analisis pendapatan petani jagung jorong...
Post on 14-Nov-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG JORONG BATANG BIYU DI
NAGARI LINGKUANG AUA KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN
BARAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
MIRA NARFITRI YANTI NPM: 13030067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2018
ABSTRAK
Mira Narfitri Yanti ( NPM:13030067), Analisis Pendapatan Petani Jagung
Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat, Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumetera Barat Padang, 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis dan mengkaji tentang Analisis Pendapatan Petani Jagung Jorong Batang Biyu di
Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dengan
variabel diantaranya Biaya Produksi, Keuntungan/Laba, R/C Ratio dan Motivasi
Petani Jagung.. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantilatif (metode gabungan)
yaitu didalam penelitian kualitatif konsep dan kategori, bukan kejadian atau
frekuensinya, yang dipersoalkan. Sementara metode kuantitatif berhubungan
induksi enumeratif (induksi yang ditarik atas dasar perhitungan). Sampel
responden penelitian ini adalah petani jagung yang ada di Jorong Batang Biyu
Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Dengan
menggunakan metode total sampling yaitu semua petani yang ada di Jorong
Batang Biyu dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh hasil penelitian bahwa: (1)
biaya produksi petani jagung Rp 2.315.582. (2) (keuntungan/laba) Rp 2.159.284, (3) R/C Ratio Petani Jagung perbandingan antara penerimaan (Revenue) dan
biaya (cost). 2,1 artinya petani jagung mengalami keuntungan karena
penerimaan>besar daripada biaya yaitu sebesar Rp 5.000.000 dan bisa dikatakan
layak. (4) motivasi petani karna cara pengelolaan yang mudah dan tanah nya yang
relatif datar dan di aliri aliran sungai sehingga sangat cocok di tanami jagung di
Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul“ Analisis Pendapatan Petani Jagung Jorong
Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat ”. Adapun tujuan penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
materi maupun teknik penulisan, berkat bantuan dosen pembimbing dan semua
pihak akhirnya tulisan ini terwujud sebagaimana adanya. Kemudian tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Yuherman, SP, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Rika
Despica, S.Pd, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Dosen Penguji Bapak Afrital Rezki, S.Pd, M.Si Bapak Slamet Rianto, M.Pd
Ibu Rozana Eka Putri, S.Pd, M.Si yang telah memberikan pengarahan,
koreksi dan petunjuk yang sangat berharga bagi penulis.
3. Bapak Slamet Rianto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumatera Barat.
4. Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
ii
5. Ibu Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat beserta Staf dan Karyawan.
6. UPT Perpustakaan dan Kepala perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat
beserta Staf dan Karyawan.
7. Bapak Camat Pasaman Barat beserta staf dan Karyawan.
8. Bapak Wali Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat beserta staf dan karyawan
9. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta kasih
dan sayang yang tidak ternilai harganya, beserta Adik, Riza, Deni, Windi,
Wiwit yang memberikan dorongan dan masukan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.
10. Teman-teman, sahabat serta mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat yang
telah memberikan masukan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
Terima kasih dan sumbangan buah pikirannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini. Semoga kebaikan yang diberikan dan
keikhlasan dalam membimbing dan memberi ilmu pengetahuan kepada penulis
dapat dibalas oleh Yang Maha Esa dan dapat bermanfaat bagi orang banyak.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak untuk
kesempurnaan proposal skripsi ini dikemudian hari. Penulis juga mengharapkan
semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin Ya Rabbal „Alamin.
Padang, Februari 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................................... 6
1. Petani ........................................................................................................ 6
2. Jagung ....................................................................................................... 7
3. Biaya produksi ......................................................................................... 8
4. Pendapatan ............................................................................................... 12
5. Keuntungan /laba ................................................................................... 14
6. R/C Ratio ................................................................................................. 16
7. Motivasi ................................................................................................... 17
B. Penelitian Relevan ........................................................................................ 20
C. Kerangka Konseptual ................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 23
B. Populasi Dan Sampel ................................................................................... 23
C. Devenisi Operasional Variabel Dan Indikator ........................................ 24
iv
D. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data ................... 26
E. Teknik Analisa Data ..................................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ..................................................................... 31
B. Hasil Penelitian.............................................................................................. 34
C. Pembahasan .................................................................................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi Jumlah Petani Jagung di Jorong Batng Biyu di
Nagari LingkuangAua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat ........................................................................................................... 24
2. Sampel responden petani jagung .......................................................... 24
3. Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan dan Alat
Pengumpulan data ................................................................................... 27
4. Biaya eksplisit (TCe) Yang di keluarkan petani jagung di
Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. (Rp)
34
5. Biaya Implisit (TCi) yang dikeluarkan Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
(Rp) ........................................................................................................... 35
6. Biaya hasil panen jagung satu kali periode di Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat ........................................................................................................... 36
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka konseptual ............................................................................................ 22
2. Dokumen penelitian 5 Februari 2018, wawancara dengan bapak TS ........ 39
3. Dokumen penelitian 6 Februari 2018, wawancara dengan bapak SP ........ 40
4. Dokumen penelitian 3 Februari 2018, lahan jagung di Jorong
Batang Biyu ........................................................................................................... 57
5. Dokumen penelitian 3 Februari 2018, kondisi lahan jagung di Jorong
Batang Biyu ........................................................................................................... 57
6. Dokumen penelitian 5 Februari 2018, wawancara dengan Bapak MN ..... 58
7. Dokumen penelitian 5 Februari 2018, wawancara dengan Bapak WR.. 58
8. Dokumen penelitian 6 Februari 2018, wawancara dengan Bapak KN... 59
9. Dokumen penelitian 6 Februari 2018, wawancara dengan Bapak SR... . 59
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 50
2. Pedoman Wawancara ............................................................................................55
3. Tabulasi Data Biaya Eksplisit ..............................................................................60
4. Tabulasi Data Biaya Implisit ................................................................................. 62
5. Tabulasi Data penelitian ......................................................................................... 64
6. Reduksi Data ............................................................................................................. 66
7. Display Data .............................................................................................................. 67
8. Verifikasi Data .......................................................................................................... 69
9. Peta Administrasi Penelitian .................................................................................. 70
10. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................................... 71
11. Surat Izin Penelitian .............................................................................................. 72
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
sebagai mata pencaharian utama penduduk, maupun sebagai penopang
pembangunan. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian indonesia,
karena pertanian memberikan porsi yang cukup besar dalam memberikan
sumbangan untuk pendapatan negara, sebagai pasar yang potensial bagi
produk-produk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun barang
konsumsi, terutama produk yang dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan.
Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat,
daerah ini dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman. Berdasarkan UU
No 38 Tahun 2003, dengan ibu kota Simpang Ampek, potensi terbesar
Pasaman Barat terletak pada sektor perkebunan (kelapa sawit, jeruk, salak,
kopi,dan cocoa) dan sektor pertanian salah satunya jagung. BPS Provinsi
Sumatera Barat (2010)
Produk jagung pipilan wilayah ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh
peternak di Pasaman Barat, Riau dan Jambi. Tanaman jagung yang ditanam di
area seluas ±10.000 ha, per ha bisa menghasilkan 6-7 ton jagung pipilan.
Bahkan kini Kabupaten Pasaman Barat berpeluang menjadi Kabupaten jagung
seperti yang diraih Provinsi Gorontalo. Gorontalo dikenal oleh masyarakat luas
sebagai Provinsi Jagung, tapi bukan tidak mungkin, Pasaman Barat akan
dikenal sebagai Kabupaten Jagung. Alasannya, Pasaman Barat termasuk salah
1
2
satu daerah sentra jagung yang mempunyai luas area pertanaman jagung seluas
20.000 ha per tahun. BPS Provinsi Sumatera Barat (2010)
Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan, yang
mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan
perekonomian Nasional khususnya Kabupaten Pasaman Barat. Komoditas
mempunyai fungsi multiguna, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai
bahan baku utama industri pakan serta industri pangan. Pentingnya peranan
komoditi jagung terhadap perekonomian nasional khususnya kabupaten
Pasaman Barat yang telah menempatkan jagung sebagai kontributor terbesar
kedua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) setelah padi dalam subsektor
tanaman pangan.
Hampir seluruh bagian dari tanaman jagung mempunyai potensi nilai
ekonomi, jagung pipilan sebagai produk utamanya merupakan bahan baku
utama industri pakan, selain dapat dikonsumsi langsung dan sebagai bahan
baku industri pangan, daun, batang, kelobot dan tongkolnya dapat dipakai
sebagai pakan ternak dan pemanfaatan lainnya, demikian juga halnya dengan
bagian lainnya jika dikelola dengan baik berpotensi mempunyai nilai ekonomi
yang cukup menarik.
Secara umum topografi daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar
dan sedikit bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya
terdapat di Kecamatan Talamau dan Gunung Tuleh. Ketinggian daerah
bervariasi dari 0 sampai 913 meter diatas permukaan laut. Wilayah datar
dengan kemiringan 0-3%, datar bergelombang dengan kemiringan 3-8%,
3
berombak dan bergelombang dengan kemiringan lereng 8%-15% serta wilayah
bukit bergunung dengan kemiringan lereng diatas 11-15%. BPS Provinsi
Sumatera Barat (2010)
Nagari Lingkuang Aua merupakan salah satu Nagari yang berada di
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Dimana Nagari Lingkuang
Aua memiliki Topografi relatif datar serta mempunyai iklim yang cocok untuk
budidaya tanaman jagung. Geomorfologi di Nagari Lingkuang Aua didominasi
lahan perkebunan ini tidak terlepas adanya aliran sungai untuk daerah yang
memungkinkan tanahnya subur untuk dikelola menjadi lahan perkebunan.
Di pasaman barat keadaan tanah yang cukup datar dan sedikit
bergelombang sangat cocok untuk ditanami berbagai macam perkebunan dan
pertanian. Salah satunya jagung dimana selain sawit pasaman barat juga
terkenal dengan tanaman jagung. Berdasarkan wawancara dengan salah
seorang petani yang ada di Jorong Batang Biyu jagung sangat cocok untuk
ditanami di pasaman barat, karena tanah nya yang relatif datar dan sedikit
bergelombang dan pertanian ini tidak terlepas dari aliran sungai dan membantu
untuk tanaman jagung.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pendapatan Petani Jagung
Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat”.
4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Berapa biaya produksi jagung dalam satu periode penanaman Jorong Batang
Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat?
2. Berapa keuntungan/laba petani jagung dalam satu periode penanaman
Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat?
3. Berapa R/C Ratio petani jagung dalam satu kali periode penanaman di
Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat?
4. Motivasi petani dalam menanam jagung Jorong Batang Biyu Nagari di
Lingkuag Aua kecamatan Pasaman Barat Kabupaten Pasaman Barat?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: Analisis pendapatan petani
jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menganalisa data tentang:
1. Besarnya Biaya produksi petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
5
2. Keuntungan petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
3. R/C Ratio petani Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
4. Motivasi petani dalam menanam jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan tujuan penelitian, maka kegunaan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kependidikan
srata satu (S1) pada program studi pendidikan geografi STKIP PGRI
Sumatera Barat.
2. Sebagai informasi atau tambahan bagi petani jagung Jorong Batang Biyu di
Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
3. Sebagai wawasan pengetahuan pendapatan petani jagung Jorong Batang
Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat.
6
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Petani
Menurut Mubyarto (2000:23) pertanian dalam arti luas mencakup
pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan
(termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar). Indonesia
masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranann
penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan
dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dari
produk nasional yang berasal dari pertanian.
Petani adalah membandingkan antara hasil yang diharapkan diterima pada
hasil panen (penerimaan/revenue) dengan biaya (cost) yang harus
dikeluarkannya. Hasil yang diperoleh pada saat panen disebut produksi dan
biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Pengertian petani dapat
didefenisikan sebagai pekerjaan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau suumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna
memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan peralatan yang bersifat
tradisional dan modern.
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia
yang termasuk didalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan
juga kehutanan. Petani dalam pengertian yang luas mencakup semua usaha
kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman,
6
7
hewan dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, petani
juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk
membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Menurut Wahyudin (2005:93) golongan petani dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Petani kaya: petani yang memiliki luas lahan 2,5 ha lebih.
b. Petani sedang: petani yang memiliki luas lahan 1 sampai 2,5 ha.
c. Petani miskin: petani yang memiliki luas lahan kurang dari 1 ha.
2. Jagung
Jagung ( L Zea Mays ) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan juga di Indonesia (misalnya Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak. Jagung
merupakan tanaman semusim (annual). Salah satu hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari. Pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan peruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi.
Jadi sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi yang baik untuk
budidaya tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atau ladang
yang tidak terlindung dari cahaya matahari. Lokasi untuk penanaman jagung
sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup.
8
3. Biaya produksi
Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan
pengorbanan fisik dan non non fisik, baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam kegiatan ekonomi setiap kegiatan untuk memperoleh suatu barang atau
jasa diperlukan pengorbanan dari barang atau jasa lain dengan demikian
pengorbanan ini diartikan sebagai modal atau biaya
Menurut Laila (2012) biaya dapat dibedakan menjadi beberapa macam
yaitu:
a. Biaya ekplisit adalah semua biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh
petani dalam menyelenggarakan usahatani. Seperti membajak tanah,
biaya pupuk, biaya pemeliharaan dan upah langsung petani.
b. Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan saja
sebagai biaya tidak benar-benar yang dibayar secara nyata oleh petani
seperti transportasi, peyusutan alat.
Produksi adalah mencangkup setiap usaha untuk merubah, mempertinggi
atau mengadakan nilai atas barang dan jasa produksi suata barang sehingga
barang dan jasa dapat berguna bagi manusia (Saputra dalam Agusti, 2013).
Produksi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas dalam perusahaan industri
berupa penciptaan nilai tambah dari input menjadi output pada tingkat kualitas
tertentu secara efektif dan efesien sebagai produk dari proses penciptaan nilai
tambah itu dapat dijual dngan harga yang kompetitif di pasar global (Vincen
Garpesz,1999:5).
9
Sedangkan menurut Soekartawi (1994:15) mengemukakan bahwa fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) variabel
penjelas (X) variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang
menjelaskan biasanya berupa input, dengan fungsi produksi maka peneliti bisa
mengetahui hubungan antara faktor produksi dan produksi secara langsung dan
hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti. Selain itu dengan fungsi
produksi, maka peneliti dapat mengetahui antara variabel penjelas
a. Faktor- faktor produksi
Pengertian faktor produksi merupakan barang atau jasa- jasa yang
disediakan oleh alam atau ciptaan manusia yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai barang dan jasa lain yang diperlukan manusia. Faktor
produksi dalam usaha pertanian mencakup tanah/lahan, modal, tenaga kerja
(Moehar Daniel,2002:20).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. Faktor biologi, seperti luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan
sebagainya.
b. Faktor sosial ekonomi seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, risiko, dan sebagainya.
Proses produksi untuk menghasilkan produk dibutuhkan sejumlah faktor
produksi tertentu. Misalnya untuk menghasilkan jagung dibutuhkan lahan,
modal, benih, pupuk, dan tenaga kerja. Proses produksi menuntut seorang
pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan mengkombinasikan
10
berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu
seefisien mungkin.
1. Lahan pertanian
Lahan pertanian diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan
usahatani misalnya sawah, legal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian
adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran
luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasikan
keukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar.
2. Modal
Modal dalam arti luas dan umum adalah modal petani secara
keseluruhan, dengan mmasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah
diluar tenaga kerja. Dalam proses produksi pertanian, modal dibedakan
menjadi dua macam, yaitu modal tidak bergerak ( biasanya disebut modal
tetap). Faktor produksi seperti tanah bangunan dan mesin-mesin sering
dimasukkan dalam kategori modal tetap. Sebaliknya modal tidak tetapatau
modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produk dan habis
dalam satu kali proses produksi, misalnya biaya produksi untuk membeli benih,
pupuk, obat-obatan atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja
(Soekartawi,2005).
3. Benih
Benih jagung secara teori dapat diartikan biji tanaman jagung yang
digunakan untuk tujuan bertanam jagung. Benih jagung secara umum
dibedakan menjadi 2 macam yaitu benih jagung unggulan dan benih jagung
11
lokal. Benih jagung unggul adalah benih jagung yang mempunyai sifat-sifat
yang lebih atau unggul dari varietas sejenisnya. Benih jagung lokal adalah hasil
pertanaman spesifik lokasi, tidak merupakan benih hibrida dan impor.
4. Pupuk
Pada dasarnya pupuk sangatlah bermanfaat dalam mempertahankan
kandungan unsur hara yang ada didalam tanah serta memperbaiki atau
menyediakan kandungan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia
ditanah untuk mendukung petumbuhan tanaman. Manfaat utama dari pupuk
yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari
padat menjadi gembur.
Pemberian pupuk organik terutama dapat memperbaiki strutur tanah dengan
menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain menyediakan unsur
hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat
hilang seperti N,P,K yang mudah hilang dengan penguapan.
5. Tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu
diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja
dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja
perlu diperhatikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja
menurut (Soekartawi,2005):
1. Tersedianya tenaga kerja
2. Kualitas tenaga kerja
12
3. Jenis kelamin
4. Pendapatan
Secara umum pengertian pendapatan menurut Hull dan Helman (2013:11)
menyatakan “bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang
posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau
kekayaan keluarga (termasuk semua barang dan hewan pemeliharaan) dipakai
untuk membagi kedalam tiga kelompok pendapatan yaitu: a) pendapatan
rendah, b) pendapatan sedang, dan c) pendapatan tinggi”.
Menurut ikatan akuntansi Indonesia (1999: PSAK No.23, 3) menyatakan
bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas (modal), yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal (Nafarin, 2007:54). Sedangkan untuk perusahaan dagang,
pendapatan adalah hasil penjualan barang dagang (Kuswardi,2008:40).
Pendapatan timbul karena terjadi transaksi jual beli barang antar pihak
produksi dengan pihak pembeli, baik transaksi itu dilakukan secara tunai,
kredit, atau sebagian kredit dan sebagian tunai. Selama barang sudah
diserahkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli, hasil penjualan tersebut
sudah harus dicatat sebagai pendapatan dalam perhitungan laba/rugi.
Soeharjo dan Patong dalam Depritos (2012:50) menyatakan bahwa
pendapatan adalah balas jasa dari kerjasama faktor-faktor produksi lahan,
tenaga kerja, modal, dan jasa pengelolaan. Pendapatan usahatani tidak hanya
berasal dari kegiatan produksi saja tetapi dapat juga diperoleh dari hasil
13
menyewakan atau menjual unsur-unsur produksi, misalnya menjual kelebihan
alat-alat produksi, menyewakan lahan dan lain sebagainya.
Pendapatan pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendapatan
bersih dan pendapatan kotor. Pengertian pendapatan kotor adalah pendapatan
yang berasal dari penjualan hasil produksi yaitu dengan cara harga jual
dikalikan hasil produksi usaha. Sementara pendapatan bersih adalah
penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi setelah dikurangi
dengan biaya total usaha.
Menurut Zaini (2010) pendapatan adalah hasil kali antara jumlah produksi
dengan harga jual ditingkat petani, besar kecilnya pendapatan dipengaruhi
jumlah produksi. Responden yang memiliki produksi tinggi akan mendapatkan
pendapatan yang besar dan sebaliknya untuk jumlah produksi yang rendah
maka pendapatan yang diterimapun akan lebih kecil.
Pendapatan dibidang pertanian adalah produksi yang dinyatakan dalam
bentuk uang tunai sebelum dikurangi dengan biaya pengeluaran selama
kegiatan usaha tani tersebut (Daniel,2002). Sedangkan menurut Soeharto
(2009), penerimaan adalah harga dikalikan dengan jumlah yang dijual.
Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah
output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh
perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Macam-macam pendapatan,
a) pendapatan total yaitu jumlah seluruh pendapatan perusahaan dari hasil
penjualan sejumlah produk/barang yang dihasilkan, b) pendapatan rata-rata
yaitu penerimaan perunit produk yang terjual, c) penerimaanmarginal yaitu
14
penerimaan tambahan dari adanya tambahan perunit produk yang terjual
(Ramboyz,2013).
Jadi pendapatan adalah pencapaian seseorang yang didapatkan dari suatu
usaha ataupun pekerjaan yang dilakukan seseorang, demi mendapatkan upah,
laba ataupun keuntungan baik itu berupa barang maupun jasa dalam memenuhi
kebutuhan.
5. Keuntungan/laba
Menurut Laila (2012), keuntungan atau laba adalah selisih antara
penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali
musim tanam (biaya ekplisit dan implisit). Sedangkan menurut yani (2013),
didefenisikan dengan dua cara yaitu laba dalam ilmu ekonomi murni
didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya, biaya kesempatan).
Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya-biaya produksi. Perbedaan di antara keduanya adalah
dalam hal pendefenisian biaya.
Menurut Horngren (1997), bahwa laba merupakan kelebihan total
pendapatan dibandingkan total bebannya. Laba disebut juga pendapatan bersih
atau net earnings. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2001). Bahwa laba
atau laba bersih adalah laba operasi dikurang pajak, biaya bunga, biaya riset,
dan pengembangan. Laba bersih disajikan dalam laporan rugi laba dengan
menyandingkan antara pendapatan dengan biaya.
15
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua
transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi
kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara
pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dari pada beban
maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka
perusahaan mendapatkan rugi (Yani, 2013).
Unsur-unsur laba dapat dibedakan menjadi:
a. Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu hasil dari apa yang dikerjakan oleh
seseorang.
b. Beban
Beban merupakan hal yang dikeluarkan atau apa yang harus
dipertanggung jawabkan seseorang untuk mendapatkan sebuah hasil yang
diharapkan.
c. Biaya
Biaya adalah sesuatu yang harus dikorbankan dalam suatu bisnis atau
usaha. Dalam hal ini biaya dapat diartikan sebagai hal yang harus menjadi
kas dalam suatu bisnis.
d. Penghasilan
Penghasilan adalah hasil akhir dari bisnis.
16
6. R/C Ratio
Menurut Kasmir (2008) “rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya”.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
laindalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada dalam diantara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat angka-angka
dalam satu periode maupun beberapa periode.
Menurut Irawati (2005:22) “rasio keuangan merupakan teknik analisis
dalam bidang manajemen yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan
perusahaan, baik daftar neraca maupun laba/rugi”.
R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk.
Usaha pertanian akan menguntungkan apabila nilai R/C>1, semakin besar nilai
R/C maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha
tersebut.
R/C= menurut Rahardjo (2007:104) rasio keuangan perusahaan
diklasifikasikan menjadi lima bagian yaitu:
1) Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
17
2) Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas
penggunaan aktiva atau atau kekayaan perusahaan.
4) Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang
menunjukkan tingkat inflasi atau perolehan (keuntungan) dibandingkan
penjualan atau aktiva.
5) Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi
dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
7. Motivasi
1. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif dapat dijadikan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Motif Biogenitas
Adalah motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme
demi kelanjutan hidupnya.
b. Motif Sosiogenitas
Adalah motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat orang tersebut tinggal.
18
c. Motif Teologis
Adalah manusia sebagai makhluk yang berkebutuhan, sehingga ada
interaksi antara manusia dengan Tuhannya-Nya
Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya (Uno,2007).
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling, dab didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan (Sadirman, 2004:73).
Donal dalam Sadirman (2004:74) motivasi dirangsang karena adanya
tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu
aksi, yakni tujuan motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan, maka
dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai suatu yang kompleks. Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan
dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Malthis (2006:114) motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut bertindak. biasanya orang bertindak karena suatu
19
alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena
kinerjanya, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya manusia
yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan untuk
memahami motivasi berbeda-beda, karena teori yang berbeda mengembangkan
pandangan dan model mereka sendiri. Teori motivasi manusia yang
dikembangkan oleh Maslow dalam Malthis (2006:116) mengelompokkan
kebutuhan manusia menjadi lima kategori yang naik dalam urutan tertentu.
Sebelum kebutuhan mendasar terpenuhi, seseorang tidak akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. kebutuhan dan kebersamaan dan kasih
sayang, serta kebutuhan akan aktualisasi diri.
Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi adanya tujuan dan keinginan
yang saling berkaitan.
2. faktor yang mempengaruhi Motivasi.
a. Karena tuntutan ekonomi sehingga setiap orang harus bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
b. Kondisi lingkungan, lingkungan yang mendukung membuat petani
termotivasi untuk mengembangkan usaha taninya, petani yakin
dengan lingkungan yang ada produksi jagung dapat terus
meningkat dan mendapatkan keuntungan yang besar.
c. Adanya harapan yang tinggi akan hasil yang diperoleh, sehingga
petani terus bekerja dengan harapan kehidupan dan pendapatannya
dapat terus bertambah.
20
d. Pengetahuan dan pengalaman dibidang bididaya jagung yang sudah
turun temurun.
B. Penelitian yang Relevan
Kajian penelitian yang relevan ini merupakan bagian yang menguraikan
tentang beberapa hasil yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Di
bawah ini akan dikemukakan hasil-hasil studi yang di rasa perlu dan relevan
dengan penelitian penulisan antara lain:
Depritos (2012), menjelaskan dalam skripsinya “analisis pendapatan
tanaman hias di lubuk minturun, rata-rata usaha tani tanaman hias di kelurahan
lubuk minturun koto tangah nilai perbandingan antara penerimaan dan
pengeluaran usahatani tanaman hias adalah sebesar 2.02 berarti usaha tanaman
hias di kelurahan lubuk minturun sungai lareh kecamatan koto tangah kota
padang efesien.
Eka, (2012), menjelaskan dalam skripsinya “ pendapatan rata-rata tenaga
kerja pada industi batik tanah liek (tanah liat) di Jorong Teluk Sikai Nagari
Sungai Duo. Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya adalah kecil dari
UMR yaitu sebanyak Rp 1.800.725 dengan total penerimaan setiap tenaga
kerja Rp 447.004 perhelai kain setiap satu kali periode produksi batik.
Menurut Vevi Yas‟a Tanjung (2012) tentang studi budidaya tanaman
jagung di kenagarian Tarung-tarung kecamatan Rao Kabupaten Pasaman
menyatakan pembudidayaan tanaman jagung ditinjau dari cara pengolahan
lahan, cara pemilihan benih, cara penanaman, cara pemupukan, dan cara
pemeeliharaan.
21
Ni Kadek Arifini (2013), menjelaskan dalam skripsinya “ analisis
pendapatan pengrajin perak di Desa Kemasan Kabupaten Klungkung”.
Berdasarkan hasil uji secara serempak menunjukkan bahwa jumlah produk,
jam kerja dan pengalaman kerja secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan pengrajin perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung.
Di tunjukkan dengan nilai adjurted R savare sebesar 0,567 persen yang berarti
bahwa pendapatan pengrajin perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung di
pengaruhi jumlah produk, jam kerja dan pengalaman kerja sebesar 56,7 persen
dan sisanya sebesar 43,3 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di
masukkan dalam model penelitian ini.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, penulis
disini lebih menekankan pada biaya produksi, keuntungan/laba, R/C Ratio
(perbandingan) serta motivasi petani dalam menanam jagung di Jorong Batang
Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
C. Kerangka Konseptual
Petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari lingkuang Aua Kecamatan
Pasaman adalah usaha pertanian yang dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat. petani jagung ini menyebar merata di seluruh kampung . usaha
pertanian jagung ini merupakan mata pencaharian sampingan yang berprofesi
sebagai petani dan selama ini menopang kehidupan ekonomi masyarakat
Nagari Lingkuang Aua. Panen jagung ini umumnya 2 sampai 3 kali dalam 1
tahun, sehingga petani mendapatkan hasil dari jagung sebanyak 2 sampai 3 kali
dalam 1 tahun.
22
Dalam hal ini penulis akan menganalisis pendapatan dan keuntungan petani
jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua. Pendapatan usaha
jagung berasal dari hasil penjualan jagung sebanyak 1 kali penanaman (1 kali
periode) dan hasil produksi tersebut yang telah selesai diolah dan dijual kepada
pedagang (toke), hasil penjualan ini berupa penerimaan petani jagung ,
selanjutnya penerimaan ini dikurangi dengan berbagai biaya usaha pertanian
jagung, yaitu biaya bibit, biaya perawatan dan biaya panen. Setelah
menghitung seluruh pengeluaran dan penerimaan, maka petani lingkuang aua
baru mendapatkan keuntungan dari petani jagung. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada kerangka konseptual ini.
Biaya Produksi
Laba/rugi
Analisis pendapatan
petani jagung
R/C Ratio
(perbandingan)
Motivasi masyarakat
Gambar 1: Kerangka Konseptual
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian “ kuantilatif (metode gabungan)
“ yaitu didalam penelitian kualitatif konsep dan kategorilah, bukan kejadian
atau frekuensinya, yang dipersoalkan. Dengan kata lain, penelitian kualitatif
tidak meneliti suatu lahan kosong tetapi ia menggalinya (Mc.Cracken,
1998,hal.17)
Sementara metode kuantitatif berhubungan induksi enumeratif (induksi
yang ditarik atas dasar perhitungan). Salah satu tujuan utamanya adalah
menemukan berapa banyak dan jenis manusia apa saja dalam populasi umum
dan populasi induk yang mempunyai karakteritik khusus yang ditemukan ada
dalam populasi sampel.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto:2006:130)
“populasi juga sering diartikan seluruh data yang menjadi perhatian dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. (Margono,2009:118).
Populasi penelitian ini adalah semua masyarakat yang ada di Jorong Batang
Biyu Dengan jumlah 660 KK dan jumlah petani jagung dari 660 KK tersebut
adalah 60 KK. (Kantor Wali Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat, 2017).
23
24
2. Sampel Responden Penelitian,
Sampel penelitian ini adalah di Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang
Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Pengambilan sampel
dengan mengguanakan metode Total Sampling dengan jumlah petani jagung
sebanyak 60 KK. (Sumber pengolahan data sekunder, 2017).
C. Defenisi Operasional Variabel dan Indikator
Variabel dalam penelitian ini adalah (1) biaya produksi, (2) untung/laba,
(3) R/C Ratio, dan (4) motivasi petani.
1. Pembiayaan usaha tani
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam
rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan (Supriyano, 2006;16).
a. Biaya ekplisit adalah biaya yang secara ekonomis harus ikut diperhitungkan
sebagai biaya produksi, meskipun tidak dibayar dalam bentuk uang
misalnya, upah tenaga kerja sendiri, bunga atas modal sendiri.
b. Biaya implisit adalah semua pengeluaran uang yang digunakan untuk
membayar faktor produksi, bahan-bahan dan transportasi.
2. Keuntungan/laba
adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha
untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu
(Soemarso,2004).
25
Indikator:
a. .Pendapatan
b. Beban
c. Biaya
d. Penghasilan
3. R/C Ratio
Adalah nilai perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usaha tani
Indikator:
a. Penerimaan usaha tani jagung
b. Pengeluaran usaha tani jagung
4. Motivasi .
Adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang
dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
a. Kendala dalam usaha tani jagung
b. Upaya peningkatan hasil produksi jagung
d. Jenis, Sumber, Teknik Pengumpulan, dan Alat Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka data yang hendak
dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data
yang akan diperoleh dari kantor Wali Nagari. Kemudian data primer yang akan
dikumpulkan adalah data yang bersangkutan dengan analisis pendapatan petani
26
jagung di Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
2. Sumber Data
Sebagai sumber dalam pengumpulan data maka untuk data primer
dikumpulkan dari responden dilapangan, sedangkan data sekundernya
diperoleh dari kantor Wali Nagari, dan instrumen lain yang dianggap
mempunyai data yang relevan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara terbimbing melalui penyebaran angket dengan sampel responden
yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan, sedangkan data sekunder didapat
melalui wawancara, observasi dan pencatatan dengan pejabat setempat.
4. Alat Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan melalui wawancara terbimbing dengan responden
melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, sedangkan data
sekunder diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan pencatatan.
Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan
data dan alat pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut:
27
Tabel III. 1 Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan dan
Alat Pengumpulan Data
Teknik Alat
No Jenis Data Sumber Data Pengumpulan Pengmpulan
Data Data
1 Data sekunder kantor wali Observasi, Pencatatan a. keadaan nagari wawancara,dan
lingkungan pencatatan
geografis
daerah
pnelitian
b. jumlah
penduduk
petani
2 Data primer: Responden Angket, Kuesioner a. biaya wawancaradan
produksi pencatatan
b.
keuntungan/laba
e. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui tujuan penelitian yang pertama menggunakan analisis
finansial dengan cara data yang diperoleh dari responden yang berpedoman
dengan pertanyaan atau kuesioner dikumpulkan kemudian ditabulasi dan
dianalisis, yang kedua mengunakan analisis finansial dengan cara data yang
diperoleh dianalisis secara tabulasi yang meliputi biaya produksi dan
keuntungan usahatani jagung.
1. Biaya
Menurut Kasim (2004) untuk menghitung biaya digunakan rumus
yaitu:
TC = Tce + TCi
28
Dimana:
TC = Biaya total usahatani dalam periode usahatani
Tce= besarnya biaya yang berupa biaya ekplisit (explicit costs) (Rp)
TCi= Besarnya biaya yang berupa implisit (implicit costs) (Rp)
2. Keuntungan/Laba
Menurut Kasim (2004) untuk menghitung keuntungan/laba digunakan
rumus:
=TR - TC
Dimana:
= keuntungan atau laba
TR=penerimaan total (Rp)
TC=biaya total (Rp)
3. R/C Ratio
R/C Ratio merupakan perbandingan antara penerimaan (revenue) dan
biaya (cost), menurut Rahim dan Hastuti (2007) yaitu
R/C ratio=
Dimana:
R/C ratio=Revenue cost ratio
TR=total revenue (total pendapatan) (Rp)
TC= total production cost (total biaya produksi ) (Rp)
29
4. Motivasi
a. Reduksi data
Reduksi data adalah proses seleksi, pengfokusan, penyederhanaan dan
abtraksi. Reduksi data dapat dilakukan dengan seleksi, membuat ringkasan
atau uraian singkat. Memfokuskan dan mengabstraksikan data mentah
menjadi informasi yang bermakna.
b. Penyajian data (display data)
Proses penampilan data sederhana berbentuk naratif. Dalam penyajian
data berwujud kesimpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan
penarikan kesimpulan. Penyajian data dilakukan agar sajian data tidak
menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi
Langkah terakhir yang ditempuh dalam menganalisis data adalah dengan
pengambian kesimpulan atau verifikasi yaitu usaha untuk mencari atau
memahami makna. Pengambilan kesimpulan yang dimaksud adalah dalam
tahap ini adalah memaknai data yang terkumpul. Kesimpulan perlu dibuat
dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dan mengacu pada
pokok permasalahan yang diteliti.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian ini terletak di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan
Pasaman Barat. Kondisi Nagari Lingkuang Aua pada umumnya sama dengan
Nagari- Nagari yang lain yang ada di wilayah Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat termasuk Nagari yang mempunyai
potensi yang lebih rendah.
Secara umum Lingkuang Aua mengalami beberapa kemajuan –
kemajuan baik di Bidang Ekonomi, Bidang Pendidikan, Bidang kesehatan,
Nagari Lingkuang Aua terdiri atas 11 jorong. Dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel III.2. Nama-nama jorong di Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
No Nama Jorong
1 Bandarjo
2 Batang Biyu
3 Kampung Cubadak
4 Jambak
5 Katimaha
6 Pasaman Baru
7 Padang Durian Hijau
8 Rimbo Binuang
9 Rimbo Jandung
10 Simpang Empat
11 Tanjung Pangka Sumber: Kantor Wali Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.(2017)
30
31
1. Kondisi Geografis
Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat,
Propinsi Sumatera Barat terletak di sebelah selatan dari ibu kota kabupaten
dengan luas wilayah 223,45 ha.
1. Sebelah Utara : Nagari Aia Gadang dan Nagari Sungai Aua
2. Sebelah Selatan : Nagari Simpang Tigo Koto Baru
3. Sebelah Timur : Nagari Aua Kuniang dan Nagari Sinuruik
4. Sebelah Barat : Nagari Kapa dan Nagari Sasak
E. Topografi
Daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar dan sedikit
bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya terdapat di
Kecamatan Talamau dan Gunung Tuleh. Ketinggian daerah bervariasi dari 0
sampai 913 meter diatas prmukaan laut. Wilayah datar dengan kemiringan 0-
3% datar bergelombang dengan kemiringan 3-8%, berombak dan
bergelombang dengan kemiringan lereng 8%-15% serta wilayah bukit
bergunung dengan kemiringan lereng diatas 11-15%. Nagari Lingkuang Aua
memiliki ketinggian berkisar 40 meter diatas permukaan laut.
F. Iklim
-Curah Hujan
-Banyak Bulan Hujan
-Suhu Udara
-Bentang Wilayah
:210 mm
:3-8 bulan
:28°C s/d 33°C
:Dataran dan Berbukit
32
G. Keadaan Ekonomi Masyarakat Nagari Lingkuang Aua Kecamatan
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Keadaan Ekonomi masyarakat Nagari Llingkuang Aua pada saat ini ada
meningkat dibanding dari tahun kebelakang. Karena pihak yang
berkepentingan mencari jalan terobosan untuk meningkatkan tahap
ekonominya. masyarakat dengan demikian untuk upaya selanjutnya agar lebih
meningkat ekonomi masyarakat akan memberdayakan/memanfaatkan potensi
yang ada di Nagari, yang sudah berjalan kurang lebih 10 tahun kebelakang
yaitu diantaranya. Melalui perkebunan sawit dan jagung.
Usaha perkebunan tersebut bisa sedikit membantu dan mendorong kepada
masyarakat kecil dan menengah, dengan adanya kebun tersebut warga
masyarakat Nagari Lingkuang Aua merasa terbantu beban hidupnya, adapun
yang harus dipertahankan bersama dalam pembinaan petani tersebut. Baik
pengelolaan, pemasaran hasil perkebunan itu sendiri maupun para perangkat
pemerintah dan para petani harus saling pengertian dan kerjasama yang
harmonis agar program tersebut berjalan dengan lancar dan baik agar hasilnya
bisa dikembangkan lagi bagi para masyarakat Nagari Lingkuang Aua.
33
B. Hasil Penelitian
Data yang akan dikemukakan yaitu hasil penelitian yang berkaitan
dengan analisis pendapatan petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, dapat
dilihat pada hasil penelitian di bawah ini:
1. Biaya Produksi petani jagung di Jorong Batang Biyu Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Tabel 4. Biaya eksplisit (TCe) petani jagung di Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. (Rp)
No Biaya No Biaya Eksplisit No Biaya
Eksplisit Eksplisit
(Rp)
1 825000 21 1100000 41 925000
2 850000 22 1000000 42 925000
3 1125000 23 1000000 43 925000
4 1025000 24 1000000 44 1025000
5 875000 25 825000 45 1000000
6 900000 26 1250000 46 850000
7 950000 27 1000000 47 825000
8 800000 28 925000 48 800000
9 800000 29 875000 49 900000
10 850000 30 1100000 50 925000
11 775000 31 900000 51 800000
12 925000 32 900000 52 925000
13 825000 33 825000 53 925000
14 950000 34 1050000 54 925000
15 925000 35 975000 55 850000
16 1025000 36 900000 56 850000
17 1000000 37 775000 57 1750000
18 1750000 38 925000 58 825000
19 1000000 39 900000 59 825000
20 950000 40 1000000 60 900000
Jumlah 57.025.000
Rata –rata 950.416
( Hasil pengolahan data primer, 2018)
34
Di dapatkan biaya eksplisit (Tce) adalah Rp. = Rp 950.416
Tabel 5. Biaya Implisit (Tci) petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat (Rp)
No Biaya Implisit No Biaya Implisit No Biaya Implisit
(Rp) (Rp) (Rp)
1 1240000 21 1550000 41 1250000
2 1340000 22 1160000 42 1270000
3 1280000 23 1620000 43 1370000
4 1650000 24 1150000 44 1390000
5 1280000 25 1300000 45 1490000
6 1220000 26 1270000 46 1250000
7 1500000 27 1520000 47 1140000
8 1190000 28 1650000 48 1320000
9 1290000 29 1270000 49 1150000
10 1250000 30 1600000 50 1240000
11 1230000 31 1560000 51 1310000
12 1510000 32 1270000 52 1180000
13 1350000 33 1190000 53 1260000
14 1360000 34 1580000 54 1150000
15 1140000 35 1500000 55 1270000
16 1850000 36 1450000 56 1430000
17 1480000 37 1440000 57 1260000
18 1780000 38 1440000 58 1520000
19 1650000 39 1260000 59 1180000
20 1470000 40 1470000 60 1170000
Jumlah 81.910.000
Rata –rata 1.365.166
( Hasil pengolahan data primer, 2018)
Didapatkan Biaya Implisit (TCi) adalah Rp
= Rp 1.365.166
35
Tabel 6. Hasil panen jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang
Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
No Penerimaan No penerimaan No Penerimaan
(Rp) (Rp) (Rp)
1 4000000 21 4000000 41 4000000
2 6000000 22 5000000 42 5000000
3 4000000 23 7000000 43 4000000
4 7000000 24 4000000 44 6000000
5 6000000 25 5000000 45 7000000
6 5000000 26 6000000 46 5000000
7 4000000 27 6000000 47 4000000
8 5000000 28 5000000 48 5000000
9 5000000 29 4000000 49 6000000
10 4000000 30 4000000 50 4000000
11 5000000 31 5000000 51 5000000
12 6000000 32 6000000 52 4000000
13 5000000 33 4000000 53 5000000
14 7000000 34 4000000 54 6000000
15 5000000 35 5000000 55 4000000
16 4000000 36 5000000 56 5000000
17 5000000 37 4000000 57 5000000
18 5000000 38 5000000 58 4000000
19 6000000 39 6000000 59 6000000
20 4000000 40 5000000 60 5000000
Jumlah 300.000.000
Rata –rata 5.000.000
Berdasarkan Tabel 4 dan 5 dapat dilihat biaya eksplisit dan biaya
implisit petani jagung, biaya eksplisit dengan rata-rata Rp. 950.416 dan rata-
rata biaya implisit Rp. 1.365.166. untuk menghitung biaya petani petani
jagung di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat di gunakan rumus sebagai berikut:
TC = Tce + TCi
TC = 950.416 + 1.365.166
= 2.315.582
36
Maka total biaya petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang
Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat adalah Rp 2.315.582 per
satu kali periode tanam, artinya setipa masing-masing responden dari 60
responden mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.315.582 untuk satu kali periode
tanamnya diantaranya biaya benih, pupuk, penanggulangan hama, pestisida ,
biaya telepon, penyusutan alat dan transportasi.
2. Keuntungan /laba yang terdapat di Jorong Batang Biyu Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Total penerimaan petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat adalah Rp.
300.000.000 dan biaya total usahatani di Nagari Lingkuang Aua adalah Rp
2.315.582
Untuk menghitung keuntungan / laba digunakan rumus:
π= TR-TC
π= 5.000.000 – 2.315.582
= 2.159.284
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total yang
dikeluarkan oleh petani dalam satu kali periode tanam (biaya eksplisit dan
biaya implisit), penerimaan rata- rata yang diperoleh petani jagung sebesar Rp
5000.000 dan total biaya Rp 2.315.582 maka setelah jumlah penerimaan rata-
rata dikurangi biaya total rata-rata akan diperoleh keuntungan rata-rata sebesar
37
Rp 2.159.284. maka keuntungan rata-rata ussahatani jagung sebesar Rp
2.159.284.
3. R/C Ratio Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Total pendapatan petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat adalah Rp
5.000.000 dan total biaya Rp 2.315.582 . untuk mengetahui kelayakan
usahatani jagung maka digunakan rumus analisis R/C Ratio sbb:
R/C Ratio=
=
= 2,1
Kelayakan usahatani jagung yang dilaksanakan di Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dapat diketahui dengan
menggunakan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio), yang mana
merupakan perbandingan antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost).
Petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua jumlah
pendapatan yang diperoleh Rp 5.000.000 dan biaya total Rp 2.315.582 maka
setelah penerimaan rata-rata dibagi dengan biaya total rata-rata maka akan
diketahui rata-rata R/C Ratio sebesar 2,1 Artinya apabila nilai R/C>1,
semakin besar nilai R/C maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
diperoleh dari usaha tersebut.
38
4. Motivasi Petani Jagung Jorong Batang Biyu Di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
Gambar 5: wawancara dengan bapak IK (50 Tahun)
Dokumentasi (6 Februari 2018)
a. Menurut bapak ( TS 5 Februari 2018) mengatakan:
“Bapak tu mangatokan kalau motivasi inyo mananam jaguang
caro pengelolaan nyo yang mudah, dalam mananam jaguang
ambo mamiliah bibit unggulan karano kalau bibit turunan indak
amuah tumbuah doh supayo hasil panen jaguang tu rancak.
mangkonyo ambo tu acok mananam jaguang untuak manambah
penghasilan. Kalau dari hasil jaguang indak cukuih doh untuak
keperluan kami, mangkonyo ambo mancari tambahan lain,
sabagai tukang ojek“
39
Artinya:
bapak itu mengatakan kalau motivasinya menanam jagung cara
pengelolaan nya yang mudah, dalam menanam jagung bapak ini memilih
bibit unggulan karna kalau bibit turunan jagung tidak mau tumbuh, bapak ini
memilih bibit unggulan supaya hasil jagung nya bagus. Makanya bapak ini
sering menanam jagung untuk menambah penghasilan, karna kalau hasil
jagung saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, makanya
bapak ini mencari kerja sampingan sebagai tukang ojek.
Gambar 7: wawancara dengan ibu SP (50 Tahun) Dokumentasi (6 Februari 2018)
40
b. Menurut Ibu SR (6 Februari 2018) mengatakan:
“motivasi ambo mananam jaguang karano caro mananam nyo
mudah, lagian dari pado tanah ambo kosong ancak ambo tanam
jaguang untuak tambahan balanjo. Dalam mananam jaguang
ambo pakai bibit unggulan supayo buah jaguang tu ancak, pakai
pupuak jo semprotan hama supayo indak mudah kanai panyakik.
Hasil panen jaguang kalau untuak kabutuhan sahari-hari iyo
indak cukuik doh, mangkonyo ambo mancari hasil tambahan
manjua kue ketek-ketek supayo kabutuhan kami cukuik”.
Artinya:
motivasi ibu menanam jagung karena cara menanam nya yang mudah,
lagian daripada tanah nya kosong makanya ibu menanam jagung untuk
tambahan belanja. Dalam menanam jagung ibu ini memilih bibit unggulan
supaya hasilnya bagus, dan pakai pupuk serta semprotan hama supaya tidak
mudah terserang penyakit. Hasil panen jagung kalau untuk kebutuhan sehari-
hari tidak mencukupi, makanya ibu mencari hasil tambahan dari kedai kecil-
kecilan. Supaya kebutuhan kami tercukupi.
c. Menurut bapak (SP 6 Februari 2018) mengatakan:
“Ambo mananam jaguang untuak di jua baliak gunonyo untuak
abuih jagung. Karano abuih jaguang laris manis di daerah iko,
mangkonyo ambo mananam jaguang taruih. Karano kalau
mananam jaguang sampai panen hasil nyo sakali dalam 3 atau 4
bulan, sadangkan untuak abuih jaguang bisa 2 kali panen. Dalam
mananam jaguang ambo mamiliah bibit unggulan supayo hasil
nyo rancak, pupuak nyo pun harus komplit dan di semprot supayo
indak mudah kanai panyakik, hasil panen dari jaguang kalau
untuak kabutuhan sahari-hari lai cukuik.”
Artinya:
bapak ini mengatakan kalau dia menanam jagung untuk dijual kembali
yaitu untuk rebus jagung. Karna rebus jagung di daerah ini sangat laris.
Makanya bapak ini sudah sejak dulu menanam jagung. Bapak ini mengatakan
41
kalau jagung dipanen dalam 3 atau 4 bulan maka Cuma bisa dipanen satu
kali, sedangkan untuk rebus jagung bisa 2 kali panen. Dalam menanam
jagung bapak ini menggunakan bibit ungggulan supaya hasilnya bagus, dan
pemberian pupuk nya pun harus komplit dan harus diberi penyemprotan
hama, supaya tidak mudah diserang penyakit. Hasil panen dari jagung ini
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari kami.
42
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian Jorong Batang
Biyu di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat yang meliputi:1) biaya, 2) untung/laba, 3) R/C Ratio dan 4) Motivasi
petani dalam menanam jagung.
Pertama, biaya eksplisit di Nagari Lingkuang Aua adalah Rp
57.025.000 dengan rata-rata Rp 950.416 yang mana biaya eksplisit ini
meliputi biaya bibit, pupuk, penanggualngan hama, dan pestisida sedang kan
biaya implisit di Nagari Lingkuang Aua adalah Rp 81.910.000 dengan rata-
rata Rp 1.365.166 yang mana biaya implisit meliputi telepon, penyusutan alat
dan transportasi. Dan rata-rata biaya total adalah Rp 2.159.284. artinya dari
60 responden petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari Lingkuang Aua
maka total biaya rata-rata yang dikeluarkan responden masing-masing sebesar
Rp 2.159.284 untuk satu kali penanaman jagung.
Menurut Tesa (2014:39) yaitu biaya eksplisit di Nagari Kuranji Hilir
adalah rp. 184.639.000 dengan rata-rata Rp. 1.742.387 yang mana biaya
eksplisit ini meliputi biaya bibit, biaya membajak, biaya pengolahan, biaya
penanaman, biaya pupuk, biaya penyiangan, biaya pemeliharaan, biaya
pestisida, dan upah langsung petani sedangkan untuk biaya implisit di Nagari
Guguak Kuranji Hilir adalah Rp. 82.549.000 dengan rata-rata Rp. 778.764
yang mana biaya implisit ini meliputi biaya transportasi, biaya penyusutan
alat, biaya pengeiran, dan total biaya produksi dan rata-rata biaya total adalah
Rp.2.251.151. Artinya dari 106 responden petani padi sawah di Nagari
43
Guguak Kuranji Hilir maka total biaya rata-rata yang dikeluarkan responden
masing-masing adalah sebesar Rp. 2.251.151 untuk satu kali periode tanam
atau satu kali dalam enam bulan.
Terlihat pada hasil penelitian bahwa wilayah Jorong Batang Biyu
Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat .total
biaya produksi Rp 2.315.582 yang terdiri dari biaya benih, pupuk
penanggulangan hama, pestisida, biaya telepon, penyusutan alat, dan
transportasi.
Hal ini sesuai dengan Assauri (2008) produksi merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambahkan
kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa seperti diketahui kegunaannya
atau utilitas dibedakan atas karena bentuk, tempat, waktu, dan pemilikannya.
Faktor-faktor produksi terdiri dari tanah atau alam, modal, tenaga kerja,
keterampilan teknis dan tekonologi.
Kedua, hasil penerimaan rata-rata yang diperoleh petani jagung
sebesar Rp 5000.000 dan total biaya rata-rata Rp 2.315.582 maka setelah
jumlah penerimaan rata-rata di kurangi biaya total rata-rata akan diperoleh
keuntungan Rp 2.159.284 di Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat selama satu kali periode. Artinya masing-masing responden
memperoleh keuntungan tani jagung sebesar Rp 2.159.284. Menurut Laila
(2012), keuntungan atau laba adalah selisih antara penerimaan dengan biaya
total yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali periode penanaman. (Laila,
(2012)
44
Menurut Tesa (2014:41) yaitu penerimaan rata-rata yang diperoleh
petani sawah padi sebesar Rp. 4.535.788 dan total biaya rata-rata dikurangi
biaya total rata-rata akan diperoleh keuntungan rata-rata yaitu sebesar Rp.
2.014. 637 di Nagari Guguak Kuranji Hilir Kecamatan Sungai Limau
Kabupaten Padang Pariaman per satu kali periode tanam. Artinya masing-
masing responden di Nagari Guguak Kuranji Hilir dari 106 responden
mendapatkan keuntungan usaha tani padi sawahnya sebesar Rp. 2.014.637
selama satu kali peroide tanam atau satu kali dalam enam bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total penerimaan petani jagung
Rp 5.000.000 dan total biaya ekplisit petani Rp 2.315.582 dimana penerimaan
dikurangi biaya total. Maka petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman memperoleh keuntungan sebesar Rp
2.159.284
Hal ini sesuai dengan Laila (2012), keuntungan atau laba merupakan
selisih antara penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan oleh petani
dalam satu kali musim tanam (biaya eksplisit dan biaya implisit)
Ketiga, total pendapatan petani jagung di Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat adalah Rp 5.000.000 dan
total biaya usahatani jagung sebesar Rp 2.315.582. maka hasil R/C Ratio nya
adalah sebesar 2,1 artinya dari 60 responden di Nagari Lingkuang Aua
memperoleh keuntungan sebesar 2,1 setiap kali periode dapat dikatakan
layak.
45
R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga mnghasilkan
produk. Usaha pertanian akan menguntungkan apabila nilai R/C Ratio
semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
(Kasmir, 2008)
Menurut Tesa (2014:43), yaitu total pendapatan padi sawah di
Nagari Guguak Kuranji Hilir adalah Rp. 2.793.401 dan total biaya usaha tani
padi sawah di Nagari Guguak Kuranji Hilir adalah sebesar Rp. 2.251.151.
Maka hasil R/C Rationya adalah sebesar 1,1 artinya dari 10 responden di
Nagari Guguak Kuranji Hilir masing-masing diantaranya memperoleh
keuntungan sebesar Rp. 0,1 setiap kali periode tanam atau satu kali dalam
enam bulan Rp. 0,1 dapat dikatakan kurang layak karna apabila dibandingkan
dengan kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan untuk makan, pakaian dan
biaya sekolah anak maka keuntungan Rp. 0,1 tidak sebanding dengan biaya
hidupn masyarakat petani. Maka untuk meningkatkan keuntungan petani padi
di Nagari Guguak Kuranji Hilir Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang
Pariaman diharapkan agar memproduksi padi sawah tiga kali dalam setahun,
memperoleh bibit yang baik, pupuk yang baik, menjaga atau memelihara padi
sawah dengan baik, dan memanen dengan tepat waktu agar memperoleh hasil
yang baik. Dan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat diharapkan
kepada masyarakat petani untuk menambah tanaman lain, seperti jagung,
cabe, kacang dan lain-lain.
46
Hasil kelayakan analisa petani jagung didapatkan bahwa jumlah
pendapatan yang diperoleh Rp 5.000.000 dan biaya total rata-rata Rp
2.315.582 maka setelah penerimaan rata-rata dibagi dengan biaya total maka
akan diketahui rata-rata R/C Ratio sebesar 2,1 artinya setiap satu rupiah yang
dikeluarkan responden akan memperloeh keuntungan 2,1 dimana kelayakan
petani jagung dapat dikatakan layak.
Hal ini sesuai dengan Rahardi (1999) berpendapat bahwa R/C Ratio
menunjukkan pendapatan kotor (penerimaan) yang diterima untuk setiap
rupiah yang dikeluarkan untuk memproduksi, sekaligus menunjang kondisi
suatu usaha. Ukuran kondisi tersebut sangat penting karena dapat dijadikan
penilaian terhadap keputusan perusahaan dan kemungkinan pengembangan
usaha tersebut. Tujuan utama dari usaha adalah untuk memperoleh
pendapatan yang besar, disamping tujuan yang lebih utama dalah untuk
mencapai suatu tingkat efisiensi yang tinggi.
Keempat, motivasi masyarakat petani jagung Jorong Batang Biyu di
Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Cara
pengelolaannya yang mudah dan keadaan yang relatif datar sangat cocok
untuk ditanami jagung. Rata-rata petani jagung lebih sering mengalami
untung dari pada rugi.
Hasil dari responden dapat disimpulkan bahwa motivasinya
menanam jagung adalah cara penanaman yang mudah, dan kondisi tanah
yang baik dan datar yang ada d Jorong Batang Biyu memperoleh keuntungan
untuk ditanami jagung dan dapat dikatakan layak.
47
Hal ini sesuai dengan Malthis (2006) motivasi merupakan keinginan
dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. biasanya
orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami
motivasi sangatlah penting karena kinerjanya, reaksi terhadap kompensasi
dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan
mempengaruhi motivasi
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Jorong Batang
Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman
Barat dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Biaya produksi jagung di Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang Aua
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Biaya total eksplisit
rata-rata petani jagung adalah Rp 950.416 dan biaya total rata-rata
implisit Rp 1.365.000 sehingga di dapat total biaya rata-rata
responden (biaya eksplisit + biaya implisit) adalah Rp 2.315.582.
2. Keuntungan/laba jagung di Jorong Batang Biyu Nagari Lingkuang
Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Penerimaan rata-
rata Rp 5.000.000 dan total biaya Rp 2.315.582 maka di dapat total
keuntungan rata-rata (penerimaan-biaya total) adalah Rp 2. 159.284
3. R/C Ratio (perbandingan) jagung di Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Jumlah pendapatan Rp 5.000.000 dan biaya total Rp 2.315.582 maka
didapat biaya total R/C Ratio rata-rata (pendapatan/biaya total) adalah
2,1 artinya apabila nilai R/C>1 , maka semakin besar keuntungan
yang diperoleh, atau sebaliknya. Karna besar nilai R/C maka dapat
dikatakan layak.
48
49
4. Motivasi masyarakat petani dalam menanam jagung Jorong Batang
Biyu Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat. Cara pengelolaan yang mudah dan tanah yang relatif
datar sangat cocok untuk ditanami jagung, petani memilih bibit
unggulan supaya hasil jagung bisa berkualitas baik dan bisa
mendapatkan untung yang lebih besar.Dan kondisi tanah yang
mendukung.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ditemukan di atas
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada masyarakat petani jagung Jorong Batang Biyu
di Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat. lebih meningkatkan produksi, pendapatan dan
keuntungan.
2. Diharapkan kepada petani jagung meningkatkan keuntungan,
seperti: memproduksi jagung tiga kali dalam setahun, memperoleh
bibit yang baik, pupuk yang baik dan mamanen tepat waktu agar
memperoleh hasil yang baik.
3. Diharapkan kepada petani jagung Jorong Batang Biyu di Nagari
Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman untuk meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat..
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami lagi
tentang jagung dilihat dari variabel lain.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2006. prosedur penelitian. PT. Rineka Cipta:Jakarta
Afnita, Eka (2012) analisis pendapatan industri batik tanah liek (tanah
liat). Skripsi Pendidikan Geografi STKIP Sumbar Padang
Arifini, Ni kadek (2013). Analisis pendapatan pengrajin perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung Skripsi Pendidikan Geogarafi STKIP PGRI Padang.
Budiman, H. 2012. Sukses Bertanam Jagung komoditas pertanian yang menjanjikan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
BPS Provisi Sumatera Barat (2010)
. Depritos, (2012). Analisis pendapatan tanaman hias di lubuk minturun Skripsi
Pendidikan Geografi STKIP PGRI Padang.
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan,Rajawali Pers, Jakarta.
Laila, Nor. Zuraida, Ana dan Jaelani, Achmad. 2012. Analisis Pendapatan
Usahatani Padi (Oryza Sativa L) Benih varietas Ciherang Yang
Bersertifikat dan Tidak Bersertifikat dn Tidak Bersertifikat Di
Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Media sainS, Volume 4 Nomor 1
.
Nagari lingkuang Aua.2017. Data Kependudukan di nagari Lingkuang Aua.
O.L.Surya. 2006. Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki lima
diKawasan Sekitar Fasilitas Kesehatan. Semarang: Universitas
diponegoro.
Ramboyz,Safety.2013.perilakukonsumen.http://safetyramboyz.blogspot.com/2 013/04/ perilaku-konsumen.html.Diakses 06 januari 2014 pukul 19.00 WIB
. Rahayu, Siska. (2012). Analisis Usaha Tani Gambir di Nagari Talang Maua
Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota. STKIP PGRI
Padang.
Sumatera Barat dalam angka. 2010. BPS Provinsi Sumatera Barat
Tantung, Vevi Yas‟a (2012) studi budidaya tanaman jagung di Kenagarian
Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman STKIP PGRI
Padang
51
Yani, Fitri .2013. Pengertian Laba. http://fitriyanifitriyanifitriyani.
Blogspot.com/2013/01/pengertian-laba.html. diakses 13 november 2013 pukul 14.00 WIB.
Zaini, Achmad. Pengaruh Biaya Produksi dan Penerimaan Terhadap
Pendapatan Petani Padi Sawah di Lua Gagak Kabupaten Kutai Kartanegara. Samarinda : UM.
52
Lampiran 1: Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN
ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG JORONG BATANG
BIYU DI NAGARI LINGKUANG AUA KECAMATAN
PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT
A. Pengantar
Assalamu‟alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur saya ucapakan atas kehadiran Allah SWT dan
iringan Doa kepada Nabi Muhammad SAW dan juga saya doakan kepada
Bapak/Ibu semoga senantiasa berada dalam keadaan sehat wal‟afiat dan
selalu berada dalam lindungan ALLAH SWT, sehingga Bapak/Ibu dapat
memberikan informasi yang sebenarnya dengan jujur serta suka rela,
sehingga informasi ini akan bermanfaat bagi saya dalam melakukan
penelitian.
Pedoman wawancara ini saya buat bukanlah untuk maksud lain,
melainkan semata-mata untuk memperoleh informasi yang saya butuhkan
demi menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan Geografi STKIP
PGRI Sumatera Barat.
Atas waktu kesempatan dan kemurahan hati Bapak/Ibu yang
diberikan saya ucapkan terima kasih.
B. Petunjuk pengisian angket
1. Bacalah pernyataan sejelas mungkin sehingga bapak/ibu mengerti dari
maksud pernyataan ini. 2. Isilah dengan jawaban yang bapak/ibu anggap benar.
C. Identitas Responden
Nama Responden :
Umur Responden :
Jenis Kelamin :
53
Daftar Pertanyaan:
A. Biaya:
1. Darimanakah biaya awal bapak/ibu dalam menanam jagung? a. Biaya sendiri b. Biaya koperasi c. Toke d. Biaya investor
2. Berapakah biaya awal bapak/ibu gunakan dalam menanam jagung? a. Rp 1.000.000 b. Rp 1.250. 000 c. Rp 1.500.000 d. Rp. 1.750.000
3. Siapa yang membantu bapak/ibu dalam menanam jagung? a. Keluarga b. Tetangga c. Famili d. Orang lain
4. Berapa luas lahan bapak/ibu untuk di tanami jagung? a. 1 ha b. ±1 ha c. 2 ha d. ±2 ha
5. Berapa hari yang bapak/ibu gunakan untuk menanam jagung? a. 1 hari b. ± 1 hari c. 2 hari d. ± 2 hari
54
Biaya ekplisit:
1. Berapa harga benih bapak/ibu gunakan dalam menanam jagung? a. Rp. 250.000 b. Rp. 300.000 c. Rp. 325.000 d. Rp. 350.000
2. Berapa banyak benih yang bapak/ibu gunakan dalam
menanam jagung? a. 15 kg b. 20 kg c. 25 kg d. 30 kg
3. Berapa harga pupuk yang bapak/ibu gunakan untuk menanam jagung? a. Rp 300.000 b. Rp 325.000 c. Rp.350.000 d. Rp.375.000
4. Apa jenis pupuk bapak/ibu gunakan dalam menanam jagung? a. UREA b. Kotoran Ternak c. SP-36 d. Pupuk KCL
5. Berapa biaya yang bapak/ibu gunakan untuk penanggulangan hama? a. Rp 125.000 b. Rp 150.000 c. Rp 175.000 d. Rp 200.000
6. Apa nama pestisida yang Bapak/Ibu gunakan untuk memelihara
tanaman jagung? d. Fungisida e. Herbisida f. Insektida g. Rodentisida
7. Berapa biaya yang bapak/ibu gunakan untuk membeli pestisida ?
a. Rp 100.000 b. Rp 150.000 c. Rp.200.000 d. Rp 250.000
55
8. Berapa botol pestisida yang bapak/ibu gunakan untuk
memelihara tanaman jagung? a. 1 botol b. ±1 botol c. 2 botol d. ± 2 botol
9. Apakah selama menanam jagung bapak/ ibu sering mengalami kendala? a. Iya b. Tidak c. Jarang d. Kadang-kadang
10. Faktor apa saja yang mempengaruhi bapak/ibu dalam
menanam jagung? a. Cuaca b. Topografi c. Keadaan tanah d. Suhu
Biaya implisit:
1. Berapa biaya telpon yang bapak/ibu gunakan dalam menanam jagung
dalam satu kali periode? a. Rp 200.000 – Rp 300.000 b. Rp 300.000 – Rp 400.000 c. Rp 400.000 – Rp 500.00 d. Rp 500.000 – Rp 600.000
2. Berapa biaya transportasi yang bapak/ib u gunakan dalam
menanam jagung selama satu kali periode? a. Rp 500.000 – Rp 600.000 b. Rp 600.000 – Rp 700.000 c. Rp 700.000 – Rp 800.000 d. Rp. 800.000 – Rp 900.000
3. Berapa biaya penyusutan alat yang bapak/ibu gunakan dalam
menanam jagung? a. Rp 400.000 b. Rp 500.000 c. Rp 550.000 d. Rp 600.000
56
B. UNTUNG / LABA:
1. Berapakah untung/ laba bapak/ibu saat hasil panen jagung? a. Rp 2000.000 - Rp 2.500.000 b. Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000 c. Rp 3.000.000 - Rp 3.500.000 d. ± Rp 3.500 000
2. Apakah bapak/ibu sering mengalami untung/laba saat panen jagung? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Sering
3. Apakah dari untung /laba dalam usahatani jagung tersebut mencukupi
kebutuhan ekonomi bapak/ibu? a. Cukup b. Tidak cukup
4. Apakah dalam pemberian pupuk / penyemprotan hama dalam usaha tani
yang bapak/ibu miliki sangat membantu untuk mendapatkan
untung/laba?
a. Tidak membantu b. Sangat membantu c. Membantu d. Kurang membantu
5. Jika usahatani jagung bapak/ibu tidak mengalami keuntungan/laba,
pekerjaan sampingan apa yang bapak/ibu lakukan? a. Jualan b. Buruh c. Tukang ojek d. Tidak ada
6. Berapa hasil panen Bapak/Ibu peroleh dalam satu kali periode? a. Rp 4.000.000 b. Rp 5.000.000 c. Rps. 6.000.000 d. Rp. 7.000.000
57
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG JORONG BATANG BIYU DI
NAGARI LINGKUANG AUA KECAMATAN PASAMAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT
A. Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Terlebih dahulu saya mendoakan semoga Bapak/saudara selalu dalam
lindungan Allah SWT dan berada dalam keadaan sehat walafiat sehingga
Bapak/saudara dapat bermurah hati memberikan informasi yang jelas kepada
kami dengan penuh kejujuran.
Daftar pertanyaan ini saya susun untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan guna menyelesaikan pendidikan ( Skripsi) saya dijurusan
Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang. Informasi yang saya dapat
dari Bapak/ibu akan sangat membantu dalam penyelesaian skripsi saya.
Data-data yang Bapak/saudara berikan tidak akan menimbulkan
masalah-masalah dikemudian hari, oleh sebab itu besar harapan saya agar
Bapak/saudara kiranya memberikan informasi dan mengisi daftar pertanyaan
ini sejujur-jujurnya.Atas kemurahan hati Bapak/saudara saya ucapkan terima
kasih dan semoga Bapak/saudara tetap dalam lindungan Allah SWT
Padang, Januari 2018 Peneliti
Mira Narfitri Yanti
58
A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas bapak/ibu terlebih dahulu dengan tepat dan benar
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan yang ada sejelas mungkin sehingga
Bapak/saudara mengerti maksudnya, kemudian isilah secara jelas dan
tepat berdasarkan petunjuk pertanyaan.
B. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :Laki-laki
Perempuan
Umur :
Jenis pekerjaan :
1. Apakah motivasi bapak/ibu dalam menanam jagung padahal
hasil panen tidak sesuai biaya yang di keluarkan?
2. Apakah hasil panen jagung bapak/ibu mencukupi kebutuhan
keluarga sampai pada musim panen berikutnya? 3. Adakah hasil pekerjaan sampingan bapak/ibu selain menanam
jagung ? 4. Bagaimanakah cara bapak/ibu memenuhi kebutuhan sehari- hari
selain dari hasil panen jagung?
5. Apakah hasil panen jagung bapak/ibu untuk pendidikan anak-anak
tercukupi? 6. Tumbuhan apa yang ibu tanam selain jagung? 7. Apakah dalam menanam jagung bapak/ibu menggunakan bibit
unggulan? 8. Sudah berapa lama bapak/ibu menanam jagung? 9. Mengapa bapak/ibu mnjadikan jagung sebagai sumber penghasilan? 10. Bagaimana cara bapak/ibu menanam jagung agar jagung tersebut
berkualitas baik?
59
Gambar 1: Lahan jagung di daerah Batang Biyu
Dokumentasi (3 Februari 2018)
Gambar 2: Kondisi lahan jagung di Batang Biyu
Dokumentasi (3 Februari 2018)
60
Gambar 3: wawancara dengan bapak MN (46 Tahun)
Dokumentasi ( 5 Februari 2018)
Gambar 4: Wawancara dengan bapak WR (54 Tahun) Dokumentasi ( 5 Februari 2018)
61
Gambar 5 : Wawancara dengan bapak Kn (52 Tahun)
Dokumentasi ( 5 Februari 2018)
Gambar 6: wawancara dengan ibu SR (49 Tahun)
Dokumentasi ( 6 Februari 2018 )
62
Lampiran III : Tabulasi Data Biaya Eksplisit
No Biaya eksplisit
Benih Pupuk Penanggulangan Pestisida hama
1 250000 300000 125000 150000
2 250000 325000 125000 150000
3 350000 375000 200000 200000
4 250000 s375000 200000 200000
5 250000 325000 150000 150000
6 300000 325000 125000 150000
7 325000 325000 150000 150000
8 250000 300000 150000 100000
9 250000 300000 150000 100000
10 300000 325000 125000 100000
11 250000 300000 125000 100000
12 300000 325000 150000 150000
13 250000 350000 125000 100000
14 300000 325000 175000 150000
15 300000 325000 150000 150000
16 350000 375000 200000 200000
17 300000 350000 150000 200000
18 325000 375000 175000 200000
19 300000 375000 175000 150000
20 300000 350000 150000 150000
21 300000 350000 200000 250000
22 300000 350000 150000 200000
23 300000 350000 200000 150000
24 300000 300000 200000 200000
25 300000 300000 125000 100000
26 325000 350000 150000 200000
27 350000 350000 150000 150000
28 325000 325000 175000 100000
29 300000 350000 125000 100000
30 350000 375000 175000 200000
31 300000 300000 150000 150000
32 300000 300000 150000 150000
33 300000 300000 125000 100000
34 300000 350000 150000 250000
35 300000 350000 175000 150000
36 250000 300000 200000 150000
37 250000 300000 125000 100000
38 300000 375000 150000 100000
39 300000 300000 150000 150000
40 300000 350000 200000 150000
41 300000 325000 150000 150000
63
42 250000 325000 150000 200000
43 300000 350000 125000 150000
44 325000 350000 150000 200000
45 300000 350000 150000 200000
46 300000 300000 150000 100000
47 250000 325000 150000 100000
48 250000 300000 150000 100000
49 300000 325000 125000 150000
50 250000 325000 150000 200000
51 250000 325000 125000 100000
52 300000 325000 150000 150000
53 300000 325000 150000 150000
54 300000 325000 150000 150000
55 300000 325000 125000 100000
56 250000 300000 150000 150000
57 325000 325000 175000 250000
58 250000 300000 125000 150000
59 250000 300000 125000 150000
60 300000 300000 150000 150000
64
Lampiran IV : Tabulasi Data Biaya Implisit
No Biaya Implisit
Telepon Transportasi Penyusutan Alat
1 320000 520000 400000
2 320000 620000 400000
3 230000 650000 400000
4 480000 620000 550000
5 320000 560000 400000
6 250000 570000 400000
7 320000 680000 500000
8 260000 530000 400000
9 310000 580000 400000
10 320000 530000 400000
11 270000 560000 400000
12 340000 670000 500000
13 220000 630000 500000
14 320000 540000 500000
15 220000 520000 400000
16 550000 750000 550000
17 320000 660000 500000
18 520000 710000 550000
19 420000 730000 500000
20 330000 640000 500000
21 430000 620000 500000
22 220000 540000 400000
23 420000 650000 550000
24 230000 520000 400000
25 260000 640000 400000
26 350000 520000 400000
27 330000 640000 550000
28 380000 720000 550000
29 240000 530000 500000
30 420000 630000 550000
31 320000 640000 600000
32 330000 540000 400000
33 240000 550000 400000
34 430000 650000 500000
35 350000 650000 500000
36 420000 630000 400000
37 420000 620000 400000
38 320000 720000 400000
39 320000 540000 400000
40 220000 750000 500000
41 340000 510000 400000
65
42 220000 550000 500000
43 350000 520000 500000
44 230000 610000 550000
45 320000 620000 550000
46 230000 620000 400000
47 230000 510000 400000
48 250000 570000 500000
49 210000 540000 400000
50 230000 510000 500000
51 270000 540000 500000
52 220000 560000 400000
53 350000 510000 400000
54 220000 530000 400000
55 350000 520000 400000
56 410000 520000 500000
57 330000 530000 400000
58 250000 720000 550000
59 250000 530000 400000
60 250000 520000 400000
Lampiran V Reduksi Data -Motivasi
No Inisial Hasil wawancara Arti wawancara Kesimpulan Keseluruhan
1 TS Bapak tu mangatokan Bapak itu mengatakan Dari hasil wawancara kalau motivasi inyo kalau motivasinya tersebut dapat
mananam jaguang menanam jagung cara disumpulkan bahwa cara caro pengelolaan nyo pengelolaan nya yang pengelolaan jagung yang
mudah dan tanahnya yang yang mudah, dalam mudah, dalam
relatif datar dan sangat mananam
jaguang menanam jagung bapak cocok untuk ditanami
ambo
mamiliah bibit ini memilih
bibit tanaman jagung dimana
unggulan karano kalau unggulan karna kalau petani jagung dengan
bibit
turunan indak bibit turunan jagung memilih bibit unggulan. amuah tumbuah doh tidak mau tumbuh,
supayo hasil panen bapak ini memilih bibit
jaguang tu rancak. unggulan supaya hasil
mangkonyo ambo tu jagung nya bagus.
acok mananam Makanya bapak ini
jaguang untuak sering menanam jagung
manambah untuk menambah
penghasilan. Kalau penghasilan, karna
dari hasil jaguang kalau hasil jagung saja
indak cukuih doh tidak cukup untuk
untuak keperluan kami, memenuhi kebutuhan
mangkonyo ambo sehari- hari, makanya
mancari tambahan bapak ini mencari kerja
lain, sabagai tukang sampingan sebagai
ojek tukang ojek
2 SR motivasi ambo motivasi ibu menanam
mananam jaguang jagung karena cara
karano caro mananam menanam nya yang
nyo mudah, lagian dari mudah, lagian daripada
pado tanah ambo tanah nya kosong
kosong ancak ambo makanya ibu menanam
tanam jaguang untuak jagung untuk tambahan
tambahan balanjo. belanja. Dalam
Dalam mananam menanam jagung ibu ini
jaguang ambo pakai memilih bibit unggulan
bibit unggulan supayo supaya hasilnya bagus,
buah jaguang tu ancak, dan pakai pupuk serta
pakai pupuak jo semprotan hama supaya
semprotan hama tidak mudah terserang
supayo indak mudah penyakit. Hasil panen
kanai panyakik. Hasil jagung kalau untuk
panen jaguang kalau kebutuhan sehari-hari
untuak kabutuhan tidak mencukupi,
sahari-hari iyo indak makanya ibu mencari
cukuik doh, mangkonyo hasil tambahan dari
ambo mancari hasil kedai kecil-kecilan.
tambahan manjua kue Supaya kebutuhan kami
ketek-ketek supayo tercukupi.
kabutuhan kami cukuik
3 SP Ambo mananam bapak ini mengatakan
jaguang untuak di jua kalau dia menanam
baliak gunonyo untuak jagung untuk dijual
abuih jagung. Karano kembali yaitu untuk
abuih jaguang laris rebus jagung. Karna
manis di daerah iko, rebus jagung di daerah
mangkonyo ambo ini sangat laris.
mananam jaguang Makanya bapak ini
taruih. Karano kalau sudah sejak dulu
mananam jaguang menanam jagung.
sampai panen hasil nyo Bapak ini mengatakan
sakali dalam 3 atau 4 kalau jagung dipanen
bulan, sadangkan dalam 3 atau 4 bulan
untuak abuih jaguang maka Cuma bisa
bisa 2 kali panen. dipanen satu kali,
Dalam mananam sedangkan untuk rebus
jaguang ambo jagung bisa 2 kali
mamiliah bibit panen. Dalam menanam
unggulan supayo hasil jagung bapak ini
nyo rancak, pupuak menggunakan bibit
nyo pun harus komplit ungggulan supaya
dan di semprot supayo hasilnya bagus, dan
indak mudah kanai pemberian pupuk nya
panyakik, hasil panen pun harus komplit dan
dari jaguang kalau harus diberi
untuak kabutuhan penyemprotan hama,
sahari-hari lai cukuik supaya tidak mudah
diserang penyakit. Hasil
panen dari jagung ini
mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari
kami.
Display Data -Motivasi
No Inisial Jawaban Keterengan
1 TS Bapak tu mangatokan kalau motivasi Masyarakat inyomananam jaguangcaro
pengelolaan nyo yang mudah, dalam
mananam jaguang ambo mamiliah
bibit unggulan karano kalau bibit
turunan indak amuah tumbuah doh
supayo hasil panen jaguang tu
rancak. mangkonyo ambo tu acok
mananam jaguang untuak manambah
penghasilan. Kalau dari hasil jaguang
indak cukuih doh untuak keperluan
kami, mangkonyo ambo mancari
tambahan lain, sabagai tukang ojek
2 SR motivasi ambo mananam jaguang Masyarakat
karano caro mananam nyo mudah,
lagian dari pado tanah ambo kosong
ancak ambo tanam jaguang untuak
tambahan balanjo. Dalam mananam
jaguang ambo pakai bibit unggulan
supayo buah jaguang tu ancak, pakai
pupuak jo semprotan hama supayo
indak mudah kanai panyakik. Hasil
panen jaguang kalau untuak
kabutuhan sahari-hari iyo indak
cukuik doh, mangkonyo ambo
mancari hasil tambahan manjua kue
ketek-ketek supayo kabutuhan kami
cukuik
3 SP Ambo mananam jaguang untuak di Masyarakat
jua baliak gunonyo untuak abuih
jagung. Karano abuih jaguang laris
manis di daerah iko, mangkonyo
ambo mananam jaguang taruih.
Karano kalau mananam jaguang
sampai panen hasil nyo sakali dalam
3 atau 4 bulan, sadangkan untuak
abuih jaguang bisa 2 kali panen.
Dalam mananam jaguang ambo
mamiliah bibit unggulan supayo hasil
nyo rancak, pupuak nyo pun harus
komplit dan di semprot supayo indak
mudah kanai panyakik, hasil panen
dari jaguang kalau untuak kabutuhan
sahari-hari lai cukuik
Verifikasi Data
-Motivasi
No Inisial Kesimpulan Kesimpulan Keseluruhan
1 TS Bapak itu mengatakan kalau Dari hasil wawancara tersebut motivasinya menanam jagung cara dapat disimpulkan bahwa cara pengelolaan nya yang mudah, dalam pengelolaan jagung yang mudah menanam jagung bapak ini memilih dan tanahnya yang relatif datar
dan sangat cocok untuk ditanami bibit unggulan karna kalau bibit
tanaman jagung dimana petani turunan jagung tidak mau tumbuh, jagung dengan memilih bibit
bapak
ini memilih bibit unggulan unggulan.
supaya hasil jagung nya bagus.
Makanya bapak ini sering menanam
jagung untuk menambah penghasilan,
karna kalau hasil jagung saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari- hari, makanya bapak ini
mencari kerja sampingan sebagai
tukang ojek 2 SRmotivasi ibu menanam jagung karena cara
menanam nya yang mudah, lagian
daripada tanah nya kosong makanya
ibu menanam jagung untuk tambahan
belanja. Dalam menanam jagung ibu
ini memilih bibit unggulan supaya
hasilnya bagus, dan pakai pupuk serta
semprotan hama supaya tidak mudah
terserang penyakit. Hasil panen
jagung kalau untuk kebutuhan sehari-
hari tidak mencukupi, makanya ibu
mencari hasil tambahan dari kedai
kecil-kecilan. Supaya kebutuhan kami
tercukupi. 3 SPbapak ini mengatakan kalau dia
menanam jagung untuk dijual kembali
yaitu untuk rebus jagung. Karna rebus
jagung di daerah ini sangat laris.
Makanya bapak ini sudah sejak dulu menanam jagung. Bapak ini
mengatakan kalau jagung dipanen dalam 3 atau 4 bulan maka Cuma bisa
dipanen satu kali, sedangkan untuk
rebus jagung bisa 2 kali panen. Dalam menanam jagung bapak ini
menggunakan bibit ungggulan supaya
hasilnya bagus, dan pemberian pupuk
nya pun harus komplit dan harus
diberi penyemprotan hama, supaya
tidak mudah diserang penyakit. Hasil
panen dari jagung ini mencukupi
untuk kebutuhan sehari-hari kami.
Lampiran : Tabulasi Data Penelitian
Biaya
Eksplisit Implisit Penerimaan
No Res 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 1 2 3 4 5 6
1 A A A A B A A A A A A B A A c A A B c A B c c A
2 A A A B B A B B A A A B B c c B B A D A A B A B
3 A c D B c D B D A D c c c D A A B A D A A c B B
4 A c c c D A A D D D B D D c c c B c c D A c D c
5 A B D D c A B B A B A B B A B B A A A c B c B A
6 A B A A A B B B A A A B A A c A A A A c B c A A
7 c B B B c c B B c B c B B c B B B B A c B D c D
8 A c A B B A A A A B A A B D B A A A A c B c B B
9 c A c B B A A A A B A A B A A B A A A c B c c A
10 A A A B B B A B A A A A B B c B A A A A B B c B
11 A A A B B A A A A A A A A A B A A A A A B B B A
12 A B A B B B B B c B c B B A B B B B B A B B B B
13 A A A B B A B c A A A A B A c A B B A A B B A B
14 c c A B c B A B A c A B B D c B A B A A B B B A
15 A B A c B B A B A B c B B D A A A A B c B B B B
16 D D c D D D D D D D B c c A B D c c c A A B D A
17 A c c c c B B c D B c c c D A B B B c c B A A A
18 D c c c c c D D D c D c c A D D c c c D A D D A
19 D c c c c B B D D c c B B D c c c B c c A c D A
20 c B A B B B A c A B A B B A B B B B B A B c A c
21 A B A B D B B c c D c D c D c c B B c A B B B B
22 B c B A A B B c A B c c A A A A A A D A B D B A
23 D A c c B B c c D D D B B B B c B c c D B D D B
24 B c B A A B c A A D c c A A A A A A D A B D c B
25 B A A A c B B A A A B A c A c A B A A c A B c B
26 A c A c c c c B A c D D B B c A c c B c A c A B
27 c c D c c D c c D B B B D c B B B c c c A c B B
28 A A c c c c B c B B A c B D c B A A c A B c A A
29 c D c D A c B B c c B A D c B B c c A B B B B c
30 B D D B D B B c A A B A B D A A A B A D A c D A
31 c c B c c D c D B c A c B A A c B c B c B B A A
32 c D A B c B B A D B A B B D D B B D c c A B B B
33 A B A B B B B A A B A B B A c B A A A B B c A c
34 A A A B B B A A A A A A B A A A A A A A B c B c
35 D D c B c B B c A B D D B A D c B B c B A D D A
36 c A A B B B B c A c A B B c c B B B B A B c B B
37 B A c B B A c A D D D B B A c c B A A c A B c A
38 A A A A A A A A A A A A A A A c B A B A B A B B
39 A c A c c B B D A B c A A c A B c A A c A c A B
40 A A A B B B A A A B A B A c B B A A A A B B B c
41 A A A c B B A c B D A B c A B A c B B B B B B B
42 B A A B B B A B A B A B B c c B A A A c B c B A
43 A B D c c A A B A B B c c D B A A B A B A c B c
44 B c A A A B B c A A c B D A A B A B c A B D B c
45 A c c c D c B c A B c c c c c A B c c A A c A D
46 c B c B c B B c A B A c B c A B B B B A B B A A
47 A B A A B B A A A A A B B D c A B A A D B B A c
48 A B B B B B B A A B A A A c c A A A A A B c A A
49 B A B A B A B B A B A A A A c A A B A c B c D A
50 A A A B B A A A A B A A B B A A A A A c B c D A
51 A A A B c B A B A A c B B A c A A B A A B B B B
52 A A c c c A B B A B A c A A c A A B B c B c D B
53 c B c B B A A B A A A A A c c A A A A D B D B c
54 c c A B B B B B A B A B B D B B A A A A B c D c
55 A B A D c B B B A B B B A c A A A A A D B B D c
56 c c c c D B B B A B A B B c c B A A B A B B D B
57 A A B B c B B B A A A A A A A c A B A A A A A A
58 c B A B A A A A A B A B B A B B A A A c B B A c
59 A A A B B A A A A A A B B D c A A A A c B c D A
60 A A A c c B B A A B A B B c B A A A A c B B B B
99°40'0"E 99°45'0"E 99°50'0"E 99°55'0"E 100°0'0"E
99°40'0"E 99°45'0"E 99°50'0"E 99°55'0"E 100°0'0"E
top related