repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5351/2/gustia... · 2019. 4....
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengertian pendidikan adalah sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik
melalui bimbingan, pengajaran dan latihan untuk membantu peserta didik untuk
mencapai pribadi yang dewasa atau susila yaitu sosok manusia dewasa yang
sudah memiliki bekal ilmu pengetahuan penuh serta memiliki integritas moral
yang tinggi. Dapat juga dipahami fungsi dari Pendidikan Nasional adalah
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang
menyatakan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.
Kita harus membekali diri dengan memiliki kemampuan dan keterampilan
untuk menghadapi perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa
pendidikan adalah:
Pendidikan Nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya.
2
Motivasi penting dalam belajar, Menurut Hamalik (2014 : 162-163)
disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan dari diri dan dimiliki
oleh setiap individu dalam melakukan kegiatan belajar, agar dalam proses belajar
mendapat hasil yang maksimal. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2011:73)
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan
munculnya filling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya
tujuan. Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor intrinsik, berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita – cita.
sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan kondusif,
dan kegiatan belajar yang menarik. Motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar. Menurut Hamalik (2014:161) Motivasi belajar penting bagi
peserta didik dan guru, bagi peserta didik motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya perbuatan belajar
murid.
2. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
murid.
3. Menuntun kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha mencari cara
yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara
motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat dengan pengaturan disiplin kelas.
3
Motivasi siswa bisa dilihat pada saat proses kegiatan belajar mengajar,
adapun beberapa komponenmotivas yang timbul dalam diri siswa
menurutSardiman (2011:83)ialah:
1. Tekunmenghadapitugas (dapatbekerjaterus-menurusdalamwaktu yang
lama, tidakpernahberhentisebelumselesai).
2. Uletmenghadapikesulitan
(tidaklekasputusasa).Tidakmemerlukandorongandariluaruntukberprest
asisebaikmungkin (tidakpuasdenganprestasi yang telahdicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Dapatmempertahankanpendapatnya.
5. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Namun kenyataannya berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMP
N 7 Kinali pada kelas VII ( bulan Juli – Desember 2017), hal itu terlihat dalam
proses belajar mengajar, siswa tidak memperhatikan guru dalam belajar terlihat
dari 31 siswa hanya 2-3 siswa yaitu H S, A A dan L Ryang berani menjawab
pertanyaan guru, sedangkan siswa yang lain tidak mengacuhkan, siswa sering
keluar masuk dalam belajar, bosan dalam mengerjakan tugas dan tidak tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
Kurikulum 2013 memiliki beragam model pembelajaran, Example non
Example, Picture and Picture, Numbered Heads Together, Cooperative Scriv,
Problem Based Introduktion (PBI). Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 guru
lebih cenderung memakai model pembelajaran Example non Example. Salah
satunya pada mata pelajaran IPS, dilihat beberapa RPP yang telah di terapkan oleh
para guru. Pemilihan terhadap Model pembelajaran Example non Examplekarena
kegiatannya lebih kongkrit dan nyata, yang menuntut siswa harus berfikir kritis
dan menambah ketertarikan siswa dalam belajar dan memperbaiki motivasi siswa.
4
Maka berdasarkan fenomena diatas timbul pertanyaan bagi peneliti, pada motivasi
manakah siswa yang kurang bagus dalam pelaksanaan model
pembelajaranExample non Example?
Atas dasar itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut yang terkait
tentang “Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Dalam Pembelajar IPS di SMP N 7
Kinali” (Kasus Dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Example Non
Example).
B. Identifikasi Masalah
Motivasi belajar sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam
proses kegiatan belajar mengajar, terutama dalam memvariasi pembelajaran dan
peserta didik yang memiliki motivasi akan lebih aktif, kreatif dan mampu
memahami materi pelajaran IPS. Sedangkan peserta didik yang mempunyai
motivasi belajar rendah, terlihat kurang aktif dan agak lambat dalam memahami
materi pelajaran IPS. Maka penulis akan mengidentifikasi bagaimana motivasi
belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran IPS di SMP N 7 Kinali dalam
pelaksanaan model pembelajaran Example non Example.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penulisan ini lebih terarah dan mencapai tujuan yang
diharapkan, maka batasan masalah yang diteliti yaitu tentang motivasi
belajar siswa kelas VIIdalam pembelajaran IPS di SMP N 7 Kinali
dalam pelaksanaan model pembelajaran Example non Example.
2. Rumusan Masalah
5
Bedasarkan batasan masalah dirumuskanlah pertanyaan dalam
penulisan ini adalah: Bagaimana motivasi belajar siswa kelas
VIIpadapembelajaran IPS di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan
model pembelajaran Example Non Example?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan
motivasi belajar siswa Kelas VII di SMP N 7 Kinali dalam
pelaksanaan model pembelajaran Example non Example.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada
Kepala sekolah sebagai supervisi dalam kegiatan
pembelajaran disekolah khususnya pembelajaran IPS,
serta meningkatkan daya saing dan motivasi peserta didik
dalam PBM khusunya dalam pelajaran IPS
2) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam
memperluas pengetahuan dibidang pendidikan yang
terkait denganmotivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran Example
non Example. Wawasan pengetahuan ini juga dapat
menjadi wacana pengetahuan bagi siswa dilingkungan
pendidikan, khususnya di SMP N 7 Kinali.
6
3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti
selanjutnya yang mempunyai objek yang sama.
b. Secara Praktis
1) Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah ilmu
dan meningkatkan wawasan, pengetahuan yang berkaitan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran Example non
Example.
2) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberi dampak positif
terhadap kualitas pendidikan sekolah terutama mengenai
motivasi belajar siswa kelas VIIdalam pembelajaran IPS
di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan model
pembelajaran Example non Example.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
Menurut Kompri, (2015:1) Banyak teori yang mengemukakan
tentang motivasi. Berikut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan atau tujuan tertentu. Atau usaha – usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak
melakukan sesuatu, karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2011:73)
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai
dengan munculnya filling dan didahului dengan adanya
tanggapanterhadap adanya tujuan. Motivasi belajar dapat timbul
karena adanya faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil
dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita – cita. sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan kondusif,
dan kegiatan belajar yang menarik. Motivasi belajar adalah
merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan
8
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat,
akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Menurut Hamalik (2014 : 162-163) terdapat dua sifat Motivasi
belajar tersebut yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang
bersumber dari tujuan –tujuan peserta didik sendiri. Motivasi ini
sering di sebut “ motivasi murni ” atau motivasi yang
sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik.
Contohnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu,
memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap
untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan
sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh
orang lain dan sebagainya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dari
luar situasi belajar, seperti: angka, kredit, ijazah, tingkatan
hadiah, medali pertentangan dan persaingan. Motivasi ekstrinsik
tetap dipergunakan disekolah, sebab pembelajaran disekolah
tidak semuanya menarik minat atau sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari
9
pentingnya bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam
keadaan itu peserta didik bersangkutan perlu di motivasi agar
belajar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan dorongan dari diri dan dimiliki oleh setiap individu dalam
melakukan kegiatan belajar, agar dalam proses belajar mendapat hasil
yang maksimal. Jadi faktor yang mempengaruhi motivasi peserta
didik terdiri dari faktor internal seperti cara belajar, minat, kecerdasan,
dan motivasi. Dari lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan alam,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga.
Menurut Hamalik (2014 : 161) Motivasi sangat berperan dalam
mendorong dan meningkatkan minat belajar, motivasi adalah
penggerak diri peserta didik untuk melakukan tindakan dalam
mengikuti pembelajaran, sebagaimana dengan fungsinya, motivasi
berfungsi sebagai berikut.
1. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan seperti belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya
mengarahkan perbuatan pencapaian tujuan yang
diinginkan.
10
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, ia berfungsi
sebagai mesin dari dalam diri seseorang, besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Adapunbeberapa komponenmotivasi menurutSardiman
(2011:83)ialah:
1. Tekunmenghadapitugas (dapatbekerjaterus-
menurusdalamwaktu yang lama,
tidakpernahberhentisebelumselesai).
2. Uletmenghadapikesulitan
(tidaklekasputusasa).Tidakmemerlukandorongandariluaru
ntukberprestasisebaikmungkin (tidakpuasdenganprestasi
yang telahdicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Dapatmempertahankanpendapatnya.
5. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Menurut (Hamalik 2014:161) Motivasi belajar penting bagi
peserta didik dan guru, bagi peserta didik motivasi belajar adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya perbuatan
belajar murid.
11
2. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan,
motif, minat yang ada pada murid.
3. Menuntu kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha
mencari cara yang relevan dan sesuai guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan
menggunakan motivasi dalam pengajaran erat dengan
pengaturan disiplin kelas.
2. Model Pembelajaran
Menurut Abdul Majid (2013:13) istilah “model” diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga
diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang
sesungguhnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka yang dimaksud
dengan “model belajar mengajar ” adalah kerangka konseptual dan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Serta berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran, serta para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan
demikian, aktivitas belajar mengajar benar-benar merupakan kegiatan
bertujuan yang tersusun secara sistematis.
12
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, Model
pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat
diisi oleh beragam muatan mata pelajaran, sesuai dengan karakteristik
kerangka dasarnya. Model pembelajaran dapat muncul dalam beragam
bentuk dan variasinya sesuai dengan landasan filosofi dan pedagogis
yang melatar belakanginya.
Menurut Kardi dan Nur (2000) dalam Abdul Majid (2013:14)
ciri-ciri khusus model pembelajaran yang membedakan dengan
strategi, metode, atau prosedur :
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta
atau pengembangannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta
didik belajar (tujuan pembelajaran yang akan di capai).
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model
tersebut dapat di laksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
3. Model Pembelajaran Example Non Example
a. Pengertian Model PembelajaranExample Non Example
Examples Non Examples adalah model belajar yang
menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus
atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar, model
Example non Example adalah strategi pembelajaran yang
13
menggunakan media gambar dalam penyampaian materi
pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar
berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-
permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar
yang disajikan.
Menurut Hendar Wijaya (2013:5) Konsep model
pembelajaran Example Non Example pada umumnya dipelajari
melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di
luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui
definisi konsep itu sendiri. Example Non Example adalah model
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep,
model ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat
dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-
example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa
untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang
ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang
menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas,
sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu
yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Misalnya materi yang sedang disampaikan adalah tentang
keberagaman Indonesia berupa dari senjata tradisional, example
yang digunakan adalah gambar-gambar senjata tradisional
seperti rencong, kujang, Mandau, cerulit, dan lain-lain. Untuk
14
non example, gambar yang digunakan bisa berupa pistol, katana,
cakram, kunai dan lain sebagainya yang bukan merupakan
senjata tradisional Indonesia.
Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan
dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu
mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola
pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam
pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua
siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan
akan aktif dan semangat untuk belajar.
Menurut Hamdani, (2011:94) dijelaskan bahwa Examples
Non Examples adalah model pembelajaran yang menggunakan
contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar
yang relevan dengan Kompetensi Dasar.
b. Langkah-langkah model pembelajaran Examples non Examples
Menurut Ridwan (2013:240) Langkah – langkah model
pembelajaran Examples Non Examples, diantaranya:
1. Guru membagi kelompok pesarta didik yang terdiri dari 2
sampai 3 orang
2. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
3. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan
melalui proyektor.
15
4. Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperhatikan atau menganalisis gambar.
5. Masing-masing kelompok melakukan diskusi dan
menganalisis bagian yang merupakan contoh dan bukan
contoh, lalu mencatat hasilnya.
6. Guru mengomentari dan memberikan penjelasan
mengenai materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
7. Guru memandu peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example Non
Examplemenurut Hamdani (2011:94)
1. Kelebihan Model Pembelajaran Example Non Example
a. Siswa lebih kritis.
b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh
gambar.
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya.
2. Kekurangan Model Pembelajaran Example Non Example
a. Tidak semua materi dapat di sajikan dalam bentuk
gambar.
b. Memakan waktu yang lama.
16
4. Aktifitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Sriyono dalam buku Istarani (2017:6)Aktivitas
belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani,aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan
siswa untuk belajar. Dari uraian di atas dapat dikemukakan
bahwa yang di maksud dengan aktifitas belajar adalah segala
jenis dan bentuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh segenab
jiwa dan raga seseorang untuk memahami, ingin mengetahui,
atau mempelajari sesuatu dari hasil kegiatan yang dilakukannya.
Jadi aktivitas belajar merupakan keterlibatan jiwa dan raga
seseorang secara sengaja atau tidak sengaja pada suatu kegiatan
yang akhirnya menambah hal baru dari orang tersebut.
Hal baru yang di maksud adalah: dari tidak tahu
sebelumnya menjadi tahu, dari tidak mengerti sebelumnya
menjadi mengerti, dari tidak bisa sebelumnya menjadi bisa, dari
tidak mahir menjadi mahir, dari tidak mandiri sebelumnya
menjadi mandiri, dan sebagainya.
b. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
1. Mendengarkan
Menurut Istarani (2017:46-47) Pendengaran adalah
kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia hal
17
ini dilakuakan terutama oleh sistem pendengaran yang
terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat
mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa
pendengaranmenjadi rusak.
Pada proses belajar aktivitas mendengarkan
dimaksud adalah:
1) Mendengarkan penyajian bahan, yaitu: siswa
mendengarkan penjelasan materi dari guru,
siswa mendengarkan penjabaran bahan ajar
dari guru, siswa mendengarkan uraian materi
yang di sampaikan oleh guru, dan siswa
mendengarkan perintah-perintah sehubungan
dengan penyampaian materi ajar.
2) Mendengarkan percakapan, yaitu: siswa
mendengarkan percakapan antara dua orang
guru atau lebih, bila guru yang mengajar lebih
dari satu orang, siswa mendengarkan
percakapan antara guru dengan siswa, atau
antara siswa dengan siswa.
3) Diskusi kelompok, aktivitas pendengaran
dalam diskusi kelompok adalah:
mendengarkan pendapat teman saat
mengajukan atau mengemukakan
18
pendapatnyadengan baik, mendengarkan
secara seksama ketika temanya menyajikan
hasil diskusi kelompok di depan kelas,
mendengarkan pertanyaan yang diajukan oleh
teman dalam berdiskusi, mendengarkan
penyampaian hasil diskusi dari teman.
2. Membaca
Menurut Istarani (2017:29) Membaca adalah
keterkaitan total seseorang dengan suatu informasi
simbolis, membaca biasanya merupakan suatu aspek
visual dari belajar. Menurut pandangan tersebut, membaca
sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan
simbol tulis kedalam bentuk bunyi dan sebagai suatu
peoses berpikir.
3. Menulis
Menurut Istarani (2017:47) Aktivitas menulis
adalah kegiatan yang dilakukan oleh tangan (pada
umumnya) dalam mencatat, meringkas atau
menyimpulkan materi ajar dalam proses belajar mengajar.
4. Pengamatan
Menurut Istarani (2017:46-67) Pengamatan adalah
kesadaran yang tertuju pada suatu peristiwa atau fakta
tertentu sebagai metode dalam penelitian. Jadi,
19
pengamatan merupakan peroses belajar mengenal segala
sesuatu yang ada disekitar kita dengan menggunakan alat
indra kita.
5. Tanggapan
Tanggapan adalah peka perasaan, sehingga segera
mengetahui keadaan dan memperhatikan dengan sungguh-
sungguh, dapat mengetahui dan menyadari segala yang
timpul.
6. Berpikir
Menurut Anisah Basleman (2011:37) berpikir
adalah suatu kegiatan mental yang berupa upaya
melukiskan gagasan berdasarkan pengetahuan yang di
miliki dengan memperhitungkan hubungan sebab akibat
dan dirangkai secara logis dan rasional.
7. Diskusi
Menurut Istarani (2017:45) Diskusi adalah
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran, pendapat
mengenai suatu masalah. Jadi, dalam berdiskusi siswa
saling bertukar pikiran dan pendapat untuk menyimpulkan
suatu jawaban dari suatu masalah yang dibahas dalam
diskusi tersebut.
20
8. Mengingat
Ingat berarti “tidak lupa”, timbul kembali dalam pikiran.
Mengingat yaitu ingat akan memperhatikan, memikirkan.
Jadi mengingat adalah aktivitas mental dalam rangka
mengingat sesuatu yang lupa telah lupa, atau mengingat
pelajaran yang diberikan kepada siswa secara permanen
Menurut Istarani (2017:59).
B. Teori yang Digunakan
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Kognitif, teori
belajar kognitif menekankan kepada pentingnya proses internal, yaitu proses
mental manusia. Menurut Max Wertheimer dalam buku Rusman (2017:120)
belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan inovasi berkenaan
dengan pengamatan. agar peranan pemahaman atau insight timbul dalam
proses belajar sehingga siswa semagat dalam mengikuti kegiatan belajar.
C. Studi Relevan
Adapun sebagai perbandingan maka diambil beberapa tulisan yang
dijadikan relevansi untuk penulisan ini:
Tulisan Helmadona (2014) Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah
STKIP PGRI Sumatra Barat yang berjudul:Hubungan Penguatan Guru
Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS
Terpadu di SMP N 25 Kabupaten Solok Selatan. Dilatar belakangi
rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, hal
21
tersebut dapat dibuktikandari diri siswa yang kurang tekun dalam
mengerjakan tugas. Seperti siswa mengerjakan tugas di sekolah ketika akan
dikumpulkan sehingga hasilnya kurang maksimal.
Kemudian karya Eliya Eka Putri, (2012) Mahasiswa Prodi Pendidikan
Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat yang berjudul: Motivasi Peserta Didik
DalamPembelajaran IPS di SMPN 2 Bonjol Kabupaten Pasaman.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih ada peserta didikyang memiliki
motivasi yang rendah dalam pelajaran IPS, terlihat dari sebagian peserta
didik belum mengerjakan tugas. Penelitian ini dilihat dari ketekunan,
kemandirian, dan keterampilan peserta didik dalam belajar.
Selanjutnya hasil penelitian Deni Sari, (2014) Mahasiswa Prodi
Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat yang berjudul:Hubungan
Presepsi Siswa terhadap Film Dokumenter dengan Motivasi Belajar Siswa
Kelas XII di SMA Negeri I Danau Kembar Kabupaten Solok. Masalahnya
siswa kurang semangat dalam belajar, siswa tidak memiliki catatan, kurang
aktif dalam belajar. Aktivitas siswa lebih suka menonton maka film
dokumenter layak digunakan dalam peningkatan motivasi belajar siswa.
Selanjutnya hasil penelitian Pasti (2014) Mahasiswa Prodi Pendidikan
Sejarah STKIP PGRI Sumatra Barat yang berjudul: Peningkatan Motifasi
Belajar Siswa Kelas VIII Dengan Metode Resistansi Pada Pembelajaran
IPS di SMP N 1 Siberut Selatan. Penelitian ini di latar belakangi oleh
rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPS Khususnya sejarah,
22
rendahnya motivasi tersebut terlihat dari kurangnya tingkat keseriusan
dalam belajar.
Penulisan Nurul Astuty Yensy. 2012 Universitas Bengkulu yang
berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non
Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga UntukMeningkatkan Hasil
Belajar Siswa Di Kelas VIIISMP N 1 Arga Makmur. Jurnal Exacta, Vol. X
No. 1 Hal. 24-35. Penelitian ini di latar belakangi untuk Meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Arga Makmur melalui penerapan
model pembelajaran Cooperative tipe Examples Non Examples dengan
menggunakan alat peraga pada pokok bahasan kubus dan balok dan
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Arga Makmur.
Perbedaan dengan penelitian penulisan Helmadona membahas tentang
hubungan penguatan guru terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPS.Penelitian penulisan Eliya Eka Putri membahas tentang
Motivasi Peserta didik dalam Pembelajaran IPS, peserta didik yang
memiliki motivasi yang rendah dalam pelajaran IPS. Kemudian penelitian
penulisan Deni Sari membahas tentang Hubungan Persepsi Siswa terhadap
Film Dokumenter dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XII di SMA. Dalam
penelitian penulisan Pasti membahas tentang peningkatan motifasi belajar
siswa kelas VIII dengan metode resistansi Pada Pembelajaran IPS.
Selanjutnya penelitian penulisan Nurul Astuty Yensy membahas tentang
Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Examples non
ExamplesDengan Menggunakan Alat Peraga UntukMeningkatkan Hasil
23
Belajar Siswa. Sementara penelitian penulis tentang motivasi belajar siswa
kelas VII dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Example non Example.
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan
atau mengungkapkan keterkaitan antara variabel yang akan diteliti
berdasarkan masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
bahwa ciri – ciri stimulus berpengaruh terhadap respone. Motivasi respon
dari stimulus model pembelajaranExample non Example. Maka dapat
digambarkan secara konseptual sejauh mana motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS dalam pelaksanaan model pembelajaran Example non
Example.
24
Bagan 1: Kerangka Berfikir
Sumber: Sardiman (2011:83)
Motivasi
Belajar
Ulet
menghadapi
kesulitan
Tekun
menghadapi
tugas
Pelaksanaan model pembelajaran
Example Non Example (langkah-
langkah dari model
pembelajaran Example Non
Example)
Dapat
mempertahanka
n pendapatnya
Menunjukan
minat terhadap
bermacam-
macam masalah
Senang mencari
dan memecahkan
masalah
Aktifitas
Belajar
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode adalah deskriptif kuantitatif, yang
menggambarkan tentang motivasi siswa dalam belajar IPS dengan metode
pembelajaran Example Non Example pada SMPN 7 Kinali. Menurut Nana
Syaodih (2011:72) Penelitian deskriftif adalah suatu bentuk penelitian yang
paling mendasar yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor yang di kutip
dalam Moleong (2008:4) penelitian deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara sistematis. Menurut
Sugiono (2012:14) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang digunakan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variabel lain.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 7Kinali yang beralamat di
Jln. Budi Utomo No. 3 Koto Gadang - Kinali. Penelitian ini di laksanakan
pada semester genap 2017-2018. Dengan beberapa penimbangan sebagai
berikut:
26
1. SMP N 7 Kinali merupakan sekolah yang berada di kampung halaman
penulis, sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan dapat jadi
sumbang sih penelitian pada kampung halaman.
2. Sekolah ini sangat mudah di jangkau dan merupakan salah satu
sekolah yang baru berdiri dan masih dalam proses pengembangan.
3. Lokasi sekolah ini terletak jauh dari kebisingan, sehingga mendukung
dalam proses pembelajaran.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang akan diteliti yaitu seluruh siswa di kelas VII di
SMP N 7 Kinali dengan jumlah:
Tabel 1. Rombel kelas VII di SMP N 7 Kinali
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII.1 17 14 31
2 VII.2 18 14 32
3 VII.3 19 13 32
2. Sampel
Sampel dari populasi yang penulis ambil yaitu Seluruh siswa
kelas VII.1 yang berjumlah 31 orang di SMPN 7 Kinali yang akan
ditelili, pengambilan sampel dilihat dari Akademik yang rendah dan
motivasinya yang sangat rendah.
27
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan langsung dalam penelitian ini yaitu :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
observasi atau pengamatan penulis dan wawancara dengan
beberapa siswa yang berinisial, BK, AA, dan DS, serta didukung
oleh dokumentasi langsung motivasi belajar siswa kelas VII
dalam pembelajaran IPS di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan
model pembelajaran Example non Example yang tertera pada
lampiran dokumentasi.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Pada
penelitian yang akan dilakukan ini, data sekunder didapat dari
kepustakaan, guru mata pelajaran dan TU SMP N 7 Kinali.
2. Sumber Data
Data tentangmotivasi belajar siswa kelas VII dalam
pembelajaran IPS di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan model
pembelajaran Example non Examplebersumber dari angket dan
wawancara.
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
yaitu meliputi :
1. Angket (kuisioner)
Menurut Sugiono (2013:142) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang di akan ukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Jadi koesioner adalah
seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang
diisi secara langsung untuk memperoleh data dan berbagai
keterangan yang berkaitan dengan penelitian ini.Pada penelitian ini
Kuesioner untuk melihat sejauh mana tingkat motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPS di SMP N 7Kinali.
29
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No
Langkah-langkah
model
pembelajaran
Example non
example
Deskriptor
Motivasi dalam kegiatan belajar
1 Guru membagi
kelompok peserta
didik yang terdiri
dari 2 sampai 3
orang
1. tekun mendengar dan menulis angota
dalam pembagian kelompoknya.
2. siswa senag dengan dibentuknya
kelompok sehingga bisa berdiskusi
dengan teman
3. siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya sehingga bersemangat
dalam belajar
2 Guru
mempersiapkan
gambar-gambar
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
4. Siswa tekun memperhatikan guru
ketika guru mempersiapkan materi
yang akan diajarkan
5. Siswa merasa senang dalam belajar
dengan menggunakan media gambar
3 Guru menempelkan
gambar di papan
atau ditayangkan
melalui proyektor
6. Siswa tekun mengamati gambar yang
telah ditayangkan oleh guru
7. Siswa berusaha berfikir untuk
memahami gambar yang telah
ditayangkan oleh guru
8. Meskipun siswa tidak paham dengan
gambar tersebut, siswa melakukan
diskusi untuk mencari penyelesaiannya.
4 Guru memberi
petunjuk dan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
memperhatikan atau
menganalisis gambar
9. Siswa tekun memperhatikan dan
menulis segala perintah yang diberikan
oleh guru pada proses pembelajaran
10. Siswa selalu mengikuti segala perintah
yang diberikan guru ketika proses
pembelajaran
11. Siswa berusaha berfikir keras dalam
menganalisi gambar yang diberikan
oleh guru.
12. Siswa selalu bertanya kepada guru atau
teman apabila menemukan soal yang
terasa sulit
5 Masing-masing
kelompok
melakukan diskusi
dan menganalisis
bagian yang
13. Dalam berdiskusi siswa selalu kompak
dan bekerja sama dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru
14. Siswa berusaha aktif ketika melakukan
diskusi dalam belajar
30
merupakan contoh
dan bukan contoh,
lalu mencatat
hasilnya
15. Siswa tekun menulis segala materi yang
bersangkutan dengan meteri yang
diajarkan oleh guru ketika proses
pembelajaran
16. Siswa suka berdiskusi dalam
memecahkan soal-soal yang tingkat
kesulitannya tinggi
17. Siswa berusaha berfikir keras
menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru
6 Guru mengomentari
dan memberikan
penjelasan mengenai
materi sesuai dengan
tujuan yang ingin
dicapai
18. Siswa selalu memperhatikan dan
19. mendengarkan ketika guru menjelaskan
materi dalam belajar
20. Siswa suka menulis materi penting
ketika guru menerangkan materi
pembelajaran
21. Siswa selalu bertanya kepada guru
ketika siswa belum paham dengan
materi yang telah dijelaskan oleh guru
22. Siswa selalu menaggapi ketika ada
kekeliruan guru dalam menjelaskan
materi
7 Guru memandu
peserta didik untuk
merumuskan
kesimpulan
23. Siswa berani menyimpulkan dari materi
pembelajaran meskipun pendapatnya
beda dengan yang lain
24. Siswa selalu berusaha untuk
menyimpukan materi di akhir pelajaran
25. Siswa selalu menulis kesimpulan dari
materi pembelajaran
26. Siswaselalu mengingat dan mengulang
kesimpulan dari materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru
Sumber: Sardiman (2011:83)
Instrument penelitian merupakan alat bagi peneliti di dalam
pengumpulan data, instrument metode angket pada penelitian
digunakan jenis skala likert yaitu skala yang memiliki point, masing-
masing poin mempunyai interval yang sama Menurut Sugiyono
(2005:134).
31
Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
berbentuk isian tertutup, dimana jawaban dari pernyataan yang
diajukan telah disediakan, dan responden tinggal pilih salah satu
alternatif jawaban, masing-masing item positif secara berurutan jawab
responden adalah 5,4,3,2,1, serta memberi tanda ceklis untuk
pernyatan yang telah diberikan, dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3.Skor Jawaban Setiap Pernyataan
No Pernyataan Sikap Sifat Pernyataan
Positif (+) Negatif (-)
1 Selalu (SL) 5 1
2 Sering (SR) 4 2
3 Kadang-kadang (KD) 3 3
4 Jarang (JR) 2 4
5 Tidak Pernah (TP) 1 5
Sumber: Sugiyono (2011:135)
2. Wawancara
Setelah observasi, dilakukan wawancara untuk memperkuat
data yang di peroleh dari observasi, menurut Emzir (2010:49)
wawancara terdiri dari sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh
para peneliti dan diajukan kepada seseorang mengenai topik penelitian
secara tatap muka, dan peneliti merekam jawaban-jawabannya sendiri.
Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang
berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan, yang
melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada
orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinanya.
32
Melalaui wawancara peneliti dengan informan dapat
menghadapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Di sini
peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa siswa yang di
inisialkan, diantaranya BK, RH, AA, HS, MI dan
sebagainyawawancara ini di lakukan dengan menggunakan beberapa
alat wawancara berupa catatan lapangan dan panduan wawancara
yang diambil dari pernyataan-pernyataan yang ada pada angket
peneliti. Setelah dilakukan wawancara peneliti langsung menuliskan
hasil wawancara dalam bentuk catatan lapangan. Siswa merupakan
informan terpenting dalam penelitian ini, karena peneliti akan
memperoleh jawaban tentang motivasi siswa itu sendiri.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis
persentase.Untuk mengetahui kecendrungan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS dalam pelaksanaan model pembelajaran Example non
Example, dan untuk melihat tingkat capai motivasi siswa di SMP N 7 Kinali
pada semester genap tahun 2017\2018 di gunakan rumus presentase sebagai
berikut:
P =
× 100 %
Dimana :
P = Persentase
F = Frekuensi jawaban
n = Jumlah sampel
33
Kriteria penilaian motivasi belajar siswa adalah:
81% - 100% = Sangat tinggi
61% - 80% = Tinggi
41% - 60% = Cukup
21% - 40% = Rendah
0% - 20% = Sangat rendah
Di samping itu penulis juga menggunakan teknik analisis distribusi
frekuensi untuk mengetahui sebaran data, tendensi sentral untuk
mengetahui kadar atau intensitas motivasi siswa dalam belajar, ada tiga
metode dalam pengukuran tendensi sentral yaitu: Mean, Median, Modus.
Dan analisis variansi untuk mengetahui data tersebut masuk kepada data
homogen atau heterogen dalam buku Zafri (67:2013).
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Ringkas Sekolah
Mulai berdiri atau menerima murid T.P 2010/2011 sebanyak 2
lokal. Mulai tahun 2011 dengan SK Bupati Pasaman Barat No.188.45/
157/BUP-PASBAR/2013 berdiri sendiri.
Maka mulai pada tahun 2013 dimulailah penerimaan murid
baru kelas 1 dibawah bimbingan SMPN 1 Kinali sebanyak 2 lokal
dengan menempati tempat belajar yaitu ruang belajar SD yang telah
lama tidak ditempati untuk proses belajar. Pada tahun 2013 dengan
SK No.188.45/ 157/BUP-PASBAR/2013 maka SMPN 7 Kinali lepas
dari tangan SMPN 1 Kinali.
Perjalanan dari tahun ke tahun SMPN 7 Kinali, telah
melepaskan ratusan tamatan, di mulai sejak tahun 2013 sampai dengan
saat sekarang ini. Berkat kerjasama semua stakeholder yang ada pada
SMPN 7 Kinali baik itu kepala sekolah, guru, maupun pegawai tata
usaha serta siswa semuanya menghasilkan kelulusan 100% setiap
tahunya yang mana hampir 50% yang diterima disekolah negeri.
Pada saat sekarang ini SMPN 7 Kinali dikepalai oleh seorang
kepala sekolah Ahmad Nur dengan di bantu 1 orang wakil kepala
sekolah dan 23 orang guru. Jumlah kelas pada saat sekarang ini
35
berjumlah 10 rombel. Kelas VII 4 rombel, kelas VIII 3 rombel dan
kelas IX 3 rombel dengan siswa lebih kurang 270 orang siswa.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 7 Kinali
Nomor Statistik Sekolah
NSS : 201081306007
NPSN : 69759047
Provinsi : Sumatera Barat
Kota : Pasaman Barat
Kecamatan : Kinali
Akses Internet : Ada
Email Sekolah : [email protected]
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi : B
Tahun berdiri : 2010
Kepemilikan : Milik sendiri
Luas lahan : 11300 m2
Luas bangunan : 666 m2
Tanggal SK pendirian : 27 – 02-2013
Tanggal SK Izin Operasional : 27 – 02-2013
No. rekening rutin sekolah
Nama Bank : Bank Nagari
No rekening : 1202.0210.02100.5
2. Visi SMP Negeri 7 Kinali
“ Unggul , berprestasi, dan berakhlak mulia berdasarkan iman
dan takwa”
3. Misi SMP Negeri 7 Kinali
Untuk mencapai visi tersebut diperlukan upaya-upaya atau
rencana-rencana strategis yaitu :
36
a. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budi
pekerti untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti
rutinitas sholat zuhur berjama‟ah sebelum pulang sekolah.
b. Membentuk sikap dan kepribadian luhur yang berpedoman pada
nilai-nilai masyarakat seperti gotong royong bersama, saling
menghormati dan lain sebagainya.
c. Meningkatkan profesionalitas guru dalam pemahaman konsep
dan pembelajaran.
d. Mewujudkan efektifitas pembelajaran dan bimbingan bagi
semua guru dan siswa
e. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat berkembang dengan optimal seperti
kegiatan ekstrakulikuler sekolah yang diikuti oleh siswa.
f. Meningkatkan keterampilan siswa dan warga sekolah dalam
penguasaan teknologi informasi seperti mengadakan sosialisasi
sekolah tentang pemanfaatan teknologi secara baik.
g. Menumbuhkan sikap dan semangat keunggulan atau kompetisi
warga sekolah dalam karya.
Misi tersebut dapat dicapai melalui:
1. Meningkatkan profesionalisme guru
2. Membiasakan siswa berperilaku tertib, sopan dan memiliki
keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
37
Esaseperti melaksanakan rutinitas muhadarrah di sekolah setiap
hari Jum‟at.
3. Mewujudkan siswa yang berprestasi, memiliki sikap mandiri,
aktif, kreatif dan inofatif, seperti mengadakan ekstrakurikuler
seperti: pramuka, seni bela diri dan melibatkan siswa dalam
perlombaan.
4. Memupuk rasa kebersamaan dan kasih sayang serta cinta bangsa
dan tanah air seperti melaksanakan rutinisa upacara bendera
yang di adakan setiap hari senin, dan memperingati tentang hari-
hari penting seperti hari kemerdekaan, hari lahirnya pancasila
dan lain sebagainya.
5. Mengembangkan minat dan bakat siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler seperti pramuka, silat, tari dan sebagainya yang
harus ada di sekolah.
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggarakan
pendidikan seperti tokoh kemasyarakatan yang andil dalam
administrasi sekolah.
4. Keadan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah
a. Jadwal Sekolah
Setiap hari Senin guru dan siswa masuk pukul 07.20 WIB
dan keluar pada pukul 12.30 WIB kegiatan dimulai dengan
mengadakan upacara bendera. Pada hari Selasa, Rabu dan
Kamis, siswa masuk pukul 07.20 WIB dan di awal dengan
38
membaca Al-qur‟an, surat pendek „ dan menyayiakn lagu wajib
Nasional setelah itu baru dilanjutkan dengan Literasi selama 10
menit dan PBM dan keluar pukul 13.10 WIB pada hari selasa,
rabu dan kami.
Pada hari Jum‟at masuk pukul 07.20 WIB di mulai dengan
Muhadaroh setiap Jum‟atnya keluar pukul 11.50 WIB.pada hari
Sabtu masuk jam 07.20 WIB pagi dan keluar jam 12.50 WIB.
b. Tata Tertib Sekolah
1. Pakaian Sekolah
Siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan sekolah,
adapun ketentuan pakaian adalah:
a) Umum
1. Baju warna putih dongker lengkap dengan
lambang OSIS dan tanda lokasi sekolah,
dipakai hari senin sampai kamis.(Khusus Hari
Senin diharuskan semua siswa atau siswi
memakai Topi dan Dasi)
2. Sepatu dan tali sepatu warna hitam, kaos kaki
putih polos.
3. Pakaian, tidak ketat, tidak membentuk tubuh,
kain tidak tipis tembus pandang.
4. Tidak memakai perhiasan.
39
5. Pakaian muslim dipakai hari jum‟at warna
kuning gading, rok coklat untuk perempuan,
untuk laki-laki baju koko celana coklat dan
wajib pakai peci bagi muslim laki-laki.
6. Pakaian pramuka dipakai hari sabtu.
7. Pada waktu pelajaran olah raga wajib memakai
pakaian olah raga yang telah ditentukan di
sekolah.
8. Pakaian wajib rapi selama berada disekolah
baik putri atau putra.
9. Siswa wajib memakai kaos singlet putih polos
(tidak boleh kaos oblong).
5. Kurikulum yang Digunakan
SMPN 7 Kinali menggunakan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013.
6. Kegiatan Proses Belajar Mengajar
Proses belajar dan mengajar merupakan dua hal yang berbeda
tetapi membentuk suatu kesatuan. Belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa sedang mengajar adalah kegiatan yang
dilakukanoleh guru. Kegiatan proses belajar mengajar terdiri dari tiga
tahap yaitu:
1) Membuka Pembelajaran
Pembelajaran pada jam pertama diawali dengan do‟a
bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian dilanjutkan
40
dengan kegiatan membaca Al-Quran dan Ayat – ayat pendek
oleh beberapa siswa yang dibimbing oleh guru. Khusus untuk
hari jumat, siswa berkumpul di Mesjid SMPN 7 Kinali untuk
melaksanakan Muhadarah dengan mendengarkan ceramah
(IMTAQ)
Sebelum mempelajari materi berikutnya, guru
menanyakan mengenai tugas yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya dan sedikit mengulang pelajaran yang lalu. Jika
siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya maka, guru
membantu membimbing siswa menemukan penyelesaiannya.
Kegiatan ini selalu dilakukan diawal pembelajaran.Untuk
apersepsi, guru menyampaikannya disela-sela penjelasan materi
baru. Sedangkan untuk motivasi, guru mengatakan bahwa materi
ini penting dan umumnya keluar saat UN. Guru juga
mengungkapkan apa kegunaan dan aplikasi suatu materi di
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu siswa untuk
lebih memahami materi yang dipelajari di sekolah.
2) Kegiatan inti
Mengamati guru pamong dalam mengajar di beberapa
kelas, penulis menemukan bahwa guru telah menerapkan
Kurikulum KTSP dan kuriulum 2013. Guru menggunakan
media berupa gambar untuk kegiatan awal (observasi) dan
diskusi kelompok serta model pembelajaran lainya.
41
Hal ini membantu siswa dalam memahami materi yang
sifatnya konsep dan sulit dilihat langsung dengan mata
siswa.Setelah itu guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan (questioning). Saat tidak ada siswa yang bertanya
guru sendiri yang memberikan pertanyaan.
Kemudian siswa diberi latihan individu atau kelompok
(experimenting). Setelah itu guru membandingkan dengan
sumber lain dan menambahkan penjelasan mengenai materi
pembelajaran (associating). Terakhir guru menyuruh kelompok
atau individu untuk mempresentasikan latihan yang telah
dikerjakan didepan kelas (Communicating).
2) Menutup pelajaran
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan
materi pelajaran bersama antara guru dan murid dan pemberian
tugas oleh guru seperti Pekerjaan Rumah (PR).Tujuannya agar
siswa dapat mengulang dan memahami kembali pelajaran yang
telah didapatkan di sekolah. Terkadang diberikan kuis di akhir
pertemuan dengan tujuan melihat sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi sekaligus shock therapy bagi siswa jika
pada hari itu tidak memperhatikan pelajaran dengan baik agar
lebih fokus ke depannya.Namun, pemberian kuis didasarkan
pertimbangan waktu dan batas materi. Jika dirasa waktu tidak
memadai dan materi belum tuntas untuk satu indikator
42
maka kuis tidak diadakan. Setelah itu guru memberitahukan
materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
B. Temuan Khusus
1. Deskriptif Data
Data hasil penelitian diperoleh melalui angket yang penulis
sebar pada kelas VII.1 sebanyak 31 responden, berkaitan dengan
motivasi belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran IPS pada materi
sejarah di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan model pembelajaran
Example Non Example. Penulis melakukan pengolahan data secara
manual. Setelah data diperoleh dan dikelola sesuai dengan teknis
analisis data yang telah ditemukan pada bagian metode penelitian.
2. Gambaran Hasil Data Penelitian secara umum
Motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran
Example Non Example secara umum di jelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis persentase secara umum ternyata
motivasi belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran IPS pada materi
sejarah di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan model pembelajaran
Example Non Example adalah lebih banyak atau lebih dominan tinggi
karena mencapai 77,42%, sedangkan motivasi yang sangat tinggi
hanya 22,58%, dan tidak ada yang motivasi dalam pelaksanaan model
pembelajaran Example Non Example yang rendah. Dapat dilihat
seperti tabel 4 di bawah ini.
43
Tabel 4.Hasil analisis persentase data penelitian Motivasi Belajar Siswa
Dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Example Non
Examplesecara umum
No Kriteria Penilaian Motivasi N Persentase (%)
1 ST (Sangat Tinggi) 7 22,58%
2 T (Tinggi) 24 77,42%
Jumlah 31 100.00%
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
115
Pada sisilain dapat dilihat pada sebaran frekuensi, ternyata
sebaran frekuensi cukup bagus karena frekuensi terbesar terletak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 5 berikut.
Tabel 5. Analisis Distribusi Frekuensi Secara Umum
NO Data Kelompok Frekuensi
1 110-106 2
2 105-101 5
3 100-96 4
4 95-91 10
5 90-86 6
6 85-80 4
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik1 dibawah ini.
Grafik 1. Motivasi Siswa Secara Umum
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
2
4
6
8
10
12
79,5 85,5 90,5 95,5 100,5 105,5
44
Lebih lanjut untuk mengetahui pemusatan data, maka dilakukan
analisis tendensi sentral, dalam bukuZafri (2013:68) untuk mengetahui
intensitas motivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan model
Example Non Example.
Mean:
Hasil bagi dari sejumlah skor dengan banyaknya skor responden
Rumus: =∑
Median:
Median adalah sekor yang membagi distribusi frekuensi menjadi
dua besar ( 50% di bawah median dan 50% di atas median). Jika
jumlah data ganjil maka d ambil titik tengah sebagai medianya, dan
jika data genap maka median jumlah dua sekor yang terletak ditengah-
tengah dan di bagi dua.
Modus:
Modus adalah sekor atau frekuensi terbanyak dari sekumpulan
distribusi sekor.
Berdasarkan analisis data dengan metode Mean, Media dan
Modus yang di olah bedasarkan hasil engket yang telah di sebar oleh
peneliti maka motivasi belajar siswa di SMPN 7 Kinali, berdasarkan
penerapan model pembelajaran Example Non Example ternyata
pemusatan data cukup bagus, karena angka Meantidak jauh selisihnya
dari angka Median dan Modus. Lebih kongkrit lihat pada tabel 6
dibawah ini.
45
Tabel 6. Hasil Analisis Pemusatan Data Secara Umum
No Pemusatan data Hasil data
1 Mean 93,39
2 Median 92
3 Modus 91
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada
Lampiran Hal 122
Setelah dilakukan analisis pemusatan data maka yang terakhir
dilakukan analisis variansi untuk mengetahui standar deviasi (SD).
Rumus=
SD= √∑
SD=√
√
SD=7,44
Ternyata hasil analisis variansi (SD) cukup bagus karena
hasilnya kecil.
Berdasarkan keempat analisis dapat di simpulkan ternyata secara
umum motivasi belajar siswa kelas VII.1 di SMPN 7 Kinali,
berdasarkan penerapan model pembelajaran Example Non
Examplecukup bagus baik dari segi jumlah atau analisis persentase,
penyebaran data dan dari hasil analisis variansi, tetapi kurang bagus
pada pemusatan data.
2) Gambaran Hasil Data Penelitian Secara indikator
Analisis terhadap motivasi secara umum belum mempereratkan
secara kongkrit bagaimana motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan
model pembelajaran Example Non Example, maka dilakukan analisis
berdasarkan indikator yang terdiri dari tujuh indikator.
46
Hasil analisis persetase data motivasi belajar siswa dalam
pelaksanaan model pembelajaran Example Non Example secara
indikator yang terdiri dari tujuh indikator. Dari tujuh indikator ini
ternyata motivasi sangat tinggi terletak pada indikator lima masing-
masing kelompok melakukan diskusi dan menganalisis bagian yang
merupakan contoh dan bukan contoh, lalu mencatat hasilnya siswa
bermotivasi sangat tinggi 38,71%, motivasi siswa yang tinggi 51,61%,
motivasi cukup 9,68%. Sedangkan yang terendah terletak pada
indikator tujuh guru memandu peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi 35,48%,
motivasi siswa yang tinggi 32,26%, motivasi cukup 29,03% dan
motivasi rendah 3,23%. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.Persentase Hasil Data Penelitian Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan Indikator Dalam Pelaksanaan Model
Pembelajaran Example Non ExampleSecara Indikator
No
Indikator
Motivasi Persentase (%)
Total ST T C R SR
1 Guru membagi
kelompok
peserta didik
yang terdiri dari
2 sampai 3
orang
48,39 35,48 16,13 - - 100,00
2 Guru
mempersiapkan
gambar-gambar
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
38,71 45,16 16,13 - - 100,00
3 Guru
menempelkan
gambar di papan
atau
32,26 58,06 6,45 3,23 - 100,00
47
ditayangkan
melalui
proyektor
4 Guru memberi
petunjuk dan
kesempatan
kepada peserta
didik untuk
memperhatikan
atau
menganalisis
gambar
22,58 54,84 22,58 - - 100,00
5 Masing-masing
kelompok
melakukan
diskusi dan
menganalisis
bagian yang
merupakan
contoh dan
bukan contoh,
lalu mencatat
hasilnya
38,71 51,61 9,68 - - 100,00
6 Guru
mengomentari
dan memberikan
penjelasan
mengenai materi
sesuai dengan
tujuan yang
ingin dicapai
29,03 51,61 16,13 3,23 - 100,00
7 Guru memandu
peserta didik
untuk
merumuskan
kesimpulan
35,48 32,26 29,03 3,23 - 100,00
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
116
48
Pada sisi lain dapat dilihat pada sebaran frekuensi motivasi
belajar siswa dalam pelaksanaan model Example Non Example yang
dilihat secara indikator. Berdasarkan analisis ternyata pada indikator 1
motivasi siswa ketika guru membagi kelompok pesarta didik yang
terdiri dari 2 sampai 3 orang ternyata sebaran frekuensi kurang bagus,
karena frekuensi terbesar terletak pada interval awal tabel atau terletak
pada no 2. Lebih kongkrit dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Analisis Distribusi Frekuensi indikator 1
NO Skor Data Frekuensi
1 14 5
2 13 10
3 12 5
4 11 4
5 10 2
6 9 3
7 8 2
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 2 dibawah ini.
Grafik 2. Motivasi Siswa Pada Indikator 1
Sumber: olahan data peneliti
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis pada indikator 2 dapat dilihat, bahwa
motivasi siswa ketika guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai
0
2
4
6
8
10
12
8 9 10 11 12 13 14
49
dengan tujuan pembelajaran ternyata sebaran frekuensi kurang bagus,
karena frekuensi terbesar terletak pada interval pada awal tabel atau
terletak pada no 2. Lebih kongkrit dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9.Analisis Distribusi Frekuensi indikator 2
NO Skor Data Frekuensi
1 9 11
2 8 13
3 7 2
4 6 4
5 5 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 3 dibawah ini.
Grafik 3. Motivasi Siswa Pada Indikator 2
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis pada indikator 3 dapat dilihat, bahwa
motivasi siswa ketika Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan melalui proyektorternyata sebaran frekuensi kurang
bagus karena frekuensi terbesar terletak pada interval pada awal tabel.
Lebih kongkrit dapat dilihat pada tabel 10.
0
2
4
6
8
10
12
14
5 6 7 8 9
50
Tabel 10. Analisis Distribusi Frekuensi indikator 3
NO Skor Data Frekuensi
1 14 2
2 13 8
3 12 10
4 11 5
5 10 3
6 9 1
7 8 1
8 4 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 4 dibawah ini.
Grafik 4. Motivasi Siswa Pada Indikator 3
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis pada indikator 4 dapat dilihat, bahwa
motivasi siswa ketika guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperhatikan atau menganalisis gambar.
Ternyata sebaran frekuensi cukup bagus, karena frekuensi terbesar
terletak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 11.
0
2
4
6
8
10
12
4 8 9 10 11 12 13 14
51
Tabel 11. Analisis Distribusi Frekuensi indikator 4
NO Skor Data Frekuensi
1 19 1
2 18 2
3 17 4
4 16 5
5 15 7
6 13 5
7 12 3
8 11 2
9 10 1
10 9 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 5 dibawah ini.
Grafik 5. Motivasi Siswa Pada Indikator 4
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis pada indikator 5 dapat dilihat bahwa
motivasi siswa ketika masing-masing kelompok melakukan diskusi
dan menganalisis bagian yang merupakan contoh dan bukan contoh,
lalu mencatat hasilnyaternyata sebaran frekuensi kurang bagus karena
frekuensi terbesar terletak pada interval pada awal tabel dan frekuensi
rendah terletak pada interval tengah. Dapat dilihat pada tabel 12
dibawah ini.
0
2
4
6
8
9 10 11 12 13 15 16 17 18 19
52
Tabel 12. Analisis Distribusi Frekuensi indikator 5
Untuk melihat distribusi frekuensi, maka diadakan
penyederhanaan menjadi data kelompok.
Formula untuk mencari kelompok adalah:
K= 1+3,3 logn
K= 6
Kelas interval kelompok:
I=
I=
NO Skor Data Frekuensi
1 24-23 1
2 22-21 11
3 20-19 6
4 18-17 4
5 16-15 7
6 14-13 2
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 6 dibawah ini.
Grafik 6.Motivasi Siswa Pada Indikator 5
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis pada indikator 6 dapat dilihat, bahwa
motivasi siswa ketika guru mengomentari dan memberikan penjelasan
mengenai materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ternyata
0
5
10
15
12,5 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5
53
sebaran frekuensi cukup bagus, karena frekuensi terbesar terletak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13. Analisis Distribusi Frekuensi indikator 6
Bila skor yang akan dikelola terdiri dari frekuensi yang banyak,
maka diadakan penyederhanaan menjadi data kelompok.
Formula untuk mencari kelompok adalah:
K= 1+3,3 logn
K= 6
Kelas interval kelompok:
I=
I=
NO Skor Data Frekuensi
1 19-18 5
2 17-16 7
3 15-14 12
4 13-12 2
5 11-10 2
6 9-8 3
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 7 dibawah ini.
Grafik 7. Motivasi Siswa Pada Indikator 6
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
7,5 9,5 11,5 13,5 15,5 17,5
54
Berdasarkan analisis indikator 7 dapat dilihat bahwa motivasi
siswa ketika guru memandu peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan ternyata sebaran frekuensi kurang bagus, karena sebaran
frekuensi tidak beraturan. Dapat dilihat dari tabel 14.
Tabel 14. Analisis Distribusi Frekuensi indikator 7
NO Skor Data Frekuensi
1 19 3
2 18 2
3 17 5
4 16 2
5 15 2
6 14 3
7 13 3
8 12 4
9 11 4
10 10 1
11 9 1
12 6 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan data peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 8 dibawah ini.
Grafik 8. Motivasi Siswa Pada Indikator 7
Sumber: Olahan Data Peneliti
Setelah mendapatkan hasil dari distribusi frekuensi secara
indikator, maka lanjut pada analisis pemusatan data secara
0
2
4
6
6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
55
indikator.Berdasarkan analisis bahwah pemusatan data motivasi
belajar siswa kelas VII dalam pembelajar IPS di SMP N 7 Kinali
dalam pelaksanaan model pembelajaran Example Non Example yang
dilihat berdasarkan tujuh indikator ternyata pemusatan data cukup
bagus, karena angka Meantidak jauh jaraknya dari angka Median dan
Modus. Dapat dilihat pada tabel 15 dibawah ini.
Tabel 15. Analisis Pemusatan Data Secara Indikator
No
Indikator
Pemusatan Data
Mean Median Modus
1 12,87 13 13
2 8 8 8
3 11,56 12 12
4 14,51 15 15
5 18,70 19 22
6 14,68 15 14 dan 15
7 14,13 14 17
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
122
Setelah didapatkan hasil dari persentase, distribusi frekuensi dan
pemusatan data, maka selanjutnya dilakukan analisis variansi untuk
mengetahui standar deviasi SD.
Berdasarkan analisis variansi (SD) data motivasi belajar siswa
kelas VII dalam pembelajar IPS di SMP N 7 Kinali dalam
pelaksanaan model pembelajaran Example Non Example yang dilihat
berdasarkan ke tujuh indikator, Ternyata hasil analisis variansi (SD)
cukup bagus karena ketujuh indikator hasil analisis variasi (SD)
rendah dengan jenis data homogen, lebih jelas lagi dapat dilihat pada
tabel 16 dibawah ini.
56
Tabel 16. Analisis Variasi data Secara Indikator
No Standar Deviasi (SD) Jenis Data
1 2,49 Homogen
2 1,22 Homogen
3 1,93 Homogen
4 2,46 Homogen
5 3,07 Homogen
6 2,92 Homogen
7 3,34 Homogen
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
125
Berdasarkan keempat analisis dapat disimpulkan bahwa skor
perindikator motivasi belajar siswa kelas VII.1 di SMP N 7 Kinali
pada pelaksanaan model Example Non Example, pada analisis
persentase atau penjumlahanmotivasi siswa cukup bagus, pada analisis
distribusi frekuensi kurang bagus, Pada analisis pemusatan data tidak
bagus karena angka mean jauh jaraknya dari angka median dan
modus, danpada analisis variansi dari ketujuh indikator ternyata hasil
analisis variansi cukup bagus.
3) Gambaran Hasil Data Penelitian Secara Item atau Pernyataan
Setelah memperhatikan olahan data perindikator ternyata setiap
indikator memiliki persentase yang sangat rendah untuk itu dapat di
analisis satu-persatu dari item atau pernyataan.
Berdasarkan analisis motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan
model pembelajaran Example Non Example yang terdiri dari tujuh
indikator dan di dalamnya terdapat dua puluh lima pernyataan. Dari
dua puluh lima pernyataan atau item ini ternyata motivasi sangat
57
tinggi terletak pada pernyataan nomor 3, nomor 5, nomor 9, nomor 17,
nomor 18 dan 24, sedangkan motivasi yang rendah terdapat pada
pernyataan nomor 12, nomor 15, nomor 23 dan 25. Lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 17 dibawah ini.
Tabel 17.Persentase Hasil Data Penelitian Secara Item/Pernyataan
Pada Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP N 7 Kinali
Dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Example Non
Example
No Pernyataan
Motivasi
Persentas (%) Total
ST T C R SR
A Guru membagi kelompok pesarta didik yang terdiri dari 2
sampai 3 orang
1 Motivasi siswa
tekun mendengar
dan menulis
angota dalam
pembagian
kelompoknya.
25,80 45,61 16,13 9,68 3,23 100,00
2 Motivasi siswa
senag dengan
dibentuknya
kelompok sehinga
bisa berdiskusi
dengan teman
41,93 32,26 19,35 - 6,44 100,00
3 Motivasi siswa
berdiskusi dengan
anggota
kelompoknya
sehingga
bersemangat
dalam belajar
19,35 64,52 12,90 3,23 - 100,00
B. Guru Mempersiapkan Gambar-Gambar Sesuai Dengan Tujuan
Pembelajaran
4 Motivasi siswa
tekun
memperhatikan
guru ketika guru
mempersiapkan
materi yang akan
diajarkan
32,26 45,16 9,68 12,90 - 100,00
58
5 Motivasi siswa
merasa senag
dalam belajar
dengan
menggunakan
media gambar
25,81 58,06 9,68 6,45 - 100,00
C. Guru Menempelkan Gambar Di Papan Atau Ditayangkan
Melalui Proyektor
6 Motivasi siswa
tekun mengamati
gambar yang
telah
ditayangkan oleh
guru
29,03 48,39 19,35 - 3,23 100,00
7 Motivasi siswa
berusaha berfikir
untuk memehami
gambar yang
telah
ditayangkan oleh
guru
19,39 54,84 19,35 - 6,45 100,00
8 Motivasi siswa
meskipun tidak
paham dengan
gambar tersebut,
siswa melakukan
diskusi untuk
mencari
penyelesaiannya
12,90 61,30 12,90 12,90 - 100,00
D. Guru Memberi Petunjuk Dan Kesempatan Kepada Peserta Didik
Untuk Memperhatikan Atau Menganalisis Gambar
9 Motivasi siswa
tekun
memperhatikan
dan menulis
segala perintah
yang diberikan
oleh guru pada
proses
pembelajaran
25,81 58,06 9,68 - 6,45 100,00
10 Motivasi siswa
selalu
mengikuti
segala perintah
yang diberikan
guru ketika
32,26 41,93 12,90 9,68 3,23 100,00
59
proses
pembelajaran
11 Motivasi siswa
berusaha
berfikir keras
dalam
menganalisi
gambar yang
diberikan oleh
guru.
29,03 51,61 9,68 - 9,68 100,00
12 Motivasi siswa
selalu bertanya
kepada guru
atau teman
apabila
menemukan
soal yang terasa
sulit
6,45 19,36 38,71 19,35 16,13 100,00
E. Masing-Masing Kelompok Melakukan Diskusi Dan Menganalisis
Bagian Yang Merupakan Contoh Dan Bukan Contoh, Lalu
Mencatat Hasilnya
13 Motivasi dalam
berdiskusi saya
selalu kompak dan
bekerja sama
dalam
menyelesaikan
tugas yang
diberikan oleh
guru
25,81 54,84 6,45 12,90 - 100,00
14 Motivasi siswa
berusaha aktif
ketika melakukan
diskusi dalam
belajar
38,71 32,26 22,58 6,45 - 100,00
15 Motivasi siswa
tekun menulis
segala materi yang
bersangkutan
dengan meteri
yang diajarkan
oleh guru ketika
proses
pembelajaran
9,68 12,90 9,68 41,94 - 100,00
16 Motivasi siswa
suka berdiskusi
9,68 64,52 12,90 12,90 - 100,00
60
dalam
memecahkan soal-
soal yang tingkat
kesulitannya
tinggi
17 Motivasi siswa
berusaha berfikir
keras
menyelesaikan
tugas yang
diberikan oleh
guru
22,58 61,29 12,90 3,23 - 100,00
F Guru Mengomentari Dan Memberikan Penjelasan Mengenai
Materi Sesuai Dengan Tujuan Yang Ingin Dicapai
18 Motivasi siswa
selalu
memperhatikan
dan mendengarkan
ketika guru
menjelaskan
materi dalam
belajar
25,81 58,06 6,45 9,68 - 100,00
19 Motivasi siswa
suka menulis
materi penting
ketika guru
menerangkan
materi
pembelajaran
12,90 64,52 9,68 9,68 3,22 100,00
20 Motivasi siswa
selalu bertanya
kepeda guru
ketika siswa
belum paham
dengan materi
yang telah
dijelaskan oleh
guru
12,90 64,52 9,68 9,68 3,22 100,00
21 Motivasi siswa
selalu menaggapi
ketika ada
kekeliruan guru
dalam
menjelaskan
materi
41,93 32,26 16,31 9,68 - 100,00
G Guru Memandu Peserta Didik Untuk Merumuskan Kesimpulan
61
22 Motivasi siswa
berani
menyimpulkan
dari materi
pembelajaran
meskipun
pendapatnya
beda dengan
yang lain
41,39 32,26 16,13 9,68 - 100,00
23 Motivasi siswa
selalu berusaha
untuk
menyimpukan
materi di akhir
pelajaran
9,68 16,13 25,80 32,26 16,13 100,00
24 Motivasi siswa
selalu menulis
kesimpulan
dari materi
pembelajaran
45,16 45,16 6,45 3,23 - 100,00
25 Motivasi siswa
selalu
mengingat dan
mengulang
kesimpulan dari
materi
pembelajaran.
9,68 16,13 41,93 16,13 16,13 100,00
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
117-120
Dari hasil persentase secara item atau pernyataan maka
dilanjutkan kepada analisis distribusi frekuensi.
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pada pernyataan atau
item 1 dapat dilihat bahwa motivasi siswa tekun mendengar dan
menulis anggota dalam pembagian kelompoknyaternyata sebaran
frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 18 di bawah ini.
62
Tabel 18. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 1
NO Skor Data Frekuensi
1 5 8
2 4 14
3 3 5
4 2 3
5 1 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 9 dibawah ini.
Grafik 9. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 1
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item 2
dapat dilihat bahwa motivasi siswa senag dengan dibentuknya
kelompok sehinga bisa berdiskusi dengan teman ternyata sebaran
frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 19 dibawah ini.
Tabel 19. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 2
NO Skor Data Frekuensi
1 5 13
2 4 10
3 3 6
4 2 0
5 1 2
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
1 2 3 4 5
63
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 10 dibawah ini.
Grafik 10. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 2
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pada pernyataan atau
item 3 dapat dilihat bahwa motivasi siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya sehingga bersemangat dalam belajar ternyata sebaran
frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 20 dibawah ini.
Tabel 20.Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 3
NO Skor Data Frekuensi
1 5 7
2 4 19
3 3 4
4 2 1
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 11 dibawah ini.
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5
64
Grafik 11. motivasi siswa pada pernyataan 3
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pada pernyataan atau
item 4 dapat dilihat bahwa motivasi siswa tekun memperhatikan guru
ketika guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan ternyata
sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak
tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 21 dibawah
ini.
Tabel 21. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 4
NO Skor Data Frekuensi
1 5 9
2 4 14
3 3 4
4 2 4
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 12 dibawah ini.
Grafik 12. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 4
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
0
5
10
15
1 2 3 4 5
65
Berdasarkan analisis distribusi frekuensipernyataan atau item 5
dapat dilihat bahwa motivasi siswa merasa senag dalam belajar
dengan menggunakan media gambar ternyata sebaran frekuensi
kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada interval
tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 22 dibawah ini.
Tabel 22.Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 5
NO Skor Data Frekuensi
1 5 8
2 4 18
3 3 3
4 2 2
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 13 dibawah ini.
Grafik13. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 5
Sumber: Olahan data peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensipernyataan atau item 6
dapat dilihat bahwa motivasi siswa berusaha berfikir untuk memehami
gambar yang telah ditayangkan oleh guru ternyata sebaran frekuensi
kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada interval
tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 23 dibawah ini.
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
66
Tabel 23. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 6
NO Skor Data Frekuensi
1 5 9
2 4 15
3 3 6
4 2 1
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 14 dibawah ini.
Grafik 14. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 6
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensipernyataan atau item 7
dapat dilihat bahwa motivasi siswa berusaha berfikir untuk memehami
gambar yang telah ditayangkan oleh guru ternyata sebaran frekuensi
kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada interval
tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 24 dibawah ini.
Tabel 24. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 7
NO Skor Data Frekuensi
1 5 6
2 4 17
3 3 6
4 2 0
5 1 2
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
67
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 15 dibawah ini.
Grafik 15. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 7
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item 8
dapat dilihat bahwa motivasi siswa meskipun siswa tidak paham
dengan gambar tersebut, siswa melakukan diskusi untuk mencari
penyelesaiannya ternyata sebaran frekuensi kurang bagus karena
frekuensi terbesar terletak tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit
seperti tabel 25 dibawah ini.
Tabel 25. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 8
NO Skor Data Frekuensi
1 5 4
2 4 19
3 3 4
4 2 4
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5
68
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 16 dibawah ini.
Grafik 16. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 8
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item 9
dapat dilihat bahwa motivasi siswa tekun memperhatikan dan menulis
segala perintah yang diberikan oleh guru pada proses pembelajaran
ternyata sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar
terletak tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 26
dibawah ini.
Tabel 26. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 9
NO Skor Data Frekuensi
1 5 8
2 4 18
3 3 3
4 2 0
5 1 2
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 17 dibawah ini.
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
69
Grafik 17. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 9
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
10 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu mengikuti segala
perintah yang diberikan guru ketika proses pembelajaran ternyata
sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak
tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 27 dibawah
ini.
Tabel 27.Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 10
NO Skor Data Frekuensi
1 5 10
2 4 13
3 3 4
4 2 3
5 1 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 18 dibawah ini.
Grafik 18. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 10
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
0
5
10
15
1 2 3 4 5
70
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
11 dapat dilihat bahwa motivasi siswa berusaha berfikir keras dalam
menganalisi gambar yang diberikan oleh guru ternyata sebaran
frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 28 dibawah ini.
Tabel 28. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 11
NO Skor Data Frekuensi
1 5 9
2 4 16
3 3 3
4 2 0
5 1 3
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 19 dibawah ini.
Grafik 19. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 11
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
12 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu bertanya kepada guru
atau teman apabila menemukan soal yang terasa sulit ternyata sebaran
frekuensi cukup bagus karena frekuensi terbesar terletak pada interval
tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 29 di bawah ini.
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
71
Tabel 29.Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 12
NO Skor Data Frekuensi
1 5 2
2 4 5
3 3 12
4 2 7
5 1 5
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 20 dibawah ini.
Grafik 20. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 12
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
13 dapat dilihat bahwa motivasi dalam berdiskusi siswa selalu
kompak dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru ternyata sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi
terbesar terletak tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti
tabel 30 dibawah ini.
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5
72
Tabel 30. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 13
NO Skor Data Frekuensi
1 5 8
2 4 17
3 3 2
4 2 4
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 21dibawah ini.
Grafik 21.Motivasi Siswa Pada Pernyataan 13
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
14 dapat dilihat bahwa motivasi siswa berusaha aktif ketika
melakukan diskusi dalam belajar ternyata sebaran frekuensi kurang
bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada interval tengah.
Lebih kongkrit seperti tabel 31 dibawah ini.
Tabel 31. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 14
NO Skor Data Frekuensi
1 5 12
2 4 10
3 3 7
4 2 2
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 22 dibawah ini.
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
73
Grafik 22. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 14
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
15 dapat dilihat bahwa motivasi siswa tekun menulis segala materi
yang bersangkutan dengan meteri yang diajarkan oleh guru ketika
proses pembelajaran ternyata sebaran frekuensi cukup bagus karena
frekuensi terbesar terletak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti
tabel 32 dibawah ini.
Tabel 32. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 15
NO Skor Data Frekuensi
1 5 4
2 4 5
3 3 13
4 2 10
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 23 dibawah ini.
Grafik 23. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 15
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
1 2 3 4 5
0
5
10
15
1 2 3 4 5
74
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
16 dapat dilihat bahwa motivasi siswa suka berdiskusi dalam
memecahkan soal-soal yang tingkat kesulitannya tinggi ternyata
sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak
tidak pada interval tengah. Dapat dilihat pada tabel 33 dibawah ini.
Tabel 33. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 16
NO Skor Data Frekuensi
1 5 3
2 4 19
3 3 5
4 2 4
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 24 dibawah ini.
Gambar IV.24. Grafik dari motivasi siswa pada pernyataan 16
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
17 dapat dilihat bahwa motivasi siswa berusaha berfikir keras
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru ternyata sebaran
frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 34 dibawah ini.
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
75
Tabel 34. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 17
NO Skor Data Frekuensi
1 5 7
2 4 19
3 3 4
4 2 0
5 1 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 25 dibawah ini.
Grafik 25. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 17
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
18 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu memperhatikan dan
mendengarkan ketika guru menjelaskan materi dalam belajar ternyata
sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak
tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 35 dibawah
ini.
Tabel 35. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 18
NO Skor Data Frekuensi
1 5 9
2 4 17
3 3 2
4 2 3
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
76
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 26 dibawah ini.
Grafik 26. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 18
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
19 dapat dilihat bahwamotivasi siswa suka menulis materi penting
ketika guru menerangkan materi pembelajaran ternyata sebaran
frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada
interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 36 dibawah ini.
Tabel 36. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 19
NO Skor Data Frekuensi
1 5 4
2 4 20
3 3 3
4 2 3
5 1 1
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 27 dibawah ini.
Grafik 27. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 19
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5
0
10
20
30
1 2 3 4 5
77
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
20 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu bertanya kepeda guru
ketika siswa belum paham dengan materi yang telah dijelaskan oleh
guru ternyata sebaran frekuensi cukup bagus karena frekuensi terbesar
terletak pada interval tengah. Dapat dilihat pada tabel 37 dibawah ini.
Tabel 37. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 20
NO Skor Data Frekuensi
1 5 2
2 4 8
3 3 9
4 2 7
5 1 5
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Penelit
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 28 dibawah ini.
Gambar IV.28. Grafik dari motivasi siswa pada pernyataan 20
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
21 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu menaggapi ketika ada
kekeliruan guru dalam menjelaskan materi ternyata sebaran frekuensi
kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada interval
tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 38 dibawah ini.
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5
78
Tabel 38. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 21
NO Skor Data Frekuensi
1 5 13
2 4 10
3 3 5
4 2 3
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 29 dibawah ini.
Grafik 29. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 21
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
22 dapat dilihat bahwa motivasi siswa berani menyimpulkan dari
materi pembelajaran meskipun pendapatnya beda dengan yang lain
ternyata sebaran frekuensi kurang bagus karena frekuensi terbesar
terletak tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 39
dibawah ini.
Tabel 39.Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 22
NO Skor Data Frekuensi
1 5 13
2 4 10
3 3 5
4 2 3
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
1 2 3 4 5
79
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 30 dibawah ini.
Grafik 30. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 22
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
23 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu berusaha untuk
menyimpukan materi di akhir pelajaran ternyata sebaran frekuensi
kurang bagus karena frekuensi terbesar terletak tidak pada interval
tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 40 dibawah ini.
Tabel 40. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 23
NO Skor Data Frekuensi
1 5 3
2 4 5
3 3 8
4 2 10
5 1 5
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 31 dibawah ini.
Grafik 31. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 23
Sumber: Olahan Data Peneliti
0
5
10
15
1 2 3 4 5
0
5
10
15
1 2 3 4 5
80
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
24 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu menulis kesimpulan dari
materi pembelajaran ternyata sebaran frekuensi kurang bagus karena
frekuensi terbesar terletak tidak pada interval tengah. Lebih kongkrit
seperti tabel 41 dibawah ini.
Tabel 41. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 24
NO Skor Data Frekuensi
1 5 14
2 4 14
3 3 2
4 2 1
5 1 0
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 33 dibawah ini.
Grafik 33. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 24
Sumber: Olahan Data Peneliti
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi pernyataan atau item
25 dapat dilihat bahwa motivasi siswa selalu mengingat dan
mengulang kesimpulan dari materi pembelajaran yang diberikan oleh
guru ternyata sebaran frekuensi cukup bagus karena frekuensi
terbesar terletak pada interval tengah. Lebih kongkrit seperti tabel 42
0
5
10
15
1 2 3 4 5
81
dibawah ini.
Tabel 42. Analisis Distribusi Frekuensi pernyataan 25
NO Skor Data Frekuensi
1 5 4
2 4 5
3 3 13
4 2 6
5 1 3
Jumlah 31
Sumber: Olahan Data Peneliti
Hal ini juga sama dengan gambaran grafik 34 dibawah ini.
Grafik 34. Motivasi Siswa Pada Pernyataan 25
Sumber: Olahan Data Peneliti
Setelah dapat hasil dari distribusi frekuensi maka dilanjutkan
kepada analisis pemusatan data dengan mengunakan Mean, Median
dan Modus.
Berdasarkan analisis secara pernyataan atau item bahwah
pemusatan data motivasi belajar siswa kelas VII dalam pembelajar
IPS di SMP N 7 Kinali dalam pelaksanaan model pembelajaran
Example Non Example yang dilihat berdasarkan dua puluh lima
peryataan ternyata pemusatan data cukup bagus karena angka
0
5
10
15
1 2 3 4 5
82
Meantidak jauh jaraknya dari angka Median dan Modus. Lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel 51.
Tabel 43. Analisis Pemusatan Data Secara pernyataan
No
pernyataan
Pemusatan Data
Mean Median Modus
1 3,80 4 4
2 4,03 4 5
3 4,03 4 4
4 3,90 4 4
5 4,30 4 4
6 4 4 4
7 3,80 4 4
8 3,74 4 4
9 3,97 4 4
10 3,90 4 4
11 3,90 4 4
12 2,74 3 3
13 3,93 4 4
14 4,03 4 4
15 3,03 3 3
16 3,71 4 4
17 4 4 4
18 4,03 4 4
19 3,74 4 4
20 2,84 3 3
21 4,06 4 5
22 4,06 4 5
23 2,71 3 2
24 4,32 4 4 dan 5
25 3,03 3 3
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
122-123
Setelah mendapatkan hasil dari analisis persentase, distribusi
frekuensi, pemusatan data dan yang terakhir analisis variansi.
Berdasarkan analisis variasi (SD) data motivasi belajar siswa
83
kelas VII dalam pembelajar IPS di SMP N 7 Kinali dalam
pelaksanaan model pembelajaran Example Non Example yang dilihat
berdasarkan dua puluh lima pernyataan ternyata hasil analisis variasi
(SD) cukup bagus karena dari dua puluh lima pernyataan hanya
delapan pernyataan yang hasil analisis variasi (SD) kurang bagus
terletak pada pernyataan 1, 2, 10, 11, 12, 20, 23, dan 25. Lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel 52 dibawah ini.
84
Tabel 44. Analisis Variasi Data Secara Pernyataan
Pernyataan
/ item Setandar Deviasi (SD) Jenis Data
1 1,06 Heterogen
2 1,07 Heterogen
3 0,86 Homogen
4 0,96 Homogen
5 0,78 Homogen
6 0,72 Homogen
7 0,84 Homogen
8 0,84 Homogen
9 0,96 Homogen
10 1,06 Heterogen
11 1,11 Heterogen
12 1,10 Heterogen
13 0,89 Homogen
14 0,93 Homogen
15 0,93 Homogen
16 0,78 Homogen
17 0,80 Homogen
18 0,76 Homogen
19 0,81 Homogen
20 1,17 Heterogen
21 0,98 Homogen
22 0,98 Homogen
23 1,19 Heterogen
24 0,72 Homogen
25 1,12 Heterogen
Sumber: Olahan Data Peneliti Secara Maual Terdapat Pada Lampiran Hal
125-126
Berdasarkan keempat analisis dapat disimpulkan bahwa skor
peritem motivasi belajar siswa kelas VII.1 di SMP N 7 Kinali pada
pelaksanaan model Example Non Example , pada analisis persentase
atau penjumblahan motivasi siswa cukup bagus, pada analisis
distribusi frekuensi kurang bagus, Pada analisis pemusatan data cukup
85
bagus karena angka meantidak jauh jaraknya dari angka median dan
modus, danpada analisis variansi dari ketujuh indikator ternyata hasil
analisis variansi cukup bagus.
Berdasarkan analisis terdahulu ternyata secara umum motivasi
siswa berada pada kriteria bagus, jika di lihat perindikator ternyata
motivasi yang kurang bagus. terletak hanya pada indikator 7 yaitu
pada kegiatan guru memadu peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan.
C. Pembahasan
Motivasi siswa terhadap langkah-langkah pembelajaran dapat di
lihat sebagai berikut:
Tabel 45. Rekapitulasi Analisis Data
Indikator Persentase
(%)
Sebaran
Frekuensi
Pemusatan
Data
Variasi Data
1 Bagus Kurang bagus Bagus Bagus
2 Bagus Kurang bagus Bagus Bagus
3 Bagus Kurang bagus Bagus Bagus
4 Bagus Bagus Bagus Bagus
5 Bagus Kurang bagus Bagus Bagus
6 Bagus Kurang bagus Bagus Bagus
7 Kuarang Bagus Kurang bagus Bagus Bagus
Dari segi persentase ternyata yang kurang bagus pada kegiatan guru
memadu peserta didik untuk merumuskan kesimpulan yang terdapat pada
indikator 7 yaitu pada kegiatan guru memadu peserta didik untuk
merumuskan kesimpulan.
86
Kejadian ini berkaitan dengan adanya kesan dari siswa yang
kurang baik,hal ini dibuktikan darihasil wawancara yang dilkukan
oleh beberapa siswa, sebagai berikut:
“Kadang saya menyimpulkan, kadang tidak buk, karena saya
merasa tidak percaya diri untuk bicara di depan, saya sering
tidak menyimpulkan materi buk dan guru sering menyuruh anak
yang pintar-pintar untuk menyimpulkan materi didepan kelas
buk.(Wawancara penulis dengan siswa yang berinisial BK pada
10/07/2018).
Lebih lanjut pendapat dari siswa yang berinisial SS
“Saya jarang buk, karena saya tidak bisa berbicara di depan
kelas, saya malu buk karna selalu ditertawain buk.”
(Wawancara pada 10/07/2018)
Dan pendapat siswa yang berinisial DS
“Kalo mengulang pelajaran atau kesimpulan saya lupa buk,
karena saya sering bermainnya, tapi kalo di suruh jadikan tugas
oleh guru saya akan ulang nya buk.”
(Wawancara pada 10/07/2018)
Deskripsi data dan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
rendahnya persentase pada indikator 7 karena, siswa kurang percaya
diri, guru sering menyuruh siswa yang pintar untuk menyimpulkan
materi dan siswa malas untuk mengulang kesimpulan materi
pelajaran.
Sedangkan pada sebaran frekuensi banyak yang kurang bagushal
ini dilihat pada tabel diatas, dimana pada indikator 4 (Motivasi siswa
berada ada kategori sedang karena pada kegiatan guru memberi
petunjuk dan kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan
dan menganalisis gambar) sebaran frekuensinya bagus, meskipun
bagus sebaranya bukan berarti motivasinya bagus karena jumlah
87
terbesar motivasi siswa berada pada kategori sedang. Situasi ini
diyakini cukup berat bagi siswa untuk melakukan analisis gambar.
Lebih lanjut dari segi pemusatan data ternyata semua indikator
pada kegiatan pelaksanaan model Example Non Example cukup
bagus, karena angka mean, media dan modus tidak jauh selisihnya.
Terakhir, dari segi variasi data cukup bagus, karena ketujuh
indikator hasil data dari analisis variasi homogen semua.
D. Implikasi
Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis memberikan
solusi pada indikator 7 yang memiliki motivasi kurang bagus pada
kekegiatan guru memadu peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan: seharusnya guru harus bisa membentuk percayaan diri
siswa dengan cara memberikan kesempatan dan membujuk siswa
untuk melatih berbicara di depan kelas, dan tidak harus memilih siswa
yang pintar-pintar saja untuk menyimpulkan materi karena harus
merata dan bergantian memilih siswa untuk menyimpulkan materi
pembelajaran.Dan guru harus menyuruh siswa untuk mengulang dari
kesimpulan pelajaran dengan cara memberikan tugas bentuk PR atau
hafalan pada meteri pembelajaran serta menegaskan bagi siswa yang
tidak membuat akan diberi sanksi.
Dilihat dari sebaran frekuensi pada kegiatan guru memberi
petunjuk dan kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan
dan menganalisis gambar yang terdapat pada indikator 4 cukup berat
88
disebabkan oleh siswa harus menganalisis gambar maka dari itu
motivasi siswa kurang bagus, maka dari itu guru harus membimbing
siswa dalam menganalisis gambar.
89
BAB V
KESIMPULAN
a) Kesimpulan
Secara umum motivasi belajar siswa kelas VII.1 di SMP N 7
Kinali pada pelaksanaan model Example Non Example berada pada
kriteria bagus.Namun secara terpisah dapat di simpulkan:
1. Banyak siswa yang kurag bermotivasi pada kegiatan guru
memadu peserta didik untuk merumuskan kesimpulan karena,
dapat dibuktikan dari hasil persentase rendah siswa kurang
percaya diri, serta guru sering menyuruh siswa yang pintar
untuk menyimpulkan materi dan siswa malas untuk mengulang
kesimpulan materi pelajaran.
2. Motivasi siswa pada kegiatan guru memberi petunjuk dan
kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan dan
menganalisis gambar, dilihat dari sebaran frekuensi tidak terlalu
tinggi karena kesukaran siswa malakukan analisis gambar.
b) Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ditemukan
diatas maka peneliti memberi saran sebagai berikut:
1) Kepada guru IPS di SMP N 7 Kinali Kabupaten Pasaman barat
diharapkan untuk melatih siswa berbicara di depan kelas.
2) Guru memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang
kurang bermotivasi dan memberikan kesempatan pada siswa
lain untuk menyimpulkan materi pembelajaran.
90
3) Guru harus membimbing siswa untuk menganalisis gambar
pada pelaksanaan model pembelajaranExample Non Example.
91
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku :
Abdul, Majid. 2013. Stretegi Pembeljaran. Bandung :PT Remaja Rosdakrya
Arikunto, dkk. 2008. Evaluasi Program Pendidika. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta PT
Rajagrafindo Persada
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Istarani, dkk. 2017. Aktifitas Belajar. Medan: LARISPA Indonesia
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Presfektif Guru Dan Siswa.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Lexy, Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Karya
Nana, syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Riduwan.2010. BelajarMudahPenelitianUntuk Guru-
KaryawanDanPenelitiPemula.Bandung: Alfabeta.
.2014. Inovasi Belajar.Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman.2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar.Jakarta: PT.Raja
grafindo persada
Sugiyono. 2012. Model Penelitian Kuanti Tatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfa Beta
Rusman. 2017. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: KENCANA
Suwartono. 2014. Dasar-dasar Metodologi penelitian. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
92
Syofian Siregar. (2014). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi
perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali
Pers
Zafri. (2013). Penelitian Pendidikan. Padang: Universitas Negri Padang
B. Skripsi dan Jurnal:
a. Skripsi
Deni Sari, (2014) STKIP PGRI Sumatra Barat yang berjudul:Hubungan
Presepsi Siswa terhadap Film Dokumenter dengan Motivasi Belajar
Siswa Kelas XII di SMA Negeri I Danau Kembar Kabupaten Solok.
Eliya Eka Putri, (2012) STKIP PGRI Sumatra Barat yang berjudul: Motivasi
Peserta didik dalam Pembelajaran IPS di SMPN 2 Bonjol Kabupaten
Pasaman.
Helmadona, (2014) STKIP PGRI Sumatra Barat yang berjudul: Hubungan
Penguatan Guru Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu di SMP N 25 Kabupaten Solok Selatan.
Nurul Astuty Yensy. 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples Non Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga
UntukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIIISMP N 1 Arga
MakmurJurnal Exacta, Vol. X No. 1 Hal. 24-35.Universitas Bengkulu
Pasti (2014) STKIP PGRI Sumatra Barat yang berjudul: Peningkatan
Motifasi Belajar Siswa Kelas VIII Dengan Metode Resistansi Pada
Pembelajaran IPS di SMP N 1 Siberut Selatan.
b. Jurnal
Astuti, dkk. 2012. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMPN PGRI 16
Brangsong Kabupaten Kendal. Jurnal Analisis, Vol 1 No. 2 Hal 2-6.
Universitas Negri Semarang.
Hendra Wijaya, 2013. Pengaruh Model Example Non Example Terhadap
Hasil Belajar IPS Kelas V Sekolah Dasar. Artikel Penelitian. Hal 1-
15. Universitas Tanjungpura.
Nurul Astuty Yensy. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples Non Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga
UntukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIIISMP N 1 Arga
Makmur Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Hal. 24-35.Universitas
Bengkulu.
93
LAMPIRAN
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negri 7 Kinali
Kelas/Semester : VII/II
Mata Pelajaran : IPS
Topik : Kehidupan Masyarakat Pada Zaman Praaksara
Pertemuan ke- : 1
A. KOMPETENSI INTI:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai,merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca,menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
3 3.4 Memahami berpikir kronologi,
perubahan dan kesinambungan dalam
kehidupan bangsa indonesia pada aspek
politik, sosial, budaya, geografis, dan
pendidikan sejak masa praaksara
sampai Hindu-budha dan islam
3.4.1 Periodisasi masa praaksara
3.4.2 Priodisasi secara geologis
4 4.4 menyajikan hasil analisis kronologi, 4.4.1 Mendeskripsikan
95
perubahan dan kesinambungan dalam
kehidupan bangsa indonesia pada aspek
politik, sosial, budaya, geografis, dan
pendidikan sejak masa praaksara
sampai Hindu-budha dan Islam
perkembangan
masyarakat indonesia
pada masa praaksara
4.4.2 Mendeskripsikan
perkembangan masyarakat
indonesia pada masa
Hindu-budha
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Mendeskripsikan periodisasi masa praaksara
2. Mendeskripsikan periodisasi secara geologis
3. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman arkaikum
4. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman paleozoikum
5. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman meozoikum
6. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman neozoikum atau kenozoikum
D. MATERI AJAR:
1. Mendeskripsikan periodisasi masa praaksara
2. Mendeskripsikan periodisasi secara geologis
3. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman arkaikum
4. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman paleozoikum
5. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman meozoikum
6. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman neozoikum atau kenozoikum
7. ALOKASI WAKTU
1 x 70 menit
8. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:
Pendekatan : Saintifik
Model : Example non Example
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
9. KEGIATAN PEMBLAJARAN
96
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI WAKTU
Pendahuluan a. Memberikan salam
b. Menanyakan kepada siswa
kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
c. Menanyakan kehadiran siswa
d. Mempersilahkan salah satu
siswa memimpin do‟a
e. Tanya jawab materi
sebelumnya
f. Guru mempersiapkan gambar-
gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
g. Menyampaikan tujuan
pembelajaran melalui power
point.
15 Menit
Inti a. Mengamati
- Guru menempelkan
gambar di papan atau
ditayangkan melalui
proyektor.
- Guru memberi petunjuk
dan kesempatan kepada
peserta didik untuk
memperhatikan atau
menganalisis gambar.
b. Bertanya
Guru mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik mengenai
45 Menit
97
materi yang akan dibahas.
Misalnya,
a. Sebutkan periodisasi
sejarah perkembangan
bumi secara geologis?
b. Bagaimana kehidupan
pada zaman paleozoikum?
98
c. Mengumpulkan data
Peserta didik membaca buku
teks dan LKS pelajaran
sejarah atau referensi lain
yang berkaitan dengan materi
Indonesia pada zaman pra
sejarah,
d. Mengasosiasikan
- Guru membagi kelompok
pesarta didik yang terdiri dari
2 sampai 3 orang
- Masing-masing kelompok
melakukan diskusi dan
menganalisis bagian yang
merupakan contoh dan bukan
contoh yang telah diberikan
oleh guru, lalu mencatat
hasilnya
- Guru memanggil juru bicara
dari beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas
e. Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusi
didepan kelas terkait dengan
materi kelompok.
99
Penutup
a. Guru memandu peserta didik untuk
merumuskan kesimpulan
b. Menugaskan peserta didik
melakukan pengamatan untuk
pertemuan berikutnya (PR)
c. Menutup pelajaran dengan berdoa
sesuai dengan agama.
10 Menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Proses
No Aspek yang di
nilai
Teknik
penilaian
Waktu
penilaian
Instrument
penilaian
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Keseriusan
Tangung
jawab
Peduli
Responsif
Santun
Pengamatan Proses Lembar
pengamatan
Hasil
penilaian
nomor 1 dan
2 untuk
masukan
pembinaan
dan
informasi
bagi Guru
sejarah
Penilaian Hasil
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
100
Mendeskripsikan
periodisasi secara
geologis
Tes
tertulis
Isian Jelaskan pengertian
periodisasi sejarah secara
geologis?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman arkaikum
Tes
tertulis
Isian Apa yang dimaksud dengan
zaman arkaikum ?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman paleozoikum
Tes
tertulis
Isian Apa yang dimaksud dengan
zaman paleozoikum?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman meozoikum
Tes Lisan Lisan Apa yang dimaksud dengan
zaman mesozoikum?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman neozoikum
atau kenozoikum
Tes
tulisan
Tulisan Apa yang dimaksud dengan
zaman neozoikum atau
kenozoikum?
Teknik Penilaian
Tes Tidak tertulis
Tes Tertulis
Portofolio
Sumber belajar
Alat : komputer/ laptop, LCD, power point, internet
Sumber ajar
Buku IPS untuk SMP kelas VII program IPS
Kunci Jawaban
1. Pwriodisasi secara geoligis adalah itu adalah bumi yang selama ini yang
kita tinggali, pada zaman ini keadaan bumi tidak seperti sekarang, sebelum
ada kehidupan bumi mangalami perubahan-perumbahan. Proses perubahan
bumi terbagi atas beberapa fase-fase atau zaman.
101
2. Zaman arkaikum merupakan zaman tertua, zaman ini berlangsung kira-
kira sejak 2.500 juta tahun yang lalu.
Pada waktu itu kulit bumi masih sangar panas, sehingga belum terdapat
kehidupan diatasnya.
3. Zaman paleozoikum, zaman kehidupan tua, berlangsung kira-kira sejak
340 juta tahun yang lalu. Zaman ini sudah ditandai dengan munculnya
tanda-tanda kehidupan, antara lain dengan munculnya binatang-binatang
kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, anfibi dan reptil.
4. Zaman mesozoikum, zaman kehidupan pertengahan berlangsung kira-kira
140 juta tahun lalu. Pada zaman ini kehidupan bumi mangkin berkembang,
binatang-binatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali. Seperti
dinosaurus dan juga mulai muncul berbagai jenis burung. Zaman ini
disebut juga dengan zaman reptil karena pada zaman ini jenis binatang
reptil yang paling banyak ditemukan.
5. Zaman nesoikum atau kenozoikum, zaman kehidupan baru, berlangsung
sejak kera-kira 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi dua,
yaitu zaman tertier dan zamn kuartier.
Mengetahui, 05-April-2018
Kepala Sekolah, Guru MataPelajaran
GUSNEDI ALWI, S.Pd WARSA, M.Pd
NIP.19650914 198903 1 003 NIP.197112052005001 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
102
Satuan Pendidikan : SMP Negri 7 Kinali
Kelas/Semester : VII/II
Mata Pelajaran : IPS
Topik : Kehidupan Masyarakat Pada Zaman Praaksara
Pertemuan ke- : 2
E. KOMPETENSI INTI:
5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai,merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca,menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
F. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
3 3.4 Memahami berpikir kronologi, perubahan
dan kesinambungan dalam kehidupan
bangsa indonesia pada aspek politik,
sosial, budaya, geografis, dan pendidikan
sejak masa praaksara sampai Hindu-
budha dan islam
3.4.1 Periodisasi masa
praaksara
3.4.2 Priodisasi secara
Arkeologis
4 4.4 menyajikan hasil analisis kronologi,
perubahan dan kesinambungan dalam
kehidupan bangsa indonesia pada aspek
politik, sosial, budaya, geografis, dan
pendidikan sejak masa praaksara sampai
Hindu-budha dan Islam
4.4.1 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat
indonesia pada masa
praaksara
4.4.2 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat indonesia
pada masa Hindu-budha
G. TUJUAN PEMBELAJARAN:
7. Mendeskripsikan periodisasi masa praaksara
103
8. Mendeskripsikan periodisasi secara Arkeologis
9. Mendeskripsikan kehidupan zaman batu tua paleolithikum
10. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman mesolitthikum
11. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman neolithikum
12. Mendeskripsikan kehidupan pada tradisi megalithik
13. Mendeskripsikan kehidupan zaman logam
H. MATERI AJAR:
1. Mendeskripsikan periodisasi masa praaksara
2. Mendeskripsikan periodisasi secara Arkeologis
3. Mendeskripsikan kehidupan zaman batu tua paleolithikum
4. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman mesolitthikum
5. Mendeskripsikan kehidupan pada zaman neolithikum
6. Mendeskripsikan kehidupan pada tradisi megalithik
7. Mendeskripsikan kehidupan zaman logam
11. ALOKASI WAKTU
1 x 70 menit
12. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN:
Pendekatan : Saintifik
Model : Example non Example
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
13. KEGIATAN PEMBLAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI WAKTU
Pendahuluan h. Memberikan salam
i. Menanyakan kepada siswa
kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
j. Menanyakan kehadiran siswa
k. Mempersilahkan salah satu
15 Menit
104
siswa memimpin do‟a
l. Tanya jawab materi
sebelumnya
m. Guru mempersiapkan gambar-
gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
n. Menyampaikan tujuan
pembelajaran melalui power
point.
Inti c. Mengamati
- Guru menempelkan
gambar di papan atau
ditayangkan melalui
proyektor.
- Guru memberi petunjuk
dan kesempatan kepada
peserta didik untuk
memperhatikan atau
menganalisis gambar.
d. Bertanya
Guru mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik mengenai
materi yang akan dibahas.
Misalnya,
f. Sebutkan periodisasi
sejarah perkembangan
bumi secara geologis?
g. Bagaimana kehidupan
pada zaman paleozoikum?
45 Menit
105
106
h. Mengumpulkan data
Peserta didik membaca buku
teks dan LKS pelajaran
sejarah atau referensi lain
yang berkaitan dengan materi
Indonesia pada zaman pra
sejarah,
i. Mengasosiasikan
- Guru membagi kelompok
pesarta didik yang terdiri dari
2 sampai 3 orang
- Masing-masing kelompok
melakukan diskusi dan
menganalisis bagian yang
merupakan contoh dan bukan
contoh yang telah diberikan
oleh guru, lalu mencatat
hasilnya
- Guru memanggil juru bicara
dari beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas
107
j. Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusi
didepan kelas terkait dengan
materi kelompok.
Penutup
d. Guru memandu peserta didik untuk
merumuskan kesimpulan
e. Menugaskan peserta didik
melakukan pengamatan untuk
pertemuan berikutnya (PR)
f. Menutup pelajaran dengan berdoa
sesuai dengan agama.
10 Menit
14. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Proses
No Aspek yang di
nilai
Teknik
penilaian
Waktu
penilaian
Instrument
penilaian
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Keseriusan
Tangung
jawab
Peduli
Responsif
Santun
Pengamatan Proses Lembar
pengamatan
Hasil
penilaian
nomor 1 dan
2 untuk
masukan
pembinaan
dan
informasi
bagi Guru
sejarah
Penilaian Hasil
108
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Mendeskripsikan
periodisasi secara
arkeologis
Tes
tertulis
Isian Jelaskan pengertian
periodisasi sejarah secara
arkeologis?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman batu
Tes
tertulis
Isian Apa yang dimaksud dengan
zaman batu?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman paleozoikum
Tes
tertulis
Isian Apa yang dimaksud dengan
zaman paleozoikum?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman logam
Tes Lisan Lisan Apa yang dimaksud dengan
zaman logam?
Mendeskripsikan
kehidupan pada
zaman neozoikum
atau megalithik
Tes
tulisan
Tulisan Apa yang dimaksud dengan
zaman neozoikum atau
megalithik?
Teknik Penilaian
Tes Tidak tertulis
Tes Tertulis
Portofolio
Sumber belajar
Alat : komputer/ laptop, LCD, power point, internet
Sumber ajar
Buku IPS untuk SMP kelas VII program IPS
Kunci Jawaban
109
6. Priodisasi secara didasarkan atas hasil-hasil temuan benda-benda
peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa
praaksara
7. Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang
kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat
yang digunakan dari cara penggunaan,
8. Paleozoikum berasal dari palaeo artinya tua, dan lithos yang artinya batu
sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaanya banyak di
temukan idaerah pacitan dan ngadong jawa timur. Zaman batu tua
diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000.00 tahun silam, kehidupan
manusia masih sangat seberhana, hidup berpindah-pindah (nomaden)
mereka memperoleh makanan dengan cara berburuh, mengumpulkan
buah-buan, mengumpulkan umbi-umbian serta mengkap ikan.
9. Zaman logam merupakan sebagi perkembangan dari zaman batu, pada
zaman ini mnusia tidak hanya mengunakan bahan- bahan dari batu untuk
membuat alat kehidupanya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam,
yaitu perungu dan besi.
10. Zaman nesoikum atau kenozoikum, zaman kehidupan baru,
berlangsung sejak kera-kira 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi
menjadi dua, yaitu zaman tertier dan zamn kuartier.
Mengetahui, 05-April-2018P
Kepala Sekolah, Guru MataPelajaran
GUSNEDI ALWI, S.Pd WARSA, M.Pd
NIP.19650914 198903 1 003 NIP.197112052005001 1 003
LAMPIRAN
110
ANGKET PENELITIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Angket ini digunakan semata-mata
untuk kepentingan penulisan karya ilmiah
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DALAM PEMBELAJAR IPS
DI SMP N 7 KINALI” (KASUS DALAM PELAKSANAAN MODEL
PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE)
Assalammualaikum Wr, Wb.
Bersama ini saya do‟akan semoga siswa-siswi selalu berada dalam
lindungan Allah SWT dan dapat melaksanakan semua aktifitasnya dengan baik.
Pada kesempatan ini izinkan saya meminta waktu siswa-siswi untuk mengisi
angket yang telah disediakan.
Adapun tujuan pengisian angket ini adalah untuk melihat pengaruh
motivasi belajar siswa, kepercayaaan diri siswa, dan disiplin sekolah terhadap
kecenderungan menyontek siswa. Diharapkan siswa-siswi dapat mengisi angket
ini dengan keadaan yang sebenarnya.
Atas waktu dan kesediaan dari siswa-siswi, saya ucapkan terima kasih.
Wassalammualaikum Wr, Wb.
Kinali, 21 Maret 2018
(Gustia Lestari)
14020010
Petunjuk pengisian Angket:
111
1. Isilah nama, kelas, anda pada data responden berikut.
2. Berilah tanda chek( √ ) pada setiap pernyataan sesuai dengan jawaban
siswa-siswa pilih pada kolom yang disediakan, yaitu
SL = Selalu
SR = Sering
JR = Jarang
KD = Kadang-kadang
TP = Tidak Pernah
Contoh:
No. Pernyataan Pilihan jawaban
SL SR KD JR TP
1 Saya selalu berusaha mengerjakan soal-soal
yang memerlukan ketelitian, kecermatan, dan
ketepatan.
√
Tanggal:
IDENTITAS RESPONDEN:
No. Responden
Nama :
112
Kelas :
Kuisioner/angket
I. Motivasi Belajar Dalam Pelaksanaan Model Example Non Example
No. Pernyataan Pilihan jawaban
SL SR KD JR TP
A. Guru Membagi Kelompok Pesarta Didik Yang Terdiri
Dari 2 Sampai 3 Orang
1 Saya tekun mendengar dan menulis angota
dalam pembagian kelompoknya.
2
Saya senag dengan dibentuknya kelompok
sehinga bisa berdiskusi dengan teman
3 Saya berdiskusi dengan anggota kelompoknya
sehingga bersemangat dalam belajar
B. Guru Mempersiapkan Gambar-Gambar Sesuai Dengan Tujuan
Pembelajaran
4 Saya tekun memperhatikan guru ketika guru
mempersiapkan materi yang akan diajarkan
5 Saya merasa senag dalam belajar dengan
menggunakan media gambar
C. Guru Menempelkan Gambar Di Papan Atau Ditayangkan Melalui
Proyektor
6 Siswa tekun mengamati gambar yang telah
ditayangkan oleh guru
7 Siswa berusaha berfikir untuk memehami
gambar yang telah ditayangkan oleh guru
8 Meskipun saya tidak paham dengan gambar
tersebut, saya melakukan diskusi untuk
mencari penyelesaiannya
D. Guru Memberi Petunjuk Dan Kesempatan Kepada Peserta Didik
Untuk Memperhatikan Atau Menganalisis Gambar
9 Saya tekun memperhatikan dan menulis
segala perintah yang diberikan oleh guru pada
proses pembelajaran
10 Saya selalu mengikuti segala perintah yang
diberikan guru ketika proses pembelajaran
11 Saya berusaha berfikir keras dalam
menganalisi gambar yang diberikan oleh guru.
12 Saya selalu bertanya kepada guru atau teman
apabila menemukan soal yang terasa sulit
E. Masing-masing kelompok melakukan diskusi dan menganalisis bagian
yang merupakan contoh dan bukan contoh, lalu mencatat hasilnya
13 Dalam berdiskusi saya selalu kompak dan
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
113
yang diberikan oleh guru
14 Saya berusaha aktif ketika melakukan diskusi
dalam belajar
15 Saya tekun menulis segala materi yang
bersangkutan dengan meteri yang diajarkan
oleh guru ketika proses pembelajaran
16 Saya suka berdiskusi dalam memecahkan
soal-soal yang tingkat kesulitannya tinggi
17 Saya berusaha berfikir keras menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru
F Guru Mengomentari Dan Memberikan Penjelasan Mengenai Materi
Sesuai Dengan Tujuan Yang Ingin Dicapai
18 Saya selalu memperhatikan dan
mendengarkan ketika guru menjelaskan
materi dalam belajar
19 Saya suka menulis materi penting ketika guru
menerangkan materi pembelajaran
20 Saya selalu bertanya kepeda guru ketika siswa
belum paham dengan materi yang telah
dijelaskan oleh guru
21 Saya selalu menaggapi ketika ada kekeliruan
guru dalam menjelaskan materi
G Guru Memandu Peserta Didik Untuk Merumuskan Kesimpulan
22 Saya berani menyimpulkan dari materi
pembelajaran meskipun pendapatnya beda
dengan yang lain
23 Saya selalu berusaha untuk menyimpukan
materi di akhir pelajaran
24 Saya selalu menulis kesimpulan dari materi
pembelajaran
25 Saya selalu mengingat dan mengulang
kesimpulan dari materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru
Padang, April 2018
Responden
( )
114
115
Lampiran Olahan Data Persentase Secara Manual
Rumus TCR =
Responden Persentase Secara Umum
1
23
2
24
3
25
4
26
5
27
6
28
7
29
8
30
9
31
10
100.00 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
116
Indikator Persentase Secara Indikator
1
+
100,00
5
+
100,00
2
+
100,00
6
+
100,00
3
+
100,00
7
+
100,00
4
+
100,00
22
117
Item Persentase Secara Item
1
+
100,00
5
+
100,00
2
+
100,00
6
+
100,00
3
+
100,00
7
+
100,00
4
+
100,00
8
+
100,00
118
9
+
100,00
13
+
100,00
10
+
100,00
14
+
100,00
11
+
100,00
15
+
100,00
12
+
100,00
16
+
100,00
119
17
+
100,00
21
+
100,00
18
+
100,00
22
+
100,00
19
+
100,00
23
+
100,00
20
+
100,00
24
+
100,00
120
25
+
100,00
Lampiran Pemusatan Data
Pemusatan data terbagi menjadi 3: mean, median dan modus.
1. Mean ( =∑
)
= rata-rata yang dicari ∑x = jumlah seluruh skor
N = banyak skor/responden
2. Median (Frekuensi tengah/ nilai tengah)
3. Modus (Nilai yang sering muncul)
Urutan data dari terrendah hingga tertinggi
Secara umum 80, 83, 84, 85, 86 ,86 ,86 ,87, 88, 89, 91, 91, 91 91, 91, 92, 92, 93,
93, 95, 97, 97, 98, 99, 101, 101, 102, 104, 104, 108, 110
Secara indikator
Indikator 1
8, 9, 9, 9, 10, 10, 11, 11, 11, 11, 12, 12, 12, 12, 12, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13,
13, 13, 14, 14, 14, 14, 14, 18
Indikator 2
5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9
Indikator 3
4, 8, 9, 10, 10, 10, 11, 11, 11, 11, 11, 12, 12, 12, 12, 12, 12, 12, 12, 12, 12, 13, 13,
13, 13, 13, 13, 13, 13, 14, 14
Indikator 4
9, 10, 11, 11, 12, 12, 12, 13, 13, 13, 13, 13, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 16, 16, 16,
16, 16, 17, 17, 17, 17, 18, 18, 19
Indikator 5
13, 14, 15, 15, 16, 16, 16, 16, 16, 17, 17, 17, 18, 19, 19, 19, 20, 20, 20, 21, 21, 21,
21, 21, 22, 22, 22, 22, 22, 22, 24
Indikator 6
8, 9, 9, 10, 11, 11, 12, 13, 14, 14, 14, 14, 14, 14, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 16, 16, 17,
17, 17, 17, 18, 18, 19, 19, 19
Indikator 7
121
6, 9, 10, 11, 11, 11, 11, 12, 12, 12, 12, 13, 13, 13, 14, 14, 14, 15, 15, 16, 16, 17,
17, 17, 17, 17, 18, 18, 19, 19, 19
Secara item
Pernyataan 1
1,2,2,2,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 2
1,1,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 3
2,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 4
2,2,2,2,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 5
2,2,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 6
1,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 7
1,1,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5
Pernyataan 8
2,2,2,2,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5
Indikator 9
1,1,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 10
1,2,2,2,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 11
1,1,1,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 12
1,1,1,1,1,2,2,2,2,2,2,2,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,5,5
Indikator 13
2,2,2,2,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 14
2,2,3,3,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 15
2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,5,5,5
Indikator 16
2,2,2,2,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5
Indikator 17
2,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 18
2,2,2,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 19
1,2,2,2,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4
Indikator 20
1,1,1,1,1,2,2,2,2,2,2,2,3,3,3,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5
Indikator 21
2,2,2,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4, 5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 22
122
2,2,2,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 23
1,1,1,1,1,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,3,3,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,5,5,5
Indikator 24
2,3,3,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,4,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5
Indikator 25
1,1,1,2,2,2,2,2,2,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,5,5,5,5
Pemusatan Data
Mean Median Modus
Secara
Umum
92 91
Secara Indikator
1
13 13
2
8 8
3
12 12
4
15 15
5
19 22
6
15 14 Dan 15
7
14 17
Secara item
1
4 4
2
4 5
3
4 4
4
4 4
5
4 4
6
4 4
7
4 4
8
4 4
9
4 4
123
10
4 4
11
4 4
12
3 3
13
4 4
14
4 4
15
3 3
16
4 4
17
4 4
18
4 4
19
4 4
20
3 3
21
4 5
22
4 5
23
3 2
24
4 4 Dan 5
25
3 3
124
Lampiran Analisis Variasi Data
Rumus : SD= √∑
Rata-rata: = ∑
=
Analisis Variasi Secara Umum
No Responden ( )
1 110 16,61 275,89
2 108 14,61 213,45
3 97 3,61 13,03
4 84 9,39 88,17
5 88 5,39 29,05
6 85 8,39 70,39
7 87 6,39 40,83
8 97 3,61 13,03
9 86 7,39 54,61
10 101 7,61 57,91
11 99 5,61 31,47
12 89 4,39 19,27
13 92 1,39 2,68
14 91 2,39 5,71
15 91 2,39 5,71
16 93 0,39 0,15
17 95 1,61 2,59
18 91 2,39 5,71
19 98 4,61 21,25
20 86 7,39 54,61
21 101 7,61 57,91
22 91 2,39 5,71
23 91 2,39 5,71
24 80 13,39 179,29
25 104 10,61 112,57
26 83 10,39 107,95
27 86 7,39 54,61
28 102 8,61 74,13
29 92 1,39 2,68
30 93 0,39 0,15
31 104 10,61 112,57
Jumlah
√
=7,44
125
Indikator Analisis Variasi Secara Indikator
1
√
=2,49 23
√
=3,07
2
√
=1,10 24
√
=2,92
3
√
=1,93 25
√
=3,34
4
√
=2,46
Item Analisis Variasi Berdasarkan Item
1
√
=1,06
12
√
=1,10
2
√
=1,07
13
√
=0,89
3
√
=0,86
14
√
=0,93
4
√
=0,96
15
√
=0,39
5
√
=0,78
16
√
=0,78
6
√
=0,72
17
√
=0,80
7
√
=1,06
18
√
=0,76
8
√
=0,84 19
√
=0,81
9
√
=0,96 20
√
=1,17
10
√
=1,06 21
√
=0,98
126
11
√
=1,11 22
√
=0,98
23
√
=1,19
24
√
=1,06
25
√
=1,12
127
Lampiran Dokumentasi
Gambar 1.Kondisi bagunan dan perkarangan SMP N 7 Kinali
128
Gambar 2. Bagunan WC di SMPN 7 Kinali
Gambar 3. Kondisi ruangan masejis guru di SMP N 7 Kinali
129
Gambar 5:Ruang Labor IPA di SMP N 7 Kinali
Gambar 6. Ruang Kepala Sekolah di SMP N 7 Kinali
130
Gambar 7. Kegiatan rutinitas Muhadarah di SMP N 7 Kinali (10/072018)
Gambar 8. Guru melakukan pembagian kelompok dan penyajian gambar
untuk di analisis oleh siswa dalam pembelajaran Example Non
Example(10/072018).
Gambar 9. Guru menampilkan gambar yang akan dianalisis oleh siswa
(10/072018)
131
Gambar 10. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis
gambar yang telah di tayangkan oleh guru (10/072018).
Gambar 11.siswa sedang berusaha menganalisis gambar dengan agota
kelompoknya (10/072018).
132
Gambar 12. Siswa yang memberikan kesimpulan yang dipandu oleh guru
tentang materi pembelajarannya matei tentang Zaman Pra
Aksara (10/072018).
Gambar 13. Guru yang menegaskan atau mengulang kesimpulan
pembelajaran (10/072018).
133
Gambar 14. Peneliti yang memberi petunjuk atau arahan untuk pengisian
angket yang dilakukan oleh siswa kelas VII.1 (10/072018)
Gambar 15. Peneliti yang memberi petunjuk atau arahan untuk pengisian
angket yang dilakukan oleh siswa kelas VII. (10/072018)
134
Gambar 17. Peneliti melakukan penyebaran atau pembagian angket di kelas
VII.1 (10/072018).
Gambar 20. Siswa kelas VII.1 yang sedang mengisi angket yang di berikan
oleh peneliti (10/072018).
135
Gambar 21. Penulis melakukan wawancara dengan siswa yang berinisial F
(10/072018).
Gambar 22. Penulis melakukan wawancara dengan siswa yang berinisial
AA(10/072018)
136
Gambar 22. Penulis melakukan wawancara dengan siswa yang berinisial SM
(10/072018).
Gambar 22. Penulis melakukan wawancara dengan siswa yang berinisial RH
(10/072018).
137
Gambar 22. Penulis melakukan wawancara dengan siswa yang berinisial BK
(10/072018).
Gambar 22. Penulis melakukan wawancara dengan siswa yang berinisial A
(10/072018).
138
PERIHAL YANG MENYANGKUT DI SMPN 7 KINALI
1. Sanksi Pelanggaran di SMP N 7 Kinali
NO JENIS PELANGGARAN SANGSI
I 1. Terlambat masuk sekolah
lebih dari 10 menit
2. Tidak mengerjakan PR
3. Tidak membawa buku
pelajaran pada waktu jam
pelajaran
4. Berada dikantin waktu
pelajaran/pergantian
pelajaran
5. Berpakaian seragam
tidak lengkap / keliru/
tidak sesuai dengan
ketentuan berlaku
6. Memakai gelang, anting,
kalung bagi laki-laki
7. Tidak mengikuti upacara
bendera
8. Mengganggu/ mengacau
kelas
9. Bersikap tidak sopan,
berkata jorok / kasar
10. Membuat tato pada tubuh
dan membuat gambar
pada baju.
1. Tidak boleh masuk 1
jam pelajaran (siswa
diserahkan kepada
piket)
2. Tidak mengerjakan PR
disuruh keluar untuk
mengerjakan PR.
3. Apabila tidak
membawa Buku
Pelajaran disuruh
keluar dari kelas pada
jam tersebut.
4. Di tegur dan dicatat
dalam buku pembinaan.
5. Disuruh Pulang untuk
menukar.
6. Disita menjadi milik
Sekolah
7. Diserahkan kepada
petugas piket.
8. Ditegur dan di beri
pembinaan
9. Ditegur dan di beri
pembinaan
10. Dilakukan pembinaan
jika baju disita.
II 1. Siswa berada didalam
kelas waktu istirahat
2. Keluar kelas pada waktu
pelajaran / pergantian
jam pelajaran
3. Siswa nongkrong
didepan sekolah setelah
pulang sekolah
4. Berpakaian baju tidak
Ditegur langsung oleh guru
yang mengajar / melihat saat
itu.(Untuk No 1,2,3,4 ,5)
139
dimasukkan kedalam
celana, bagi pria
5. Membuang sampah tidak
pada tempatnya.
III 1. Rambut dan kuku dicat
2. Rambut gondrong / tidak
rapi
3. Kuku panjang
1. Ditegur dan langsung
dikembalikan kewarna
aslinya
2. Ditegur dan langsung
dicukur / dirapikan
3. Ditegur dan langsung
dipotong
IV 1. Tidak masuk sekolah
tanpa keterangan
a. Selama 1 hari
b. Selama 3 hari
c. Lebih dari 3 hari
2. Siswa membolos /
berjudi
a. Satu kali
b. Lebih dari 3 kali
3. Terlambat 3 kali dalam
seminggu
1. Perhari dikenakan denda
1 buah buku tulis.
2. Diberikan peringatan oleh
wali kelas
3. Dipanggil orang tua ke
sekolah
4. Diberi beri denda 2 buah
buku tulis dan diberi
pembinaan oleh wali
kelas
5. Orang tua dipanggil
kesekolah dan yang
bersangkutan diberi
sangsi khusus yang
ditentukan oleh dewan
guru.
6. Terlambat 3 kali denda 1
buah buku dan diberi
pembinaan.
4. Mserusak /
menghilangkan barang
milik sekolah, mencuri
dan mengompas
Diperingatkat, mengganti
dan orang tua dipanggil
ke sekolah
5. Membawa barang-barang
tanpa ada tugas dari guru
terkait :
a. Kaset / VCD
b. Gitar / walkman
Diambil menjadi milik
Sekolah
140
c. Majalah / komik
d. Mainan
e. Korek Api
6. Membawa,
menggunakan,
mengkonsumsi
1) Rokok
2) Miras
3) Obat-obatan
terlarang/ norkoba
4) Buku, gambar porno,
dan VCD porno
5) Senjata tajam
6) Knalpot Reacing
7) HP atau Sejenisnya
1. Barang disita dan tidak
dikembalikan dan diberi
hukuan
2. Panggilan orang tua dan
peringatan
3. Skorsing / sangsi khusus
yang ditentukan oleh
dewan guru
4. Panggilan orang tua dan
peringatan.
5. Disita sampai tamat, baru
dikembalikan (kerusakan
tidk menjadi tanggung
jawab sekolah)
6. Disita sampai tamat, baru
dikembalikan (kerusakan
tidak menjadi tanggung
jawab sekolah) dan no 7.
7. Berkelahi baik di dalam
maupun di luar
Satu kali, diberikan peringatan,
dua kali, orang tua dipanggil
kesekolah dan diberi sangsi
khusus yang ditentukan oleh
dewan guru. Pada kondisi
tertentu diserahkan pada pihak
berwajib.
8. Memalsukan tanda
tangan guru, kepala
sekolah dan
Mencemarkan nama
baik sekolah
Orang tua dipanggil kesekolah
Membuat pertanyaan yang
diketahui oleh orang tua, wali
kelas, BK, dan kepala sekolah
141
2. Data Ruang Disekolah SMPN 7 Kinali
No Jenis ruangan Jumlah
1 Kepala sekolah 1
2 Wakil kepala 1
3 Majelis guru 1
4 Labor IPA 1
5 Labor komputer 1
6 Ruang belajar 10
7 Aula 1
8 Pustaka 1
3. Keadaan Lingkungan Sekolah
a. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah ini terdiri dari SD 14
kinali dan beberapa rumah penduduk.
b. Kondisi lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah terletak di tempat yang cukup dekat dengan
kantor wali nagari dan jalan raya.
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Rombongan Belajar dan Ketenagaan
Siswa menurut Kelas/ Rombongan Belajar
No Kelas Jumlah Kelas
1 VII 3
2 VIII 3
3 IX 3
Total 10
Kelas VII dan Jumlah Siswa
No Kelas L P Jumlah
1 VII.1 17 14 31
2 VII.2 18 14 32
3 VII.3 19 13 32
Jumlah 54 41 95
Kelas VIII dan Jumlah Siswa
No Kelas L P JUMLAH
1 VII.1 16 14 30
2 VII.2 17 15 32
3 VII.3 19 13 32
Jumlah 52 42 94
Kelas IX dan Jumlah Siswa
142
No Kelas L P JUMLAH
1 VII.1 15 12 27
2 VII.2 16 10 26
3 VII.3 14 11 25
Jumlah 45 33 78
b. Daftar Nama Pendidik Dan Tenaga Kependidikan SMPN 7 Kinali
No NAMA NIP Pangkat/Gol Mata
Pelajaran
1 Gusnedi Alwi,S.
Pd 19650914 198903 1 003
Guru Pembina
IV/a
Kepala sekolah
B.inggris
2
Rita Enriani,S. Pd 19630121 198403 2 004
Guru Pembina /
IV.a
Kepala
perpustakaan
PPKN
3 Joko Warno,S. Pd 19681011 200701 1 011 Guru Dewasa /
III.c
Wkl kepala
sekolah
Penjaskes
4
Sri Panuti,S. Pd
19800202 200801 2005
Guru Dewasa /
III.c
Guru B.
Indonesia
5
Lilis Dwi Lestari,S.
Pd
19840414 200901 2 006 Guru Dewasa /
III.b
Guru B.
Indonesia
6
Suryadi,S. Pd. 19800322 201001 1 010
Guru Dewasa /
III.b
Guru
matematika
7 Yelfi Susanti,S. Pd 19850925 200901 2 004 Guru Dewasa /
III.b IPA terpadu
8
Warsa,S. Pd 19711205 200501 1 003
Guru Dewasa /
III.a
Guru IPS
Terpadu
9 Desmimi 19690728 2008 01 2002 Guru Dewasa /
III.a Guru B. Iggris
10
Bustamam,S. Pd 19640406 200801 1 001
Guru Dewasa /
II.b
Guru seni
budaya
11 Srinora Purnama,S.
Pd
Penata Tk I /
III.d Guru B. Iggris
12 Hanif Wirawan,S.
Pd
Penata Muda
Tk.I / III.b
Guru
matematika
13 JayantiNola Sari,S.
Pd Penata / III.c Guru B. Iggris
14 Ismail,S. Pd.I
Penata Tk I /
III.d Guru PAI
15 Sahid
Guru TIK
143
Noprianto,S.Kom
16 Joni Satria,S. Sn
Guru prakarya
17 Susi Irmayenti,S.
Pd
Guru IPS
terpadu
18 Pitri Ravia Irna,S.
Pd.I
Guru IPA
terpadu
19 Sutirah,S. Pd.I
Guru BK
20 Nico Novli
Endra,S. Pd
Guru
Penjaskes
21 Purwanti,S. Pd
Guru
Matematika
22 Mardawati,S. Pd
Guru PKN
23 Erma Yulita,S. Pd.I
Guru PAI
24 Warti
TU
25 Dewi Purwati
Perpustakaan
26 Suliyo
PS
5. Tenaga Kependidikan di SMP N 7 Kinali
No Jenis Tenaga Kependidikan
Jumlah Tenaga
Kependidikan Yang
ada (orang)
1 Tenaga TU/ Administrasi 1
2 Tenaga Labor -
3 Tenaga Pustaka 2
4 Tenaga jaga dan Kebersihan 1
6. Daftar Nama wali kelas SMPN 7 Kinali
No Nama Guru Kelas
1 Sri Panuti, S.Pd VII.1
2 Suryadi , S.Pd VII.2
3 Niko Novli Endra,SP.d VII.3
4 Susi Irmayenti, S.Pd VIII.1
5 Fitri Rafia Irna, S.Pd.I VIII.2
6 Jayanti Nola sari, S.Pd VIII.3
7 Lilis Duwi lestari, S.Pd IX.1
8 Hanif Hirmawan, S.Pd IX.2
9 Warsa, S.Pd IX.3
144
145
146
147
148
149
150