repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7626/2/11030019 samsul...
TRANSCRIPT
1
2
3
4
ABSTRAK
Samsul Hamedi (NIM:11030019), Persepsi Masyarakat Tentang
Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di Jorong Simpang
Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat, Skripsi,
Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang,
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, informasi serta
menganalisa tentang Persepsi Masyarakat Tentang Pembangunan Pabrik Usaha
Sawit Mandiri (USM) di Jorong Simpang Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka
Kabupaten Pasaman Barat adalah : 1) persepsi masyarakat tentang proses
pembangunan pabrik USM, 2) persepsi masyarakat tentang interaksi pihak pabrik
dengan pihak masyarakat, 3) persepsi masyarakat tentang pembangunan pabrik
USM.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik
pengambilan informan dalam penelitian ini adalah teknik bola salju ( Snowball
Sampling). Dalam penentuan sampel, pertama dipilih satu atau dua orang, tetapi
karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan
maka peneliti mencari orang lain.
Hasil penelitian ini menemukan 1) persepsi masyarakat tentang proses
pembangunan pabrik USM dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat itu sendiri
karena didaerah tersebut perkebunan kelapa sawitnya begitu luas sehingga dapat
meningkatkan perekonomian petani kelapa sawit, 2) persepsi masyarakat tentang
interaksi masyarakat dengan pihak pabrik masih terjalin dengan baik sampai
sekarang contohnya adanya diskusi antara pihak perusahaan dengan tokoh
masyarakat, 3) persepsi masyarakat tentang keamanan setelah pembanggunan
pabrik USM belum mencapai tingkat keamanan yang diinginkan oleh masyarakat
karena adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi disekitar lingkungan pabrik
USM.
iii
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Masyarakat Tentang
Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di Jorong Simpang Nagari
Pabrik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat”. Skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas sarjana strata satu
Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapakan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Slamet Rianto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Loli
Setriani,M.Pd selaku Pembimbing II yang telah membimbing skripsi ini
hingga selesai.
2. Bapak atau ibu tim penguji Drs. Helfia Edial, MT, Drs. Ridwan Ahmad,
Nefilinda, SE., M.Si selaku pembaca sekaligus penguji yang telah
memberikan saran, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak ketua program studi pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
dan sekretaris beserta staf pengajar yang memberikan bantuan, dorongan, dan
bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si., sebagai ketua STKIP PGRI Sumbar.
iv
6
5. UPT Perpustakaan dan kepala Perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat
beserta staf dan karyawan.
6. Bapak Wali Nagari Nagari Parik beserta staf yang telah memberikan data
7. Kepada ayah dan ibu yang telah memberikan semangat sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi ini orangtuaku dan adik-adikku yang telah memberikan
dorongan dan motivasi yang tak terhingga dan tak ternilai harganya.
8. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi jurusan Geografi serta teman yang
lainnya yang telah memberikan masukan dan semangat dalam penulisan
skripsi.
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah di berikan
mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga hasil
penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan yang membutuhkan.
Padang, Agustus 2015
Penulis
v
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ...................... ii
ABSTRAK ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Fokus Masalah .................................................................................. 8
C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...................................................................................... 10
1. Persepsi ........................................................................................ 10
2. Pengertian Masyarakat ................................................................. 16
3. Pengertian Pabrik ......................................................................... 17
4. Interaksi ........................................................................................ 25
5. Keamanan .................................................................................... 28
B. Kajian Relevan .................................................................................. 29
C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 32
vi
8
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 33
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 33
C. Informan Penelitian .......................................................................... 33
D. Jenis Data dan Sumber Data ............................................................. 34
E. Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data ................. 35
F. Teknik Analisis dan Keabsahan data ................................................ 36
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................... 40
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 45
C. Pembahasan .................................................................................... 67
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 72
vii
9
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Penduduk Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka
Kabupaten Pasaman Barat ................................................................... 42
2. Sarana dan Prasarana Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka
Kabupaten Pasaman Barat ................................................................... 44
viii
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Berfikir ........................................................................... 32
2. Wawancara dengan bapak IN tanggal 1 Juli 2015 .......................... 45
3. Wawancara dengan ibu MS tanggal 1 Juli 2015. ............................ 46
4. Wawancara dengan bapak PL tanggal 2 juli 2015. ......................... 48
5. Wawancara dengan bapak WR tanggal 2 Juli 2015. ....................... 49
6. Wawancara dengan bapak MD tanggal 4 Juli 2015. ....................... 50
7. Wawancara dengan bapak MW pada tanggal 13 Juli 2015 ............ 51
8. Wawancara dengan bapak GI 7 Juli 2015 ....................................... 53
9. Wawancara dengan bapak IJ tanggal 7 Juli 2015 ........................... 54
10. Wawancara dengan bapak SD tanggal 10 Juli 2015 ....................... 55
11. Wawancara dengan bapak AP tanggal 10 Juli 2015 ....................... 56
12. Wawancara dengan ibu TW tanggal 10 Juli 2015 .......................... 57
13. Wawancara dengan bapak RM tanggal 12 Juli 2015 ...................... 60
14. Wawancara dengan bapak JY tanggal 13 Juli 2015 ........................ 61
15. Wawancara dengan ibu MM tanggal 13 Juli 2015.......................... 62
16. Wawancara dengan bapal AL tanggal 14 Juli 2015 ........................ 63
17. Wawancara dengan menejer pabrik tanggal 27 Juli 2015 ............... 65
18. Wawancara dengan HUMAS tanggal 28 Juli 2015 ........................ 66
ix
11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pedoman Wawancara ......................................................................... 75
2. Tabel Reduksi Wawancara ................................................................. 78
3. Tabel Rekapitulasi Wawancara .......................................................... 91
4. Informan Penelitian ............................................................................ 113
5. Foto Dokumentasi Penelitian ............................................................ 114
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembangunan industri diharapkan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan produksi untuk kebutuhan di dalam negeri dan luar negeri serta
kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi industri menuju taraf hidup yang lebih
baik. Kemudian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita,
pemerataan pendapatan, membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan usaha
informal. Pembangunan sektor industri ditujukan meningkatkan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata, dengan memanfaatkan dana,
sumber daya alam, dan hasil budidaya serta memperhatikan keseimbangan dan
kelestarian lingkungan hidup, serta memperluas dan meratakan kesempatan kerja
(Muchni : 2008).
Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional di antaranya ialah dengan peningkatan kehidupan
ekonomi yang di lakukan melalui pembangunan pertanian. hal ini sesuai karena
negara Indonesia adalah negara agraris dan sebagian besar mata pencaharian
penduduknya adalah bercocok tanam.
Arsyad dalam Wiwitna (2013) memberikan pengertian pembangunan
ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu
1
2
pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan meransang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Secara umum pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang
membentuk intuisi-intuisi baru, pembangunan industri-industri alternatif,
perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa
yang lebih baik identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi,
serta membangun usaha-usaha baru. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja bagi masyarakat daerah.
Maka perlu kerja sama antara pemerintah dengan masyarakatnya disertai dengan
adanya dukungan sumberdaya yang ada dalam rangka merancang dan
membangun ekonomi daerah.
Menurut Utoyo pengertian industri secara sempit adalah semua kegiatan
ekonomi yang di lakukan oleh manusia untuk mengolah bahan mentah yang ada
menjadi bahan setengah jadi atau mengolah barang setengah jadi tersebut
menjadi barang yang sudah benar-benar jadi sehingga memiliki berbagai
kegunaan yang lebih bagi kepentingan manusia.
Pabrik juga sangat berperan besar dalam kegiatan perindustrian di setiap
Negara, begitupun di Negara kita. Banyak jenis pabrik yang terdapat dinegara
kita. Dari mulai pabrik kebutuhan rumah tangga sampai pabrik kimia, seperti
pabrik tepung dan sebagainya.
3
Kehadiran aktivitas agroindustri ini diharapkan antara lain membuka
lapangan kerja baru dan meningkatkan multiplier effeck. Meningkatnya
multiplier effeck terjadi dengan munculnya aktivitas-aktivitas perekonomian baru
bagi masyarakat sekitarnya. Harapan terjadinya peningkatan sosial ekonomi
masyarakat sebagai akibat kehadiran aktivitas perekonomian ini tidak terlepas
dari dua faktor, yaitu sejauh mana kesempatan yang diberikan perusahaan
tersebut bagi masyarakat untuk berpartisipasi dan sejauh mana kemampuan
masyarakat berpartisipasi dalam aktivitas perekonomian baru tersebut (dalam
Muchni : 2008). Selain perubahan pendapatan, kehadiran pabrik USM (Usaha
Sawit Mandiri) juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang
tinggal di sekitar pabrik USM (Usaha Sawit Mandiri) dimana Pabrik ini
diharapkan dapat meningkatkan sumber pendapatan bagi masyarakat. Perubahan
lahan yang sebelumnya sebagai kawasan pertanian dan hutan menjadi kawasan
industri yang akan mempengaruhi jenis sumber mata pencaharian baru bagi
masyarakat setempat.
Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua
komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas perusahaan tidak dapat
dipungkiri memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut
dapat berupa dampak positif (seperti antara lain penciptaan lapangan pekerjaan
dan peningkatan ekonomi), maupun dampak negatif (seperti antara lain
penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat).
4
Pembangunan sebuah pabrik pada dasarnya selalu terdapat unsur
perubahan, khususnya perubahan menuju suatu tingkat dan kondisi yang lebih
baik. Jika dilihat dari positifnya, pembangunan sebuah pabrik dapat memberikan
lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal disekitar pabrik, dapat
mengembangkan suatu desa, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Jorong Simpang merupakan salah satu jorong yang terletak di nagari
Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat, pada desa ini rata-
rata masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit. Untuk
mengolah hasil dari pertanian masyarakat itu sendiri, maka di jorong ini didirikan
sebuah pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM). Pabrik ini didirikan ditanah seluas
kurang lebih 10ha, dalam pembangunan sebuah pabrik tentu membutuhkan kerja
sama dari masyarakat agar dapat meningkatkan daya saing harga dengan pabrik
lain. Dalam pembangunan sebuah pabrik tentu akan menimbulkan dampak
terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik itu sendiri, baik itu dampak
positif maupun dampak negatif.
Berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan, alasan sebagian
masyarakat tidak menyetujui dalam pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) tersebut adalah karena sebelum didirikannya pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM), jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten
Pasaman Barat termasuk desa yang nyaman, lingkungan nya bersih dan asri.
Masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) ini
mereka berpedoman kepada pabrik-pabrik yang telah didirikan di jorong yang
5
lain. Dimana di jorong tersebut yang dulu lingkungannya nyaman dan udaranya
belum tercemar sekarang setelah didirikannya pabrik menjadi rusak dari yang
sebelumnya. Maka dari itu masyarakat khawatir dengan berdirinya sebuah pabrik
Usaha Sawit Mandiri (USM) dapat merusak lingkungan tempat tinggal mereka.
Berpedoman kepada masyarakat jorong yang lain dimana berdirinya
sebuah pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) masyarakat berfikir bahwa pabrik
tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran udara,
pencemaran air, dan kebisingan. Maka dari itu tidak semua dari masyarakat di
jorong Simpang nagari parik kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat
setuju dengan pembangunan pabrik tersebut. Sehingga terjadilah pro dan kontra
antar masyarakat yang tinggal di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto
Balingka kabupaten Pasaman Barat.
Dalam proses pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) yang
didirikan di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten
Pasaman Barat ini menyebabkan Pro dan Kontra antar masyarakat yang tinggal
disekitar pabrik. Masyarakat yang tinggal disekitar pabrik kurang memahami
tentang proses berdirinya pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang
tersebut. Karena dalam pembangunan pabrik ini masyarakat tidak bisa
memutuskan untuk didirikannya pabrik, dalam pembangunan pabrik ini yang
bisa memutuskannya hanyalah pemuka masyarakat saja, yaitu Jorong, Datuk, dan
Ketua Pemuda. Pihak pabrik ingin membangun sebuah pabrik di jorong
Simpang karena daerah jorong simpang ini rata-rata masyarakatnya bermata
6
pencaharian sebagai petani kelapa sawit, dimana dalam pembangunan sebuah
pabrik tentu pihak pabrik harus berkonsultasi dengan pemuka masyarakat jorong
Simpang. Dalam pembangunan pabrik kelapa sawit membutuhkan lahan
pembangunan yang luas untuk didirikan sebuah pabrik tersebut.
Dalam proses pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) ini
membutuhkan tanah seluas 40 ha. Bagi masyarakat yang tanahnya terpakai untuk
pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri ini, tanahnya dibayar oleh pihak
pabrik sebesar 80 juta/ha, pembayaran ini termasuk nilai standar dari pihak
pabrik. Setelah dilakukan pembayaran dari pihak pabrik terhadap masyarakat
barulah pemuka masyarakat menyampaikan kepada masyarakat yang tanahnya
terpakai dalam pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri sehingga diadakan
musyawarah umum antara pihak pabrik dengan masyarakat untuk mendapatkan
kesepakatan dalam pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) ini.
Tetapi disamping itu banyak juga masyarakat yang setuju dengan
keberadaan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM). Karena masyarakat berfikir
dengan adanya keberadaan pabrik bisa menambah lapangan pekerjaan terhadap
masyarakat di jorong simpang. Selain itu masyarakat berfikir dengan adanya
keberadaan pabrik tersebut dapat meningkatkan harga jual sawit karena adanya
persaingan harga antara pabrik USM dengan pabrik yang lain.
Dalam proses pembanguan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) ini pihak
pabrik menunjukkan proses interaksi terhadap masyarakat untuk ikut serta dalam
proses pengembangan kinerja pabrik Usaha Sawi Mandiri (USM) di Jorong
7
Simpang. Karena dengan program ini masyarakat jorong Simpang secara tidak
langsung sudah ikut serta bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik
kedepannya. Inilah salah satu cara yang dilakukan oleh pihak pabrik untuk
menjaga keamanan dan kelestarian pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong
Simpang. Dengan kegiatan ini masyarakat sudah ikut dan terlibat dalam proses
kinerja pabrik Usaha Sawit Mandiri di dalam pencapaian hasil yang maksimal
seperti apa yang telah ditargetkan oleh pihak pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM).
Untuk menjaga keamanan pihak pabrik dan masyarakat membuat
perjanjian, dimana isi perjanjiannya : 1) pihak pabrik berpartisipasi untuk
kemajuan jorong Simpang seperti dengan pembagunan sekolah, mesjid, pemuda
dan anak yatim, 2) insentif kepada para pemuka masyarakat, 3) pemberian
beasiswa bagi siswa yang berprestasi. Sebelum perjanjian ini di sahkan, pemuka
masyarakat tidak menjamin keamanan pabrik tersebut.
Melihat berdasarkan kasus diatas, peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui lebih jauh tentang pembangunan pabrik di jorong Simpang nagari
Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat. Untuk itu penulis
mengajukan penelitian yang berjudul tentang "Persepsi Masyarakat Tentang
Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di Jorong Simpang Nagari
Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat".
8
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
yang menjadi fokus masalah pada penelitian ini adalah Persepsi Masyarakat
Tentang Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang
Nagari Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah diatas maka penelitian ini
diajukan beberapa pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi masyarakat tentang proses pembangunan pabrik
Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan
Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat?
2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang interaksi pihak pabrik dengan
masyarakat di sekitar lingkungan setelah didirikan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto
Balingka kabupaten Pasaman Barat?
3. Bagaimana persepsi masyarakat tentang keamanan setelah pembangunan
pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik
kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat.?
9
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tentang :
1. Persepsi masyarakat tentang proses pembangunan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto
Balingka kabupaten Pasaman Barat.
2. Persepsi masyarakat tentang interaksi pihak pabrik dengan masyarakat
disekitar lingkungan nya setelah didirikan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka
kabupaten Pasaman Barat.
3. Persepsi masyarakat tentang keamanan setelah pembangunan pabrik
Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan
Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk :
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatra
Barat.
2. Sebagai penambah wawasan sipeneliti untuk masa yang akan datang.
10
3. Sebagai bahan informasi dan pemikiran bagi masyarakat maupun
pemerintah tentang pendirian sebuah pabrik di sekitar lingkungan
masyarakat.
4. Sebagai landasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan hal sama.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang
menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Persepsi sosial individu
merupakan proses pencapaian pengetahuan dan proses berfikir tentang orang
lain, misal berdasarkan pada ciri-ciri fisik, kualitas, bahkan pada
kepribadiannya. Individu membangun gambaran tentang orang lain dalam
upaya menetapkan, memungkinkan, meramalkan, dan mampu mengelola
dunia sosialnya. Dalam konteks ini, apabila seseorang memiliki pengetahuan
tentang kecendrungan orang lain, ia akan mudah memahami perilaku orang
itu dimasa lalu, masa sekarang, serta dimasa yang akan datang (Hanurawan :
2010).
Secara umum, persepsi sosial persepsi interpersonal dapat
didefenisikan sebagai suatu proses pemahaman oleh seseorang terhadap
orang lain atau proses pemahaman seseorang terhadap suatu realitas sosial.
Dalam wacana yang lebih khusus, Baron dan Byrnei (2004) menjelaskan
bahwa persepsi sosial adalah usaha-usaha seseorang untuk memahami orang
lain, dalam kerangka memperoleh gambaran menyeluruh tentang intensi,
10
12
kepribadian, motif-motif yang melingkupi diri orang lain tersebut
(Hanurawan : 2010).
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.
Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak
berhenti disitu saja. pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf
ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan
proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses
penginderaan. dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului
terjadinya persepsi (Walgito : 2013).
b. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Sosial
Hanurawan mengemukan terdapat beberapa faktor utama yang
memberi pengaruh terhadap pembentukan persepsi sosial seseorang. Faktor-
faktor itu adalah faktor penerima (the perceiver), situasi (the situation), dan
objek sasaran (the target).
1) Faktor penerima
Apabila seseorang mengamati orang lain yang menjadi objek
sasaran persepsi dan mencoba untuk memahaminya, tidak dapat
disangkal bahwa pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seorang pengamat. Di antara
karakteristik kepribadian utama itu adalah konsep diri, nilai dan sikap,
13
pengalaman di masa lampau, dan harapan-harapan yang terdapat dalam
dirinya.
Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) tinggi dan
selalu merasa diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung melihat
orang lain dari sudut tinjauan yang bersifat positif dan optimistik,
dibandingkan seseorang yang memiliki konsep diri rendah. Nilai dan
sikap seseorang tidak pelak lagi memberi sumbangan bagi pendapat
seseorang tentang orang lain. Orang yang memegang nilai dan sikap
otoritarian tentu akan memiliki persepsi sosial yang berbeda dengan
orang yang memegang nilai dan sikap liberal. Pengalaman dimasa lalu
sebagai bagian dasar informasi juga menentukan pembentukan persepsi
seseorang. Harapan-harapan seringkali memberi semacam kerangka
dalam diri seseorang untuk melekukan penilaian terhadap orang lain ke
arah tertentu.
2) Faktor Situasi
Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah
menjadi tiga, yaitu seleksi, kesamaan, dan organisasi. Secara alamiah,
seseorang akan lebih memusatkan perhatian pada objek-objek yang
dianggap lebih disukai, ketimbang objek-objek yang tidak disukainya.
Proses kognitif semacam itu lazim disebut dengan seleksi informasi
tentang keberadaan suatu objek, baik yang bersifat fisik maupun sosial
pola yang telah ada.
14
3) Faktor Objek
Selain faktor kepribadian penerima dan faktor situasi, proses
pembentukan persepsi sosial dapat juga dipengaruhi oleh faktor objek.
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang
lain. Beberapa ciri yang terdapat dalam diri objek sangat memungkinkan
untuk dapat memberikan pengaruh yang menentukan terhadap
terbentuknya persepsi sosial.
c. Pengaruh Persepsi Sosial terhadap Perilaku Sosial
Dalam mempelajari perilaku sosial pada lingkungan interaksi sosial,
persepsi sosial menjadi penting karena perilaku seseorang seringkali
relevan untuk dijelaskan melalui penelaahan deskriptif terhadap persepsi
sosial seseorang terhadap hubungan sosial itu atau secara khusus terhadap
orang lain yang menjadi rekan interaksi dalam hubungan itu. Pengetahuan
akurat tentang orang lain akan sangat berguna untuk mengatur hubungan
saling-interaksi diantara mereka, baik dimasa kini maupun dimasa
mendatang (Baron dan Byrne, 2004). Dalam hubungan sosial, persepsi
sosial dapat dijadikan sebagai kerangka berfikir untuk mempermudah dan
mengatur hubungan seseorang dengan orang lain.
Namun demikian, selain bermanfaat dalam proses interaksi sosial,
persepsi sosial sebagai suatu gambaran penyederhanaan kesimpulan
tentang orang lain, terkadang dapat pula menimbulkan masalah-masalah
berkenaan dengan kesalahan persepsi. Kesalahan persepsi itu terutama
15
karena terlalu sempitnya sudut tinjauan individu dalam mencoba
memahami dan menilai orang lain.
Dari beberapa pengertian persepsi diatas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu rangkaian kesatuan yang
diawali oleh pengalaman, dimana dari pengalaman itu seseorang akan
dapat memberikan tanggapan atau pandangan terhadap sesuatu sehingga
akan mempengaruhi tingkah laku dan sikap terhadap kenyataan yang ada.
Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (dalam
sapatadekat : 2006).
Badudu-Zain dalam Sapatadekat (2006) mengatakan kumpulan
individu yang menjalin kehidupan bersama sebagai satu kesatuan besar
yang membutuhkan, memiliki ciri-ciri yang sama sebagai kelompok. Dari
beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas maka jelaslah apa yang
dimaksud dengan persepsi masyarakat itu yaitu cara masyarakat melihat
suatu objek atau fenomena yang ada di lingkungannya.
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi masyarakat
pembangunan pabrik adalah proses mental yang menghasilkan bayangan,
anggapan pada individu terhadap suatu objek dalam hal ini objek dimaksud
adalah pembangunan pabrik, maka yang dituntut dari masyarakat
16
bagaimana anggapan atau gambaran pembangunan pabrik di dalam
masyarakat tersebut.
2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling "bergaul", atau
dengan istilah ilmiah, saling "berinteraksi". suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Negara modren
misalnya, merupakan kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana,
yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan
dengan frekuensi yang tinggi. suatu negara modern mempunyai suatu jaringan
komunikasi berupa jaringan jalan raya, jaringan jalan kereta api, jaringan
perhubungan udara, jaringan telekomunikasi, sistem radio dan TV, berbagai
macam surat kabar ditingkat nasional, suatu sistem upaya pada hari-hari raya
nasional dan sebagainya. Negara dan wilayah geografis yang lebih kecil
berpotensi untuk berinteraksi secara intensif dari pada negara dengan wilayah
geografis yang sangan luas. Tambahan pula bila negara tersebut berupa
kepulauan, seperti halnya negara kita ( Koentjaraningrat : 2009).
Menurut Linton, ada satu faktor yang penting dalam pembentukan
masyarakat dari kelompok individu itu, yaitu faktor waktu. sebab, waktu inilah
yang memberikan kesempatan kepada individu untuk bekerja sama dan
menemukan pola-pola tingkah laku dan sikap yang bersifat timbal balik, dan
menemukan teknik-teknik hidup bersama. Dengan adanya waktu yang cukup
lama, timbullah syarat-syarat yang perlu dimiliki oleh tiap-tiap masyarakat,
17
yaitu adanya proses adaptasi dan organisasi prilaku para anggota kelompok,
sehingga timbullah kesadaran berkelompok. Adaptasi timbal balik dalam
tingkah laku dan sikap individu, mengubah aggregate of individuals menjadi
kelompok yang terorganisasikan dan mempunyai jiwa kelompok sebagai ciri
esensial masyarakat. Eksistensi masyarakat timbul oleh adanya interaksi sosial,
yang dapat dianalisis sebagai proses sosial (Arifin : 2012).
3. Pengertian Pabrik
Dalam industri, keberadaan pabrik merupakan kunci penentu
kemampuan daya saing perusahaan. Seluruh konsep,rencana, dan umpan balik
yang diperoleh akan ditransformasikan ke dalam pabrik. Pabrik merupakan
elemen dari perusahaan yang menerjemahkan seluruh kebutuhan manajemen
agar dapat menjawab permintaan pasar. Pabrik merupakan elemen dari
perusahaan yang menerjemahkan seluruh kebutuhan manajemen agar dapat
menjawab permintaan pasar.
Pabrik adalah kumpulan bahan, mesin, peralatan dan pekerja yang
dirangkai oleh pengorganisasian kegiatan secara teratur untuk memproduksi
barang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan pada tingkat biaya yang
wajar. Interaksi komponen-komponen dalam pabrik menyebabkan masalah-
masalah yang muncul menjadi kompleks. Konsekuensinya, para manajer pabrik
harus seorang insinyur yang bukan saja memiliki kemampuan di bidang teknik,
tetapi juga manajerial. Sebab, kemampuan keteknikan hanya bisa digunakan
18
untuk pengelolaan masalah-masalah yang timbul dari bahan, mesin, peralatan,
dan produk saja, sedangkan pekerja perlu dikelola dengan seni manajerial.
(Hadiguna : 2009).
a. Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah kumpulan dari unsur- unsur fisik yang
disusun berdasarkan logika tertentu untuk mencapai objektif yang
ditetapkan sebelumnya. Tata letak pabrik perlu direncanakan dan dirancang
dengan baik dan benar. Efisiensi dan efektivitas pabrik dipengaruhi oleh
tata letak pabrik. Tata letak pabrik merupakan rangkaian proses keputusan
yang berorientasi jangka panjang atau strategis.
Tata letak pabrik merupakan pengorganisasian seluruh fasilitas fisik
yang ada di dalam pabrik. Pengaturan bukan hanya untuk mesin-mesin,
tetapi fasilitas penunjang lainya. Pabrik akan terdiri dari fasilitas produksi
dan nonproduksi yang saling berhubungan dan berinteraksi sesuai dengan
peran dan fungsinya masing-masing. Adanya interaksi dari setiap fasilitas
mengharuskan penataan yang berorientasi pada pemenuhan fungsi dari
setiap fasilitas. Tujuannya agar fasilitas dapat maksimal bekerja sesuai
dengan beban kerjanya. Keberadaan pabrik harus mampu melayani faktor-
faktor produksi, seperti mesin, barang/bahan, dan pekerja.
Peran dan pentignnya tata letak pabrik dipicu oleh berbagai faktor.
Perubahan rancangan produk membawa konsekuensi pada perubahan proses
yang sudah ada. Perubahan proses berarti perubahan urutan pengerjaan.
19
Urutan-urutan pengerjaan memberi pengaruh pada total jarak perpindahan
bahan. Tentunya perubahan ini perlu dianalisis dan dibandingkan apakah
akan meningkatkan rata-rata total jarak perpindahan bahan. Jika tidak, maka
perubahan susunan fasilitas tidak di perlukan. Demikian halnya dengan
konsekuensi adanya penambahan atau pengurangan mesin sebagai akibat
perubahan proses. Hal ini wajar saja bisa terjadi. Penambahan atau
pengurangan mesin akan berkaitan dengan penggunaan luas lantai yang
tersedia. Agar luas lantai efektif digunakan, maka penataan diperlukan
(Hadiguna : 2009).
b. Ruang Lingkup Analisis Kelayakan Pabrik
Ruang Lingkup analisis kelayakan pabrik meliputi beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan
teknis pabrik, seperti penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang
dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik dan letak pabrik
yang paling menguntungkan.
2) Aspek Pasar dan Pemasaran kesimpulannya
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan
karena tidak ada pabrik yang berhasil tanpa adanya permintaan atas
barang/jasa yang dihasilkan oleh pabrik tersebut.
20
3) Aspek Yuridis
Evaluasi terhadap aspek yuridis perlu dilakukan, bagi pemilik
pabrik atau proyek, evaluasi ini berguna antara lain untuk
kelangsungan hidup pabrik serta dalam rangka meyakinkan para
kreditur dan investor bahwa pabrik yang akan di buat tidak
menyimpang dari aturan yang berlaku. Seperti diketahui dalam suatu
pabrik dimana banyak pihak-pihak yang berkepentingan bergabung
dapat saja terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap kewajiban dari
masing-masing pihak, sehingga penegakan aturan menjadi penting
untuk dilaksanakan.
4) Aspek Manajemen
Aspek manajemen yang di evaluasi ada dua macam, yang
pertama manajemen saat pembangunan pabrik dan yang kedua
manajemen saat pabrik telah dioperasionalkan. Banyak terjadi proyek-
proyek gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan disebabkan
karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen. Dalam
pembangunan pabrik, telaah manajemennya antara lain menyusun
rencana kerja, siapa saja yang terlihat, bagaimana mengkoordinasikan
dan mengawasi pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan untuk telaah operasional proyek antara lain menentukan
secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha, jenis-jenis
21
pekerjaan, struktur organisasi serta pengadaan tenaga kerja yang
dibutuhkan.
5) Aspek Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan
dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini dapat berpengaruh positif
maupun negatif pada perusahaan, sehingga dalam studi kelayakan aspek
ini perlu dianalisis pula. Faktor lingkungan tidak bersifat statis
melainkan dinamis. misalnya hal-hal yang pada saat ini suatu kondisi
tertentu berpengaruh positif pada perusahaan, dimasa yang akan datang
bisa saja berpengaruh negatif,begitu pula sebaliknya, sehingga
seseorang pembuat studi kelayakan dituntut untuk jeli dalam
menganalisis dinamika lingkungan ini.
6) Aspek Finansial
Dari sisi keuangan, pabrik dikatakan sehat apabila dapat
memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban
finansialnya. Kegiatan pada aspek finansial ini antara lain menghitung
perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja
awal dan untuk pengadaan harta tetap pabrik (Sayuti, 2008:3).
a. Dampak Pabrik
1) Dampak lingkungan
Manusia akan selalu tergantung pada lingkungan hidupnya.
Kelangsungan hidup manusia hanya mungkin apabila masih dalam
22
batas kemampuannya untuk beradaptasi terhadap sifat lingkungan
hidup itu sendiri. Batas ini ditentukan oleh proses seleksi selama jutaan
tahun dalam evolusi manusia. Andaikan terjadi perubahan dalam sifat
lingkungan hidupnya diluar batas-batas tadi, maka kelangsungan hidup
manusia akan terancam.
Lingkungan merupakan sumberdaya yang diciptakan tuhan
untuk kepentingan manusia dan karenanya manusia mempunyai hak
untuk mengeksloitasinya. Namun, lingkungan mempunyai kemampuan
yang terbatas dalam memasok sumberdaya tersebut. Batas kemampuan
untuk memasok sumber daya ini disebut daya dukung lingkungan. Bila
batas ini terlampaui, maka besar harapan terjadi kehancuran kehidupan
manusia.
Sehubungan dengan jumlah manusia yang terus bertambah dan
konsumsi sumber daya per orang bertambah pula, maka cepat atau
lambat tingkat pencemaran akan bertambah dan akan melampaui daya
dukung lingkungan.
2) Analisis Dampak Lingkungan
Pada hakekatnya kegiatan pembangunan adalah upaya
peningkatan taraf hidup bangsa dengan memanfaatkan sumber daya
alam yang dimilikinya. Akan tetap akibat negatif dari kegiatan
pembangunan selalu muncul dan memberi akibat hal-hal yang tidak
diinginkan. Akibat negatif ini yang bisa disebut dampak, seringkali
23
mengganggu keseimbangan ekosistem dimana kegiatan pembangunan
itu dilangsungkan. Akibat negatif itu menyebabkan gangguan atau
pencemaran pada lingkungan fisik (sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat). melihat permasalahan di atas maka perlu diupayakan agar
kegiatan pembangunan disertai pula langkah-langkah untuk
memelihara atau bahkan meningkatkan mutu lingkungan fisik dan non
fisik.
Pembangunan suatu proyek industri harus memperhatikan
pertimbangan lingkungan sebagai salah satu kriteria pokoknya.
Apabila tidak, maka pembangunan proyek industri tersebut akan dapat
mengakibatkan kerugian, baik kerugian fisik (alam) maupun non fisik
(sosial budaya) pada lingkungan sekelilingnya dan atau pada proyek
itu sendiri, dalam jangka panjang maupun dalam jangka yang cukup
panjang. Oleh karena itu dalam pembangunan suatu proyek industri
harus disertai analisis terhadap dampak lingkungan (AMDAL) nya,
yaitu suatu analisis dampak yang ditimbulkan suatu proyek industri
terhadap lingkungannya.
Dampak adalah suatu perubahan yang terjdi sebagai akibat suatu
aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, berupa aktivitas
kimia, fisika, ataupun biologi. Aktifitas dapat pula dilakukan oleh
manusia, misalnya, pembangunan atau pembuatan pabrik. Dalam
24
konteks AMDAL, penelitian dapat dilakukan karena adanya rencana
aktifitas manusia dalam pembangunan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan
langkah pelengkap dan terpadu yang diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan terhadap rencana kegiatan yang mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup, baik lingkungan hidup
fisik (alam) maupun lingkungan hidup non fisik (sosial budaya).
3) Perlunya AMDAL
AMDAL diperlukan dalam melakukan suatu studi kelayakan
dengan dua alasan pokok yaitu: a) Karena undang-undang dan
peraturan pemerintah menghendaki demikian. jawaban ini cukup
efektif memaksa para pemilik pabrik yang kurang memperhatikan
kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan pabriknya
sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang timbul.
b) AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak
dengan adanya proyek-proyek. Manusia dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan telah melakukan aktifitas
yang makin lama akan mengubah lingkungannya. Pada awalnya
perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tetapi setelah
perubahan itu di luar ambang batas, manusia tidak dapat
mentoleransikan lagi perubahan yang merugikan itu (sayuti : 2008).
25
4. Interaksi
a) Pengertian
Interkasi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, antara
individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok sosial yang
lain. Interkasi sosial terjadi ketika dua orang individu bertemu dengan
saling menyapa, berjabatan tangan, bercandaria atau mungkin juga
berkelahi. pertemuan kedua individu itu merupakan suatu interaksi sosial.
interaksi sosial juga terjadi manakala seseorang masuk diperguruan tinggi
bertemu dengan pimpinan universitas yang memberikan beberapa
ketentuaan kepada seseorang apabila hendak masuk menjadi salah satu
mahasiswa perguruaan tinggi tersebut (Philipus : 2004).
b) Bentuk-bentuk interaksi sosial
Pada umumnya ada tiga bentuk interaksi sosial (Philipus : 2004) yang
dikenal dalam masyarakat. Ketiga bentuk interaksi itu, yaitu, keja sama
(cooperation), persaingan (competition), dan pertikaian. Ketiga bentuk
interaksi sosial ini kemudian dirinci lagi dalam beberapa bentuk, seperti
antara lain akomodasi, asimilasi, akulturasi, dan lain-lain.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang luas tentang bentuk-
bentuk interaksi sosial. Menurut mereka ada dua macam proses yang timbul
sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu :
26
1. proses asosiatif (processes of association) yang terbagi dalam tiga
bentuk khusus : kerja sama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi,
2. proses disasosiatif (processes of disasociation) yang terbagi lagi dalam
bentuk : persaingan, kontraversi dan pertikaaian (conflict).
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai
pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau
bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan
bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka
tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda,
interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak
lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun
syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau
keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan sebagainya. Semuanya itu
menimbulkan kesan di dalam pikiran seseorang, yang kemudian
menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai
faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-
faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam
keadaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam,
27
faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat
mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya
hal-hal yang negatif dimana misalnya yang ditiru adalah tindakan-tindakan
yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan
mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan, atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan
imitasi, tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi
karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat daya
berfikirnya secara rasional.
Identifikasi sebenarnya merupakan kecendrungan-kecendrungan
atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, karena
kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses
identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar),
maupun dengan disengaja karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe
ideal tertentu di dalam proses kehidupan nya.
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana
seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan
28
memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada
simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja
sama dengannya. Inilah perbedaan utama dengan identifikasi yang didorong
oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya
lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan
atau kemampuan-kemampuan tertentu patut dijadikan contoh. Proses
simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana faktor
saling mengerti terjamin (Soejono : 2010).
5. Keamanan
Rasa aman merupakan sangat fundamental bagi kehidupan manusia.
terciptanya rasa aman akan menentukan terpenuhnya kebutuhan dasar lain.
kesejahteraan, kebebasan, dan pengembangan identitas kultural. Rasa aman
memungkinkan orang bisa bekerja, mendapatkan sumber ekonomi, terbebas
dari kemiskinan. Rasa aman atau tiadanya ancaman kekerasan juga memberikan
peluang bagi kebebasan, untuk bebas dari represi dan dominasi. Lebih dari itu,
rasa aman juga akan memungkinkan manusia mengembangkan identitas
kulturalnya secara optimal (Trijono : 2005).
29
B. Kajian Relevan
Kurniawan (2009) "Urgensi Pembangunan Agroindustri Kelapa Sawit
Berkelanjutan Untuk Mengurangi Pemanasan Global" penelitian ini dilakukan
untuk belajar tentang urgensi berkelanjutan dalam agro industri pengembangan
kelapa sawit untuk mengurangi pemanasan global. saat pemanasan global harus
mengurangi pengaruh buruk bagi kita semua. Sebagai bagian dari peran dalam
penciptaan pemanasan global, Industri kelapa sawit harus melakukan
pembangunan berkelanjutan. Berbagai alat dapat diterapkan untuk mencapai itu
seperti AMDAL, Ekolabel, ISO 1400 dan produksi bersih. Melakukan
keberlanjutan agroindustri yang berkelanjutan dapat menjaga lingkungan kita
berkelanjutan dengan tujuan akhir untuk mengurangi pemanasan global. Bisa
menjaga lingkungan kita berkelanjutan yang karena mengurangi pemanasan
global.
Dari hasil penelitian Hayatul Muchni (2008) tentang "Pengaruh keberadaan
PT PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit) Talikumain Terhadap Pengembangan
Wilayah Di Kabupaten Rokan Hulu. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa :
pendapatan masyarakat secara signifikan pembedaan sebelum dan sesudah ada PT
PMKS. berdasarkan perhitungan pendapatan sosial Kabupaten Rokan Hulu, bisa
dilihat bahwa pertumbuhan income perkapita daerah adalah 3,4%, sedangkan
pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat jauh lebih tinggi dari pada yang
perkapita daerah.
30
Lingga dan Wayu Aryo Pratomo (2013) tentang Persepsi Masyarakat
terhadap pengembangan kawasan ekonomi khusus sei mangkei sebagai klaster
industri. Hasil penelitian menunjukan bahwa : menurut sebagian besar responden,
pengembangan KEK Sei Mangkei yang sekarang terjadi, dilakukan secara
transparan dan melibatkan soceties lokal untuk berpartisipasi. Di persepsi
masyarakat, Sei Mangkei adalah potensi untuk menjadi tiang pertumbuhan
ekonomi baru membuat daerah menjadi kawasan ekonomi khusus. Mereka percaya
bahwa keberadaan KEK Sei Mangkei akan meningkatkan standar kehidupan
masyarakat lokal Bosar Maligas Kabupaten. Hampir semua responden setuju
bahwa pengembangan KEK Sei Mangkei akan memberikan keuntungan untuk
kemajuan masyarakat, terutama dalam meningkatkan standar sosial-ekonomi
masyarakat. Untuk Singkatnya, sebagian besar masyarakat setuju dengan
pengembangan KEK Sei Mangkei dengan mereka Harapan utama yang KEK Sei
Mangkei akan menggunakan tenaga kerja lokal sebagai tenaga kerja sehingga
masalah pengangguran dapat diatasi.
C. Kerangka Berpikir
Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang
menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Persepsi sosial individu
merupakan proses pencapaian pengetahuan dan proses berfikir tentang orang lain,
misal berdasarkan pada ciri-ciri fisik, kualitas, bahkan pada kepribadiannya.
Individu membangun gambaran tentang orang lain dalam upaya menetapkan,
31
memungkinkan, meramalkan, dan mampu mengelola dunia sosialnya. Dalam
konteks ini, apabila seseorang memiliki pengetahuan tentang kecendrungan orang
lain, ia akan mudah memahami perilaku orang itu dimasa lalu, masa sekarang,
serta dimasa yang akan datang dalam melihat pembangunan pabrik.
Pabrik adalah kumpulan bahan, mesin, peralatan dan pekerja yang
dirangkai oleh pengorganisasian kegiatan secara teratur untuk memproduksi
barang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan pada tingkat biaya yang
wajar. Interaksi komponen-komponen dalam pabrik menyebabkan masalah-
masalah yang muncul menjadi kompleks. Konsekuensinya, para manajer pabrik
harus seorang insinyur yang bukan saja memiliki kemampuan di bidang teknik,
tetapi juga manajerial. Sebab, kemampuan keteknikan hanya bisa digunakan untuk
pengelolaan masalah-masalah yang timbul dari bahan, mesin, peralatan, dan
produk saja, sedangkan pekerja perlu dikelola dengan seni manajerial yang bisa
membawa rasa aman.
Rasa aman merupakan sangat fundamental bagi kehidupan manusia.
terciptanya rasa aman akan menentukan terpenuhnya kebutuhan dasar lain.
kesejahteraan, kebebasan, dan pengembangan identitas kultural. Rasa aman
memungkinkan orang bisa bekerja, mendapatkan sumber ekonomi, terbebas dari
kemiskinan. Rasa aman atau tiadanya ancaman kekerasan juga memberikan
peluang bagi kebebasan, untuk bebas dari represi dan dominasi. Lebih dari itu,
rasa aman juga akan memungkinkan manusia mengembangkan identitas
kulturalnya secara optimal. Dari ketiga variabel diatas dapat memberikan
32
gambaran tentang Persepsi Masyarakat Tentang Pembangunan Pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di Jorong Simpang Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka
Kabupaten Pasaman Barat.
Gambar II.I Kerangka Berfikir
Persepsi Masyarakat Tentang
Pembangunan Pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM).
Proses Pembangunan
Interaksi Pihak Pabrik
dengan Masyarakat
Keamanan Setelah
Pembangunan Pabrik
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan latar belakang, fokus penelitian dan tujuan penelitian yang
telah di jelaskan sebelumnya, maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian
kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawan adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data di lakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersipat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono : 2013).
B. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di jorong Simpang nagari Parik kecamatan
Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat. Karena di jorong Simpang terdapat
pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM).
C. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi informan peneliti adalah masyarakat di
sekitar kawasan berdirinya pabrik (USM). Sebagai mana informan penelitian
adalah orang-orang yang memberikan informasi yang berkaitan tentang
33
34
penelitian. Informan kunci pada penelitian ini adalah kepala jorong dan pihak
pabrik.
Menurut Sugiyono (2013) teknik pengambilan informan dalam penelitian
ini adalah dengan teknik bola salju (Snowball Sampling). Snowball sampling
adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena
dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka
peneliti mencari orang lain yang di pandang lebih tau dan dapat melengkapi data
yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak.
D. Jenis Data dan Sumber Data
a. Jenis Data
Untuk mendapat data dari informan penelitian, sumber-sumber data dapat
di peroleh dengan cara mengumpulkan data dari sumber-sumber pustaka yang
telah ada. Selain itu data juga di kumpulkan langsung dari masyarakat yang
berada di sekitar pabrik jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balika
kabupaten Pasaman Barat. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder dan data primer.
35
1. Data skunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data penunjang yang
relevan dengan kajian penelitian seperti berapa jumlah masyarakat yang ada
di jorong Simpang. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari jorong dan
kantor wali nagari.
2. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
wawancara kepada kepala jorong dan masyarakat yang tinggal disekitar
pabrik (USM). Sesuai dengan data primer adalah seluruh data utama yang
berkaitan langsung dengan penelitian.
b. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala jorong, kantor wali
nagari dan masyarakat di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto
Balingka kabupaten Pasaman Barat.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data maka diperlukan teknik atau cara membuat teori
sesuai pendapat (Sugiyono : 2013) sebagai berikut.
1. Wawancara (interview)
Teknik wawancara merupakan suatu cara yang baik dan efektif
untuk mendapatkan data mengenai pembangunan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM). Percakapan ini di lakukan oleh dua pihak yaitu
36
pewawancara (interview) dan mengajukan pertanyaan atau yang
diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah terbuka. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara (angket) yang
telah disiapkan sebelumnya.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung
melalui pengamatan langsung oleh peneliti yang menyangkut tentang
pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang
nagari Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpulan
data pelengkap karena pembuktian yang di ajukan secara logis dan
rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima baik
mendukung maupun menolong hipotesisis tersebut.
F. Teknik Analisis dan Keabsahan Data
1. Teknik Analisis Data
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk memahami
struktur fenomena-fenomena yang ada dilapangan. Analisis dilaksanakan
dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara
keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-
37
fenomena tersebut secara hubungan keterkaitannya. Dengan demikian data
atau informasi yang dikumpulkan yang berhubungan dengan pertanyaan
penelitian akan di analisis berupa pengelompokan dari pengkategorian data
ke dalam aspek-aspek yang telah ditentukan, hasil pengelompokan tersebut
dihubungkan dengan data lainnya untuk mendapatkan suatu kebenaran.
Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses memilah dan memilih data yang
didapatkan di lapangan. Data tersebut catatan lapangan yang harus
ditafsirkan atau diseleksi, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting dan membuang hal yang tidak perlu. Data
yang di peroleh melalui studi dokumentasi dan wawancara kemudian
dipelajari, ditelaah dan direduksi.
b. Penyajian Data
Dalam penyajian data peneliti menyusun secara sistematis,
sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab
masalah penelitian.
c. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Pengambilan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari
klasifikasi data, reduksi data dan display data sehingga dapat
disimpulkan tentang kebenaran mengenai bagaimana persepsi
38
masyarakat tentang pembangunan pabrik. Peanarikan kesimpulan
dilakukan dengan cermat dan bertahap dari kesimpulan sementara
sampai kesimpulan terakhir. Penarikan kesimpulan dapat berupa dari
pemikiran yang timbul dalam pemikiran peneliti ketika menulis
dengan melihat kembali catatan lapangan sehingga kesimpulan yang
dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu dalam penarikan
kesimpulan penelti juga tidak terlepas dari saran pihak lain guna
tercapainya kebenaran ilmiah. Setelah hasil penelitian telah teruji
kebenaranya maka peneliti menarik kesimpulan tentang persepsi
masyarakat tentang pembangunan pabrik dalam bentuk laporan
peneltian.
2. Keabsahan Data
Tingkat kevaliditasan data terhadap data penelitian ini merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk membuktikan bahwa yang di amati
sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Untuk mendapatkan data yang
kredibilitasnya tinggi maka digunakan teknik tringulasi data untuk
mengetahui keabsahan data yang di peroleh. Maleong (2010) mengatakan
bahwa teknik tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai bahan perbandingan terhadap data. Tringulasi yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah tringulasi sumber dengan cara
membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara.
39
Menurut Moleong (2010) mengatakan bahwa teknik tringulasi sumber
berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif, hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yag dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang di katakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan data perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang berpendidikan menengah atau tinggi.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Letak, Batas dan Luas
Sebagai kabupaten baru sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Pasaman Barat
di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki luas daerah ± 3.877.77 Km dengan
panjang garis pantai 152 Km. Kabupaten Pasaman Barat ini terdiri dari 19 Nagari
dan 200 jorong, terletak diantara 00o33’ LU dan 99
o10’-100
o04’ BT, ketinggian
0- 913 mdpl, serta terdiri dari 11 Kecamatan yaitu: Kecamatan Sungai Beremas,
Ranah Batahan, Koto Balingka, Sungai Aur, Lembah Melintang, Gunung Tuleh,
Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo, Sasak Ranah Pasisie, Kinali.
Wilayah penelitian ini terletak di jorong Simpang nagari Parik kecamatan
Koto Balingka. Secara astronomis kecamatan Koto Balingka terletak pada garis
0º20’56” LU-0º19’14” LU dan 99º30’8” BT-99º32’1” BT, dengan ketinggian
500-1.240 m di atas permukaan laut sehingga kecamatan Koto Balingka secara
umum bersuhu panas.
Letak kecamatan Koto Balingka secara geografis adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : kecamatan Ranah Batahan
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah Timur : Kecamatan Lembah Melintang
- Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Beremas (Nagari Aia Bangih)
40
41
Kecamatan Koto Balingka adalah kecamatan terluas di antara kecamatan
lainnya di kabupaten Pasaman Barat dengan luas sekitar 592,17 KM2 yang terdiri
dari hanya ada satu nagari yakni Nagari Parik dengan 28 kejorongan, dengan
total jumlah penduduk 25.832 (BPS, 2008:23).
2. Demografis
Masyarakat nagari Parik kecamatan Koto Balingka terdiri dari berbagai
etnis, mulai Melayu, Mandailing, Minang, Jawa hingga Batak. Dengan demikian
penduduk kecamatan Koto Balingka bersifat multi etnis yang sangat majemuk.
Hal ini tidak mengherankan karena posisi yang merupakan daerah perbatasan
Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Berdasarkan Data Pusat Statistik Koto Balingka tahun 2009, jumlah
penduduk nagari narik adalah 25.833 jiwa yang berdomisili di 28 kejorongan,
dimana jumlah Kepala Keluarga yang banyak tahun 2009 adalah jorong Parik
dengan jumlah 609 KK dengan jumlah penduduknya 2.440 jiwa, jumlah KK
paling banyak kedua adalah jorong Simpang dengan jumlah KK 483 dan jumlah
penduduk 1.888 jiwa. Sedangkan jumlah KK paling sedikit adalah Aek
Garingging 62 KK dengan jumlah penduduk 209 jiwa. Dan untuk jumlah Kepala
Keluarga (KK) keseluruhan yang terdapat di nagari Parik kecamatan Koto
Balingka adalah 6.169 Kepala Keluarga.
42
Tabel IV.I Jumlah Penduduk Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka
No No. Nama Jorong Jumlah
KK
Jumlah Penduduk Jumlah
Jiwa Laki-laki Perempuan
1. Parit 609 1.145 1.295 2.440
2. Air Balam 235 507 534 1.041
3. Labuai 164 354 502 856
4. Pemukiman Baru I 144 288 257 545
5. Koto Laweh 160 337 327 664
6. Air Jernih 157 327 362 689
7. Sukaramai 64 215 173 390
8. Tamiang Ampalu 349 828 917 1.745
9. Lubuk Gadang 491 901 1.011 1.912
10. Ulu Simpang 71 164 137 301
11. Pegambiran 410 820 855 1.675
12. Rura Patontang 95 196 183 379
13. Aek Garingging 62 96 113 209
14. Simaninggir 80 161 177 338
15. Aek Nabirong 149 380 350 730
16. Tambang Padang 172 232 278 510
17. Tanah Datar 114 276 273 549
18. Sikabau 357 783 754 1.537
19. Limau Saring 125 269 271 540
20. Batang Lapu 287 461 578 1.039
21. Setia Baru 116 261 244 505
22. Siduampan 97 230 250 480
23. Kampung Randah 98 182 197 379
24. Batas Tarok 112 278 316 594
25. Simpang 483 951 937 1.888
26. Air Runding 465 756 843 1.599
27. PT. BPP Air Balam 382 735 839 1.574
28. Pemukiman Baru II 182 338 387 725
Jumlah 6.168 12.471 13.362 25.833
(Sumber: Profil Nagari Parik Tahun 2014)
Berdasarkan data tabel tersebut, ditemukan bahwa jumlah penduduk
perempuan di nagari Parik lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki,
dimana jumlah penduduk laki-laki 12.471, sedangkan jumlah penduduk
43
perempuan 13.362 jiwa. Setelah diteliti lebih lanjut, beda antara jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan dalam masyarakat nagari Parik kelihatan agak mencolok,
sebab ditemukan selisih jumlah perempuan 891 jiwa lebih banyak dibandingkan
jumlah laki-laki atau jumlah perempuan 3.45% lebih banyak dibanding laki-laki.
Kesimpulan sementara bahwa apapun bentuk kebijakan pembangunan di nagari
Parik, keikutsertaan kaum perempuan adalah keniscayaan, mengingat jumlah
perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
3. Keadaan Sosial
Sebagian besar masyarakat di nagari Parik menggantungkan hidupnya
pada sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini menjadi tantangan nagari Parik
yang tidaklah sederhana, tanah adalah sebagai penentu status sosial ekonomi
seseorang. Namun sekarang tidak lagi dimiliki secara mutlak oleh masyarakat.
Pelan tapi pasti, sektor pertanian akan tergantikan dengan sektor perdagangan dan
jasa. Kalau kita bicara sektor perdagangan dan jasa tentu memerlukan modal,
keahlian serta kreatifitas.
Kondisi demikian masih diperparah lagi oleh masih rendahnya kualitas
sumber daya manusia akan semakin komplekslah persoalan nagari Parik ke
depannya. Gerakan kembali ke nagari, kembali ke surau sangatlah relevan, karena
cukup sumir (kabur) perbedaan yang benar dan salah dan tumbuh suburnya
informasi yang belum jelas akurasinya. Adat basandi syara`, syara` basandi
44
kitabullah merupakan oasis penyejuk di tengah-tengah gurun pasir perubahan
yang gersang.
Akan tetapi kehidupan sosial masyarakat nagari Parik umumnya berjalan
dengan baik yang terlihat dari saling hormat satu sama lainnya, kalau ada
persoalan selalu diselesaikan dengan jalan musyawarah mufakat sehingga tidak
berdampak buruk terhadap masyarakat. Dilihat dari sisi perkembangan
keagamaan sebagian besar masyarakat menganut agama islam, dan namun ada
juga beberapa orang menganut agama kristen.
Tabel 2
Sarana dan prasarana nagari Parik Kec. Koto Balingka
No. Jenis Sarana dan Prasarana
Nagari
Jumlah Ket
1. Kantor Nagari 1
2. Gedung SLTA 1
3. Gedung SLTP 5
4. Gedung SD 48
5. Gedung MAS 1
6. Gedung TK 30
7. Masjid 45
8. Mushalla 20
9. Pasar Nagari 7
10. Poskambling 14
11. Jembatan 13
12. Gedung TPQ 88
(Sumber: Wali Nagari tanggal 10 Juli 2015)
45
B. Hasil Penelitian
1. Persepsi masyarakat tentang proses pembangunan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto
Balingka kabupaten Pasaman Barat
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka dapatlah hasil
pengolahan data tentang persepsi masyarakat tentang proses pembangunan
pabrik sebagai berikut :
Wawancara dengan Bapak IN (40 Tahun) pada tanggal 1 Juli 2015
tentang proses pembangunan pabrik adalah sebagai berikut :
Gambar IV.2 Wawancara dengan bapak IN 40 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 1 Juli 2015).
"Monurut ambo proses pembangunan pabrik go itu di latarbelakangi
dek kobun sawit di jorong Simpang go sangat loweh. Jadi godang
peluangnyo bagi pihak perusahaan untuok mombangun dan
monogakgen sobuah pabrik. Kalo masalah ganti rugi pihak pabrik
monotopgen ganti rugi kopado masyarakat yang tanahnyo kone dalom
pembangunan pabrik go ganti ruginyo socao bopariasi lai yang boli
tanahnyo maha lai bulo yang mudah pokok nyo disosuegen jo
tanomen yang lai di tanahnyo du. Sobolumnyo ambo indo mongotahui
46
tontang pembangunan pabrik go yang tau hanyolah tokoh dai
masyarakat ajonyo tapi di sisi lain nyo ambo setuju karena dapek
menguangi pengangguran di jorong Simpang go"...
Artinya :
Menurut saya proses pembangunan pabrik ini dilatar belakangi oleh
perkebunan sawit yang begitu luas di jorong Simpang. Jadi besar peluangnya
bagi pihak perusahaan untuk membangun dan mendirikan sebuah pabrik.
Kalau masalah ganti rugi pihak pabrik menetapkan ganti rugi kepada
masyarakat yang tanahnya terpakai dalam pembangunan pabrik ini
gantiruginya secara bervariasi ada yang beli tanahnya mahal ada juga yang
murah semuanya disesuaikan dengan tanaman yang ada ditanah tersebut.
Sebelumnya saya tidak mengetahui tentang pembangunan pabrik ini hanya
tokoh dari masyarakat sajalah yang mengetahui tapi disisi lain saya setuju
karna dapat mengurangi pengangguran di jorong Simpang ini.
Selanjutnya wawancara dengan ibu MS (28 tahun) pada tanggal 1 Juli
2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.3 Wawancara dengan ibu MS 28 tahun (Dokumentasi pada
tanggal 1 Juli 2015).
"Sobolumnyo ambo olah mongotahui tontang akan dibangunnyo
pabrik di jorong Simpang go jujur ambo kuang setuju dengan
pombangunan pabrik go walaupun dapek momberigen pekerjaan
kopado masyarakat totapi dalom pembangunan pabrik go tontu akan
47
monimbulken dampak negatif ko masyarakat sopoti tocemarnyo
udaro, momokak di tolingo masyarakat. Tapi bakmanola gen di buek
diawak tokoh masyarakat lah momutusgen bahwa di jorong
simpang go totop juo gen ditogakgen sobuah pabrik du. Menurut
ambo non melatar belakangi pombangunen pabrik go dek di jorong
simpang go mompunyoi kobun sawit yang bogitu loweh dan pihak
pabrik du monile di jorong simpangkolah yang godang putaran
kepieng nyo. Itu mangkonyo uyang du tertarik untuok monogak gen
sobuah pabrik."
Artinya:
Sebelumnya saya sudah mengetahui tentang akan dibangunnya pabrik di
jorong Simpang ini. Jujur saya kurang setuju dengan pembangunan pabrik ini
walaupun dapat memberikan pekerjaan terhadap masyarakat tetapi dalam
pembangunan pabrik ini tentu akan memberikan dampak negatif kepada
masyarakat seperti tercemarnya udara, kebisingan lingkungan. Tetapi mau
bagaimana lagi tokoh masyarakat sudah memutuskan bahwa di jorong
simpang ini akan didirikan sebuah pabrik. Menurut saya yang melatar
belakangi pembangunan pabrik karna di jorong Simpang ini memiliki
perkebunan sawit yang begitu luas dan pihak pabrik menilai di jorong
Simpanglah yang besar putaran uang nya. Itu mangkanya pihak perusahaan
tertarik untuk mendirikan sebuah pabrik.
48
Wawancara dengan bapak PL (33 tahun) dan bapak SU (45 tahun)
pada tanggal 2 Juli mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.4 Wawancara dengan bapak PL 33 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 2 Juli 2015).
"Monurut ambo non molatar bolakangi togaknyo pabrik go adalah
koinginen dai masyarakat jorong Simpang dan di sampieng itu
supayo anggota ponggangguren di kampuong go bokurang. Caro
monyikapinyo dengan hal positif ajonyo sobobnyo dek lai diagieh
pihak perusahaan sopoti insentif dan kompensasi untuok masyarakat
jorong Simpang jadi lai untuong untuok perusahaan baitu bulo
sobaliek nyo lai bulo untuog untuok masyarakat. Kalo pombangunen
pabrik go ambo sotuju, tinggal lagi dek tolalu dokek dai pomukimen
masyarakat go ajo ambo non tido sotuju nyo. Kalo masalah tanah di
bayie pihak perusahaan ko masyarakat bagi tanah nyo non topake
untuok lahan non dibutuh gen pihak perusahaan. Kalo masalah
pombangunen pabrik go itu non tau cuman tokoh masyarakat ajo
nyo."
Artinya :
Menurut saya yang melatar belakangi berdirinya pabrik ini adalah keinginan
dari masyarakat jorong Simpang itu sendiri karna di samping itu supaya
tingkat pengangguran berkurang. Cara menyikapinya dengan cara positif,
karna sudah di sepakati pihak perusahaan dan masyarakat jorong simpang
seperti insentif dan kompensasi untuk masyarakat jorong simpang, jadi ada
49
untungnya bagi perusahaan begitupula untuk masyarakat jorong Simpang.
Kalau dari segi pembangunan pabriknya saya setuju, tetapi karna jarak antara
pabrik dengan pemukiman masyarakat terlalu dekat disitu saya tidak setuju.
Kalau masalah tanah di bayar pihak perusahaan ke masyarakat bagi tanah nya
yang terpakai untuk lahan yang dibutuhkan pihak perusahaan. Kalau masalah
pembangunan pabrik ini itu yang tau hanyalah tokoh dari masyarakat saja.
Wawancara dengan bapak WR (50 tahun) pada tanggal 2 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.5 Wawancara dengan bapak WR 50 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 2 Juli 2015).
"Kondak dai tokoh masyarakat jorong simpang, awalnyo ambo
sotuju dengan pombangunen pabrik go totapi sosudah pabrik go
jalen baula ambo moasogen dampaknyo sopoti baun non busuok jo
bunyi non momokak di tolingo. Awal mulonyo ambo indo
mongotahui pabrik go gen ditogakgen totapi sosudah lainyo
kesepakatan antao pihak perusahaan jo tokoh masyarakat baulah
ambo mongotahui tontang pombangunen pabrik go, masyarakat non
mompunyoi tanah go indo dirugigen dek pihak perusahaan olah
mombayie ogo tanah non olah disepakati."
50
Artinya :
Pembangunan pabrik ini kehendak dari tokoh masyarakat jorong simpang,
awalnya saya setuju dengan pembangunan pabrik ini tetapi setelah pabrik ini
berjalan barulah saya merasakan dampak negatif seperti bau yang tidak sedap
dan kebisingan. Awal mulanya saya tidak mengetahu tentang pabrik ini akan
didirikan tetapi setelah adanya interaksi antara pihak pabrik dengan tokoh
masyarakat barulah saya mengetahui tentang pembangunan pabrik ini,
masyarakat tanah ini tidak merasa dirugikan karena pihak perusahaan sudah
membayar harga tanah yang sudah disepakati.
Wawancara dengan bapak MD (42 tahun) pada tanggal 4 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.6 Wawancara dengan bapak MD 42 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 4 Juli 2015).
"Dek di coliek dai segi pokobunen sawit non loeh di jorong Simpang
go makolah tertarik pihak perusahaan untuok monogak gen pabrik
USM go, ambo sotuju-sotuju ajo dengan lainyo pabrik di jorong
Simpang go mak botambah juo lapangen kojo masyarakat di jorong
simpang go. Ambo indo tau awal mulonyo tontang pabrik go gen
ditogak gen, kalo masalah tanah non dibutuh gen oleh pihak
perusahaan masyarakat olah monyotujui dek olah dibayie oleh pihak
perusahaan ko masyarakat."
51
Artinya :
Karena dilihat dari segi perkebunan sawit yang begitu luas di jorong Simpang
ini maka tertariklah pihak perusahaan untuk mendirikan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) ini, saya setuju dengan pembangunan adanya pabrik di
jorong Simpang ini supaya bertambah pula lapangan kerja masyarakat di
jorong Simpang. Saya tidak mengetahui awal mulanya tentang pabrik ini
akan didirikan, kalau masalah tanah yang di butuhkan oleh pihak perusahaan
masyarakat sudah menyetujuinya karna sudah dibayar oleh pihak perusahaan
kepada masyarakat.
Menurut bapak jorong MW (37 tahun) pada tanggal 13 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.7 Wawancara dengan bapak MW 37 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 13 Juli 2015).
"Keinginan masyarakat jorong Simpang supayo angka
pongangguren borkuang, pandangen ambo sebagai kepala jorong
dalom monyikapi pombangunen pabrik go dengan socao positif inyo
lai di berigen pihak perusahan sopoti insentif jo kompensasi untuok
masyarakat jorong Simpang dalom arti kato perusahaan yang di
dirigen go indo kehendak dai manajemen ajo doh maksut nyo lai
ketergantungen antao masyarakat jo perusahaan baitu bulo
sobalieknyo, jadi lai keuntungan bagi pihak perusahaan dan lai bulo
52
keuntungan nyo untuok masyarakat jorong simpang. Kalo masalah
pombangunen pabrik go sotuju, karna dapek monguangi angka
pongangguren di jorong Simpang non biasonyo masyarakat bokojo
sobagai tukang dompieng omeh dan hasilnyo indo monotop kalo
kinin go somonjak lai pabrik di Simpang go uyang du lah lai kojo
totopnyo. Masalah ganti rugi tanah untuok masyarakat dilakugen
socao normal oleh pihak perusahaan artinyo boapo kerugian lahan
masyarakat dibayie oleh pihak perusahaan socao bopariasi ato
sosue jo kondisi tanah nyo."
Artinya :
Keinginan masyarakat jorong Simpang supaya angka pengangguran
berkurang. Pandangan saya sebagai kepala jorong dalam menyikapi
pembangunan pabrik ini dengan secara positif ada di berikan pihak
perusahaan seperti insentif dan kompensasi untuk masyarakat jorong
Simpang artinya perusahaan yang didirikan ini tidak kehendak dari pihak
manajemen saja maksutnya ada ketergantungan antara masyarakat dengan
perusahaan begitupun sebaliknya jadi ada keuntungan bagi pihak perusahaan
dan adapula keuntungannya bagi masyarakat jorong Simpang. Kalau masalah
pembangunan pabrik ini setuju karena dapat mengurangi angka
pengangguran di jorong Simpang yang biasanya masyarakat bekerja sebagai
penambang emas dan hasilnya tidak menentu kalau sekarang setelah ada
pabrik di jorong Simpang masyarakat sudah ada pekerjaan tetapnya. Masalah
gantirugi tanah untuk masyarakat dilakukan secara normal oleh pihak
perusahaan artinya berapa kerugian lahan masyarakat di bayar oleh pihak
perusahaan secara bervariasi atau sesuai kondisi tanaman yang ada.
53
2. Persepsi masyarakat tentang interaksi pabrik dengan masyarakat
disekitar lingkungannya setelah didirikan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka
kabupaten Pasaman Barat.
Wawancara dengan bapak GI (32 Tahun) dan bapak GN (40 tahun)
pada tanggal 7 Juli 2015 tentang interaksi pihak pabrik dengan masyarakat
mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.8 Wawancara dengan bapak GI 32 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 7 Juli 2015).
"Hubungen antao pihak pabrik jo masyarakat jorong simpang non
sotau ambo lancar-lancar ajo bau karna pihak pabrik jo masyarakat
lai mongadogen diskusi, makolah lai kompensasi, pembangunan
prasarana umum, dan pemuda. Ponah tojadi kosalah pohomen
sopoti mombongka buah di dalom lokasi pabrik antao supir motor
non moantagen buah sawit jo tukang sotir buah. Kalo non sotau
ambo lai, sopoti sumuo bor non gen dibangun sobanyak 10 buah
titiek di jorong Simpang go. Dek lai pakbrik di kampuong go itu
dapek juo monguangi pongangguren walaupun cuma sobagien dai
masyarakat non di pokojogen di dalom pabrik. Kalo pro jo
kontranyo tontu pasti lai, dek sobagien dai masyarakat lai non tido
sotuju dengan adonyo pabrik USM di kampuong go."
54
Artinya :
Hubungan antara pihak perusahaan dengan masyarakat jorong Simpang yang
setahu saya sekarang masih lancar-lancar saja karna pihak pabrik dengan
masyarakat sudah ada mengadakan diskusi, barulah adanya kompensasi,
pembangunan prasarana umum, pemuda dll. Pernah terjadi kesalah pahaman
seperti bongkar buah di dalm lokasi pabrik antara sopir mobil pengantar buah
sawit dengan sortasi atau karyawan perusahaan. Kalau yang setahu saya ada
seperti akan dibangunnya sumur bor sebanyak 10 titik di jorong Simpang,
karna adanya pabrik di jorong Simpang itu dapat mengurangi penganggura.
Pro dan kontra nya ada, kaerna tidak semua dari masyarakat yang setuju
dengan pembangunan pabrik USM ini.
Selanjutnya wawancara dengan bapak IJ (35 tahun) pada tanggal 7 Juli
2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.9 Wawancara dengan bapak IJ 35 tahun (Dokumentasi pada
tanggal 7 Juli 2015).
"Kalo masalah interaksinyo sotau ambo lai dengan adonyo
musyawarah umum. Kalo untuok kini masalah tu lah nampak contoh
nyo dai segi molangga adet kampuonggo, kepedulian dalom proses
pombangunen indo lai doh tapi kalo lah sudah pombangunen bau
lai. Dapek monguangi tingkek pongangguren di kampuong go sopoti
55
kojo buruh di pabrik. Namonyo pombangunen sobuah perusahaan
besar pasti lai pro jo kontra nyo."
Artinya :
Kalau masalah interaksi setahu saya ada seperti adanya musawarah umum.
Kalau untuk sekarang masalah itu sudah tampak contoh nya sudah melanggar
adat jorong Simpang, kalau dalam proses pembangunan tidak ada teapi
setelah pembangunan barulah ada, dengan adanya pabrik dapat mengurangi
pengangguran di jorong Simpang seperti kerja buruh di pabrik. Yang
namanya pembangunan sebuah perusahaan besar pasti ada pro dan kontranya.
Kemudian wawancara dengan bapak SD (28 tahun) pada tanggal 10
Juli 2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.10 Wawancara dengan bapak SD 28 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 10 Juli 2015).
"Interaksi antao pihak pabrik jo masyarat non sotou ambo indolai
doh, non lai cuman jo tokoh masyarakat ajonyo. Kalo tontang salah
pohomnyo lai antao karyawan perusahaan jo masyarakat jorong
simpang yang sampe kinin go olun juo solose leh. Non ambo coliek
jo ambo donga solamo go lai, contohnyo lai todonga mbo bantuen
untuok pemuda waktu acara tahun baru 2014-1015 potang du. Dek
lainyo organisasi SPTI ato bongka buah itu lowongen kojo
masyarakat tobukak untuok moncai kepieng, di sampieng itu pro dan
56
kontra antao masyarakat jo masyarakat ocok juo tojadi dek sobagien
dai masyarakat go olun lai mondapek gen lapangen kojo di pabrik
USM."
Artinya :
Interaksi antara pihak pabrik dengan masyarakat yang setahu saya tidak ada,
yang ada hanya dengan tokoh masyarakat saja. Kalau tentang salah
pahamnya ada antara karyawan perusahaan dengan masyarakat jorong
simpang yang sampai saat ini belum juga selesai. Yang saya lihat dan saya
dengar selama ini ada, contoh yang sayadengar adanya bantuan untuk
pemuda waktu acara tahun baru 2014-2015 kemaren. Karna adanya
organisasi SPTI atau bongkar buah itu lowongan kerja masyarakat terbuka
untuk mencari uang, di samping itu pro dan kontra antara masyarakat dengan
masyarakat sering juga terjadi karna sebagian dari masyarakat ini belum ada
mendapatkan lapangan kerja di pabrik USM.
Selanjutnya wawancara dengan bapak AP (27 tahun) pada tanggal 10
Juli 2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.11 Wawancara dengan bapak AP 27 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 10 Juli 2015).
"Interaksi antao pihak perusahaan jo masyarakat indo lai non sotau
ambo doh, kalo antao masyarakat jo pihak perusahaan lai dek
ponah molangga adet di jorong Simpang. Kepedulien nyo lai contoh
waktu acara yayo non dibuek dek mahasiswa jorong simpang itu lai
57
bantuen di agieh nyo dek pihak perusahaan. Sobagien dai
masyarakat jorong simpang olah mondapek kojo sosudah pabrik
pabrik go jalen dan olah bisa untuok monambah pongasilen nyo,
yang kontra cuman sobagien kecil tentang pombangunen pabrik
USM go."
Artinya :
Interaksi antara pihak perusahaan dengan masyarakat tidak ada yang setahu
saya, kalau antara masyarakat dengan pihak perusahaan ada karna pernah
melanggar adat di jorong Simpang. Kepeduliaannya ada contoh waktu acara
lebaran yang di adakan oleh mahasiswa jorong simpang itu ada bantuan di
berikan oleh pihak perusahaan. Sebagian dari masyarakat jorong simpang
sudah mendapatkan pekerjaan selama pabrik USM jalan dan sudah bisa untuk
menambah penghasilannya, hanya sebagian kecil saja yang kontra tentang
pembangunan pabrik USM ini.
Wawancara dengan ibu TW (51 tahun) pada tanggal 10 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.12 Wawancara dengan ibu TW 51 tahun (Dokumentasi pada
tanggal 10 Juli 2015).
"Pihak perusahaan masuok ko kampuong go hanyo monomui tokoh
dari masyarakat ajo nyo indo lai jo anggota masyarakat doh, jadi
non lai interaksinyo cuman jo tokoh masyarakat ajonyo. Ponah
58
tojadi kosalahen antao karyawan perusahaan jo masyarakat totapi
iko sadonyo indo kosalahen dai karyawan ajo dobah molaingen
tokoh masyarakat salah juo. Sotau ambo solamo iko olun lai leh
totapi sobolumnyo dalom pojanjien antao tokoh masyarakat jo pihak
perusahaan lai tapi olun lai nampak hasilnyo leh, cuman sobagien
dai masyarakat ajo non dapek kojonyo itupen kobanyaken sobagai
bongkar buah. Pro dan kontranyo lai dek sobagien dai masyarakat
indo sotuju dek lainyo pabrik sawit di jorong simpang go dek
sobagien masyrakat takuk kone dampaknyo."
Artinya :
Pihak perusahaan datang ke jorong Simpang hanya menemui tokoh dari
masyarakat saja bukan dengan anggota masyarakat jadi yang ada interaksinya
dengan tokoh masyarakat saja. Pernah terjadi kesalahan antara karyawan
perusahaan dengan masyarakat tetapi ini semua bukan kesalahan dari
karyawan saja melainkan tokoh masyarakat juga ikut salah. Setahu saya
selama ini belum ada tetapi sebelumnya dalam perjanjian antara tokoh
masyarakat dengan pihak perusahaan ada tetapi belum ada tampak hasilnya,
cuman sebagian dari masyarapakat saja yang mendapatkan pekerjaan itupun
kebanyakan sebagai bongkar buah. Pro dan kontranya ada karna sebagian
dari masyarakat tidak setuju dengan adanya pabrik sawit di jorong Simpang
ini karna sebagian masyarakat takut kena dampaknya.
Menurut bapak jorong MW (42 tahun) pada tanggal 13 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
"Kalo interaksinyo lai, dek laila interaksinyo antao pihak
perusahaan jo tokoh masyarakat mangko lai kesepakatan tontang
pendirian sobuah perusahaan go. Dai segi kosalahennyo lai totapi
kosalahennyo du indo kosalahen dai pihak perusahaan sadonyo dek
sobolumnyo gami dai tokoh masyarakat olun lai mombicaragen
tontang poraturen-poraturen adet jorong Simpang go. Kalo dalom
proses pombangunen indo lai doh, kalopun lai itu hanyo untuok
pribadi ajonyo bukan untuok masyarakat jorong Simpang totapi kalo
sosudah pombangunen lai contoh lainyo insentif, lainyo kompensasi
soupo kepieng 2,5 piah per kilo cangkang untuok masyarakat,
pombangunen sumuo bor 2 titik per tahun sobanyak 10 titik artinyo
dalom bentuk bangunen tapi olun dilaksanagen. Masalah pro jo
kontra lai tapi non kontra cuman sobagien dai masyarakat non olun
mongoti ajonyo uyang non kontra du indo momikiegen hasil
positifnyo totapi momikie gen dampak negatifnyo ajo."
59
Artinya :
Kalau interaksinya ada, karna ada interaksi antara pihak perusahaan dengan
tokoh masyarakat barulah ada kesepakatan tentang pendirian sebuah
perusahaan. Dari segi kesalahannya ada tetapi itu semua bukan kesalahan dari
pihak perusahaan sepenuhnya, karena sebelumnya kami dari tokoh
masyarakat belum ada membicarakan tentang peraturan-peraturan adat jorong
Simpang dengan pihak perusahaan. Kalau dalam proses pembangunan tidak
ada sama sekali itupun kalau ada hanya untuk pribadi saja buakan untuk
masyarakat jorong Simpang, tetapi kalau setelah pembangunan barulah ada
contoh adanya insentif, adanya kompensasi berupa uang 25 rupiah per kilo
cangkang untuk masyarakat, pembangunan sumur bor 2 titik pertahun
sebanyak 10 titik artinya dalam bentuk bangunan tetapi belum dilaksanakan.
Masalah pro dan kontra ada tetapi yang kontra hanya sebagian dari
masyarakat yang belum mengerti, orang yang kontra itu tidak memikirkan
dampak positifnya tetapi hanya memikirkan dampak negatifnya saja.
60
3. Persepsi masyarakat tentang keamanan setelah pembangunan pabrik
Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Paritk kecamatan
Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat
Wawancara dengan bapak RM (33 Tahun) dan bapak HD (30 tahun)
pada tanggal 12 Juli 2015 tentang keamanan setelah pembangunan pabrik
Usaha Sawit Mandiri (USM) sebagai berikut :
Gambar IV.13 Wawancara dengan bapak RM 33 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 12 Juli 2015).
"kalo dai segi keamanannyo monurut ambo olun bojalen dengan
lancarleh dek lainyo kosalahen non olun toatasi dek pihak
perusahaan contoh waktu motor poangkuk buah antrian panjang
dan sampe kojalen raya itu sangat mongganggu uyang bolalu lintas.
Masalah keamanannyo kinin go masih aman-aman ajo bau non tau
ambo dan kalo lai masalah itupun bisa di atasi nyo, sotelah lainyo
kosalahen dai pihak perusahaan baulah dibunyigen poraturen yaitu
dondo boupo kepieng dan di usir dai kampuong ato di pindah gen
kojonyo dai pabrik di kampuong go."
Artinya :
Kalau dari segi keamanan menurut saya belum berjalan dengan lancar karena
adanya kesalahan yang belum teratasi oleh pihak perusahaan contoh waktu
61
mobil pengantar buah antrian panjang dan sampai kejalan raya itu sangat
mengganggu orang dalam berlalu lintas. Masalah keamanannyo sekarang ini
masih aman-aman saja yang setahu saya dan kalau ada masalah itupun masih
bisa diatasi, setelah adanya kesalahan dari pihak perusahaan barulah
dibunyikan peraturan yaitu denda berupa uang dan kemudian di usir dari
jorong Simpang atau dipindahkan kerjanya dari pabrik USM.
Wawancara dengan bapak JY (40 tahun) pada tanggal 13 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.14 Wawancara dengan Bapak JY 40 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 13 Juli 2015).
"Olun bojalen dengan lancar leh contohnyo oknum dari perusahaan
molakugen kosalahen di waktu bulen puaso bulo du dan sampe kinin
masalah antao pihak perusahaan jo masyarakatpun olun juo solose
sampe kinin leh. Kurang aman dalom kekompakan masyarakat di
jorong Simpang go sobobnyo sobolum pabrik USM go togak
masyarakat jorong Simpang go olun lai tojadi bosolisieh pohomleh
tapi kalo kinin go ocok tojadi bosolisieh pohom masyarakat jo tokoh
masyarakat, masyarakat jo masyarakat dek momontieng gen
kepentingan pribadinyo. Dari masyarakat borupo dondo non olah
disopakati.
62
Artinya :
Belum berjalan dengan lancar contohnya oknum dari perusahaan melakukan
kesalahan diwaktu bulan suci ramdhan dan sampai sekarang masalah antara
pihak perusahaan dengan masyarakat belum juga selesai sampai sekarang.
Kurang aman dalam kekompakan masyarakat di jorong Simpang ini
sebabnya sebelum pabrik USM ini berdiri masyarakat jorong Simpang belum
ada terjadi perselisihan pendapat tetapi kalau sekarang ini sering terjadi
perselisih pahaman antara masyarakat dengan tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan masyarakat karena mengutamakan kepentingan
pribadinya sendiri, dari masyarakat berupa denda yang sudah disepakati.
Wawancara dengan ibu MM (52 tahun) dan bapak IP (37 tahun) pada
tanggal 13 Juli 2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.15 Wawancara dengan Ibu MM 52 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 13 Juli 2015).
"Kalo masalah keamanannyo menurut ambo agak kuang dek lai
kejadian tontang buah sawit ilang potang du waktu antrian motor
poangkuk buah sawit yang panjang sampe ko jalen raya du. Menurut
ambo sosudah jalennyo pabrik USM go lah yang agak lai aman nyo
di jorong Simpang go dek kebanyakan dai masyarakat jorong
Simpang olah lai kegiatannyo masing-masing walaupun hanyo
63
sebagai tukang bongka buah sawit, yang portamo di agieh teguran
kemudian bau di agieh sosue hukumen yang sudah di tontu gen."
Artinya :
Kalau masalah keamanannya menurut saya agak kurang karna ada kejadian
tentang buah sawit yang hilang kemaren waktu antrian mobil pengangkut
buah sawit yang panjang sampai kejalan raya. Menurut saya sesudah jalannya
pabrik USM inilah yang agak aman di jorong simpang ini karena kebanyakan
dari masyarakat jorong Simpang sudah ada kegiatannya masing-masing
walaupun hanya sebagai tukang bongkar buah sawit, yang pertama di beri
teguran kemudian baru di berikan hukuman yang sudah di tentukan.
Selanjutnya wawancara dengan bapak AL (50 tahun) pada tanggal 14
Juli 2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.16 Wawancara dengan bapak AL 50 tahun (Dokumentasi
pada tanggal 14 Juli 2015).
"Dari segi keamanannyo olun bojalen dengan lancarleh dek ocok
tojadi bogigieh antao supir motor poangkuk buah sawit jo anggota
dai perusahaan. Setelah berdirinyo pabrik USM go banyak dai
anggota masyarakat jorong simpang yang salieng salah
monyalahgen jo tokoh masyarakat, dek di jorong Simpang olah
mompunyoi aturen adet jadi di sosue gen ajo jo aturen non olah di
tontugen."
64
Artinya :
Dari segi keamanannya belum berjalan dengan lancar karna sering terjadi
pertikaian antara sopir mobil penganggkut buah sawit dengan anggota
perusahaan.setelah berdirinya pabrik USM ini banyak dari anggota
masyarakat jorong Simpang yang saling salah menyalahkan dengan tokoh
masyarakat, karna di jorong simpang sudah memiliki aturan adat jadi
disesuaikan saja dengan aturan yang sudah di tentukan.
Menurut bapak jorong MW (37 tahun) pada tanggal 13 Juli 2015
mengatakan sebagai berikut :
"Dai segi keamanan olah bojalen dengan lancar, itupen kalo lai
masalah masih bisa gito atasi. Totapi kalo di jorong Simpang masih
aman-aman ajo bau bahkan dek lainyo pabrik masyarakat non
biasonyo pongangguren dan ocok moncilok sawit di kobun uyang
kinin lah agak bokuang dek lah lai kosibuken uyang du masieng-
masieng dengan lainyo buruh bongkar buah di pabrik USM. Kalo
masalah sangsi berupa denda dan kalo kesalahannyo lah tolalu fatal
bona baulah masyarakat momintak ko pihak perusahaan untuok
dipindah gen kojonyo ko perusahaan lain".
Artinya :
Dari segi keamanan sudah berjalan dengan lancar, itupun kalu masih terdapat
masalah masih bisa kita atasi. Tetapi kalau di jorong Simpang masih aman-
aman saja bahkan setelah adanya pabrik masyarakat yang biasanya
pengangguran dan sering mencuri sawit di kebun orang sakarang sekarang
sudah mulai berkurang karna mereka sudah mempunyai kesibukan masing-
masing dengan adanya buruh bongkar buah di pabrik USM. Kalau masalah
sanksi yang diberikan berupa denda dan kalau kesalahannya sudah terlalu
fatal barulah masyarakat meminta kepada pihak perusahaan untuk
dipindahkan kerjanya ke perusahaan lain.
65
Pihak pabrik
Wawancara dengan menejer pabrik USM bapak PR (38 tahun) pada
tanggal 27 Juli 2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.17 Wawancara dengan menejer pabrik USM PR 38 tahun
(Dokumentasi pada tanggal 27 Juli 2015).
Sudah memiliki surat izin AMDAL tetapi belum sampai ke pabrik USM
hanya foto copy nya yang sudah dipegang oleh PT.USM. Sering mengadakan
diskusi sudah ada kompensasi terhadap jadi masyarakat, pembangunan
prasarana umum, kegiatan pemuda, agama dan anak yatim. Sistim
keamanannya masih kondusif, tidak ada kesalah pahaman dan masih berjalan
dengan lancar. 1). Arahan dan motivasi, 2) Memberi surat teguran kalau
terjadi kelalayan, 3). Surat peringatan sesuai aturan dan 4). Surat
pengunduran diri.
66
Selanjutnya wawancara dengan HUMAS pabrik USM bapak GR (39
tahun) pada tanggal 28 Juli 2015 mengatakan sebagai berikut :
Gambar IV.18 Wawancara dengan HUMAS pabrik USM bapak GR 39
tahun (Dokumentasi pada tanggal 28 Juli 2015).
"Olah momiliki surat izin AMDAL dari BLH, adanya kontribusi
antaro pihak pabrik jo masyarakat jorong Simpang contoh sopoti fi
untuok masyarakat itu lai dibunyigen 30 rupiah perkilo solamo
pabrik bojalen. Hasilnyo dibagi monjadi 5 poin 1) Masjid, 2)
Pemuda, 3) Anak yatim, 4) MTSss, 5) TK. Sosudah itu pihak
perusahaan memberikan insentif tiok bulen untuok tokoh masyarakat
jorong simpang. Kalo sistim keamanannyo masih bisa dikondisigen
bayiek dai sistim dalom kinerja perusahaan maupun diluarnyo."
Artinya :
Sudah memiliki surat izin AMDAL dari BLH( Badan Lingkunga Hidup),
adanya kontribusi antara pihak pabrik dengan masyarakat jorong Simpang
contoh seperti fi untuk masyarakat itu ada dibunyikan 30 rupiah perkilo
selama pabrik berjalan hasilnya dibagi untuk 5 poin 1) Masjid, 2) Pemuda, 3)
Anak yatim, 4) MTSss, 5) TK. Setelah itu pihak perusahaan memberikan
insentif tiap bulan untuk tokoh masyarakat. Kalau sistim keamanannya masih
bisa dikondisikan baik dari sistim dalam kinerja perusahaan maupun di
luarnya.
67
D. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian Persepsi Masyarakat
Tentang Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di Jorong Simpang
Nagarian Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat yang
meliputi : persepsi masyarakat tentang proses pembangunan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka
kabupaten Pasaman Barat, persepsi masyarakat tentang interaksi pihak pabrik
dengan masyarakat disekitar lingkungan nya setelah didirikan pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka
kabupaten Pasaman Barat, persepsi masyarakat tentang keamanan setelah
pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari
Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat.
Pertama, proses pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM)
adalah dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat itu sendiri karena di daerah
tersebut perkebunan kelapa sawitnya begitu luas sehingga dapat meningkatkan
perekonomian petani kelapa sawit di daerah jorong Simpang kemudian disamping
itu pabrik USM menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran udara,
kebisingan dan bau yang kurang sedap sehingga masyarakat yang tinggal
disekitar pabrik USM kurang merasa nyaman.
Proses pembangunan industri diharapkan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan produksi untuk kebutuhan di dalam negeri dan luar negeri serta
kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi industri menuju taraf hidup yang lebih
68
baik. Kemudian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita,
pemerataan pendapatan, membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan usaha
informal. Pembangunan sektor industri ditujukan meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat secara adil dan merata, dengan memanfaatkan dana, sumber
daya alam, dan hasil budidaya serta memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup, serta memperluas dan meratakan kesempatan kerja (Muchni :
2008).
Kedua, interaksi pihak pabrik dengan masyarakat disekitar lingkungan
nya setelah didirikan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) yaitu masih terjalin
dengan baik sampai saat sekarang, contoh adanya diskusi antara pihak perusahaan
dengan tokoh masyarakat, adanya kompensasi dan insentif. Tetapi disamping itu
ada juga terjadinya kesalahan-kesalahan yang di perbuat oleh anggota karyawan
perusahaan sehingga meresahkan masyarakat jorong Simpang.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok sosial yang lain. Interaksi sosial
terjadi ketika dua orang individu bertemu dengan saling menyapa, berjabatan
tangan, bercandaria atau mungkin juga berkelahi. pertemuan kedua individu itu
merupakan suatu interaksi sosial. interaksi sosial juga terjadi manakala seseorang
masuk diperguruan tinggi bertemu dengan pimpinan universitas yang
memberikan beberapa ketentuaan kepada seseorang apabila hendak masuk
menjadi salah satu mahasiswa perguruaan tinggi tersebut (Philipus, 2004 : 22).
69
Ketiga, keamanan setelah pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) yaitu dari segi keamanannya pabrik USM belum mencapai tingkat
keamanan yang di inginkan oleh masyarakat karena adanya kesalahan-kesalahan
yang terjadi disekitar lingkungan pabrik USM seperti antrian mobil yang
panjang, pro-kontra masyarakat dengan tokoh masyarakat dan masyarakat dengan
pihak pabrik. Rasa aman merupakan sangat fundamental bagi kehidupan manusia.
terciptanya rasa aman akan menentukan terpenuhnya kebutuhan dasar lain.
kesejahteraan, kebebasan, dan pengembangan identitas kultural. Rasa aman
memungkinkan orang bisa bekerja, mendapatkan sumber ekonomi, terbebas dari
kemiskinan. Rasa aman atau tiadanya ancaman kekerasan juga memberikan
peluang bagi kebebasan, untuk bebas dari represi dan dominasi. Lebih dari itu,
rasa aman juga akan memungkinkan manusia mengembangkan identitas
kulturalnya secara optimal ( Trijono : 2005).
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap persepsi masyarakat tentang pembangunan
pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang Nagari Parik kecamatan
Koto Balingka kabupaten Pasaman Barat :
1. Proses pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) dilatar
belakangi oleh keinginan masyarakat itu sendiri karena di daerah tersebut
perkebunan kelapa sawitnya begitu luas sehingga dapat meningkatkan
perekonomian petani kelapa sawit di daerah jorong Simpang. Banyak
masyarakat yang setuju dengan keberadaan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) karena masyarakat berfikir dengan adanya keberadaan pabrik
bisa menambah lapangan pekerjaan terhadap masyarakat di jorong
simpang.
2. Interaksi antara pihak pabrik dengan masyarakat masih terjalin dengan
baik sampai saat sekarang, adanya diskusi antara pihak perusahaan
dengan tokoh masyarakat, adanya kompensasi dan insentif.
3. Dari segi keamanan pabrik USM belum mencapai tingkat keamanan
yang di inginkan oleh masyarakat karena adanya kesalahan-kesalahan
yang terjadi disekitar lingkungan pabrik USM, seperti antrian mobil yang
panjang diwaktu buah banyak, pro-kontra masyarakat dengan tokoh
masyarakat dan masyarakat dengan pihak pabrik.
70
71
B. Saran
Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Diharapkan kepada masyarakat jorong Simpang untuk berfikir lebih baik
lagi dalam menyikapi tentang pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) supaya interaksi masyarakatnya terjalin dengan baik dan untuk
keamanannya tokoh masyarakat harus berkomunikasi terlebih dahulu
dengan pemuda jorong Simpang agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.
2. Disarankan kepada masyarakat jorong Simpang agar lebih kompak
dalam menghadapi masalah yang ada dan tidak mudah mengambil
keputusan sendiri agar terjalinnya interaksi yang baik dan keamanannya
bisa terjamin.
3. Diharapkan kepada peneliti berikutnya agar dapat melanjutkan penelitian
ini untuk meneliti tentang variabel-variabel lain yang belum diketahui
sehingga masalah antara masyarakat dengan PT.USM dapat di selesaikan
dengan baik.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Saebeni, Beni, 2012. Pengantar Antropologi. Bandung: Pustaka Seti
Hadiguna, Ampuh dan Rika, 2009. Manajemen Pabrik (Pendekatan Sistem Untuk
Efisiensi dan Efektivitas). Jakarta: Bumi Aksara
Hanurawan, Fattah. 2012. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/
http://candygloria.wordpress.com/2011/04/06/pembangunan-ekonomi-daerah/
http://pustakaserpong.blogspot.com/2008/05/pengertian-dan-definisi-
pabrikindustri.html
http://wiwitna.blogspot.com/2013/03/pembangunan-ekonomi-daerah.html
J. Simanjuntak, Payaman. 2009. Manajemen Hubungan Industrial. Jakarta: Jala
Permata Aksara
Lingga dan Wahyu Ario Pratomo. 2013. Persepsi Masyarakat Terhadap
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Sebagai Klaster
Industri. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol 1 No 2
Maleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Muchni, Hayatul. 2008. Pengaruh Keberadaan PT. PMKS (Pabrik Minyak Kelapa
Sawit) Talikuamain Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Rokan
Hulu (Studi Kasus : Desa Talikumain Kecamatan Tambusai. Thesis.
Universitas Sumatera Utara : Medan
M. Sayuti, 2008. Analisis Kelayakan Pabrik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Trijono, Lambang, 2005. Pembangunan sebagai perdamaian. Jakarta
Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Kurniawan, Wawan. 2009. Urgensi pembangunan Angroindustri kelapa sawit
berkelanjutan untuk mengurangi pemanasan global. Junal. Universitas
Trisakti.
Philipus dan Nurul Aini. 2009. Sosiologi dan Politik. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada
72
73
Sapatadekat,Damerti. 2011. Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan Hutan
Mangrove di Kawasan Pantai Talopulei Kecamatan Pagai Selatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2010.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian Kuantitatif, Kuaalitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Walgito, Bimo, 1978. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Wiwitna. 2009. Kajian Terhadap Dokumen Amdal Pembangunan Pabrik Semen
Gresik di Pati Yang Disusun Oleh PPLH Universitas di Ponegoro. Jurnal
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
74
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Judul: “Persepsi Masyarakat Tentang Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) di Jorong Simpang Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten
Pasaman Barat”
Assalamua`laikum Wr.Wb
Sebelumnya peneliti berdo`a semoga Bapak/Ibu senantiasa dalam keadaan
sehat wal`afiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT, sehingga Bapak/Ibu dapat
bermurah hati memberikan informasi kepada peneliti dengan suka rela dan penuh
kejujuran. Bentuk pernyataan ini peneliti susun semata-mata untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan guna menyelesaikan skripsi pada Program Studi
Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat untuk mengetahui bagaimana
Persepsi Masyarakat Tentang Pembangunan Pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di
Jorong Simpang Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat
Dengan demikian data yang Bapak/Ibu berikan tidak akan menimbulkan
masalah dikemudian hari. Oleh karena itu, sekali lagi peneliti harapkan kepada
Bapak/Ibu kiranya dapat memberikan informasi melalui pertanyaan ini dengan
sejujurnya.
Atas kemurahan hati Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Wassalam
Peneli
75
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara :
Nama Narasumber :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
A. Masyarakat
persepsi masyarakat tentang proses pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM) di Jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten
Pasaman Barat?
1. Menurut bapak/Ibu, apakah yang melatar belakangi berdirinya pabrik Usaha
Sawit Mandiri (USM)?
2. Bagaimana pandangan bapak/Ibu dalam menyikapi pembangunan pabrik
Usaha Sawit Mandiri?
3. Apakah bapak/Ibu setuju dengan pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri
(USM)?
4. Apakah sebelum berdirinya pabrik bapak/Ibu mengetahui pabrik USM ini
akan didirikan?
5. Menurut bapak/Ibu, bagaimana mengenai gantirugi tanah terhadap masyarakat
dalam proses pembangunan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM)?
76
persepsi masyarakat tentang interaksi pihak pabrik dengan masyarakat di
sekitar lingkungan setelah didirikan pabrik Usaha Sawit Mandiri (USM) di
jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto Balingka kabupaten Pasaman
Barat?
1. Adakan terjalinnya hubungan interaksi antara pihak pabrik dan masyarakat
jorong Simpang.?
2. Apakah setelah berdirinya pabrik USM pernah terjadi kesalah pahaman antara
oknum perusahaan dengan masyarakat jorong Simpang.?
3. Selama proses pembanhgunan pabrik adakah kepedulian dari pihak pabrik
USM terhadap masyarakat jorong Simpang.?
4. Bagaimana menurut pandangan bapak/ibu mengenai keberadaan pabrik USM,
apakah dengan keberadaan pabrik USM dapat mengurangi angka
pengangguran di jorong Simpang.?
5. Adakah terjadinya pro dan kontra antara masyarakat dengan masyarakt
tentang pembangunan pabrik USM?
77
persepsi masyarakat tentang keamanan setelah pembangunan pabrik Usaha
Sawit Mandiri (USM) di jorong Simpang nagari Parik kecamatan Koto
Balingka kabupaten Pasaman Barat.?
1. Bagaimana sistem keamanan pabrik USM, apakah sudah berjalan dengan
baik.?
2. Dengan berdirinya pabrik USM bagaimana tentang keamananya di jorong
Simpang ini.?
3. Apa sanksi yang diberikan kepada oknum perusahaan PT.USM kalau ada
melanggar aturan di jorong Simpang.?
B. Pihak pabrik
1. Apakah pembangunan pabrik ini sudah memiliki surat izin AMDAL.?
2. Adakah terjalinnya hubungan interaksi antara pihak pabrik dan masyarakat
jorong Simpang?
3. Bagaimana sistem keamanan pabrik USM?
4. Apakah setelah berdirinya pabrik USM pernah terjadi kesalahpahaman dalam
kinerja pabrik USM.?
5. Bagaimana sanksi yang diberikan kepada orang yang tidak mematuhi aturan
dalam kinerja pabrik USM.?
78
Lampiran 2
TABEL REDUKSI WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG
PEMBANGUNAN PABRIK USAHA SAWIT MANDIRI (USM) DI JORONG
SIMPANG NAGARI PARIK KECAMATAN KOTO BALINGKA
KABUPATEN PASAMAN BARAT
NO NAMA
INISIAL
HASIL WAWANCARA ARTINYA
1. IN Monurut ambo proses
pembangunan pabrik go itu di
latarbelakangi dek kobun sawit
di jorong simpang go sangat
loweh. Jadi godang peluangnyo
bagi pihak perusahaan untuok
mombangun dan monogakgen
sobuah pabrik. Kalo masalah
ganti rugi pihak pabrik
monotopgen ganti rugi kopado
masyarakat yang tanahnyo kone
dalom pembangunan pabrik go
ganti ruginyo socao bopariasi
lai yang boli tanahnyo maha lai
bulo yang mudah pokok nyo
disosuegen jo tanomen yang lai
di tanahnyo du. Sobolumnyo
ambo indo mongotahui tontang
pembangunan pabrik go yang
tau hanyolah tokoh dai
masyarakat ajonyo tapi di sisi
lain nyo ambo setuju karena
dapek menguangi
pengangguran di jorong
simpang go.
Menurut saya proses
pembangunan pabrik ini
dilatar belakangi oleh
perkebunan sawit yang
begitu luas di jorong
simpang. Jadi besar
peluangnya bagi pihak
perusahaan untuk
membangun dan mendirikan
sebuah pabrik. Kalau
masalah ganti rugi pihak
pabrik menetapkan ganti
rugi kepada masyarakat
yang tanahnya terpakai
dalam pembangunan pabrik
ini gantiruginya secara
bervariasi ada yang beli
tanahnya mahal ada juga
yang murah semuanya
disesuaikan dengan tanaman
yang ada ditanah tersebut.
Sebelumnya saya tidak
mengetahui tentang
pembangunan pabrik ini
hanya tokoh dari masyarakat
sajalah yang mengetahui
tapi disisi lain saya setuju
karna dapat mengurangi
pengangguran di jorong
simpang ini.
2. MS
Sobolumnyo ambo olah
mongotahui tontang akan
Sebelumnya saya sudah
mengetahui tentang akan
79
dibangunnyo pabrik di jorong
simpang go jujur ambo kuang
setuju dengan pombangunan
pabrik go walaupun dapek
momberigen pekerjaan kopado
masyarakat totapi dalom
pembangunan pabrik go tontu
akan monimbulken dampak
negatif ko masyarakat sopoti
tocemarnyo udaro, momokak di
tolingo masyarakat. Tapi
bakmanola gen di buek diawak
tokoh masyarakat lah
momutusgen bahwa di jorong
simpang go totop juo gen
ditogakgen sobuah pabrik du.
Menurut ambo non melatar
belakangi pombangunen pabrik
go dek di jorong simpang go
mompunyoi kobun sawit yang
bogitu loweh dan pihak pabrik
du monile di jorong
simpangkolah yang godang
putaran kepieng nyo. Itu
mangkonyo uyang du tertarik
untuok monogak gen sobuah
pabrik."
dibangunnya pabrik di
jorong simpang ini. Jujur
saya kurang setuju dengan
pembangunan pabrik ini
walaupun dapat memberikan
pekerjaan terhadap
masyarakat tetapi dalam
pembangunan pabrik ini
tentu akan memberikan
dampak negatif kepada
masyarakat seperti
tercemarnya udara,
kebisingan lingkungan.
Tetapi mau bagaimana lagi
tokoh masyarakat sudah
memutuskan bahwa di
jorong simpang ini akan
didirikan sebuah pabrik.
Menurut saya yang melatar
belakangi pembangunan
pabrik karna di jorong
simpang ini memiliki
perkebunan sawit yang
begitu luas dan pihak pabrik
menilai di jorong
simpanglah yang besar
putaran uang nya. Itu
mangkanya pihak
perusahaan tertarik untuk
mendirikan sebuah pabrik.
3. PL Monurut ambo non molatar
bolakangi togaknyo pabrik go
adalah koinginen dai
masyarakat jorong simpang dan
di sampieng itu supayo anggota
ponggangguren di kampuong go
bokurang. Caro monyikapinyo
dengan hal positif ajonyo
sobobnyo dek lai diagieh pihak
perusahaan sopoti insentif dan
kompensasi untuok masyarakat
jorong simpang jadi lai
Menurut saya yang melatar
belakangi berdirinya pabrik
ini adalah keinginan dari
masyarakat jorong simpang
itu sendiri karna di samping
itu supaya tingkat
pengangguran berkurang.
Cara menyikapinya dengan
cara positif, karna sudah di
sepakati pihak perusahaan
dan masyarakat jorong
simpang seperti insentif dan
80
untuong untuok perusahaan
baitu bulo sobaliek nyo lai bulo
untuog untuok masyarakat. Kalo
pombangunen pabrik go ambo
sotuju, tinggal lagi dek tolalu
dokek dai pomukimen
masyarakat go ajo ambo non
tido sotuju nyo. Kalo masalah
tanah di bayie pihak
perusahaan ko masyarakat bagi
tanah nyo non topake untuok
lahan non dibutuh gen pihak
perusahaan. Kalo masalah
pombangunen pabrik go itu non
tau cuman tokoh masyarakat ajo
nyo."
kompensasi untuk
masyarakat jorong simpang,
jadi ada untungnya bagi
perusahaan begitupula untuk
masyarakat jorong simpang.
Kalau dari segi
pembangunan pabriknya
saya setuju, tetapi karna
jarak antara pabrik dengan
pemukiman masyarakat
terlalu dekat disitu saya
tidak setuju. Kalau masalah
tanah di bayar pihak
perusahaan ke masyarakat
bagi tanah nya yang terpakai
untuk lahan yang dibutuhkan
pihak perusahaan. Kalau
masalah pembangunan
pabrik ini itu yang tau
hanyalah tokoh dari
masyarakat saja.
4. WR Kondak dai tokoh masyarakat
jorong simpang, awalnyo ambo
sotuju dengan pombangunen
pabrik go totapi sosudah pabrik
go jalen baula ambo moasogen
dampaknyo sopoti baun non
busuok jo bunyi non momokak
di tolingo. Awal mulonyo ambo
indo mongotahui pabrik go gen
ditogakgen totapi sosudah
lainyo kesepakatan antao pihak
perusahaan jo tokoh
masyarakat baulah ambo
mongotahui tontang
pombangunen pabrik go,
masyarakat non mompunyoi
tanah go indo dirugigen dek
pihak perusahaan olah
mombayie ogo tanah non olah
disepakati."
Pembangunan pabrik ini
kehendak dari tokoh
masyarakat jorong simpang,
awalnya saya setuju dengan
pembangunan pabrik ini
tetapi setelah pabrik ini
berjalan barulah saya
merasakan dampak negatif
seperti bau yang tidak sedap
dan kebisingan. Awal
mulanya saya tidak
mengetahu tentang pabrik ini
akan didirikan tetapi setelah
adanya interaksi antara
pihak pabrik dengan tokoh
masyarakat barulah saya
mengetahui tentang
pembangunan pabrik ini,
masyarakat tanah ini tidak
merasa dirugikan karena
pihak perusahaan sudah
81
membayar harga tanah yang
sudah disepakati
5. MD "Dek di coliek dai segi
pokobunen sawit non loeh di
jorong simpang go makolah
tertarik pihak perusahaan
untuok monogak gen pabrik
USM go, ambo sotuju-sotuju ajo
dengan lainyo pabrik di jorong
simpang go mak botambah juo
lapangen kojo masyarakat di
jorong simpang go. Ambo indo
tau awal mulonyo tontang
pabrik go gen ditogak gen, kalo
masalah tanah non dibutuh gen
oleh pihak perusahaan
masyarakat olah monyotujui dek
olah dibayie oleh pihak
perusahaan ko masyarakat."
Karena dilihat dari segi
perkebunan sawit yang
begitu luas di jorong
simpang ini maka tertariklah
pihak perusahaan untuk
mendirikan pabrik Usaha
Sawit Mandiri (USM) ini,
saya setuju dengan
pembangunan adanya pabrik
di jorong simpang ini supaya
bertambah pula lapangan
kerja masyarakat di jorong
simpang. Saya tidak
mengetahui awal mulanya
tentang pabrik ini akan
didirikan, kalau masalah
tanah yang di butuhkan oleh
pihak perusahaan
masyarakat sudah
menyetujuinya karna sudah
dibayar oleh pihak
perusahaan kepada
masyarakat.
6. MW "Keinginan masyarakat jorong
simpang supayo angka
pongangguren borkuang,
pandangen ambo sebagai
kepala jorong dalom monyikapi
pombangunen pabrik go dengan
socao positif inyo lai di berigen
pihak perusahan sopoti insentif
jo kompensasi untuok
masyarakat jorong simpang
dalom arti kato perusahaan
yang di dirigen go indo
kehendak dai manajemen ajo
doh maksut nyo lai
ketergantungen antao
masyarakat jo perusahaan baitu
bulo sobalieknyo, jadi lai
Keinginan masyarakat
jorong simpang supaya
angka pengangguran
berkurang. Pandangan saya
sebagai kepala jorong dalam
menyikapi pembangunan
pabrik ini dengan secara
positif ada di berikan pihak
perusahaan seperti insentif
dan kompensasi untuk
masyarakat jorong simpang
artinya perusahaan yang
didirikan ini tidak kehendak
dari pihak manajemen saja
maksutnya ada
ketergantungan antara
masyarakat dengan
82
keuntungan bagi pihak
perusahaan dan lai bulo
keuntungan nyo untuok
masyarakat jorong simpang.
Kalo masalah pombangunen
pabrik go sotuju, karna dapek
monguangi angka
pongangguren di jorong
simpang non biasonyo
masyarakat bokojo sobagai
tukang dompieng omeh dan
hasilnyo indo monotop kalo
kinin go somonjak lai pabrik di
simpang go uyang du lah lai
kojo totopnyo. Masalah ganti
rugi tanah untuok masyarakat
dilakugen socao normal oleh
pihak perusahaan artinyo boapo
kerugian lahan masyarakat
dibayie oleh pihak perusahaan
socao bopariasi ato sosue jo
kondisi tanah nyo."
perusahaan begitupun
sebaliknya jadi ada
keuntungan bagi pihak
perusahaan dan adapula
keuntungannya bagi
masyarakat jorong simpang.
Kalau masalah
pembangunan pabrik ini
setuju karena dapat
mengurangi angka
pengangguran di jorong
simpang yang biasanya
masyarakat bekerja sebagai
penambang emas dan
hasilnya tidak menentu kalau
sekarang setelah ada pabrik
di jorong simpang
masyarakat sudah ada
pekerjaan tetapnya. Masalah
gantirugi tanah untuk
masyarakat dilakukan secara
normal oleh pihak
perusahaan artinya berapa
kerugian lahan masyarakat
di bayar oleh pihak
perusahaan secara
bervariasi atau sesuai
kondisi tanaman yang ada.
7. GI "Hubungen antao pihak pabrik
jo masyarakat jorong simpang
non sotau ambo lancar-lancar
ajo bau karna pihak pabrik jo
masyarakat lai mongadogen
diskusi, makolah lai
kompensasi, pembangunan
prasarana umum, dan pemuda.
Ponah tojadi kosalah pohomen
sopoti mombongka buah di
dalom lokasi pabrik antao supir
motor non moantagen buah
sawit jo tukang sotir buah. Kalo
non sotau ambo lai, sopoti
Hubungan antara pihak
perusahaan dengan
masyarakat jorong simpang
yang setahu saya sekarang
masih lancar-lancar saja
karna pihak pabrik dengan
masyarakat sudah ada
mengadakan diskusi, barulah
adanya kompensasi,
pembangunan prasarana
umum, pemuda dll. Pernah
terjadi kesalah pahaman
seperti bongkar buah di dalm
lokasi pabrik antara sopir
83
sumuo bor non gen dibangun
sobanyak 10 buah titiek di
jorong simpang go. Dek lai
pakbrik di kampuong go itu
dapek juo monguangi
pongangguren walaupun cuma
sobagien dai masyarakat non di
pokojogen di dalom pabrik.
Kalo pro jo kontranyo tontu
pasti lai, dek sobagien dai
masyarakat lai non tido sotuju
dengan adonyo pabrik USM di
kampuong go."
mobil pengantar buah sawit
dengan sortasi atau
karyawan perusahaan. Kalau
yang setahu saya ada seperti
akan dibangunnya sumur bor
sebanyak 10 titik di jorong
simpang, karna adanya
pabrik di jorong simpang itu
dapat mengurangi
penganggura. Pro dan
kontra nya ada, kaerna tidak
semua dari masyarakat yang
setuju dengan pembangunan
pabrik USM ini.
8. IJ "Kalo masalah interaksinyo
sotau ambo lai dengan adonyo
musyawarah umum. Kalo
untuok kini masalah tu lah
nampak contoh nyo dai segi
molangga adet kampuonggo,
kepedulian dalom proses
pombangunen indo lai doh tapi
kalo lah sudah pombangunen
bau lai. Dapek monguangi
tingkek pongangguren di
kampuong go sopoti kojo buruh
di pabrik. Namonyo
pombangunen sobuah
perusahaan besar pasti lai pro
jo kontra nyo."
Kalau masalah interaksi
setahu saya ada seperti
adanya musawarah umum.
Kalau untuk sekarang
masalah itu sudah tampak
contoh nya sudah melanggar
adat jorong simpang, kalau
dalam proses pembangunan
tidak ada teapi setelah
pembangunan barulah ada,
dengan adanya pabrik dapat
mengurangi pengangguran
di jorong Simpang seperti
kerja buruh di pabrik. Yang
namanya pembangunan
sebuah perusahaan besar
pasti ada pro dan kontranya.
9. SD "Interaksi antao pihak pabrik jo
masyarat non sotou ambo
indolai doh, non lai cuman jo
tokoh masyarakat ajonyo. Kalo
tontang salah pohomnyo lai
antao karyawan perusahaan jo
masyarakat jorong simpang
yang sampe kinin go olun juo
solose leh. Non ambo coliek jo
ambo donga solamo go lai,
contohnyo lai todonga mbo
Interaksi antara pihak pabrik
dengan masyarakat yang
setahu saya tidak ada, yang
ada hanya dengan tokoh
masyarakat saja. Kalau
tentang salah pahamnya ada
antara karyawan perusahaan
dengan masyarakat jorong
simpang yang sampai saat
ini belum juga selesai. Yang
saya lihat dan saya dengar
84
bantuen untuok pemuda waktu
acara tahun baru 2014-1015
potang du. Dek lainyo
organisasi SPTI ato bongka
buah itu lowongen kojo
masyarakat tobukak untuok
moncai kepieng, di sampieng itu
pro dan kontra antao
masyarakat jo masyarakat ocok
juo tojadi dek sobagien dai
masyarakat go olun lai
mondapek gen lapangen kojo di
pabrik USM."
selama ini ada, contoh yang
sayadengar adanya bantuan
untuk pemuda waktu acara
tahun baru 2014-2015
kemaren. Karna adanya
organisasi SPTI atau
bongkar buah itu lowongan
kerja masyarakat terbuka
untuk mencari uang, di
samping itu pro dan kontra
antara masyarakat dengan
masyarakat sering juga
terjadi karna sebagian dari
masyarakat ini belum ada
mendapatkan lapangan kerja
di pabrik USM.
10. AP "Interaksi antao pihak
perusahaan jo masyarakat indo
lai non sotau ambo doh, kalo
antao masyarakat jo pihak
perusahaan lai dek ponah
molangga adet di jorong
simpang. Kepedulien nyo lai
contoh waktu acara yayo non
dibuek dek mahasiswa jorong
simpang itu lai bantuen di agieh
nyo dek pihak perusahaan.
Sobagien dai masyarakat jorong
simpang olah mondapek kojo
sosudah pabrik pabrik go jalen
dan olah bisa untuok monambah
pongasilen nyo, yang kontra
cuman sobagien kecil tentang
pombangunen pabrik USM go."
Interaksi antara pihak
perusahaan dengan
masyarakat tidak ada yang
setahu saya, kalau antara
masyarakat dengan pihak
perusahaan ada karna
pernah melanggar adat di
jorong simpang.
Kepeduliaannya ada contoh
waktu acara lebaran yang di
adakan oleh mahasiswa
jorong simpang itu ada
bantuan di berikan oleh
pihak perusahaan. Sebagian
dari masyarakat jorong
simpang sudah mendapatkan
pekerjaan selama pabrik
USM jalan dan sudah bisa
untuk menambah
penghasilannya, hanya
sebagian kecil saja yang
kontra tentang pembangunan
pabrik USM ini.
11. TW "Pihak perusahaan masuok ko
kampuong go hanyo monomui
tokoh dari masyarakat ajo nyo
Pihak perusahaan datang ke
jorong simpang hanya
menemui tokoh dari
85
indo lai jo anggota masyarakat
doh, jadi non lai interaksinyo
cuman jo tokoh masyarakat
ajonyo. Ponah tojadi kosalahen
antao karyawan perusahaan jo
masyarakat totapi iko sadonyo
indo kosalahen dai karyawan
ajo dobah molaingen tokoh
masyarakat salah juo. Sotau
ambo solamo iko olun lai leh
totapi sobolumnyo dalom
pojanjien antao tokoh
masyarakat jo pihak
perusahaan lai tapi olun lai
nampak hasilnyo leh, cuman
sobagien dai masyarakat ajo
non dapek kojonyo itupen
kobanyaken sobagai bongkar
buah. Pro dan kontranyo lai dek
sobagien dai masyarakat indo
sotuju dek lainyo pabrik sawit di
jorong simpang go dek sobagien
masyrakat takuk kone
dampaknyo."
masyarakat saja bukan
dengan anggota masyarakat
jadi yang ada interaksinya
dengan tokoh masyarakat
saja. Pernah terjadi
kesalahan antara karyawan
perusahaan dengan
masyarakat tetapi ini semua
bukan kesalahan dari
karyawan saja melainkan
tokoh masyarakat juga ikut
salah. Setahu saya selama ini
belum ada tetapi sebelumnya
dalam perjanjian antara
tokoh masyarakat dengan
pihak perusahaan ada tetapi
belum ada tampak hasilnya,
cuman sebagian dari
masyarapakat saja yang
mendapatkan pekerjaan
itupun kebanyakan sebagai
bongkar buah. Pro dan
kontranya ada karna
sebagian dari masyarakat
tidak setuju dengan adanya
pabrik sawit di jorong
simpang ini karna sebagian
masyarakat takut kena
dampaknya.
12. MW "Kalo interaksinyo lai, dek laila
interaksinyo antao pihak
perusahaan jo tokoh
masyarakat mangko lai
kesepakatan tontang pendirian
sobuah perusahaan go. Dai segi
kosalahennyo lai totapi
kosalahennyo du indo kosalahen
dai pihak perusahaan sadonyo
dek sobolumnyo gami dai tokoh
masyarakat olun lai
mombicaragen tontang
Kalau interaksinya ada,
karna ada interaksi antara
pihak perusahaan dengan
tokoh masyarakat barulah
ada kesepakatan tentang
pendirian sebuah
perusahaan. Dari segi
kesalahannya ada tetapi itu
semua bukan kesalahan dari
pihak perusahaan
sepenuhnya, karena
sebelumnya kami dari tokoh
86
poraturen-poraturen adet
jorong simpang go. Kalo dalom
proses pombangunen indo lai
doh, kalopun lai itu hanyo
untuok pribadi ajonyo bukan
untuok masyarakat jorong
simpang totapi kalo sosudah
pombangunen lai contoh lainyo
insentif, lainyo kompensasi
soupo kepieng 2,5 piah per kilo
cangkang untuok masyarakat,
pombangunen sumuo bor 2 titik
per tahun sobanyak 10 titik
artinyo dalom bentuk bangunen
tapi olun dilaksanagen.
Masalah pro jo kontra lai
tapi non kontra cuman sobagien
dai masyarakat non olun
mongoti ajonyo uyang non
kontra du indo momikiegen
hasil positifnyo totapi momikie
gen dampak negatifnyo ajo."
masyarakat belum ada
membicarakan tentang
peraturan-peraturan adat
jorong simpang dengan
pihak perusahaan. Kalau
dalam proses pembangunan
tidak ada sama sekali itupun
kalau ada hanya untuk
pribadi saja buakan untuk
masyarakat jorong simpang,
tetapi kalau setelah
pembangunan barulah ada
contoh adanya insentif,
adanya kompensasi berupa
uang 25 rupiah perkilo
cangkang untuk masyarakat,
pembangunan sumur bor 2
titik pertahun sebanyak 10
titik artinya dalam bentuk
bangunan tetapi belum
dilaksanakan. Masalah pro
dan kontra ada tetapi yang
kontra hanya sebagian dari
masyarakat yang belum
mengerti, orang yang kontra
itu tidak memikirkan dampak
positifnya tetapi hanya
memikirkan dampak
negatifnya saja.
13
RM "kalo dai segi keamanannyo
monurut ambo olun bojalen
dengan lancarleh dek lainyo
kosalahen non olun toatasi dek
pihak perusahaan contoh waktu
motor poangkuk buah antrian
panjang dan sampe kojalen raya
itu sangat mongganggu uyang
bolalu lintas. Masalah
keamanannyo kinin go masih
aman-aman ajo bau non tau
ambo dan kalo lai masalah
itupun bisa di atasi nyo, sotelah
Kalau dari segi keamanan
menurut saya belum berjalan
dengan lancar karena
adanya kesalahan yang
belum teratasi oleh pihak
perusahaan contoh waktu
mobil pengantar buah
antrian panjang dan sampai
kejalan raya itu sangat
mengganggu orang dalam
berlalu lintas. Masalah
keamanannyo sekarang ini
masih aman-aman saja yang
87
lainyo kosalahen dai pihak
perusahaan baulah dibunyigen
poraturen yaitu dondo borupa
kepieng dan di usir dai
kampuong ato di pindah gen
kojonyo dai pabrik di kampuong
go."
setahu saya dan kalau ada
masalah itupun masih bisa
diatasi, setelah adanya
kesalahan dari pihak
perusahaan barulah
dibunyikan peraturan yaitu
denda berupa uang dan
kemudian di usir dari jorong
Simpang atau dipindahkan
kerjanya dari pabrik USM.
14
JY "Olun bojalen dengan lanjar leh
contohnyo oknum dari
perusahaan molakugen
kosalahen di waktu bulen puaso
bulo du dan sampe kinin
masalah antao pihak
perusahaan jo masyarakatpun
olun juo solose sampe kinin leh.
Kurang aman dalom
kekompakan masyarakat di
jorong simpang go sobobnyo
sobolum pabrik USM go togak
masyarakat jorong simpang go
olun lai tojadi bosolisieh
pohomleh tapi kalo kinin go
ocok tojadi bosolisieh pohom
masyarakat jo tokoh
masyarakat, masyarakat jo
masyarakat dek momontieng
gen kepentingan pribadinyo.
Dari masyarakat borupo dondo
non olah disopakati.
Belum berjalan dengan
lancar contohnya oknum
dari perusahaan melakukan
kesalahan diwaktu bulan
suci ramdhan dan sampai
sekarang masalah antara
pihak perusahaan dengan
masyarakat belum juga
selesai sampai sekarang.
Kurang aman dalam
kekompakan masyarakat di
jorong simpang ini sebabnya
sebelum pabrik USM ini
berdiri masyarakat jorong
simpang belum ada terjadi
perselisihan pendapat tetapi
kalau sekarang ini sering
terjadi perselisih pahaman
antara masyarakat dengan
tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan
masyarakat karena
mengutamakan kepentingan
pribadinya sendiri, dari
masyarakat berupa denda
yang sudah disepakati.
15 MM "Kalo masalah keamanannyo
menurut ambo agak kuang dek
lai kejadian tontang buah sawit
ilang potang du waktu antrian
motor poangkuk buah sawit
yang panjang sampe ko jalen
Kalau masalah
keamanannya menurut saya
agak kurang karna ada
kejadian tentang buah sawit
yang hilang kemaren waktu
antrian mobil pengangkut
88
raya du. Menurut ambo
sosudah jalennyo pabrik USM
go lah yang agak lai aman nyo
di jorong simpang go dek
kebanyakan dai masyarakat
jorong simpang olah lai
kegiatannyo masing-masing
walaupun hanyo sebagai tukang
bongka buah sawit, yang
portamo di agieh teguran
kemudian bau di agieh sosue
hukumen yang sudah di tontu
gen."
buah sawit yang panjang
sampai kejalan raya.
Menurut saya sesudah
jalannya pabrik USM inilah
yang agak aman di jorong
simpang ini karena
kebanyakan dari masyarakat
jorong simpang sudah ada
kegiatannya masing-masing
walaupun hanya sebagai
tukang bongkar buah sawi,
yang pertama di beri teguran
kemudian baru di berikan
hukuman yang sudah di
tentukan.
16 AL "Dari segi keamanannyo olun
bojalen dengan lancarleh dek
ocok tojadi bogigieh antao supir
motor poangkuk buah sawit jo
anggota dai perusahaan.
Setelah berdirinyo pabrik USM
go banyak dai anggota
masyarakat jorong simpang
yang salieng salah monyalahgen
jo tokoh masyarakat, dek di
jorong simpang olah
mompunyoi aturen adet jadi di
sosue gen ajo jo aturen non olah
di tontugen."
Dari segi keamanannya
belum berjalan dengan
lancar karna sering terjadi
pertikaian antara sopir mobil
penganggkut buah sawit
dengan anggota
perusahaan.setelah
berdirinya pabrik USM ini
banyak dari anggota
masyarakat jorong simpang
yang saling salah
menyalahkan dengan tokoh
masyarakat, karna di jorong
simpang sudah memiliki
aturan adat jadi disesuaikan
saja dengan aturan yang
sudah di tentukan.
17 MW Dai segi keamanan olah
bojalen dengan lancar, itupen
kalo lai masalah masih bisa
gito atasi. Totapi kalo di jorong
simpang masih aman-aman ajo
bau bahkan dek lainyo pabrik
masyarakat non biasonyo
pongangguren dan ocok
moncilok sawit di kobun uyang
kinin lah agak bokuang dek lah
Dari segi keamanan sudah
berjalan dengan lancar,
itupun kalu masih terdapat
masalah masih bisa kita
atasi. Tetapi kalau di jorong
simpang masih aman-aman
saja bahkan setelah adanya
pabrik masyarakat yang
biasanya pengangguran dan
sering mencuri sawit di
89
lai kosibuken uyang du
masieng-masieng dengan lainyo
buruh bongkar buah di pabrik
USM. Kalo masalah sangsi
berupa denda dan kalo
kesalahannyo lah tolalu fatal
bona baulah masyarakat
momintak ko pihak perusahaan
untuok dipindah gen kojonyo ko
perusahaan lain.
kebun orang sakarang
sekarang sudah mulai
berkurang karna mereka
sudah mempunyai kesibukan
masing-masing dengan
adanya buruh bongkar buah
di pabrik USM. Kalau
masalah sanksi yang
diberikan berupa denda dan
kalau kesalahannya sudah
terlalu fatal barulah
masyarakat meminta kepada
pihak perusahaan untuk
dipindahkan kerjanya ke
perusahaan lain.
Pihak Pabrik
18 PR Sudah memiliki surat izin
AMDAL tetapi belum sampai ke
pabrik USM hanya foto copy
nya yang sudah dipegang oleh
PT.USM. Sering mengadakan
diskusi sudah ada kompensasi
terhadap jadi masyarakat,
pembangunan prasarana umum,
kegiatan pemuda, agama dan
anak yatim. Sistim
keamanannya masih kondusif,
tidak ada kesalah pahaman dan
masih berjalan dengan lancar.
1. Arahan dan motivasi 2.
Memberi surat teguran kalau
terjadi kelalayan 3. Surat
peringatan sesuai aturan 4.
Surat pengunduran diri.
Sudah memiliki surat izin
AMDAL tetapi belum sampai
ke pabrik USM hanya foto
copy nya yang sudah
dipegang oleh PT.USM.
Sering mengadakan diskusi
sudah ada kompensasi
terhadap jadi masyarakat,
pembangunan prasarana
umum, kegiatan pemuda,
agama dan anak yatim.
Sistim keamanannya masih
kondusif, tidak ada kesalah
pahaman dan masih berjalan
dengan lancar. 1. Arahan
dan motivasi 2. Memberi
surat teguran kalau terjadi
kelalayan 3. Surat
peringatan sesuai aturan 4.
Surat pengunduran diri.
19 GR "Olah momiliki surat izin
AMDAL dari BLH, adanya
kontribusi antaro pihak pabrik
jo masyarakat jorong simpang
contoh sopoti fi untuok
masyarakat itu lai dibunyigen
Sudah memiliki surat izin
AMDAL dari BLH( Badan
Lingkunga Hidup), adanya
kontribusi antara pihak
pabrik dengan masyarakat
jorong simpang contoh
90
30 rupiah perkilo solamo pabrik
bojalen. Hasilnyo dibagi
monjadi 5 poin 1) Masjid, 2)
Pemuda, 3) Anak yatim, 4)
MTSss, 5) TK. Sosudah itu
pihak perusahaan memberikan
insentif tiok bulen untuok tokoh
masyarakat jorong simpang.
Kalo sistim keamanannyo masih
bisa dikondisigen bayiek dai
sistim dalom kinerja
perusahaan maupun diluarnyo."
seperti fi untuk masyarakat
itu ada dibunyikan 30 rupiah
perkilo selama pabrik
berjalan hasilnya dibagi
untuk 5 poin 1) Masjid, 2)
Pemuda, 3) Anak yatim, 4)
MTSss, 5) TK. Setelah itu
pihak perusahaan
memberikan insentif tiap
bulan untuk tokoh
masyarakat. Kalau sistim
keamanannya masih bisa
dikondisikan baik dari sistim
dalam kinerja perusahaan
maupun di luarnya.
91
Lampiran 3
TABEL REKAPITULASI WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT
TENTANG PEMBANGUNAN PABRIK USAHA SAWIT MANDIRI (USM) DI
JORONG SIMPANG NAGARI PARIK KECAMATAN KOTO BALINGKA
KABUPATEN PASAMAN BARAT
NO NAMA
INISIAL
HASIL
WAWANCARA
ARTINYA KESIMPULAN
KESELURUHAN
1. IN Monurut ambo
proses
pembangunan
pabrik go itu di
latarbelakangi dek
kobun sawit di
jorong simpang go
sangat loweh. Jadi
godang
peluangnyo bagi
pihak perusahaan
untuok
mombangun dan
monogakgen
sobuah pabrik.
Kalo masalah
ganti rugi pihak
pabrik monotopgen
ganti rugi kopado
masyarakat yang
tanahnyo kone
dalom
pembangunan
pabrik go ganti
ruginyo socao
bopariasi lai yang
boli tanahnyo
maha lai bulo yang
mudah pokok nyo
disosuegen jo
tanomen yang lai
di tanahnyo du.
Sobolumnyo ambo
indo mongotahui
Menurut saya
proses
pembangunan
pabrik ini dilatar
belakangi oleh
perkebunan sawit
yang begitu luas di
jorong simpang.
Jadi besar
peluangnya bagi
pihak perusahaan
untuk membangun
dan mendirikan
sebuah pabrik.
Kalau masalah
ganti rugi pihak
pabrik menetapkan
ganti rugi kepada
masyarakat yang
tanahnya terpakai
dalam
pembangunan
pabrik ini
gantiruginya
secara bervariasi
ada yang beli
tanahnya mahal
ada juga yang
murah semuanya
disesuaikan dengan
tanaman yang ada
ditanah tersebut.
Sebelumnya saya
tidak mengetahui
Persepsi
Masyarakat Tentang
Pembangunan
Pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) di
Jorong Simpang
Kenagarian Parit
Kecamatan Koto
Balingka Kabupaten
Pasaman Barat
1).Proses
pembangunan
pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM)
adalah dilatar
belakangi oleh
keingian masyarakat
itu sendiri karena di
daerah tersebut
perkebunan kelapa
sawitnya begitu luas
sehingga dapat
meningkatkan
perekonomian
petani kelapa sawit
di daerah jorong
simpang kemudian
disamping itu pabrik
USM menimbulkan
dampak negatif
seperti pencemaran
udara, kebisingan
dan bau yang
92
tontang
pembangunan
pabrik go yang tau
hanyolah tokoh dai
masyarakat ajonyo
tapi di sisi lain nyo
ambo setuju
karena dapek
menguangi
pengangguran di
jorong simpang go
tentang
pembangunan
pabrik ini hanya
tokoh dari
masyarakat sajalah
yang mengetahui
tapi disisi lain saya
setuju karna dapat
mengurangi
pengangguran di
jorong simpang ini.
kurang sedap
sehingga
masyarakat yang
tinggal disekitar
pabrik USM kurang
merasa nyaman.
2).interaksi pihak
pabrik dengan
masyarakat disekitar
lingkungan nya
setelah didirikan
pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM) yaitu
masih terjalin
dengan baik sampai
saat sekarang,
contoh adanya
diskusi antara pihak
perusahaan dengan
tokoh masyarakat,
adanya kompensai
dan insentif.
Kemudian disamping
itu ada juga
terjadinya kesalahan
yang di perbuat oleh
anggota karyawan
perusahaan
sehingga
meresahkan
masyarakat jorong
simpang.
3).keamanan setelah
pembangunan
pabrik Usaha Sawit
Mandiri (USM)
yaitu dari segi
keamanan pabrik
USM belum
mencapai tingkat
93
keamanan yang di
inginkan oleh
masyarakat karena
adanya kesalahan-
kesalahan yang
terjadi disekitar
lingkungan pabrik
USM, seperti
antrian mobil yang
panjang, pro dan
kontra masyarakat
dengan tokoh
masyarakat,
masyarakat dengan
pihak pabrik.
2. MS Sobolumnyo ambo
olah mongotahui
tontang akan
dibangunnyo
pabrik di jorong
simpang go jujur
ambo kuang setuju
dengan
pombangunan
pabrik go
walaupun dapek
momberigen
pekerjaan kopado
masyarakat totapi
dalom
pembangunan
pabrik go tontu
akan monimbulken
dampak negatif ko
masyarakat sopoti
tocemarnyo udaro,
momokak di tolingo
masyarakat. Tapi
bakmanola gen di
buek diawak tokoh
Sebelumnya saya
sudah mengetahui
tentang akan
dibangunnya
pabrik di jorong
simpang ini. Jujur
saya kurang setuju
dengan
pembangunan
pabrik ini
walaupun dapat
memberikan
pekerjaan terhadap
masyarakat tetapi
dalam
pembangunan
pabrik ini tentu
akan memberikan
dampak negatif
kepada masyarakat
seperti
tercemarnya
udara, kebisingan
lingkungan. Tetapi
mau bagaimana
94
masyarakat lah
momutusgen
bahwa di jorong
simpang go totop
juo gen ditogakgen
sobuah pabrik du.
Menurut ambo non
melatar belakangi
pombangunen
pabrik go dek di
jorong simpang go
mompunyoi kobun
sawit yang bogitu
loweh dan pihak
pabrik du monile di
jorong
simpangkolah yang
godang putaran
kepieng nyo. Itu
mangkonyo uyang
du tertarik untuok
monogak gen
sobuah pabrik."
lagi tokoh
masyarakat sudah
memutuskan
bahwa di jorong
simpang ini akan
didirikan sebuah
pabrik. Menurut
saya yang melatar
belakangi
pembangunan
pabrik karna di
jorong simpang ini
memiliki
perkebunan sawit
yang begitu luas
dan pihak pabrik
menilai di jorong
simpanglah yang
besar putaran
uang nya. Itu
mangkanya pihak
perusahaan
tertarik untuk
mendirikan sebuah
pabrik
3. PL Monurut ambo
non molatar
bolakangi
togaknyo pabrik
go adalah
koinginen dai
masyarakat
jorong simpang
dan di sampieng
itu supayo
anggota
ponggangguren
di kampuong go
bokurang. Caro
monyikapinyo
dengan hal
positif ajonyo
Menurut saya yang
melatar belakangi
berdirinya pabrik
ini adalah
keinginan dari
masyarakat jorong
simpang itu sendiri
karna di samping
itu supaya tingkat
pengangguran
berkurang. Cara
menyikapinya
dengan cara
positif, karna
sudah di sepakati
pihak perusahaan
dan masyarakat
95
sobobnyo dek lai
diagieh pihak
perusahaan
sopoti insentif
dan kompensasi
untuok
masyarakat
jorong simpang
jadi lai untuong
untuok
perusahaan
baitu bulo
sobaliek nyo lai
bulo untuog
untuok
masyarakat.
Kalo
pombangunen
pabrik go ambo
sotuju, tinggal
lagi dek tolalu
dokek dai
pomukimen
masyarakat go
ajo ambo non
tido sotuju nyo.
Kalo masalah
tanah di bayie
pihak
perusahaan ko
masyarakat bagi
tanah nyo non
topake untuok
lahan non
dibutuh gen
pihak
perusahaan.
Kalo masalah
pombangunen
pabrik go itu
non tau cuman
tokoh
jorong simpang
seperti insentif dan
kompensasi untuk
masyarakat jorong
simpang, jadi ada
untungnya bagi
perusahaan
begitupula untuk
masyarakat jorong
simpang. Kalau
dari segi
pembangunan
pabriknya saya
setuju, tetapi karna
jarak antara pabrik
dengan pemukiman
masyarakat terlalu
dekat disitu saya
tidak setuju. Kalau
masalah tanah di
bayar pihak
perusahaan ke
masyarakat bagi
tanah nya yang
terpakai untuk
lahan yang
dibutuhkan pihak
perusahaan. Kalau
masalah
pembangunan
pabrik ini itu yang
tau hanyalah tokoh
dari masyarakat
saja.
96
masyarakat ajo
nyo."
4. WR Kondak dai tokoh
masyarakat jorong
simpang, awalnyo
ambo sotuju
dengan
pombangunen
pabrik go totapi
sosudah pabrik go
jalen baula ambo
moasogen
dampaknyo sopoti
baun non busuok jo
bunyi non
momokak di
tolingo. Awal
mulonyo ambo indo
mongotahui pabrik
go gen ditogakgen
totapi sosudah
lainyo kesepakatan
antao pihak
perusahaan jo
tokoh masyarakat
baulah ambo
mongotahui
tontang
pombangunen
pabrik go,
masyarakat non
mompunyoi tanah
go indo dirugigen
dek pihak
perusahaan olah
mombayie ogo
tanah non olah
disepakati."
Pembangunan
pabrik ini kehendak
dari tokoh
masyarakat jorong
simpang, awalnya
saya setuju dengan
pembangunan
pabrik ini tetapi
setelah pabrik ini
berjalan barulah
saya merasakan
dampak negatif
seperti bau yang
tidak sedap dan
kebisingan. Awal
mulanya saya tidak
mengetahu tentang
pabrik ini akan
didirikan tetapi
setelah adanya
interaksi antara
pihak pabrik
dengan tokoh
masyarakat
barulah saya
mengetahui tentang
pembangunan
pabrik ini,
masyarakat tanah
ini tidak merasa
dirugikan karena
pihak perusahaan
sudah membayar
harga tanah yang
sudah disepakati
97
5. MD "Dek di coliek dai
segi pokobunen
sawit non loeh di
jorong simpang go
makolah tertarik
pihak perusahaan
untuok monogak
gen pabrik USM
go, ambo sotuju-
sotuju ajo dengan
lainyo pabrik di
jorong simpang go
mak botambah juo
lapangen kojo
masyarakat di
jorong simpang go.
Ambo indo tau
awal mulonyo
tontang pabrik go
gen ditogak gen,
kalo masalah
tanah non dibutuh
gen oleh pihak
perusahaan
masyarakat olah
monyotujui dek
olah dibayie oleh
pihak perusahaan
ko masyarakat."
Karena dilihat dari
segi perkebunan
sawit yang begitu
luas di jorong
simpang ini maka
tertariklah pihak
perusahaan untuk
mendirikan pabrik
Usaha Sawit
Mandiri (USM) ini,
saya setuju dengan
pembangunan
adanya pabrik di
jorong simpang ini
supaya bertambah
pula lapangan
kerja masyarakat
di jorong simpang.
Saya tidak
mengetahui awal
mulanya tentang
pabrik ini akan
didirikan, kalau
masalah tanah
yang di butuhkan
oleh pihak
perusahaan
masyarakat sudah
menyetujuinya
karna sudah
dibayar oleh pihak
perusahaan kepada
masyarakat.
98
6. MW "Keinginan
masyarakat jorong
simpang supayo
angka
pongangguren
borkuang,
pandangen ambo
sebagai kepala
jorong dalom
monyikapi
pombangunen
pabrik go dengan
socao positif inyo
lai di berigen pihak
perusahan sopoti
insentif jo
kompensasi untuok
masyarakat jorong
simpang dalom arti
kato perusahaan
yang di dirigen go
indo kehendak dai
manajemen ajo doh
maksut nyo lai
ketergantungen
antao masyarakat
jo perusahaan
baitu bulo
sobalieknyo, jadi
lai keuntungan
bagi pihak
perusahaan dan lai
bulo keuntungan
nyo untuok
masyarakat jorong
simpang. Kalo
masalah
pombangunen
pabrik go sotuju,
karna dapek
monguangi angka
pongangguren di
Keinginan
masyarakat jorong
simpang supaya
angka
pengangguran
berkurang.
Pandangan saya
sebagai kepala
jorong dalam
menyikapi
pembangunan
pabrik ini dengan
secara positif ada
di berikan pihak
perusahaan seperti
insentif dan
kompensasi untuk
masyarakat jorong
simpang artinya
perusahaan yang
didirikan ini tidak
kehendak dari
pihak manajemen
saja maksutnya ada
ketergantungan
antara masyarakat
dengan perusahaan
begitupun
sebaliknya jadi ada
keuntungan bagi
pihak perusahaan
dan adapula
keuntungannya
bagi masyarakat
jorong simpang.
Kalau masalah
pembangunan
pabrik ini setuju
karena dapat
mengurangi angka
pengangguran di
jorong simpang
99
jorong simpang
non biasonyo
masyarakat bokojo
sobagai tukang
dompieng omeh
dan hasilnyo indo
monotop kalo kinin
go somonjak lai
pabrik di simpang
go uyang du lah lai
kojo totopnyo.
Masalah ganti rugi
tanah untuok
masyarakat
dilakugen socao
normal oleh pihak
perusahaan artinyo
boapo kerugian
lahan masyarakat
dibayie oleh pihak
perusahaan socao
bopariasi ato sosue
jo kondisi tanah
nyo."
yang biasanya
masyarakat bekerja
sebagai
penambang emas
dan hasilnya tidak
menentu kalau
sekarang setelah
ada pabrik di
jorong simpang
masyarakat sudah
ada pekerjaan
tetapnya. Masalah
gantirugi tanah
untuk masyarakat
dilakukan secara
normal oleh pihak
perusahaan artinya
berapa kerugian
lahan masyarakat
di bayar oleh pihak
perusahaan secara
bervariasi atau
sesuai kondisi
tanaman yang ada.
7. GI "Hubungen antao
pihak jo
masyarakat jorong
simpang non sotau
ambo lancar-
lancar ajo bau
karna pihak pabrik
jo masyarakat lai
mongadogen
diskusi, makolah
lai kompensasi,
pembangunan
prasarana umum,
dan pemuda.
Ponah tojadi
kosalah pohomen
sopoti mombongka
Hubungan antara
pihak perusahaan
dengan masyarakat
jorong simpang
yang setahu saya
sekarang masih
lancar-lancar saja
karna pihak pabrik
dengan masyarakat
sudah ada
mengadakan
diskusi, barulah
adanya
kompensasi,
pembangunan
prasarana umum,
pemuda dll. Pernah
100
buah di dalom
lokasi pabrik antao
supir motor non
moantagen buah
sawit jo tukang
sotir buah. Kalo
non sotau ambo lai,
sopoti sumuo bor
non gen dibangun
sobanyak 10 buah
titiek di jorong
simpang go. Dek
lai pakbrik di
kampuong go itu
dapek juo
monguangi
pongangguren
walaupun cuma
sobagien dai
masyarakat non di
pokojogen di dalom
pabrik. Kalo pro jo
kontranyo tontu
pasti lai, dek
sobagien dai
masyarakat lai non
tido sotuju dengan
adonyo pabrik
USM di kampuong
go."
terjadi kesalah
pahaman seperti
bongkar buah di
dalm lokasi pabrik
antara sopir mobil
pengantar buah
sawit dengan
sortasi atau
karyawan
perusahaan. Kalau
yang setahu saya
ada seperti akan
dibangunnya
sumur bor
sebanyak 10 titik di
jorong simpang,
karna adanya
pabrik di jorong
simpang itu dapat
mengurangi
penganggura. Pro
dan kontra nya
ada, kaerna tidak
semua dari
masyarakat yang
setuju dengan
pembangunan
pabrik USM ini.
101
8. IJ "Kalo masalah
interaksinyo sotau
ambo lai dengan
adonyo
musyawarah
umum. Kalo untuok
kini masalah tu lah
nampak contoh nyo
dai segi molangga
adet kampuonggo,
kepedulian dalom
proses
pombangunen indo
lai doh tapi kalo
lah sudah
pombangunen bau
lai. Dapek
monguangi tingkek
pongangguren di
kampuong go
sopoti kojo buruh
di pabrik.
Namonyo
pombangunen
sobuah perusahaan
besar pasti lai pro
jo kontra nyo."
.Kalau masalah
interaksi setahu
saya ada seperti
adanya musawarah
umum. Kalau untuk
sekarang masalah
itu sudah tampak
contoh nya sudah
melanggar adat
jorong simpang,
kalau dalam proses
pembangunan tidak
ada teapi setelah
pembangunan
barulah ada,
dengan adanya
pabrik dapat
mengurangi
pengangguran di
jorong Simpang
seperti kerja buruh
di pabrik. Yang
namanya
pembangunan
sebuah perusahaan
besar pasti ada pro
dan kontranya.
9. SD "Interaksi antao
pihak pabrik jo
masyarat non
sotou ambo indolai
doh, non lai cuman
jo tokoh
masyarakat
ajonyo. Kalo
tontang salah
pohomnyo lai
antao karyawan
perusahaan jo
masyarakat jorong
Interaksi antara
pihak pabrik
dengan masyarakat
yang setahu saya
tidak ada, yang ada
hanya dengan
tokoh masyarakat
saja. Kalau tentang
salah pahamnya
ada antara
karyawan
perusahaan dengan
masyarakat jorong
102
simpang yang
sampe kinin go
olun juo solose leh.
Non ambo coliek jo
ambo donga
solamo go lai,
contohnyo lai
todonga mbo
bantuen untuok
pemuda waktu
acara tahun baru
2014-2015 potang
du. Dek lainyo
organisasi SPTI
ato bongka buah
itu lowongen kojo
masyarakat
tobukak untuok
moncai kepieng, di
sampieng itu pro
dan kontra antao
masyarakat jo
masyarakat ocok
juo tojadi dek
sobagien dai
masyarakat go
olun lai mondapek
gen lapangen kojo
di pabrik USM."
simpang yang
sampai saat ini
belum juga selesai.
Yang saya lihat
dan saya dengar
selama ini ada,
contoh yang
sayadengar adanya
bantuan untuk
pemuda waktu
acara tahun baru
2014-2015
kemaren. Karna
adanya organisasi
SPTI atau bongkar
buah itu lowongan
kerja masyarakat
terbuka untuk
mencari uang, di
samping itu pro
dan kontra antara
masyarakat dengan
masyarakat sering
juga terjadi karna
sebagian dari
masyarakat ini
belum ada
mendapatkan
lapangan kerja di
pabrik USM.
103
10. AP "Interaksi antao
pihak perusahaan
jo masyarakat indo
lai non sotau ambo
doh, kalo antao
masyarakat jo
pihak perusahaan
lai dek ponah
molangga adet di
jorong simpang.
Kepedulien nyo lai
contoh waktu
acara yayo non
dibuek dek
mahasiswa jorong
simpang itu lai
bantuen di agieh
nyo dek pihak
perusahaan.
Sobagien dai
masyarakat jorong
simpang olah
mondapek kojo
sosudah pabrik
pabrik go jalen
dan olah bisa
untuok monambah
pongasilen nyo,
yang kontra cuman
sobagien kecil
tentang
pombangunen
pabrik USM go."
Interaksi antara
pihak perusahaan
dengan masyarakat
tidak ada yang
setahu saya, kalau
antara masyarakat
dengan pihak
perusahaan ada
karna pernah
melanggar adat di
jorong simpang.
Kepeduliaannya
ada contoh waktu
acara lebaran yang
di adakan oleh
mahasiswa jorong
simpang itu ada
bantuan di berikan
oleh pihak
perusahaan.
Sebagian dari
masyarakat jorong
simpang sudah
mendapatkan
pekerjaan selama
pabrik USM jalan
dan sudah bisa
untuk menambah
penghasilannya,
hanya sebagian
kecil saja yang
kontra tentang
pembangunan
pabrik USM ini.
11. TW "Pihak perusahaan
masuok ko
kampuong go
hanyo monomui
tokoh dari
masyarakat ajo
nyo indo lai jo
Pihak perusahaan
datang ke jorong
simpang hanya
menemui tokoh
dari masyarakat
saja bukan dengan
anggota
104
anggota
masyarakat doh,
jadi non lai
interaksinyo
cuman jo tokoh
masyarakat
ajonyo. Ponah
tojadi kosalahen
antao karyawan
perusahaan jo
masyarakat totapi
iko sadonyo indo
kosalahen dai
karyawan ajo
dobah molaingen
tokoh masyarakat
salah juo. Sotau
ambo solamo iko
olun lai leh totapi
sobolumnyo dalom
pojanjien antao
tokoh masyarakat
jo pihak
perusahaan lai
tapi olun lai
nampak hasilnyo
leh, cuman
sobagien dai
masyarakat ajo
non dapek kojonyo
itupen kobanyaken
sobagai bongkar
buah. Pro dan
kontranyo lai dek
sobagien dai
masyarakat indo
sotuju dek lainyo
pabrik sawit di
jorong simpang go
dek sobagien
masyrakat takuk
kone dampaknyo."
masyarakat jadi
yang ada
interaksinya
dengan tokoh
masyarakat saja.
Pernah terjadi
kesalahan antara
karyawan
perusahaan dengan
masyarakat tetapi
ini semua bukan
kesalahan dari
karyawan saja
melainkan tokoh
masyarakat juga
ikut salah. Setahu
saya selama ini
belum ada tetapi
sebelumnya dalam
perjanjian antara
tokoh masyarakat
dengan pihak
perusahaan ada
tetapi belum ada
tampak hasilnya,
cuman sebagian
dari masyarapakat
saja yang
mendapatkan
pekerjaan itupun
kebanyakan
sebagai bongkar
buah. Pro dan
kontranya ada
karna sebagian
dari masyarakat
tidak setuju dengan
adanya pabrik
sawit di jorong
simpang ini karna
sebagian
masyarakat takut
105
kena dampaknya.
12. RM "Kalo interaksinyo
lai, dek laila
interaksinyo antao
pihak perusahaan
jo tokoh
masyarakat
mangko lai
kesepakatan
tontang pendirian
sobuah perusahaan
go. Dai segi
kosalahennyo lai
totapi
kosalahennyo du
indo kosalahen dai
pihak perusahaan
sadonyo dek
sobolumnyo gami
dai tokoh
masyarakat olun
lai mombicaragen
tontang poraturen-
poraturen adet
jorong simpang go.
Kalo dalom proses
pombangunen indo
lai doh, kalopun lai
itu hanyo untuok
pribadi ajonyo
bukan untuok
masyarakat jorong
simpang totapi kalo
sosudah
pombangunen lai
contoh lainyo
Kalau interaksinya
ada, karna ada
interaksi antara
pihak perusahaan
dengan tokoh
masyarakat
barulah ada
kesepakatan
tentang pendirian
sebuah
perusahaan. Dari
segi kesalahannya
ada tetapi itu
semua bukan
kesalahan dari
pihak perusahaan
sepenuhnya,
karena sebelumnya
kami dari tokoh
masyarakat belum
ada membicarakan
tentang peraturan-
peraturan adat
jorong simpang
dengan pihak
perusahaan. Kalau
dalam proses
pembangunan tidak
ada sama sekali
itupun kalau ada
hanya untuk
pribadi saja
buakan untuk
masyarakat jorong
simpang, tetapi
106
insentif, lainyo
kompensasi soupo
kepieng 2,5 piah
per kilo cangkang
untuok masyarakat,
pombangunen
sumuo bor 2 titik
per tahun sobanyak
10 titik artinyo
dalom bentuk
bangunen tapi olun
dilaksanagen.
Masalah pro
jo kontra lai tapi
non kontra cuman
sobagien dai
masyarakat non
olun mongoti
ajonyo uyang non
kontra du indo
momikiegen hasil
positifnyo totapi
momikie gen
dampak negatifnyo
ajo."
kalau setelah
pembangunan
barulah ada contoh
adanya insentif,
adanya kompensasi
berupa uang 25
rupiah perkilo
cangkang untuk
masyarakat,
pembangunan
sumur bor 2 titik
pertahun sebanyak
10 titik artinya
dalam bentuk
bangunan tetapi
belum
dilaksanakan.
Masalah pro dan
kontra ada tetapi
yang kontra hanya
sebagian dari
masyarakat yang
belum mengerti,
orang yang kontra
itu tidak
memikirkan
dampak positifnya
tetapi hanya
memikirkan
dampak negatifnya
saja.
13. JY "kalo dai segi
keamanannyo
monurut ambo olun
bojalen dengan
lancarleh dek
lainyo kosalahen
non olun toatasi
dek pihak
perusahaan contoh
waktu motor
poangkuk buah
Kalau dari segi
keamanan menurut
saya belum
berjalan dengan
lancar karena
adanya kesalahan
yang belum teratasi
oleh pihak
perusahaan contoh
waktu mobil
pengantar buah
107
antrian panjang
dan sampe kojalen
raya itu sangat
mongganggu uyang
bolalu lintas.
Masalah
keamanannyo kinin
go masih aman-
aman ajo bau non
tau ambo dan kalo
lai masalah itupun
bisa di atasi nyo,
sotelah lainyo
kosalahen dai
pihak perusahaan
baulah dibunyigen
poraturen yaitu
dondo borupa
kepieng dan di usir
dai kampuong ato
di pindah gen
kojonyo dai pabrik
di kampuong go."
antrian panjang
dan sampai kejalan
raya itu sangat
mengganggu orang
dalam berlalu
lintas. Masalah
keamanannyo
sekarang ini masih
aman-aman saja
yang setahu saya
dan kalau ada
masalah itupun
masih bisa diatasi,
setelah adanya
kesalahan dari
pihak perusahaan
barulah dibunyikan
peraturan yaitu
denda berupa uang
dan kemudian di
usir dari jorong
Simpang atau
dipindahkan
kerjanya dari
pabrik USM.
14. MM "Olun bojalen
dengan lanjar leh
contohnyo oknum
dari perusahaan
molakugen
kosalahen di waktu
bulen puaso bulo
du dan sampe kinin
masalah antao
pihak perusahaan
jo masyarakatpun
olun juo solose
sampe kinin leh.
Kurang aman
dalom kekompakan
masyarakat di
jorong simpang go
Belum berjalan
dengan lancar
contohnya oknum
dari perusahaan
melakukan
kesalahan diwaktu
bulan suci
ramdhan dan
sampai sekarang
masalah antara
pihak perusahaan
dengan masyarakat
belum juga selesai
sampai sekarang.
Kurang aman
dalam kekompakan
masyarakat di
108
sobobnyo sobolum
pabrik USM go
togak masyarakat
jorong simpang go
olun lai tojadi
bosolisieh
pohomleh tapi kalo
kinin go ocok
tojadi bosolisieh
pohom masyarakat
jo tokoh
masyarakat,
masyarakat jo
masyarakat dek
momontieng gen
kepentingan
pribadinyo. Dari
masyarakat borupo
dondo non olah
disopakati.
jorong simpang ini
sebabnya sebelum
pabrik USM ini
berdiri masyarakat
jorong simpang
belum ada terjadi
perselisihan
pendapat tetapi
kalau sekarang ini
sering terjadi
perselisih pahaman
antara masyarakat
dengan tokoh
masyarakat dan
masyarakat dengan
masyarakat karena
mengutamakan
kepentingan
pribadinya sendiri,
dari masyarakat
berupa denda yang
sudah disepakati.
15. AL "Kalo masalah
keamanannyo
menurut ambo
agak kuang dek lai
kejadian tontang
buah sawit ilang
potang du waktu
antrian motor
poangkuk buah
sawit yang panjang
sampe ko jalen
raya du. Menurut
ambo sosudah
jalennyo pabrik
USM go lah yang
agak lai aman nyo
di jorong simpang
go dek kebanyakan
dai masyarakat
jorong simpang
Kalau masalah
keamanannya
menurut saya agak
kurang karna ada
kejadian tentang
buah sawit yang
hilang kemaren
waktu antrian
mobil pengangkut
buah sawit yang
panjang sampai
kejalan raya.
Menurut saya
sesudah jalannya
pabrik USM inilah
yang agak aman di
jorong simpang ini
karena kebanyakan
dari masyarakat
jorong simpang
109
olah lai
kegiatannyo
masing-masing
walaupun hanyo
sebagai tukang
bongka buah sawit,
yang portamo di
agieh teguran
kemudian bau di
agieh sosue
hukumen yang
sudah di tontu
gen."
sudah ada
kegiatannya
masing-masing
walaupun hanya
sebagai tukang
bongkar buah sawi,
yang pertama di
beri teguran
kemudian baru di
berikan hukuman
yang sudah di
tentukan.
16. AL "Dari segi
keamanannyo olun
bojalen dengan
lancarleh dek ocok
tojadi bogigieh
antao supir motor
poangkuk buah
sawit jo anggota
dai perusahaan.
Setelah berdirinyo
pabrik USM go
banyak dai
anggota
masyarakat jorong
Simpang yang
salieng salah
monyalahgen jo
tokoh masyarakat,
dek di jorong
Simpang olah
mompunyoi aturen
adet jadi di sosue
gen ajo jo aturen
non olah di
tontugen."
Dari segi
keamanannya
belum berjalan
dengan lancar
karna sering
terjadi pertikaian
antara sopir mobil
penganggkut buah
sawit dengan
anggota
perusahaan.setelah
berdirinya pabrik
USM ini banyak
dari anggota
masyarakat jorong
simpang yang
saling salah
menyalahkan
dengan tokoh
masyarakat, karna
di jorong simpang
sudah memiliki
aturan adat jadi
disesuaikan saja
dengan aturan
yang sudah di
tentukan.
110
17 MW Dai segi keamanan
olah bojalen
dengan lancar,
itupen kalo lai
masalah masih bisa
gito atasi. Totapi
kalo di jorong
simpang masih
aman-aman ajo
bau bahkan dek
lainyo pabrik
masyarakat non
biasonyo
pongangguren dan
ocok moncilok
sawit di kobun
uyang kinin lah
agak bokuang dek
lah lai kosibuken
uyang du masieng-
masieng dengan
lainyo buruh
bongkar buah di
pabrik USM. Kalo
masalah sangsi
berupa denda dan
kalo kesalahannyo
lah tolalu fatal
bona baulah
masyarakat
momintak ko pihak
perusahaan untuok
dipindah gen
kojonyo ko
perusahaan lain.
Dari segi
keamanan sudah
berjalan dengan
lancar, itupun kalu
masih terdapat
masalah masih bisa
kita atasi. Tetapi
kalau di jorong
simpang masih
aman-aman saja
bahkan setelah
adanya pabrik
masyarakat yang
biasanya
pengangguran dan
sering mencuri
sawit di kebun
orang sakarang
sekarang sudah
mulai berkurang
karna mereka
sudah mempunyai
kesibukan masing-
masing dengan
adanya buruh
bongkar buah di
pabrik USM. Kalau
masalah sanksi
yang diberikan
berupa denda dan
kalau
kesalahannya
sudah terlalu fatal
barulah
masyarakat
meminta kepada
pihak perusahaan
untuk dipindahkan
kerjanya ke
perusahaan lain.
111
18. PR Sudah memiliki
surat izin AMDAL
tetapi belum
sampai ke pabrik
USM hanya foto
copy nya yang
sudah dipegang
oleh PT.USM.
Sering
mengadakan
diskusi sudah ada
kompensasi
terhadap jadi
masyarakat,
pembangunan
prasarana umum,
kegiatan pemuda,
agama dan anak
yatim. Sistim
keamanannya
masih kondusif,
tidak ada kesalah
pahaman dan
masih berjalan
dengan lancar. 1.
Arahan dan
motivasi 2.
Memberi surat
teguran kalau
terjadi kelalayan 3.
Surat peringatan
sesuai aturan 4.
Surat pengunduran
diri.
Sudah memiliki
surat izin AMDAL
tetapi belum
sampai ke pabrik
USM hanya foto
copy nya yang
sudah dipegang
oleh PT.USM.
Sering
mengadakan
diskusi sudah ada
kompensasi
terhadap jadi
masyarakat,
pembangunan
prasarana umum,
kegiatan pemuda,
agama dan anak
yatim. Sistim
keamanannya
masih kondusif,
tidak ada kesalah
pahaman dan
masih berjalan
dengan lancar. 1.
Arahan dan
motivasi 2.
Memberi surat
teguran kalau
terjadi kelalayan 3.
Surat peringatan
sesuai aturan 4.
Surat pengunduran
diri.
19. GR "Olah momiliki
surat izin AMDAL
dari BLH, adanya
kontribusi antaro
pihak pabrik jo
masyarakat jorong
simpang contoh
sopoti fi untuok
Sudah memiliki
surat izin AMDAL
dari BLH( Badan
Lingkunga Hidup),
adanya kontribusi
antara pihak
pabrik dengan
masyarakat jorong
112
masyarakat itu lai
dibunyigen 30
rupiah perkilo
solamo pabrik
bojalen. Hasilnyo
dibagi monjadi 5
poin 1) Masjid, 2)
Pemuda, 3) Anak
yatim, 4) MTSss, 5)
TK. Sosudah itu
pihak perusahaan
memberikan
insentif tiok bulen
untuok tokoh
masyarakat jorong
simpang. Kalo
sistim
keamanannyo
masih bisa
dikondisigen
bayiek dai sistim
dalom kinerja
perusahaan
maupun
diluarnyo."
simpang contoh
seperti fi untuk
masyarakat itu ada
dibunyikan 30
rupiah perkilo
selama pabrik
berjalan hasilnya
dibagi untuk 5 poin
1) Masjid, 2)
Pemuda, 3) Anak
yatim, 4) MTSss, 5)
TK. Setelah itu
pihak perusahaan
memberikan
insentif tiap bulan
untuk tokoh
masyarakat. Kalau
sistim
keamanannya
masih bisa
dikondisikan baik
dari sistim dalam
kinerja perusahaan
maupun di luarnya.
113
Lampiran 4
Informan Penelitian
No Nama Umur
1. Bapak IN 40 tahun
2. Ibu MS 28 tahun
3. Bapak PL 33 tahun
4. Bapak WR 50 tahun
5. Bapak MD 42 tahun
6. Bapak GI 32 tahun
7. Bapak IJ 35 tahun
8. Bapak SD 28 tahun
9. Bapak AP 27 tahun
10. Ibu TW 51 tahun
11. Bapak RM 33 tahun
12. Bapak JY 40 tahun
13. Ibu MM 52 tahun
14 Bapak AL 50 tahun
15. Bapak PR 38 tahun
16. Bapak GR 39 tahun
17. Bapak GN 38 tahun
18. Bapak SU 36 tahun
19 Bapak HD 30tahun
20 Bapak IP 37 tahun
114
Lampiran 5
Dokumentasi Penelitian
Foto 1. Foto penelitian PT. USM di jorong Simpang (dokumen pribadi).
Foto 1. Foto penelitian PT. USM di jorong Simpang (dokumen pribadi).
115
Foto 1. Foto penelitian PT. USM di jorong Simpang (dokumen pribadi).
116
Foto 1. Foto penelitian PT. USM di jorong Simpang (dokumen pribadi).
Foto 1. Foto penelitian PT. USM di jorong Simpang (dokumen pribadi).
Foto 1. Foto penelitian PT. USM di jorong Simpang (dokumen pribadi).
117
118
119
120
121