repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/prosiding...bahan galian-c...

15

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 2: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 3: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 4: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 5: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 6: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 7: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat
Page 8: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

75

PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGELOLAANLINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANG KURANJI

Erna Juita1, Dasrizal2

Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat1E-mail: [email protected]

ABSTRAKSecara khusus tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana perilaku masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan di wilayah DAS Batang Kuranji, dimana masyarakatnya selalumengeksploitasi DAS tersebut secara besar-besaran tanpa adanya izin yang jelas daripemerintah terkait. Hasil penelitian menunjukkan umumnya masyarakat yang melakukanpenambangan pasir dan batu di Batang kuranji merupakan masyarakat setempat. Dalam hal inimayoritas masyarakat menjadikan sebagai mata pencaharian utama. Usaha penambanganyang dilakukan di daerah Kalumbuk adalah usaha penambangan kecil atau usahapenambangan rakyat yaitu usaha pertambangan dengan produksi 0 – 20 m3 per hari per lokasidan tanpa menggunakan mesin. Pengaruh perilaku masyarakat secara umum dalampengelolaan lingkungan Pada indikator penambangan galian-c: dimana perilaku masyarakatdalam pelaksanaan dan pengelolaan ka-tegori “tidak baik” terlihat dari tidak adanya ijindalam kegiatan penambangan, tidak adanya kontrol sosial dalam aktivitas penambangan pasirdan batu dan masyarakat tidak mengetahui dampak penambangan terhadap kualitaslingkungan.

Kata Kunci : Perilaku, Masyarakat, Pengelolaan, Lingkungan, DAS

PENDAHULUAN

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi olehkomponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidupakan buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia sertakehidupan makhluk lainnya. Penurunan kualitas air akan menurun daya dukung dan dayatampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan sumber daya alam. (Asdak,2002).

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang memiliki unsur-unsur utamaberupa Vegetasi tanah, air sebagai objek yang perlu didayagunakan agar dapat memenuhikebutuhan hidup, manusia sebagai subjeknya haruslah mengarahkan daya upayanya untukmendaya gunakan dan melestarikan sumber daya tersebut. Daerah aliran sungai juga sebagaiekosistem masyarakat karena kehidupan manusia tidak dapat melepaskan diri dari keadaansistem lingkungan tersebut.

Secara hidrologi DAS didefenisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung gunungtopografi sehingga air yang jatuh akan mengalir melalui suatu titik pengamatan. Dalam suatusistem hidrologi DAS berlaku sistem masukan dan keluaran. DAS berfungsi sebagai transistordimana masukannya adalah curah hujan dan energi sedangkan keluarnya adalah debit aliransungai dan sedimentasi. DAS juga merupakan suatu bentuk ekosistem yang berbagi kedalamwilayah hulu, tengah dan hilir. Wilayah hulu didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutansedangkan di wilayah hilir didominasi oleh lahan sawah dan pemukiman.(http://suntoro.staff.ac.id, diakses tanggal 27 Agustus 2010.

Page 9: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

76

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 dalam pasal 7 ayat 1, tentang penataanruang yang menyatakan, sempadan sungai termasuk dalam kawasan lindung. Namun keadaanini bertolak belakang dengan peningkatan angka per-tumbuhan penduduk yang diikutipeningkatan aktivitas pembangunan dimana: (a) peningkatan pertumbuhan penduduk yangditandai dengan alih guna lahan menjadi kawasan pemukiman.(b) praktek cocok tanam yangmengabaikan kaidah konservasi (c) keadaan ini makin diperbesar dengan adanya eksploitasibahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapatempat pada badan sungai, dan (d) adanya industri dan rumah tangga yang membuang sampahke perairan sekitar sehingga menyebabkan ter-jadinya pencemaran pada daerah aliran sungai.

Tingginya kerapatan penduduk sepanjang kawasan aliran sungai Batang Kuranji karenaadanya perkembangan pembangunan fisik (pemukiman) dan usaha sehingga menarik minatmasyarakat untuk bermukim di bantaran sung-ai, kondisi lahan yang cocok untuk kegiatanpertanian dan adanya sumber daya alam yang dapat di eksploitasi sebagai mata pencaharianpenduduk setempat. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi lingkunganyang diakibatkan rendahnya kepedulian masyarakat.

Alasan dijadikannya sungai Batang Kuranji sebagai lokasi penelitian karena: (1) BatangKuranji merupakan salah satu sungai terbesar di kota Padang dengan luas 22.251 Ha (DinasKimpraswil kota Padang, 2011) yang mempunyai fungsi ekologi, sosial dan ekonomi, (2)observasi adanya perilaku rumah tangga yang membuang sampah ke tepi sungai dan adanyakegiatan eksploitasi bahan galian-c pada badan sungai yang berada pada daerah proyek GunungNago, Kel. Korong Gadang dan Kel. Kalumbuk yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Peningkatan aktivitas pembangunan juga meningkatkan aktivitas peng-galian bahan galian-c. Kebutuhan pasir dan batu semakin besar untuk pembangun-an memicu peningkataneksploitasi pada sungai Batang Kuranji. Perilaku eksploitasi pasir dan batu yang tidakberwawasan lingkungan dimana setiap hari masyarakat melakukan penggalian, dikhawatirkandapat merusak kondisi fisik badan sungai.

Kurangnya kesadaran dan perilaku masyarakat yang tidak menyadari pentingnyapengelolaan lingkungan di sepanjang aliran sungai dapat menimbulkan ancaman kelestarianterhadap lingkungan. Kelangsungan lingkungan DAS akan terlihat hasilnya jika masyarakatyang berada di sepanjang DAS mampu dan mau menjaga lingkungan DAS tersebut, justru itu,untuk menjaga lingkungan sepanjang daerah aliran sungai tetap lestari dituntut perilaku yangbijak dan kepedulian dari seluruh masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di sekitar aliransungai tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dapat dirumuskan permasalahan dalampenelitian ini, Bagaimana perilaku masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan sepanjangdaerah aliran sungai Batang Kuranji dalam aktivitas penambangan bahan galian pasir golonganC, serta apa saja yang mempengaruhi prilaku masyarakat tersebut, sehingga dapat diukurpenyebab dari prilaku masayarakat itu sendiri.

Page 10: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

77

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan survey, dengan metode kuantilatif, yangmerupakan penelitian yang berorientasi pada data primer dan skunder dan difokuskan padabagaimana prilaku masyarakat dalam upaya pemanfaatan lahan pada daerah aliran sungaiBatang kuranji, yang nantinya mempengaruhi pengelolaan lingkungan di sepanjang pada daerahaliran sungai Batang Kuranji.

Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang berada di sepanjangdaerah aliran sungai Batang Kuranji. Pengambilan sampel masyarakat menggunakan metoda“non random sampling” atau tidak acak sederhana. Jumlah sampel pada masing-masingkelurahan ditetapkan dengan metoda “propotional to size” dengan menggunakan formulamenurut Nazir (1983):

ni = Ni x n Dimana : ni = jumlah sampel pada kelurahan ke-iN Ni = jumlah populasi pada kelurahan ke-i

N = jumlah populasi seluruhnya ( 3 kelurahan)n = jumlah sampel seluruhnya (100 rumah tangga)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Batang Kuranji merupakan salah satu aliran sungai utama yang berhulu dari Gunung Sikaidan kemudian mengalir ke daerah selatan melalui sungai Limau Manis. Ada beberapa anaksungai yang bermuara ke sungai Batang Kuranji meliputi sungai: Padang Janiah, PadangKaruah, dan Limau Manis pada daerah hulu dan sungai Kubu Gadang, Balimbing dan Laraspada bagian hilir. Daerah kawasan hulu daearah aliran sungai Batang Kuranji berada padawilayah Kelurahan Lambung Bukit Kec.Pauh. Sementara daerah yang dikatakan bagian tengahmencakup kelurahan lain dari Kec. Pauh dan sebagian kelurahan dari Kec. Kuranji. Sedangkandaerah hilir meliputi sebagian Kec. Kuranji, Kec. Nanggalo dan Kec.Padang Utara.

A. Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan

Perilaku masyarakat yang diamati dalam kegiatan penambangan adalah aktivitas ataukegiatan penambangan pasir dan batu yang dilakukan pada badan sungai.

1. Pelaksanaan Penambangan

Dalam menilai aktivitas penambangan yang dilakukan masyarakat meng-gunakanbeberapa pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan umumnya masyarakat yangmelakukan penambangan pasir dan batu di Batang kuranji merupakan masyarakatsetempat. Dalam hal ini mayoritas masyarakat menjadikan sebagai mata pencaharianutama. Usaha penambangan yang dilakukan di daerah Kalumbuk adalah usahapenambangan kecil atau usaha penambangan rakyat yaitu usaha pertambangan denganproduksi 0 – 20 m3 per hari per lokasi dan tanpa menggunakan mesin.

Page 11: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

78

Tabel 1. Perilaku masyarakat Dalam Penambangan Pasir dan Batuan

AktivitasJawaban

Ya Kadang Tidak1. Penambangan dilakukan oleh

masyarakat setempat? (-)31

(75,61)0

(0)10

(24,39)2. Penambangan sebagai mata pencaharian

utama?(-)33

(80,49)0

(0)8

(19,51)3. Dalam Aktivitas penggalian

menggunakan mesin? (-)0

(0)0

(0)41

(100)4. Sebelum melakukan penambangan me-

minta ijin kedinas/instansi? (+)0

(0)0

(0)41

(100)5. Mau mengalihkan usaha penambangan

ke bidang usaha lain? (+)23

(56,1)0

(0)18

(43,9)Sumber: Diolah dari data primer, 2013

Catatan: ( ) Angka dalam persen

Masyarakat yang melakukan penambangan di Kalumbuk tidak memperoleh ijinatas eksploitasi dari dinas atau instansi terkait. Kelurahan Kalumbuk merupakan salahsatu lokasi aliran sungai yang dilarang melakukan kegiatan penambangan. Hal inisesuai Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang sungai pada pasal 29, yangmenyatakan dalam melakukan pengerukan atau penggalian serta pengambil-an bahangalian-c pada sungai hanya dapat dilakukan ditempat yang telah ditentu-kan olehpejabat pemerintah berwenang.

Berdasarkan wawancara dengan informan Dinas Pertambangan kota Padang(Yoserizal) menyatakan bahwa,“Untuk mendapatkan surat ijin penambanganpemohon harus mengajukan surat permohonan kepada gubernur, kepala daerahdengan tebusannya kepada walikota, dinas pertambangan, dinas pekerja-an umum,dinas kimpraswil dan kecamatan serta lurah setempat“. Berdasarkan Surat KeputusanGubernur Tk.I Sumatera Barat No.5 Tahun 1993 tentang petunjuk pelaksanaan PerdaNo.6 Tahun 1992 tentang usaha penambangan galian-c dengan dengan ketentuan tidakmenggunakan alat berat namun setelah Pemda mengeluarkan Perda N0. 27 Tahun2002 tentang usaha pertambangan bahan galian-c dan dilanjuti dengan Perda No.2Tahun 2006 maka segala aktivitas galian-c pada daerah aliran sungai tidak lagimendapatkan ijin dari Pemda.

Salah seorang tokoh masyarakat Dt. Palimo (56 tahun) masyarakat menganggap,bahwa sumberdaya alam (material) yang ada masyarakat mempunyai hak untukmemanfaatkannya terutama yang tinggal disepanjang aliran sungai dan sebahagiandari mereka ada yang menganggap sebagai lahan mata pencaharian. Pernah dilakukanpendekatan oleh Pemda terhadap aktivitas masyarakat dengan mengalihkannya kekegiatan lain, seperti pertanian, namun kenyataannya belum terrealisasi, dansebahagian menolak karena nilai ekonomi (imbalan) dari penggalian pasir dan batulebih besar.

Sehubungan dengan fungsi daerah aliran sungai Batang Kuranji sebagai fungsiekologi, sosial dan ekonomi maka sungai sebagai sumber air sangat penting dalamrangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan pengaturanpenggunaan perlindungan dan pengendalian sungai dalam rangka pemanfaatan danpelestarian.

Page 12: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

79

2. Pengelolaan Penambangan

Menilai perilaku masyarakat dalam kegiatan penambangan indikator yangdigunakan adalah bagaimana pengelolaannya, karena hal ini berhubungan dengankeberlanjutan daerah aliran sungai nantinya, dengan menggunakan beberapapertanyaan.

Dari masyarakat yang ditanyakan (79,23%) melakukan penambangan di-kelolaoleh kelompok. Hal ini bertentangan dengan edaran peraturan yang di-keluarkanpemerintah daerah melalui Perda No.1 Tahun 2006 pada pasal 1, menyatakan “setiaporang atau badan usaha dilarang melakukan pengambilan bahan galian-c diatasbangunan sungai. Pungutan retribusi hasil produksi pasir dan batu hanya dilakukanpada daerah yang mempunyai SIPD (Surat Ijin Penam-bangan Daerah). Pungutan iniada tahun 1987 dengan tarif iuran eksploitasi Rp.700,00 per ton. Yoserizalmenyatakan, sejak tahun 1997 tidak lagi melihat kondisi sungai Batang Kuranji sudahsangat kritis dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada wilayah aliran sungaiyang akan membawa dampak yang sangat buruk, untuk itu segala kegiatanpengambilan bahan galian-c harus dihentikan mulai dari kawasan hulu sampai kemuara sungai dalam rangka pemanfaatan dan pelestarian sungai.

Tabel 2. Perilaku Masyarakat DalamPengelolaan Penambangan Pasir dan Batuan

No AktivitasJawaban

Ya Kadang-2 Tidak1. Dalam penambangan dikelola oleh ke-

lompok? (-)30

(73,17)0

(0)13

(31,71)2. Adanya pungutan retribusi atas peng-

galian (bunga pasir)? (+)0

(0)0

(0)41

(100)3. Dilakukan penertiban oleh Pemda atau

instansi terkait? (+)38

(92,68)0

(0)3

(7,32)4. Memberikan teguran kepada orang yang

meningkatkan aktivitas penggalian? (+)0

(0)0

(0)41

(100)5. Mengetahui dampak jelek penambangan

terhadap kualitas lingkungan (hidrologi)sungai ? (+)

12(29,27)

0(0)

29(70,73)

Sumber: Diolah dari data primer, 2013Catatan: ( ) Angka dalam persen.

Untuk mencegah dan menjaga kemungkinan terjadinya pelanggaran yangberdampak negatif terhadap alam dan DAS maka Pemda melakukan penertiban. Darimasyarakat yang ditanyakan lebih dari (95,78%) masyarakat menyatakan adanyapenertiban dilakukan Pemda, dan pengakuan ini diperkuat dengan pernyataaninforman dari Dinas Pertambangan, pengawasan, dan penertiban aktivitas galian-cpada DAS Batang Kuranji dilakukan bekerjasama dengan aparat Satpol PP, DinasPekerjaan Umum, Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah dan Dinas Pertambangansetiap 1 x 3 bulan. Jika ditemukan pelanggaran maka Pemda akan melakukan tindakanberupa pemasangan papan pengumuman larangan sehingga masyarakat umummengetahuinya dan menutup jalan masuk ke sungai dengan pagar beton.

Page 13: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

80

Tidak adanya kontrol sosial dari masyarakat setempat terbukti dari mayoritas(98%) masyarakatn tidak pernah memberikan teguran kepada orang-/kelompok yangmeningkatkan aktivitas penggalian. Berdasarkan ketentuan pe-tunjuk teknis usahapertambangan galian-c yang menyebutkan 500 m dari hulu dan hilir jembatan padadaerah aliran sungai dilarang melakukan eksploitasi.

Masyarakat tidak mengetahui dampak penambangan terhadap kualitas lingkungandi karenakan kurangnya pemahaman terhadap kegiatan penambangan berwawasanlingkungan dan anggapan sungai sebagai salah satu sumberdaya alam yangmempunyai potensi ekonomi dan aktivitas pembangunan yang meningkat sehinggapermintaan material pasir dan batu meningkat.

Perilaku masyarakat dalam kegiatan penambanganakan memberikan kontribusitidak baik dalam pengelolaan lingkungan. Diantara penyebab kurangnya pemahamanmasyarakat terhadap dampak kegiatan tersebut adalah tidak tersedianya sarana danprasarana serta tindakan yang selama ini dilakukan sudah menjadi kebiasaan. Salahsatu proses pembentukan perilaku adalah dengan condisioning atau kebiasaan dimanaseseorang akan membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharap-kan sehinggaterbentuk perilaku tersebut (Walgito, 2002).

Perilaku dalam kegiatan pertanian terlihat masih kurang memahami bentukteknologi pertanian yang berwawasan lingkungan, terlihat dari tindakan peng-gunaanpupuk anorganik dan pestisida serta tidak mengetahui dampak tindakan tersebutterhadap lingkungan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak pada pen-cemaran tanah,pencemaran perairan, dan matinya biota perairan.

Perilaku kegiatan penambangan terlihat masyarakat yang melakukan pe-nambangan tidak memperoleh ijin (SIPD) dan tindakan tidak berwawasan ling-kungan. Jika dibiarkan dapat merusak kondisi fisik sungai, erosi dan pelebaran badansungai serta pencemaran kualitas air. Berdasarkan penelitian John (2002), aktivitaspenduduk seperti: limbah pertanian, limbah rumah tangga, kotoran ternak akanmeningkatkan akumulasi bahan organik yang akan didegradasi oleh mikroba sehinggamenyebabkan suhu air meningkat dan kegiatan eksplotasi galian-c besar-besaransehingga banyak truk pangangkutan pasir keluar masuk sungai sehinggameningkatkan derajat keasaman air dan kekuruhan

KESIMPULAN

Daerah aliran sungai merupakan kawasan yang sangat penting untuk dilindungi.Pengelolaan sungai bertujuan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia seperti; pertanian,penambangan pada badan sungai dan pengelolaan limbah rumah tangga. Yang dapatmengganggu dan merusak kualitas, dasar dan aliran air sungai. Maka berdasarkan hasilpenelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa Pengaruh perilaku masyarakat secara umumdalam pengelolaan lingkungan Pada indikator penambangan galian-c: dimana perilakumasyarakat dalam pelaksanaan dan pengelolaan ka-tegori “tidak baik” terlihat dari tidak adanyaijin dalam kegiatan penambangan, tidak adanya kontrol sosial dalam aktivitas penambanganpasir dan batu dan masyarakat tidak mengetahui dampak penambangan terhadap kualitaslingkungan.

Page 14: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

81

DAFTAR PUSTAKA

Adi, B., 15 Mei (2004). Kritis Kondisi Sungai di Sumbar Antara Kebutuhan Hidup danBersama. Harian Singgalang.

Amsyari, F., (1996). Membangun Lingkungan Sehat. Air Langga University Press. Surabaya.

Azwar, S., (2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2, Pustaka Pelajar.Yogyakarta. 198 hal.

Badan Pusat Statistik Kota Padang. (2012). Padang Dalam Angka (2012). Kantor Statistik KotaPadang.

Brooks, K.N., P.F. Flolliot., H.M. Gregerson., and J.L. Themes. (1989). Hydrology and TheManagement of Watershead. Ohio University Press, Colombia, USA, p 388.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.C.Nugroho., M.R. Saul., M.A. Diha., G.B.Homh danBailey. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Hasyim, L., Tiwan, C., Dadang,W. (2003). Pengelolaan Sampah Terpadu Se-bagai salah SatuUpaya Mengatasi Problem Sampah di Perkotaan. Makalah PPS IPB.

Keputusan Menteri Pertanian Nomor. 473/Kpts/TP.270/6/1996 tentang Peng-edaran danPenggunaan Pestisida.

Kodoatie, R.J., Sjarief,R. (2003). Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Andi. Yogyakarta.

Mitchell, B., B. Setiawan., D.H. Rahmi. (2000). Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nazir, M., (1983). Metodologi Penelitian. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Notoatmodjo, S., (1985). Pengantar Ilmu Perilaku, BPKM-FKM Universitas Indonesia. Jakarta.

.(2001). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi.Yogyakarta.

Peraturan Walikota Padang Nomor 01 Tahun (2006) tentang Larangan Melaku-kan KegiatanPengambilan Bahan Galian Golongan-C Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) BatangKuranji.

Ryadi, S., (1984). Pencemaran Air, Dasar-Dasar dan Pokok-Pokok Penang-gulanganya. KaryaAnda. Surabaya.

Salim, E., (1986). Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Penerbit LP3ES. Jakarta.

Singarimbun, M dan S. Effendi. (1987). Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta

Soerjani, M., (1997). Pembangunan Dan Lingkungan.Institut Pendidikan dan PengembanganLingkungan. Jakarta.

Page 15: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3085/1/PROSIDING...bahan galian-c (pasir, batu, dan kerikil) liar yang dilakukan penduduk setempat dibeberapa tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2016ISBN 978-602-74194-1-4Purwokerto, 06 Agustus 2016

82

Soemartono., R.M., Gatot, P. (1996). Hukum Lingkungan Indonesia. Penerbit Sinar Jakarta.

Soemarwoto., O. (1990). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Cetakkan ke-tiga. GadjahMada University Press.

Sugiyono., (2000). Metoda Penelitian Administrasi. Alfabet. Padang.

Supramako., M. (2000). Ekonomi Lingkungan. BPFE. Yogyakarta.