penyampaiannya hari ini, besok, dan seterusnya.
Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal Bapak Sukhamdan NIP.
196602112006041007 lahir di Kendal, 11 januari 1966, pendidikan
terakhir S1 dan mulai bertugas sejak tanggal 01 April 1988.
Guru Aqidah Akhlaq Ibu Khanifah, S.Ag. lahir di Brebes 20 Juli 1971, dan
mulai bertugas pada tanggal 11 februari 1999.
Kendal 22 November 2011
Penulis/ Peneliti
ZUDIT TIARA CHIDIYANUR
NIM. 073111058
2. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal memiliki tenaga
guru/pengajar yang mumpuni dan memadai untuk mengembangkan
kecakapan seluruh siswa. Kondisi guru pada tahun terakhir tercatat
sebagai berikut:
a. Jumlah Guru keseluruhan : 19 orang
b. Jumlah Guru Tetap Yayasan : 14 orang
c. Jumlah Guru Tidak Tetap : 5 orang
d. Guru PNS : 3 orang
b. Keadaan Siswa
Data siswa yang mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar)
di MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal secara umum dari tahun
2002/2003 sampai dengan tahun ajaran 2010/2011 adalah
sebagaimana tabel berikut:
1. Data siswa 7 Tahun terakhir
N
o
.
Kelas
Jumlah Siswa
2002
/
0
3
2003
/
0
4
2004
/
0
5
2005
/
0
6
2006
/
0
7
2007
/
0
8
2008
/
0
9
1 VII 115 95 86 152 151 128 92
2 VIII 156 112 94 85 152 151 135
3 IX 155 155 112 88 75 146 128
Jumlah 426 362 292 325 378 425 370
2. Data Rata-rata NEM 6 tahun terakhir :
Tahun PPKn
B.
In
do
IPA IPS MAT B.Ingg
2000/01 7.04 6.00 4.50 6.00 3.05 3.44
2001/02 7.05 6.01 4.55 6.01 3.00 3.05
2002/03 7.27 6.38 7.41 6.54 4.05 6.77
2003/04 8,41 7,13 8,45 7,85 6,50 5,08
2004/05 - 6,75 - - 4,33 5,77
2005/06 - 7,24 - - 6,73 5,18
2006/07 - 7,45 - - 7,99 6,63
2007/08 - 7,69 6,52 - 7,07 5,97
2008/09 - 6,73 7,21 - 7,07 5,35
3. Prosentase Kelulusan 6 Tahun terakhir :
D
a
r
i
s
i
n
i
,
t
e
rbukti bahwa keadaan siswa MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal adalah
standar dengan sekolah unggulan, komposisi siswa pada tahun terakhir
yaitu ajaran 2010-2011 :
Kelas Jumlah kelas Jumlah siswa
Kelas VII 2 74
Kelas VIII 3 127
Kelas IX 2 82
Jumlah 7 283
Tahun/
Peserta
2001
/0
2
2002
/
0
3
2003
/
0
4
2004
/
0
5
2005
/
0
6
2006
/
0
7
2007/
0
8
2008
/
0
9
113 100
% -
- - - -
155 - 98
%
- - - -
158 - - 95
% - - -
108 - - - 100
% - -
84 - - - - 76
% -
75 - - - - - 99
%
141 - - - - - - 97,87
%
125 - - - - - - -
99,2
1
%
4. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Sesuai pengertian tersebut, KTSP sebagai kurikulum operasional
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP MTs NU 03 Al – Hidayah Kendal, terdiri dari tujuan pendidikan
MTs NU 03 Al – Hidayah Kendal , Struktur dan muatan kurikulum,
Kalender Pendidikan dan Silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Penyususnan silabus
berdasarkan prinsip-prinsip konsistensi, relevansi, adequasi (kecukupan),
dan kelayakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
Untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam menjalani
arah rintangan dalam hidup, maka MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
mulai mengarahkan kurikulumnya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang kini mulai marak diselenggarakan di sekolah-
sekolah lain di seluruh nusantara. Yang pada tahun ini sudh mulai
mempersiapkan segala keperluan KTSP.
Hal ini terlihat dari berbagai pembuatan Prota, Promes, Silabus,
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan sebagainya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(1)
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas / semester : VII / Ganjil 2011-2012
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar kompetensi : Memahami Dasar dan tujuan Akidah Islam.
Kompetensi dasar : a. Menjelaskan dasar dan tujuan Akidah Islam.
b. Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan
Akidah Islam.
c. Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan.
d. Dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan
Indikator : a. Siswa menyebutkan dasar dan tujuan Akidah
Islam.
b. Siswa memahami pengertian serta fahan
hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan.
c. Siswa membaca ayat – ayat Al-Quran yang
berkaitan dengan dasar dan tujuan Akidah Islam
serta Iman, Islam Dan Ihsan.
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami dasar dan tujuan Akidah
Islam. Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan
Akidah Islam. Hubungan antara Iman, Islam dan
Ihsan serta Dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan
II. Materi ajar : Dasar dan tujuan Akidah Islam.
III. Metode pembelajaran : a. Ceramah plus.
b. (SMALL GROUP DISCUSSION) Diskusi
kelompok kecil.
c. Tanya jawab.
IV. Langkah Pembelajaran :
a. Kegiatan awal
- Guru memberi salam dan bersama siswa memulai pelajaran dengan mengucapkan Basmalah dan
kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran. 2-3 menit.
- Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.
- Secara bersama membaca materi Dasar dan tujuan Akidah Islam 5–
10 menit.
- Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan
dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. 5-8 menit.
b. Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti, guru dan para siswa melakukan beberapa kegiatan
sebagai berikut :
(i) Eksplorasi
- Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang Dasar
dan tujuan Akidah Islam serta hubungan antara Iman, Islam dan
Ihsan dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contohnya :
sebutkan Dasar dan tujuan Akidah Islam.
- Siapakah diantara kalian yang sudah faham perbedaan serta
hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan ?
- Guru meminta siswa untuk membaca dalil yang berkaitan dengan
Dasar dan tujuan Akidah Islam serta hubungan antara Iman, Islam
dan Ihsan. 10 menit.
(ii) Konsolidasi Pembelajaran
- Guru menunjuk seorang siswa yang sudah hafal Dasar dan tujuan
Akidah Islam.
- Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa
untuk menerangkan Dasar dan tujuan Akidah Islam serta
membedakan juga hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan. 8
menit.
c. Kegiatan akhir (penutup)
- Guru meminta agar para siswa sekali lagi untuk membaca Dasar
dan tujuan Akidah Islam.
- Guru meminta agar para siswa rajin menghafal pengertian antara
Iman, Islam dan Ihsan.
- Guru menutup / mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca
Hamdalah/ doa.
- Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas
dan siswa menjawab salam. 7 menit.
V. Alat dan sumber belajar :
Buku Aqidah Akhlak kelas VII (Tiga Serangkai)
Al-Qur’an dan terjemahannya
Black board+kapur tulis
VI. Instrumen Penilaian
LEMBAR PENILAIAN
No Butir – butir soal Kunci jawaban
1
2
Sebutkan Dasar dan
Tujuan Akidah Islam
?
Sebutkan pengertian serta
hubungan hubungan
antara Iman, Islam
dan Ihsan.
- Al-Qur,an dan Sunah Rosul.
- Agar manusia mempunyai pedoman dalam
hidup serta teratur sesuai dengan apa yang
ada dalam Al-Qur,an.
- Imam secara bahasa percaya sedangkan
secara istilah yaitu mengucapkan dengan
mulut, membenarkan dengan hati serta
menjalankan dengan perbuatan.
- Islam secara bahasa yaitu selamat, berserah
diri; sedangkan secara istilah adalah
agama yang diturunkan oleh Allah melalui
nabi Muhammad SAW untuk seluruh
umat di dunia.
- Ihsan secara bahasa artinya baik, benar;
sedangkan secara istilah adalah bahwa
seseorang (seolah-olah) selalu melihat
Allah, jika tidak bisa maka sesungguhnya
Dia melihat kamu.
- Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
adalah bahwa orang yang beriman harus
melaksanakan syariat Islam secara tulus
karena Allah.
VII. Pedoman Penilaian
Bobot pertanyaan no.1 = 40
Bobot pertanyaan no.2 = 60
Skor maksimal = 100
Skor perolehan
Nilai siswa = -------------------- x 100
Skor maksimal
Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mapel
SUKHAMDAN, SPd. KHANIFAH, S.Ag
NIP. 150 382 556
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2011-2012
(1)
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas / semester : VIII / Ganjil
Waktu : 2 X 40 Menit
Standar kompetensi : Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT
Kompetensi dasar : Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
Materi pokok :
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Menunjukkan perbedaan kitab dan suhuf.
Menjelaskan fungsi iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kegiatan Belajar mengajar
a. Kegiatan awal
Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai
pelajaran.
Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.
Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT
selama 5-10 menit.
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti
(i) Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang kitab-
kitab Allah SWT. Guru mengawali dengan mengajukan beberapa
pertanyaan. Contoh : Jelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
Siapakah diantara kalian yang dapat membedakan suhuf dan kitab
Allah SWT.
Guru meminta siswa untuk membaca dalil yang berkaitan dengan
kitab dan suhuf (Al-A’la ayat ; 18-19).
(ii) Konsolidasi Pembelajaran
Guru menunjuk seorang siswa yang dapat mengartikan iman
kepada kitab-kitab Allah SWT.
Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa
untuk membedakan antara suhuf dengan kitab dan dikuatkan dalil
ayat Al Quran.
c. Kegiatan akhir / Penutup
Guru meminta para siswa mengulang membaca iman kepada kitab-
kitab Allah SWT.
Guru meminta para siswa memahami iman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca hamdallah/doa.
Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan
siswa menjawab salam.
d. Sumber dan bahan
Buku Aqidah Akhlak
Al Quran dan terjemahan
Intrumen Penilaian
No. Butir-butir Soal Kunci Jawaban
1. Sebutkan pengertian Iman kepada
Kitab-kitab Allah SWT ?
a. Mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa
Allah SWT menurunkan Kitab kepada para
Nabi dan Rasul-Nya berisi ajaran Allah SWT
untuk disampaikan kepada umat masing-
masing Nabi.
2. Sebutkan perbedaan Kitab dan
Suhuf ?
a. Kitab Allah SWT adalah kumpulan firman
Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasul-
Nya dan sudah dibukukan.
b. Suhuf adalah lembaran yang berisi kumpulan
wahyu Allah SWT yang diberikan kepada
rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat
manusia.
3. Tuliskan dalil tentang
perbandingan Suhuf dan
Kitab ?
Artinya : Suhuf relatif lebih sedikit dari kitab,
beberapa suhuf dikumpulkan menjadi sebuah
kitab. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
Surat Al A’la ayat 18-19.
Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mapel
SUKHAMDAN, SPd. KHANIFAH, SAg
NIP. 19660111 200604 1 007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
(1)
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas / semester : IX / Ganjil
Pertemuan : 2 x pertemuan
Alokasi waktu : 4 x 40 menit
Standar kompetensi : Meningkatkan keimanan pada hari akhir dan alam ghaib
yang berhubungan dengan hari akhir.
Kompetensi dasar : Menjelaskan pengertian dan Menyebutkan tentang alam
gaib yang behubungan dengan hari akhir.
Indikator :
1. Menyebutkan alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir.
2. Menjelaskan pengertian macam-macam alam gaib yang berhubungan dengan
hari akhir.
3. Menetahui tentang hikmah beriman pada hari akhir.
4. Melafalkan dalil naqli adanya hari akhir.
Tujuan pembelajaran : Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan alam gaib yang
berhubungan dengan hari akhir.
I. Materi ajar : Alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir.
II. Metode pembelajaran : a. Ceramah plus
b. Tanya jawab
c. Diskusi kelompok kecil
III. Langkah pembelajaran :
a. Kegiatan awal
1. Siswa membaca kemudian guru menerangkan.
2. Tanya jawab tentang materi.
3. Memberikan materi tentang hal-hal yang harus dikuasai oleh siswa.
b. Kegiatan inti
(i) Eksplorasi
a. Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan.
b. Siswa memperhatikan dan mengajukan beberapa pertanyaan yang
kurang jelas.
c. Siswa membaca dalil tentang beriman kepada hari akhir.
(ii) Konsolidasi pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi tersebut.
c. Kegiatan akhir
Mengingatkan kembali agar siswa dapat mempelajari atau
mengulangi kembali pelajaran tersebut.
IV. Alat dan sumber belajar :
1. Buku paket aqidah akhlak.
2. Al Qur’an dan terjemahannya.
V. Penilaian
LEMBAR PENILAIAN
NO Butir-butir soal Kunci Jawaban
1.
2.
Sebutkan macam-macam alam gaib
yang behubungan dengan hari
akhir
Jelaskan pengertian masing-masing
Alam barzah.
Alam mahsyar.
Yaumul hisab.
Yaumul mizan.
Surga dan Neraka..
Alam setelah kematian (masa
menanti)
alam gaib yang berhubungan
dengan hari akhir.
Tempat di kumpulkanya manusia
setelah dibangkitkan dari
kubur.
Hari penghitungan amal
manusia.
Hari penimbangan amal
manusia.
Balasan yang diterima manusia
setelah melalui tahab akhir.
Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mapel
SUKHAMDAN, SPd. KHANIFAH, SAg
NIP. 19660111 200604 1 007
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Zudit Tiara Chidiyanur
2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 01 Januari 1990
3. NIM : 073111058
4. Alamat Rumah : Banjar Sari Rt 04 Rw 04 Sayung Demak Jawa Tengah
Hp : 085290823393
E-mail : zudittiara@yahoo.co.id
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD II Banjar Sari Sayung Demak lulus pada tahun 2001.
b. SLTP KY AGENG GIRI Giri Kesumo Mranggen Demak lulus pada tahun 2004.
c. MA NU Demak lulus pada tahun 2007
d. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI angkatan tahun 2007
2. Pendidikan Non-Formal
a. Ponpes Giri Kesumo Mranggen Demak pada tahun 2001
b. Ponpes Al-Istiqomah Kembangan Demak pada tahun 2004
c. Ponpes Al-Muqorrobin Tugu Tapak Tamanlele Semarang pada tahun 2007
Semarang, 30 November 2011
Zudit Tiara Chidiyanur
NIM. 073111058
top related